View
594
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
ACARA 10
PENGEPRESAN
1. Tinjauan Pustaka
Pengepresan dilakukan dengan tujuan agar air yang ada dalam daging
terbuang sehingga daging menjadi kering. Agar hasil pengepresan sesuai dengan
yang diinginkan, perlu diperhatikan tenaga pengepresan dan peralatan yang
digunakan. Semakin kuat daging dipres, semakin banyak air yang terpisah.
Walupun pengepresan dapat dilakukan manual dengan cara memasukkan daging
ke dalam kain lalu memerasnya, tetapi hasil yang diperoleh akan jauh berbeda
dengan menggunakan alat pengepres. Proses pemisahan air dari daging menjadi
lebih optimal dengan menggunakan mesin pres (Suryani, 2007).
Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak,
terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk
bahan yang berkadar minyak tinggi (30-70 persen). Ada dua cara umum
pengepresan mekanis, yaitu pengepresan hidraulik dan pengepresan berulir. Pada
cara pengepresan hidraulik bahan dipres dengan tekanan sekitar 2000
pound/inch2 (140.6 kg/cm = 136 atm). Banyaknya minyak atau lemak yang dapat
diextracting tergantung dari lamanya pengepresan, tekanan yang dipergunakan
serta kandungan minyak dalam bahan asal. Sedangkan cara pengepresan berulir
memerlukan perlakuan pendahuluan yang terdiri dari proses pemasakan atau
tempering. Proses pemasakan berlangsung pada temperatur 2400F (115,50C)
dengan tekanan 15-20 ton/inch2 (Ketaren, 1986).
Ketika dipres bahan akan mengeluarkan minyak yang keluar melalui
ruang-ruang kempa di antara sumbu utama. Selanjutnya minyak jatuh pada
tempat penampungan yang dibuat miring agar minyak mudah mengalir.
Sedangkan ampasnya akan keluar dengan adanya tekanan. Minyak hasil
pengepresan selanjutnya dimasukkan ke tempat peyaringan bersama-sama
dengan minyak hasil sistem hidrolik (Palungkun, 1993).
Peralatan yang sering digunakan untuk pengeluaran minyak adalah
pengepresan dan hidrolik press. Cara pengepresan yang banyak digunakan
dipandang lebih baik daripada ekstrasi dengan pelarut karena berbagai zat bukan
lemak akan ikut terlarut ke dalam pelarutnya. Umumnya minyak hasil
pengepresan masih banyak mengandung kotoran padat dan bagian kotoran akan
dapat dipisahkan dengan penyaringan (Makfoeld, 1982).
Ekstrasi minyak dengan cara srew press memiliki prinsip menekan bahan
lumatan dalam tabung yang berlubang dengan alat ulir yang berputar sehingga
minyak akan keluar lewat lubang-lubang tabung. Besarnya tekanan alat ini dapat
diatur secara elektris, dan tergantung dari volume bahan yang akan dipres. Cara
ini mempunyai kelemahan yaitu pada tekanan yang terlampau kuat akan
menyebabkan banyak biji yang pecah (Swadaya, 1999).
Untuk memisahkan sari singkong (ekstraksi) dapat dilakukan dengan cara
seperti pada pembuatan santan. Mula-mula ditambahkan air bersih sedikit demi
sedikit sambil diremas dan diaduk-aduk, kemudian disaring dengan saringan kain
yang dipotong dengan kalo atau irig (saringan kasar yang terbuat dari anyaman
bambu). Selanjutnya, ampas dibungkus dengan kain dan dipres agar seluruh
airnya keluar. Kegiatan ekstraksi diulang 2-3 kali berturut-turut atau sampai
cairan yang keluar menjadi jernih (Kanisius, 2005).
Pembuatan minyak kelapa terdiri dari dua cara yaitu rendering dan
pengepresan. Rendering merupakan suatu cara yang sering digunakan untuk
mengekstrasi minyak kelapa dengan cara pemanasan. Cara ini membutuhkan
bahan bakar yang cukup banyak. Sedangkan pengepresan dilakukan dengan
pengepresan kopra menggunakan tekanan hidrolik atau screw proses. Dengan
cara ini minyak tidak dapat seluruhnya diekstrasi. (Utami, 2009).
CNSL merupakan minyak yang tersusun dari senyawa fenolat kompleks
dengan rantai karbon panjang bercabang dan tidak jenuh, yang dapat dihasilkan
dengan cara rendering, pengepresan (pressing) atau ekstraksi menggunakan
pelarut kimia. Bila menggunakan cara rendering atau pengepresan, randemen
perolehan minyak masih rendah (minyak masih tersisa pada bungkil atau ampas
berkisar 10-25%) dan kualitasnyapun masih dianggap rendah karena masih
banyak bercampur air. Sedangkan kalau dengan cara ekstraksi menggunakan
pelarut kimia akan dapat dihasilkan minyak dengan rendemen cukup tinggi
(minyak yang tersisa pada bungkil kurang dari 1%) dan kualitas minyak jauh
lebih baik kadar air sangat rendah (Simpen, 2008).
Produk-produk hasil olahan coklat yang utama saat ini adalah lemak dan
tepung coklat. Proses pemisahan lemak dan tepung ini dilakukan terhadap biji
kakao yang telah terfermentasi. Pemisahan lemak coklat dapat dilakukan dengan
berbagai cara diantaranya dengan menggunakan pelarut atau dengan
pengepresan. Penggunaan teknik pengepresan mekanis tetap menjadi pilihan.
Dan dipandang jauh lebih praktis dan lebih murah terutama untuk penggunaan
industri kecil dan menengah (Indriati, 2007).
Ubi kayu yang telah diparut dibagi menjadi 2 bagian. Kemudian
dimasukkan ke dalam karung plastik untuk dilakukan pengepresan. Pengepresan
dilakukan dengan alat press tradisional. Pengepresan bertujuan untuk
menghilangkan sebagian besar air yang terdapat dalam ubi kayu. Pengepresan
dilakukan dengan cara ubi kayu yang telah diparut dimasukkan ke dalam karung
plastik diletakkan di atas alat press, kemudian dihimpit dengan kayu dan ditekan
hingga airnya keluar. Pengepresan dihentikan jika tidak ada lagi air yang keluar
dari karung (Yanita, 2008).
Presentase kehilangan minyak kelapa sawit yang terdapat pada ampas press
sangat mempengaruhi mutu dari minyak kelapa sawit. Proses pengepresan
tersebut dipengaruhi oleh tipe srew press, tekanan kerja srew press, dan air
pengencer. Persentase kehilangan minyak kelapa sawit yang terdapat pada ampas
press adalah 6,28 – 6,32 % di mana nilai tersebut diambil dari persentase minyak
kering yang sudah tidak mengandung air. Persentase kehilangan minyak sawit
dari ampas press tersebut sesuai standart pabrik yaitu ≤ 7 % (Sa’diah, 2009).
Ada beberapa metode untuk mendapatkan minyak Neem dari biji seperti
cairan mekanik mendesak, superkritis ekstraksi, dan ekstraksi pelarut. Mekanis
ekstraksi adalah metode yang paling banyak digunakan untuk mengekstrak Neem
minyak dari biji mimba. Namun, minyak yang dihasilkan dengan metode
biasanya memiliki harga rendah, karena keruh dan mengandung sejumlah besar
air dan logam isinya. Ekstraksi menggunakan cairan superkritis, minyak
dihasilkan memiliki kemurnian sangat tinggi, namun operasi dan biaya investasi
tinggi. Ekstraksi menggunakan pelarut telah beberapa keunggulan. Ini
memberikan hasil yang lebih tinggi dan sedikit minyak keruh dari ekstraksi
mekanik, dan biaya operasi relatif rendah dibandingkan dengan ekstraksi fluida
superkritis (Liauwu, 2008).
Salah satu jenis screw press terdiri dari berbeda nozzle ukuran, kecepatan
dan diameter. Berbeda aksesori dari mesin ini mungkin akan menghasilkan
sejumlah berbagai jenis minyak biji. Beberapa peneliti telah melaporkan bahwa
parameter yang digunakan sebelum dan selama menekan akan mempengaruhi
minyak menekan proses termasuk ukuran partikel, pemanasan suhu, waktu
pemanasan, kadar air, dan diterapkan tekanan (Masturah, 2011).
Pada pembuatan pati aren, proses ekstraksi diperlukan untuk optimalisasi
pengeluaran endapan pati. Ekstraksi bahan dilakukan setelah proses pemarutan.
Proses ekstraksi ini pada prinsipnya bertujuan untuk mengeluarkan pati dari sel
tanaman dan memisahkannya dari komponen lainnya. Jumlah ekstrak yang
diperoleh dalam suatu ekstraksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
ukuran bahan yang diekstraksi, pengecilan ukuran bahan, waktu dab besarnya
tekanan, jumlah air yang ditambahkan untuk ekstraksi (Purwantana, 2008).
Mekanisme pemerasan menggunakan poros penggilas yang diletakkan di
atas plat penahan yang berlubang-lubang (yang sekaligus berfungsi sebagai
saringan). Parutan ketela pohon yang dicampur air masuk dari salah satu sisi atau
ujung plat berlubang-lubang (bagian masukan), kemudian digilas oleh poros
penggilas. Poros penggilas akan menekan dan menggilas campuran parutan
ketela pohon dan air. Tepung tapioka yang bercampur air akan jatuh ke bawah,
sedangkan ampas parutan akan bergerak bersama poros penggilas kea rah bagian
keluaran penampung ampas parutan yang terletak pada sisi atau ujung lain dari
plat berlubang (Soegihardjo, 2005).
2. Gambar Alat dan Mesin
Gambar 10.1 Alat atau Mesin Pengepresan
Bagian Utama dan Fungsi :
a. Tuas pemutar press = memutar batang pngepress,
b. Plat pengepress = menekan (mengepres) produk,
c. Silinder pengepress = sebagai tempat produk,
d. Outlet = tempat keluar hasil ekstraksi,
e. Pompa hidrolik = mengepres dari bawah.
3. Prinsip Kerja
Prinsip kerja alat pengepresan adalah menekan produk dengan dua tekanan
yaitu dari atas dengan plat pengepres dan dari bawah dengan pompa hidrolik
yang memberikan tekanan ke atas.
Alat press dibersihkan
Randemen ekstrasi dihitung
Dicatat waktu awal dan waktu akhir proses ekstrasi
Produk bersih ditimbang
Panci penampung disiapkan
Pruduk parutan dimasukkan ke silinder pengepress
Hasil ekstrasi ditimbang
4. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja alat ini adalah produk yang akan dipres dimasukkan ke
dalam kain saring kemudian dimasukkan ke dalam silinder pengepres. Tuas
pemutar diputar sehinga plat pengepres menekan produk dari atas dan pompa
hidrolik menekan produk dari bawah. Kemudian santan akan keluar melalui
lubang outlet. Waktu dihitung pada saat santan keluar pertama kali dan
dihentikan ketika santan sudah tidak keluar lagi.
5. Cara Kerja
6. Hasil dan Pembahasan
a. Hasil PengamatanTabel 10.1 Hasil Pengamtan dan Pengukuran Pengepresan
Kel Jenis Produk Berat awal (kg)
Berat akhir (kg)
Waktu (jam)
Kapasitas (kg/jam)
Randemen (%)
1 Kelapa Parut 0,400 0,250 0,049 8,163 62,50 %2 Kelapa Parut 0,425 0,307 0,041 10,366 72,24 %3 Kelapa Parut 0,490 0,297 0,025 19,600 60,61 %4 Kelapa Parut 0,049 0,025 1,880 0,026 51,02 %5 Kelapa Parut 0,400 0,181 0,074 5,405 45,25 %6 Kelapa Parut 0,450 0,300 0,046 9,783 66,67 %7 Kelapa Parut 0,450 0,100 0,022 20,455 22,22 %8 Kelapa Parut 0,448 0,325 0,013 34,462 72,54 %9 Kelapa Parut 0,240 0,370 0,019 12,632 154,17 %10 Kelapa Parut 0,490 0,280 0,026 18,846 57,14 %11 Kelapa Parut 0,850 0,574 0,034 25,000 67,53 %12 Kelapa Parut 0,450 0,297 0,020 22,500 66,00 %
Sumber : Laporan Sementara
Analisis Data dan Perhitungan
1) Data Kelompok 1
Berat awal = 0,400 kg
Berat akhir = 0,250 kg
Waktu = 0,049 jam
Kapasitas mesin =
=
= 8,163 kg/jam
Randemen =
=
= 62,50 %
2) Data Kelompok 2
Berat awal = 0,425 kg
Berat akhir = 0,307 kg
Waktu = 0,041 jam
Kapasitas mesin =
=
= 10,366 kg/jam
Randemen =
=
= 72,24 %
3) Data Kelompok 3
Berat awal = 0,490 kg
Berat akhir = 0,297 kg
Waktu = 0,025 jam
Kapasitas mesin =
=
= 19,600 kg/jam
Randemen =
=
= 60,61 %
4) Data Kelompok 4
Berat awal = 0,049 kg
Berat akhir = 0,025 kg
Waktu = 1,880 jam
Kapasitas mesin =
=
= 0,026 kg/jam
Randemen =
=
= 51 %
5) Data Kelompok 5
Berat awal = 0,400 kg
Berat akhir = 0,181 kg
Waktu = 0,074 jam
Kapasitas mesin =
=
= 5,405 kg/jam
Randemen =
=
= 45,25 %
6) Data Kelompok 6
Berat awal = 0,450 kg
Berat akhir = 0,300 kg
Waktu = 0,046 jam
Kapasitas mesin =
=
= 9,783 kg/jam
Randemen =
=
= 66,67 %
7) Data Kelompok 7
Berat awal = 0,450 kg
Berat akhir = 0,100 kg
Waktu = 0,022 jam
Kapasitas mesin =
=
= 20,455 kg/jam
Randemen =
=
= 22,22 %
8) Data Kelompok 8
Berat awal = 0,448 kg
Berat akhir = 0,325 kg
Waktu = 0,013 jam
Kapasitas mesin =
=
= 34,462 kg/jam
Randemen =
=
= 72,54 %
9) Data Kelompok 9
Berat awal = 0,240 kg
Berat akhir = 0,370 kg
Waktu = 0,019 jam
Kapasitas mesin =
=
= 12,632 kg/jam
Randemen =
=
= 154,17 %
10) Data Kelompok 10
Berat awal = 0,490 kg
Berat akhir = 0,280 kg
Waktu = 0,026 jam
Kapasitas mesin =
=
= 18,846 kg/jam
Randemen =
=
= 57,14 %
11) Data Kelompok 11
Berat awal = 0,850 kg
Berat akhir = 0,574 kg
Waktu = 0,034 jam
Kapasitas mesin =
=
= 25 kg/jam
Randemen =
=
= 67,53%
12) Data Kelompok 12
Berat awal = 0,450 kg
Berat akhir = 0,297 kg
Waktu = 0,020 jam
Kapasitas mesin =
=
= 22,50 kg/jam
Randemen =
=
= 66 %
b. Pembahasan
Pengepresan (ekstraksi) adalah proses pengambilan sari bahan sehingga
sarinya dapat diolah menjadi produk yang diinginkan. Produk yang sering
diekstraksi adalah produk yang berupa buah. Pada praktikum kali ini bahan
yang digunakan adalah kelapa. Untuk menghasilkan sari dari kelapa
sebelumnya kelapa diparut terlebih dahulu. Pada proses pengepresan produk
dipres dengan plat pengepres dari atas dan dari bawah dengan pompa hidrolik.
Prinsip kerja dari pengepresan adalah menekan produk dengan dua
tekanan yaitu dari atas dengan plat pengepres dan dari bawah dengan pompa
hidrolik yang memberikan tekanan ke atas. Sedangkan mekanisme kerjanya
adalah produk yang akan dipres dimasukkan ke dalam kain saring kemudian
dimasukkan ke dalam silinder pengepres. Tuas pemutar diputar sehinga plat
pengepres menekan produk dari atas dan pompa hidrolik menekan produk dari
bawah. Kemudian santan akan keluar melalui lubang outlet. Waktu dihitung
pada saat santan keluar pertama kali dan dihentikan ketika santan sudah tidak
keluar lagi.
Pada percobaan yang telah dilakukan oleh kelompok 1-12 diperoleh data
sebagai berikut kelompok 1 berat awal 0,400 kg, berat akhir 0,250 dengan
waktu 0,049 jam diperoleh kapasitas sebesar 8,163 kg/jam, randement sebesar
62,50 %. Kelompok 2 berat awal 0,425 kg, berat akhir 0,307 dengan waktu
0,041 jam diperoleh kapasitas sebesar 10,366 kg/jam, randement sebesar
72,24 %. Kelompok 3 berat awal 0,490 kg, berat akhir 0,297 dengan waktu
0,025 jam diperoleh kapasitas sebesar 19,600 kg/jam, randement sebesar
60,61 %. Kelompok 4 berat awal 0,049 kg, berat akhir 0,025 dengan waktu
1,880 jam diperoleh kapasitas sebesar 0,026 kg/jam, randement sebesar
51,02%. Kelompok 5 berat awal 0,400 kg, berat akhir 0,181 dengan waktu
0,074 jam diperoleh kapasitas sebesar 5,405 kg/jam, randement sebesar
45,25%. Kelompok 6 berat awal 0,450 kg, berat akhir 0,300 dengan waktu
0,046 jam diperoleh kapasitas sebesar 9,783 kg/jam, randement sebesar
66,67%. Kelompok 7 berat awal 0,450 kg, berat akhir 0,100 dengan waktu
0,022 jam diperoleh kapasitas sebesar 20,455 kg/jam, randement sebesar
22,22 %. Kelompok 8 berat awal 0,448 kg, berat akhir 0,325 dengan waktu
0,013 jam diperoleh kapasitas sebesar 34,462 kg/jam, randement sebesar
72,54 %. Kelompok 9 berat awal 0,240 kg, berat akhir 0,370 dengan waktu
0,019 jam diperoleh kapasitas sebesar 12,632 kg/jam, randement sebesar
154,17 %. Kelompok 10 berat awal 0,490 kg, berat akhir 0,280 dengan waktu
0,026 jam diperoleh kapasitas sebesar 18,846 kg/jam, randement sebesar
57,14 %. Kelompok 11 berat awal 0,850 kg, berat akhir 0,574 dengan waktu
0,034 jam diperoleh kapasitas sebesar 25 kg/jam, randement sebesar 67,53 %.
Kelompok 12 berat awal 0,450 kg, berat akhir 0,297 dengan waktu 0,020 jam
diperoleh kapasitas sebesar 22,5 kg/jam, randement sebesar 66 %.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh kapasitas dan
randement yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor yang mempengaruhi kapasitas kerja adalah jumlah bahan dan kuat
tidaknya pengepresan (tekanan) berpengaruh pada banyak sedikitnya hasil
ekstraksi. Sedangkan faktor yang mempengaruhi randement adalah kekuatan
dalam melakukan ekstraksi, semakin kuat kita memutar tuas penekan maka
hasil ekstraksi akan semakin banyak. Sebaliknya apabila kekuatan dalam
mengekstraksi produk kecil maka produk yang dihasilkan sedikit. Selain
kekuatan mengekstrak randement juga dipengaruhi parutan produk, apabila
parutan produk sesuai serat maka cairan yang dihasilkan saat ekstraksi
semakin banyak.
7. Kesimpulan
Dari percobaan pengepresan diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
a. Ekstraksi atau press adalah suatu cara untuk menghasilkan atau mendapatkan
sari atau minyak dari suhu produk.
b. Prinsip kerja dari pengepresan adalah menekan produk dengan dua tekanan
yaitu dari atas dengan plat pengepres dan dari bawah dengan pompa hidrolik
yang memberikan tekanan ke atas.
c. Mekanisme kerja alat pengepresan adalah produk yang akan dipres
dimasukkan ke dalam silinder pengepres. Tuas pemutar diputar sehinga plat
pengepres menekan produk dari atas dan pompa hidrolik menekan produk dari
bawah. Kemudian santan akan keluar melalui lubang outlet.
d. Faktor yang mempengaruhi kapasitas kerja adalah jumlah bahan dan kuat
tidaknya pengepresan (tekanan) berpengaruh pada banyak sedikitnya hasil
ekstraksi.
e. Faktor yang mempengaruhi randement adalah kekuatan dalam melakukan
ekstraksi.
f. Semakin kuat putaran tuas penekan maka hasil ekstraksi akan semakin banyak
dan sebaliknya
8. Saran
a. Sebaiknya praktikum dilaksanakan lebih tepat waktu.
b. Pada saat menjelaskan tentang praktikum sebaiknya lebih jelas dan terperinci.
c. Sebaiknya semua alat praktikum diperiksa telebih dahulu agar tidak mengalami
gangguan saat praktikan melakukan praktikum
d. Sebaiknya peralatan laboratorium dilengkapi lagi karena banyak alat mesin
praktikum yang rusak, hal ini dapat menghambat kegiatan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Indriati, Eti. 2007. Efek Pemanasan Terhadap Rendemen Lemak pada Proses Pengepresan Biji Kakao. Universitas Syiah Kuala. Aceh.
Kanisius. 2005. Tepung Tapioka Pembuatan dan Pemanfaatannya. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Ketaren, S. 1987. Minyak dan Lemak Pangan. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Pres). Depok.
Liauw, Maria Yuliana. Extraction of Neem Oil Using N-Hexane and Ethanol: Stuudies of Oil Quality, Kinetic and Thermodynamic. Departement of Chemical Engineering Widya Mandala University. Surabaya.
Makfoeld, Djarir. 1982. Deskripsi Pengolahan Hasil Nabati. Agritech. Yogyakarta.
Matsurah, Farah. 2011. The Effects of Physical Parameters of The Srew Press Oil Expeller on Oil Yield from Nigella sativa L seeds. International Food Research Journal 18(4): 1367-1373 (2011).
Palungkun, Rony. 1993. Aneka Produk Olahan Kelapa. Penebar Swadaya. Jakarta.
Purwantana, Bambang. 2008. Kajian Kinerja Mesin Pengadukan pada Proses Pembuatan Pati Aren (Arenga Pinnata Merr). Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Sa’diah, Halimatus. 2009. Pengaruh Proses Pengepresan ( Screw Press ) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Simpen, I.N. 2008. Isolasi Cashew Nut Shell Liquid dari Klit Biji Jambu Mete (Anacardium occidentale L) dan Kajian Beberapa Sifat Fisiko-Kimianya. Jurnal Kimia 2 (2), Juli 2008 : 71-76.
Suryani, A., Hambali, E. dan Hidayat, E. 2007. Membuat Aneka Abon. Penebar Swadaya. Jakarta.
Soegihardjo, Oegik. 2005. Perancangan Mesin Pembuat Tepung Tapioka. Jurnal Teknik Mesin Vol. 7, No. 1, April 2005 : 22-27.
Swadaya, Penebar, Tim Penulis. 1999. Kelapa Sawit Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Aspek Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta.
Utami, Lucky Indrati. Pengambilan Minyak Kelapa Secara Fermentasi Berulang dengan Menggunakan Sel Amobil Saccharomyces Cereviceae. Teknologi Industri. Surabaya.
Yanita, M., Ristyadi, D., dan Ade Yulia. 2008. Proses Pengolahan Ubi Kayu menjai Kue Klanting. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 45 Tahun 2008, ISSN : 1410-0770.
Recommended