32
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus yang dibawa melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Biasanya ditandai dengan demam yang bersifat bifasik selama 2-7 hari, ptechia dan adanya manifestasi perdarahan. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Di Indonesia, jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) dari 1 Januari -10 Agustus 2005 di seluruh Indonesia mencapai 38.635 orang, sebanyak 539 penderita diantaranya meninggal dunia. Menurut catatan Dinas Kesehatan Sumsel, jumlah kasus DBD di Sumsel sebanyak 286 kasus pada Januari, dan 159 kasus pada awal sampai pertengahan Februari 2005. Jumlah penderita sejak Januari 2005 mencapai 445 kasus. Palembang merupakan kota dengan jumlah penderita DBD terbanyak, yaitu 192 orang pada Januari, dan 57 orang pada Februari 2005. Kelompok 1 1

Survei dbd

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Survei dbd

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus yang dibawa

melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Biasanya ditandai dengan demam yang

bersifat bifasik selama 2-7 hari, ptechia dan adanya manifestasi perdarahan.

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih merupakan

salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah penderita

dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya

mobilitas dan kepadatan penduduk.

Di Indonesia, jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) dari 1 Januari

-10 Agustus 2005 di seluruh Indonesia mencapai 38.635 orang, sebanyak 539

penderita diantaranya meninggal dunia. Menurut catatan Dinas Kesehatan Sumsel,

jumlah kasus DBD di Sumsel sebanyak 286 kasus pada Januari, dan 159 kasus pada

awal sampai pertengahan Februari 2005. Jumlah penderita sejak Januari 2005

mencapai 445 kasus. Palembang merupakan kota dengan jumlah penderita DBD

terbanyak, yaitu 192 orang pada Januari, dan 57 orang pada Februari 2005.

Di beberapa puskesmas didapatkan angka kejadian DBD pada tahun 2004

sebanyak 47 kasus, tahun 2005 sebanyak 57 kasus dan tahun 2006 sebanyak 57 kasus.

Oleh karena itu, perlu tindak lanjut untuk menangani permasalahan ini sehingga

angka penderita DBD dapat dikurang.

Untuk itu sangat prlu kita sebagai masyarakat harus tanggap terhadapa hal –

hal yang demikian, karena peningkatan jumlah penderita demam berdarah merupakan

salah satu indicator desa atau kota yang sehat, setidaknya ini harus menjadi perhatian

kita bersama. Pelaksaan surveilens pun merupakan salah satu contoh untuk dapat

mewujudkan terkendalinya penderita demam berdarah agar menurun dengan kita

mengetahui langkah yang harus kita tempuh untuk menangani masalah ini. Hal yang

Kelompok 1 1

Page 2: Survei dbd

perlu kita lakukan adalah Perencanaan Surveilens Untuk Penyakit Demam

Berdarah.

I.2 Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahu bagaimana penyebaran secara umum penyakit DBD di

wilyah kerja Puskesmas

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui distribusi penderita DBD berdasarkan jenis kelamin di

suatu daerah.

2. Untuk mengetahui distribusi penderita DBD berdasarkan umur di satu

daerah.

3. Untuk mengetahui distribusi waktu penyebaran DBD di suatu daerah .

4. Untuk mengetahui distribusi wilayah penyebaran penyakit DBD.

1.3 Manfaat

1. Manfaat Untuk Peneliti

Merupakan suatu pengalaman berharga bagi peneliti serta berguna

dalam menambah wawasan peneliti mngenai masalah DBD. Serta di harapkan

dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Untuk Kesehatan

Merupakan masukan bagi instansi kesehatan yang terkait, terutama

tentang masalah DBD untuk menjadi suatu hal penting yang harus mendapat

perhatian.

3. Manfaat Untuk Masyarakat

Merupakan suatu pengetahuan bagi masyarakat khusnya mengenai

bahaya penyakit DBD. Sehingga mereka dapat melakukan pencegahan dini

mengenai penyakit DBD.

Kelompok 1 2

Page 3: Survei dbd

BAB II

GAMBARAN UMUM DAN KHUSUS TENTANG DBD

2.1 Definisi

Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus

dengue yang ditandai dengan demam tinggi mendadak disertai manifestasi

perdarahan dan bertendensi menimbulkan renjatan dan kematian.

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes

albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan

pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.

Penyakit ini banyak ditemukan didaerah tropis seperti Asia Tenggara,

India, Brazil, Amerika termasuk di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-

tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Dokter dan

tenaga kesehatan lainnya seperti Bidan dan Pak Mantri ;-) seringkali salah dalam

penegakkan diagnosa, karena kecenderungan gejala awal yang menyerupai

penyakit lain seperti Flu dan Tipes (Typhoid).

2.2 Klasifikasi

o Berdasarkan kapasitas diagnosis

Tersangka Demam Berdarah (TDBD)

Panas tinggi akut, perdarahan pada uji torniquet, tidak disertai gejala lain.

Demam dengue

Panas akut 2-7 hari, dengan manifestasi seperti adanya sakit kepala, sakit

belakang bola mata, mialgia, atralgia, rash, manifestasi perdarahan dan

leukopenia. Tidak terbukti adanya kebocoran plasma dan tidak terbukti

diagnosis klinis yang lain.

Kelompok 1 3

Page 4: Survei dbd

Demam Berdarah Dengue

Minimal kriteria yang harus dipenuhi:

a.Panas dan riwayat demam akut berlangsung 2-7 hari, kadang bifasik.

b. Tendensi perdarahan dibuktikan dengan paling sedikit satu dari uji

torniquet, adanya ptekie, purpura, perdarahan gastrointestinal,

perdarahan pada tempat injeksi atau tempat lain, hematemesis, dan

atau melena.

c.Trombositopenia (< 100.000/mm3)

d. Adanya bukti kebocoran plasma yang terjadi karena kenaikan

permeabilitas kapiler dengan manifestasi sebagai berikut:

Peningkatan Ht > 20% di atas rata-rata umur, seks, dan populasi

Turunnya hematokrit setelah dilakukan volume replacement terapi

> 20% dari data dasar.

Bukti kebocoran plasma misalnya: efusi pleura, ascites dan

hipoproteinemia.

o Menurut derajat penyakitnya

Derajat I

Demam, uji torniquet positif dengan gejala yang tidak spesifik.

Derajat II

Derajat I + perdarahan spontan di kulit atau perdarahan lainnya.

Derajat III

Kegagalan sirkulasi ditandai dengan nadi lembut, hipotensi, takikardia, kulit

dingin dan lembab, anak gelisah.

Derajat IV (Dengue Shock Syndrome)

Renjatan berat, nadi tidak teraba, tensi tidak terukur

Kelompok 1 4

Page 5: Survei dbd

2.3 Tanda dan Gejala Penyakit Demam Berdarah Dengue

Keluhan dan gejala yang sering dialami oleh penderita DBD yaitu:

1. Bintik Merah, Seringkali di awal demam, tidak ada bintik merah. Ada beber-

apa kasus juga yang memang tanpa bintik merah.

2. Panas Tinggi, Panas bisa turun naik, bisa juga tidak turun sama sekali sepan-

jang hari.

3. Menggigil dan terasa ngilu tulang, Perasaan dingin di sekujur tubuh dan ada

titik tertentu di tubuh terasa ngilu menusuk tulang.

4. Buang Air Besar berwarna hitam dan keras, Gejala ini terlihat jika trombosit

sudah mulai rendah

5. Trombosit mulai turun, Kadar trombosit bisa diketahui dengan tes darah di

laboratorium.

6. Sakit saat mata memandang ke samping, Beberapa teman mengalami ini,

terasa sakit jika melirik ke samping kiri dan kanan.

7. Tengkuk sakit, Terkadang juga, terjadi pembengkakan di tengkuk dan terasa

sakit

8. Rasa sakit kepala yang parah, khususnya dirasakan di daerah belakang mata,

pilek dan flu

9. Radang pada persendian

10. Hilang nafsu makan, mual, muntah, dan diare

11. Letih, lemah, lesu

12. Pada penderita yang sudah parah biasanya menyebabkan pendarahanpada mu-

lut dan hidung

Kelompok 1 5

Page 6: Survei dbd

Masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus

dengue, Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam

berdarah sebagai berikut :

1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat Celsius).

2. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan.

3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva),

Mimisan (Epitaksis), Buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lendir

bercampur darah (Melena), dan lain-lainnya.

4. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).

5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.

6. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan trom-

bosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai

Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).

7. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penu-

runan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit

kepala.

8. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.

9. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada

persendian.

10. Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.

2.4 Etiologi

Virus Dengue Tipe I, II, III, IV

2.5 Patogenesa

Virus Dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk dan infeksi

yang memberikan gejala demam dengue. Bila mendapat infeksi virus dengue

berulang, maka akan terjadi reaksi yang berbeda, disebut secondary autologous

infection.

Kelompok 1 6

Page 7: Survei dbd

Hal ini menimbulkan komplek Ag-Ab yang mengakibatkan:

Aktivasi komplemen C3a, C5a sehingga permeabilitas kapiler meningkat.

Timbulnya agregasi trombosit

Aktivasi faktor XII sehingga terjadi pembekuan intravaskuler yang meluas

Kerusakan sel endotel, ekstravasi plasma, hemokonsentrasi, renjatan, efusi

cairan, ensefalopati, hipoksia jaringan.

2.6 Diagnosa 

Biasa diagnosa berdasarkan gejala yang dikeluhkan pasien, pemeriksaan uji

bendung positif (uji Rumple Leede +), perdarahan kulit (ptechiae) dan perdarahan

mukosa. Manifestsi klinik yang berat disebut Sindrom Renjatan Dengue. Jumlah

trombosit turun (normalnya < 150 – 450) μL) dan yang penting adalah monitoring

jumlah trombosit dari hari ke hari.

Kini telah beredar di pasaran suatu sarana pemeriksaan yang cukup sensitif

(80-90%) dengan spesifisitas mencapai 100%. Pemeriksaan ini disebut pemeriksaan

NS-1. Prinsip pemeriksaan ini adalah reaksi antigen – antibodi yang hanya

memerlukan waktu < 15 menit. Pemeriksaan NS-1 ini akan memperkuat diagnosa

dini DBD sehingga akan cepat ditangani dan segera diberikan infus. 

NS-1 dapat mendeteksi dini DBD, tetapi sebenarnya diagnosa akan lebih akurat bila

disertai dengan pemeriksaan IgM dan IgG antibodi terhadap DBD (lihat gambar 3).

2.7 Proses Penularan Penyakit Demam Berdarah Dengue

Penyebaran penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti

dan Aedes albopictus, sehingga pada wilayah yang sudah diketahui adanya serangan

penyakit DBD akan mungkin ada penderita lainnya bahkan akan dapat menyebabkan

wabah yang luar biasa bagi penduduk disekitarnya.

2.8 Pengobatan Penyakit Demam Berdarah

Kelompok 1 7

Page 8: Survei dbd

Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi perdara-

han, mencegah atau mengatasi keadaan syok/presyok, yaitu dengan mengusahakan

agar penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam (air teh dan

gula sirup atau susu).

Penambahan cairan tubuh melalui infus (intravena) mungkin diperlukan untuk

mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet di-

lakukan jika jumlah platelet menurun drastis. Selanjutnya adalah pemberian obat-

obatan terhadap keluhan yang timbul, misalnya :

- Paracetamol membantu menurunkan demam

- Garam elektrolit (oralit) jika disertai diare

- Antibiotik berguna untuk mencegah infeksi sekunder

Lakukan kompress dingin, tidak perlu dengan es karena bisa berdampak syok.

Bahkan beberapa tim medis menyarankan kompres dapat dilakukan dengan alkohol.

Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji

bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi

jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena dan peningkatan nilai

trombosit darah.

2.9 Pencegahan Penyakit Demam Berdarah

Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk diwaktu pagi

sampai sore, karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Misalnya

hindarkan berada di lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari, terutama di daerah

yang ada penderita DBD nya. Beberapa cara yang paling efektif dalam mencegah

penyakit DBD melalui metode pengontrolan atau pengendalian vektornya adalah :

1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modi-

fikasi tempat. perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia,

dan perbaikan desain rumah.

2. Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) pada tempat air

kolam, dan bakteri (Bt.H-14).

Kelompok 1 8

Page 9: Survei dbd

3. Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion).

4. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air

seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.

Kelompok 1 9

Page 10: Survei dbd

BAB III

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS TAMALATE

3.1 Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate

A. Geografis

Puskesmas Tamalate Kecamatan Kota Timur merupakan salah satu dari enam

(6) Puskesmas yang ada di Kota Gorontalo, dimana wilayahnya mencakup 11

Kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Kota Timur, Puskesmas Tamalate

terdapat di Kelurahan Tamalate dan berbatasan langsung dengan Kecamatan

Kabila yang merupakan salah satu Kecamatan yang ada di kabupaten Bone

Bolango.

Adapun batas-batas wilayah Puskesmas tamalate adalah sebagai berikut :

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kabila.

Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Dembe II Kota Utara.

Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini.

Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Biawu Kecamatan Kota Se-

latan.

B. Luas Wilayah

Luas wilayah kerja Puskesmas Tamalate Kecamatan Kota Timur adalah 15,96

Km2 dengan perincian luas wilayah tiap Kelurahan adalah sebagai berikut :

Kelurahan Tamalate 0,85 Km2

Kelurahan Padebuolo 0,62 Km2

Kelurahan Moodu 1,99 Km2

Kelurahan Heledulaa Utara 0,91 Km2

Kelurahan Heledulaa Selatan 1,18 Km2

Kelurahan Ipilo 0,59 Km2

Kelurahan Bugis 0,48 Km2

Kelurahan Botu 1,78 Km2

Kelurahan Talumolo 3,79 Km2

Kelompok 1 10

Page 11: Survei dbd

Kelurahan Leato Utara 1,72 Km2

Kelurahan Leato Selatan 2,08 Km2

Total luas 15,96 Km2

GRAFIK 1

LUAS WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALATE

5%4%

12%

6%

7%

4%

3%11%

24%

11%

13%tamalate padebuolo moodu Heledulaa UtaraHeledulaa selatan ipilo bugis botu talumolo leato utara leato selatan

TABEL 1

JUMLAH PENDUDUK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALATE

TAHUN 2008

WILAYAHJUMLAH PENDUDUK

TOTALLAKI-LAKI PEREMPUAN

Leato Sel 1.241 1.271 2.512

Leato Ut 1.162 1.237 2.399

Talumolo 2.445 2.482 4.927

Bugis 2.272 2.310 4.582

Botu 917 890 1.807

Kelompok 1 11

Page 12: Survei dbd

Ipilo 2.921 3.092 6.013

Padebuolo 1.713 1.746 3.459

Tamalate 1.467 1.495 2.962

Moodu 1.820 1.859 3.679

Heledulaa Ut 1.356 1.529 2.885

Heledulaa Sel 2.290 2.324 4.614

Jumlah 19.604 20.235 39.839

GRAFIK 2

JUMLAH PENDUDUK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALATE

TAHUN 2008

Leato Se

l

Leato Ut

Talumolo

Bugis Botu Ipilo

Padeb

uolo

Tamala

te

Moodu

Heledulaa

Ut

Heledulaa

Sel

Jumlah0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

Grafik Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate Tahun 2008

TABEL 2

DATA KUNJUNGAN PASIEN PUSKESMAS TAMALATE TAHUN 2008

BULAN UMUM ASKES JPS GRATIS JUMLAH

Kelompok 1 12

Page 13: Survei dbd

JANUARI 2.334 613 1.105 4.052

FEBRUARI 2.213 728 1.576 4.517

MARET 2.210 623 1.223 4.056

APRIL 2.319 701 1.600 19 4.639

MEI 2.208 700 1.274 27 4.209

JUNI 2.564 711 1.350 5 4.630

JULI 2.047 574 1.466 104 4.191

AGUSTUS 2.175 751 1.853 15 4.794

SEPTEMBER 2.097 696 1.716 3 4.512

OKTOBER 1.819 664 1.551 4.034

NOVEMBER 1.509 677 1.593 739 4.518

DESEMBER 2.296 223 1.445 3 3.967

JUMLAH 25.791 7.661 17.752 915 52.119

GRAFIK 3

DATA KUNJUNGAN PASIEN PUSKESMAS TAMALATE TAHUN 2008

Kelompok 1 13

Page 14: Survei dbd

JANUARI

FEBRUARI

MARETAPRIL MEI

JUNIJULI

AGUSTUS

SEPTEM

BER

OKTOBER

NOVEMBER

DESEMBER

0500

1,0001,5002,0002,5003,0003,5004,0004,5005,000

UMUMASKESJPSGRATISJUMLAH

Bulan

Jum

lah

Peng

unju

ng

C. Transportasi

Jalur perhubungan antar kelurahan yang ada di wilayah kerja puskesmas

Tamalate Kecamatan Kota Timur adalah bias di lalui oleh berbagai jenis alat

angkutan baik roda empat, roda dua, maupun roda tiga.

D. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk yang ada di wilayah kerja puskesmas Tamalate berdasarkan

data terbaru saat ini berjumlah 39.839 jiwa dengan perincian laki-laki berjumlah

19.604 jiwa dan perempuan 20.235 jiwa. Sehingga kepadatan penduduk di wilayah

kerja Puskesmas Tamalate adalah 2.296/km2.

3.2 Sarana dan Prasarana

1. Sarana Kesehatan

a. 1 buah Puskesmas induk

b. 1 buah rumah dinas dokter

c. 8 buah rumah dinas tenaga para medis

d. 6 buah puskesmas pembantu

Kelompok 1 14

Page 15: Survei dbd

e. 6 buah polindes dan 32 posyandu

2. Kendaraan

a. 1 buah mobil pusling

b. 9 buah sepeda motor

3.3 Tenaga Sumber Lain

1. Tenaga Kerja

a. 3 orang dokter umum

b. 1 orang dokter gigi

c. 7 orang keperawatan

d. 4 orang D3 Nutrisionis

e. 6 orang bidan

f. 5 orang sanitarian

g. 2 orang perawat gigi

h. 3 orang pekarya kesehatan

i. 2 orang administrasi kesehatan

j. 1 orang tenaga laboratorium

k. 1 orang supir

l. 1 orang operator computer

m. 2 orang honorer daerah

n. 7 orang honorer puskesmas

Jumlah tenaga 45 orang

2. Kader Kesehatan

a. 155 orang kader posyandu

b. 35 orang guru UKS

c. 10 orang dukun terlatih

BAB IV

Kelompok 1 15

Page 16: Survei dbd

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

Sistem surveilans epidemiologi merupakan tatanan prosedur penyelenggaraan

surveilans epidemiologi yang terintegrasi antara unit-unit penyelenggara surveilans

dengan laboratorium, sumber-sumber data, pusat penelitian, pusat kajian dan penye-

lenggara program kesehatan, meliputi tata hubungan surveilans epidemiologi antar

wilayah kabupaten/kota, Propinsi dan Pusat.

4.1 Data Orang, Tempat, Waktu

Data Orang dan Waktu

TABEL 3REKAPITULASI PENDERITA DBD

MENURUT BULAN KEJADIAN TAHUN 2008

NO BULAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 Januari 2 3 5

2 Februari 1 0 1

3 Maret 0 0 0

4 April 1 1 2

5 Mei 1 1 2

6 Juni 0 1 1

7 Juli 0 0 0

8 Agustus 0 0 0

9 September 0 0 0

10 Oktober 0 0 0

11 November 1 0 1

12 Desember 0 0 0

Kelompok 1 16

Page 17: Survei dbd

JUMLAH 6 6 12

GRAFIK 4

Januari

Februari

Maret

April Mei JuniJuli

Agustu

s

Septem

ber

Oktober

November

Desember

JUMLAH

0

2

4

6

8

10

12

14

DATA KUNJUNGAN 2008

Jum

lah

Kunj

unga

n

Data tempat

Kelompok 1 17

Page 18: Survei dbd

TABEL 4REKAPITULASI PENDERITA DBD

MENURUT GOLONGAN UMUR TAHUN 2008

Kelurahan

UMUR Jumlah

Total< 1 Thn

1-4 thn

5-9 thn

10-14 thn

15-19 thn

20-24 thn

45-54 thn Laki2 Prmp

Tamalate 1 1 1Padebuolo 1 1 2 2Moodu 0Ipilo 2 2 2Bugis 0Talumolo 1 1 1Botu 0L. Utara 0L. Selatan 0

Hel-sel 0Hel-ut 1 1 4 1 5 6Jumlah 0 2 2 1 1 6 0 6 6 12

GRAFIK 5

Kelompok 1 18

Page 19: Survei dbd

Tamala

te

Padeb

uolo

MooduIpilo

Bugis

Talumolo

Botu

L. Utar

a

L. Sela

tan

Hel-sel

Hel-ut

Jumlah

0

2

4

6

8

10

12

1 14

6

12

0

2

01

0 0 0 0

6

12

11 2

2

21 11 1

0 0

Rekapitulasi Penderita menurut golongan umur

< 1 Thn1-4 thn5-9 thn10-14 thn15-19 thn20-24 thn45-54 thnTotal

wilayah

pend

erita

GRAFIK 6

Tamala

te

Padeb

uolo

MooduIpilo

Bugis

Talumolo

Botu

L. Utar

a

L. Sela

tanHel-

selHel-

ut0

1

2

3

4

5

6

1

2

0

2

0 0 0 0 0

1

0 0 0 0 0

1

0 0 0

5

1

2

0

2

0

1

0 0 0 0

6

Rekapitulasi penderita menurut jenis kelamin

laki-laki perempuan total

willayah

pend

erita

GRAFIK 7REKAPITULASI PENDERITA DBD

Kelompok 1 19

Page 20: Survei dbd

MENURUT GOLONGAN UMUR DALAM 1 TAHUN (2008)

< 1 th

n

1-4 thn

5-9 thn

10-14 thn

15-19 thn

20-44 thn

45-54 thn

jmlh lak

i2

jmlh prm

pntotal

0

2

4

6

8

10

12

14

penderita DBD

4.2 Narasi Data Surveilans Epidemiologi

Keadaan wilyah kerja puskemas Tamalate merupakan wilayah yang belum

tergolong endemic untuk kasus demam berdarah dengue. Hal tersebut dibuktikan den-

gan jumlah penderita DBD yang masih tergolong rendah yaitu sebanyak 12 orang. 12

orang tersebut terbagi dalam 6 wanita dan 6 laki laki. Menurut bulan kejadian

penyakit Demam berdarah dengue pada tahun 2008 diperoleh bahwa kejadian ter-

banyak terjadi pada Bulan Januari yaitu sebanyak 5 penderita dengan 2 laki-laki dan 3

perempuan.

Menurut golongan umur penderita DBD tahun 2008 diperoleh data pada

kisaran umur 1-4 tahun terdapat 2 penderita, umur 5-9 tahun 2 penderita, 10-14 tahun

1 penderita, umur 15-19 tahun 1 penderita, pada umur 20-44 tahun dengan 4 pen-

derita, dan untuk kisaran umur 45- 54 tahun tidak ada penderita. Dalam hal ini dike-

tahui bahwa jumlah penderita terbanyak pada kisaran umur 20-44 tahun.

Berdasarkan wilayah kerja Puskesmas Tamalate, diperoleh data untuk Kelura-

han Tamalate dan Talumolo dengan 1 penderita, Kelurahan Padebuolo dan Ipilo den-

gan 2 penderita, untuk Kelurahan Moodu, Bugis, Botu, Leato Utara, Leato Selatan

Kelompok 1 20

Page 21: Survei dbd

dan Heledulaa Selatan tidak terdapat penderita. Untuk Kelurahan Heledulaa Utara

diperoleh data dengan jumlah penderita terbanyak sebanyak 6 orang.

4.3 Analisis Data Surveilans Epidemiologi

Dengan merujuk data survei diatas maka dapat dianalisis disribusi DBD di

wilayah kerja Puskesmas maka dapat digolongkan kejadian yang belum luar biasa.

Karena menurut data yang ada belum terjadi kematian dan kasus yang terjadi belum

endemic.

Distribusi terjadi pada 12 orang penduduk di wilayah kerja. Sebanyak 6 orang

wanita dan 6 laki-laki dengan kisaran umur 2 sampai 44 tahun. Gigitan nyamuk pun

tidak memandang bulu bagi mereka yang tidak memiliki sistem pertahanan anti bodi

akan penyakit ini akan dengan gampang mengalami gejala awal DBD sampai pada

puncaknya pada proses pelana kuda jika tidak ditanganinya.

Berdasarkan letak wilayah, daerah yang paling banyak terdapat penderita

DBD yaitu di wilayah Heledulaa Utara dengan jumlah penderita sebanyak 6 orang

dengan penderita laki-laki 1 orang dan penderita perempuan 5 orang. Hal ini dise-

babkan karena di daerah heledulaa utara banyak terdapat sawah, ehingga terdapat

banyak genangan air. Sementara pemukiman di daerah tersebut masi merupakan

rumah tradisional, sehingga banyak lingkungan yang menjadi tempat sarang nyamuk.

Berdasarkan umur, jumlah penderita terbanyak pada kisaran umur 20-44

tahun sejumlah 6 orang. Hal ini terjadi karena penderita pada kiasaran umur tersebut

mereka paling banyak melakukan aktivitas di luar rumah dan aktivitas tersebut paling

banyak dilakukan pada siang hari . Sementara nyamuk aedes aegypti banyak keluar

mencari makan pada siang hari. Akibat dari kesibukan yang mereka jalani sehingga

tidak terkontrol lingkungan dan kesehatan mereka.

Kejadian tertinggi terjadi pada bulan Januari sebagai bulan yang diindikasikan

bulan pergantian musim, yaitu pergantian musim dari penghujan kemusim panas. Di-

Kelompok 1 21

Page 22: Survei dbd

mana pada masa ini banyak genangan air yang menjadi habitat untuk berkembangnya

nyamuk pembawa. Sehingga menyebabkan terjadi banyak kasus di bulan ini. Selain

itu nyamuk ini tergolong nyamuk elit dimana hidup di tempat –tempat yang justru

bersih, maka dari itu kemungkinan terjadi kasus pada bulan – bulan lain pun sangat

berpotensi. Maka kita tidak bisa berwaspada pada bulan pancaroba saja tetapi selalu

waspada setiap saat dengan menjalankan PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).

4.4 Kesimpulan

Berdasarkan analisa data yang telah diakukan survei dapat disimpulkan bahwa:

Menurut jenis kelamin, terdapat jumlah yang sama antara perempuan dan laki-

laki yang menderita DBD.

Menurut waktu kejadian terdapat jumlah terbanyak pada bulan januari yang

menderita DBD, yang dikarenakan pada bulan ini merupakan musim penghu-

jan.

Menurut tempatnya terjadinya, terdapat jumlah terbanyak di Kelurahan

Heledulaa Utara yang menderita DBD, dikarenakan wilayah tersebut terdapat

banyak sawah yang merupakan tempat berkembang biaknya nyamuk.

Menurut Umur, penderita DBD terbanyak berada pada kisaran umur 20-24

tahun.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kelompok 1 22

Page 23: Survei dbd

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :

Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh

virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan

Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah

kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan

perdarahan-perdarahan.

Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk diwaktu pagi

sampai sore. Beberapa cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit

DBD melalui metode pengontrolan atau pengendalian vektornya adalah :

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), Pemeliharaan ikan pemakan jentik,

Pengasapan/fogging dan Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-

tempat penampungan air.

Kasus DBD yang ada di wilayah kerja Puskesmas tamalate belum bisa

dikatakan wilayah endimik DBD karena jumlah penderita hanya sebanyak 12

orang dalam 1 tahun

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat di berikan yaitu diharapkan agar masyarakat dapat

lebih memperhatikan pola hidup sehat dan lingkungan di sekitar dalam upaya pence-

gahan dini terjadinya penyakit Demam Berdarah Dengue . Diharapkan pula pihak ke-

sehatan terkait dalam hal ini pihan Puskesmas Tamalate agar lebih intensif dalam

melakukan penyuluhan mengenai pemberantasan sarang nyamuk di wilayah kerja

Pukesmas Tamalate.

Kelompok 1 23

Page 24: Survei dbd

DAFTAR PUSTAKA

Fathil. 2010. Penyakit Demam Berdarah Dengue. Tersedia di http://www.freeon-

lineusers.com/. Diakses 15 April 2010

Anonim. 2010. Demam Berdarah. Tersedia di http://www.indonesiaindonesia.com/

#menjadikan-hidup-baik. Diakses 15 April 2010

Anonim. 2008. Demam Berdarah Dengue. Tersedia di http://en.wordpress.com/tag/

keperawatankesehatan-masyarakatkebidanan/. Diakses 15 April 2010

Kelompok 1 24