29
METODE DAN ETIKA DAKWAH

Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

METODE DAN ETIKA DAKWAH

Page 2: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

Dasar Metode Dakwah I

ة� �م������ �ح�ك �ال ك� ب ب�����# �يل� ر� ب �ل�ى س������ اد�ع+ إ�ي ه�ي� 2ت �ه+م� ب��ال اد�ل �ة� و�ج�� ن �ح�س�� �م�و�ع�ظ��ة� ال و�ال �ل2 ع�ن �م�ن� ض�� �م+ ب �ع�ل� و� أ ب�2ك� ه�+ �ن2 ر� ن+ إ �ح�س�� أ�

�د�ي�ن� �م+ه�ت �ال �م+ ب �ع�ل �ه� و�ه+و� �أ �يل ب س�“Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan cara hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan carayang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat di jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapatpetunjuk. (QS. An-Nahl: 125)

Page 3: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

Metode dakwah dari ayat tersebut adalah…Bil-Hikmah. Kata hikmah memiliki banyak sekali

pengertian, di antaranya: M. Abduh perpendapat bahwa hikmah adalah

mengetahui rahasia dan faedah di dalam tiap-tiap hal. al-hikmah adalah merupakan kemampuan da’i dalam

memilih dan menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi objektif mad’u.

kemampuan da’i dalam menjelaskan doktrin-doktrin Islam serta realitas yang ada dengan argumentasi logis dan bahasa yang komunikatif.

Syeh Mustafa Al-Maroghi dalam tafsirnya mengatakan bahwa hikmah yaitu; Perkataan yang jelas dan tegas disertai dengan dalil yang dapat mempertegas kebenaran, dan dapat menghilangkan keragu-raguan.

Bil-Hikmah: Bijaksana

Page 4: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

Metode hikmah dapat di pergunakan untuk memanggil/menyeru orang yang intelektual, berilmupengetahuan atau pendidikan tinggi. Dalam hal ini juru dakwah haruslah menyampaikan materi dakwah dengan keterangan dan alasan disampaikan dengan cara bijaksana tanpa kesan menggurui, sehingga dakwah tersebut dapat diterima dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam konteks dakwah merupakan kemampuan dan ketepatan da’i dalam memilih, memilah dan menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi obyektif mad’u. Juga kemampuan da’I dalam menjelaskan doktrin-doktrin Islam serta realitas yang ada dengan argumentasilogis dan bahasa yang komunikatif.

Disini bergabung dua kemampuan teoritis dan praktis. Ada empat kemampuan yang dibutuhkan: kemampuan menejerial, kecermatan, kejernihan pikiran dan ketajaman pikiran.

Page 5: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

Dalam konteks yang lebih praktis, metode hikmah menunjukkan bahwa seorang da’I dapat memahami problem yang ada di masyarakat dan juga dapat mencarikan solusinya.

Dalam hal ini, banyak pendekatan yang bisa dilakukan sesuai dengan kebutuhan mad’u, seperti:

a. Pendekatan psikologib. Pendekatan sosiologic. Pendekatan budayad. Pendekatan ekonomi, dll.

Page 6: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

Metode dakwah dari ayat tersebut adalah…Al-Mau’idzatil Hasanah mengandung beberapa pengertian, di antaranya:1. Nasihat atau petuah2. Bimbingan dan pengajaran

(pendidikan)3. Kisah-kisah4. Kabar gembira dan peringatan5. Wasiat (pesan-pesan positif)Ibnu Syayyidiqi adalah memberi ingat

kepada orang lain dengan pahala dan siksa yang dapat menaklukkan hati.

Page 7: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

Metode ini dipergunakan untuk meyuruh atau mendakwahi orang-orang awam, yaitu orang yang belum dapat berfikir secara kritis atau ilmu pengetahuannya masih rendah. Mereka pada umumnya mengikuti sesuatu tanpa pertimbangan terlebih dahulu dan masih berpegang pada adat istiadat yang turun temurun. Kepada mereka ini hendak disajikan materi yang mudah dipahami dan disampaikan dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti.

al-Mau’izah al-Hasanah : Mau’izah hasanah berarti memasukkan ke dalam kalbu kata2 dengan penuh kasih sayang dan ke dalam perasaan dengan penuh kelembutan, tidak membongkar kesalahan orang lain, karena kelemah lembutan dalam menasehati dapat meluluhkan hati yang keras dan menjinakkan kalbu yang liar.

Page 8: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

Jika dicermati secara lebih mendalam, maka mau’izhah hasanah dapat dilaksanakan dalam beberapa bentuk, seperti:

a. Dalam bentuk lisan: ceramah, pengajian,

b. Dalam bentuk tulisan: koran, majalah, buku,

c. Dalam bentuk lembaga formal: sekolah, madrasah, majlis ta’lim

d. Dalam lembaga non formal: keluarga, masyarakat,

Page 9: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

Metode dakwah dari ayat tersebut adalah…Al-Mujadalah Bil Lati Hiya AhsanSecara etimology lafadz mujadalah diambil dari

kata jadala yang artinya memintal, melilit. Dari segi istilah terdapat beberapa pengertian al-

mujadalah (al-hiwar). Al-mujadalah berarti upaya tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis tanpa adanya suasana yang mengharuskan lahirnya permusuhan di antara keduanya.

mujadalah adalah merupakan tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti yang kuat.

Page 10: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

Mujadalah Metode ini digunakan untuk menyeru dan mengajak orang-orang yang masuk golongan pertengahan, yaitu orang yang tidak terlalu tinggi atau pendidikannya, dan tidak pula terlalu rendah. Mereka sudah dapat diajak bertukar fikiran secara baik, dalam mencari kebenaran.

Page 11: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

Dasar Metode Dakwah II

“Siapa di antara kamu melihat kemunkaran, ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu, ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu, ubahlah dengan hatinya, danyang terakhir inilah selemah-lemah iman.” [ H.R. Muslim ].

Page 12: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

Metode dakwah dari Hadist tersebut adalah…Metode dengan tangan [bilyadi]tangan di sini bisa difahami secara

tektual ini terkait dengan bentuk kemunkaran yang dihadapi, tetapi juga tangan bisa difahami dengan kekuasaan atau power, dan metode dengan kekuasaan sangat efektif bila dilakukan oleh penguasa yang berjiwa dakwah.

Page 13: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

Lanjutan…>>>

Metode dakwah dengan lisan [billisan]

maksudnya dengan kata-kata yang lemah lembut, yang dapat difahami oleh mad‟u, bukan dengan kata-kata yang keras dan menyakitkan hati.

Page 14: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

Lanjutan…>>>Metode dakwah dengan hati [bilqolb]metode dakwah dengan hati adalah dalam

berdakwah hati tetap ikhlas, dan tetap mencintai mad‟u dengan tulus, apabila suatu saat mad‟u atau objek dakwah menolak pesan dakwah yang disampaikan, mencemooh, mengejek bahkan mungkin memusuhi dan membenci da‟I atau muballigh, maka hati da‟i tetap sabar, tidak boleh membalas dengan kebencian, tetapi sebaliknya tetap mencintai objek, dan dengan ikhlas hati da‟i hendaknya mendo‟akan objek supaya mendapatkan hidayah dari Allah SWT.

Page 15: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

Dasar Metode Dakwah III Selain dari metode tersebut, metode yang lebih

utama lagi adalah bil uswatun hasanah, yaitu dengan memberi contoh prilaku yang baik dalam segala hal. Keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW banya ditentukan oleh akhlaq belia yang sangat mulia yang dibuktikan dalam realitas kehidupan sehari-hari oleh masyarakat. Seorang muballigh harus menjadi teladan yang baik dalam kehidupan sehar-hari.

الله يرجو كان لمن حسنة أسوة الله رسول في لكم كان لقدحذاب ) اال كثيرا الله وذكر اآلخر (21واليوم

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Page 16: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

Menurut al-Qarafi, pada diri Muhammad terdapat beberapa kepribadian, yakni sebagai Rasul, Mufti, Hakim, Pemimpin.

Sebagai Rasul, semua ucapan dan perbuatannya pasti benar, sehingga harus diteladani.

Sebagai Mufti, fatwa yang beliau keluarkan hampir setingkat dengan kewenangan beliau sebagai Rasul, karena selalu didasarkan pada wahyu, karena itu juga harus dipatuhi.

Sebagai Hakim, keputusan yang beliau buat, boleh jadi benar dan boleh jadi keliru.

Page 17: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

Sebagai Pemimpin masyarakat, kepribadian yang beliau tampakkan lebih banyak sisi kemanusiaan secara umum. Dimana petunjuk-petunjuk yang beliau dalam hal kemasyarakatan selalu disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang selalu berubah. Bahkan dalam beberapa hal berkaitan dengan urusan kemasyarakatan, kepribadian beliau terbagi menjadi dua yaitu a) kepribadian khusus yang hanya diberikan kepada beliau dan tidak boleh diikuti oleh umatnya, b) kepribadian secara umum yang boleh diikuti oleh umatnya.

Page 18: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

Dalam surat Mumtahanah, uswah tersebut berkaitan dengan diri Nabi Ibrahim.

Dalam ayat tersebut ditegaskan bahwa Ibrahim adalah sosok pribadi yang pantas dijadikan sebagai teladan dalam kehidupan ini.

Ketegasan ini sangat logis, karena Ibrahim dalam beberapa kesempatan sering disebut sebagai pelopor agama tauhid. Karena itulah kepribadiannya selalu mencerminkan nilai-nilai tauhid, yang harus dicontoh oleh segenap umat manusia, termasuk umat Muhammad.

Page 19: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

Kesimpulannya bahwa metode keteladanan ini merupakan metode yang cukup urgen dalam proses dakwah Islam di masyarakat.

Metode inilah yang dicontohkan oleh dua orang manusia agung tersebut, Ibrahim dan Muhammad, dalam menjalankan misi dakwahnya.

Dengan metode ini pula mereka membuktikan bahwa kepribadian seorang juru dakwah tersebut sangat menentukan dalam proses tercapainya tujuan dakwah.

Apalagi jika dikaitkan dengan persoalan efektifitas dakwah, maka metode keteladanan ini sangat menentukan.

Page 20: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

1. Bil-Khitobah2. Bil-Kitabah3. Bil-Hal

Page 21: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

Aplikasi Metode DakwahKetiga metode dakwah di atas

diaplikasikan dalam berbagai pendekatan, diantarnya yaitu :

1. Pendekatan Personal (Face to Face)

2. Pendekatan Pendidikan3. Pendekatan Diskusi;4. Pendekatan Penawaran;5. Pendekatan Misi;

Page 22: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

Fase-Fase Dakwah NabiFase-Fase Dakwah Nabi dapat

dilihat pada slide berikut. Dakwah Nabi mulai dari Makah sampai Madinah mengalami perubahan dan pergeseran.

Page 23: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

OBYEK DAKWAH

TUJUAN DAKWAH

MATERI

STRATEGI

KONSEP MONOTEISME/TAUHID

MASYARAKAT YANG POLITEISTIKMASYARAKAT YANG MENINDAS

KULTURAL

MEWUJUDKAN MASYARAKATYANG ADIL, (BERAKHLAK KARIMAHDAN MENJADI RAHMAT BG ALAM)

ERA MAKKAH

Page 24: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

KONSEPTAUHID

Unity of creation

Unity of mankind

Unity of quidance

Unity of purpose of life

UNITY OF GODHEAD

(Islam membangun suatu masyarakat yang bebas dari unsur-unsur eksploitatif, feodalistik,

pelapisan masyarakat berdasarkan kelas, ras, latar belakang genetik, dsb.)

Page 25: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

OBYEK

TUJUAN

MATERI

STRATEGI

KONSEP UMMAH

Masyarakat Plural (multi etnis,Agama, ras, keturunan dll.)

STRUKTURAL

MENCIPTAKAN KEAMANAN,KEDAMAIAN, KESEJAHTERAAN,KEADILAN DALAM BINGKAIPERSAMAAN HAK DAN KEWAJIBAN BAGI SELURUH PENDUDUK MADINAH (UMMAH)

ERA MADINAH

Page 26: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

KODE ETIK DAKWAH1. Tidak memisahkan antara ucapan dan

perbuatanDa’i yang tidak beramal sesuai dengan ucapannya seperti pemanah tanpa busur

2. Menggembirakan sebelum menakut-nakuti Rasulullah saw bersabda: “Serulah manusia! Berilah kabar gembira dan jangan membuat orang lari” (H.R. Muslim)

3. Memudahkan tidak mempersulit “Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu” (Q.S. Al-Baqarah: 185). Rasulullah bersabda: “Sebaik-baiknya agamamu adalah yang paling memberikan kemudahan..” (H.R. Bukhari)

Page 27: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

Lanjutan …4. Mencari titik temu atau kesamaan.

Contoh: Wahai ahli kitab, marilah (berpegang) kpd suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak ada yang kita sembah kecuali Allah… Q.S.Ali Imran: 64

5. Tidak menghina sesembahan non muslim “Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dg melampaui batas tanpa pengetahuan” (Q.S. Al-An’am:108)

6. Tidak melakukan toleransi ajaran agama Toleransi dibolehkan dalam batas-batas tertentu dan tidak menyangkut masalah keyakinan. Al-KAFIRUN :1-6

Page 28: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

Lanjutan7. tidak melakukan diskriminasi social8. Menjaga pertemanan dengan pelaku

maksiat 9. Tidak menyampaikan hal-hal yang

tidak diketahui “Dan janganlah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,semuanya itu akan dimintai pertanggungan jawab” (Q.S. al-Isra’: 36)

Page 29: Materi 11: Metode dan Etika Dakwah

HIKMAH ETIKA DAKWAHAkan membawa kemajuan

ruhani, seorang juru dakwah akan senantiasa menjaga rambu-rambu etis, shgga secara otomatis ia akan memiliki akhlak yang mulia.

Sebagai penuntun kebaikan.Membawa pada kesempurnaan

iman.Tercipta kerukunan antar umat

beragama