3
Pengertian Natal dan Perayaan Natal 1 | Page Bina Awam Dibawah ini adalah kumpulan tanya jawab mengenai NATAL: “MERAYAKAN NATAL” (T-1) Apakah sebenarnya arti perkataan Natal itu? (J-1) Dari arti katanya, "Natal" hanya berarti "kelahiran" (Dies Natalis = hari kelahiran alias hari ulang tahun). Tetapi, perayaan Natal yang dilakukan umat Kristen mempunyai arti lebih dalam yaitu merayakan "hari kelahiran Yesus Kristus / Isa Al Masih" dan maknanya yang lebih dalam lagi adalah kehadiran Shalom Allah dalam bentuk kelahiran Yesus Kristus sebagai Juruselamat yang mendatangkan damai sejahtera di bumi. Kehidupan Yesus / Isa Al Masih sebagai Tuhan yang menjadi manusia yang menyertai kita (Immanuel) tidak dapat dilepaskan dari saat kelahiran, pembaptisan, pelayanan, penyaliban, kebangkitan, sampai kenaikanNya ke surga. Sekalipun demikian, sebagai perayaan, memang Natal berkembang dalam tradisi gereja dan bukan merupakan ajaran yang Tuhan Yesus / Isa Al Masih berikan kepada manusia dan harus diakui bahwa jemaat mula-mula / perdana memang tidak terkesan merayakan Natal. Memang sebagai pesta pada hari tertentu, jemaat perdana tidak merayakan Natal, soalnya jemaat perdana begitu terpukau oleh kehadiran Yesus / Isa Al Masih dan penyertaan Kuasa Roh Kudus sehingga saat itu kelahirannya tidak dikenang secara khusus. Kehidupan jemaat sesudah Kenaikan Ke Surga lebih didominasikan oleh peringatan mingguan dari kebangkitan Yesus/ Isa Al Masih pada hari pertama tiap minggu (Kisah 2:46) Tetapi perlu disadari bahwa bagi jemaat perdana kelahiran Yesus sudah menjadi keyakinan kuat sebagai pemenuhan nubuatan para Nabi tentang Messias yang lahir dari seorang perawan (Kejadian 3:16; Yesaya 7:14; 9:5,6; 11:1; Mikha 5:1-4). (T-2) Kapan tepatnya tahun kelahiran Yesus/ Isa Al Masih? Dan benarkah perayaan Natal adalah perayaan Dewa Matahari? (J-2) Tepatnya menurut penelitian sejarah, Yesus/ Isa Al Masih lahir pada tahun 4 Sesudah Masehi (jadi bukan tahun 0) karena sensus penduduk yang dilakukan oleh kaisar Agustus terjadi di tahun itu. Menurut catatan Alkitab memang Natal tidak dirayakan oleh jemaat mula-mula sekalipun ditulis di Injil Matius dan Lukas. Tetapi berangsur-angsur di gereja Timur dan kemudian di gereja Barat, pada abad ke-3 kelahiran Yesus dirayakan pada malam tanggal 5 Januari dan tanggal 6 Januari digunakan untuk mengenang saat pembaptisannya. Data tertulis yang memuat liturgi perayaan kelahiran Kristus itu dapat dilihat dalam papirus pada abad ke-IV. Pada tahun AD-274 di Roma tanggal 25 Desember dimulai perayaan kelahiran matahari karena diakhir musim salju tanggal itu matahari mulai kembali penampakan sinarnya dengan kuat, karena itu bagi orang Romawi kuno, hari itu dirayakan sebagai hari Matahari. Ketika agama Kristen dijadikan agama negara di kerajaan Romawi, ternyata sukar bagi orang Roma yang kemudian menjadi Kristen meninggalkan perayaan itu, karena itu para pemimpin gereja waktu itu mengalihkan perhatian mereka akan perayaan itu menjadi perayaan Matahari Kebenaran yang kemudian menggantinya menjadi Natal dan meresmikannya di Roma tahun 336,

Makna natal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makna Pengertian Natal, mengapa ada perayaan Natal, mengapa orang Kristen merayakan Natal, penting atau tidak merayakan Natal?, benarkah perayaan Natal adalah perayaan dewa matahari orang kafir roma

Citation preview

Page 1: Makna natal

Pengertian Natal dan Perayaan Natal

1 | P a g e B i n a A w a m

Dibawah ini adalah kumpulan tanya jawab mengenai NATAL:

“MERAYAKAN NATAL”

(T-1) Apakah sebenarnya arti perkataan Natal itu?

(J-1) Dari arti katanya, "Natal" hanya berarti "kelahiran" (Dies Natalis = hari kelahiran

alias hari ulang tahun). Tetapi, perayaan Natal yang dilakukan umat Kristen mempunyai arti lebih

dalam yaitu merayakan "hari kelahiran Yesus Kristus / Isa Al Masih" dan maknanya yang lebih

dalam lagi adalah kehadiran Shalom Allah dalam bentuk kelahiran Yesus Kristus sebagai

Juruselamat yang mendatangkan damai sejahtera di bumi. Kehidupan Yesus / Isa Al Masih sebagai

Tuhan yang menjadi manusia yang menyertai kita (Immanuel) tidak dapat dilepaskan dari saat

kelahiran, pembaptisan, pelayanan, penyaliban, kebangkitan, sampai kenaikanNya ke surga.

Sekalipun demikian, sebagai perayaan, memang Natal berkembang dalam tradisi gereja dan bukan

merupakan ajaran yang Tuhan Yesus / Isa Al Masih berikan kepada manusia dan harus diakui

bahwa jemaat mula-mula / perdana memang tidak terkesan merayakan Natal.

Memang sebagai pesta pada hari tertentu, jemaat perdana tidak merayakan Natal, soalnya

jemaat perdana begitu terpukau oleh kehadiran Yesus / Isa Al Masih dan penyertaan Kuasa Roh

Kudus sehingga saat itu kelahirannya tidak dikenang secara khusus.

Kehidupan jemaat sesudah Kenaikan Ke Surga lebih didominasikan oleh peringatan mingguan dari

kebangkitan Yesus/ Isa Al Masih pada hari pertama tiap minggu (Kisah 2:46) Tetapi perlu disadari

bahwa bagi jemaat perdana kelahiran Yesus sudah menjadi keyakinan kuat sebagai pemenuhan

nubuatan para Nabi tentang Messias yang lahir dari seorang perawan (Kejadian 3:16; Yesaya 7:14;

9:5,6; 11:1; Mikha 5:1-4).

(T-2) Kapan tepatnya tahun kelahiran Yesus/ Isa Al Masih? Dan benarkah perayaan Natal adalah

perayaan Dewa Matahari?

(J-2) Tepatnya menurut penelitian sejarah, Yesus/ Isa Al Masih lahir pada tahun 4 Sesudah Masehi

(jadi bukan tahun 0) karena sensus penduduk yang dilakukan oleh kaisar Agustus terjadi di tahun

itu. Menurut catatan Alkitab memang Natal tidak dirayakan oleh jemaat mula-mula sekalipun

ditulis di Injil Matius dan Lukas. Tetapi berangsur-angsur di gereja Timur dan kemudian di gereja

Barat, pada abad ke-3 kelahiran Yesus dirayakan pada malam tanggal 5 Januari dan tanggal 6

Januari digunakan untuk mengenang saat pembaptisannya.

Data tertulis yang memuat liturgi perayaan kelahiran Kristus itu dapat dilihat dalam papirus pada

abad ke-IV. Pada tahun AD-274 di Roma tanggal 25 Desember dimulai perayaan kelahiran

matahari karena diakhir musim salju tanggal itu matahari mulai kembali penampakan sinarnya

dengan kuat, karena itu bagi orang Romawi kuno, hari itu dirayakan sebagai hari Matahari.

Ketika agama Kristen dijadikan agama negara di kerajaan Romawi, ternyata sukar bagi

orang Roma yang kemudian menjadi Kristen meninggalkan perayaan itu, karena itu para pemimpin

gereja waktu itu mengalihkan perhatian mereka akan perayaan itu menjadi perayaan Matahari

Kebenaran yang kemudian menggantinya menjadi Natal dan meresmikannya di Roma tahun 336,

Page 2: Makna natal

Pengertian Natal dan Perayaan Natal

2 | P a g e B i n a A w a m

dan menjadikan tanggal 25 Desember sebagai hari peringatan kelahiran Kristus. Hal ini

diperkenalkan oleh Kaisar Konstantin yang memilih tanggal itu sebagai pengganti tanggal 5-6

Januari. Perayaan Natal kemudian di lakukan di Anthiokia pada tahun 375 dan pada tahun 380

dirayakan di Konstantinopel, dan tahun 430 di Alexandria dan kemudian di tempat-tempat lain

dimana kekristenan sudah menanamkan akarnya.

Dari data sejarah itu dapatlah diketahui bahwa Natal bukanlah dimulai sebagai hari

matahari karena semula diadakan pada tanggal 5-6 Januari, tetapi yang benar adalah usaha dari

pemimpin gereja Barat (Roma) untuk mengubah tanggal itu menjadi tanggal 25 Desember untuk

mengalihkan perhatian umat Kristen dari kepercayaan lama menuju kelahiran Kristus. Pada saat

yang sama orang-orang kafir yang tidak bertobat masih tetap merayakan tanggal 25 Desember

sebagai hari Matahari, dan selanjutnya praktek perayaan Natal umat Kristen tidak ada sangkut

pautnya dengan perayaan Matahari sekalipun harus diakui bahwa di kalangan orang Kristen Roma

waktu itu tentu masih ada yang merayakannya keduanya bersamaan secara sinkretistik. Orang-

orang Kristen kemudian apalagi yang tidak terikat budaya Roma tidak ada yang punya kesan

tentang perayaan Matahari.

(P-3) Bolehkah kita tidak merayakan hari Natal?

(J-3) Bila ada yang tidak merayakan Natal sebagai pesta tentu baik-baik saja, namun

merayakan Natal lebih terutama untuk mengenang kelahiran Yesus / Isa Al Masih, karena

keyakinan akan Yesus tidak dapat dilepaskan dari kelahiranNya sebagai pemenuhan nubuatan para

Nabi, Allah yang mewujud menjadi manusia Yesus Kristus, dan makna peristiwa di Betlehem

dimana damai hadir di bumi yang dirasakan baik oleh yang kaya maupun oleh yang miskin dan

peristiwa ini cukup jelas terekam dalam kitab Injil (Injil Matius 1:18-2:12 dan Injil Lukas.1-2).

Yesus / Isa Al Masih yang lahir di kandang yang hina perlu dijadikan contoh kerendah-

hatian Kristiani yang melayani dan tidak minta dilayani. Kita tidak mengerti dimensi ilahi dari

Paskah (Kebangkitan Yesus Kristus/ Isa Al Masih dari kematian) itu bila kita tidak mengerti makna

Natal. Bila tidak setuju dengan tanggal 25 Desember dapat saja perayaan itu diadakan pada hari-

hari lain, tetapi untuk menghindarkan kekacauan, bisa jadi tiap hari sepanjang tahun kita diundang

merayakan Natal, karena itu ada baiknya dibatasi pada bulan Desember atau Januari agar terjadi

keseragaman. Cuaca di Betlehem pada bulan-bulan ini sesuai dengan cuaca yang digambarkan

dalam Alkitab.

(P-4) Lalu bagaimanakah sepatutnya kita merayakan Natal?

(J-4) Semangat 'Shalom' Natal (Injil Lukas 2:14) dapat diterjemahkan dengan cara

meningkatkan pelayanan kasih dan menghadirkan keadilan dan kebenaran Allah sebagai puncak

akhir tahun, artinya pelayanan kasih sebagai pengejawantahan iman Kristen harus dilakukan setiap

saat dan saat Natal bisa lebih ditingkatkan. Misalnya pembagian hadiah untuk anak-anak Sekolah

Minggu bisa digantikan dengan mengajar anak-anak untuk membawa hadiah sendiri untuk bisa

diberikan kepada mereka yang membutuhkan, karena "terlebih berkat memberi daripada

menerima", demikian juga tukar menukar hadiah di kalangan pemuda/dewasa bisa digantikan

dengan mengumpulkan hadiah untuk dibagikan kepada mereka yang membutuhkan. Dari pada diisi

pesta hiburan dengan hadiah-hadiah dan konsumsi yang menggunakan uang jemaat, lebih baik

jemaat didorong untuk mengingat kembali kesederhanaan Natal dan menjadikan kelebihan uangnya

Page 3: Makna natal

Pengertian Natal dan Perayaan Natal

3 | P a g e B i n a A w a m

untuk membagikan sukacita dan damai Allah kepada sesama kita yang membutuhkan. Ini perlu

diberi contoh oleh Pendeta dan Majelis Jemaat sendiri. Setidaknya dengan tidak merayakan Natal

secara pesta kita tidak menunjukkan kehidupan yang eksklusip, elitis dan mencolok ditengah

kemiskinan yang lagi disorot secara nasional. Ingat ucapan 'Soli Deo Gloria' yang artinya

'kemuliaan hanya bagi Allah' dan ada ayat berbunyi 'dilihatnya kebajikanmu dan dipermuliakan

Bapa di sorga'!

Bila kita menghayati makna Natal dan misi Kristus dengan benar, kita dapat mengambil

banyak langkah menuju perbaikan diri individu dan masyarakat. Dengan menjalankan moralitas

yang sesuai kehendak Allah dalam Alkitab kita menghadirkan Natal dalam kehidupan moral

masyarakat; menggunakan dana Natal yang besar itu untuk modal-modal usaha kecil dapat

menolong membuka lapangan kerja yang baru dan menanggulangi kemiskinan. Dalam situasi

masyarakat yang sebagian besar masih menderita, kehidupan dan perayaan bermewah-mewah

merupakan ketidak adilan dan ketidak benaran yang harus ditiadakan sebab kenyataannya perayaan

pesta Natal sering justru mengaburkan makna esensi Natal yang sebenarnya. Kita perlu

mengembalikan harapan kita sejalan dengan harapan Yesus Kristus agar gereja-gereja maupun

orang-orang Kristen menjauhi penyalah gunaan perayaan Natal dan menyadari kembali makna

Natal yang benar yaitu menghadirkan "Shalom" Allah untuk bisa dirasakan oleh semua orang dan

menghayati apa yang dikatakan Firman Tuhan mengenai Natal, karena "Allah telah melawat

umatNya sebagai manusia Yesus Kristus".

"Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang

pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasehat Ajaib, Allah yang

Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan

berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan

mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya.

Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini." (Yesaya 9:5-6).

"Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan

berbuah. Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh pengenalan dan takut

akan TUHAN; ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan

sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang. Tetapi ia akan menghakimi

orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang

tertindas di negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan

tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik. Ia tidak akan menyimpang dari

kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang terikat pada pinggang." (Yesaya 11:1-5).

"Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,

sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hambaNya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala

keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-

perbuatan besar kepadaku dan namaNya adalah kudus. Dan rahmatNya turun-temurun atas orang

yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasaNya dengan perbuatan tanganNya dan mencerai-

beraikan orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya

dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang

lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa." (Lukas 1:46-53).

Amin