View
10
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Analisis Manajemen Strategi Menggunakan Metode
SWOT dan AHP
(Studi Kasus: Warkop Meteora Al-Berkah Limo)
arumdiah77@gmail.com
6th Dani Wahyudi
Teknik Industri
Universitas Pembangunan Nasional
Veteran Jakarta
Jakarta, Indonesia daniwahyudi070300@gmail.com
Abstrak— Warkop (warung kopi) merupakan bisnis kuliner
sederhana sekaligus sarana interaksi sosial yang mudah
ditemukan di setiap sudut kota di Indonesia. Salah satunya adalah
Warkop Meteora Al-Berkah Limo yang berlokasi di Limo, Depok.
Penelitian ini menggunakan metode analisis SWOT dan AHP
dengan melakukan observasi dan penelitian pendahulu dengan
tujuan mengembangkan Warkop Meteora Al-Berkah Limo agar
bisa bersaing dengan usaha lainnya. Hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dilakukan penulis, dapat disimpulkan
bahwa saat ini Warkop Meteora Al-Berkah lebih mengarah ke
Weakness dan Threat (WT). Oleh karena itu, strategi SWOT yang
tepat untuk memajukan usaha Warkop Meteora Al-Berkah Limo
adalah dengan meminimalisasi Ancaman dan Kelemahan (W-T),
sehingga dalam mengembangkan usaha Warkop Meteora Al-
Berkah Limo perlu dilakukan perbaikan pada faktor kelemahan
agar dapat menghindari ancaman. Strategi yang dapat digunakan
adalah mengatasi dengan keramahan pegawai, menambah
fasilitas seperti tempat lesehan atau ruang khusus untuk
bersantai, menambahkan akses Wifi gratis, dan memasang
pendingin udara sehingga menciptakan suasana nyaman dan
berbeda dari tempat usaha lain yang sejenis.
Kata Kunci— Manajemen Strategi, SWOT, AHP
Warkop (warung kopi) merupakan bisnis kuliner sederhana sekaligus sarana interaksi sosial yang mudah ditemukan di setiap sudut kota di Indonesia. Salah satunya adalah Warkop Meteora Al-Berkah Limo yang berlokasi di Limo, Depok. Selain karena harga menu yang disajikan di warkop terjangkau, lokasi tempat yang strategis juga menjadi alasan mengapa Warkop Meteora Al-Berkah Limo selalu ramai pengunjung karena berada dekat dengan salah satu perguruan tinggi sehingga menjadi tempat yang nyaman untuk mengerjakan tugas atau sekedar bertemu. Di samping itu, ada beberapa kendala yang harus dihadapi, seperti tempat parkir terbatas, tidak dilengkapi akses internet (Wifi), dan lokasi yang berdekatan dengan lahan usaha lain dengan produk sejenis sehingga perlu strategi dalam menjalankan bisnis ini.
Hal-hal yang menyebabkan persentase pasar atau konsumen rendah adalah banyaknya perusahaan sejenis yang lebih maju dan mempunyai modal besar serta peralatan yang mendukung [1].
Dari beberapa permasalahan tersebut, perlu adanya strategi pemasaran yang tepat dalam mempertahankan dan meningkatkan penjualan dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemasaran dengan menggunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Dari matriks SWOT tersusun strategi SO, strategi WO, strategi ST dan strategi WT yang memiliki karakteristik masing-masing yang dalam pelaksanaanya saling mendukung dan berkaitan satu sama lain dan hendaknya dilakukan secara bersama-sama [2]. Namun dalam pelaksanaannya, analisis SWOT bersifat subjektif dan kepentingan relatif dari berbagai faktor sehingga tidak dapat dilakukan kuantifikasi. Oleh karena itu, perlu adanya kombinasi dengan AHP (Analytical Hierarchy Process) untuk mengatasi kekurangan pada analisis SWOT [3].
Tujuan dari analisis SWOT adalah untuk menganalisis faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari kondisi yang dimiliki Warkop Meteora Al-Berkah Limo. Selanjutnya dilakukan perhitungan bobot prioritas dari setiap variabel faktor yang telah didapat dari metode SWOT menggunakan metode AHP sehingga didapatkan alternatif strategi pengembangan usaha Warkop Meteora Al-Berkah Limo yang akan memberikan dampak positif bagi usaha tersebut.
II. KAJIAN PUSTAKA
A. SWOT
Di antara banyaknya metode dalam menyusun strategi manajemen selama beberapa dekade terakhir, kerangka kerja SWOT telah menjadi favorit di antara peneliti maupun praktisi. Metode ini mencakup analisis lingkungan (proses pengamatan lingkungan bisnis untuk mencari ancaman dan peluang) dan analisis organisasi (proses menganalisis kekuatan dan
TP-30
1st Dimas Aditya
Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional
Veteran Jakarta Jakarta, Indonesia
dimasa778@gmail.com
2nd Akhmad Nidhomuz Zaman
Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional
Veteran Jakarta Jakarta, Indonesia
akhmadzaman19@gmail.com
3rd Mira Syehika Hutami
Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional
Veteran Jakarta Jakarta, Indonesia
mirasyhk15@gmail.com
5th Diah Arum Puspita
Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional
Veteran Jakarta Jakarta, Indonesia
4th Prama Shandyasta Mahindriya
Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional
Veteran Jakarta Jakarta, Indonesia
pramashandyasta@gmail.com
I. PENDAHULUAN
kelemahan perusahaan). Singkatnya, analisis SWOT adalah alat yang banyak digunakan untuk menganalisis lingkungan internal dan eksternal untuk mencapai pendekatan sistematis dan dukungan untuk situasi keputusan [4].
Kelebihan dari metode SWOT yang cukup mengesankan adalah analisis yang mencocokkan faktor internal dan eksternal tertentu, yang kemudian memberikan matriks strategis yang masuk akal. Perlu diperhatikan bahwa Faktor internal berada dalam kendali organisasi, misalnya keuangan, operasional, pemasaran, dan area lainnya. Di sisi lain, faktor eksternal berada di luar kontrol organisasi, seperti faktor ekonomi dan politik, teknologi baru, dan persaingan. Weinrich dalam [4] mengatakan bahwa matriks SWOT terdiri dari empat kombinasi yang disebut maxi-maxi (kekuatan / peluang), maxi-mini (kekuatan / ancaman), mini-maxi (kelemahan / peluang), dan mini-mini (kelemahan / ancaman).
Dalam Analisis SWOT, aspek kekuatan dan kelemahan dari suatu organisasi diidentifikasi dengan memeriksa elemen di lingkungannya (internal) sementara peluang dan ancaman lingkungan ditentukan dengan pemeriksaan unsur-unsur di luar lingkungannya (eksternal). Dari pengertian ini, analisis SWOT adalah alat perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman organisasi. Analisis ini memberikan informasi yang berguna dalam menyesuaikan sumber daya dan kemampuan organisasi dengan lingkungan persaingannya [5].
B. AHP
Arslan dalam [3] menyatakan bahwa Analytic Hierarchy
Process (AHP) adalah teknik pengambilan keputusan multi
kriteria yang dapat membantu mengungkapkan suatu keputusan
dengan menguraikan masalah yang rumit menjadi struktur
hierarki bertingkat dari tujuan, kriteria, dan alternatif. AHP
melakukan perbandingan berpasangan untuk mendapatkan
kepentingan relatif dari variabel di setiap tingkat hierarki dan /
atau menilai alternatif di tingkat terendah dari hierarki secara
berurutan untuk membuat keputusan terbaik di antara alternatif
[3].
Metode AHP didasarkan pada tiga prinsip: pertama, struktur
model; kedua, komparatif penilaian kriteria dan / atau alternatif;
ketiga, sintesis prioritas. Dalam banyak literatur, AHP telah
banyak digunakan dalam memecahkan masalah pengambilan
keputusan.
C. Metode Analisis SWOT – AHP
AHP adalah salah satu metode analisis multikriteria yang paling banyak digunakan dan telah berhasil digunakan bersama dengan analisis SWOT. AHP mengharuskan pengambil keputusan untuk melakukan serangkaian perbandingan faktor-faktor dan menetapkan peringkat numerik ke mewakili setiap keputusan. Keputusan ini mencerminkan persepsi pembuat keputusan tentang kepentingan relatif dari faktor-faktor tersebut. Menetapkan numerik nilai memungkinkan analisis kuantitatif untuk perbandingan verbal. Kurtila dalam [6] mengatakan proses ini merupakan teknik yang menggunakan nilai eigen yang memberikan nilai prioritas relatif ke setiap faktor, dan memungkinkan faktor yang paling disukai atau ditekan untuk
ditampilkan. Saat AHP digunakan untuk membandingkan faktor-faktor yang dihasilkan dari analisis SWOT, peneliti/praktisi dapat mengidentifikasi dan secara kuantitatif memprioritaskan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang paling signifikan terkait dengan rencana aksi [6].
Menurut Evan dalam [7] menyatakan bahwa tahapan sistematis dalam menggunakan metode AHP-SWOT dibagi menjadi tahap SWOT dan tahap AHP. Pada tahapan metode SWOT, dilakukan:
1. Mengumpulkan dan menganalisa seluruh data yang didapat langsung dari pelaku usaha yang relevan terhadap permasalahan yang diteliti meliputi gambaran umum atau profil perusahaan, pengelolaan perusahaan, fasilitas, pelayanan, pemasaran, sumber daya yang dimiliki serta data pendukung lainnya.
2. Menganalisa data dengan membandingkan faktor internal (strengths dan weaknesses) dengan faktor eksternal (opportunities dan threats) dengan memanfaatkan model yang digunakan sebagai perumusan strategi yakni matriks SWOT yang terdiri dari matriks IFAS dan matriks EFAS.
3. Mengidentifikasi variabel-variabel yang dapat digunakan untuk pengembangan usaha industri konveksi Scout Shop dengan menggunakan analisis SWOT.
4. Membuat pembahasan dan simpulan.
Setelah mengidentifikasi faktor internal dan eksternal dengan metode SWOT. Selanjutnya, diperlukan identifikasi prioritas dari berbagai alternatif yang dapat digunakan untuk mengembangkan usaha Scout Shop dengan metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
1. Pembentukan hirarki atau alternatif dari masing-masing faktor internal dan eksternal yang memungkinkan digunakan untuk mengembangkan usaha Scout Shop.
2. Pembobotan Kriteria, yang mana dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya (dengan bantuan tabel skala penilaian perbandingan berpasangan).
3. Perhitungan bobot kriteria serta perhitungan alternatif.
4. Penentuan solusi prioritas.
5. Simpulan dan saran.
TP-31
Pada Gambar 1 diatas, menunjukan hasil dari pengolahan SWOT. Pada Matriks Strategi SWOT bobot hasil pengolahan lebih ke arah Kuadran IV, yaitu Kelemahan (Weaknesses) dan Ancaman (Threats). Maka strategi yang digunakan adalah menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman agar dapat meningkatkan keberhasilan Warkop Meteora Al-Berkah Limo dalam bersaing pada Industri Makanan. Berdasarkan analisis SWOT, diperoleh strategi antara lain mengatasi dengan keramahan pegawai, menambah fasilitas seperti tempat lesehan atau ruang khusus untuk bersantai, menambahkan akses Wifi gratis, dan memasang pendingin udara sehingga menciptakan suasana nyaman dan berbeda dari tempat usaha lain yang sejenis (W2, W3, T1, T2, T3).
TABEL I. VARIABEL FAKTOR SWOT WARKOP AL-BERKAH LIMO
FAKTOR INTERNAL
Kekuatan (Strengths)
1. Harga produk terjangkau bagi anak muda (S1) [8]
2. Lokasi yang strategis dan aman (S2) [9]
3. Menu makanan dan minuman yang beragam (S3) [8]
Kelemahan (Weaknesses)
1. Lahan parkir yang kurang luas (W1) [8]
2. Suasana yang kurang nyaman (panas dan sempit) (W2) [11]
3. Belum dilengkapi fasilitas Wifi (W3) [9]
FAKTOR EKSTERNAL
Peluang (Opportunities)
1. Jumlah penduduk (mahasiswa) yang banyak di daerah tersebut
sehingga meningkatkan penjualan (O1) [8]
2. Mendiversifikasikan (Menganekaragamkan) Produk (O2) [8]
3. Jumlah mahasiswa yang semakin bertambah (O3) [10]
Ancaman (Threats)
1. Hadirnya pesaing berupa usaha baru yang sejenis (T1) [8]
2. Banyak pesaing usaha sejenis yang lebih mapan (T2) [8]
3. Strategi bisnis yang mudah ditiru (T3) [8]
Setelah mengidentifikasi faktor internal dan eksternal
dengan menggunakan metode SWOT, kami mendapatkan
strategi yang dapat dipakai untuk pengembangan Warkop
Meteora Al-Berkah Limo yang dijabarkan dalam Tabel II:
TABEL II. STRATEGI SWOT
Strategi S-O
1. Melakukan inovasi desain, dekorasi, dan produk kopi atau mi instan pada warkop. (S1, S3, O1, O2)
2. Melakukan promosi yang sesuai bagi mahasiswa, seperti menggunakan media sosial, menerapkan potongan harga, atau
membuat kupon promosi. (S2, S3, O2, O3)
Strategi W-O
1. Menambahkan akses Wifi gratis, pendingin udara, dan mengatur kembali ruang dan menu baru agar lebih nyaman bagi pengunjung
(W2, W3, O2, O3)
2. Memperluas tempat parkir dan juga mempekerjakan pegawai
pengatur kendaraan (petugas parkir) (W1, O2, O3)
Strategi S-T
1. Membuat plang usaha yang mencolok dan terkesan berbeda dari
usaha lain yang sejenis. (S1, T1, T2, T3)
2. Membuat menu dengan paket harga yang lebih menarik sehingga
terkesan berbeda dari produk usaha lain yang sejenis. (S1, S3, T2,
T3)
Strategi W-T
1. Mengatasi dengan keramahan pegawai, menambah fasilitas seperti
tempat lesehan atau ruang khusus untuk bersantai, menambahkan
akses Wifi gratis, dan memasang pendingin udara sehingga menciptakan suasana nyaman dan berbeda dari tempat usaha lain
yang sejenis. (W2, W3, T1, T2, T3) TABEL III. FAKTOR SWOT BAGIAN INTERNAL
No. STRENGTH SKOR BOBOT TOTAL
1 S1 0,50 4 2,00
2 S2 0,20 2 0,40
3 S3 0,30 3 0,90
N 1 9 3,30
No. WEAKNESS SKOR BOBOT TOTAL
1 W1 0,20 2 0,40
2 W2 0,40 4 1,60
3 W3 0,40 4 1,60
N 1 10 3,60
Selisih Total Strength – Total Weakness = S – W = -0,30
TABEL IV. FAKTOR SWOT BAGIAN EKSTERNAL
No. OPPORTUNITY SKOR BOBOT TOTAL
1 O1 0,50 4 2,00
2 O2 0,25 2 0,50
3 O3 0,25 2 0,50
N 1 8 3,00
No. THREAT SKOR BOBOT TOTAL
1 T1 0,45 4 1,80
2 T2 0,35 3 1,05
3 T3 0,20 2 0,40
N 1 9 3,25
Selisih Total Opportunity – Total Threat = O – T = -0,25
Selanjutnya dilakukan analisis strategi menggunakan
metode AHP menggunakan faktor internal dan eksternal yang
telah digunakan dalam metode SWOT. Didapatkan hasil
perhitungan tingkat prioritas yang dijabarkan dalam Tabel V:
Gambar 1. Gambar SWOT
TP-32
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
TABEL V. FAKTOR SWOT HASIL PERHITUNGAN METODE AHP
Faktor SWOT Bobot Ranking
Kekuatan (Strengths)
S1 0,55 1
S2 0,21 3
S3 0,24 2
Kelemahan (Weaknesses)
W1 0,12 3
W2 0,46 1
W3 0,42 2
Peluang (Opportunities)
O1 0,58 1
O2 0,19 3
O3 0,23 2
Ancaman (Threats)
T1 0,56 1
T2 0,32 2
T3 0,12 3
Pada Tabel V diatas, didapatkan hasil tingkat prioritas
SWOT dari hasil pengolahan AHP yang telah dilakukan. Pada
faktor Strength, menunjukkan bahwa faktor yang menjadi
prioritas utama untuk dipertahankan serta dikembangkan adalah
Harga Produk Terjangkau bagi Anak Muda (S1), kemudian
Menu Makanan dan Minuman yang Beragam (S3), dan Lokasi
yang Strategis dan Aman (S2). Harga dapat menjadi
pertimbangan utama bagi mahasiswa ataupun pelanggan lain
sebelum mengambil keputusan untuk membeli. Variasi menu
juga diperlukan untuk menarik minat beli pelanggan dan
menghindari pelanggan dari kebosanan terhadap menu tertentu.
Keamanan juga dapat menciptakan perasaan tenang bagi
pelanggan terutama bagi yang membawa kendaraan.
Pada faktor Weakness, menunjukkan bahwa faktor yang
menjadi prioritas utama untuk diperbaiki adalah Tempat yang
Kurang Nyaman karena Panas dan Sempit (W2), kemudian
Belum Ada Fasilitas wi (W3), dan Lahan Parkir yang Kurang
Luas (W1). Kenyamanan menjadi faktor penentu utama
pelanggan saat ingin mendatangi sebuah usaha, terutama bagi
yang ingin mengerjakan tugas atau berbincang bersama teman.
Jaringan internet gratis juga dapat menjadi pertimbangan bagi
mahasiswa yang ingin mengerjakan tugas ataupun hanya
sekadar memainkan gawainya. Lahan parkir juga berpengaruh
bagi pelanggan yang membawa teman atau datang dalam
jumlah yang besar sehingga tidak bisa memarkirkan
kendaraannya.
Pada faktor Opportunity, menunjukkan bahwa faktor yang
menjadi prioritas utama untuk dikembangkan dari Warkop
Meteora Al-Berkah Limo adalah Jumlah penduduk, terutama
mahasiswa, yang banyak di daerah tersebut sehingga
meningkatkan penjualan (O1), kemudian Jumlah Mahasiswa
yang Terus Bertambah (O3), dan Mendiversifikasikan Produk
(O2). Jumlah penduduk pada area tertentu dapat menjadi
keuntungan bagi usaha tertentu, terutama dalam bidang bisnis
dan kebutuhan harian. Jumlah mahasiswa yang terus bertambah
juga dapat meningkatkan keuntungan, apalagi jika memang
pada awalnya sudah banyak mahasiswa yang menjadi
pelanggan Warkop Meteora Al-Berkah Limo. Diversifikasi
produk juga penting untuk memperluas pilihan bagi pelanggan
dan juga membedakan produk yang dijual dengan usaha lain
yang sejenis.
Pada faktor Threat, menunjukkan bahwa faktor yang
menjadi prioritas utama untuk diwaspadai adalah Hadirnya
pesaing berupa usaha baru yang sejenis (T1), kemudian Banyak
Pesaing Usaha yang Lebih Mapan (T2) dan Strategi Bisnis yang
Mudah Ditiru (T3). Pesaing bisnis baru memang menjadi
ancaman utama bagi pelaku usaha yang sudah berdiri
sebelumnya dan telah menjalankan bisnis untuk waktu yang
lama. Pesaing bisnis lain juga banyak yang lebih mapan seperti
kafe maupun pelaku usaha dengan skala yang lebih besar.
Usaha warung kopi sendiri terbilang mudah untuk dibangun dan
dijalankan karena merupakan usaha yang cukup umum dan
selalu memiliki penggemar sehingga usaha inipun dapat
dijalankan oleh setiap pelaku usaha hanya dengan memilih
lokasi yang strategis tanpa perlu memikirkan menu yang akan
dijual.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa saat ini Warkop
Meteora Al-Berkah lebih mengarah ke Weakness dan Threat
(WT). Oleh karena itu, strategi SWOT yang tepat untuk
memajukan usaha Warkop Meteora Al-Berkah Limo adalah
dengan meminimalisasi Ancaman dan Kelemahan (W-T), yaitu
memperbaiki faktor kelemahan agar dapat menghindari
ancaman. Kelemahan dan Ancaman adalah hal utama yang
harus diperbaiki dan dihindari melalui strategi: mengatasi
dengan keramahan pegawai, menambah fasilitas seperti tempat
lesehan atau ruang khusus untuk bersantai, menambahkan akses
Wifi gratis, dan memasang pendingin udara sehingga
menciptakan suasana nyaman dan berbeda dari tempat usaha
lain yang sejenis.
Pada faktor Strength, menunjukkan bahwa faktor yang
menjadi prioritas utama untuk dipertahankan serta
dikembangkan adalah Harga produk terjangkau bagi anak
muda, kemudian Menu Makanan dan Minuman yang Beragam,
dan Lokasi yang Strategis dan Aman. Pada faktor Weakness,
menunjukkan bahwa faktor yang menjadi prioritas utama untuk
diperbaiki adalah Tempat yang Kurang Nyaman karena Panas
dan Sempit, kemudian Belum Ada Fasilitas Wifi, dan Lahan
Parkir yang Kurang Luas. Pada faktor Opportunity,
menunjukkan bahwa faktor yang menjadi prioritas utama untuk
dikembangkan dari Warkop Meteora Al-Berkah Limo adalah
Jumlah penduduk, terutama mahasiswa, yang banyak di daerah
tersebut sehingga meningkatkan penjualan, kemudian Jumlah
Mahasiswa yang Terus Bertambah, dan Mendiversifikasikan
Produk. Pada faktor Threat, menunjukkan bahwa faktor yang
menjadi prioritas utama untuk diwaspadai adalah Hadirnya
pesaing berupa usaha baru yang sejenis, kemudian Banyak
Pesaing Usaha yang Lebih Mapan dan Strategi Bisnis yang
Mudah Ditiru.
Strategi WT yang diambil dapat digunakan untuk
menambah rasa nyaman konsumen yang berkunjung ke lokasi
dan juga mempengaruhi perbandingan dengan usaha lain.
Strategi dapat dikatakan berhasil apabila telah menarik
konsumen lebih banyak sehingga dapat meningkatkan
penjualan produk. Strategi memiliki kemungkinan gagal
TP-33
apabila konsumen yang berkunjung hanya untuk menggunakan
fasilitas yang disediakan tanpa membeli produk yang dijual.
Jika konsumen yang berkunjung bertambah namun tingkat
penjualan produknya tidak bertambah, sebaliknya usaha
warung kopi ini akan mengalami kerugian yang akan berakibat
buruk bagi usaha tersebut. Karena hal itu, sebaiknya strategi
yang diambil dipertimbangkan dengan lebih matang atau bisa
juga dilakukan penggabungan strategi dengan menggunakan
beberapa strategi pengembangan secara bersamaan yang
nantinya akan mengarahkan usaha warung kopi ke arah yang
lebih baik. Penulis juga menyarankan untuk menguatkan faktor
Strength yang telah ada sebelumnya dan memanfaatkan faktor
Opportunity secara lebih baik sehingga dapat menghindari
pengeluaran yang lebih besar daripada pemasukannya.
Pembuatan jurnal ini dilakukan tanpa adanya penyebaran
kuesioner dan wawancara terhadap pemilik usaha maupun
pelanggan, melainkan hanya berdasarkan pada hasil observasi
dan penelitian pendahulu. Diharapkan penulis dapat
melanjutkan penelitian secara lebih spesifik dan objektif
terhadap setiap fakor SWOT yang berkaitan dengan objek
penelitian.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih dengan rasa hormat kepada Bapak Akhmad Nidhomuz Zaman selaku dosen pembimbing dan kepada semua pihak yang telah berperan dalam penelitian Analisis Manajemen Strategi Warkop Meteora Al-Berkah Limo dengan Metode SWOT dan AHP.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Andri Hardiyansyah, Andri Ikhwana, and Rina Kurniawati, “Analisis
Strategi Pemasaran Usaha Mie Basah (Studi Kasus Di PD. LUGINA
- Garut),” J. Kalibr., vol. 13, no. 1, pp. 1–13, 2015, [Online].
Available:
http://sttgarut.ac.id/jurnal/index.php/kalibrasi/article/view/233.
[2] M. R. (Universitas M. G. Affanddy, “PERENCANAAN STRATEGI
PEMASARAN PERHIASAN IMITASI DENGAN METODE
ANALISIS SWOT DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS : UD AQILA),” Universitas Muhammadiyah
Gresik, 2017.
[3] A. Görener, K. Toker, and K. Uluçay, “Application of Combined
SWOT and AHP: A Case Study for a Manufacturing Firm,” Procedia
- Soc. Behav. Sci., vol. 58, pp. 1525–1534, 2012, doi: 10.1016/j.sbspro.2012.09.1139.
[4] S. Ghazinoory, M. Abdi, and M. Azadegan-Mehr, “SWOT
METHODOLOGY: A STATE-OF-THE-ART REVIEW FOR THE PAST, A FRAMEWORK FOR THE FUTURE,” J. Bus. Econ.
Manag., vol. 12, no. 1, pp. 24–48, 2011, doi:
10.3846/16111699.2011.555358.
[5] E. GÜREL and M. TAT, “SWOT ANALYSIS: A THEORETICAL
REVIEW,” J. Int. Soc. Res., vol. 10, no. 51, p. 43, 2017, doi:
10.1017/CBO9781107415324.004.
[6] S. W. Margles, M. Masozera, L. Rugyerinyange, and B. A. Kaplin,
“Participatory planning: Using SWOT-AHP analysis in buffer zone management planning,” J. Sustain. For., vol. 29, no. 6, pp. 613–637,
2010, doi: 10.1080/10549811003769483.
[7] R. D. C. Evan Filbert, Akhmad Nidhomuz Zaman, Ade Rahman
Prabowo, Finka Nabila, “Kajian Strategi Pengembangan Usaha Pada
Industri Konveksi ‘Scout Shop’ Di Cibubur,” Semin. dan Konf. Nas. IDEC, pp. 7–8, 2018.
[8] Syamsurizal, “Analisis Strategi Pemasaran Pada Coruca Cofee Shop
Kisaran oleh,” vol. 2, no. 2, pp. 41–54, 2017, [Online]. Available: http://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/jubisco/article/view/172.
[9] D. Prodi, M. Pemasaran, F. I. Terapan, and U. Telkom, “Key word : Marketing Mix , Analysis SWOT .,” vol. 3, no. 2, 2017.
[10] A. Riswandi, H. Thahir, and I. N. Santi, “ANALISIS STRATEGI
BERSAING RUMAH MAKAN (Studi Pada Rumah Makan Darisa Cafe Campus),” J. Ilmu Manaj. Univ. Tadulako, vol. 2, no. 3, pp.
293–304, 2016.
[11] F. Sartika and R. W. Ruyanti, “Strategi Pemasaran Mie Khas Aceh
Pada Restoran Mie Aceh Razali,” vol. 10, no. 1, pp. 1–8, 2019, doi:
10.24815/jmi.v10i1.14378.
TP-34
Recommended