Click here to load reader

Kelayakan SK ESDM No : 2486/K/12/MEM/2015 Tentang Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Ditinjau Dari Pasal 100 Undang Undang No.12 Tahun 2011

Embed Size (px)

Citation preview

1. Oleh Muhammad Prana Adithya, S.Pd., MA Kelayakan SK ESDM No : 2486/K/12/MEM/2015 Tentang Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Ditinjau Dari Pasal 100 Undang Undang No.12 Tahun 2011 2. Latar Belakang Masalah Melalui SK ESDMN No. 2486/K/12/MEM/2015, pemerintah Jokowi- JK telah menaikkan lagi harga BBM per 28 Maret 2015 pukul 00.00 WIB, dengan kenaikan harga bahan bakar minyak jenis Bensin akan naik menjadi Rp. 7.300,- dan jenis Solar naik menjadi Rp. 6.900,- . Padahal ketika harga minyak dijual dengan harga untuk jenisbesin Rp. 6.800,- dan solar Rp. 6.400,- saja, pemerintah telah meraup untung yang tinggi, ini melihat pada harga minyak dunia yang hanya berkisar USD 51,03 /barel. Tak tertinggal juga dalam hal konstitusi, landasan hukum dalam penetapan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) tersebut juga mengundang banyak kritikan dan kontroversi dari para ahli hukum tata 3. Rumusan Masalah Dalam Pasal 100 UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan (UU 12/2011) yang berbunyi : Semua Keputusan Presiden, Keputusan Menteri, Keputusan Gubernur, Keputusan Bupati/Walikota, atau keputusan pejabat lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97 yang sifatnya mengatur, yang sudah ada sebelum Undang-Undang ini berlaku, harus dimaknai sebagai peraturan, sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini. Dilihat dari norma dan sifat yang mengaturnya, SK ESDMN No. 2486/K/12/MEM/2015 merupakan sebuah norma yang bersifat umum dan abstrak. Karena yang diatur adalah urusan umum/publik, yakni BBM. Sehingga secara 4. Kedaulatan Rakyat Indonesia Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD (UUD 1945, Pasal 1 ayat 2) 5. Faktanya 84 kontraktor Migas yang dikategorikan kedalam 3 kelompok, (1) Super Major yang terdiri dari Exxon Mobile, Total Fina Elf, BP Amoco Arco, dan Texaco ternyata menguasai cadangan minyak 70% dan gas 80% Indonesia. (2) Major yang terdiri dari Conoco, Repsol, Unocal, Santa Fe, Gulf, Premier, Lasmo, Inpex, dan Japex telah menguasai cadangan minyak 18% dan gas 15%. (3) Pertamina menguasai cadangan minyak 12% dan gas 5% Sumber: 6. Aturan Kebijakan Menaikan BBM Antara peraturan dan keputusan sebagai tindakan hukum pemerintah mempunyai pengertian, sifat, dan konsekuensi hukum yang berbeda. Sehingga dalam menetapkan sebuah kebijakan yang kemudian akan diatur dalam sebuah aturan, pemerintah tidaklah boleh asal-asalan. Hal demikian dapat berdampak 7. Aturan Kebijakan Menaikan BBM Merujuk pada Pasal 100 UU No. 12 Tahun 2011, DULU keputusan dianggap sebagai peraturan karena mengatur norma yang umum dan abstrak jika aturan yang terbit itu muncul sebelum lahirnya UU No. 12 Tahun 2011 (atau sebelum tahun 2011). Itu berarti saat ini, hal tersebut tidaklah diperbolehkan. Itu berarti segala aturan yang bersifat umum dan abstrak secara pengaturannya tidaklah boleh menggunakan frasa KEPUTUSAN akan tetapi harus tegas menggunakan frasa PERATURAN. 8. Kesimpulan SK ESDMN No. 2486/K/12/MEM/2015 adalah mengatur hal yang bersifat umum dan abstrak, sehingga harus dengan pangaturan bukan penetapan Harus ada kesesuaian antara jenis, hierarki dan materi muatan. Dikatakan bertentangan dengan pasal ini adalah karena secara materi muatan bahwa SK ESDMN No. 2486/K/12/MEM/2015a dalah peraturan (mengatur hal yang umum dan abstrak), akan tetapi jenis peraturan yang digunakan adalah keputusan yang padahal untuk mengatur hal yang kongkrit, final dan individual. 9. Saran Adapun saran-saran yang bisa penulis sampaikan adalah: Aturan kebijakan pemerintah tentang mengatur harga BBM haruslah mengedepankan visi kesejahteraan rakyat, meningkatkan perekonomian Indonesia secara umum. Pemerintah perlu berhati-hati dan teliti dalam menetapkan keputusan atau peraturan, adanya kecacatan hukum bisa berakibat fatal dalam kehidupan bertata negara. 10. MPR, Panduan Permasyarakatan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Sekertaris Jenderal MPR RI, hlm. 65- 66. http://bisnis.liputan6.com/read/2030058/inilah- enam-kontraktor- migas-terbaik-skk-migas, Diakses pada tanggal 17 November 2015, pukul 23.00 WIB. Ridwan HIR, Hukum Administrasi Negara, Edisi Revisi, Jakarta, PT. Raja Gravindo Persada, hlm 123 Hukumonline.com, Perbedaan antara Peraturan Menteri dan Daftar Pustaka