View
252
Download
10
Category
Preview:
Citation preview
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Dengan semakin berkembangnya perekonomian didunia ini, secara tidak langsung
persaingan akan semakin banyak dan beragam. Dengan demikian kemajuan
pembangunan, teknologi semakin banyak diterapkan dalam aneka bentuk proses
produksi demi peningkatan kualitas dan kuantitas kerja.. Persaingan yang ketat telah
mengakibatkan konsumen memiliki semakin banyak pilihan, dengan semakin
banyaknya pilihan konsumen akan mencoba untuk melakukan suatu perbandingan,
dalam hal ini perbandingan tidak hanya berupa harga tetapi juga kualitas.
Salah satu cara yang harus diperhatikan untuk meningkatkan kualitas produk yang
dihasikan oleh suatu perusahaan adalah dengan mengurangi faktor kesalahan, cacat
produk, kegagalan dan ketidaksesuaian spesifikasi. Mutu merupakan sumber
penyelamatan suatu perusahaan tetapi juga bisa menjadi alat penghancur suatu
perusahaan. Salah satu perkembangan ilmu yang mengantisipasi masalah mutu adalah
Statistical Process Control atau dikenal juga dengan singkatan SPC.
2
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah.
Mutu didalam perwujudannya seringkali dipengaruhi oleh ada atau tidaknya suatu
pengawasan yang secara benar terhadap proses penghasilan suatu produk. Didalam
pembahasan ini topik yang menjadi bahasan produk part pintu mobil dari perusahaan
PT. Suzuki Indomobil International.
PT. Suzuki Indomobil International tidak mempunyai batasan yang jelas mengenai
jumlah produk cacat yang diperbolehkan. Diharapkan dari pembahasan topik ini akan
dihasilkan suatu solusi yang lebih konkret mengenai batasan mutu dari perusahaan.
Solusi yang diusulkan lebih kepada bagaimana suatu pengawasan yang lebih rapi dan
terkontrol, untuk mengurangi terjadinya “lost control” atas produk-produk yang cacat
tersebut. Solusi yang diusulkan berupa pengendalian produk cacat dengan sistematika
yang lebih baik, dengan menggunakan ilmu Statistical Process Control, dimana
dengan solusi tersebut akan terlihat bagaimana produk cacat yang seharusnya
mendapatkan prioritas utama, kemudian bisa memberikan batasan akan kualitas dari
suatu lot produk secara jelas.
Secara umum identifikasi permasalahan yang ada yakni:
1. Apa saja jenis cacat yang ditemukan pada part pintu?.
2. Cacat jenis apa yang harus mendapatkan perhatian lebih?.
3. Bagaimana proporsi produk cacat dari keseluruhan jumlah produksi selama masa
pengamatan?.
4. Bagaimana proporsi ketidaksesuaian produk yang dihasilkan?.
3
1.3 Ruang Lingkup.
Agar pembahasan dalam tugas akhir ini lebih jelas dan terarah maka berikut
adalah ruang lingkup dalam penelitian ini, antara lain :
1. Penelitian ini dilakukan pada PT. Suzuki Indomobil International..
2. Waktu penelitian yang telah dilakukan dari bulan September 2006 sampai selesai.
3. Produk yang diteliti dalam laporan ini merupakan bagian yang cukup penting dari
mobil yaitu part pintu.
4. Area penelitian difokuskan pada departemen painting, mengingat pada proses ini
paling berkontribusi terhadap cacat yang sering terjadi.
5. Data untuk menentukan penyebab utama cacat diambil berdasarkan frekuensi
cacat pada proses painting pada bulan September - Oktober 2006.
1.4 Tujuan dan Manfaat.
Tujuan dari pembahasan topik ini adalah :
1. Mengetahui secara konkret mengenai bagaimana perusahaan memanajemen
masalah mutu dalam perusahaan.
2. Menimalkan kemungkinan kecacatan yang bisa terjadi dan menghasilkan solusi
yang optimal bagi perusahaan.
4
Manfaat dari pembahasan topik ini adalah:
a. Bagi Penulis.
• Mengetahui secara lebih jelas mengenai kondisi kerja yang sebenarnya
dilapangan.
• Mencoba mencari solusi atas kondisi yang dilapangan dengan berbasiskan
pada ilmu yang didapatkan penulis.
• Memperkaya pengetahuan penulis mengenai berbagai macam kondisi yang
mungkin terjadi dikondisi lapangan nyata, dan sekaligus mempersiapkan
kondisi mental akan kondisi serupa jika terjadi.
b. Bagi Jurusan.
• Mengetahui apakah ilmu yang selama ini diturunkan pada mahasiswa sesuai
dengan kondisi dilapangan yang sebenarnya.
• Menguji sejauh mana mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang dipelajari
selama diperkuliahan.
• Sebagai feedback bagi jurusan atas prestasi dan kinerja dari mahasiswa jika
diterjunkan pada masyarakat, serta melihat kesiapan dari mahasiswa akan
kondisi kerja yang sebenarnya.
c. Bagi Perusahaan.
• Sebagai salah satu masukkan untuk memperbaiki kondisi yang tidak optimal
diperusahaan.
5
• Merupakan ide-ide baru yang jika tepat bisa menjadi suatu strategi yang tepat
bagi perusahaan didalam menghadapi persaingan.
• Mendapatkan solusi yang lebih objektif yang dikarenakan pengamatan
dilakukan oleh orang luar dari perusahaan.
1.5 Gambaran Umum Perusahaan.
1.5.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan.
PT. Indomobil Suzuki International merupakan sebuah perusahaan penanaman
modal asing (PMA) yang berdiri dengan kekuatan 5 (Lima) buah perusahaan.
Perusahaan tersebut adalah sebagai berikut :
1. PT. Indohero Steel & Engineering Co.
2. PT. Indomobil Utama.
3. PT. Suzuki Indonesia Manufacturing.
4. PT. Suzuki Engine Industry.
5. PT. First Chemical Industry.
Lima perusahaan tersebut bergabung (Merger) dengan persetujuan dari Presiden
Republik Indonesia melalui surat pemberitahuan tentang persetujuan Presiden dari
Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPN) nomor 05 / I / PMA / 90
tertanggal 1 Januari 1990, dan diperingati sebagai tanggal berdirinya PT. Indomobil
Suzuki International, yang bergerak dalam bidang usaha Industri Komponen dan
6
Perakitan kendaraan bermotor Merk SUZUKI roda dua (Sepeda Motor) dan roda
empat (Mobil).
Lokasi kantor pusat PT. Indomobil Suzuki International berada di Wisma
Indomobil di Jalan. MT. Haryono, Kav. 8, Jakarta Timur. Kantor Pusat ini didukung
oleh 314 karyawan, sedangkan untuk lokasi pabriknya tersebar dibeberapa tempat,
antara lain di Pulogadung, Cakung, dan di Tambun.
1.5.2 Lokasi Perusahaan
Pusat perakitan kendaraan merk SUZUKI dengan jumlah karyawan ± 4000 orang
berkapasitas produksi 100.000 unit mobil dan 1.200.000 unit sepeda motor
pertahunnya. Pusat perakitannya tersebar di lima penjuru kota, dan terbagi menjadi 6
(Enam) lokasi :
1. Plant Cakung (perakitan engine)
Plant Cakung sebelumnya dikenal dengan nama PT. Suzuki Indonesia
Manufacturing, PT. Suzuki Engine Industri dan PT. First Chemical Industri
berada di Jalan Raya Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur. Berdiri diareal tanah
seluas 80.540 M2 dan didukung oleh ± 634 karyawan. Disini di produksi berbagai
macam Komponen dan Part sepeda motor dan mobil melalui proses: Shearing,
Pressing, Welding, Assembling Engine Bending, buffing, Machining Die Casting,
dan lain-lain dengan menggunakan Tekhnologi Canggih. Disini pula dirakit
berbagai macam peralatan Transmisi dan Kemudi baik sepeda motor maupun
mobil.
7
2. Plant Pulogadung (Service & Sales)
Plant Pulogadung sebelumnya dikenal dengan nama PT. Indomobil Utama,
berada di Jalan Raya. Bekasi Km.19, Jakarta Timur, berdiri diareal tanah seluas
39.555 M2 , didukung oleh 98 karyawan. Disini pernah dirakit berbagai macam
kendaraan bermotor roda empat seperti : Carry Extra, Carry Futura, Katana, dan
sedan Forsa. Saat ini di Plant Pulogadung hanya ada beberapa bagian saja, karena
Assembling untuk kendaraan roda empat sebagian besar telah pindah ke Plant
Tambun II.
PT. Indomobil Utama pada awal berdirinya menggunakan nama PT. Suzuki
Indonesia yang didirikan berdasarkan Akte Notaris No.38 tertanggal 26 Maret
1973 dihadapan Notaris Khairul Bakhri dan disyahkan oleh Menteri kehakiman
tanggal 9 Juni 1973, NO. YA / 5 / 1973, serta di umumkan dalam berita Negara
RI tanggal 7 September 1976 N0. 72. Saat ini Plant Pulogadung dipergunakan
sebagai tempat Service dan Sales untuk kendaraan Suzuki R4.
3. Plant Tambun I (Perakitan Motor)
Plant Tambun I sebelumnya dikenal dengan nama PT. Indohero Steel &
Engineering Co. Plant Tambun I mampu menyerap tenaga kerja sebanyak ± 1128
orang. Berada di Jalan Raya. Diponegoro Km.38,2 Bekasi. Disini diproses,
diproduksi, dan dirakit berbagai komponen kendaraan roda dua (sepeda motor)
merk Suzuki, dan disinilah lahir berbagai sepeda motor Suzuki Type mutakhir.
8
4. Plant Tambun II (Perakitan Mobil)
Plant Tambun II merupakan proyek baru khusus untuk kendaraan roda empat
Suzuki. Disini dilakukan pengepressan, pengelasan, pengecatan, serta perakitan
kendaraan roda empat dalam jajaran Suzuki, dengan menggunakan berbagai
peralatan Tekhnologi Tinggi, dan yang terbesar di Asia Tenggara untuk saat ini.
Plant Tambun II berdiri diarea tanah seluas 130.000 m2, dengan luas
bangunan seluas 35.585 M2, dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak ± 1424
orang. Plant Tambun II diresmikan pada tanggal 14 Mei 1991 oleh Menteri
Perindustrian RI (pada saat itu) Bp. Ir. Hartarto.
5. Plant Spare Part (Penjualan Suku Cadang / Spare Part)
Guna memberikan pelayanan purna jual bagi pemilik kendaraan bermotor
merk Suzuki Roda 4 maupun Roda 2, PT. Indomobil Suzuki Internatioanl
memindahkan tempat penyediaan suku cadang dari Plant Sunter ke Spare Part
yang berlokasi di Jl. P. Diponegoro Km. 38,2 Tambun – Bekasi ( Jl. Toyo Giri ).
Disana tersedia berbagai suku cadang asli untuk kendaraan bermotor merk
Suzuki, serta menjual berbagai souvenir Suzuki.
6. Kantor Pusat ( Wisma Indomobil MT. Haryono ).
1.5.3 Produk Yang Dihasilkan
Saat ini PT. Indomobil Suzuki Internatioanl sudah menghasilkan kendaraan R4
(Mobil) antara lain : Suzuki Forsa Esteem 1300 cc, Forsa Esteem 1600 cc, Suzuki
9
Carry 100 cc, Suzuki Carry Futura 1500 cc, Suzuki Vitara, Suzuki Side Kick, Suzuki
Escudo, Suzuki Katana, Suzuki Baleno, Suzuki Karimun, Suzuki Aerio, Suzuki
Grand Escudo 1.6, Suzuki Grand Escudo 2.0, dan yang terbaru Suzuki APV.
Sedangkan untuk kendaraan R2 ( Motor ) antara lain : dan Sepeda Motor Suzuki
RGR 150, Suzuki RC 100 Bravo, Tornado 110, Shogun 110, Satria 120, Thunder
125 & Thunde 250, Smash 110, Shogun 125, Satria 150 dll.
1.5.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam suatu perusahaan, pembentukan suatu organisasi sangat diperlukan dalam
usaha untuk menjaga kelancaran dan mencapai tujuan Perusahaan. Struktur organisasi
dibentuk dengan maksud agar setiap anggota organisasi dapat bekerja secara efektif
dan efisien. Unsur-unsur dasar dari organisasi adalah :
a. Adanya 2 orang atau lebih
b. Adanya pengaturan hubungan
c. Adanya maksud untuk kerja sama
d. Adanya tujuan yang hendak dicapai
e. Adanya pembagian peranan untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara bersama-
sama.
Adapun ciri atau atribut organisasi dapat diperinci sebagai berikut :
a. Organisasi adalah lembaga sosial yang terdiri dari sekumpulan orang dengan
berbagai pola interaksi yang ditetapkan.
b. Organisasi dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Oleh karena itu
organisasi adalah kreasi sosial yang memerlukan aturan dan koordinasi.
10
Organisasi dapat dibagi menjadi :
1. Organisasi garis (Line Organisasi)
2. Organisasi Staff (staff organisasi)
3. Organisasi garis dan staff (Line And Staff Organisation)
4. Organisasi Fungsional.
5. Organisasi Panitia.
11
PT. INDOMOBIL SUZUKI INTERNATIONAL menggunakan struktur organisasi
garis dan bentuknya adalah menyamping.
Gambar 1.1 Struktur Organisasi dari PT. Indomobil Suzuki International
PDL
PE E/G & T/M
PE 4W
PE 2W
PRODUCTION
PRODUCTION 4W
PRODUCTION 2W
SPARE PARTS
SERVICE & QA
MARKETING 2W
MARKETING 4W
IT SYSTEM
FINANCE, CCD &
ACCOUNTING
HRD & GA
PPC & PMC
PROCUREMENT
INSPECTION
VAVE/KAIZEN/SAF
ISO PROJECT
MARKETING
FINANCE & ADM
PRODUCTION & ENG.
BOARD OF DIRECTORS
PRESIDENT VICE
BOARD OF DIRECTORS OPERATION UNIT DIRECTORATE
12
1.5.5 Visi & Misi Perusahaan
a. To be the most outstanding company within Suzuki global operation
Menjadi Perusahaan yang terkemuka di dalam Suzuki global operation
b. To be the most reliable and admirable automotive company in Indonesia
Menjadi Perusahaan otomotif yang dihargai dan terkemuka di Indonesia
1.5.6 MOTTO SUZUKI GROUP
5S 5P
1. SEIRI = PEMILAHAN 1. PERSATUAN / KESATUAN
2. SEITON = PENATAAN 2. PERBAIKAN/IMPROVMENT
3. SEISOU = PEMBERSIHAN 3. PATUH
4. SEIKETSU = PEMANTAPAN 4. PERJUANGAN
5. SHITSUKE = PEMBIASAAN 5. PENGHEMATAN
1.5.7 PROGRAM-PROGRAM PERUSAHAAN
1. 5S 6. Usulan
2. 5P 7. Kaizen
3. GDS ( Gerakan Disiplin Suzuki ) 8. CS ( Customer Satisfaction )
4. GKM ( Gugus Kendali Mutu )
5. K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja )
13
1.5.8 Proses Perakitan Kendaraan R4 Merk SUZUKI di TAMBUN II
1. PRESSING
Proses pembentukan komponen-komponen mobil dari plat material, seperti :
Panel Door, Panel Roof dll.
2. WELDING
Proses peyambungan komponen-komponen mobil menjadi unit white body.
3. PAINTING
Proses pelapisan dan pengecatan unit white body menjadi unit paint body.
4. ASSEMBLING
Proses pemasangan komponen roda, electric, seat, glass, engine, dll menjadi unit
mobil yang siap pakai.
5. FINAL INSPECTION
Proses pengujian / pengetesan unit mobil yang telah selesai dirakit.
1.5.9 Gambaran Umum Proses Pembuatan Mobil
Pada dasarnya proses pembuatan mobil / kendaraan bermotor roda 4 (empat)
melalui beberapa tahapan yang saling berhubungan antara proses yang satu dengan
proses selanjutnya. Proses ini saling berurutan dimana setiap proses harus
menghasilkan produk yang berkualitas sesuai dengan standar yang ditetapkan
sehingga menjadi satu produk yang siap pakai dan mampu bersaing dipasaran.
Secara garis besar proses pembuatan mobil yang ada di PT. Indomobil Suzuki
International diawali dengan proses pressing/stamping dimana proses ini adalah
proses pembentukan komponen/part dari material Steel Sheet menjadi komponen atau
14
part yang sudah terbentuk dengan bantuan mesin press. Setelah komponen terbentuk
komponen tersebut masuk ke proses welding yaitu proses penyatuan komponen
dengan jalan pengelasan sampai terbentuk komponen white body ( body kosong ),
dari white body masuk ke proses painting ( pengecatan ) sehingga body mobil sudah
mempunyai warna sesuai yang diinginkan. Dari proses painting dilanjutkan ke proses
Assembling, yaitu proses penggabungan semua komponen body dengan komponen-
komponen yang lain seperti pemasangan roda, engine, kaca seat (jok) dan komponen
lainnya sampai menjadi mobil yang siap pakai. Proses terakhir pada pembuatan mobil
adalah proses Final Inspection dimana mobil yang sudah jadi harus melalui tahap
pemeriksaan dan test sehingga mobil benar-benar lulus uji dan siap dipasarkan ke
konsumen.
Berikut ini gambaran proses pembuatan mobil dari bagian Pressing sampai
bagian Final Inspection :
1. Proses Pressing
Proses pressing adalah proses pembentukan komponen/part dari material steel sheet
menjadi bentuk part/komponen dengan menggunakan mesin press. Secara garis besar
proses pressing meliputi beberapa proses yaitu :
a. Drawing
Proses drawing adalah proses pembentukan material steel sheet mengikuti
dies/cetakan, dimana material steel sheet (lembaran baja) dipasang pada dies
(cetakan) yang selanjutnya dengan bantuan mesin press diadakan penekanan sehingga
terbentuk komponen yang kita inginkan.
15
b. Trimming
Adalah proses pemotongan tepi material yang sudah mengalami proses drawing.
c. Piercing (PC)
Adalah proses membuat lubang pada material setelah material mengalami proses
drawing.
d. Bending
Adalah proses pembengkokan material.
e. Restriking
Adalah proses merapikan bentuk menjadi lebih sempurna ( proses pembentukan
lekukan yang lebih sempurna).
2. Proses Welding
Proses welding adalah proses pembuatan white body (mobil kosong) dengan cara
menggabungkan komponen/part melalui proses pengelasan. Proses ini meliputi :
a. Proses Front Floor
Adalah proses pembentukan (penyatuan) komponen mobil bagian depan
b. Proses Rear Floor
Adalah proses pembentukan komponen bagian belakang
c. Proses Side Body
Proses pembentukan mobil bagian samping
d. Proses Main Body
Proses penyambungan dari masing-masing inti di atas menjadi satu kesatuan (white
body).
16
3. Proses Painting
Proses Painting adalah proses pemberian warna pada unit mobil, dan tujuan dari
proses pewarnaan adalah untuk melindungi permukaan unit mobil dari elemen-
elemen yang bisa merusak mobil, untuk memberikan keindahan pada mobil dan juga
memberikan petunjuk khusus. Pengecatan dapat memberikan proteksi terhadap karat,
sinar ultraviolet, pasir, dan udara yang mengandung garam, juga dari penampilan
dapat memberikan dimensi efek, kehalusan, kilauan (luster) dan efek dari sebuah
warna.
Dalam industri otomotif pengecatan dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a. Cat Stoving
Yaitu cat yang digunakan untuk pengecatan material dari logam, dan untuk cat ini
pengeringan harus pada suhu tertentu dan biasanya pengeringan menggunakan oven.
b. Cat Poliurethane
Yaitu cat yang digunakan untuk pengecatan material dari bahan plastik, dan
pengeringannya tidak memerlukan suhu tinggi.
Secara garis besar proses painting pada industri otomotif meliputi :
a. Pre Treatment System
Yaitu proses perlakuan terhadap permukaan untuk menghindari karat dan
pembersihan permukaan untuk persiapan proses painting.
b. CED Coat (cat dasar)
Yaitu proses pemberian cat dasar dengan menggunakan sistem elektrodeposition,
fungsi dari CED ini yang utama adalah sebagai anti karat.
17
c. Intermediate Coat
Yaitu untuk pemberian warna kedua sebelum body dilapisi cat utama, agar dalam
proses pemberian warna utama didapatkan hasil yang bagus.
d. Top Coat (cat utama)
Cat ini yang biasa kita sebut cat utama dan secara visual warna yang sebenarnya telah
terlihat dengan sempurna.
4. Proses Assembling Engine ( Proses ini berlangsung di Plant Cakung ).
Proses Assembling Engine adalah proses pengabungan part-part engine menjadi
satu unit engine, dan proses ini terpisah dari proses di atas karena proses ini berjalan
pada line sendiri dan berjalan secara paralel dengan proses lain. Proses Assembling
engine terdiri dari beberapa proses yaitu :
1. Proses Casting
Yaitu proses pengecoran atau penuangan dari komponen- komponen melalui proses
casting.
2. Proses Machining
Yaitu proses pengerjaan mesin dari material yang dicasting untuk mendapatkan
ukuran sesuai yang diinginkan.
3. Sub Assembling
Yaitu proses assembling dari part-part engine sebelum masuk ke line assembling.
4. Assembling
Yaitu proses penggabungan komponen-komponen dari proses machining dan proses
sub assembling himgga dapat unit engine.
18
5. Quality
Yaitu proses pengecekan dari hasil assembling, dan disini dapat ditentukan apakah
engine layak diteruskan ke proses assembling body.
5. Assembling
Adalah proses penggabungan unit body yang sudah dipainting dengan engine dan
komponen-komponen lain, seperti roda, jok, dasboard, interior, dalam dan juga
interior luar menjadi satu unit mobil. Proses assembling ini meliputi :
1. Chasis
Yaitu proses assembling pada bagian-bagian mobil yang berhubungan dengan chasis.
2. Triming
Yaitu proses assembling pada bagian atas mobil atau pemasangan interior dan
eksterior mobil.
3. Sub Assembling
Yaitu proses assembling part-part mobil sebelum diassembling ke unit mobil.
4. Final
Yaitu proses assembling untuk kelengkapan mobil sesudah proses triming dan chasis.
6. Inspection
Yaitu proses pemeriksaan unit mobil sesudah proses assembling,dan proses ini
memeriksa semua komponen dan part apakah unit mobil layak untuk di jual. Final
Inspection Line adalah tempat untuk menguji kendaraan setelah melewati semua
proses assembly. Semua kendaraan yang dihasilkan oleh assy shop diuji di sini.
19
Dalam pengujian ini terdapat beberapa tahapan sebelum dilepas ke bagian marketing,
sesuai dengan urutannya adalah TOE - IN tester, Side Slip, Turning Radius &
Headlight tester, CO-HC Analyzer, Under Body Inspection, Appearance Inspection,
selain itu masih ada satu lagi pengujian yang harus dilalui diluar Final Inspection
Line ini, yakni Shower test.
Proses tahapan pengujian tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Toe-In Tester
Test yang pertama adalah toe-in tester. Di bagian ini dilakukan test terhadap
kelurusan roda. Setelah kendaraan berada di atas toe tester maka layar monitor
akan menampilkan besarnya penyimpangan roda terhadap kelurusannya. Untuk
penyetelan, operator akan mengatur kekencangan baut pada tie-rod, sambil terus
mengamati layar monitor. Tester ini dilengkapi dengan switch khusus yang bisa
diatur untuk menyesuaikan model yang akan ditest. Untuk ST-100 dipakai kode
huruf “A”, Baleno memakai huruf “C”, Carry/Futura/FPB memakai huruf “D”,
Katana memakai huruf “E” dan ESCUDO memakai huruf “G”. Bagian yang
harus diamati saat melalui toe-in tester adalah roda depan. Untuk Baleno harus
roda depan dan belakang.
2. Side Slip Tester
Tester ini digunakan untuk mengetahui apakah kelurusan roda sudah memenuhi
batas yang diijinkan atau belum. Caranya adalah kendaraan dijalankan melewati
slip side tester dengan kondisi rem terbuka penuh dan roda kemudi (steering
wheel) tidak dipegang. Jika alarm pada slip side tester berbunyi, maka kendaraan
20
harus menjalani test ulang di toe-in tester. Jika tidak berbunyi maka dapat
dilanjutkan untuk test berikutnya.
3. Turning Radius Tester & Headlight Tester
Besarnya standar sudut belokan untuk masing-masing model berbeda, sehingga
perlu dipakai switch seperti pada toe-tester. Kode huruf yang dipakai agak
berbeda, huruf “A” untuk Carry/Futura/FPB, huruf “C” untuk Baleno, huruf “D”
untuk ST-100, huruf “E” untuk Katana dan huruf “F” untuk ESCUDO.
Cara pengujiannya adalah sebagai berikut :
Setelah kendaraan masuk ke pit (alat test), segera dipilih switch sesuai dengan
model yang akan ditest. Kemudian steering wheel diputar penuh ke kiri/kanan
penuh. Besarnya sudut belokan ditunjukkan oleh dua buah pointer pada panel
yang diletakkan di depan alat uji. Kemudian steering wheel diputar dengan arah
terbalik (sampai penuh).
Untuk mengecek posisi/arah sinar headlight, maka lampu harus dihidupkan dulu.
Pengaturan posisi headlight dilakukan secara manual. Jika sudah sesuai maka
lampu pada Headlight Tester akan menyala pada bagian OK, tetapi jika belum
sesuai lampu akan menyala pada NG. Untuk menentukan posisi headlight ini
dipakai referensi lampu jauh.
4. Drum Tester Line
Di Drum tester kendaraan akan mengalami pengecekan beberapa instrumennya,
antara lain : air wiper, blade wiper, head lamp, turn signal, AC, blower AC,
elektrik, lampu ruangan, kemudian kendaraan menjalani test kecepatan. Tujuan
21
dari pengujian ini adalah untuk mengetahui kecepatan kendaraan untuk tiap-tiap
tingkat kecepatan serta kemampuan akselerasinya sesuai dengan standard. Drum
tester ini berupa drum (dapat berputar) yang dipasang di 2 tempat (depan dan
belakang) yang nantinya dipakai untuk menempatkan roda depan dan belakang
kendaraan. Jarak keduanya dapat diatur sesuai dengan model kendaraan yang
diuji. Untuk menentukan jarak drum tadi, maka sebelum kendaraan melewati alat
ini operator harus memilih switch yang sesuai dengan kendaraan yang akan dicek.
Untuk drum tester ini kode huruf yang dipakai adalah sebagai berikut : “A” untuk
ST-100, “B” untuk Futura/Carry/FPB, “C” untuk Katana dan “E” untuk Baleno.
Drum tester ini juga dilengkapi dengan pintu hisap gas buang (exhaust) yang
berfungsi untuk menghisap gas dari muffler kendaraan sehingga tidak
menimbulkan gangguan pernafasan. Penghisapan gas ini dilakukan dengan
sebuah blower yang ditempatkan di bawah drum tester.
Urutan pengujian dilakukan sesuai dengan perintah yang tertera pada layar
monitor, hasil dari tes ini dapat dilihat pada layar monitor.
5. Brake Tester
Di brake tester dilakukan 2 tahap pengujian yaitu rem untuk roda depan (LH/RH)
dan rem untuk roda belakang (LH/RH) yang dilakukan secara bergantian. Pada
saat rem ditekan maka pointer pada panel akan menunjukkan besarnya gaya
pengereman pada saat itu. Ada 3 buah pointer pada panel, sebelah kanan untuk
roda kanan, sebelah kiri untuk roda kiri dan bagian tengah untuk menunjukkan
besarnya perbedaan gaya pengereman pada roda kiri dan kanan.
22
6. CO-HC Exhaust Emission Analyzer
Test ini hanya untuk model Katana, Escudo dan Baleno saja. Dimaksudkan untuk
mengetahui besarnya kadar CO dan HC yang terdapat pada gas buang kendaraan.
Cara pengujiannya adalah dengan memasukkan ujung tester ke dalam pipa
muffler (kendaraan dalam kondisi hidup) dan ditunggu beberapa saat. Hasil
pengukuran kadar CO-HC dapat dilihat pada panel (digital). Sebagai acuan,
dibuat standar untuk kadar CO, HC maksimum yang diizinkan. Untuk CO kadar
maksimum yang diijinkan adalah 0.5 - 1.5 %. Jika hasil pengukuran menunjukkan
lebih dari itu maka harus dilakukan penyetelan pada engine.
7. Under Body Inspection
Di bagian ini dilakukan pengecekan terhadap baut-baut yang berada di bagian
bawah kendaraan. Ada 2 jalur untuk under body inspection ini, jalur kiri untuk
model ST-100, CARRY, FUTURA dan FPB sedangkan jalur kanan untuk model
BALENO, KATANA dan ESCUDO. Khusus untuk Katana masih ditambah
dengan pengecekan oli transmisi, oli transfer gear dan oli differensial. Sedangkan
untuk Escudo dan Baleno hanya ditambah pengecekan oli transmisi saja.
8. Appearance Inspection
Di bagian ini dilakukan cek terhadap penampilan kendaraan baik dari luar
maupun dalam, a.l. pemeriksaan terhadap kemungkinan terjadinya penyok pada
body, cat yang tidak kuat atau sudah mengelupas dll. Test ini memakan waktu
yang relatif cukup lama karena memerlukan ketelitian dan konsentrasi yang tinggi
23
dalam pengamatan. Di samping itu juga karena cacat yang ada hampir tidak
nampak.
9. Shower Test
Test terakhir bagi kendaraan adalah di bagian shower test. Test ini dimaksudkan
untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran ruang/kabin kendaraan terhadap
semburan air dari luar.
Cara pengujiannya sebagai berikut :
Kendaraan dimasukkan ke dalam shower test. Ruangan di dalam shower test ini
dilengkapi dengan nossel-nossel yang dapat menyemburkan air. Sirkulasi air
dilakukan menggunakan dua buah pompa yang bekarja secara paralel. Test
dilakukan selama 3 menit atau lebih. Switch untuk menghidupkan pompa nossel
ini dihubungkan dengan sensor yang ditempatkan di dekat pintu masuk shower
test, sehingga begitu ada kendaraan masuk otomatis air akan langsung keluar
melalui nossel. Dan setelah tiga menit lebih semburan air akan berhenti dengan
sendirinya. Semburan air tidak hanya dari atas saja tetapi juga dari depan,
belakang, samping dan bawah. Dari test ini akan diketahui ada tidaknya
kebocoran pada ruangan kendaraan. Jika ada maka bagian-bagian yang bocor
akan ditandai oleh operator dan selanjutnya kendaraan akan dikirim ke bagian
repair untuk diperbaiki. Baru kemudian diuji lagi ke shower test.
Recommended