Upload
yuliartiramli
View
1.569
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Sporozoa dan Infusoria 1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pada awalnya makhluk hidup yang ada di bumi dikelompokkan oleh Aristoteles
menjadi 2 kingdom, yaitu kingdom Plantae (tumbuhan) dan kingdom Animalia (hewan).
Ditemukannya mikroskop dan dunia mikroorganisme mendorong para ahli untuk
memperbaiki sistem pengelompokan tersebut. Sebagai contoh, apakah Euglena termasuk
kelompok hewan atau tumbuhan? Euglena mampu melakukan fotosintesis seperti
tumbuhan dan mampu bergerak seperti hewan. Oleh karena itu, perlu adanya kingdom
ketiga. Pada tahun 1886, seorang ahli Jerman bernama Ernst Haeckel memperkenalkan
kingdom ketiga yang disebut Protista untuk menempatkan organisme yang bukan hewan
ataupun tumbuhan.
Protista merupakan organisme eukariotik uniseluler atau multiseluler. Protista
belum memiliki diferensiasi jaringan. Berdasarkan kemiripan ciri-cirinya dengan hewan,
tumbuhan, dan jamur dalam memperoleh nutrisinya. Protista dibedakan ke dalam 3
subkingdom, yaitu subkingdom Protozoa (Protista mirip hewan); subkingdom Algae
(Protista mirip tumbuhan); subkingdom Myxomycophyta (jamur lendir).
Protista yang menyerupai hewan dikenal dengan nama protozoa (protos = pertama,
zoon = hewan). Sebagian protozoa adalah hewan eukariotik bersel tunggal dan
mikroskopis. Protozoa dapat hidup pada air tawar, air laut, air payau bahkan ada juga
yang hidup di dalam tubuh organisme lain. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel
itu sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma,
sitoplasma dan mitokondria.
Sebagian besar hidup bebas, sedangkan lainnya merupakan paras it. Dalam
ekosistem perairan, protzoa hidup bebas sebagai zooplankton, maupun sebagai
zoobentos. Protozoa parasit sering menyebabkan penyakit serius pada manusia,
misalnya malaria, disentri, dan giardiasis.
Protozoa berkembangbiak dengan cara aseksual, yaitu dengan cara pembelahan
biner dan membentuk spora serta secara seksual yaitu melalui konjugasi. Hewan ini
Sporozoa dan Infusoria 2
memilki alat gerak berupa cilia, flagel, dan kaki semu (pseudopia), tetapi ada juga yang
tidak memiliki alat gerak.
Berdasarkan alat geraknya, protozoa memiliki 4 filum yaitu Rhizopoda, Flagellata
(mastigophora), Fitoflagellata, Ciliata (infusoria) dan Sporozoa (apicomplexa).
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang terdapat dalam penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana ciri umum, struktur tubuh, serta klasifikasi Sporozoa?
2. Bagaimana ciri umum, struktur tubuh, serta klasifikasi Infusoria?
3. Apa saja keuntungan dan kerugian Protozoa dalam kehidupan manusia?
I.3 Tujuan
Agar pembaca dapat memahami tentang Protozoa pada kelas Sporozoa dan kelas
Infusoria.
Sporozoa dan Infusoria 3
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Kelas Sporozoa
Sporozoa (Yunani, spore = biji, zoa = hewan) adalah kelompok protista uniseluler
atau bersel satu yang pada salah satu tahapan dalam siklus hidupnya dapat membentuk
sejenis spora. Sporozoa hidup sebagai parasit pada tubuh hewan dan manusia. Dalam
siklus hidupnya, sporozoa membentuk spora dalam tubuh inang. Pada umumnya
bersifat parasit dan dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.
A. Ciri Umum Sporozoa
Tidak memiliki alat gerak
Tubuhnya berbentuk bulat panjang,
Ukuran tubuhnya hanya beberapa micron, tetapi didalam usus manusia atau
hewan yang dapat mencapai 10 mm.
Contohnya yaitu Plasmodium sp.
B. Struktur Morfologi
Pelikel : meliputi membran yang melindungi Plasmodium seperti kulit
Mitokondria : sebagai pabrik energi sel yang menghasilkan energi
Nukleus : mengatur aktivitas sel
Sporozoa dan Infusoria 4
C. Struktur Anatomi
(1) Sistem Pencernaan
Sporozoa mendapatkan makanan dengan cara menyerap zat makanan dari
tubuh inagnya.
(2) Sistem Respirasi dan Sistem Ekskresi
Respirasi dan ekskresi sporozoa dilakukan dengan cara difusi.
(3) Sistem Reproduksi
a. Secara aseksual/vegetatif yang dibagi lagi menjadi :
Skizogoni yaitu pembelahan diri berlangsung dalam tubuh inang tetap
Sporogoni yaitu membentuk spora yang berlangsung dalam tubuh
inang perantara (hospes intermediet) caranya melalui peleburan yang
terjadi pada tubuh nyamuk
b. Secara seksual/generatif disebut gamogoni/gametogenesis yang berupa
pembentukan dan peleburan sel-sel gamet (mikrogamet/gamet jantan dan
makrogamet/gamet betina) yang terjadi di dalam tubuh inang perantara atau
nyamuk.
Sporozoa dan Infusoria 5
Di dalam tubuh nyamuk :
Di dalam kelenjar ludah nyamuk makrogametosit dan mikrogametosit berkembang
menjadi makrogamet (ovum) dan mikrogamet (sperma). Prosesnya dinamakan
gamogoni/gametogenesis.
Terjadi fertilisasi (peleburan gamet jantan dan gamet betina) sehingga terbentuklah
zigot.
Zigot berkembang menjadi ookinet masuk ke usus nyamuk untuk mendapatkan
makanan.
Ookinet selanjutnya terbungkus oleh otot dinding perut nyamuk membentuk ookista.
Ookista akan membelah berulang kali sehingga terbentuk sel-sel yang lengkap
dinamakan sporozoit. Peristiwa pembelahan dalam tubuh nyamuk disebut sporogoni.
Ookista yang telah matang maka akan pecah sehingga sporozoit tersebar ke seluruh
tubuh nyamuk, diantaranya adalah ke dalam kelenjar ludah.
Nyamuk Anopheles betina menggigit, menghisap darah manusia kemudian
mengeluarkan air liur yang mengandung sporozoid.
Di dalam tubuh manusia :
Bersama aliran darah sporozoit menuju hati dan menetap selama ± 3 hari.
Kemudian sporozoit keluar dari hati kemudian menginfeksi sel-sel darah merah.
Sporozoid di dalam sel darah merah disebut tropozoid.
Tropozoit akan membelah menjadi 6 - 32 merozoit. Peristiwa pembelahan dalam
inang manusia ini disebut skizogoni.
Setelah sel darah merah pecah, merozoit keluar dan mencari sel-sel darah merah baru.
Kejadian merozoit merusak/melisis sel-sel darah merah berulang beberapa kali.
Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah
banyak.
Sebagian dari merizoit berubah menjadi gametosit lalu gametosit akan berubah
menjadi makrogametosit/gamet betina dan mikrogametosit/gamet jantan.
Jika darah si penderita digigit nyamuk Anopheles betina dan menghisap darah
penderita tadi maka makrogametosit dan mikrogametosit akan ikut terhisap dan
masuk ke dalam tubuh nyamuk.
Sporozoa dan Infusoria 6
D. Klasifikasi Sporozoa
Kelas Sporozoa dibagi menjadi 9 ordo sebagai berikut :
(1) Ordo Hoemosporidia, misalnya Plasmodium sp.
Hidup di dalam darah, jaringan parenkim pada burung dan mamalia.
(2) Ordo Gregarinida, misalnya Gregarina.
Parasit intra dan ekstra pada inver lain, monocytst spec hidup dalam kencing
cacing tanah.
(3) Ordo Coccidia, misalnya Coccidium.
Hidup di sel epitel hewan vertebrate dan beberapa Myriaphoda atau
invertebrata.
(4) Ordo Haplosporidia, misalnya Haplosproridium.
(5) Ordo Sarcosporidia, misalnya Sarcocystis.
(6) Ordo Myxosporidia, misalnya Sphaeromyxa.
(7) Ordo Actinomyxidia, misalnya Triactinomyxon.
(8) Ordo Microsporidia, misalnya Nosamabombycis.
(9) Ordo Helicosporidia, misalnya Heliosporidium.
Contoh susunan klasifikasi pada Plasmodium malariae.
Kingdom : Animalia
Filum : Protozoa
Class : Sporozoa
Ordo : Hoemosporidia
Family : Telesporidia
Genus : Plasmodium
Spesies : Plasmodium malariae
II.2 Kelas Infusoria (Ciliata)
Ciliata berasal dari bahasa Yunani (cilia = rambut kecil) atau Ciliophora/Infusoria
bergerak dengan cilia (rambut getar).
A. Ciri Umum Infusoria
Kebanyakan ciliata berbentuk simetris kecuali ciliate primitiv, simetrinya
radial.
Sporozoa dan Infusoria 7
Tubuhnya diperkuat oleh perikel, yaitu lapisan luar yang disusun oleh
sitoplasma padat.
Tubuhnya diselimuti oleh silia, yang menyelubungi seluruh tubuh utama
disebut silia somatic.
Ciliata mempunyai dua tipe inti sel (nukleus), yaitu makronukleus dengan
mikronukleus.
Ciliata tidak mempunyai struktur khusus pertukaran udara dan sekresi
Contohnya yaitu Paramecium caudatum.
B. Struktur Morfologi
Selaput sel
sebagai pelindung serta pengatur pertukaran makan dan gas
Cilia
pelengkap seperti rambut yang membantu bergerak dan makan
Vakuola makanan
vakuola yang berfungisi mencerna makanan
Vakuola kontraktil
vakuola yang berfungisi mengeluarkan sisa makanan berbentuk cair keluar sel
melalui membran sel serta mengatur kadar air dalam sel dengan berkontraksi /
berdenyut.
Sporozoa dan Infusoria 8
Makronukleus
fungsi vegetatif untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan, mengawasi
kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi
Mikronukleus
fungsi reproduktif yaitu konjugasi, mengendalikan kegiatan reproduksi, dan
inti besar
Trikosit
pertahanan diri dar musuh
Celah mulut (sitostoma)
mengumpulkan dan mengarahkan makanan ke dalam mulut sel (sitostoma)
Pori anal
untuk mengeluarkan limbah
C. Struktur Anatomi
(1) Sistem Pencernaan dan Sistem Ekskresi
Silia pada ciliata selain berfungsi sebagai alat gerak juga berfungsi sebagai alat
menangkap makanan. Cara menangkap makanan adalah dengan menggetarkan
silianya, agar terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Pada saat itulah
masuk bersamaan dengan air bakteri, bahan organik, atau hewan uniseluler
lainnya. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang
disebut sitostoma. Sitostoma dapat digunakan menangkap makanan dengan
dibantu silia. Apabila telah penuh, makanan akan masuk ke sitoplasma dengan
membentuk vakuola makanan. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola
makanan. Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman.
Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk
mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil
pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis.
Pinositosis merupakan proses dimana partikel-partikel kecil yang berupa cairan
ditangkap oleh sel dengan cara memecah partikel-pertikel kecil tersebut menjadi
partikel-partikel yang lebih kecil. Partikel-partikel yang telah dipecah tersebut
kemudian membentuk vesikula-vesikula kecil yang merupakan hasil invaginasi
membran sel. Vesikula-vesikula kecil tersebut kemudian akan berfusi dengan
Sporozoa dan Infusoria 9
lisosom untuk ”mencerna” partikel tersebut. Dan sisanya dikeluarkan dari sel
melalui pori-pori anal yang terletak disamping sitosoma.
(2) Sistem Respirasi
Respirasi pada ciliata sama yang dilakukan seperti amoeba yaitu dengan cara
difusi melalui seluruh permukaan tubuhnya (selaput plasma). Sitoplasma
dibedakan menjadi dua yaitu bagian luar adalah ektoplasma dan bagian dalam
disebut endoplasma. Dibagian ektoplasma terdapat bentukan menyerupai akar
yang disebut trikosit. Fungi trikosit untuk melindungi diri dari terhadap
serangan lawan dan juga untuk menambatkan diri pada hewan lain waktu
mengambil makanan. Tubuhnya dilindungi oleh pellicle, sehingga bentuk dari
organism ini tetap.
(3) Reproduksi
Proses reproduksi pada ciliata yaitu secara seksual dan aseksual.
Perkembangbiakan aseksual pada ciliata yaitu dimulai dengan membelah diri
secara transversal, dimulai dengan membelah makronukleus yang diikuti oleh
sitoplasmanya, membelah diri dapat terjadi + tiap 24 jam. Setelah terjadi
beberapa kali pembiakan aseksual (vegetatif), terjadilah pembiakan seksual
(generatif) secara konjugasi yang dimulai dengan pertemuan antara 2 individu
pada bagian mulut. Kemudian terjadi peristiwa selanjutnya makronukleusnya
lenyap. Mikronukleusnya membelah secara meiosis menjadi empat. Tiga
diantaranya lenyap dan satu membelah menjadi dua mikronukleus (haploid).
Dan terjadi tukar menukar mikronuklues sehingga menjadi penyatuan
mikronukleus haploid menjadi mikronukleus diploid, tiap individu memisahkan
diri. Mikronukleus di dalam masing-masing individu membelah tiga kali
berturut-turut menjadi delapan, empat diantaranya menjadi makronukleus, tiga
diantaranya lenyap dan satu menjadi mikronukleus. Dalam keadaan demikian
tiap individu dan mikronukleusnya akan mengadakan pembelahan dua kali
berturut-turut hingga menjadi empat paramecium baru dengan makronukleus,
mikronukleus dan perlengkapan lainnya yang lengkap.
D. Klasifikasi Infusoria
Kelas Ciliata dibagi menjadi 5 ordo sebagai berikut :
(1) Ordo Holotricha, misalnya Didinium, Paramecium caudatum, Ichtyophtirius
Sporozoa dan Infusoria 10
(2) Ordo Spirotricha, misalnya Srylonichia, Euplotes, Balantidium, Diplodinium
(3) Ordo Peritrica, misalnya Operculari, Trichodina, Epistylis, Vorticella
(4) Ordo Chonotricha misalnya, Spirochona
(5) Ordo Suctoria, misalnya Acineta, Ephelota , Trichophyra (parasit pada insang
ikan), Allantosoma (parasit pada usus kuda), Tokophyra quadripartita.
Contoh susunan klasifikasi pada Plasmodium malariae.
Kingdom : Animalia
Filum : Protozoa
Class : Infusoria
Ordo : Holotrichida
Family : Holotrichidae
Genus : Paramecium
Spesies : Paramecium caudatum
II.3 Keuntungan dan Kerugian Protozoa dalam Kehidupan Manusia
a.) Keuntungan Protozoa
Protozoa yang hidup dalam usus manusia atau hewan: E. Coli, membantu
proses pembusukan, dan daat juga membantu pembentukan vitamin K.
Mengendalikan populasi Bakteri, sebagian Protozoa memangsa Bakteri
sebagai makanannya, sehingga dapat mengontrol jumlah populasi Bakteri di
alam.
Sumber makanan ikan, Di perairan sebagian Protozoa berperan sebagai
plankton (zooplankton) dan benthos yang menjadi makanan hewan air,
terutama udang, kepiting, ikan, dll.
Indikator minyak bumi, Fosil Foraminifera menjadi petunjuk sumber minyak,
gas, dan mineral.
Bahan penggosok, Endapan Radiolaria di dasar laut yang membentuk tanah
radiolaria, dapat dijadikan sebagai bahan penggosok.
b.) Kerugian Protozoa
Trypanosome brucei, penyebab penyakit tidur di Afrika.
Trypanosome evansi, penyebab penyakit pada hewan ternak, misalnya sapi,
kambing, dan kuda.
Sporozoa dan Infusoria 11
Leishmania, penyebab penyakit kala-azar.
Palsmodium vivax : penyebab malaria tertiana.
Palsmodium malariae : penyebab malaria quartiana.
Plasmodium falciparum : penyebab malaria tropikana.
Sporozoa dan Infusoria 12
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Protista merupakan organisme eukariotik uniseluler atau multiseluler.
Protista dibedakan ke dalam 3 subkingdom, yaitu subkingdom Protozoa (Protista
mirip hewan); subkingdom Algae (Protista mirip tumbuhan); subkingdom
Myxomycophyta (jamur lendir).
Protozoa berkembangbiak dengan cara aseksual, yaitu dengan cara pembelahan
biner dan membentuk spora serta secara seksual yaitu melalui konjugasi.
Sporozoa (Yunani, spore = biji, zoa = hewan) adalah kelompok protista uniseluler
atau bersel satu. Sporozoa hidup sebagai parasit pada tubuh hewan dan manusia.
Ciliata berasal dari bahasa Yunani (cilia = rambut kecil) atau Ciliophora/Infusoria
bergerak dengan cilia (rambut getar).
III.2 Saran
Diharapkan bagi para pembaca agar mencari referensi lain untuk menambah
pengetahuan tentang Sporozoa dan Infusoria.
Sporozoa dan Infusoria 13
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, dkk. 2012. Biologi edisi ke-8 jili 2. Jakarta: Erlangga
Riandari Henny. 2009. Theory and Application of Biology for Grade X. Solo: Tiga Serangkai
George H. Freed, Ph.D. 2007. Schaum’s Outlines Biologi edisi ke-2. Jakarta: Erlangga
Prawirohartono Slamet dan Sri Hidayati. 2007. Sains Biologi 1 SMA/MA. Jakarta: Bumi
Aksara
Brotowidjoyo M.D. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga
http://wayanaguspermadi.wordpress.com/2012/10/17/paramecium-caudatum/
(Diakses pada tanggal 3 Oktober 2014, pukul 10.23)
http://smakita.net/ciri-ciri-ciliata-dan-sporozoa/
(Diakses pada tanggal 3 Oktober 2014, pukul 11.37)