View
127
Download
2
Category
Preview:
Citation preview
4.1 Pembahasan
Pada pelaksanaan praktikum kali ini, kerja yang dilakukan yaitu
pembuatan baut dan mur. Praktikum in dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan.
Baut dibuat dengan menggunakan bahan berupa besi dengan ukuran diameter
8 mm dan panjang 19 cm. Hanya saja panjang besi yang digunakan untuk baut
itu sebenarnya 16,5 cm, sedangkan ukuran sisanya digunakan untuk dijepitkan
pada ragum. Pembuatan baut ini dilakukan dengan mensnai bagian luar besi
sehingga terbentuk ulir, kemudian besi yang telah terbentuk ulir tersebut
dipotong-potong sebanyak 8 buah dengan masing-masing ukuran 2 cm.
Pada pembuatan mur, terdapat sedikit perbedaan dengan pembuatan
baut. Pembuatan mur ini menggunakan bahan berupa baja berukuran 8 cm dan
diameter 2 cm. Baja tersebut terlebih dahulu dilubangi tengahnya (bagian
pusat) menggunakan mesin bor, kemudian lubang tersebut ditap untuk
dibentuk ulir dan setelah itu bentuk mur yang bulat dikikir membentuk segi
enam. Butuh ketelitian pada tahap pengikiran ini, karna kebanyakan praktikan
menghasilkan bentuk segi enam yang kurang proporsional.
Pengerjaan pada Praktikum 1
Bahan Diskusi
1. Pengaruh Kecepatan Mesin Bubut dan Bor terhadap Hasil
1.1 Pengaruh Kecepatan Mesin Bubut
Mesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk
memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses
pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar
benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara
translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari
benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat
disebut gerak umpan.
Kecepatan potong mesin bubut sangat berpengaruh terhadap hasil,
beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya antara lain:
- ukuran bahan yang dikerjakan
- ukuran bagian tatal yang terpotong (dalamnya pemotongan x
kecepatan pemakanan)
- tingkat kehalusan yang diinginkan
- bahan pahat yang digunakan
- bentuk pahat
- pencekaman/penjepitan benda kerja
a. Kecepatan potong pisau
Kecepatan pada potong pisau dapat berpengaruh terhadap
kehalusan benda yang dihasilkan. Kecepatan potong pisau ini juga
harus dibarengi dengan kecepatan putaran benda kerja yang dilakukan
oleh praktikan terhadap benda yang akan dibubut harus selalu konstan.
Apabila pisau pada mesin bubut berputar terlalu cepat, maka akan
menyebabkan kurang meratanya tingkat kehalusan dan kerapian benda
(hasil). Di samping itu, putaran yang terlalu cepat juga berpengaruh
terhadap keselamatan kerja.
b. Kecepatan putaran benda kerja
Pada putaran benda kerja ini diusahakan untuk selalu konstan
karena berpengaruh terhadap kehalusan dan kerapian pada benda kerja.
Apabila putaran benda kerja terlalu cepat, maka akan menyebabkan
beberapa bagian pada benda kerja tudak terkena pisau bubut, sehingga
dihasilkan benda kerja hasil bubut yang selain tidak rata kehalusannya,
juga memiliki bentuk yang tidak merata pula.
1.2 Pengaruh kecepatan mesin bor
Mesin bor adalah suatu jenis mesin perkakas pengerjaan logam
yang berfungsi untuk membuat lubang pada benda kerja
Kecepatan potong pada mesin ditentukan dalam satuan panjang
yang dihitung berdasarkan putaran mesin per menit. Atau secara defenitif
dapat dikatakan bahwa kecepatan potong adalah panjangnya bram yang
terpotong per satuan waktu.
Setiap jenis logam mempunyai harga kecepatan potong tertentu
dan berbeda-beda. Dalam pengeboran putaran mesin perlu disesuaikan
dengan kecepatan potong logam. Bila kecepatan potongnya tidak tepat,
mata bor cepat panas dan akibatnya mata bor cepat tumpul atau bisa patah.
Kecepatan potong pada mesin bor ditentukan oleh:
- Jenis bahan yang akan di bor
- Jenis mata bor
- Kualitas yang diinginkan
- Efisiensi pendinginan
- Cara/teknik pengeboran
- Kapasitas mesin bor
2. Kendala dalam mengoperasikan mesin bubut dan bor
Beberapa kendala dalam pengoperasian mesin bubut antara lain
diperlukannya ketelitian yang tinggi pada saat menyesuaikan antara putaran
pisau bubut dengan kecepatan putaran benda kerja. Selain itu, pada saat
pemasangan benda kerja pada pahat harus sekencang mungkin, karena jika
tidak, akan menyebabkan benda kerja terlempar pada saat pembubutan yang
berpengaruh juga terhadap keselamatan kerja.
Sedangkan kendala pada pengoperasian mesin bor yaitu kesulitan
dalam penempatan mata bor di titik center benda kerja. Dalam hal ini juga
diperlukan pengamatan dan ketelitian yang tinggi untuk mengarahkan mata
bor tepat di titik center benda kerja.
3. Pengaruh pisau bubut terhadap hasil
Pisau bubut sangt berpengaruh terhadap benda kerja yang dihasilkan,
diantaranya kecepatan potong pisau bubut berpengaruh terhadap kehalusan
benda yang dihasilkan. Kecepatan potong pisau ini juga harus dibarengi
dengan kecepatan putaran benda kerja yang dilakukan oleh praktikan
terhadap benda yang akan dibubut harus selalu konstan. Apabila pisau pada
mesin bubut berputar terlalu cepat, maka akan menyebabkan kurang
meratanya tingkat kehalusan dan kerapian benda (hasil). Di samping itu,
putaran yang terlalu cepat juga berpengaruh. Selain itu, ketajaman pisau
bubut juga sangat berpengaruh, yaitu terhadap kemampuan mesin membubut
benda kerja. Apabila pisau bubutnya sudah tumpul, maka akan sangat sulit
untuk melakukan pembubutan terhadan benda kerja.
4. Tata cara menggunakan snai
- Siapkan poros sama dengan diameter nominal ulir yang akan dibuat
- Pinggul (chamfer) ujung poros yang akan disnai
- Tempelkan sisi tirus snei pada ujung poros yang telah dipinggul tersebut,
putar tangkai tersebut searah atau berlawanan arah jarum jam sesuai
dengan macam ulir kiri atau kanan
- Lumasi dengan pelumas.
5. Faktor yang menyebabkan snai gagal
Beberapa faktor yang menyebabkan snai gagal antara lain:
- terlalu ditekannya alat snai pada saat pengerjaan yang mengakibatkan
permukaan/bentuk benda kerja yang di snai menjadi bengkok/tidak lurus.
- Kekonstanan dalam pengerjaan snai juga sangat berpengaruh terhadap
bentuk ulir yang dihasilkan,
- Penjepitan benda kerja pada ragum harus sekencang mungkin. Jika tidak,
maka benda kerja akan sulit untuk disnai.
Pengerjaan pada praktikum 2
Pada praktikum 2, pengerjaan yang dilakukan hanya melanjutkan
praktikum 1. Pada praktikum 1, kelompok praktikan hanya sampai pada tahap
mensnai baut, membubut besi (baut) dan melubangi baja dengan mesin bor. Maka
dari itu, pengerjaan yang dilakukan pada praktikum 2 diantaranya yaitu:
- memotong besi yang telah diulir menjadi 8 buah, masing-masing berukuran 2
cm
- mentap baja yang telah dilubangi pusatnya untuk dibuat mur, dan mengikir
permukaan luarnya membentuk segi enam
- mengikir besi di bagian yang tidak dibubut membentuk segi enam dan
mensnai bagian yang telah dibubut.
Dalam pengerjaan yang dilakukan pada pertemuan 2 ini, kelompok
praktikan cukup banyak melakukan beberapa kekurangrapian pada pembuatan
benda kerja, diantaranya:
- Pada saat memotong besi menjadi 8 buah dengan ukuran masing-masing 2
cm, banyak potongan besi (baut) yang ukurannya tidak sama panjang.
Terbukti pada saat memotong besi berukuran 16,5 cm tersebut, tidak ada sisa
sedikitpun dan seharusnya tersisa 0,5 cm. Hal ini disebabkan karena kekurang
telitian pada saat menggores bagian besi pada ukuran 2 cm dan sulitnya
menggergaji besi tersebut karena pola ulir mempengaruhi gerak
penggergajian.
- Pada pengikiran mur untuk dibentuk segienam, praktikan melakukan
pengikiran terlalu dalam pada beberapa bagian segienam, sehingga ukuran
segienam tidak pas dan tidak proporsional, begitupun pengikiran pada baut
panjang yang tidak membentuk segienam sempurna.
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari uraian pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa:
- Pengerjaan baut dan mur membutuhkan waktu yang cukup lama,
sehingga praktikum dilakukan lebih dari 1 kali pertemuan
- Kecepatan dalam pengoperasian mesin bubut sangat berpengaruh
terhadap hasil, misalnya kecepatan pada potong pisau bubut dapat
berpengaruh terhadap kehalusan benda yang dihasilkan
- Kecepatan potong pada mesin bor dapat berpengaruh terhadap hasil dan
bahkan bor itu sendiri. Misalnya mata bor cepat panas dan akibatnya
mata bor cepat tumpul atau bisa patah.
- Beberapa kendala dalam pengoperasian mesin bubut antara lain
diperlukannya ketelitian yang tinggi pada saat menyesuaikan antara
putaran pisau bubut dengan kecepatan putaran benda kerja. Sedangkan
kendala pada pengoperasian mesin bor yaitu kesulitan dalam penempatan
mata bor di titik center benda kerja
- Pengerjaan yang kurang baik pada saat mensnai, dapat berpengaruh
terhadap bentuk benda kerja yang dihasilkan, misalnya menjadi
bengkok/melengkung.
- Pada pengerjaan alat, praktikan banyak melakukan kesalahan seperti
kurang proporsionalnya bentuk segi enam pada mur dan tidak teraturnya
pengerjaan/pemotongan baut
1.2 Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan, diantaranya:
- Harus lebih teliti dan teratur dalam tata cara pengerjaan alat
- Lebih efisien dalam pengoperasian alat/mesin yang digunakan
- Tingkatkan produktivitas kerja dan keselamatan kerja
Recommended