6
1 PANITIA PEMBUATAN EMBUNG KHUSUS PETANI DURIAN DESA POGOG, WONOGIRI Ds. Pogog, Kel. Tengger, Kec. Puhpelem, Kab. Wonogiri, Jawa Tengah. Telephone: 081-228-65-75-35 (via Mas Jiwo Pogog), 0852-937-690-34 (via Kang Rimo) Lampiran III: A. Tentang Mas Jiwo Pogog (1). Sehubungan dengan keberadaan Mas Jiwo di desa Pogog sebagai relawan pedesaan yang tunggal di desa Pogog adalah sesuatu yang unik. Begitu pula dengan cara bekerjanya serta metode pemberdayaannya yang belum banyak dikenal maka ada baiknya jika dibuatkan lampiran khusus tentang Mas Jiwo menyertai proposal ini agar tidak menimbulkan persepsi yang bias tentang siapa Mas Jiwo, bagaimana cara kerjanya dan kondisi akhir seperti apa yang menjadi tujuannya. (2). Satu hal terpenting yang perlu diketahui yaitu tentang posisi Mas Jiwo Pogog di desa Pogog itu bukanlah sebagai seorang investor atau pemodal. Mas Jiwo hanyalah seorang relawan pedesaan yang bergerak atas kemauan diri mas Jiwo tetapi hasil karyanya itu sepenuhnya dipersembahkan bagi masyarakat Pogog dan sekitarnya. (3). Mas Jiwo sendiri bekerja dan tinggal di kota Solo, Jawa Tengah. Jarak antara Solo - Pogog adalah 105 km. (4). Dalam prakteknya, secara periodik Mas Jiwo datang ke desa Pogog dan berlaku layaknya “mas-mas KKN” betulan yakni melakukan kerja bakti - kerja lapangan selanjutnya Mas Jiwo menciptakan program kerja yang semuaya disesuaikan dengan kondisi yang ada di desa itu. (4). Pada dekade yang lampau Mas Jiwo memang pernah tercatat sebagai mahasiswa KKN bersama sebuah tim dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Dan kini, aksi Mas Jiwo adalah melanjutkan program KKN itu meski kini harus sendirian dan untuk waktu yang tidak ditentukan. Sampai

Lampiran III Tentang Mas Jiwo Pogog

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Lampiran III Tentang Mas Jiwo Pogog

1

PANITIA PEMBUATAN EMBUNG KHUSUS PETANI DURIAN DESA POGOG, WONOGIRIDs. Pogog, Kel. Tengger, Kec. Puhpelem, Kab. Wonogiri, Jawa Tengah.Telephone: 081-228-65-75-35 (via Mas Jiwo Pogog), 0852-937-690-34 (via Kang Rimo)

Lampiran III:

A. Tentang Mas Jiwo Pogog

(1). Sehubungan dengan keberadaan Mas Jiwo di desa Pogog sebagai relawan pedesaan yang tunggal di desa Pogog adalah sesuatu yang unik. Begitu pula dengan cara bekerjanya serta metode pemberdayaannya yang belum banyak dikenal maka ada baiknya jika dibuatkan lampiran khusus tentang Mas Jiwo menyertai proposal ini agar tidak menimbulkan persepsi yang bias tentang siapa Mas Jiwo, bagaimana cara kerjanya dan kondisi akhir seperti apa yang menjadi tujuannya.

(2). Satu hal terpenting yang perlu diketahui yaitu tentang posisi Mas Jiwo Pogog di desa Pogog itu bukanlah sebagai seorang investor atau pemodal. Mas Jiwo hanyalah seorang relawan pedesaan yang bergerak atas kemauan diri mas Jiwo tetapi hasil karyanya itu sepenuhnya dipersembahkan bagi masyarakat Pogog dan sekitarnya.

(3). Mas Jiwo sendiri bekerja dan tinggal di kota Solo, Jawa Tengah. Jarak antara Solo - Pogog adalah 105 km.

(4). Dalam prakteknya, secara periodik Mas Jiwo datang ke desa Pogog dan berlaku layaknya “mas-mas KKN” betulan yakni melakukan kerja bakti - kerja lapangan selanjutnya Mas Jiwo menciptakan program kerja yang semuaya disesuaikan dengan kondisi yang ada di desa itu.

(4). Pada dekade yang lampau Mas Jiwo memang pernah tercatat sebagai mahasiswa KKN bersama sebuah tim dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Dan kini, aksi Mas Jiwo adalah melanjutkan program KKN itu meski kini harus sendirian dan untuk waktu yang tidak ditentukan. Sampai pada tahun 2015 ini Mas Jiwo sudah melakukan ‘blusukan” sendirian selama 7 tahun lebih.

(5). Bagi Mas Jiwo Pogog berkarya dan berbakti di desa Pogog itu dilakukannya sebagai ajang uji-coba sekaligus mencari bukti kebenaran atas sebuah konsep, ilmu atau teori baru yang diciptakan sendiri oleh Mas Jiwo yakni “The Power Of One” – bahwa seorang diri itu bisa..!

(6). Saat ini Mas Jiwo Pogog sedang menulis buku “Kitab Ijen” sebuah buku yang menceritakan pengalamannya selama menjadi relawan tunggal yang mandiri dan berdikari di desa Pogog. Buku itu selain cocok sebagai buku panduan saat akan berangkat menjadi relawan masyarakat juga cocok bagi mahasiswa yang akan diberangkatkan ke lokasi KKN dalam rangka pengabdian masyarakat. Bagian terpenting dari “Kitab Ijen” ini adalah adanya penekanan untuk berani tampil secara solo-karir. Semangat berani untuk memulai aksi atau bekerja meski cuma seorang diri dan berani pula untuk

Page 2: Lampiran III Tentang Mas Jiwo Pogog

2

menghadapi serta menanggung segala konsekuensi dari maunya yang sendiri itu, sendirian, dengan tetap tetap mengedepankan prinsip-prinsip kemandirian serta berdikari baik sebagai individu, dalam bermasyarakat dan bernegara.

(7). Berbagai program diciptakan dan itu antara lain Pepayanisasi (2007) yang menjadi pemicu terhadap lahirnya ide-ide kreatif lainnya sehingga terwujud program-program berikut: Durianisasi dan Desa Wisata Durian Unggul (2009), Perpustakaanisasi (2010), Asemisasi (2010), Pralonisasi (2011), Bibitisasi (2011) tidak berlanjut, tidak punya air, Ayamisasi (2011) tak berlanjut, terlalu mahal, Bronjong Babi Sumur Resapan (2011), Sangkarisasi (2013).

(8). Atas karyanya-karyanya, Mas Jiwo Pogog mendapatkan kesempatan untuk hadir sebagai delegasi perwakilan Jawa Tengah dalam Kongres Kebudayaan Pemuda Indonesia 2012 di Jakarta. Dalam kongres itu untuk pertama kalinya Mas Jiwo Pogog berkesempatan untuk memperkenalkan konsep kemandirian ala “The Power Of One”-nya desa Pogog ke level nasional. Dan memang itulah yang menjadi tujuan utama dari adanya “KKN (lagi) di desa Pogog” sambil memastikan bahwa konsep “The Power Of One” itu adalah benar, masuk akal dan secara ilmiah dapat dipertahankan sisi kebenarannya juga saat ilmu itu diterapkan orang lain dan di tempat lain pula.

(9). Pada tahun berikutnya Mas Jiwo Pogog mendapatkan penghargaan dalam ajang Danamon Social-Entrepreneur Award 2013 sebuah penghargaan bergensi dari Bank Danamon yang nominatornya

Page 3: Lampiran III Tentang Mas Jiwo Pogog

3

datang dari seluruh penjuru tanah air. Ini adalah pengalaman kedua untuk memperkenalkan konsep bahwa seorang diri itu (yakinlah) pasti bisa secara nasional. Besarnya pemberitaan di media televisi swasta nasional juga media cetak nasional telah menaikan jumlah hit pada halaman Blog yang dikelola Mas Jiwo serta permintaan pertemanan di jejaring media sosial yang mengalami lonjakan drastis. Ini artinya konsep “The Power Of One” juga semakin banyak dikenal.

(10). Pada tahun 2014 Mas Jiwo Pogog mendapatkan penghargaan berskala nasional (lagi) berupa penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara atau APN Award 2014 dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang penyerahannya dilakukan oleh Presiden Joko Widodo di Subang Jawa Barat dan diundang ke Istana Negara untuk beramah tamah dengan Presiden RIi karenanya.

Page 4: Lampiran III Tentang Mas Jiwo Pogog

4

B. Detail Data Pribadi

Nama : Jumali Wahyono Perwito alias Mas Jiwo Pogog.

Jenis kelamin: Laki-laki.

Tempat lahir: Sukoharjo.

Tanggal lahir: 19 Agustus 1966.

Nomor KTP: 3311111908660001

Pekerjaan: Wiraswasta

Nomor telepon rumah: (0271) 781412

Nomor telepon genggam: 081-228-65-75-35

Pendidikan terakhir: Sarjana S1, Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta.

Email: [email protected]

Twitter: @masjiwopogog

Facebook: www.facebook.com/mas.jiwo.pogog

Blog: http://masjiwopogog.wordpress.com

IG: www.instagram.com/masjiwopogog

Google key word search: mas jiwo pogog

Demikian informasi tentang Mas Jiwo Pogog beserta karya-karyanya di desa Pogog dan harap menjadikan periksa adanya.

Terima kasih.

Salam rukun, damai, gotong royong dan persodaraan tanpa batas.

Sekian.

Page 5: Lampiran III Tentang Mas Jiwo Pogog

i Saat bertemu dengan Presiden di Istana Negara copy konsep “The Power Of One” telah diserahkan kepada Kepala Negara sebagai sumbangsih pemikiran tetapi format bahasa yang dipakai masih berupa bahasa makalah sehingga terkesan kaku. Dan kabar gembiranya, kini makalah itu sedang ditulis ulang menjadi sebuah buku dengan format bahasa yang lain, yang lebih santai dan lebih ringan – seringan membaca halaman status orang di jejaring sosial. Buku itu diberi judul “Kitab Ijen”.