View
76
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
jkhsdfuhudgh jhgsyudfiyugfb jhgdvgufsd hgvdyudf hjgdvhuydfs hjghdvyudfv hjgvdyudf
Citation preview
1
PBAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangPP
Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan
berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara
dalam menuju terciptanya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
Hakekat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan di bidang
kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan Nasional yang bertujuan
untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal melalui upaya yang menyeluruh dengan
peran serta aktif masyarakat.
Sehat adalah suatu keadaan dari proses dalam upaya menjadikan dirinya
terintegrasi secara keseluruhan, fisik, mental, dan social ( Nursalam, 2003 ). Sakit
adalah suatu kegagalan mekanisme adaptasi suatu organ secara tepat terhadap
rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi atau struktur dari
bagian organ atau system tubuh. ( Gold Medical Dictionary, dalam Arif Mansyur,
1999 ).
Salah satu program pemerintah Indonesia dalam bidang kesehatan adalah
terwujudnya Indonesia sehat tahun 2010. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan
1
2
bantuan dan kesadaran dari berbagai pihak baik dari petugas kesahatan maupun dari
masyarakat luas. Pemerintah dalam hal ini telah membangun sarana dan pra sarana
kesehatan diantaranya dibangunnya Puskesmas sebagai salah satu tempat untuk
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha-usaha di bidang
Promotif (Penyuluhan), Preventif (Pencegahan), Kuratif (Pengobatan), Dan
rehabilitatif (Pemulihan). Namun pada kenyataannya untuk dapat mewujudkan
program Indonesia sehat 2010 tersebut masih banyak kendala yang dihadapi. Faktor-
faktor penghambat tersebut antara lain kurangnya prilaku hidup bersih dan sehat,
rendah nya tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, masih
banyaknya masyarakat ekonomi lemah, serta pengaruh tempat tinggal dan
lingkungan yang kurang baik dimana dapat mempengaruhi derajat kesehatan itu
sendiri. Faktor- faktor tersebut dapat menimbulkan terjadinya penyakit baru dan
reaksi ulang dari penyakit yang sudah ada, contohnya penyakit Hipertensi dimana
pola makan terhadap makanan yang gurih , asin , serta mengandung bahan pengawet
menjadi konsumsi masyarakat setiap hari yang seringkali tidak pernah dihiraukan
oleh masyarakat, padahal sudah dirasakan gejala yang khas dari hipertensi dan
sudah pada tahap serius yang apabila tidak ditangani dengan benar akan
menyebabkan komplikasi yang fatal.
Di masyarakat khususnya keluarga, penyakit hipertensi ini sangat dipengaruhi
oleh setatus ekonomi yang rendah dan pola hidup yang tidak baik serta tingkat
pengetahuan keluarga yang kurang tentang penyakit Hipertensi ini. Hal tersebut
dapat menjadikan penyakit Hipertensi ini sebagai salah satu faktor yang dapat
3
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat umumnya, serta derajat kesehatan
keluarga khususnya.
Berdasarkan data kunjungan penderita Hipertensi di Dinas Kesehatan
Kabupaten Lebak, diketahui pada semester pertama tahun 2010 yaitu bulan Januari
sampai dengan bulan Juni menduduki peringkat ke tujuh, sedangkan di Puskesmas
Pajagan Kecamatan sajira pada tahun 2009 diketahui bahwa penyakit Hipertensi
masuk ke dalam urutan ke sembilan dalam distribusi sepuluh besar penyakit yang ada
pada Puskesmas Pajagan. Di mana kunjungan penderita Hipertensi ke Puskesmas
Pajagan kecamatan Sajira terbanyak pada bulan januari s/d mei sebanyak 143
kunjungan.
Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1
Distribusi 10 Besar Penyakit di Dinas Kesehatan Kabupaten LebakBulan Januari s/d Bulan Juni Tahun 2010
N0 Jenis Penyakit Jumlah Persentase12345678910
ISPAGastritisInfeksi KulitDiareMyalgiaFebrisHipertensiBatukArtritisConjungtivitis
51.05829.59319.50419.23313.59311.11210.9229.0113.2682.456
30,0 %17,5 %11,5 %11,3 %8,0 %6,5 %6,4 %5,4 %1,9 %1,45 %
Jumlah 169750 100 %
4
Sumber : Data Dinas Kesehatan kabupaten Lebak Bulan Januari s/d Juni 2010Tabel 2
Distribusi 10 Besar Penyakit di Puskesmas Pajagan Kecamatan SajiraBulan Januari s/d Bulan Juli Tahun 2010
N0 Jenis Penyakit Jumlah Persentase12345678910
ISPADispepsiaHipertensiKulitDiareGigiFebrisTBCMyalgiaFaringitis
25424514312811510381806453
20.06 %19.35 %11.29 %9.29 %9.08 %8.13 %6.39 %6.31 %5.05 %4.18 %
Jumlah 1.266 100 %Sumber : Data RR Puskesmas Pajagan Kecamatan Sajira Bulan Januari s/d Juli 2010
Tabel 3Data Rekapitulasi Kunjungan Penderita Hipertensi
Puskesmas Pajagan Kecamatan SajiraBulan Januari s/ d juni 2010
No Bulan Data Kunjungan Presentase1234567
JanuariFebruariMaretAprilMeiJuniJuli
31363739000
21,68 %25.17%25.87%27.27%
0 %0 %0%
Jumlah 143 100 %
Sumber : Data RR Puskesmas Pajagan Kecamatan Sajira Bulan Januari s/d Juli 2010
5
Berdasarkan tabel di atas dimana penderita hipertensi menduduki posisi
ke tujuh dalam distribusi sepuluh besar penyakit pada Dinas Kesehatan
kabupaten Lebak sebesar 6,4 % dengan jumlah penyakit 10.922 penderita serta
yang berkunjung ke Puskesmas Pajagan Kecamatan Sajira pada bulan Januari s/d
Juni 2010 menempati urutan ke 3 dan masuk urutan 10 dengan presentasi besar
11,29 %. . Sedangkan kunjungan penderita hipertensi pada tahun 2010 dari bulan
januari s/d juli 2010 sebanyak 143 orang .munculnya angka kesakitan tersebut
menunjukkan bahwa masih rendahnya tingkat pengetahuan dan derajat kesehatan
yang dimiliki masyarakat. Oleh karena itu untuk menurunkan angka kesakitan
tersebut diperlukan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan
cara memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat pada umumnya dan
penderita hipertensi khususnya agar mereka mengetahui tentang penyakit
hipertensi, serta dapat menangani penyakit hipertensi tersebut dengan benar.
Berdasarkan uraian di atas, penulis sangat tertarik untuk melakukan studi
kasus keperawatan keluarga dengan Hipertensi. Dalam studi kasus ini penulis
telah melakukan observasi dan pengamatan sehingga ditemukanlah kasus
penyakit Hipertensi yang dialami oleh Tn.”S” dimana penulis akan
menuangkannya dalam bentuk karya tulis ilmiah dengan judul “ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA Tn. “S’’ KHUSUSNYA PADA Tn “S”
DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULAR : HIPERTENSI DI
PERUMAHAN KORPRI RT. 02 RW. 05 DESA CIUYAH PUSKESMAS
6
PAJAGAN, KECAMATAN SAJIRA KABUPATEN LEBAK PROVINSI
BANTEN”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman secara nyata dalam pemberian asuhan keperawatan
keluarga secara langsung dan komprehensif pada keluarga Tn”.S” perumahan
Korprii Rt.02 Rw.05 Desa Ciuyah Puskesmas Pajagan Kecamatan Sajira
Kabupaten Lebak Provinsi Banten meliputi aspek bio-psiko-sosial dan spiritual
melalui pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian pada keluarga Tn.”S” khususnya pada
“Tn.”S” dengan hipertensi di Perumahan Korpri Rt.02 Rw.05 Desa
Ciuyah Puskesmas Pajagan Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak Provinsi
Banten
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga “Tn.S”
khususnya pada “Tn”S” dengan hipertensi di Perumahan korpri Rt.02
Rw.05 Desa Ciuyah Puskesmas Pajagan Kecamatan Sajira Kabupaten
Lebak Provinsi Banten
c. Mampu menyusun rencana keperawatan pada keluarga “Tn.S” khususnya
pada “Tn”S” dengan hipertensi di Perumahan Korpri Rt.02 Rw.05 Desa
7
Ciuyah Puskesmas Pajagan Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak Provinsi
Banten
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada keluarga Tn.”S”
khususnya pada Tn.”S” dengan hipertensi di Perumahan Korpri Rt.02
Rw.05 Desa Ciuyah Puskesmas Pajagan Kecamatan Sajira Kabupaten
Lebak Provinsi Banten
e. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada keluarga Tn.”S”
khususnya pada Tn”S” dengan hipertensi di Perumahan Korpri Rt.02
Rw.05 Desa Ciuyah Puskesmas Pajagan Kecamatan Sajira Kabupaten
Lebak Provinsi Banten
f. Mampu mendokumentasikan pelaksananan asuhan keperawatan pada
keluarga Tn.”S” khususnya pada “Tn.S” dengan hipertensi di Perumahan
korpri Rt.02 Rw.05 Desa Ciuyah Puskesmas Pajagan Kecamatan Sajira
Kabupaten Lebak Provinsi Banten
B. Batasan Masalah
Studi kasus ini hanya akan membahas tentang “ Asuhan keperawatan pada
keluarga Tn.:”S” khususnya pada Tn.”S” dengan gangguam sistem
Kardiovaskular : hipertensi di Perumahan Korpri Rt.02 Rw.05 Desa Ciuyah
Puskesmas Pajagan Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak Provinsi Banten ”
8
C. Metodologi Penulisan
1. Waktu dan Tempat
Pengambilan Studi Kasus ini dilakukan selama 5 hari dari tanggal 2 Agustus
sampai dengan 6 Agustus 2010 di Perumahan Korpri Rt.02 Rw.05 Desa
Ciuyah Puskesmas Pajagan Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak Provinsi
Banten.
2. Jenis Penulisan
Dalam penulisan studi kasus ini penulis menggunakan penulisan deskriptif
(laporan kasus) yaitu studi kasus dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan dimana penulis menggunakan literatur-literatur yang ada di
perpustakaan dan data dari pasien serta keluarganya.
3. Sumber dan Jenis Data
Data-data yang digunakan dalam pembuatan laporan studi kasus ini meliputi :
a. Data Primer, data yang diperoleh dengan wawancara dan pengamatan
langsung terhadap klienmemakai format pengkajian fisik dengan
melakukan pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi.
b. Data sekunder, data yang diperoleh selain dari data pokok, yaitu data yang
diperoleh dari Puskesmas Pajagan yang ada hubungannya dengan kasus
yang diambil di Puskesmas Pajagan.
9
c. Data tersier, data yang diperoleh dengan melakukan studi kepustakaan ,
yaitu mencari dan menemukan sumber-sumber atau buku-buku untuk
mendapatkan teori-teori yang relevan dengan laporan studi kasus ini.
4. Cara Pengambilan data :
a. Wawancara, yaitu Tanya jawab dan tatap muka dengan Tn.”S” dan
keluarga untuk diminta pendapatnya berkaitan dengan masalah yang
dihadapi dengan menggunakan format pengkajian.
b. Observasi, yaitu data yang diperoleh dengan pengamatan secara langsung
terhadap keadaan lingkungan dengan menggunakan list observasi.
c. Pemeriksaan Fisik, yaitu menilai keadaan fisik klien dengan melakukan
pemeriksaan secara sistematis yaitu dengan cara inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi.
d. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan menggunakan buku
sebagai referensi yang ada hubungannya dengan studi kasus ini.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan studi kasus ini terdiri dari 4 Bab, yaitu Bab I
Pendahuluan yang berisikan tentang Latar belakang, Tujuan Penulisan,
Batasan Masalah, Metodologi Penulisan, Waktu dan Tempat, Jenis Penulisan,
Sumber dan Jenis Data, dan Sistematika Penulisan. Bab II Tinjauan Teoritis,
yang terdiri dari Konsep Dasar Keluarga, Konsep Menua, Konsep Penyakit
10
Hipertensi yang mencakup Pengertian, Etiologi, Patofisiologi, Manifestasi
Klinis, Komplikasi, Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Hipertensi, yang
mencakup Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Intervensi Keperawatan, dan
Evaluasi. Konsep Asuhan Keperawatan yang mencakup Pengertian, Tahap-
tahap Dalam Proses Keperawatan, Tipologi Masalah Kesehatan dan
Keperawatan Keluarga, Prioritas Masalah, Diagnosa Keperawatan,
Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi. Bab III Tinjauan Kasus dan
Pembahasan yang terdiri dari Pengkajian, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi
dan pembahasan kasus yang berisikan tentang Pemecahan masalah dan
perbandingan antara teori dan kenyataan yang terjadi di lapangan. Bab IV
Penutup yang berisikan tentang Kesimpulan dan Saran.
11
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Keluarga
1. Definisi Keluarga
“Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepada keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.” (Effendi, Nasrul, 1998 : 32).
“Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.” (Setiadi, 2008. 3).
Dari kedua definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga merupakan
unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas dua orang atau lebih yang terjadi
karena adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah dan hidup dalam suatu rumah
tangga dibawah pimpinan seorang kepala rumah tangga yang berinteraksi diantara
sesama anggota keluarga dan menjalankan fungsinya masing-masing serta
mempertahankan kebudayaan.
2. Stuktur Keluarga
Menurut Effendy, Nasrul, 1998 : 33, struktur keluarga terdiri atas :
a. Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui
jalur jenis ayah.
11
12
b. Matrilinear, keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan disusun melalui jalur jenis
ibu.
c. Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama saudara
sedarah istri.
d. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama saudara
sedarah suami.
e. Keluarga kawinan, adalah sepasang suami istri sebagai dasar dari
pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.
3. Ciri-Ciri Struktur Keluarga
Menurut Effendy, Nasrul, 1998 : 33, Ciri-ciri struktur keluarga terdiri atas:
a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga.
b. Ada keterbatasan : setiap anggota keluarga memiliki kebebasan tetapi
mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhusuan : setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.
13
4. Ciri-Ciri Keluarga Indonesia
Menurut Effendy, Nasrul, 1998 : 33, Ciri-ciri keluarga Indonesia terdiri atas
a. Suami sebagai pengambil keputusan
b. Merupakan satu kesatuan yang utuh
c. Membentuk monogram
d. Bertanggung jawab
e. Pengambil keputusan
f. Meneruskan nilai – nilai budaya bangsa
g. Mempunyai sifat gotong royong
5. Tipe Bentuk Keluarga
a. Keluarga inti ( nuclear family ) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak
b. Keluarga besar ( extended family ) adalah keluarga inti ditambah sanak
saudara misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi
dan sebagainya.
c. Keluarga berantai ( serial family ) adalah keluarga yang terdiri wanita/pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.
d.Keluarga duda/janda ( single family ) adalah kelurga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
e.Keluarga berkomposisi ( composite ) adalah keluaga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
14
f.Keluarga cabitas ( cohabitation ) adalah dua orang menjadi tanpa pernikahan
tetapi membentuk suatu keluarga .
.
6. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peranan ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidikan, pelindung, dan
pemberi rasa aman. Sebagai keluaga keluarga sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungan.
b. Peranan Ibu: Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangganya, sebagai
pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan
sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. selain itu
ibu juga berperan sebagai pencari nafkah.
15
c. Peranan anak : Anak-anak menjalankan fungsi psiko-sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, social dan
spiritual.
7. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga adalah sebagai berikut:
a. Fungsi ekonomi ( economic function ), yaitu keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu dan meningkatkan penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
b. Fungsi pendidikan yaitukeluarga yang mempunyaiperan dan tanggung
jawab yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi
kehidupan dewasanya.
c. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social
placement function), adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih
anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
d. Fungsi efektif (the effective function), adalah fungsi keluarga yang utama
utuk mengajarkan segala sesuatuyang mempersiapkan anggota kelurga
berhubungan dengan orang lain. fungsi ini dibutuhkan untuk
pengembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
16
e. Fungsi reproduksi (the reproductive function), adalah fungsi unuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
f. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan (the health care function),
yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga
agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan
menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan.
8. Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga
Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga menurut Duvall adalah sebagai berikut :
a. Tahap pembentukan keluarga ;tahap ini dimulai dari pernikahan yang
dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
b. Tahap menjelang kelahiran anak; tugas keluarga yang utama untuk
mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak
merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang
dinantikan.
c. Tahap menghadapi bayi; dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik dan
memberikan kasih sayang pada anak, karena pada tahap ini kehidupan
bayi tergantung kepada kedua orang tuanya, dan kondisinya masih
sangat lemah.
d. Tahap menghadapi anak pra-sekolah;pada saat ini anak sudah mulai
mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman
sebayanya, tetspi sangat rawan dalam masalah kesehatan, karena tidak
17
mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih. dalam fase ini anak
sangat sensitifterhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah
mulai menanamkan norma-norma kehidupan, norma-norma agama,
norma-norma social, budaya dan sebagainya.
e. Tahap menghadapi anak sekolah; dalam tahap ini tugas keluarga adalah
bagai mana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa
depannya, membiasakan anak belajar teratur, mengontrol tugas-tugas
sekolah anak dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
f. Tahap menghadapi anak remaja; tahap ini adalah tahap yang paling
rawan karena dalam tahap ini anak mencari identitas diri dalam
membentuk kepribadiannya, oleh Karen itu suritauladan dari kedua
orang tuanya sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian
diantara kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan
dipertimbangkan.
g. Tahap melepaskan anak kemasyarakat; setelah melaluii tahap anak
remaja, dan anak anak telah menyelesaikan pendidikannya, maka tahap
selanjutnya adalah tahap melepaskan anak ke masyarakat dan memulai
kehidupan sesungguhnya, dan tahap ini anak akan melalui kehidupan
berumah tangga.
h. Tahap berdua kembali; setelah anak besar dan menempuh kehidupan
keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap
18
ini keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan
maka akan menimbulkan depresi dan stress.
i. Tahap masa tua; tahap ini masuk ke tahap lanjut usia dan kedua orang tua
mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.
9. Tugas-Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
Untuk dapat mencapai asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluraga:
mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan pada anggotanya dan saling
memelihara. Freeman : 1981 membagi 5 tugas kesehatan yang harus dilakukan
oleh keluaraga yaitu :
a. Menggenal gangguan kesehatan setiap anggotanya.
b. Mengambil keputusan untukmmelekukan tindakan yang tepat.
c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan
tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang telalu
muda.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangankeepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbale balik antar keluarga dan lembaga-
lembaga kesehatan yang menunjukan pemanfaatan dengan baik fasilitas-
fasilitas yang ada.
19
10.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Individu dan
Keluarga
a.Keturunan
Faktor turunan dan bawaan akan timbul dan menjadi masalah bila kedua
yang dominan, contohnya seseorang yang salah satu orang tuanya
menderitadiabetes mellitus, kemungkinan besar anaknya akan mempunyai
penyakit yang sama dengan orang tuanya.
b.Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan saat ini sudah tersebar dimana-mana, tetapi masih
banyak yang belum terjangkau oleh masyarakat, terutama yang tinggal
didaerah terpecil, contoh daerah yang sulit terjangkau oleh puskesmas
akan mempengaruhi layanan kesehatan.
c. Perilaku
Perilaku atau kebiasaan yang ada di masyarakat akan berbeda-beda dan
akan mempengaruhi kesehatan individu keluarga bila perilaku manusia
bertentangan dengan syarat kesehatan, contohnya membuang sampah
sembarangan akan memgakibatkan penyakit saluran pencernaan yaitu
diare, disentri, dan lain-lain.
d. Lingkungan
Faktor lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan karena
semua factor yang lain akan lebih besar pengaruhnya apabila kurang
didukung oleh lingkungan yang kurang baik, terutama menyangkut
20
masalah kesehatan, contohnya pemukiman masyarakat yang tidak
memenuhi syarat kesehatan akan mempengaruhi tingkat kesehatan
masyarakat tersebut.
11. Keluarga Kelompok Resiko Tinggi
Dalam melaksanakan asuhan perawatan kesehatan keluarga, yang menjadi
prioritas utama adalah keluarga-keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam
bidang kesehatan, Meliputi :
a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah
sebagai berikut :
1). Tingkat sosial ekonomi rendah
2). Keluarga tidak / kurang mampu mengatasi masalah kesehatan
sendiri
3). Keluarga dengan keturunan yang kurang baik / keluarga dengan
penyakit keturunan.
b. Keluarga dengan ibu resiko tinggi kebidanan waktu hamil :
1). umur ibu kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun
2). Menderita kekurangan gizi / anemia
3). Menderita Hipertensi
4). Primipara atau multi para
5). Riwayat persalinan dengan komplikasi
21
c. Keluarga di mana anak menjadi resiko tinggi karena :
1). Lahir prematur / BBLR
2). Berat badan Sukar naik
3). Lahir dengan cacat bawaan
4). ASI ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan gizi bayi
5). Ibu menderita penyalit menular yang dapat mengancam bayi atau
anaknya.
d. Keluarga mempunyai masalah antar anggota keluarga :
1). Anak yang tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan
2). Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering
timbul cekcok dan ketegangan.
3). Ada anggota keluarga yang sering sakit
4). Salah satu orang tua (suami/istri) meninggal, cerai, atau lari
meninggalkan keluarga
12. Siklus Penyakit dan Kemiskinan Dalam Keluarga
Dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap keluarga, lebih ditekankan
kepada keluarga-keluarga dengan keadaan sosial ekonomi yang rendah.
Keadaan sosial ekonomi yang rendah pada umumnya berkaitan erat dengan
berbagai masalah kesehatan yang disebabkan karena ketidakmampuan dan
ketidaktahuan dalam menghadapi berbagai masalah yang mereka hadapi.
22
Masalah kemiskinan akan mengurangi kemampuan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan keluarga mereka terhadap gizi, perumahan dan
lingkungan yang sehat , pendidikan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Jelas
kesemuanya itu akan dengan mudah dapat menimbulkan penyakit.
Berikut ini merupakan lingkaran yang dapat menimbulkan kemiskinan :
Penghasilan rendah
Kecenderungan yang terjadi
1. Kurang gizi
Produktifitas Kurang 2. Lingkungan yang jelek
3. Pendidikan rendah
4. Kebiasaan kesehatan jelek
Daya tahan tubuh lebih peka Daya tahan tubuh kurang
terhadap penyakit
B. Tinjauan Teoritis Medis
1. Konsep Menua
a. Definisi
“Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita” . ( Nugroho Wahyudi, SKM, 1999 : 12 ).
23
Proses menua merupakan proses yang terus menerus ( berlanjut ) secara
alamiah. Proses menua setiap individu pada organ tubuh juga tidak sama cepatnya,
adakalanya orang belum tergolong lanjut usia ( masih muda ) tetapi kekurangan-
kekurangannya tampak terlihat.
Menurut Undang-Undang no. 13 tahun 1998, mengamanatkan bahwa
pemerintah dan masyarakat berkewajiban memberikan pelayanan sosial kepada
lanjut usia.
2. Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lanjut Usia
Perubahan-perubahan fisik :
a. Sel
1). Lebih sedikit jumlahnya
2). Lebih besar ukurannya
3). Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intra
seluler
4). Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati
5). Jumlah sel otak menurun
6). Terganggunya mekanisme perbaikan sel
7). Otak menjadi atropi , berkurang 5-10 %
b. Sistem Persarafan
1). Berat otak menurun berkaitan dengan berkurangnya kandungan
protein dan lemak pada otak sehingga otak menjadi lebih ringan.
24
2). Akson, dendrite dan badan sel syaraf banyak mengalami kematian ,
sedangkan yang hidup mengalami perubahan.
3). Daya hantar syaraf mengalami penurunan 10 % sehingga gerakan
menjadi lamban.
4). Mengecilnya syaraf panca indera
5). Kurang sensitif terhadap sentuhan
c. Sistem Pendengaran
1). Presbiakusis, hilangnya kemampuan atau daya pendengaran pada
telinga dalam , terutama terhadap bunyi atau nada-nada yang tinggi ,
suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata.
2). Membran Tympani menjadi atropi, menyebabkan otosklerosis
3). Terjadinya pengumpulann serumen dapat mengeras karena
meningkatnya keratin.
d. Sistem Penglihatan
1). Kornea lebih berbentuk sferis ( bola )
2). Pupil kehilangan respon terhadap sinar
3). Lensa kehilangan elastisitas dan menjadi kaku, lebih suram
( kekeruhan lensa ).
4). Hilangnya daya akomodasi
5). Menurunnya lapang pandang
6). Daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat dan susah melihat
dalam gelap.
25
e. Sistem Cardiovascular
1). Elastisitas dinding aorta menurun
2). Katup jantung menebak dan menjadi kaku
3). Kemampuan jantung memompa menurun 1 % setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun.
4). Kehilangan elastisitas pembuluh darah.
5). Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi
dari pembuluh darah perifer, sistolik normal 140 mmHg, diastolik
normal 90 mmHg.
f. Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh
Pada pengaturan suhu, Hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu
thermostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi
akibat berbagai faktor yang mempengaruhinya, yang sering ditemui antara
lain :
1). Temperatur tubuh menurun (hypotermia) secara fisiologik , 35o C,
ini akibat metabolisme yang menurun.
2). Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas
yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktifitas otot.
g. Sistem Respirasi
1). Otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
2). Menurunnya aktifitas dari silia
26
3). Paru-paru kehilangan elastisitas , menarik napas lebih berat,
kapasitas pernapasan maksimum menurun .
4). Alveoli ukurannya melebar dan jumlahnya berkurang
5) Kemampuan untuk batuk berkurang
6). Kemampuan pegas, dinding, dada dan kekuatan otot pernapasan
akan menurun seiring dengan pertambahan usia.
h. Sistem Gastrointestinal
1). Indera pengecap menurun
2). Kehilangan gigi penyebab utama adanya periodental disease yang
terjadi setelah umur 30 tahun.
3). Esophagus melebar
4). Waktu pengosongan pada lambung menurun
5). Peristaltik usus lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi
6). Fungsi absorpsi melemah
3. Konsep Penyakit Hipertensi
a. Definisi
“Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90
mmHg. Pada populasi manula, Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90
mmHg.”(Brunner&Suddarth, vol.2 :896,2001).
27
Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, dan gagal
ginjal.
b. Klasifikasi
Menurut WHO / ISH Hipertensi dapat di bedakan menjadi :
Tabel 4
Klasifikasi Sistolik ( mmHg ) Diastolik ( mmHg )
NormotensiHipertensi ringanHipertensi perbatasanHipertensi sedang dan beratHipertensi sistolik terisolasiHipertensi sistolik perbatasan
< 140140 – 180140 – 160
> 180> 140
140 - 160
< 9090 – 10590 – 95> 105< 90< 90
c. Etiologi
1). Sebagian besar tidak diketahui penyebabnya dengan jelas, disebut
hipertensi essensial.
2). Beberapa disebabkan oleh penyakit tertentu ;
a). Penyakit ginjal
b). Penyakit pembuluh darah
c). Kelainan hormon
3). Faktor – faktor lain yang berperan sebagi penyebab Hipertensi
a). Faktor keturunan
b). Lingkungan
c). Makan garam yang berlebihan
28
d. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor
bermula syaraf simpatis yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar
dari kolumna ke ganglia simpatis ke thorax dan absomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
sistem syaraf simpatis melalui ganglia simpatis. Pada titik ini neurun
preganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf
pasca ganglion ke pembuluh darah dengan dilepaskannya nor efineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan vaso konstriksi.
Pada saat sistem syaraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respon rangsang emosi, kelenjar adrenal yang terangsang mengakibatkan
tambahan aktifitas vasokonstriksi. Medula adrenal mensekresi efineprin yang
meneyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan
steroid yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan
angiotensin I yang diubah menjadi angiotensin II . Kemudian merangsang
sekresi aldosteron eloh korteks adrenal menyebabkan retensi natrium dan air
oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskular.
29
e. Manifestasi Klinis
1). Sakit kepala atau pusing
2). Epistaksis
3). Marah
4). Telinga berdengung
5). Sukar tidur
6). Mata berkunang-kunang
7). Cepat lelah
( Arief Mansyoer, 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 jilid I, Jakarta,
EGC : 518 )
f. Komplikasi
1). Pada ginjal
2).. Pada mata
3). Pada otak
( Arief Mansyoer, 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 jilid I, Jakarta,
EGC : 518 )
g. Penatalaksanaan
1). Tirah baring
2). Diet rendah garam
3). Memberikan obat anti Hipertensi
30
h. Dampak terhadap KDM
1). Aktivitas istirahat
Klien dengan hipertensi akan mengalami kelemahan,gaya hidup monoton
sehingga klien tidak dapat melakukan aktivitas dan mempengaruhi pola
istirahat klien.
2). Integritas ego
Klien dengan hipertensi akan mengalami perubahan
kepribadian,ansietas,euporia atau marah-marah.
3). Eliminasi
Klien dengan hipertensi akan mengelami gangguan eliminasi urine karena
adanya gangguan ginjal.
4). Makanan dan cairan
Klien dengan hipertensi tidak bisa menikmati makanan yang disukai,
yang dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi
kolesterol sehingga asupan makanan yang dikonsumsi klien tidak
maksimal dan tidak memenuhi kebutuhan nutrisi.
5). Ketidaknyamanan
Klien dengan hipertensi akan mengeluh pusing-pusing,sakit kepala saat
bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam, status
mental berubah,orientasi,pola/isi bicara.
31
6). Keamanan
Klien dengan hipertensi akan mengalami gangguan koordinasi/cara
berjalan sehingga terjadi potensial terjatuh pada klien
h. Pengaruh Hipertensi Terhadap Fungsi Keluarga
1). Fungsi Ekonomi
Hipertensi akan sangat berpengaruh pada fungsi ekonomi keluarga,
dimana obat-obatan dan pelayanan kesehatan saat ini semakin mahal.
Oleh karena itu keluarga dengan status ekonomi lemah akan kesulitan
dalam merawat anggota keluarga dengan Hipertensi.
2). Fungsi Pendidikan
Pendidikan keluarga akan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan
keluarga tentang Hipertensi dimana keluarga dengan pendidikan rendah
tidak akan mudah menyerap pengetahuan mengenai Hipertensi sehingga
keluarga tidak mampu merawat anggota keluarga dengan Hipertensi.
3). Fungsi Sosialisasi
Hipertensi akan juga berpengaruh terhadap fungsi sosialisasi dimana klien
dengan Hipertensi dan tidak mengerti tentang Hipertensi akan sulit untuk
menjelaskan kepada anggota keluarga dan masyarakat mengenai
Hipertensi.
4). Fungsi Afektif
Hipertensi tidak banyak mempengaruhi fungsi afektif dalam keluarga
32
5). Fungsi Reproduksi
Hipertensi mempunyai pengaruh terhadap fungsi reproduksi, dimana klien
dengan Hipertensi akan mengalami resiko tinggi pada saat hamil baik
primi atau pun Multipara. Biasanya klien dengan riwayat Hipertensi akan
mengalami peningkatan tekanan darah setelah melahirkan.
6). Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan
Kemampuan anggota keluarga memelihara kesehatan akan berpengaruh
terhadap perawatan anggota keluarga dengan hipertensi, dimana apabila
anggota keluarga tidak mampu merawat anggota dengan Hipertensi akan
menimbulkan resiko tinggi komplikasi penyakit lainnya.
C. Asuhan Keperawatan Hipertensi
1. Pengkajian
Pengkajian pasien dengan hipertensi yang baru saja terdekteksi, meliputi
tekanan darah dengan interval yang sering dan kemudian dilanjutkan dengan
interval dengan jumlah jadwal yang rutin. Pada tahun 1993 Joint national
Comunitee On Detection, Evaluation And Treatment Of High School Pressure
menyusun panduan yang telah dikeluarkan sebelumnya mengenai kondisi yang
ditetapkan sebelum dilakukan pemeriksaan tekanan darah untuk memperoleh
harga yang dapat dipercaya, yang dapat mencerminkan tekanan darah normal
pasien. Apabila pasien sedang dalam pengobatan anti hipertensi, pengukuran
33
tekanan darah wajib dilakukan untuk menentukan apakah obat tersebut bereaksi
dan untuk menentukan adanya perubahan tekanan darah yang memerlukan
penggantian pengobatan.
Riwayat yang lengkap harus diperolah untuk mengkaji gejala system
tubuh. Hal ini meliputi tanda seperti perdarahan, nyeri angina, nafas pendek,
perubahan tajam pandang, vertigo, sakit kepala atau nokturia. Pemeriksaan fisik
juga harus memperhatikan kecepatan irama, karakter, denyut epical dan kapiler
untuk mendekteksi efek hipertensi terhadap jantung dan pembuluh darah perifer,
pengkajian menyeluruh dapat memberikan informasi berharga mengenai nafas
pendek pada hipertensi telah mempengaruhi tubuh, juga setiap factor psikologis
yang ada hubunganya dengan masalah ini.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pada data pengkajian, diagram hipertensi bagi pasien dapat
mencakup sebagai berikut :
- Kurangnya pengetahuan mengenai hubungan antara aturan penanganan dan
control penyakit ini.
- Potensial ketidakpatuhan terhadap program keperawatan berhubungan dengan
efek samping terapi yang diberikan.
Masalah kolaborasi
Komplikasi Potensial
34
Berdasarkan data pengkajian, komplikasi pengkajian, komplikasi potensial yang
mungkin terjadi mencakup :
- Perdarahan
- Gagal jantung kongestif
- Cedera serebra vesikuler
3. Intervensi Keperawatan dan Implementasi
Penyuluhan mengenai tujuan penanganan hipertensi adalah agar tekanan
darah mendekati sisi normal tanpa menimbulkan efek samping, serta kepatuhan
terhadap terapi harus dipromosikan dengan cara yang mudah. Aturan penanganan
meliputi obat anti hipertensi, pembatasan natrium (garam), lemak, pengaturan
berat badan, perubahan gaya hidup, dan tidak lupa program latihan.
Asuhan keperawatan harus dengan interval teratur, karena aturan terapi
harus menjadi tanggung jawab pasien, atau jika pasien tidak mampu akan
menjadi tanggung jawab keluarga terdekatnya, maka penyuluhan secara terus
menerus adalah wajib. Kebanyakan pasien memperoleh banyak manfaat dengan
mengunjungi klinik hipertensi dan menghadiri pertemuan kelompok pendukung
dimana mereka dapat berbagi antara kepribadianya dengan pribadi orang lain dan
memperoleh dukungan yang diperlukan untuk melakukan perubahan gaya hidup
yang merupakan bagian dari terapi, dan rekan lainny dilibatkan dalam program
pendidikan dan penyuluhan.
35
Tindak lanjut secara teratur wajib dilakukan sehingga proses penyakit
dapat dikaji dalam hal pengontrolan dan perkembangannya. Secara
penanganannya yang sesuai riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik harus
dilengkapi pada setiap kunjungan klinik. Riwayat kesehatan harus meliputi
temuan data yang mungkin berhubungan dengan potensial masalah terutama
masalah yang berhubungan dengan pengobatan seperti pusing atau kepala terasa
ringan kalau berdiri.
Ketidakpatuhan dengan program asuhan diri, ketidakpatuhan terhadap
program terapi merupakan masalah yang besar pada penderita hipertensi.
Diperkirakan 50% diantara mereka menghentikan pengobatan dan 1 tahun
pemulihan. Pengontrolan tekanan darah dapat dipertahankan dalam 20%. Namun
bila pasien berpartisipasi secara aktif dalam program termasuk pemantauan diri
mengenai tekanan darah dan diet, maka kepatuhan cenderung meningkat
sehingga mereka dapat segera memperoleh umpan balik sejalan dengan perasaan
yang semakin terkontrol.
Usaha seperti ini sering dirasakan dan tidak masuk akal bagi sebagian
orang. Menurut mereka yang tidak merasakan gejala saat minum obat, tetapi
justru mengalami efek samping saat minum obat. Bimbingan, penyuluhan serta
dorongan secara terus menerus biasanya diperlukan agar penderita hipertensi
tersebut mampu melaksanakan rencana yang dapat diterima untuk bertahan
hidup.
36
Pemahaman yang menyeluruh mengenai penyakit ini begitu pula dengan
obatnya yang bekerja sesuai dengan kebiasaan hidup, konsep mengontrol
hipertensi dengan penyuluhan sangat penting untuk dijelaskan, begitu pula
dengan efek samping obat yang harus dijelaskan. Konsultasi dengan ahli diet
sangat berguna untuk memodifikasi program pemberian garam dan makanan
berlemak, pemberian diit makanan yang rendah garam dan menentukan
penggantian garam akan sangat membantu. Pasien harus dianjurkan agar dapat
mengurangi atau menghindari minuman yang mengandung kafein dan alcohol
karena mempunyai efek yang sinergis terhadap obat. Pasien juga harus
dianjurkan agar menghindari tembakau karena nikotin yang terkandung di
dalamnya akan menyebabkan vasokontriksi.
Menurut sebagian orang, merokok akan dapat menghilangkan stress.
Informasi mengenai efek yang diharapkan dan efek samping obat sangat penting
dalam menjaga program pengobatan itu sendiri. Karena bila efek samping obat
itu terjadi pasien akan dengan cepat mengetahui kapan dan siapa yang harus
dihubungi atau bahkan bagaimana caranya untuk menangani efek sampaing obat
tersebut.
Pasien harus diajari bagaimanan mengukur tekanan darah di rumah.
Beberapa ahli menganggap hal ini dapat melibatkan pasien dalam perawatan diri
sendiri dan menekankan jika tidak minum obat secara teratur maka tekanan darah
akan meningkat, namun demikian sulit sekali meyakinkan pada kebanyakan
pasien bahwa tekanan darah selalu berubah dan tidak tetap pada satu pengukuran.
37
4. Evaluasi
Hasil yang diharapkan
a. Mempersiapkan perfusi jaringan yang adekuat
- Tekanan darah dalam rentang yang akan diterima dengan pengobatan,
terapi diet dan perubahan gaya hidup.
- Tidak merupakan gejala angina atau penurunan penglihatan.
b. Memenuhi program asuhan diri
- Minum obat sesuai resep dan melaporkan diri setiap ada efek samping
- Memenuhi aturan diet sesuai dengan informasi : mengurangi natrium,
kolesterol dan kalori.
- Mengukurtekanan darah secara teratur
- Berhenti mengkonsumsi tembakau kafein dan alcohol.
- Menempati jadwal kunjungan klinik atau dokter.
c. Bebas dari komplikasi
- Tidak terjadi penurunan ketajaman penglihatan
- Kecepatan irama denyut nadi dan kecepatan nafas dalam batas normal
- Menjaga keluaran urine sesuai dengan masukan cairan
- Tidak memperlihatkan deficit motorik, bicara dan snsorik
- Tidak mengalami sakit kepala, pusing atau perubahan sensori
38
D. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Definisi
“Proses keperawatan adalah suatu metode ilmiah yang digunakan secara sistematik untuk mengkaji dan menentukan masalah keperawatan keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan terhadap keluarga.” ( Effendy, Nasrul, 1998 : 16 )
“Proses keperawatan merupakan proses yang dinamis yang memerlukan dasar pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari dan diselidiki dengan menggunakan pemikiran yang tajam. Proses keperawatan merupakan kerangka kerja dalam melaksanakan tindakan yang digunakan agar proses asuhan keperawatan dan kesehatan terhadap keluarga menjadi lebih sistematis. “ ( Effendy. Nasrul, 1998: 46 )
Dasar dari proses keperawatan adalah menggunakan cara-cara ilmiah dalam
menganalisa data sehingga mendapat kesimpulan yang logis dalam menganalisa
masalah secara rasional dan masuk akal.
2. Tipologi Masalah Kesehatan dalam Keperawatan keluarga
Dalam tipologi masalah kesehatan keluarga ada 3 kelompok masalah besar, yaitu:
a. Ancaman kesehatan
Adalah keadaan-keadaan yang dapat memungkinkann terjadinya penyakit,
kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan . Yang
termasuk di dalam ancaman kesehatan adalah :
1). Penyakit keturunan, seperti Asma dan Diabetes Militus
2). Keluarga / anggota keluarga yang menderita penyakit menular seperti
penyakit TBC dan Hepatitis.
39
3). Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan
kemampuan dan sumber daya keluarga , seperti jumlah anak yang
terlalu banyak, sedangkan penghasilan keluarga rendah.
4). Resiko terjadi kecelakaan dalam keluarga , misalnya benda tajam
diletakkan sembarangan, tangga rumah terlalu curam
5). Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing keluargA
6). Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan stress, diantaranya yaitu :
a). Hubungan keluarga yang kurang harmonis
b). Hubungan orang tua dan anak tegang
c). Orang tua yang tidak dewasa
7). Sanitasi lingkungan yang buruk, diantaranya :
a). Ventilasi dan penerangan rumah kurang baik
b). Tempat pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat
c). Polusi udara
d). Tempat pembuangan tinja mencemari sumber air minum
e). Selokan tempat pembuangan air limbah harus memenuhi syarat
f). Sumber air minum tidak memenuhi syarat
g). Kebisingan
8). Kebiasaan-kebiasaan yang merugikan kesehatan :
a). Merokok
b). Minum minuman keras ( beralkohol )
c). Tidak memakai alas kaki
40
d). Makan obat tanpa resep
e). Kebiasaan makan daging mentah
f). Personal Hygiene kurang
9). Sifat kepribadian yang melekat, misalnya pemarah
10). Riwayat persalinan sulit
11). Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya anak wanita
memainkan peranan ibu karena meninggal
12). Imunisasi anak tidak lengkap
b. Kurang / tidak sehat
Adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan , yang termasuk di
dalamnya adalah :
1). Keadaan sakit, apakah sesudah atau sebelum didiagnosa
2). Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak
sesuai dengan pertumbuhan normal.
c. Situasi kritis
Adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarga dalam
menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal sumber daya keluarga. Yang
termasuk dalam situasi krisis adalah :
1). Perkawinan
2). Kehamilan
41
3). Persalinan
4). Masa Nifas
5). Menjadi orang tua
6). Penambahan anggota keluarga misalnya bayi baru lahir
7). Abortus
8). Anak masuk sekolah
9). Anak remaja
10). Kehilangan pekerjaan
11). Kematian anggota keluarga
12). Pindah rumah
3. Tahap-Tahap Proses Keperawatan Keluarga
Tahap-tahap dalam proses keperawatan saling ketergantungan satu sama lainnya
dan bersifat dinamis, dan disusun secara sistematis untuk menggambarkan
perkembangan dari tahap satu ke tahap lainnya.
a. Pengkajian ( Assesment )
Adalah sekumpulan tindakan yang dilakukan perawat untuk
mengukur keadaan klien ( keluarga ) dengan menggunakan norma – norma
kesehatan keluarga mau pun sosial yang merupakan sistem yang
terintegrasi dan kesanggupan keluarga mengatasinya.
Dasar pemikiran dari pengkajian adalah suatu perbandingan, suatu
ukuran atau suatu penilaian mengenaii keadaan keluarga dengan
42
menggunakan norma-norma yang diambil dari kepercayaan, nilai-nilai,
prinsip-prinsip, aturan-aturan, harapan-harapan, teori, konsep, yang
berkaitan dengan permasalahan-permasalahan yang dihadapi keluarga.
Norma yang digunakan untuk menentukan status kesehatan keluarga
adalah :
1). Keadaan kesehatan normal dari setiap anggota keluarga
2). Keadaan rumah dan lingkungan yang membawa kepada peningkatan
kesehatan keluarga.
3). Sifat keluarga , dinamika, dan tingkat kemampuan keluarga yang dapat
membawa kepada perkembangan keluarga dan perubahan perilaku
sehat
Yang termasuk dalam tahap ini adalah :
a). Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan melalui cara :
(1) Wawancara , yaitu pengumpulan data melalui tatap muka
untuk mengetahui hal-hal yang perlu diketahui baik fisik,
mental, sosial, budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan dan
sebagainya.
(2) Pengamatan, yaitu mengamati hal-hal yang tidak perlu
ditanyakan, karena sudah dianggap cukup melalui pengamatan
saja, diantaranya yang berkaitan dengan lingkungan fisik,
misalnya ventilasi, penerangan, kebersihan, dan sebagainya.
43
(3) Studi dokumentasi, yaitu studi yang berkaitan dengan
perkembangan kesehatan anak, diantaranya melalui Kartu
Menuju sehat (KMS), kartu keluarga, dan catatan-catatan
kesehatan lainnya.
(4) Pemeriksaan fisik, dilakukan terhadap anggota keluarga yang
mempunyai maslah kesehatan dan keperawatan , berkaitan
dengan keadaan fisik, misalnya kehamilan, kelainan organ
tubuh dan tanda – tanda penyakit.
Data-data yang dikumpulkan meliputi sebagai berikut ;
(1) Identitas keluarga
(3) Riwayat kesehatan keluarga baik yang sedang dialami maupun
yang pernah dialami.
(4) Anggota keluarga
(5) Jarak antara lokasi dengan fasilitas kesehatan masyarakat yang
ada.
(6) Keadaan keluarga, meliputi :
(a). Biologis
(b). Psikologis
(c). Sosial
(d). Kultural
(e). Spiritual
(f). Lingkungan
44
b) Analisa Data
Dalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam
melihat perkembangan kesehatan keluarga, yaitu :
(1). Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga , yaitu
meliputi :
(a) Keadaan kesehatan fisik, mental, sosial anggota keluarga
(b) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota
keluarga
(c) Keadaan gizi anggota keluarga
(d) Status imunisasi anggota keluarga
(e) Kehamilan dan keluarga berencana
(2). Keadaan Rumah dan sanitasi lingkungan, meliputi :
(a) Rumah, meliputi : ventilasi, penerangan, kebersihan,
konstruksi, luas rumah dibandingkan jumlah anggota keluarga.
(b) Sumber air minum
(c) Jamban keluarga
(d) Tempat pembuangan air limbah
(e) Pemanfaatan pekarangan yang ada
(3). Karakteristik Keluarga
(a) Sifat-sifat keluarga
45
(b) Dinamika dalam keluarga
(c) Komunikasi dalam keluarga
(d) Interaksi antar anggota keluarga
(e).Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan
anggota keluarga
(f) Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga
c) Perumusan Masalah
Setelah data dianalisa, maka selanjutnya dapat dirumuskan
masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Rumusan masalah
kesehatan keluarga dapat menggambarkan keadaan kesehatan dan
status kesehatan keluarga, karena merupakan hasil dari pemikiran dan
pertimbangan yang mendalam tentang situasi kesehatan, lingkungan,
nilai, norma, kultur yang dianut oleh keluarga tersebut.
Perumusan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga yang
diambil didasarkan kepada penganalisaan praktek lapangan yang
didasarkan pada analisa, konsep, prinsip, teori, standar yang dapat
dijadikan acuan dalam menganalisa sebelum mengambil keputusan
tentang masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Disamping
melalui diskusi antar perawat dengan mempertimbangkan situasi dan
sumberdaya yang ada dalam keluarga.
46
Dalam menyusun masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga , seorang perawat selalu mengacu pada tipologi maslah
kesehatan dan keperawatan serta berbagai alasan dari
ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas keluarga
dalam bidang kesehatan.
d) Prioritas Masalah
Setelah menentukan masalah , langkah selanjutnya adalah menentukan
prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah
sebagai berikut ;
(1) Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang
ditemukan dalam keluarga dapat diatasi sekaligus
(2) Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang dapat mengancam
kehidupan keluarga seperti masalah penyakit.
(3) Perlu mempertimbangkan respon dan perhatian keluarga terhadap
asuhan keperawatan yang akan diberikan
(4) Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka
hadapi
(5) Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah
kesehatan / keperawatan keluarga
47
(6). Pengetahuan dan kebudayaan keluarga
e). Kriteria Prioritas Masalah
Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga
harus didasarkan kepada beberapa kriteria, antara lain :
(1). Sifat Masalah, dikelompokkan menjadi :
(a) Ancaman kesehatan
(b) Keadaan sakit atau kurang sehat
(c) Situasi kritis
(2). Kemungkinan masalah dapat dirubah
Adalah kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi masalah atau
mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan dan
kesehatan.
(3) Potensi masalah untuk dicegah
Adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan dapat
dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan
kesehatan.
48
(4). Masalah yang menonjol Adalah cara keluarga melihat dan menilai
masalah dalam hal beratnya dan mendesaknya untuk diatasi melalui
intervensi keperawatan dan kesehatan.
Skala prioritas Dalam Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga
Tabel 5
No Kriteria Nilai Bobot
1.
2
3
4
Sifat Masalah
Skala : Potensial
Resiko Tinggi
Aktual
Kemungkinan Masalah Untuk Diubah
Skala : Dengan mudah
Hanya Sebagian
Tidak Dapat
Potensial Masalah Untuk Dicegah
Skala : Tinggi
Cukup
Rendah
Menonjolnya Masalah
1
2
3
2
1
0
3
2
1
1
2
1
1
49
Skala : Masalah Harus Segera Ditangani
Masalah Tidak Perlu Segera Ditangani
Masalah Tidak Dirasakan
2
1
0
Skoring :
(1) Tentukan skor untuk semua kriteria
(2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikann dengan bobot
(3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria
(4) Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot
Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas
(1) Sifat masalah : Dalam menentukan sifat masalah , bobot yang paling besar
diberikann pada keadaan aktual yang mengancam kehidupan keluarga , yaitu
keadaan sakit atau pertumbuhan anak tidak sesuai dengan usia, kemudian
baru diberikan kepada hal-hal yang resiko tinggi, selanjutnya yang potensial
terjadi.
(2) Kemungkinan masalah dapat diubah
Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah dapat diubah adalah :
(a) Pengetahuan, teknologi, dan tindakan-tindakan untuk mengatasi masalah
(b) Sumber daya keluarga diantaranya keuangan, tenaga, sarana dan
prasarana.
50
(c) Sumber daya perawatan , diantaranya adalah pengetahuan, keterampilan
dan waktu
(d) Sumber daya masyarakat, dalam bentuk fasilitas, organisasi seperti
Posyandu, Polindes dan pustu
(3) Potensial Masalah Untuk Dicegah
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
(a) Kesulitan masalah, hal ini berkaitan dengan beratnya penyakit
(b) Lamanya masalah , berhubungan dengan jangka waktu terjadinya
masalah
(c) Tindakan yang sedang dan sudah dijalankan, adalah tindakan untuk
mencegah dan memperbaiki masalah dalam rangka meningkatkan
status kesehatan keluarga
(d) Adanya kelompok resiko tinggi dalam keluarga atau kelompok yang
sangat peka menambah potensi untuk mencegah masalah
b. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Setelah diketahui masalah kesehatan dan keperawatan keluarga ,
langkah selanjutnya adalah menegakkan diagnosa keperawatan keluarga.
Dalam menetapkan diagnosa keperawatan keluarga , ditetapkan
berdasarkan faktor aktual, faktor resiko tinggi, dan faktor potensial terjadinya
penyakit atau masalah kesehatan keluarga , serta mempertimbangkan
kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya . Diagnosa
51
keperawatan ditegakkan dengan menggunakan formulasi PES ( Problem
Etiologi Sign / syndroma )
1) Ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga,
disebabkan karena :
a). Kurang pengetahuan atau ketidaktahuan fakta
b). Rasa takut akibat masalah yang diketahui
c). Sikap dan falsafah hidup
2). Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan
tindakan yang tepat, disebabkan karena :
a). Tidak memahami mengenai sifat, berat, dan luasnya masalah
b). Masalah kesehatan tidak begitu menonjol
c). Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang
pengetahuan dan kurangnya sumber daya manusia
d). Tidak sanggup memilih tindakan dari beberapa pilihan
e). Ketidakcocokan pendapat dari anggota keluarga
f). tidak tahu fasilitas kesehatan yang ada
g). Takut akibat tindakan
h). Sikap negatif terhadap masalah kesehatan
i). Fasilitas kesehatan tidak terjangkau
j). Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan.
52
3). Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit , disebabkan
karena :
a). Tidak mengetahui keadaan penyakit , misalnya sifat, penyebab,
penyebaran, perjalanan penyakit, gejala dan perawatannya.
b). Tidak mengetahui perkembanganperawatan yang dibutuhkan
c). Kurang atau tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
d). Tidak seimbangnya sumberdaya yang ada dalam keluarga misalnya
masalah keuangan
e). Sikap negatif terhadap penyakit
f). Konflik
g). Individu dalam keluarga
h). Sikap dan pandangan hidup
i). Perilaku yang mementingkan diri sendiri
4). Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang mempengaruhi
kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga , disebabkan
karena :
a). Sumber daya keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan, keadaan
fisik rumah yang tidak memenuhi syarat
b). Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan
lingkungan rumah
c). Ketidaktahuan perlunya sanitasi lingkungan
53
d). Konflik personil dalam keluarga
e). Sikap dan pandangan hidup
f). Ketidak kompakan keluarga karena sifat mementingkan diri sendiri.
5). Ketidakmampuan keluarga menggunakan sumber daya di
masyarakat guna memelihara kesehatan, disebabkan karena :
a). Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
b). Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
c). Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan
d). Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan
e). Rasa takut akibat tindakan kesehatan
c. Perencanaan
Langkah selanjutnya setelah menentukan diagnosa keperawatan
keluarga adalah menyusun perencanaan perawatan kesehatan dan perawatan
keluarga . Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang
ditentukan perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah
kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi ( Effendy, Nasrul,
1998 : 54 )
1). Ciri-ciri rencana perawatan keluarga :
a). Berpusat pada tindakan-tindakan yang dapat memecahkan atau
meningkatkan masalah yang sedang dihadapi.
54
b). Merupakan hasil dari suatu proses yang sistematis dan telah dipelajari
dengan pikiran yang logis.
c). Rencana perawatan keluarga berhubungan dengan masa yang akan
datang
d). Berkaitan dengan masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang
didefinisikan
e). Rencana perawatan merupakan cara untuk mencapai tujuan.
f). Merupakan proses yang berlangsung secara terus menerus
2) Kualitas Rencana perawatan keluarga
Kualitas rencana perawatan sangat bergantung kepada :
a). Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas dan
didasarkan pada analisa yang menyeluruh tentang masalah dan
situasi keluarga.
b). Rencana yang realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat
menghasilkan apa yang diharapkan.
c). Sesuai dengan tujuan dan falsafah keperawatan
d). Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam :
(1). Menentukan masalah dan kebutuhan perawatan keluarga
(2). Menentukan prioritas masalah
(3). Memilih tindakan yang tepat
(4). Pelaksanaan tindakan
55
(5). Penilaian hasil tindakan
e) Dibuat secara tertulis
3). Tujuan perawatan keluarga di lihat dari sudut perhatian dibagi
menjadi :
a). Berorientasi pada perawat
Yaitu tujuan dinyatakan dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan
perawat
b). Berorientasi pada Pasien
Yaitu tujuan dinyatakan dari pihak penerima ( pasien / keluarga)
dalam bentuk hasil, baik fisik, mental, maupun perilaku.
4). Tujuan perawatan keluarga dilihat jangka waktu dapat dibagi
menjadi :
a). Tujuan Khusus ( TUK ), yang ditekankan pada keadaan-keadaan
yang mengancam kehidupan.
Contoh : bayi yang belum diimunisasi pada keluarga tersebut harus
segera di beri imunisasi ( BCG, DPT, Polio )
b). Tujuan Umum ( TUM ), lebih menekankan kepada perubahan
perilaku, dari perilaku yang merugikann kesehatan menjadi perilaku
yang menguntungkan kesehatan dan mengarah pada kemampuan
56
mandiri dalam memlihara kesehatan keluarga dan mengatasi
masalahnya.
d. Pelaksanaan
1). Faktor kegagalan dalam pelaksanaan tindakan perawatan keluarga
a). Faktor dari keluarga :
(1). Pengetahuan keluarga tentang kesehatan kurang.
(2). Informasi yang diterima oleh keluarga tidak menyentuh
permasalahan yang ada.
(3). Adat istiadat yang berlaku
(4). Keluarga kurang percaya terhadap tindakan yang diusulkan
b). Faktor lain yang bersumber dari perawat :
(1). Menggunakan pola pendekatan yang tetap ( perawat kaku dan
kurang luwes)
(2). Kurang memberikan penghargaan, perhatian terhadap faktor
sosial budaya
(3).Perawat kuarang ahli dalam mengambil tindakan
2). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
terhadap keluarga :
a). Sumber daya keluarga ( keuangan )
b). Tingkat pendidikan keluarga
c). Adat istiadat yang berlaku
57
d). Respon dan penerimaan keluarga
e). Sarana dan pra sarana yang ada pada keluarga
e. Evaluasi
Penilaian ( evaluasi ) adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai.
Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan , apabila penilaian dalam tujuan tidak
tercapai , maka perlu dicari penyebabnya.
1). Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor :
a). Tujuan tidak realistis
b) Tindakan perawatan yang tidak tepat
c). Ada faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi
2). Dimensi Dalam Penilaian
a). Keberhasilan tindakan perawatan yang dikaitkan dengan pencapaian
tujuan
b). Ketepatgunaan yang dikaitkan dengan biaya apakah dalam bentuk
uang, waktu, tenaga dan bahan/alat yang diperlukan.
c). Kecocokan, dikaitkan dengan kesanggupan tindakan yang dilakukan
untuk memecahkan masalah dengan baik sesuai dengan
pertimbangan profesional.
d). Kecukupan, menyinggung kelengkapan dari tindakan apakah semua
tindakan dilaksanakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
58
3). Kriteria dan Standar
Kriteria adalah gambaran tentang faktor-faktor tidak tetap yang dapat
memberi petunjuk bahwa tujuan telah tercapai. Standar menunjukkan
tingkat pelaksanaan yang diinginkan untuk membandingkan pelaksanaan
yang sebenarnya. Standar akan memberitahukan apakah tingkat
pelaksanaan yang dapat diterima atau keadaan yang bagaimana agar dapat
mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan berhasil atau tujuan tercapai.
Contoh :
a). Tujuan: Keluarga dapat memberikan asuhan keperawatan yang
baik terhadap anak yang mengalami mal nutrisi
b). Kriteria: Jumlah dan mutu makanan yang diberikan kepada anak
yang menderita mal nutrisi.
c) Standar : Pemberian makanan pada anak sesuai dengan
petunjuk
4). Pengukuran Hasil Penilaian
Hasil asuhan keperawatan dapat diukur dari 3 dimensi :
a). Keadaan fisik, misalnya peningkatan berat badan anak
b). Psikologis dan sikap, misalnya berkembangnya sifat positif keluarga
terhadap perawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga di
rumah
59
c). Pengetahuan dan perubahan perilaku, misalnya keluarga melaksanakan
petunjuk yang berkaitan dengan perawatan payudara sewaktu menyusui
bayi
5) Alasan Pentingnya Penilaian
a). Menghentikan tindakan / kegiatan yang tidak berguna
b). Untuk menambah ketepatgunaan tindakan keperwatan
c). Sebagai bukti hasil dari tindakan perawatan
d). Untuk pengembangan dan penyempurnaan praktek keperawatan.
6) Metode Penilaian
a). Observasi langsung
Mengamati secara langsung perubahan yang terjadi dalam keluarga
Misalnya dari membuang sampah sembarangan dengan membuang
sampah pada tempatnya.
b). Wawancara
Mewawancarai keluarga yang berkaitan dengan perubahan sikap apakah
telah menjalani anjuran yang telah diberikan perawat.
c). Memeriksa laporan
Dapat dilihat dari rencana asuhan keperawatan yang dibuat dan tindakan
yang dilaksanakan sesuai dengan rencana.
d). latihan Stimulasi
Latihan stimulasi berguna dalam menentukan perkembangan
kesanggupan melaksanakan asuhan keperawatan.
60
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
61
a. Data Umum
1). Nama KK : Tn.” S”
2). Alamat : Perumahan korpri Rt. 02, RW 5, Perumahan
Korpri Desa Ciuyah
Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak
3). Pekerjaan : Wiraswata
4). Pendidikan KK : STM
5). Komposisi Keluarga
No. Nama Umur L/P Hub. Dengan KK Pendidikan pekerjaan
1 Tn S 52 L KK STM Wirasta
2 Ny: S 45 P Istri SMP IRT
3 An R 31 L Anak STM Swasta
4 An : N 28 P Anak SMA IRT
5 An : J 26 L Anak SMA Swasta
6 Tn :S 29 L Menantu SMP Swasta
Genogram 61
62
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
: Klien
+ : Meninggal
----------- : Tinggal serumah
Klien Tn.”S” ditandai dengan tanda panah, Ny”S” Tinggal bersama
suaminya, Tn.”S” dan anak ke satu , An “R” dan anak ke duanya An “N”,
serta anak ke tiganya An “J” anak pertama dan ketiga bekerja di Jakarta,
sedangkan anak ke duanya sudah menikah dan tinggal serumah dengan
orang tuanya.
Keluarga Tn. “S” adalah keluarga dengan tipe extended family (keluarga
besar) dimana dalam keluarga (ayah, ibu), dalam keluarga ada menantu
dan tinggal di rumah.
7). Suku
63
Keluarga Tn. “S” adalah suku Jawa. Bahasa yang digunakan adalah
bahasa Indonesia dan bahasa jawa. Penduduk dilingkungan tempat tingal
umumnya berasal dari sunda juga ada yang berasal dari jawa tengah, ada
juga pendatang lain yang mempunyai latar belakang budaya hampir sama
sehingga tidak ada kendala dalam berinteraksi dengan masyarakat sekitar.
8). Agama
Keluarga Tn. “S” menganut agama Islam dan menjalankan shalat 5
waktu, semua aktivitas yang dilakukan tidak boleh bertentangan dengan
ajaran agama Islam. Setiap hari Selasa dan Jum’at Ny. “S” selalu
mengikuti pengajian ibu-ibu di kampungnya.
9). Status sosial ekonomi keluarga
Pencari nafkah keluarga Tn.”S” adalah Tn. “S” sendiri kadang –kadang
dibantu istrinya, Ny ‘S” Menagatakan penghasilan keluarga lebih kurang
Rp. 1.000.000,- / bulan yang diperoleh dari suaminya hasil bekerja
sebagai wiraswasta. Sedangkan istrinya membuka warung di depan
rumahnya Menurut Ny.”S” penghasilan yang ada mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari
10). Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk berekreasi, biasanya
hanya berkunjung ke rumah sanak saudara di dekat rumah. Rekreasi
biasanya hanya kumpul bersama dirumah dengan nonton televise bersama
64
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
11). Tahap perkembangan keluarga saat ini
Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan tidak ada
masalah ,untuk memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota
Keluarga, keluarga biasanya berusaha memenuhi kebutuhan kesehatan
anggotanya, bila ada yang sakit selalu membawa ke mantri kesehatan
dan puskesmas terdekat.
12) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Semua tahap perkembangan keluarga sudah terpenuhi, tinggal
memenuhi kebutuhan perkembangan individu sesuai usianya.
13). Riwayat kesehatan keluarga inti
Tn.”S” mengatakan mempunyai penyakit Hipertensi sejak 2 tahun
yang lalu dan Ny.”S” mempunyai sakit lambung, dimana keluhan ini
sudah berlangsung selama 1 tahun serta bila timbul sakit hanya
berobat ke pak mantri atau membeli obat dari warung saja. Sedangkan
menurut Ny.”S” anaknya dalam keadaan sehat.
14). Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Riwayat penyakit orangtua dari pihak Tn.”S”, Bapak Tn.”S”
memiliki riwayat penyakit darah tinggi. Sedangkan dari pihak istri
65
Orang tua Ny.”S’ kususnya Ibu sudah meninggal karena menderita
penyakit kanker mamae.
c. Data Lingkungan
15). Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati keluarga Tn.”S” mempunyai luas ± 72 meter
persegi. Rumah terdiri atas 3 kamar tidur,dan pencahayaan kamar
tidur cukup baik, lantai rumah keramik dalam keadaan bersih, hal ini
terlihat dan tidak adanya kotoran pada lantai, dapur Penataan alat
rumah tangga cukup baik. Keluarga mempunyai WC dan kamar
mandi sendiri dimana kebersihannya baik. Sumber air bersih untuk air
minum, mandi, mencuci dan keperluan lainnya menggunakan pam
dan kadang-kadang pompa air. Ventilasi rumah cukup baik dengan
penerangan menggunakan lampu listrik dan jendela selalu dibuka
pada siang hari keluarga mempunyai kebiasaan merawat rumah
dengan menyapu setiap hari dan mengepel lantai pada pagi hari.
Denah Rumah
K. tidurDapur
66
U
16). Karakteristik tetangga dan komunitasnya
Perumahan Korpri Rt.02 Rw.05 berpenduduk tidak terlalu padat dan
sebagian besar bekerja sebagai pedagang. Sebagian kecil tetangga
Tn.”S” berasal dari daerah yang sama. Kehidupan antar warga terjalin
cukup akrab dan saling mengunjungi. Di dekat rumah Tn terdapat
posyandu, sekolah dan masjid, sedangkan didepan rumah Tn ‘S”
terdapat warung dan warga sekitar belanja di warungnya tapi kadang-
kadang belanja di tukang sayur keliling.
17). Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn.”S” tinggal di Perumah Korpri Rt.02 Rw.05 Desa Ciuyah
sebelumnya keluarga tinggal di cikande kemudian pindah ke desa
Kamar Mandi
Kam
ar Tidur 2
Kam
ar Tamu 1
Ruang Keluarga
warung
6 m
12 m
Jalan
67
ciuyah dengan membeli tanah ditempat tersebut serta membangun
rumah dengan biaya sendiri. Anak pertamanya belum menikah dan
bekerja di Jakarta dan pulang satu minggu sekali sedangkan anak ke
dua sudah menikah dan tinggal serumah dengan Tn.”S” anak yang ke
tiga sudah bekerja dan belum menikah.
18). Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn. “S” aktif dalam kegiatan di lingkungannya seperti kerja bakti yang
diadakan oleh lingkungan sekitar. Sedangkan Ny.”S” aktif mengikuti
pengajian di kampungnya setiap hari selasa dan jumat bersama-sama
ibu yang lain.
19). Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn.”S” tinggal bersama anak ke duanya dan menantuntnya .
Anak pertama dan ketiganya yang sudah bekerja di jakarta satu
minggu sekali pulang ke rumah, sedangkan untuk pemenuhan biaya
hidup sehari-hari apabila ada kekurangan , maka Tn.”S” suka minta
tolong kepada anak pertama dan ketiga yang sudah bekerja. Keluarga
Tn.”S” memiliki kartu Jamkesmas yang dapat digunakan untuk
berobat baik ke Puskesmas mau pun Rumah Sakit Umum secara
gratis.
d. Struktur Keluarga
20). Struktur Peran
68
Tn “S” adalah kepala keluarga dan bekerja sebagai Wiraswasta/buka
warung di depan rumahnya. Ny.”S” adalah ibu rumah tangga yang
membantu suaminya berjualan serta mengurus suami serta anak-
anaknya, ia juga yang mengurus rumah tangga seperti memasak dan
mencuci serta mengurus keuangan keluarga. Ny’S” juga berperan
sebagai perawat keluarga, merawat dan menggasuh anggota keluarga
lainya Dalam pelakasanaan perannya masing-masing tidak ada
masalah. An.”N” membantu suaminya berjualan voucer di depan
rumahnya .
21). Nilai / Norma keluarga
Fungsi nilai dan budaya yang dianut Keluarga adalah saling
menghormati antar anggota keluarga satu dengan lainya dan
menghormati yang lebih tua atau sebaliknya , hal ini terlihat setiap
perawat datang selalu menyalami. Nilai yang ada di keluarga
merupakan gambaran nilai agama yang dianutnya .Tn “S”
menerapkan aturan-aturan sesauai dengan ajaran agama islam dan
mengharapkan anak cucunya nanti menjadi anak yang taat
menjalankan agama. Dalam keluarga tidak tampak adanya konflik
dalam nilai dan tidak ada yang memengaruhi status kesehatan
keluarga dalam menggunakan nilai yang diyakini oleh keluarga.
22). Pola komunikasi keluarga
69
Pola komunikasi yang digunakan Keluarga adalah saling terbuka satu
sama lain. Setiap anggota keluarga bebes menyampaikan keluhanya
Apabila ada masalah, baik dari Tn”S” maupun Ny.”S” maka akan
didiskusikan dan selalu mengomunikasikan bersama untuk mencari
jalan keluarnya. Semua anggota keluarga bebas mengatakan
pendapatnya tetapi yang mengambil keputusan adalah Tn.”S” sebagai
kepala keluarga. Menurut Ny ”S” tidak ada hal yang ditutup-tutupi di
dalam keluarga. Anggota keluarga sebagian bertemu setiap hari dan
kedua anaknya bertemu satu minggu sekali walaupun demikian dapat
berkomunikasi dengan baik. Apabila ada yang tidak sesuai, anggota
keluarga menyampaikan secara terbuka dengan sikap positif.
23). Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Tn.”S” saling menghargai satu sama lain, serta saling
membantu dan mendukung, Ny.”S” tetap sabar dan memberi
dukungan Apabila ada anggota keluarga yang sakit maka Tn.”S”
maupun Ny.”S” membawa anaknya ke puskesmas maupun ke mantri
terdekat. Apabila terdapat masalah maka Tn.”S” selalu berdiskusi
dengan Istrinya untuk memecahkannya.
e. Fungsi Keluarga
24). Fungsi Ekonomi
70
Tn.”S” mengatakan bahwa penghasilan suaminya sudah mencukupi
untuk kebutuhan keluarga.
25). Fungsi Mendapatkan Status Sosial
Keluarga Tn.”S”, sangat dikenal di lingkungan perumahan dan para
tetangganya selalu memanggil Tn.”S” dengan sebutan Pa E para
tetangganya mengakui keberadaannya serta keluarganya sebagai
anggota masyarakat perumahan korpri. Rt.02 Rw.05. Desa Ciuyah
Kecamatan sajira Kabupaten Lebak.
26). Fungsi Pendidikan
Keluaraga Tn.”S” sangat mementingkan pendidikan bagi anak-
anaknya ketiga anaknya semua lulusan SLTA dan dua anaknya sudah
bekerja. Saat ini keluarga telah memahami benar pentingnya
memperoleh pendidikan di sekolah.
27). Fungsi Sosialisasi
Keluarga Tn.”S” ,menekankan kepada anak-anaknya untuk
bersosialisasi dengan lingkungannya dan menekankan bersikap sopan
kepada orang yang lebih tua. Ny.”S” membiasakan anaknya untuk
bergaul dengan teman sebayanya, dan apabila anaknya salah, ia akan
menegur, kalau perlu memarahinya,tetapi tidak berlebihan . anak tidak
dibiarkan begitu saja dalam bertindak. Orang tua tetap memperhatikan
sikapnya.
71
28). Fungsi Pemenuhan Perawatan / pemeliharaan Kesehatan
a). Mengenal masalah kesehatan
Tn.”S” mengatakan kalau dirinya sering sakit kepala, pusing,
pundak terasa pegal, . Saat dilakukan pemeriksaan , tekanan darah
Tn.”S” 160 / 110 mmHg. Nadi: 85x/menit RR.16x/menit.
b). Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Tn.”S” mengatakan kalau sudah terasa pusing, leher pegal
langsung berobat kemantri terdekat begitu juga Ny.”S”bila terasa
mual langsung minum obat milanta dan kadang-kadang berobat
kepuskesmas. Begitu pun dengan anaknya, bila sakit lebih sering
di bawa ke mantri kesehatan maupun ke Puskesmas.
c). Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Tn.”S” mengatakan bila ada anggota yang sakit misalkan hanya
panas, maka hanya diberikan kompres dingin dan diberi obat
paracetamol saja, bila ada anggota keluarga yang sakit berat maka
dibawa ke mantri kesehatan atau puskesmas terdekat.
d). Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan
rumah yang sehat.
Tn.”S” mengatakan untuk membersihkan, mengepel lantai,
mencuci pakaian, memasak, dilakukan oleh istrinya dan anak
keduanya. Keluarga Tn.”S” sangat mengutamakan kebersihan
rumahnya.
72
e). Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Tn.”S” mengatakan bila dirinya sakit kadang-kadang kepuskesmas
dan bila Ny.”S” mengatakan bila dirinya sakit atau anggota
keluarganya sakit dibawa ke mantri kesehatan atau kepuskesmas.
29). Fungsi Religius
Tn.”S” mengatakan , seluruh anggota keluarga selalu menjalankan
ibadah sholat 5 waktu, serta Ny.”S” aktif dalam mengikuti pengajian.
30). Fungsi Rekreasi
Tn.”S” mengatakan tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk
berekreasi. Biasanya keluarga hanya berkunjung ke sanak keluarga di
jawa tengah yang dilakukan satu tahun sekali.
31). Fungsi Reproduksi
Ny.”S” mengatakan setelah melahirkan anak yang ke-3 langsung
menggunakan kontrasepsi KB inplan sampai dengan saat ini.
32). Fungsi Afeksi
Semua anggota keluarga Tn.”S” saling menyayangi satu sama lain.
Walaupun saudara-saudaranya jauh, komunikasi selalu dilakukan
lewat telepon dan telepon genggam.
f. Stress dan Koping keluarga
33). Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Tn.”S” mengatakan dan selalu mengharapkan anaknya dapat bekerja
dengan baik dan cepat dikaruniai seorang cucu.
73
Stres jangka panjang : menurut keluarga, sterss jangka panjang tidak
ada. Menurut keluarga bila ada masalah, mereka menyelesaikanya
dengan pelan-pelan dan tidak usah dibuat stres.
34). Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Jika ada masalah dalam keluarga biasanya didiskusikan bersama istri
dan keluarga yang lain.
35). Strategi Koping yang Digunakan
Keluarga mengatakan jika ada masalah selalu didiskusikan dalam
keluarga, serta memecahkanya secara bersama-sama,sehingga
masukan dari keluarga dapat membantu menyelesaikan masalah.
36). Strategi Adaptasi Disfungsional
Dari hasil pengkajian tidak didapatkan adanya cara-cara keluarga
mengatasi masalah secara mal adaftif
g. Pemeriksaan Kesehatan Individu Anggota Keluarga
Tn.“S” ( 52 tahun)
Tn. “S” mengatakan lehernya sakit dan pegal dan kepalanya pusing
dan jika tekanan darah sedang tinggi, klien akan merasakan sakit
kepala sampai dengan pusing dan jika berjalan agak sempoyongan.
Saat dilakukan pengkajian klien tampak memegang kepala dan
memijat-mijat lehernya. Klien mengatakan sering makan ikan asin dan
makanan yang gurih. Keadaan umum baik, Tekanan Darah : 160 / 110
mmHg, Suhu : 36,80C, RR : 16 kali/menit, Nadi : 85 kali/menit, Berat
74
Badan : 72 kg, Tinggi Badan : 152 cm, IMT : 31 ( normal > 17 dan <
27 ).Kulit kepala tampak bersih, rambut tebal hitam beruban. tidak
terdapat finger print pada dahi ditandai dengan kembalinya kulit + 3
detik, bentuk mata kanan dan kiri simetris sama besar, konjungtiva
tidak anemis, sklera tidak icterik, refleks cahaya positif dengan
diameter pupil isokor + 3 mm saat diberi cahaya penlight, tekanan
intra okular sama kenyal antara mata kanan dan kiri, septum hidung
berada di tengah, terdapat sekret kering pada hidung, pinna telinga
kanan dan kiri simetris sama besar, terdapat serumen kering, refleks
politser positif ditandai dengan membran timfani memantulkan cahaya
saat disorot oleh cahaya penlight, lidah bersih , mukosa bibir
lembab,tidak ada ceries gigi, gigi berwarna putih kekuningan, tidak
ada nyeri menelan, tidak ada pembesaran kelejar getah bening dan
kelenjar tyroid, bentuk dada simetris, saat dilakukan vokal premitus
getarannya sama antara torax kanan dan kiri atas bawah, suara nafas
vesikuler diseluruh lapang paru,ronkhi (-), mengi (-), stidor (-), tidak
ada penggunaan otot bantu pernapasan. ictuscordis teraba dengan
penyebaran + 1cm, akral hangat, batas atas jantung ICS 2 linea
sternalis kanan kiri, batas bawah jantung ICS 5 midclavicularis kiri,
batas kiri jantung medioclavikularis kiri, perkusi jantung pekak, bunyi
jantung II aorta di ICS 2 linea sternalis kanan, bunyi jantung II
pulmonal di ICS 2 linea sternalis kiri, bunyi jantung I-Trikuspidalis di
75
ICS 4 linea sternalis kiri, bunyi jantung I-Mitral di ICS 5
midclavikularis kiri, bunyi jantung tunggal tidak ada bunyi tambahan
seperti gallop dan mur-mur. Abdomen : bentuk abdomen datar,
terdapat lipatan lemak pada abdomen, bising usus 18 kali/menit, tidak
ada pembesaran hati dan lien, tidak ada nyeri tekan, tumor (-).
tidak ada nyeri tekan pada seluruh abdomen, kandung kemih teraba
kosong, kulit tampak elastis, klien tampak dapat bergerak bebas
dengan kekuatan otot :
5 5
5 5
Kesimpulan : saat di kaji Tn,”S” menderita hipertensi
Ny: “S” ( 45 tahun )
mengatakan perutnya terasa sakit terutama ulu hati, dan mengalami
mual, muntah tidak ada. Keadaan umum baik, Tekanan Darah : 130 /
90 mmHg, Suhu : 36,80C, RR : 16 kali/menit, Nadi : 80 kali/menit.
Kulit kepala tampak bersih, rambut tebal hitam beruban, tidak ada
kelainan pada rambut sepert kerontokan, tidak ada bekas luka pada
kepala. tidak terdapat finger print pada dahi ditandai dengan
kembalinya kulit + 3 detik. Mata: bentuk mata kanan dan kiri simetris
sama besar, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak icterik, refleks
76
cahaya positif dengan diameter pupil isokor + 3 mm saat diberi
cahaya penlight, tekanan intra okular sama kenyal antara mata kanan
dan kiri, tidak ada peradangan. Hidung : septum hidung berada di
tengah, terdapat sekret kering pada hidung,tidak ada kelainan.
Telinga : pinna telinga kanan dan kiri simetris sama besar, terdapat
serumen kering, refleks politser positif ditandai dengan membran
timfani memantulkan cahaya saat disorot oleh cahaya penlight, tidak
ada luka di telinga. Mulut : tidak ada stomatitis, lidah bersih , mukosa
bibir lembab,tidak ada ceries gigi, gigi berwarna putih kekuningan,
tidak ada karang gigi. Leher : tidak ada nyeri menelan, tidak ada
pembesaran kelejar getah bening dan kelenjar tyroid, Dada : bentuk
dada simetris, saat dilakukan vokal premitus getarannya sama antara
torax kanan dan kiri atas bawah, suara nafas vesikuler diseluruh
lapang paru, Ronkhi (-),mengi (-) Stidor (-) tidak ada penggunaan
otot bantu pernapasan. ictuscordis teraba dengan penyebaran + 1cm,
akral hangat, batas atas jantung ICS 2 linea sternalis kanan kiri, batas
bawah jantung ICS 5 midclavicularis kiri, batas kiri jantung
medioclavikularis kiri, perkusi jantung pekak, bunyi jantung II aorta
di ICS 2 linea sternalis kanan, bunyi jantung II pulmonal di ICS 2
linea sternalis kiri, bunyi jantung I-Trikuspidalis di ICS 4 linea
sternalis kiri, bunyi jantung I-Mitral di ICS 5 midclavikularis kiri,
bunyi jantung tunggal tidak ada bunyi tambahan seperti gallop dan
77
mur-mur, bentuk abdomen datar, terdapat lipatan lemak pada
abdomen, bising usus 18 kali/menit, tidak ada pembesaran hati dan
lien.
Terdapat nyeri tekan pada epigastrik, tidak ada nyeri tekan pada
seluruh abdomen, kandung kemih teraba kosong, kulit tampak
elastis. Ektremitas : klien tampak dapat bergerak bebas dengan
kekuatan otot, tidak ada cedera.
5 5
5 5
Ny:”S” mengatakan ulu hati terasa nyri dan kadang mual.
Kesimpulan : Saat dikaji Ny,”S’ menderita dispepsia.
Keterangan: Pada pemeriksaan kesehatan individu ini , anggota
keluarga yang diperiksa hanya Tn.”S” dan Ny: “S” serta anak
keduannya An “A” . sedangkan anak pertama dan ketiga tidak
dilakukan pemeriksaan karena bekerja dijakarta dan tidak pulang.
An: “N” ( 28 tahun )
Keadaan umum baik, Tekanan Darah : 110 / 70 mmHg, Suhu : 36,0C,
RR : 16 kali/menit, Nadi : 84 kali/menit, .Kulit kepala tampak bersih,
rambut tebal hitam beruban. tidak terdapat finger print pada dahi
ditandai dengan kembalinya kulit + 3 detik, bentuk mata kanan dan
78
kiri simetris sama besar, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak icterik,
refleks cahaya positif dengan diameter pupil isokor + 3 mm saat diberi
cahaya penlight, tekanan intra okular sama kenyal antara mata kanan
dan kiri, tidak ada peradangan. Septum hidung berada di tengah,
terdapat sekret kering pada hidung,tidak ada kelainan. Telinga pinna
telinga kanan dan kiri simetris sama besar, terdapat serumen kering,
refleks politser positif ditandai dengan membran timfani memantulkan
cahaya saat disorot oleh cahaya penlight, tidak ada luka dan kelainan.
Mulut stomatitis tidak ada, lidah bersih , mukosa bibir lembab,tidak
ada ceries gigi, gigi berwarna putih kekuningan, tidak ada nyeri
menelan, tidak ada pembesaran kelejar getah bening dan kelenjar
tyroid, bentuk dada simetris, saat dilakukan vokal premitus getarannya
sama antara torax kanan dan kiri atas bawah, suara nafas vesikuler
diseluruh lapang paru, ictuscordis teraba dengan penyebaran + 1cm,
akral hangat, batas atas jantung ICS 2 linea sternalis kanan kiri, batas
bawah jantung ICS 5 midclavicularis kiri, batas kiri jantung
medioclavikularis kiri, perkusi jantung pekak, bunyi jantung II aorta
di ICS 2 linea sternalis kanan, bunyi jantung II pulmonal di ICS 2
linea sternalis kiri, bunyi jantung I-Trikuspidalis di ICS 4 linea
sternalis kiri, bunyi jantung I-Mitral di ICS 5 midclavikularis kiri,
bunyi jantung tunggal tidak ada bunyi tambahan seperti gallop dan
mur-mur, bentuk abdomen datar, terdapat lipatan lemak pada
79
abdomen, bising usus 10 kali/menit, tidak ada pembesaran hati dan
lien.
Tidak terdapat nyeri tekan pada epigastrik, tidak ada nyeri tekan pada
seluruh abdomen, kulit tampak elastis. Ekstremitas :klien tampak
dapat bergerak bebas dengan kekuatan otot :
5 5
5 5
Kasimpulan : saat dikaji An.”N” dalam keadaan sehat
An.”R” dan An.”J” tidak diperiksa karena tinggal dijakarta dan pulang
hanya satu minngu sekali pada saat pengkajian kedua anak Tn.”S”
tidak pulang.
h. Harapan Keluarga
Keluarga mengatakan sangat senang dengan kehadiran perawat dan
berharap perawat dapat membantu keluarga mencegah semua penyakit yang
ada dalam keluarga.
80
2. Diagnosa Keperawatan Keluarga
a. Analisis dan Sintesis Data
NO DATA PENYEBAB MASALAH
1.
2.
3
DS:- Tn”S” mengatakan kepala
sering pusing.- Tn.”S” mengatakan leher
terasa sakit dan kaku- Tn.”S” mengatakan sering
makan makanan asin dan gurih
DO:- Tn”S” tampak sering memegang
kepala dan lehernya- TD : 160 / 110 mmHg
DS : - Tn.”S” mengatakan kepala
sering pusing- Tn.”S” mengatakan bila berjalan
kadang- kadang sempoyongan
DO: - TD : 160/110 mmHg- Tn.”S” tampak
sempoyongan bila berjalanDS:-
- Ny.”S” mengatakan ulu hati sering perih
- Ny.”S” mengatakan sering mual
DO:- Tampak nyeri tekan pada
epigastric Ny.”S” pada pemeriksaan fisik dengan skala : 3 dari 1-10
Ketidakmampuan keluarga Tn.”S”merawat anggota keluarga yang sakit Hipertensi,khususnya Tn.”S”
Ketidaktahuan anggota keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Hipertensi,khususnya Tn” S”
Ketidakmampuan keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga yang sakit gastritis, khususnya Ny.”S”
Gangguan rasa nyaman : kepala pusing dan leher pegal
Resiko tinggi Injury : peningkatan tekanan darah danTerjatuh
Gangguan rasa nyaman :Nyeri ulu hati
81
b. Perumusan Diagnosa Keperawatan
1). Gangguan rasa nyaman : kepala pusing dan leher pegal berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga yang
sakit Hipertensi, Khususnya Tn.”S” ditandai dengan :
DS : - Tn.”S” mengatakan kepala sering pusing
- Tn.”S” mengatakan leher terasa sakit
- Tn.”S” mengatakan sering makan makanan asin dan gurih
DO :- T.”S” tampak sering memegang kepala dan lehernya
- TD : 160 / 110 mmHg
2). Resiko tinggi injury ; peningkatan tekanan darah dan terjatuh berhubungan
dengan ketidaktahuan keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga yang
sakit Hipertensi, Khususnya Tn.”S” ditandai dengan :
DS : - Tn.”S” mengatakan kepala sering pusing
- Tn.”S” mengatakan bila berjalan sering sempoyongan
DO: - TD : 160 / 110 mmHg
- Tn.”S” tampak sempoyongan bila berjalan
3). Gangguan rasa nyaman : nyeri ulu hati berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga yang sakit
Gastritis , Khususnya Ny.”S” ditandai dengan :
DS : - Ny.”S” mengatakan ulu hati sering perih
- Ny.”S” sering mual
82
DO: - Tampak nyeri tekan pada epigastric Ny.”S” pada pemeriksaan
Fisik dengan skala 3 dari 1-10
c. Penilaian ( skoring ) Diagnosis Keperawatan
1). Gangguan rasa nyaman : kepala pusing dan leher pegal
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.”S” merawat
anggota keluarga yang sakit Hipertensi, Khususnya Tn.”S”
No. Kriteria Nilai Bobot Skor Pembenaran
1 Sifat masalah- Aktual
3 1 3/3 x 1 = 1 Tanda dan gejala hipertensi seperti nyeri pada leher dan kepala pusing yang saat ini dirasakan dan belum dilakukan tindakan apapun, jika tidak segera ditangani akan menyebabkan hipertensi yang berat.
2 Kemungkinan masalah dapat diubah- Mudah
2 2 2/2 x 2 = 2 Ada kemauan keluarga untuk mengenal penyakit hipertensi dan mau berobat serta melakukan diit hipertensi.
3 Potensial masalah untuk dicegah- Cukup
2 1 2/3 x 1 = 2/3 Masalah ini dapat dicegah agar tidak berlanjut, mengingat Tn. “S” berada dalam keadaan hipertensi sehingga masalah tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan pemahaman keluarga tentang hipertensi dan diit hipertensi.
4 Menonjolnya masalah- Segera diatasi
2 1 2/2 x 1= 1 Keluarga merasakan masalah tersebut dan harus segera ditangani
Total 4 2/3
83
2). Resiko tinggi injury ; peningkatan tekanan darah dan terjatuh
berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga Tn.”S” merawat anggota
keluarga yang sakit Hipertensi, Khususnya Tn.”S”
No. Kriteria Nilai Bobot Skor Pembenaran
1 Sifat masalah- Resiko
2 1 2/3 x 1 = 2/3 Apabila tidak mendapat perhatian serius terhadap penyakit Hipertensi yang dialami Tn.”S” sewaktu-waktu akan timbul komplikasi yang lebih berat
2 Kemungkinan masalah dapat diubah- Sebagian
1 2 1/2 x 2 = 1 Ada kemauan keluarga untuk mengenal penyakit hipertensi dan mau melakukan diit hipertensi.
3 Potensial masalah untuk dicegah- Tinggi
3 1 3/3 x 1 = 1 Masalah ini dapat dicegah agar tidak berlanjut, mengingat Tn. “S” berada dalam kondisi hipertensi sehingga masalah tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan pemahaman keluarga tentang hipertensi dan diit hipertensi.
4 Menonjolnya masalah- Segera diatasi
2 1 2/2 x 1= 1 Keluarga merasakan masalah dan segera diatasi.
Total 3 2/3
84
3). Gangguan rasa nyaman : nyeri ulu hati berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga yang
sakit Gastritis , Khususnya Ny.”S”
No. Kriteria Nilai Bobot Skor Pembenaran
1 Sifat masalah- Aktual
3 1 3/3 x 1 = 1 Tanda dan gejala Gastritis seperti nyeri ulu hati dan mual yang saat ini dirasakan dan belum dilakukan tindakan apapun, jika tidak segera ditangani akan menyebabkan gastritis yang kronis
2 Kemungkinan masalah dapat diubah- Sebagian
1 2 1/2 x 2 = 1 Ada kemauan keluarga untuk mengenal penyakit Gastritis dan mau berobat serta melakukan diit .
3 Potensial masalah untuk dicegah- Tinggi
3 1 3/3 x 1 = 1 Masalah ini dapat dicegah agar tidak berlanjut, mengingat Ny. “S” berada dalam keadaan gastritis ringan sehingga masalah tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan pemahaman keluarga tentang penyakit gastritis dan dietnya.
4 Menonjolnya masalah- Segera diatasi
2 1 2/2x 1= 1 Keluarga merasakan masalah tersebut dan harus segera ditangani
Total 4
85
d. Prioritas Diagnosa Keperawatan
Prioritas
Diagnosa Keperawatan Skor
1
2.
3.
Gangguan rasa nyaman : kepala pusing dan leher pegal berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga yang sakit Hipertensi, Khususnya Tn.”S” ditandai dengan : DS : - Tn.”S” mengatakan kepala sering pusing
- Tn.”S” mengatakan leher terasa sakit dan pegal- Tn.”S” mengatakan sering makan makanan asin dan gurih
DO :- Tn.”S” tampak sering memegang kepala dan lehernya - TD : 160 / 110 mmHg
Gangguan rasa nyaman : nyeri ulu hati berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga yang sakit Gastritis , Khususnya Ny.”S” ditandai dengan : DS : - Ny.”S” mengatakan ulu hati sering perih
- Ny.”S” sering mual DO : - Tampak nyeri tekan pada epigastric Ny.”S” pada pemeriksaan Fisik dengan skala 3 dari 1-10
Resiko tinggi injury ; peningkatan tekanan darah dan terjatuh berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga yang sakit Hipertensi, Khususnya Tn.”S” ditandai dengan :
DS: - Tn.”S” mengatakan kepala sering pusing- Tn.”S” mengatakan bila berjalan kadang
sempoyongan DO: - TD : 160 / 110 mmHg
- Tn.”S” tampak sempoyongan bila berjalan
4 2/3
4
3 2/3
86
3. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
No Tgl Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Standar IntervensiTUM TUK
1. 2/8/2010 Gangguan rasa nyaman : kepala pusing dan leher pegal berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga yang sakit Hipertensi, Khususnya Tn.”S” ditandai dengan :
DS : Tn.”S” mengatakan kepala
sering pusing-Tn.”S” mengatakan leher terasa sakit dan pegal
-Tn.”S”mengatakan sering makan makanan asin dan gurih
DO: - Tn.”S” tampak sering
memegang kepala dan lehernya - TD : 160 / 110 mmHg
Selama 5 hari kunjungan, kebutuhan rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria:- Pusingkepala
pada Tn.”S” berkurang
- Pegal di leher Tn.”S”berkurang
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x30 menit, keluarga khususnya Tn”S”, mampu:
1. Mengenal masalah gangguan rasa nyaman :kepala pusing dan leher pegal akibat hipertensi dengan cara :
1.1 Menyebutkan pengertian hipertensi
1.2 Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi.
Verbal
Verbal
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg atau diastolik lebih dari 90 mmHg (lebih dari 140/90 mmHg)
Menyebutkan 5 dari 9 tanda dan gejala hipertensi :
- Sakit kepala- Rasa sakit di
tengkuk- Epistaksis- Sukar tidur- Sering marah- Mata berkunang-
kunang- Telinga berdengung- Kepala pusing- TD : > 140 / 90
mmHg
1.1.1 Jelaskan pengertian dari Hipertensi
1.1.2Kajipengetahuan keluarga tentang Hipertensi
1.1.3 Berikan motivasi untuk berobat secara teratur
1.2.1Kaji pengetahuan keluarga tentang tanda dan gejala penyakit Hipertensi1.2.2Diskusikan dengan keluarga tentang tanda dan gejala penyakit Hipertensi1.2.3Berikan Reinforcement positif atas jawaban yang benar
87
1.3 Menjelaskan bagaimana mengobati penyakit Hipertensi
Motorik Menjelaskan dan mempraktekan bagaimana mengobati penyakit Hipertensi:- Menurunkan BB
bagi penderita Hipertensi yang gemuk
- Diet rendah garam- Tidak merokok- Olahraga teratur- Minum obat anti
hipertensi
1.3.1Jelaskan kepada keluarga tentang bagaimana mengobati penyakit Hipertensi1.3.2Praktekan kepada
keluarga bagaimana cara memberikan garam pada saat memasak makanan
di keluarga1.3.3Berikan reinforcement positif atas partisipasi yang kelauarga berikan
1.4 Menyebutkan hal-hal yang perlu diketahui penderita hipertensi
2. Keluarga mampu mengambil
keputusan untuk merawat anggota keluarga yang sakit Hipertensi,
Verbal
Sikap
Menyebutkan 2 dari 3 hal yang perlu di ketahui penderita Hipertensi :- Kontrol TD secara
teratur ke Puskesmas, klinik atau rumah sakit
- Jangan melakukan aktifitas bila timbul gejala Hipertensi
-Tetap menjaga Diet rendah garam,rendah lemak dan rendah kalori
Menyebutkan akibat tidak diobati keluhan dari hipertensi :- stroke- kelumpuhan
1.4.1Kajipengetahuan keluarga tentang hal-hal yang perlu dilakukan oleh penderita Hipertensi 1.4.2Diskusikan dengan keluarga tentang hal-hal yang perlu diketahui oleh penderita Hipertensi
1.4.3Berikan reinforcement positif atas jawaban
benar yang keluarga berikan
2.1.1 Diskusikan tentang akibat tidak mengobati keluhan penyakit Hipertensi2.1.2 Berikan reinforcement positif atas partisipasi
88
dengan cara :
2.1 Menyebutkan akibat bila keluhan tidak diobati
2.2 Tn”S” memutuskan untuk berobat
3. Keluarga mampu mengobati anggota keluarga yang sakit hipertensi dengan cara :
3.1 Menyebutkan cara mengobati anggota keluarga yang sakit hipertensi
4. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mengatasi keluhan penyakit Hipertensi, kepala pusing dengan cara :4.1 menyebutkan cara memodifikasi
Sikap
Verbal
Psikomotor
Keluarga memutuskan untuk mengobati anggota keluarga
Menyebutkan cara mengobati penyakit hipertensi :- Kurangi makanan mangandung garam- olahraga-Berobat secara teratur Ke pelayanan Kesehatan
Memodifikasi lingkungan untuk mengurangi rasa pusing kepala:- lingkungan rumah yang tenang- Ventilasi rumah selalu terbuka di siang hari agar
yang keluarga berikan
2.2.1 Diskusikan kembali dengan keluarga untuk mengobati anggota keluarga yang hipertensi2.2.2 Berikan reinforcement positif atas keputusan keluarga untuk mengobati keluarga yang sakit Hipertensi
3.1.1 Diskusikan kembali dengan keluarga cara mengobati penyakit hipertensi.3.1.2 Berikan reinforcement positif atas jawaban benar yang keluarga berikan
4.1.1 Jelaskan cara Memodifikasi lingkungan untuk meringankan rasa pusing kepala akibat Hipertensi4.1.2 Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga mebuka
89
lingkungan untuk mengurangi rasa pusing di kepala
5.Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan cara ;
5.1 Jelaskan pentingnya berobat ke puskesmas/ klinik kesehatan
Psikomotor
oksigen mencukupi
Tn.”S” akan rutin berobat setiap minggu ke puskesmas atau sarana kesehatan lainnya.
ventilasi rumah dan membersihkan ruangan tengah rumah
5.1.1 Diskusikan kembali pentingnya berobat teratur ke puskesmas atau klinik
5.1.2 Motivasi kembali keluarga untuk berobat teratur ke puskesmas atau klinik
5.1.3 Beri reinforcement positif atas jawaban benar yang keluarga berikan.
2. 2/8/2010 Gangguan rasa nyaman : nyeri ulu hati berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga yang sakit Gastritis , Khususnya Ny.”S” ditandai dengan : DS:
- Ny.”S” mengatakan ulu hati sering perih - Ny.”S” sering mual DO :
- Tampak nyeri tekan pada epigastric Ny.”S” pada pemeriksaan Fisik dengan skala 3 dari 1-10
Selama 5 hari kunjungan, kebutuhan rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria:- Nyeri ulu
hati pada Ny.”S” berkurang- Mual berkurang
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x30 menit Ny. “S” dan Keluarga mampu
1.mengenal masalah gastritis pada keluarga dengan cara :
1.1 Menyebutkan pengertian Gastritis
1.2 Menyebutkan penyebab gastritis
Verbal
Verbal
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung
Menyebutkan 4 dari 6 penyebab gastristis :
- Kuman
- Makanan terlalu
1.1.1 Jelaskan pengertian dari
penyakit gastritis pada keluarga1.1.2Tanyakan kembali pada keluarga tentang penyakit gastritis1.1.3Beri reinforcement positif atas jawaban keluarga yang benar
1.2.1Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab gastritis
1.2.2Motivasi keluarga
90
1.3 Menyebutkan tanda dan gejala penyakit gastritis
\
Verbal
berbumbu
- Merokok
- Minum munuman beralkohol
- Mengkonsumsi obat-obatan
- Makan terlalu banyak dan cepat
Menyebutkan 2 dari 3 tanda dan gejala penyakit Gastritis :
- Nyeri ulu hati
- Mual,muntah
- Demam
untuk menyebutkan kembali penyebab gastritis1.2.3Berikan reinforcement positif atas jawaban benar yang diberikan
1.3.1Jelaskan kepada keluarga tentang tanda dan gejala penyakit gastritis1.3.2 Diskusikan dengan keluarga tentang tanda dan gejala penyakit gastritis1.3.3 Beri reinforcement Positif atas
kemampuan keluarga menjelaskan tanda dan gejala penyakit gastristis
1.4 Menjelaskan pencegahan penyakit gastritis
VerbalMenyebutkan 6 dari 8 cara mencegah penyakit gastritis :
-Makan teratur
- Hindari makanan pedas
- Hindari makan
1.4.1Jelaskan kepada keluarga tentang pencegahan penyakit gastritis1.4.2Motivasi keluarga
untuk menyebutkan kembali cara mencegah penyakit
91
terlalu banyak dan cepat
- Hindari minum kopi
-Hindari minuman beralkohol
-Hindari stress
- Istirahat cukup
-Makan teratur
gastritis1.4.3Beri reinforcement positif atas jawaban benar yang diberikan keluarga
1.5 Menyebutkan pengobatan gastritis
VerbalMenyebutkan 4 dari 6 cara pengobatan penyakit gastritis :
- Antasida
- Analgetik
- Antibiotik
- Anti emetic
- Diet lunak
- Makan sedikit tapi sering
1.5.1Jelaskan cara pengobatan pada penyakit gastritis1.5.2Tanyakan kembali pada keluarga tentang pengobatan penyakit gastritis1.5.3Beri reinforcement positif atas jawaban benar yang diberikan keluarga
1.6 Menjelaskan makanan yang boleh dan tidak pada penyakit gastritis
Verbal Menyebutkan makanan yang boleh dan tidak boleh pada penyakit gastritis:
a.Makanan yang
1.6.1.Sebutkan makanan yang boleh dan tidak boleh pada penyakit gastritis1.6.2.Diskusikan dengan keluarga makanan
yang
92
2. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga yang sakit Gastritis, dengan cara
2.1 Menyebutkan akibat bila keluhan tidak diobati
Sikap
Sikap
boleh;
-Hidrat arang : beras, kentang,roti
-Protein :telur,
-Sayuran yang tidak menimbulkan gas
-Bumbu-bumbu dibatasi
b.Makanan yang tidak boleh:
-Beras ketan, singkong
-Makanan kaleng
-Bumbu pedas , cabe
Menyebutkan akibat tidak diobati keluhan dari hipertensi :
- Perdarahan lambung- tidak napsu makan
Keluarga memutuskan untuk mengobati anggota keluarga
boleh dan tidak boleh diberikan pada
penyakit gastritis1.6.3Beri reinforcement positif atas jawaban benar yang diberikan keluarga.
2.1.1 Diskusikan tentang akibat tidak mengobati keluhan penyakit gastritis2.1.2 Berikan reinforcement positif atas partisipasi yang keluarga berikan
2.2.1 Diskusikan kembali dengan keluarga untuk mengobati anggota keluarga yang gastritis2.2.2 Berikan reinforcement positif atas keputusan keluarga untuk
93
2.2 Ny”S” memutuskan untuk berobat
3. Keluarga mampu mengobati anggota keluarga yang sakit gastritis dengan cara :
3.1 Menyebutkan cara mengobati anggota keluarga yang sakit gastritis
4. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mengatasi keluhan penyakit gastritis, perut perih dan mual dengan cara :
4.1 menyebutkan cara memodifikasi lingkungan untuk mengurangi rasa perih di perut dan mual
5. Keluarga mampu
Verbal
Psikomotor
Psikomotor
Menyebutkan cara mengobati penyakit gastritis:- Kurangi makanan Asam dan pedas- tidak boleh telat makan- Berobat secara
teratur Ke pelayanan Kesehatan
Memodifikasi lingkungan untuk mengurangi rasa pusing kepala:- lingkungan rumah yang tenang- Ventilasi rumah selalu terbuka di siang hari agar oksigen mencukupi
mengobati keluarga yang sakit gastritis
3.1.1 Diskusikan kembali dengan keluarga cara mengobati penyakit gastritis3.1.2 Berikan reinforcement positif atas jawaban benar yang keluarga berikan
4.1.1 Jelaskan cara Memodifikasi lingkungan untuk meringankan rasa rasa perih di perut dan mual4.1.2 Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga mebuka ventilasi rumah dan membersihkan ruangan tengah rumah
5.1.1 Diskusikan kembali
94
memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan cara ;
5.1 Jelaskan pentingnya berobat ke puskesmas/ klinik kesehatan
Ny.”S” akan rutin berobat setiap minggu ke puskesmas atau sarana kesehatan lainnya.
pentingnya berobat teratur ke puskesmas atau klinik
5.1.2 Motivasi kembali keluarga untuk berobat teratur ke puskesmas atau klinik
5.1.3 Beri reinforcement positif atas jawaban benar yang keluarga berikan.
3 2/8/2010 Resiko tinggi injury ; Peningkatan tekanan darah dan terjatuh berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga yang sakit Hipertensi, Khususnya Tn “ S’” ditandai dengan :
DS: - Tn.”S” mengatakan kepala sering pusing
- Tn.”S” mengatakan bila Berjalan sering sempoyongan
DO: - TD : 160 / 110 mmHg- Tn.”S” tampak
-sempoyongan bila berjalan
Selama 5 hari kunjungan,peningkatan tekanan darah dan resiko terjatuh tidak terjadi dengan kriteria:- TD : 140/90
mmHg- Tn.”S” bila berjalan
tidak sempoyongan
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x 30 menit Tn. “S” dan Keluarga mampu
1. mengetahui makanan yang dapat meningakatkan tekananan darah, dengan cara :
1.1 Menjelaskan pengertian Diet rendah garam untuk Hipertensi
1.2 Menjelaskan tujuan
diet rendah garam
Verbal
Verbal
Diet : mengatur pola makan sehari-hari atau mengurangi makanan yang harus dihindari.
Diet Rendah garam untuk Hipertensi:yaitu dalam maskan tidak ditambahkan garam dapur, menghindari makanan yang mengandung natrium
Tujuan diet rendah garam adalah menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh
1.1.1Kaji pengetahuan keluarga tentang diet rendah garam1.1.2Diskusikan dengan keluarga tentang diet rendah garam1.1.3Berikan reinforcement positif atas jawaban benar yang diberikan oleh keluarga
1.2.1Jelaskan kepada keluarga tujuan diet rendah garam1.2.2Tunjukan kepada keluarga jenis garam dapur yang tidak boleh dikonsumsi penderita
95
Hipertensi1.2.3Berikan reinforcement positif atas partisipasi yang keluarga lakukan
1.3 Menyebutkan dan menunjukkan makanan yang boleh dan tidak boleh pada penyakit Hipertensi
Motorik Menyebutkan dan menunjukkan makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan pada penyakit Hipertensi ;
1.Karbohidrat
a.Boleh: Beras,kentang
b.Tidak boleh: Biskuit dimasak dengan garam
2.Protein hewani:
a.Boleh: daging,ikan 100mg/hari,telur 200gr/hari
b.Tidak boleh : ikan yang diawetkan
3.Sayur-sayuran:
a.Semua sayuran segar boleh diberikan
b.Tidak boleh: sayuran yang diawetkan
1.3.1 Jelaskan kepada keluarga makanan yang boleh dantidak boleh pada penayakit Hipertensi
1.3.2 Tunjukkan pada klien makanan yang boleh dan tidak pada penyakit Hipertensi1.3.3 Kaji pengetahuan klien tentang makanan
yang boleh dantidak boleh diberikan pada penyakit Hipertensi1.3.4 Berikan Reinforcement positif atas partispasi yang telah diberikan oleh keluarga.
96
2. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan diet rendah garam, dengan cara :
2.1 menyebutkan akibat pada penderita hipertensi bila tidak diet rendah garam
3. Keluarga mampu melaksanakan diet rendah garam, dengan cara :
3.1 Menyebutkan jenis
Verbal
Verbal
4.Lemak;
a.boleh:minyak sayur, margarine tanpa garam
b.Tidak boleh; garam dapur, soda kue,vetsin,terasi
5.Buah-buahan :
a.Semua buah segar boleh diberikan
b.Tidak boleh: buah-buahan dalamkaleng
6.Minuman
a..Boleh : air teh
b.Tidak boleh : Kopi
Akibat pada penderita hipertensi bila tidak diet rendah garam:
1. kenaikan tekanan darah
2. resiko terjatuh
3. Stroke
Keluarga , khususnya Tn.”S” memutuskan untuk melaksnakan diet rendah garam
2.1.1 Diskusikan kembali dengan keluarga
tentang diet rendah garam2.1.2 Berikan reinforcement positif atas jawaban benar yang diberikan
3.1.1 Diskusikan kembali dengan keluarga pengertian diet rendah garam3.1.2 menyebutkan jenis
97
garam dapur yang sering digunakan
3.2 memisahkan pemberian garam pada makanan Tn.”S” dan keluarga
motorik Menyebutkan kembali tujuan diet rendah garam yaitu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh
garam dapur yang tidak boleh dikonsumsi penderita hipertensi3.1.3 Berikan reinforcement positif atas jawaban benar yang diberikan
3.2.1 Diskusikan kembali dengan keluarga tujuan diet rendah garam3.2.2 motivasi keluarga untuk melaksanakan diet rendah garam3.2.3 Berikan reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga
98
4. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan
HariTgl
NoDp
Waktu Implementasi Evaluasi TtdPwt
selasa3/8/2010
DP1
10.00s/d
10.10
TUK 1
Menjelaskan kepada keluarga tentang:
a. Menyebutkan pengertian hipertensib. Menyebutkan tanda dan gejala
hipertensi.c. Menjelaskan bagaimana
mengobati penyakit Hipertensid. Menyebutkan hal-hal yang perlu
diketahui penderita hipertensi
RS :- Tn.”S” dan keluarga dapat memahami
tentang pengertian Hipertensi- Tn.”S” dan keluarga dapat memahami
tentang tanda dan gejala penyakit Hipertensi
RO :- Tn.”S” dan keluarga tampak bertanya
tentang pengertian Hipertensi- Tn.”S” dan keluarga tampak dapat
menyebutkan 5 dari 9 tanda dan gejala penyakit Hipertensi
- TD : 160 / 110 mmHg
S :
- Tn”S” dan keluarga dapat memahami tentang pengertian Hipertensi
- Tn.”S” dan keluarga dapat memahami tentang tanda dan gejala penyakit Hipertensi
O:- Tn.”S” dan keluarga
tampak bertanya tentang pengertian Hipertensi
- Tn “S” kooperatif dan aktif saat di jelaskan.
- Keluarga mendengarkan penjelasan yang diberikan.
- TD : 160 / 110 mmHg
A :Tn,”S” dapat menyebutkan pengertian hipertensi, penyebab dan gejala.
P :Lanjutkan TUK berikutnya
Evi S
Selasa 3/8/2010
DP1
10.10s/d
10.15
TUK 2
Menjelaskan kepada keluarga untuk segera mengambil keputusan untuk mengobati penyakit Hipertensi Tn.”S”
RS:-Tn.”S” mengatakan akan segera berobat ke petugas kesehatan
- Tn”S” merasa khawatir komplikasi dari penyakit hipertensinya
RO:- Tn..”S” tampak sedikit cemas- Tn.”S” tampak bertanya akibat bila tidak segera mengobati pusing kepalanya
S :
- Tn.”S” dan keluarga mengatakan akan segera berobat
O:- Tn.”S” dan keluarga
tampak bertanya akibat bila tidak segera mengobati pusing kepalanya.
A :Masalah teratasi sebagian
P :Lanjutkan TUK berikutnya
Evi S
99
Rabu 4/8/2010
DP1
10.15s/d
10.20
TUK 3
Mendiskusikan kembali bagaimana mengobati penyakit Hipertensi:
- Mengurangi makanan mengandung garam
- Olahraga teratur - Berobat secara rutin
RS: - Tn.”S” mengatakan akan mengurangi
makan mengandung garam - Tn.”S” mengatakan agak malas
berolahraga-Tn.”S” mengatakan akan segera berobat
RO:- Klien tampak gemuk- Klien tampak mampu menjelaskan
tentang mengurangi makan makanan mengandung garam
S :
- Tn.”S” dan keluarga dapat memahami tentang mengobati penyakit hipertensi
- Tn.”S” mengatakan akan segera berobat
O:- Tn.”S” mendengarkan saat
diberikan penjelasan tentang pengobatan Hipertensi
A :Masalah teratasi sebagian
P :Lanjutkan TUK berikutnya
Evi S
Rabu 4/8/2010
DP1
10.20s/d
10.25
TUK 4
Menjelaskan cara memodifikasi lingkungan untuk mengurangi pusing kepala dan memberi rasa nyaman :- Buka ventilasi agar oksigen mencukupi- menjaga suasana lingkungan rumah
tenang- Menjaga kebersuhan rumah
RS: -Tn.”S” mengatakan akan membersihkan rumah dan lingkungannya
RO: -Tn.”S” Tampak membuka jendela
rumahnya
S :
- Tn.”S” dan keluarga mengatakan memahami modifikasi lingkungan untuk meredakan rasa pusing pada Tn.”S”
- Tn.”S” dan keluarga mengatakan akan membersihkan lingkungan dan rumahnya
O:- Tn.”S” dan keluarga
tampak membuka jendela
A :Masalah teratasi sebagian
P :Lanjutkan TUK berikutnya
Evi S
Rabu 4/8/2010
DP1
10.25 s/d
10.30
TUK 5
Mendiskusikan dengan keluarga pentingnya berobat rutin ke Puskesmas atau pun klinik kesehatan lainnya
S :
- Tn.”S” mengatakan akan mencoba berobat rutin ke Puskesmas
Evi S
100
RS;- Tn.”S”mengatakan akan mencoba
berobat rutin ke Puskesmas untuk mengobati sakit hipertensinya
RO:- Tn.” S” Tampak dapat menjelaskan
pentingnya berobat rutin ke puskesmas
O: Tn.”S” tampak dapat
menjelaskan pentingnya berobat ke sarana kesehatan
A :Masalah teratasi
P :Ingatkan Kembali Tn. “S” untuk berobat kepuskesmas.
Rabu 4/8/2010
DP
2
14.00 s/d
14.10
TUK 1
Menjelaskan kepada keluarga tentang :
a. Menyebutkan pengertian Gastritisb. Menyebutkan penyebab gastritisc. Menyebutkan tanda dan gejala
penyakit gastritisd. Menjelaskan pencegahan penyakit
gastritise. Menyebutkan pengobatan gastritisf. Menjelaskan makanan yang boleh dan
tidak pada penyakit gastritis
RS : - Ny.”S” dan keluarga telah
memahami tentang penyakit Gastritis- Ny.”S” dapat mengetahui
penyebab penyakit gastritis
RO :- Ny.”S” dan keluarga tampak
bertanya mengenai pengertian gastritis- Ny.”S” dan keluarga tampak
dapat menyebutkan 4 dari 6 penyebab gastritis
S :- Ny.”S” dan
keluarga telah memahami tentang penyakit Gastritis
- Ny.”S” dapat mengetahui penyebab penyakit gastritis
O:- Ny.”S” dan
keluarga tampak bertanya mengenai pengertian gastritis.
- Ny,”S” kooperatif dan aktif saat dijelaskan.
- Ny.”S” dan keluarga tampak dapat menyebutkan 4 dari 6 penyebab gastritis
A: Ny,”S” dan keluarga dapat menyebutkan pengertian gastritis, penyebab dan tanda-tanda gastritis.
P :Lanjutkan TUK berikutnya
Evi S
Kamis 5/8/2010
DP
2
14.10 s/d
14.15
TUK 2
Menjelaskan kepada keluarga untuk segera mengambil keputusan untuk mengobati penyakit Gastritis Ny.”S”
RS:
S :
- Ny.”S” dan keluarga mengatakan akan segera berobat
O:
Evi s
101
- Ny.”S” mengatakan akan segera berobat ke petugas kesehatan
- Ny.”S” merasa khawatir komplikasi dari penyakit gastritisnya
RO:- Ny.”S” tampak agak cemas- Ny.”S” tampak bertanya akibat bila
tidak segera mengobati nyeri ulu hatinya
- Ny.”S” dan keluarga tampak bertanya akibat bila tidak segera mengobati nyeri ulu hatinya.
A :Masalah teratasi sebagian
P :Lanjutkan TUK berikutnya
Kamis 5/8/2010
DP
2
14.15 s/d
14.20
TUK 3
Mendiskusikan kembali bagaimana mengobati penyakit Gastritis:
- Mengurangi makanan asam dan pedas- makan makanan selagi hangat - Berobat secara rutin
RS: - Ny.”S” mengatakan akan mengurangi
makan Makanan pedas dan asam
- Ny.”S” mengatakan akan segera berobat
RO:- Klien tampak mampu menjelaskan
tentang Berpantang makan asam dan pedas
S :
Ny.”S” dan keluarga dapat memahami tentang mengobati penyakit gastritis
- Ny.”S” mengatakan akan segera berobat
O: Ny.”S” dan keluarga tampak bertanya tentang pengobatan gastritis
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan TUK berikutnya
Evi S
Kamis 5/8/2010
DP
2
14.20 s/d
14.25
TUK 4
Menjelaskan cara memodifikasi lingkungan untuk mengurangi nyeri ulu hati dan memberi rasa nyaman :- Buka ventilasi agar oksigen mencukupi- menjaga suasana lingkungan rumah
tenang- Menjaga kebersihan rumah
RS:- Ny.”S” mengatakan akan
membersihkan rumah dan lingkungannya.
RO: -Ny. S”Tampak membuka jendela rumahnya
S :
- Ny.”S” dan keluarga mengatakan memahami modifikasi lingkungan untuk meredakan rasa nyeri ulu hati pada Ny.”S”
- Ny.”S” dan keluarga mengatakan akan membersihkan lingkungan dan rumahnya
O: Ny.”S” dan keluarga tampak membuka jendela
Evi S
102
A :Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan TUK berikutnya
Kamis 5/8/2010
DP
2
14.25 s/d
14.30
TUK 5
Mendiskusikan dengan keluarga pentingnya berobat rutin ke Puskesmas atau pun klinik kesehatan lainnya
RS;- Tn.”S”mengatakan akan mencoba
berobat rutin ke Puskesmas untuk mengobati sakit hipertensinya
RO:- Tn.” S” Tampak dapat menjelaskan
pentingnya berobat rutin ke puskesmas
S :Tn”S” mengatakan akan mencoba berobat rutin ke Puskesmas
O: Tn.”S” tampak dapat
menjelaskan pentingnya berobat ke sarana kesehatan
A : TUK 5 teratasi
P : ingatkan kembali Tn ’S” pentingnya berobat ke puskesmas.
Evi S
Jum,at 5/8/2010
DP
3
14.00 s/d
14.10
TUK 1
Mengkaji pengetahuan keluarga tentang :
a. Diet rendah garam pada Hipertensib. Pantangan makanan pada Hipertensi
RS :- Tn.”S”dan keluarga mengerti tentang
diet rendah garam pada penyakit Hipertensi
- Tn.”S” dan keluarga memahamii pantangan makan pada Hipertensi
RO :- Tn.”S” dan keluarga tampak dapat
menjelaskan pengertian diet rendah garam pada Hipertensi
- Tn.”S” dan keluarga dapat mempraktekan pemberian garam pada masakan di keluarganya
- Tn.”S” dan keluarga tampak dapat memahami pantangan makan pada penyakit Hipertensi
S: Tn.”S”dan keluarga mengerti tentang diet rendah garam pada penyakit Hipertensi
- Tn.”S” dan keluarga memahami pantangan makan pada Hipertensi
O :- Tn.”S” dan keluarga
tampak dapat menjelaskan pengertian diet rendah garam pada Hipertensi
- Tn.”S” dan keluarga dapat mempraktekan pemberian garam pada masakan di keluarganya
- Tn.”S” dan keluarga tampak dapat memahami pantangan makan pada penyakit Hipertensi
A : Masalah teratasi
Evi S
103
sebagian
P : Lanjutkan TUK berikutnya
Sabtu 6/8/2010
DP
3
14.10 s/d
14.15
TUK 2
Menjelaskan kepada keluarga tentang diet rendah garam, yaitu mengurangi konsumsi semua makanan yang mengandung garam / natrium serta resko penderita hipertensi bila tidak diet rendah garam:- Stroke- Terjatuh- Kenaikan tekanan darah
RS: Tn.”S” mengatakan mengerti tentang diet rendah garam serta resiko bila tidak mengikutnya
RO: Tn.”S” tampak dapat menjelaskan pengertian diet rendah garam
S:
Tn.”S” mengatakan mengerti tentang diet rendah garam serta resiko bila tidak mengikutinya
O; Tn.”S” tampak dapat menjelaskan pengertian diet rendah garam
A: Resiko tinggi injury belum terjadi.
P: Lanjutkan TUK berikutnya
Evi S
Sabtu 6/8/2010
DP
3
14.15 s/d
14.30
TUK 3
Menjelaskan kepada keluarga tentang jenis garam dapur yang tidak boleh dikonsumsi oleh Tn.”S”
RS: Tn’S” mengatakan mengerti tentang jenis-jenis garam dapur yang tidak boleh dikonsumsi
RO: -Tn.”S” tampak dapat menunjukkan
jenis garam dapur yang tidak boleh dikonsumsi. -Tn”S” dapat menunjukkan cara
membei garam pada masakan untuk keluarga
S:
Tn’S” mengatakan mengerti tentang jenis-jenis garam dapur yang tidak boleh dikonsumsi
O:Tn.”S” tampak dapat menunjukkan jenis garam dapur yang tidak boleh dikonsumsiTn”S” dapat menunjukkan cara membei garam pada masakan untuk keluarga dan dirinya
A:Keluarga mampu mendemontrasikan cara memberi garam pada masakan untuk keluarga.
P:- Ingatkan kembali
hal-hal yang telah di praktekan
- Motivasi keluarga untuk terus melakukan cara memberi garam pada masakan.
Evi S
104
B. Pembahasan Kasus
Asuhan keperawatan keluarga fokus yang dilakukan oleh penulis adalah
Tn.”S” yang menderita penyakit Hipertensi, dengan memperhatikan pelayanan
keperawatan secara menyeluruh baik Bio ( seperti kemampuan Tn.”S” untuk
memenuhi kebutuhan dirinya dan keadaan tubuhnya ), Psiko ( seperti perasaan
Tn.”S” saat ini apakah Tn.”S” merasa senang dengan keadaannya sekarang ),
Sosial ( seperti hubungannya dengan tetangga dan masyarakat ), Spiritual
( seperti kegiatan keagamaan yang sering diikuti oleh Tn.”S”) yang dilaksanakan
selama lima hari yaitu mulai tanggal 2 Agustus sampai dengan tanggal 6 Agustus
2010.
Pada bab pembahasan ini penulis mencari kesenjangan-kesenjangan yang
ada dalam aspek pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga di tengah-tengah
masyarakat dan dihubungkan dengan teori yang ada dalam bab II.
Asuhan keperawatan ini terbagi menjadi 5 tahap yang dalam pelaksanaannya
menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga yang diawali dengan :
1. Pengkajian
Penulis melakukan pengkajian pada keluarga Tn.”S” khususnya Tn.”S”
dengan Hipertensi pada tanggal 2 Agustus 2010 serta implementasi dan
evaluasi dari tanggal 3 Agustus sampai dengan tanggal 6 Agustus 2010.
105
Hasil pengkajian didapatkan data subyektif dan obyektif, dimana data
subyektif diperoleh dari Tn.”S” dan keluarga dengan cara wawancara,
sedangkan data obyektif didapat dengan melakukan observasi,
pengamatan dan pemeriksaan fisik . Dalam pengkajian penulis tidak
mendapat kesulitan bertemu dengan Tn.”S” selaku kepala rumah tangga
karena Tn”S” selalu berada di rumah.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan dibuat menurut teori yang telah ditulis dalam Bab
II, yaitu:
a. Kurangnya pengetahuan mengenai hubungan antara aturan
penanganan dan kontrol penyakit ini.
b. Potensi ketidak patuhan terhadap program keperawatan berhubungan
dengan efek samping therapy yang diberikan.
Dari hasil pengkajian yang didapatkan munculah beberapa diagnosa
keperawatan, antara lain :
a. Gangguan rasa nyaman : kepala pusing dan leher pe gal berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga
yang sakit Hipertensi, Khususnya Tn.”S”
b. Gangguan rasa nyaman : nyeri ulu hati berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga yang
sakit Gastritis , Khususnya Ny.”S”
106
c. Resiko tinggi injury ; peningkatan tekanan darah dan terjatuh
berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga Tn.”S” merawat anggota
keluarga yang sakit Hipertensi, Khususnya Tn.”S”
Dalam pembahasan ini ditemukan adanya kesenjangan karena pada
diagnosa keperawatan dalam toeri terdapat dua diagnosa, namun setelah
pengkajian ditemukan tiga diagnosa keperawatan.
c. Perencanaan
Perencanaan asuhan keperawatan keluarga Tn.”S” terdiri atas dua tujuan
yaitu Tujuan Umum (TUM ) dan Tujuan Khusus (TUK). Penentuan
tujuan asuhan keperawatan ini mengacu pada masalah yang ada pada
keluarga Tn.”S” khususnya Tn.”S” yaitu dengan menyusun rencana
keperawatan bersama keluarga, hampir 80 % rencana dapat terpenuhi
karena Tn.”S” dan keluarga dapat melaksanakan rencana keperawatan
tersebut.
d. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan penulis tidak mendapatkan kesulitan atau
hambatan yang berarti karena sikap keluarga yang kooperatif dan mampu
menerima penjelasan penulis. Misalnya saat penulis memberikan
penjelasan melalui penyuluhan tentang bagaimana memberikan asuhan
keperawatan terhadap anggota keluarga dengan Hipertensi terlihat pihak
107
keluarga sangat antusias dalam mendengarkan. Hal ini menunjukkan
bahwa pihak keluarga belum tahu banyak tentang penyakit Hipertensi.
e. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan keluarga adalah untuk menilai keberhasilan
asuhan keperawatan keluarga dari suatu tindakan keperawatan. Dari
empat diagnosa keperawatan, penulis dapat mengemukakan evalusi
sebagai berikut :
a. Diagnosa keperawatan pertama, berhasil pada perubahan kognitif, di
mana Tn.”S” dan keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan
gejala, bagaimana cara mengobati, dan hal-hal yang perlu diketahui
penderita Hipertensi, serta adanya perubahan perilaku dalam hal
keinginan untuk berobat ke pelayanan kesehatan / puskesmas untuk
mengatasi rasa pusing dan menurunkan tekanan darah yang dialami
keluarga khususnya Tn.”S”.
b. Diagnosa keperawatan ke dua, berhasil pada perubahan kognitif, di
mana Ny.”S” dan keluarga dapat menyebutkan pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, bagaimana cara mengobati, dan jenis makanan yang
boleh dan tidak pada penyakit gastritis , serta adanya perubahan
perilaku dalam hal keinginan untuk berobat ke pelayanan kesehatan /
puskesmas untuk mengatasi nyeri ulu hati dan mual yang dialami
keluarga khususnya Ny.”S”.
108
c. Diagnosa keperawatan ke tiga , adanya kemauan dari Tn.”S” dan
keluarga untuk mengikuti anjuran pembatasan garam / natrium dan
mengikuti diet rendah garam serta Tn.”S” dan keluarga dapat
mempraktekan bagaimana memberikan garam pada masakan untuk
keluarga serta untuk dirinya, dimana hal ini dilakukan sebagai
pencegahan terjadinya injuri : terjatuh dan pemulihan.
109
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan keluarga terhadap keluarga
Tn”S” khususnya Tn.”S” dengan Hipertensi maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa :
1. Asuhan keperawatan keluarga sangat penting dalam upaya meningkatkan
derajat kesehatan keluarga, karena keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat. Asuhan keperawatan keluarga juga sangat penting untuk
memperbaiki untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan keluarga dalam
masyarakat itu sendiri. Keluarga mempunyai peran utama dalam
pemeliharaan kesehatan seluruh anggota keluarga dimana pengetahuan
keluarga sangat berpengaruh terhadap pemeliharaan kesehatan keluarga itu
sendiri.
2. Masalah kesehatan pada keluarga Tn”S” khususnya Tn.”S” antara lain:
Gangguan rasa nyaman : kepala pusing dan leher pegal berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga yang sakit
Hipertensi, khususnya Tn.”S”, gangguan rasa nyaman : nyeri ulu hati
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.”S” merawat anggota
keluarga yang sakit Gastritis, Khususnya Ny.”S”, resiko tinggi injury ;
peningkatan tekanan darah dan terjatuh berhubungan dengan ketidaktahuan
keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga yang sakit Hipertensi, Khususnya
109
110
Tn.”S”Adanya perubahan kearah yang lebih baik setelah diberikan
penyuluhan kesehatan kepada Keluarga Tn”S” tentang Hipertensi, Gastritis,
Diet rendah garam.
B. Saran
1. Bagi Tn.”S”
Hendaknya Tn.”S” dapat melakukan diet rendah garam, rendah lemak,
menghindari makanan asam, menurunkan berat badan dengan berolahraga,
serta selalu memeriksakan diri ke sarana kesehatan baik klinik kesehatan mau
pun puskesmas setempat.
2. Bagi Keluarga
a. Hendaknya melakukan pemantauan terhadap Tn.”S” secara terus menerus
terkait dengan pola makan, diet rendah garam, serta aktifitas yang
dilakukan.
b. Hendaknya selalu memberikan perhatian dan kasih sayang pada Tn.”S”
c. Hendaknya selalu mengingatkan Tn.”S” untuk memeriksakan diri ke
sarana kesehatan baik klinik kesehatan maupun puskesmas setempat
secara teratur.
3. Bagi Puskesmas
a. Petugas Puskesmas hendaknya dapat memotivasi klien serta keluarganya
agar mau memeriksakan kesehatannya secara rutin dan selalu memantau
keadaan kesehatan masyarakat wilayah binaannya.
111
b. Meningkatkan kegiatan Puskesmas Keliling atau pun mantri keliling
mengetahui kasus-kasus yang ada di masyarakat di luar pelayanan dalam
gedung.
c. Meningkatkan kegiatan Posyandu dengan banyak memberikan
penyuluhan-penyuluhan kesehatan.
4. Bagi Institusi pendidikan
Melengkapi sarana dan prasarana perpustakaan untuk melengkapi terutama
buku-buku yang berhubungan dengan proses keperawatan keluarga sehingga
dapat memudahkan mahasiswa dalam penulisan membuat laporan studi
kasus.
Recommended