View
9
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
10 ISSN 0216 - 3128
DIAGNOSIS PENUAAN KOMPONEN PANELUTAMA II SISTEM KELISTRIKAN RSG-GASMENGGUNAKAN INFRARED THERMOGRAPHY
Teguh Sulistyo, KiswantoPusat Reaktor Serba Guna
Roziq Himawan, Ari SatmokoPusat Teknologi Reaktor don Keselamatan Nuklir
ABSTRAK
Teguh Sulistyo, dkk.
BUSBARDENGAN
DIAGNOSIS PENUAAN KOMPONEN PANEL BUSBAR UTAMA /I SISTEM KELISTRIKAN RSG-GAS
DENGAN MENGGUNAKAN INFRARED THERMOGRAPHY. Untuk menunjang pengoperasian ReaktorSerba Guna GA. Siwabessy (RSG-GAS) dan menjaga agar baras-baras keselamatan reaktor yang terkaittidak terlampui, telah dilakukan diagnosis penuaan komponen panel busbar utama /I BHDIBHEIBHF sistemkelistrikan gedung RSG-GAS dengan menggunakan lnfrareathermogr.J!P.lJyJjpe.-Ihermo Tracer_TH91 OOPMVIIPW VI. Hasil diagnosis penuaan komponen ini menuiifukkan beberapo komponen ponel b~ba; _a /IBHDIBHEIBHF telah mengalami degradasi penuaan dengan kecepatan yang beragam sehinggadikhawatirkan dapat menimbulkan eftk degradasi fungsi dan atau kegagalan sistem. Dengan memahamimekanisme degradasi penuaan komponen ini serta melakukan tindakan kegiatan preventive maintenance,predictive maintenance dan saftty pada sistem kelistrikan gedung RSG-GAS secara dini, diharapkan sistemkelistrikan gedung RSG-GAS dapat terhindar dari resiko yang lebih fatal.
Kala Kunci : Penuaan komponen, sistem kelistrikan, infrared thermography------- - - --
ABSTRACT
DIAGNOSIS OF THE MAIN BUSBAR /I PANEL COMPONENTS AGEING OF RSG-GAS ELECTRICAL
SYSTEM BY USING INFRARED THERMOGRAPHY. To support the operation of RSG-GAS saftly, thediagnosis of the ageing of main busbar 11BHDIBHEIBHF panel components of RSG-GAS electrical systemhave been done. By using infrared thermography type Thermo Tracer TH9100PM VIIPW VI. The results ofthe diagnosis showed that some of the components under degradation with various rate. It can cause thesystem failure. By understanding the components ageing degradation mechanism and performing thepreventive and predictive maintenance and safety of RSG-GAS electrical system earlier, the possibility ofaccident can be avoided.
Keywords: components ageing, electrical system, infrared thermography
PENDAHULUAN
Sistem kelistrikan gedung RSG-GAS merupakansalah satu sistem bantu yang berperanmendukung kegiatan operasi reaktor. Salah satufaktor keberhasilan operasi reaktor ditentukan olehkeandalan sistem kelistrikannya. Pada hakekatnya,untuk menjamin keselamatan dan keberhasilankegiatan operasi reaktor RSG-GAS, komponen,struktur dan sistem (KSS) reaktor RSG-GASdirancang dan dikonstruksi dengan menggunakankomponen-komponen yang telah memenuhi standarindustri serta kriteria keselamatan tinggi. Walaupundemikian kondisi lingkungan yang keras dapatmempercepat penuaan KSS. Oleh karena itu, semuakomponen tanpa kecuali akan mengalami penuaan
dengan kecepatan yang beragam. Penuaan KSSakan menimbulkan efek penurunan atau degradasimaterial komponen dan selanjutnya akanmenyebabkan degradasi fungsi dan atau kegagalansistem.
Probabilitas kegagalan fungsi dari KSSsistem kelistrikan gedung RSG-GAS serta aktivitasmanajemen penuaan yang di dalamnya meliputikegiatan proteksi, perbaikan dan penggantiankomponen seperti layaknya yang dilakukan padakegiatan perawatan, pengujian dan modifikasi, akanmeningkat sejalan dengan umur pemakaian reaktor.Untuk mencegah terjadinya kegagalan sertamempertahankan kestabilan sistem kelistrikan RSGGAS baik dalam kondisi normal maupun kondisi
Prosiding PPI - PDIPTN 2007Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juri 2007
Tegu" Sufistyo, dkk. ISSN 0216 - 3128 JJ
gangguan sehingga kontinuitas pelayanan dapatdipertahankan maka perlu memahami mekanismedegradasi komponen serta dilakukan pengujian KSSsistem kelistrikan gedung RSG-GAS. Salah satuupaya untuk mencapai kondisi tersebut, telahdilakukan pengujian KSS sistem kelistrikan gedungRSG-GAS pada panel distribusi BHA/BHB/BHCdengan menggunakan infrared thermography tipeThermo Tracer TH9100PMVIIPWVI.
HasH kegiatan pengujian KSS sistemkelistrikan gedung RSG-GAS pada panel distribusiBHD/BHE/BHF ini akan digunakan sebagai bahanacuan untuk lebih memahami mekanisme degradasiKSS serta tindakan kegiatan preventivemaintenance, predictive maintenance dan safetypada sistem kelistrikan gedung RSG-GAS secaradini.
TEORIDASAR
1. Manajemen Penuaan Reaktor Riset RSGGAS
Keselamatan operasi reaktor adalah suatukondisi yang harus selalu tercapai dalampengelolaan dan pengoperasian reaktor RSG-GASmulai saat pembangunan, pengoperasian hinggaselesai proses dekomisioning. Keselamatan operasireaktor terkait erat dengan keandalan KSS reaktorRSG-GAS. Semua KSS reaktor RSG-GAS akan
mengalami penuaan dan degradasi fungsi yangkemudian menurunkan tingkat keandalan KSSterse but.
Reaktor riset RSG-GAS didesain untuk dapatdioperasikan dalam rangka melayani berbagaipercobaan dengan berbagai kondisi. Dibandingkandengan reaktor daya, reaktor riset akan seringmengalami kondisi operasi dengan frekuensipemberhentian reaktor dan moda operasi yang lebihtinggi. Di samping itu, reaktor riset juga didesainagar dengan mudah dapat dilakukan modifikasiuntuk menyesuaikan dengan kondisi percobaan.Dengan rentang variasi kondisi yang demikianlebar, reaktor riset harus tetap handal dan amandioperasikan. Dengan demikian dapat dikatakanbahwa probabilitas kegagalan fungsi dari KSSsistem kelistrikan gedung RSG-GAS serta aktivitasmanajemen penuaan yang di dalamnya meliputikegiatan proteksi, perbaikan dan penggantiankomponen seperti layaknya yang dilakukan padakegiatan perawatan, pengujian dan modifikasi, akanmeningkat sejalan dengan umur pemakaian reaktor.
Salah satu metoda yang dapat diterapkanuntuk mendeteksi dan mengevaluasi kelemahan
yang disebabkan oleh variasi kondisi selamaoperasi, sehingga dapat dilakukan tindakanantisipasi dan pencegahan yaitu dengan menentukanKSS reaktor yang fungsi keselamatannya tetapberjalan selama umur operasi dengan berbagaikondisi serta menerapkan langkah-Iangkah pencegahan dan atau mitigasi pengaruh penuaan hinggapada tingkat keselamatan tertentu yang dapatditolerir.
2. Dasar Perpindahan Panas
Mekanisme perpindahan panas merupakanaspek dasar NDT Non-Contact IR dalam pelacakandan pengukuran lokasi cacat atau adanya penyimpangan yang didasarkan pada peta temperatur yangdiperoleh dari pancaran panas radiasi atau infraredsuatu obyek.
Pancaran panas radiasi atau infraredmerupakan fungsi dari temperatur dan emmitancedari material obyek yang akan diperiksa. Secaraumum dapat dikatakan bahwa semakin panas suatubenda maka semakin besar radiasi yangdipancarkan, dan semakin gelap warna benda makasemakin kecil radiasi yang dipancarkan (warnahitam memiliki emmitance = I).
Berdasarkan kaidah Termodinamika, mekanisme perpindahan panas pada suatu bahan dapatmelalui 3 (tiga) cara, yaitu :
I. Mekanisme pancaran atau radiasi
2. Mekanisme aliran atau konveksi
3. Mekanisme perambatan atau konduksi
2. I. Mekanisme pancaran atau radiasi
Perpindahan panas dengan mekanismepancaran atau radiasi adalah perpindahan panaspada suatu material ke material lain dengan melaluigelombang-gelombang elektromagnetis tanpa adaatau tidaknya media atau zat diantara material yangmenerima pancaran panas tersebut.
Pemindahan panas secara pancaran dapatdipancarkan melalui seluruh sela-sela ruangan diantara molekul-molekul dari suatu zat tertentu,dimana radiasi panas tersebut dapat menyebabkanterjadinya gangguan kesetimbangan gelombangelektromagnetik dari material tersebut. Dalamgerakan radiasi panas tersebut lintasannya berbentukseperti halnya lintasan sinar. Jika lintasan radiasipanas melalui gelombang elektromagnetik tersebutterhalang oleh benda lain, maka bidang yang akandipanasi akan menerima panas secara pancaran, atauterhalang oleh penyerahan panas secara pancaran.
Prosiding PPI - PDIPTN 2007Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
12 ISSN 0216 - 3128 Teguh Sulistyo, dkk.
Semua zat-zat yang memancarkan panas,intensitas radiasinya atau kuat pancarannyatergantung dari temperatur zat yang memancarkanpanas tersebut. Bila pancaran panas menimpa
sesuatu benda atau bidang, sebagian dari panaspancaran yang diterima material tersebut, akandipancarkan kembali (re-radiasi) atau dipantulkan(refleksi) dan sebagian yang lain dari panaspancaran tersebut diserapnya.
Berdasarkan pendekatan hukum StephanBoltzmann, pancaran radiasi yang diterima olehsuatu material, dapat dihitung dengan persamaan :
(I)
dengan :
Eb = pancaran radiasi yang diterima per unit area(watts/m2)
(J' = konstanta Stephan-Boltzmann, yaitu 5,670 x10-8 (W/m2 - K)
c = emmisivitas material
T = temperatur absolute permukaan (K)
2.2. Mekanisme aliran atau konveksi
ho = koefisien heat-transfer
To = temperatur permukaan (K)
T"" = perbedaan temperatur permukaan dengan temperature ambient (K)
2.3. Mekanisme perambatan atau konduksi
Perpindahan panas secara perambatan ataukonduksi adalah perpindahan panas dari suatubagian material padat ke bagian lain dari material
padat yang sarna, atau dari material padat yang satuke material padat yang lainnya karena terjadinyapersinggungan fisik tanpa terjadinya perpindahanmolekul-molekul dari material pada itu sendiri.
Di dalam dinding material tersebut, panasakan dirambatkan oleh molekul-molekul dindingbahan sebelah luar yang berbatasan dengan panas(udara luar) menuju ke molekul-molekul dindingpermukaan material sebelah dalam yang berbatasandengan fluida. Perambatan panas melalui materialpadat menempuh jarak terpendek.
Berdasarkan pendekatan hukum Fourier's,
jumlah panas yang dirambatkan q melalui dindingpermukaan material dapat dihitung denganpersamaan :
Perpindahan panas secara aliran ataukonveksi adalah perpindahan panas yang dilakukanoleh molekul-molekul suatu fluida (cair ataupungas). molekul-molekul fluida tersebut dalambergerak membawa sejumlah panas masing-masingq Joule. Pada saat molekul fluida menyentuhdinding permukaan material maka panasnya akandibagikan sebagian kepada dinding pipa danselebihnya dibawa pergi ke arah gerakannya.
Bila perpindahan molekul-molekul terse butdisebabkan karena perbedaan temperatur di dalamfluida itu sendiri, maka perpindahan panas tersebutdikenal dengan istilah konveksi bebas (freeconvection) atau komveksi alamiah. Tetapi apabilaakibat kekuatan mekanis (karena dipompa ataudihembuskan) maka perpindahan panasnya disebutkonveksi paksa (forced convection). Untuk mencapai permukaan material yang dipanasi, gerakanmolekul-molekul tersebut tidak perlu melaluilintasan yang luTUs.
Berdasarkan pendekatan hukum NewtonCooling, jumlah panas secara konveksi dapatdihitung dengan persamaan :
dengan :
!L = ho (To - Too)A
(2)
(3)
dengan :
q/A = peralihan panas per unit area (watts/m2)
k = konduktivitas termal
Tt - T2= perbedaan temperatur permukaan (K)
AX" = tebal material (m2)
3. Metoda Non Destructive Testing NonContact
Teknologi infrared thermography merupakan
salah satu peralatan teknologi Non DestructiveTesting Non-Contact yang dapat digunakan untukkegiatan preventive maintenance, predictivemaintenance, quality control, safety control, testing& commissioning atau NDT of materials evaluationdan memungkinkan pengukuran temperatur darijarak tertentu tanpa menyentuh obyek yang diukursecara scaning serta mendeteksi perubahantemperatur hingga 0, I DC, sehingga mampumengkondisikan material komponen yangmengalami perubahan. Dengan demikian metoda inisangat efisien dan efektif untuk kegiatan inspeksipada komponen, peralatan maupun instalasi listrikyang sedang beroperasi pada sistem kelistrikangedung RSG-GAS, sehingga dapat diketahui
Prosldlng PPI - PDIPTN 2007Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Teguh Sufis/yo, dkk. ISSN 0216 - 3128 13
kerusakannya secara dini. Prinsip kerja teknologi iniadalah dengan mengukur pancaran energi panassuatu bahan atau komponen kemudian mengkonversikannya menjadi suatu peta temperaturbahan atau komponen tersebut. Dengan mengetahuiperbedaan peta temperatur dari bahan ataukomponen yang diuji secara dini, akurat dan cepatmaka dapat diketahui kondisi penyimpangan yangterjadi pada KSS panel distribusi BHD/BHE/BHFsistem kelistrikan gedung RSG-GAS.
4. Pengukuran Dengan Metoda Non Destructive Testing Non-Contact
Berdasarkan ilmu fisika, semua material!benda yang mempunyai suhu di atas nol absolute (0oK atau -273°C) memancarkan sinar radiasi,sehingga metoda infrared thermography dengankemampuannya dapat mendeteksi perubahantemperatur hingga 0,1 °C maka akan lebih efisiendan efektif untuk mendeteksi dan melokalisir daerah
cacat dengan cara melihat langsung peta temperatur(temperature image) yang diperoleh dari hasilpemeriksaan dengan infrared thermography. Prinsipdasar pancaran panas radiasi suatu material sepertiditunjukkan pada Gambar I.
Panas infra merah
Gambar 1. Pancaran panas radiasi suatumaterial.
Dalam melakukan pemeriksaan denganmenggunakan metoda infrared thermographyterdapat 3 (tiga) komponen utama yang harusperhatikan dan menjadi kebutuhan, yaitu :
I. Obyek permukaan sebagai target
2. Media transmisi antara obyek target denganinstrumen
3. Instrumen
4.1. Obyek permukaan sebagai target
Obyek permukaan sebagai target kondisinyaharus langsung terlihat secara visual danmempunyai pancaran radiasi berada pada range 0,7511 sampai dengan 100 11. Hal ini sesuai denganspektrum pancaran radiasi infrared, tetapi umumnyadi dalam pelaksanaannya obyek atau target yangsering ditemukan untuk diperiksa berada pada range0,7511 sampai dengan 20 11.Permukaan obyek yangdapat diperiksa dengan menggunakan metodainfrared ini dapat berbentuk single layer atau multilayer, namun pada prinsipnya permukaan yangdiperiksa tetap secara langsung terlihat, hanyadalam pengolahan data pada mekanisme perpindahan panas menggunakan pendekatan dengankondisi multi layer. Dalam pengolahan datanya,metoda yang digunakan dapat berbentuk singlelayer maupun multi layer, sebagai berikut :
I. Kondisi single layer
Gambar 2. Prinsip single layer.
Berdasarkan pendekatan hukum Fourier's,jumlah panas yang dirambatkan melalui dindingpermukaan material pada kondisi single layer dapatdihitung dengan persamaan :
(4)
dengan :
q/A = aliran panas per area
Prosiding PPI - PDIPTN 2007Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
14 ISSN 0216 - 3128 Teguh Sufistyo, dkk.
TJ = temperatur dalam
T2 = temperatur luar
M = tebal dindingk = konduktivitas termal
2. Kondisi multi layer
- - ..••. qlL
k12 = konduktivitas panas untuk XJ2
k23 = konduktivitas panas untuk X23
k34 = konduktivitas panas untuk X34
Sedangkan daya tahan kontak terhadappanasnya dapat dihitung dengan menggunakanpersamaan :
a) Efek dari kontak interfacialnya yaitu :
(6)
b) Total daya tahan kontak panasnya yaitu :
(7)
4.2. Media transmisi antara obyek target denganinstrumen
Berdasarkan pendekatan hukum Fourier's,jumlah panas yang dirambatkan melalui dindingpermukaan material pada kondisi multi layer dapatdihitung dengan persamaan :
I II i!!i!Ai!!!! ::;::
~
B
Gambar 3. Prinsip multi layer.
!LA
dengan :
qlA - aliran panas per area
TI = temperatur dalam
T2 = temperatur luar pada lapisan pertama
T3 = temperatur luar pada lapisan ke dua
T4 = temperatur luar
MI2 = ketebalan dinding material
M23 = ketebalan dinding isolasi bagian dalam
M34 = ketebalan dinding isolasi bagian luar
.(5)
Media transmisi antara obyek yang akandiperiksa dengan instrumen yang digunakan adalahbukan media yang vacum atau loss energy, jadimerupakan media normal bisa dingin ataupun panas.Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikanpada media transmisi tersebut, yaitu perihal kondisiwaktu, sebagai contoh pengambilan image temperatur pada tengah hari dengan kondisi pancaranmatahari cukup kuat adalah tidak baik, hal ini akibatrefleksi dari pancaran sinar matahari cukup tinggisehingga akan memberikan image temperatur lainakibat tingginya refleksi dari matahari. Oleh karenaitu pemeriksaan pada malam hari merupakan waktupelaksanaan yang paling tepat.
Pelaksanaan pemeriksaan dengan metodainrrared untuk siang hari (pagi atau sore) dan malamhari perlu diperhatikan kondisi kecepatan angin.Dimana kecepatan angin akan memberikanperubahan pancaran radiasi dari permukaan obyek,sehingga sangat mempengaruhi pada hasil evaluasiterutama jika berhadapan dengan obyek elektrikal.Menurut Herbet Kaplan, bahwa untuk lingkunganluar ruangan kecepatan angin sangat mempengaruhikondisi sebenamya obyek yang diperiksa dan untukkecepatan angin lebih dari 9 mls (setara dengan 18knot) penggunaan metoda inrrared sudah tidak layakdigunakan.
Berdasarkan pendekatan hukum HerbetKaplan, temperatur sebenamya (Ts) yang terjadidapat dihitung dengan persamaan :
T(sebenarnya) = Tnse x F K (kecepatan angin) (8)
Prosiding PPI • PDIPTN 2007Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
II
Teguh SuUstyo, dkk. ISSN 0216 - 3128 /5
Tabel 1. Faktor Koreksi terhadap kecepatanangin.
Kecepatan AnginFaktor Koreksi(mts)
< 1
1.00
2
1.36
3
1.64
4
1.86
5
2.06
6
2.23
7
2.40
8
2.54
>9
Tidak direkomendasikan
4.3. Instrumen
Prinsip kerja dengan menggunakan metodainfrared thermography pada hakekatnya adalahmendeteksi dan mengukur gel om bang elektromagnetik atau infrared yang dipancarkan olehmaterial dan di-scan melalui lensa dan filter khusus
yang dideteksi menjadi thermal image (petatemperatur gradien) yang kemudian dapat dilihat.
pada monitor atau viewfender dan langsung direkamsekaligus diukur temperaturnya. Oengan menggunakan metoda infrared thermography ini hasilpemeriksaan mampu memberikan informasi yangtepat dan akurat ten tang prediksi terjadinyakegagalan material akibat panas berlebihan. Oenganberdasarkan pancaran radiasi yang ditimbulkan darimaterial yang dipetakan dalam bentuk gradienthermal image, maka dapat ditentukan secaralangsung lokasi cacat dari material yang diukur.I1ustrasi pemeriksaan dengan metoda infraredthermography seperti ditunjukkan pada Gambar 4.
Panas infra merah
Fluida
Itmperalut kamar
Gambar 4. lIustrasi pemeriksaan dengan metoda infrared thermography.
TAT A KERJA
Prosedur kerja NDT Non-Contact IR dalampelacakan dan pengukuran lokasi cacat atau adanyapenyimpangan yang didasarkan pada petatemperatur yang diperoleh dari pancaran panasradiasi atau infrared suatu obyek meliputi 8 tahap
kegiatan, yaitu :
I. Mempersiapkan peralatan kerja NDT NonContact IR yang terdiri atas lensa (disesuaikandengan range temperatur kondisi permukaanobyek), filter, viewfinder, memori card, batere,dan lain sebagainya.
2. Men-setup peralatan kerja NDT Non-Contact IRyang terdiri atas MRT (minimum resolvabletemperature) atau MRTO (minimum resolvabletemperature defference), IFOY (instatneousfiledof view) yang meliputi MTF (modulus transfermethod) dan SRM (slit responce method) yangterdiri dari speed ofrespon danframe repetitionrate.
3. Enter data yang terdiri atas temperatur ambient,hummidity, emissivity permukaan obyek, dankecepatan angin.
4. Identifikasi permukaan obyek dan scan per
mukaan obyek dengan kamera, tentukan daerahyang menunjukkan adanya penyimpangan atauanomali sesuai dengan kondisi permukaan obyek
yang akan diperiksa dan rekam pada kameratersebut serta diberi identifikasi.
5. Perhatikan fokus kamera pada saat scaning dan
pengambilan gambar, pembukaan fokus tidakmelebihi dari sudut 45° dan perhatikan intensitasmatahari,jika dilakukan pada siang hari.
6. Shot permukaan obyek yang mengalami anomalitersebut dengan menggunakan kamera visualdan diberi identifikasi.
7. Mencatat nomor thermal image dan visual imageserta data permukaan obyek pada data tersebut.
8. Analisa dan evaluasi image tersebut denganmenggunakan program thermogram atauthermonitor.
9. Membuat laporan hasil pemeriksaan permukaanobyek dengan kamera NOT Non-Contact IR
dalam bentuk standar laporan infrared.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pemeriksaan KSS sistem kelistrikan
gedung RSG-GAS pada panel distribusi BHOtBHE/BHF dengan menggunakan infrared thermography tipe Thermo Tracer TH9100PMVIIPWVIseperti ditunjukkan pada Gambar 5 sampai denganGambar 17.
Prosiding PPI • PDIPTN 2007Pustek Akselerator dan Proses Bahan· BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
16 ISSN 0216 - 3128
ObjekKabel dan Busbar
Lokas iRuang 1022
Section
Panel BHD 04
Materia I
Plat Tembaga dan Polymer
Background Temp.
25°C
Reference Temp.
39,7 oC
Hummidity
~O% RH
Wind Velocity
o ... 3 mls
Distance
1,0 ... m
Em is ivity
0,90
IR Image
CameraThermoTracer
TH9100PMVIJPWVIDate
5 Maret 2007
Kabel
danbusbartidak
Scanning IR Result
terdapat overheating, kondi sinormal
.Advice
Gambar 5. Hasil analisis KSS kabel incouming BHB panel BHD 04.
ObjekMCB
Lokasi
Panel BHD 04
Section
Panel BHD 04
Materia I
-
Background Temp.
25°C
Reference Temp.
39,7°C
Hum m idity
~O% RH
Wind Velocity
o ... 3 mls
Distanc e
1,0 ... m
Emisivity
0,90
IR Image
CameraThermoTracer
TH91 00 PMVIIP WVIDate
5 Maret 2007
Scanning IR Result
MCBtidakterdapat
overheatina, kondisi normal
.Advice
Gambar 6. Hasil analisis KSS MCB panel BHD 04.
Prosiding PPI - PDIPTN 2007Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BAT AN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Teguh Sulistyo, dkk.
Teguh Sulistyo, dkk. ISSN 0216 - 3128 17
ObjekBusbar BHD
Lokas I
Panel BHD 04
Section
Panel BHD 04
Material
Plat Tembaga
Background Temp.
25°C
Reference Temp.
39,7 °C
Hummidity
80% RH
Wind Velocity
o ... 3 m/s
Dislanc e
1,0 ... m
Emlsivity
0,90
IR Image
CameraThermoTracer
TH9100PMVI/PWVIDate
5 Maret 2007
Koneksi busbar BHD tidakScanning IR Result
Ierdapat overheating, kondi sinormal
Advice
Gambar 7. Hasil analisis KSS kabel menuju ke busbar RHD panel RHD 04.
Objek
PanelStar - DeltaPompa
PrimerLokas i
Panel BHD 05
Section
Panel BHD 05
Materia I
Plat Tembaga
Background Temp.
25°C
Reference Temp.
39,7°C
Hummidity
80% RH
Wind Velocity
o ... 3 m/s
Dislanc e
1,0 ... m
Emisivity
0,90
IR Image
CameraTher moTracer
TH91 OOPMVIIPWVIDate
5 Maret 2007
Fuse, kabel dan konekrorScanning IR ResultIerdapat overheating, kondisi
tidak normalCek semua fuse, kabel danAdvicekonekror,perlusegera
oerbaikan
Gambar 8. HasH analisis KSS Rangkaian Star-Delta Pompa Primer panel RHD 05.
Prosiding PPI - PDIPTN 2007Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
18- ISSN 0216 - 3128
ObjekPanel Ma in Konla klDr
Lekas i
Panel BHD 05
Section
Panel BHD 05
Malaria I
Plat Tembaga
Background Temp.
25 ·C
Reference Temp.
39,7 ·C
Hummidity
$0% RH
Wind Velocity
o ... 3 mls
Dislanc e
1,0 ... m
Emisivity
0,90
IR Image
CameraThermoTracer
TH91 OOPMVI/P WVIDala
5 Maret 2007
Fuse, kabel dan koneklDrScanning IR Result
terdapat overheating, kondi sitidak normalCek semua fuse, kabel danAdvice
koneklDr,perlusegeraDerbaikan
Gambar 9. HasH analisis KSS panel Main Kontaktor panel BHD 05.
ObjekPanel Ma in Konla klDr
Lekas i '
Panel BHE 04
Section
Panel BH E 04
Malaria I
Plat Tembaga
Background Temp.
25 ·C
Reference Temp.
39,7 ·C
Hum midily
$O%RH
Wind Ve loc ily
o ...3 m/s
Dislanc e
1,0 ... m
Emisivily
0,90
IR Image
CameraThermoTracer
TH91 OOPMVI/PWVIDala
5 Maret 2007
Scanning IR Result
MCBtidakterdapat
overheatina, kondisi normal
Advice
Gambar 10. HasH analisis KSS MCB panel BHE 04.
Prosiding PPI - PDIPTN 2007Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juti 2007
Teguh Sulistyo, dkk.
Teguh Sulistyo, dkk. ISSN 0216 - 3128 19
ObjekBusbar BHE
LDkas i
Panel BH E 04
Section
Panel BHE 04
Materia I
Plat Tembaga
Background Temp.
25 ·C
Reference Temp.
39,7 ·C
Hummidity
80% RH
Wind Velocity
o ... 3 mls
Distance
1,0 ... m
Em is ivity
0,90
IR Image
CameraTher moTracer
TH91 OOPMVIIP WVIDate
5 Maret 2007
Scanning IR Result
MCBtidakterdapat
overheatinq, kondi si norma I
Mvice
Gambar 11. HasH analisis KSS MCB ke busbar panel BHE 04.
Objek
PanelStar-DeltaPompa
Prim erLDkas i
Panel BH E 05
Section
Panel BH E 05
Materia I
Plat Tembaga
Background Temp.
25 ·c
Reference Temp.
39,7 ·C
Hummidity
80 % RH
Wind Velocity
o ... 3 mls
Distanc e
1,0 ... m
Em is ivity
0,90
IR Image
CameraTher moTracer
TH9100PMVI/PWVIDate
5 Maret 2007
Fuse, kabel dan konektorScanning IR Resultterdapat overheating, kondi sl
tidak normalCek semua fuse, kabel danMvicekonektor,perlusegera
lJerbaikan
Gambar 12. HasH analisis KSS rangkaian Star-Delta Pompa Primer panel BHE 05.
Prosiding PPI - PDIPTN 2007Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
20 ISSN 0216 - 3128
ObjekPanel Ma in Konta ktor
LDkas i
Panel BHE 06
Section
Panel BHE06
Ma1eria I
Plat Tembaga
Background Temp.
26 'C
Reference Temp.
39,l'C
Hummidity
80%RH
Wind Velocity
o ... 3 mJs
Distanc e
1,0 ... m
Em is ivity
0,90
IR Image
CameraTher moTracer
TH9100PMVlJPWVIDa1e
6 Maret 2007
Fuse, kabel dan konektorScanning IR Resultterdapat overheating, kondi si
tidak normalCek semua fuse, kabel danMvicekonektor,perlusegera
perbaikan
Gambar 13. HasH analisis KSS Main Kontaktor panel BHE 05.
ObjekBusbar BHF
LDkas i
Panel BHF 04
Section
Panel BHF 04
Ma1eria I
Plat Tembaga
Background Temp.
26 'C
Reference Temp.
39,l'C
Hummidity
80% RH
Wind Ve loc ity
o ... 3 mJs
Distanc e
1,0 ... m
Em is ivity
0,90
IR Image
CameraThermoTracer
T H91 00 PMVIJP WVIDa1e
6 Maret 2007
Scanning IR Result
MCBtidakterdapat
overheatinq, kondisi normal
Mvice
Gambar 14. HasH analisis KSS MCB ke bus bar panel BHF 04.
Prosiding PPI - PDIPTN 2007Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Teguh Sulistyo, dkk.
Teguh Sulistyo, dkk. ISSN 0216 - 3128 21
ObjekPanel Ma in Konta ktor
LDkas i
Panel BHF 04
Section
Panel BHF 04
Maleria I
Plat Tembaga
Background Temp.
25'C
Reference Temp.
39,7 'C
Hummidity
80%RH
Wind Velocity
o ... 3 mls
Distanc e
1,0 ... m
Emisivity
0,90
IR Image
CameraThermoTracer
T H91 OOPMVIJPWVIDale
5 Maret 2007
Scanning IR Result
MCBtidakterdapat
overheaUng, kondisi normal
Advice
Gambar 15. HasH analisis KSS MCB panel BHF 04.
ObjekMain Kontaktor
LDkas i
Panel BHF 05
Section
Panel BHF 05
Maleria I
Plat Tembaga
Background Temp.
25 'C
Reference Temp.
39,7 'C
Hummidity
80% RH
Wind Velocity
o ... 3 mts
Distanc e
1,0 ... m
Emisivity
0,90
IR Image
CameraThermoTracer
T H91 OOPMVIJPWVIDale
5 Maret 2007
Kabel dan konektor terdapatScanning IR ResultoverheaUng,kondi sitidak
normal Cek semua fuse, kabel danAdvicekonektor,perlusegera
lJerbaikan
Gambar 16. HasH analisis KSS Main Kontaktor panel BHF 05.
Prosiding PPI - PDIPTN 2007Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
22 ISSN 0216 - 3128
Objek
PanelSlar - DellaPompa
Prim erLokasi
Panel BHF 05
Section
Panel BHF 05
Material
Plat Tembaga
Background Temp.
25°C
Reference Temp.
'J9}oC
Hummidity
~O% RH
Wind Velocity
0 ... 'J mls
Dislanc e
1,0 ... m
Emishlity
0,90
IR Image
CameraThermoTracer
TH9100PMVI/PWVIDate
5 Maret 2007
Kabel dan konektor terdapatScanning IR Resultoverheating,kondi sitidak
normal Cek semua fuse, kabel danAdvicekonektor,perlusegera
Derbaikan
Gambar 17. Hasi! analisis KSS Star-Delta panel BHF OS.
Teguh Sulistyo, dkk.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemeriksaan KSS sistemkelistrikan gedung RSG-GAS pada panel distribusiBHD/BHE/BHF dengan menggunakan irifraredthermography tipe Thermo Tracer TH9iOOPMVilPW Vi menunjukkan bahwa terdapat beberapaKSS sistem kelistrikan yang harus segera untukditindaklanjuti dalam bentuk pengecekan, pengencangan dan penggantian agar resiko yang lebih fataldapat dihindari misalnya resiko kebakaran.
DAFT AR PUS TAKA
I. ANONYMOUS, Description components MPR30, Interatom, 1996.
2. ANONYMOUS, Specification componentsMPR 30, Interatom, 1996.
3. CHAPMAN, ALAN J., Heat Transfer, FourthEdition, Maxwell Macmillan InternationalEditions, New Yark, 1974.
4. TO' AT NUR SALAM, lrifrared ThermographyNon Destructive Testing Non Contact, DiklatNDT Batan Jakarta, Juli 2004.
5. M. DHANDANG P., dkk, Dokumen Manajemen Penuaan RSG-GAS, P2TRR Batan, 2003.
6. R. HIMA WAN, Diagnosis Pen/wan KomponenPLTN, SIGMA EPSILON Buletin IImiahTeknologi Keselamatan Nuklir, Vol. 8 No.3Agustus 2004.
7. M. DHANDANG P, Pendekatan Untuk Manajemen Penuaan RSG-GAS, SIGMA EPSILONBuletin I1miah Teknologi Keselamatan Nuklir,Vol. 8 No.3 Agustus 2004.
TANYAJAWAB
Widarto
- Apa sudah terjadi penurunan sistem kelistrikanpada panel yang mengakibatkan degradasi respontime dari sensor ke sistem penampil.
- Berapa besar toleransi degradasi terse but masihdinyatakan aman/spektek belum terlampaui?
Prosiding PPI - PDIPTN 2007Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Teguh Sulistyo, dkk. ISSN 0216 - 3128 23
Teguh Sulistyo
Besarnya toleransi degradasi khususnya untuksistem kelistrikan gedung RSG-GAS hingga saatini belum diperoleh nilai yang pasti karena masihdilakukan kegiatan ageing. Nilai yang diperolehsekilar 20% dari keseluruhan system elektrik.
- Besarnya nilai toleransi degradasi yang masihdinyatakan aman berdasarkan spesifikasi tekniksebesar 25% dari keseluruhan sistem.
Y. Sardjono
- Dari segi ageing management research reactormohon informasi tentang periodic inservice
inspection untuk komponen-komponen electricalseperti panel Busbar RSG-GAS.
- Sejak RSG-GAS commissioning hingga sekarangada berapa kali dilakukan inspeksi terhadap panelBusbar?
Teguh Sulistyo
- Inservice Inspection untuk komponen elektrikalsecara terskedul sudah ada yailu 2 tahun dan 5tahunan kegiatan ini banyak mengalami kendalasalah satunya kesediaan alat.
- Inservice Inspection dengan menggunakanmetode NDT-IR pemah dilakukan pada tahun1993 dan terakhir dilaksanakan pada bulan Mei2007.
Prosiding PPI • PDIPTN 2007Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Recommended