24
SISTEM PENGOLAHAN TEBU TERHADAP HASIL AKHIR PRODUK GULA DI PT.MADUKISMO (KARYA TULIS) Diajukan untuk Memenuhi salah satu Tugas Karya Tulis Ilmiah di SMA Negeri 2 Sumedang Tahun 2013-2014 Nama : ANNISA’A FAUZIA CINDI UTAMI Kelas : XI IPA 3 NIS : 111210142

Sistem pengolahan tebu terhadap hasil akhir produk gula di pt. Madukismo

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sistem pengolahan tebu terhadap hasil akhir produk gula di pt. Madukismo

SISTEM PENGOLAHAN TEBU TERHADAP HASIL AKHIR PRODUK GULA DI PT.MADUKISMO

(KARYA TULIS)

Diajukan untuk Memenuhi salah satu Tugas Karya Tulis Ilmiah

di SMA Negeri 2 Sumedang Tahun 2013-2014

 

Nama  : ANNISA’A FAUZIA CINDI UTAMI Kelas  : XI IPA 3 NIS     : 111210142

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANGDINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH NEGERI 2 SUMEDANG2013-2014

Page 2: Sistem pengolahan tebu terhadap hasil akhir produk gula di pt. Madukismo

             LEMBAR PENGESAHAN

Menyetujui/mengesahkan

Pembimbing

Acep DodiNIP.196609281989021001

Kepala Sekolah

Drs. Yosep Raharja, M.MPdNIP.196211261987031011

Wali Kelas

Hj. Sri Harjati S.PdNIP.196604041988112002

Page 3: Sistem pengolahan tebu terhadap hasil akhir produk gula di pt. Madukismo

ABSTRAK

Karya tulis ini berjudul “SISTEM PENGOLAHAN TEBU TERHADAP HASIL AKHIR PRODUK GULA DI PT.MADUKISMO” bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengelolaan tebu terhadap hasil gula yang dihasilkan. Metode yang digunakan penulis adalah metode observasi dan studi literature. Dan hasil yang diperoleh yaitu pengelolaan tebu yang baik serta pemupukannya yang tepat akan menghasilkan produk gula yang baik. Disamping itu pula, pemilihan pupuk untuk tanaman tebvu juga perlu diperhatikan, agar hasil gula sesuai dengan yang diharapkan.

Page 4: Sistem pengolahan tebu terhadap hasil akhir produk gula di pt. Madukismo

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Mahaesa karena atas berkat

rahmat dan karunia-Nyalah, karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Karya Tulis

Ilmiah di SMA Negeri 2 Sumedang. Dengan membuat karya tulis ini, penulis mengharapkan

mampu menambah pengetahuan tentang energi yang dihasilkan oleh bahan bakar minyak tanah

dan spirtus khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama

disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari

berbagai pihak, akhirnya karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan cukup memuaskan. Oleh

karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bpk. Drs.Yosep Raharja selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Sumedang.

2. Pak H. Acep Dodi selaku guru pembimbing yang tidak lelah dan bosan untuk

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.

3. Ibu Sri harjati S.Pd, selaku wali kelas yang telah membantu membimbing penulis selama

penyusunan karya ilmiah ini.

4. Ibu Ikeu S.Pd, sebagai Guru Bahasa Indonesia yang telah membantu membimbing

penulis selama penyusunan karya ilmiah ini.

5. Guru-guru SMA Negeri 2 Sumedang yang telah memberikan masukan, kritik, dan saran

selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.

6. Orang tua dan keluarga tercinta yang banyak memberikan Semangat dan dorongan serta

bantuan, baik secara moral maupun spiritual.

7. Rekan –rekan serta kepada semua pihak yang ikut membantu dalam pencarian data dan

informasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, cetak maupun elektronik, yang

tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Page 5: Sistem pengolahan tebu terhadap hasil akhir produk gula di pt. Madukismo

Penulis sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan

karya ilmiah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan

adanya kritik dan saran yang bersifat positif dan membangun, guna penulisan karya ilmiah yang

lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan penulis, semoga karya tulis ilmiah ini dapat

bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca.

Sumedang,  Januari 2012

Penulis

 

Page 6: Sistem pengolahan tebu terhadap hasil akhir produk gula di pt. Madukismo

BAB I

PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang Masalah

PS Madukismo merupakan satu - satunya pabrik alkohol (ethanol) di D.I. Yogyakarta,

dimana PS Madukismo merupakan salah satu unit produksi dari PT. Madu Baru selain pabrik

gula PG Madukismo.  PT. Madu Baru merupakan PMDN dimana 65% saham dimiliki oleh

Sultan HB X dan 35% dimiliki oleh PT. Rajawali Nusantara Indonesia   (salah satu BUMN

Agrobisnis, Farmasi & Perdagangan)

Pabrik alkohol ini mempunyai kapasitas 25.000 liter/hari, dimana 22.000 liter adalah

alkohol prima (95% v/v) dan 3.000 liter  adalah alkohol teknis (94% v/v).

Adapun letak posisi PS Madukismo secara geografis yaitu 7˚ 4' - 8˚ 20' LS & 110˚ - 111˚

BT  pada ketinggian  84 m dpl. Dibangun pada bekas PG Padokan yang berjarak 5 km di sebelah

selatan kota Yogyakarta, tepatnya di dsn.Padokan , Kel.Tirtonirmolo Kec. Kasihan Kab. Bantul,

Propinsi DI.Yogyakarta (dekat ring road Selatan Yogyakarta, dan wisata Kasongan Yogyakarta) 

Pabrik Spirtus Madukismo mulai berproduksi sejak tahun 1959 dengan bahan baku tetes

tebu (molasses) yang dibeli dari Pabrik Gula Gondang, karena Pabrik Gula Madukismo masih

sedikit menghasilkan tetes dimana Pabrik Gula Madukismo mulai giling 1958 sebagai taraf

percobaan berproduksi gula. Di tahun ke-2, 1960, Pabrik Spirtus Madukismo mulai berproduksi

dengan mengunakan tetes dari Pabrik Gula Madukismo.

            Saat ini Pabrik Gula Madukismo menghasilkan 150 ton tetes/hari (pada musim giling),

sedangkan PS Madukismo membutuhkan 90 ton tetes/hari untuk bahan baku pembuatan alkohol.

Page 7: Sistem pengolahan tebu terhadap hasil akhir produk gula di pt. Madukismo

1.2       Perumusan Masalah

Untuk memudahkan penyusunan karya tulis ini penyusun membatasi masalah yang akan dibahas.

Dengan demikian yang menjadi pokok masalah adalah sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana system pengelolaan tebu terhadap pembuatan gula?

1.2.3 Bagaimana usaha intensifikasi tebu lahan kering?

1.2.4 Bagaimana proses pemupukan di PG Madukismo?

1.3    Tujuan Penelitian

Penyusunan karya tulis ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan mengikuti UAN/UAS

tahun pelajaran 2013/2014. Selain itu penyusunan karya tulis ini juga bertujuan untuk hal-hal di

bawah ini.

1.3.1 Untuk menambah pengetahuan mengenai Pengolahan tebu dan Gula.

          1.3.2 Mengatahui sistem pengelolaan tebu dalam proses      pembuatan gula

1.4       Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu             : Senin, 20 Mei 2013 Pukul 13.15 - 15.00 WIB.

Tempat            : PT. Madubaru (Pabrik Gula Madukismo)

Terletak di Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan,Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta. Letak posisi PS Madukismo secara geografis yaitu 7˚ 4' - 8˚ 20' LS & 110˚

- 111˚ BT  pada ketinggian  84 m dpl.

1.5       Manfaat Penelitian

Dengan adanya penulisan Karya Tulis ini penulis berharap agar ada manfaat yang dapat diambil,

dan adapun manfaat tersebut diantaranya sebagai berikut :

Page 8: Sistem pengolahan tebu terhadap hasil akhir produk gula di pt. Madukismo

1.4.1        Menambah wawasan dan pengalaman keilmuan yang   lebih luas  kepada penulis.

1.4.2        Mengenal Sistem pengelolaan tebu beserta proses pembuatannya.

1.4.3        Membiasakan keteramppilan menulis laporan melalui prosedur penulisan karya ilmiah yang

benar

1.5                                 Metode Penilitian

1.5.1                 Metode Observasi

Metode observasi atau pengamatan adalah satu cara yang digunakan untuk memperoleh data

dengan pengamatan ke obyek dari percobaan yang dilakukan atau pada obyek survei.

1.5.2        Metode Literatur

Study literature (kajian pustaka) merupakan penelusuran literatur yang bersumber dari buku,

media, pakar ataupun dari hasil penelitian orang lain.

1.6       Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN, latar belakang masalah, perumusan masalah,  tujuan penelitian,

metode penelitian, sistematik  penulisan.

BAB II KAJIAN TEORI, Definisi produksi, factor-faktor produksi

BAB III METODOLOGI, metode observasi, metode literatur.

BAB IV PEMBAHASAN,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, kesimpulan, saran.

Page 9: Sistem pengolahan tebu terhadap hasil akhir produk gula di pt. Madukismo

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Definisi produksi, Faktor-faktor produksi, Pengertian tebu

2.1.1 Definisi Produksi

Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu

benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.

Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan

produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat

dan bentuknya dinamakan produksi barang. Produksi bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia

barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi.

2.1.2 Faktor-faktor Produksi

Faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi

barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga

kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor

sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, baik langsung dari

alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut sebagai faktor fisik

(physical resources). Selain itu, beberapa ahli juga menganggap sumber daya informasi sebagai

sebuah faktor produksi mengingat semakin pentingnya peran informasi di era globalisasi ini.

(Griffin R: 2006) Secara total, saat ini ada lima hal yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu

tenaga kerja (labor), modal (capital), sumber daya fisik (physical resources), kewirausahaan

(entrepreneurship), dan sumber daya informasi (information resources). Berikut faktor-faktor

produksi :

1. Sumber daya fisik

Faktor produksi fisik ialah semua kekayaan yang terdapat di alam semesta dan barang

mentah lainnya yang dapat digunakan dalam proses produksi. Faktor yang termasuk di dalamnya

adalah tanah, air, dan bahan mentah (raw material).

Page 10: Sistem pengolahan tebu terhadap hasil akhir produk gula di pt. Madukismo

2. Tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak

langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan

sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran,

serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat

dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya.

Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi tenaga kerja terdidik, tenaga

kerja terampil, dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih. Tenaga kerja terdidik adalah

tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di bidangnya,

misalnya dokter, insinyur, akuntan, dan ahli hukum. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja

yang memerlukan kursus atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di

bidangnya. Misalnya tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir. Sementara itu, tenaga kerja

tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan dan

latihan dalam menjalankan pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dan lain-lain.

Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja rohani dan tenaga

kerja jasmani. Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang menggunakan pikiran, rasa, dan

karsa. Misalnya guru, editor, konsultan, dan pengacara. Sementara itu, tenaga kerja jasmani

adalah tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik dalam kegiatan produksi. Misalnya tukang

las, pengayuh becak, dan sopir.

3. Modal

Yang dimaksud dengan modal adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan

untuk melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya,

berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi

menjadi dua: modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari

dalam perusahaan sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan. Sementara itu, modal asing

adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan. Misalnya modal yang berupa pinjaman bank.

Page 11: Sistem pengolahan tebu terhadap hasil akhir produk gula di pt. Madukismo

Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan modal abstrak. Modal

konkret adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi.

Misalnya mesin, gedung, mobil, dan peralatan. Sedangkan yang dimaksud dengan modal abstrak

adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan.

Misalnya hak paten, nama baik, dan hak merek.

Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal masyarakat.

Modal individu adalah modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber

pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya adalah rumah pribadi yang disewakan atau bunga

tabungan di bank. Sedangkan yang dimaksud dengan modal masyarakat adalah modal yang

dimiliki oeleh pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi.

Contohnya adalah rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan.

Terakhir, modal dibagi berdasarkan sifatnya: modal tetap dan modal lancar. Modal tetap

adalah jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang. Misalnya mesin-mesin dan

bangunan pabrik. Sementara itu, yang dimaksud dengan modal lancar adalah modal yang habus

digunakan dalam satu kali proses produksi. Misalnya, bahan-bahan baku.

4. Kewirausahaan

Faktor kewirausahaan adalah keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang

dalam mengkoordinir faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Sebanyak dan

sebagus apa pun faktor produksi alam, tenaga manusia, serta modal yang dipergunakan dalam

proses produksi, jika dikelola dengan tidak baik, hasilnya tidak akan maksimal.

5. Sumber daya informasi

Sumber daya informasi adalah seluruh data yang dibutuhkan perusahaan untuk

menjalankan bisnisnya. Data ini bisa berupa ramalan kondisi pasar, pengetahuan yang dimiliki

oleh karyawan, dan data-data ekonomi lainnya.

2.1.3        Pengertian Bahan Dasar Gula (Tebu)

Page 12: Sistem pengolahan tebu terhadap hasil akhir produk gula di pt. Madukismo

Tebu (Saccharum officinarum) adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula.

Tebu ini termasuk jenis rumput-rumputan. Tanaman tebu dapat tumbuh hingga 3 meter di

kawasan yang mendukung. Tebu termasuk keluarga Graminae atau rumput-rumputan dan

berkembang biak di daerah beriklim udara sedang sampai panas. Tebu cocok pada yang

mempunyai ketinggian tanah 1 sampai 1300 meter di atas permukaan laut.Umur tanaman sejak

ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Tebu dapat dipanen dengan cara

manual atau menggunakan mesin-mesin pemotong tebu. Daun kemudian dipisahkan dari batang

tebu, kemudian baru dibawa kepabrik untuk diproses menjadi gula. Tahapan-tahapan dalam

proses pembuatan gula dimulai dari penanaman tebu, proses ektrasi, pembersihan kotoran,

penguapan, kritalisasi, afinasi, karbonasi, penghilangan warna, dan sampai proses pengepakan

sehingga sampai ketangan konsumen.

Page 13: Sistem pengolahan tebu terhadap hasil akhir produk gula di pt. Madukismo

BAB III

METODOLOGI

3.1        Metode Penelitian

3.1.1                 Metode Observasi

Metode observasi atau pengamatan adalah satu cara yang digunakan untuk memperoleh data,

bisa dengan wawancara langsung, bisa dengan pengamatan ke obyek dari percobaan yang

dilakukan atau pada obyek survei. Metode ini harus ditetapkan menggunakan apa yang paling

tepat untuk sebuah pewnelitian atau survei suatu nobyek masalah yang akan ditulis atau diteliti.

3.1.2                 Metode Literatur

Study literature (kajian pustaka) merupakan penelusuran literatur yang bersumber dari buku,

media, pakar ataupun dari hasil penelitian orang lain yang bertujuan untuk menyusun dasar teori

yang kita gunakan dalam melakukan penelitian. Salah satu sumber acuan di mana peneliti dapat

menggunakannya sebagai penunjuk informasi dalam menelusuri bahan bacaan adalah dengan

menggunakan buku referensi.

Page 14: Sistem pengolahan tebu terhadap hasil akhir produk gula di pt. Madukismo

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1       Sistem Pengolahan Tanaman Tebu dan Perluasan Lahan di PG Madukismo

A. Sistem Pengolahan Tanaman Tebu

PG. Madukismo telah melaksanakan penataan varietas secara intensif. Pabrik Gula di

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut aktif melaksanakan kegiatan ini sejak 3 tahun

lalu. Penataan tersebut dilakukan bekerja sama dengan Pusat Penelitian Perkebunan Gula

Indonesia (P3GI), Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Jawa Timur dan

Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi. Penataan varietas ternyata memberikan dampak

signifikan terhadap aktivitas penggunaan bibit dan produksi hasil. Varietas yang ditanam di

kebun bibit serta kebun tebu giling (KTG) yang di wilayah produksi PG Madukismo hampir

seluruhnya telah menggunakan varietas bina.Adapun jenis varietas bina yang digunakan

sebanyak 9 varietas yaitu PS 862 dan PSCO 902 untuk masak awal. PS 864, PS 921, PS 851 dan

Kidang Kancana untuk masak tengah, dan Bululawang. Serta PS 951 dan PSJT 9433 untuk

masak lambat.

Benih bina merupakan benih dari varietas unggul yang telah dilepas oleh Pemerintah.

Untuk dapat dilepas, varietas tanaman yang diusulkan, baik oleh perseorangan, perusahaan atau

lembaga penelitian, harus melewati sejumlah proses pengujian yang dilakukan oleh para peneliti

yang memiliki lisensi. Kemudian hasil pengujian diajukan kepada tim penilai pelepasan varietas,

pada Badan Benih Nasional. Tujuannya untuk mengetahui keunggulan daya hasil serta syarat

agronomis agar dapat diperoleh hasil yang optimal dari varietas yang diusulkan. Sehingga benih

dari varietas yang akan dilepas dapat dijamin kualitasnya.

Dampak lainnya dari penataan varietas di PG Madukismo adalah terhadap peningkatan

rendemen. Berdasarkan data sementara rendemen giling harian terjadi peningkatan 0,5 % apabila

dibandingkan dengan hasil rendemen rata-rata giling harian tahun 2007. Hal ini terkait dengan

Page 15: Sistem pengolahan tebu terhadap hasil akhir produk gula di pt. Madukismo

peningkatan penggunaan bibit tebu yang bermutu pada KTG yang dikelola oleh PG. Madukismo.

Dari seluruh varietas yang ditanam di kebun bibit milik PG Madukismo, ada beberapa varietas

yang cukup diminati petani, yakni PS 862, Kidang Kencana, PSJT 941 dan Bululawang. Namun

untuk varietas PS 864 secara bertahap dan berangsur-angsur akan dikurangi pemakaiannya

karena ada kecenderungan varietas ini rentan terhadap penyakit Streakmosaik. PG Madukismo

merupakan pemilik pabrik gula satu-satunya di Propinsi DIY. Untuk musim giling tahun 2008

PG Madukismo ditargetkan pencapaian produksi gula SHS I A sebanyak 40.416,9 ton.

Sedangkan produksi alkhohol ditargetkan mencapai 7,5 juta liter (Kedaulatan Rakyat, 2008).

Secara umum pertanaman tebu di wilayah PG Maukismo didominasi oleh pasir geluhan

(sandy loam) hingga tanah ringan berlempung dimana secara umum tersedia air. Masalah utama

dalam tipologi lahan disekitar Madukismo adalah kelebihan air pada musim penghujan dan

lambatnya lengas tanah turun pada musim kemarau. Sehingga tanaman tebu secara normal

menjadi mundur umur kemasakannya.

4.2       Usaha intensifikasi tebu lahan kering

1. Pemakaian Varietas Unggul dan Bibit Bermutu

- Tingkat produktivitas tinggi dengan titik berat bobot tebu.

- Mampu dikepras dengan tingkat produksi yang mantap.

- Bibit berasal dari KBD.

2. Penggarapan Tanah dan Penanaman

- Tenaga manusia :cangkul, garpu, linggis dll

- Semi mekanis/sontop nardiyo : bajak, garu, kair, ditarik sapi/kerbau.

- Mekanis : bajak, garu/rotavator, kair, ditarik traktor.

Cara Penggarapan :

Page 16: Sistem pengolahan tebu terhadap hasil akhir produk gula di pt. Madukismo

- Cukup dalam dan memecahkan lapisan kedap (sub soiler) 25-35 cm.

- Lahan miring > 15% dengan kaidah konservasi lahan (Budidaya lorong).

Cara Penanaman :

- Periode I (menjelang kemarau Mei – Agustus) pada daerah “basah” (7 bulan basah) dan “sedang”

95-6 bulan basah) atau tanah lembab “ngompol”.

- Periode II (menjelang penghujan Oktober – November) pada daerah “sedang” dan ‘kering” (3 - 4

bulan).

- Jumlah bibit 11 mata tumbuh per meter kairan (overlapping), bibit bagal 3 atau topstek ex KBD.

- Penanaman periode I penutupan bibit rapat cukup tebal dan dipadatkan.

- Bila terjasi kemarau panjang perlu pengolahan dalam dan tambahan mulsa.

4.3              Pemupukan

Jenis pupuk

1. Pupuk kimia ZA, TSP, dan KCL

2. Pupuk organik blotong, kompos, abu ketel, pupul hijau, pupuk kandang, dsb.

Alternatif Pemupukan

Kategori Alternatif I

(KU/Ha)

Alternatif II

(KU/Ha)

Altenatif III

(KU/Ha)

PG(baru) ZA =8

Sp 36 =2

KCL =1

Kelai =4

ZA =3

-

-

-

Bongkar

Ratoon

ZA =6

Sp36 =1

KCL =1

Madros =8

-

-

-

-

-

-

-

-

Ratoon ZA =4

Sp =3

Rabok =15

ZA = 5

ZA =8

Sp 36 =2

Page 17: Sistem pengolahan tebu terhadap hasil akhir produk gula di pt. Madukismo

Madros =8 KCL =1

Cara Pemupukan

Pemupukan I

ZA : 1/3 dosis dan seluruh TSP, KCL, diberikan pada saat tanam atau setelah tebu

dikepras.

Tanaman Pertama (TRIT-I)

Diatur didasarkan kairan diikuti dan ditutupi tanah

Pemupukan II

ZA : 2/3 dosis, atau bisa diganti dengan Urea dengan dosis 50% dari dosis ZA, diberikan

pada tebu berumur + 1,5 bulan, atau pada awal musim hujan.

Tanaman keprasan (TRIT-II)

Didahului pengolahan tanah dengan garpu (manusia) atau type ripper (traktor), pupuk ditabur

dalam alucr dan ditutup tanah rapat.

Pada TRIT-I maupun TRIT-II ditabur dalam alur dan ditutup tanah rapat.

Pengolahan Lahan Tebu

Terdapat 2 sistem pengolahan lahan bagi tanaman tebu :

- Sistem Bajak

- Sistem Reynoso

BAB V

Page 18: Sistem pengolahan tebu terhadap hasil akhir produk gula di pt. Madukismo

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1               Kesimpulan

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa:

1.   PG. Madukismo telah melaksanakan penataan varietas secara intensif. Dari seluruh varietas yang

ditanam di kebun bibit milik PG Madukismo, ada beberapa varietas yang cukup diminati petani,

yakni PS 862, Kidang Kencana, PSJT 941 dan Bululawang. Namun untuk varietas PS 864 secara

bertahap dan berangsur-angsur akan dikurangi pemakaiannya karena ada kecenderungan varietas

ini rentan terhadap penyakit Streakmosaik

2.      Usaha intensifikasi tebu lahan kering

-          Pemakaian Varietas Unggul dan Bibit Bermutu

-          Penggarapan Tanah dan Penanaman

3.      Menggunakan jenis pupuk:

1. Pupuk kimia ZA, TSP, dan KCL

2. Pupuk organik blotong, kompos, abu ketel, pupul hijau, pupuk kandang, dsb.

5.2               Saran

Sebaiknya jika kita ingin menghasilkan gula yang memiliki kualitas yang baik kita harus

memperhatikan bahan dasar pembuatan gula, lalu bagaimana cara kita mengolahnya, serta

pemupakannya. Jika semua itu kita lakukan dengan baik, maka gula yang dihasilkanpun akan

menghasilkan gula yang berkualitas baik.

Page 19: Sistem pengolahan tebu terhadap hasil akhir produk gula di pt. Madukismo

           

DAFTAR PUSTAKA

1.      http://brkouieyasbdg.blogspot.com/ 11:16 Am 09/05/20132.      http://csepti.blogspot.com/2011/07/gambaran-umum-pt-madu-baru-pg-madukismo.html         11:22  

AM 09/05/20133.      http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110809180142AADvnJO 11:34 AM

09/05/20134.      http://sayudjberbagi.wordpress.com/2010/04/29/study-literature/ 11:34 AM 09/05/20135.      http://merlitafutriana0.blogspot.com/p/wawancara.html  11:38 09/05/20136.      http://neodv8.blogspot.com/2013/04/contoh-kata-pengantar-makalah-yang-baik.html  11:59

09/05/2013

LAMPIRAN

1.             Frekwensi Bimbingan

2.             Dokumentasi