20
MENGAITKAN KASUS MARSINAH DENGAN HAM

Mengaitkan Kasus Marsinah Dengan HAM

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Mengaitkan Kasus Marsinah Dengan HAM

MENGAITKAN KASUS

MARSINAH DENGAN HAM

Page 2: Mengaitkan Kasus Marsinah Dengan HAM

PELANGGARAN

A. Hak Hidup

Hak yang paling dasar ini yaitu hak hidup

tidak didapatkan oleh Marsinah. Ia yang hanya

seorang buruh rendahan tidak dapat

mempertahankan kehidupannya. Bahkan sebelum

ia meninggal dunia, ia disiksa tanpa rasa ampun

yang terbukti dengan hasil otopsi dari RSUD Nganjuk

dan RSUD Dr . Soetomo Surabaya.

Page 3: Mengaitkan Kasus Marsinah Dengan HAM

“ Hari itu tepatnya pada tanggal 9 Mei 1993, jasad

Marsinah ditemukan tergeletak di sebuah gubuk di

pinggir sawah dekat hutan jati, di dusun Jegong, desa

Wilangan, Kabupaten Nganjuk, sekitar seratus kilometer

dari pondokan Marsinah di pemukiman buruh, desa

Siring, Porong. Jasad Marsinah menyisakan luka di

sekujur tubuhnya, panggul vaginanya hancur dan isi

perutnya penuh dengan darah. Jasad Marsinah menjadi

saksi bisu atas segala siksaan yang dihujamkan ke

Marsinah hingga ia meregang nyawa. ” (kutip salah satu

sumber berita).

Page 4: Mengaitkan Kasus Marsinah Dengan HAM

Itu merupakan melanggar UUD 1945 Pasal 28 A

yang berbunyi :

“Setiap orang berhak untuk hidup dan

mempertahankan kehidupannya.”

Page 5: Mengaitkan Kasus Marsinah Dengan HAM

B. Hak Ekonomi

Marsinah pun kehilangan hak ekonominya juga. Kerja

kerasnya bersama dengan teman-temannya berakhir

sia-sia. Jika merujuk pada Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ( UUD NRI

1945) jelas bahwa tindakan pabrik CPS tempatnya

bekerja melanggar hak ekonomi Marsinah , khususnya

hak untuk menuntut upah yang sepatutnya.

Page 6: Mengaitkan Kasus Marsinah Dengan HAM

Hak tersebut secara tersurat ditegaskan dalam

Pasal 28 D ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi,

“Bahwa setiap orang berhak untuk bekerja

serta mendapat imbalan dan perlakuan

yang adil dan layak dalam hubungan kerja.”

Page 7: Mengaitkan Kasus Marsinah Dengan HAM

C. Hak Hukum

Marsinah yang sepatutnya mendapatkan hak

yang sama dalam hukum pun harus menelan

kekecewaan. Orang-orang yang seharusnya dihukum

dalam kasus pembunuhannya malah berkeliaran di luar

sana. Tersangka itu tidak jelas mana yang salah dan

mana yang benar. Sudah 21 tahun sejak kejadian

menggenaskan itu namun kasus Marsinah tetap menjadi

misteri. Hukum Indonesia hanya bisa mambisu. Sampai

ada pertanyaan berbunyi :

“Hai Hukum Indonesia, Apakah pembunuhku lelembut?”

Page 8: Mengaitkan Kasus Marsinah Dengan HAM

Itu merupakan pelanggaran yang

menyangkut UUD 1945 pasal 27 yang berbunyi,

“Segala warga negara bersama

kedudukannya didalam hukum dan

pemerintahannya dan wajib menjunjung

hukum dan pemerintahannya itu dengan

tidak ada kecualinya.”

Serta UUD 1945 pasal 28 D ayat 1 yang

berbunyi, “Setiap orang berhak atas

pengakuan, jaminan, perlindungan, dan

kepastian hukum yang adi serta perlakuan

yang sama di depan hukum.”

Page 9: Mengaitkan Kasus Marsinah Dengan HAM

D. Hak Peradilan

Hak untuk mendapatkan perlakuan

tata cara peradilan dan perlindungan ini juga tidak

didapatkan oleh Marsinah. Meskipun telah

dilakukan penyelidikan untuk mengusut kasusnya

beberapa kali namun tidak ada tindakan yang

berarti. Awalnya kasus ini hampir menemukan titik

terang dengan menemukan beberapa tersangka.

Page 10: Mengaitkan Kasus Marsinah Dengan HAM

“Majikannya, pemilik PT CPS, para manajer

perusahaan, bagian personalia, kepala bagian

mesin, dan seorang satpam dan seorang supir

perusahaan disekap dan disiksa Bakorstranasda

selama 19 hari, di bulan Oktober 1993. Mereka

dituduh bersekongkol memperkosa, menganiaya

dan kemudian membunuh Marsinah. Bersama

Danramil Porong, mereka diadili dan diputus

bersalah oleh Pengadilan Militer dan Pengadilan

Negeri Sidoarjo, dan diperkuat Pengadilan

Tinggi Surabaya setahun kemudian.

Page 11: Mengaitkan Kasus Marsinah Dengan HAM

Meskipun dua tahun kemudian, 3 Mei 1995,

mereka divonis bebas Mahkamah Agung, tapi

ini hanya menunjukkan betapa sistem

peradilan dan hukum kita bukan tempat

untuk menegakkan keadilan.” (kutip salah

satu sumber).

Itu membuktikan bahwa jelas sekali

lemahnya keadilan di Indonesia. Kematian Marsinah

adalah luka yang ditorehkan pada keadilan.

Page 12: Mengaitkan Kasus Marsinah Dengan HAM

UPAYA (USAHA)

A. Pemerintah

Tanggal 30 September 1993 telah dibentuk

Tim Terpadu Bakorstanasda Jatim untuk melakukan

penyelidikan dan penyidikan kasus pembunuhan

Marsinah. Sebagai penanggung jawab Tim Terpadu

adalah Kapolda Jatim dengan Dan Satgas Kadit

Reserse Polda Jatim dan beranggotakan

penyidik/penyelidik Polda Jatim serta Den Intel

Brawijaya.

Page 13: Mengaitkan Kasus Marsinah Dengan HAM

Namun sampai saat ini kasus tersebut

belum tuntas.

Mungkin yang bisa dilakukan untuk

melanjutkan kasus Marsinah sekarang adalah

meminta Komnas HAM menindaklanjuti, karena

Komnas HAM mempunyai wewenang mengusut

kembali kasus Marsinah karena masih

berhubungan dengan kasus-kasus pelanggaran

HAM masa Orde Baru. 

Page 14: Mengaitkan Kasus Marsinah Dengan HAM

B. LSM

Tahun 1993, dibentuk Komite Solidaritas

Untuk Marsinah (KSUM). KSUM adalah komite yang

didirikan oleh 10 LSM. KSUM merupakan lembaga

yang ditujukan khusus untuk mengadvokasi dan

investigasi kasus pembunuhan aktivis buruh

Marsinah oleh Aparat Militer. KSUM melakukan

berbagai aktivitas untuk mendorong perubahan and

menghentikan intervensi militer dalam

penyelesaian perselisihan perburuhan

Page 15: Mengaitkan Kasus Marsinah Dengan HAM

Munir menjadi salah seorang pengacara buruh PT.

CPS melawan Kodam V/Brawijaya, Depnaker

Sidoarjo dan PT. CPS Porong atas pemutus

hubungan kerja sepihak yang dilakukan oleh aparat

kodim sidoarjo terhadap 22 buruh PT. CPS Porong

yang dianggap sebagai dalang unjuk rasa.

Page 16: Mengaitkan Kasus Marsinah Dengan HAM

C. Pendapat Sendiri

Perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak

untuk menuntaskan kasus ini. Memang tidak mudah

dan pasti banyak resikonya, tapi kalau kasus seperti

ini saja tidak terselesaikan, bagaimana dengan

kasus-kasus yang lain. Sudah 21 tahun kasus ini

belum menemukan titik terang, dan seakan

sekarang telah dilupakan.

Page 17: Mengaitkan Kasus Marsinah Dengan HAM

Pemerintah seharusnya melakukan penyelidikan lagi dengan lebih detail dan mengutus berbagai pihak untuk saliNg membantu, seperti Komnas HAM dan lembaga-lembaga lainnya yang bersangkutan.

LSM juga seharusnya bisa bekerja sama dengan pemerintah untuk menuntaskan kasus tersebut. Juga masyarakat yang lain terutama yang tau asal-usul kasus tersebut juga diharapkan bersedia membantu. Jika semuanya kompak dan ada saling keterbukaan dalam bekerja sama menyelesaikan kasus tersebut, maka mungkin saja kasus itu akan menemukan titik terang.

Page 18: Mengaitkan Kasus Marsinah Dengan HAM

HAMBATANA. Sosial

Sulitnya menyelesaikan kasus ini

dikarenakan kurangnya keaktifan dan partisipasi

masyarakat pada masa orde baru yang lalu. Dan

meskipun kasus itu diusut lagi pada masa reformasi,

tetap saja tidak membuahkan hasil karena sudah

terlalu lama dan para penguasa yang terlibat sudah

semakin rapi menyembunyikan kebenaran yang ada.

Page 19: Mengaitkan Kasus Marsinah Dengan HAM

B. Hukum

Hambatan lain yang meliputi kasus Marsinah

yaitu dalam bidang Hukum. Penguasa militer pusat

bahkan sempat menyusun skenario peradilan untuk

menyelubungi kasus Marsinah. Kepolisian setempat

pun juga menyidik para tersangka palsu sebagai

bagian dari drama peradilan para penguasa.

Skenario peradilan palsu ini berhasil digagalkan

ketika Mahkamah Agung menyatakan para tersangka

bebas karena tidak terbukti melakukan pembunuhan

terhadap Marsinah.

Page 20: Mengaitkan Kasus Marsinah Dengan HAM

Kuburan Marsinah yang sempat

dibongkar beberapa kali untuk penyelidikan tidak

membuahkan hasil. Membongkar kasus Marsinah

sama halnya dengan membongkar para penguasa,

elit politik, aparat hukum, dan pemodal, sehingga

tak heran bila sulit dilakukan.