13
Sporozoa dan Infusoria 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada awalnya makhluk hidup yang ada di bumi dikelompokkan oleh Aristoteles menjadi 2 kingdom, yaitu kingdom Plantae (tumbuhan) dan kingdom Animalia (hewan). Ditemukannya mikroskop dan dunia mikroorganisme mendorong para ahli untuk memperbaiki sistem pengelompokan tersebut. Sebagai contoh, apakah Euglena termasuk kelompok hewan atau tumbuhan? Euglena mampu melakukan fotosintesis seperti tumbuhan dan mampu bergerak seperti hewan. Oleh karena itu, perlu adanya kingdom ketiga. Pada tahun 1886, seorang ahli Jerman bernama Ernst Haeckel memperkenalkan kingdom ketiga yang disebut Protista untuk menempatkan organisme yang bukan hewan ataupun tumbuhan. Protista merupakan organisme eukariotik uniseluler atau multiseluler. Protista belum memiliki diferensiasi jaringan. Berdasarkan kemiripan ciri-cirinya dengan hewan, tumbuhan, dan jamur dalam memperoleh nutrisinya. Protista dibedakan ke dalam 3 subkingdom, yaitu subkingdom Protozoa (Protista mirip hewan); subkingdom Algae (Protista mirip tumbuhan); subkingdom Myxomycophyta (jamur lendir). Protista yang menyerupai hewan dikenal dengan nama protozoa (protos = pertama, zoon = hewan). Sebagian protozoa adalah hewan eukariotik bersel tunggal dan mikroskopis. Protozoa dapat hidup pada air tawar, air laut, air payau bahkan ada juga yang hidup di dalam tubuh organisme lain. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma dan mitokondria. Sebagian besar hidup bebas, sedangkan lainnya merupakan parasit. Dalam ekosistem perairan, protzoa hidup bebas sebagai zooplankton, maupun sebagai zoobentos. Protozoa parasit sering menyebabkan penyakit serius pada manusia, misalnya malaria, disentri, dan giardiasis. Protozoa berkembangbiak dengan cara aseksual, yaitu dengan cara pembelahan biner dan membentuk spora serta secara seksual yaitu melalui konjugasi. Hewan ini

Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa

Embed Size (px)

Citation preview

Sporozoa dan Infusoria 1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pada awalnya makhluk hidup yang ada di bumi dikelompokkan oleh Aristoteles

menjadi 2 kingdom, yaitu kingdom Plantae (tumbuhan) dan kingdom Animalia (hewan).

Ditemukannya mikroskop dan dunia mikroorganisme mendorong para ahli untuk

memperbaiki sistem pengelompokan tersebut. Sebagai contoh, apakah Euglena termasuk

kelompok hewan atau tumbuhan? Euglena mampu melakukan fotosintesis seperti

tumbuhan dan mampu bergerak seperti hewan. Oleh karena itu, perlu adanya kingdom

ketiga. Pada tahun 1886, seorang ahli Jerman bernama Ernst Haeckel memperkenalkan

kingdom ketiga yang disebut Protista untuk menempatkan organisme yang bukan hewan

ataupun tumbuhan.

Protista merupakan organisme eukariotik uniseluler atau multiseluler. Protista

belum memiliki diferensiasi jaringan. Berdasarkan kemiripan ciri-cirinya dengan hewan,

tumbuhan, dan jamur dalam memperoleh nutrisinya. Protista dibedakan ke dalam 3

subkingdom, yaitu subkingdom Protozoa (Protista mirip hewan); subkingdom Algae

(Protista mirip tumbuhan); subkingdom Myxomycophyta (jamur lendir).

Protista yang menyerupai hewan dikenal dengan nama protozoa (protos = pertama,

zoon = hewan). Sebagian protozoa adalah hewan eukariotik bersel tunggal dan

mikroskopis. Protozoa dapat hidup pada air tawar, air laut, air payau bahkan ada juga

yang hidup di dalam tubuh organisme lain. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel

itu sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma,

sitoplasma dan mitokondria.

Sebagian besar hidup bebas, sedangkan lainnya merupakan paras it. Dalam

ekosistem perairan, protzoa hidup bebas sebagai zooplankton, maupun sebagai

zoobentos. Protozoa parasit sering menyebabkan penyakit serius pada manusia,

misalnya malaria, disentri, dan giardiasis.

Protozoa berkembangbiak dengan cara aseksual, yaitu dengan cara pembelahan

biner dan membentuk spora serta secara seksual yaitu melalui konjugasi. Hewan ini

Sporozoa dan Infusoria 2

memilki alat gerak berupa cilia, flagel, dan kaki semu (pseudopia), tetapi ada juga yang

tidak memiliki alat gerak.

Berdasarkan alat geraknya, protozoa memiliki 4 filum yaitu Rhizopoda, Flagellata

(mastigophora), Fitoflagellata, Ciliata (infusoria) dan Sporozoa (apicomplexa).

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang terdapat dalam penulisan

makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana ciri umum, struktur tubuh, serta klasifikasi Sporozoa?

2. Bagaimana ciri umum, struktur tubuh, serta klasifikasi Infusoria?

3. Apa saja keuntungan dan kerugian Protozoa dalam kehidupan manusia?

I.3 Tujuan

Agar pembaca dapat memahami tentang Protozoa pada kelas Sporozoa dan kelas

Infusoria.

Sporozoa dan Infusoria 3

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Kelas Sporozoa

Sporozoa (Yunani, spore = biji, zoa = hewan) adalah kelompok protista uniseluler

atau bersel satu yang pada salah satu tahapan dalam siklus hidupnya dapat membentuk

sejenis spora. Sporozoa hidup sebagai parasit pada tubuh hewan dan manusia. Dalam

siklus hidupnya, sporozoa membentuk spora dalam tubuh inang. Pada umumnya

bersifat parasit dan dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.

A. Ciri Umum Sporozoa

Tidak memiliki alat gerak

Tubuhnya berbentuk bulat panjang,

Ukuran tubuhnya hanya beberapa micron, tetapi didalam usus manusia atau

hewan yang dapat mencapai 10 mm.

Contohnya yaitu Plasmodium sp.

B. Struktur Morfologi

Pelikel : meliputi membran yang melindungi Plasmodium seperti kulit

Mitokondria : sebagai pabrik energi sel yang menghasilkan energi

Nukleus : mengatur aktivitas sel

Sporozoa dan Infusoria 4

C. Struktur Anatomi

(1) Sistem Pencernaan

Sporozoa mendapatkan makanan dengan cara menyerap zat makanan dari

tubuh inagnya.

(2) Sistem Respirasi dan Sistem Ekskresi

Respirasi dan ekskresi sporozoa dilakukan dengan cara difusi.

(3) Sistem Reproduksi

a. Secara aseksual/vegetatif yang dibagi lagi menjadi :

Skizogoni yaitu pembelahan diri berlangsung dalam tubuh inang tetap

Sporogoni yaitu membentuk spora yang berlangsung dalam tubuh

inang perantara (hospes intermediet) caranya melalui peleburan yang

terjadi pada tubuh nyamuk

b. Secara seksual/generatif disebut gamogoni/gametogenesis yang berupa

pembentukan dan peleburan sel-sel gamet (mikrogamet/gamet jantan dan

makrogamet/gamet betina) yang terjadi di dalam tubuh inang perantara atau

nyamuk.

Sporozoa dan Infusoria 5

Di dalam tubuh nyamuk :

Di dalam kelenjar ludah nyamuk makrogametosit dan mikrogametosit berkembang

menjadi makrogamet (ovum) dan mikrogamet (sperma). Prosesnya dinamakan

gamogoni/gametogenesis.

Terjadi fertilisasi (peleburan gamet jantan dan gamet betina) sehingga terbentuklah

zigot.

Zigot berkembang menjadi ookinet masuk ke usus nyamuk untuk mendapatkan

makanan.

Ookinet selanjutnya terbungkus oleh otot dinding perut nyamuk membentuk ookista.

Ookista akan membelah berulang kali sehingga terbentuk sel-sel yang lengkap

dinamakan sporozoit. Peristiwa pembelahan dalam tubuh nyamuk disebut sporogoni.

Ookista yang telah matang maka akan pecah sehingga sporozoit tersebar ke seluruh

tubuh nyamuk, diantaranya adalah ke dalam kelenjar ludah.

Nyamuk Anopheles betina menggigit, menghisap darah manusia kemudian

mengeluarkan air liur yang mengandung sporozoid.

Di dalam tubuh manusia :

Bersama aliran darah sporozoit menuju hati dan menetap selama ± 3 hari.

Kemudian sporozoit keluar dari hati kemudian menginfeksi sel-sel darah merah.

Sporozoid di dalam sel darah merah disebut tropozoid.

Tropozoit akan membelah menjadi 6 - 32 merozoit. Peristiwa pembelahan dalam

inang manusia ini disebut skizogoni.

Setelah sel darah merah pecah, merozoit keluar dan mencari sel-sel darah merah baru.

Kejadian merozoit merusak/melisis sel-sel darah merah berulang beberapa kali.

Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah

banyak.

Sebagian dari merizoit berubah menjadi gametosit lalu gametosit akan berubah

menjadi makrogametosit/gamet betina dan mikrogametosit/gamet jantan.

Jika darah si penderita digigit nyamuk Anopheles betina dan menghisap darah

penderita tadi maka makrogametosit dan mikrogametosit akan ikut terhisap dan

masuk ke dalam tubuh nyamuk.

Sporozoa dan Infusoria 6

D. Klasifikasi Sporozoa

Kelas Sporozoa dibagi menjadi 9 ordo sebagai berikut :

(1) Ordo Hoemosporidia, misalnya Plasmodium sp.

Hidup di dalam darah, jaringan parenkim pada burung dan mamalia.

(2) Ordo Gregarinida, misalnya Gregarina.

Parasit intra dan ekstra pada inver lain, monocytst spec hidup dalam kencing

cacing tanah.

(3) Ordo Coccidia, misalnya Coccidium.

Hidup di sel epitel hewan vertebrate dan beberapa Myriaphoda atau

invertebrata.

(4) Ordo Haplosporidia, misalnya Haplosproridium.

(5) Ordo Sarcosporidia, misalnya Sarcocystis.

(6) Ordo Myxosporidia, misalnya Sphaeromyxa.

(7) Ordo Actinomyxidia, misalnya Triactinomyxon.

(8) Ordo Microsporidia, misalnya Nosamabombycis.

(9) Ordo Helicosporidia, misalnya Heliosporidium.

Contoh susunan klasifikasi pada Plasmodium malariae.

Kingdom : Animalia

Filum : Protozoa

Class : Sporozoa

Ordo : Hoemosporidia

Family : Telesporidia

Genus : Plasmodium

Spesies : Plasmodium malariae

II.2 Kelas Infusoria (Ciliata)

Ciliata berasal dari bahasa Yunani (cilia = rambut kecil) atau Ciliophora/Infusoria

bergerak dengan cilia (rambut getar).

A. Ciri Umum Infusoria

Kebanyakan ciliata berbentuk simetris kecuali ciliate primitiv, simetrinya

radial.

Sporozoa dan Infusoria 7

Tubuhnya diperkuat oleh perikel, yaitu lapisan luar yang disusun oleh

sitoplasma padat.

Tubuhnya diselimuti oleh silia, yang menyelubungi seluruh tubuh utama

disebut silia somatic.

Ciliata mempunyai dua tipe inti sel (nukleus), yaitu makronukleus dengan

mikronukleus.

Ciliata tidak mempunyai struktur khusus pertukaran udara dan sekresi

Contohnya yaitu Paramecium caudatum.

B. Struktur Morfologi

Selaput sel

sebagai pelindung serta pengatur pertukaran makan dan gas

Cilia

pelengkap seperti rambut yang membantu bergerak dan makan

Vakuola makanan

vakuola yang berfungisi mencerna makanan

Vakuola kontraktil

vakuola yang berfungisi mengeluarkan sisa makanan berbentuk cair keluar sel

melalui membran sel serta mengatur kadar air dalam sel dengan berkontraksi /

berdenyut.

Sporozoa dan Infusoria 8

Makronukleus

fungsi vegetatif untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan, mengawasi

kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi

Mikronukleus

fungsi reproduktif yaitu konjugasi, mengendalikan kegiatan reproduksi, dan

inti besar

Trikosit

pertahanan diri dar musuh

Celah mulut (sitostoma)

mengumpulkan dan mengarahkan makanan ke dalam mulut sel (sitostoma)

Pori anal

untuk mengeluarkan limbah

C. Struktur Anatomi

(1) Sistem Pencernaan dan Sistem Ekskresi

Silia pada ciliata selain berfungsi sebagai alat gerak juga berfungsi sebagai alat

menangkap makanan. Cara menangkap makanan adalah dengan menggetarkan

silianya, agar terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Pada saat itulah

masuk bersamaan dengan air bakteri, bahan organik, atau hewan uniseluler

lainnya. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang

disebut sitostoma. Sitostoma dapat digunakan menangkap makanan dengan

dibantu silia. Apabila telah penuh, makanan akan masuk ke sitoplasma dengan

membentuk vakuola makanan. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola

makanan. Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman.

Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk

mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil

pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis.

Pinositosis merupakan proses dimana partikel-partikel kecil yang berupa cairan

ditangkap oleh sel dengan cara memecah partikel-pertikel kecil tersebut menjadi

partikel-partikel yang lebih kecil. Partikel-partikel yang telah dipecah tersebut

kemudian membentuk vesikula-vesikula kecil yang merupakan hasil invaginasi

membran sel. Vesikula-vesikula kecil tersebut kemudian akan berfusi dengan

Sporozoa dan Infusoria 9

lisosom untuk ”mencerna” partikel tersebut. Dan sisanya dikeluarkan dari sel

melalui pori-pori anal yang terletak disamping sitosoma.

(2) Sistem Respirasi

Respirasi pada ciliata sama yang dilakukan seperti amoeba yaitu dengan cara

difusi melalui seluruh permukaan tubuhnya (selaput plasma). Sitoplasma

dibedakan menjadi dua yaitu bagian luar adalah ektoplasma dan bagian dalam

disebut endoplasma. Dibagian ektoplasma terdapat bentukan menyerupai akar

yang disebut trikosit. Fungi trikosit untuk melindungi diri dari terhadap

serangan lawan dan juga untuk menambatkan diri pada hewan lain waktu

mengambil makanan. Tubuhnya dilindungi oleh pellicle, sehingga bentuk dari

organism ini tetap.

(3) Reproduksi

Proses reproduksi pada ciliata yaitu secara seksual dan aseksual.

Perkembangbiakan aseksual pada ciliata yaitu dimulai dengan membelah diri

secara transversal, dimulai dengan membelah makronukleus yang diikuti oleh

sitoplasmanya, membelah diri dapat terjadi + tiap 24 jam. Setelah terjadi

beberapa kali pembiakan aseksual (vegetatif), terjadilah pembiakan seksual

(generatif) secara konjugasi yang dimulai dengan pertemuan antara 2 individu

pada bagian mulut. Kemudian terjadi peristiwa selanjutnya makronukleusnya

lenyap. Mikronukleusnya membelah secara meiosis menjadi empat. Tiga

diantaranya lenyap dan satu membelah menjadi dua mikronukleus (haploid).

Dan terjadi tukar menukar mikronuklues sehingga menjadi penyatuan

mikronukleus haploid menjadi mikronukleus diploid, tiap individu memisahkan

diri. Mikronukleus di dalam masing-masing individu membelah tiga kali

berturut-turut menjadi delapan, empat diantaranya menjadi makronukleus, tiga

diantaranya lenyap dan satu menjadi mikronukleus. Dalam keadaan demikian

tiap individu dan mikronukleusnya akan mengadakan pembelahan dua kali

berturut-turut hingga menjadi empat paramecium baru dengan makronukleus,

mikronukleus dan perlengkapan lainnya yang lengkap.

D. Klasifikasi Infusoria

Kelas Ciliata dibagi menjadi 5 ordo sebagai berikut :

(1) Ordo Holotricha, misalnya Didinium, Paramecium caudatum, Ichtyophtirius

Sporozoa dan Infusoria 10

(2) Ordo Spirotricha, misalnya Srylonichia, Euplotes, Balantidium, Diplodinium

(3) Ordo Peritrica, misalnya Operculari, Trichodina, Epistylis, Vorticella

(4) Ordo Chonotricha misalnya, Spirochona

(5) Ordo Suctoria, misalnya Acineta, Ephelota , Trichophyra (parasit pada insang

ikan), Allantosoma (parasit pada usus kuda), Tokophyra quadripartita.

Contoh susunan klasifikasi pada Plasmodium malariae.

Kingdom : Animalia

Filum : Protozoa

Class : Infusoria

Ordo : Holotrichida

Family : Holotrichidae

Genus : Paramecium

Spesies : Paramecium caudatum

II.3 Keuntungan dan Kerugian Protozoa dalam Kehidupan Manusia

a.) Keuntungan Protozoa

Protozoa yang hidup dalam usus manusia atau hewan: E. Coli, membantu

proses pembusukan, dan daat juga membantu pembentukan vitamin K.

Mengendalikan populasi Bakteri, sebagian Protozoa memangsa Bakteri

sebagai makanannya, sehingga dapat mengontrol jumlah populasi Bakteri di

alam.

Sumber makanan ikan, Di perairan sebagian Protozoa berperan sebagai

plankton (zooplankton) dan benthos yang menjadi makanan hewan air,

terutama udang, kepiting, ikan, dll.

Indikator minyak bumi, Fosil Foraminifera menjadi petunjuk sumber minyak,

gas, dan mineral.

Bahan penggosok, Endapan Radiolaria di dasar laut yang membentuk tanah

radiolaria, dapat dijadikan sebagai bahan penggosok.

b.) Kerugian Protozoa

Trypanosome brucei, penyebab penyakit tidur di Afrika.

Trypanosome evansi, penyebab penyakit pada hewan ternak, misalnya sapi,

kambing, dan kuda.

Sporozoa dan Infusoria 11

Leishmania, penyebab penyakit kala-azar.

Palsmodium vivax : penyebab malaria tertiana.

Palsmodium malariae : penyebab malaria quartiana.

Plasmodium falciparum : penyebab malaria tropikana.

Sporozoa dan Infusoria 12

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Protista merupakan organisme eukariotik uniseluler atau multiseluler.

Protista dibedakan ke dalam 3 subkingdom, yaitu subkingdom Protozoa (Protista

mirip hewan); subkingdom Algae (Protista mirip tumbuhan); subkingdom

Myxomycophyta (jamur lendir).

Protozoa berkembangbiak dengan cara aseksual, yaitu dengan cara pembelahan

biner dan membentuk spora serta secara seksual yaitu melalui konjugasi.

Sporozoa (Yunani, spore = biji, zoa = hewan) adalah kelompok protista uniseluler

atau bersel satu. Sporozoa hidup sebagai parasit pada tubuh hewan dan manusia.

Ciliata berasal dari bahasa Yunani (cilia = rambut kecil) atau Ciliophora/Infusoria

bergerak dengan cilia (rambut getar).

III.2 Saran

Diharapkan bagi para pembaca agar mencari referensi lain untuk menambah

pengetahuan tentang Sporozoa dan Infusoria.

Sporozoa dan Infusoria 13

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk. 2012. Biologi edisi ke-8 jili 2. Jakarta: Erlangga

Riandari Henny. 2009. Theory and Application of Biology for Grade X. Solo: Tiga Serangkai

George H. Freed, Ph.D. 2007. Schaum’s Outlines Biologi edisi ke-2. Jakarta: Erlangga

Prawirohartono Slamet dan Sri Hidayati. 2007. Sains Biologi 1 SMA/MA. Jakarta: Bumi

Aksara

Brotowidjoyo M.D. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga

http://wayanaguspermadi.wordpress.com/2012/10/17/paramecium-caudatum/

(Diakses pada tanggal 3 Oktober 2014, pukul 10.23)

http://smakita.net/ciri-ciri-ciliata-dan-sporozoa/

(Diakses pada tanggal 3 Oktober 2014, pukul 11.37)