23
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN TIDUR MAKALAH oleh: KELOMPOK 3A

12. Gangguan Tidur

Embed Size (px)

DESCRIPTION

12. Gangguan Tidur

Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN TIDURMAKALAHoleh:

KELOMPOK 3APROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN TIDURMAKALAHdisusun guna melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Klinik VIIIDosen Pengampu: Ns. Emi Wuri Wuryaningsih, M. Kep., Sp. Kep.J.Oleh:

Sandhi Indrayana

122310101060Rasita Siam Windira122310101030PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015BAB 1. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Tidur, jika mendengar kata-kata tidur pasti seseorang akan merasa gembira dan senang. Setiap orang berhak mendapatkannya, yaitu tidur. Tidur adalah salah satu hal yang paling penting, untuk memenuhi kebutuhan, bisa di andaikan sebagai makanan yang setiap hari di lakukan. Tidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan kelelahan mental. Dengan tidur semua keluhan hilang atau berkurang dan akan kembali mendapatkan tenaga serta semangat untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Semua makhluk hidup mempunyai irama kehidupan yang sesuai dengan beredarnya waktu dalam siklus 24 jam. Irama yang seiring dengan rotasi bola dunia disebut sebagai irama sirkadian.

Manusia menghabiskan sepertiga dari waktu hidupnya dengan tidur. Tidur bukan saja karena kelelahan tetapi juga karena kebiasaan dan pola hidup. Walaupun tidur merupakan salah satu kebutuhan penting dalam hidup manusia, tetapi ada juga penyakit dalam tidur. Penyakit dalam tidur disebut juga dengan gangguan tidur. Gangguan tidur merupakan gangguan yang di alami selama pasien tertidur. Pada orang normal yang sudah terbiasa tidak bisa tertidur lama-kelamaan bisa mengalami gangguan tidur. Gangguan tidur diakibatkan banyak sebab, oleh karena itu dalam makalah ini akanmembahas lebih mendalam mengenai gangguan tidur yang dialami oleh banyak orang.1.2 TujuanAdapun tujuan penulisan makalah ini ialah sebagai berikut:

1.2.1 Tujuan umum

Mahasiswa keperawatan mampu menelaah dengan baik dan mengaplikasikan saat di lapangan mengenai asuhan keperawatan klien dengan gangguan tidur.1.2.2 Tujuan khusus:

1.2.2.1 Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai konsep dasar mengenai gangguan tidur1.2.2.2 Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan tidurBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PengertianGangguan tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal (Nanda 2010). Gangguan tidur merupakan gangguan medis yang menyebabkan perubahan pola tidur seseorang sehingga dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk bekerja/beraktivitas. Orang dikatakan tidak gangguan tidur jika tidak mengganggu aktivitasnya, jika seseorang dapat bekerja dengan baik sepanjang hari tanpa kehilangan kemampuan kognitif atau fungsi motorik, maka orang ini tidak dianggap mengalami gangguan tidur. Banyak klasifikasi pada gangguan tidur, salah satunya yang sering terjadi adalah insomnia. Insomnia adalah ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas.2.2 Psikopatologi/psikodinamika

a. Faktor predisposisi

1) Faktor biologis: riwayat genetik, status nutrisi, status kesehatan secara umum, sensitivitas biologi, terpapar racun, ketidakseimbangan neurotransmitter.2) Faktor psikologis: meliputi intelektualitas, kepribadian, pengalaman masa lalu, konsep diri, motivasi dan pertahanan psikologis. Pengalaman masa lalu termasuk didalamnya kegagalan mencapai tugas perkembangan. Kegagalan dalam melaksanakan tugas perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya pada orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan.

3) Faktor sosiokultural: meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan keyakinan.

b. Faktor presipitasi

1) Stressor psikologis

Stres dapat meningkat karena kondisi kronis yang meliputi ketegangan keluarga yang terus-menerus, ketidakpuasan kerja dan kesendirian. Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan berpisah dengan orang lain dan kegagalan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya akan mempengaruhi hubungan individu dengan orang lain. Selain itu penolakan dari orang lain dan ketidaksetujuan seseorang demi mempertahankan harga diri akan mempengaruhi pola interaksi dengan lingkungan.

2) Stressor sosial budaya

Kejadian stresful yang berkontribusi terhadap terjadinya gangguan tidur ditimbulkan oleh menurunnya stabilitas unit keluarga dan berpisah dari orang-orang yang berarti. Ketertarikan terhadap etnik tertentu akan merefleksikan suatu usaha orang-orang yang terisolasi untuk berhubungan dengan orang-orang dengan identitas khusus. Ketegangan yang terjadi didalam sebuah keluarga adalah kesulitan anggota keluarga untuk mencapai tugas perkembangan yang dihubungkan dengan keintiman atau kerukunan.

c. Respon terhadap stress

1) Kognitif: klien dengan gangguan tidur selalu banyak pikiran, banyak masalh yang dialaminya tidak bisa berkonsentrasi penuh.2) Afektif: respon afektif pasien yang mengalami gangguan tidur berjalan lambat, selalu gugup, emosional, tergesa-gesa3) Fisiologis: pasien gangguan tidur menunjukkan respon fisiologis lemah, lesu, tidak bisa tidur, malas beraktivitas.4) Perilaku: pasien gangguan tidur menunjukkan perilaku, terlihat males dengan kegiatan sehari-hari, kehilangan rasa semangat untuk beraktifitas.5) Social: pasien gangguan tidur acuh dengan lingkungan, kemampuan sosial kurang.d. Kemampuan mengatasi masalah/ sumber koping1) Kemampuan personal : kemampuan yang diharapkan pada klien dengan gangguan tidur yaitu kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan lanjutan yang harus dikuasai untuk mengatasi gangguan tidur adalah kemampuan mengungkapkan atau menyampaikan kenangan yang menyenangkan atau yang paling berkesan yang pernah dialami di dalam kelompok.2) Dukungan social: adalah dukungan untuk individu yang di dapat dari keluarga, teman, kelompok, atau orang-orang disekitar klien dan dukungan terbaik yang diperlukan oleh klien adalah dukungan keluarga.3) Asset material: ketersediaan materi antara lain yaitu akses pelayanan kesehatan, dana atau finansial yang memadai, asuransi, jaminan pelayanan kesehatan dan lain-lain.

4) Keyakinan positif: merupakan keyakinan spiritual dan gambaran positif seseorang sehingga dapat menjadi dasar dari harapan yang dapat mempertahankan koping adaptif walaupun dalam kondisi penuh stressor. Keyakinan yang harus dikuatkan pada klien isolasi social adalah keyakinan untuk menjadi lebih baik dengan memiliki motivasi.e. Mekanisme koping

Keterangan dari rentang respon sosial:

1) Respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma-norma social dan kebudayaan secara umum yang berlaku di masyarakat. Dalam rentang respon sosial, respon adaptif terdiri dari:

a) Solitude (menyendiri)

Merupakan respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang telah dilakukan di lingkungan sosialnya dan suatu cara mengevaluasi diri untuk menentukan langkah selanjutnya. Solitude umumnya dilakukan setelah melakukan suatu kegiatan.b) Otonomi

Merupakan kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide-ide pikiran, perasaan dalam ubungan social.

c) Bekerja sama (mutualisme)

Merupakan suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana individu tersebut mampu untuk saling memberi dan menerima.

d) Saling ketergantungan (interdependen)

Merupakan suatu kondisi saling ketergantungan antara individu dengan orang lain dalam membina hubungan interpersonal.

2) Respon maladaptif adalah respon yang menimbulkan gangguan dengan berbagai tingkat keparahan. Dalam rentang respon sosial, respon maladaptif terdiri dari:

a) Menarik diri

Merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.

b) Manipulasi

Merupakan gangguan hubungan sosial yang terdapat pada individu yang menganggap orang lain sebagai objek. Individu tersebut tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam.

c) Impulsif

Individu impulsif tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari pengalaman, dan tidak dapat diandalkan.

d) Narkisisme

Pada individu narkisisme, terdapat harga diri yang rapuh, secara terus menerus berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian, sikap egosentris, pencemburu, marah jika orang lain tidak mendukung.

e) Tergantung (dependen)

Terjadi bila seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri atau kemampuannya untuk berfungsi secara sukses.

f) Curiga

Terjadi bila seseorang gagal mengembangkan rasa percaya dengan orang lain. Kecurigaan dan ketidakpercayaan diperlihatkan dengan tanda-tanda cemburu, iri hati, dan berhati-hati. Perasaan individu ditandai dengan humor yang kurang, dan individu merasa bangga dengan sikapnya yang dingin dan tanpa emosi.

2.3 Diagnosa yang dapat muncula. Diagnosa keperawatan

Gangguan pola tidur2.4 Intervensi

Diagnosa keperawatanTujuan dan kriteria hasilIntervensi

Gangguan pola tidurDefinisi: gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternalBatasan karakteristika. Perubahan pola tidur normal

b. Keluhan verbal merasa kurang istirahat

c. Kurang puas tidur

d. Penurunan kemampuan fungsi

e. Melaporkan sering terjaga

f. Melaporkan tidak mengalami kesulitan jtuh tidur

Faktor yang berhubungan:

a. Suhu dan kelembapan

b. Tanggung jawab memberi asuhan

c. Perubahan pajanan terhadap cahaya-gelap

d. Gangguan ( miss,; untuk tujuan terapeutik, pemantauan, pemeriksaan lab)

e. Kurang privasi

f. Pencahayaan

g. Bising

h. Bau gas

i. Restrain fisik

j. Teman tidur

k. Tidak familier prabot tidur

NOC:

a. Mampu mengontrol kecemasanb. Banyak tidurc. Kualitas tidur baikKriteria hasil:

a. Jumlah jam tidur dalam batas normalb. Pola tidur,kualitas dalam batas normalc. Perasaan fresh sesudah tidur/istirahatd. Mampu mengidentifikasi hal-hal yang meningkatkan tidurNIC:

Peningkatan Sosialisasi

Definisi: Fasilitasi untuk bisa mengurangi rasa cemas demi kelangsungan kualitas tidurnyaAktivitas :a. Determinasi efek-efek medikasi terhadap pola tidur

b. Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat

c. Fasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur (membaca)

d. Ciptakan lingkungan yang nyaman

e. Kolaburasi pemberian obat tidu

2.5 Contoh kasusTn. X berumur 60 tahun tinggal sendiri di rumahnya. Setahun yang lalu istrinya yang biasanya menemaninya meninggal dunia, akibat serangan jantung. Tn.X mempunyai dua anak perempuan yang masing-masing tinggal dengan suaminya. Semenjak istrinya meninggal dunia, tuan X selalu memikirkan istrinya. Tuan X tidak ihklas dengan kepergian istrinya. Ketika di dapur teringat dengan istrinya, ketika di sungai tn.x juga teringat dengan istrinya. Apalagi jika tn.x sedang melamun di depan rumahnya, pasti teringat istrinya yang sedang menyapu. Kini hidup tn.x hanya sendiri. Walaupun tn.x memiliki seorang anak, anaknya jarang datang menjenguk ke rumah. Anak Tn.x berkunjung jika mau memberikan sesuatu kepadanya. Salah satunya adalah sembako untuk kebutuhan hidup Tn.x. saat ini Tn.x merasa sulit untuk tidur, itu disebabkan karena memikirkan istrinya yang telah meninggalkannya. Selain itu rumah Tn.x dekat dengan pabrik koran. Dan setiap malamnya Tn. X merasa terganggu dengan suara mesin pabrik.2.6 Analisis kasus

a. Pengkajian

1) Identitas pribadiMeliputi nama lengkap, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, golongan darah, tanggal pengkajian, dn lain sebagainya.

2) Keluhan utama: An. Y banyak mengurung diri di dalam kamarnya, semakin hari semakin jarang bahkan hampir tidak pernah berbicara dengan siapapun.3) Pengkajian psikopatologi/psikodinamika

a) Faktor predisposisi(1) Faktor biologis: -(2) Faktor psikologis: Tn.x merasakan sulit untuk tidur.(3) Faktor sosiokultural: -.b) Faktor presipitasi

(1) Stressor psikologis

Tn. X kehilangan istrinya (2) Stressor sosial budayakeluarga Tn. X tidak pernah lagi berkomunikasi dengan lingkungannya.c) Respon terhadap stress

(1) Kognitif: Tn.X merasa putus asa, kesepian, jarang sekali untuk berkomunikasi dengan lingkungannya.(2) Afektif: Tn. X merasa sedih, kecewa dan menghindar dari orang-orang disekitarnya.

(3) Fisiologis: Tn. X terlihat tidak semangat, tidak beraktifitas seperti biasanya, kurang berenergi.

(4) Perilaku: Tn. X terlihat menjaga barang-barang milik istrinya, berdiam diri sambil memandangi foto istrinya.(5) Social: Tn. X jarang keluar rumah dan menjadi pendiam semenjak istrinya meninggal.d) Kemampuan mengatasi masalah/sumber koping(1) Kemampuan personal: klien tidak mampu menggunakan kemampuan personalnya untuk berinteraksi dengan orang lain.

(2) Dukungan sosial: klien kurang mendapatkan dukungan dari keluarga teman ataupun orang-orang disekitarnya dan dukungan sosial.

(3) Asset material: keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah sehingga ia mengalami kesulitan dalam mengakses pelayanan kesehatan.

(4) Keyakinan positif: semenjak suka menyendiri, klien menjadi jarang beribadah dan memiliki motivasi yang kurang karena tidak adanya dukungan penuh dari orang-orang disekitarnya.

e) Mekanisme koping

Berdasarkan faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, pada rentang respon sosial dapat disimpulkan bahwa klien mengalami respon yang maladaptif yakni perilaku menarik diri. Perilaku menarik diri ini ditunjukkan klien dengan lebih sering mengurung diri di kamarnya, menolak untuk berinteraksi dengan orang lain, serta tidak dapat membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.

4) Diagnosa keperawatanGangguan pola tidur5) Intervensi keperawatan

Diagnosa keperawatanTujuan dan kriteria hasilIntervensi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan lingkungan bisingNOC:

Kemampuan interaksi sosialDefinisi: perilaku personal yang mendorong kualitas tidurnya dengan baikKriteria hasil:

a. Jumlah jam tidur dalam batas normal

b. Pola tidur,kualitas dalam batas normal

c. Perasaan fresh sesudah tidur/istirahat

d. Mampu mengidentifikasi hal-hal yang meningkatkan tidur

NIC:

Peningkatan Sosialisasi

Definisi: Fasilitasi untuk bisa mengurangi rasa cemas demi kelangsungan kualitas tidurnyaAktivitas :

a. Determinasi efek-efek medikasi terhadap pola tidur

b. Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat

c. Fasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur (membaca)

d. Ciptakan lingkungan yang nyaman

e. Kolaborasi pemberian obat tidur

6) Implementasi keperawatanDiagnosaImplementasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan lingkungan bising a. Mendorong untuk tidak memakai efek-efek medikasi terhadap pola tidur b. Memberikan penjelasan mengenai pentingnya tidur yang adekuat

c. Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur (membaca)

d. Menciptakan suasana lingkungan yang nyaman

e. Mengkolaborasi pemberian obat tidur

7) Evaluasi keperawatan

Diagnosa KeperawatanEvaluasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan lingkungan bising S : Tn.X mengatakan saya sudah bisa tidur pada malam hari, saya merasa senangO : Tn. X terlihat mulai semangat kembali dan terlihat bugarA : Klien sudah tidak terlalu sering memikirkan istrinya namun selalu berdoa untukistrinya yang jauh disanaP : Dorong pasien untuk selalu menjaga kualitas dan kuantitas tidurnya pada malam hari

BAB 3. PENUTUP3.1 Kesimpulan

Gangguan tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal. Orang yang menderita gangguan tidur bukan berarti tidak bisa tidur ketika malam hari, tetapi orang tersebut akan terganggu fungsi motorik dan kognitif dalam melakukan aktivitas seperti biasanya. Oleh karena itu, gangguan tidur ini tidak bisa didefinisikan orang yang tidak bisa tidur pada malam hari saja. Selain itu gangguan tidur memilki banyak faktor. Salah satunya dari faktor lingkungan. Lingkungan yang bising dapat mengakibatkan orang sulit untuk tertidur dengan nyenyak. 3.2 Saran

Sebagai calon perawat harus bisa memahami dam mempelajari dengan baik untuk melakukan asuhan keperawatan jiwa kususnya pada klien yang mengalami gangguan tidur. Gangguan tidur ini merupakan masalah kejiwaan yang sangat unik, dimana faktor yang mempengaruhi sangatlah luas.DAFTAR PUSTAKAHeather, T, Herdman. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta : EGC Jupardi, Iskandar. 2002. Gangguan tidur. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&uact=8&ved=0CEoQFjAF&url=http%3A%2F%2Flibrary.usu.ac.id%2Fdownload%2Ffk%2Fbedahiskandar%2520japardi12.pdf&ei=Wbr5VKvBH8KhugS6ioLQBQ&usg=AFQjCNGgQD8gufAMk4QKdu2AFce03RDQjg&bvm=bv.87611401,d.c2E.[diakses pada tanggal 03 maret 2015]Lanywati Endang.2001. Insomnia Gangguan Sulit Tidur. Yogyakarta : Kanisiusmedia

Kusumawati dan Hartono. 2010.Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Stuart dan Sundeen. 2005.Buku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.Rentang Respon Sosial

Respon adaptif Respon maladaptif

SolitudeMenarik diri

OtonomiManipulasi

Bekerja samaImpulsif

Saling ketergantunganNarkisisme

Tergantung

Curiga