View
219
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 1/27
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada umumnya kota-kota besar merupakan pusat kegiatan, baik industri,
ekonomi dan pemerintahan. Populasi penduduk kota yang besar dan cenderung
meningkat mengakibatkan meningkatnya jumlah kebutuhan fisik pendukung, baik
kebutuhan primer maupun sekunder. Untuk memenuhi kebutuhan yang semakin
meningkat tersebut maka pemasalahan yang timbul juga semakin banyak. Salah satu
permasalahan kota yang sering dihadapi dengan meningkatnya kebutuhan
penduduknya adalah semakin tingginya aktivitas kendaraan angkutan barang untukmensupply barang dari titik produksi atau distributor ke pusat perbelanjaan atau
sebaliknya.
Setiap pergerakan kendaraan pasti dimulai dan diakhiri oleh keadaan berhenti
tetap, yang disebut dengan dengan parkir. Termasuk dalam hal ini adalah kendaraan
angkutan barang. Kendaraan angkutan barang mempunyai karakteristik utama yaitu
memiliki dimensi yang besar, akibat dimensi yang besar ini manuver pergerakannya
umumnya lebih lambat dan membutuhkan ruang yang lebih besar untuk bergerak
maupun parkir. Selain itu angkutan barang juga memerlukan waktu untuk aktivitas
loading dan unloading barang serta proses pengantaran (good conveyance) dengan
tenaga manusia untuk sampai ke tempat tujuan akhir barang tersebut (misalnya toko).
Dengan demikian khusus terkait dengan pusat perbelanjaan, keberadaan angkutan
barang menjadi sangat mempengaruhi kapasitas ruang parkir. Semakin besar aktivitas
angkutan barang, baik yang meninggalkan atau menuju pusat kegiatan, maka semakin
besar pula kebutuhan ruang parkir. Kondisi semacam ini sesungguhnya
membutuhkan ruang parkir yang memadai, namun persediaan ruang parkir di
kawasan pusat kota biasanya sangat terbatas.
Permasalahan parkir merupakan masalah umum dijumpai di kota-kota besar
akibat keterbatasan lahan. Dalam usaha menangani masalah tersebut, tidak hanya
diperlukan pengadaan lahan parkir yang cukup, namun juga diperlukan manajemen
Universitas Indonesia
7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 2/27
2
parkir yang baik, dimana kebutuhan akan lahan parkir ( demand ) dan prasarana yang
disediakan ( supply ) haruslah seimbang dan disesuaikan dengan karakteristik
pengguna parkir, termasuk karakteristik angkutan barang.
Pasar Jatinegara sebagai salah satu pusat perbelanjaan grosir yang berada DKI
Jakarta tidak terlepas dari masalah parkir. Sebagai pusat perbelanjaan grosir, jenis
angkutan yang cukup mendominasi lahan parkir Pasar Jatinegara adalah jenis
kendaraan angkutan barang. Akibat meningkatnya aktivitas perekonomian di Pasar
Jatinegara mengakibatkan peningkatan jumlah kendaraan angkutan barang. Hal ini
menimbulkan masalah serius akibat ketidaksesuaian ketersedian lahan parkir
dibandingkan dengan jumlah kendaraan angkutan barang yang ada. Kondisi ini
diperparah oleh adanya larangan parkir on-street pada hari kerja sejak tanggal 17 juni2013 sehingga kapasitas parkir semakin berkurang. Berbeda dengan upaya
mengendalikan perjalanan orang (person trip) yang dapat dilakukan dengan
mengalihkan mereka pada moda angkutan umum, pada perjalanan terkait barang
tidak dapat dihindarkan keberadaan angkutan barang di pusat kota, dalam hal ini
pusat perbelanjaan, karena angkutan barang merupakan induk dalam logistik barang..
Dengan demikian maka perlu dilakukan penelitian mengenai karakteristik dan
kebutuhan parkir angkutan barang, khususnya di wilayah pusat perbelanjaan
termasuk kegiatan pengantar barang (good conveyance) sehingga diharapkan dapat
dilakukan manajemen parkir yang lebih efektif, yang tidak hanya memperhatikan
keberadaan kendaraan pengangkut orang tetapi juga kendaraan angkutan barang.
1.2. Rumusan Masalah
Akibat meningkatnya aktivitas perekonomian di Pasar Jatinegara maka terjadi
peningkatan jumlah kendaraan angkutan barang. Hal ini menimbulkan masalah serius
akibat ketidaksesuaian ketersedian lahan parkir dibandingkan dengan jumlah
kendaraan angkutan barang yang ada. Disisi lain, kendaraan angkutan barang
memiliki karakteristik yang berbeda dengan kendaraan lainnya. Akibat dimensi,
manuver maupun kebutuhan proses loading dan unloading serta pengantaran barang
Universitas Indonesia
7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 3/27
3
dari angkutan barang mengakibatkan kebutuhan ruang parkirnya menjadi khusus.
Oleh karena itu diperlukan manajemen parkir yang memperhatikan secara khusus
keberadaan angkutan barang sehingga diharapkan lalu litas angkutan barang tersebut
menjadi lebih lancar dan perekonomian meningkat. Berdasarkan hal ini, maka dapat
dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah karakteristik parkir angkutan barang di Pasar Jatinegara sebelum
dan sesudah diberlakukannya larangan parkir on-street?
2. Bagaimana karakteristik pengantar barang (good conveyance) di Pasar jatinegra?
3. Bagaimana efektifitas pengaturan ruang parkir khususnya terhadap kendaraan
angkutan barang di Pasar Jatinegara?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis karakteristik parkir kendaraan angkutan barang di Pasar Jatinegara
sebelum dan sesudah diberlakukannya larangan parkir on-street.
2. Menganalisis karakteristik pengantar barang di Pasar Jatinegara.
3. Menganalisis efektifitas pengaturan ruang parkir, khususnya terhadap kendaraan
angkutan barang di Pasar Jatinegara.
1.4. Batasan Masalah
Dari permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka batasan permasalahan
dalam penelitian ini adalah : jenis kendaraan yang disebut sehingga angkutan barang
adalah semua jenis kendaraan yang digunakan untuk mengangkut barang untuk
kebutuhan komersial.
Universitas Indonesia
7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 4/27
4
1.5. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini akan menggunakan metode penulisan sebagai berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN
Berisikan tentang latar belakang penilitian ini dibuat, tujuan penelitian, rumusan
masalah, dan sistematika penulisan.
2. BAB II STUDI PUSTAKA
Berisi uraian-uraian dasar teori yang mendukung analisi permasalahan yang akan
dilakukan.
3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang metode yang digunakan dalam melaksanakan penelitian
4. BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
Berisi informasi mengenai tata cara dan pengumpulan data dari obyek penelitian
dan pengolahan terhadap data tersebut
5. BAB V PENUTUP
Berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan pada bab-bab
sebelumnya dan saran mengenai temuan-temuan penting untuk dijadikan masukan
yang diperoleh dari penelitian ini.
Universitas Indonesia
7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 5/27
5
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1. Pengertian Dasar Parkir
Parkir adalah keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang bersifat
sementara (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1996). Selain pengertian di atas
beberapa ahli memberikan definisinya tentang parkir, yaitu :
1. Parkir adalah memangkalkan / menempatkan dengan memberhentikan kendaraan
angkutan orang/barang (bermotor/tidak bermotor) pada suatu tempat parkir dalam
jangka waktu tertentu (Tamin, 2008).
2. Semua kendaraan tidak mungkin bergerak terus, pada suatu saat ia harus berhenti
untuk sementara waktu (menurunkan muatan) atau berhenti cukup lama yang
disebut parkir (Warpani,1992).
2.2. Parkir Dalam Sistem Transportasi
Pada dasarnya sistem transportasi terbagi atas 3 elemen utama yaitu
kendaraan, prasarana lintasan dan terminal. Lalu-lintas berjalan menuju suatu tempat
tujuan dan setelah mencapai tempat tersebut kendaraan membutuhkan suatu tempat
pemberhentian. Tempat pemberhentian tersebut kemudian disebut sebagai ruang
parkir. Agar sistem transportasi kendaraan menjadi lebih efisien maka pada tempat-
tempat yang dianggap dapat membangkitkan pergerakan perjalanan harus
menyediakan fasilitas pelayanan yang memadai. Bertambahnya jumlah penduduk dan
kepemilikan kendaraan akan meningkatkan permintaaan terhadap jalan untuk
menampung kegiatan lalu lintas. Penyediaan tempat-tempat parkir di pinggir jalan
pada lokasi jalan tertentu baik di badan jalan maupun dengan menggunakan sebagian
dari perkerasan jalan mengakibatkan turunnya kapasitas jalan, terhambatnya arus lalu
lintas dan penggunaan jalan menjadi tidak efektif (Pusdiklat Direktorat Jendral
Perhubungan Darat, 1995). Penyediaan fasilitas parkir juga dapat berfungsi sebagai
salah satu alat pengendali lalu lintas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka pada
Universitas Indonesia
7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 6/27
6
kawasan-kawasan tertentu dapat disediakan fasilitas parkir untuk umum yang
diusahakan sebagai suatu kegiatan usaha yang berdiri sendiri dengan memungut
bayaran. Fasilitas tersebut dapat berupa gedung parkir dan taman parkir. Penyediaan
fasilitas parkir ini dapat pula merupakan penunjang kegiatan ataupun bagian yang
tidak terpisahkan dari kegiatan pokok misalnya gedung pertokoan ataupun
perkantoran.
2.3. Jenis Parkir
Sarana parkir merupakan bagian dari sistem transportasi dalam perjalanan
mencapai tujuan karena kendaraan yang digunakan memerlukan parkir. Sarana parkir
ini pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi (Direktorat Jendral PerhubunganDarat, 1998) :
1. Parkir di jalan (on-street parking)
Parkir on-street adalah jenis parkir yang penempatannya di sepanjang tepi badan
jalan dengan ataupun tidak melebarkan badan jalan itu sendiri bagi fasilitas parkir.
Parkir jenis ini sangat menguntungkan bagi pengunjung yang menginginkan parkir
dekat dengan tempat tujuan. Tempat parkir seperti ini dapat ditemui di kawasan
pemukiman berkepadatan cukup tinggi serta pada kawasan pusat perdagangan dan
perkantoran yang umumnya tidak siap untuk menampung pertambahan dan
perkembangan jumlah kendaraan yang parkir. Kerugian parkir jenis ini dapat
mengurangi kapasitas jalur lalu lintas yaitu badan jalan yang digunakan sebagai
tempat parkir. Parkir ini terdiri dari (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998) :
a. Parkir di daerah perumahan
b. Parkir di pusat kota, tidak dikontrol (uncontrolled)
c. Parkir di pusat kota, terkontrol (controlled)
2. Parkir di luar jalan (off street parking)
Untuk menghindari terjadinya hambatan akibat parkir kendaraan di badan jalan
parkir di luar badan jalan / off-street parking menjadi pilihan yang terbaik. Terdapat
dua jenis parkir di luar badan jalan, yaitu :
Universitas Indonesia
7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 7/27
7
a. Pelataran parkir
Pelataran parkir di daerah pusat kota sebenarnya merupakan suatu bentuk yang
tidak ekonomis. Karena itu di pusat kota umumnya jarang terdapat peralatan parkir
yang dibangun oleh gedung-gedung yang berkepentingan, dimana masalah
keuntungan ekonomi dari parkir bukan lagi merupakan suatu hal yang penting.
b. Gedung parkir bertingkat
Saat ini bentuk yang banyak dipakai adalah gedung parkir bertingkat, dengan
jumlah lantai yang optimal 5, serta kapasitas sekitar 500 sampai 700 mobil. Terdapat
dua alternatif biaya parkir yang akan diterima oleh pemakai kendaraan, tergantung
pada pihak pengelola parkir, yaitu pihak pemerintah setempat menerapkan biaya
nominal atau pemerintah setempat menyerahkan pada pihak operator komersial yang
menggunakan biaya struktural. Biasanya pemerintah lokal mengatasi defisit parkir di
luar badan jalan tadi dengan Dana Pajak (Rate Fund) atau dari surplus parkir meter.
Berbeda dengan pihak swasta yang terlibat dalam properti, pihak swasta yang terlibat
dalam bisnis perparkiran ini tidak menerima subsidi dari pemerintah sehingga tidak
ada cara lain untuk tetap dapat berbisnis di bidang ini dan mendapatkan profit. Hal
inilah yang perlu mendapatkan pengawasan dari pemerintah dalam pelaksanaannya,
sebab penerapan tarif oleh pengelola yang tujuannya adalah untuk mendapatkankeuntungan akan menerapkan tarif yang lebih tinggi dari tarif yang seharusnya. Hal
ini tentu akan merugikan masyarakat sebagai pengguna jasa parkir dan mengurangi
kenyamanan dalam penggunaannya
.
Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan berkaitan dengan parkir di luar jalan
ini, yaitu :
1. Penyediaan petak parkir yang optimal,
2. Peningkatan efisiensi pengendara pada saat keluar-masuk ruang parkir,
3. Menciptakan suasana yang aman dan nyaman, dan
4. Menata pintu masuk dan keluar fasilitas parkir dengan jalur pejalan kaki atau arus
lalu lintas setempat agar nyaman dan aman.
Universitas Indonesia
7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 8/27
8
2.4. Posisi Parkir
Posisi parkir kendaraan baik on street parking maupun off street parking akan
sangat menentukan dalam besar kecilnya ruang parkir yang dibutuhkan dan
pengefektifannya. Menurut posisi parkir kendaraan dibedakan menjadi beberapa tipe,
yaitu (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998) :
a. Parkir secara paralel/bersudut 180° terhadap sisi jalan atau dinding bangunan.
Posisi parkir ini untuk on street parking mempunyai keuntungan yaitu reduksi
lebar badan jalan tidak terlalu besar sehingga tidak terlalu mengganggu gerakan lalu
lintas, akan tetapi panjang yang terpakai akan lebih besar akibatnya hanya mampu
menampung sedikit kendaraan.
Gambar 2. 1. Parkir secara paralel atau bersudut 180°
b. Parkir tegak lurus atau bersudut 90° terhadap sisi jalan atau dinding bangunan.
Posisi parkir ini untuk on street parking mempunyai keuntungan yaitu ruang
parkir dapat ditempati lebih banyak, akan tetapi reduksi terhadap badan jalan lebih
besar dibandingkan dengan cara parkir sejajar sisi jalan.
Gambar 2. 2. Parkir tegak lurus atau bersudut 90°
Universitas Indonesia
7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 9/27
9
c. Parkir bersudut 30°, 45°, dan 60° terhadap sisi jalan atau dinding bangunan.
Pada on street parking, cara parkir seperti ini dapat menjadi salah satu jalan
tengah yang diambil untuk memperkecil reduksi lebar badan jalan. Sedangkan pada
off street parking bermanfaat untuk mencari efisiensi penggunaan ruang parkir.
Gambar 2. 3. Parkir Menyudut dengan Sudut 30°
Gambar 2. 4. Parkir Menyudut dengan Sudut 45°
Gambar 2. 5. Parkir Menyudut dengan Sudut 60°
Universitas Indonesia
7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 10/27
10
2.5. Status Parkir
Menurut statusnya parkir dapat dikelompokkan menjadi (Direktorat Jendral
Perhubungan Darat, 1998) :
1. Parkir umum
Parkir umum adalah perparkiran yang menggunakan tanah-tanah, jalan-jalan atau
lapangan-lapangan yang dimiliki/dikuasai dan pengelolaannya diselenggarakan oleh
Pemerintah Daerah.
2. Parkir khusus
Parkir khusus adalah perparkiran yang menggunakan tanah-tanah yang dikuasai
dan pengelolaannya diselenggarakan oleh pihak ketiga.
3.
Parkir daruratParkir darurat adalah perparkiran di tempat-tempat umum, baik menggunakan
tanah, jalan atau lapangan milik atau penguasaan Pemerintah Daerah atau swasta
karena kegiatan insidentil.
4. Taman parkir
Taman parkir adalah suatu areal bangunan perparkiran yang dilengkapi fasilitas
sarana perparkiran yang pengelolaannya diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.
5. Gedung parkir
Gedung parkir adalah bangunan yang dimanfaatkan untuk tempat parkir
kendaraan yang penyelenggaraannya oleh Pemerintah Daerah atau pihak yang
mendapat ijin dari Pemerintah Daerah.
2.6. Parkir Menurut Jenis Tujuan Parkir
Menurut jenis tujuan parkir dapat digolongkan menjadi (Direktorat Jendral
Perhubungan Darat, 1998) :
1. Parkir penumpang, yaitu parkir untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.
2. Parkir barang, yaitu parkir untuk bongkar muat barang.
Keduanya sengaja dipisahkan agar parkir penumpang dan barang tidak saling
mengganggu.
Universitas Indonesia
7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 11/27
11
2.7. Teori Perancangan
2.7.1. Dimensi Ruang
Suatu “Satuan Ruang Parkir” (SRP) adalah tempat untuk satu kendaraan.Pada
tempat dimana parkir dikendalikan, maka tempat parkir harus diberi marka pada
permukaan jalan. Dimensi ruang parkir menurut Dirjen Perhubungan Darat
dipengaruhi oleh:
1. Lebar total kendaraan
2. Panjang total kendaraa
3. Jarak bebas
4. Jarak bebas arah lateral
Penentuan “Satuan Ruang Parkir” (SRP) dibagi atas tiga jenis kendaraanseperti terlihat pada tabel 2.1.
Tabel 2. 1 Penentuan Satuan Ruang Parkir
No Jenis kendaraan Satuan Ruang Parkir
1. Mobil penumpang untuk golongan I 2.30 x 5.00
2. Mobil penumpang untuk golongan II 2.50 x 5.00
3. Mobil penumpang untuk golongan III 3.00 x 5.00
4. Bus / Truck 3.40 x 12.50
5. Motor 0.75 x 2.00
Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan, 1996
• Golongan I : karyawan / pekerja kantor, tamu/pengunjung pusat
kegiatan perkantoran, perdagangan, pemerintahan, universitas.
Universitas Indonesia
7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 12/27
12
• Golongan II : pengunjung tempat olah raga, pusat hiburan/rekreasi,
hotel, pusat perdagangan eceran/swalayan, rumah sakit, bioskop.
• Golongan III : orang cacat
2.7.2. Kebutuhan Ruang Gerak
Kebutuhan ruang gerak kendaraan parkir dipengaruhi oleh:
1. Sudut parkir
2. Lebar ruang parkir
3. Ruang parkir efektif
4. Ruang maneuver
5. Lebar pengurangan manuver (2,5 m)
Standar kebutuhan gerak yang disarankan oleh Direktorat Jendral
Perhubungan Darat dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2. 2. Kebutuhan Ruang Gerak Kendaraan
Sudut parkir
(0⁰)
Lebar Ruang Parkir
(m)
Ruang Parkir Efektif
(m)
Ruang Manuver
(m)
0 2,3 2,3 3,0
30 2,5 4,5 2,9
45 2,5 5,1 3,7
60 2,5 5,3 4,6
90 2,5 5,0 5,8
Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan, 1996
Universitas Indonesia
7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 13/27
13
2.7.3. Standar Kebutuhan Ruang Parkir
Standar kebutuhan ruang parkir akan berbeda-beda untuk tiap jenis tempat
kegiatan. Hal ini disebabkan antara lain karena perbedaan tipe pelayanan, tarip yang
dikenakan, ketersediaan ruang parkir, tingkat kepemilikan kendaraan bermotor, dan
tingkat pendapatan masyarakat. Dari hasil studi Direktorat Jendral Perhubungan
Darat, standar kebutuhan ruang parkir untuk pusat perdagangan dapat disajikan dalam
tabel 2.3.
Tabel 2. 3. Kebutuhan SRP di pusat perdagangan
Luas Area Total (100 m²) 10 20 50 100 500 1000 1500 2000
Kebutuhan SRP 59 67 88 125 415 777 1140 1502
Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan, 1996
2.7.4. Faktor-Faktor Penentu Perencana Parkir
Agar parkir dapat digunakan sesuai dengan fungsinya, maka dalam sebuah
pengadaan sarana parkir diperlukan perencanaan dan perancangan yang baik.
Perancangan parkir ini harus memperhatikan perencanaan dan perancangan suatu
kota agar tidak saling mengganggu. Faktor-faktor penentu yang sangat
mempengaruhi perancangan parkir adalah sebagai berikut:
1. Tingkat Motorisasi
Tingkat motorisasi adalah pengelompokan kelas menurut tinggi rendahnya angka
kepadatan mobil, yaitu banyaknya mobil penumpang yang terdapat pada setiap 100
penduduk. Untuk setiap kota tingkat motorisasi berbeda-beda tergantung dari tingkat
kemakmuran penduduknya. Tingkat motorisasi dikelompokkan menjadi (Joseph de
Chaira & Lee Koppelman,1975) :
a. Kelas 1 (daerah pinggiran kota)
Universitas Indonesia
7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 14/27
14
Mempunyai tingkat motorisasi 0 - 10 mobil per 100 penduduk.
b. Kelas 2 (daerah kota bagian luar)
Mempunyai tingkat motorisasi 10 - 20 mobil per 100 penduduk.
c. Kelas 3 (daerah kota bagian dalam)
Mempunyai tingkat motorisasi 20 - 30 mobil per 100 penduduk.
d. Kelas 4 (daerah pusat kota)
Mempunyai tingkat motorisasi lebih dari 30 mobil per 100 penduduk.
2. Faktor Lokasi dan Fungsi Kota
Faktor lokasi sangat berpengaruh sebagai penentu jenis dan cara parkir. Suatu
kawasan kota yang difungsikan sebagai pusat kegiatan kota akan membutuhkansarana parkir yang lebih besar daripada kawasan-kawasan lainnya,misalnya kawasan
perumahan. Kawasan kota dengan lalu lintas yang padat akan membutuhkan
pemecahan tersendiri dibanding dengan jenis dan cara parkir di Kawasan kota dengan
lalu lintas kurang padat. Di kawasan pusat kegiatan pada kenyataannya kebutuhan
akan sarana parkir di luar jalan (off street parking) cukup besar, meski pada
umumnya memiliki lahan yang terbatas. Nilai tanah yang tinggi dan daya tampung
yang sedikit membuat pelataran parkir menjadi tidak ekonomis. Oleh karenanya di
kawasan pusat kegiatan kota penggunaan sarana parkir yang sesuai adalah dengan
bangunan parkir yang bertingkat.
2.8. Metode Analisis Kebutuhan Parkir
Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk menentukan kebutuhan
parkir (Tamin, 2008), antara lain :
a. Metode berdasarkan kepemilikan kendaraan
Metode ini mengasumsikan adanya hubungan antara luas lahan parkir dengan
jumlah kendaraan yang tercatat di pusat kota. Semakin meningkat jumlah penduduk,
maka kebutuhan lahan parkir akan semakin meningkat karena kepemilikan kendaraan
meningkat.
b. Metode berdasarkan luas lantai bangunan
Universitas Indonesia
7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 15/27
15
Metode ini mengasumsikan bahwa kebutuhan lahan parkir sangat terkait dengan
jumlah kegiatan tersebut dilakukan, seperti : pusat perbelanjaan, pertokoan dan lain
sebagainya.
c. Metode berdasarkan selisih terbesar kedatangan dan keberangkatan
Kebutuhan parkir didapat dengan menghitung akumulasi terbesar pada selang
waktu pengamatan. Akumulasi parkir adalah jumlah kendaraan parkir pada suatu
tempat pada selang waktu tertentu. Dimana jumlah kendaraan parkir tidak akan
pernah sama pada suatu tempat dengan tempat lainnya dari waktu ke waktu.
2.9. Karakteristik Parkir
Karakteristik parkir dimaksudkan sebagai sifat – sifat dasar yang memberikan penilaian terhadap pelayanan parkir dan permasalahan parkir yang terjadi pada daerah
studi. Berdasarkan karakteristik parkir, akan dapat diketahui kondisi perparkiran yang
terjadi pada daerah studi seperti mencakup volume parkir, akumulasi parkir, lama
waktu parkir, pergantian parkir, penyediaan ruang parkir, kapasitas parkir, dan indeks
parkir.
2.9.1. Volume Parkir
Volume parkir adalah jumlah keseluruhan kendaraan yang menggunakan
fasilitas parkir. Biasanya volume parkir dihitung dalam kendaraan yang parkir dalam
satu hari (Abubakar, 1998). Data volume parkir diperlukan untuk mengetahui
intensitas penggunaan ruang parkir yang ada di lokasi penelitian. Selain itu juga
untuk mengetahui hubungan-hubungan antara jenis kegiatan yang mana banyak
membutuhkan ruang parkir.
2.9.2. Akumulasi Parkir
Akumulasi parkir adalah jumlah total dari kendaraan yang parkir selama
periode tertentu (Hobbs, 1974). Akumulasi ini dapat dijadikan sebagai ukuran
kebutuhan ruang parkir di lokasi penelitian. Informasi ini sangat dibutuhkan untuk
mengetahui jumlah kendaraan yang sedang berada pada suatu lahan parkir pada
selang waktu tertentu. Informasi ini dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan
Universitas Indonesia
7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 16/27
16
kendaraan yang telah menggunakan lahan parkir ditambah dengan kendaraaan yang
masuk serta dikurangi dengan kendaraan yang keluar.
2.9.3. Rata-rata Lamanya (Durasi) Parkir
Rata-rata lama waktu parkir adalah rata-rata lama waktu yang dipakai setiap
kendaraan untuk berhenti pada ruang parkir. Rata-rata lamanya parkir dinyatakan
dalam jam/kendaraan. Suatu ruang parkir akan mampu melayani lebih banyak
kendaraan jika waktu parkirnya singkat, dibandingkan dengan ruang parkir yang
digunakan oleh kendaraan dalam waktu yang lama. Dari rata-rata lamanya parkir
maka akan diketahui waktu yang akan dipakai pemarkir untuk memarkir kendaraan
pada petak parkir. Sedangkan untuk mengetahui rata–rata lamanya parkir dari seluruhkendaraan selama waktu survei dapat diketahui dari rumus berikut (Oppenlender,
1976) :
D =
Dimana :
D : Rata – rata lama parkir/durasi (jam/kend).
Nx : Jumlah kendaraan yang parkir selama interval waktu survei (kend.).
X : Jumlah dari interval.
I : Interval waktu survei (jam).
Nt : Jumlah total kendaraan selama waktu survei.
2.9.4. Kapasitas Parkir
Kapasitas ruang parkir merupakan kemampuan maksimum ruang tersebut
dalam menampung kendaraan, dalam hal ini adalah volume kendaraan pemakai
fasilitas parkir tersebut. Kendaraan pemakai fasilitas parkir ditinjau dari prosesnya
yaitu datang, berdiam diri (parkir) dan pergi meninggalkan fasilitas parkir. Rumus
yang digunakan untuk menyatakan kapasitas parkir adalah (Abubakar, 1998).:
Universitas Indonesia
7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 17/27
17
Dimana :
KP : Kapasitas Parkir (kend/jam)S : Jumlah petak parkir yang tersedia di lokasi penelitian
D : Rata-rata lamanya parkir (jam/kend)
2.9.5. Indeks Parkir (IP)
Indeks parkir adalah perbandingan antara akumulasi parkir dengan kapasitas
parkir. Nilai indeks parkir ini dapat menunjukkan seberapa besar kapasitas parkir
yang telah terisi. Besarnya indeks parkir yang tertinggi diperoleh dari perbandingan
antara akumulasi parkir dengan kapasitas parkir. Besaran indeks parkir ini akan
menunjukkan apakah kawasan parkir tersebut bermasalah atau tidak (Warpani, 1998).
Rumus yang dapat digunakan unutuk menghitung indeks parkir adalah :
Dimana:
1. IP < 1 artinya bahwa fasilitas parkir tidak bermasalah, dimana
kebutuhan parkir tidak melebihi daya tampung/ kapasitas normal.2. IP = 1 artinya bahwa kebutuhan parkir seimbang dengan daya
tampung/kapasitas normal.
3. IP > 1 artinya bahwa fasilitas parkir bermasalah, dimana kebutuhan
parkir melebihi daya tampung/kapasitas normal.
2.9.6. Pergantian Parkir (Parking Turnover)
Pergantian parkir atau Parking Turnover menunjukkan tingkat penggunaan
ruang parkir yang diperoleh dengan membagi volume parkir dengan jumlah ruang
parkir untuk periode waktu tertentu (Oppenlender, 1976). Rumus yang digunakan
untuk menyatakan pergantian parkir adalah sebagai berikut:
Universitas Indonesia
7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 18/27
18
Dimana :
TR : Angka pergantian parkir (kend/SRP/jam) Nt : Jumlah total kendaraan selama waktu survei (kend)
S : Jumlah petak parkir yang tersedia di lokasi penelitian
Ts : Lama periode analisis/waktu survey (jam)
2.9.7. Penyediaan Parkir (Parking Supply)
Penyediaan parkir (parking supply) atau kemampuan penyediaan parkir
adalah batas ukuran banyaknya kendaraan yang dapat ditampung selama periode
waktu tertentu (selama waktu survei). Rumus yang digunakan untuk menyatakan
penyediaan parkir adalah sebagai berikut (Oppenlender, 1976) :
Dimana :
Ps : Daya tampung kendaraan yang dapat diparkir (kendaraan)S : Jumlah petak parkir yang tersedia di lokasi penelitian
Ts : Lama periode analisis/waktu survai (jam)
D : Waktu rata – rata lama parkir (jam/kend)
f : Faktor pengurangan akibat pergantian parkir, nilai antara 0,85 s/d 0,95.
2.9.8. Kebutuhan Ruang Parkir
Kebutuhan Ruang Parkir adalah jumlah tempat yang dibutuhkan untuk
menampung kendaraan yang membutuhkan parkir berdasarkan fasilitas dan fungsi
dari sebuah tata guna lahan. Untuk mengetahui kebutuhan parkir pada suatu kawasan
yang di studi, terlebih dahulu perlu diketahui tujuan dari pemarkir (Abubakar, 1998).
Universitas Indonesia
7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 19/27
19
Rumus yang dipakai untuk menghitung kebutuhan ruang parkir adalah sebagai
berikut :
Dimana :
S : Jumlah petak parkir yang diperlukan saat ini
Nt: Jumlah total kendaraan selama waktu survei (kend)
D : Waktu rata – rata lamanya parkir (jam/kend)
T : Lamanya survei (jam)
f : Faktor pengurangan akibat pergantian parkir. Nilai f adaah antara 0,85 s/d
0,95.
2.10. Pengendalian Parkir
Salah satu kebijakan parkir adalah menerapkan pembatasan kegiatan parkir.
Pembatasan kegiatan parkir dilakukan terhadap parkir di pinggir jalan yang
diterapkan terutama di jalan-jalan utama dan pusat-pusat kota. Kebijakan ini akan
sangat efektif untuk meningkatkan tingkat pelayanan jaringan jalan atau untuk
menyeimbangkan antara permintaan dan pembayaran kembali atas investasi
keuangan untuk pembangunan prasarana dan perawatan fasilitas yang ada.
(Direktorat Jenderal Perhubungan Darat: 1995).
Sejauh ini, aspek yang dibahas dari pengendalian parkir adalah dengan
orientasi komersil. Sedangkan tujuan dari pengendalian parkir itu sendiri adalah
(Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998;146) :
1. Mencegah terjadinya hambatan arus kendaraan.
2. Mengurangi kecelakaan.
3. Membuat penggunaan tempat parkir menjadi lebih efektif.
4. Memelihara benda sejarah, sekiranya berada di suatu kota dengan nilai sejarah
yang tinggi.
Universitas Indonesia
7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 20/27
20
5. Bertindak sebagai mekanisme pembatas terhadap penggunaan jalan di daerah
yang padat.
Saat ini pengendalian parkir merupakan satu-satunya metode untuk
membatasi pergerakan kendaraan yang dapat dilakukan oleh seorang perencana
sistem transportasi secara komperehensif dan terintegrasi. Dulu, pengendalian parkir
diterapkan terutama untuk mengurangi hambatan kendaraan dan untuk
memungkinkan jalan menjadi lebih baik dalam memenuhi permintaan lalu lintas,
dengan mengganti parkir di badan jalan (on-street parking) menjadi parkir di luar
badan jalan (off-street parking). Pengendalian parkir telah dimanfaatkan untuk
mempengaruhi demand terhadap transportasi kota yang terjadi, mencegah oranguntuk melakukan perjalanan dengan menggunakan mobil dan mengalihkannya ke
penggunaan transportasi publik. Namun untuk jenis kendaraan angkutan barang sulit
dapat diterapkan, karena angkutan barang merupakan masalah penting dalam logistik
barang.
Universitas Indonesia
7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 21/27
21
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Berikut ini adalah diagram alir tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini
(Gambar 1)
Universitas Indonesia
7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 22/27
22
Gambar 3. 1 Diagram alir penelitian
Mulai
Identifikasi Masalah
Perumusan Masalah
Pilot survey
Survey Utama Pengumpulan Data Primer
• Mobil masuk dan keluar tempat
parkir• Pencatatan durasi parkir
• Kuisoner terhadap pengantarbarang dan penjaga toko
Analisa Data
• Volume Parkir
• Akumulasi Parkir
• Rata-rata lama Parkir• Kapasitas Parkir
• Indeks Parkir
• Pergantian Parkir
• Penyedian Parkir
• Loading dan Unloading
• Kebutuhan ruang Parkir
Studi Pustaka
Survey Utama Pengumpulan Data Sekunder
• Peta dan Layout lokasi parkir
• Kapasitas parkir yang tersedia
Pengolahan Data
Kesimpulan dan Saran
Analisa terhadap good conveyance, order
management, dan upaya perbaikan parkir
Selesai
Universitas Indonesia
7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 23/27
23
3.2. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah ini bertujuan untuk mengetahui apa masalah yang terjadi
di lapangan, yang selanjutnya akan di teruskan dengan perumusan masalah.
3.3. Perumusan Masalah
Maksud dilakukannya perumusan masalah adalah untuk mengetahui masalah
yang terjadi. Seperti bagaimana Karakteristik parkir sebelum dan sesudah Regulasi.
Bagaimana Karakteristik pengantar barang (good conveyance), order management
dan Efektifitas pengaturan ruang parkir Lokasi penelitian ini dipusatkan di Pasar
Jatinegara yang meliputi parkir di luar badan jalan (off street parking).
3.4. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mengetahui landasan teori yang ada, sehingga
diharapkan penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
3.5. Pengumpulan Data
Data-data yang dicari dalam penelitian ini didapat secara langsung di
lapangan melalui kegiatan survei yang meliputi:
3.5.1. Pengumpulan Data Pendahuluan
Sebelum penelitian dilakukan diawali dengan survey awal (observasi), dimana
survey tersebut bertujuan untuk mengetahui kondisi dilapangan dan memudahkan
dalam menyusun strategi untuk penempatan survey dan pengumpulan data.
Pengumpulan data pendahuluan dilakukan sebelum survey primer, dengan
maksud untuk :
• Mengecek lokasi survei
Universitas Indonesia
7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 24/27
24
• Mempersiapkan metode survey yang akan di terapkan
• Mempersiakan isi dan format formulir survey
• Mempersiapkan tim survei
Sehingga akhirnya dapat disusun rencana pelaksana survei yang meliputi :
• Waktu pelaksanaan survei
• Jumlah tenaga survey yang dikerahkan
• Estimasi biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan survei
3.5.2. Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer untuk studi ini bertujuan untuk mendapatkan data
lapangan yang diperlukan untuk analisa selanjutnya. Pengumpulan data primer
dilakukan pada hari tertentu, yaitu pada hari dengan aktivitas tinggi di Perbelanjaan
Jatinegara
Adapun data-data primer yang diperlukan seperti jumlah mobil masuk dan
keluar di area parkir off-street Pusat Perbelanjaan Jatinegara, Patroli survey, Kuisoner
pengantar barang, dan Kuisoner penjaga toko.
3.5.3. Pengumpulan Data Sekunder
Adapun data-data sekunder sepeti :
• Peta dan lay out Pusat Perbelanjaan Pasar Jatinegara
• Kapasitas parkir yang tersedia
3.6. Waktu Pengambilan Data
Dari pengamatan di lapangan sebelumnya dan wawancara yang dilakukan
dengan pihak berwenang, maka survey akan dilaksanakan pada hari dengan aktivitas
tinggi sebelum regulasi dan sesudah regulasi.
Universitas Indonesia
7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 25/27
25
3.7. Analisa Data Parkir
Setelah tahapan pengumpulan data selesai, kemudian data tersebut diolah.
Maka data jumlah kendaraan yang masuk dan keluar area parkir dicatat dengan
interval per 30 menit, dari hasil survey parkir diperoleh data sebagai berikut:
3.7.1. Akumulasi Parkir
Akumulasi parkir diperoleh dengan cara menjumlahkan kendaraan yang
sedang parkir dengan kendaraan yang masuk dikurangi dengan jumlah kendaraan
yang keluar. Kemudian dibuat tabel akumulasi per 30 menit.
3.7.2. Rata-rata Parkir
Dilakukan dengan patrol survey, dengan interval per 30 menit. Durasi parkir
atau lamanya kendaraan parkir diperoleh dengan menghitung selisih waktu setiap
kendaraan keluar dengan waktu kendaraan masuk. Kemudian di buat table durasi
parkir per 30 menit.
3.7.3. Waktu pergantian ( Parking Turn Over )
Waktu pergantian diperoleh dari jumlah kendaraan yang telah memanfaatkanlahan parkir pada selang waktu tertentu dibagi dengan ruang parkir yang tersedia
3.7.4. Kapasitas Parkir
Kapasitas ruang parkir merupakan kemampuan maksimum ruang tersebut
dalam menampung kendaraan. Kapasitas parkir gedung parkir bertingkat di Pasar
Jatinegara dibagi dalam beberapa periode waktu sesuai dengan durasi survey
.
3.7.5. Loading dan Unloading
Loading dan Unloading merupakan waktu yang diperlukan untuk
mengantarkan barang ke tempat tujuan. Survey ini dilakukan dengan cara mencatat
Universitas Indonesia
7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 26/27
26
nomor plat kendaraan angkutan kendaraan barang, saat kendaraan tersebut melakukan
loading dan unloading .
Universitas Indonesia
7/22/2019 Bab 1 2 3 Seminar Desy
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-seminar-desy 27/27
27
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, I, dkk. (1998). Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas
Parkir. Jakarta: Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota Direktorat
Jenderal Perhubungan.Departemen Perhubungan Direktur Jenderal Perhubungan Darat. (1996). Pedoman
Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir. Jakarta.
Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Bina Jala Kota. (1997). Manual Kapasitas
Jalan Indonesia. Jakarta.
Suthanaya, Putu Alit. (2010). Analisis Karakteristik dan Kebutuhan Ruang Parkir
Pada Pusat Perbelanjaan Di Kabupaten Badung. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil,14, 10-
19.
Suwardi. (2007). Analisis Studi Karakteristik Parkir (Studi Kasus R.S. Dr. Muwardi,
Swalayan Matahari Purwosari, Kampus UMS di Surakarta). Jurnal Teknik Sipil, 5,
26-31.
Tamin, Ofyar Z. (1999). Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung :
Penerbit ITB.
Wikrama, A.A.J. (2010). Analisis Karakteristik dan Kebutuhan Parkir di Pasar
Kreneng. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil,14, 158-170.
Universitas Indonesia
Recommended