Upload
m-handoko
View
2.862
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Lakip dan Kinerja SKPD Gresik 12 Agustus 2014
Citation preview
LAKIP DAN KINERJA SKPDOleh : Ramliyanto
INPRES NO. 7 TH. 1999
• Merupakan Landasan
Hukum Operasional
Pertama Penerapan
Sistem AKIP di
Indonesia
• Dikeluarkan di Jakarta
Pada tanggal 15 Juni
1999
• Ditandatangani oleh
Presiden B.J. Habibie
MENIMBANG
• Dalam rangka lebih meningkatkan pelaksanaan
pemerintahan yang lebih berdaya guna,
berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab,
dipandang perlu adanya pelaporan akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah untuk mengetahui
kemampuannya dalam pencapaian visi, misi dan
tujuan organisasi
• Untuk melaksanakan pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah perlu dikembangkan
sistem pelaporan akuntabilitas kinerja yang
mencakup indikator, metode, mekanisme dan
tata cara pelaporan kinerja instansi
pemerintah
AKUNTABILITAS
• Perwujudan kewajiban suatu
instansi pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan
keberhasilan/ kegagalan
pelaksanaan misi organisasi
dalam mencapai tujuan-
tujuan dan sasaran-sasaran
yang telah ditetapkan
melalui alat
pertanggungjawaban secara
periodik.
TUJUAN SISTEM AKIP
• Untuk mendorong
terciptanya akuntabilitas
kinerja instansi
pemerintah sebagai
salah satu prasyarat
untuk terciptanya
pemerintah yang baik
dan terpercaya.
SASARAN SISTEM AKIP
a. Menjadikan instansi pemerintah yang
akuntabel sehingga dapat beroperasi
secara efisien, efektif dan responsif
terhadap aspirasi masyarakat dan
lingkungannya;
b. Terwujudnya transparansi instansi
pemerintah;
c. Terwujudnya partisipasi masyarakat
dalam pelaksanaan pembangunan
nasional;
d. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat
kepada pemerintah.
EVALUASI LAKIP
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2013
Tentang
Perubahan Lampiran Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah
MATERI PENILAIAN
KOMPONEN BOBOT SUB KOMPONEN
1. Perencanaan Kinerja
35 Renstra, Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja
2. Pengukuran Kinerja
20 Pemenuhan Pengukuran, Kualitas Pengukuran, Implementasi Pengukuran
3. Pelaporan Kinerja
15 Pemenuhan Pelaporan, Penyajian Informasi Kinerja, Pemanfaatan Informasi Kinerja
4. Evaluasi Kinerja 10 Pemenuhan Evaluasi, Kualitas Evaluasi, Pemenfaatan Hasil Evaluasi
5. Pencapaian Kinerja
20 Kinerja yang dilaporkan (Output danOutcome), dan Kinerja lainnya
TOTAL 100
SELF ASSESSMENT
• Sistem AKIP diimplementasikan secara “self
assesment” oleh masing-masing instansi
pemerintah, ini berarti instansi pemerintah
secara mandiri merencanakan, melaksanakan,
mengukur dan memantau kinerja serta
melaporkannya kepada instansi yang lebih
tinggi.
• Pelaksanaan sistem dengan mekanisme
semacam itu, memerlukan evaluasi dari pihak
yang lebih independen agar diperoleh umpan
balik yang obyektif untuk meningkatkan
akuntabilitas dan kinerja instansi pemerintah.
KOMPONEN EVALUASI-1
NO ASPEK BOBOT KOMPONEN DAN SUB
KOMPONEN
1 PERENCANA
AN
35 % a. Rencana Strategis 12,5%,
meliputi: Pemenuhan
Renstra, Kualitas Renstra,
dan Implementasi Renstra
b. Perencanaan Kinerja
Tahunan 22,5%, meliputi:
Pemenuhan Perencanaan
Kinerja Tahunan (4,5%),
Kualitas Perencanaan
Kinerja Tahunan (11,25%),
dan Implementasi
Perencanaan Kinerja
Tahunan (6,75%)
KOMPONEN EVALUASI-2
NO ASPEK BOBO
T
KOMPONEN DAN SUB
KOMPONEN
2 Pengukura
n Kinerja
20 % a. Pemenuhan pengukuran
4%,
b. Kualitas pengukuran 10%
c. Implementasi
pengukuran 6%.
3 Pelaporan
Kinerja
15 % a. Pemenuhan pelaporan
3%,
b. Penyajian informasi
kinerja 8%,
c. Pemanfaatan informasi
kinerja 4%.
KOMPONEN EVALUASI-3
NO ASPEK BOBO
T
KOMPONEN DAN SUB
KOMPONEN
2 EVALUASI
KINERJA
10% a. Pemenuhan evaluasi 2%,
b. Kualitas evaluasi 5%
c. Pemanfaatan hasil evaluasi
3%
3 CAPAIAN
KINERJA
20% a. Kinerja yang dilaporkan
(output) 5%;
b. Kinerja yang dilaporkan
(outcome) 5%;
c. Kinerja tahun berjalan
(benchmark) 5%;
d. Kinerja Lainnya 5%
PENGKATEGORIAN PERINGKAT
(RATING)
No. PredikatNilai
absolutInterpretasi Karakteristik Instansi
1. AA >85-100 Memuaskan Memimpin perubahan, berbudaya kinerja,
berkinerja tinggi, dan sangat akuntabel
2. A >75-85 Sangat Baik Akuntabel, berkinerja baik, memiliki sistem
manajemen kinerja yang andal.
3. B >65-75 Baik, dan perlu sedikit
perbaikan
Akuntabilitas kinerjanya sudah baik, memiliki
sistem yang dapat digunakan untuk manajemen
kinerja, dan perlu sedikit perbaikan.
4. CC >50-65 Cukup baik
(memadai), perlu
banyak perbaikan yang
tidak mendasar
Akuntabilitas kinerjanya cukup baik, taat
kebijakan, memiliki sistem yang dapat digunakan
untuk memproduksi informasi kinerja untuk
pertanggung jawaban, perlu beberapa perbaikan
tidak mendasar.
5. C >30-50 Agak kurang, perlu
banyak perbaikan,
termasuk perubahan
yang mendasar
Sistem dan tatanan kurang dapat diandalkan,
memiliki sistem untuk manajemen kinerja tapi
perlu banyak perbaikan minor dan perbaikan
yang mendasar.
6. D 0-30 Kurang, perlu banyak
sekali perbaikan &
perubahan yang
sangat mendasar.
Sistem dan tatanan tidak dapat diandalkan untuk
manajemen kinerja, perlu banyak perbaikan,
sebagian perubahan yang sangat mendasar.
PROBLEMATIKA SISTEM
AKIP1. Regulasi
2. Kelembagaan(daerah..)
3. SDM
4. Perencanaan
(Indikator Kinerja)
5. Data dan
Pengukuran Kinerja
6. Pemanfaatan
TABULASI MASALAHPROBLEM KETERANGAN
Regulasi - Belum adanya regulasi yang cukup berwibawa, baik dari aspek level
dalam peraturan perundangan maupun substansi “pemaksa” nya
- Banyaknya regulasi yang tidak sinkron dan tidak terkoordinasi
secara sistematis karena di produk oleh “corporate agency” yang
berbeda di pemerintahan pusat (LAN, KEMEN-PAN RB,
KEMENDAGRI, BAPPENAS)
Kelembagaan Belum jelasnya lembaga/unit kerja yang secara spesifik memiliki tupoksi
menyusun LAKIP maupun sistem AKIP secara keseluruhan, baik pada
level pemda maupun level SKPD
SDM Masih rendahnya komitmen, kompetensi dan kerjasama tim dalam
penyusunan LAKIP
Indikator dan
Pengukuran
- Indikator kinerja yang disusun sering tidak terukur secara kuantitatif
dan tidak relevan dengan sasaran atau kegiatannya
- Belum dikuasainya metode pengukuran yang terpercaya secara
akademis
Data Seringkali tidak tersedia data secara lengkap, jelas, valid dan akurat
Pemanfaatan LAKIP disusun hanya untuk menggugurkan kewajiban administratif,
tetapi pemanfaatannya untuk kepentingan manajemen pemerintahan
yang lain belum optimal
REGULASI (Pokok)
1. TAP MPR No.XI/MPR/1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Kolusi,
Korupsi dan Nepotisme
2. Undang-Undang No. 28 Th. 1999
tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Kolusi,
Korupsi dan Nepotisme
REGULASI (langsung-teknis)
1. Instruksi Presiden RI No. 7 Th. 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
2. Keputusan Kepala LAN RI No. 589/IX/6/Y/1999
tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
3. Keputusan Kepala LAN RI No. 239/IX/6/8/2003
tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah;
4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29
Th. 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah
REGULASI (Terkait)
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
2. PP No. 8 Th. 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah
3. PP No.8 Th. 2008 Tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
4. Inpres No. 5 Th. 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi
5. Permendagri No. 54 th 2010 tentang
Pelaksanaan PP No.8 Th. 2008
UU
• RUU
AKUNTABILITAS
KINERJA
PENYELENGGARA
NEGARA
• BAGAIMANA
NASIBNYA ?
KELEMBAGAAN
• Koordinasi – Integrasi -Sinkronisasi
• Pada level Pemerintah Daerah maupun
pada level SKPD – Pada level
Kementerian/ Lembaga maupun pada
level Unit Kerja K/L
• Pemda : Bappeda – Biro/Bagian –
Pengelola Keuangan
• SKPD : Program – Data – Keuangan
• Alternatif : Gugus Tugas/Tim
SDM
• Commitment
• Job Discriptions
• Competency
• Rewarding
INDIKATOR DAN
PENGUKURAN
• Tepat (Specific,
Relevan, On
Schedule, On
Site)
• Terukur
(Terutama secara
kuantitatif)
• Metode
Pengukuran
DATA
• Ketersediaan
• Kelengkapan
• Validitas
• Reliabilitas
• Akurasi
PEMANFAATAN
• LAKIP
• LKPJ
• LAPORAN
KEUANGAN :
CaLK
• LPPD – EKPPD
• AUDIT (opini)
WUJUD AKUNTABILITAS
KINERJA
1. Pernyataan pejabat
atau pimpinan lembaga
2. Pidato
pertanggungjawaban
pimpinan lembaga
3. Laporan akuntabilitas
kinerja lembaga
4. Perilaku individu
anggota dan pimpinan
lembaga
AKUNTABILITAS
1. Akuntabilitas
Administratif
2. Akuntabilitas
Manajerial
3. Akuntabilitas
Kinerja
AKUNTABILITAS
• Akuntabilitas
PELAKSANAAN TUGAS
DAN FUNGSI lembaga
berikut PRESTASI
KERJA yang telah dicapai
dalam periode tertentu
• Diungkapkan berdasarkan
FAKTA YANG
SESUNGGUHNYA
secara JUJUR DAN
OBJEKTIF
LAPORAN AKUNTABILITAS
• Pengungkapan hasil
capaian kinerja atau
prestasi kerja
• Penjelasan dan analisis
tentang pencapaian kinerja
dan prestasi kerja tersebut
beserta argumen-
argumennya
• Pengungkapan data dan
informasi lainnya sebagai
pendukung kinerja yang
telah dicapai
PERENCANAAN
STRATEGIS
PELAPORAN
KINERJA
PENGUKURAN
KINERJA
PERENCANAAN
KINERJA
PENETAPAN KINERJA
SIKLUS SISTEM AKUNTABILITAS
Rencana
Strategis
2010-2014
2010 2011 2012 2013 2014
Rencana
Kinerja
2010
LAKIP
2010
Rencana
Kinerja
2011
LAKIP
2011
Rencana
Kinerja
2014
LAKIP
2014
Rencana
Kinerja
2013
Rencana
Kinerja
2012
LAKIP
2013
LAKIP
2012
PENGUKURAN, EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA
KERANGKA KERJA SISTEM AKUNTABILITAS
Penetapan
Kinerja
2010
Penetapan
Kinerja
2011
Penetapan
Kinerja
2014
Penetapan
Kinerja
2013
Penetapan
Kinerja
2012
Muatan RENSTRA SKPDPermendagri 54/2010 -Pasal 85
VISI
MISI-1 MISI-2 (dst)
TUJUAN 1.1 TUJUAN 1.2 (dst)
SASARAN 1.1.1
SASARAN 1.1.2 (dst)
STRATEGI-STRATEGI
KEBIJAKAN-KEBIJAKAN
PROGRAM 1
PROGRAM 2 (dst)
KEGIATAN 1.1
KEGIATAN 1.2. (dst)
Versi : Permendagri No. 54 Th. 2010
RENCANA STRATEGIS TAHUN …. - ….
PERENCANAAN KINERJA
PROSES PENETAPAN KEGIATAN TAHUNANDISERTAI INDIKATOR KINERJADAN TINGKAT CAPAIANNYABERDASARKAN PROGRAM, KEBIJAKAN DAN SASARAN YANG TELAH DITETAPKAN DALAM RENCANA STRATEGIS
ANNUAL
PERFORMANCE
PLAN (RENCANA
KINERJA TAHUNAN-
RKT)/RENJA
HASILNYA
PERENCANAAN KINERJA
PERENCANAAN KINERJA ADALAH AKTIVITAS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DI DEPAN TENTANG TINGKAT CAPAIAN KINERJAYANG DIINGINKAN DAN DIHUBUNGKAN DENGAN TINGKAT PELAKSANAAN PROGRAM/ KEGIATAN
PERENCANAAN KINERJA JUGA MEMBERIKAN TARGET (QUANTITATIVE OBJECTIVES) TENTANG APA YANG HARUS DICAPAI DALAM PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN
PERFORMANCE
AGREEMENT
RENCANA KINERJA SEBAGAI
BENTUK KOMITMEN PENCAPAIAN KINERJA
PROSES
PERENCANAAN
KINERJA
RENCANA
KINERJA
MENJABARKAN
RENCANA KEGIATAN
DAN TARGET KINERJA
TAHUNAN YANG
DIKOMITMENKAN
OLEH ORGANISASI
UNTUK DICAPAI
DALAM TAHUN YANG
BERSANGKUTAN
POSISI RENCANA KINERJA DALAM
MANAJEMEN STRATEGIS SEKTOR PUBLIK
STRATEGIC
PLAN
MULTI-YEARS
PLANNING
ANNUAL
PERFORMANCE
PLANS
Annual
Budget
Request
PERFORMANCE
AGREEMENTAnnual
Operating
Plan
Annual
Appropriation
ACTUAL
PERFORMANCE
FINANCIAL
PERFORMANCE
REPORTS
PERFORMANCE
REPORTS
MANFAAT PERENCANAAN
KINERJA
1. Menghubungkan perencanaan strategis, action plan dan perencanaan operasional terinci
2. Membantu “memastikan” pencapaian hasil pelaksanaan program/kegiatan
3. Memudahkan proses pengukuran kinerja
4. Membantu monitoring dan evaluasi kinerja
5. Membantu menetapkan tujuan kinerja pada periode yang akan datang
6. Memudahkan penetapan spesifikasi kontrak pekerjaan atas dasar capaian
PRASYARAT PERENCANAAN
KINERJA
Sudah ada dokumen rencana strategis
(renstra) atau perencanaan jangka
menengah
Sudah ada kejelasan mengenai
perumusan tujuan dan sasaran yang
jelas, spesifik, dan dapat diukur (asas
smart)
Sudah ada perumusan strategi yang jelas
dan dapat ditentukan waktu
pelaksanaannya
Terdapat hubungan yg rasional antara
sumber daya dan outcome (hasil yang
DARI MANA HARUS DIMULAI
?• Perencanaan kinerja dapat dimulai
dengan merencanakan tingkat
capaian output yang diinginkan
• Perencanaan kinerja dimulai juga dari
immediate outcome yg diharapkan
dapat dicek dalam waktu tidak lama
sesudah pelaksanaan program
berjalan
• Menentukan indikator kinerja yg
“mudah” pengumpulan datanya
BAGAIMANA MERENCANAKAN
KINERJA
Melihat pengalaman masa lalu
Melihat kemampuan pengerahan sumber
daya yang ada
Menentukan dan memprediksi tahap-
tahap pelaksanaan program/ kegiatan
Mengecek/menguji keterkaitan antara
strategi dan sasaran yang hendak dicapai
Menentukan perkiraan capaian dengan
memperkirakan kemajuan
program/kegiatan
TAHAPAN MENETAPKAN TARGET
KINERJA
TUJUAN
STRATEGIS
SASARAN
STRATEGIS
KEBIJAKAN
PROGRAM
INDIKATOR
KINERJA
KEGIATAN
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
KINERJA
TARGET
KINERJA
RENCANA
KINERJA
SASARAN
Spesifik / khusus / khas
Dapat dinilai dan terukur
Menantang namun dapat di capai
Disepakati oleh jajaran organisasi
Berorientasi pada hasil dan realistis
Ada rentang/kurun waktu yang pasti dan ada
Kepastian sumberdayaSMART
INDIKATOR SASARAN
Ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun tertentu
Setiap indikator sasaran disertai dengan rencana tingkat capaiannya
Dapat berupa output atau outcome
Setiap sasaran dapat memiliki lebih dari satu indikator
PENETAPAN KINERJA
• Suatu dokumen pernyataan kinerja/ kesepakatan kinerja/ perjanjian kinerja antaraatasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi
PERFORMANCE AGREEMENT
• A performance agreement is a method of : establishing expectations, accountability and consequences for not meeting a set standard of execution excellence
• Performance agreements should be negotiated before
MEKANISME -1
• Kementerian/lembaga menyusun penetapan kinerja tingkat kementerian/lembaga dan ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan lembaga
• Unit organisasi eselon I menyusun penetapan kinerja tingkat unit organisasi setelah menerima dokumen pelaksanaan anggaran dan ditandatangani oleh menteri/pimpinan lembaga dan pimpinan unit organisasi
• Satuan kerja dan unit kerja eselon II menyusun penetapan kinerja setelah menerima dokumen pelaksanaan anggaran dan ditandatangani oleh pimpinan unit organisasi dan pimpinan satuan kerja
• Menteri/ Pimpinan Lembaga menyampaikan dokumen penetapan kinerja kepada Presiden melalui Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berjalan
MEKANISME-2
• Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota menyusun dokumen penetapan kinerja tingkat Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota ditandatangani oleh Gubernur/ Bupati/Walikota
• Satuan Kerja Pemerintah Daerah dan unit kerja mandiri Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota menyusun penetapan kinerja setelah menerima dokumen pelaksanaan anggaran dan ditandatangani oleh gubernur/bupati/walikota dan pimpinan SKPD/unit kerja
• Gubernur/ Bupati/Walikota menyampaikan dokumen penetapan kinerja kepada Presiden melalui Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah dokumen anggaran disahkan
MEMPERHATIKAN
• Kontrak kinerja antara Presiden dengan Menteri;
• Dokumen perencanaan jangka menengah;
• Dokumen perencanaan kinerja tahunan;
• Dokumen penganggaran dan atau pelaksanaan anggaran.
• SPM (Standar Pelayanan Minimum)
PEMANFAATAN
• Memantau dan
mengendalikan
pencapaian kinerja
organisasi;
• Melaporkan capaian
realisasi kinerja dalam
Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi
Pemerintah;
• Menilai
keberhasilan/kegagalan
organisasi
Naskah
Formulir – 5
Dasar untuk menilai
keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan dalam
rangka mewujudkan visi dan
misi instansi pemerintah
Hasil dari suatu penilaian yang
sistematik dan didasarkan pada
indikator kinerja
PENGUKURAN KINERJA
YANG DIUKUR :
PERFORMANCE GAP
(Kesenjangan Kinerja)
YANG
DIRENCANAKAN
YANG SENYATANYA
1. Menunjukkan kinerja yg telah
dicapai melalui UPAYA-UPAYA
(Kebijakan,Program, Kegiatan)
yang telah dilakukan
2. DASAR peningkatan kinerja
yang direncanakan untuk tahun
berikutnya
3. Menjadi (salah satu) dasar
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
4. Alat KOMUNIKASI baik internal
maupun eksternal
5. Identifikasi KEPUASAN
pemanfaat pelayanan dan stake
holders’
MANFAAT (yang seharusnya diperoleh dari) PENGUKURAN
KINERJA
PRINSIP PENGUKURAN
KINERJA1. MANFAAT
(Usefulness)
2. TERSEDIANYA DATA (Availability Of Data)
3. KESAHIHAN (Validity)
4. KEJELASAN (Clarity)
5. KETEPATAN (Accuracy)
6. KEULANGAN (Reliabilty)
Lanjutan
8. KEUNIKAN (Uniqueness)
9. KETEPATAN WAKTU
(Timelines)
10.KEWENANGAN
(Controlability)
11.BIAYA (Cost)
12.KELENGKAPAN
(Completeness)
13.DAPAT DIBANDINGKAN
(Comparability)
1. Penetapan Indikator Kinerja
2. Metode Pengukuran Kinerja
3. Mekanisme Pengumpulan Data Kinerja
SISTEM PENGUKURAN KINERJA
INDIKATOR KINERJA
a. INPUT (MASUKAN)
b. OUTPUT (KELUARAN)
c. OUTCOME (HASIL)
d. BENEFIT (MANFAAT)
e. IMPACT (DAMPAK)
1. SASARAN
2. KEGIATAN
METODE PENGUKURAN KINERJA
Data Internal
(Sistem Informasi
Instansi)
Data Eksternal
(Primer Dan
Skunder)
MEKANISME PENGUMPULAN DATA
KINERJA
1. Tentukan jenis data
2. Tentukan siapa yang bertanggung jawab terhadap pengumpulan data
3. Tentukan sumber data (populasi atau sample)
4. Tentukan kapan data bisa diakses
5. Tentukan media dan metode pencatatan data
6. Tentukan cara pengolahan data
Lampiran II 1/5-5
Petunjuk Pengisian
Outline LAKIP
RINGKASAN EKSEKUTIF
• Menkanisme Penyusunan
LAKIP
• Mekanisme Pengukuran
LAKIP
• Ringkasan kinerja SKPD
• Pemanfaatan LAKIP
BAB I PENDAHULUAN1.1. LATAR BELAKANG Berisi tentang perlunya penyusunan
LAKIP serta urgensi bagi upaya-upaya
peningkatan kinerja SKPD
1.2 LANDASAN HUKUM Memuat tentang undang-undang,
peraturan pemerintah, Peraturan Daerah,
dan ketentuan peraturan lainnya yang
mengatur tentang struktur organisasi,
tugas dan fungsi, kewenangan SKPD,
serta pedoman yang dijadikan acuan
dalam penyusunan LAKIP.
1.3. TUJUAN
PENYUSUNAN
Berisi tentang tujuan penyusunan LAKIP
serta pemanfaatannya
1.4 GAMBARAN UMUM
SKPD
Berisi tentang uraian singkat TUPOKSI,
sumber daya yang dimiliki serta
gambaran singkat kinerja tahun
sebelumnya
BAB II PERENCANAAN DAN
PERJANJIAN KINERJA
2.1
.
RENCANA
STRATEGIS DAN
DAN RENCANA
KINERJA
TAHUNAN
Berisi Uraian Singkat tentang Visi,
Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator
Kinerja Sasaran serta Target
Kinerja
2.2
.
PERJANJIAN
KINERJA
Memuat tentang Penetapan
Kinerja tahun berkenaan. Berisi
tentang Sasaran Strategis,
Indikator Kinerja,
Program/Kegiatan dan Anggaran
yang ditetapkan dalam Penetapan
Kinerja
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. PENGUKURAN
KINERJA
Berisi tentang hasil pengukukuran kinerja
SKPD yang menunjukkan tentang
capaian-capaian yang diraih dalam satu
tahun
3.2. ANALISIS DAN
EVALUASI KINERJA
Berisi narasi yang merupakan penjelasan
dan argumentasi terkait dengan capaian-
capaian yang telah diraih berdasarkan
data-data hasil pengukuran kinerja. Dapat
menggunakan informasi dari hasil
evaluasi indikator kinerja kegiatan,
evaluasi efisiensi dan evaluasi efektifitas.
3.3. AKUNTABILITAS
KEUANGAN
Berisi tentang Ringkasan Anggaran yang
dikelola oleh SKPD serta realisasinya.
BAB IV PENUTUP
• Berisi tentang :
–Kesimpulan kinerja yang telah
dicapai oleh SKPD
–Berisi tentang rencana tindak
lanjut untuk meningkatkan
kinerja agar lebih baik dari
kinerja saat ini
Waktu Penyampaian LAKIP
• Kementerian/Lembaga menyampaikan kepada Presiden
melalui Menteri Negara PAN dan RB selambat-lambatnya
2,5 (dua setengah) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
• Unit organisasi eselon I dan unit kerja mandiri pada
Kementerian/Lembaga disampaikan kepada
Menteri/Pimpinan Lembaga diatur tersendiri oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga;
• Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota menyampaikan kepada
Presiden melalui Menteri Negara PAN dan RB selambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
• SKPD dan unit kerja mandiri pada Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota disampaikan kepada Gubernur/
Bupati/ Walikota diatur tersendiri oleh
Gubernur/Bupati/Walikota.