View
222
Download
6
Category
Preview:
Citation preview
8
BAB II
KAJIAN TEORI
1.1.Kajian Teori
A. Aktivitas belajar
Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai
dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa ketrampilan-
ketrampilan dasar sedangkan kegiatan psikis berupa ketrampilan terintegrasi.
Ketrampilan dasar yaitu mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi,
mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Sedangkan ketrampilan
terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data,
menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel,
mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis penelitian, menyusun hipotesis,
mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitiandan
melaksanakan eksperimen.Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada
belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang
sangat penting dalam interaksi belajar mengajar”(Sardiman, 2001:93).
Aktivitas belajar disini adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar baik keadaan fisik maupun psikis, di sini keadaan fisik adalah keadaan
yang berupa ketrampilan dasar, sedangkan keadaan psikis adalah ketrampilan
mengidentifikasi variabel , mengolah data merancang ,dan melaksanakan.
aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses
interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang
dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti
yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya dalam Depdiknas(2005 : 31)
segala kegiatan yang berlangsung dalam proses belajar mengajar yang
terdapat interaksi antara guru dengan siswa , tapi penekanan dalam aktivitas
belajar disini lebih di khususkan terhadap siswa sebab apabila aktivitas siswa baik
maka situasi pada proses belajar mengajar akan lebih aktif.sehingga akan tercipta
aktivitas belajar yang baik dalam proses belajar mengajar.
Menurut usman (Iis Indraeni 2009:11) aktivitas belajar siswa adalah bergerak
aktif secara berkala yang melibatkan fisik, fikiran dan semua indera yang
berhubungan dengan proses pembelajaran. Tidak ada belajar kalau tidak ada
aktivitas. Oeh sebab itulah aktivitas dikatakan asas yang sangat penting dalam
pembelajaran.
9
Hampir sama dengan pemikiran sardiman, (Iis Indraeni 2009:11) juga
mengemukakan bahwa aktivitas belajar adalah semua aktivitas yang melibatkan
fisik maupun fikiran dan semua yang berhubungan dengan proses
pembelajaran.fisik disini adalah semua anggota tubuh yang ikut serta dalam
proses belajar mengajar, sedangkan indra penghubung dan fikiran juga harus ikut
serta agar proses belajar berjalan dengan baik.
Berdasarkan dari tiga pakar teori tentang aktivitas belajar dapat disimpulkan
bahwa aktivitas belajar adalah interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan
guru yang berlangsung dalam proses pembelajaran yang meliputi ketrampilan
dasar dan ketrampilan terintregasi.ketrampilan dasar terdiri dari mengobservasi,
mengklasifikasi,memprediksi,mengukur,menyimpulkan,dan mengkomunikasikan
sedangkan ketrampilan terintregrasi terdiri darimengidentifikasi variable, memuat
tabulasi data,menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan
antar variable,mengumpulkan dan mengolah data menganalisis
data,mengidentifikasi data menganalisa data, menganalisis penelitianmenyusun
hipotesis, mendefinisikan variable secara operasional, merancang penelitiandan
melaksanakan penelitian.aktivitas belajar disini terdiri dari beberapa aspek yaitu
mengobservasi didni mempunyai arti menggali informasi atau menaganalisis
informasi, indentifikasi variable disini mengidentifikasi fariabel, kemudian
menyusun hipotesis atau menyusun dugaan sementara dari informasi yang
diperoleh, devinisi variabel, eksperimen, mengumpulkan data artinya
mengumpulkan informasi yang telah diperoleh. Emudian mengelola,
mengklasifikasikan, mennyajikan data disini adalah menyajikan dat dari informasi
yang diperoleh, kemudian mengkomunikasikan atau mempresentasikan hasil dari
informasi yang diperoleh. Untuk lebih jelasnya disajikan langkah – langkah
aktivitas sebagai berikut :
Adapun Langkah kegiatan dari aktivitas yaitu:
1. Mengobservasi
2. Identifikasi variable
3. Menyusun hipotesis
10
4. Devinisi variable
5. Exsperimen
6. Mengumpulkan data
7. Mengelola / menganalisis
8. Klasifikasi
a. Tabulasi data
b. Prediksi
c. Menyimpulkan
d. Menyajikan data
e. Hubungan antar variable
9. Mengkomunikasikan
B. Model Pembelajaran Group investigation
Menurut Huda (2011) Group investigation adalah suatu metode
pembelajaran yang dikembangkan oleh Sharan dan Sharan ini lebih menekankan
pada pilihan dan kontrol siswa daripada menerapkan tehnik-tehnik pengajaran di
ruang kelas. Selain itu juga memadukan prinsip belajar demokratis dimana siswa
terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran baik dari tahap awal sampai
akhir pembelajaran termasuk di dalamnya siswa mempunyai kebebasan untuk
memilih materi yang akan dipelajari sesui dengan topik yang sedang dibahas.
Huda(2011)mengemukakan bahwa model pembelajaran ini lebih menekankan
pada pilihan dan kontrol siswa daripada PBM di dalam kelas. dan disini model
pembelajaran ini lebih menekankan pada demokratis sehingga siswa akan terlihat
aktif dalam mengikuti PBM mulai dari awal pembelajaran sampai akhir
pembelajaran, sehingga siswa mempunyai kebebasan memilih materi sesuai
dengan topik pembelajaran.
Menurut Suprijono (2011) mengemukakan bahwa dalam penggunaan metode
Group investigation maka setiap kelompok akan bekerja untuk melakukan
investigasi sesuai dengan masalah yang mereka pilih. Sesuai dengan pengertian-
pengertian tersebut maka dapat diketahui maka pembelajaran dengan metode
Group investigation adalahpembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa dan
tentu akan membangkitkan semangat serta motivasi siswa untuk belajar.
11
Hampir sama dengan pemikiran yag dikemukakan oleh huda,suprijono juga
mengemukakan bahwa model group investigation ini adalah pembelajaran dengan
sistem kelompok yang melakukan investigasi sesuai masalah yang mereka pilih.
Disini siswa juga dituntut untuk selalu aktif sehingga akan membangkitkan
senangat serta motivasi siswa untuk belajar, sehingga siswa tidak akan bosan
dalam mengikuti pembelajaran.
Narudin (2009) group Investigationn merupakan salah satu bentuk metode
pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa
untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui
bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari
melalui internet.
Narudin (2009) juga mengemukakan bahwa group investigation adalah model
pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi siswa dalam proses
belajar mengajar untuk membangkitkan aktivitas belajar siswa,selain itu siswa
juga harus mencari jawaban sendiri tentang masalah tyang sudah dipilih oleh
siswa.dalam hal ini pembelajaranm ini tridak menfokuskan pada buku saja tapi
juuaga dapat melalui internet.
Dari beberapa definisi tentang pengerian gruop investigasi dapat disimpulkan
bahwa strategi belajar kooperatif yeng menempatkan siswa ke dalam kelompok
untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Dari pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa metode Group Investigasi mempunyai fokus utama untuk
melakukan investigasi terhadap suatu topik atau objek khusus. Selain itu
pembelajaran tidak hanya mengunakan buku saja tapi jugha dapat mencari melalui
internet.
D.langkah langkah pembelajaran group investigasi
Slavin (2010) mengemukakan enam langkah pembelajaran menggunakan
Model Group investigation yaitu:
1. Grouping (menetapkan jumlah anggota kelompok)
2. Planning (menetapkan apa yang akan dipelajari, bagaimana mempelajari,
siapa melakukan apa).
3. Investigation (saling tukar informasi dan ide, berdiskusi, klarifikasi,
mengumpulkan informasi, menganalisis data, membuat inferensi).
12
4. Organizing (anggota kelompok menulis laporan, merencanakan presentasi
laporan, penentuan penyaji,moderator, dan notulis).
5. Presenting (salah satu kelompok menyajikan, kelompok lain mengamati,
mengklarifikasi, mengajukan pertanyaan atau tanggapan).
6. Evaluating (masing-masing siswa melakukan koreksi terhadap laporan
masing-masing).
Menurut slavin (2011)mengemukakan bahwa ada 6 dalam langkah dalam
melakukan model group investigation ini,tapi dalam hal ini slavin lebih
menakan kan pada presentasi, diman dalam presentasi ini kelompok bekerja
dari awal sampai ahir,yaitu membuat,merencanakan,presentasi laporan
sehingga semua yang terdapat dalam model group investigation ini semua
aktif dalam PBM,sehingga aktivitas belajar dapat berjalan dengan baik.
Menurut Huda (2011) langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode
Group investigation terdiri dari:
1. Siswa dibentuk kedalam kelompok kecil secara heterogen
2. Masing-masing kelompok diberi tugas/ proyek
3. Setiap anggota berdiskusi dan menentukan informasi apa yang akan
dikumpulkan, bagaimana mengolahnya, bagaimana menelitinya, dan
bagaimana menyajikan hasil penelitiandidepan kelas.
4. Selama proses penelitianatau investigasi siswa akan terlibat dalam aktivitas
berpikir tingkat tinggi, seperti sintesis, meringkas, hipotesis, dan kesimpulan.
5. Menyajikan laporan akhir
Hampir sama dengan langkah – langkah yang dikemukakan oleh slavi, huda
juhga memaparkan langkah dalam pembelajaran dengan model ini semua
siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,setipa kelompok berdiskusi untuk
memecahkan masalah yang telah dipilih.setelah semua jadi siswa akan
mempresentasikan atau mendemonstrasikan hasil kerja kelompok di depan
kelas sehingga akan memperoleh aktivitas belajar yang terdapat timpal balik.
Agus Suprijono dalam bukunya yang berjudul “Cooperative Learning”, juga
mengemukakan langkah - langkah pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran group investigation yaitu :
1. Pembagian kelompok yang dilakukan oleh guru
13
2. Guru beserta siswa menentukan atau memilih topik-topik tertentu dengan
permasalahan yang dapat dikembangkan dari topik tersebut.
3. Guru dan siswa menentukan metode penelitianan yang dikembangkan
untuk memecahkan masalah.
4. Setiap kelompok bekerja berdasarkan metode investigasi yang telah di
rumuskan
5. Para siswa mempresentasikan hasil investigasinya oleh masing-masing
kelompok.
6. Evaluasi. Evaluasi dapat masuk asasmen individual maupun kelompok
Agus Suprijono juga mengemukakan tentang langkah dalam model group
investigation ini ada beberapa langkah yang harus di lakukan dalam model ini
yaitu dengan pembagian kelompok,setiapkelompok mennganalisis tugas
kelompok masing – masing dan mempresentasikan hasil kerjanya di depan
kelas, selain itu juga dilakukan evaluasi baik kelompok maupun individu.
Jadi, dari beberapa langkah yang sudah dijabarkan oleh para ahli,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran GI mempunyai 6
langkah dalam pelaksanaanya, yaitu :
1. pembentukan kelompok beranggotakan 2 – 6 kelompok.
2. memilih topik permasalahan.
3. merencanakan tugas (metode penelitianan)
4. investigasi : a. mengumpulkan informasi
b.menganalisis data terdiri dari klasifikasi, klarifikasi,
sintesis
c.membuat simpulan
5. membuat laporan.
6. presentasi hasil investigasi.
7. evaluasi hasil investigasi yang berupa diskusi kelas dan presentasi baik
secara individu maupun kelompok.
C. Penilaian autentik
Asesmen otentik atau penilaian autentik merupakan sebuah penilaian proses
yang di dalamnya melibatkan berbagai kinerja yang mencerminkan bagaimana
14
peserta didik belajar, capaian hasil, motivasi, dan sikap yang terkait dengan
aktivitas pembelajaran (Callison, 2009).
Disini calison mengemukakan bahwa penilaian autentik adalah penilaian
proses bagaimana siswa mencapai hasil, motivasi, dan sikap yang terkait dengan
aktivitas pembelajaran, berarti disini penilaian autentik tersebut penilaian nyata
atau wujud yang menggambarkan aktivitas belajar siswa.
Penilaian otentik merupakan konsep besar yang meliputi sistem pengukuran
hasil belajar dalam bentuk “produk intelektual yang bernilai, signifikan, dan
bermakna”. Bilamana guru menerapkan model penilaian otentik untuk
menghimpun informasi mengenai prestasi siswa, maka guru menerapkan
berbagai kriteria yang berkenaan dengan „ konstruksi ilmu pengetahuan, disiplin
dalam melakukan pekerjaan , serta nilai-nilai yang dapat siswa kuasai sesuai
dengan harapan sekolah (Wikipedia, 2010)
Hampir sama pemikiran dengan callison wekipedia juga mengemukakan
bahwa penilaian autentik merupakan konsep besar yang meliputi sistem
pengukuran hasil belajar dalam bentuk produk atau berwujud seperti lembar
portofolio bagi anak. Dan bagaimana guru menerapkan model penilaian autentik
ini berarti guru melakukan penilaian aktivitas siswa dalam proses blajar
mengajar.
Dari definisi diatas dapat disimpulakan bahwa Asesmen otentik merupakan
sebuah penilaian proses yang di dalamnya melibatkan berbagai kinerja yang
mencerminkan bagaimana peserta didik belajar, capaian hasil, motivasi, dan
sikap yang terkait dengan aktivitas pembelajaran yang dapat dinilai dengan
mengunakan portofolio.
D. Langkah – langkah penilaian autentik (penilaian kinerja)
Menurut Glencoe (1994) dan Hibbard (1995) dalam Ibrahim, langkah
implementasi penilaian kinerja termasuk penilaian kinerja yang autentik.
1. Pilih daftar penilaian tugas yang akan dinilai
2. Tunjukkan dan diskusikan tugas sejenis yang berkualitas. Kaitkan unsur-
unsur dalam tugas yang akan dilakukan siswa dengan daftar penilaian
tugas
3. Mintalah siswa menyelesaikan tugas dengan dibimbing oleh daftar
penilaian tugas
4. Mintalah siswa melakukan penilaian diri dengan bantuan daftar penilaian
tugas
15
5. Mintalah siswa melakukan revisi atas pekerjaan berdasar penilaian diri.
6. Nilai proses, produk, dan penilaian diri dengan bantuan daftar penilaian
tugas
7. Diskusikan penilaian ini dengan siswa secara individual Secara periodik
nilailah keseluruhan pekerjaan siswa dengan rubrik
Menurut (Grounld 1982:2) ada bebrapa langlkah dalam membuat penilaian
autentik, langkah tersbut adalah :
1. Mengidentifikasi standar
2. Memilih suatu tugas topik.
3. Mengidentifikasi criteria untuk tugas (tasks)
4. Menciptakan standar criteria atau rubrik (rubric)
Langkah group investigation dengan aktivitas
1. Membentuk kelompok 2 sampai 6 orang
2. Mengobservasi
3. Mengidentivikasi variable
4. Memilih topik masalah
5. Menyusun hipotesis
6. Merancang penelitianan
a. Definisi variable
b. Mengumpulkan informasi / melakukan exsperimen
7. Investigasi
8. Menganalisis data
a. Klasifikasi
b. Tabulasi data
c. Prediksi
d. Hubungan antar variable
e. Kesimpulan
9. Membuat laporan dan menyajikan data
10. Mengkomunikasikan (mempresentasikan) hasil investigasi
11. Evaluasi
E. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Rumusan tentang pengertian IPS telah banyak dikemukakan oleh para ahli
IPS atau social studies. Di sekolah-sekolah Amerika pengajaran IPS dikenal
16
dengan social studies. Jadi, istilah IPS merupakan terjemahan social studies.
Dengan demikian IPS dapat diartikan dengan “penelaahan atau kajian tentang
masyarakat”. Dalam mengkaji masyarakat, guru dapat melakukan kajian dari
berbagai perspektif sosial, seperti kajian melalui pengajaran sejarah, geografi,
ekonomi, sosiologi, antropologi, politik pemerintahan, dan aspek psikologi sosial
yang disederhanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk memperoleh
gambaran yang lebih luas tentang IPS, maka penting untuk dikemukakan
beberapa pengertian social studies dan IPS menurut para ahli. Moeljono
Cokrodikardjo mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu
pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai
cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah,
geokrafi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk
tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah
dipelajari.
Nu‟man Soemantri menyatakan bahwa IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu
sosial yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan
SLTA. Penyederhanaan mengandung arti: a) menurunkan tingkat
kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya dipelajari di universitas menjadi
pelajaran yang sesuai dengan kematangan berfikir siswa siswi sekolah
dasar dan lanjutan, b) mempertautkan dan memadukan bahan aneka
cabang ilmu-ilmu sosial dan kehidupan masyarakat sehingga menjadi
pelajaran yang mudah dicerna.
S. Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi
atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS
merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran
manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah,
ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial.
Tim IKIP Surabaya mengemukakan bahwa IPS merupakan bidang studi
yang menghormati, mempelajari, mengolah, dan membahas hal-hal yang
berhubungan dengan masalah-masalah human relationship hingga benarbenar
dapat dipahami dan diperoleh pemecahannya. Penyajiannya harus merupakan
17
bentuk yang terpadu dari berbagai ilmu sosial yang telah terpilih, kemudian
disederhanakan sesuai dengan kepentingan sekolahsekolah.
Dengan demikian, IPS bukan ilmu sosial dan pembelajaran IPS yang
dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi tidak
menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam
mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang
bobot dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan masingmasing.
Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang
terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau siswa dan siswi atau dalam
lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik yang ada di masa
sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian siswa dan siswi yang
mempelajari IPS dapat menghayati masa sekarang dengan dibekali pengetahuan
tentang masa lampau umat manusia. Dengan bertolak dari uraian di depan,
kegiatan belajar mengajar IPS membahas manusia dengan lingkungannya dari
berbagai sudut ilmu sosial pada masa lampau, sekarang, dan masa mendatang,
baik pada lingkungan yang dekat maupun lingkungan yang jauh dari siswa dan
siswi. Oleh karena itu, guru IPS harus sungguh-sungguh memahami apa dan
bagaimana bidang studi IPS itu.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a. Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial
IPS adalah mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
konsep, generalisasi yang berkaitan dengan isu social serta berfungsi untuk
mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan siswa tentang
masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia. Sedangkan menurut (Sumantri,
2001:89) IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin
ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur
filsafat ilmu, disiplin ilmu, maupun ilmu pendidikan.
Seperti telah disinggung diatas pada hakekatnya IPS adalah telaah
tentang manusia dan dunianya. Manusia selalu hidup bersama dengan
sesamanya, dengan berpusat pada pembahasan tentang manusia IPS
memperkenalkan kepada peserta didik bahwa manusia dalam hidup bersama
18
dituntut rasa tanggung jawab social. Berbagai cara dan tehnik pembelajaran
dikaji untuk memungkinkan konsep-konsep abstrak agar mudah dipahami
oleh anak.
IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu social,
seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi social, sejarah, geografi,
ekonomi, ilmu politik dan sebagainya. Pengajaran IPS lebih bersifat
perkenalan mengenai “seni kehidupan”. Landasan pengkajian dari berbagai
aspek kehidupan ini diambil dari berbagai sumber ilmu social yaitu: Sosial
Budaya, Geografi, Politik, Ekonomi, Sosial, dan Sejarah. Pengajaran IPS di
kelas rendah disajikan dalam pendekatan tematik, sedangkan IPS pelajaran
mandiri mulai deprogram pada kelas empat keatas, oleh karena itu
pengajaran IPS lebih banyak dititik beratkan kepada dunia siswa dan
lingkungannya.
b. Fungsi dan Tujuan IPS
Mata Pelajaran IPS di SD berfungsi untuk menguasai konsep dan
manfaat IPS dalam kehidupan sehari-hari serta untuk melanjutkan
pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama atau Madrasah Tsanawiyah.
Dalam kurikulum IPS (2006) untuk tingkat SD menyatakan bahwa
a. Membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang
berguna dalam kehidupan bermasyarakat.
b. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi,
menganalisa dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial
yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
c. Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi
dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan
serta berbagai keahlian.
d. Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang
positif, dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi
bagian kehidupannya yang tidak terpisahkan.
19
e. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan
kehidupan.
c. Materi dan Ruang Lingkup IPS
Materi yang disajikan dalam pengajaran IPS (Kurikulum IPS, 2006)
untuk tingkat SD adalah sebagai berikut :
a. Bahan untuk kelas I ialah tentang kehidupan di rumah dan
sekitarnya yang menyangkut hubungan sosial. Termasuk
kekeluargaan, sopan-santun, kegotongroyongan, tanggungjawab
dan tata tertib di jalan, sekolah dan sekitarnya, hari besar agama,
proklamasi, dan lain sebagainya.
b. Di kelas II mengenai kehidupan desa, kota, tertib lalu lintas, arah,
waktu sehari, ceritera rakyat, dan ceritera pahlawan.
c. Di kelas III mempelajari keadaan penjuru angin, kecamatan,
petilasan di tempat, pemerintahan, dan tokoh daerah.
d. Kelas IV sudah mempelajari seluruh tanah air, termasuk propinsi-
propinsi. Tokoh-tokoh proklamasi dan pemerintahan daerah.
e. Kelas V tentang tanah air diteruskan. Negara tetangga sudah
dipelajari secara sistematik. Yang lainnya ialah sejarah Pergerakan
Nasional, proklamasi dan sesudahnya. Masalah sosial dan
pancasila dikaji pula.
f. Kelas VI sudah lebih meluas walaupun tanah air tetap dikaji.
Pengenalan negara tetangga diteruskan. Bahan belajar lain ialah
migrasi, pembangunan nasional, asal usul bangsa, perjuangan
mempertahankan dan memelihara tanah air, PBB dan dunia.
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
a. Manusia, Tempat, dan Lingkungan
b. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
c. Sistem Sosial dan Budaya
d. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan
20
Jadi Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar adalah program yang
mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang
berkaitan dengan isu sosial. mata pelajaran IPS dirancang untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis
terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan
bermasyarakat yang dinamis. Penanaman konsep-konsep IPS di SD dengan
benar dan tepat akan berpengaruh terhadap penguasaan materi IPS ditingkat
selanjutnya.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar
Pencapaian tujuan pembelajaran IPS dapat dimiliki oleh kemampuan
peserta didik yang standar dinakmakan dengan Standar Kompetensi (SK) dan
dirinci ke dalam Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi dasar ini merupakan
standar minimum yang secara nasioanl harus dicapai oleh siswa dan menjadi
acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian
SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun
kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.
Secar rinci SK dan KD untuk amat pelajaran IPS yang ditunjukkan untuk siswa
kelas 6 SD disajikan dalam table 2.1 berikut ini (KTSP,2006).
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mata pelajaran IPS Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2.Memahami gejala alam
yang terjadi di indonesia
dan sekitarnya
2.2 mengenal cara – cara menghadapi
bencana alam
2.2 kajian penelitianyang relevan
Rahayu, Murti (2011) melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar
IPS Melalui Model Group Investigation Bagi Siswa Kelas IV SD N Soso 03
Gandusari Kabupaten Blitar”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model grup
21
investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang terlihat dari peningkatan
perolehan pra tindakan sampai pada siklus kedua yang mencapai peningkatan
sebesar 13% dari 16 siswa yang tuntas 14 siswa dan belum tuntas 2 siswa. Kelebihan
: model group investigation adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang
sulit untuk diterapkan, namun peneliti mampu meningkatkan hasil belajar secara
maksimal. Kelemahan : sayang sekali masih ada 2 siswa yang belum tuntas dalam
pembelajaran menggunakan grup investigation. Cara mengatasi kelemahan tersebut
dengan lebih memaksimalkan pembelajaran ini, karena 2 siswa yang belum tuntas ini
sangat disorot oleh pembaca.
Budiyono, Cendot (2011) melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model
Group Investigation Dipadu Dengan Game Puzzle Untuk Meningkatkan Aktivitas
Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII-B SMP Negeri 1 Bondowoso”. Hasil
penelitian ini menujukkan bahwa penerapan metode GI yang dipadu game puzzle,
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dari siklus 1 73,63% dengan
kriteria baik dan pada siklus 2 sebesar 89,57% dengan criteria sangat baik sehingga
terjadi peningkatan sebesar 15,94%. Kelebihan : selain dapat meningkatkan hasil
belajar, model pembelajaran GI juga dapat meningkatkan aktivitas siswa. Kelemahan
: model pembelajaran GI menuntut siswa untuk berfikir aktif dan kritis, kalau ada
siswa yang tidak aktif maka akan menghambat tujuan pembelajaran. Cara mengatasi
kelemahan yaitu dengan melakukan pemantauan secara menyeluruh supaya para
siswa tetap aktif dalam masing-masing kelompoknya.
Penelitian yang dilakukan oleh Ratih Endarini Sudaromono (2011) dengan judul
“Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Group Investigation Pada Mata Pelajaran IPA Di SD Sidorejo Lor 02
Salatiga Seester 1 Tahun Ajaran 2009/2010”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran GI dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa dari siklus I sebesar 77% dan pada siklus II dengan presentase 89%.
Peningkatan aktivitas siswa memberikan dampak yang positif terhadap hasil belajar
yaitu pada ulangan harian siswa dengan nilai rata-rata mencapai 88. Kelebihan :
model GI bisa masuk ke dalam beberapa mata pelajaran sehingga siswa dapat berlatih
berfikir unuk memecahkan suatu masalah. Kekurangan : model pembelajaran GI
sangat komplek sehingga siswa harus berkonsentrasi penuh melakukan investigasi
22
terhadap topik yang sudah dipilih. Cara mengatasi kelemahan yaitu dengan melatih
kemampuan berfikir kritis siswa sejak dini.
Kerangka berfikir
Untuk mengatasi pembelajaran yang hanya menekankan pada aktivitas
siswa, maka dalam penelitian ini akan mencoba menggunakan metode Group
Investigation dalam belajar. Hal ini karena metode ini merupakan metode
pembelajaran yang mengikutsertakan siswa dalam pembelajaran, mulai dari
perencanaan sampai dengan pelaksanaannya, sehingga pembelajaran tidak
hanya didominasi oleh guru, tetapi siswa juga menjadi bagian dalam
pembelajaran. Dalam pembelajaran ini terdapat enam kali tatap muka terhadap
siswa.sehingga aktivitas belajar siswa akan meningkat.
23
Gambar kerangka berfikir pembelajaran IPS model GI dan aktivitas belajar
Pembelajaran IPS SD
Kompetensi dasar :
2.2 Mengenal cara – cara menghadapi bencana alam
Pembelajaran
Konvensional
Tidak ada Aktivitas
Belajar
Pembelajaran IPS dengan GI dan Aktivitas
KD: cara – cara menghadapi bencana alam
Pengukuran
Aktivitas
Pembentukan kelompok beranggotakan
4 siswa tiap kelompok
Memilih topik cara – cara menghadapi
bencana alam
Merencanakan pengumpulan informasi
cara – cara menghadapi bencana alam
Investigasi :
a. Mengumpulkan Informasi
b. Menganalisis informasi dengan
membuat klasifikasi, klarifikasi sintesis
Presentasi
Aktivitas belajar siswa
meningkat
Rubrik aktivitas
Rubrik aktivitas
topik
Rubrik aktifitas
informasi
Rubrik penilaian Informasi
Rubrik aktivitas analisis informasi
Rubrik Presentasi
Skor aktivitas
belajar siswa
24
2.3 hipotesis tindakan
Hipotesis dalam penelitiananaan Tindakan Kelas ini adalah melalui model
type group investigation dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa kelas VIB di SDN Wonoyoso Kecamatan
Pringapus Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2012/2013.
Recommended