View
23
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
askep1
Citation preview
MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN
RESIKO BUNUH DIRI
Di susun oleh:
Disusun Oleh: kelompok 7
1. Sri yuli astuti
2. Tris fanur liana
3. Wahyu raharjo
4. Yayik emalia sari
5. Hamdan sykirin
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
Jln. Cut Nyak Dhien No. 16 Kalisapu – Slawi 2015
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah keperawatan dewasa II yang berjudul ”ASUHAN KEPERAWATAN
JIWA PADA KLIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI” kemudian sholawat
beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yaiutu Al-qur’an sunnah untuk keselamatan umat di
dunia.
Makalah ini salah satu tugas dari mata kuliah Keperawatan jiwa di program studi S1
keperawatan selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua yang sealau memberi motivasi
2. Teman-teman dari kelompok 7 yang membantu dalam proses pembuatan makalah
ini
3. Kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan sealama
penulisan makalah ini
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penuliasan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran secara
konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Slawi, April 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar belakang ............................................................................................... 1
B. Tujuan penulisan............................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN TEORI...................................................................................... 3
A. Proses terjadinya masalah.............................................................................. 3
B. Pathways......................................................................................................... 6
C. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji........................................... 6
D. Diagnosa keperawatan.................................................................................... 7
E. Rencana tindakan keperawatan...................................................................... 7
BAB III STRATEGI PELAKSANAAN PERILAKU KEKERASAN...................... 11
BAB IV PENUTUP................................................................................................... 19
A. Kesimpulan.................................................................................................... 19
B. Saran............................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bunuh diri merupakan salah satu bentuk kegawat daruratan psikiatri. Meskipun
suicide adalah perilaku yang membutuhkan pengkajian yang komprehensif pada
depresi, penyalahgunaan NAPZA , skizofrenia, gangguan kepribadian( paranoid,
borderline, antisocial), suicide tidak bisa disamakan dengan penyakit mental.
Beberapa hambatan dalam melakukan managemen klien dengan bunuh diri
adalah pasien yang dirawat dalam waktu yang cukup singkat sehingga membuat klien
kurang mampu mengungkapkan perasaannya tentang bunuh diri. Kurang detailnya
tentang pengkajian resiko bunuh diri pada saat masuk dan banyak perawat kurang
melakukan skrening akan resiko bunuh diri. Disamping itu 2 dari 3 orang yang
melakukan suicide diketahui oleh perawat dalam beberapa bulan sebelumnya. Hal ini
mengindikasikan bahwa tenaga kesehatan kurang memberikan intervensi yang adekuat.
Lebih lanjut banyak perawat mungkin takut untuk menanyakan tentang masalah bunuh
diri pada pasien atau bahkan tidak mengetahui bagaimana untuk menanyakan jika
pasien memiliki pikiran untuk melakukan suicide. Oleh karena itu suicide pada pasien
rawat inap merupakan masalah yang perlu penanganan yang cepat dan akurat. Pada
makalah ini akan dipaparkan mengenai factor resiko terjadinya bunuh diri, instrument
pengkajian dan managemen keperawatannya dengan pendekatan proses keperawatanya
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Setelah membahas kasus ini diharapkan mengerti dan
memberikan asuhan keperawatan pada pasien resiko bunuh diri.
1
2. Tujuan Khusus
Setelah menyusun makalah ini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Memahami konsep dasar asuhan keperawatan jiwa pada
pasien halusinasi
2. Melakukan pengkajian pada klien dengan resiko bunuh diri
3. Merumuskan diagnosa untuk klien dengan resiko bunuh diri
4. Membuat perencanaan untuk klien dengan resiko bunuh diri
5. Melakukan implementasi pada klien dengan resiko bunuh diri
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
Masalah Utama : RESIKO BUNUH DIRI
A. PROSES TERJADINYA MASALAH :
1. Pengertian
a. Definisi
Bunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami resiko untuk
menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yang dapat mengancam nyawa.
Dalam sumber lain dikatakan bahwa bunuh diri sebagai perilaku destruktif
terhadap diri sendiri yang jika tidak dicegah dapat mengarah pada kematian.
Perilaku destruktif diri yang mencakup setiap bentuk aktivitas bunuh diri, niatnya
adalah kematian dan individu menyadari hal ini sebagai sesuatu yang diinginkan.
(Stuart dan Sundeen, 1995. Dikutip Fitria, Nita, 2009).
Bunuh diri merupakan suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk mengakhiri
kehidupan, individu secara sadar berupaya melaksanakan hasratnya untuk mati.
Perilaku bunuh diri meliputi isyarat-isyarat, percobaan atau ancaman verbal, yang
akan mengakibatkan kematian, luka, atau menyakiti diri sendiri. (Clinton, 1995,
hal. 262).
b. Kesimpulan
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat
mengakhiri kehidupan dan Pada umumnya merupakan cara ekspresi orang yang
penuh stress dan berkembang dalam beberapa rentang.
c. Tanda gejala
1) Mempunyai ide untuk bunuh diri.
2) Mengungkapkan keinginan untuk mati.
3) Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan.
4) Impulsif.
5) Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat patuh).
6) Memiliki riwayat percobaan bunuh diri.
3
7) Verbal terselubung (berbicara tentang kematian, menanyakan tentang obat
dosis mematikan).
8) Status emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat, panic, marah dan
mengasingkan diri).
9) Kesehatan mental (secara klinis, klien terlihat sebagai orang yang depresi,
psikosis dan menyalahgunakan alcohol).
10) Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau terminal).
11) Pengangguaran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau mengalami
kegagalan dalam karier).
2. Penyebab
a. Penyebab
1) Kehilangan status pekerjaan dan mata pencaharian.
2) Kehilangan sumber pendapatan secara mendadak karena migrasi, gagal panen,
krisis moneter, kehilangan pekerjaan, bencana alam.
3) Kehilangan keyakinan diri dan harga diri.
4) Merasa bersalah, malu, tak berharga, tak berdaya, dan putus asa.
5) Mendengar suara-suara gaib dari Tuhan untuk bergabung menuju surga.
6) Mengikuti kegiatan sekte keagamaan tertentu.
7) Menunjukkan penurunan minat dalam hobi, seks dan kegiatan lain yang
sebelumnya dia senangi.
8) Mempunyai riwayat usaha bunuh diri sebelumnya.
9) Sering mengeluh adanya rasa bosan, tak bertenaga, lemah, dan tidak tahu harus
berbuat apa.
10) Mengalami kehilangan anggota keluarga akibat kematian, tindak kekerasan,
berpisah, putus hubungan.
11) Pengangguran dan tidak mampu mencari pekerjaan khususnya pada orang
muda.
12) Menjadi korban kekerasan rumah tangga atau bentuk lainnya khususnya pada
perempuan.
13) Mempunyai konflik yang berkepanjangan dengan diri sendiri, atau anggota
keluarga.
4
14) Baru saja keluar dari RS khususnya mereka dengan gangguan jiwa (depresi,
skizofrenia) atau penyakit terminal lainnya (seperti kanker, HIV/AIDS, TBC,
dan cacat).
15) Tinggal sendirian di rumah dan menderita penyakit terminal tanpa adanya
dukungan keluarga ataupun dukungan ekonomi.
16) Mendapat tekanan dari keluarga untuk mencari nafkah atau mencapai prestasi
tinggi di sekolah.
17) Mendapat tekanan/bujukan dari organisasi/ kelompoknya.
b. Tanda dan gejala
1) Merasa sedih
2) Sering menangis
3) Kecemasan dan gelisah
4) Perubahan mood (senang berlebihan sampai sedih berlebihan)
5) Perokok dan peminum alkohol berat
6) Gangguan tidur yang menetap atau berulang
7) Mudah tersinggung, bingung
8) Menurunnya minat dalam kegiatan sehari-hari
9) Sulit mengambil keputusan
10) Perilaku menyakiti diri
11) Mengalami kesulitan hubungan dengan pasangan hidup atau anggota keluarga
lain
12) Menjadi ”sangat fanatik terhadap agama” atau jadi ”atheis”
13) Membagikan uang atau barangnya dengan cara yang khusus
3. Akibat
a. Penyebab
1) Alkoholisme dan penyalahgunaan obat
2) Kelaianan tindakan dan depresi mental pada remaja
3) Dimensia dini/ status kekacauan mental pada lansia
4) Riwayat psikososial
5) Baru berpisah, bercerai/ kehilangan
6) Hidup sendiri
7) Tidak bekerja, perbahan/ kehilangan pekerjaan baru dialami
5
8) Faktor-faktor kepribadian
9) Implisit, agresif, rasa bermusuhan
10) Kegiatan kognitif dan negatif
11) Keputusasaan
b. Tanda gejala
Merasa sedih, menyendiri, menghidarkan dari orang lain, menangi.
B. PATHWAYS
Resiko menciderai diri/buuh diri
Perilaku kekerasan gangguan proses
pikir : waham
Waham
Isolasi sosial : menarik diri
C. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
1. Masalah keperawatan:
a. Gangguan proses pikir : waham
b. Isolasi sosial
c. Resiko menciderai diri / bunuh diri
d. Perilaku kekerasan
e. Resiko menderai diri
2. Data yang perlu dikaji
a. Data subjektif :
Menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak adaharapan,
menyatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja, tak ada gunanya hidup.
c. Data objektif:
Nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls, ada isyarat
6
Mencederai diri (core problem)
bunuh diri, ada ide bunuh diri, pernah mencoba bunuh diri.
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan proses pikir : waham
2. Isolasi sosial
3. Resiko menciderai diri / bunuh diri
4. Perilaku kekerasan
5. Resiko menderai diri
E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
Data yang perlu dikumpulkan saat pengkajian :
Riwayat masa lalu :
Riwayat percobaan bunuh diri dan mutilasi diri
Riwayat keluarga terhadap bunuh diri
Riwayat gangguan mood, penyalahgunaan NAPZA dan skizofrenia
Riwayat penyakit fisik yang kronik, nyeri kronik.
Klien yang memiliki riwayat gangguan kepribadian boderline, paranoid, antisosial
Klien yang sedang mengalami kehilangan dan proses berdukaØ
Peristiwa hidup yang menimbulkan stres dan kehilangan yang baru dialami.
Hasil dan alat pengkajian yang terstandarisasi untuk depresi.
Riwayat pengobatan
riwayat pendidikan dan pekerjaan
Catat ciri-ciri respon psikologik, kognitif, emosional dan prilaku dari individu dengan
b. gangguan mood.
Kaji adanya faktor resiko bunuh diri dan letalitas prilaku bunuh diri :
Tujuan klien misalnya agar terlepas dari stres, solusi masalah yang sulit.
Rencana bunuh diri termasuk apakah klien memiliki rencana yang teratur dan car
cara melaksanakan rencana tersebut.Ø
Keadaan jiwa klien (misalnya adanya gangguan pikiran, tingkat gelisah, keparahan
gangguan mood).
Sistem pendukung yang ada.
Stressor saat ini yang mempengaruhi klien, termasuk penyakit lain (baik psikiatrik
7
maupun medik), kehilangan yang baru dialami dan riwayat penyalahgunaan zat.
Kaji sistem pendukung keluarga dan kaji pengetahuan dasar keluarga klien, atau
keluarga tentang gejala, meditasi dan rekomendasi pengobatan gangguan mood,
tanda-tanda kekambuhan dan tindakan perawatan diri.
c. Symptom yang menyertainya
Apakah klien mengalami :
Ide bunuh diri
Ancaman bunuh diri
Percobaan bunuh diri
TUM :
Klien tidak mencederai diri sendiri
1) TUK 1
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Kriteria Evaluasi :
Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat
tangan,mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, mau duduk berdampingan
dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi
Rencana Tindakan :
1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik:
a. Sapa klien dengan nama baik verbal maupun non verbal.
b. Perkenalkan diri dengan sopan.
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar
2) TUK 2
Klien dapat terlindung dari perlaku bunuh diri,
Kriteria evaluasi :
Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri
Rencana Tindakan :
1. Jauhkan klien dari benda-benda yang dapat membahayakan.
8
2. Tempatkan klien diruangan yang tenang dan selalu terlihat oleh perawat.
3. Awasi klien secara ketat setiap saat
3) TUK 3
Klien dapat mengekspresikan perasaannya,
Kriteria evaluasi :
Klien dapat mengekspresikan perasaannya
Rencana Tindakan :
1. Dengarkan keluhan yang dirasakan klien.
2. Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan dan
keputusasaan.
3. Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaannya.
4. Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukkan keinginan untuk
hidup.
4) TUK 4
Klien dapat meningkatkan harga diri,
Kriteria evaluasi :
Klien dapat meningkatkan harga dirinya
Rencana Tindakan :
1. Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.
2. Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu.
3. Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal : hubungan antar sesama,
keyakinan, hal-hal untuk diselesaikan).
5) TUK 5
Klien dapat menggunakan koping yang adaptif,
Kriteria evaluasi :
Klien dapat menggunakan koping yang adaptif
Rencana Tindakan :
1. Ajarkan mengidentifikasi pengalaman-pengalaman yang menyenangkan.
2. Bantu untuk mengenali hal-hal yang ia cintai dan yang ia sayangi dan pentingnya
terhadap kehidupan orang lain.
3. Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain.
6) TUK 6
Klien dapat menggunakan dukungan sosial,
9
Kriteria evaluasi :
Klien dapat menggunakan dukungan sosial.
Rencana Tindakan :
1. Kaji dan manfaatkan sumber-sumber eksternal individu.
2. Kaji sistem pendukung keyakinan yang dimiliki klien.
3. Lakukan rujukan sesuai indikasi (pemuka agama).
7) TUK 7
Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat,
Kriteria evaluasi :
Klien dapat menggunakan obat dengan tepat
Rencana Tindakan :
1. Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum
obat).
2. Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar.
3. Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan oleh klien.
4. Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar.
10
BAB III
STRATEGI PELAKSSANAAN PERILAKU KEKERASAN
STRATEGI PELAKSANAAN PSIKOTERAPEUTIK PASIEN DENGAN RESIKO
BUNUH DIRI PERTEMUAN KE 1
Masalah utama : resiko bunuh diri
Hari/tanggal :
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien : mengalami depresi berat dan menciderai diri sendiri mengatakan
ingin mati
2. Diagnosa keperawatan :
1) Gangguan proses fikir : waham
2) Isolasi sosial
3) Resiko bunuh diri
3. Tujuan umum
percakapan untuk melindungi pasien dari percobaan bunuh diri
4. Tujuan khusus
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
2) Klien mendapat perlindungan dari lingkungannya
3) Keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yang mengancam atau
mencoba bunuh diri
B. STRATEGI PELAKSAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase orientasi
a. Sapa klien dengan ramah sambil berjabat tangan
b. Perkenalkan diri dengan pasien
c. Temani pasien sampai dia dapat dipindahkan ketempat yang aman
d. Jauhkan semua benda yanga berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas, tali
pinggang)
11
e. Jelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi pasien sampai tidak ada
keinginan bunuh diri
f. Eksplor keluhan yang dirasa klien
g. Beri dorongan untuk mengungkapkan harapannya
h. Masukkan dalam jadwal harian.
Strategi Pelaksanaan
1) Salam Terapeutik ”Selamat pagi pak, kenalkan saya tris fanur liana, biasa
di pangil lia, saya mahasiswa Keperawatan Stikes bhamada slawi yang
bertugas di ruang ini, saya dinas pagi dari jam 7 pagi – 2 siang .”Nama
bapak siapa? kalau boleh saya tahu bapak senang dipanggil siapa? asalnya
darimana?”
2) Evaluasi/ validasi ”Bagaimana perasaan bapak hari ini? ”
3) Topik ” Bagaimana kalau kita bercakap – cakap tentang apa yang bapak
rasakan selama ini?
4) Waktu “Berapa lama kita akan berbincang- bincang? Bagaimana kalau 15
menit?”
5) Tempat “Bagaimana kalau ditempat ini? bagaimana bapak? bersediakah?”
2. Fase kerja
a. Bagaimana perasaan bapak setelah ini terjadi?
b. Apakah bapak pernah kehilangan kepercayaan diri?
c. Apakah bapak merasa tidak berharga atau bahkan lebih rendah dari pada orang
lain ?
d. Tenang saja bapak disini tidak sendiri ada perawat juga ada keluarga bapak
1) “Apakah bapak berniat unutuk menyakiti diri sendiri? Ingin bunuh diri
atau berharap bapak mati? Apakah bapak pernah mencoba bunuh diri? Apa
sebabnya, bagaimana caranya? Apa yang bapak rasakan?”
2) ”Karena bapak tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk
mengakhiri hidup bapak, saya tidak akan membiarkan bapak sendiri”
3) ”Apa yang bapak lakukan jika keinginan bunuh diri muncul?”
4) ”Kalau keinginan itu muncul, maka akan mengatasinya bapak harus
langsung minta bantuan kepada perawat di ruangan ini dan juga keluarga
atau teman yang sedang besuk. Jadi bapak jangan sendirian ya, katakan
kepada teman perawat, keluarga atau teman jika ada dorongan untuk
mengakhiri kehidupan.”
12
5) ”Saya percaya bapak dapat mengatasi masalah.”
3. Fase terminasi
Bagaimana perasaan bapak sekarang setelah mengetahui cara mengatasi perasaan
ingin bunuh diri?
4. Rencana Tindak Lanjut
Besok kita ketemu lagi untuk mengatasi agar bapak terhindar dari ancaman bunuh
diri
5. Kontrak
Waktu: Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00
Tempat: Mau dimana? Disini lagi? Baik, sampai nanti
13
STRATEGI PELAKSANAAN PSIKOTERAPEUTIK PASIEN DENGAN RESIKO
BUNUH DIRI PERTEMUAN KE 2
Masalah utama : Resiko bunuh diri
Hari/tanggal :
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien : mengalami depresi berat dan menciderai diri sendiri mengatakan
ingin mati
2. Diagnosa keperawatan :
1) gangguan proses fikir : waham
2) isolasi sosial
3) resiko bunuh diri
3. tujuan umum
klien dapat terhindar dari resiko bunuh diri
4. tujuan khusus
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
2) Klien mendapat perlindungan dari lingkungannya
3) Klien dapat mengungkapkan perasaanya
B. STRATEGI PELAKSAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase orientasi
1) Sapa klien dengan ramah sambil berjabat tangan
2) Perkenalkan diri dengan pasien
3) Temani pasien sampai dia dapat dipindahkan ketempat yang aman
4) Jauhkan semua benda yanga berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas, tali
pinggang)
5) Jelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi pasien sampai tidak ada
keinginan bunuh diri
6) Eksplor keluhan yang dirasa klien
7) Beri dorongan untuk mengungkapkan harapannya
14
8) Masukkan dalam jadwal harian.
Strategi Pelaksanaan
a. Salam Terapeutik ”Selamat pagi pak, kenalkan saya tris fanur liana, biasa
di pangil lia, saya mahasiswa Keperawatan Stikes bhamada slawi yang
bertugas di ruang ini, saya dinas pagi dari jam 7 pagi – 2 siang .”Nama
bapak siapa? kalau boleh saya tahu bapak senang dipanggil siapa? asalnya
darimana?”
b. Evaluasi/ validasi ”Bagaimana perasaan bapak hari ini? ”
c. Topik ” Bagaimana kalau kita bercakap – cakap tentang apa yang bapak
rasakan selama ini?
d. Waktu “Berapa lama kita akan berbincang- bincang? Bagaimana kalau 15
menit?”
e. Tempat “Bagaimana kalau ditempat ini? bagaimana bapak? bersediakah?”
2. Fase kerja
a. Bagaimana perasaan bapak setelah ini terjadi?
b. Apakah dengan bencana ini bapak paling merasa menderita di dunia ini?
c. Apakah bapak pernah kehilangan kepercayaan diri?
d. Apakah bapak merasa tidak berharga atau bahkan lebih rendah dari pada orang
lain?
1) “Apakah bapak merasa bersalah atau mempersalahkan diri sendiri? Apakah
bapak sering mengalami kesulitan berkonsentrasi? Apakah bapak berniat
unutuk menyakiti diri sendiri? Ingin bunuh diri atau berharap bapak mati?
Apakah bapak pernah mencoba bunuh diri? Apa sebabnya, bagaimana
caranya? Apa yang bapak rasakan?”
2) ”Baiklah, tampaknya bapak membutuhkan pertolongan segera karena ada
keinginan untuk mengakhiri hidup. Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar
bapak ini untuk memastikan tidak ada benda – benda yang membahayakan
bapak(pisau, tali,benda tajam)”
3) ”Karena bapak tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk
mengakhiri hidup bapak, saya tidak akan membiarkan bapak sendiri”
4) ”Apa yang bapak lakukan jika keinginan bunuh diri muncul?”
15
5) ”Kalau keinginan itu muncul, maka akan mengatasinya bapak harus
langsung minta bantuan kepada perawat di ruangan ini dan juga keluarga
atau teman yang sedang besuk. Jadi bapak jangan sendirian ya, katakan
kepada teman perawat, keluarga atau teman jika ada dorongan untuk
mengakhiri kehidupan.”
6) ”Saya percaya bapak dapat mengatasi masalah.”
3. Fase terminasi
Bagaimana perasaan bapak sekarang setelah mengetahui cara mengatasi perasaan
ingin bunuh diri?
4. Rencana Tindak Lanjut
Besok kita ketemu lagi untuk
5. Kontrak
Waktu: Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00
Tempat: Mau dimana? Disini lagi? Baik, sampai nanti
16
STRATEGI PELAKSANAAN PSIKOTERAPEUTIK PASIEN DENGAN RESIKO
BUNUH DIRI PERTEMUAN KE 3
Masalah utama : resiko bunuh diri
Hari/tanggal :
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Kondisi klien : mengalami depresi berat dan menciderai diri sendiri mengatakan
ingin mati
2. Diagnosa keperawatan :
a. gangguan proses fikir : waham
b. isolasi sosial
c. resiko bunuh diri
3. Tujuan umum
Klien dapat terhindar dari resiko bunuh diri
4. Tujuan khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien mendapat perlindungan dari lingkungannya
c. Klien dapat mengungkapkan perasaanya
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase orientasi
a. Sapa klien dengan ramah sambil berjabat tangan
b. Perkenalkan diri dengan pasien
c. Temani pasien sampai dia dapat dipindahkan ketempat yang aman
d. Jauhkan semua benda yanga berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas, tali
pinggang)
e. Jelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi pasien sampai tidak
ada keinginan bunuh diri
f. Eksplor keluhan yang dirasa klien
g. Beri dorongan untuk mengungkapkan harapannya
17
h. Masukkan dalam jadwal harian.
i. Strategi Pelaksanaan
1) Salam Terapeutik ”Selamat pagi pak, kenalkan saya tris fanur liana,
biasa di pangil lia, saya mahasiswa Keperawatan Stikes bhamada slawi
yang bertugas di ruang ini, saya dinas pagi dari jam 7 pagi – 2
siang .”Nama bapak siapa? kalau boleh saya tahu bapak senang
dipanggil siapa? asalnya darimana?”
2) Evaluasi/ validasi ”Bagaimana perasaan bapak hari ini? ”
3) Topik ” Bagaimana kalau kita bercakap – cakap tentang apa yang bapak
rasakan selama ini? Seperti kontrak kemarin ya pak ?
4) Waktu “Berapa lama kita akan berbincang- bincang? Bagaimana kalau
15 menit?”
5) Tempat “Bagaimana kalau ditempat ini? bagaimana bapak?
bersediakah?”
2. Fase kerja
a. Bagaimana perasaan bapak hari ini ?
b. Apakah bapak masih melakukan hal yang menyakiti diri sendiri ?
c. Bapak makin hari kondisinya makin bagus
d. Bapak sudah mau mengikuti saran dari perawat
e. Nanti apabil kondisi bapak seperti ini trus kemungkinan bapak bisa sembuh
f. Bagaimana apakah bapak ada keluhan lain ?
3. Fase terminasi
Bagaimana perasaan bapak sekarang ?
a. Rencana Tindak Lanjut
Besok kita ketemu lagi untuk mengajarkan teknik untuk menghilangkan suara
aneh pada bapak
b. Kontrak
Waktu: Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00
Tempat: Mau dimana? Disini lagi? Baik, sampai nanti
18
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri
kehidupan dan Pada umumnya merupakan cara ekspresi orang yang penuh stress dan
berkembang dalam beberapa rentang
Sebagian besar faktor-faktor risiko perilaku mencederai diri: bunuh diri yaitu terjadi
pada : 1) remaja dan dewasa muda; 2) laki-laki; 3) SMU; 4) belum menikah; 5) suku
sunda; 6) metode yang digunakan untuk bunuh diri adalah minum obat serangga,
membenturkan kepala, minum obat tidur, menceburkan ke sumur, menabrakkan diri ke
jalan, membakar diri dan menelan peniti, 7) diagnostiknya adalah Skizofrenia. Percobaan
bunuh diri yang dilakukan oleh klien lebih dari 1 kali
B. SARAN
Hendaknya perawat memiliki pengetahuan yang cukup cirri-ciri pasien yang ingin
mengakhiri hidupnya sehingga dapat mengantisipasi terjadinya perilaku bunuh diri
pasien. Hendaknya perawat melibatkan keluarga dalam melakukan asuhan keperawatan
pada pasien dengan gangguan jiwa
19
DAFTAR PUSTAKA
Harold dkk.(1998). Buku Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Widya Medika : Jakarta
http://dezlicius.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-resiko bunuh diri 09.html
http://perawatpsikiatri.blogspot.com/2008/11/asuhan-keperawatan-klien-dengan-resiko.html
http://rastirainia.wordpress.com/2009/11/25/laporan-pendahuluan-asuhan-keperawatan-pada
pasien-dengan-perilaku-percobaan-bunuh-diri/
Yosep, I., (2007). Keperawatan Jiwa. PT Refika Aditama: Bandung
Recommended