35
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. R A. PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Pengkajian dilakukan pada hari Rabu, 24 April 2013 DATA UMUM 1. Identitas Kepala Keluarga (KK) Nama KK : Tn. R Umur : 35 Tahun Pendidikan : SMA Pekerjaan : swasta (satpam BNI) Alamat : gang sahabat baru no.4 RT 03 RW 03 tembalang, Semarang 2. Komposisi keluarga NO NAMA UMUR (TAHUN ) JENIS KELAMIN HUB. DENGAN KK PEKERJAA N PENDIDIKAN 1. Tn. R 35 L Suami Satpam BNI S1 2. Ny. M 33 P Istri Penjaga SMA 3. An. B 5 L Anak Pelajar TK 4. Ny. R 19 P Adik ipar Swasta SMA 3. Genogram Tn. H Tn. O Ny. K 50 th Ny. S 47 th Ny. K 45 th Ny.M 33 th Ny. L 31 th Ny. P 38 th Ny. S 66 th Ny. S 76 th Tn. R Tn. W Tn. I Tn. H Tn. H Tn. L An. B

ASKEP TN.R (2)

Embed Size (px)

Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. R

A. PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Pengkajian dilakukan pada hari Rabu, 24 April 2013

DATA UMUM

1. Identitas Kepala Keluarga (KK)

Nama KK : Tn. R

Umur : 35 Tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : swasta (satpam BNI)

Alamat : gang sahabat baru no.4 RT 03 RW 03 tembalang, Semarang

2. Komposisi keluarga

NO NAMA UMUR(TAHUN)

JENIS KELAMIN HUB. DENGAN KK PEKERJAAN PENDIDIKAN

1. Tn. R 35 L Suami Satpam BNI S12. Ny. M 33 P Istri Penjaga SMA3. An. B 5 L Anak Pelajar TK4. Ny. R 19 P Adik ipar Swasta SMA

3. Genogram

Keterangan :: Laki-laki: Perempuan: Laki-laki telah meninggal: Tinggal dalam satu rumah

Tn. H79 th

Tn. O54 th

Ny. K50 th

Ny. S47 th

Ny. K45 th

Ny.M33 th

Ny. L31 th

Ny. P38 th

Ny. S66 th

Ny. S76 th

Tn. R35 th

Tn. W39 th

Tn. I65 th

Tn. H42 th

Tn. H25 th

Tn. L28 th

An. B5 th

4. Tipe keluarga

a. Jenis tipe keluarga : Keluarga ini tergolong dalam tipe keluarga extended

family karena dalam satu rumah terdiri dari suami, istri, anak, dan adik ipar

(“Tapi kalau disini cuma saya, anak, sama suami dan adik saya”)

b. Kendala yang dihadapi : kendala yang dihadapi adalah perkembangan An. B

yang berbeda dengan teman-temannya sehingga Ny. M merasa cemas

memikirkan An. B. (“paling ya paling yang jadi pikiran kan iyan kan

perkembangannya berbeda dari temen-temennya, maksudnya kan dia bisa

gak sama seperti temen-temennya”)

5. Budaya

1. Suku bangsa : Jawa

2. Bahasa : Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa (“Ya campuran,, jawa dan

indonesia”)

3. Pantangan dan kebiasaan budaya/adat yang b.d masalah kesehatan :

Keluarga mengatakan tidak ada pantangan ataupun kebiasaan budaya adat

yang berhubungan dengan masalah kesehatan (“Gak ada,, maksudnya

larangan-larangan?”).

6. Agama

a. Agama : Islamy (“iya, islam”)

b. Kegiatan keagamaan rutin di rumah : Ny. M mengatakan keluarga kurang

rutin melaksanakan sholat 5 waktu. (“yaaa... kadang solat tapi kadang juga

gak mbak”)

c. Persepsi anggota tentang agama : Ny. M mengatakan bahwa agama itu

penting dan sebagai pondasi (“Oww ya jelas penting. itu kan salah satu apa

ya pondasi lah”)

d. Kegiatan rutin keagamaan : Ny. M mengatakan tidak pernah

mengikuti kegiatan keagamaan di lingkungan rumah begitu juga dengan

suaminya. (“Saya gak, soalnya kerja jadi gak ada waktunya. Kalau bapak

gak”)

7. Status sosial ekonomi keluarga

a. Kelas sosial ekonomi : Keluarga Tn. R masuk dalam Keluarga Sejahtera II yaitu

kebutuhan fisik dan sosial psikologis telah terpenuhi namun kebutuhan

pengembangan belum yaitu :

Mempunyai upaya untuk meningkatkan agama.

Sebagian dari penghasilan dapat disisihkan untuk tabungan keluarga.

Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.

Penanggung jawab ekonomi : Tn. R dan Ny. M (“dua-duanya”)

b. Pendapatan : Pendapatan suami kurang lebih Rp. 1.000.000,00. (“ibu

berkata sudah mengisi pendapatan”)

c. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari : Keluarga mengatakan kebutuhan sehari-

harinya cukup terpenuhi. (“untuk kebutuhan yah sudah cukup terpenuhi

mbak, yah cukuplah untuk isi rumah”)

8. Aktivitas rekreasi : Keluarga Ny. M mengatakan jika ada waktu luang mereka

rekreasi dengan jalan-jalan dan menonton televisi bersama. (“Gak mesti sih

mbak, kadang kalau pas ada waktu ee apa ada waktu luang gitu biasanya tapi

gak gak gak setiap libur terus jalan-jalan gak”)

RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga Tn. R mempunyai 1 orang anak berumur 5 tahun 7 bulan, maka keluarga

Tn. A berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan usia anak pra

sekolah.

2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi (beserta kendala)

Ny. M mengatakan kesulitan dalam memberikan arahan pada anak ketika belajar

dan bersikap, karena An. B terlalu hiperaktif dan suah konsentrasi (“Ya mungkin

ya itu apa, kan anaknya sendiri kan itu mbak apa susah konsentrasinya kan

kurang. Masih semaunya dia, ya kadang ya belajarnya itu belum terkontrol”)

3. Riwayat keluarga inti

a. Riwayat penyakit keturunan : Ny. M mengatakan didalam keluarganya ada

yang memiliki penyakit DM dan asma (“Dulu bapaknya pernah tinggi kan

gulanya terus dikasih obat terus turun. Kalau ibu saya kena gula. Mungkin itu

yang itu bapaknya meninggal mungkin it ee itu apa itu yang katanya kayak

asma atau apa ya”)

b. Riwayat kesehatan masing-masing anggota : Tn. R memiliki riwayat penyakit

DM karena pola makan dan Ny. M tidak memiliki riwayat penyakit. Tekanan

darah Ny. M adalah 100/70 mmHg dengan berat badan 55 kg dan tinggi

badan 154 cm. An. B mengalami karies gigi dan susah konsentrasi. An. B

pada saat umur 5 bulan pernah jatuh dari kereta dorong dan dibawa ke

tukang urut, kemudian pada usia 3 tahun dibawa ke dokter dan tukang pijat

karena bicaranya lambat namun Ny. M mengatakan tidak pernah melakukan

pemeriksaan penunjang. (“Dulu bapaknya pernah tinggi kan gulanya terus

dikasih obat terus turun. Oh kalau saya tensinya 100/70 mmHg, berat badan

55 kg dan tinggi badan 154 cm mbak. Anak saya kan dulu ngomongnya

lambat mbak, terus saya bawa ke dokter itu katanya gak apa-apa, terus dia

kan terlalu aktif terus apa tangannya kan gak mau diem gitu terus dokter

bilang, “owh ini gak apa-apa, ini karena itu terlalu aktif jadi dia itu apa ee

melampiaskannya pada gerakan-gerakan dia gak mau terus dia gak mau

ngomong karena banyak geraknya gitu.”)

c. Sumber pelayanan kesehatan: keluarga Tn. R memanfaatkan fasilitas

kesehatan yang tersedia yaitu dokter yang praktek didekat rumahnya (“Kalau

saya itu di dokter praktek itu di Gang 4, Ngesrep sini”).

d. Keluarga Tn. R mulai dibentuk pada tahun 2006, Tn. R sebagai kepala

keluarga dan Ny. M sebagai istri tidak mengalami masalah kesehatan secara

fisik (“Menikah dari tahun 2006 mbak, kalau kepala keluarga yah bapaknya

lah mbak ”).

4. Riwayat keluarga sebelumnya

Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya adalah penyakit yang dialami oleh ayah

dari Tn. R yaitu DM dan asma, sedangkan Ibu dari Ny. M memiliki DM. (“kalau ibu

saya kena gula, mungkin mertua saya meninggal itu ee katanya kayak asma”).

PENGKAJIAN LINGKUNGAN

1. Karakteristik rumah

a. Status rumah : rumah orang tua (“rumah orang tua”)

b. Jenis rumah : permanen. (observasi)

c. Perincian denah rumah

U

d. Luas rumah : 240 m2

e. Jumlah ruangan : 7 ruangan yaitu ruang tamu, ruang keluarga sekaligus ruang

makan, 3 kamar tidur, dapur, 1 kamar mandi. (observasi)

f. Jumlah jendela : 7 jendela. Tiap kamar dan tiap ruangan terdapat jendela dan

ventilasi. (observasi)

g. Jenis lantai : keramik. (observasi)

h. Pemanfaatan ruangan: keluarga memanfaatkan setiap ruangan dengan baik,

ruang keluarga dimanfaatkan sekaligus untuk ruang makan. (observasi)

i. Peletakkan perabotan rumah tangga : peletakkan perabot rumah cukup baik,

namun ada yang tidak teratur. Banyaknya perabot rumah tangga tidak

seimbang dengan luasnya rumah, sehingga rumah terlihat sempit. (observasi)

j. Jarak septic tank dengan sumber air : jarak septic tank dengan sumber air

sekitar 10 m. (“yah kira-kira 10 m lah mbak”)

Kamar 2

Kamar 3

R. keluarga

Kamar 1KM

Dapur

T C

TERAS

Ruang tamu

k. Sumber air minum yang digunakan: keluarga ini menggunakan air PAM untuk

air minum, mandi dan mencuci. (pake air PAM, tapi kadang-kadang macet

sih mbak tapi gak terlalu sering)

l. Kondisi air : kondisi air minum, air mandi dan mencuci jernih, bersih dan tidak

berbau tak sedap, layak untuk dipakai. (observasi)

m. Sistem pembuangan sampah: keluarga sudah mempunyai sistem

pembuangan sampah yang baik, tersedia tempat sampah di dalam dan di luar

rumah, dari lingkungan RT pun juga sudah ada petugas sampah yang rutin

mengambil sampah setiap hari. (observasi)

n. Perasaan keluarga terhadap rumah: keluarga mengatakan merasa nyaman,

kerasan dan betah dirumah mereka. Terutama Ny. M karena itu rumah

warisan dari orangtuanya. (“Ya nyaman namanya rumah sendiri, hehee”)

o. Bahaya keamanan: keluarga mengatakan sejauh ini tidak ada masalah

terhadap keamanan, semua aman terkendali dan tidak ada ancaman. (“Di

lingkungan ini sering kayak apa ada pencurian atau gimana gitu bu?gak..ada

poskampling”)

p. Akses jalan : mudah dijangkau, hanya dapat dilewati motor dan sepeda saja.

(observasi)

q. Keadaan dengan rumah sekitar: tidak ada jarak antara satu rumah dengan

rumah yang lain, terlalu berhimpitan, tidak bising, dan tidak polusi.

(observasi)

r. Puas/ tidak dengan penataan rumah : keluarga mengatakan puas dengan

penataan rumah yang sekarang ditempati. (“alhamdulillah sudah puas

dengan keadaan rumah ini mbak”)

s. Pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan terkait lingkungan:

Perawatan rumah pada keluarga Tn. R dilakukan dengan menyapu bagian

dalam rumah dan lingkungan sekitar rumah, mengepel lantai. Selain itu juga

mengelap furniture dari kayu, barang elektronik seperti televisi, dan kaca

jendela. Hal ini dilakukan agar rumah bersih dan sehat. (“Masih kurang bersih

lah”)

2. Karakteristik tetangga

Tn. R merupakan penduduk pendatang, namun tidak dengan Ny. M karena itu

adalah rumahnya sejak kecil. Rumah di sekeliling tempat tinggal Tn. R merupakan

tetangga Tn. R asli penduduk. Daerah tempat tinggal Tn. R merupakan lingkungan

penduduk dengan sosial ekonomi menengah kebawah. Masyarakat sekitar

semua mengenal keluarga Tn. R, interaksi dengan tetangga pun cukup baik dan

ramah walaupun keluarga Tn. R jarang mengikuti perkumpulan warga seperti

arisan dan pengajian. (“Ya,,ee,,maksudnya hubungan dengan tetangga

bagaimana? Ya biasa-biasa saja. Ada, dulukan saya ikut terus karena kerjakan

ada-ada apa ada di PKK kan ada peraturannya, sekali dua kali gak masuk

diperingatkan kalau sudah tiga kali gak boleh ikut ya daripada saya kan saya

kerja waktunya kan belum pasti, ada pasti bisa ikut lha terus mendingan gak ikut

aja.”)

a. Kebiasaan : hanya mengikuti gotong royong (“kalau misalnya ada gotong royong

bu?ya ikut”)

b. Lingkungan fisik : aman. (“gak ada pencurian disini ada pos kampling juga”)

c. Aturan penduduk setempat : menginap harap lapor.

d. Budaya setempat : setiap hari-hari besar seperti 17an diadakan perkumpulan

antar warga. (“ya mbak, ada kumpulan warga pas 17 an”)

e. Persepsi keluarga terhadap komunitas : baik dan mendukung.

3. Mobilitas geografis keluarga

a. Alat transportasi yang ada di daerah

Transportasi yang dapat menjangkau daerah adalah angkutan umum, ojek

dan kendaraan pribadi. (observasi)

b. Alat transportasi yang biasa digunakan keluarga : Alat transportasi yang biasa

digunakan keluarga Tn. R adalah kendaraan pribadi berupa motor dan

angkutan umum (“Motor. Ya kadang angkutan umum”)

c. Kebiasaan keluarga berpindah tempat : keluarga belum pernah berpindah

rumah. (“dari kecil belum pernah pindah mbak”)

d. Lama keluarga tinggal di daerah ini : hampir 7 tahun, sejak menikah. (“Dari

2006”)

e. Cara keluarga mencapai fasilitas kesehatan : dengan menggunakan

kendaraan pribadi, yaitu dengan motor. (“Motor. Ya kadang angkutan

umum”)

f. Sarana transportasi : motor dan angkutan umum. (“Motor. Ya kadang

angkutan umum”)

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

a. Waktu untuk berkumpul : saat gotong royong. (“kalau ada gotong royong

baru kumpul-kumpul mbak”)

b. Perkumpulan yang ada : arisan, gotong royong, pengajian, dan acara pada

hari besar. (“Cuma arisan aja itu aja,, Ikut.. kalau misal ada 17 gitu tujuh

belasan gitu satu keluarga kan di undang itu biasanya ikut”)

c. Peran keluarga dalam perkumpulan : keluarga hanya mengikuti gotong

royong. (“kalau misalnya ada gotong royong bu?ya ikut”)

d. Persepsi keluarga mengenai perkumpulan : bagus untuk membina hubungan

silaturahmi dan komunikasi serta kekerabatan dalam masyarakat agar

tercipta hubungan dengan masyarakat yang rukun dan harmonis namun

karena sibuk bekerja maka keluarga Tn. R tidak pernah mengikuti arisan dan

pengajian. (“ya biasa mbak, gak ada yang malu, gak pernah ikut arisan dan

pengkajian mbak karena sibuk kerja”)

5. Sistem pendukung keluarga

a. Jumlah anggota yang sehat : saat pengkajian dilakukan Ny. M mengatakan

bahwa semua anggota keluarganya sehat.

b. Fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan : fasilitas fisik

yang ada adalah tersedianya sumber daya dan sumber dana untuk

menunjang kesehatan fisik seperti adanya P3K di rumah untuk penanganan

sementara sebelum dibawa ke pelayanan kesehatan. Fasilitas psikologisnya

juga sangat mendukung yaitu suami yang sangat mendukung dan

memperhatikan kondisi istrinya dan orangtua yang memperhatikan anaknya.

Untuk fasilitas sosial sudah terpenuhi, yaitu tetangga dan warga sekitar yang

antusias terhadap keadaan keluarga, dengan saling membantu apabila ada

yang membutuhkan. (“kalau iyan kan kalau panas pastikan saya punya

persediaan obat panas dari waktu periksa gitu, nah itu pasti saya kasih”)

STRUKTUR KELUARGA

1. Pola komunikasi keluarga

Seluruh anggota keluarga Tn. R dalam komunikasi sehari-hari menggunakan

bahasa Indonesia dan bahasa jawa. Keluarga Tn. R mengungkapkan pesan sesuai

dengan isinya, pesan verbal yang disampaikan dapat dimengerti. Komunikasi

dalam keluarga Tn. R seimbang antara Tn. R dan istrinya. Keputusan dalam

keluarga diambil berdasarkan hasil diskusi dan pertimbangan keduanya.

Komunikasi yang dipakai adalah komunikasi dua arah. Tn. R ditempatkan paling

tinggi sebagai kepala keluarga yang harus dihormati dan dipatuhi namun tidak

bertindak sesuai kemauannya sendiri, semua dipertimbangkan bersama dengan

istrinya, Ny. M. (“yah campuran Jawa dan Indonesia, biasa kalau mau ambil

keputusan yah berdua” )

a. Cara komunikasi : komunikasi dalam keluarga dilakukan dengan berbicara

langsung antara Tn. R dan Ny. M (“Biasa baik”)

b. Frekuensi dan kualitas: frekuensi komunikasi cukup sering yakni setiap hari

karena mereka selalu bertemu setiap hari, khususnya pada malam hari

dengan duduk-duduk bersama dengan kualitas komunikasi yang cukup baik

dan efektif. (“biasanya nonton TV bareng sambil ngobrol”)

c. Masalah komunikasi saat ini : Ny. M mengatakan tidak ada masalah

komunikasi yang terjadi saat ini, semua berjalan baik-baik saja dan harmonis.

(“baik-baik aja mbak”)

2. Struktur kekuatan keluarga

a. Pengambilan keputusan dalam keluarga : dalam pengambilan keputusan Tn.

R dan Ny. M selalu berdiskusi terlebih dahulu, melalui perundingan bersama

dan musyawarah keluarga (“Ya berdua”).

b. Peran anggota keluarga dalam pengambilan keputusan : sebagai pemberi

pertimbangan dan saling mendukung. (“yah saling mendukung mbak”)

c. Karakteristik dominasi : Tn. R sebagai kepala keluarga lebih mendominasi

dalam pengambilan keputusan. (“biasanya bapak lebih banyak mengambil

keputusan”)

3. Struktur peran

a. Formal

Tn. R : satpam BNI

Ny. M : penjaga toko

b. Informal

Tn. R : Kepala rumah tangga, suami

Ny. M : istri dan ibu

c. Konflik peran

Ny. M mengatakan peran sudah sesuai yaitu Tn. R sebagai kepala rumah

tangga dan mencari nafkah, sedangkan Ny. M sebagai ibu rumah tangga dan

mencari nafkah. (“ya bekerja dua-duanya mbak”)

4. Nilai dan norma keluarga

Ny. M mengatakan bahwa nilai dan norma dalam keluarga sangat penting seperti

sikap, sopan santun, dan tata karma. Keluarga mengatakan bahwa keluarga

mempunyai norma agama karena agama adalah sesuatu yang sangat penting dan

sebagai pondasi. (“Ya penting..ee apa kayak itu apa misalkan perilaku, ee tu apa

seperti kesopan santunan terus kayak kesenian, ke gotongroyongan,

kekeluargaan. Agama itu kan salah satu apa ya pondasi lah”).

a. Proses pendidikan

Pendidikan dalam keluarga berjalan lancar. Pendidikan Ny. M sampai dengan

SMA sedangkan pendidikan Tn. R sampai dengan SMA. (mengisi kuasioner)

b. Pola asuh keluarga sangat baik dan mendukung, dengan pola asuh yang

demokratis yaitu dengan cara memberikan kebebasan yang bertanggung

jawab kepada anggota keluarga dan pengambilan keputusan yang adil yaitu

mengadakan musyawarah atau diskusi antara suami, istri. (“yah mengasuh

bareng-bareng”)

FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi efektif

a. Kedekatan antar anggota keluarga

Sikap dan hubungan antar anggota keluarga baik saling menyayangi satu

dengan yang lainya. Saat dilakukan pengkajian Ny. M dan An. B terlihat

harmonis. (observasi)

b. Masalah sosial dan hubungan dengan anggota keluarga

d. Keluarga Tn. R selalu berinteraksi satu dengan yang lainya, bercakap-cakap

setiap ada waktu luang bersama. Waktu luang biasanya pada malam hari

setelah pulang dari bekerja. (“biasanya nonton TV bareng sambil ngobrol”)

2. Fungsi sosialisasi

a. Interaksi dalam keluarga

e. Interaksi dalam keluarga tampak cukup baik karena setiap anggota keluarga

meluangkan berkumpul dan bercerita saat masing-masing anggota keluarga

tidak sibuk dengan kegiatannya. (“biasanya nonton TV bareng sambil

ngobrol”)

3. Fungsi perawatan kesehatan

a. Definisi sehat sakit oleh keluarga

Menurut keluarga masalah kesehatan sangat penting, karena sehat mahal

harganya. Sedangkan sakit kondisi badan menurun seperti pusing. (“Ya sehat

itu mahal harganya, hehe.. Oww berarti kalau sakit ya kondisi badan yang

menurun”)

b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat

Keluarga Tn. R sudah dapat mengambil keputusan untuk mengatasi masalah

kesehatan yang terjadi. Penyediaan obat dirumah dan kebiaaan membeli

obat warung dilakukan keluarga, namun jika sudah tidak bisa ditangani

sendiri keluarga akan memilih untuk pergi ke dokter atau fasilitas dan

pelayanan kesehatan lain yang diperlukan. (“Kalau kalau ee apa seperti obat

warung itu kan biasanya paling yang di pakai waktu pusing-pusing gitu pakai

obat warung tapi kalau iyan kan kalau panas pastikan saya kasih punya

persedian obat panas itu dari waktu periksa gitu nha itu pasti saya kasih”)

c. Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit

Keluarga cukup mengetahui keadaan penyakitnya, sebatas cara penanganan

untuk sakit ringan seperti sakit kepala, pusing-pusing dan pegal-pegal.

Perawatan yang dilakukan Ny. M dirumah untuk An. B adalah dengan

menggosok gigi An. B karena belum bisa menggosok gigi secara mandiri.

Gosok gigi diakukan pada saat mandi yaitu pagi dan sore, namun jarang

dilakukan pada saat sebelum tidur dan setelah makan. Sedangkan untuk

masalah psikologis, jika keluarga merasa cemas dan stres biasanya jalan-jalan

atau menonton tv. (“iyan masih dibantu saat menggosok gigi, gosok gigi dua

kali biasanya pagi dan sore. Kalau pas stress itu ya kadang jalan-jalan apa

nanti liat tv ya gitu aja, hehehe”)

d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat

Keluarga mengetahui cara untuk menunjang kesehatan keluarga. Keluarga

cukup memperhatikan kebersihan dan kesehatan rumah. (“kalau sekitar

rumah masih kurang bersih lah”)

e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas dan pelayanan kesehatan

Keluarga cukup mengetahui keberadaan fasilitas dan pelayanan kesehatan

khususnya pelayanan kesehatan yang terdekat seperti dokter praktek

terdekat. Dengan memanfaatkan fasilitas dan pelayanan kesehatan yang

tersedia ketika sakit akan menunjang kesehatan dan keamanan. (“Kalau saya

pergi ke dokter praktek itu di Gang 4, Ngesrep sini, itu cocok-cocokan sich

mbak, hehe”)

4. Fungsi reproduksi

a. Jumlah anak : 1 (satu). (“he’eh anak 1 mbak”)

b. Perencanaan jumlah anggota keluarga : suami, istri, anak 2. (“yah rencananya

punya 2 aja mbak”)

c. Metode untuk mengendalikan jumlah anggota keluarga: Ny. M menggunakan

KB implant. (“pake implant mbak”)

5. Fungsi ekonomi

Kebutuhan sandang, pangan dan papan terpenuhi. Keluarga mampu memenuhi

kebutuhan sandang dan pangan dengan penghasilannya sendiri. Keluarga pun

sudah memiliki rumah sendiri beserta fasilitasnya yang memadai termasuk juga

sarana transportasi. (“untuk kebutuhan yah sudah cukup terpenuhi mbak, yah

cukuplah untuk isi rumah”)

STRESS DAN KOPING KELUARGA

1. Stressor jangka pendek

Stressor jangka pendek yang dialami keluarga saat ini adalah An. B yang

bicaranya lambat dan mengalami gangguan konsentrasi. An. B juga mengalami

karies gigi karena sangat suka makanan manis. An. B sulit makan meskipun sudah

diberi vitamin penambah nafsu makan. (“Penginnya ya apa ya..memberi

pengarahan gimana caranya, penyelesaiannya agar iyan gak gigis, bisa

konsentrasi dan gampang makan”)

2. Stressor jangka panjang

Stressor jangka panjang yang dialami keluarga saat ini adalah kelambatan

perkembangan An. B ditakutkan akan mempengaruhi masa depannya. (“Kan itu

apa saya kan terapi ya..dia kan dulu ngomongnya lambat mbak, terus saya bawa

ke dokter itu katanya gak apa-apa, terus dia kan terlalu aktif terus apa

tangannya kan gak mau diem gitu terus dokter bilang, “owh ini gak apa-apa, ini

karena itu terlalu aktif jadi dia itu apa ee melampiaskannya pada gerakan-

gerakan dia gak mau terus dia gak mau ngomong karena banyak geraknya gitu”)

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

1. Praktik diet keluarga (nutrisi dan cairan)

a. Nutrisi

Nutrisi Tn. R Ny. M An. BFrekuensi 3 x sehari 3 x sehari 3 x sehariKomposisi Nasi, sayur, lauk

paukNasi, sayur, lauk pauk

Nasi, sayur, lauk pauk

Kebutuhan 3 x sehari 3 x sehari 3 x sehariPorsi Satu piring/makan Satu piring/makan 5-7 sendok

b. Cairan

Cairan Tn. R Ny. M An. BFrekuensi 7-8 gelas/ hari @ 200 cc 7-8 gelas/ hari @ 200 cc 7-8 gelas/ hari @ 200 cc

Jenis Air putih Air putih, teh Susu, air putih, tehJumlah 1600 cc 1600 cc 1400 cc

Masalah Tidak ada Tidak ada Kurang suka minum air putih, hanya minum yang manis

c. Istirahat dan tidur keluarga

Tidur Tn. A Ny. M An. BFrekuensi 2x/hari 1x/hari 2x/hari

LamaTidur siang ± 1 jamTidur malam ± 7 jam (23.00-06.00)

Tidur malam ± 6 jam (24.00-06.00)

Tidur siang ± 2 jamTidur malam ± 10 jam (21.00-07.00)

Kualitas Baik Baik BaikKebiasaan sebelum tidur Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Masalah Tidak ada Sering terbangun pada malam hari

Tidak ada

d. Olahraga/ mobilisasi

Keluarga Tn. R tidak pernah melakukan olahraga. Mobilisasi hanya dilakukan

ketika membersihkan rumah dan melakukan aktivitas sehari-hari.

e. Personal hygiene

Personal hygiene Tn. R Ny. M An. BMandi 2x sehari 2x sehari 2x sehari

Sikat gigi 2x sehari 2x sehari 2x sehariPotong kuku Seminggu sekali Jarang Seminggu sekali

Keramas 2-3x sehari 2-3x sehari Setiap hari

PENGKAJIAN PSIKIATRIK

1. Konsep diri

Ny. M mengatakan sudah puas dengan fisiknya, tidak merasa minder, dan

memiliki harapan serta cita-cita. Ny. M ingin menjadi istri dan ibu yang baik dan

berharap anaknya sekolah setinggi mungkin dan jadi anak yang berhasil. (“Ee

harapan saya ingin jadi ibu rumah tangga yang baik, pengin jadi istri yag baik,

hehehe”)

2. Status kesehatan mental

Status kesehatan mental pada Ny. M baik, sadar pada diri sendiri dan lingkungan.

Saat diajak berinteraksi Ny. M tampak memperhatikan dengan seksama dan

merespon sesuai dengan pertanyaan yang diterima. Sedangkan An. B sulit diajak

berinteraksi. (observasi)

3. Pengkajian risiko

Setelah dilakukan pengukuran antropometri pada An. B berdasarkan BB/TB An.

B, diperoleh nilai Z Score -1,625 yang berarti An. B berada dalam kategori normal.

Sedangkan berdasarkan BB/U diperoleh nilai Z score -1,27 berada dalam kategori

normal dan berdasarakan TB/U diperoleh hasil 0,13 yang berada dalam kategori

normal. Kebiasaan An. B sangat suka makanan manis, tidak terlalu suka makan

nasi maupun roti namun suka sayur. Jika kebiasaan ini diteruskan maka akan

beresiko terkena diabetes karena konsumsi gula yang berlebihan dan juga

dengan adanya keturunan DM. (kuesioner, observasi dan wawancara berupa:

“Kalau iyan sukanya yang manis-manis mbak”)

4. Harapan keluarga terhadap perawat berhubungan dengan masalah yang

dihadapi. Ny. M berharap tenaga kesehatan dan mahasiswa dapat membantu

dalam mengatasi masalah An. B. (“Ee harapan saya ingin jadi ibu rumah tangga

yang baik, pengin jadi istri yag baik, hehehe. Kalau iyan ya saya penginnya dia

sekolah yang baik, tinggi, pengin jadi orang yang baik, hehe”)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak ada

PEMERIKSAAN FISIK

Bagian Tn. R Ny. M An. B

KepalaWarna rambut hitam, lurus, penyebaran merata, tidak ada lesi dan benjolan

Warna rambut hitam, lurus, penyebaran merata, tidak ada lesi dan benjolan

Warna rambut hitam, lurus, penyebaran merata, tidak ada lesi dan benjolan

Mata Simetris, bersih, konjungtiva tidak anemis, tidak ikterik

Simetris, bersih, konjungtiva tidak anemis, tidak ikterik

Juling, bersih, konjungtiva tidak anemis, tidak ikterik

Hidung Bersih, tidak ada sekret, simetris

Bersih, tidak ada sekret, simetris

Bersih, tidak ada sekret, simetris

Telinga Simetris, bersih Simetris, bersih Simetris, bersih

Mulut Bersih, mukosa bibir lembab Bersih, mukosa bibir lembab Bersih, mukosa bibir lembab, karies gigi

LeherTrakhea simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, reflek menelan positif

Trakhea simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, reflek menelan positif

Trakhea simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, reflek menelan positif

DadaI: pengembangan dada simetris

I: pengembangan dada simetris

I: pengembangan dada simetris

Perut I: perut datar I: perut cembung I: perut datar

Ekstremitas Lengkap, tidak ada edema dan varises

Lengkap, tidak ada edema dan varises

Lengkap, tidak ada edema dan varises

Genetalia Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji

TTV

RR:20 x/menitHR:88 x/menitTD:120/90BB: 60 kgTB: 170 cm

RR:20 x/menitHR:90 x/menitTD:110/70BB: 55 kgTB: 154 cm

RR:22 x/menitHR:86 x/menitBB: 17 kgTB: 113 cm

Tgl pengkajian 24 April 2012 24 April 2012 24 April 2012

ANALISA DATA

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO DATA FOKUS DIAGNOSA KEPERAWATAN

TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS KODE NIC

RENCANA TINDAKAN

1. DS : 1. Ny. M mengatakan

kesulitan dalam memberikan arahan pada anak ketika belajar dan bersikap, karena An. B terlalu hiperaktif dan suah konsentrasi (“Ya mungkin ya itu apa, kan anaknya sendiri kan itu mbak apa susah konsentrasinya kan kurang. Masih semaunya dia, ya kadang ya belajarnya itu belum terkontrol”)

2. Ny. M mengatakan (“saat umur 5 bulan pernah jatuh dari kereta dorong dan dibawa ke tukang urut, kemudian usia 3 tahun dibawa ke dokter dan tukang pijat karena

Keterlambatan perkembangan berhubungan dengan gangguan kognitif

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 bulan masalah keluyuran An. B teratasi dengan kriteria hasil:1. An. B dapat

fokus terhadap aktivitas yang dilakukan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 hari dengan 1 kali pertemuan @30 menit masalah An. B teratasi dengan kriteria hasil: 1. An. B melakukan

aktivitas hingga selesai

2. Skor GPPH An. B berkurang dari 16 menjadi 13

4430

4310

Therapeutic play1. Komunikasikan tujuan bermain

kepada anak dan keluarganya2. Mendiskusikan aktivtas

permainan dengan keluarga3. Menanyakan kembali kepada

anak terkait dengan ekspresi perasaan selama bermain.

Therapy activity1. Membuatkan jadwal aktivitas

untuk rutinitas sehari-hari klien

bicaranya lambat”)3. Ny. M mengatakan An. B

bicaranya lambat dan terlalu aktif serta tangannya tidak bisa diam, Ny. M mengatakan An. B pernah diberi terapi oleh dokter pada umur 3 tahun (“dia kan dulu ngomongnya lambat mbak, terus saya bawa ke dokter itu katanya gak apa-apa, terus dia kan terlalu aktif terus apa tangannya kan gak mau diem gitu terus dokter bilang, “owh ini gak apa-apa, ini karena itu terlalu aktif jadi dia itu apa ee melampiaskannya pada gerakan-gerakan dia gak mau terus dia gak mau ngomong karena banyak geraknya gitu.”)

DO:1. Hasil pengukuran GPPH

mendapatkan skor 16 (menunjukkan GPPH)

2. Hasil pengukuran KPSP

mendapatkan skor 23. Hasil observasi An. B

terlalu aktif dan tidak bisa diam

4. An. B tidak dapat menulis5. An. B sangat susah

konsentrasi6. An. B sering memukul

temannya2. DS :

1. Ny. M mengatakan An. B sangat menyukai makanan dan minuman manis (“Kalau iyan skanya yang manis-manis mbak”)

2. Ny. M mengatakan An. B tidak bisa melakukan gosok gigi secara mandiri (“I: Dek iyan sikat gigi sendiri bu. Ny. M: gak”)

3. Ny. M mengatakan kurang tahu cara menggosok gigi secara benar (“yah gosok gigi keyak biasanya aja mbk”)

4. Ny. M mengatakan An. B sebelum tidur mengkonsumsi makanan atau minuman manis

Kerusakan gigi berhubungan dengan hygiene oral yang tidak efektif

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 bulan diharapkan kerusakan gigi teratasi dengan kriteria hasil :1. Tidak ada karies

gigi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 hari dengan 2 kali pertemuan @30 menit jam diharapkan higiene oral yang tidak efektif teratasi dengan kriteria hasil: 1. An. B menggosok

gigi sesudah makan dan sebelum tidur

2. An. B dapat melakukan gosok gigi secara mandiri

3. An. B dapat menyebutkan 3

5614

5604

1. Mengidentifikasi pengetahuan anak tentang makanan sehat yang baik dikonsumsi

2. Mengidentifikasi makanan kesukaan anak dan menentukan makanan yang baik untuk kesehatan gigi

3. Menginformasikan kepada anak makanan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi

1. Memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar menggosok gigi

2. Melibatkan keluarga dalam proses pendidikan kesehatan

3. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai cara

(“sukanya yang manis-manis mbak, teh dia suka pokonya yang manis-manis, sebelum tidur juga sering makan yang manis”)

DO:1. Saat dilakukan observasi

An. B tidak tahu cara menggosok gigi yang benar

2. An. B selalu makan dan minum yang manis

3. Sebagian besar gigi An. B mengalami karies gigi

4. Di sekolah tidak ada program untuk mengatasi masalah terkait karies gigi

dari 5 makanan dan 2 dari 3 makanan penyebab karies gigi

4. An. B dapat menyebutkan 2 dari 6 cara gosok gigi dengan benar

1801

7726

menggosok gigi4. Mengevaluasi kemampuan

anak dalam menggosok gigi5. Memantau kesehatan gigi

anak

1. Menganjurkan orang tua untuk memfasilitasi kebutuhan perlengkapan gosok gigi sesuai umur anak

1. Memperkenalkan anak kepada petugas kesehatan terutama dokter gigi dan perawat

3. DS : 1. Ny. M mengatakan Tn. M

memiliki riwayat diabetes karena pola makan (“Dulu bapaknya pernah tinggi kan gulanya”)

2. Ny. M mengatakan Tn. M kadar gulanya sudah normal dengan mengurangi makanan dan minuman manis (“(“Dulu bapaknya pernah tinggi kan gulanya terus dikasih

Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 bulan diharapkan kadar glukosa darah stabil dengan kriteria hasil:1. Klien mampu

mengontrol asupan diet (GDS 60-125 mg/dL)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 20 menit diharapkan kadar glukosa darah stabil dengan kriteria hasil:1. Klien mampu

menyebutkan 3 dari 4 gejala DM

2. Klien mampu menyebutkan 3 makanan yang

1100 Nutrition management 1. Dorong asupan kalori sesuai

untuk tipe tubuh dan gaya hidup

2. Menawarkan makanan ringan (misalnya, sering minuman, buah-buahan segar / jus buah)

3. Anjurkan makan makanan pengganti gula yang sesuai bagi keluarga

4. Memberikan pendidikan kesehatan yang tepat tentang

obat terus turun. Kalau ibu saya kena gula. Mungkin itu yang itu bapaknya meninggal mungkin it ee itu apa itu yang katanya kayak asma atau apa ya”)

3. Ny. M mengatakan Tn. R bekerja pada pukul 07.00-14.00 WIB (“iya mbak, bekerjanya dari jam 07.00-14.00”)

4. Ny. M mengatakan An. B sekolah pukul 09.30-11.30 WIB (“sekolahnya dari jam pukul 09.30-11.30 WIB”)

5. Ny. M mengatakan ibunya memiliki riwayat DM (“iya orang tua saya punya DM juga”)

6. Ny. M mengatakan An. B sangat suka mengkonsumsi makanan dan minuman manis, An. B tidak dapat dikontrol ketika makan dan minum yang manis. (“sukanya yang manis-manis mbak, teh dia suka pokonya yang manis-manis, sebelum

potensial menyebabkan DM

2120 makanan sehat bernutrisi.

Hyperglycemia management1. Memonitor tanda-tanda dan

gejala hiperglikemia: poliuria, polidipsia, polifagia, kelemahan

2. Mendorong pemantauan diri kadar glukosa darah

3. Uji kadar glukosa darah anggota keluarga

4. Motivasi keluarga terhadap kepatuhan diet dan olah raga.

tidur juga sering makan yang manis”)

DO:1. Hasil observasi An. B

terlihat sering makan dan minum yang manis

2. GDS : 100 mg/dl

POHON MASALAH I

Sifat masalah : Aktual

Prioritas masalah : High priority

Keefektifan intervensi : Efektif dengan pemberian terapi aktivitas

DS : 1. Ny. M mengatakan kesulitan dalam memberikan

arahan pada anak ketika belajar dan bersikap, karena An. B terlalu hiperaktif dan suah konsentrasi (“Ya mungkin ya itu apa, kan anaknya sendiri kan itu mbak apa susah konsentrasinya kan kurang. Masih semaunya dia, ya kadang ya belajarnya itu belum terkontrol”)

2. Ny. M mengatakan (“saat umur 5 bulan pernah jatuh dari kereta dorong dan dibawa ke tukang urut, kemudian usia 3 tahun dibawa ke dokter dan tukang pijat karena bicaranya lambat”)

3. Ny. M mengatakan An. B bicaranya lambat dan terlalu aktif serta tangannya tidak bisa diam, Ny. M mengatakan An. B pernah diberi terapi oleh dokter pada umur 3 tahun (“dia kan dulu ngomongnya lambat mbak, terus saya bawa ke dokter itu katanya gak apa-apa, terus dia kan terlalu aktif terus apa tangannya kan gak mau diem gitu terus dokter bilang, “owh ini gak apa-apa, ini karena itu terlalu aktif jadi dia itu apa ee melampiaskannya pada gerakan-gerakan dia gak mau terus dia gak mau ngomong karena banyak geraknya gitu.”)

DO:

1. Hasil pengukuran GPPH mendapatkan skor 16 (menunjukkan GPPH)

2. Hasil pengukuran KPSP mendapatkan skor 23. Hasil observasi An. B terlalu aktif dan tidak bisa

diam4. An. B tidak dapat menulis5. An. B sangat susah konsentrasi6. An. B sering memukul temannyaAn. B sangat susah

konsentrasi7. An. B sering memukul temannya

Effect :Penurunan konsentrasi

Core problem :Keterlambatan perkembangan

Causa :gangguan kognitif

POHON MASALAH II

Sifat masalah : Aktual

Prioritas masalah : High priority

Keefektifan intervensi : Efektif dengan pemberian pendidikan kesehatan

1. Ny. M mengatakan An. B sangat menyukai makanan dan minuman manis (“Kalau iyan skanya yang manis-manis mbak”)

2. Ny. M mengatakan An. B tidak bisa melakukan gosok gigi secara mandiri (“I: Dek iyan sikat gigi sendiri bu. Ny. M: gak”)

3. Ny. M mengatakan kurang tahu cara menggosok gigi secara benar (“yah gosok gigi keyak biasanya aja mbk”)

4. Ny. M mengatakan An. B sebelum tidur mengkonsumsi makanan atau minuman manis (“sukanya yang manis-manis mbak, teh dia suka pokonya yang manis-manis, sebelum tidur juga sering makan yang manis”)

DO:

1. Saat dilakukan observasi An. B tidak tahu cara menggosok gigi yang benar

2. An. B selalu makan dan minum yang manis3. Sebagian besar gigi An. B mengalami karies gigi

Di sekolah tidak ada program untuk mengatasi masalah terkait karies gigi

Effect : penurunan nafsu makan dan

nyeri

Core problem : Kerusakan gigi

Causa :hygiene oral yang

tidak efektif

POHON MASALAH III

Sifat masalah : Risiko

Prioritas masalah : Medium priority

Keefektifan intervensi : Efektif dengan pemberian pendidikan kesehatan

DS :

1. Ny. M mengatakan Tn. M memiliki riwayat diabetes karena pola makan (“Dulu bapaknya pernah tinggi kan gulanya”)

2. Ny. M mengatakan Tn. M kadar gulanya sudah normal dengan mengurangi makanan dan minuman manis (“(“Dulu bapaknya pernah tinggi kan gulanya terus dikasih obat terus turun. Kalau ibu saya kena gula. Mungkin itu yang itu bapaknya meninggal mungkin it ee itu apa itu yang katanya kayak asma atau apa ya”)

3. Ny. M mengatakan Tn. R bekerja pada pukul 07.00-14.00 WIB (“iya mbak, bekerjanya dari jam 07.00-14.00”)

4. Ny. M mengatakan An. B sekolah pukul 09.30-11.30 WIB (“sekolahnya dari jam pukul 09.30-11.30 WIB”)

5. Ny. M mengatakan ibunya memiliki riwayat DM (“iya orang tua saya punya DM juga”)

6. Ny. M mengatakan An. B sangat suka mengkonsumsi makanan dan minuman manis, An. B tidak dapat dikontrol ketika makan dan minum yang manis. (“sukanya yang manis-manis mbak, teh dia suka pokonya yang manis-manis, sebelum tidur juga sering makan yang manis”)

DO:

1. Hasil observasi An. B terlihat sering makan dan minum yang manis

2. GDS : 100 mg/dl

Effect :Gula darah tidak

stabil

Core problem :Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah