View
11
Download
3
Category
Preview:
Citation preview
Sari Pertiwi, 2014
EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN
MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
eksperimen kuasi atau eksperimen semu. Metode aksperimen kuasi ini termasuk
kepada penelitian kuantitatif. Metode eksperimen kuasi ini merupakan metode
eksperimen semu dengan kata lain tidak seluruh variabel yang dapat
mempengaruhi variabel terikat dapat dikontrol. Penggunaan metode penelitian
tersebut dipilih untuk mengetahui penggunaan model sinektik dengan media film
pendek dalam pembelajaran menulis cerita pendek.
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan kelas kontol dan kelas
eksperimen. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat melihat perbandingan antara
kelas yang diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan model
sinektik dengan media film pendek serta kelas yang tidak diberikan model
pembelajaran dengan media pembelajaran tersebut. Dengan adanya perbandingan
tersebut, keberhasilan penggunaan model sinektik dengan media film pendek ini
akan lebih terlihat.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian ini yaitu memberikan tindakan berupa pembelajaran menulis
cerpen pada kelas eksperimen, sedangkan hasil dari penelitian ini melihat ada
atau tidaknya perbedaan kemampuan menulis cerpen setelah dan sebelum
pemberian tindakan tersebut. Dengan demikian, peneliti akan menggunakan tes
awal (prates) dan tes akhir (pascates) pada subjek penelitian.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya peneliti menggunakan rancangan
penelitian eksperimen kuasi berupa rancangan kelompok Nonekuivalen.
32
Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN
MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rancangan ini sangat sering digunakan dalam penelitian. Rancangan ini dapat
digambarkan sebagai berikut.
Desain Penelitian
Rancangan Kelompok Nonekuivalen
Keterangan:
O1: Nilai prates sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model
sinektik dengan media film pendek.
O2: Nilai pascates sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model
sinektik dengan media film pendek.
O3: Nilai prates sebelum mengikuti pembelajaran.
O4: Nilai pascates sesudah mengikuti pembelajaran.
X : Perlakuan berupa penggunaan model sinektik dengan media film pendek.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel penelitian ini akan dijelaskan berikut ini.
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2013:117)
Berdasarkan dari pengertian populasi tersebut, populasi dalam penelitian
ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung tahun ajaran 2013/2014.
O 1 X O2 (Eksperimen)
O3 O4 (kontrol)
33
Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN
MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berikut adalah data populasi siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung.
Tabel 3.1
Data Populasi Siswa Kelas VII SMPN 29 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014
Kelas Siswa
Jumlah Siswa P L
Kelas VII A 16 19 35
Kelas VII B 17 13 30
Kelas VII C 17 18 35
Kelas VII D 14 18 32
Kelas VII E 16 14 30
Kelas VII F 17 19 36
Kelas VII G 22 13 35
Kelas VII H 18 17 35
Kelas VII I 22 13 35
Kelas VII J 23 12 35
Kelas VII K 17 19 36
Kelas VII L 19 16 35
Kelas VII M 18 17 35
Total Jumlah 236 208 444
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2013:118). Sampel yang diambil dari populasi harus
representatif. Untuk mendapatkan sampel yang representatif, terdapat berbagai
teknik dalam pengambilan sampel.
34
Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN
MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik simple random sampling.
Teknik simple random sampling ini merupakan teknik pengambilan sampel dari
populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.
(Sugiyono, 2013:120). Penulis memilih teknik simple random sampling ini karena
populasi homogen, atau dengan kata lain populasi pada penelitian ini dianggap
memiliki kemampuan yang sama dalam menulis cerpen dan juga tidak berstrata
karena populasi pada penelitian ini seluruhnya adalah siswa kelas VII SMP
Negeri 29 Bandung.
Adapun cara pengambilan sampel dilakukan dengan undian. Melalui cara
undian itu didapatkan sampel untuk penelitian ini yaitu kelas VII B sebagai kelas
eksperimen dan kelas VII E sebagai kelas kontrol.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional sangat penting agar penulis dan pembaca memiliki
persepsi yang sama tentang penelitian yang akan dilakukan. Penulis medefinisikan
variabel-veriabel yang akan diteliti sebagai berikut.
1. Model sinektik adalah suatu rencana atau pola pembelajaran yang
mempertemukan berbagai macam unsur, dengan menggunakan kiasan untuk
memperoleh satu pandangan baru.
2. Media film merupakan media komunikasi yang bersifat audio visual untuk
menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang.
3. Pembelajaran menulis cerpen adalah pembelajaran menulis sebuah karangan
narasi yang pendek, yang menyajikan cerita serta masalah yang tidak terlalu
rumit untuk dipecahkan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data dalam bentuk tes. Teknik pengumpulan data berupa tes ini
dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis cerpen siswa. Tes pada
penelitian ini terdiri dari tes awal (prates) dan tes akhir (pascates). Tes awal
35
Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN
MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan sebelum siswa diberi perlakuan berupa pembelajaran yang
menggunakan model sinektik dengan media film pendek pada kelas eksperimen,
sedangkan tes akhir diberikan setelah siswa diberi perlakuan berupa pembelajaran
yang menggunakan model sinektik dengan media film pendek pada kelas
eksperimen. Tes akhir ini dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan
setelah perlakuan khusus pada kelas eksperimen. Adapun tes akhir ini dilakukan
di kelas kontrol agar peneliti dapat membandingkan hasil akhir dari kelas kontrol
ini dengan kelas eksperimen.
1. Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan untuk tes adalah lembar tes. Lembar tes ini
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis cerita pendek.
Dalam penelitian ini, tes dilakukan dua tahap yaitu tahap prates dan tahap
pascates.
Berikut adalah lembar tes yang digunakan untuk menguji kemampuan siswa
baik prates maupun pascates.
Berikut pedoman kriteria penilaian cerpen yang digunakan dalam penelitian ini.
Tes Menulis Cerita Pendek
Kerjakanlah soal berikut dengan seksama!
Buatlah sebuah cerita pendek dengan judul yang menarik dengan tema bebas
kemudian perhatikan pula hal-hal berikut.
1) Kelengkapan unsur-unsur cerita pendek mencakup alur, tokoh, latar,
sudut pandang, penceritaan, dan gaya bahasa.
2) Kepaduan antarunsur cerpen.
3) Kesesuain penggunaan bahasa dan EYD.
36
Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN
MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Pedoman Kriteria Penilaian Cerpen
No Aspek yang Dinilai Kriteria dan Skor
1. Kelengkapan aspek
formal
25 = Memuat judul, nama pengarang, dialog dan
narasi
20 =Hanya memuat tiga sub aspek (misalnya
hanya memuat judul, nama pengarang dan
narasi)
15 =Hanya memuat dua subaspek (misalnya
hanya memuat judul dan narasi)
10 =Hanya memuat satu subaspek (misalnya
hanya memuat narasi)
2. Kelengkapan unsur
intrinsik cerpen
25 = memuat
1. fakta cerita (alur, tokoh dan latar)
2. sarana cerita (sudut pandang
3. penceritaan, dan gaya bahasa)
4. pengembangan isi yang relevan dengan
judul.
20 = memuat ketiga subaspek namun tidak
lengkap (misalnya dalam fakta cerita hanya
memuat alur dan tokoh tanpa disertai latar
yang jelas)
15 = hanya memuat dua subaspek (misalnya
hanya memuat fakta cerita dan sarana
cerita)
10 = hanya memuat satu subaspek (misalnya
hanya memuat fakta cerita)
3. Keterpaduan
unsur/struktur cerpen
25 = Struktur disusun dengan memerhatikan
1) kaidah plot (kelogisan, rasa ingin tahu,
37
Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN
MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kejutan dan keutuhan) dan penahapan
plot (awal, tengah dan akhir)
2) dimensi tokoh (fisiologis, psikologis,
dan sosiologis)
3) dimensi latar (tempat, waktu, dan sosial)
20 = Memuat ketiga subaspek namun tidak
lengkap (misalnya kaidah plot hanya
menunjukan rasa ingin tahu dan kejutan,
namun tidak menunjukan keutuhan)
15 = Hanya memuat dua subaspek
10 = Hanya memuat satu subaspek
4. Kesesuaian penggunaan
bahasa cerpen
25 = menggunakan
1) kaidah EYD
2) keajekan penulisan
3) ragam bahasa yang disesuaikan dengan
dimensi tokoh dan latar
20 = memuat ketiga subaspek namun tidak
lengkap (misalnya masih ditemukan kata-
kata yang tidak sesuai dengan EYD)
15 = hanya memuat dua subaspek (misalnya
hanya menggunakan kaidah EYD dan
keajekan penulisan)
10 = hanya memuat satu subaspek (misalnya
hanya menggunakan kaidah EYD)
Sumber: Sumiyadi. 2010. Kriteria Penilaian Cerpen
2. Instrumen Perlakuan
Instrumen perlakuan dalam penelitian ini berupa rencana pelaksanaan
pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan faktor penting
dalam melaksanakan pembelajaran sebagai pedoman bagi guru untuk mencapai
38
Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN
MENULIS CERITA PENDEK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tujuan dari pembelajaran yang dilaksanakan.
39
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS EKSPERIMEN)
Sekolah : SMP Negeri 29 Bandung
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/2
Topik : Teks Cerita Pendek
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Kompetensi Inti
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
B. Kompetensi Dasar
Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi,
dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik
secara lisan maupun tulisan
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menulis cerita pendek.
D. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Siswa mampu menyusun kerangka untuk menulis cerita pendek.
2. Siswa mampu mengembangkan kerangka menjadi sebuah cerita pendek.
E. Materi Pembelajaran
Unsur-unsur cerita pendek
40
Unsur Intrinsik
a. Tema
Tema adalah pokok gagasan. Tema merupakan dasar bagi pengembangan
cerita pendek oleh karena itu untuk dapat mengetahui tema suatu cerita,
diperlukan apresiasi secara menyeluruh terhadap berbagai unsur cerita.
b. Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah pelaku dalam cerita
Penokohan adalah watak yang digambarkan pengarang dalam karyanya.
c. Plot atau Alur
Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa yang menggerakkan jalan cerita
melalui perkenalan, klimaks dan penyelesaian.
d. Setting atau Latar
Setting atau latar yaitu lingkungan atau tempat serta waktu yang terdapat
dalam cerita. Latar ini dapat memperkuat tema, menuntun watak tokoh,
dan membangun suasana cerita. Latar terdiri atas latar tempat, waktu, dan
sosial.
e. Sudut Pandang
Sudut Pandang adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita.
f. Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan Bahasa atau gaya bahasa dalam menulis cerpen
ini dipengaruhi oleh pemilihan kata, struktur kalimat atau majas yang
dipilih oleh pengarang. Pengarang menggunakan bahasa untuk
menyatakan gaya (tone), atau sikap terhadap pokok persoalan.
Unsur Ekstrinsik
a. pandangan hidup pengarang
b. lingkungan hidup pengarang
41
c. keadaan psikologi pengarang
Pengertian model sinektik
Model sinektik adalah suatu rencana atau pola pembelajaran yang
mempertemukan berbagai macam unsur, dengan menggunakan kiasan untuk
memperoleh satu pandangan baru.
Aktivitas Metaforis model sinektik
a. Analogi langsung merupakan perbandingan dua objek atau konsep.
Analogi langsung ini berfungsi untung membandingkan kondisi-kondisi
atau situasi yang asli pada situasi lain untuk menghadirkan pandangan baru
tentang gagasan atau masalah.
b. Hakikat analogi personal adalah pada keterlibatan berempatik. Siswa harus
merasa menjadi bagian fisik dari masalah tersebut. Analogi personal
mengharuskan lepasnya identitas diri sendiri menuju ruang dan objek yang
lain.
c. Konflik padat secara umum didefinisikan sebagai frasa yang terdiri dari
dua kata di mana kata-kata tersebut nampak berlawanan dengan kata yang
lain. Musuh yang bersahabat merupakan salah satu contohnya.
F. Alokasi Waktu
4 x 40 Menit
G. Model Pembelajaran
Model Sinektik
H. Metode Pembelajaran
Tanya jawab, ceramah, dan latihan
42
I. Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Awal
1) Mengondisikan kelas (mengucapkan salam, menyapa
siswa, dan mengecek kehadiran siswa)
2) Melakukan apersepsi.
3) Menyampaikan informasi mengenai kompetensi,
materi, tujuan, dan manfaat pembelajaran pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
10 menit
2 Kegiatan Inti
Pertemuan pertama
1) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai
cerita pendek.
2) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai unsur-
unsur cerita pendek.
3) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai langkah-
langkah menulis cerita pendek dengan model sinektik.
4) Siswa menyimak video film pendek berjudul Ibu.
5) Siswa mendeskripsikan cerita dalam film
6) Siswa melakukan analogi langsung.
7) Siswa menganalogikan dirinya menjadi tokoh dalam
film (analogi personal)
8) Siswa mengembangkan konsep-konsep yang telah dia
miliki menjadi sebuah cerita pendek.
Pertemuan kedua
1) Siswa menyimak video film pendek berjudul Keripik
Sukun Mbok Darmi.
2) Siswa mendeskripsikan cerita dalam film
60 menit
43
3) Siswa melakukan analogi langsung.
4) Siswa menganalogikan dirinya menjadi tokoh dalam
film (analogi personal)
5) Siswa mengembangkan konsep-konsep yang telah dia
miliki menjadi sebuah cerita pendek.
3 Kegiatan Akhir
1) Siswa melakukan refleksi
2) Siswa mendapat kesempatan untuk bertanya.
3) Siswa bersama guru menyimpulkan isi pembelajaran.
10 Menit
J. Alat dan Sumber Belajar
a. Power point
b. Laptop dan Proyektor
c. Speaker
d. Film Pendek
e. Spidol dan papan tulis
f. Buku pelajaran siswa kelas VII
K. Penilaian
Prosedur : Tes
Jenis : Tes mengarang
Bentuk : Uraian
44
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS KONTROL)
Sekolah : SMP Negeri 29 Bandung
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/2
Topik : Teks Cerita Pendek
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Kompetensi Inti
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
B. Kompetensi Dasar
Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi,
dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik
secara lisan maupun tulisan
C. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat menulis cerita pendek.
D. Indikator Pencapaian Kompetensi
a. Siswa mampu memilih topik yang menarik untuk menulis cerita pendek.
b. Siswa mampu mengembangkan topik menjadi sebuah cerita pendek.
E. Materi Pembelajaran
Unsur-unsur cerita pendek
Unsur Intrinsik
45
a. Tema
Tema adalah pokok gagasan. Tema merupakan dasar bagi pengembangan
cerita pendek oleh karena itu untuk dapat mengetahui tema suatu cerita,
diperlukan apresiasi secara menyeluruh terhadap berbagai unsur cerita.
b. Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah pelaku dalam cerita
Penokohan adalah watak yang digambarkan pengarang dalam karyanya.
c. Plot atau Alur
Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa yang menggerakkan jalan cerita
melalui perkenalan, klimaks dan penyelesaian.
d. Setting atau Latar
Setting atau latar yaitu lingkungan atau tempat serta waktu yang terdapat
dalam cerita. Latar ini dapat memperkuat tema, menuntun watak tokoh,
dan membangun suasana cerita. Latar terdiri atas latar tempat, waktu, dan
sosial.
e. Sudut Pandang
Sudut Pandang adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita.
f. Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan Bahasa atau gaya bahasa dalam menulis cerpen
ini dipengaruhi oleh pemilihan kata, struktur kalimat atau majas yang
dipilih oleh pengarang. Pengarang menggunakan bahasa untuk
menyatakan gaya (tone), atau sikap terhadap pokok persoalan.
Unsur Ekstrinsik
a. pandangan hidup pengarang
b.lingkungan hidup pengarang
c. keadaan psikologi pengarang
46
F. Alokasi Waktu
4 x 40 Menit
G. Model Pembelajaran
Model Sugesti-imajinatif
H. Metode Pembelajaran
Tanya jawab, ceramah, dan latihan
I. Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Awal
1. Mengondisikan kelas (mengucapkan salam, menyapa
siswa, dan mengecek kehadiran siswa)
2. Melakukan apersepsi.
3. Menyampaikan informasi mengenai kompetensi,
materi, tujuan, dan manfaat pembelajaran
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
10 menit
2 Kegiatan Inti
Pertemuan pertama
1) Siswa mengungkapkan pengetahuannya mengenai
cerita pendek.
2) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai unsur-
unsur cerita pendek.
3) Siswa menyimak lagu berjudul Ibu yang diputarkan
guru serta menyimak lirik lagu dengan seksama
sebagai insprasi untuk mencari topik untuk menulis
cerpen.
4) Siswa menulis cerita pendek berdasarkan topik yang
65 menit
47
telah dia pilih dengan diiringi lagu.
Pertemuan kedua
1) Siswa menyimak lagu berjudul Jangan Menyerah yang
diputarkan guru serta menyimak lirik lagu dengan
seksama sebagai insprasi untuk mencari topik untuk
menulis cerpen.
2) Siswa menulis cerita pendek berdasarkan topik yang
telah dia pilih dengan diiringi lagu.
3 Kegiatan Akhir
1) Siswa melakukan refleksi
2) Siswa mendapat kesempatan siswa untuk bertanya.
3) Siswa bersama guru menyimpulkan isi pembelajaran.
5 menit
J. Alat dan Sumber Belajar
a. Lagu
b. Teks lirik lagu
c. Speaker
d. Laptop
e. Papan tulis dan spidol
f. Buku pelajaran siswa kelas VII
K. Penilaian
Prosedur : Tes
Jenis : Tes mengarang
Bentuk : Uraian
48
F. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data ini dilakukan dengan langkah yang sama baik pada
kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Data utama pada dalam penelitian
ini adalah data nilai pada pretes dan pascates. Pengolahan data ini dilakukan agar
data yang telah diperoleh bermakna dan memberikan gambaran yang jelas
mengenai permasalahan yang sedang diteliti. Berdasarkan hal tersebut,
kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum diberi perlakuan dan diberi
perlakuan menjadi terlihat.
Langkah-langkah dalam pengolahan data ini sebagai berikut.
1. Menganalisis hasil tulisan siswa berupa cerpen berdasarkan aspek yang akan
dinilai.
Memberikan skor terhadap hasil kerja siswa dari hasil pretes dan pascates ke
dalam bentuk nilai dengan rumus.
Nilai =
Tabel 3.3
Kategori penilaian menulis cerpen berdasarkan skala nilai
Skala nilai Kategori
85-100
70-84
69-55
54-40
<40
Sangat baik (SB)
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)
Sangat Kurang (SK)
2. Uji realibilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat penilaian antar penguji
dalam setiap tes. Uji reliabilitas ini didasarkan pada skor yang telah diolah
menjadi nilai dengan menggunakan prinsip ANAVA. Langkah-langkah uji
reliabilitas adalah sebagai berikut.
a. Membuat tabel-tabel data hasil uji antarpenimbang hasil skor tes awal dan tes
akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol.
49
b. Untuk menguji penilaian yang diberikan oleh penimbang maka uji reliabilitas
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
c. Mencari jumlah kuadrat responden dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.
∑d = -
Keterangan:
∑d = jumlah kuadrat responden (testi)
= jumlah kuadrat benar dari responden
= kuadrat dari jumlah skor total
k = banyaknya item (dari penguji)
N = banyaknya responden atau testi
d. Mencari jumlah kuadrat total dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
∑ = -
Keterangan:
∑ = jumlah kuadrat item (penilai berjumlah tiga orang)
= jumlah kuadrat benar dari seluruh item
= kuadrat dari jumlah skor total
k = banyaknya item (dari penguji)
N = banyaknya responden atau testi
1) Mencari jumlah kuadrat total dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
∑X = -
Keterangan:
50
∑X = jumlah kuadrat total penilaian
= jumlah kuadrat dari tiap hasil responden
= kuadrat dari jumlah skor total
K = banyaknya item (dari penguji)
e. Mencari jumlah kuadrat sisa (kekeliruan) dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.
∑ kk= - -
Keterangan:
∑ kk = jumlah kuadrat kekeliruan
= jumlah kuadrat total
= jumlah kuadrat responden
= jumlah kuadrat penimbang
f. Mencari varians responden, varians penimbang, dan varians sisa dengan tabel
ANAVA sebagai berikut.
Tabel 3.4
Format ANAVA
g. Setelah itu, dilakukan penghitungan realibilitasnya dengan sebagai berikut.
r11 =
Keterangan:
r11 = realibilitas yang dicari
Sumber Variasi SS dk Varians
Siswa/testi ∑d N-1
Penguji ∑ p K-1 -
Kekeliruan ∑ kk (N-1)(K-1)
51
Vt = Variansi dari testi
Vkk = Variansi dari kekeliruan
h. Selanjutnya nilai tersebut dapat dilihat dalam tabel Guilford sebagai berikut.
Tabel 3.5
Tabel Guilford
Interval Koefisien Tingkat hubungan
0,00 - 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat kuat
(Sugiyono, 2012:257)
3. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melihat kemampuan siswa, apakah berdistribusi
normal atau tidak. Penulis melakukan uji normalitas dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
a. Menentukan daftar distribusi mean dengan ketentuan:
1) Rentang skor (R) = skor terbesar – skor terkecil
2) Banyak kelas = 1+ 3,3 log n
3) Panjang kelas =
4) Derajat kebebasan = Bk-3
b. Menentukan nilai rerata mean dengan menggunakan rumus
X=
Keterangan:
X = mean
∑fx = jumlah nilai siswa
∑f = jumlah siswa
52
b. Menentukan simpangan baku (standar deviasi) dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.
S=
Keterangan:
S = simpangan baku
= jumlah nilai siswa dikuadratkan
∑fx = jumlah nilai siswa
N = jumlah siswa
c. Melakukan daftar frekuensi observasi dan ekspektasi skor tes awal dan tes
akhir untuk menentukan nilai . Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut.
Keterangan:
X2 = nilai chi kuadrat
Oi= frekuensi yang diobservasi (frekuensi emperis)
Ei = frekuaensi yang diharapkan (frekuensi teoretis)
Menemukan normal atau tidaknya distribusi data dengan kriteria:
X2hitung< X
2tabel, maka data terdistribusi normal
X2hitung> X
2tabel, maka data terdistribusi tidak normal
4. Uji homogenitas
Tujuan dari homogenitas adalah homogen tidaknya variasi sampel dalam
populasi yang sama atau homogen tidaknya data berdasarkan kriteria:
F hitung ≤ F tabel artinya distribusi data homogen
F hitung ≥ F tabel artinya distribusi data tidak homogen
Uji homogenitas menggunakan uji F:
53
F =
5. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk menguji ada atau tidaknya perbedaan
antarvariabel dalam penelitian ini. Apakah ada perbedaan yang berarti antara
kelas eksperimen yang menggunakan model sinektik dengan media film pendek
dengan kelas kontrol yang tmenggunakan model sugesti-imajinatif dengan
media lagu.
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut.
b. Perumusan hipotesis
Ho = Kemampuan menulis cerpen siswa yang menerapkan model sinektik
dengan media film pendek sama dengan kemampuan menulis cerpen siswa yang
menerapkan model sugesti-imajinatif.
Hi = Kemampuan menulis cerpen siswa yang menerapkan model sinektik dengan
media film pendek lebih baik dengan kemampuan menulis cerpen siswa yang
menerapkan model sugesti-imajinatif.
c. Mencari
=
Keterangan:
= nilai deviasi kelas eksperimen
∑x = jumlah gain kelas eksperimen
N = banyaknya subjek
d. Mencari ∑
∑ = ∑ -
Keterangan:
∑ = jumlah gain varians kelas kontrol
∑x = jumlah gain kelas kontrol
N = banyaknya subjek
e. Mencari mencari standar deviasi
54
Sdg =
Keterangan:
= jumlah siswa kelas eksperimen
= jumlah siswa kelas kontrol
= standar deviasi tes akhir kelas eksperimen
= standar deviasi kelas kontrol
f. mencari dengan rumus
=
Keterangan:
= mean kelas ekperimen
= mean kelas kontrol
sdg = standar deviasi gabungan
= jumlah siswa kelas eksperimen
= jumlah siswa kelas kontrol
g. Menentukan db = + – 2
h. Menentukan taraf signifikasi dengan menentukan derjat kebebasan. Jika
> ataupun < terdapat perbedaan yang signifikan
antara tes awal dan tes akhir.
Recommended