View
396
Download
83
Category
Preview:
Citation preview
ASUHAN KEPERAWATAN
KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR
Dosen Pengampu : Qurotul Aini, S.Kep.,Ns dan Tim
Disusun Oleh :
Dyah Erna Musyarofah
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN KENDAL
TAHUN AJARAN 2012/2013
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Kebutuhan Istirahat dan Tidur”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah Kebutuhan Istirahat Dan Tidur semester lima
di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu dalam penyelesaian makalah ini, khususnya kepada:
1. Ibu Qurotul Aini, S.Kep.,Ns dan Tim sebagai dosen pengampu mata
kuliahKebutuhan Kebutuhan Istirahat Dan Tidur, yang selalu memberikan
bimbingan dan juga pengarahan kepada kami.
2. Rekan-rekan satu kelompok yang terus memberikan bantuan tenaga.
3. Keluarga yang telah memberikan bantuan kami, berupa dorongan, doa juga
biaya yang menjadikan makalah ini bisa selesai.
4. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami sadar dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan,baik pada penulisan maupun materi,mengingat kemampuan yang kami
miliki.Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah
kami.
Semoga isi dari makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan
bagi yang membacanya. Amin ya robbal alamin…
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Tujuan Makalah................................................................................... .
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Gangguan Pola Tidur .........................................................
B. Macam-macam Gangguan Pola Tidur .................................................
C. Pengkajian ............................................................................................
D. Diagnosa ..............................................................................................
E. Intervensi .............................................................................................
F. Penatalaksanaan ...................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan….........…………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh
semua orang. Untuk dapat berfungsi secara normal, maka setiap orang
memerlukan istirahat dan tidur yang cukup. Pada kondisi istirahat dan tidur,
tubuh melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh
hingga berada dalam kondisi yang optimal.
Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang
berbeda. Pola istirahat dan tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang
bagus terhadap kesehatan. Namun dalam keadaan sakit, pola tidur seseorang
biasnya terganggu, sehingga perawat perlu berupaya untuk membantu
pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien. Kebutuhan istirahat dan tidur
pada individu yang sakit sangat diperlukan untuk mempercepat proses
penyembuhan. Oleh karena itu, perawat harus mempunyai kompetensi yang
baik terkait dengan kebutuhan istirahat dan tidur.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Gangguan Pola Tidur ?
2. Apa saja Macam-macam Gangguan Pola Tidur ?
3. Bagaimana Pengkajian Asuhan Keperawatan Gangguan Pola Tidur ?
4. Apa Saja Diagnosa Gangguan Pola Tidur ?
5. Bagaimana Intervensi Gangguan Pola Tidur ?
6. Bagaimana Penatalaksanaan Gangguan Pola Tidur ?
1
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui Pengertian Gangguan Pola Tidur.
2. Mengetahui Macam-macam Gangguan Pola Tidur.
3. Mengetahui Pengkajian Asuhan Keperawatan Gangguan Pola Tidur.
4. Mengetahui Diagnosa Gangguan Pola Tidur.
5. Mengetahui Intervensi Gangguan Pola Tidur.
6. Mengetahui Penatalaksanaan Gangguan Pola Tidur.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gangguan Pola Tidur
Gangguan pola tidur adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami,
perubahan jumlah/kualitas pola tidur dan istirahat sehubungan dengan keadaan
biologis atau kebutuhan emosi.
B. Macam -macam Gangguan Pola Tidur
1. Insomnia
Insomnia merupakan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur
baik secara kualitas maupun kuantitas. Seseorang yang terbangun dari tidur,
tetapi merasa belum cukup tidur dapat disebut mengalami insomnia (Japardi,
2002).
Ada tiga jenis insomnia diantaranya:
a. Insomnia inisial: ketidakmampuan seseorang untuk dapat memulai tidur.
b. Insomnia intermitten: ketidakmampuan untuk memepertahankan tidur atau
keadaan sering terjaga tidur.
c. Insomnia terminal: bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami
insomnia diantaranya adalah rasa nyeri, kecemasan, ketakutan, tekanan jiwa, dan
kondisi yang tidak menunjang untuk tidur. Perawat dapat membantu klien
mengatasi insomnia melalui pendidikan kesehatan, menciptakan lingkungan
yang nyaman, melatih klien relaksasi, dan tindakan lainnya.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan insomnia ini
dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :
a. Tindakan Keperawatan
1) Kaji efek samping pengobatan pada pola tidur klien.
3
2) Pantau pola tidur klien dan catat hubungan faktor-faktor fisik
(misalnya : apnea saat tidur, sumbatan jalan nafas,
nyeri/ketidaknyamanan, dan sering berkemih).
3) Jelaskan pada klien pentingnya tidur adekuat (selama kehamilan,
sakit, stress psikososial).
4) Ajarkan klien dan keluarga untuk menghindari faktor penyebab
(misal : gaya hidup, diet, aktivitas, dan faktor lingkungan).
5) Ajarkan klien dan kelurga dalam teknik relaksasi (pijat/urut
sebelum tidur, mandi air hangat, minum susu hangat). Menurut
Remelda (2008) untuk tindakan keperawatan pada pasien insomnia
dimulai dengan menghilangkan kebiasaan (pindah tempat tidur,
memakai tempat tidur hanya untuk tidur, dll). Jika tidak berhasil
dapat diberikan obat golongan hipnotik (harus konsultasi dengan
psikiater).
b. Tindakan Medis
Menurut Remelda (2008) untuk tindakan medis pada pasien
insomnia yaitu dengan cara pemberian obat golongan hipnotik-sedatif
misalnya : Benzodiazepin (Diazepam, Lorazepam, Triazolam,
Klordiazepoksid) tetapi efek samping dari obat tersebut
mengakibatkan Inkoordinsi motorik, gangguan fungsi mental dan
psikomotor, gangguan koordinasi berpikir, mulut kering, dsb.
s
2. Somnambulisme
Somnambulisme merupakan gangguan tingkah laku yang sangat
kompleks mencakup adanya otomatis dan semipurposeful aksi motorik,
seperti membuka pintu, menutup pintu, duduk di tempat tidur, emnabrak
kursi, berjalan kaki, dan berbicara. Somnambulisme ini lebih banyak terjadi
pada anak-anak dibandingkan orang dewasa. Seseorang yang mengalami
somnabulisme mempunyai risiko terjadinya cedera.
4
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi somnabulisme
yaitu dengan membimbing anak. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk
mengatasi somnabulisme adalah dengan membuat lingkungan yang nyaman
dan aman, serta dapat pula dengan menggunakan obat seperti Diazepam dan
Valium.
3. Enuresis
Enuresis adalah kencing yang tidak disengaja (mengompol). Terjadi
pada anak-anak dan remaja, paling banyak terjadi pada laki-laki. Penyebab
secara pasti belum jelas, tetapi ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan
enuresis seperti gangguan pada bladder, stres, dan toilet training yang kaku.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah enuresis anatara lain: hindari
stres, hindari minum yang banyak sebelum tidur, dan kosongkan kandung
kemih (berkemih dulu) sebelum tidur.
4. Narkolepsi
Narkolepsi merupakan suatu kondisi yang dicirikan oleh keinginan
yang tak terkendali untuk tidur. Dapat dikatakan pula narkolepsi adalah
serangan mengantuk yang mendadak sehingga ia dapat tertidur pada setiap
saat di mana serangan tidur (kantuk) tersebut datang.
Penyebab narkolepsi secara pasti belum jelas, tetapi diduga terjadi
akibat kerusakan genetika sistem saraf pusat dimana periode REM tidak
dapat dikendalikan. Serangan narkolepsi ini dapat menimbulkan bahaya
apabila terjadi pada waktu mengendarai kendaraan, pekerja yang bekerja
pada alat-alat yang berputar-putar, atau berada di tepi jurang.
Obat-obat agripnotik dapat digunakan untuk mengendalikan
narkolepsi yaitu sejenis obat yang membuat orang tidak dapat tidur. Obat
tersebut diantarnya jenis ampetamin.
5
C. Pengkajian
1. Riwayat tidur.
a. Kuantitas (lama tidur) dan kualitas watu tidur di siang dan malam hari.
b. Aktivitas dan rekreasi yang di lakukan sebelumnya.
c. Kebiasaan/pun saat tidur.
d. Lingkungan tidur.
e. Dengan siapa pasien tidur.
f. Obat yang di konsumsi sebelum tidur.
g. Asupan dan stimulan.
h. Perasaan pasien mengenai tidurnya.
i. Apakah ada kesulitan tidur.
j. Apakah ada perubahan tidur.
2. Gejala Klinis.
a. Perasaan Lelah.
b. Gelisah.
c. Emosi.
d. Apetis.
e. Adanya kehitaman di daerah sekitar mata bengkak.
f. Konjungtin merah dan mata perih.
g. Perhatian tidak fokus.
h. Sakit kepala.
3. Penyimpangan Tidur.
Seperti telah dijelaskan pada bab oembahasan di atas, gangguan tidur
yang mungkin terjadi adalah :
a. Insomnia.
b. Somnabulisme.
c. Enuresis.
d. Narkolepsi.
e. Nightmare dan Night Terrors (mimpi buruk).
f. Apnea / tidak bernapas dan Mendengkur.
6
D. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan yang dapat diangkat dari gangguan pola istirahat
tidur diantaranya yaitu :
1. Gangguan pola tidur b/d kerusakan transfer oksigen, gangguan metabolisme,
kerusakan eliminasi, pengaruh obat, imobilisasi, nyeri pada kaki, takut
operasi, lingkungan yang mengganggu.
2. Cemas b/d ketidakmampuan untuk tidur, henti nafas saat tidur (sleep apnea)
dan ketidakmampuan mengawasi prilaku.
3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan henti nafas saat tidur.
5. Potensial cedera berhubungan dengan Semnambolisme.
6. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangn tidur hipersomia.
E. INTERVENSI
Tujuan : Mempertahankan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal.
1. Intervensi Generik
a. Kurangi kebisingan.
b. Atur prosedur untyk memberikan jumlah terkecil gangguan selama periode
tidur (misalnya : sewaktu individu bangun untuk pengobatan juga berikan
penanganan dan ukur tanda-tanda vital).
c. Jika berkemih sepanjang malam mengganggu, batasi masukan cairan waktu
malam dan berkemih sebelum berbaring.
d. Tetaplah bersama individu sewaktu jadawal untuk program aktivitas
sepanjag waktu (jalan, terapi fisik).
e. Batasi jumlah dan panjang waktu tidur jika berlebihan (misalnya : lebih dari
satu jam).
f. Kaji bersama individu, keluarga atau orang tua terhadap waktu tidur rutin,
praktik kebersihan, ritual (membaca, mainan) dan patuhi sedekat mungkin
jika memungkinkan.
7
g. Batasi masukan minuman yang mengandung kafein setelah sore hari.
h. Jelaskan pada individu dan orang terdekat penyebab gangguan tidur/istirahat
dan kemungkinan cara untuk menghindarinya (Boyd dan Nihart, 1998).
1) Hindari alkohol.
2) Pertahankan waktu tidur teratur dan bangun.
3) Menyusun rutinitas relaksasi untuk persiapan tidur (misal, teh herbal,
mandi hangat).
4) Pertahankan ruang tidur sedikit dingin.
5) Gunakan penutup telinga bila kebisingan menjadi masalah.
6) Jangan latihan dalam tiga jam dalam waktu tidur.
2. Intervensi Pada Anak
a. Jelaskan waktu malam pada anak (bintang dan bulan).
b. Diskusikan bagaimana beberapa orang (perawat, pekerja pabrik) bekerja
pada malam hari.
c. Bandingkan kebalikan bahwa jika malam datang ditempat mereka, maka
akan terjadi siang hari bagi orang-orang ditempat lain.
d. Jika terjadi mimpi buruk, dorong anak untuk bicara mengenai hal ini jika
mungkin. Yakinkan pada anak bahwa ini merupakan suatu mimpi meskipun
kelihatannya sangat nyata. Berbagi perasaan dengan anak bahwa anda juga
pernah bermimpi.
e. Berikan anak lampu malam dan atau senter untuk digunakan, agar anak dapat
mengontrol kegelapan.
f. Yakinkan pada anak bahwa anda ada berada didekatnya sepanjang malam.
g. Jelaskan pada keluarga kemungkinan masalah tidur pada anak.
3. Intervensi Dewasa
a. Lakukan identifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur.
b. Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal yang dapat mengganggu
tidur.
8
c. Ajarkan bagaimana posisi bantal pada posisi miring (satu diantara dua kaki,
satu dibawah abdomen, satu diatas lengan atas, satu dibawah kepala)
d. Ajarkan untuk menghindari kafein dan makan besar dalam dua sampai tiga
jam dari waktu tidur.
e. Kurangi potensial cedera selama tidur.
f. Ajarkan untuk latihan setiap hari dan mandi hangat pada waktu tidur.
g. Berikan pendidikan kesehatan dan lakukan rujukan jika di perlukan.
4. Intervensi pada lansia
a. Jelaskan efek alkohol pada tidur (misalnya: mimpi buruk, sering terbangun).
b. Jelaskan bahwa pil tidur (diresepkan atau dibeli bebas) tidak efektif setelah
satu bulan dan bahwa obat ini mempengaruhi kualitas tidur dan fungsi pada
siang hari.
c. Ajarkan untuk latihan setiap hari.
d. Instruksikan untuk menghindari obat tidur yang dijual bebas karena efek
antihistaminnya.
e. Bila obat tidur diperlukan untuk beberapa hari anjurkan untuk konsul
pemberi perawatan primer untuk tipe waktu paruh singkat.
F. PENATALAKSANAAN
1. Pada anak :
a. Melakukan pendekatan pencarian penyebab dan mengatasi penyebabnya
gangguan pola istirahat dan tidur.
b. Menangani gangguan tidur karena alergi makanan dan menghindarkan
makanan penyebab alergi.
c. Memperhatikan jadwal tidur anak.
d. Mengajarkan terapi (misal: psikoterapi, relaksasi, hipnotis, dan meditasi).
e. Kolaborasi dengan tim medis (memberikan simtomatis antihistamin)
9
2. Pada dewasa :
a. Mengkaji pola tidur dan aktivitas.
b. Memfalitssi kebiasaan sebelum tidur.
c. Menangani makanan dan minuman yang d konsumsi sebelum tidur.
d. Mengatur posisi tidur yang nyaman.
e. Menciptakan lingkungan yang nyaman.
3. Pada lansia :
a. Memperhatikan jadwal tidur.
b. Melakukan latihan yang stabil setiap harinya yang dapat memperdalam
tidurnya.
c. Mengatur suhu ruangan.
d. Mengatur pola makan yang ringan karbohidrat dan lemak.
e. Mengatur posisi tidur yang nyaman.
f. Menciptakan lingkungan yang nyaman.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang di butuhkan semua
orang. Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda.
Dengn pola istirahat dan tidur yang baik, benar, dan teratyr akan memberikan
efek yang baik terhadap kesehatan, yaitu efek fisiologis terhadap sistem syaraf
yanng di perkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan di
antara susunan saraf, serta berefek terhadap struktur tubuh dengan
memulihkan kesegaran dan fungsi organ tubuh.
B. Saran
Setiap individu harus menjaga kecukupan kebutuhan istirahat dan tidurnya
sesuai kebutuhannya. Dengan kondisi jiwa dan fisik yang sehat maka dapat
melakukan berbagai kegiatan dengan baik. Perawat perlu berupaya membantu
pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien sesuai dengan dengan prosedur
yang benar sehingga perawat harus mempunyai, kopetensi yang baik terkait
dengan kebutuhan istirahat dan tidur sehingga pelayanan terhadap klien dapat
berjalan dengan baik dan benar.
11
DAFTAR PUSTAKA
Khoirul hadi. 2 Mei 2012. Askep Kebutuhan Istirahat dan Tidur.
http://khoirulhadi.blogspot.com/2010/09/askep-kebutuhan-istirahat-dan-tidur_23.html
Annas lam. 2 Mei 2012. Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur.
http://ifptasya.wordpress.com/2011/01/11/pemenuhan-kebutuhan-istirahat-dan-
tidur4ns/
Heather, T Herdman. 2011. Diagnosis Keperawatan. Jakarta. EGC
McCloskey, Joanne Dochter. 2004. Nursing Interventions Clasification (NIC).
Moorhead, Sue. 2004. Nursing Outcomes Classification (NOC).
Alimul, A. 2002. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta. EGC
12
Recommended