View
218
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
MAKALAH
FILSAFAT UMUM
“RUANG LINGKUP DAN CABANG-CABANG KAJIAN FILSAFAT”
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Sri Maulani Yulinar (2017.1428)
Tias Juwita Rahayu (2017.1440)
Tina Marlina (2017.1442)
KELAS (E) KARYAWAN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
Mata Kuliah : Filsafat Umum
Dosen : Cecep Hilman, S.Pd.I,. M.Pd
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang
melibatkan Rahmat dan Taupik serta Hidayah -Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas makalah ini. Selesai penyusunan makalah ini,tidak lepas dari
bantuan dan dorongan semua pihak,baik dalam bentuk materi maupun nonmateri.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini. Tujuan dibuatnya makalah ini karena kami
ingin mengetahui dan memahami RUANG LINGKUP DAN CABANG-CABANG
FILSAFAT. Semoga ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca umumnya dan
dapat pula dimanfaatkan untuk kepentingan bersama.
Penulis menyadari sepenuhnya makalah ini masih banyak kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun untuk penyempurnaan dalam penyusunan
makalah ini di masa yang akan datang.
Sukabumi, 06 Oktober 2018
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………,,…i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………,,…..ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………...1
A. Latar Belakang Masalah..…………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah……...…………………………………………………….1
C. Tujuan Penulisan Makalah…………...…………………………………..…..1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………2
A. Pengertian Filsafat……………………………………………………………2
B. Ruang Lingkup Filsafat………………………………………………………3
C. Cabang-cabang Filsafat………………………………………………………4
BAB III PENUTUP……………………………………………………………….,.11
A. Kesimpulan………….……………………………………………................11
B. Saran…………………………………………………………………............11
DAFTAR PUSAKA…………………………………………………………….12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Makalah
Hatta mengemukakan pengertian Filsafat itu lebih baik tidak dibicarakan lebih
dulu (Hatta,1966:1:3). Nanti bila orang telah banyak membaca atau mempelajari
filsafat orang itu akan mengerti dengan sendirinya apa filsafat itu menurut
konotasi filsafat yang ditangkapnya. Langeveld juga mengatakan hal yang sama.
Katanya setelah orang berfilsafat sendiri barulah maklum apa filsafat itu, dan
makin dalam ia berfilsafat akan makin mengerti ia apa itu filsafat (langeved,
1961: 9) pendapat hatta dan langeved itu benar, akan tetapi untuk menyesuaikan
dengan tujuan untuk mengetahui pengertian filsafat itu sendiri maka akan
mencoba membahas filsafat secara singkat.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana pengertian Filsafat menurut para Ahli ?
2. Bagaimana kesinabungan antar ruang lingkup Filsafat ?
3. Apa saja cabang-cabang Filsafat, dan Bagaimana Perbedaan masing-
masing cabang?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah ini, diantaranya :
1. Untuk mengertahui bagaimana pengertian filsafat menurut para ahli.
2. Untuk menganalisis ruang lingkup Filsafat.
3. Untuk mengetahui perbedaan mendasar dari cabang-cabang filsafat.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
Menurut Poedjawijatna, filsafat sendiri asalnya dari kata arab yang
berhubungan dengan kata Yunani. Yunaninya adalah Philosophia, Di mana philo
berarti Cinta. Dalam arti luas yaitu ingin. Oleh karena itu berusaha mencapai
yang diinginkan . pengertian yang mendalam,Sophia yang berarti kebijakan,
mengandung arti pandai. Jadi, filsafat boleh diartikan ingin mencapai pandai,
cinta pada kebijakan.
Hatta mengemukakan pengertian Filsafat itu lebih baik tidak dibicarakan
lebih dulu (Hatta,1966:1:3). Setelah orang banyak mempelajari dan membaca
buku_buku filsafat barulah orang itu akan mengerti apa yang terkandung didalam
filsafat yang ditangkapnya.
Langeveld juga mengatakan hal yang sama. Katanya setelah orang berfilsafat
sendiri barulah maklum apa filsafat itu, dan makin dalam ia berfilsafat akan
makin mengerti ia apa itu filsafat (langeved, 1961: 9) pendapat hatta dan
langeved itu benar, akan tetapi untuk menyesuaikan dengan tujuan untuk
mengetahui pengertian filsafat itu sendiri maka akan mencoba membahas filsafat
secara singkat.
Filsafat ialah pengujian terhadap anggapan-anggapan seseorang, karena
intisari sesungguhnya dari filsafat ialah memeriksa secara mendalam
praanggapan-praanggapan pokok dalam ilmu-ilmu khusus dan kehidupan sehari-
hari.
Jadi dari kutipan itu dapatlah diketahui bahwa dari segi bahasa, filsafat ialah
keinginan yang mendalam untuk medapat kebijakan atau keinginan yang
mendalam untuk menjadi bijak.
2
B. Ruang Lingkup Filsafat 1
Pada hakikatnya ilmu itu memiliki dua macam objek, yaitu. Pertama Objek
material adalah objek yang dijadikan sarana pendidikan, seperti tubuh manusia
adalah objek ,aterial ilmu kedokteran. Adapun objek formalnya adalah untuk
memahami objek material tersebut, seperti pendekatan induktif dan deduktif.
Filsafat sebagai berfikir yang sistematis dan radikal juga memiliki objek material
dan objek formal. Objek material filsafat adalah segala yang ada. Segala yang
mencakup adalah yang tampak dan tidak tampak. Ada yang tampak adalah
dunia empiris, sedangkan yang tidak tampak adalah dunia metafisika. Sebagia n
filiosof membagi objek material filsafat atas tiga bagian, yaitu yang ada dalam
empiris, yang ada dalam fikiran, dan yang ada dalam kemungkinan. kedua, objek
formal filsafat ialah sudut pandang yang menyeluruh, radikal, dan rasional
tentang segala yang ada.
Cakupan objek filsafat lebih luas dibandingkan dengan ilmu hanya terbatas
pada persoalan yang empiris saja, sedangkan filsafat mencakup yang empirs dan
non empiris. Objek ilmu terkait engan filsafat ada objek empiris. Disamping itu,
secara historis ilmu berasal dari kajian filsafat karena awalnya filsafatlah yang
melakukan pembahasan tentang segala yang ada secara sistematis, rasional, dan
logis termasuk yang empiris. Setelah berjalan beberapa lama kajian terkait dengal
yang empiris semakin bercabang dan berkembang, sehingga menimbulkan
spesialisasi dan menampakan kegunaan yang praktis inilah terbentuknya ilmu
secara berkesinambungan.
Will Durant mengibaratkan filsafat sebagai pasukan mariner yang merebut
pantai untuk pendaratan pasukan infanteri. Pasukan infanteri ini adalah sebagai
pengetahuan yang diantaranya dalah ilmu, filsafat lah yang menyediakan tempat
berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu ilmu berkembang sesuai dengan
1 Ahmadtafsir edisi”akal dan hati sejak Thales sampai Capra”Hal9-10
3
spesialis masing-masing, sehingga ilmulah secara prakstis membelah gunung dan
merambah hutan. Setelah itu, filsafat kembali kelaut lepas untuk berspekulasi dan
melakukan explorasi lebih jauh.
Karena itu filsafat oleh para pilosof disebut sebagai induk ilmu. Sebab, dari
filsafatlah ilmu-ilmu modern dan kontemporer berkembang sehingga manusia
dapat menikmati ilmu sekaligus buahnya, yaitu teknologi. Awalnya, filsafat
terbagi pada teoritis dan praktis. Filsafat teoritis mencakup metafisika, fisika,
matematika dan logika. Sedangkan filsafat prakis adalah ekonomi, politik ,hukum
dan etika. Setiap bidang ilmu ini kemudian berkembang dan menspesialisasi
seperti fisika berkembang menjadi biologi, biologi berkembang menjadi anatomi,
kedokteran, dan kedokteran pun terspesialisasi menjadi beberapa bagian.
Perkembangan ini diibaratkan sebuah pohon dengan cabang dan ranting yang
semakin lama semakin rindang. Bahkan dalam perkembangan berikutnya, filsafat
tidak dipandang sebagai induk dan sumber ilmu, tetapi sudah merupakan bagian
dari ilmu itu sendiri, yang mengalami spesialisasi. Dalam tarap penilaina ini
filsafat tidak mencakup keseluruhan, tetapi sudah menjadi sectoral. Contohnya
filsafat ilmu, filsafat hukum dan ilum adalah bagian dari perkembangan filsafat
yang sudah menjadi sectoral dan terkontak dalam satu bidang tertentu. Filsafat
ilmu yang sedang dibahas ini adalah bagian yang tak terpisahkan dari tuntunan
tersebut karena filsafat tidak dapat hanya berada pada laut lepas, tetapi diharuskan
juga dapat membimbing ilmu.selain itu, perkembangan ilmu yang pesat tidak
hanya membuat ilmu semakin jauh dari induknya tetapi mendorong munculnya
arogansi dan kompartementalisasi yang tidak sehat antara satu bidang ilmu
dengan yang lain. Tugas filsafat ialah menyatukan visi keilmuan agar tidak terjadi
bentrokan antara berbagai kepentingan. Dalam hal ini ilmu sebagai kajian filsafat
sangat relevan untuk kemudian dikaji dan didalami.
Ilmu sebagai objek kajian filsafat sepatutnya mengikuti alur filsafat yaitu
objek material yang didekati melalui pendekatan radikal, menyeluruh, dan
4
rasional. Begitu nuga dengan pendekatan spekulatif dalam filsafat sepatutnya
merupakan bagian dari ilmu dilihat dari posisi yang tidak mutlak, sehingga masih
ada ruang untuk berspekulasi demi pengembangan ilmu itu sendiri.
C. Cabang-Cabang Filsafat
Pertanyaan apa saja yang memiliki ciri-ciri di atas merupakan pertanyaan
filsafat.Filosof Barat telah membahas pertanyaan-pertanyaan seperti ini sepanjang
sejarah, sehingga penjelajahan filsafat telah mendapat suatu struktur yang tertata.
Kemudian akan dibicarakan berbagai ‘jurusan’ penyidikan filsafat dan berbagai
tipe pertanyaan filsafat. Yang pasti tidak ada kata final mengenai tipologi, tetapi
ia mempunyai suatu nilai sebagai kerangka rujukan bagi seseorang yang
berusaha menjelajahi lapangan filsafat. Pertanyaan filsafat merupakan pertanyaan
tentang logika (logical questions). Sangat sulit mendefenisikan ‘logika’ yang
mencakup seluruh hal yang telah dibahas oleh para pakar logika. Walaupun
demikian, definisi logika sebagai suatu pencarian mengenai prinsip-prinsip,
dengan mempelajari logika, sehingga akan dapat membedakan antara penalaran
yang benar dan tidak. Salah satu contoh mewakili pertanyaan filosofis dari pokok
ini adalah: Apa artinya mengatakan bahwa “suatu pendapat itu ‘valid’ (sah)?”
“Bagaimanakah kita dapat melakukan test keabsahan suatu pendapat?” Sebagian
pertanyaan filsafat memiliki kaitan dengan permasalahan metafisika.
Dalam garis besarnya bahwa filsafat memiliki tiga cabang besar, yaitu teori
pengetahuan, teori hakikat dan teori nilai.
a. teori pengetahuan membicarakan cara memperoleh pengetahuan disebut
epistemologi
b. teori hakikat membicarakan pengetahuan itu sendiri, disebut ontologi
c. teori nilai membicarakan guna pengetahuan itu disebut aksologi
5
Inilah uraian keseluruhan filsafat dalam garis besarnya.
a) Epistemologi
Epistemologi membahas sumber pengetahuan dan bagaimana cara untuk
memperoleh pengetahuan.
Tatkala manusia baru lahir, ia tidak mengetahui pengetahuan sedikit
pun. Nanti tatkala ia 40 tahunan pengetahuannya banyak sekali sementara
rekannya mungkin akan memiliki pengetahuan yang lebih banyak dari
pada dia dalam bidang yang sama atau berbeda. Bagaimana mereka
masing-masing mendapatkan pengetahuan itu? Mengapa berbeda juga
tingkat akurasinya? Hal ini akan dibahas di epistemologi.
Runes dalam kamusnya(1997) menjelaskan bahwa epistemology is the
branch of philosophy which investigates the origin, stukture, methods and
validity of knowledge. Itulah sebabnya kita sering menyebutnya dengan
istilah epistemologi untuk pertama kalinya muncul dan digunakan oleh J.F
Ferrier pada tahun 1854 (Runes, 1971-1994).
Pengetahuan manusia ada 3 macam, yaitu pengetahuan Sains,
pengetahuan filsafat, dan pengetahuan mistik. Pengetahuan itu diperoleh
manusia melalui berbagai cara dan dengan menggunakan berbagai alat.ada
beberapa aliran yang berbicara tentang ini.
b) Ontologi
Setelah membenahi cara memperoleh pengetahuan filosof mulai
menghadapi objek-objek nya untuk memperoleh pengetahuan objek objek
itu dipikirkan secara mendalam sampai pada hakikatnya nya inilah
sebabnya bagian ini dinamakan teori hakikat ada yang menekan bagian ini
antologi bidang pembicaraan teori hakikat luas sekali segala yang ada
yang mungkin ada yang boleh juga mencakup pengetahuan dan nilai yang
6
dicarinya ialah hakikat pengetahuan dan hakikat nilai nama lain untuk
teori hakikat.
Ontologi filsafat yaitu membicarakan hakikat filsafat, apa
pengetahuan filsafat itu sebenarnya. Ontologi filsafat merupakan salah
satu diantara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Jadi,
ontologi adalah the theory of being qua being (teori tentang keberadaan
sebagai keberadaan). Sedangkan Noeng Muhadjir dalam bukunya Filsafat
ilmu mengatakan, ontologi membahas tentang yang ada,yang tidak terikat
oleh satu perwujudan tertentu. Ontologi membahas tentang yang Putusan
baru tersebut disebut menuturkan. Jadi, urutannya ialah pengertian atau
konsep, putusan, putusan baru. Didalam penuturan digunakan dua metode;
deduksi dan induksi.
1. Metode deduksi bila penuturan dilakukan dari putusan umum
membentuk putusan khusus. Contoh : “jika penawaran besar, harga
akan turu. Karna penawaran beras besar, maka harga beras akan
turun”.
2. Metode induksi bila penuturan sebaliknya, bahannya putusan-
putusan yang khusus, lantas ditarik putusan umum.
Misalnya :”penawaran beras besar; harga beras turun. Penawaran
kangkung besar, harga kangkung turun. Jadi, bila penawaran beras
besar, maka harga turun”.
Salah satu bentuk induksi yang terkenal sekali didalam logika ialah
silogisme. Penuturan yang dimulai dari yang khusus ke yang umum
disebut induksi. Bila putusan ditarik dari dua putusan yang tersedia,
penuturan itu disebut silogisme; bila ditarik dari satu putusan, itu disebut
penuturan langsun; bila ditarik dari lebihdari dua putusan, penuturan ini
disebut induksi saja (ingat, semuanya adalah induksi).
7
Penuturan langsung contohnya : ‘firman tuhan melarang mencuri; dari
sini langsung diambil putusan bahwa mencuri jelek. Biasanya jenis
penuturan ini asarnya adalah agm, adat, moral.
Silogisme ialah cara menuturkan dengan menggunakan dua putusan.
Contoh :
A adalah manusia A=B
Manusia itu mortal B=C
Jadi, A itu mortal A=C
Manusia (B) disini dipakai sebagai pembanding; istilahnya ialah term
tengah (M=median), kalimat atau putusan A=B dan B=C itu disebut
premis, dari bhasa latin praemissa yang berarti proposition. Karna nya
orang sering menyatakan bahwa silogisme ialah metode penuturan yang
menggunakan dua premis, A=B disebut premis kecil (minor); B=C premis
besar (mayor); premis mayor harus melingkupi premis minor.
Didalam menuturkan, selain memperhatikan teknik itu, kita juga harus
memperhatikan kebenaran isi premis-premis itu, demikian kata
Aristoteles. Sama juga halnya dalam penuturan langsung, atau penuturan
induksi. Tentang kebenaran isi proposisi (bahan penuturan) itu memang
merupakan tugas logika material sebagaimana telah disinggung sebelum
in. akan tetapi, menurut Aristoteles, ada putusan (premis) yang tidak usah
diragukan kebenaran isiny, jadi tidak perlu melalui pengujian logika
material, putusan seperti ini disebut principium. Dari sini sebenarnya kata
prinsip diambil. Prinsip adalah kebenaran yang tidak perlu dibuktikan.
Aristo mengemukakan tiga pola yang dianggap Iprincipium :
8
1. Principium identitatis (prinsip persamaan) mengajarkan bahwa
sesuatu hanya sama dengan sesuatu itu saja (A hanya sama dengan
A) ini prinsip, ini pasti benar, tidak perlu pembuktian.
2. principium contradictoris (prinsip pertentangan) merupakan
kebalikan dari A=A prinsip ini sebenarnya hanya menegaskan
prinsip pertama. Bentuknya adalah A≠bukan A (A tidak sama
dengan bukan A).
3. principium exlusi tertii (prinsip menolak kemungkinan ketiga)
juga merupakan penegasan prinsip pertama A=A prinsip ini
mengajarkan bahwa bila dua putusan bertentangan, hanya
mungkin kedua-duanya salah atau salah satu yang benar, tidak
mungkin ada kebenaran ketiga (juga tidak mungkin kedua-duanya
benar) jika A bukan B, maka hanya mungkin A atau B saja yang
benar, bahkan mungkin A dan B salah.
Ketiga principium itupada hakikatnya hanya satu. Dan principium itu
amat mudah. Betul, amat mudah. Dalam memahaminya,. Akan tetapi,
ternyata prinsip itu sering kali dilanggar manusia. Jadi, mudah
memahaminya, sulit memenuhinya.
Dengan modal penguasaan teknik penuturan deduksi dan induksi (yang
isi pokonya silogisme), kita belum mampu menyelesaikan semua yang
tidak dapat diselesaikan dengan penggunaan teknik-teknik itu.
c) Aksiologi
Seandainya ditanyakan kepada socrates atau Nietzsche apa gunanya
filsafat, agaknya mereka akan menjawab bahwa filsafat dapat menjadi
manusia menjadi manusia. Dengan filsafat orang akan mungkin menjadi
orang bijaksana. Kegunaan filsafat dalam rumusan itu terlalu umum
9
sehingga sulit dipahami. Berikut ini dicoba menjelaskan kegunaan filsafat
hampir ke tingkat teknis operasional.
Untuk mengetahui kegunaan filsafat atau untuk Apa filsafat itu
digunakan atau apa guna filsafat itu, kita dapat memulainya dengan
melihat filsafat sebagai tiga hal pertama filsafat sebagai kumpulan teori
kedua filsafat sebagai pandangan hidup philosophy of life dan ketiga
filsafat sebagai metode pemecahan masalah.
Berikut penjelasan singkatnya :
1. Filsafat sebagai kumpulan teori
Filsafat digunakan untuk memahami dan reaksi dunia
pemikiran. Kita sudah tahu sudah diuraikan sebelum ini bahwa
dunia dibangun atau dibentuk oleh dua kekuatan yaitu agama dan
filsafat.
2. Filsafat sebagai philosophy of life
Jika yang pertama itu filsafat dipandang sebagai teori filsafat
maka yang kedua ini filsafat dipandang sebagai pandangan hidup
fungsinya mirip sekali dengan agama. Filsafat sebagai agama itu
apa gunanya ya gunanya sama dengan kegunaan agama dalam
posisi ini filsafat itu menjadi Jalan kehidupan jika dalam agama
Islam dikatakan bahwa agama Islam itu adalah Al Sirat Al
Mustaqim Jalan kehidupan, maka filsafat sebagai filsafat hidup
demikian juga halnya ia menjadi pedoman isinya berupa ajaran dan
ajaran itu dilaksanakan dalam kehidupan.
Di dunia ini ada agama yang tadinya adalah filsafat dalam arti
dibuat oleh manusia persis seperti membuat filsafat. perbedaannya
dengan yang pertama ialah bila filsafat dipandang sebagai teori
10
maka teori itu ada yang dipakai ada yang tidak,ada yang diakui 2kebenarannya ada yang tidak. filsafat dalam posisi kedua ini
semua teori ajarannya diterima kebenarannya dan dilaksanakan
dalam kehidupan, singkatnya filsafat sebagai philosophy of life
digunakan gunanya ialah untuk petunjuk dalam menjalani
kehidupan lebih singkat lagi untuk dijadikan agama.
3. filsafat sebagai metodologi dalam memecahkan masalah.
Ada berbagai cara yang ditempuh Orang Bila dia hendak
menyelesaikan sesuatu. Kemungkinan ia menyelesaikan masalah
itu melalui cara sains berarti pusat perhatiannya pada fakta
empirik; cara penyelesaiannya tidak utuh karena fakta empirik
tidak pernah utuh. Mungkin orang menyelesaikan masalah melalui
cara filsafat inilah yang sedang kita bahas mungkin juga orang
menyelesaikannya melalui cara mistik,
Bagaimana cara filsafat menyelesaikan (to solve) masalah?
Dalam hidup ini kita menghadapi banyak masalah. masalah artinya
kesulitan. bila ada batu di depan pintu setiap keluar dari pintu itu,
kaki kita tersandung maka batu itu masalah, kehidupan akan
dijalani lebih enak bila masalah masalah dapat diselesaikan. ada
banyak cara menyelesaikan masalah mulai dari cara yang
sederhana sampai dengan cara yang amat rumit. bila cara yang
digunakan amat sederhana biasanya masalah tidak terselesaikan
secara tuntas. penyelesaian yang rumit itulah biasanya yang dapat
menyelesaikan masalah secara tuntas.
Sesuai dengan sifat filsafat ia menyelesaikan masalah secara
mendalam dan universal artinya ia menyelesaikan masalah dengan
cara pertama-tama mencari penyebab yang paling awal
munculnya.2 Filsafat umum dr.ahmad tafsir :hal 23-46
11
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Filsafat adalah pengujian terhadap praanggapan-praanggapan seseorang,
karena intisari sesungguhnya dari filsafat ialah memeriksa secara mendalam
praanggapan-praanggapan pokok dalam ilmu-ilmu khusus dan kehidupan sehari-hari.
Jadi dari kutipan itu dapatlah diketahui bahwa dari segi bahasa filsafat ialah
keinginan yang mendalam untuk mendapat kebijakan atau keinginan yang mendalam
untuk menjadi bijak.
B. Saran
Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat untuk kita semua serta
untuk kami pribadi. Dan kami sadar bahwa makalah kami ini jauh dari kata
sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harapkan saran dan
kritiknya yang bersifat membangun, untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Filsafat umum-Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra- (Edisi Revisi- Cetakan ke
13, Tahun 2014)
http://afdinabidin.wordpress.com/2015/06/09/pengertian-dan-ruang-limgkup-filsafat/
(senin 1 oktober 2018. Pukul 15;02)
https://afidburhanuddinwordpress.com.cdn.ampproject.org/v/s/
afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/epistimologi-ontologi-aksiologi-
pengetahuan-filsafat,
(Senin 01 Oktober Pukul 17:53)
13
Recommended