36
LAPORAN PRAKTIKUM I BAGIAN-BAGIAN DAUN (FOLIUM) Oleh : Nyimas Amalia Rizki H (13222074) Dosen Pembimbing Riri Novita Sunarti, M.Si

morfologi daun

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: morfologi daun

LAPORAN PRAKTIKUM I

BAGIAN-BAGIAN DAUN (FOLIUM)

Oleh :

Nyimas Amalia Rizki H (13222074)

Dosen Pembimbing

Riri Novita Sunarti, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAHPALEMBANG

2014

Page 2: morfologi daun

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara morfologi, daun sesungguhnya merupakan batang yang telah

mengalami modifikasi yang kemudian berbentuk pipih dan juga terdiri dari sel-sel

dan jaringan seperti terdapat pada batang. Alat ini hanya terdapat pada batang

saja dan tidak terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bentuk daun

yang tipis melebar, warna hijau, dan duduknya pada batang yang menghadap

ke atas itu memang sudah selaras dengan fungsi dan bagi tumbuh tumbuhan.

Daun memiliki fungsi Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi), terutama

yang berupa zat gas CO2, Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi), Penguapan

air (transpirasi), Pernapasan (respirasi) melalui stomata atau mulut daun.

Menurut Mulyani (2006), Daun merupakan organ tumbuhan yang paling

beragam. Perbedaan tipe daun (filome) spermatophyta sangat beragam baik

mengenai struktur dalam dan luar maupun mengenai struktur dalam dan luar,

maupun mengenai fungsinya.

Daun Angiospermae amat beragam struktur anatomi dan morfologinya.

Pada sebagian besar Angiospermae dapat dibedakan dasar daun, tangkai daun,

dan helai daun. Bentuk, struktur dan ukuran ketiga bagian tersebut berguna

dalam menentukan klasifikasi daun (Hidayat, 1995).

Daun yang lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan

misalnya: pohon pisang (Musa paradisial L), pohon pinang (Areca catechu

L), bambu (Bambusa sp.), dan lain-lain. Daun yang lengkap mempunyai

bagian-bagian berikut : Upih daun atau pelepah daun (Vagina), Tangkai daun

(Petiolus), dan Helaian daun (Lamina). Tumbuhan yang mempunyai daun

yang lengkap tidak begitu banyak jumlah jenisnya. Kebanyakan tumbuhan

mempunyai daun yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian

tersebut di atas. Daun yang demikian dinamakan daun tidak lengkap. Jelaslah

sudah bahwa untuk menghindari terjadinya kekeliruan dalam soal apapun

selalu diperlukan penelitian atau pemeriksaan yang saksama. (Tjitrosoepomo,

1985).

Page 3: morfologi daun

B. Tujuan

Adapun tujuan dalam praktikum bagian-bagian daun ini adalah untuk

mengenal dan membedakan bagian-bagian daun dengan bagian-bagian

tumbuhannya.

Page 4: morfologi daun

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Daun dan Fungsinya

Daun merupakan struktur pokok tumbuhan yang tak kalah pentingnya

dengan akar. Setiap tumbuhan pada umumnya memiliki daun. Daun dikenal

dengan nama ilmiah folium. Secara umum, daun memiliki struktur berupa

helaian, berbentuk bulat atau lonjong dan berwarna hijau (Rosanti, 2013).

Daun sebenarnya adalah batang yang telah mengalami modifikasi yang

kemudian berbentuk pipih dan juga terdiri dari sel-sel dan jaringan seperti

yang terdapat pada batang. Perbedaanya, batang mempunyai pertumbuhan

yang tidak terbatas, sedangkan daun mempunyai pertumbuhan terbatas, yang

segera berhenti tumbuh, berfungsi untuk beberapa musim lalu gugur

(Tjitrosomo, 1983).

Daun memiliki fungsi antara lain sebagai resorpsi. Dalam hal ini helaian

daun bertugas menyerap zat-zat makanan dan gas. Daun juga berfungsi

sebagai mengolah makanan melalui fotosintesis. Selain itu daun juga

berfungsi sebagai alat transportasi atau pengangkutan zat makanan hasil

fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan. Dan daun berfungsi sebagai alat

transpirasi (penguapan air) dan respirasi (pernapasan dan pertukaran gas)

(Rosanti, 2013).

Bila ditinjau dari jumlah helaian daunnya, daun dibedakan menjadi daun

tunggal dan daun majemuk. Bila setiap satu tangkai daun didukung oleh satu

helaian daun, maka daun tersebut dinamakan daun tunggal. Bila dalam satu

tangkai daun didukung oleh lebih dari satu helaian daun, maka daun tersebut

dinamakan sebagai daun majemuk (Rosanti, 2013).

Daun (leaf) pada kebanyakan tumbuhan vaskuler merupakan organ

fotosintetik utama, walaupun batang hijau juga melakukan fotosintetis.

Bentuk daun sangat bervariasi, namun biasanya terdiri atas helaian pipih

dengan satu tangkaian daun (petiole), yang menyambungkan daun ke batang

pada nodus. Rumput dan pada kebanyakan monokotil yang lain, tidak

Page 5: morfologi daun

memiliki tangkai daun, sebagai gantinya mempunyai dasar daun membentuk

seludang yang membungkus batang (Wijayani, 2013).

Monokotil dan dikotil berbeda dalam susunan vena atau urat daun,

jaringan vaskuler pada daun. Sebagian besar monokotil, memiliki urat daun

utama yang paralel di sepanjang helaian daun. Dikotil biasanya memiliki

jejaring urat daun utama yang bercabang-cabang. Banyak daun yang

berukuran besar merupakan daun majemuk atau daun ganda (Wijayani,

2013).

Menurut Tjitrosomo (1983), bentuk daun yang tipis dan melebar, warna

hijau, dan duduknya pada batang yang menghadap ke atas itu memang sudah

selaras dengan fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan, yaitu sebagai alat untuk:

1. pengambilan zat-zat makanan (resorbsi), terutama yang berupa zat gas

(CO2),

2. pengolahan zat-zat makanan (asimilasi),

3. penguapan air (transpirasi), dan

4. pernafasan (respirasi).

B. Jaringan pada Daun

Rintangan epidermis diselingi oleh stomata, yang memungkinkan

pertukaran gas antara udara di lingkungan sekitar dan sel-sel fotosintetik di

dalam daun. Selain meregulasi pengambilan CO2 untuk fotosintesis, stomata

merupakan jalur utama penguapan air (transpirasi). Istilah stoma dapat

merupakan pori stomata atau keseluruhan kompleks stomata yang terdiri dari

sebuah pori yang diapit oleh dua sel penjaga, yang meregulasi pembukaan dan

penutupan pori (Wijayani, 2013).

Jaringan dasar daun, yaitu mesofil terjepit di antara lapisan epidermis atas

dan bawah. Mesofil terutama terdiri dari sel-sel parenkim yang terspesialisasi

untuk fotosintesis. Daun-daun dari kebanyakan dikotil, memiliki dua daerah

yang berbeda yaitu mesofil palisade dan mesofil spons (bunga karang).

Mesofil palisade terdiri dari satu atau beberapa lapisan sel parenkim

memanjang di bagian paling atas daun. Mesofil bunga karang terletak di

bawah mesofil palisade, yang tersusun lebih longgar dengan rongga udara

Page 6: morfologi daun

tempat CO2 dan oksigen bersirkulasi di sekitar sel-sel dan naik ke palisade.

Rongga udara di dekat stomata biasanya berukuran besar, tempat pertukaran

gas dengan udara luar (Wijayani, 2013).

Gambar 1. Anatomi Daun(Zeiger, 2002)

Jaringan vaskuler setiap daun bersambungan dengan jaringan vaskuler

batang. Runtutan daun, sambungan dari berkas vaskuler batang, melewati

tangkai daun dan menuju daun. Urat daun adalah berkas vaskuler daun, yang

terbagi-bagi dan bercabang-cabang ke seluruh mesofil. Jaringan ini

mendekatkan xilem dan floem dengan jaringan fotosintetik, yang memperoleh

mineral dari xilem dan memuat gula serta produk-produk organik lain ke

dalam floem untuk ditranspor ke bagian-bagian lain dari tumbuhan. Struktur

vaskuler jugaberfungsi sebagai rangka yang memperkokoh bentuk daun.

Setiap urat daun dilindungi oleh seludang berkas, yang terdiri dari satu atau

beberapalapis sel, biasanya sel-sel parenkim. Sel-sel seludang berkas

sangatlah jelas pada daun tumbuhan yang melakukan fotosintesis C4. Tidak

seperti batang dan akar, daun jarang mengalami pertumbuhan sekunder

(Wijayani, 2013).

1. Epidermis

Sifat terpenting daun adalah susunan selnya yang kompak dan adanya

kutikula dan stomata. Stomata bisa ditemukan di kedua sisi daun (daun

amfistomatik) atau hanya di satu sisi, yakni di sebelah atas atau adaksial

(daun epistomatik) atau lebih sering di sebelah bawah atau sisi abaksial

Page 7: morfologi daun

(daun hipostomatik). Pada daun lebar yang terdapat di kelompok dikotil,

letak stomata tersebar. Pada monokotil dan gymnospermae, stomata sering

tersusun dalam deretan memanjang yang sejajar dengan sumbu daun. Sel

penutup pada stomata dapat berada di tempat yang sama tingginya, lebih

tinggi, atau lebih rendah dari epidermis (Hidayat, 1995).

2. Mesofil

Bagian utama helai daun adalah mesofil yang banyak mengandung

kloroplas dan ruang antar sel. Mesofil dapat bersifat homogen atau terbagi

menjadi jaringan tiang (palisade) dan jaringan spons (bunga karang).

Jaringan tiang lebih kompak daripada jaringan spons yang memiliki ruang

antarsel yang luas. Jaringan tiang terdiri dari sejumlah sel yang

memanjang tegak lurus terhadap permukaan helai daun. Meskipun

jaringan tiang nampak lebih rapat, sisi panjang selnya saling terpisah

sehingga udara dalam ruang antarsel tetap mencapai sisi panjang,

kloroplas pada sitoplasma melekat di tepi dinding sel itu. Hal tersebut

mengakibatkan proses fotosintesis dapat berlangsung efisien (Hidayat,

1995).

3. Sistem Jaringan Pembuluh

Sistem jaringan pembuluh tersebar di seluruh helai daun dan dengan

demikian menunjukkan adanya hubungan ruang yang erat dengan mesofil.

Jarinagn pembuluh membentuk sistem yang saling berkaitan, dan terletak

dalam bidang median, sejajar dengan permukaan daun. Berkas pembuluh

dalam daun biasanya disebut tulang daun dan sistemnya adalah sistem

tulang daun. Tampak adanya dua macam pola yakni sistem tulang daun

jala dan sistem tulang daun sejajar. Sistem tulang jala merupakan sistem

bercabang. Pada sistem ini, tulang daun lebih halus, secara bertahap

dibentuk sebagai cabang dari tulang daun yang lebih tebal. Tulang daun

tengah (ibu tulang daun atau costa) merupakan tulang daun paling tebal

dan secara berturut-turut menghasilkan cabang tingkat satu, dua dan

seterusnya (Hidayat, 1995).

Page 8: morfologi daun

C. Bagian-Bagian Daun

Menurut Tjitrosoepomo (2013), daun yang lengkap mempunyai bagian-

bagian berikut.

1. Upih daun atau pelepah daun

Daun yang berupih umumnya hanya kita dapati pada tumbuhan yang

tergolong dalam tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae) saja.

Upih daun selain merupakan bagian daun yang melekat atau memeluk

batang, juga dapat mempunyai fungsi lain:

a. Sebagai pelindung kuncup yang masih muda, seperti dapat dilihat

pada tanaman tebu (Saccharum officinarum L).

b. Memberi kekuatan pada batang tanaman. Dalam hal ini upih daun-

daun semuanya membungkus batang, sehingga batang tidak tampak,

bahkan yang tampak sebagai batang dari luar adalah upih-upihnya

tadi. Hal ini tentu saja mungkin terjadi apabila upih-upih daun amat

besar seperti misalnya pada pisang (Musa paradisiaca L). Batang

yang tampak pada pohon pisang sebenarnya bukan batang tanaman

yang sesunguhnya dari itu disebut batang semu.

2. Tangkai daun (petiolus)

Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya

dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi

sedemikian rupa, hingga dapat memperoleh cahaya matahari yang

sebanyak-banyaknya. Bentuk dan ukuran tangkai daun amat berbeda-beda

menurut jenisnya tumbuhan, bahkan pada satu tumbuhan ukuran dan

bentuknya dapat berbeda. Umumnya tangkai daun berbentuk silinder

dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya. Dalam uraian

mengenai susunan daun telah dikemukakan pula, bahwa tangkai daun

dapat mengalami pergantian bentuk (metamorfosis) menjadi semacam

helaian daun yang dinamakan filodia.

3. Helaian daun (lamina)

Helaian daun berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis,

respirasi ataupun transpirasi. Besar kecilnya helaian daun merupakan

adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya yang berhubungan dengan

Page 9: morfologi daun

proses transpirasi, agar tumbuhan tidak kehilangan air. Helaian memiliki

warna, bentuk dan ukuran yang beragam, yang merupakan ciri utama

dalam mengenal suatu tumbuhan (Rosanti, 2013).

Daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan

misalnya: pohon pisang (Musa paradisiacal) pohon pinang (Areca

catechu) bambu (Bambusa sp). Tumbuhan yang mempunyai daun yang

lengkap tidak begitu banyak jumlah jenisnya (Tjitrosomo, 1983).

Gambar 2. Daun Lengkap dan Daun Tidak Lengkap(Tjitrosoepomo, 2013)

Menurut Tjitrosomo (1983), kebanyakan tumbuhan mempunyai daun

yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut. Daun yang

demikian dinamakan daun tidak lengkap. Mengenai susunan daun yang

tidak lengkap ada beberapa kemungkinan yaitu sebagai berikut.

a. Hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja, lazimnya lalu disebut

daun bertangkai. Susunan daun yang demikian itulah yang paling

banyak kita temukan. Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun

yang demikian tadi, misalnya nangka (Artocapus integra), mangga

(Mangifera indica).

b. Daun terdiri atas upih dan helaian daun yang demikian ini disebut

daun berupih atau daun berpelepah seperti lazim kita dapati pada

tumbuhan yang tergolong suku rumput, misalnya padi (Oryza sativa)

jagung (Zea mays).

Page 10: morfologi daun

c. Daun hanya terdiri atas helaian saja, tanpa upih dan tangkai, sehingga

helaian langsung melekat atau duduk pada batang. Daun yang

demikian susunannya dinamakan daun duduk (sessilis). Daun yang

hanya terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang

demikian lebarnya, hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari

batang atau memluk batang, oleh sebab itu dinamkan daun memluk

batang. Seperti terdapat pada tempuyung (Sonchus oleraceus). Bagian

samping pangkal daun yang memluk batang itu seringkali

bangunanya membulat dan disebut telinga daun.

Gambar 3. Daun Yang Berupih dan Daun Yang Duduk(Tjitrosoepomo, 2013)

d. Daun hanya terdiri atas tangkai saja, dan dalam hal ini tangkai tadi

biasanya lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun, jadi

merupakan suatu helaian daun semu atau palsu, dinamakan filodia,

seperti terdapat pada berbagai jenis pohon Acacia yang berasal dari

Australia, misalnya Acacia auriculiformis.

4. Ujung Daun

Menurut Tjitrosoepomo (2013), ujung daun dapat pula

memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa. Bentuk bentuk ujung daun

yang sering kita jumpai ialah sebagai berikut.

Page 11: morfologi daun

Gambar 4. Ujung-ujung Daun(Tjitrosoepomo, 2013)

a. Runcing (acutus), jika kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang

sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak

daun membentuk suatu sudut lancip. Ujung daun yang runcing lazim

kita dapat pada daun-daun bangun, bulat memanjang, lanset, segitiga,

delta, dan belah ketupat. Sebagai contoh ujung daun oleander

(Nerium oleander).

b. Meruncing (acuminatus), seperti pada ujung yang runcing tetapi titik

pertemuan kedua tepi daunnya lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung

daun nampak sempit panjang dan runcing, misalnya ujung daun

sirsat (Annona muricata).

c. Tumpul (obtusus), tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu

tulang, cepat menuju ke suatu titik pertemuan, hingga terbentuk

sudut yang tumpul, sering kita jumpai pada daun bangun bulat telur

terbalik atau bangun sudip misalnya ujung daun sawo kecik

(Monikara kauki).

d. Membulat (rotundatus), seperti pada ujung yang tumpul, tetapi tidak

terbentuk sudut sama sekali, hingga ujung daun merupakan semacam

suatu busur, terdapat pada daun yang bulatatau jorong, atau pada

daun bangun ginjal, misalnya ujung daun kaki kuda (Centella

asiatica), ujung daun teratai besar (Nelumbium nelumbo).

Page 12: morfologi daun

e. Rompang (truncatus), ujung daun tampak sebagai garis yang rata,

misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata) daun jambu

monyet (Anacardium occidentale).

f. Terbelah (retusus), ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan,

kadang-kadang amat jelas, misalnya ujung daun sidaguri (Sida

retusa), kadang-kadang terbelahnya ujung hanya akan kelihatan jelas

jika diadakan pemeriksaan yang teliti, seperti misalnya ujung daun

bayam (Amaranthus hybridus).

g. Berduri (mucronatus), yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu

bagian yang runcing keras, merupakan suatu duri, misalnya ujung

daun nenas sebrang (Agave sp).

D. Perkembangan Daun

1. Pembentukan Bakal Daun

Awal perkembangan bakal daun adalah pembelahan periklinal di

daerah sisi lateral (perifera) ujung batang, agak di bawah daerah distal

meristem apeks. Lokasi pembelahan sel ditentukan oleh filotaksi

tumbuhan yang bersangkutan. Di banyak angiospermae, pembelahan

pertama terjadi di satu atau lebih lapaisan di bawah protoderm, dan

pembelahan terjadi dalam bidang periklinal. Pembelahan itu segera diikuti

pembelahan menurut bidang antiklinal dalam protoderm dan lapisan di

bawahnya. Kadang-kadang protoderm pun membelah periklinal.

Pembelahan awal ini menghasilkan tonjolan kecil yang disebut penyangga

daun (Hidayat, 1995).

2. Pertumbuhan Daun Memanjang dan Melebar

Bakal daun (primordium daun) tumbuh menjadi lebih tinggi dan

berbentuk tonjolan seperti kerucut yang disebut sumbu daun. Seiring

dengan permunculannya, primordium menjadi dorsal ventral. Selanjutnya,

primordium bertambah tinggi (panjang) dan bertambah lebar, dan dengan

pertumbuhan lebih aktif di sisi abaksial daripada di sisi adaksial,

dihasilkan lengkungan ke arah apeks pucuk (Hidayat, 1995).

Page 13: morfologi daun

Pertumbuhan yang menyebabkan perluasan lateral dari primordium

kemudian terpusat di kedua tepi sumbu daun. Di atas bagian dasar,

primordium berdiferensiasi menjadi tulang daun tengah dan dua panel

helai daun. Tulang daun lateral terpola sebagai jalinan berkas prokambium

sewaktu helai daun melebar. Pada daun yang bertangkai, tangkai itu

berkembang di antara helai daun dan dasar daun. Helai daun dapat tumbuh

melebar ke sisi lateral tulang daun tengah atau melengkung ke arah

adaksial sehingga menyelubungi meristem apeks dan bakal daun yang

lebih muda. Di sisi adaksial, tulang daun tengah sering bertambah tebal

dengan adanya pembelahan periklinal yang teratur sehingga terjadi daerah

meristem adaksial. Tangkai daun juga bertambah tebal dengan adanya

meristem adaksial (Hidayat, 1995).

3. Perkembangan Mesofili

Pada daun dikotil bifasial, diferensiasi mesofil terjadi dengan

pemanjanggan antiklinal dari bakal sel jaringan tiang yang diiringi dengan

pembelahan antiklinal. Sel jaringan spons juga membelah antiklinal, tetapi

kurang sering di bandingkan dengan sel jaringan tiang. Biasanya sel

jaringan spons masih isodiametrik. Sementara pembelahan masih

berlangsung di jaringan tiang, sel epidermis di dekatnya berhenti

membelah dan membesar, terutama dalam bidang sejajar permukaan daun

(bidang paradermal). Perluasan sel epidermis berlangsung lebih lama dan

lebih cepat daripada perluasan jaringan spons (Hidayat, 1995).

4. Perkembangan Jaringan Pembuluh

Perkembangan jaringan pembuluh pada daun dimulai dengan

perkembangan prokambium dalam bakal tulang daun tengah di saat awal.

Prokambium tersebut berdiferensiasi akropetal dan sinambung dengan

prokambium jalan daun dalam sumbu. Cabang tulang daun tingkat

pertama berkembang dari tulang daun utama ke arah tepi sewaktu daun

meluas ke arah lateral. Hal itu terjadi juga pada cabang tingkat dua, tiga,

dan seterusnya. Tulang daun paling kecil dibentuk paling belakang. Mula-

mula, tulang daun itu tampak dekat apeks daun, kemudian secara berturut-

turut lebih ke bawah, sesuai dengan pendewasaan daun yang basipetal.

Page 14: morfologi daun

Pembentukan berkas pembuluh yang baru terjadi selama seluruh stadium

pertumbuhan interkalar bagiannya secara bertahap melakukan diferensiasi

selnya yang lebih besar (Hidayat, 1995).

Page 15: morfologi daun

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Praktikum

Adapun pada praktikum morfologi tumbuhan mengenai bagian-bagian

daun dilaksanakan pada hari Jumat, 7 November 2014 pada pukul 15.15 WIB

di Laboratorium Biologi Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang.

B. Alat dan Bahan

1. Alat Praktikum

a. Lup

b. Mikroskop binokuler

c. Pensil warna

d. Mistar

e. Buku gambar

2. Bahan Praktikum

a. Daun bambu (Bambusa sp)

b. Daun Jagung (Zea mays)

c. Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

d. Daun bawang (Allium sp)

e. Daun kelapa (Cocus nucifera)

f. Talas pelangi (Caladium bicolor)

g. Daun Terong (Solanum lycopersicum)

h. Eforbia (Eforbia milli)

C. Cara Kerja

1. Diamati daun bambu, jagung, cemara kipas, daun bawang, daun kelapa,

talas pelangi, solanum lycopersicum, rosa sinensis, telor dan eforbia.

Lalu dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut.

2. Digambar daun tersebut dan tunjukkan bagian vagina, petiolus, dan

lamina.

Page 16: morfologi daun

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Tabel 1 pegamatan daun

No Gambar Keterangan

1. Daun bunga sepatu (Rosa sinensis)

1. Tangkai (petiolus)

2. Helai (lamina)

2. Daun Talas Pelangi (Colocasia esculenta)

1. Helai (lamina)

2. Tangkai (petiolus)

3. Pelepah (vagina)

Page 17: morfologi daun

3. Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1. Helaian (lamina)

2. Tangkai (petiolus)

4. Daun bawang (Amilum cepa) 1. Helai

2. Upih

3. Tulang daun

5. Daun eforbia (Eforbia milli) 1. Helai (lamina)

Page 18: morfologi daun

2. Tangkai (petiolus)

6. Daun cemara kipas (Tuja orientalis)

1. Helai (lamina)

2. Tangkai (petiolus)

7. Daun bambu (Bambusa sp) 1. Helai (lamina)

Page 19: morfologi daun

2. Tangkai (petiolus)

8. Daun kelapa (Cocus nucifera) 1. 1. Helai (lamina)

2. Tangkai (petiolus)

3. Pelepah (vagina)

Page 20: morfologi daun

9. Daun terong (Solanum melongena)

2. 1. Helai (lamina)

2. Tangkai (petiolus)

3. Tulang daun

B. Pembahasan

Adapun pembahasan pada praktikum bagian-bagian daun ialah mengenai

sifat-sifat daun adalah sebagai berikut.

1. Daun bambu

Daun bambu merupakan daun yang tergolong daun tidak sempurna

karena memiliki bagian daun yaitu helaian dan pelepah saja namun daun

ini memiliki alat tambahn seperti selubung bumbung. Bangun atau bentuk

dari daun bambu adalah berbentuk garis atau bentuk memanjang. Ujung

daun pada daun bambu berbentuk meruncing. Sedangkan untuk pangkal

daun membulat karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali

sudut pangkal daun. Daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi

maupun bertoreh. Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis cukup

kaku. Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun.

Page 21: morfologi daun

Permukaan atas daun cukup kasar dan bawahnya berbulu licin karena

disebabkan pertulangan daun yang cukup terasa karena ada semacam

bulu-bulu halus. Warna daunnya ada perbedaan atas dan bawah,  pada

bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang ada dibagian bawah.

Warna daun bambu biasanya berwarna hijau namun ada juga yang

berwarna kuning.

2. Talas pelangi (Colocasia sp)

Talas pelangi atau keladi adalah tanaman yang kebanyakan hidup di

daerah dekat sungai atau tempat yang tergenang air. Talas pelangi

memiliki bagian daun berupa pelepah dan helai daun. Tangkai daun

keladi adalah tangkai semu yang merupakan pemanjangan dari pelapah

daun. Tanaman keladi memiliki daun daun berbentuk perisai dengan

ujung daun meruncing dan pangkal daun membelah. Tepi daun tumbuhan

keladi rata hampir bergelombang. Daging daunnya lunak dan tipis.

Permukaan atas dan bawah daun tanaman keladi licin dan dilapisi

lilin seperti daun pisang. Kebanyakan warna daun keladi adalah hijau.

Pertulangan daun tanaman keladi menjari.

3. Kembang sepatu (Hibicus rosa sinensis)

Kembang sepatu (Hibicus rosa sinensis)merupakan salah satu

tumbuhan yang memiliki kelengkapan daunnya bertangkai, bangun daun

yang menjorong, pangkal daun membulat, ujung dun yng meruncing,

daging daun seperti kertas, warna daun ini hijau tua yang permukaannya

kasap dan jumlahnya daunnya itu termasuk tunggal yang tepinya

bergerigih.

4. Daun bawang (Allium schoenoprasum)

Daun bawang (Allium schoenoprasum)termasuk kedalam tanaman

umbi lapis, yang kelengkapan daunnya berupih, bangun daunnya

memanjang pangkal daun rata, ujung daun runcing, daunnya berdaging

warnanya hijau kekuningan yang permukaannya licin dengan jumlah

daunnya termasuk tunggal dan tepi daunnya rata pertulangannya menjari.

Page 22: morfologi daun

5. Daun eforbia (Eufhorbia milii)

Daun eforbia (Eufhorbia milii) yang mempunyai kelengkapan

daunnya bertangkai, bangun daun memanjang, pangkal daun tumpul, dan

ujung daun membulat, daging daunnya berlulang yang warnanya hijau tua

permukaannya licin termasuk daun majemuk tepi rata dan pertulangannya

menyirip.

6. Daun terong (Solanum melongena)

Daun terong (Solanum melongena) yang kelengkapan daunnya daun

bertangkai bentuk bangun daunnya bulat, pangkal daun rompang, ujung

daunnya meruncing, daging daunnya seperti kertas, warnanya hijau tua,

permukaannya berbulu, termasuk daun tunggal dan tepinya bertoreh

kemudian pertulangannya menjari.

7. Daun kelapa (Cocos nucifera L)

Daun kelapa ini termasuk daun lengkap, bangun daunnya

memanjang, pangkal daunnya berlekuk, ujung daunnya runcing, daging

daunnya seperti kertas, warna daun kelapa biasa hijau tua, permukaannya

itu kasap, jumlah daunnya majemuk, dan tepinya itu rata

8. Daun jagung (Zea mays)

Daun jagung (Zea mays) mempunyai kelengkapan daun berupih,

bangun daunnya bangun pita, pangkal daun rata, ujung daunnya

meruncing, daging seperti kertas warnanya daun ini hijau tua, yang

permukaan berbulu jumlah tunggal tepinya rata, pertulangan sejajar.

9. Daun cemara kipas (Casuarina equisetifolia)

Daun cemara kipas (Casuarina equisetifolia) mempunyai

kelengkapan daun bertangkai, bangun daunnya bangun jarum, pangkal

daun meruncing, ujung daun membulat,warnanya hijau, permukaannya

kasar yang jumlahnya majemuk dan pertulangannya menjari.

Daun dapat dikelompokkan berdasarkan kelengkapannya. Daun lengkap

adalah tumbuhan yang memiliki pelepah, tangkai daun dan helaian daun.

Tumbuhan yang termasuk daun lengkap adalah daun talas pelangi

(Colocasia esculenta), daun bambu (Bambusa sp), daun kelapa (Cocos

nucifera), dan daun jagung (Zea mays).

Page 23: morfologi daun

Menurut Tjitrosoepomo (2013), daun yang lengkap mempunyai bagian-

bagian seperti upih daun atau pelepah daun, tangkai daun (petiolus), helaian

daun (lamina). Daun yang berupih umumnya hanya kita dapati pada

tumbuhan yang tergolong dalam tumbuhan yang berbiji tunggal

(Monocotyledoneae) saja. Upih daun selain merupakan bagian daun yang

melekat atau memeluk batang, juga dapat mempunyai fungsi lain Sebagai

pelindung kuncup yang masih muda, seperti dapat dilihat pada tanaman tebu

(Saccharum officinarum L). Memberi kekuatan pada batang tanaman. Dalam

hal ini upih daun-daun semuanya membungkus batang, sehingga batang tidak

tampak, bahkan yang tampak sebagai batang dari luar adalah upih-upihnya

tadi. Hal ini tentu saja mungkin terjadi apabila upih-upih daun amat besar

seperti misalnya pada pisang (Musa paradisiaca L). Batang yang tampak

pada pohon pisang sebenarnya bukan batang tanaman yang sesunguhnya dari

itu disebut batang semu. Tangkai daun (petiolus). Tangkai daun merupakan

bagian daun yang mendukung helaiannya dan bertugas untuk menempatkan

helaian daun tadi pada posisi sedemikian rupa, hingga dapat memperoleh

cahaya matahari yang sebanyak-banyaknya. Bentuk dan ukuran tangkai daun

amat berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan, bahkan pada satu tumbuhan

ukuran dan bentuknya dapat berbeda. Umumnya tangkai daun berbentuk

silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya. Dalam

uraian mengenai susunan daun telah dikemukakan pula, bahwa tangkai daun

dapat mengalami pergantian bentuk (metamorfosis) menjadi semacam helaian

daun yang dinamakan filodia.

Helaian daun berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis, respirasi

ataupun transpirasi. Besar kecilnya helaian daun merupakan adaptasi

tumbuhan terhadap lingkungannya yang berhubungan dengan proses

transpirasi, agar tumbuhan tidak kehilangan air. Helaian memiliki warna,

bentuk dan ukuran yang beragam, yang merupakan ciri utama dalam

mengenal suatu tumbuhan (Rosanti, 2013).

Daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan

misalnya pohon pisang (Musa paradisiacal) pohon pinang (Areca catechu)

Page 24: morfologi daun

bambu (Bambusa sp). Tumbuhan yang mempunyai daun yang lengkap tidak

begitu banyak jumlah jenisnya (Tjitrosomo, 1983).

Daun yang berupih umumnya hanya kita dapati pada tumbuhan yang

tergolong dalam tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae) saja.

Tumbuhan yang hanya memiliki tangkai (petiolus), dan helaian (lamina),

sering disebut dain bertangkai. Struktur ini dimiliki daun pada umumnya

yang dijumpai sehari-hari di lingkungan sekitar kita. Contohnya adalah

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), pepaya (Carica papaya), jambu

biji (Psidium guajava), dan cabe (Capsicum sp) (Rosanti, 2013).

Daun berupih adalah tumbuhan yang hanya terdiri dari upih dan helaian

daun saja. Tumbuhan yang termasuk ke dalam daun berupih yaitu daun

bawang (Amilum cepa).

Menurut Tjitrosomo (1983), kebanyakan tumbuhan mempunyai daun

yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut. Daun yang

demikian dinamakan daun tidak lengkap. Hanya terdiri atas tangkai dan

helaian saja, lazimnya lalu disebut daun bertangkai. Susunan daun yang

demikian itulah yang paling banyak kita temukan. Sebagian besar tumbuhan

mempunyai daun yang demikian tadi, misalnya nangka (Artocapus integra),

mangga (Mangifera indica). Daun terdiri atas upih dan helaian daun yang

demikian ini disebut daun berupih atau daun berpelepah seperti lazim kita

dapati pada tumbuhan yang tergolong suku rumput, misalnya padi (Oryza

sativa) jagung (Zea mays). Daun hanya terdiri atas helaian saja, tanpa upih

dan tangkai, sehingga helaian langsung melekat atau duduk pada batang.

Daun yang demikian susunannya dinamakan daun duduk (sessilis). Daun

yang hanya terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang

demikian lebarnya, hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari batang

atau memluk batang, oleh sebab itu dinamkan daun memluk batang. Seperti

terdapat pada tempuyung (Sonchus oleraceus). Bagian samping pangkal daun

yang memluk batang itu seringkali bangunanya membulat dan disebut telinga

daun.

Page 25: morfologi daun

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu vagina, petiolus, dan lamina. Daun

yang memiliki ketiga bagian tersebut dinamakan daun lengkap. Daun lengkap

adalah tumbuhan yang memiliki pelepah, tangkai daun dan helaian daun.

Tumbuhan yang termasuk daun lengkap adalah daun talas pelangi

(Colocasia esculenta), daun bambu (Bambusa sp), daun kelapa (Cocos

nucifera), dan daun jagung (Zea mays). Daun bertangkai adalah tumbuhan

yang hanya memiliki tangkai dan helaian saja. Tumbuhan yang termasuk

daun bertangkai yaitu daun bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), daun

tomat (Solanum lycopersicum), daun eforbia (Euforbia milli), daun cemara

kipas (Tuja orientalis), dan daun terong (Solanum melongena). Daun berupih

adalah tumbuhan yang hanya terdiri dari upih dan helaian daun saja.

Tumbuhan yang termasuk ke dalam daun berupih yaitu daun bawang

(Amilum cepa).

Page 26: morfologi daun

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Estiti. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB.

Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.

Tjitrotrosoepomo, Gembong. 2013. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tjitrosomo, Siti. 1983. Botani Umum 1. Bandung: Angkasa.

Wijayani, Suprih. 2013. Biologi. Yogyakarta: Amara Books.