View
217
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Wendland (2016) melakukan penelitian mengenai pengaruh diversifikasi
terhadap pajak pada perusahaan. Penelitian tersebut menggunakan periode 2014-
2015. Hasil penelitiannya membuktikan secara empiris bahwa strategi
diversifikasi berpengaruh negatif terhadap pajak. Artinya, semakin tinggi tingkat
diversifikasi maka beban pajak yang ditanggung perusahaan akan semakin kecil.
Penelitian yang dilakukan oleh Wendland juga menunjukkan bahwa perusahaan
yang beroperasi pada multi segmen memiliki beban pajak yang lebih rendah dari
pada perusahaan single segment.
Stefanny (2016) melakukan penelitian mengenai transaksi hubungan
istimewa dan pengaruhnya terhadap tarif pajak efektif perusahaan. Penelitian
tersebut menggunakan variabel dependen tarif pajak efektif, sedangkan variabel
independennya adalah transaksi hubungan istimewa. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa transaksi hubungan istimewa yang terdiri dari piutang usaha
dan hutang usaha hubungan istimewa tidak berpengaruh terhadap tarif pajak
efektif.
Ardianto (2015) melakukan penelitian mengenai pengaruh transfer
pricing terhadap beban pajak. Penelitian tersebut membuktikan bahwa transfer
pricing tidak berpengaruh terhadap beban pajak. Variabel kontrol ukuran
perusahaan tidak berpengaruh, sedangkan DER dan ROA berpengaruh positif
terhadap beban pajak.
7
Tabel 2.1. : Penelitian terdahulu
No Nama
( Tahun)
Judul Objek / analisis Hasil
1 Wendland
(2016)
The effect of
industrial
diversification on
firm taxes
Objek : new york
stock exchange dan
National association
securities dealers
automated quatation
Variabel:
dependen = beban
pajak
Independen= strategi
diversifikasi
Penelitian ini menunjukkan
bahwa Strategi diversifikasi
berpengaruh terhadap pajak.
2 Stefanny
(2016)
Pengaruh
transaksi
hubungan
istimewa terhadap
tarif pajak efektif
Objek : perusahaan
pertambangan di
BEI tahun 2010-
2014
Variabel:
dependen = pajak
efektif perusahaan
Independen=
transaksi hubungan
istimewa
Penelitian ini menunjukkan
bahwa transaksi hubungan
istimewa tidak berpengaruh
terhadap tarif pajak efektif
perusahaan pertambangan di
BEI.
3 Ardianto
(2015)
Analisis pengaruh
transfer pricing
terhadap beban
pajak
Objek : perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI
tahun 2014-2015
Variabel:
dependen = beban
pajak
Independen=
transfer pricing
Penelitian ini menunjukkan
bahwa Transfer pricing tidak
berpengaruh terhadap beban
pajak.
8
B. Tinjauan Pustaka
B.1 Teori keagenan
Teori keagenan merupakan teori yang menggambarkan sebuah hubungan
kontrak antara agen dan prinsipal, dimana prinsipal akan memotivasi agen agar
bertindak untuk mencari keuntungan bagi prinsipal (Robert, 2015). Ada beberapa
jenis hubungan antara agen dan prinsipal, namun hubungan yang dibahas dalam
penelitian ini adalah hubungan antara pihak manajer sebagai agen dan pihak
pemerintah sebagai prinsipal. Dalam hubungan tersebut sering kali terjadi
ketidaksesuaian atau ketidaksamaan kepentingan sehingga kedua pihak tersebut
berusaha untuk memenuhi kepentingannya masing-masing. Susanto (2011)
mengatakan bahwa, teori ini mengasumsikan bahwa individu akan bertindak
sesuai dengan kepentingan dirinya sendiri, seperti layaknya sifat manusia. Hal itu
akan menimbulkan konflik kepentingan diantara kedua pihak.
Dalam hubungan antara manajer dan pemerintah, konflik kepentingan
akan timbul di saat pembayaran pajak terjadi. Agen dan prinsipal akan memihak
pada kepentingannya masing-masing. Di sisi pemerintah, pembayaran pajak sangat
diperlukan sebagai sumber dana negara untuk melakukan pembangunan.
Sebaliknya, di sisi manajemen, pembayaran pajak menjadi beban yang tidak
memberikan manfaat secara langsung terhadap usaha perusahaan sehingga
pembayaran pajak sering kali dijadikan beban yang sangat ingin dihindari.
Ditambah lagi sistem perpajakan di indonesia adalah self assessment system
dimana negara memberikan kebebasan terhadap wajib pajak (WP) untuk
menghitung, menyetor, dan melaporkan pajaknya sendiri. Sistem ini
9
memberikan kesempatan bagi WP untuk menekan beban pajak seminimal
mungkin. Hal ini dapat dilakukan oleh para agen karena adanya asimetris
informasi antara manajer dan pemerintah, dimana manajer lebih mengetahui
informasi kinerja perusahaan dibandingkan dengan pemerintah.
B.2 Strategi diversifikasi
Effendi mengemukakan bahwa Strategi diversifikasi produk adalah
sebagai suatu perluasan pemilihan barang dan jasa yang dijual oleh perusahaan
dengan jalan menambah produk baru atau jasa ataupun memperbaiki tipe, warna,
mode, ukuran, jenis dari produk yang sudah ada dalam rangka memperoleh laba
maksimal.
Menurut David dan Rich (2015) diversifikasi usaha adalah
keanekaragaman jenis usaha baik yang saling berkaitan maupun yang tidak saling
berkaitan. Sedangkan menurut Puji (2008) diversifikasi merupakan strategi untuk
mengembangkan perusahaan dengan membuka lini bisnis baru, memperluas lini
produk yang ada, memperlebar wilayah pemasaran produk, membuka kantor
cabang, melakukan merger dan akuisisi atau dengan cara yang lainya.
Dari beberapa definisi mengenai strategi diversifikasi di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa strategi diversifikasi adalah strategi pertumbuhan yang
digunakan perusahaan dengan menggunakan berbagai cara untuk meningkatkan
pangsa pasar dan memperluas wilayah operasional.
10
B.3 Jenis strategi
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 5 (revisi
2000) tentang pelaporan segmen, pelaporan dibagi menjadi segmen geografis dan
industri.
a. Diversifikasi Geografis
Perusahaan yang terdiversifikasi geografis adalah perusahaan dengan
usaha pada beberapa daerah pada saat yang bersamaan. Menurut IAI (2001),
segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam
menghasilkan dan menjual produk atau jasa pada lingkungan atau wilayah
ekonomi tertentu dan komponen tersebut memiliki risiko dan imbalan yang
berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada
lingkungan atau wilayah ekonomi lain. Selanjutnya, operasi dalam lingkungan
atau wilayah ekonomi dengan risiko dan imbalan yang berbeda secara signifikan
tidak boleh dikelompokkan ke dalam segmen geografis yang sama.
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam mengidentifikasi segmen
geografis mencakup kondisi ekonomi dan politik, hubungan antar operasi dalam
wilayah geografis, kedekatan geografis operasi, dan risiko mata uang. Perusahaan
yang menerapkan strategi diversifikasi secara geografis akan menjalankan
usahanya pada beberapa daerah secara bersamaan. Penjualan perusahaan akan
meningkat dengan menjual produk perusahaan kepada konsumen yang berada di
daerah lain. Peningkatan ini akan mempengaruhi besaran laba yang didapat oleh
11
perusahaan. Peningkatan atau penurunan laba akan berpengaruh terhadap
perencanaan pajak.
b. Segmen operasi
IAI (2001) menyatakan bahwa segmen operasi atau usaha adalah
komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau
jasa, baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait,
dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan
imbalan segmen lain. Produk atau jasa yang memiliki karakteristik risiko dan
imbalan yang berbeda secara signifikan tidak boleh dikelompokkan ke dalam
segmen usaha yang sama. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan
apakah produk termasuk dalam segmen usaha yang sama atau tidak meliputi
karakteristik produk, karakteristik proses produksi, golongan pelanggan, metode
pendistribusian produk, dan karakteristik iklim regulasi. Perusahaan yang
menerapkan strategi diversifikasi secara usaha akan memiliki unit bisnis dan
produk yang beraneka ragam. Jumlah produk perusahaan yang beragam akan
meningkatkan penjualan perusahaan dan kemudian akan mempengaruhi besaran
laba yang didapatkan oleh perusahaan. Peningkatan atau penurunan laba juga akan
berpengaruh terhadap perencanaan pajak perusahaan.
B.4 Pelaporan segmen
Perusahaan yang menggunakan strategi diversifikasi akan memiliki
berbagai segmen usaha dan geografis. Menurut PSAK No.5 (revisi 2000)
mengenai laporan segmen (IAI 2001) setiap perusahaan yang memiliki berbagai
12
segmen usaha dan geografis wajib melakukan pengungkapan jika masing-masing
segmennya telah memenuhi kriteria persyaratan penjualan, aset, dan laba usaha
yang memenuhi syarat tertentu. Oleh karena itu, perusahaan akan melaporkan
segmen usaha sebagai bagian dari laporan keuangan yang diterbitkan. Segmen
usaha menyajikan jenis dan nilai penjualan dari produk dan jasa yang berbeda.
Sementara itu, segmen geografis melaporkan penggolongan dan nilai penjualan
dari produk dan jasa pada geografis yang berbeda (IAI, 2001).
B.5 Definisi transfer pricing
Hansen dan Mowen (2016) menyatakan bahwa transfer pricing adalah
harga yang dibebankan untuk suatu barang atau oleh satu divisi ke divisi lainnya.
Dalam arti yang lebih luas transfer pricing merupakan penentuan harga atau
imbalan sehubungan dengan penyerahan barang, jasa, atau pengalihan teknologi
antar-perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa baik dalam negeri ataupun
luar negeri (Suandy 2011). Kemudian, transfer pricing juga dapat diartikan
sebagai harga yang dibebankan oleh sebuah unit bisnis terhadap barang atau jasa
kepada segmen lain dari organisasi yang sama (Salman dan Farid 2016). Dari
ketiga definisi tersebut, terdapat beberapa kesamaan antara lain: sebuah metode
penentuan harga dan berasal dari suatu divisi/perusahaan ke divisi/perusahaan
lainya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya transfer pricing
merupakan suatu metode penetapan harga atas barang, jasa, dan hal lainya yang
ditransfer antar pihak yang memiliki hubungan istimewa. Definisi mengenai
transfer pricing mengkaitkan transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan
istimewa (Suandi 2011).
13
B.6 Tujuan Transfer Pricing
Tujuan penetapan transfer pricing sebagai berikut: “Secara umum, tujuan
penetapan harga transfer adalah untuk mentransmisikan data keuangan di antara
departemen-departemen atau divisi-divisi perusahaan pada waktu mereka
saling menggunakan barang dan jasa satu sama lain” Mangoting (2015).
Selain tujuan tersebut, transfer pricing terkadang digunakan untuk
mengevaluasi kinerja divisi dan memotivasi manajer divisi penjual dan
divisi pembeli menuju keputusan-keputusan yang serasi dengan tujuan
perusahaan secara keseluruhan. Sementara itu, dalam lingkup perusahaan
multinasional, transfer pricing digunakan untuk meminimalkan pajak dan bea
yang mereka keluarkan di seluruh dunia: “Transfer pricing can effect overall
corporate income 10taxes. This is particulary true for multinational
corporations (Hansen dan Mowen, 2016).
B.7 Transaksi Transfer Pricing
Menurut Pajak (2011) Tentang Penerapan Prinsip Kewajaran Dan
Kelaziman Usaha Dalam Transaksi Antara Wajib Pajak Dengan Pihak Yang
Mempunyai Hubungan Istimewa, dalam hal Wajib Pajak melakukan transaksi
dengan pihak-pihak yang mempunyai HubunganIstimewa yang merupakan
Wajib Pajak Dalam Negeri atau Bentuk Usaha Tetap di Indonesia, Peraturan
Direktur Jenderal Pajak ini hanya berlaku untuk transaksi yang dilakukan
oleh Wajib Pajak dengan pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa
untuk memanfaatkan perbedaan tarif pajak yang disebabkan antara lain:
14
1. Perlakuan pengenaan Pajak Penghasilan final atau tidak final pada sektor
usaha tertentu;
2. Perlakuan pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah; atau
3. Transaksi yang dilakukan dengan Wajib Pajak Kontraktor Kontrak Kerja
Sama Migas
B.8 Perencanaan pajak
Definisi perencanaan pajak proses mengorganisasi usaha Wajib pajak atau
kelompok Wajib pajak sedemikian rupa sehingga utang pajaknya, baik wajib
pajak penghasilan maupun pajak-pajak lainnya, berada dalam posisi yang paling
minimal sepanjang hal ini dimungkinkan oleh ketentuan perundang-undangan
perpajakan maupun secara komersial (Zain, 2005 ). Pada dasarnya, perencanaan
pajak harus memenuhi syarat-syarat berikut:
a. tidak melanggar ketentuan perpajakan,
b. secara bisnis dapat diterima, dan
c. bukti-bukti pendukungnya memadai.
Pengaruh pajak terhadap perusahaan pajak merupakan pungutan
berdasarkan undang-undang oleh pemerintah. Secara administrative pungutan
pajak dapat dikelompokkan menjadi pajak langsung dan pajak tidak langsung.
Pajak langsung dikenakan atas masuknya sumber daya yaitu penghasilan,
sedangkan pajak tidak langsung dikeluarkan terhadap keluarnya sumber daya
seperti untuk konsumsi atau barang dan jasa.
15
C. Pengembangan Hipotesis
C.1 Pengaruh strategi diversifikasi terhadap perencanaan pajak
Strategi diversifikasi dipilih oleh perusahaan sebagai sebuah langkah
untuk mengembangkan usaha, memenangkan persaingan, dan mencapai tujuan
perusahaan (Harto, 2005). Dalam perusahaan yang memasuki masa growth,
kepentingan perusahaan untuk mencari laba akan meningkat. Perusahaan
mengharapkan adanya peningkatan laba sehingga perusahaan merasa perlu untuk
mengimplementasikan sebuah strategi baru yang diharapkan dapat meningkatkan
angka penjualan. Dengan meningkatnya penjualan, maka laba perusahaan juga
akan bertambah sehingga beban pajak perusahaan menjadi tinggi. Ketika beban
pajak perusahaan tinggi maka perusahaan akan melakukan perencanaan pajak.
Hal ini sesuai dengan teori kepentingan dari teori-teori pemungutan pajak
yang dinyatakan oleh (Waluyo 2011), semakin tinggi kepentingan perusahaan
dalam mencari laba, maka semakin tinggi pula perencanaan pajak perusahaan. Di
sisi lain, perusahaan yang memiliki unit bisnis yang merugi dapat meng-offset-kan
kerugiannya dengan pendapatan dari divisi lainnya sehingga laba perusahaan
secara keseluruhan menyusut dan beban pajak perusahaan menjadi rendah (Berger
dan Ofek, 2009).
Perusahaan yang terdiversifikasi juga memiliki unit bisnis yang lebih
beragam dan kondisi perusahaan yang lebih kompleks. Hal ini menyebabkan,
dalam mengelola perusahaan tersebut membutuhkan biaya operasional yang lebih
besar termasuk apabila perusahaan ingin mengunakan jasa audit. Biaya audit yang
16
dibebankan akan meningkat karena tingkat kerumitan perusahaan tinggi
(Wentland, 2016). Biaya operasional dan biaya audit yang tinggi akan mengurangi
laba perusahaan. Dengan demikian, laba perusahaan yang menyusut akan
membuat perencanaan pajak perusahaan menjadi rendah.
H1 : Strategi diversifikasi berpengaruh terhadap perencanaan pajak.
C.2 Pengaruh transfer pricing terhadap perencanaan pajak
Perusahaan yang mengadopsi strategi diversifikasi umumnya memerlukan suatu
metode untuk dapat mengintegrasikan unit bisnisnya. Oleh karena itu, transaksi-
transaksi yang terjadi baik antar divisi ataupun antar perusahaan diukur dengan
menggunakan metode penentuan harga yang disebut dengan harga transfer
(Hansen dan Mowen, 2016). Selain melakukan transaksi antar divisi di dalam
perusahaan, transaksi jual-beli tersebut juga terjadi dengan perusahaan yang
memiliki hubungan istimewa. Transaksi transfer pricing dalam penelitian ini
dibatasi hingga transaksi barang atau jasa antar divisi atau antar perusahaan di
dalam negeri. Hal ini dipengaruhi karena 66,7% dari total sampel yang digunakan
melakukan transaksi jual-beli hanya dengan pihak berelasi di dalam negeri.
Transaksi hubungan istimewa ini diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal
Pajak nomor: PER-43/PJ/2010 tentang penerapan prinsip kewajaran dan
kelaziman usaha dalam transaksi antara wajib pajak dengan pihak yang
mempunyai hubungan istimewa. Transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan
istimewa juga diatur dalam regulasi lainya, antara lain:
1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 Pasal 18 tentang pajak penghasilan.
17
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 140/PMK.03/2010 tentang penetapan
wajib pajak sebagai pihak yang sebenarnya melakukan pembelian saham atau
aktiva perusahaan melalui pihak lain atau badan yang dibentuk untuk maksud
demikian yang mempunyai hubungan istimewa dengan pihak lain dan terdapat
ketidakwajaran penetapan harga.
3. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-69/PJ/2010 tentang
kesepakatan harga transfer (advance pricing agreement). Sementara itu, dari sisi
akuntansi hubungan istimewa diatur secara khusus dalam PSAK No. 7
(Revisi 2015) tentang pengungkapan pihak-pihak yang berelasi. Adanya
peraturan- peraturan ini membuktikan bahwa transaksi dengan pihak berelasi
merupakan hal yang vital dan berpengaruh terhadap berbagai pihak, salah satunya
Pemerintah Indonesia (Subagyo dan Kurniawati, 2012).
Hubungan istimewa dapat membuat harga yang ditransfer suatu
perusahaan terhadap pihak yang memiliki hubungan istimewa bisa jadi lebih
rendah atau lebih tinggi apabila dibandingkan dengan harga ketika perusahaan
melakukan transaksi dengan pihak yang tidak memiliki hubungan istimewa (pihak
independen). Ketika perusahaan melakukan penjualan dengan harga lebih
rendah, laba yang didapatkan perusahaan juga menjadi rendah. Akibatnya,
beban pajak yang ditanggung oleh perusahaan juga akan mengalami penurunan,
begitu juga sebaliknya dari sisi pembeli.
H2 : Transfer pricing berpengaruh terhadap perencanaan pajak perusahaan.
18
C.3 Model Analisis
Gambar 1.1 di bawah ini merupakan model analisis yang menggambarkan
pengaruh strategi diversifikasi dan transfer pricing terhadap perencanaan pajak
perusahaan. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
strategi diversifikasi yang diproksikan dengan indeks Herfindahl dan transfer
pricing yang diukur menggunakan related party transaction (RPT). Sedangkan,
untuk variabel dependennya yaitu perencanaan pajak yang diukur dengan proksi
tax retention rate (TRR).
Strategi diversifikasi
DDDDDDDDDDDD
DDDDDDDDdiversif
ikasi Transfer pricing
H1 H1
H1
h
H2
Perencanaan
pajak
Recommended