20
PUBLICA POS Tabloid Dwi Mingguan Info Publik Terpercaya “Tidak penting apapun agama atau sukumu kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang. Orang tidak pernah tanya apa agamamu....(K.H. Abdurrahman Wahid) Hal. 5... Menyoroti Hakim Sarpin Khatibul Umam Wiranu: Legislator Pecinta Gusdur Sosok Hal. 20... Batu Akik: Antara Mitos dan Spekulasi Bisnis Ekonomi & Bisnis Hal. 7... Hukum Hidup dan Rasa Sambal Ala Bebek Goreng Sambal Ijo www.publicapos.com fanpage: publicapos.com @publicaposcom [email protected] Terbit 20 Halaman Edisi I/II/II, 2015 Eksekusi Mati: Sebuah Bomerang bagi WNI Terpidana Mati 229 WNI Terancam Hukuman Mati Namanya singkat, "Hari" lelaki dengan tatapan nanar namun sejatinya berhati kordial. Bahkan, dia suka berkelakar. " Hidup saya pernah diangkat oleh Allah, lalu jatuh dengan keras dengan kepala tepat di bawah," ujarnya berkelakar. Baginya kesuksesan terbesar adalah bangkit dari kejatuhan parah beberapa tahun lalu saat berbisnis angkutan pasir di Se- putaran Jakarta utara. Sepintas tampang dan tampilannya mengingatkan saya tentang sosok Kapten Haddock di seri petualangan Tintin karya Herge yang sohor. Bedanya, sepanjang yang saya kenal, Hari tidak gemar minum alkohol. "Asal saya dari Lumajang," ujar Hari dengan logat Jawa. Sejak satu 12 tahun lebih, dia telah menjejakan kaki di tanah Jakarta. Meskipun berperawakan kekar dan bertampang sangar, hobi sejatinya jauh dari keangkeran sosoknya: memasak. Siang itu dia tengah sibuk di dapur rumahnya di sebuah gang tepat di depan Stikes Binawan, Jalan Raya Kalibata, mampang ia sibuk mempesiangi bebek. Menyembelih sampai membersihkan bebek untuk dimasak, menjadi aktivitas keseharian bagi hari. Setelah 'bangkrut' dari pekerja an lamanya sebagai pengusaha angkut an pasir ia banting setir me mulai usaha baru, atau lebih tepat- nya lembaran baru. Banyak saudara dan teman-temannya bingung melihatnya membuka bebek goreng Sambel Ijo bahkan tidak sedikit yang berolok. Dengan kesabaran dan ke tabahan, serta dibantu istri dan ibunya ia menekuni usaha ini. Sedikit demi sedikit usahanya berkembang. Sekitar empat tahun lalu Hari pernah mengalami sukses, bahkan ia terbilang kaya. Setidaknya 14 unit mobil truk ia miliki, sebelum akhirnya usahanya tersebut kandas hingga tak berbekas. "Yang tersisanya hanya nyawa Saya, dan Istri yang setia menemani, " tuturnya. Hampir satu tahun ia terpuruk, nyaris gila. Hingga akhirnya bangkit dan membuka lembaran baru. " Saya jatuh cinta pada bebek goreng karena sehabis pulang jemput istri, kami selalu makan bebek goreng, dari situ lah saya tertarik me lihat warung bebek yang kami datangi itu selalu ramai. Saya putuskan untuk belajar dan mencari resep terbaik bebek goreng, " kisah Hari. Bermodal Gerobak Bekas Memutuskan untuk memulai usaha, per- soalan utama adalah modal. Hal itu yang tidak dimiliki Hari kala itu. Beruntung ada gerobak sisa pameran yang hendak dibuang, "Bos istri saya usai pameran menyisakan tiga buah gerobak. Bagi mereka itu tidak berguna, tapi bagi saya itulah modal, " tuturnya. Tiga buah gerobak dibawanya. Satu dijualnya seharga dua juta, satu lagi dihibahkan kepada teman. Satu-satunya gerobak yang tersisa menjadi cikal bakal warung bebek goreng " Sambel Ijo Suramadu". Menapak dari bawah ia jalani, dari sehari hanya satu ekor bebek terjual hingga sekarang sudah lebih dari 100 ekor habis dilahap pengunjung warungnya. Paduan cita rasa gurih, pedas, dan renyah bebek goreng menjadikan warung bebek goreng Hari laris dikunjungi pecinta kuliner. Satu ekor bebek ia belah menjadi sepuluh porsi, dengan satu porsi seharga Rp14.000 menjadi harga yang sangat pantas untuk ibu kota, terlebih soal rasa ia berani mengadunya. Jika sehari 100 ekor bebek ia habiskan, artinya ada 1000 porsi yang habis diborong pembeli. "Sudah lebih dari 30 resep bebek goreng saya ujikan. Ini resep terbaik saya, dan sekarang saya berani diadu soal rasa" ujarnya sembari terkekeh. Sebanyak 14 orang karyawan ia pekerjakan untuk tiga buah cabangnya. Soal gaji karyawan ia tak perlu khawatir setidaknya 10 juta rupiah ia kumpulkan setiap harinya dari tiga cabang yang dikelolanya. Harum aroma bebek goreng memaksa saya untuk berhenti menulis, sambel ijo yang gurih tanpa terasi dan nasi pulen panas memancing saya untuk melupakan semua persoalan. Tak perlu lagi berkisah, mari nikmati saja bebek goreng "sambel ijo suramadu". Rasanya akrobatik dilidah, persis seperti kata 'Hari' sang pemiliknya, "kesuksesan terbesar adalah bangkit dari kegagalan". Dan untuk soal rasa ia telah sukses memanja kita (tgh) Dok: Publicapos Warung Bebek goreng, sambel ijo suramadu milik Heri, se- lalu ramai pengunjung

Tabloid Publica Pos Edisi 3 - Eksekusi Mati Narkoba dan TKI (WNI di Luar Negeri)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tabloid Publica Pos Edisi 3 - Eksekusi Mati Narkoba dan TKI (WNI di Luar Negeri)

PUBLICA POSTabloid Dwi Mingguan

Info Publik Terpercaya

“Tidak penting apapun agama atau sukumu kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang.Orang tidak pernah tanya apa agamamu....”

(K.H. Abdurrahman Wahid)

Hal. 5...

Menyoroti Hakim Sarpin

Khatibul Umam Wiranu: Legislator Pecinta Gusdur

Sosok

Hal. 20...

Batu Akik: Antara Mitos dan Spekulasi Bisnis

Ekonomi & Bisnis

Hal. 7...

Hukum

Hidup dan Rasa Sambal Ala Bebek Goreng Sambal Ijo

www.publicapos.com fanpage: publicapos.com

@publicaposcom [email protected]

Terbit 20 HalamanEdisi I/II/II, 2015

Eksekusi Mati:Sebuah Bomerang bagi WNI Terpidana Mati

229 WNI Terancam Hukuman Mati

Namanya singkat, "Hari" lelaki dengan tatapan nanar namun sejatinya berhati kordial. Bahkan, dia suka berkelakar. " Hidup saya pernah diangkat oleh Allah, lalu jatuh dengan keras dengan kepala tepat di bawah," ujarnya ber kelakar. Baginya kesuksesan terbesar adalah bangkit dari kejatuhan parah beberapa tahun lalu saat berbisnis angkutan pasir di Se­putaran Jakarta utara.

Sepintas tampang dan tampilannya mengingatkan saya tentang sosok Kapten Haddock di seri petualangan Tintin karya Herge yang sohor. Bedanya, sepanjang yang saya kenal, Hari tidak gemar minum alkohol.

"Asal saya dari Lumajang," ujar Hari dengan logat Jawa. Sejak satu 12 tahun lebih, dia telah menjejakan kaki di tanah Jakarta. Meskipun berperawakan kekar dan bertampang sangar, hobi sejatinya jauh dari keangkeran sosoknya: memasak. Siang itu dia tengah sibuk di dapur rumahnya di sebuah gang tepat di depan Stikes Binawan, Jalan Raya Kalibata, mampang ia sibuk mempesiangi bebek.

Menyembelih sampai mem bersih kan bebek untuk dimasak, menjadi aktivitas keseharian bagi hari.

Setelah 'bangkrut' dari pekerja an lamanya

sebagai pengusaha angkut an pasir ia banting setir me mulai usaha baru, atau lebih tepat­nya lembaran baru. Banyak saudara dan teman­teman nya bingung melihatnya mem buka bebek goreng Sambel Ijo bahkan tidak sedikit yang berolok. Dengan kesabaran dan ke tabahan, serta dibantu istri dan ibunya ia menekuni usaha ini. Sedikit demi sedikit usaha nya berkembang.

Sekitar empat tahun lalu Hari pernah mengalami sukses, bahkan ia terbilang kaya. Setidaknya 14 unit mobil truk ia miliki, sebelum akhirnya usahanya tersebut kandas hingga tak berbekas.

"Yang tersisanya hanya nyawa Saya, dan Istri yang setia mene mani, " tutur nya. Hampir satu tahun ia terpuruk, nyaris gila. Hingga akhir nya bangkit dan mem buka lembaran baru.

" Saya jatuh cinta pada bebek goreng karena sehabis pulang jemput istri, kami selalu makan bebek goreng, dari situ lah saya tertarik me lihat

warung bebek yang kami datangi itu selalu ramai. Saya putuskan untuk belajar dan men cari resep terbaik bebek goreng, " kisah Hari.

Bermodal Gerobak Bekas

Memutuskan untuk memulai usaha, per­soalan utama adalah modal. Hal itu yang

tidak dimiliki Hari kala itu. Beruntung ada gerobak sisa pameran yang hendak dibuang,

"Bos istri saya usai pameran menyisakan tiga buah gerobak. Bagi mereka itu tidak berguna, tapi bagi saya itulah modal, " tuturnya.

Tiga buah gerobak dibawanya. Satu dijualnya seharga dua juta, satu lagi dihibahkan kepada teman. Satu­satunya gerobak yang tersisa menjadi cikal bakal warung bebek goreng " Sambel Ijo Suramadu". Menapak dari bawah ia jalani, dari sehari hanya satu ekor bebek terjual hingga sekarang sudah lebih dari 100 ekor habis dilahap pengunjung warungnya.

Paduan cita rasa gurih, pedas, dan renyah bebek goreng menjadikan warung bebek goreng Hari laris dikunjungi pecinta kuliner. Satu ekor bebek ia belah menjadi sepuluh porsi, dengan satu porsi seharga Rp14.000 menjadi harga yang sangat pantas untuk ibu kota, terlebih soal rasa ia berani mengadunya. Jika sehari 100 ekor bebek ia habiskan, artinya ada 1000 porsi yang habis diborong pembeli.

"Sudah lebih dari 30 resep bebek goreng saya ujikan. Ini resep terbaik saya, dan sekarang saya berani diadu soal rasa" ujarnya sembari terkekeh.

Sebanyak 14 orang karyawan ia pekerjakan untuk tiga buah cabangnya. Soal gaji karyawan ia tak perlu khawatir setidaknya 10 juta rupiah ia kumpulkan setiap harinya dari tiga cabang yang dikelolanya.

Harum aroma bebek goreng memaksa saya untuk berhenti menulis, sambel ijo yang gurih tanpa terasi dan nasi pulen panas memancing saya untuk melupakan semua persoalan. Tak perlu lagi berkisah, mari nikmati saja bebek goreng "sambel ijo suramadu". Rasanya akrobatik dilidah, persis seperti kata 'Hari' sang pemiliknya, "kesuksesan terbesar adalah bangkit dari kegagalan". Dan untuk soal rasa ia telah sukses memanja kita (tgh)

Dok: Publicapos

Warung Bebek goreng, sambel ijo suramadu milik Heri, se­lalu ramai pengunjung

Page 2: Tabloid Publica Pos Edisi 3 - Eksekusi Mati Narkoba dan TKI (WNI di Luar Negeri)

Edisi I/II/II, 2015S O R O T2 P u b l i c a P o s

Rumah Aspirasi Beraroma Wangi

Photo: Ilustrasi

Publicapos - Rencana pembangunan rumah aspirasi di daerah pemilihan akan diberikan kepada masing­masing anggota DPR RI sebesar RP 150 juta pertahunnya dalam APBN­P 2015. Sebelumnya Wakil Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR RI Agung Budi Santoso yang dikutip dari beritasore.com mengatakan rumah aspirasi sebagai media untuk mendekatkan anggota dewan dengan konsitituennya untuk menampung aspirasi masyarakat di daerah pemilihannya. Nantinya dana tersebut akan dipergunakan untuk menyewa rumah berikut kursi, mesin fax, komputer, penjaga dan lainya.

Seperti yang diketahui dasar hukum rumah aspirasi diatur dalam Pasal 234 ayat (3) huruf (j) UU MD3 hasil revisi tahun 2014. Secara eksplisit rumah aspirasi diatur pula dalam Tatib DPR, Pasal 1 ayat (18) yang berbunyi: “Rumah Aspirasi adalah kantor setiap Anggota sebagai tempat penyerapan aspirasi rakyat yang berada di daerah pemilihan Anggota yang bersangkutan.”

Secara lebih detail, Pasal 213 Tatib DPR menjelaskan, untuk menjalankan fungsi rumah aspirasi setiap anggota dibantu oleh tenaga ahli dan staf administrasi. Anggarannya dibebankan kepada DPR sesuai pedoman pengelolaan anggaran di DPR.

Dalam hal ini, Indonesia Corupption Watch (ICW) menilai banyak hal yang harus diwaspadai dalam penggunaan uang negara untuk alokasi rumah aspirasi. Koordinator Divisi Korupsi Politik ICW Abdullah menyatakan yang harus ditekankan bahwa apakah benar alokasi anggaran rumah aspirasi digunakan untuk kegiatan aspirasi sesuai dengan tujuan. Jangan sampai dana tersebut malah masuk ke dalam personal anggota DPR sedangkan programnya tidak diwujudkan.

"Jangan sampai alasannya untuk aspirasi tetapi malah disalahgunakan. Kalau itu terjadi maka dimungkinkan sudah mengarah ke tindakan penyimpangan," katanya di Kantor ICW.

Rumah aspirasi nantinya akan dijadikan bentuk orientasi dari daerah pemilihan yang harus diperjelas bentuk pengelolaan rumah aspirasi serta mekanisme pengawasanya. Pasalnya, jika setiap anggota DPR akan memiliki rumah aspirasi maka jumlahnya akan banyak disetiap dapil dan mubazir

penggunaannya."Dalam satu dapil biasanya terdapat 3­10

anggota DPR dari berbagi partai politik (parpol) maka akan banyak sekali. Selain itu yang dipertanyakan apakah rumah aspirasi akan direalisasikan dengan benar, ditakutkan hanya menjadi wadah yang bukan fungsinya," ujarnya.

Abdullah pun menegaskan bahwa potensi penyalahgunaan anggaran dan fungsi kewenangan menjalan rumah aspirasi sangatlah rancu. Pasalnya, DPR sebagai pelaku penganggaran akan mengalokasikan anggaran dan mengelola sendiri.

"Regulator merangkap eksekutor, potensi kerawanan sangat besar padahal mereka terkait pengawasan anggaran itu sendiri," tegasnya.

Pelaksanaan Reses Tidak MaksimalSelama ini anggota DPR melaksanakan

fungsi penjaringan aspirasi melalui reses patut dipertanggungjawabkan, apakah hal tersebut berjalan atau tidak. Pasalnya jika reses berjalan baik maka permintaan rumah aspirasi tidak patut dikabulkan.

“Kalau item anggaran penyerapan

aspirasi sudah ada di mata anggaran reses atau kunjungan kerja yang dibagikan pertiga bulan, seharusnya ada akuntabilitas dari hasil aspirasi penjaringan yang dilakukan dewan,” ucapnya.

Jika dicermati, anggota DPR jarang membangun pola komunikasi politik untuk menjelaskan kepada konsituen di dapilnya serta tidak menjelaskan kepada publik apa hasil reses yang diterima. Maka tidak jarang pada periode sebelumnya terjadi penyimpangan kegiatan fiktif dan sisi akuntabilitasnya rendah.

Dari sisi pertanggungjawaban dan pengawasannya tidak transparan dan tidak tergambar dengan jelas tentang kegiatan apa saja yang dikerjakan semasa reses. Seharusnya DPR membuat dokumentasi jelas dan pencatatan dari hasil aspirasi yang diperoleh.

“Banyak yang tidak membuat risalah resesnya, sehingga publik tidak bisa melihat lampiran dokumen pertanggungjawabanya saat reses,” tandasnya.

Fungsi Partai Politik Tidak Sesuai kerja Politik

Permintaan rumah aspirasi seharusnya tidak diperlukan jika mekanisme kerja partai politik dan struktur kelembagaan berjalan baik. Seyogyanya parpol bertugas untuk melaksanakan penyerapan aspirasi agrerasi yang harus diperjuangkan dan nantinya berbuah menjadi kebijakan yang pro rakyat.

Karenanya, jika mandat partai dijalankan maka saluran aspirasi sebenarnya akan otomatis terlaksana secara institusi didalam partai atau kelembagaan. Pembentukan rumah aspirasi, menandakan bahwa partai tidak bekerja sebagai penyerap aspirasi.

“Di dalam parpol itu sendiri setiap kadernya seharusnya dibekali dengan pendidikan politik dan penyerapan agrerasi kebijakan publik yang harus diperjuangkan. Terlebih jika memakai struktur partai yang sangat hirarki di level tingkat masyarakat, ada Dewan Pimpinan Wilayah (DPW), Dewan Pimpinan Cabang (DPC), dan sampai ke tingkat ranting,” paparnya.

Oleh sebab itu, penguatan struktur partai dapat lebih dimaksimalkan agar fungsi penyerapan aspirasi dapat berjalan baik. Ketidaksiapan parpol dapat ditandai bahwa parpol di Indonesia tidaklah sehat karena meminta rumah aspirasi yang mengeluarkan cost tidak sedikit, sedangkan anggota parpol seharusnya dapat memakai instrumen kelembagaan parpol.

Rumah Aspirasi Tidak menjadi Prioritas

Rumah aspirasi jika dilihat fungsinya belum dapat dijadikan prioritas karena masih banyak saluran aspirasi yang dapat dimaksimalkan. Dalam hal ini, selain memaksimalkan saat reses dan kunjungan kerja DPR juga dapat merancang komunikasi dengan basis konsistuen secara baik.

Sekalipun rumah aspirasi tetap diadakan maka beberapa opsi bisa saja menjadi pilihan DPR yaitu menggabungkan rumah aspirasi bagi satu dapil yang terdiri hanya 3­4 orang anggota DPR. Karena range setiap dapil berkisar 3­12 orang.

“Jadi tidak semua anggota DPR mendapatkan satu rumah aspirasi. Atau menggabungkan dengan anggota DPD, karena sebelumnya DPD juga mewacanakan untuk membuat rumah aspirasi,” jelasnya.

Maka ditegaskan bahwa fungi penyerapan aspirasi penting tetapi tidak harus mengadakan anggaran baru seperti rumah aspirasi. Permintaan rumah aspirasi dapat menjadi efek domino bagi anggota dewan ditingkat kabupaten dan provinsi meminta hal yang sama. Pasalnya penyerapan aspirasi bisa dibuat dalam lintas partai atau penguatan parpol. (tgh)

Publicapos (Jakarta)­ Hukuman mati yang diterapkan di Indonesia ternyata membawa dampak buruk bagi para TKI yang mendapatkan sanksi serupa di luar negeri. Aktivis Migrant Care Wahyu Susilo mengaku, pihaknya tak mudah melakukan advokasi bagi TKI yang divonis hukuman mati.

"Kami masih melakukan pembelaan dan advokasi. Tapi, di sisi lain kami tersandera karena ada eksekusi mati di Indonesia," ujar Wahyu dalam diskusi 'Kecaman Internasional terhadap Eksekusi Mati Kasus Narkoba, Apa Kabar Nasib TKI yang Terancam Hukuman Mati?' di Jakarta Selatan, Minggu, (8/3).

Dulu, sambung Wahyu, Indonesia bisa mengupayakan pembebasan TKI dari hukuman mati dengan bantuan multilateral. Yakni, melalui bantuan banyak forum dunia yang antihukuman mati. Namun, dengan adanya pelaksanaan hukuman mati di Indonesia, cara itu tak lagi dapat ditempuh.

"Kami sulit untuk meminta bantuan Dewan HAM PBB karena tadi, tersandera kebijakan yang sedang dilaksanakan di dalam negeri. Jadi kita lagi mencari cara lain untuk bisa lakukan pembelaann pada

Eksekusi Mati, Sebuah Bomerang Untuk Indonesia

Photo: : Publicapos

Wahyu Susilo, Analis Kebijakan Migrant Care (kiri), bersama Muhamad Iqbal, Direktur Perlindugan Hukum WNI, Kementrian Luar negeri( kanan) dalam diskusi membahas perlindungan hukum WNI di luar negeri beberapa waktu lalu.

TKI," sambung Wahyu.Wahyu berharap, bantuan pemerintah

Indonesia untuk diplomasi dengan negara­negara tempat TKI dihukum mati terus berjalan di samping mengusahakan lewat jalur advokasi

Ia khawatir keputusan pemerintah melakukan eksekusi berdampak pada upaya penyelamatan terhadap buruh migran yang saat ini terancam hukuman mati. "Eksekusi mati melemahkan negosiasi untuk membela buruh migran yang terancam mati di negara lain," Ujar Wahyu kepada Publicapos.

Data Kementerian Luar negeri yang dirilis berapa waktu lalu setidaknya 229 WNI terancam hukuman mati di luar negeri terutama di Malaysia dan Arab Saudi karena kasus Narkoba dan pembunuhan.

Wahyu menambahkan kasus buruh migran perempuan yang terancam hukuman mati membutuhkan pembelaan tidak hanya dari negara tapi juga lembaga internasional. Buruh migran, kata Wahyu, terlibat kriminal setelah mengalami kekerasan berulang dan bentuk pembelaan diri.

Kasus Ajeng, yang tertangkap pihak Imigrasi Malaysia karena kedapatan

membawa Narkoba, menjadi satu contoh kasus. Berdasarkan penelusuran dari pihak Kemenlu sendiri, ditemukan fakta yang menguatkan indikasi bahwa Ajeng sengaja dijebak oleh Jaringan Narkoba Internasional,

"Fakta yang kami temukan Ajeng itu sangat polos,Ia mengenal jaringan Narkoba tersebut melalui dunia maya. Sepertinya ia sengaja dijebak, " tutur Lalu Muhamad Iqbal, Direktur PWNI Dan BH, Kemenlu RI (tgh)

Page 3: Tabloid Publica Pos Edisi 3 - Eksekusi Mati Narkoba dan TKI (WNI di Luar Negeri)

3P u b l i c a P o s Edisi I/II/II, 2015 S O R O T

Istimewa

Aksi Demonstrasi menuntut pembatalan hukuman mati bagi narapidana Narkoba, di Jakarta beberapa waktu lalu.

Terbit sejak 15 Januari 2015, Publica Pos hadir sebagai tabloid dwi mingguan yang bertekad men­jadi rujukan informasi publik ter­percaya.Semua naskah yang dikirim ke Redaksi dan diterbitkan menjadi milik Publica Pos. Semua wartawan Publica Pos dibekali tanda pengenal dan tidak menerima maupun me­minta imbalan dari siapa pun. Semua

Tabloid Dwi Mingguan

Publica Pos

isi artikel/tulisan yang berasal dari luar, sepenuhnya tanggung jawab penulis yang bersangkutan. Dewan Redaksi: Ujianto Singgih Pr, Mohammad Mulyadi, Achmad M Fahham, Sahat Aditua Silalahi, Prianter J. Hairi, Ansel AlamanPemimpin Umum: Achmad M Fahham Pemimpin Perusahaan: Abdul Mukhit KD, Pemimpin Redaksi: Ahmad DH

Redaktur Pelaksana Tabloid:T. Kurniawan, Redaktur Pelaksana Online: Dawam MultazamStaf Redaksi:Helmi Yusuf, Fikry Rakatamala, Arik Dj, Abdul Kholik, Abu Roiz, Muhammad Ainuzzaki, Abas Firdaus BasuniManajer Keuangan: Miftachul ChusnahManajer Iklan dan Pemasaran:M. Arief Setiawan, Ahmad Amin

Penerbit: PT Publica Media UtamaAlamat Redaksi / Iklan :Ruko Taman Cinangka A­5,Cinangka, Sawangan, Depok, 16516Telp. 021­49116822Email Redaksi: [email protected]

Publicapos - Langkah pemerintah melakukan eksekusi mati ter hadap enam terpidana kasus narkoba pada 17 Januari lalu me nuai protes dari pemerintah asal terpidana, ter utama Brasil dan Belanda. Lima dari enam ter pidana itu merupakan warga negara Vietnam, Malawi, Nigeria, Brasil, dan Belanda. Sedang kan satu terpidana ber­warga negara Indonesia.

Sebelumnya sejumlah negara itu telah melancarkan taktik diplomasi untuk meminta pem­batalan ketetapan eksekusi huku m­an mati melalui mekanisme penga­juan grasi kepada presiden. Namun demikian Presiden Joko Widodo tetap tak mengabulkan pe rmohon­an grasi tersebut. Hingga akhir nya pemerintah Brasil menarik Duta Besar mereka untuk Indonesia. Juru bicara Presiden Brasil, Dilma Roussef menyatakan kecewa dengan sikap yang Indonesia meng­a baikan permohonan grasi tervonis mati penyelundupan kokain ke Indonesia 2004, Marco Archer Cardoso Moreira. Langkah serupa juga diambil oleh pemerintah Belanda. Menteri Luar Negeri Belanda Bert Koenders memanggil duta besarnya setelah salah seorang warganya, Ang Kiem Soei, terpidana kasus narkoba dieksekusi mati.

Badai protes makin kencang saat pemerintah menyatakan akan melanjutkan eksekusi terhadap 11 terpidana lain. Kali ini pemerintah Australia yang melayangkan ke­beratan. Pasalnya sejumlah warga­nya, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, masuk dalam list ter pidana mati. Perdana Menteri

Eksekusi Mati dan Kebuntuan Diplomasi

Australia Tony Abbott dalam pernya taannya sempat mengungkit­ungkit jasa rakyat Australia saat membantu Indonesia menghadapi bencana tsunami di Aceh pada 2004. Hal itu dimaksudkan agar peme rintahan Jokowi membalas bantu an itu dengan membatalkan ekse kusi mati terhadap dua warga Australia.

Pernyataan Abbott itu sempat mendapat reaksi dari sejumlah golongan masya rakat Indonesia. Hingga akhirnya Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop menghubungi Wakil Presiden RI Jusuf Kalla untuk meng klarifikasi pernyataan Abbott. Julie Bishop

menjelaskan ada salah pengertian, dan pihak nya ingin menyatakan hubung an Indonesia­Australia sudah bagus, termasuk pada parti sipasi bantuan tsunami 2004.

Meski sempat molor, namun eksekusi belasan terpidana itu tampaknya tetap akan dijalankan. Pelaksanaan eksekusi mati tahap kedua itu rencananya bakal dilakukan pada akhir pekan ini.

Pemerintah Indonesia bersi­kukuh melaksanakan eksekusi mati dengan alasan menegakkan hukum sekaligus memberi efek jera pada para gembong narkoba. Saat ini Indonesia sedang dalam kondisi darurat narkoba yang

mengan cam generasi bangsa. Ada sebuah kepentingan masyarakat luas yang hendak dilindungi.

Di sisi lain, rangkaian manuver politik luar negeri yang dilancarkan negara­negara yang warganya dieksekusi terhadap Indonesia itu sangatlah lumrah. Sikap sejumlah negara untuk meminta grasi kepada Presiden Joko Widodo atau bahkan mengecam pelaksanaan hukuman mati itu adalah bentuk kepedulian negara terhadap warga negaranya tanpa kecuali. Apalagi mereka memang berhak mengajukan upaya pengampunan hukum itu. Dan presiden Indonesia memiliki wewenang untuk mengabulkan

atau menolak grasi. Di sini kumparan kepentingan kedaulatan hukum dan politik diplomasi luar negeri bertemu. Apapun sikap Presiden Jokowi tentu bakal berpengaruh pada hubungan antar negara. Kita tentu berharap setiap keputusan pemerintah Indonesia akan menguntungkan banyak pihak, rakyat dan pemerintah Indonesia namun tidak menggagu hubungan baik dengan negara sahabat. Tentu dibutuhkan strategi diplomasi yang handal untuk mengawalnya. Sayangnya hal itu yang belum dimiliki oleh pemerintah Indonesia.

Lemahnya diplomasi Indonesia juga tampak dari minimnya pem­belaan di dunia internasional ter­hadap warga negara Indonesia yang terancam hukuman mati di negara lain. Terdapat ratusan warga negara Indonesia yang bekerja sebagai buruh migran saat ini terancam hukuman mati di luar negeri.

Di Malaysia WNI yang terancam hukuman mati mencapai 233 orang, sementara TKI yang diproses di pengadilan mencapai 177 orang. Di China terdapat 29 orang TKI, sebanyak 20 orang sudah diproses di pengadilan. Sedangkan di Arab Saudi, menurut data Kementrian Luar Negeri, terdapat 303 Warga Negara Indonesia yang terancam hukuman mati sedari 1999 hingga 2011. Kasus mereka beragam. Sebagian mereka terjerat kasus pembunuhan karena berupaya membela diri saat dianiaya oleh majikan. Beberapa WNI telah menjalani hukuman mati, dan selama itu suara dukungan dunia internasional senyap.(tgh)

Publicapos (Jakarta) – Eksistensi keberadaan kelompok Islamic State of Iraq and Al­Sham (ISIS) di Indonesia mencapai titik terang­nya. Selasa (24/2) sebanyak 16 warga negara Indonesia tiba­tiba saja menghilang di Bandara Attatur, Turki. Kecurigaan mereka untuk bergabung dengan ISIS pun men cuat, mengingat Turki meru pakan wilayah yang ber batasan langsung dengan basis militer kelompok radikal ini.

Kasus seperti ini bukan per­

Waspada, Misi Jihad Bermodus Wisata

tama kali terjadi dan ditangani ke­polisi an setempat. Beberapa kasus sebelumnya melibatkan warga negara lain yang menyusup ke Suriah melalui perbatasan Turki.

Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Istanbul telah ber koor dinasi dengan Kepolisian Istanbul untuk mencari mereka. "Pihak Kepolisian Istanbul masih mela kukan investigasi," kata Direk tur Perlindungan dan Bantuan Hukum WNI Luar Negeri, Lalu Muhamad

Iqbal kepada Publicapos kemarin. Hilangnya keenam belas orang

itu berawal dari pemisahan diri dari rombongan tur yang jumlah keseluruhannya 25 orang. Rom bong­an yang menggunakan travel ber­nama Smailing Tour ini berangkat dari Indonesia pada 24 Februari 2015 dari Jakarta. Mereka berjanji kembali ber gabung pada 26 Februari 2015, di Kota Pamukkale, Turki. Setelah men darat, 16 turis asal Indonesia itu pamit kepada pemimpin rom bong­an. Namun, mereka tidak ber gabung kembali hingga waktu kepulangan tiba pada 4 Maret.

Mereka tercatat berasal dari Surabaya dan Surakarta. Mereka yang berasal dari Surakarta antara lain Fauzi Umar, Hafid Umar Babher, Soraiyah (istri Hafid), serta Hamzah (4 tahun, anak Hafid) dan Ustman Hafid (3 tahun, anak Hafid). Mereka tercatat pernah mengontrak rumah di Kelurahan Gajahan, tidak jauh dari Keraton Surakarta dan dikenal sebagai pembuat gorden. Beberapa tahun lalu keluarga ini pindah.

"Kita belum melacak alamat ter­akhir mereka, saat ini kami masih menunggu hasil Investigasi pihak kepolisian," tambah Iqbal lagi.

Hafid dan Fauzi, yang masih lajang, adalah kakak­beradik. Menu rut Iqbal, sebanyak 16 orang itu terdiri atas tiga keluarga besar.

Kementerian Luar Negeri me­ni lai persoalan 16 Warga Negara Indonesia di Turki bukan lah kasus orang hilang, karena fakta­fakta menun jukkan WNI itu memang me­milih tidak kembali ke Indonesia.

"Kami cuma bisa memberi konfir­masi fakta­faktanya. Pertama, mereka memang memilih untuk tidak pulang ke Indonesia. Ini bukan kasus ke hilan­gan, bukti nya adalah ketika mereka di hu bungi pemimpin tur, mereka bilang jika ingin pulang dengan lancar silahkan kami baik­baik saja di sini ," ujar Muhamad Iqbal me­lalui sambung an telpon kepada Publicapos. Menurut dia, fakta kedua yang membuat pihaknya menilai soal WNI di Turki itu bukan kasus orang hilang karena sampai hari ini Kemlu belum menerima penga duan dari keluarga keenam belas WNI tersebut.

"Sampai hari ini tidak ada penga­duan dari keluarga jadi kami tidak bisa menindaklanjuti. Kami panggil Smailing Tour untuk bertanya apakah ada `komplain` dari pihak keluarga. Kalau saya punya keluarga

hilang, saya pasti komplain ke `tour travel­nya` tapi sampai saat ini tak ada `komplain`," ungkap dia.

Dia juga mengaku Kemlu terus mela kukan komunikasi intensif dengan otoritas di Turki untuk men­cari tahu kebenaran tentang kabar bahwa 16 WNI itu akan pergi ke Suriah untuk bergabung dengan kelom pok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Kalau mengenai apakah mereka terlibat ISIS, kita akan tunggu penilaian akhir dari Turki. Kita sudah dapat informasi dari Turki mereka telah melakukan pengawasan kepada seluruh cctv dan tidak terdeteksi ke­16 orang tersebut," kata Iqbal.

Dia menambahkan, Kedutaan Besar RI dan Konsulat Jenderal RI di Istanbul terus berkomunikasi dengan pihak otoritas Turki.

Interpol Indonesia sebelumnya telah menyurati sejawatnya di Turki terkait pencarian terhadap 16 WNI yang menghilang setelah memi­sahkan diri dari kelompok tur pada 24 Februari 2015 di negeri tersebut.

"Kami sudah menyurati interpol Turki," kata Ses National Central Bureau (NCB) Interpol Indonesia, Brigjen Setyo Wasisto.(tgh)

Photo: Ilustrasi

Page 4: Tabloid Publica Pos Edisi 3 - Eksekusi Mati Narkoba dan TKI (WNI di Luar Negeri)

Edisi I/II/II, 2015P O L I T I K4 P u b l i c a P o s

Foto:ICW

Paparan data beberapa Indikasi penyimpangan dalam APBD DKI tahun 2014, versi Indonesia Corup­tion Watch

Sejumlah Aktivis menyatakan dukungan kepada Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, beberapa waktu lalu

????

Publicapos - Koordinator Divisi Korupsi Poltik ICW, Abdullah, menga takan sangat disayangkan hak angket yang dilontarkan DPRD DKI Jakarta kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Hal ini karena tidak jelas motif apa yang dilakukan. Sekali pun mengacu pada UU MD3 yang mengatakan hak angket di miliki oleh DPRD, tetapi hal ter sebut dilakukan untuk menye­lidiki ke bijakan strategis yang ber ­dampak me rugi kan daerah. Sedang­kan dalam hal ini, hak angket itu malah se akan­akan mem buat DPRD DKI meng ungkap fakta pemborosan dengan menyu supkan anggaran silu­man yang dilakukan dirinya sendiri.

“Tidak diketahui apa motifnya, sangat terkesan pada nuansa politisasi. Ini menandakan fungsi pengawasan tidak berjalan karena selalu ada nomenklatur anggaran yang tidak sesuai dengan nilai pengadaan,” ujarnya.

Model dana siluman pada pem­bahasan APBD sudah menjadi modus di banyak daerah bahkan di tingkat nasional. Hal ini terjadi

Dana Siluman APBD DKI 2015, Membuka Perjalanan Korupsi APBD sebelumnyaAnggaran siluman yang terdapat di draft APBD DKI Jakarta dinilai jumlahnya akan lebih dari Rp 12,1 triliun. Bukan hanya pengadaan alat Uninterruptible Power Supply (UPS), tetapi juga printer scanner 3D, global feature learning, dan aplikasi sofware pembelajar dalam sarana penunjang pembelajaran. Dalam hal ini, Koordinator Divisi Monitoring dan Analisis Anggaran ICW, Firdaus Ilyas, menyatakan jika dilihat dari pola korupsi yang dilakukan serta menyisir data APBD 2014, 2013, 2012, 2012, dan seterusnya, ditemukan pola dan mata anggaran yang disinyalir bermasalah akan ditemukan kembali pada APBD 2015.

Dijelaskan pada APBD 2014, terdapat pengadaan 50 paket UPS di sekolah Jakarta Barat (Jakbar) dan Jakarta Pusat (Jakpus) pada Suku Dinas (Sudin Dasar dan Menengah di Jakarta) dalam proses lelang yang dilaksanakan pengumumannya pasca kuali fikasi sejak 7­13 November 2014, dan pada tanggal yang sama juga dilakukan download dokumen pengadaan. Pada tanggal 10 November 2014, dila kukan dua kegiatan yaitu pem berian penjelasan terkait lelang UPS yang selesai pada hari yang sama dan upload doku men pena waran yang selesai pada 14 November 2014. Pada tanggal 14 November 2014 dilaksanakan pem bukaan dokumen penawaran yang selesai pada hari yang sama. Evaluasi penawaran dan dokumen kualifikasi dilaksanakan pada 15­19 November 2014, pembuktian kualifikasi dilakukan pada tanggal 20 November 2014, dan selesai pada hari yang sama di keesokan harinya tanggal 21 November 2014, yang juga dilaksanakan upload berita acara hasil pelelangan. Pada tanggal 22 November 2014

diseleng garak an penetapan peme­nang dan pengu muman pemenang yang juga selesai pada hari yang sama. 23­27 November 2014 dila­kukan masa sanggah hasil lelang. Tanggal 28 November 2014 di­keluarkannya surat penun jukan penyediaan barang/ jasa, dan terakhir 1 Desember 2014 dila­kukan penanda tanganan kontrak yang selesai di hari yang sama.

“Ini terjadi kejanggalan pada 50 pengadaan UPS yang sama dan hanya memakan waktu kurang dari sebulan, biasanya mencapai dua bulan. Sedangkan pada proses lelang tidak ada sanggahan, ke­beratan, dan komplain yang dilakukan,” ujarnya.

Berdasarkan data dari website PBJ DKI Jakarta, untuk pengadaan UPS pada Sudin pendidikan mene­ngah Jakarta Pusat dan Jakarta Barat, setidaknya terdapat 50 rekan an pemenang pengadaan UPS. Beberapa perusahaan peme nang diindikasi bermasalah dan tidak memiliki profil yang wajar ter kait

kemampuan dalam menye diakan jasa. Sedangkan penelusuran data sekunder yang dilakukan oleh ICW, diindikasi bahwa banyak perusahaan pemenang tidak memi­liki kemam puan dalam meme nuhi syarat dan terindikasi dimiliki oleh orang yang sama.

“Dugaan ada praktik tender arisan dari beberapa perusahaan yang dimiliki orang yang sama. Ternyata dari perusahaan pemenang pengadaan UPS, ia juga memenangkan PBJ yang lain, misal yang terkait sarana dan prasarana sekolah 2014,” ucap Firdaus.

Pada rincian komponen anggaran untuk pengadaan UPS, berdasarkan dokumen realisasi APBD 2014 khususnya untuk PBJ UPS, komponen belanja terdiri dari honorarium Tim PBJ sebesar Rp 4,905 juta, belanja dokumen dan admnistrasi tender sebesar Rp 495.000, belanja pengadaan rak besi Rp 968 juta, belanja pengadaan UPS/ stabilizer sebesar Rp 1,92 miliar, dan belanja pengadaan

instalasi listrik sebesar Rp 3,1 miliar dengan total belanja pengadaan UPS sebesar Rp 6 miliar.

Dari laporan realisasi beberapa komponen yang terdiri dari 5 item belanja seperti dokumen administrasi rak besi dan lainnya termasuk realisasi honorarium, malah dimungkinkan masuk dalam ULP. Sedangkan dalam komponen barangnya sendiri, pokok anggaran UPS lebih kecil dibandingkan pengadaan instalasi listrik yang mencapai Rp 3,1 miliar.

“Kalo mau memasang UPS, seharusnya jumlah anggarannya lebih besar dibandingkan rak besinya. Tetapi yang terjadi malah terbalik. Ini menunjukkan masalah besar di dalam pengadaan spesifikasi,” katanya.

Bukan hanya permasalahan UPS dari penggelembungan anggaran 2014 pada Sudin Pendidikan mene ngah yang belum masuk pada Dinas Pendidikan DKI, tetapi juga pada Sudin Pendidikan dasar saja sudah terdapat 652 kegiatan program peningkatan sarana dan prasaranan pendidikan. Dan lagi penelusuran terkait rehab sekolah dan realisasi sarana­prasarana dengan usulan Rp2,4 triliun dan terealisasi sebesar 1,529 triliun. Pengadaan Digital Vision Touch Interatif Board (IBE DVT) atau software pembelajaran untuk SMA dan SMK yang dianggarkan sebesar Rp 101 miliar dan terealisasi sebesar Rp 84 miliar dengan harga satuan RP 39 juta, berisikan satu unit lengkap untuk kelas SMA X, XI, XII animasi matematika, kimia, fisika, biologi, powerpoint matematika, biologi, konten e­Book, video, dan bank soal.

Pengadaan printer dan scanner 3D yang dianggarkan Rp 6 miliar dan terealisasi hanya Rp5,8 dengan satuan harga Rp 886

juta. Jika dilihat dugaan praktik korupsi nya, dicontohkan pada SMKN 9 mendapat 9 unit printer dan scanner 3D atau atau dapat dikatakan hanya mendapat satu atau dua dari banyak nya unit yang seharusnya di dapat.

“Kita akan verifikasi di lapangan apakah aspek dan kuantitasnya sama dengan Rp 886 juta. Potensi kuat ada permainan dan dikorupsi karena ukuran kebutuhan dan perun tukannya. Kita akan kroscek apakah semua sekolah di Jakarta butuh printer itu, kalau dibutuhkan berapa banyak. Jangan sampai jadi pemborosan jika sekolah itu tidak butuh dan menjadi rongsokan karena tidak tepat guna,” paparnya.

Firdaus pun menambahkan bahwa UPS pada APBD 2015 sebesar Rp 6 miliar untuk 21 pengadaan di 21 sekolah, diduga ada penambahan yang dilakukan oleh DPRD DKI yang disinyalir dilakukan oleh Sudin Pendidikan Jakarta Selatan (Jaksel). Kemung­kinan terjadi model korupsi yang sama dalam salah satu unsur yaitu mark up satuan dan biaya dengan APBD 2014, yaitu penga­daan printer dan scanner 3D untuk SMP dan SMA sebanyak 67 penga daan paket mulai dari Rp 1,5 miliar sampai Rp4 miliar.

Program e­Multimedia education connect system untuk SMA, penga­daan e­position untuk SMA dan SMK, CCTV, global feature warning, IT public literratur smart teaching, advance visualizer digital sebagai bahan pelajaran.

“Semua mata anggaran atau proyek itu ada pada APBD 2014 dan 2015. Kita temukan faktor rent seeking dalam belanja barang dan jasa yang di­mark up. Bukan hanya dinas pendidikan, dinas lainnya kemungkinan juga melakukannya,” tegasnya. (tgh)

Penggelembungan APBD DKI, Gambaran Peta Penganggaran di Indonesia

karena persekongkolan antara legislatif dan yudikatif dalam kompromi pemulusan anggaran. Karena nya kasus di DKI ini terbilang terbalik karena Pemprov DKI (Gubernur) tidak mau kompromi dengan para oknum.

Proses transparansi dalam pem­bahasan APBD ataupun APBN sangatlah penting. Rapat se harus­nya dilakukan secara terbuka. Hal itu karena di dalam nya terjadi kesepakatan antara DPRD dan Pemda yang seharusnya diketahui publik. Misalnya meng­upload di youtube atau media sosial lainnya tentang suasana, proses, dan hasil rapat. Dalam hal ini karena kebijakan APBD seharusnya tidak menjadi rahasia daerah, melainkan domain kebijakan publik dimana publik juga menyumbang dalam prosesnya.

Salah satu instrumen dengan sistem e­Budgeting adalah model pengawasan dalam pembahasan anggaran. Pada sistem e­Budgeting dapat diketahui apa saja yang menjadi usulan dan kesepakatan

dalam program yang telah di rumus­kan, serta siapa yang mengusulkan kebijakan tersebut.

“Ini sejalan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas serta sesuai dengan tata kelola dan keuangan daerah,” katanya.

Sistem e­Budgeting bukan hanya menjadi keuntungan bagi Pemda, bagi DPRD pun sistem ini mempermudah fungsi penga wasan pada proses e­Procurement. Sedang­kan bagi publik, sistem e­Budgeting dapat mem buka ruang pengawasan ke bijakan daerah karena publik adalah penyumbang APBD.

Sekalipun belum ada jaminan bahwa proses e­Budgeting dan e­Procurement 100% benar, akan tetapi sistem ini harus di bangun dengan baik, dengan ke mau an leader yang kuat dalam pene rapan­nya. Selain itu SKPD yang ada di lingkungan tersebut juga harus punya komitmen kuat dalam men­jaga transparansi dan jujur.

Abdullah pun menegaskan bahwa modus praktik korupsi sudah dimulai saat proses

perencanaan dan penganggaran. Hal ini tertuang dalam program fiktif, objek penerimaan program fiktif, mark up kebutuhan, dan mark down penerimaan daerah.

Karena proses penganggaran adalah proses politik, kepentingan untuk mendapatkan rente guna mengem balikan modal politik

kemung kinan terjadi. Karenanya Menteri Dalam Negeri (Mendagri) harus tegas menggunakan kewe­nangannya dalam mendorong birokrasi Pemda yang baik. Pada kasus DKI, segala tendesi harus dapat dilaporkan ke pene gak hukum agar dapat ditindak lanjuti,” tegasnya.(tgh)

Page 5: Tabloid Publica Pos Edisi 3 - Eksekusi Mati Narkoba dan TKI (WNI di Luar Negeri)

5P u b l i c a P o s Edisi I/II/II, 2015 H U K U M

Menyoroti Hakim Sarpin

Foto: Antara

Hakim Sarpin saat membacakan keputusan sidang Praperadilan Komjen Budi Gunawan di Pengadilan negeri Jakarta selatan.

Mangkirnya Hakim Sarpin Rizaldi terhadap panggilan Komisi Yudisial (KY) menunjukan sikap tidak taat proses hukum. KY me­mang gil Hakim Sarpin dalam forum peme riksaan dugaan pelang garan kode etik setelah ia mengabulkan gugat an Budi Gunawan (BG).

Sejumlah kalangan menilai janggal putusan praperadilan yang diambil oleh Hakim Sarpin. Pasal nya, putusan tersebut di­anggap menabrak sejumlah keten tu an hukum acara pidana. Tak hanya itu, keputusan yang di­ambil Hakim Sarpin berpotensi me langgar kode etik hakim.

Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Aradila Ceasar Ifmaini Idris mengatakan, ketidak hadiran Hakim Sarpin dalam panggilan KY pertanda Hakim Sarpin tidak patuh terhadap KY. Setelah mengambil ke putus an yang menabrak aturan hukum, harusnya ia siap diperiksa dan mem per tang gungjawabkan ke putusan nya. "Ketika Hakim Sarpin tidak mau diperiksa, publik lantas menilai putusannya tidak profesional karena tidak berani diuji." kata Arad di Kantor ICW.

Sebelumnya, koalisi masyarakat sipil anti korupsi melaporkan pelanggaran etik yang dilakukan Hakim Sarpin. Koalisi mensinyalir adanya tindakan unprofesional conduct dan menduga ada pihak lain yang memuluskan keputusan praperadilan BG.

Beredar kabar bahwa Penga­dilan Negeri Jakarta Selatan sebe­lumnya telah menun juk hakim Imam Gultom sebagai pimpinan sidang. Tetapi permo honan pra­peradilan tersebut di ca but oleh pemohon, lalu dimasuk an ulang dengan nomer registrasi yang ber beda. Setelah itu, barulah Hakim Sarpin ditunjuk untuk me­mimpin sidang.

Menurut Arad, "Dugaan per­mainan seperti ini harus ditelu­suri oleh KY. Koalisi khawatir ada

pesanan khusus kepada Penga­dilan Negeri Jakarta Selatan, ada yang mengatur sehingga Hakim Sarpinlah yang memimpin.”

Arad menegaskan bahwa kejanggalan ini harus diselidiki oleh KY. Jika ditemukan indikasi pelanggaran, maka bukan hanya Hakim Sarpin yang diberikan sanksi tetapi juga Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Sementara KY harus fokus pada dugaan yang dilaporkan terkait pelanggaran etik yang dilakukan.

"Tindakan tidak profesional seorang hakim terkait kewe­nangannya dalam memutus kan perkara diatur dalam kode etik hakim," jelas Arad. Hingga kini, proses pemeriksaan masih terus berjalan dan belum ada kepastian kapan KY akan mengeluarkan rekomendasi.

Peneliti Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK) Miko Ginting membenarkan adanya indikasi pergantian hakim prapera dilan setelah penun juk kan hakim di PN Jaksel, sehingga pengacara BG men­cabut permohonannya dan men­daftar kannya kembali dengan nomor registrasi baru. "KY harus menelusuri apakah pergantian itu wajar atau ada tujuan tertentu," ucapnya.

Dalam hal ini, Koalisi pemantau peradilan melihat ada proses janggal yang sangat sistematik dengan melibatkan banyak oknum. Bukan hanya Hakim Sarpin tapi juga Ketua PN Jaksel dan Panitera muda pidana.

"KY telah melakukan fungsinya dan sesuai harapan, tinggal Badan Pengawasan Mahkamah Agung (MA) yang belum melakukan penyelidikan dan pemeriksaan atas laporan kami," keluh Miko. Koalisi berharap Badan Pengawas Mahkamah Agung (MA) dapat menindaklanjuti dugaan pelanggaran etik yang disampaikan dan berperan aktif untuk memperbaiki kualitas hukum di Indonesia.(tgh)

Peneliti Indonesia Budget Center (IBC) Roy Salam mengatakan, perseteruan antara DPRD DKI Jakarta dengan Gubernur DKI Jakarta menandakan ketidak siap­an DPRD DKI untuk mencip takan anggaran yang bersih, bebas dari korupsi dan tepat sasaran.

"DPRD DKI terlalu nyaman dengan masa lalu tanpa ada per­debatan," katanya saat ditemui dalam konfrensi pers di ICW.

Menurut dia, anggaran siluman hadir ketika pembahasan, bukan pada saat pelaksaan anggaran. Tepatnya pada saat pembahasan plafon prioritas anggaran semen­tara (KUAPAS). Patut di duga telah terjadi komunikasi politik antara DPRD dan SKPD (Satuan Perangkat Kerja Daerah) yang ter muatkan program anggar an beserta kegiatan.

Dalam penyelewengan yang sudah dilakukan bertahun­tahun tersebut, DPRD telah mengetahui pos­pos yang bisa dimainkan. Sedang kan setiap SKPD sudah menge tahui anggaran mana saja yang bisa digandakan.

Roy menambahkan, pola seperti ini biasanya terjadi hampir di setiap daerah. Bedanya proses penyimpangan di DPRD di tempat lain berjalan mulus karena Gubernurnya tidak mau ambil pusing. Ahok berbeda, dia mau pasang badan menghadapi per masalahan semacam ini. Dia berhadap, respon seperti ini dapat diikuti oleh semua Kepala Daerah. Tujuannya untuk mene­kan dan memperkecil ruang korupsi di APBD

Siluman Budgeting APBD DKI

ICW mengungkap berbagai temuan indikasi penyimpangan dalam terkait penyusunan APBD DKI Jakarta. Diduga, penyim­pang an pada pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan DKI Jakarta tidak hanya terjadi pada mata anggaran pengadaan Uninterruptable Power Supply (UPS) yang ramai diberitakan media massa.

Dalam konfrensi pers yang diselenggarakan di Kantor ICW, terungkap bahwa modus penyimpangan yang sama juga terjadi pada mata anggaran lainnya, semisal perangkat response murid untuk evaluasi

Siluman Anggaran dalam APBD DKIbelajar, i-Multimedia education connect system untuk SMA, serta pengadaan perangkat scanner dan printer 3D.

Koordinator Divisi Monitoring dan Analisis Anggaran ICW Firdaus Ilyas menjelaskan, pada APBD 2014 terdapat pengadaan 50 paket UPS untuk sekolah di Jakarta Barat dan Jakarta Pusat pada Suku Dinas Pendidikan Dasar dan Mene ngah dalam proses lelang yang diumum kan pasca kualifi kasi tanggal 7 hingga 13 November 2014.

Dalam seminggu, pemenang paket­paket lelang ini langsung di tetapkan dan diumumkan pada 22 November 2014 dengan masa sanggah 23 hingga 27 November 2014. Pada tanggal 1 Desember 2014, seluruh kontrak telah di­tanda tangani. Firdaus menyim­pulkan, “Telah terjadi kejanggalan pada 50 pengadaan UPS ber­langsung kurang dari sebulan. Dengan singkatnya proses penga­daan, tidak ada waktu yang cukup untuk menyampaikan sanggahan atau keberatan."

Rincian anggaran paket­paket penga daan UPS tersebut memuat berbagai komponen belanja, antara lain honorarium Tim PBJ sebesar Rp 4,905 juta, belanja dokumen dan administrasi tender sebesar Rp 495.000, belanja penga daan rak besi Rp968 juta, penga daan UPS/stabilizer sebesar Rp 1,92 miliar, dan pengadaan instalasi listrik se­besar Rp 3,1 miliar dengan total belanja penga daan UPS sebesar Rp 6 miliar.

Sementara dalam pengadaan perangkat respons murid guna evaluasi belajar dianggarkan sebesar Rp 3,758 miliar untuk satu sekolah yang terdiri dari 37 unit original Microsoft Operating System (Windows 7) seharga satuan Rp 880 ribu; 37 set perangkat respons dengan harga satuan Rp 54,780 juta; 37 unit Teaching View Wireless Tablet dengan harga satuan Rp 10,450 juta; 37 unit Assessment Suite System Software sebesar Rp 10, 670 juta per unit; 37 unit Tablet Touchscreen terinstall Workspace dengan harga satuan Rp 2,970 juta; 37 unit Virtual Interaktif Workspace sebesar Rp 2,759 juta per unit; 37 unit laptop dengan

harga satuan Rp 6,325 juta; 37 unit LCD projector dengan harga satuan Rp 12,375 juta per unit; dan 37 rol kabel masing­masing seharga Rp 367 ribu.

Firdaus juga memaparkan rinci an berikut dalam pengadaan i­Multimedia Education Connect System yang dianggarkan sebesar Rp5,936 milyar.

Dalam pengadaan alat scanner dan printer 3D yang dianggarkan sebesar Rp 5,9 miliar untuk setiap sekolah, terdiri dari 2 set scanner 3D seharga 1,2 miliar per set; 68 unit Positioning Target sebesar Rp 3,1 juta per unit; 2 unit Printer 3D masing­masing seharga Rp 1,3 miliar; 12 pak Material Model masing­masing seharga Rp 12,5 juta; 24 pak Material Support seharga Rp 6,3 juta per pak dan 2 unit Laptop sehargai Rp 27,5 juta per unitnya.

Firdaus menyimpulkan, penga­daan UPS hanyalah bagian kecil dari 1482 mata kegiatan dengan total anggaran Rp 5,060 triliun. “Dengan realisasi belanja Rp 2,3 triliun, maka 51,5% atau 1,194 triliun berpotensi penyimpangan barang dan jasa dari 454 paket kegiatan," jelasnya.

“Semua mata anggaran atau proyek itu termuat pada APBD 2014 dan 2015. Kami mene mu­kan faktor rent seeking dalam belanja barang dan jasa dengan indikasi mark­up. Bukan hanya di dinas pendidikan, dinas lain­nya pun kemungkinan juga mela­kukannya,” tegas Firdaus.

Koordinator Divisi Monitoring Pelayanan Publik ICW Febri Hendri menambahkan, dari 39 perusahaan yang memenangkan paket pengadaan di lingkungan Pemprov DKI pada tahun anggaran 2012­2014, tiga peru sahaan di antaranya, yaitu CV. Anugerah Indah Mahakarya meme nang kan 14 paket dengan nilai Rp 49,4 miliar, PT Debindo Jaya memenangkan 16 proyek dengan nilai anggaran Rp 73,7 miliar, dan PT. Dinamika Airufindo Persada memenangkan 17 proyek sebesar Rp 74,6 miliar.

"Dari hasil penelusuran kami, di antara 39 perusahaan tersebut hanya empat perusahaan yang masuk ke dalam asosiasi per­usaha an tekni­mekanikal dan elek tronikal," jelasnya. (tgh)

Rincian Pengadaan i-Multimedia Education Connect System

i-Multimedia Education Connect System 5,936 miliar

Jumlah Item Harga per Unit

2 unit i­Concect Fisika4, Large High Definition Dispay 7,29 juta

2 unit i­Connect Fisika5, Operating System 2,65 juta

204 unit i­Connect Fisika6, i­Connect compatible Physics interactive content 1,7 milyar

2 unit i­Connect Fisika7. Battery i­Response Clicker 245 ribu

2 unit i­Connect Fisika8. Mouse and Keyboard Logitech Wireless 245 ribu

2 unit i­Connect Fisika9. Stabilizer 2,6 juta

2 unit i­Connect Fisika10 UPS 1,5 juta

2 unit i­Connect Fisika Integrated console system 40,8 juta

2 unit i­Connect Fisika1. i­Connect sensor 4,4 juta

100 unit i­Connect Fisikaa. i­Response Card Clicker 410 ribu

2 unit i­Connect Fisikab. i­Response wireless receiver 3,2 juta

2 unit i­Connect Fisikac. I­Response Management/Master Controller 566 ribu

2 unit i­Connect Fisikad. i­Response Software 1,097 miliar

2 unit i­Connect Fisika3. i­Connect CPU 11 juta

Sumber: Indonesia Coruption Watch

Page 6: Tabloid Publica Pos Edisi 3 - Eksekusi Mati Narkoba dan TKI (WNI di Luar Negeri)

Edisi I/II/II, 2015KESEJAHTERAAN & SOSIAL6 P u b l i c a P o s

Rumah Dongeng:Ditempat itu Masa Depan Anak Diukir

Ilustrasi

Skema dan grafis penerima manfaat Program Pojok Baca dan Mendongeng

Beberapa orang anak duduk melingkar, di salah satu sudut seorang perempuan paruh baya dengan kerudungnya asyik men­dongeng. Mulutnya sese kali di­monyong kan, tangan nya ber gerak seakan menari meniru kan kisah yang di dongeng kannya. Anak­anak disekitarnya tersenyum, kadang tertawa. Hari itu mereka men­dengarkan kisah Jack dan kacang polong. Kisah tentang ke tekunan dan ketelatenan yang me lahirkan kesuksesan.

Di salah satu sudut ruangan yang penuh warna, berjejer beberapa rak buku. Salah satu sudutnya terpampang tulisan pojok baca.

Mendongeng, memang menjadi bagian dari kegiatan pem belajar­an di Paud Permata Bunda di Kemang Selatan tersebut. Sudah sekitar empat bulan ini secara rutin, seminggu dua kali guru di­sana menjadikan dongeng se bagai metode belajar untuk mena nam­kan budi pekerti.

PAUD yang dikelola oleh ibu Sriwati namun biasa disapa Bunda Budiarti ini anak­anak melalui dongeng anak­anak dirangsang imajinasi dan kreativitasnya, ber­bagai pesan moral dan ke baik­an yang terkandung di dalamnya akan lebih mudah diterima anak. PAUD Permata Bunda, merupakan satu di antara 49 PAUD yang menerima program “Pojok Baca dan Mendongeng” yang digagas oleh Bank Indonesia.

“sejak empat bulan ini. Akhir 2014 lalu kami mulai mempraktikan dongeng sebagai bagian dari pem­belajaran,” demikian tutur Bunda Budiarti pengelola PAUD Permata Bunda ini

Melalui sebuah survey dan masukan dari beberapa pihak, Bank Indonesia menemukan sebuah fakta bahwa ternyata masih banyak sekolah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di wilayah Jabodetabek yang tidak memiliki perlengkapan belajar mengajar yang memadai, suasana kelas yang tidak kondusif dan bahkan hampir tutup karena tidak adanya pengajar. PAUD yang mulai ‘lesu’ ini rata­rata adalah

PAUD yang berdiri di lingkungan marginal yang bayaran sekolah nya hanya 50.000 rupiah tiap bulan, bahkan gratis. Hal ini mem buat para pengajar yang ke ba nyakan adalah ibu rumah tangga tidak ter­motivasi untuk mengemb angkan kemampuan menga jar nya secara aktif dan kreatif.

“Melihat hal ini, kami ingin memotivasi para pengajar PAUD untuk lebih kreatif dan aktif melalui metode mendongeng, terlebih PAUD yang kami pilih sebagai penerima ini kebanyakan muridnya dari keluarga tidak mampu‘ ujar Saras Divisi CSR Bank Indonesia.

Selain disampaikan dengan dongeng dan nyanyian, anak juga dapat langsung mempraktikan cara membuka tabungan di Bank menggunakan voucher khusus.

“Selain untuk mengedukasi anak melalui dongeng, lewat kegiatan ini kami juga mengajarkan anak pentingnya menabung di Bank. Ini adalah perwujudan semangat berbagi Bank Indonesia, “ tutur Saras lagi.

Mengapa Mendongeng?Melalui cerita atau dongeng

banyak hal tentang hidup dan kehi dupan yang dapat guru­guru infor masi kan kepada anak­anak. Begitu juga pesan­pesan moral dan nilai­nilai agama dapat guru­guru tanamkan kepada anak­anak me­lalui tokoh­tokoh yang ada dalam cerita atau dongeng tersebut.

Untuk menjalankan program Pojok baca dan Mendongeng ini Bank Indonesia menggandeng Yayasan pengem bangan perpus­takaan Indonesia (YPPI) Surabaya

adalah sebuah organisasi pegiat dongeng yang peduli akan pen­didikan anak melalui buku dan dongeng karakter, ter utama untuk anak­anak kaum marjinal. Organisasi yang di pimpin oleh Trini Haryanti ini ingin mem­bangun sebuah kerangka pen­didikan karak ter bangsa yang menge depan kan toleransi, ke­jujuran, etika dan moral sejak dini, secara rutin YPPI mendampingi pelaksanaan program tersebut,

“Melalui program pojok baca dan mendongeng ini kami menge nalkan anak tentang moral dan etika. Sejak empat bulan belakang an ini kami mela kukan pendampingan PAUD penerima, mulai dari menye dia kan sarana pojok baca, melatih teknik mendongeng, hingga menga jak mereka untuk me milih buku baca­an untuk bahan men dongeng,’’ Ujar Trini saat diminta ber cerita perihal program tersebut.

Ketika mendongeng guru­guru diajarkan dengan memakai beberapa metode, disesuaikan dengan usia anak, yakni dengan buku cerita, gambar, hand puppet, dan panggung boneka. Setiap kali mereka mendongeng selalu diser­ta kan dengan kegiatan lainnya, yaitu menari, menyanyi, art and craft.

Dongeng yang disampaikan yaitu dongeng fabel dan kehi­dupan sehari­hari yang mengajar­kan budi pekerti/ karakter.

“Selain itu, kami juga diajarkan untuk menyampaikan cerita­cerita tentang karakter, seperti tentang ketaatan, menghormati, kesopanan, senang membantu, dan penuh perhatian. Kemudian, untuk cerita sehari­hari, misalnya, cerita yang mengajarkan meminta maaf jika punya salah, jujur, rajin sikat gigi, tentang menabung, dan lainnya,” papar Bunda Budiarti saat bercerita proses pelatihan mendongeng yang di gagas Bank Indonesia dan YPPI tersebut.

Mengenalkan Mata uang Melalui Dongeng

Selain mendongeng, Program pojok baca dan Mendongeng juga mengenalkan anak­anak untuk mengenal mata uang, yaitu dongeng pahlawan Indonesia yang diangkat dari uang kertas (Rupiah) dan acara ini dilombakan antar guru PAUD dari 49 PAUD penerima program,

Pahlawan yang menjadi objek dongengRp1000,­ ( Pattimura)Rp2000,­ ( Antasari)Rp5000,­ ( Imam bonjol)Rp10.000,­( Sultan Mahmud)Rp20.000,­(Oto Iskandardinata)Rp50.000,­( I Gusti Ngurah rai)

“Dongeng menjadi cara efektif mengenalkan dan menanamkan rasa cinta pada Rupiah,” tutur Trini yang juga diamini Saras. (tgh)

Melalui sebuah survey dan masukan dari beberapa pihak, Bank Indonesia menemukan sebuah fakta bahwa ternyata masih banyak sekolah PAUD di wilayah Jabodetabek yang tidak memiliki perlengkapan belajar mengajar yang memadai, suasana kelas yang tidak kondusif dan bahkan hampir tutup karena tidak adanya pengajar.

Publicapos.com - Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Ambon menyatakan jumlah penduduk miskin mengalami penurunan 4,42 persen atau 16.900 jiwa.

"Terjadi kecenderungan penu­runan jumlah penduduk miskin dari tahun ke tahun di Kota Ambon, dari tahun 2011 ber jumlah 23.400 jiwa atau 6,83 persen menjadi 4,42 persen," kata Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy, saat Musya warah Perencanaan Pem­bangun an (Musrembang) kota Ambon, Jumat.

Menurut dia, beberapa capaian positif telah diraih meskipun di­sadari masih banyak hal yang perlu dibenahi, diperbaiki dan di­tingkatkan.

Selain penurunan jumlah pen duduk miskin, Indeks Pem­bangunan Manusia (IPM) berada pada angka 79,58 dan menempati peringkat pertama kabupaten dan kota di Maluku.

"Selain itu menempati pering­kat ke tujuh kabupaten dan kota secara nasional. Pencapaian ini harus terus dipertahankan dan ditingkatkan lagi," katanya.

Richard mengatakan, parameter pencapaian IPM di antara nya usia rata­rata hidup, angka kelahiran dan kematian ibu dan anak, serta tingkat kelulusan.

"Capaian positif yang diraih dapat menjadi pendorong untuk melakukan yang lebih baik lagi, karena tidak dipungkiri masih banyak yang perlu ditingkatkan,"

Jumlah Penduduk Miskin Ambon Turun 4,42 Persen

ujarnya.Diakuinya, tahun 2016 meru­

pakan tahun terakhir dalam tahap an Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) kota Ambon tahun 2011 ­ 2016.

"Apa yang dicapai selama ini menjadi momentum, pembe­lajar an sekaligus bahan evaluasi untuk melanjutkan pemba ngun­an, bagi peningkatan kesejah tera­an masyarakat," kata Richard.

Ia menyatakan, tahun 2015 pertama kalinya Anggaran Penda­pat an dan Belanja Daerah (APBD) Kota Ambon mencapai angka Rp1 Triliun.

Meskipun demikian, lanjut nya disadari peningkatan anggar an belum memberikan kontri busi yang sepadan bagi pening katan komponen belanja langsung pem­bangunan kepada masya rakat.

"Belanja langsung APBD Kota Ambon tahun 2015, mencapai kisar an 31%, dan perlu terus diting katkan lagi di tahun men­datang," tandasnya.

Ditambahkannya, pemba ngun­an di Kota Ambon merupakan ke­wajib an Pemerintah Kota Ambon. Karena itu, sudah saatnya mulai dipikirkan sumber­sumber pen­danaan pembangunan lain.

"Seperti swadaya masyarakat, peran swasta, lembaga swadaya masyarakat dan kerja sama dengan pihak lain termasuk optimali sasi dana bantuan sosial," kat Richard Louhenapesi(tgh/ant)

Ilustrasi

Publicapos.com - Penyaluran beras miskin (raskin) oleh Perum Bulog ter indikasi menyim­pang. Indikasi penyimpangan itu semakin menguat setelah peris tiwa ke naik an harga beras baru­baru ini.

Anggota Komisi VI DPR RI, M Sarmuji, yang dihubungi publicapos.com, Selasa (24/3), men jelaskan bahwa penyimpangan kemung­kinan terjadi pada dua sisi, yaitu sisi pembelian dan sisi distribusi.

"Indikasi penyimpangan terjadi pada dua sisi, sisi pembelian dan distribusi oleh Perum Bulog. Pada sisi pembelian Bulog tampaknya tidak membeli langsung dari petani. Akibatnya harga dari Bulog sudah tinggi sehingga raskin tersebut tidak mampu diserap oleh golongan yang kurang mampu,"

Penyaluran Raskin Terbukti Menyimpang

jelas politisi dari Fraksi

Partai Golkar tersebut.

"Sedangkan dari sisi

distribusi ada masalah pada target pasar. Yang seharusnya dijual pada

target ekonomi lemah malah dijual pada konsumen yang mampu untuk membeli beras reguler," lanjut Sarmuji.

Sarmuji juga menambahkan bahwa Komisi VI DPR RI akan melakukan pengawasan melekat terkait dengan pembelian dan distribusi raskin tersebut.

"Kami dari Komisi VI akan melakukan pengawasan melekat pada Perum Bulog. Fokus penga­wasan kami pada masa sidang ini terkait pada pola pembelian dan distribusi dari raskin," demikian pungkas Sarmuji.(Andy)

Ilustrasi Potret Kemiskinan warga Pinggiran

Page 7: Tabloid Publica Pos Edisi 3 - Eksekusi Mati Narkoba dan TKI (WNI di Luar Negeri)

7P u b l i c a P o s Edisi I/II/II, 2015 E K O N O M I & B I S N I S

Seorang pria dengan atasan kemeja biru gelap memasuki ruangan yang penuh dengan etalase batu­batu akik. Tak lama kemudian, bersama temannya ia berpose untuk difoto dengan batu­batuan dari beberapa provinsi di Indonesia tersebut.

Namanya Sahman (26) asal Mataram, Lombok. Sahman menga­takan, sengaja berkunjung secara khusus ke Jakarta Gems Center (JGC), Rawa Bening, Jakarta Timur untuk melihat­melihat ragam batu akik.

"Saya dari Mataram, khusus ke sini untuk lihat­lihat. Di Mataram ada juga pasar seperti ini tapi jarang. Bahkan kebanyakan dari batu­batu an dari Mataram dibawa

Belakangan batu akik tiba­tiba jadi primadona. Harga jual dari per­tam bangan rakyat melonjak 500 persen. Di sentra penjualan batu akik terbesar se­Asia Tenggara, Pasar Rawa Bening, Jakarta Timur, peda gang meraup untung hingga 400 persen dibandingkan tahun se­belum nya.

Suara desing mesin gerinda terdengar sepanjang hari di sudut Kota Aceh. Suara itu berasal dari ratusan batu alam yang sedang di­potong atau diasah di rumah­rumah warga.

Demikian gambaran ledakan batu akik di "Negeri Serambi Mekkah". Penggemar batu akik seperti idocrase dan giok terus tumbuh. Hampir di semua pusat pertokoan, pasar tradisional, dan modern ada tempat pengasahan dan penjualan batu alam.

Geriap batu akik juga terdengar di Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Di sini akik bahkan sempat mendunia karena penemuan intan di Pendulangan Cempaka, Sungai Tiung, Desa Pumpung, Cempaka, pada 1965. Meski menghasilkan akik sejak 1960­an, batu­batu mulia baru di­gandrungi sekitar dua tahun terakhir.

Sebelumnya, batu akik dari pendulangan tradisional Cempaka tidak mampu mengim bangi ke­besar an intan trisakti yang tersohor hingga ke luar negeri. Banyak jenis batu alam dari pendulangan intan tradisi onal, antara lain kecubung, fosil, amparan, badar besi, pirit, ke­lulut, dan merah borneo.

Oleh para perajin, bongkahan batu dibelah­belah dan digosok dengan cara tradisional sehingga meng hasilkan batu­batu yang indah dengan beragam corak. "Penambang men dapatkan bongkah an batu itu paling tidak di ke dalaman 20 meter," kata Muhammad Aini (45), pe­rajin per hiasan dan batu permata di Desa Pumpung, Cempaka, Kota Banjarbaru.

Selain batu Aceh dan batu Martapura, jenis batu akik yang sedang naik daun adalah batu Bacan dari Pulau Bacan, Maluku Utara. Konon, bacan menjadi primadona karena dipakai oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Batu Bacan terdiri dari dua jenis, yakni bacan doko dan bacan palamea. Bacan doko umumnya ber­warna hijau tua dan bacan palamea

berwarna kebiruan. Nama doko dan palamea meru pakan nama desa di Pulau Bacan tempat diambilnya batu­batu itu.

Harga melambungHarga jual batu akik sangat

ber gantung pada warna, tingkat kejernihan, ukuran, dan ke ke ras­an batu. Batu bacan dengan berat 5 gram dijual Rp 3 juta­Rp 5 juta per butir. Fadly Sabban, warga Ambon, bahkan bisa menjual batu bacan seberat 20 gram dengan harga Rp 30 juta­Rp 50 juta per butir. Batu bacan kini menjadi batu termahal yang dilirik oleh pasar Taiwan hingga Jepang.

Ketua Gabungan Pecinta Batu Alam (GaPBA) Aceh Nasrul Sufi men data jumlah penggemar batu akik terus meningkat. Pada 2011, penggemar batu akik hanya sekitar

30 orang dan kini 50.000 orang. Harga batu Aceh pun me lonjak drastis dibandingkan tahun lalu.

Pengusaha batu akik, Muhammad Syukur (33), menu tur kan, setahun lalu harga bahan mentah idocrase kualitas super dari petambangnya berkisar Rp 400.000 per kilogram. Kini harga nya bisa Rp 100 juta­an per kg. GaPBA Aceh mencatat, pebisnis batu akik melonjak hingga 15.000 orang di seluruh Aceh.

Fenomena batu akik terjadi ketika warga menemukan bahan mentah batu alam jenis idocrase di Betung, Kabupaten Nagan Raya, pada 2013. Idocrase kemudian menang dalam Indonesian Gemstones Competition and Exhibition 2013 dan 2014 di Jakarta.

Melihat ledakan permintaan, GaPBA Aceh membangun Sentra

Kerajin an Batu Alam Aceh di Ulee Lheue, Banda Aceh, pada Novem­ber 2014 dengan per putar an uang mencapai Rp 250 juta per hari. "Ke­untungan yang didapat para pebis­nis itu 20­30 persen per hari dari semua perputaran uang tersebut," ujar Nasrul.

Geliat batu akik juga kentara di Pasar Rawa Bening, Jakarta Timur, yang dihuni 1.400 pedagang akik. Ketua Dewan Pembina Asosiasi Peda gang Pasar Rawa Bening Tanwir Lubis menyebut kenaik an omzet hingga 400 persen di banding­kan tahun lalu. Omzet pedagang grosir an kecil, seperti Kios Batavia, mencapai Rp 20 juta per hari.

"Tren batu akik meledak lagi karena munculnya batu alam Indonesia. Batu Bacan, Bengkulu, Aceh, dan Lampung. Dulu orang

enggak perhatian. Saya keliling se­lu ruh daerah dan memang setiap daerah ada potensi batu akik," kata Tanwir.

Fenomena sesaatDosen Fakultas Ekonomi

Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Mukhlis Yunus, men cer mati ledakan batu Aceh ini sebagai fenomena sesaat layak nya fenomena ikan Louhan, tanam an Anthurium, bunga Euphorbia, beberapa tahun lalu di Indonesia. "Hanya saja, karena benda mati, fenomena batu alam ke mungkin an bisa bertahan cukup lama," katanya.

Mukhlis mengimbau, masya­rakat bersikap wajar dalam menyi­kapi ledakan batu akik. Sebab, hingga kini, batu akik belum memiliki standar harga di pasar­an. Selain itu, batu tersebut belum memiliki sertifikasi yang bisa menjaga harga dan ke aslian nya.

Kondisi itu bisa memicu peru­bahan yang tidak bisa diprediksi, yakni bisa terus melonjak atau­pun jatuh secara tiba­tiba. "Untuk itu, batu alam belum bisa menjadi investasi jangka panjang seperti emas," tuturnya.

Demi keaslian batu akik, pe milik Laboratorium Tasbih Scientific Gemological Laboratory di Pasar Rawa Bening, Yani Abdul Majid, meng im bau pencinta batu akik untuk membuat sertifikasi batu. Setiap hari, Tasbih Gems Lab menge­luarkan 20­30 sertifikasi batu yang antara lain berisi tentang asal­usul batu. "Kalau bingung tentang ke­asli an batu, saya biasa nya akan e­mail guru ahli batu di India serta London," katanya.

Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Aceh Muhammad Nur menilai, musim batu aceh turut mengancam keles tarian alam di lokasi sumber bahan batu, seperti di Nagan Raya dan Aceh Tengah.

"Situasi itu bisa memicu masyarakat melakukan penam­bang an secara masif tanpa memi­kir kan dampak buruk terhadap lingkungan," ujarnya. Apalagi me­rujuk data GaPBA Aceh, ada sekitar 1.000 pencari batu dalam sehari di Nagan Raya dan Aceh Tengah.

Ledakan batu akik yang ter­bentuk dari aktivitas magma ini memang menggiurkan. Harga yang me lambung tinggi membuat orang terlena. Boleh saja, asal tidak kecanduan lalu menyesal kemudian.(tgh)

Akik yang Redupkan Permatake sini," jelas Sahman yang ter­lihat meng guna kan satu cincin di tangan kiri lengkap dengan batuan nya,

Jika ditelusuri di Kamus Besar Bahasa Indonesia, batu akik me­rujuk kepada batuan yang di guna­kan untuk mata cincin. Memang tidak di jelaskan jenis batu apa saja yang bisa digunakan. Namun ketika Kompas.com ber tanya kepada se jumlah pe dagang di JGC, di temu kan dua arti yaitu batuan yang di temu kan di kali dan batuan dari lokal.

Salah satunya seperti yang disam paikan oleh Ketua Harian Asosiasi Pe dagang Batu Perhiasan di JGC, Toto. "Batu akik itu batuan

Batu Akik:antara Mitos dan Spekulasi Bisnis

lokal. Batu­batu a n yang indah ini ada di setiap provinsi yang ada di Indonesia," kata Toto.

Sejak tahun lalu, batu akik atau batuan vulkanik yang biasa ditemu­kan di galian sungai ini menjadi

tren baik di kalangan dewasa hingga anak muda. Hal ini di akui Toto yang mengaku kaget dengan mening katnya animo publik akan perihasan batu akik.

"Fenomena batu akik ini memang luar biasa sebenarnya. Saya sendiri juga kaget dalam jangka waktu se tahun ini. Bahkan batu mulia (berlian, permata, intan) jadi kalah ber sinar. Dari remaja sampai ibu­ibu sekarang sudah mulai suka batu cincin," kata pria yang pernah meng­

ikuti pameran batu hias hingga ke Thailand dan Tiongkok.

Toto memaparkan ada beberapa alasan mengapa batu akik di gemari banyak orang. Menurut nya, salah

satu penyebab ada pada promosi yang dilakukan oleh majalah­maja­lah dengan tema ter kait. Selain itu, ada nya pameran­pameran yang mulai tahun lalu sudah gencar dila­kukan, baik oleh pemerintah mau­pun swasta.

Meningkatnya minat masyarakat akan batu akik tentu juga menam­bah omzet dari penjualan batu akik. Toto mengakui ke naikan nya men capai 50 persen di ban dingkan sebelum tahun­tahun booming­nya batu akik.

"Harga batu akik naik 50 persen karena booming. Apalagi bahan batuan yang selalu diambil maka otomatis makin langka, lalu harga akan makin mahal," jelas Toto.(tgh)

Ilustrasi

Ilustrasi

Page 8: Tabloid Publica Pos Edisi 3 - Eksekusi Mati Narkoba dan TKI (WNI di Luar Negeri)

Edisi I/II/II, 2015MEGAPOLITAN8 P u b l i c a P o s

Publicapos (Jakarta) – Kepala Satpol PP Jakarta Utara, kata Sophian Hadi mengatakan, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara mengawasi ketat 40 titik yang diketahui menjadi lokasi rawan pembuangan sampah liar. Nanti nya, warga yang ke pergok mem buang sampah sem barang­an, akan dikenai sanksi mulai dari teguran sampai tindak pidana ringan (tipiring).

"Kami sudah mulai mengawasi sejak Kamis (5/3) malam hingga Senin (9/3). Operasi tangkap tangan (OTT) ini difokuskan ke

Jakut Ancam Tangkap Tangan Pembuang Sampah

sejumlah kali dan jalan utama" kata Sophian di kantornya, Jumat (6/3).

Puluhan titik itu di antaranya, Jalan Gunung Sahari, Jalan Budi Mulya, perlintasan kereta di ling kungan RW 01, 05, 06, 08 Kelurahan Koja, Jalan Boulevard Artha gading, Jalan Bukit Gading Timur serta Jalan Boulevard Barat. Titik­titik lokasi pembuangan sampah liar yang diawasi tersebut umum nya berada di bantaran kali dan jalan utama yang tersebar di enam wilayah kecamatan di Jakarta Utara.

Sophian menjelaskan, warga yang kedapatan membuang sampah akan dikenakan sanksi. Penga wasan akan dilakukan secara ketat selama 24 jam.

Sementara itu, Wakil Walikota Jakarta Utara, Wahyu Haryadi menam bahkan, OTT bertujuan mening katkan kesadaran warga dan menciptakan kota Jakarta Utara yang bersih.

"Semoga dengan OTT akan membangkitkan kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya," harap Wahyu.(mKD)

Publicapos (Bogor) - Dalam dialog publik berdonor atasi kelang kaan daerah yang bertempat di skadron 6 atang sendjaja, rabu (4/3), Pelaksana tugas (Plt) Bupati Bogor, Hj. Nurhayanti yang juga ketua PMI Kabupaten Bogor meng himbau kepada masyarakat men jadikan donor darah sebagai gaya hidup,di karenakan dengan jumlah pen­duduk Kabupaten Bogor yang mencapai 5,3 juta butuh stock darah 2% dari jumlah pen duduk.

"Sampai tahun 2014, kita baru mencapai 0,46 % yang ideal­nya 2 % dari jumlah penduduk, maka kita kurang 1,54%, namun kita terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat akan penting­

Kabupaten Bogor Galakkan Donor Darah Sebagai Gaya Hidup

nya donor darahn dan menjadikan nya sebagai gaya hidup," katanya.

Nurhayanti juga menyampaikan bahwa dengan donor darah juga ter koneksi akan mewujudkan salah satu indicator dari Kabupaten termaju di Indonesia yaitu angka harapan hidup ter­tinggi di Indonesia yang harus ter capai hingga tahun 2018, maka dengan Donor Darah yang di lakukan lanud atang sendjaja akan sangat membantu Pemkab dalam mewujudkan salah satu indicator tersebut.

"Saya sangat berterima kasih kepada Danlanud yang sudah memfasilitasi atas terselenggara nya donor darah ini,dengan ke giat­an ini akan membantu salah satu

indicator Kabupaten termaju, yaitu meningkatan angka harapan hidup di Kabupatenn Bogor," ungkap nya.

Dalam kesempatan itu, Kolonel Suryono mengatakan bahwa menyiapkan 200 personil dari Lanud atang sendjaja untuk mengikuti donor darah dengan begitu akan membantu sesama manusia karena selama ini masalah darah belum bisa di atasi, maka dengan kegiatan ini akan menambah stock darah yang bisa digunakan saat dii butuhkan.

"Semoga kegiatan ini setiap tahun nya bisa dilakukan karena akan membantu sesama manusia dan juga menambah stock darah yang bisa di gunakan saat di butuhkan," ujar Suryono.(mKD)

Sentananews.com

Plt Bupati Bogor Hj. Nurhayati Saat Menghadiri Dialog Publik Atasi Kelangkaan Darah di Lanud Atang Sendjaja.

Publicapos (Tigaraksa) - Bebe­rapa kondisi jalan dan jem­batan yang saat ini milik Peme­rintah Propinsi Banten yang lokasinya ada di wilayah Kabu­paten Tangerang kondisinya saat ini banyak dikeluhkan oleh masyarakat Kabupaten Tangerang.

Untuk menanggulangi hal itu, Pemerintah Kabupaten tidak tinggal diam, melalui Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air melayangkan usulan peningkatan jalan dan Rehabilitasi Jalan Provinsi Banten di Wilayah Kabupaten Tangerang.

Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Drs. H. Slamet Budhimulyanto, M.Si menga takan sehubungan dengan banyak­nya keluhan masyarakat peng­guna jalan serta laporan aparat pemerintah setempat dan peman­tauan kami di lapangan, terlebih lagi curah hujan tinggi dari Desember hingga akhir Februari yang mengakibatkan banjir di beberapa wilayah kabupaten Tangerang sehingga memper­parah kondisi jalan pasca banjir.

“Masyarakat pengguna jalan provinsi seperti ruas jalan Curug­Legok­Parung Panjang dan Ruas Jalan Karawaci Legok masyarakat banyak dirugikan akibat jalan rusak, karena itu wajar jika banyak keluhan dari masyarakat setempat,” ujar Slamet.

Sebelumnya kami juga mendapatkan keluhan dari masyarakat Cikupa, terkait jalan raya Serang yang rusak, lanjut Slamet Budhi, buntut kekesalan mereka dengan menanam pohon pisang di ruas jalan. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Tangerang tidak tinggal diam, kita

Kabupaten Tangerang Usulkan Perbaikan Jembatan Provinsi yang Rusak

Kota Tangerang Jadikan Festival Tangerang Bersih Sebagai Ajang TahunanPublicapos (Tangerang) - Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah meng harapkan, masya rakat untuk ikut ber partisi­pasi dalam Festival Tangerang Bersih (FTB) yang menjadi sarana edukasi dan sosialisasi dalam rangka menjaga lingkungan.

"Ini akan jadi agenda edukasi tahunan soal lingkungan," kata Arief.

Arief menjelaskan, dua kali gelar an FTB dilaksanakan di Jalan Berhias, Kecamatan Karawaci, dan gelar ketiga yang saat ini masih ber langsung dilaksanakan di Situ Cipondoh, Kecamatan

Cipondoh."Tiap tahun akan diputar ke

setiap kecamatan, sehingga setiap keca matan berkesempatan

Tangerangkota.go.id

pun berupaya untuk melayangkan surat usulan peningkatan jalan dan Rehabilitasi jalan Provinsi Banten di Wilayah Kabupaten Tangerang dengan nomor. 620/ 173­DBM.SDA/2015 ter tanggal 20 februari 2015.

“Kita layangkan surat usulan kepada Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten diserang, agar ditindak lanjuti,” jelasnya.

Sementara itu, Bupati Tangerang A. Zaki Iskandar menjelaskan memang kondisi ruas jalan Provinsi yang ada di wilayah Kabupaten Tangerang memunculkan banyak keluhan dari masyarakat, kita telah berkoordinasi dengan Dinas Binamarga dan Tata Ruang Provinsi Banten, mengajukan penurunanan status jalan yang tadinya jalan provinsi agar di­turunkan statusnya menjadi jalan Kabupaten Tangerang. Agar apa bila ruas jalan tersebut rusak kita akan perbaiki secepatnya dengan dana APBD Kabupaten Tangerang.

“Saya sudah berkoordinasi dan mengusulkan agar jalan tersebut diturunkan statusnya menjadi jalan Kabupaten Tangerang sehingga APBD kita langsung bisa membangun, namun belum ada jawaban dan tindakan,” ujar Zaki.

Untuk saat ini, Pemerintah Kabupaten Tangerang terus berupaya untuk memperbaiki infrastruktur jalan poros desa, pem bangunan gedung sekolah, dan penyedian lahan untuk sekolah agar pembangunan di Kabu paten Tangerang terus di rasakan oleh semua lapisan masya rakat baik dari tengah, barat, hingga pesisir utara Tangerang. (mKD)

menjadi tuan rumah," tuturnya. Lebih lanjut ia berharap, dengan

edukasi dan sosialisasi tahunan seperti yang dilakukan FTB akan menyadarkan masyarakat bagaimana menjadikan kota yang bersih, hijau sehingga menjadi kota yang layak huni.

"Tentunya kegiatan FTB akan terus didampingi dengan kegiatan lain yang dijalankan oleh Dinas Ke bersihan dan Pertamanan soal penyadaran peduli lingkungan, dan langkah­langkah penanganan masalah lingkungannya akan konsisten jadi perhatian peme­rintah," pungkasnya. (mKD)

/Publicapos.

Kondisi Jalan arah Parung­ Gunung Sindur, Kabupaten Bogor yang rusak parah

Wali Kota Tangerang, Arief R. Wismansyah Bersama Puluhan Petugas Kebersihan Kota Tangerang

Page 9: Tabloid Publica Pos Edisi 3 - Eksekusi Mati Narkoba dan TKI (WNI di Luar Negeri)

9P u b l i c a P o s Edisi I/II/II, 2015 MEGAPOLITAN

Publicapos (Serpong) – Sebagaimana diatur dan tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 04 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Perizinan dan Pendaftaran Usaha Perindustrian serta Perdagangan. Demi efektif­nya program tersebut, tim khusus peredaran miras bakal melakukan pemantauan intensif. Aparatur gabungan di lingkup Pemerintah Kota Tangerang Selatan secara periodik dan berkelanjutan langsung bergerak menyisir ke setiap titik lokasi kegiatan usaha ritel. Petugas menindak tegas setiap toko kelontong ataupun mini market yang kedapatan masih menjual minuman keras ber alkohol.

Ratusan Botol Minuman Beralkohol Disita di Serpong

"Kita mulai tertibkan. Dan di Tangsel tidak boleh ada lagi peredaran miras dengan berbagai jenis miras dan kadar alkohol," tegas Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) ­ Azhar Syam’un Rachmansyah di kawasan BSD City, Serpong, Selasa (3/3).

Azhar menambahkan, sebelum melakukan penertiban, satuan kerja perangkat daerah ter kait telah terlebih dulu mensosia­lisasikan regulasi larangan perda­gangan miras secara bebas. Pada kesempatan itu para pelaku usaha diberikan informasi agar dapat menaati aturan yang dibuat Pemerintah Daerah.

“Regulasi terkait adanya larang an menjual minuman

keras dan beralkohol bagi dunia usaha di Tangsel juga sudah di­sosialisasikan lewat berbagai media massa,” jelasnya.

Azhar Syam'un menuturkan selain di toko kelontong pihaknya juga menyita ratusan miras ber­bagai merk dari minimarket Circle K di jalan Raya Serpong, BSD sebelah Soto H. Mamat. Sebagian miras yang disita dari Circle K merupakan produk impor, di antaranya seperti Smirnoff, San Miguel dan Corona Extra yang mengandung lima persen alkohol.

"Kita merazia di Kecamatan Serpong terlebih dahulu selama 4 hari, dan selanjutnya akan dilakukan di Kecamatan berikut­nya," tutupnya. (mKD).

Publicapos (Depok) - Wakil Walikota Depok, Idris Abdul Shomad menghadiri Zikir Akbar dan Santunan Anak Yatim­Dhuafa, di Masjid Nurul Ikhwan, Pesona Laguna 1, Cilangkap, Tapos, Kamis (5/3). Zikir Akbar bersama Ust. H. Muhammad Arifin Ilham ini mengambil tema “ Tenang dihati, Semakin Peduli”.

Acara ini merupakan kerja sama DKM Nurul Ikhwan, MT Muslimah Nurul Ikhwan, dan RW 20 Cilangkap. Turut hadir Camat Tapos, Lurah Cilangkap, Kepala UPT Pendidikan Kecamatan Tapos, Ketua PGRI, Babinsa serta para tokoh ulama dan tokoh masya­rakat setempat.

Dalam sambutannya, Idris Abdul Shomad menyampaikan empat misi Kota Depok yaitu, pertama mewujudkan pelayanan publik yang professional, ber­basis teknologi informasi. Kedua mewujudkan kemandirian eko­nomi masyarakat berbasis potensi lokal. Ketiga mewujudkan infra struktur dan lingkungan yang nyaman dan yang keempat, terkait dengan acara Zikir Akbar yakni mewujudkan SDM unggul, kreatif dan relijus.

Wakil Walikota juga meng­ingat kan kepada warga yang belum memiliki ijasah SD, SMP, SMA ataupun yang putus sekolah untuk mengikuti program kejar paket A, B, dan C, sehingga nanti­nya akan memperoleh ijazah yang dapat dipergunakan untuk me­

Teguh/Publicapos

Sejumlah Anak Bermain dengan Mobil Pemadam Kebakaran Kota Depok. Beberapa waktu lalu.

Wawali Depok Hadiri Zikir Akbar

lamar pekerjaan. Program kejar paket A, B dan C yang diadakan di Kecamatan Tapos bertujuan untuk meningkatkan Indeks Pem­bangunan Manusia (IPM).

“Saat ini Depok menempati urutan ke tiga IPM se­Indonesia. Diharapkan masa depannya akan meningkat lagi dan dimulai dengan menaikkan IPM Keca­matan Tapos”, ujar Wakil Walikota.

Penilaian IPM melalui tiga indi­kator, yaitu pendidikan, kese­hatan dan daya beli ekonomi masya rakat. Idris Abdul Shomad juga berharap agar warga turut men yukseskan program unggulan Kota Depok di antaranya Depok Bersih dan Hijau, dengan men­jaga kebersihan dimulai dari ling­kungan rumah masing­masing.

Meninggalkan tempat Zikir Akbar di Masjid Nurul Ikhwan, Idris Abdul Shomad menyem­pat kan diri untuk takziah di rumah orang tua salah seorang PNS Pemda Depok di Ratu Jaya. Wakil Walikota juga berkunjung ke Sekolah SLB Negeri Kelurahan Ratu Jaya, Cipayung. Sekolah SLB yang diresmikan Tahun 2012 ini merupakan bantuan dari Gubernur Provinsi Jawa Barat dan Walikota Depok. Idris sempat ber­bincang­bincang dengan murid dan wali murid. Wakil Walikota juga terkesan dengan pakaian hasil karya murid SLB, hal ini menunjukkan bahwa kekurangan tidak membatasi seseorang untuk tetap berkarya.(mKD)

Publicapos (Bogor) - Pemerintah Kota Bogor tengah mengkaji masterplan transportasi Kota Bogor yang berkelanjutan. Hal ini dipandang penting, agar masalah transportasi di Kota Bogor dikaji secara mendalam guna men cip­takan transportasi yang memper­hatikan aspek ling kungan, sosial, ekonomi yang efektif dan efisien.

Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Kota Bogor, Achsin

Urai Kemacetan, Pemkot Bogor Kaji Masterplan Transportasi Berkelanjutan

Prasetyo mengatakan bahwa secara ideal konsep transportasi yang saat ini dicita­citakan oleh seluruh kawasan perkotaan di seluruh dunia adalah transportasi berkelanjutan.

“Efektif dalam melayani seluruh penduduk yang beraktifitas serta efisien dalam operasional bagi semua pihak dalam bertran­sportasi,” kata Achsin, Jumat (6/3).

Menurutnya, sistem transpor­

tasi yang ideal adalah transportasi yang terintegrasi antar moda, baik internal maupun eksternal Kota Bogor. Meskipun, lanjutnya, pada kenyataannya pola jaringan jalan yang ada masih radial konsentris yang memusat melingkar ke Kebun Raya.

“Untuk itu dalam lima tahun ini dikebut pembangunan inner dan outer ring road sehingga tidak lagi terkonsentrasi di pusat,” ujarnya.(mKD)

Publicapos (Bekasi) – Pada Jumat (6/3), satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bekasi menggelar razia gelandangan dan pengemis (gepeng) yang ber ke li­aran di sudut­sudut jalan protokol dan persimpangan lampu merah.

Personil Satuan Pengendalian Massa (Dalmas) yang melakukan

Tertibkan Jalan, Kota Bekasi Gelar Razia Gepeng

razia menyusuri sejumlah titik pusat kota yang kerap dijadikan tempat berkumpul seperti Jalan Ahmad Yani, Jalan Cut Meutia, Jalan Hasibuan dan Jalan Chairil Anwar.

Dikatakan Kasi Kerjasama Hubung­an Fungsional Bidang Ke tertib an Umum dan Keten tram an Masyarakat Satpol PP Kota Bekasi, Suhendra, S.Sos,

se banyak 21 gepeng yang terdiri dari 12 orang dewasa dan 9 orang anak­anak telah terjaring razia hari ini.

”Operasi berlangsung lancar tanpa adanya perlawanan. Setelah ditangkap, mereka kita kirim ke departemen sosial pangudi luhur untuk di data dan diberikan pem­binaan”, kata Suhendra.(mKD)

Publicapos, Depok- Piala Adipura menjadi kebanggaan bagi kota yang meraihnya. DPRD Depok pun mendukung upaya Kota Belimbing memboyong piala tersebut dengan membuat lingkungannya semakin hijau.

Sekretariat DPRD (Setwan) Kota Depok bersama 50 Anggota DPRD mengadakan gerakan mena nam pohon di area gedung DPRD belum lama ini. Kegiatan dilakukan demi menunjang Kota Depok menjadi kota hijau dan bersih.

Wakil Ketua DPRD Depok Suparyono mengatakan bahwa piala Adipura sebagai lambang kota bersih hanya sasaran antara menuju target akhir, yaitu kota yang hijau, bersih, dan sehat. Poin­poin tersebut justru seharusnya tertanam pada setiap individu warga Depok.

“Kalau target akhirnya Adipura, maka ketika masyarakat bosan akan berdampak kehilangan piala itu. Namun jika kebersihan itu muncul dari kebiasaan, apalagi Islam mengutamakan kebersihan, maka piala Adipura bukan lagi impian,” kata politisi asal PKS ini.

Secara simbolis, Wakil Ketua DPRD asal Partai Gerindra Yetti Wulandari didampingi rekan sejawat dan Sekretaris Dewan (Sekwan) M. Thamrin menanam pohon pelindung di lahan depan kantor mereka. Ratusan pohon buah dan pohon pelindung pun di­

Halaman Gedung DPRD Depok Bakal Makin Hijau

tanam di dalam komplek gedung yang berlokasi di Grand Depok City (GDC) “Kota Kembang”, Sukmajaya, itu.

Bagi Sekwan DPRD M. Thamrin, kegiatan menanam sudah sering dia lakukan dan terus ber ­tambah hingga sekitar 200 pohon. Tanaman­tanaman ini berasal dari Dinas Kebersihan Pertamanan (DKP) dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Depok.

“Kami masih menunggu kirim­an pepohonan obat­obat an dan sayur­sayuran untuk menjadi manfaat, dan kami siap mena nam­nya,” ujarnya seraya men syukuri ruang terbuka hijau (RTH) DPRD mendapat nilai 72 atau lebih 30 persen.

“Kami juga melengkapi dengan komposter dan tempat sampah tiap sudut,” imbuhnya.

Sementara, Yetti meng ungkap­kan harapannya bahwa kegiatan penanaman pohon bisa diikuti oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemkot Depok dalam rangka mendukung program Depok menjadi kota yang bersih, sejuk, dan sehat.

Pekan menanam pohon di lingkungan DPRD Depok tersebut juga diikuti oleh puluhan staf DPRD, Ikatan Keluarga Dewan (IKD), Dharma Wanita, Ketua Fraksi, Ketua Komisi, dan unsur pimpinan DPRD Depok.(tgh/ant)

“Saat ini Depok menempati urutan ketiga IPM se-Indonesia. Diharapkan di masa depan akan menin-gkat lagi dan dimulai dengan menaikkan IPM Keca-matan Tapos”, ujar Wakil Walikota.

Page 10: Tabloid Publica Pos Edisi 3 - Eksekusi Mati Narkoba dan TKI (WNI di Luar Negeri)

Edisi I/II/II, 2015O P I N I10 P u b l i c a P o s

Membaca Operasi Senyap ala Inggrisdi Balik Terpidana Mati Bali Nine

Hendrajit dan M. Arief PranotoGeopolitik Global Future Institute

(Bersambung ke hal 11 kol 2-3)

Masih soal kontroversi Bali Nine. Se benar­nya Australia mendesak di batal kannya eksekusi hukuman mati warganya yang ter pidana kasus narkoba sudah pada tingkat yang tidak wajar. Ini menjadi tanda tanya. Patut dicurigai mereka adalah agen intelijen Australia yang terbongkar identitasnya dalam sebuah operasi rahasia.

Australia terlihat begitu ngotot mendesak pembatalan hukuman mati. Perihal hukuman mati bukanlah hal baru bagi Indonesia, TKI kita sering menjadi korban.

Tapi dalam kasus Bali Nine, adalah persoalan lain, persoalan Narkoba. Jadi, kenapa begitu ngototnya?

Berdasarkan serangkaian diskusi terbatas dengan beberapa kalangan di Global Future Institute Minggu lalu, ada dugaan kuat bahwa Andrew Chan dan Sukumaran merupakan Agen intelijen Australia, karena sikap pembelaan Tony Abott dan Bishop sudah tak wajar, janggal, aneh dan membabi buta.

Padahal Andrew dan Sukumaran bukan warga asli Australia, sementara publik Australia sendiri menganggap wajar hukum an mati. Indonesia memang meru­pakan sasaran intelijen asing untuk dihan­cur kan, apabila dibiarkan Indonesia bisa mem bahayakan ke kuatan AS, Inggris dan negara sekutunya seperti Australia.

Kalangan intelijen asing sudah mem­prediksi Indonesia akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia baru setelah Cina dan india

Tapi, mungkinkah agen intelijen asing berkedok sebagai pengedar atau pemasok narkoba?

Untuk sebuah misi rahasia yang tentunya dilakukan melalui sebuah operasi intelijen?

Terlepas apa misi rahasia dan tujuan operasi intelijen berkedok sebagai pengedar narkoba tersebut, saya teringat ucapan almarhum Jenderal Hario Kecik,

"Dan saya juga tidak akan lupa, bahwa kolonialis Belanda dan Inggris masih membina keturunan kader Van Mook dari Angkatan 1947 yang pada saat ini pasti ada dalam jumlah yang cukup besar. Mereka itu malahan berada di lapisan atas masyarakat kita. Mungkin bahkan mereka berada di dalam kelompok pengedar besar Narkoba (Mayor Jenderal purnawirawan Hario Kecik)."

Ada kemungkinan kegiatan penye lun­dup an narkoba sebagai kejahatan lintas negara, merupakan pintu masuk yang efektif untuk sebuah operasi intelijen Australia, ataupun negara­negara lain. Apa pun misi dan tujuannya.

Masih ingat Perang Candu? Melalui Perang Candu, Inggris mampu merusak generasi Cina hingga terjadi lost generation di abad ke 18 lalu. Australia hingga kini masih berada dalam kendali Inggris melalui Perhimpunan Negara­Negara Per semak muran alias Commin Wealth, yang meru pakan perhimpunan negara­negara eks jajahan Inggris seperti India, Malaysia, Singapore, Pakistan, Brunei Darussalam, dan lain­lain. Dengan demikian, operasi intelijen Australia bermodus penyelundupan narkoba bisa jadi merupakan bagian integral dari skema operasi intelijen Inggris.

Karena itu masuk akal bukan jika dua terpidana mati asal Australia tersebut merupakan agen­agen intelijen Australia?

Tulisan saya beberapa waktu lalu, terkait indikasi Malaysia merupakan sarang baru perdagangan narkoba, kiranya bisa membantu mengurai benang kusut kasus Bali Nine tersebut di atas.

Malaysia, Sarang Baru Perdagangan Narkoba di Asia Tenggara?

Sejak Mei 2013 lalu, setidaknya ada dua indikasi kuat yang kiranya perlu dicermati

oleh para pengambil kebijakan strategis keamanan nasional Indonesia. Selasa 14 Mei 2013, detiknews mewartakan tertangkapnya seorang polisi Malaysia oleh pihak Bea Cukai Polonia Medan karena kedapatan membawa sabu. Saat itu, tersangka yang bernama Salim bin Muhammad Yusof diamankan petugas Bea Cukai saat kedatangan terminal kedatangan internasional Bandara Polonia Medan pada 13 Mei 2013. Selintas di permukaan, ini sekadar kilasan berita yang tidak cukup berarti.

Indikasi kedua, jauh lebih menarik lagi karena terkait manuver politik inter­nasional yang melibatkan Cina dan lima negara ASEAN. Masih pada Mei 2013, se­buah situs, http://www.drugwar101.com/blog/archives/7594, kala itu mewar ta­kan bahwa pada Kamis 9 Mei 2013, Cina dan lima negara yang tergabung dalam ASEAN, telah menandatangani kerja sama memberantas perdagangan Narkoba yang di anggap telah menjadi sebuah ancaman yang berbahaya bagi kawasan Asia Tenggara.

Kesepakatan kerjasama antara Cina dan lima negara anggota ASEAN tersebut berlangsung tak lama setelah berakhirnya pertemuan para menteri dari Cina, Laos, Myanmar, Thailand dan Vietnam. Kesepakatan tersebut ber langsung di Naypyidaw, ibukota Myanmar yang sekarang. Dalam pernyataan bersama menyu sul kesepakatan bersama tersebut: “Konsumsi dan produksi narkoba semakin mening kat, di kawasan Asia Tenggara maupun dunia, sehingga menjadi ancaman serius bagi kawas an ini.”

Berdasarkan kesepakatan tersebut, akan segera diperketat kerjasama lintas batas, dan meningkatkan program pembangunan alternatif maupun berbagi pengalaman dalam pencegahan penggunaan narkoba. Dan yang tak kalah pentingnya, akan di­ada kan program gerakan penyadaran, pera watan dan sekaligus juga berbagai pela tihan yang tujuannya adalah untuk pen cegahan merebaknya konsumsi peng­gunaan narkoba di kalangan warga masyarakat.

Sisi menarik dari kerjasama ini, Malaysia, Singapura dan Indonesia tidak dilibatkan sama sekali. Mengapa? Apakah ini terkait dengan kabar yang mulai merebak bahwa Malaysia saat ini dijadikan sebagai basis utama perdagangan narkoba lintas negara? Sekadar informasi. Kamboja, Myanmar dan Laos secara historis sejak Perang Dingin berlangsung, termasuk sekutu strategis Cina dalam menghadapi Amerika Serikat dan sekutu baratnya yang tergabung dalam NATO.

Bahkan meski di Myanmar perdagangan narkoba sempat tercatat merupakan produ sen narkoba terbesar kedua setelah Afghanistan di kawasan Asia Tengah, namun fakta ini tak bisa dipungkiri terkait juga dengan daerah­daerah yang merupakan basis gerak an separatis Myanmar di daerah yang ber batasan langsung dengan Thailand, Laos dan Cina.

Menurut studi yang dilakukan oleh Peter Dale Scott, perdagangan narkoba di kawasan ini pada era Perang Dingin, juga mendapat dukungan dari para operator intelijen Amerika Serikat CIA. Dengan demikian, kalau kita telisik ke masa lalu, tindak kejahatan narkoba pada suatu negara, ternyata erat kaitannya dengan dukungan terselubung dari aparat­aparat intelijen asing seperti CIA.

Di Burma Myanmar misalnya, yang notabene dulunya merupakan negara eks koloni Inggris, akibat campur tangan CIA tahun 1950 mampu meningkatkan produksi narkoba dari 40 ton (1939) menjadi 600 ton (1970). Di Thailand pun

demikian, dari sebelumnya hanya 7 ton (1939) naik menjadi 200 ton (1968). Luar biasa! Di Laos tidak mau ketinggalan, dari produksi 15 ton tahun 1939 menjadi 50 ton pada tahun 1973.

Lantas, bagaimana dengan Malaysia? Fakta yang tak terelakkan, Malaysia adalah eks jajahan Inggris, dan hingga kini masih berada dalam orbit Inggris me la lui Perhimpunan Negara­Negara Per semak muran (Common Wealth). Dalam kepentingan strategisnya, ber ­bagai korporasi global Amerika dan Eropa ternyata menanamkan pengaruhnya di Malaysia.

Mengingat fakta bahwa Malaysia sebagai eks jajahan Inggris dan tetap berada dalam orbit persekutuan strategis AS­Inggris hingga kini, maka informasi yang mengindikasikan Malaysia sebagai basis baru jaringan per dagangan narkoba kira­nya cukup beralasan.

Karena itu, kilas balik sejarah kiranya bermanfaat untuk menjelaskan adanya skema negara­negara barat menjadikan Malaysia sebagai basis Perang Candu sebagai Modus Kolonialisme Meng hancur­kan bangsa, dan terutama generasi muda.

Konon awal abad ke­19, opium dibawa oleh para pedagang Inggris ke Tiongkok sebagai pengimbang ekspor teh Cina ke Inggris. Di bawah kekuasaan Dinasti Yung Cheng, opium begitu populer karena se lain komoditi dagang juga dihisap meng guna­kan pipa khas dari tanah liat serta di minum dengan arak.

Sebenarnya warga dan penduduk me­manfaat kan candu untuk pengo batan tradisi onal, tetapi sebagian menyalah­gunakan seke dar mabuk­mabukan. Inilah mapping awal tradisi (buruk) rakyat. Oleh pendatang (asing) kebiasaan masyarakat mengisap candu atau madat ditandai sebagai titik lemah (Achilles, baca: akiles) yang bisa “diletuskan” sewaktu­waktu. Pada gilirannya akiles pun diolah, dieks­ploitasi serta dipropaganda secara gen car dengan tujuan tertentu, bahwa asap candu menimbulkan “mimpi indah” di dalam tidur.

Zaman Kaisar Ming dan Ching berkuasa, ada kebijakan menutup jalur perniagaan dengan Barat karena anggapan selain mampu memenuhi keperluan rakyatnya sendiri, ia juga tak mau bergantung kepada asing. Se buah sikap kemandirian yang dahsyat dari Ming, akan tetapi justru inilah embrio konflik. Ya, kebijakan Ming jelas merugikan Inggris, karena hasil produk dan barang­barang Cina se macam sutera, rempah, tembikar serta teh yang di mono­poli Inggris diminati berbagai kalangan di Eropa. Hubungan kedua pihak mene­gang. Setelah lewat liku­liku perun ding­an, akhirnya per dagangan dibuka kembali dengan syarat Inggris boleh dagang hanya di Guangzhou (Canton) saja.

Inggris memahami kebiasaan madat dan luasnya konsumsi candu di kalangan pen­duduk. Inilah akiles yang “terpetakan”. Ia pun menyalahi isi kesepakatan dengan me masuk kan barang larangan (opium) sebagai komoditi. Tampaknya barang ilegal tadi malah direspon girang sebagian penduduk, terutama para pecandunya. Akhir nya peredaran kem bali marak, apalagi Inggris memiliki akses opium ke India secara mudah mengingat geog rafis­nya bersebelahan dengan Cina.

Pada masa Kekasiaran Tao Kwang era 1839­an, diambil suatu langkah tegas guna mengatasi kecanduan dan peredarannya di masyarakat. Adalah Komisaris Lin Tse­Hsu diperintah oleh Kaisar guna memusnahkan candu ilegal di Guangzhou. Lin adalah sosok pejabat jujur, ahli kaligrafi, filsuf, sekaligus seorang penyair. Ia terkenal karena konsistensi serta komitmen dalam

menen tang peredaran opium di Tiongkok. Salah satu inti dan substansi statement Lin yang dijadikan acuan dalam Perang Panah ialah “bahwa konsumsi opium selain akan menghabiskan kekayaan negara, juga membuat tak satupun lelaki mampu bertem pur di medan perang!”.

Sudah barang tentu tindakan Lin membuat kemarahan Inggris, kemudian meletuslah Perang Cina­Anglo I (1839­1842). Ya, perang selama tiga tahun itu dimenangkan Inggris. Ada 30.000­an rakyat menjadi korban dan memaksa Cina menandatangani Treaty of Nanjing (1842) dan The British Supple men tary Treaty of the Bogue (1843). Inti Treaty of Nanjing atau Perjanjian Nanjing ialah kewa jiban Cina membayar upeti 21 juta kepada Inggris sebagai ganti rugi peperangan, mem buka kembali perniagaan dengan Barat via pelabuhan­pelabuhan Guangzhou, Jinmen, Fuzhou, Ningbo serta Shanghai, dan Inggris meminta Hong Kong menjadi tanah jajahan.

Sebagaimana diurai sekilas tadi, Perang Boxer II terjadi antara Inggris, Prancis, dan Cina. Sebagai pemicu ialah pencarian kapal The Arrow milik Inggris oleh Cina secara ilegal di Guangzhou. Hal ini membuat geram Inggris dan kembali mengobarkan perang. Lagi­lagi konflik tersebut dimenangkan oleh Barat dan Guangzhou diduduki oleh pasukan Inggris­Prancis. Apaboleh buat, Cina kembali menan datangai Treaty of Nanjing (1858) di mana Prancis, Rusia dan Amerika telah ikut ambil bagian. Isi perjanjian: Cina membuka se belas pelabuhan, diizinkan pendirian ke duta an negara luar, melegalkan impor candu dan memberi ruang pada aktivitas misionaris Kristen.

Lantas, bagaimana menggambarkan Perang Candu sebagai Modus Kolonialisme di era global seperti sekarang ini? ingga kini, kelompok negara Barat khususnya Paman Sam, relatif canggih memainkan modus Perang Opium di berbagai negara. Ibarat bola sodok, di tangan Central Intellegence Agency (CIA) perdagangan candu itu seperti pukulan yang mengenai dua bola sekaligus. Bola pertama berupa “rusak”­nya generasi bangsa (lost generation), sedang bola kedua adalah money laundry (pencucian uang) atas bisnis narkoba yang dikerjakan.

Contoh ketika menginvasi Afghanistan setelah peristiwa World Trade Center (WTC), 11 Sepetember 2001, sebenarnya Pentagon punya daftar 25 laboratorium dan gudang obat bius, tetapi ia menolak menghancurkan gudang­gudang tersebut dengan alasan milik CIA dan sekutu lokalnya. Bahkan James Risen mencatat, penolakan untuk menghancurkan labo­ratorium narkoba justru dari pentolan Neo­Konservatif yang menguasai birokrasi Keamanan Nasional di AS seperti Douglas Feith, Paul Wolfowitz, Zalmay Khalilzad, dan sang patron Donald Rumsfeld.

Sekali lagi, asumsi Prof Scott yang mutlak dicatat adalah bila CIA melakukan intervensi di sebuah negara maka produksi dan perdagangan narkoba cenderung mening kat, sebaliknya jika ia menurunkan (tensi) inter vensinya niscaya produksi dan arus perdagangan narkoba bakal menurun. Ini dia! Dari tesis Scott sebenarnya bisa diambil asumsi lagi, bahwa Perang Candu sebagai modus penjajahan diyakini akan senantiasa melekat dalam ragam dan bentuk kolonialisme yang dikembangkan oleh AS dan sekutu di berbagai negara. Ini yang mutlak diwaspadai.

Satu hal lagi yang perlu diwaspadai, dalam perspektif kolonialisme, Perang Opium bukan sekedar alternatif strategi tapi merupakan strategi inti. Artinya entah

Page 11: Tabloid Publica Pos Edisi 3 - Eksekusi Mati Narkoba dan TKI (WNI di Luar Negeri)

11P u b l i c a P o s Edisi I/II/II, 2015 O P I N I

Kisruh dan PendanaanKekhususan DKI

Ansel AlamanTenaga Ahli di Komisi Infrastruktur DPR RI

Surat dari CinangkaBatu Akik: Antara Monyet,

Intelijen dan Istana

Membaca Operasi Senyap ala Inggris di Balik Terpidana Mati Bali Nine(Sambungan dari hal 10)

Nama undang­undang itu cukup panjang yakni Undang­Undang No. 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak sedikit fraksi menolak saat itu tetapi alm. Taufik Kiemas (mantan Ketua MPR RI) dan jajaran PDI Perjuangan bersikukuh dengan NKRI karena Jakarta menjadi etalase keberagaman Indonesia di bawah Pancasila. Penulis mendampingi anggota dalam pembahasan hingga Paripurna.

Dengan judul seperti itu jelas DKI mengem ban 2 (dua) fungsi yakni sebagai provinsi otonom (asas de konsentrasi) seperti provinsi lain, tetapi kekhasan yang tidak dimiliki provinsi lain ialah sebagai ibu kota negara. Sebagai ibu kota negara, Jakarta adalah milik dari 32 provinsi, 254 lebih kabupaten/kota, 72 ribu lebih desa dan kebanggaan 142 juta rakyat Indonesia, dengan aneka suku, agama, ras dan lain. Karena milik bersama itu maka dana untuk kekhususan DKI tidak akan di persoalkan daerah manapun. Persoalannya, kisruh gubernur dan DPRD soal APBD DKI, apakah hanya rakyat provinsi DKI yang di korban­kan atau juga seluruh rakyatNKRI?

Satu tarikan nafasJawabannya, keduanya yakni rakyat DKI

sebagai korban langsung dan rakyat NKRI turut merasakan. Sebab dari 2 (dua) fungsi ke khususan Provinsi DKI, baik sebagai provinsi otonom maupun sebagai ibukota NKRI adalah sebuah ‘tarikan nafas’. Artinya tidak ada DKI tanpa NKRI dan tidak ada kema jemukan NKRI yang tidak tercakup dalam fungsi dan pelayanan pemerintah pusat di Jakarta. Dasar hukumnya jelas pada konsiderans ‘menim bang’ undang­undang tentang DKI yang ber bunyi, “bahwa Provinsi Daerah Khusus Ibu kota Jakarta sebagai daerah otonom yang ber ­kedudukan sebagai Ibukota Negara Ke­satuan Republik Indonesia perlu diberi­kan ke khususan tugas, hak, kewajiban, dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah…”.

Klausul “kekhususan” DKI sudah diatur dalam konstitusi yakni Pasal 18B UUD 1945 yang berisikan pengakuan negara terhadap daerah­daerah yang bersifat istimewa dan khusus. Kekhususan DKI bukan pada agama seperti keistimewaan Provinsi Aceh (NAD) atau budaya seperti keistimewaan DIY. Ke khusus an sebagai ibu kota negara baik pena taan pemerintahan, pusat pen­didik an, bisnis, lembaga, termasuk per­wakil an negara­negara sahabat. Pasal 5 UU DKI mengatur bahwa ke khusus an tugas, hak, kewajiban, dan tanggung jawab dalam hal penyelenggaraan pemer intahan dan sebagai tempat kedudukan per wa­

kilan negara asing, serta pusat/perwa kilan lembaga internasional.

Karena ‘satu tarikan nafas’ itu pula, maka persoalan seperti ABPD, sampah, banjir, macet, polusi udara dan kejahatan bukan sekadar urusan wargaDKI tetapi juga tanggung jawab pemerintah pusat. Karena urusan pusat maka Jakarta menjadi etalase Indonesia dalam hubungan internasional yang mempertaruhkan harga diri bangsa. Karenanya, wajar kalau pendanaan provinsi dengan penduduk lebih dari 12 juta jiwa di malam itu dan 14,5 juta jiwa di siang hari itu, berasal dari baik alokasi APBN seperti diatur Pasal 33 ayat (1) UU. DKI sebagai dana perimbangan, maupun dari belanja kementerian/ lembaga dalam rangka ke khusus an DKI (ayat 3). Pasal 33 ayat (2) menga tur, “Dana dalam rangka pelaksanaan ke khususan Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia se bagai mana dimaksud pada ayat (1) ditetap kan bersama antara Pemerintah dan DPR ber dasarkan usulan Pemerintah Provinsi DKI.”

Anggaran untuk membenahi transpor­tasi semisal MRT (Mass Rapid Transit), normalisasi sungai, perumahan, infra­struktur jalan, flyover, dan lain termasuk aneka fasilitas bagi kepentingan per wa­kilan negara sahabat dan hubungan inter ­nasional lainnya, bersumber dari belanja pemerintah pusat sebagai tugas pem­bantuan (medebewind). Sedangkan APBD untuk belanja wajib atau rutin dan pem­bangun an umum bagi kebutuhan DKI ber­asal dari APBN yang ‘didaerahkan’ yang tunduk pada UU. No. 33 Tahun 2004 tentang Per imbangan Ke uangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Pasal 10 ayat (1) UU. itu, menyebut APBD ber sumber dari Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Pen danaan yang bersumber dari pajak semisal pajak, sebagai tax-sharing dengan pusat.

Dalam hal bagi hasil pajak dari sumber yang beragam di DKI seperti kendaraan bermotor, pemda DKI pernah protes ke pemerintah pusat, agar porsi tax­sharing lebih besar. Alasanya DKI tiap hari dilalui sekitar 7,5 juta kendaraan bermotor, dan lebih dari separuh jumlah itu dimiliki warga yang tinggal di luar Jakarta. Pajak nya disetor ke pemda Bodetabek, tetapi menyumbang perusakan jalan, ke macet an dan polusi udara di Jakarta. Apa hubu ngan nya dengan kisruh Gubernur dan DPRD kini?

Gubernur versus DPRDTentu tidak ada hubungan secara

langsung. Namun, dasar kisruh kedua pihak menurut hemat penulis adalah soal akuntabilitas yang menjamin good and clien governance di satu sisi dan di sisi

lain derajat relasi (partnership) Pemda dan DPRD DKI. Pemerintahan DKI sebagai mana diatur UU. No 32/2004 yang dirubah menjadi UU 12/2008 dan dirubah lagi menjadi UU No 23/2014 tentang Peme­rintahan Daerah adalah Pemda dan DPRD. Sementara UU yang lex­specialis mengatur DKI adalah UU 29/2007 juga mengatur hal yang sama. Regulasi­regulasi itu menuntun agar APBD dibelanjakan sesuai prinsip “money follows function” berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Daerah.

Pemda DKI di bawah Gubernur Ahok mene rapkan Electronic budgeting (E-Budgeting) yang bertekad mewujudkan akun tabilitas anggar an, sekalipun terjadi ke salahan format yang menye babkan rancangan dikembalikan oleh Kemendagri. Muncul kelebihan anggaran Rp12 lebih triliun yang menurut DPRD adalah hasil pembahasan kedua pihak, ditolak Gubernur Ahok karena menurutnya terdapat ‘dana siluman’ yang rawan untuk di korup. Ahok menuduh DPRD memasukkan anggaran belanja yang tidak efektif dan efisien seperti mark­up UPS (Uninterruptible Power Supply) untuk pendidikan, kantor kecamatan dan kelurahan dengan jumlah Rp285,73 miliar, belum alokasi lainnya.

Sebaliknya DPRD DKI menuduh Gubernur Ahok menyampaikan usulan APBD ke Mendagri bukan hasil Paripurna DPRD tanggal 27 Januari 2015, dengan total Rp73,3 triliun dari rencana awal Rp76 triliun. DPRD sepakat menggulirkan Hak Angket. Sebaliknya Gubernur Ahok melaporkan indikasi anggota DPRD korupsi ke KPK. Kemendagri seperti disampaikan Mendagri Tjahjo Kumolo mela kukan evaluasi dan telah mengembalikan ran­cangan APBD ke Pemda DKI karena tidak sesuai format seperti diatur dalam PP 58/ 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri No. 13/2006 tentang Pedo man Pengelolaan Keuangan Daerah. Terhadap kisruh karena ‘dana siluman’ Rp12 triliun, Kemendagri mela­kukan mediasi dan me minta kedua pihak menye pakati kembali. Jika akhirnya deadlock maka sesuai UU. Dapat meng­guna kan pagu APBD tahun sebelumnya (TA. 2014).

Siapa yang korup dan siapa yang melanggar etika? Pertanyaan itu tidak bisa dijawab hanya atas pernyataan di media oleh kedua pihak apalagi pengamat, maka biarkan proses hukum (KPK) dan proses politik (Angket) bekerja secara independen dan obyektif. Upaya mediasi kemendagri diharapkan terus dilakukan demi kepentingan rakyat DKI. Dan upaya mengokohkan hubungan partnership Pemda dan DPRD seharusnya terus dirajut semua pihak.

hard power (aksi­aksi militer) ataupun smart power (gerakan asimetris/non militer), bahkan Perang Candu itu sendiri dapat berjalan masing­masing, seren tak, atau bergantian dengan intensitas ber­beda. Ya, boleh belakangan, duluan atau mungkin simultan. Tergantung analisa inte lijen. Intinya membuat marak candu, minum an keras dan narkoba di daerah target sebagai sarana melumpuhkan moral lawan dari sisi internal.

Perang Boxer di Cina merupakan contoh nyata, sesuai isyarat Lin, bahwa penduduk atau rakyat dikondisikan tak punya semangat juang, lemah daya tempurnya serta tak memiliki daya lawan atas penjajahan di negeri sendiri. Itulah tujuan pokok Perang

Opium dalam aneka modus kolonialisme dimanapun bahkan sampai kapanpun.

Sehubungan dengan adanya indikasi Malaysia dijadikan basis baru perdagangan narkoba di Asia Tenggara, kiranya cukup beralasan bagi para pemanku kebijakan strategis keamanan nasional Indonesia, untuk meningkatkan kewaspadaannya pada tingkatan yang maksimal.

Setelah impor terorisme melalui keter­libat an Dr Azhari dan Nurdin M Top dalam kerangka Hard Power ala George Bush yang mengangkat tema: War on Terrorism sekarang sudah tutup buku. Akankah AS dan NATO mulai menggelar Tema baru: Perang Candu sebagai modus baru operasi Inteljen. Ini harus kita waspadai.

Suatu hari di Desa antah berantah, seorang yang kaya raya mengumumkan akan mem beli monyet dengan harga Rp50.000,­ per ekor. Padahal monyet di sana sama sekali tak ada harganya karena jumlahnya yang banyak dan kerap dianggap sebagai hama pemakan tanaman buah­buahan.

Para penduduk desa yang menyadari bahwa banyak monyet di sekitar desa pun kemudian mulai masuk hutan dan menang kapinya satu persatu.

Kemudian si orang kaya membeli ribu an ekor monyet dengan harga Rp50.000,­ . Karena penangkapan secara besar­besaran akhirnya monyet­monyet semakin sulit di cari, penduduk desa pun menghentikan usaha nya untuk menang­kapi monyet­monyet tersebut..

Maka si orang kaya pun sekali lagi kembali untuk mengumumkan akan membeli monyet dengan harga Rp100.000 per ekor. Tentu saja hal ini memberi semangat dan "angin segar" bagi penduduk desa untuk kemudian mulai untuk menangkapi monyet lagi. Tak berapa lama, jumlah monyet pun semakin sedikit dari hari ke hari dan semakin sulit dicari, kemudian penduduk pun kembali ke aktifitas seperti biasanya, yaitu bertani.

Karena monyet kini telah langka, harga monyet pun meroket naik hingga Rp150.000,­/ekornya. Tapi tetap saja monyet sudah sangat sulit dicari.

Sekali lagi si orang kaya mengumum­kan kepada penduduk desa bahwa ia akan mem beli monyet dengan harga Rp500.000,­ per ekor!

Suatu ketika, dengan alasan yang entah si orang kaya pergi ke kota. Segala urusan diserahkan kepada asisten pribadinya, yang akan menggantikan sementara atas namanya.

Dengan tiada kehadiran si orang kaya, si asisten pun berkata pada penduduk desa: "Lihatlah monyet­monyet yang ada di kurung an besar yang dikumpulkan oleh si orang kaya itu. Saya akan menjual monyet­monyet itu kepada kalian dengan harga Rp350.000,­ / ekor dan saat si orang kaya kembali, kalian bisa menjualnya kembali ke si orang kaya dengan harga Rp500.000,­ . Bagaimana...?".

Akhirnya, penduduk desa pun mengum­pulkan uang simpanan mereka dan mem­beli semua monyet yang ada di kurungan.

Namun...Kemudian...Mereka tak pernah lagi melihat si orang

kaya maupun si asisten di desa itu!..............................................Cerita di atas kerap dipakai sebagai

metafora gambaran fenomena batu akik yang sedang booming sekarang ini. Namun tentu saja batu akik itu berbeda dengan anturium, apalagi monyet. Sejarah batu akik adalah sejarah aksesoris panjang peradaban manusia. Bangsa Romawi kuno, bangsa Persia sudah mengenal batu akik jauh 2000 tahun yang lalu. Pun, bangsa kita sudah menjadikan batu akik sebagai perhiasan para raja sejak abad 5­8 Masehi.

Sebuah celoteh di warung kopi dari seorang kawan, menggugah saya," sudah kita nikmati saja kerja BIN lewat batu akik ini. Masyarakat wajar terlena karena akik ini memang bagian dari tradisi dan seni, " ujar kawan sembari menggosok batu akik dengan kulit lembunya.

Fenomena batu akik adalah fenomena wajar, tidak perlu disikapi euphoria. Dan kita akui, batu akik ikut menopang ekonomi kita dari gempuran inflasi. Ekonomi berputar, masyarakat bekerja, pengrajin bekerja, lapangan kerja terbuka. Dan Masyarakat sedikit lupa harga naik sedemikian rupa. Tapi toh Pemerintah tak perlu latah, batu akik mau ditarik pajak barang mewah. Ah sudahlah kita nikmati saja kerja Intelijen ini, dan mari kita gosok batu kita tepat di halaman Istana, agar batu kita bisa dikenal di Eropa. Salam

Page 12: Tabloid Publica Pos Edisi 3 - Eksekusi Mati Narkoba dan TKI (WNI di Luar Negeri)

Edisi I/II/II, 2015R E L I G I & B U D A Y A12 P u b l i c a P o s

Langkah Praktis Mencetak Anak Sholeh

MIMBAR

Terwujudnya anak sholeh akan terus menjadi cita ­cita setiap keluarga muslim. Buktinya, setiap kali kita menjenguk anak yang baru lahir, ortunya selalu minta dido’akan agar menjadi anak sholeh. Namun, tidak ada teori apapun yang berani menjamin anak yang tumbuh sehat dan cerdas secara otomatis akan menjadi anak yang sholeh. Pada kenya­taannya, banyak realita yang menunjukkan hal yang sebalik­nya. Misalnya, kejahatan ­ke­jahat an kelas tinggi justru banyak dilakukan oleh mereka yang memiliki kecerdasan dan pen didikan tinggi.

Kalau begitu, apa kriteria anak sholeh itu? Formulasi ini penting untuk menentukan langkah­langkah strategis supaya arah kita dalam ”mencetak” anak sholeh lebih mudah terwujud. Di antara kriterianya adalah:

Pertama, Mendoakan orang tua. Hal ini, barangkali kelihatan sepele. Padahal, justru do’a inilah yang paling kita harapkan ketika kita sudah meninggal. Hanya saja, belum tentu si anak punya kesadaran berdo’a untuk orang tuanya yang sudah tiada, jika tidak pernah diajarkan atau dibiasakan.

Kedua, Keimanan yag kokoh. Rasanya mustahil ada orang tua muslim yang tidak ingin anaknya memiliki keimanan yang kokoh. Jika demikian, maka kita bisa berkiblat kepada Nabi Ya’qub. Pelajaran penting dari kisah ini adalah bahwa setiap orang tua harus memiliki target dan tujuan bagi anak ­anaknya untuk masa depannya. Coba perhatikan kata­kata Ya’qub kepada anak ­anaknya, “Ma ta’buduuna mim ba’di, (apa yang akan Kalian sembah setelah aku tiada).” Pertanyaannya bukan, “Ma ta’kuluuna mim ba’di, (apa yang akan Kalian makan setelah aku tiada).” Inilah orang tua yang berkarakter. Dia tidak khawatir anak­ anaknya kekurangan materi. Tetapi dia begitu risau jika iman anak ­anaknya lemah. Setiap orang tua seharusnya sadar betul, iman dan akidah yang kokohlah yang akan menyelamatkan anak­anak nya, baik di dunia maupun di akherat. Kalaupun anak ­anaknya miskin materi, maka imannya akan menjadikan mereka selalu tegar menghadapi cobaan hidup karena sesungguhnya mentalnya tidak miskin. Sebaliknya, jika mereka kaya, maka kekayaannya akan memberi manfaat bagi

banyak orang, sebab mental mereka tidak miskin. Hidupnya tidak digantungkan pada harta­nya. Orientasi hidupnya untuk mengabdi pada Yang Maha Hidup.

Ketiga, Bermanfaat bagi orang lain. Inilah cita­ cita yang tidak akan lekang oleh panas dan tak lapuk oleh hujan. Ia tidak mengenal kata pensiun. Rasulullah menegaskan, “Sebaik ­baik orang adalah yang paling memberi manfaat kepada sesamanya,” Namun, siapa yang paling berhak untuk mendapatkan kemanfaatan dari seorang anak? Tentu saja orang tuanya. Artinya, tidak ada kebaikan apapun yang bisa dibanggakan jika sese­orang tidak mau berkorban untuk orang tuanya. Karena itu, perlu ada pemaknaan ulang terhadap peribahasa yang sudah terlanjur populer, yakni: “Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang penggalah”. Peribahasa ini seperti tidak ada yang salah. Padahal, kalau dicermati lebih dalam, peribahasa ini dijadikan dalih pembenaran, atau untuk menolerir jika ada anak kurang begitu peduli pada orang tuanya, sebab kasih nya memang sepanjang penggalah.

Peribahasa tersebut boleh jadi terlahir karena realitas itulah yang banyak terjadi. Tetapi, alangkah indahnya jika lahir peribahasa, “kasih ibu sepanjang usia, kasih anak sepanjang masa”. Memang kasih anak terhadap orang tuanyalah yang tidak akan pernah putus sepanjang masa. Melihat hal ini, maka kata sholeh lebih tepat diartikan “bermanfaat atau memberi manfaat”, dari pada diartikan “baik”. Sebab, anak yang baik, meski sukses secara materi, tapi tidak memberi manfaat bagi orang lain, khususnya orang tuanya, maka sesungguhnya ia bukanlah anak sholeh.

Di samping kita meng­usaha kan terwujudnya ketiga kriteria di atas, tentunya yang paling pertama dan utama kita tanamkan adalah kewajiban shalat lima waktu, yang memang seharusnya diajarkan sejak kecil. Yang pasti Anak adalah darah daging kita. Tidak ada sakit yang lebih menyakitkan mengalahkan sakitnya dimusuhi anak sendiri. Tidak ada investasi yang paling ber harga mengalahkan ke untung­an memiliki anak sholeh. Dan tidak ada kerugian yang lebih besar dan menyesakkan dada mengalahkan kerugian memiliki anak yang tidak sholeh. Wallahu a’lam.

oleh: Dr. Ahmad Husnul Hakim IMZI, M.A.

Publicapos (Jakarta) - Ina Kamarie, penyanyi jazz yang pernah bergabung dalam grup bentukan Ahmad Dhani Dewi­Dewi itu, awalnya merasa heran karena suaminya, Beben Jazz, selalu pulang hampir pagi tiap Jumat malam minggu kedua. Usut punya usut, ternyata sang suami ikut dalam kegiatan Kenduri Cinta yang diasuh oleh Emha Ainun Nadjib.

"Suami saya yang aktif untuk kasih kontribusi, dan lama­lama saya terpanggil. Pas datang, aku langsung cinta sama Cak Nun. Cinta yang dalam arti suka dengan falsafah dan kepribadian dia," ungkapnya saat ditemui di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, di tengah kegiatan Kenduri Cinta tersebut.

Jalan Panjang Mencari Damai

Jakarta menjadi rimba yang lebat bagi penghuninya. Adagium lawas yang menyebutkan bahwa Ibukota lebih kejam daripada ibu tiri, agaknya menemukan pembenarnya.Di sini, roda kehidupan berjalan begitu cepat, sehingga manusia penghuninya kerap tak sempat untuk menikmati hidup. Mereka hanya terpaksa menjalani rutinitas hidup agar tak tertinggal roda itu.

Di tengah geliat peradaban yang seperti itu, lahirlah banyak komunitas masyarakat yang berusaha untuk menggapai terang di tengah pekatnya kota Jakarta. Salah satu yang cukup menarik adalah komunitas tasawuf. Beberapa komunitas tasawuf tumbuh subur di kota ini.

Salah satu ritual tarekat adalah berzikir sebanyak­banyaknya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Namun, sebetulnya mediasi untuk mendekatkan diri kepada Tuhan sangat banyak. Tidak hanya dengan cara berzikir, karena ia hanya salah satu dari cara mujahadah, dapat juga melakukan suatu tindakan atau perbuatan tertentu yang melahirkan kebaikan.

Sehingga bekerja dengan ikhlas dan jujur sebagai pemimpin negara, anggota DPR, guru, buruh pabrik, atau pun cleaning service, yang diniati sebagai langkah untuk mendekatkan diri kepada Allah juga bisa disebut sebagai mujahadah pula.

Damai dalam ‘ Kenduri Cinta’Selama ini, wacana tentang

tasawuf dan tarekat cenderung difokuskan hanya pada pemahaman teologi dan praktik­praktik ritual yang relijius. Namun ternyata di Jakarta ada juga kelompok, seperti Komunitas Kenduri Cinta yang tidak secara eksplisit tidak menyebut dirinya ber­tasawuf atau ber­tarekat, namun sejatinya mereka

Pencarian CintaSufi Ibukota

juga layak jika dinilai sedang ber­tasawuf.

Komunitas yang secara resmi lahir pada bulan Juni tahun 2000 ini diasuh oleh Emha Ainun Nadjib, yang oleh budayawan Mohammad Sobary disebut sebagai guru tarekat kesunyian. Sebuah sebutan yang layak, karena selama lebih dari 14 tahun setiap Jum’at malam minggu kedua tiap bulannya, beliau selalu setia mengisi pengajian di hadapan jama’ah setianya untuk memberikan alternatif pemikir an atas kesulitan hidup di Indonesia, khususnya di Jakarta dan sekitarnya.

Jama’ah Kenduri Cinta tak pernah sepi, Jum’at malam, pada Minggu kedua halaman parkir Taman Ismail Marzuki tak pernah sepi, ratusan orang berhimpitan larut dalam jalan sunyi ‘Ma’iyahan’ biasa cak nun menyebutnya. Semua boleh datang, tak peduli siapa. Karena sekali lagi ini adalah kenduri cinta.

Cinta RasulullahLain lagi ceritanya dengan Habib

Mundzir al­Musawa, pendiri Majelis Rasulullah. Komunitas ini mulai didirikan oleh Habib Mundzir setelah lulus dari nyantri di Yaman pada 1998. Awal usaha dakwahnya, beliau mengadakan pengajian fiqh dasar tiap Senin malam, sebagaimana guru terkasihnya di Yaman. Dalam kelompok kecil, pengajian itu dilakukan secara anjangsana, dengan menggunakan rumah anggota kelompok secara bergantian. Setelah sekian lama berdakwah seperti itu, Habib Mundzir gelisah karena komunitas pengajian seperti jalan di tempat. Jumlah anggota jama’ah tidak bertambah dan menjadi kurang bersemangat.

Oleh karena itu, beliau merubah model pengajiannya dengan pembacaan do’a dan sholawat yang disertai dengan nasihat­nasihat mulia dari al­Qur’an dan Hadis Nabi. Dengan cara baru itu, Majelis Rasulullah pun semakin berkembang. Bahkan setelah Habib Mundzir wafat pada 2013 lalu, majelis ini terus berkembang dan tetap bisa disebut sebagai komunitas zikir dan sholawat pemuda terbesar di Jakarta. Terbukti dengan banyaknya komunitas­komunitas kecil anggota atau simpatisan Majelis Rasulullah di tiap­tiap daerah di kawasan Ibukota.

Saat ini, dengan dihadiri hingga mencapai belasan ribu orang jama’ah, Majelis Rasulullah rutin menggelar kegiatannya tiap Senin malam di Masjid al­Munawar Pancoran, Jakarta Selatan.

Cinta rahmatan lil alaminKonsep cinta dalam tasawuf

sangat penting untuk membawa

kedamaian yang tak hanya di­rasakan pelakunya, tetapi juga oleh khalayak masyarakat. Seperti cinta yang ditebarkan oleh pekerja petugas kebersihan (cleaning service). Mereka rela mengotori diri nya dengan debu Jakarta, mem ber sihkan sesuatu yang sudah pasti akan dikotori kembali setelah dibersihkan dalam sesaat. Itu semua semata­mata demi ter­ciptanya kenyamanan kota Jakarta. Konsep cinta yang selama ini diajar­kan pada setiap komunitas tarekat, tanpa disadari sudah dikuasai dan diimplementasikan langsung oleh para pekerja cleaning service.

Keikhlasan mereka dalam bekerja nampaknya dibangun oleh suatu pondasi teologis, yaitu memandang rakyat Jakarta sebagai makhluk indah ciptaan Tuhan yang harus di­hormati. Pondasi teologis ini selaras dengan pandangan kaum sufi, yaitu mereka melihat orang lain dengan cinta sebagai sebuah kesatuan makhluk yang bernaung dibawah kasih sayang Tuhan. Landasan cinta merupakan titik berpijak bagi mereka untuk melihat orang lain. Dalam pandangan kaum sufi, semua manusia adalah indah. KH Said Aqil Siroj, Ketua Umum PBNU yang juga Guru Besar Tasawuf UIN Sunan Ampel Surabaya, menuturkan, “Di masa modern ini, manusia sudah terkepung dalam situasi degradasi tata nilai, moral, sosial, politik dan segala hal. Sehingga kembali pada aspek spiritualitas seperti tasawuf adalah sebuah keharusan.”

Bahkan, beliau juga mengaitkan pentingnya tasawuf sebagai amunisi revolusi mental – sebagai­mana menjadi jargon pemerintah saat ini. “Bangsa Indonesia hari ini me rasakan pudar nya nilai kema­nusia an, per satuan, soli daritas, yang akarnya adalah ke jatuhan mental. Akibatnya bangsa ini mudah dimasuki oleh pengaruh asing, seperti kapitalisme, libe­ralisme, radikalisme, dan teroris­me. Maka sangat jelas diperlu kan revolusi mental yang mem butuh ­kan ‘amunisi’ yang lebih men dalam dan men dasar dalam men dongkrak dan membangun menta litas bangsa yang paripurna, yaitu melalui ’revolusi spiritual’ yang berbasiskan pada tasawuf,” pungkas beliau dalam orasi pengukuhan gelar guru besar di UIN Sunan Ampel Surabaya pada 29 November lalu.

Oleh karena itu, kehadiran kelompok­kelompok tasawuf yang semakin banyak di tengah rimba ibukota ini, tentunya akan membawa manfaat yang lebih besar. Tak hanya bagi diri pengamalnya saja, melainkan juga bagi khalayak masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Semoga. (dwm)

Page 13: Tabloid Publica Pos Edisi 3 - Eksekusi Mati Narkoba dan TKI (WNI di Luar Negeri)

13P u b l i c a P o s Edisi I/II/II, 2015 K I L A S

Penulis:Puput Aryanto, backpacker dan blogger. Saat ini bekerja dan ber-mukim di Kuala Lumpur, Malaysia ber sama istrinya. Ide-ide backpacking ber sama keluarga dituangkan dalam www.bakcpackology.me

Kalau Anda berniat jalan­jalan sekaligus mengunjungi obyek wisata peninggalan kebudayaan Islam yang termahsyur, Istanbul adalah destinasi terbaik. Istanbul merupakan pusat pemerintahan kerajaan Turki Utsmani (Ottoman Empire) yang tercatat sebagai kerajaan Islam terbesar sepanjang sejarah, hingga kejatuhannya pada tahun 1922. Pada awalnya, kota ini bernama Konstantinopel yang merupakan ibukota kerajaan Byzantium. Lalu pada tahun 1453, oleh Sultan Muhammad Al Fatih / Mehmed II, kota ini berhasil ditaklukkan dan diubah namanya menjadi Istanbul, sekaligus berfungsi sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Turki Utsmani yang baru.

Ada banyak maskapai yang melayani penerbangan dari Jakarta ke Istanbul, umumnya yang paling murah adalah maskapai timur tengah. Anda bisa mendapatkan tiket pulang pergi mulai dari USD 600 kalau sedang promo. Namun, normalnya harga mulai dari USD 800. Sesampai di Istanbul, Anda bisa mencari penginapan di kawasan Sultanahmet. Di sini tersedia berbagai pilihan, mulai dari kelas hostel dengan harga mulai dari USD 25 per orang, apartemen mulai dari USD 60, hingga hotel mulai dari USD 50. Kawasan ini adalah daerah paling strategis karena dekat dengan obyek wisata utama di Istanbul seperti Museum Aya Sophia, Blue Mosque, dan Grand Bazaar. Untuk sarana transportasi, paling nyaman adalah menggunakan trem dan kereta metro. Untuk kenyamanan, Anda lebih baik beli kartu Istanbulkart seharga TL (Turkish Lira) 10 yang berisi TL 4. Dengan kartu ini, Anda tak perlu mengantri dan harga tiketnya pun lebih murah.

Mengingat Jakarta­Istanbul harus ditempuh kurang lebih 14 jam di luar transit, sebaiknya Anda menyiapkan waktu paling tidak 4 hari 3 malam di Istanbul. Kalau digabung dengan waktu perjalanan, kira­kira minimal

6 hari. Perhitungkan juga penyesuaian zona waktu alias jetlag ketika tiba di Istanbul. Biasanya, sehari pertama Anda akan sangat mengantuk di sore hari dan gampang tertidur, kemudian pagi harinya Anda akan terbangun pada dini hari.

Obyek wisata no.1 di Istanbul adalah Museum Ayasofya alias Hagia Sophia. Bangunan ini didirikan pada tahun 537 sebagai Gereja Kristen Ortodoks hingga penaklukan Konstantinopel pada tahun 1453. Setelah kejatuhan kota Konstantinopel dan berganti menjadi Istanbul, Ayasofya diubah fungsi menjadi masjid oleh Sultan Muhammad Al­Fatih. Hingga kejatuhan kerajaan Turki Utsmani pada tahun 1931, Ayasofya lalu ditutup selama 4 tahun, kemudian dibuka lagi sebagai Museum sebagai lambang sekularisme Republik Turki yang didirikan oleh Mustafa Kemal Attaturk. Bangunan ini sangat terkenal karena keindahan interiornya dan kemegahan kubah utamanya yang berdiameter hingga 31 m, yang melambangkan kemajuan arsitektur yang jauh melampaui bangunan lain pada masanya. Yang paling menarik adalah dalam bangunan ini ada lukisan Bunda Maria pada salah satu kubahnya, sementara di sekelilingnya ada tulisan Allah dan Muhammad dalam huruf Arab yang lazim terdapat dalam masjid. Sebagai bekas masjid, ornamen seperti

mihrab (tempat imam sekaligus menunjukkan posisi kiblat) dan mimbar yang cantik masih terjaga dengan baik. Sementara sebagai bekas gereja, lukisan mozaik yang menggambarkan suasana kerajaan Byzantium pada waktu itu juga masih terawat dengan baik. Biaya masuk museum ini adalah TL 30.

Tepat di hadapan Ayasofya adalah Masjid Sultan Ahmet alias Blue Mosque. Disebut demikian karena ubin yang berwarna biru di dalam masjid ini, sementara dari luar sebenarnya tidak berwarna biru. Dibangun oleh Sultan Ahmed I pada tahun 1609, masjid ini dianggap sebagai puncak perkembangan masjid selama dua decade di Kerajaan Turki Utsmani. Masjid ini memiliki satu kubah utama, enam menara, dan delapan kubah kecil. Bagian dalam masjid ini sangat cantik, dengan lampu­lampu indah yang menggantung dari langit­langitnya yang tinggi. Pengunjung bisa memasuki masjid ini secara gratis, namun ada batasan bagi wisatawan yang hanya melihat­lihat saja. Kalau Anda berniat shalat di masjid ini, sebaiknya datang pada saat waktu shalat, yang terbaik adalah pada saat Shalat Subuh.

Destinasi berikutnya adalah Istana Topkapi di belakang Ayasofya. Kompleks istana yang luas ini adalah kediaman keluarga Sultan dari tahun 1465 hingga

1856. Kompleks ini terdiri dari empat halaman dan beberapa bangunan kecil, dengan sebagian batasnya berupa garis pantai. Kompleks ini aslinya berfungsi sebagai lokasi acara kenegaraan hingga hiburan bagi keluarga kerajaan. Setelah berubah fungsi sebagai museum setelah kerun­tuhan Kerajaan Turki Utsmani, kompleks ini banyak menyimpan peninggalan berharga dari dunia Islam seperti tongkat Nabi Musa A.S., jubah dan pedang Nabi Muhammad S.A.W., ornament keraja an, kaligrafi, hingga foto­foto Sultan Turki Utsmani. Anda juga bisa menikmati keindahan Selat Bosphorus dari kompleks istana ini. Tiket masuk ke museum ini ber harga TL 30.

Dari Ayasofya, Anda juga bisa menyeberang jalan dan berkunjung ke Basilica Cistern. Ini adalah waduk bawah tanah yang menakjubkan. Dibangun pada abad ke­6 pada masa Kaisar Justinianus, bangunan waduk ini memiliki panjang 140 m dengan lebar 70 m. Kubah bawah tanahnya ditopang oleh 336 pilar marmer dalam 12 baris yang terdiri dari 28 pilar. Air di dalam waduk ini berasal dari hutan Belgrad yang berjarak 19 km dari kota ini. Anda akan terkagum­kagum begitu masuk ke dalamnya, mengingat teknologi yang sangat maju, yaitu campuran semen yang tahan air, dari abad ke­6. Tiket masuknya adalah TL 10.

Berikutnya adalah Yeni Cami alias New Mosque. Walaupun namanya “baru”, tapi sebenarnya masjid ini sudah berdiri dari tahun 1660. Sejarah masjid ini cukup panjang dengan dibumbui krisis ekonomi dan politik. Yang istimewa dari masjid ini salah satunya adalah lokasinya yang sangat strategis di pinggir Sungai Golden Horn (lebih tepatnya teluk dari Selat Bosphorus yang membelah Turki menjadi benua Asia dan Eropa). Masjid ini juga merupakan rumah bagi ratusan burung merpati. Bahkan di depan masjid ada semacam gardu tempat orang­orang menjual makanan merpati bagi pengunjung yang ingin memberi makan sang burung. Letaknya yang bersebelahan dengan Spice Bazaar juga menjadikan suasana sekitarnya sangat hidup dan ramai. Anda juga bisa menyak­sikan kapal­kapal yang lalu lalang di Sungai Golden Horn atau

Kalau Anda berniat jalan-jalan sekaligus mengunjungi obyek wisata peninggalan kebudayaan Islam yang termahsyur, Istanbul ada-lah destinasi terbaik. Istanbul merupakan pusat pemerintahan kerajaan Turki Utsmani (Ottoman Empire) yang tercatat sebagai kerajaan Islam terbesar sepanjang sejarah, hingga kejatuhannya pada tahun 1922.

Menjelajahi Keunikan Dunia Islam di Istanbul

sekedar melintas di atas jembatan sambil memandangi keramaian orang memancing di pinggir jembatan.

Anda tentu jangan melewatkan masjid terbesar di Istanbul, yaitu Masjid Suleymaniye. Masjid ini dibangun atas perintah Sultan terbesar Kerajaan Turki Utsmani, yaitu Sultan Suleyman the Magnificent. Pembangunannya di mulai tahun 1550 dan selesai delapan tahun kemudian. Terletak di Bukit Ketiga (Third Hill), masjid ini terlihat sangat berwibawa dengan pemandangan kota Istanbul yang luas di sekelilingnya. Masjid ini merupakan perpaduan arsitektur Byzantium dan Islam dengan menara yang tinggi dan ramping serta kubah besar. Tinggi menara mencapai 72 meter, tertinggi dari semua masjid di Istanbul, sementara dia meter kubah mencapai 26 meter. Menaranya memiliki 10 galeri yang menandakan bahwa Sultan Suleyman I adalah Sultan ke sepuluh dari Kerajaan Turki Utsmani. Di dalam masjid, ada sekelompok relawan yang ber­bagi info mengenai Islam. Anda juga bisa menggali berbagai info tentang Islam dan Turki yang pastinya sangat menarik.

Kunjungan ke Istanbul kurang lengkap tanpa berbelanja di Grand Bazaar. Meskipun sejatinya adalah pasar tradisional, gaya bangunannya yang berupa labirin dengan lorong­lorong panjang dan bercabang­cabang men­jadikan penelusuran di dalamnya menjadi sangat menantang sekali­gus mende barkan. Tak jarang pengun jung menjadi tersesat di dalam nya atau bingung ketika keluar di pintu yang berbeda. Di sini bisa dibilang apa saja ada, namun yang khas adalah bumbu­bumbu ala Turki, biasa disebut Ottoman Spice, karpet Turki, dan berbagai perhiasan dan ornament khas Turki. Seperti halnya pasar pada umumnya, di sini Anda dituntut untuk tawar­menawar untuk mendapatkan harga terbaik.

Jadi, jangan ragu untuk berwisata sekaligus belajar sejarah Islam di Istanbul.

Page 14: Tabloid Publica Pos Edisi 3 - Eksekusi Mati Narkoba dan TKI (WNI di Luar Negeri)

Edisi I/II/II, 2015N U S A N T A R A14 P u b l i c a P o s

“Matahari” Itu Akhirnya Kembali ke

PertiwiPublicapos( Jakarta)­ Ada kejutan pada malam pem bukaan pameran ”Aku Diponegoro: Sang Pangeran dalam Ingatan Bangsa, dari Raden Saleh hingga Kini” di Galeri Nasional, Jakarta, Kamis (5/2) lalu. Tongkat pusaka Sang Pangeran dipulangkan dari Belanda ke Indonesia.

Pengembalian tongkat itu mengejutkan karena benda tersebut sudah 181 tahun di­simpan salah satu keluarga ketu­run an Gubernur Jenderal Hindia Belanda Jean Chretien Baud (1833­1834). ”Saya juga tidak di beri tahu sebelumnya kalau ada penyerahan pusaka tongkat Pangeran Diponegoro pada acara pem bukaan ini,” kata Kepala Galeri Nasional Tubagus ”Andre” Sukmana.

Menteri Pendidikan dan Kebu­daya an Anies Baswedan me­resmi kan pembukaan pameran yang dijadwalkan berlangsung hingga 8 Maret 2015 itu. Terkait pengem balian tongkat, Anies mengucapkan terima kasih. ”Atas nama pemerintah dan rakyat Indonesia, kami ber terima kasih kepada keluarga Baud yang telah menyimpan dengan baik dan memulangkan pusaka tongkat Diponegoro ini kembali ke Pulau Jawa,” katanya.

Pengembalian tongkat Diponegoro (1785­1855) juga di ­sam but meriah para seniman, budaya wan, dan pemerhati sejarah yang hadir di Galeri Nasional. Benda itu selanjutnya disimpan di Museum Nasional sebagai artefak penting milik negara dan rakyat Indonesia.

Sejarah Tongkat Bagaimana sebenarnya kisah

tongkat itu? Menurut ahli sejarah Diponegoro asal Inggris, Peter Carey, tongkat tersebut diperoleh Pangeran dari warga pada sekitar tahun 1815. Tongkat itu lantas di­gunakan semasa menjalani ziarah di daerah Jawa selatan, terutama di Yogyakarta. Itu terjadi sebelum Diponegoro mengo bar kan perang terhadap Hindia Belanda pada 1825­1830.

”Penyerahan (tongkat itu ke

Kurniawan/Publicapos

Sejumlah pelajat terlihat asyik saat mengunjungi pameran “aku Diponegoro” di Galeri Nasional, beberapa waktu lalu

Publicapos( Jakarta)­ Kebanyakan masyarakat Indonesia generasi kini mengenang Pangeran Diponegoro sebagai pahlawan per juangan awal abad kedelapan belas yang memimpin perlawanan Jawa terhadap Belanda dalam per­tarungan yang dikenal sebagai Perang Diponegoro (1825­1830). Selain itu, banyak juga yang hanya mengenali figur pemimpin Perang Jawa ini sebagai pangeran Yogyakarta yang dapat dilihat di ruang­ruang kelas seluruh pelosok Indonesia, berdampingan dengan para pahlawan nasional lainnya.

Pameran “Aku Diponegoro: Sang Pangeran dalam Ingatan Bangsa, dari Raden Saleh Hingga Kini” berupaya membangkitkan kisah luar biasa Diponegoro (1785­1855) sebagaimana digambarkan oleh pelukis­pelukis klasik, kontemporer, maupun khalayak umum.

Dikurasi oleh Dr. Werner Kraus, Jim Supangkat dan Dr. Peter Carey, pameran yang menghubungkan antara masa lalu dan masa kini ini bertujuan untuk mendorong pemahaman lebih dalam akan kenangan budaya yang mengizinkan masyarakat Indonesia untuk mem bangun gambaran narasi masa lalu dan dengan sendirinya mengem bangkan citra dan identitasnya sendiri.

Pameran ini merupakan lanjut­an dari pameran “Raden Saleh dan Awal Lukisan Indonesia Modern” yang diselenggarakan oleh Goethe–Institut Indonesien dan bekerjasama dengan Galeri Nasional Indonesia, Sekretariat Negara Republik Indonesia dan Ke­dutaan Besar Jerman di Indonesia pada bulan Juni 2012. Pameran yang meraih kesuksesan besar ini berhasil mencapai 20.000 pengun­jung dalam kurun waktu dua minggu. Ini merupakan pameran mono grafi pertama dari karya sang pelukis di tanah airnya, dengan meng hadirkan lukisan dan drawing dari koleksi pribadi dan publik. Salah satu lukisan yang ditampilkan Penangkapan Diponegoro yang berhasil direstorasi atas bantuan Yayasan Arsari Djojohadikusumo dan yang juga akan menjadi perhatian utama dari pameran ini.

Pameran “Aku Diponegoro” di­bagi menjadi tiga bagian, masing­masing menampilkan pen de­kat an berbeda terhadap sosok Diponegoro:

Bagian pertama, Diponegoro di Awal Sejarah Seni Indonesia: Pembentukan Seorang Pahlawan, memusatkan perhatian pada karya seni Indonesia yang mempunyai tema Diponegoro. Sorotan utama bagian pertama adalah lukisan Penang kapan Diponegoro (1857) karya Raden Saleh yang baru saja direstorasi. Lukisan ini dilengkapi

Indonesia) dirahasiakan sesuai permintaan keluarga yang menyimpan pusaka tongkat Diponegoro tersebut di Belanda,” kata Peter, yang juga menjadi salah satu kurator pameran, selain Werner Kraus (Jerman) dan Jim Supangkat (Indonesia).

Michiel Baud mewakili keluarga besar keturunan JC Baud menye­rahkan pusaka tongkat ziarah Diponegoro kepada Anies Baswedan.

JC Baud menerima tongkat ziarah Diponegoro, yang juga disebut tongkat Kanjeng Kiai Tjokro, dari Pangeran Adipati Notoprojo. Notoprojo adalah cucu komandan perempuan pasukan Diponegoro, Nyi Ageng Serang.

Notoprojo dikenal sebagai sekutu politik bagi Hindia Belanda. Ia pula yang membujuk salah satu panglima pasukan Diponegoro, Ali Basah Sentot Prawirodirjo, untuk menyerahkan diri kepada pasukan Hindia Belanda pada 16 Oktober 1829.

Tongkat Kanjeng Kiai Tjokro di­persembahkan Notoprojo kepada JC Baud saat inspeksi pertama di Jawa Tengah pada musim kemarau tahun 1834. Ke mungkinan Notoprojo berusaha mengambil hati penguasa kolonial Hindia Belanda. Sejak 1834, Baud dan ke­turunannya di Belanda merawat tongkat ziarah Diponegoro itu sampai Kamis malam lalu di­pulangkan kembali ke Tanah Air.

Berdasarkan penelusuran Peter Carey, Tongkat Kanjeng Kiai Tjokro menjadi artefak spiritual sangat penting bagi Diponegoro, terutama dari simbol cakra di ujung atas tongkat sepanjang 153 sentimeter itu. Berdasarkan mitologi Jawa, cakra sering di gambarkan di­genggam Dewa Wisnu pada inkar­nasi nya yang ke tujuh sebagai penguasa dunia.

”Sesuai mitologi Jawa, tongkat tersebut dikaitkan dengan keda­tangan Sang Ratu Adil atau Erucakra,” kata Peter.

Diponegoro kemudian meng­anggap perjuangannya sebagai perang suci untuk mengembalikan tatanan moral ilahi demi ter­

jaminnya kesejahteraan rakyat Jawa. Perang juga dianggap sebagai pemulihan keseimbangan masyarakat.

”Panji pertempuran Diponegoro menggunakan simbol cakra dengan panah yang menyilang,” kata Peter.

Kurator dari Rijks Museum Belanda, Harm Stevens, juga mene­liti tongkat itu selama beberapa bulan terakhir. ”Saya telah men­cocok kan dengan petunjuk­petun­juk yang ada. Benar kalau tongkat itu milik Pangeran Diponegoro,” katanya.

Tombak, Pelana dan Jubah Selain tongkat ziarah, pameran

juga menghadirkan benda­benda bersejarah Pangeran Diponegoro yang lain. Sebut saja tombak Rondhan dan pelana kuda, yang se­belum nya juga berada di Belanda. Artefak­artefak itu diperoleh ketika pasukan gerak cepat Hindia Belanda, yang dipimpin Mayor AV Michiels, menyergap Diponegoro pada 11 November 1829.

Diponegoro berhasil melolos­kan diri. Namun, tombak Rondhan, peti pakaian, kuda, dan barang berharga lain tidak di bawa serta. Pasukan penjajah me rampas dan menyerahkan artefak berharga tersebut kepada Raja Belanda Willem I (yang bertakhta tahun 1813­1840). Pada tahun 1978, Ratu Belanda Juliana mengembalikan tombak Rondhan dan pelana kuda itu ke Indonesia.

Pelana kuda itu menyimpan kisah Diponegoro sebagai penung gang kuda hebat. Dia me miliki istal luas di kediamannya di Tegalrejo. Kuda hitam dengan kaki putih bernama Kiai Gentayu di anggap sebagai pusaka hidup Sang Pangeran.

Sebenarnya Diponegoro juga mewariskan jubah Perang Sabil. Sayangnya, jubah berbahan sutra shantung dan cinde berukuran 200 X 100 sentimeter tersebut tidak ikut dipamerkan. Benda tersebut tetap berada di Museum Bakorwil II Magelang.

Kisah di balik jubah itu juga menarik. Jubah tersebut dirampas saat penyergapan oleh Mayor AV Michiels di wilayah pegunungan Gowong, sebelah barat Kedu, 11 November 1829. Setelah perang, jubah dengan tepi brokat yang konon dijahit oleh gundunya disimpan putra menantu Basah Ngabdulkamil. Selama lebih seabad keluarga Diponegoro menyimpan jubah itu dan dipinjamkan permanen pada tahun 1970­an kepada Museum Bakorwil II.

Penangkapan Diponegoro Benda bersejarah lain yang

menarik perhatian pengunjung dalam pameran ini adalah lukisan ”Penangkapan Pangeran Diponegoro”. Karya ini di pamer kan bersama karya seni rupa dari 21 perupa Indonesia.

Kurator Jim Supangkat menga­takan, lukisan itu dibuat pada 1856­1857 berdekatan dengan wafat nya Diponegoro di pem­buang an pada 8 Januari 1855. Karya itu di hadiahkan kepada Raja Belanda Willem III (1817­1890). Pada tahun 1978, Ratu Juliana mengembalikan lukisan kepada Indonesia.

Sebenarnya lukisan itu mengan­dung kritik tersembunyi. Raden Saleh mencela siasat tak etis pada penang kapan Diponegoro dan kebohongan lukisan Nicolaas Pieneman dengan tema sama tahun 1835. Dari yang sekarang terungkap dari lukisan itu, kita juga mengetahui bahwa berita penangkapan Diponegoro ter sebar ke Eropa.

Selain lukisan penangkapan, di tam pilkan juga dua lukisan lain karya Raden Saleh, yaitu ”Harimau Minum” (1863), dan ”Patroli Tentara Belanda di Gunung Merapi dan Merbabu” (1871). Lukisan ”Penangkapan Pangeran Diponegoro” dan ”Harimau Minum” adalah koleksi Istana Negara, sedangkan ”Patroli Tentara Belanda di Gunung Merapi dan Merbabu” koleksi pengusaha Hashim Djojohadikusumo. Ketiga karya itu direstorasi ahli dari Jerman pada tahun 2013 atas prakarsa Yayasan Arsari Djojohadikusumo.

Melawat Pameran Aku Diponegoro

juga dengan sejumlah (semu) potret Diponegoro, yang digambarkan dengan baik oleh seniman­seniman Indonesia ternama seperti Soedjono Abdullah, Harijadi, Sumodidjojo, Basoeki Abdullah, Sudjojono, dan Hendra Gunawan. Sebagai tambah­an akan dipamerkan juga dokumen­tasi foto dan video yang menjelas­kan secara detil proses restorasi yang sudah dilakukan oleh GRUPPE K?ln (Cologne, Jerman), di bawah pimpinan Susanne Erhards.

Bagian kedua yang berjudul Diponegoro, Raden Saleh dan Sejarah di Mata Seniman Indonesia mem­berikan kesempatan bagi se jumlah seniman kontemporer Indonesia seperti Srihadi Soedarsono, Heri Dono, Nasirun, Entang Wiharso dan banyak lainnya, untuk menyajikan pendekatan kontem porer mereka terhadap figur Diponegoro.

Bagian ketiga, Sisi Lain Diponegoro, berfokus pada benda­benda yang terkait Diponegoro, seperti fotografi, cukil kayu, kartu remi, buku, komik, poster­poster politis, dan uang kertas. Dengan cara ini, pameran ini menantang tradisi umum terhadap penerimaan seni rupa dan pameran ini dirancang untuk mengisnspirasi diskusi publik tentang kemurnian seni rupa dalam post­modern Indonesia.

Ruangan khusus Semangat Le­luhur yang Masih Terasa didesain untuk memamerkan jubah putih perang sabil Diponegoro yang asli dan artefak peninggalan pribadi lainnya seperti tombak pusaka dan pelana kuda. Ruangan ini merupakan ruang pusaka.

Pameran historis ini di­prakarsai dan dikoordinasikan oleh Goethe­Institut Indonesien dan merupakan kerjasama antara Galeri Nasional Indonesia, Kemen­terian Pendidikan dan Kebuda yaan Republik Indonesia, Kedutaan Besar Republik Federasi Jerman di Indonesia, Yayasan Arsari Djojohadikusumo, Erasmus Huis, Galeri Foto Jurnalistik Antara, dan Universitas Paramadina.

Serangkaian acara melengkapi pameran ini, termasuk pameran parallel Pangeran Diponegoro dalam Perspektif Belanda sejak 1800 Hingga Kini, di pusat kebudayaan Belanda, Erasmus Huis.

Pameran yang berlangsung dari tanggal 12 Februari hingga 8 Maret lalu., me musatkan perhatian pada penga ruh Diponegoro terhadap politik dan masyarakat Belanda di abad ke­19 dan ke­20 melalui surat, manuskrip dan artikel media massa Belanda. Pameran ini menunjukkan hubungan Diponegoro dan negara Belanda yang terus menginspirasi karya seni rupa.(tgh)

Semua benda dalam pameran ”Aku Diponegoro” berhasil meng­hidupkan kembali kenangan akan sosok pahlawan itu. Memasuki ruang pameran, lingkaran sejarah serasa berulang.

Anies Baswedan mengapresiasi pergelaran ini sebagai usaha untuk membangkitkan kesadaran terhadap sejarah, figur, dan peran Diponegoro dalam melawan pen­jajahan dan memperjuangkan kemer dekaan masyarakat saat itu. Narasi perjuangan itu diharapkan terus hidup dan menular kepada gene rasi muda Indonesia dari masa ke masa.

Page 15: Tabloid Publica Pos Edisi 3 - Eksekusi Mati Narkoba dan TKI (WNI di Luar Negeri)

15P u b l i c a P o s Edisi I/II/II, 2015 D U N I A

Foto : AFP

Sejumlah anggota pasukan ISIS membuldoser kota kuno Asyria, masyarakat dunia mengutuk aksi Vanadalisme tersebut

ISIS dan Gerakan Pemusnahan Sejarah

Jutaan Pengungsi Suriah Terancam di Pengasingan

Publica Pos (Irak) – Kelompok militan ISIS tidak hanya melakukan penaklukan wilayah dengan keke­rasan tetapi juga mengan cam pera daban melalui peng hancuran pening galan ber sejarah. Video dari peng hancuran barang antik di Museum Mosul oleh anggota ISIS me micu kema rahan masyarakat dunia. Kema rahan orang­orang di seluruh dunia diekspresikan pada media sosial mengecam dengan tindak an destruktif ISIS sebagai­mana dilansir Aljazeera (3/3) lalu.

Tindakan destruktif ISIS dengan meng hancurkan patung kuno Asiria tidak hanya merusak peninggalan material bersejarah tetapi juga tentang identitas budaya suatu bangsa. Tindakan pemus­nahan benda bersejarah oleh ISIS merupakan upaya untuk mem­basmi identitas budaya masyarakat Asyur, tetapi juga Kasdim, Yazidi, Kurdi dan juga pera daban kuno lainnya. Barang antik di situs arkeologi Museum Mosul dan Nineveh adalah bagian dari sejarah keragaman yang mem buat Irak modern, sehingga ke hancuran mereka mem pengaruhi komunitas yang sangat luas, dan mereka tentu saja bagian dari warisan dunia.

ISIS mengklaim penghancuran peninggalan sejarah di Irak atas dasar teologis dengan mela kukan vandalisasi atas Museum Mosul dan situs lainnya. Tindakan tersebut dilakukan dengan ke yakin an bahwa mereka harus mem basmi peng­gunaan patung yang dianggap seperti penyem bahan berhala yang dilarang dalam Islam.

Keyakinan yang sama ter­motivasi dari penghancuran waris­an sejarah oleh kelompok militan Taliban pada tahun 2001 dengan mele nyapkan patung Buddha di Bamiyan, dan juga terhadap naskah kuno di Timbuktu di Mali utara oleh kelompok Ansar Deen.

Apa yang telah dilakukan ISIS merupakan bentuk dari ikonoklasme, sebuah gerakan untuk memusnahkan gambar­gambar (seni) religius yang di­hormati khususnya dalam Gereja yang dimulai dari abad ke­delapan Kristen Byzantium. Ketika gereja timur ingin membedakan diri­

nya dari gereja barat dan dengan berusaha untuk melarang gambar agama dan ikon. Bahkan, ke kaisaran Byzantium melihat pen ciptaan beberapa karya paling mewah dan rumit dari hasil karya seni religious yang telah dijarah serta dirusak selama abad ke­13 Perang Salib.

Ikonoklasme juga muncul selama perang sipil Inggris dari 1640­an dan 1650­an, ketika Protestan mengambil pandang an yang sama dalam represen tasi seni keagamaan dan meng hancurkan patung­patung abad pertengahan dan interior gereja.

Meskipun dengan dalih doktrin agama, ikonoklasme ISIS tidak hanya menghancurkan sejarah, tetapi juga mengancam per adab an.

Keinginan ISIS untuk meng­hancurkan sejarah masa lalu me­lalui warisan dan peninggalan sejarah yang ada membuat jalan bagi visi tunggal kebenaran tidak ber beda dengan gejolak Revolusi Ke budayaan Cina selama 1960­an dan 70­an, ketika gerakan Maois ­ komunisme dikenakan visi nya melakukan penundukkan dengan jalan kekerasan serta meng­hancurkan warisan budaya mereka.

Al Azhar Mesir sebagaiamana di rilis AFP pada Jumat (06/03) juga mengecam penghancuran kota kuno Nimrud di Irak oleh

ISIS dengan menyatakan bahwa mili tan tersebut harus ditumpas.

“Apa yang dilakukan organisasi teroris ISIS dengan meng han curkan monumen­monumen di wilayah yang dikuasai militan tersebut di Irak, Suriah dan Libya meru pakan kejahatan besar terhadap seluruh dunia,” kata Al Azhar.

“Apa yang dilakukan ISIS merupakan kejahatan perang yang akan selalu dikenang di dalam sejarah,” ujarnya, seraya menam­bah kan bahwa peng hancur an monumen­monumen dila rang oleh hukum syariah.

Al Azhar juga mendesak semua pihak yang bersangkutan di negara­negara tempat ISIS dan kelom pok ekstremis lainnya berada untuk bekerja sama menum pas kelompok ekstrimis serta menyelamatkan negara­negara Arab dan Islam dari keja hatan ISIS.

Sementara Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki­moon pada Jumat (06/03) juga turut mengecam keras penghancuran kota kuno Nimrud Irak oleh ISIS. Ban Ki­moon mendesak pemimpin agama dan politik di kawasan itu untuk bersama­sama mengecam serang an yang tidak dapat di­terima yang telah dilakukan ISIS.

“Penghancuran yang disengaja atas warisan budaya dianggap sebagai

kejahatan perang dan menun jukkan serangan ter hadap kema nusiaan secara kese luruh an,” kata Ban Ki­moon dalam sebuah per nyataan.

Setelah menghancurkan artefak­artefak di museum Mosul dengan palu dan membakar per pus takaan pada bulan lalu, ISIS juga meng­hancurkan reruntuhan Nimrud pada Kamis (05/03), menurut kete­rangan dari Kemen terian Kepur­bakalaan dan Pari wisata Irak.

Ban Ki­moon akan segera ber­temu Direktur Badan Kebu dayaan UNESCO PBB, Irina Bokova, pada Jumat malam untuk membahas penghancuran Nimrud tersebut. Badan Kebudayaan UNESCO PBB mendesak Dewan Keamanan PBB untuk melakukan pertemuan darurat setelah kelompok ekstrimis ISIS melakukan peng hancuran massal artefak kuno di Irak.

“Serangan ini jauh dari sekadar tragedi kebudayaan – ini juga merupakan masalah keamanan yang mendorong sektarianisme, ekstremisme kekerasan dan konflik di Irak,” ujar kepala UNESCO Irina Bokova dalam sebuah pernyataan.

“Inilah kenapa saya segera menghubungi Presiden Dewan Keamanan untuk memintanya melakukan pertemuan darurat Dewan Keamanan terkait per lin­dungan warisan budaya di Irak

sebagai elemen integral untuk ke­amanan negara,” ujarnya.

ISIS juga merilis sebuah video yang menunjukkan para militan­nya menghancurkan patung­patung kuno hingga berkeping­keping dengan palu godam di museum besar yang terletak di Mosul, pusat terbesar mereka dan kota terbesar kedua di Irak.

Video tersebut juga menun­jukkan mereka menggunakan jack hammer untuk merusak patung banteng bersayap Assyrian di situs arkeologi terbesar di Mosul.

Para arkeolog dan pakar budaya menggambarkan penghancur an tersebut sebagai bencana. Mereka mem bandingkan peristiwa ter­sebut dengan peledakan patung Bamiyan Buddhas di Afghanistan oleh Taliban meng guna kan dinamit pada tahun 2001 lalu.

Direktur Jenderal UNESCO, Irina Bokova mengatakan bahwa aksi tersebut merupakan bagian dari kampanye pembersihan budaya, pernyataan ini merujuk pada laporan bahwa ribuan buku tentang filsafat, hukum, sains dan puisi telah dibakar dalam beberapa pekan terakhir,

“Jika terbukti benar, ini akan menjadi salah satu aksi peng­hancuran yang paling merusak terhadap koleksi perpustakaan dalam sejarah kemanusiaan,” ungkap Bokova.

“Aksi penghancuran semacam itu merupakan peringatan agar negara­negara di seluruh dunia tetap bersatu memerangi fanatisme pada hari ini,” tambah Bokova.

Sementara ISIS saat ini mengu­asai kota Mosul, kota ter besar kedua di Irak.

Serangan udara AS terhadap ISIS ditujukan untuk memberi tekanan untuk kelompok ekstrimis itu. Pasukan gerilyawan bersenjata Kurdi juga meluncurkan serangan di jalanan yang dikuasai ISIS di dekat Mosul.

UNESCO menyatakan bahwa kelom pok esktremis bersenjata di Irak juga menargetkan warisan budaya, kaum minoritas agama, dokumen dan juga naskah dari salah satu peradaban tertua dalam sejarah manusia. (adj/Aljazeera/AFP)

Publica Pos (Suriah) - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan sebagaimana yang dilansir AFP pada Sabtu (07/03) lalu, mengkritik negara Barat karena hanya menam pung sedikit dari jutaan pengungsi Suriah. Dalam kesem patan itu, dia juga berjanji akan melanjutkan kebijakan pintu ter bukanya bagi orang­orang yang melari kan diri dari konflik empat tahun itu.

“Anda tahu berapa banyak pengungsi Suriah yang ditampung negara­negara Eropa Hanya 200.000. Kami sudah menam pung dua juta pengungsi. Apa beda nya!” kata pemimpin Turki itu di Gaziantep, yang dekat dengan perbatasan Suriah dan tempat berdirinya sejum­lah kamp pengungsi.

Ratusan migran, yang melarikan diri dari konflik di Suriah tewas dalam beberapa bulan terakhir di

Mediterania saat berusaha men­capai Eropa yang mendorong sejum­lah kelompok hak asasi men desak Uni Eropa agar berbuat lebih demi menyelamatkan banyak nyawa.

“Kami tidak akan pernah menga­bai kan saudara­saudara kami. Kami tidak pernah menutup perba tas an kami (rakyat Suriah), kami tidak bisa melakukan hal itu,” ujarnya.

Pemerintah Turki mengklaim sudah mengeluarkan dana sebesar 5,5 miliar dolar AS (sekitar Rp71,9 triliun) untuk membantu rakyat Suriah, yang ditampungnya sejak perang sipil berkecamuk pada 2011 silam.

Sementara menurut PBB, pengungsi di Suriah mendekati titik balik berbahaya karena hampir empat juta warga Suriah menghadapi kondisi hidup yang memburuk di penga singan, ujar kepala pengungsi PBB. Komisaris Tinggi PBB untuk

Pengungsi, Antonio Guterres, menga­takan kepada Dewan Keamanan bahwa sifat dari krisis pengungsi ber u bah dan menyerukan dukung an besar internasional untuk negara­negara yang telah mem buka per­batasan mereka guna menerima warga sipil yang melari kan diri.

Hampir 12 juta orang terlantar akibat perang yang berlangsung selama hampir empat tahun di Suriah, termasuk 3,8 juta yang telah melarikan diri ke negara­negara tetangga seperti Turki, yang saat ini merupakan negara penerima pengungsi terbesar di dunia. Guterres memperingatkan bahwa hampir dua juta pengungsi Suriah berusia di bawah 18 tahun, banyak yang tidak memiliki akses terhadap pendidikan atau pekerjaan, berisiko menjadi generasi yang hilang dan lebih dari 100.000 anak yang lahir di pengasingan kemungkinan tidak

bisa memiliki kewarganegaraan.Utusan PBB, Staffan de Mistura

seperti yang diwartakan AFP pada Minggu (1/3), melakukan kunjungan mengejutkan ke sebuah gereja di dekat ibu kota Suriah untuk menunjukkan solidaritas­nya terhadap kelompok minoritas Kristen di negara tersebut yang menjadi target para militan.

Pekan lalu, ISIS telah menculik 220 warga Assyria di wilayah Tal Tamr, tempat para kelompok ekstremis tersebut merebut 10 desa yang dihuni umat Kristen, menurut Observatorium HAM. Hampir 1.500 orang mengungsi ke wilayah Kurdi dan wilayah yang dikuasai pemerintah. Kelompok pengawas tersebut melaporkan bahwa ‘Penga ­dil an’ ISIS memerintahkan pem ­bebas an 28 warga Assyria yang mereka culik.

Pembatasan pengungsi dari

Suriah yang memasuki Lebanon juga sudah mulai diberlakukan untuk mem perlambat aliran pencari suaka yang melarikan diri dari perang di Suriah. Langkah tersebut untuk membendung lebih dari satu juta pengungsi Suriah datang ke Lebanon karena perang sipil pasukan pemberontak yang mencoba menggulingkan Presiden Bashar al­Assad. Lebanon yang berbatasan dengan Suriah merupakan salah satu negara yang paling besar terkena dampak dari banyaknya pengungsi Suriah. Sebelumnya, pengungsi Suriah bisa tinggal di Lebanon selama enam bulan secara otomatis tanpa visa. Namun berdasarkan aturan baru, warga Suriah yang ingin memasuki Lebanon harus memenuhi kriteria tertentu untuk diberikan visa di kawasan perbatasan. (Adj/AFP)

Page 16: Tabloid Publica Pos Edisi 3 - Eksekusi Mati Narkoba dan TKI (WNI di Luar Negeri)

Edisi I/II/II, 2015LIFE STYLE & TEKNOLOGI16 P u b l i c a P o s

Tips Memilih Busana Muslimah

Ilustrasi busana MuslimahDok: AHM

Publicapos - Berhijab kini tidak lagi hanya identik dengan ibu­ibu pengajian dan majlis taklim, namun kalangan muda­mudi, wanita karie juga mulai gadrung dengan busana identitas muslimah ini. Bahkan kini banyak para kaum hawa yng me rasa lebih percaya diri dengan balutan busana ber hijab. Para selebriti yang pada awal nya takut ke­hilang an job bila memutuskan ber hijab kini mulai luntur, pasal­nya tak sedikit para artis justeru kebanjiran job setelah memu tus­kan untuk berhijab.

Trend berhijab ini tidak disia­siakan oleh oleh sejumlah disainer, bermacam mode mereka tawar kan, alhasil bermacam mode busana muslimah kini ramai di pasar an, kondisi tersebut makin meman­ja kan para muslimah yang makin gandrung dengan mengenakan hijab.

Dengan masuknya busana muslimah pada ranah mode menjadi tantangan tersendiri bagi muslimah untuk bisa memilih dengan tepat jenis baju apa yang

Trendi tapi Tetap Syar’i

pas, artinya tetap bisa mengikuti tren mode busana terkini namun tidak menghilangkan dari tujuan berhijab itu sendiri, yaitu menutup aurat. berkut beberapa tips yang bisa para muslimah perhatiakan.

Sesuai SyariatBanyaknya ragam mode dan

bahan yang digunakan untuk busana muslimah terkadang ada yang tidak memeprhatikan tujuan dari berhijab atau berbusana muslimah tersebut. Oleh karena itu, pastikan baju yang pakai sesuai dengan aturan syariat. Seperti: menu tup aurat, tidak transparan, dan tidak ketat. Jangan sampai me­milih busana yang hanya menge­depan kan mode dan trend saja.

Sesuai KondisiKini mode dan trend terkini

untuk pemakaian baju muslimah sudah banyak baik yang bisa digunakan sehari –hari maupun saat pekerja, piknik dan kepesta, yang terpenting pilih baju muslimah yang nyaman dipakai. Misal nya bahan katun atau kaos. Untuk keperluan ke pesta, bisa me milih baju berbahan sutra, satin, organdi, ataupun bahan – bahan yang memberi kesan mewah lainnya. dan yang tak kalah pentingnya disesuaikan dengan kondisi. Untuk keperluan sehari – hari misalnya, biasanya menggu nakan model simpel dan

Sejumlah Muda­mudi memadati ajang pameran modifikasi mobil yang digelar oleh klub Mensecret beberapa waktu lalu. Dok: AHM

Publicapos.com – Klub Mobil Mensecret kembali menyeleng­garakan kontes mobil, untuk mem berikan wadah bagi para peng gemar otomotif terutama modi fikasi mobil.

Acara yang bertajuk Secret Modified Festival ini digelar di kawasan Boulevard Grand Depok City (28/2). Tujuan acara ini agar memberikan pemahaman positif dan keterampilan lebih bagi para anggotanya. Bukan hanya sebatas modifikasi, namun agar para anggota Mensecret dapat belajar mengenai Event Organizer (EO).

Ketua acara Secret Modified Festival, Fany Dermawan menu­tur kan bahwa dia berharap para anggota nya mendapatkan penge­tahuan atau hal­hal positif baru selain modifikasi dengan ikut berperan aktif dalam penye­lenggaraan kontes mobil itu.

“Acara kontes mobil ini diseleng­garakan agar para anggota kami

Mensecret Wadahi Penggemar Otomotif Agar Lebih Bermakna

(mensecret) tidak hanya paham otomotif. Saya ingin mereka ber­tambah pengetahuan menge nai Event Organizer (EO)”, jelas nya kepada Publicapos.com

Dia juga menambahkan, ajang kontes ini juga bertujuan untuk mengurangi kegiatan negatif anak­anak muda penggemar otomotif.

“Saat ini para penggemar otomotif khususnya modifikasi minim tempat atau wadah untuk menyalurkan hobi mereka. Jadi dikhawatirkan malah terjerumus ke hal­hal yang negatif, misal kan kebut­kebutan di jalan. Di harap kan dengan adanya ke giatan ini hal­hal tersebut bisa di­hindari”, tambah Fany.

Mensecret sudah mulai meng­gelar acara ini sejak tahun 2007. Acara kali ini diikuti oleh 85 mobil, dan pesertanya berasal dari 15 klub mobil sejabodetabek.

Pembina klub Mensecret, Briliant atau yang akrab disapa Bry juga menambahkan acara

ini sebagai ajang silaturrahmi di antara para penggemar modi­fikasi mobil.

“Salah satu yang kami harapkan dengan menggelar acara seperti ini juga untuk ajang silaturrahmi buat para modifikator baik anak­anak muda maupun orang tua. Sehingga kita bisa saling menge­nal dan menjalin komuni kasi yang baik antar komunitas”, ungkap nya.

Mensecret berniat akan terus mengadakan acara berikutnya yang lebih baik, bahkan mereka juga membuka pintu bagi para komunitas, EO, ataupun organi­sasi lain yang ingin bekerja sama menyelenggarakan kegiatan positif.

“Insya Allah, kita akan adakan acara­acara selanjutnya. Kita juga membuka pintu bagi rekan­rekan komunitas, dan organisasi lain yang ingin bekerjasama dengan kita, baik itu kegiatan otomotif dan sosial, yang penting bentuknya positif”, tambah Bry. (Q2)

praktis. Sehingga tidak meng­ganggu aktivitas. Model pakaian yang rumit dan unik lebih cocok digunakan untuk ke pesta.

Padu PadanTampil cantik dan istimewa

setiap hari tidak selalu butuh pakaian banyak dan budget besar. Dengan teknik padu padan, kita dapat mengoptimalkan pakaian yang ada. Satu jenis atasan seperti tunik atau blus dapat dipadankan dengan beberapa model dan warna celana longgar atau rok. Begitu juga sebaliknya. Sedangkan pakaian model gamis, dapat di­padankan dengan cardigan atau rompi yang sesuai. Padu padan juga bisa dilakukan dengan meng­kreasikan jilbab yang dipakai. Ada banyak jenis bahan, model, dan motif jilbab yang dapat dpilih. Jadi pilihlah model, motif, dan warna baju yang dapat dengan mudah di padu padankan.

Sesuai Ukuran dan Bentuk Tubuh.

Agar lebih nyaman dilihat,

model baju yang dipilih sebaiknya sesuai dengan bentuk tubuh. Untuk bentuk tubuh yang kurus, dapat memilih baju dengan banyak kerut dan aksen tumpuk. Selain itu, pilihlah warna – warna cerah, yang memberi efek “menggemukkan” saat dipakai. Untuk bentuk tubuh yang berisi, se baiknya pilih warna – warna gelap. Dan hindari aksen tumpuk agar tubuh tidak terlihat makin besar.

Sesuai Karakter DiriAgar kita lebih nyaman dan

percaya diri, sebaiknya pilihlah model baju yang sesuai dengan karakter kita. Jangan paksakan mengi kuti trend baju muslim yang sedang in, tapi ternyata tidak cocok dengan selera.

Jadilah seorang muslimah yang tidak hanya mengejar trend mode belaka, namun juga bisa menam­pilkan tujuan dari pema kaian baju muslimah tersebut, selain akan men dapat kan pahala Anda juga tidak akan ketinggalan trend baju terbaru.(adh)

Publicapos (Jakarta)­ Anggota Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat Ikhwan Fauzy mengimbau agar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memblokir situs atau laman di dunia maya yang menampilkan praktik nikah siri online.

"Kemenkominfo harus segera memblokir situs­situs yang menyediakan jasa nikah online. Pemblokiran ini bisa dilakukan sesegera mungkin, sama halnya dengan pemblokiran situs porno," kata Ikhwan Fauzy, di Bandung, Senin.

Ia menilai adanya fenomena nikah siri online tidak menutup kemungkinan merupakan modus baru dalam menjalankan bisnis prostitusi.

"Sehingga, seluruh pihak terkait harus segera bergerak untuk menanganinya. Harus direspons cepat," kata dia.

Dirinya berharap, masyarakat khususnya kaum wanita lebih mengerti dan paham akan nikah siri karena hal tersebut hanya akan merugikan wanita.

Menurut dia, nikah siri tidak

Blokir Situs Nikah Siri Online

memiliki landasan hukum negara sehingga akan menyulitkan wanita ketika pernikahannya tersebut bermasalah.

"Untuk pembagian harta gono gini, ahli waris anak akan susah nantinya. Maka dari itu, saya berharap adanya sosialisasi terhadap masyarakat khususnya wanita agar tidak menjadi korban praktik tersebut," katanya.

"Kaum perempuan yang merugi, ini modus. Sehingga saya harap ada banyak sosialisasi, dan perempuannya mau untuk mencari tahu," lanjut Ikhwan.

Selain itu, ia juga meminta pihak­pihak terkait seperti MUI segera melakukan tindakan terkait praktik nikah siri online.

Majelis Ulama Indonesia, menurut dia, bisa saja mengeluarkan fatwa haram terhadap nikah siri online.

"Hal ini penting untuk mencegah meluasnya dampak praktik tersebut. Karena kemarin di televisi MUI sudah melarang secara personal. Sekarang tinggal kelembagaannya secara resmi," kata dia. (tgh/ant)

Page 17: Tabloid Publica Pos Edisi 3 - Eksekusi Mati Narkoba dan TKI (WNI di Luar Negeri)

17P u b l i c a P o s Edisi I/II/II, 2015 HEALTH & PARENTING

5 Langkah Mengatasi Kenakalan RemajaPublicapos - Masa remaja dikenal sebagai periode transisi dari masa anak­anak menuju dewasa. Dalam masa itu banyak perubahan yang terjadi, pada masa tersebut penentuan pilihan dalam segala hal sangat berpengaruh pada perkebangan remaja.

Kasus begal yang akhir­akhir ini kerap terjadi dan menjadi per bincangan hangat di masya­rakat menyuguhkan fakta yang memilukan, pasalnya dari pelaku yang tertangkap beberapa di antara nya meruapakan remaja.

Fakta lainnya yang juga tak kalah menyayat hati adalah ber­bagai kasus asusila yang mendera para remaja remaja, muali dari pergaulan bebas hingga penyalah­gunaan narkotika.

Apa sebenarnya yang harus dila­kukan agar sederet fakta tersebut bisa diatasi, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan agar remaja sebagai penerus kehi­dupan dalam berbangsa dan ber­negara ini bisa diselamatkan.

Teladan Contoh nyata menjadi satu

hal penting bagi perkembangan remaja, cara berpikir yang dangkal membuat remaja tidak ber pikir panjang dalam menentu kan kepu tus an, apa yang dia lihat dan rasa kan itu yang akan selalu ada dalam pikiran para remaja. Oleh kare itu adanya figur orang­orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik akan sangat membantu mengawal per­tumbuhan seorang remaja.

KeluargaKeutuhan dan keharmonisan

keluarga menjadi hal utama bagi per kembangan remaja, dengan kondisi keluarga yang harmonis pola komunikasi juga akan ter­bangun dengan baik, remaja me rasa nyaman berada dirumah, kondisi tersebut memudahkan para orang tua mengontrol perkem bang an psikologi remaja, meng arahkan terhadap hal­hal yang positif

AgamaPengetahuan agama yang cukup

akan bisa mencegah para remaja melakukan hal­hal yang dialarang oleh agama, kedisiplinan ibadah menjadikan remaja bisa mengatur waktu dengan baik, selain itu norma­norma dalam agam juga kan menjadi benteng bagi remaja terjerumus de dalam hal­hal yng negatif

Sahabat dan LingkunganPergaulan dengan sahabat

menjadi salah satu pintu masuk terjadinya kenakalan remaja, penge tahuan yang dangkal mem­buat remaja tak menyadari bahwa apa yang dilakuakan melanggar tatanan, baik secara etika mau­pun moral. Selain itu unjuk ke­mam puan diri terhadap sesama sahabat terkadang membutakan remaja tak sadar bahwa hal tersebut menyeretnya ke dalam tindakan yang salah. Kenalkan remaja pada lingkungan yang benar agar pengaruh positif bisa mem bantunya melewati masa remaja dengan baik. Tolaklah aja­kan teman bila hal itu tidak baik, jangan takut.

Luangkan Waktu Mengisi waktu luang diserah­

kan kepada kebijaksanaan remaja. Remaja selain membutuh­kan materi, juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Oleh karena itu. Waktu luang yang dimiliki remaja dapat diisi dengan kegiatan keluarga sekaligus sebagai sarana rekreasi. Kegiatan dapat berupa melakukan berbagai bentuk per mainan bersama, misalnya scrabble, monopoli, catur dan lain se bagai nya. Selain itu, dapat pula berupa tukar pikiran berbicara dari hati ke hati, misalnya makan malam bersama atau duduk santai di ruang keluarga. Kegiatan keluarga ini hendaknya dapat di ikuti oleh seluruh anggota keluarga.

Tidak kata terlambat untuk mem benahi generasi bangsa, tidak mudah memang diera yang hampir semuanya mudah diakses seperti saat sekarang, namun usaha harus terus dilakukan. (adh)

The Power ofGolden Age

Oleh : Ecka Pramita

telegraph.co.id

Ilustrasi aksi Tawuran Pelajar

Ketika sepasang suami dan istri memutuskan untuk menikah, tentulah sedikit banyak mereka telah bertimbang pascamenikah dan menjadi orangtua. Sayangnya, mayoritas dari mereka hanya mengetahui cara mendidik anak secara umum, tidak mendetail. Seperti misalnya, usia berapa kira­kira anak­anak sangat berpotensi untuk menerima stimulus dari orangtua.

Sekitar 80 persen otak anan berkembang pada periode yang kita kenal dengan golden age atau masa­masa keemasan, yakni usia 0 hingga lima tahun (kalau menurut konvensi internasional usia 0 sampai delapan tahun). Sayang nya pada masa “golden age” banyak orangtua yang me­rasa telat memberikan stimulus lantaran informasi mengenai hal tersebut kurang maksimal, padahal pada saat itulah otak anak berkembang sangat cepat sehingga informasi apapun akan diserap, tanpa melihat baik atau buruknya. Bayangkan jika ‘tugas’ kreatif tersebut diberikan begitu saja kepada orang­orang yang tidak mempunyai ikatan batin kuat layaknya orangtua dan anak.

Orangtua adalah pendidik utama dan terbaik buat anak mereka. Sebaik dan seprofesional apapun tenaga pendidik, program kegiatan dan fasilitas yang tersedis di Tempat Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB) atau Taman Kanak­kanak tak pernah bisa menggantikan se­penuhnya peran orangtua sebagai pengasuh sekaligus pendidik bagi anak. Untuk itu dibutuhkan peran orangtua yang akan menjadi aktor utama juga model yang dapat dijadikan teladan bagi anak.

Pada masa golden age, misalnya saja yang berlangsung dari 0 sampai 3 tahun pertama sejak kelahiran, perkembangan sel­sel saraf otak balita berkembang sangat pesat. Hal ini dapat diketahui dari penambahan berat otak ataupun lingkar kepala balita.Proses perkembangan ini berlangsung sangat cepat hingga balita berusia tiga tahun. Setelah masa ini, proses akan berjalan lebih lambat pada usia sekolah dan usia remaja.

Hal ini menunjukkan bahwa sirkuit otak sangat bergantung pada kualitas stimulasi yang didapat oleh balita, baik dari masa di dalam kandungan, sampai tiga tahun setelah ia dilahirkan. Ber­kaitan dengan stimulasi, orang tua harus memahami bahwa stimulasi yang tepat sangat ber pengaruh pada tingkat ke cerdasan balita. Semakin banyak stimulasi yang diberikan, semakin optimal ke­cerdasan balita.

Namun stimulasi yang di beri­kan tersebut tidak boleh hanya berdasarkan satu aspek saja. Sebaliknya, stimulasi harus di­beri kan secara menyeluruh pada berbagai aspek, misalnya saja sistem penginderaan. Sistem peng inderaan ini termasuk di dalam nya: pendengaran, peng­lihatan, peraba, penciuman dan pengecapan.

Berdasarkan hasil penelitian, sekitar 50% kapabilitas kecer­dasan orang dewasa telah terjadi ketika anak berumur 4 tahun, 80% telah terjadi ketika berumur 8 tahun, dan men capai titik kulminasi ketika anak berumur sekitar 18 tahun (Direktorat PAUD, 2004). Fakta di atas mene­gas kan bahwa perkem bangan yang terjadi dalam kurun waktu 4 tahun pertama sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada kurun waktu 14 tahun berikutnya.

Hal itu senada dengan apa yang dituturkan oleh Dr. Gutama, mantan Direktur Pendidikan Anak Usia Dini Departemen Pen­di dikan Nasional, menurutnya begitu pentingnya dunia anak, maka sudah selayaknya jika kita mem berikan perhatian lebih kepada mereka. Apalagi, hasil penelitian ahli­ahli psikologi mau pun ilmu syaraf (neurology) menyatakan bahwa masa anak, terutama usia dini, merupakan rentang usia yang sangat penting dalam perkembangan kehidupan manusia.

Sementara itu menurut Maria Montessori masa kanak­kanak disebut sebagai periode emas pendidikan. Pada periode inilah semua kehidupan pribadi sese­orang anak manusia dimulai, di­bentuk, dan diarahkan. Seorang anak akan mampu menjadi pribadi dengan kemampuan, kete­rampilan (skill), dan pengetahuan apa pun sesuai yang diinginkan, jika pada periode pendidikan awal dilakukan dengan tepat dan benar. Jika pendi dikan pada periode awal menga lami ke­gagalan, bukan tidak mungkin pada periode selanjutnya juga menga lami kegagalan. Periode pertama (0­6 tahun) merupakan periode paling sensitif, masa peka, sekali gus usia emas anak dalam menjalani proses pendidikan.

Wajar, jika periode emas ini merupakan periode kritis bagi anak, dimana perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan periode berikut­nya hingga masa dewasa.

Sementara itu menurut para ahli psikologi, khususnya di Indonesia, usia 0­6 tahun merupakan usia emas yang sangat menentukan bagi anak­anak untuk mengembangkan potensi nya. (kalau menurut konvensi internasional usia 0­8 tahun). Dari usia 0­6 tahun, anak belajar melakukan hubungan sosial dan bergaul dengan orang­orang di luar lingkungan rumah, terutama dengan anak­anak yang usianya sebaya. Mereka belajar menyesuaikan diri dan bekerja sama dalam kegiatan bermain.

Pada masa emas inilah sejumlah hubungan yang dilakukan anak dengan anak­anak lain meningkat dan ini sebagian menentukan bagaimana gerak maju perkem­bangan sosial mereka. Anak­anak yang mengikuti pendi dikan prasekolah –misalnya pendi dikan untuk anak sebelum masuk ke sekolah playgroup atau kelompok

bermain, pusat pengasuhan anak pada siang hari atau yang kita kenal dengan Taman Penitipan Anak (TPA) dan Taman Kanak­kanak­ biasanya mempunyai se­jumlah besar hubungan sosial yang telah diten tukan dengan anak­anak sebaya.

Dampak Usia Emas bagi AnakBerikut ini adalah tips

dalam memberikan stimulasi/rangsangan anak pada masa golden age guna mengoptimalkan potensi anak dan member dampak positif bagi perkembangannya.

– Stimulasi yang Anda Beri-kan Bisa Berupa Pengalam-an di Alam Terbuka.

Untuk anak­anak pengamatan mereka akan alam sangat detil. Anak­anak biasanya akan belajar banyak dengan hanya mengamati. Orang tua bisa bercerita tetang alam dan binatang. Jawablah pertanyaan anak dengan bahasa mereka yang sederhana. Biasanya per tanyaan anak di usia emas sepintas memiliki jawaban yang analitis, tetepi orangtua harus menge masnya dalam bahasa yang sederhana dan mudah ditangkap oleh anak. Dan orangtua juga harus lebih siap dalam menga­jukan banyak pertanyaan pada anak atau memancing apa yang mereka lihat untuk menggugah rasa ingin tahu anak.

– Anak Juga Belajar dengan Mengamati dan Meniru Anda.

Sebagai orangtua, Anda bisa menstimulasi mereka dengan menjadi teladan anak. Kalau Anda senang membaca, kemungkinan besar anak pun akan demikian. Jika orangtua menyukai olahraga atau bercocok tanam, kelak ia akan memiliki kecenderungan yang sama pada orangtua. Hal ini pun termasuk dengan

– Jangan Berikan Target, tetapi Hargailah Anak atas Usahanya.

Kalau anak diberi standar­standar harus bisa membaca pada usia sekian, anak harus pandai membaca, maka anak akan mati­matian menyenangkan orang tuanya walaupun hati mereka tidak bahagia.

– Pujilah Mereka atas Usaha-nya.

Berikan mereka reward atas usaha yang telah mereka berikan dengan hal yang bermanfaat, misal nya dengan mengajak mereka jalan­jalan ke toko buku, taman pintar, water boom dan lain­lain.

– Berikan Mainan yang Ber-manfaat bagi Perkembang-an Kete rampilan Anak Se-usia Mereka

Berilah mereka kasih sayang dan rasa aman sehingga mereka pun akan sanggup memberi kasih sayang pada sesamanya. Di masa golden age, jika peran orang tua membahagiakan dalam kehidupan mereka, memori ini akan terkenang selamanya dan membawa pengaruh positif di kehidupan dewasa mereka kelak.

Page 18: Tabloid Publica Pos Edisi 3 - Eksekusi Mati Narkoba dan TKI (WNI di Luar Negeri)

Edisi I/II/II, 2015O L A H R A G A18 P u b l i c a P o s

Jejak Tionghoa dalam Sepak Bola Indonesia

AFP Photo/Mohd Rasfan

Sejumlah Pemain Tim Nasional Hindia Belanda (Indonesia) saat ikut berlaga di ajang Piala dunia tahun 1938

Publicapos(Jakarta)- Bila ber­bicara soal peran putra asal Timur Indonesia di tubuh Timnas Garuda, tentu semua setuju kalau di setiap era mereka selalu ber­hasil mem buat Indonesia bangga dengan salah satu talenta terbaik­nya. Namun jarang ada yang sadar, kalau bangsa Tionghoa justru juga me miliki peran sangat besar dalam membanggakan lambang Garuda di level dunia.

Sejak masih bernama Hindia Belanda, bangsa Tionghoa telah mengi rimkan salah satu putra terbaik mereka untuk berjuang ber­sama para pemuda terbaik bangsa di kancah dunia. Sebut saja Tan "Bing" Mo Heng ,Tan Hong Djien, dan Tan See Han. Di tahun 1938, ketiga pemuda berdarah Tionghoa ini berjuang bersama 14 pemain lain nya dalam gelaran Piala Dunia. Saat itu Hindia Belanda memang harus menelan kekalahan telak dengan skor 0­6 dari Hunggaria, namun setidaknya, berkat peran mereka lah FIFA kini mencatat Indonesia di buku sejarah Piala Dunia. Tetapi, sayangnya, hingga saat ini Timnas Indonesia tidak lagi pernah mengulang kesuksesan

untuk bisa berlaga di turnamen sepak bola terbesar di dunia.

Selanjutnya, pemuda­pemuda ber darah Tionghoa selalu saja ber hasil menjadi salah satu sosok penting di skuat Timnas Indonesia. Se tidaknya hingga tahun 1970, Timnas Indonesia paling tidak me­miliki dua nama pemuda Tionghoa di dalam skuatnya. Di tahun 1956, Indonesia bahkan berhasil ber­laga hingga babak perempat final Olimpiade berkat peran pemain ber darah TiongHoa.

Tan Liong Houw atau yang lebih dikenal dengan Latief Haris, adalah salah satu nama penting yang mengisi skuat Timnas Indonesia di ajang Olimpiade Australia. Pemain yang berperan sebagai gelandang tersebut, sukses merusak semua aliran serangan yang dilancarkan lawan. Bahkan ada cerita menarik, usai menghadapi Uni Soviet di babak perempat final, kaus kaki Liong terlihat memiliki banyak sobekan lantaran menahan deras­nya gempuran yang datang.

Tan Liong Houw memang ter­bukti memiliki peran besar dalam buku sejarah sepak bola Indonesia. Ia mem perkuat tim nasional dalam

empat Asian Games dan banyak kejuaraan regional. Salah satunya menjuarai Merdeka Games 1961 di Malaysia setelah di babak final mengalahkan tuan rumah 2­1.

Selain membela Timnas Indonesia, pria kelahiran 26 Juli 1930 ini juga memiliki nama besar di skuat Persija. Saking piawainya dalam memecah arus serangan lawan, para pecinta Persija bahkan mem berinya julukan ''Macan Betawi''. Maka tak salah, bila Liong sempat marah besar, saat sebagian bangsa Indonesia mempertanyakan jiwa nasionalis para punggawa ber­darah TiongHoa di skuat Garuda.

Selain Liong, ada juga nama Endang Witarsa alias Lim Sun Yu. Pria yang telah menghembuskan nafas terakhirnya di tahun 2008 ini, juga memiliki peran luar biasa dalam sejarah persepak bolaan Indonesia. Meski tidak memiliki nama yang menterang saat menjadi pemain, namun pria yang juga ber­profesi sebagai dokter gigi ini ber­hasil menelurkan sejumlah nama pemain muda yang berhasil men­jadi kebanggaan Timnas indonesia seperti Iswadi Idris, Ronny Paslah, Widodo C Putro dan banyak nama

pemain besar lainnya.Salah satu pemain terbaik yang

pernah diciptakan Lim adalah Soetjipto Soentoro. Di bawah tangan dinginnya saat masih membesut Persija, Lim Sun Yu berhasil membuat Soetjipto menjadi salah satu pemain kebanggan Persija Jakarta meski baru menginjak 16 tahun. Soetjipto pun akhirnya dipilih untuk masuk ke dalam skuat Timnas Indonesia dan turut membantu skuat Garuda saat menghadapi Feyenoord FC, Belanda dan SV Werder Bremen, Jerman dalam tur Timnas di Eropa.

Selain itu, Lim Sun Yu juga memiliki sederet prestasi luar biasa saat dipercaya menukangi Timnas Indonesia. Di tahun 1968, Lim berhasil membawa Indonesia menjuarai Piala Raja yang berlangsung di Thailand. Setahun setelahnya, ia pun kembali membuat Timnas Indonesia berhasil mengangkat piala di ajang Merdeka Games yang digelar oleh Malaysia.

Belum berhenti sampai di situ, Lim juga pernah membawa Indonesia keluar sebagai juara pada ajang Pesta Sukan di Singapura dan Agha Khan Cup di Pakistan tahun 1972. Namun prestasi tak terlu­pa kan Lim sebagai pelatih Timnas Indonesia, tentunya adalah saat ia berhasil membungkam Uruguay dengan skor 2­1. Padahal, ke da­tangan Uruguay saat itu adalah untuk mempersiapkan diri dalam ke ikut sertaan mereka di ajang Piala Dunia 1974.

Runtuhnya rezim Sukarno, yang ditandai pembunuhan massal orang­orang yang dituduh Komunis di tahun 1960­an, disebut sebagai faktor penting di balik mulai ber­kurangnya keikutsertaaan warga Indonesia peranakan Tionghoa di dunia sepak bola nasional.

Keintiman hubungan Sukarno dengan pemimpin Cina, Mao Tse Tung diakhiri oleh rezim Suharto, karena menganggap negara itu ter­libat upaya kudeta perwira mene­ngah militer yang pro Komunis.

Seperti diketahui, Suharto kemudian melahirkan berbagai "kebijakan" sentimen dan diskriminasi rasial yang disebut sebagai upaya "memotong" akar hubung an budaya warga Tionghoa dengan masa lalunya.

Ketika rezim Suharto yang otoriter berhasil dipaksa turun dari kekuasaannya, warga peranakan Tionghoa seperti

P u b l i c a p o s ( R o m a ) - K a b a r mengenaskan lagi­lagi datang dari klub Serie A Italia yang tengah di ambang kebangkrutan, Parma.

Seperti dilaporkan La Gazzetta dello Sport, kegagalan manajemen Parma melunasi hutang ratusan juta Euro telah membuat pihak penga dilan terpaksa menyita bebe rapa properti yang dimiliki oleh klub.

Properti itu di antaranya adalah mini bus, berbagai perlatan olahraga, dan yang paling unik adalah bangku bekas pemakaian sang pelatih, Roberto Donadoni.

Terdapat tiga buah bangku yang kemudian akan dilelang. Harganya ter bilang lumayan, dengan masing­masing bernilai €2 ribu. Situasi ini di yakini akan terus memburuk hingga akhirnya Parma dinyatakan bangkrut.

Parma Football Club atau yang lebih dikenal dengan sebutan Parma adalah klub sepakbola Italia yang bermarkas di daerah Emilia Romagna. Parma pertama kali di diri kan di bulan Juli 1913 dengan nama klub, Verdi Football

menemukan kembali jati dirinya yang "hilang".

Segala aktivitas budaya yang "diharamkan" di masa Orde Baru kembali dihidupkan, dan mereka pun tidak lagi takut untuk terjun ke politik serta mengekspresikan identitasnya.

Dan di tengah keterpurukan prestasi sepak bola nasional, imajinasi atas kejayaan timnas di era 50­an, yang ditaburi pemain top peranakan Tionghoa, seperti menemukan momentumnya.

Sejumlah buku dan laporan jurnalistik pun diterbitkan beramai­ramai untuk "menghidupkan" kembali kehebatan Tan Liong Houw dan kawan­kawan menantang Uni Soviet di perempat final Olimpiade Melbourne 1956.

Ujung­ujungnya, semua itu ber­muara kepada sebuah harapan agar warga Indonesia peranakan Tionghoa itu kembali "ke lapangan hijau".

Walaupun terlalu berlebihan jika mengharap kehadiran mereka dapat mewarnai persepakbolaan nasional dalam waktu dekat, belakang­an mulai bermunculan beberapa pemain muda peranakan Tionghoa.

Salah­satunya adalah Sutanto Tan, ujung tombak klub Persib U­19, asal Pulau Batam, Propinsi Kepulauan Riau.

"Saya ingin mewujudkan mimpi bermain di tim nasional Indonesia," kata Sutanto Tan, seperti dikutip situs resmi Persib Bandung.

Impian Sutanto itu, tentu saja, menjadi impian semua rakyat Indonesia, yang merindukan timnas sepakbolanya berprestasi seperti ketika Tan Liang Houw dan kawan­kawan menembus perempat final Olimpiade 1956 di Melbourne, Australia

Sederet catatan di atas tentunya manjadi sebuah bukti, kalau warga Tiong­Hoa sebenarnya telah sejak lama memiliki andil besar di sejarah sepak bola Indonesia. Namun sayang, peran mereka seakan dengan mudah dilupakan oleh para pecinta sepak bola di Nusantara. Kini, kita bahkan tak pernah lagi me­lihat ada pemain berdarah Tionghoa yang mengisi skuat Timnas Indonesia. Semoga Indonesia mau kembali membuka mata dan mulai memanfaatkan semua talenta tersembunyi yang mungkin saja bisa membawa Garuda kembali berjaya di level Dunia. (Hlm)

Periode Gelap Mendera Klub Italia: ParmaClub. Nama klub diambil untuk meng hormati legenda komposer musik opera terkemuka, Giuseppe Verdi yang lahir di provinsi Parma. Empat bulan kemudian Parma merubah namanya menjadi Parma Football Club.

Parma mulai memasuki liga Italia musim 1919/1920 dan musim 1928/1929 berhasil finish di pos kedua kompetisi Prima Divisione, dengan hasil tersebut Parma ber­hak mengikuti kompetisi di Seri B. Ber karir di Seri B, Parma pun meng ubah namanya lagi menjadi Associazione Sportiva Parma. Musim 1935/1936 Parma harus turun kasta ke Seri C dan bertahan disana sampai tahun 1943. Sampai era tahun 1980­an Parma hanya bermain di Seri B dan Seri C, bahkan di tahun 1966 Parma pernah men­cicipi kompetisi di Seri D.

Tahun 1990 merupakan tahun ber sejerah bagi Parma dengan ber hasil naik ke Seri A. Dibawah arah an Scala, Parma berubah menjadi tim kuat dengan berhasil merebut gelar Piala Italia (1992), Piala Winners (1993), Piala

Super Eropa (1993), dan juga Piala UEFA (1995). Tahun 2005 setelah mengalami masalah ke­uangan yang terjadi sejak tahun 2003, klub Parma akhirnya dijual kepada Lorenzo Sanz.

Mempunyai pemilik baru, nama klub pun diganti lagi ke nama se­mula yaitu Parma Football Club. Di bawah kepemimpinan presiden baru, Tomasso Ghirardi, tahun 2008 Parma sempat terdegradasi ke seri B dan semusim kemudian bisa naik lagi ke Seri A yang saat itu di­latih Francesco Guidolin. Menjalani Musim 2010/2011 Parma yang saat itu dilatih Pasquale Marino menga­lami ke ada an yang buruk dengan minim nya hasil kemenangan di Seri A yang membuat posisi Parma ter seok­seok di zona degradasi. Namun dengan masuknya pelatih baru Franco Colomba, Parma akhir­nya berhasil bangkit di dua bulan ter akhir kompetisi dengan ber hasil finish di pos ke­12 Seri A.Prestasi Parma:

Domestik:3 kali Juara Piala Italia: Tahun 1992; 1999; 2002

1 kali Juara Piala Super Italia: Tahun 19991 kali Runners up Seri A: Tahun 19971 kali Runners up Seri B: Tahun 20094 kali Juara Seri C: Tahun 1954 ; 1973 ; 1984 ; 19861 kali Juara Seri D: Tahun 1970Eropa:2 kali Juara Piala UEFA: Tahun 1995 dan 19991 kali Juara Piala Super Eropa: Tahun 19931 kali Juara Piala UEFA Winners: Tahun 1993

Musim ini, situasi menjadi lebih tidak kondusif lagi di Ennio Tardini. Setelah Ghirardi melego Parma ke Dastraso Holding Ltd, yang meru pakan sebuah kumpu­lan investor asal Rusia dan Siprus yang ber gerak di bisnis minyak, ternyata situasi internal Parma belum juga stabil.

Hal itu merembet ke banyak bidang. Cassano yang belum digaji selama beberapa bulan memu tus kan hengkang, begitu

pula sejumlah rekan­rekannya. Delapan kekalah an tandang secara beruntun pun kemu dian seolah menjadi peleng kap derita Parma.

Klub Ennio Tardini kini menem­pati juru kunci Serie A, setelah hanya mengantungi sepuluh poin dari 23 pertandingan, lalu duel kandang terakhir dengan Udinese harus di tunda karena problem ke­uang an. Ter akhir, Parma tumbang 1­3 me lawan tuan rumah AC Milan pada giornata 21 Serie A 2014/15. Hasil itu membuat Parma menelan delapan keka­lahan tandang secara berun tun untuk pertama kalinya se panjang sejarah keikutsertaan mereka di liga Italia.

Dalam delapan laga tandang terakhirnya, selain selalu kalah, cuma bisa mencetak lima gol, sedang kan gawang Antonio Mirante 23 kali dibobol lawan. Sungguh performa yang menge­naskan.

Kurang lebih masih ada 16 laga sisa bagi Parma untuk memper­tahankan eksistensi mereka di Serie A. Tapi sepertinya bakal sulit untuk diwujudkan.(hlm)

Page 19: Tabloid Publica Pos Edisi 3 - Eksekusi Mati Narkoba dan TKI (WNI di Luar Negeri)

19P u b l i c a P o s Edisi I/II/II, 2015 R A G A M

Pemesanan Hubungi:Mukhit KD. (021) 49116822/+6281326963656e­mail: [email protected]

Tarif IklanJenis Iklan Harga

Platinum

Bagian Dalam1 Halaman Rp4.000.000½ Halaman Rp2.500.000Bagian Luar1 Halaman Rp4.500.000Gold

1 Halaman Rp3.000.000½ Halaman Rp2.500.000Silver

2 Halaman Rp4.000.0001 Halaman Rp2.500.000½ Halaman Rp1.500.000¼ Halaman Rp1.000.000

PUBLICA POSTabloid Dwi Mingguan

4 Cara Membuat Hidup Jadi BahagiaPublicapos.com - Bahagia men­jadi tujuan utama bagi banyak orang. Apalah artinya kekayaan bila kemudian kebahagian tidak didapat.

Proceedings of the National Academy of Sciences dalam sebuah studi menyebutkan, keba­ha gi an memiliki dampak terhadap kese hatan manusia. Dikutip dari kompas.com Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan agar bisa meraih kebahagiaan.

Pikirkan Sesuatu yang Membahagiakan di Awal Hari

Gabrielle Bernstein, penulis buku May Cause Miracles, menga­takan, setiap kali terbangun di pagi hari, saat melihat cermin, pikirkan kebaha giaan. Ia menya rankan untuk men dengar kan musik favorit untuk mem bang kit kan perasaan itu.

Buang Pikiran NegatifAlasan seseorang tidak bahagia

adalah karena ia terlalu banyak memikirkan hal­hal negatif tentang dirinya atau orang lain. Karena itu Bernstein mere komen dasikan untuk membuang pikiran tersebut. Cara yang sede rhana namun membantu misal nya dengan memakai gelang, lalu ketika pikiran mulai di penuhi oleh hal­hal negatif, maka baliklah

gelang itu. Secara langsung ini akan menyadarkan Anda untuk segera melenyapkan pikiran negatif tersebut.

Lepaskan Ego Anak-anak Anda

Bila tanggung jawab dan komitmen sudah sampai mem­buat Anda stres, maka yang harus dilakukan adalah melepaskan diri sejenak dari hal­hal itu. Mati kan komputer dan ponsel, lalu masuki ego anak­anak Anda. Ketika sese­orang lebih menjadi anak­anak, maka ia akan lebih mem buka kapa­sitasnya untuk rasa ingin tahu dan kreativitasnya. "Ini akan mem beri­kan energi positif untuk me le pas kan rasa tegang," ungkap Bernstein.

Tidur untuk Memulihkan Pikiran

Tidur merupakan aktivitas penting untuk mendapat kese hatan yang optimal, namun banyak orang yang melupakan manfaat nya untuk mencapai kese hatan mental dan emosi. Kurang tidur merupakan salah satu cara untuk mencegah kebahagiaan datang ke hidup Anda.

Ingat! Kebahagian yang Anda dapat tidak hanya membuat Anda bisa menikmati hidup lebih ringan, namun juga sangat baik bagi impian­impian besar Anda. (Ahmad DH)

Memiliki rumah tangga yang harmonis sudah barang tentu menjadi tujuan semua pasangan, namun berbagai problem yang muncul dalam dinamika kehi­du pan berumah tanga mem buat impian memiliki rumah tangga yang hormonis tinggal cita­cita belaka.

Dalam kehidupan rumahtangga riak­riak kecil permasalahan pasti ada. dan Banyak cara yang bisa dila kukan oleh pasangan suami istri untuk menyelesaikannya, ada yang berhasil namun juga tidak jarang yang gagal dan berakhir pada bera khir nya komitmen menga rungi rumah tangga.

Bagi Anda yang sedang di landa permasalah dalam biduk rumang­tangga tips sederhana ini bisa menjadi salah satu solusi agar Anda dan pasangan bisa keluar dari permasalahan rumahtangga yang sedang dihadapi.

Mengotrol EmosiSepintar dan secerdas apapun

Anda bila tidak bisa mengontrol emosi permasalahan yang pada awalnya tampak sederhan akan menjadi sesuatu yang sangat mengan cam bagi keutuhan ruang­tangga. Oleh karena itu kontrol dan redakan terlebih dahulu emosi yang menguasai Anda sebelum membahas perma salahan yang muncul, bisa saja masalah tersebut hanyalah salah paham yang sebe­narnya sangat sepele.

Menjadi Pendengar Tidak mudah memang menjadi

seorang pendengar yang baik, apalagi saat kondisi Anda kurang baik karena permasalah­per masa­lahan diluar rumah tangga, dari pekerjaan misalnya, saudara atau mungkin dari sahabat, namun hal itu harus Anda lakukan, karena tanpa men dapatkan penjelasan yang lengkap tentang komplain pasangan akan susah menacari solusi terbaik bagi permasalahan yang muncul dalam biduk rumah tangga. Namun bila bisa menjadi pendengar yang baik Anda bisa benar­benar tahu masalah sebenarnya yang mancul, dengan mengetahui masalah secara benar langkah­langkah dan solusi dari masalah yang timbul akan bisa ditemukan jalan keluarnya.

8 Langkah Jitu Meraih Keluarga Harmonis

Nada suaraIntonasi suara saat berbicara

dengan pasangan bisa saja menjadi salah satu faktor penentu dalam menyelesaikan masalah yang timbul, karena dengan nada suara yang salah seperti bernada tinggi, membentak dan lainnya sesuatu yang sebenarnya baik akan tertangkap menjadi sebaliknya. Jadi cobalah atur ritme nada suara saat menyampaikan sesuatu masalah pada pasangan, pilih penggunaan kosakata dan bahasa yang baik, tidak menyinggung dan sopan. Karena hal itu bisa menjadi ramuan tersendiri dalam mendinginkan suasana.

Ingat komitmen Dalam merajut mahligai rumah

tangga masing­masing memiliki komitmen dalam mengarungi kehidupan bersama, saat problem muncul saling mengingatkan akan komitmen yang telah disepakati bersama pada awal pernikahan, hal itu akan mengingatkan kembali masa­masa indah dulu bersama pasangan ketika memutuskan untuk menikah, dan itu akan mere katkan kemabli tekad Anda untuk terus bersama membangun rumah tangga yng diinginkan.

Ada berbagai unsur yang bisa anda gunakan untuk mengingatkan komitmen yang sudah dibangun dengan pasang an, seperti masa depan anak, investasi, maupun mimpi­mimpi yang ingin anda wujud kan bersama keluarga. Faktor­faktor seperti agama, status sosial, maupun prinsip hidup juga bisa menjadi pertimbangan ter­sendiri.

Saling terbukaKomunikasi yang sehat mutlak

diperlukan untuk membangun rumah tangga yang harmonis. Kunci untuk komunikasi yang sehat dalam keluarga adalah keterbukaan. Men jalin rumah tangga berarti siap untuk membuka diri Anda sepe­nuhnya pada pasangan dan tidak menyimpan rahasia tertentu dari orang yang Anda cintai.

Kembangkan juga sikap saling terbuka untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh Anda berdua. Jangan saling memendam emosi, karena emosi

yang dipendam selama beberapa saat bisa meledak menjadi sebuah bom waktu yang menghancurkan rumah tangga yang dibangun dengan susah payah.

Suasana yang tepatSolusi jitu akan tidak memiliki

makna bila dilakukan pada saat yang tepat. Anda harus tahu kapan saat harus mengungkapkan masalah yang anda miliki dan kapan harus menundanya. Perhati kan benar­benar kondisi diri dan pasangan saat ingin membicarakan sebuah problem yang vital. Pastikan kondisi fisik maupun emosi Anda berdua dalam keadaan stabil, sehingga solusi bisa dipikirkan dengan kepala dingin. Mood yang baik juga sangat membantu untuk men­cari penyelesaian yang mengun­tungkan kedua belah pihak.

Bantuan dari pihak ketigaWalaupun rumah tangga adalah

masalah Anda dan pasangan tidak ada salahnya melibatkan orang ketiga sebagai media melihat masalah yang ada dari sudut yang berbeda, hal ini bisa berupa konsultasi pada pakar, tokoh atau orang yang patut kalian jadikan panutan dalam berumah tangga. Tentu saja hal ini harus dilakukan dengan persetujuan kedua belah pihak, dan tidak serta merta mengundang pihak dari luar tanpa sepengetahuan pasangan.

Saling MengalahMengalah tidak selamanya

kalah, bisa saja dengan mengalah justeru akan mendapatkan keme­nangan. Kemenengan mengatasi problem dalam rumah tangga Anda sehingga keutuhannya kembali bisa dipertahankan.

Ingat! masalah dalam kehidupan ini tidak pernah usai, begitu juga dalam rumah tangga. Karena hakikat hidup manusia adalah menyelesaikan masalah, belajar dan terus belajar menyelesaikan masalah meruapakan sesuatu yang harus dihadapi sehingga pada akhirnya masalah yang muncul bukan lagi menjadi pemecah belah namun menjadi suatu alat yang merekatkan komitmen Anda dan pasangan untuk terus bersama menuju tujuan meraih keluarga harmoni.(adh)

Photo: IlustrasiIlustrasi hidup penuh keceriaan

Publicapos.com- Tinja manusia mengandung emas dan logam mulia lainnya yang dapat bernilai ratusan juta dolar, ungkap sejumlah pakar.

Saat ini masalahnya adalah bagai mana mengambil kandungan tersebut – berkah potensial yang juga dapat membantu menye lamat­kan planet ini.

“Emas yang kami temukan pada tingkat deposit mineral minimal,” kata Kathleen Smith, dari US Geological Survey, setelah timnya mene mukan logam seperti platina, perak dan emas pada limbah yang diteliti.

Sebuah studi terbaru dari kelompok pakar lain di bidang

Tinja Bisa Diolah Jadi Emas dan Makanan

tersebut menemukan bahwa limbah dari satu juta orang AS dapat berisi logam senilai 13 juta dolar Amerika (sekitar Rp168,5 miliar).

Menemukan cara untuk meng­ekstrak logam tersebut dapat mem­bantu lingkungan dengan mengu rangi kebutuhan untuk pertam bangan dan mengurangi pele pasan logam yang tidak diingin kan ke lingkungan.

Lebih dari tujuh juta ton biosolid keluar dari fasiltas air limbah AS setiap tahun; sekitar setengahnya digunakan sebagai pupuk di ladang dan hutan dan separuh lainnya dibakar atau masuk ke tempat pembuangan sampah.(tgh)

Photo: KaskusIlmuwan asal Jepang, saat menunjukan makanan yang di ekstra dari tinja

Page 20: Tabloid Publica Pos Edisi 3 - Eksekusi Mati Narkoba dan TKI (WNI di Luar Negeri)

Edisi I/II/II, 2015S O S O K20 P u b l i c a P o s

Anggota DPR RI Khatibul Umam Wiranu

Publicapos.com(Jakarta)-Menjadi anggota DPR bagi Khatibul Umam Wiranu meru pakan perjuangan berat yang mem butuhkan komit­men, ter utama dalam meng hadapi godaan dari luar institusi atau meng­hindari praktik mafia pera dilan.

Setiap anggota DPR RI itu akan memegang teguh komitmennya untuk tidak terlibat dalam mafia hukum baik sebagai anggota DPR RI maupun tidak.

"Yang terpenting adalah tidak terlibat dalam konspirasi untuk menjadi mafia peradilan, mafia hukum atau apa pun tindak keja­hatan," kata Umam dalam sebuah perbincangan beberapa waktu lalu.

Bagi anak mantan tentara ini, sebagai anggota DPR RI, harus menjadi contoh dan tauladan untuk semua kalangan. Sebab, goda an bahkan ajakan untuk mela ku kan tindakan tidak terpuji sangat besar. Dan itu butuh per juang an dan komitmen.

Tak hanya godaan dari dalam diri sendiri, godaan juga datang dari luar. Dirinya melihat langsung pihak­pihak yang sengaja meman­faatkan anggota DPR RI, untuk hal­hal yang tidak terpuji.

"Buat saya pribadi, menghindar dari mafia hukum menjadi per­juangan berat yang harus saya lawan. Saya apresiasi juga bagi teman­teman anggota DPR RI yang mampu menghindar dari mafia tersebut," ujar tokoh Nadhlatul Ulama ini.

Secara kelembagaan, DPR RI masih banyak yang perlu di benahi, dari berbagai sisi seperti kinerja anggota dan lembaga itu sendiri.

"Dari sisi kinerja legislasi, ini relatif. Tapi yang paling buruk adalah keterlibatan anggota DPR RI menjadi

Khatibul Umam Tak Ingin Terjerat Mafia hukum

bagian yang me rugikan negara, mulai dari mafia hukum, konspirasi untuk mem bela orang kuat, bukannya mem bela orang lemah. Itu yang saya lihat dari anggota DPR RI sekarang," ungkap politisi Partai Demokrat itu.

Turunnya kualitas DPR RI di mata masyarakat, tak lepas dari tingkat pengetahuan anggota soal sistem ketatanegaraan.

Baginya, menjadi anggota DPR RI tak hanya popularitas, punya uang lalu dipilih rakyat.

"Tapi siapa pun anggota DPR RI harus tahu sistem ketatanegaraan. Itu dasar yang paling pokok, punya kepedulian dari sistem dan jangan jadi pelaku. Kekurangan lainnya adalah minimnya penge tahuan teknis tentang komisi yang dimasukinya."

"Setiap komisi banyak sekali bolong dan ini kesalahan partai yang menempatkan anggota nya pada posisi yang tidak pas untuk komisi yang secara khusus membidangi hukum di DPR RI sendiri, sebenarnya tak hanya masalah pidana, advokasi dan pem belaan hukum, tapi juga

Foto: Istimewa

Khatibul Umam Wiranu anggota DPR RI dari Komisi VIII dari fraksi Demokrat saat bersilaturahmi dengan konstituennya.

Publicapos (Jakarta) - Khatibul Umam Wiranu lahir di Purwokerto, Jawa Tengah pada tanggal 1966­02­10. Khatibul dibesarkan di kalangan keluarga yang bisa dikatakan sebagai “NU tulen”. Sejak kecil ia mengenyam pen didikan pesantren yang dilalui di dua pesantren yakni Pondok Pesantren Al­Hikmah Benda Bumiayu Jateng (1982­1985). Kemudian dilanjut­kan di Pesantren Al­Anwar Sarang Rembang Jateng (1985 – 1988). Tidak hanya itu, Khatibul juga aktif di organisasi milik NU. Diri­nya pernah aktif di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Per gerak­an Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) serta Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor).

Politikus yang mendapat juluk­an politikus sarungan itu di awal tahun 2000 memang dikenal oleh publik sebagai politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Khatibul Umam Wiranu juga sempat menjadi anggota DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) dalam masa bakti tahun 2000­2004 sebagai Pengganti Antar Waktu (PAW) Alwi Shihab yang dipilih menjadi Menteri Luar Negeri di era Presiden KH Abdurrahman Wahid. Namun di periode kepemimpinan tahun 2009­2014, Khatibul Umam

Khatibul Umam Wiranu: Gusdurian yang Dititipkan Gus Dur di Demokrat

Wiranu ber gabung ke Partai Demokrat dengan menjadi anggota Komisi II DPR. Pada Pemilihan Legislatif tahun 2014­2019 ia terpilih lagi sebagai Legislator Partai Demokrat yang ditempatkan di Komisi VIII.

Di Partai Demokrat sendiri, Khatibul Umam Wiranu ditunjuk untuk menjadi Sekretaris Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Dewan Pimpinan Pusat. Khatibul berkeyakinan bahwa per­pindah an antarpartai itu tidak menjadi masalah asal kan masih dalam taraf normal. Mantan Ketua PB PMII itu me maknai politik dengan kerja kolektif untuk kepen­tingan ideal secara bersama­sama. Menurut Khatibul, politik tidak bisa di asum sikan bekerja me lainkan ber dasarkan ke sepakatan dan cita­cita bersama. Walau kini menjadi anggota DPR dari Partai Demokrat serta menjadi Sekretaris Pengem­bangan Strategi dan Kebijak an DPP Partai Demokrat ini tak menjadikan Khatibul Umam ber puas diri. Dalam Kongres Ansor pada 23­27 Desember 2010 di Surabaya Khatibul maju menjadi salah satu kandidat Ketua Umum GP Ansor.

Paska mundurnya Andi Mallarangeng sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga beberapa

tahun lalu, banyak spekulasi yang bermunculan ter kait peng­ganti nya. Di antara tokoh yang sempat muncul adalah politisi muda Partai Demokrat, Khotibul Umam Wiranu. Anggota Fraksi Partai Demokrat di DPR ini dinilai sebagai figur yang paling layak untuk menjabat sebagai Menpora.

Meski digadang­gadang, namun agak nya ia enggan untuk ber­besar hati. Dia juga tidak bangga namanya digadang­gadang sebagai salah satu kandi dat terkuat untuk menjabat sebagai Menpora. "Dalam sistem ketata negaraan kita kan sistem presidensial. Jadi memang presiden tanpa harus melakukan komunikasi dengan siapapun, bisa menentukan, mengangkat dan mem ber hentikan para menteri­nya," kata dia sebagai mana dikutip dari Oke zone.com

Sebab menurutnya tugas seorang warga negara, terlebih yang telah menjadi pejabat publik, adalah harus memberi kan peng abdian sepenuhnya kepada negara yang pada akhirnya ber tujuan untuk mening katkan ke se jah teraan rakyat serta meng angkat harkat dan martabat Indonesia di mata dunia.

"Ya itu untuk kepentingan bangsa dan negara kan tidak boleh menolak. Ya harus siap, “ tutup Khatibul.(tgh)

Publicapos (Jakarta) - Anggota Fraksi Partai Demokrat Khatibul Umam Wiranu menemukan masya­rakat semakin terjerat dengan ke­sulitan ekonomi pasca ke naik an harga BBM bersubsidi yang dila­kukan Presiden Joko Widodo.

Dari hasil reses di dapilnya Kabu paten Banyumas dan Kabu­paten Cilacap, Khatibul menga­ta kan, kebijakan penurun an harga BBM pada awal 2015 lalu, nyata nya tidak memberi efek apa pun atas kenaikan sejumlah komoditas di pasar

"Harga kebutuhan bahan pokok warga seperti beras, minyak goreng, bawang merah, sayur mayur hingga garam dan produk kebutuhan pokok lainnya menga­lami kenaikan signifikan di pasar. Keluhan ini dijumpai hampir di semua wilayah khususnya tempat kunjungan reses," katanya dalam keterangan persnya.

Menurutnya, kenaikan serupa juga terjadi di komoditas bahan bangunan seperti semen, pasir, batu, kayu dan lainnya. Hampir semua bahan bangunan semuanya mengalami kenaikan harga.

Selain itu, kenaikan harga juga terjadi di jasa transportasi. Belum lagi kebijakan kenaikan harga LPG 12 kilo serta kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) kian melengkapi keterdesakan masyarakat desa atas himpitan ekonomi yang terjadi saat ini.

Lebih lanjut dikatakan Khatibul, hasil temuan di lapang­an terkonfirmasi tentang tidak efektifnya program KIS, KIP dan KKS. Pemicunya karena meng­guna kan data pada tahun 2011 atau data empat tahun silam.

"Efek di lapangan, saya jumpai para kepala desa dan perangkat desa kerepotan menghadapi warga yang merasa tidak adil dalam pembagian KIP, KIS dan KKS. Selain itu, banyak yang tidak ber hak malah mendapat, dan yang berhak malah tidak dapat," katanya.

Dirinya menilai, persoalan yang terjadi saat ini, tampak Negara tidak hadir di tengah­tengah masyarakat.

"Seperti kenaikan sejumlah komoditas sembako, bahan bangun an, alat transportasi karena imbas kenaikan BBM, tampak terasa, negara absen, acuh

Dari Kenaikan BBM Hingga BUMN

sekali gus cuek terhadap persoal­an nyata di tengah masyarakat," katanya.

Lebih lanjut dirinya menyaran­kan kepada Presiden Joko Widodo untuk menginstruksikan kepada jajarannya baik di pemerintah pusat maupun perangkat­perang­kat di daerah untuk segera meres­pons secara serius atas kenaikan sejumlah komoditas tersebut. Harus ada terobosan nyata untuk menghadapi masalah ini.

"Blusukan Presiden dan para menteri harus diikuti solusi yang konkret di lapangan. Negara harus hadir di tengah masyarakat," tambahnya.

Terkait dengan kondisi pene gak­an hukum yang menga lami krisis pasca kriminalisasi terhadap beberapa pimpinan dan penyidik KPK. Khatibul Umam Wiranu menu turkan kepri hatinan nya,

"Praktik politik bangsa kita sampai dengan hari ini sungguh sangat mengerikan, saling me­mati kan. Tak ada lagi per­saudara an, musyawarah, apalagi mufakat. Dan di mana pun (lihat sejarah Eropa abad pertengahan, atau timur tengah hari ini) jika praktik politik sudah sampai tahap ini, maka hanya satu saja ke mungkinan: "kerusuhan sosial, perang saudara, dan saling mem­bunuh", tuturnya. Ia juga ber­harap, semoga hukum besi politik seperti ini tidak terjadi tak lagi.

Sementara itu, terkait dengan pem berian bantuan modal kepada BUMN, melalui Penyer ta an modal Negara (PMN) Khatibul Umam meminta semua pihak untuk menga wasi hal ini karena di kha­watirkan, akan terjadi praktik korupsi

" BUMN jangan sampai menjadi bancakan, karena jika sudah seperti ini, Asing yang akan diuntungkan, " tuturnya.

Untuk itu ia meminta para politisi mulai mengembangkan sikap ke­negara wanannya dan menge­depan kan ideologi kebangsa an,

"Kita punya apa yang disebut ideologi, agama, atau yang transen­dental. Agama menjadi roh dari seluruh cita baik dan cita luhur. Bahwa berbuat baik, berbuat luhur itu takkan sia­sia. Itu semua akan ada imbalannya dari Tuhan Yang Maha Esa" tutupnya. (tgh)

masalah ketata negaraan juga perlu menjadi bagian yang harus di bahas di komisi tersebut."

"Ada beberapa hal yang tak sempat terpikirkan oleh komisi yang membidangi hukum di DPR RI, yakni hukum tatanegara. Komisi tersebut perlu membenahi sistem ketatanegaraan. Apakah pem ba­hasan sistem ketata nega raan kita sudah pas atau tidak dengan situasi seka rang," kata dia.

Munculnya komisi­komisi atau institusi baru pascareformasi seperti KPK, KY, MK yang jumlah nya hampir 100 insitusi ter kesan tumpang tindih dalam melak sana kan tugasnya.

"Saya kira tugas komisi yang mem bidangi hukum di DPR perlu membenahi ini karena menjadi beban negara. Tumpang tindih tugas dan kewenangannya luar biasa. Komisi yang membidangi di DPR RI selama ini tak perhatian. Dikira itu urusan MPR, DPR dan DPD RI tapi sejatinya komisi yang membidangi hukum tersebut juga punya hak," pungkasnya.(tgh)