Upload
yusuf-saktian
View
956
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH KARIES GIGI
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Komunitas
Pembimbing : Khairil Anwar
Di Susun Oleh:
1. Wahyu Widi Astuti
2. Wahyu Widya Astuti
3. Wirangga Aji Pamungkas Sandehang
4. Wiwid Wahyu F
5. Wiwin Lidia Sari
6. Yuni Kurniawati
7. Yusuf Saktian
AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER)
MUHAMMADIYAH KENDAL
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah gigi yang paling sering terjadi adalah gigi berlubang. Menurut
penelitian tim Riset Kesehatan Dasar Departemen Kesehatan pada 2007, sebanyak 71%
masyarakat Indonesia mengalami masalah karies atau gigi berlubang.
Hal itu cukup mengkhawatirkan, karena gigi berlubang bisa menjadi pangkal
penyakit. "Lubang pada gigi merupakan tempat jutaan bakteri. Jika bakteri masuk ke
dalam pembuluh darah bisa menyebar ke organ tubuh lainnya dan menimbulkan infeksi,
seperti masalah sistem pernafasan, otak dan jantung," kata dokter gigi Tri Erri Astoeti,
M. Kes. dalam acara peluncuran Pepsodent Pencegah Gigi Berlubang di Laboratorium
Kedokteran Gigi, TNI AL, Jakarta.
B. Tujuan
Dalam penyusunan sebuah makalah, tentunya ada tujuan yang ingin dicapai,
begitu pula dalam penyusunan makalah ini.
Tujuan disusunnya makalah ini adalah :
1. Agar pembaca dapat mengetahui mengapa gigi bisa berlubang
2. Agar pembaca dapat mencegah gigi sebelum berlubang
3. Agar pembaca dapat memahami betapa pentingnya kesehatan gigi
4. Untuk memotifasi agar bisa lebih memperhatikan kesehatan gigi
5. Agar lebih mengetahui perkembangan penanganan masalah gigi berlubang
BAB II
PEMBAHASAN
A. KARIES DAN PROSESNYA
a. Pengertian Karies Gigi
Penyakit karies gigi adalah penyakit yang mengenai jaringan keras gigi yang
disebabkan oleh kuman Streptococcus mutan. Penyebab utama dari penyakit karies gigi
adalah makanan camilan/ snack yang banyak mengandung sukrosa.
Ada ceruk yang sempit dan dalam pada permukaan gigi belakang yang kita pakai
untuk mengunyah, tidak rata dan datar sehingga sisa-sisa makanan terjebak dan sangat
sulit dibersihkan oleh sikat gigi meskipun kita sudah menggunakan sikat gigi dengan
bulu sikat paling halus.
Kondisi ini sangat kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan bakteri, yang
lama kelamaan berkembang menjadi karies gigi. Hal ini dapat terjadi lebih sering pada
anak-anak dimana terdapat gigi tetap yang baru tumbuh. Namun dapat juga terjadi pada
orang dewasa.
Salah satu ciri khas karies yang terjadi pada gigi orang dewasa adalah karies
menggaung, di mana permukaan gigi secara kasat mata tampak utuh dan bagus tapi
sebetulnya karies sudah mencapai lapisan dentin yang jauh lebih lunak dan mudah
terserang Karies, seperti ini baru terdeteksi saat dokter gigi melakukan pemeriksaan
dengan menelusuri pit dan fissure dengan instrumen yang ujungnya runcing, yang
disebut sonde.
Bila ada suatu titik dimana sonde tersangkut, besar kemungkinan disitulah letak
akses karies ke lapisan dentin. Lubang yang sangat kecil ini bila dipreparasi oleh dokter
dengan menggunakan bur dapat menjadi besar, karena lapisan email yang tidak
terdukung oleh lapisan dentin harus diambil sebab jika dibiarkan pun lama-lama email
tersebut akan pecah. Setelah itu barulah terlihat lubang yang menganga dibawahnya.
Salah satu cara yang dapat mencegah karies pit dan fissure adalah dengan menutup
bagian tersebut dengan suatu bahan adhesive yang dapat mengalir dengan baik ke dalam
pit dan fissure.
Waktu terbaik adalah sesegera mungkin setelah gigi molar (geraham) pertama
baru tumbuh/erupsi, yaitu saat anak berusia 6 tahun. Setelah itu prosedur ini juga perlu
dilakukan pada saat gigi molar kedua baru erupsi, yaitu saat anak berusia 12 tahun. Yang
jelas, kesadaran masyarakat untuk datang ke dokter gigi enam bulan sekali perlu
ditumbuhkan agar kualitas kesehatannya terjaga optimal Dan mencegah timbulnya
komplikasi atau penyakit berat lainnya.
B. Hal-hal yang Mendukung Terjadinya Karies Gigi
1. Gigi yang Peka
Gigi yang peka yaitu gigi yang mengandung sedikit fluor atau memiliki lubang,
lekukan maupun alur yang menahan plak
2. Bakteri
Mulut mengandung sejumlah besar bakteri, tetapi hanya bakteri jenis tertentu yang
menyebabkan pembusukan gigi, yang paling sering adalah bakteri Streptococcus
Mutans
3. Sisa-sisa makanan
Dalam keadaan normal, di dalam mulut terdapat bakteri. bakteri ini mengubah semua
makanan (terutama gula dan karbohidrat) menjadi asam. Bakteri, asam, sisa makanan dan ludah
bergabung membentuk bahan lengket yang disebut plak, yang menempel pada gigi. plak paling
banyak ditemukan di gigi geraham belakang.
Jika tidak dibersihkan maka plak akan membentuk mineral yang disebut karang gigi (kalkulus,
tartar). Plak dan kalkulus bisa mengiritasi gusi sehingga timbul gingivitis.
Gejala
Tidak semua nyeri gigi disebabkan karena kavitasi. Sakit gigi dapat terjadi karena:
• akar tercemar, tetapi tidak membusuk
• terlalu kuat mengunyah
• gigi patah.
Penyumbatan sinus bisa menyebabkan gigi atas menjadi peka. Biasanya, suatu kavitasi di
dalam enamel tidak menyebabkan sakit; nyeri baru timbul jika pembusukan sudah mencapai
dentin. Nyeri yang dirasakan jika meminum-minuman dingin atau makan permen menunjukkan
bahwa pulpa masih sehat. Jika pengobatan dilakukan pada stadium ini, maka gigi bisa
diselamatkan dan tampaknya tidak akan timbul nyeri maupun kesulitan menelan.
Suatu kavitasi yang timbul di dekat atau telah mencapai pulpa menyebabkan kerusakan yang
tidak dapat diperbaiki. Nyeri tetap ada walaupun perangsangnya dihilangkan (contohnya air
dingin ). Bahkan gigi terasa sakit meskipun tidak ada perangsangan (sakit gigi spontan). Jika
bakteri masuk ke dalam pulpa dan pulpa mati, maka untuk sementara waktu nyeri akan hilang.
tetapi tidak lama kemudian (beberapa jam sampai beberapa hari) jika dipakai untuk menggigit
atau jika lidah maupun jari tangan menekan gigi yang terkena, maka gigi menjadi peka karena
peradangan dan infeksi telah menyebar keluar dari ujung akar dan menyebabkan abses
(penumpukan nanah). Nanah yang terkumpul di sekitar gigi cenderung akan mendorong gigi
keluar dari kantongnya. proses menggigit akan mengembalikan gigi ke tempatnya, disertai nyeri
yang luar biasa.
Nanah bisa terus terkumpul dan menyebabkan pembengkakan pada gusi di dekatnya atau
bisa menyebar lebih jauh melalui rahang (selulitis) dan mengalir ke dalam mulut atau bahkan
menembus kulit di dekat rahang.
C. Definisi Karies Gigi
Karies gigi (kavitasi) adalah daerah yang membusuk di dalam gigi yang terjadi akibat
suatu proses yang secara bertahap melarutkan email (permukaan gigi sebelah luar yang keras)
dan terus berkembang ke bagian dalam gigi. Jika tidak diobati oleh seorang dokter gigi, karies
akan terus tumbuh dan pada akhirnya menyebabkan gigi patah.
Tergantung kepada lokasinya, pembusukan gigi dibedakan menjadi :
1. Pembusukan Permukaan yang Licin atau Rata
Merupakan jenis pembusukan yang paling bisa dicegah dan diperbaiki, tumbuhnya paling
lambat.
Sebuah karies dimulai sebagai bintik putih dimana bakteri melarutkan kalsium dari email.
Pembusukan jenis ini biasanya mulai terjadi pada usia 20-30 tahun.
2. Pembusukan Lubang dan Lekukan
Biasanya mulai timbul pada usia belasan, mengenai gigi tetap dan tumbuhnya cepat.
Terbentuk pada gigi belakang, yaitu di dalam lekukan yang sempit pada permukaan gigi untuk
mengunyah dan pada bagian gigi yang berhadapan dengan pipi. daerah ini sulit dibersihkan
karena lekukannya lebih sempit daripada bulu-bulu pada sikat gigi.
3. Pembusukan Akar Gigi
Berawal sebagai jaringan yang menyerupai tulang, yang membungkus permukaan akar
(sementum).
Biasanya terjadi pada usia pertengahan akhir. Pembusukan ini sering terjadi karena penderita
mengalami kesulitan dalam membersihkan daerah akar gigi dan karena makanan yang kaya akan
gula. Pembusukan akar merupakan jenis pembusukan yang paling sulit dicegah.
4. Pembusukan Dalam Email
Pembusukan terjadi di dalam lapisan gigi yang paling luar dan keras,tumbuh secara perlahan.
Setelah menembus ke dalam lapisan kedua (dentin, lebih lunak), pembusukan akan menyebar
lebih cepat dan masuk ke dalam pulpa (lapisan gigi paling dalam yang mengandung saraf dan
pembuluh darah).
Dibutuhkan waktu 2-3 tahun untuk menembus email, tetapi perjalanannya dari dentin ke pulpa
hanya memerlukan waktu 1 tahun. karena itu pembusukan akar yang berasal dari dalam dentin
bisa merusak berbagai struktur gigi dalam waktu yang singkat.
seseorang boleh mengenal pasti bahawa dia mempunyai karies gigi seperti berikut;
1. perubahan kepada warna permukaan gigi (putih –> kekuningan dan lembut –> coklat dan
kehitaman)
2. perubahan kepada konsistensi gigi (keras dan kuat –> lembut dan rapuh)
3. gigi berlubang
4. sakit gigi (apabila kerosakan tersebut telah sampai ke rongga pulpa gigi)
5. gigi menjadi sensitif terutama apabila mengambil makanan atau minuman ygsejuk atau panas
6. makanan terperangkap di dalam atau di celah-celah gigi
7. rasa atau bau yang kurang menyenangkan di dalam mulut.
d. Akibat Karies Gigi
1. Bau mulut
2. Terasa ngilu bila terkena makanan yang panas atau dingin, asam dan manis.
3. Tidak bisa tidur atau aktivitas seharí-hari terganggu
4. Keadaan yang parah, kalau tidak dicabut menyebabkan gusi bengkak, terdapat nanah dan
pilek-pilek.
5. Hilangnya gigi adalah salah satu penyebab cacatnya fungsi kunyah.
6. Penyakit pada organ lain : penyakit jantung koroner, peradangan otot, penyakit katup jantung,
penyakit ginjal, penyakit mata, panyakit kulit.
e. Jenis Makanan Yang Dapat Menyebabkan Karies Gigi
1. Makanan yang manis seperti permen, coklat, sari manis dll
2. Makanan yang terlalu panas atau dingin
f. Pencegahan Karies Gigi
Pencegahan meliputi seluruh aspek kedokteran gigi yang dilakukan oleh dokter gigi, individu
dan masyarakat yang mempengaruhi kesehatan rongga mulut.
Sehubungan dengan hal ini, pelayanan pencegahan difokuskan pada tahap awal, sebelum
timbulnya penyakit (pre-patogenesis) dan sesudah timbulnya penyakit (patogenesis). Leavell dan
Clark dari Universitas Harvard dan Colombia membuat klasifikasi pelayanan pencegahan
tersebut atas 3 yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Pelayanan diarahkan pada tahap pre-patogenesis atau pencegahan primer timbulnya penyakit,
dengan upaya meningkatkan kesehatan (health promotion) dan memberikan perlindungan khusus
(specific protection). Upaya promosi kesehatan meliputi pengajaran tentang cara menyingkirkan
plak yang efekti atau cara menyikat gigi dan menggunakan benang gigi (flossing). Upaya
perlindungan khusus termasuk pelayanan yang diberikan untuk melindungi dari serangan
penyakit dengan membangun penghalang untuk melawan mikroorganisme.
Pelayanan yang ditujukan pada tahap awal patogenesis merupakan pelayanan pencegahan
sekunder, untuk menghambat atau mencegah penyakit agar tidak berkembang atau kambuh lagi.
Kegiatannya ditujukan pada diagnosa dini dan pengobatan yang tepat. Sebagai contoh,
melakukan penambalan pada lesi karies yang kecil dapat mencegah kehilangan struktur gigi yang
luas.
Pelayanan ditujukan terhadap akhir dari patogenesis penyakit yang dikenal sebagai pencegahan
tersier untuk mencegah kehilangan fungsi. Kegiatannya meliputi pemberian pelayanan untuk
membatasi ketidakmampuan (cacat) dan rehabilitasi. Gigi tiruan dan implan termasuk dalam
kategori ini.
Pencegahan primer yang dilakukan dokter gigi meliputi aplikasi topikal, pit dan fisur silen,
konseling diet, program kontrol plak, dan melakukan pengukuran risiko karies. Pencegahan
primer yang diberikan dalam masyarakat adalah fluoridasi air minum, fluoridasi air sekolah dan
kumur-kumur dengan larutan fluor sedangkan individu melakukan tindakan menyikat gigi
dengan pasta gigi yang mengandung fluor dan menggunakan alat pembersih gigi dan mulut
lainnya (Anonim 2008).
g. Pengobatan Karies Gigi
Jika pembusukan berhenti sebelum mencapai dentin, maka email bisa membaik dengan
sendirinya dan bintik putih di gigi akan menghilang. Jika pembusukan telah mencapai dentin,
maka bagian gigi yang membusuk harus diangkat dan diganti dengan tambalan (restorasi).
Mengobati pembusukan pada stadium dini bisa membantu mempertahankan kekuatan gigi dan
memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan pulpa. Pada stadium lanjut kadang timbul
demam, sakit kepala dan pembengkakan rahang, dasar mulut atau tenggorokan, diperlukan
pemberian obat antibiotik, analgetik untuk menyembuhkan pembengkakan. selanjutnya bisa
dilakukan perawatan akar gigi atau pencabutan gigi. Jika gigi dicabut, harus segera diganti.Jika
tidak, gigi di sebelahnya posisinya akan berubah dan mengganggu proses menggigit (Anonim
2010).
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PENEMUAN BAKTERI PENGGANTI PASTA GIGI
Peneliti asal jepang berhasil menemukan senjata baru dalam memerangi kerusakan gigi.
Caranya menggunakan enzim yang diproduksi oleh bakteri mulut yang justru mencegah
pembentukan plak/lubang di gigi.Seperti diketahui, mulut manusia penuh dengan bakteri. Lebih
dari 700 spesies hadir di ruangan yang hangat dan lembab, termasuk Streptococcus mutans (S.
mutans), salah satu komponen utama plak.
Melekat dengan gigi dalam lapisan tipis yang disebut biofilm, S. mutans mencerna gula
dan memproduksi asam yang memakan enamel dan menyebabkan gigi berlubang. Selain S.
mutans, bakteri-bakteri lain merupakan tamu yang lebih ramah.
Sebagai contoh, tahun 2009 lalu, peneliti menemukan bahwa S. salivarius, jenis bakteri yang
ditemukan di lidah dan jaringan lunak lain di mulut, justru menurunkan perkembangan biofilm S.
mutans.
Seperti dikutip dari Sciencemag, 4 April 2011, Hidenobu Senpuku dan rekan-rekannya,
biolog asal National Institute of Infectious Diseases, Tokyo, Jepang mengamati zat yang
menghadirkan kemampuan mencegah lubang dari S. salivarius.
Menggunakan teknik kromatografi, metode di mana molekul dibagi berdasarkan isi atau ukuran,
peneliti memisahkan tiap-tiap protein dari
sampel mikroba yang diambil. Peneliti kemudian mencampur setiap protein dengan sel S. mutans
dan mengukur kombinasi mana yang menumbuhkan jumlah biofilm dalam jumlah yang paling
sedikit dalam wadah di lab.Dari uji coba, diketahui bahwa protein FruA, sebuah enzim yang
berfungsi memecahkan gula yang kompleks, merupakan pemblokir biofilm yang paling
bertenaga.
Peneliti juga mendapati bahwa salah satu bentuk FruA, yang diproduksi oleh jamur Aspergillus
niger yang tersedia di mulut juga mengatasi plak dengan sama baik. FruA ini juga bekerja
dengan baik meski asam amino yang dimiliki berbeda dengan FruA yang dipunyai oleh S.
salivarius. “Ini dapat mempercepat penemuan pasta gigi yang mengandung FruA,” kata Senpuku.
Meski begitu, temuan yang dipublikasikan di Applied and Environmental Microbiology tersebut
tidak bisa dijadikan alasan untuk orang memakan seluruh permen yang ada. Pasalnya, saat
peneliti meningkatkan konsentrasi sucrose, salah satu jenis gula dalam campuran yang
mengandung FruA dari S. salivarius dan S. mutans, kelebihan bakteri itu dalam mencegah
pembentukan biofilm menjadi musnah.
Peneliti menyebutkan bahwa hasil temuan mereka mungkin menjelaskan sebuah studi yang
dilakukan pada tahun 1996 lalu mengungkapkan hubungan FruA terhadap pembentukan lubang
gigi pada tikus.
Mary Ellen Davey, mikrobiolog asal Forsyth Institute di Cambridge, Massachusetts, Amerika
Serikat setuju bahwa temuan ini bisa memicu pembuatan pasta gigi yang lebih baik.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Karies gigi atau gigi berlubang adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Streptococcus mutan, dan bakteri Bifidobacterium dentium Bd1, tetapi penyebab utamanya
adalah makanan yang banyak mengandung sukrosa.
Tidak semua nyeri gigi disebabkan karena karies gigi, Sakit gigi dapat terjadi karena akar
yang tercemar tetapi tidak membusuk, terlalu kuat mengunyah, gigi patah, bisa juga terjadi
karena ada sisa makanan camilan yang terselip di sela-sela antar gigi, yang dibiarkan dan tidak
dibersihkan. Karies gigi yang berkepanjangan akan menyebabkan gigi menjadi berlubang dan
akhirnya gigi akan patah.
Pencegahan terhadap masalah karies akar gigi harus di lakukan sejak dini, bahkan sejak kita
masih berusia 6 tahun, atau setelah gigi molar (geraham) pertama baru tumbuh/erupsi.
Penemuan bakteri yang dapat di jadikan sebagai obat untuk mencegah terjadinya karies gigi oleh
peneliti asal jepang patut kita acungi jempol, dengan dibuatnya pasta gigi yang berasal dari
bakteri tersebut, akan lebih menghindarkan kita dari serangan karies gigi.
Daftar Pustaka
http://kosmo.vivanews.com/news/read/80526-cegah_bahaya_gigi_berlubang
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=77721:bakteri-
usus-penyebab-gigi-berlubang&catid=28&Itemid=48
http://seputarduniaanak.blogspot.com
http://koranindonesiasehat.wordpress.com
http://www.infogigi.com/info-gigi
http://adproindonesia.multiply.com/journal/item/141
http://tongproblem.blogspot.com/
http://www.infogigi.com/info-gigi/spesialisasi-di-bidang-kedokteran-gigi.html
http://www.infokedokteran.com/category/kesehatan-gigi
http://www.dradio1034fm.or.id/detail.php?id=4470
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1071301/ )
http://aimi-asi.org/2011/05/ulasan-poling-april-2011-resiko-dot/
http://www.f-buzz.com/2008/08/28
http://busaskisgz.blogspot.com/2010/10/kesehatan-gigi-karies-gigi.html