View
222
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Hal. 1 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
P U T U S A N
Nomor : 44 / PDT / 2014 / PT MDN
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan memutus
perkara perdata pada tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai
berikut dalam perkara gugatan antara:
FORUM UMAT ISLAM SUMATERA UTARA (FUI-SU), berkantor di Jalan
Gaharu Nomor 26-B/11, Kelurahan Gaharu , Kecamatan
Medan Timur, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara,
yang diwakili oleh : 1. Sudirman Timsar Zubil,
bertindak dan berkedudukan sebagai Ketua Umum
Forum Umat Islam Sumatera Utara, 2. Drs Leo Imsar Adnans, bertindak dalam kedudukannya sebagai
Sekretaris Umum Forum Umat Islam Sumatera Utara,
dalam hal ini memberikan kuasa kepada Mahmud Irsad
Lubis,S.H., Husni Thamrin Tanjung,SH, Taufik
Sofyan,SH, Fauzi Iskandar Nasution,SH, Erwin Asmadi,
SH.MH, Eko Winarno, SH, Abdul Munaf, SH,
Faisal Riza,SH.MH, Ahmad Sukri Hasibuan, SH dan
Muhammad Noor Shohib,SH, masing-masing Advokat
dari TIM PENGACARA MUSLIM (TPM) MEDAN,
beralamat di Komplek Villa Bilal Mas Nomor 4 A, Jalan
Bilal Ujung Medan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
Nomor 002/SK/TPM.MDN/VII/2012, tanggal 23 Juli
2012, secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri
selanjutnya disebut sebagai PEMBANDING semula
PENGGUGAT;
L A W A N :
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 2 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
1. Plt GUBERNUR SUMATERA UTARA, berkedudukan di Jalan Pangeran
Diponegoro Nomor 30 Medan, selanjutnya disebut
sebagai TERBANDING I semula TERGUGAT I ;
2. SEKRETARIS DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA,
berkedudukan di Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30
Medan, selanjutnya disebut sebagai TERBANDING II semula TERGUGAT II ;
Dalam hal ini keduanya memberikan kuasa kepada
ABDUL JALIL, SH.MSP, MANGIHUT NADEAK, S.H., T.
TULUS NAIBAHO, SH. YUNAN TANJUNG, SH.MH.
YUSTIFADINI, SH., FREDY, SH.M.Hum. dan WINDA
DIANA SILITONGA, SH.MH. masing-masing staf Biro
Hukum Setdaprovsu, baik bertindak sendiri-sendiri
maupun sebagai kuasa, sesuai dengan Surat Kuasa
Khusus Nomor : 180/8145/2012 tanggal 29 Agustus
2012 dan No.180/7910/2012 tanggal 13 Agustus 2012 ;
PENGADILAN TINGGI tersebut ;
Setelah membaca berkas perkara Nomor 44/PDT/2014/PT.MDN
dan surat-surat yang bersangkutan dengan perkara tersebut;
TENTANG DUDUK PERKARA
Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatan tanggal 25
Juli 2012 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Medan pada tanggal 26 Juli 2012 dalam Register Nomor
441/Pdt.G/2012/PN. Mdn , telah mengajukan gugatan sebagai berikut:
A. Kedudukan Hukum Penggugat
1. Bahwa penggugat adalah sebuah organisasi masyarakat yang
berdiri dan berkembang di tengah-tengah masyarakat sebagai
wadah perkumpulan umat islam yang didirikan berdasarkan Akte
Nomor 20 Tertanggal 5 Mei 2010 dan Akta Perubahan Nomor 15
Tanggal 17 Juli 2012 yang dibuat dihadapan Sugati, SH., Notaris di
Medan;
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 3 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
2. Bahwa penggugat memiliki maksud dan tujuan organisasi
sebagaimana dituangkan dalam pasal 5 Akta dimaksud adalah
“mengawal, membela, memperjuangkan dan menegakkan serta
menjunjung tinggi Islam untuk mencapai terwujudnya masyarakat
Islam secara kaffah”;
3. Bahwa berdasarkan Pasal 6 Akta dimaksud, maka dalam rangka
mencapai maksud dan tujuan, penggugat melakukan kegiatan-
kegiatan:
- Ayat (4) butir d yang menyatakan: “FUI-SU juga merupakan
perserikatan Amal Sosial Islam yang dapat menerima
penyerahan asset dari suatu organisasi atau badan usaha
(perseroan terbatas, koperasi, yayasan, dan perseorangan)
baik itu dari organisasi atau badan usaha yang masih berjalan
ataupun yang tidak melanjutkan fungsi dan/atau kegiatannya
dikarenakan suatu sebab, seperti kekosongan kepengurusan,
ketidak aktifan kepengurusan, karena pembubaran dan
lainnya”;
- Ayat (6) yang menyatakan: “Mengusahakan penegakan
hukum, keadilan dan kebenaran serta meningkatkan
pembelaan terhadap masyarakat terutama menyangkut
kepentingan dan asset umat Islam di bidang social, ekonomi,
pendidikan, kesehatan, kebudayaan dan lain-lain’;
4. Bahwa penggugat dan organisasi Masyarakat Islam lainnya belum
dan tidak pernah ditunjuk sebagai Badan Amal Sosial yang
menerima penyerahan Rumah Sakit Haji Medan dari harta benda
yang tersisa atas pembubaran Yayasan Rumah sakit Haji Medan;
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 4 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
5. Bahwa oleh karena penggugat merupakan salah satu Badan Amal
Sosial Islam yang berhak menerima penyerahan Rumah Sakit Haji
Medan sebagai Harta Benda Tersisa atas pembubaran Yayasan
Rumah Sakit Haji Medan berkepentingan memperjuangkan haknya
sebagai Badan Amal Sosial Islam;
B. Dasar Diajukan Gugatan ini
1. Bahwa pada tanggal 3 Juni 1998 telah didirikan Rumah Sakit Haji
Medan di bawah naungan Yayasan Rumah Sakit Haji Medan
berdasarkan Akte Yayasan Nomor 5 tanggal 3 Juni 1998 yang
dibuat di hadapan Alina Hanum, SH., Notaris Medan;
2. Bahwa berdasarkan Akte Yayasan dimaksud, sebagaimana
dituangkan dalam Pasal 6 maka maksud dan tujuan didirikannya
yayasan tersebut adalah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
calon/jemaah haji dan masyarakat umum sebagai peran serta umat
Islam;
3. Bahwa seiring berjalannya pengelolaan Rumah Sakit Haji Medan,
timbul permasalahan di dalam tubuh yayasan, salah satunya
Anggaran Dasar Yayasan Rumah Sakit Haji Medan belum dan
tidak disesuaikan dengan Peraturan perundang-undangan tentang
Yayasan yang berlaku;
4. Bahwa dalam rangka menuntaskan permasalahan yang ada, Para
Tergugat bersama anggota pengurus Yayasan rumah sakit haji
Medan lainnya mengadakan Rapat paripurna pada tanggal 7
Pebruari 2012 yang menghasilkan keputusan sebagai berikut:
1. Menyatujui pembubaran/Likwidasi Rumah Sakit Haji Medan;
2. Menyetujui Pengelolaan rumah Sakit Haji Medan oleh
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara;
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 5 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
3. Menyetujui Badan Pengawas Keuangan Provinsi Sumatera
Utara (BPKP) untuk melakukan audit atas harta kekayaan
Yayasan dan diumumkan di Media dan mengangkat Likwidator
untuk itu;
4. Merekomendasikan kepada Pelaksana Tugas Gubernur Kepala
daerah Provinsi Sumatera Utara untuk segera mengambil
langkah langkah strategis terhadap Managemen Rumah Sakit
Haji Medan.
5. Bahwa Rapat Paripurna para tergugat dengan anggota pengurus
Yayasan lainnya yang menghasilkan pembubaran/likwidasi Rumah
Sakit Haji Medan sebagaimana disebut di atas, dituangkan dalam
Akte Berita Acara Rapat Paripurna Rumah Sakit Haji Medan Nomor
05 Tanggal 07 Pebruari 2012 yang salinannya dikeluarkan oleh
Retni Rengsih, SH., Notaris di Kota Medan;
6. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 18 ayat (2) Akte Yayasan
Nomor 5 Tanggal 3 Juni 1998 yang dibuat di hadapan Alina
Hanum, SH., Notaris Medan, maka dalam hal terjadinya
pembubaran, harta benda yang tersisa setelah dikurangi hutang-
hutang diserahkan kepada Badan Amal Sosial Islam;
7. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 18 ayat (2) Akte Yayasan
Nomor 5 Tanggal 3 Juni 1998 dimaksud, maka setelah terjadi
pembubaran Yayasan, pihak manapun tidak dapat melakukan
pengelolaan harta benda yang tersisa karena harta benda yang
tersisa tersebut harus diserahkan kepada Badan Amal Sosial Islam
yang ditunjuk;
8. Bahwa ternyata Tergugat I dan Tergugat II tidak menyerahkan harta
benda tersisa (Rumah Sakit Haji Medan) setelah pembubaran
yayasan kepada Badan Amal Sosial Islam namun pada tanggal 13
Desember 2011 justru Tergugat I dan Tergugat II mengeluarkan
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 6 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 78 tahun 2011
Tentang pengalihan Pengelolaan Yayasan Rumah Sakit Haji
Medan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang
berindikasi terhadap penguasaan dan kepemilikan terhadap harta
benda yayasan;
9. Bahwa dengan dikeluarkannya Peraturan Gubernur tersebut, maka
pengelolaan yang dilakukan oleh para tergugat adalah
bertentangan dengan ketentuan Pasal 18 ayat (2) Akte Yayasan
Nomor 5 Tanggal 3 Juni 1998 yang dibuat di hadapan Alina
Hanum, SH., Notaris di Medan, seharusnya Tergugat I dan
Tergugat II setelah pembubaran yayasan jika ingin melakukan
pengelolaan terhadap harta benda yang tersisa (Rumah Sakit Haji
Medan) harus mendapat persetujuan dari Badan Amal Sosial Islam
yang ditunjuk untuk mengelola harta benda tersisa dari
pembubaran yayasan;
10. Bahwa Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 78 tahun 2011
Tentang pengalihan Pengelolaan Yayasan Rumah Sakit Haji
Medan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang
dikeluarkan oleh Tegugat I adalah bertentangan dengan ketentuan
Pasal 18 ayat (2) Akte Yayasan Nomor 5 Tanggal 3 Juni 1998
sehingga perbuatan Tergugat I dapat diklasifikasikan sebagai
Perbuatan Melawan Hukum;
11. Bahwa oleh karena Tergugat I telah menerbitkan Peraturan
Gubernur Sumatera Utara Nomor 78 tahun 2011 Tentang
pengalihan Pengelolaan Yayasan Rumah Sakit Haji Medan kepada
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara diklasifikasikan sebagai
Perbuatan Melawan Hukum, maka perbuatan Tergugat II yang
memasukkan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 78 tahun
2011 Tentang pengalihan Pengelolaan Yayasan Rumah Sakit Haji
Medan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam Berita
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 7 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011 Nomor 78 Tanggal
19 Desember 2011 dapat diklasifikasikan sebagai Perbuatan
Melawan Hukum;
12. Bahwa oleh karena Tergugat I telah mengeluarkan Peraturan
Gubernur Sumatera Utara Nomor 78 tahun 2011 Tentang
pengalihan Pengelolaan Yayasan Rumah Sakit Haji Medan kepada
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara diklasifikasikan sebagai
Perbuatan Melawan Hukum, maka patut dan wajar Tergugat I
dihukum untuk menarik dan mancabut Peraturan Gubernur
Sumatera Utara Nomor 78 tahun 2011 Tentang pengalihan
Pengelolaan Yayasan Rumah Sakit Haji Medan kepada
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara;
13. Bahwa oleh karena perbuatan Tergugat II telah memasukkan
Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 78 tahun 2011 dalam
Berita Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011 Nomor 78
Tanggal 19 Desember 2011 diklasifikasikan sebagai Perbuatan
Melawan Hukum, maka patut dan wajar Tergugat II dihukum untuk
menarik dan mancabut Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor
78 tahun 2011 Tentang pengalihan Pengelolaan Yayasan Rumah
Sakit Haji Medan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara;
14. Bahwa gugatan ini didukung oleh bukti yang sah sehingga
dimohonkan kepada Ketua Pengadilan Negeri Medan Cq. Majelis
Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk
mengabulkan gugatan seluruhnya dengan putusan yang dapat
dilaksanakan secara serta merta (uit vorbar bij vorrad) walaupun
ada upaya hukum perlawanan, banding maupun kasasi;
15. Bahwa oleh karena Penggugat adalah Badan Amal Sosial Islam,
maka penggugat berhak menerima penyerahan Rumah Sakit Haji
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 8 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
Medan sebagai harta benda yang tersisa dari pembubaran
Yayasan Rumah Sakit Haji Medan;
16. Bahwa oleh karena Penggugat merupakan Badan Amal Sosial
Islam yang berhak menerima penyerahan Rumah Sakit Haji Medan
sebagai harta benda yang tersisa dari pembubaran Yayasan
Rumah Sakit Haji Medan, maka patut dan wajar Tergugat I
dihukum untuk menyerahkan Rumah Sakit Haji Medan sebagai
harta benda yang tersisa dari pembubaran Yayasan Rumah Sakit
Haji Medan kepada Penggugat;
17. Bahwa oleh karena para tergugat telah melakukan Perbuatan
Melawan Hukum, maka mengharuskan Penggugat
memperjuangkan haknya yang telah menghabiskan biaya sebagai
nilai kerugian yang dialami oleh Penggugat, antara lain:
a. Kerugian Materil
- Biaya koordinasi..............................Rp 10.000.000,-
- Biaya informasi dan komunikasi......Rp 12.000.000,-
- Biaya litigasi.....................................Rp. 2.000.000,- +
Jumlah..................................................Rp 22.000.000,-
b. Kerugian Immateril
Bahwa selain menimbulkan kerugian materil penggugat juga
mengalami kerugian immateril yang ditafsir Rp. 100.000.000,-
(seratus juta rupiah).
Sehingga total kerugian yang dialami oleh Penggugat adalah
sebesar Rp. 122.000.000,- (seratus dua puluh dua juta
rupiah);
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 9 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
18. Bahwa oleh karena para tergugat yang menimbulkan kerugian
Penggugat tersebut, maka berdasarkan ketentuan Pasal 1365
KUHPerdata para tergugat harus memberikan ganti kerugian
tersebut kepada Penggugat;
19. Bahwa penggugat memiliki praduga bahwa para Tergugat akan
menghindar dalam melaksanakan putusan perkara ini sehingga
patut dan wajar para Tergugat dihukum secara renteng untuk
membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp. 100.000,-
(seratus ribu rupiah) setiap harinya sampai dilaksanakannya
putusan perkara ini.
Bahwa berdasarkan alasan-alasan yang telah diuraikan di atas, maka wajar
jika kiranya dimohonkan kepada Ketua Pengadilan Negeri Medan Cq.
Majelis Hakim yang mengadili perkara ini untuk memanggil para pihak yang
berpekara agar dihadapkan ke depan persidangan untuk memebela diri
dan mengajukan bukti-bukti pada hari yang telah ditetapkan untuk itu dan
berkenaan mengadili perkara ini dengan memberikan putusan yang
amarnya sebagai berikut:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Penggugat sebagai Badan Amal Sosial Islam yang
berhak menerima Penyerahan Rumah sakit Haji Medan sebagai harta
benda yang tersisa dari pembubaran Yayasan Rumah Sakit Haji
Medan;
3. Menyatakan perbuatan Tergugat I yang mengeluarkan Peraturan
Gubernur Sumatera Utara Nomor 78 tahun 2011 Tentang pengalihan
Pengelolaan Yayasan Rumah Sakit Haji Medan kepada Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara yang bertentangan dengan ketentuan Pasal
18 ayat (2) Akta Yayasan Nomor 5 Tanggal 3 Juni 1998 yang dibuat di
hdapan Alina Hanum, SH., Notaris medan, adalah Perbuatan
Melawan Hukum;
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 10 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
4. Menyatakan perbuatan Tergugat II memasukkan Peraturan Gubernur
Sumatera Utara Nomor 78 tahun 2011 Tentang pengalihan
Pengelolaan Yayasan Rumah Sakit Haji Medan kepada Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara dalam Berita Daerah Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2011 Nomor 78 Tanggal 19 Desember 2011 adalah
Perbuatan Melawan Hukum;
5. Menghukum Tergugat I untuk menarik dan mancabut Peraturan
Gubernur Sumatera Utara Nomor 78 tahun 2011 Tentang pengalihan
Pengelolaan Yayasan Rumah Sakit Haji Medan kepada Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara;
6. Menghukum Tergugat II untuk menarik dan mancabut Peraturan
Gubernur Sumatera Utara Nomor 78 tahun 2011 Tentang pengalihan
Pengelolaan Yayasan Rumah Sakit Haji Medan kepada Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara dalam Berita Daerah Provinsi sumatera
Utara;
7. Menghukum Tergugat I untuk menyerahkan Rumah Sakit Haji Medan
sebagai harta benda yang tersisa dari pembubaran Yayasan Rumah
Sakit Haji Medan kepada Penggugat;
8. Menghukum para Tergugat secara renteng untuk membayar ganti
kerugian baik materil maupun immateril kepada penggugat sebesar
Rp. 122.000.000,- (seratus dua puluh dua juta rupiah);
9. Menyatakan putusan ini dapat dilaksanakan secara serta merta (uit
vorbar bij vorrad) walaupun ada upaya hukum perlawanan, banding
maupun kasasi;
10. Menghukum para tergugat secara renteng untuk membayar uang
paksa (dwangsom) sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) setiap
harinya sampai dilaksanakannya putusan ini;
11. Menghukum para tergugat untuk membayar segala biaya perkara
yang timbul dalam perkara ini.
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 11 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
Atau apabila Ketua Pengadilan Negeri Medan Cq. Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat lain, mohon putusan
yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut para
Tergugat memberikan jawaban pada pokoknya sebagai berikut:
I. DALAM KONPENSI A. TENTANG EKSEPSI 1. Tentang Penggugat Tidak Berwenang Mengajukan Gugatan
Bahwa mencermati fakta hukum yang terurai dalam gugatan baik
yang berkaitan dengan identitas pihak Penggugat maupun dalil
gugatan halaman 2 dan 3 angka 1 sampai dengan angka 5 serta
dalil gugatan halaman 5 angka 15 dan 16 serta petitum gugatan
angka 2 dan 7 dapat dipahami dengan jelas tentang kedudukan
hukum Penggugat dalam mengajukan gugatan adalah didasarkan
kepada Gugat Organisasi atas organisasi yang diberi nama Forum
Umat Islam Sumatera Utara yang menurut Penggugat merupakan
salah satu Badan Amal Sosial Islam dan dalam pemahaman
Penggugat berhak menerima penyerahan Rumah Sakit Haji Medan
sebagai harta benda tersisa atas pembubaran Yayasan Rumah
Sakit Haji Medan sehingga menurut Penggugat organisasinya
tersebut berkepentingan memperjuangkan haknya dan kemudian
mengajukan gugatan ;
Bahwa terlepas dari benar tidaknya Penggugat berhak menerima
penyerahan Rumah Sakit Haji Medan, namun berdasarkan
Peraturan Mahkamah Agung R.I Nomor : 1 Tahun 2002 Tentang
Acara Gugatan Perwakilan Kelompok sama sekali tidak mengenal
hak gugat organisasi dan bilapun Penggugat memahami organisasi
yang didirikannya tersebut adalah untuk mewakili kelompok ummat
Islam (walaupun tidak jelas umat Islam Sumatera Utara yang mana),
maka berdasarkan kaidah hukum yang terurai dalam Peraturan
Mahkamah Agung diatas hal gugatan kelompok tersebut hanyalah
dibenarkan terhadap pelanggaran hukum yang berkaitan dengan
Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-Undang
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 12 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
Tentang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang Tentang
Kehutanan dan dengan segala persyaratan yang ditentukan untuk
itu terutama berbentuk badan hokum atau yayasan dan dalam
anggaran dasar organisasi disebutkan secara tegas dan jelas bahwa
tujuan didirikannya organisasi tersebut adalah untuk kepentingan
pelestarian lingkungan hidup, perlindungan konsumen dan atau
perlindungan hutan ;
Bahwa dalam perkara aquo ternyata Penggugat bukanlah
merupakan organisasi yang berbadan hukum sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan bukan pula
yayasan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2001 dan dapat dipastikan dalam anggaran dasar
organisasinya tidak ada mengatur secara tegas dan jelas tentang
tujuan didirikannya organisasi Forum Umat Islam Sumatera Utara
adalah untuk kepentingan pelestarian lingkungan hidup,
perlindungan konsumen atau perlindungan hutan ;
Bahwa sedangkan dalil gugatan halaman 2 tentang kedudukan
hukum Penggugat yang menguraikan tentang riwayat pendirian
organisasi serta kaidah hukum yang diatur dalam akta pendiriannya
sama sekali tidak ada mengatur tentang syarat mutlak dalam
gugatan perwakilan kelompok atau gugat organisasi tersebut diatas
dan ternyata juga Penggugat bukan mewakili kepentingan umat
Islam melainkan bertindak untuk kepentingan organisasi semata
sebagaimana terurai dalam posita gugatan angka 4 tentang
kedudukan hukum Penggugat dan petitum gugatan angka 2, 7 dan
8 ;
Bahwa disisi lain berdasarkan kaidah hukum acara perdata
sebagaimana ditegaskan dalam Yurisprudensi MARI No.
4.K/Rup/1958 tanggal 13 Desember 1958 yang diintradusir dari
putusan Hoge Raad dalam perkara Landen Baum Choken Arrest
1919 yang dipertegas kembali dalam pasal 1365 KUH Perdata telah
ditegaskan syarat mutlak mengajukan gugatan adalah adanya
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 13 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
hubungan hukum dan perselisihan hukum antara Penggugat dengan
Tergugat atau adanya hak subjektif Penggugat yang dilanggar oleh
Tergugat ;
Bahwa dalam perkara aquo, disamping para Tergugat sama sekali
tidak memiliki hubungan hukum dan perselisihan hukum dengan
Penggugat serta tidak terdapat hak subjektif Penggugat yang
dilanggar oleh para Tergugat, telah ternyata dan terbukti pula
Penggugat tidak memiliki hubungan hukum apapun dengan Yayasan
Rumah Sakit Haji Medan dan Penggugat juga bukan sebagai kuasa
dari pengurus Yayasan yang telah dibubarkan atau setidak-tidaknya
sebagai kuasa dari orang perorang yang menurut Penggugat telah
memberikan sumbangan atas pendirian Yayasan tersebut ;
Bahwa oleh karena belum ada hubungan hukum dan kedudukan
hukum yang pasti dari Penggugat terhadap Yayasan Rumah Sakit
Haji Medan, maka berdasarkan kaidah hukum acara perdata lainnya
sebagaimana ditegaskan dalam berbagai Yurisprudensi MARI
antara lain Yurisprudensi MARI Nomor : 416/K/Sip/1972 tanggal 12
Juli 1972, Nomor : 443/K/Sip/1973 tanggal 03 Oktober 1973, Nomor
: 442/K/Sip/1973 tanggal 08 Oktober 1973 yang mengatur tentang
seseorang yang tidak mempunyai kedudukan hukum (gemis
aanhoedanigheid) untuk mengajukan gugatan haruslah dinyatakan
tidak berwenang mengajukan gugatan itu (disqualificatie in person) ;
Bahwa berhubung Penggugat tidak memenuhi persyaratan untuk
mengajukan gugatan perwakilan kelompok dan atau hak gugat
organisasi serta ternyata tidak memiliki hubungan hokum dengan
objek yang diperkarakan, maka demi hukum Penggugat haruslah
dinyatakan tidak berwenang mengajukan gugatan dalam perkara ini
dengan segala akibat hukumnya ;
2. Tentang Posita Dan Petitum Gugatan Saling Kontradiktif
Bahwa berdasarkan uraian posita gugatan halaman 2 tentang
kedudukan hokum Penggugat angka 2 dan 3 alinea 2 Penggugat
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 14 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
dengan sangat penuh keyakinan menyebutkan tujuan didirikannya
organisasi adalah untuk mengawal, membela dan memperjuangkan
dan menegakkan serta menjunjung tinggi Islam untuk mencapai
terwujudnya masyarakat Islam yang kaffah dan mengusahakan
penegakan hokum, keadilan dan kebenaran serta meningkatkan
pembelaan terhadap masyarakat terutama menyangkut kepentingan
dan asset umat Islam…dst. ;
Bahwa akan tetapi dalam dalil gugatan halaman 2 tentang
kedudukan hukum Penggugat angka 3 alinea 1 dan angka 4 dan
posita gugatan angka 15,16,17 dan 18 serta petitum gugatan angka
2, 7 dan 8 ternyata tindakan hukum yang dilakukan Penggugat
bukanlah menunjukkan organisasi amal yang bertujuan
memperjuangkan hak dan kepentingan umat Islam melainkan
Penggugat berusaha menjadikan asset-aset umat Islam sebagai
asset organisasi dengan tameng agama Islam ;
Bahwa tujuan gugatan aquo sangatlah melukai maksud dan tujuan
pendirian Yayasan Rumah Sakit Haji Medan dan sikap yang
sedemikian itu tidaklah diajarkan dalam kaidah hukum Islam
sehingga tindakan Penggugat yang mengikrarkan diri sebagai forum
umat Islam Sumatera Utara haruslah dihentikan dan tidak dapat
dibenarkan ;
Bahwa berdasarkan fakta hukum diatas jelaslah telah membuktikan
dengan sempurna tentang posita gugatan yang satu dengan yang
lainnya saling bertentangan dan antara posita dan petitum gugatan
juga saling kontradiktif sehingga oleh karenanya gugatan haruslah
dinyatakan tidak dapat diterima dengan segala akibat hukumnya
(bandingkan dengan putusan Pengadilan Tinggi Denpasar Nomor :
404/PDT/1966 tanggal 21 Agustus 1969 serta Yurisprudensi MARI
Nomor : 267/K/Sip/1972 tanggal 13 Agustus 1972) ;
3. Tentang Para Pihak Tidak Lengkap
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 15 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
Bahwa berdasarkan fakta hukum yang diuraikan dalam dalil gugatan
halaman 3 sampai 5 serta petitum gugatan angka 3,4,5 dan 6 telah
sangat terang dan cukup jelas diketahui dasar dan alasan
mengajukan gugatan adalah keberatan Penggugat terhadap
diterbitkannya Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 78
Tahun 2011 Tentang Pengalihan Pengelolaan Yayasan Rumah
Sakit Haji Medan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang
diperbuat dihadapan Alina Hanum, SH, Notaris di Medan dan
menuntut agar Peraturan Gubernur tersebut agar dicabut ;
Bahwa dalam perkara terpisah sebagaimana terurai dalam putusan
Pengadilan Tata Usaha Negara Medan Nomor : 20/G/2012/PTUN-
Mdn tanggal 24 Juli 2012, Penggugat telah mengetahui dengan
cukup jelas dan terang tentang dasar penerbitan Peraturan
Gubernur Sumatera Utara yang ditanda tangani Tergugat I dan
kemudian diundangkan dalam Lembaran Daerah oleh Tergugat II
tersebut didasarkan kepada hasil Rapat Koordinasi dan Rapat
Paripurna Badan Pengurus Yayasan Rumah Sakit Haji Medan yang
kemudian dituangkan dalam Akta authentic sebagaimana Akta
Nomor 4,5 dan 6 masing-masing tanggal 07 Pebruari 2012 yang
diperbuat dihadapan dan oleh Hj. Retni Ningsih, SH, Notaris di
Medan telah cukup jelas disebutkan eks Yayasan dikelola oleh
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara ;
Bahwa terhadap kebenaran fakta hukum tentang dasar dan alasan
yang menjadi dasar pertimbangan diterbitkannya Peraturan
Gubernur tersebut diatas didasarkan kepada hasil rapat koordinasi
dan Rapat Parpurna Badan Pengurus Yayasan Rumah Sakit Haji
Medanntersebut telah diakui Penggugat secara tegas dalam posita
gugatan halaman 3 angka 4 dan 5, pengakuan mana sekaligus
merupakan bukti yang sempurna dalam perkara ini ;
Bahwa dengan demikian pihak yang menyetujui dan memutusakan
pembubaran Yayasan dan sekaligus memutusakan menghunjuk
pengelolaan lebih lanjut dari Yayasan diserahkan kepada
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 16 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara adalah pengurus Yayasan
bukan Tergugat I apalagi Tergugat II ;
Bahwa ternyata Pengurus Yayasan lama yang menyetujui
pembubaran Yayasan dan memutusakan menyerahkan pengelolaan
lebih lanjut dari yayasan yang dibubarkan kepada Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara serta Notaris yang menerbitkan akta-akta
yang berkaitan dengan itu sebagaimana diuraikan diatas dan pihak-
pihak lainnya yang sebelumnya mengelola Rumah Sakit Haji yang
“membiarkan” pengelolaan yayasan diserahkan kepada Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara tidak disertakan sebagai pihak dalam
perkara ini akan berakibat penyelesaian perkara kelak akan menjadi
tidak tuntas sehingga oleh karenanya dapatlah disimpulkan para
pihak dalam perkara ini tidak lengkap dengan segala akibat
hukumnya;
Bahwa oleh karena keseluruhan dalil Eksepsi Tergugat I dan II
tersebut diatas telah didasarkan kepada fakta dan bukti serta
argumentasi hukum yang kuat dan dapat dipertanggung jawabkan,
maka demi hukum Eksepsi tersebut patutlah diterima dan
dikabulkan seluruhnya.
B. TENTANG POKOK PERKARA
Bahwa segala apa yang diuraikan dalam dalil eksepsi diatas secara
mutatis mutandis mohon dianggap merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat terpisahkan dengan dalil jawaban dalam pokok perkara
ini sehingga tidak perlu diulangi lagi ;
Bahwa setelah mencermati uraian demi urakan dalil gugatan yang
saling kontradiktif sebagaimana diuraikan dalam dalil eksepsi diatas,
maka dapatlah dilihat dasar dan alasan Penggugat mengajukan
gugatan kepada Tergugat I dan II secara umum adalah karena
Penggugat merasa keberatan atas terbitnya Peraturan Gubernur
Sumatera Utara Nomor : 78 Tahun 2011 Tentang Pengalihan
Pengelolaan Yayasan Rumah Sakit Haji Medan kepada Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara yang menurut pemahaman Penggugat
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 17 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
telah dapat diklasifikasikan sebagai perbuatan melawan hukum dan
selanjutnya menuntut agar Peraturan Gubernur tersebut agar
dicabut sekaligus menuntut agar Penggugat sebagai organisasi
yang mengklaim diri sebagai forum yang peduli umat Islam
dinyatakan sebagai pihak yang berhak menerima penyerahan R.S
Haji Medan sebagai harta benda yang tersisa dari pembubaran
Yayasan Rumah Sakit Haji Medan ;
Bahwa terhadap fakta gugatan tersebut sesungguhnya tidaklah
memiliki dasar dan alasan hukum yang kuat, sebab disamping
Penggugat tidak memiliki kualitas dan kapasitas hukum dalam
mengajukan gugatan ternyata juga Peraturan Gubernur tersebut
telah diperbuat menurut proses, prosedur dan tata cara yang
dibenarkan oleh Undang-undang agar tidak terjadi kevakuman
dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat sehubungan
dengan hasil rapat koordinasi dan rapat paripurna Badan Pengurus
Yayasan Rumah Sakit Haji Medan yang telah memenuhi quorum
rapat yang ditetapkan pada pasal 18 ayat 1 Anggaran Dasar
Yayasan serta dengan suara bulat menyetujui dan memutusakan
pembubaran Yayasan dan sekaligus merekomendasikan
pengelolaan yayasan Rumah Sakit Haji Medan kepada Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara serta peserta rapat memberikan kuasa
kepada Tergugat I dan Tergugat II untuk menandatangani akta-akta
yang berkaitan dengan itu dengan segala akibat hukumnya ;
Bahwa tindakan yang dilakukan oleh Tergugat I menerbitkan
Peraturan Gubernur tersebut dan kemudian oleh Tergugat II
mengundangkannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Sumatera
Utara bukanlah tindakan dan atau perbuatan yang bertentangan
dengan hukum, melainkan merupakan tindakan yang sangat tepat
dalam rangka menjalankan asas-asas umum pemerintahan yang
baik terutama bertujuan untuk menyelamatkan maksud dan tujuan
didirikannya yayasan dan agar pengelolaan yayasan tidak berpindah
kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab ;
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 18 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
Bahwa dengan demikian dasar dan alasan mengajukan gugatan
tersebut tidaklah dapat dibenarkan dan harus ditolak atau setidak-
tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima dengan segala akibat
hukumnya ;
Bahwa terlepas dari fakta tentang gugatan aquo tidak berdasarkan
hukum serta Penggugat tidak memiliki kedudukan hukum
mengajukan gugatan sebagaimana diuraikan diatas, maka sekedar
untuk memenuhi tahapan persidangan tentang jawaban Tergugat I
dan II atas maksud gugatan yang ditujukan Penggugat terhadap
Tergugat I dan II maka dapatlah disampaikan tanggapan atau
jawaban sebagaimana diuraikan dibawah ini ;
Bahwa tidak benar dalil gugatan angka 1 yang menyebutkan
Rumah Sakit Haji Medan didirikan pada tanggal 03 Juni 1998,
tetapi yang benar adalah Rumah Sakit Haji Medan didirikan
berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara tanggal 07
Maret 1991 Nomor : 445.05/712/K/1998 yang diilhami dari musibah
terowongan Mina Muassim di Saudi Arabia pada tahun 1990 dan
selanjutnya pada tanggal 04 Maret 1992 Rumah Sakit Haji Medan
sudah mulia berfungsi dan tugas panitia pembangunan tahap
pertama dianggap selesai ;
Bahwa kemudian untuk kejelasan pertanggungan jawab, maka
dibentuklah Badan Hukum Yayasan Rumah Sakit Haji Medan
dengan Akte Yayasan tanggal 03 Juni 1998 Nomor : 5 yang
diperbuat dihadapan dan oleh Alina Hanum, SH, Notaris di Medan ;
Bahwa berdasarkan fakta diatas, maka dapatlah dibuktikan dalil
gugatan angka 1 adalah didasarkan kepada karangan Penggugat
belaka bukan didasarkan kepada fakta dan bukti yang kuat dan
dapat dipertanggung jawabkan dari dan oleh karenanya harus
dikesampingkan dan tidak perlu dipertimbangkan dalam perkara ini ;
Bahwa kemudian dalil gugatan angka 2,3,4 dan 5 benar adanya,
sedangkan dalil gugatan angka 6 dan 7 tidaklah perlu ditanggapi
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 19 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
oleh karena keputusan dan persetujuan pembubaran yayasan serta
persetujuan pengelolaan dan rekomendasi kepada Tergugat I untuk
segera mengambil langkah-langkah strategis terhadap managemen
Rumah Sakit Haji Medan adalah merupakan keputusan dengan
suara bulat dari rapat koordinasi dan rapat paripurna Badan
Pengurus Yayasan Rumah Sakit Haji Medan yang kenyataannya
tidak turut digugat dalam perkara ini sehingga dalil gugatan tersebut
sangat keliru ditujukan kepada Tergugat I dan II ;
Bahwa demikian juga dalil gugatan angka 8 sampai dengan 13
tidaklah dapat dibenarkan sebab disamping tidak terdapat aturan
hukum yang mewajibkan Tergugat I dan II untuk itu, pada
kenyataannya berdasarkan fakta dan bukti tersebut diatas telah
ternyata dan terbukti dasar diterbitkannya Peraturan Gubernur diatas
telah didasarkan kepada proses, prosedur dan dasar pertimbangan
hukum yang kuat dan dapat dipertanggung jawabkan sebagaimana
terurai dalam konsideran menimbang, yang tujuan akhirnya adalah
dalam rangka agar tidak terjadi kevakuman dalam memberikan
pelayanan terhadap masyarakat sebagaimana maksud dan tujuan
didirikannya yayasan ;
Bahwa tentang dalil Penggugat angka 9 yang seolah menggurui
Tergugat I dan II dengan menyebutkan seharusnya jika Tergugat I
dan Tergugat II setelah pembubaran yayasan berkeinginan
melakukan pengelolaan terhadap harta benda yang tersisa (Rumah
Sakit Haji Medan) harus mendapat persetujuan dari Badan Amal
Sosial Islam yang ditunjuk untuk itu tidaklah didasarkan kepada
dasar hokum dan argumentasi hekum yang benar sebab tidak
terdapat aturan hukum yang mentukan demikian dan apalagi pada
kenyataannya belum dan atau tidak ada Badan Amal Sosial Islam
yang dihunjuk dalam rapat koordinasi dan rapat paripurna Badan
Pengurus Yayasan Rumah Sakit Haji Medan yang menyetujui
pembubaran yayasan tersebut ;
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 20 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
Bahwa dengan demikian dalil gugatan Penggugat tersebut adalah
premature dan terlalu dini, dari dan oleh karenanya harus
dikesampingkan dan tidak perlu dipertimbangkan dalam perkara ini ;
Bahwa demikian juga dalil gugatan Penggugat yang menyebutkan
Peraturan Gubernur Sumatera Utara tersebut bertentangan dengan
kaidah pasal 18 ayat 2 Akta Yayasan No. 5 tanggal 03 Juni 1998
tidaklah dapat dibenarkan sehingga tidak terdapat alasan yang
cukup untuk menarik dan mencabut Peraturan Gubernur tersebut
sebagaimana posita gugatan angka 13 dan petitum gugatan angka
5, dari dan oleh karennya dalil gugatan angka 14 karena tidak
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Surat Edaran
Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2000 Jo. SEMA No. 4 Tahun
2001 maka haruslah dikesampingkan dan tidak perlu
dipertimbangkan dalam perkara ini ;
Bahwa selanjutnya dalil gugatan angka 15 dan 16 sesungguhnya
tidaklah perlu ditanggapi sebab disamping Penggugat berdasarkan
kaidah hukum acara perdata tidak memiliki kedudukan hukum dalam
mengajukan gugatan dan syarat mutlak mengajukan gugatan yakni
adanya hubungan hukum dan perselisihan hukum antara Penggugat
dengan Tergugat I dan II dalam perkara ini tidak terpenuhi yang
berakibat gugatan harus ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan
tidak dapat diterima dengan segala akibat hukumnya, pada
kenyataannya juga tidak terdapat aturan hukum yang mendukung
dan membenarkan dalil gugatan dimaksud serta tidak terdapat
ketentuan perundang-undangan yang mewajibkan Tergugat I dan II
untuk menyerahkan pengelolaan Rumah Sakit Haji Medan tersebut
kepada Penggugat ;
Bahwa sedangkan dalil gugatan angka 17 tidaklah dapat dibenarkan
sebab disamping tidak memenuhi syarat yang ditentukan dalam
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2002 dan Penggugat
juga tidak memenuhi syarat dalam mengajukan gugatan organisasi
yang berakibat berdasarkan tertib hokum acara perdata tidak
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 21 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
memiliki dasar hukum untuk bertindak mengajukan gugatan, pada
hakikatnya tuntutan ganti rugi tersebut adalah salah alamat sebab
bilapun kerugian yang tidak diperinci tersebut benar adanya maka
tidaklah ada kaitannya dengan Tergugat I dan II, dari dan oleh
karenanya posita gugatan angka 18,19 dan 20 haruslah
dikesampingkan dan tidak perlu dipertimbangkan dalam perkara ini
dengan segala akibat hukumnya ;
Bahwa berdasarkan fakta diatas, Tergugat I dan II telah dengan
sempurna mampu melumpuhkan dan atau melemahkan keseluruhan
dalil gugatan Penggugat tersebut karena pada kenyataannya
gugatan yang diajukan mengandung ketidak kebenaran, sehingga
konsekwensi yuridisnya keseluruhan petitum gugatan yang diajukan
Penggugat harus ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak
dapat diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard) ;
Bahwa berdasarkan fakta, bukti dan kenyataan sebagaimana
diuraikan diatas, maka telah cukup menjadi alasan bagi Yang Mulia
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk
memberikan putusan yang amarnya berbunyi menolak gugatan
Penggugat tersebut seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan
gugatan Penggugat tidak dapat diterima dengan segala akibat
hukumnya ;
C. DALAM REKONPENSI
Bahwa segala apa yang diuraikan dalam dalil jawaban tentang
Eksepsi dan Pokok Perkara dalam Gugatan Konpensi diatas, secara
mutatis dan mutandis mohon dianggap merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisah dengan dalil gugatan Rekonpensi ini sehingga
tidak perlu diulangi lagi ;
Bahwa sebagaimana uraian dalil gugatan Konpensi, ternyata dan
terbukti Penggugat d.k/ Tergugat d.r (selanjutnya disebut
“Tergugat d.r”) telah dengan sengaja membuat karangan seolah-
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 22 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
olah Tergugat I dan Tergugat II selaku pejabat public telah
mengambil alih kepemilikan Yayasan Rumah Sakit Haji Medan,
padahal Peraturan Gubernur yang diterbitkan oleh Tergugat I dan
kemudian diundangkan dalam Lembaran Daerah oleh Tergugat II
tersebut telah dengan tegas disebutkan hanyalah pengelolaannya
saja sedangkan kepemilikannya masih tetap milik dan asset
Yayasan ;
Bahwa lagi pula proses dan prosedur penerbitan Peraturan
Gubernur yang ditandatangani oleh Tergugat I d.k dan kemudian
diundangkan dalam Lembaran Daerah oleh Tergugat II d.k
(selanjutnya disebut “para Penggugat d.r”) tersebut adalah
sebagai tindak lanjut dari hasil keputusan Rapat Pengurus Yayasan
yang dituangkan dalam Berita Acara Rapat Koordinasi dan Rapat
Paripurna Badan Pengurus Yayasan Rumah Sakit Haji Medan yang
dengan suara bulat memutuskan dan menyetujui pembubaran
yayasan dan menetapkan pengelolaan Rumah Sakit Haji Medan
yang pengelolaannya carut marut tersebut diserahkan kepada
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan sekaligus memberikan
kuasa kepada Para Penggugat d.r untuk melakukan sega tindakan
yang dipandang perlu untuk segera mengambil langkah-langkah
strategis terhadap managemen Rumah Sakit Haji Medan tersebut,
dan oleh karenanya pengambil alihan pengelolaan Rumah Sakit Haji
dimaksud bukanlah atas inisiatif para Penggugat d.r apalagi
dilakukan dengan upaya paksa melaikan adalah dalam rangka
menjalankan amanah yang dibebankan oleh Badan Pengurus
Yayasan sebagaimana dituangkan dalam Notulen Rapat Koordinasi
Dan Rapat Parupurna Badan Pengurus Yayasan Rumah Sakit Haji
Medan tanggal 30 Nopember 2011 ;
Bahwa kemudian hasil Rapat Koordinasi dan Rapat Paripurna
Badan Pengurus Yayasan Rumah Sakit Haji sebagaimana diuraikan
diatas menjadi cikal bakal dan dasar pertimbangan hokum bagi para
Penggugat d.r untuk menerbitkan Peraturan Gubernur Sumatera
Utara Nomor : 78 Tahun 2011 tanggal 13 Desember 2011 Tentang
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 23 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
Pengalihan Pengelolaan Yayasan Rumah Sakit Haji Medan Kepada
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara ;
Bahwa ternyata dalam gugatan Konpensi maupun dalam gugatan
perkara lainnya yang disidangkan oleh Pengadilan Tata Usaha
Negara dengan materi gugatan yang hamper sama, Tergugat d.r
telah membuat tuduhan-tuduhan yang tidak berdasar yang bila
diartikan seolah-olah para Penggugat d.r telah dengan sengaja dan
dengan cara paksa mengambil alih pengelolaan Rumah Sakit Haji
Medan dan yang lebih ironis lagi menuduh para Penggugat d.r telah
menempatkan Yayasan Rumah Sakit Haji Medan sebagai asset
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara ;
Bahwa padahal para Penggugat d.r sama sekali tidak ada dan tidak
pernah dengan sengaja apalagi dengan upaya paksa melakukan
pengambil alihan hak pengelolaan Yayasan Rumah Sakit Haji
tersebut, melainkan sebaliknya tindakan yang dilakukan oleh para
Penggugat d.r adalah untuk menjalankan amanah yang dibebankan
oleh Badan Pengurus Yayasan Rumah Sakit Haji Medan
sebagaimana dituangkan dalam Notulen Rapat yang diuraikan
diatas dan kewenangannya hanyalah untuk memperbaiki
managemen dan mengelola sumber daya serta potensi yang ada
demi kelangsungkan Rumah Sakit Haji Medan agar pelayanan
terhadap masyarakat dapat berjalan dengan baik dan bukan untuk
maksud memiliki Rumah Sakit Haji Medan apalagi bertujuan untuk
memasukkannya menjadi asset Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara ;
Bahwa disisi lain dasar pertimbangan hukum diterbitkannya
Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 78 Tahun 2011
tanggal 13 Desember 2011 Tentang Pengalihan Pengelolaan
Yayasan Rumah Sakit Haji Medan Kepala Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara adalah mengacu kepada hasil rapat Koordinasi dan
rapat Paripurna Badan Pengurus Yayasan Rumah Sakit Haji Medan
sebagaimana dituangkan dalam Notulen Rapat tertanggal tertanggal
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 24 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
30 Nopember 2011 dan tujuan penerbitannya nyata dan terang
adalah untuk menyelamatkan keberadaan Rumah Sakit Haji Medan
yang managemennya carut marut dan tidak terurus dengan baik
sehingga tidak terjadi kevakuman dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat, dari dan oleh karenanya tepat dan cukup
alasan untuk menyatakan Peraturan Gubernur Sumatera Utara
Nomor : 78 Tahun 2011 tanggal 13 Desember 2011 Tentang
Pengalihan Pengelolaan Yayasan Rumah Sakit Haji Medan Kepala
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara tersebut sah dan mempunyai
kekuatan hukum dengan segala akibat hukumnya ;
Bahwa berhubung tuduhan-tuduhan yang dialamatkan Tergugat d.r
kepada para Penggugat d.r tersebut nyata dan terbukti mengandung
ketidak benaran, maka tindakan yang dilakukan oleh Tergugat d.r
membuat tuduhan tersebut adalah bertentangan dengan kewajiban
hukumnya yang seyogianya tidak menebar tuduhan yang
sedemikian itu dan juga melanggar hak subjektif para Penggugat d.r,
sehingga perbuatan dan tindakan Tergugat d.r tersebut telah dapat
dikwalifisir sebagai perbuatan melawan hukum yang menimbulkan
kerugian bagi para Penggugat d.r sebagaimana kriteria perbuatan
melawan hukum yang diintradusir dalam putusan Hoge Raad dalam
perkara Lindan Baum Choken Arrest H.R 1919 yang dipertegas
kembali dalam pasal 1365 KUH Perdata dengan segala akibat
hukumnya ;
Bahwa kerugian yang dialami para Penggugat d.r sebagai akibat
dari perbuatan melawan hukum yang dilakukan Tergugat d.r
tersebut adalah berupa kerugian materil dan kerugian moril ;
Bahwa kerugian materil yang dialami para Penggugat d.r sebagai
akibat dari perbuatan melawan hukum yang dilakukan Tergugat d.r
tersebut antara lain adalah keluarnya biaya-biaya dalam membela
dan mempertahankan segala hak dan kepentingan hukum para
Penggugat d.r dalam menjalankan amanah yang dibebankan oleh
Badan Pengurus Yayasan Rumah Sakit Haji Medan yang
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 25 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
dituangkan dalam Notulen Rapat Koordinasi dan Rapat Paripurna
Badan Pengurus Yayasan sebagaimana diuraikan diatas yang
hingga saat ini jumlahnya ditaksir sebesar Rp 500.000.000.- ( Lima
Ratus Juta Rupiah) ;
Bahwa sedangkan kerugian moril sebagai akibat dari perbuatan
melawan hukum yang dilakukan Tergugat d.r tersebut adalah
timbulnya rasa malu terhadap warga masyarakat khususnya umat
Islam karena dari uraian gugatan konpensi seolah-olah para
Penggugat d.r telah dengan sengaja dan dengan upaya paksa
mengambil alih pengelolaan Rumah Sakit Haji Medan dan kemudian
dimasukkan ke dalam asset Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
serta berkurangnya rasa kepercayaan masyarakat untuk
memanfaatkan dan mempergunakan jasa Rumah Sakit Haji Medan
untuk berobat sebagai akibat dari tuduhan tidak berdasar yang
ditebarkan oleh Tergugat d.r tersebut, kerugian mana tidak dapat
dinilai dengan uang dan untuk memudahkan perhitungan bagi
Pengadilan nantinya dibulatkan sebesar Rp 5.000.000.000.- (Lima
Milyar Rupiah) ;
Bahwa oleh karena kerugian materil dan moril yang dialami para
Penggugat d.r tersebut adalah sebagai akibat dari perbuatan
melawan hukum yang dilakukan Tergugat d.r, maka demi hukum
tepat dan cukup alasan untuk menghukum Tergugat d.r untuk
membayar segala kerugian tersebut kepada para Penggugat d.r
seketika dan tunai ;
Bahwa disamping Tergugat d.r dihukum membayar kerugian materil
dan moril berupa uang dengan jumlah sebagaimana diuraikan
diatas, oleh karena tuduhan-tuduhan tersebut telah tersebar luas,
maka tepat dan cukup alasan untuk menghukum Tergugat d.r
membuat Pernyataan Permohonan Maaf kepada para Penggugat
d.r pada Surat Kabar Harian ternama di Kota Medan selama 3 (tiga)
kali berturut-turut ;
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 26 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
Bahwa untuk menjamin Tergugat d.r mau dan mampu membayar
segala kerugian materil dan moril yang dialami para Penggugat d.r
sehingga gugatan rekonpensi aquo tidak hampa adanya, maka
adalah tepat dan cukup alas an apabila terhadap segala harta benda
baik benda bergerak maupun benda tidak bergerak milik dan
kepunyaan Tergugat d.r yang akan dimohonkan kemudian diletakkan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) ;
Bahwa selanjutnya para para Penggugat d.r juga khawatir kelak
para Tergugat d.r akan tidak sungguh-sungguh membayar segala
kerugian yang dialami para Penggugat d.r tersebut, dari dan oleh
karenanya tepat dan cukup alasan untuk menghukum para Tergugat
d.r untuk membayar uang paksa (dwangsoom) kepada masing-
masing para Penggugat d.r berupa uang sebesar Rp 1.000.000.-
(Satu Juta Rupiah) setiap harinya atas setiap keterlambatannya
menjalankan putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
dalam perkara ini ;
Bahwa oleh karena gugatan Rekonpensi diatas telah didasarkan
pada bukti dan fakta yang tak terbantahkan, maka dengan
mempedomani ketentuan Surat Edaran Mahkamah Agung R.I No. 3 Tahun 2000 adalah tepat dan cukup alasan apabila putusan
dalam perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu dengan serta
merta (Uit Voerbaar Bij Voorraad) meskipun ada perlawanan,
banding maupun kasasi ;
Bahwa berhubung gugatan Rekonpensi diatas telah didasarkan
kepada fakta, bukti dan argumentasi hukum yang kuat dan dapat
dipertanggung jawabkan yang kebenarannya sulit untuk
dibantahkan, maka tepat dan cukup alas an untuk mengabulkan
gugatan Rekonpensi para Penggugat d.k tersebut seluruhnya ;
Bahwa berdasarkan uraian-uraian Eksepsi dan Jawaban Dalam
Konpensi serta Gugatan Rekonpensi diatas, Tergugat I dan II
d.k/para Penggugat d.r dengan hormat memohon kepada Yang
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 27 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
Mulia Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan yang memeriksa dan
mengadili perkara ini pada tingkat pertama agar berkenan
memberikan putusan yang amarnya berbunyi :
M E N G A D I L I :
I. DALAM KONPENSI A. Tentang Eksepsi
1. Menerima dan mengabulkan Eksekpsi Tergugat I dan II tersebut
seluruhnya;
2. Menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet
Ontvankelijke Verklaard) ;
B. Dalam Pokok Perkara
Menolak Gugatan Penggugat Forum Umat Islam Sumatera Utara
tersebut seluruhnya ;
Menyatakan Penggugat sebagai Penggugat yang tidak beritikad
baik;
II. DALAM REKONPENSI
1. Mengabulkan gugatan para Penggugat d.r tersebut seluruhnya ;
2. Menyatakan Tergugat d.r telah melakukan perbuatan melawan
hukum (Onrecht Matigedaads) yang menimbulkan kerugian bagi
para Penggugat d.r dengan segala akibat hukumnya ;
3. Menyatakan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 78 Tahun
2011 tanggal 13 Desember 2011 Tentang Pengalihan Pengelolaan
Yayasan Rumah Sakit Haji Medan Kepada Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara sah dan mempunyai kekuatan hukum ;
4. Menghukum Tergugat d.r untuk membayar kerugian materil kepada
para Penggugat d.r berupa uang sebesar Rp 100.000.000.- (
Seratus Juta Rupiah) dan kerugian moril berupa uang sebesar Rp
5.000.000.000.- (Lima Milyar Rupiah) seketika dan tunai ;
5. Menghukum Tergugat d.r untuk membuat Surat Pernyataan Maaf
kepada para Penggugat d.r pada 3 (tiga) Surat Kabar Harian
terkemuka di Kota Medan selama 3 (tiga) hari berturut-turut ;
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 28 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
6. Menghukum Tergugat d.r untuk membayar uang paksa
(dwangsoom) sebesar Rp 1.000.000.- (Satu Juta Rupiah) kepada
para Penggugat d.r setiap harinya atas keterlambatannya
melaksanakan keputusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum
tetap dalam perkara ini ;
7. Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dijalankan dengan
serta merta (Uit Voerbaar Bij Voorraad) meskipun ada perlawanan
,banding atau kasasi.
III. DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI
Menghukum para Penggugat d.k/ Tergugat d.r membayar segala
biaya yang timbul dalam perkara ini.
Atau :
Bilamana Majelis Hakim Yang Mulia berpendapat lain, mohon putusan
yang seadil-adilnya (Ex Aequo Et Bono) ;
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut Pengadilan
Negeri Medan telah menjatuhkan putusan Nomor 441/Pdt.G/2012/PN Mdn
tanggal 25 April 2013 yang amarnya sebagai berikut :
M E N G A D I L I:
DALAM KONPENSI;
DALAM EKSEPSI :
- Menolak eksepsi Tergugat I dan Tergugat II;
DALAM POKOK PERKARA:
- Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
- Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara
diperhitungkan sejumlah Rp.466.000,00 ( Empat ratus enam puluh
enam ribu rupiah);
DALAM REKONPENSI:
- Menyatakan gugatan rekonpensi tidak dapat diterima;
- Menghukum Tergugat I dan II Konpensi/Penggugat Rekonpensi
untuk membayar biaya perkara sejumlah NIHIL;
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 29 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
Menimbang, bahwa berdasarkan Akta Permohonan Banding
Nomor 80/2013 tanggal 6 Mei 2013 yang dibuat oleh H.Bastarial, S.H, M.H.
Panitera Pengadilan Negeri Medan yang menerangkan bahwa Penggugat
telah menyatakan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Medan
Nomor 441/Pdt.G/2013/PN Mdn tanggal 25 April 2013 dan telah
diberitahukan kepada Terbanding I dan Terbanding II semula Tergugat I
dan Tergugat II masing-masing pada tanggal 4 Juni 2013;
Menimbang, bahwa Pembanding semula Penggugat telah
mengajukan Memori Banding tanggal 29 Mei 2013 yang diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan pada hari itu juga dan Memori
Banding tersebut telah diserahkan kepada kepada Terbanding I semula
Tergugat I dan Terbanding II semula Tergugat II masing-masing pada
tanggal 4 Juni 2013;
Menimbang, bahwa Terbanding I dan Terbanding II semula
Tergugat I dan Tergugat II telah mengajukan Kontra Memori Banding
tanggal Juli 2013 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan
tanggal 18 Juli 2013 dan Kontra Memori Banding tersebut telah diserahkan
kepada Pembanding semula Penggugat pada tanggal 21 Agustus 2013;
Menimbang, bahwa Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 24
Juni 2013 telah memberitahukan kepada Pembanding semula Penggugat
dan pada tanggal 18 Juni 2013 memberitahukan kepadaTerbanding I dan
Terbanding II semula Tergugat I dan Tergugat II untuk diberi kesempatan
mempelajari berkas perkara dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari
setelah diterimanya pemberitahuan ini;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa permohonan banding dari Pembanding semula
Penggugat telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara
serta memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Undang-Undang
oleh karena itu permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima;
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 30 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
Menimbang, bahwa memori banding yang diajukan Pembanding
semula Penggugat pada pokoknya didasarkan pada alasan-alasan sebagai
berikut :
1. Hakim keliru dalam menerapkan hukum.
Bahwa dalam pertimbangannya Majelis Hakim Pengadilan Tingkat
Pertama pada halaman 47 paragraf kedua menyatakan “oleh karena Rapat
Paripurna Pengurus Yayasan Rumah Sakit Haji Medan tanggal 07 Pebruari
2012 dan seluruh produknya telah batal demi hukum, maka dengan
sendirinya para Tergugat juga tidak ada dan atau tidak pernah melakukan
perbuatan melawan hukum, sehingga dengan demikian menurut hemat
majelis seluruh petitum gugatan Penggugat haruslah ditolak, dengan
menghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam
perkara ini, bagaimana mungkin perbuatan para Terbanding dikatakan
tidak pernah ada, karena telah terbukti dengan nyata di depan persidangan
Para Terbanding telah mengambil alih pengelolaan Rumah Sakit Haji
Medan dengan berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor
78 Tahun 2011 tentang Pengalihan Pengelolaan Yayasan Rumah Sakit
Haji Medan dan Berita Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011 Nomor
78 tanggal 19 Desember 2011 secara cacat hukum, melawan hukum dan
mencederai hak-haknya umat Islam, sehingga suatu kekeliruan jika Majelis
Hakim berpendapat menolak seluruh petitum gugatan Penggugat;
2. Putusan Judex Faxtie Kontradiktif dalam pertimbangan hukumnya .
Bahwa dalam pertimbangan putusan perkara aquo Majelis Hakim
Pengadilan Tingkat Pertama dalam pertimbangannya pada halaman 45
paragraf ketiga menyatakan “Yayasan tersebut telah dibubarkan oleh
Pengurusnya setelah para Pengurus melakukan rapat paripurna bertempat
di Ruang Beringin, lantai VIII, Kantor Gubernur Sumatera Utara, bahwa
sesuai bukti T.I.II-2 /P-10 berupa berita acara rapat paripurna Rumah Sakit
Haji Medan yang dibuat oleh dan dihadapan Hj.Retni Rengsih, SH
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 31 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
disebutkan bahwa rapat dimaksud dihadiri oleh 10 (sepuluh) orang
pengurus dari jumlah seluruh anggota pengurus sebanyak 15 (lima belas)
orang “
Bahwa dalam pertimbangannya Majelis Hakim Pengadilan Tigkat
Pertama pada halaman 46 paragraf ketiga menyatakan “Oleh karena rapat
paripurna tersebut tidak mencapai kourum dan bertentangan dengan
anggaran dasar Yayasan Rumah Sakit Haji Medan sebagaimana pasal 18
ayat(1) Akta Yayasan Nomor 5 tanggal 03 Juni 1998 (bukti P-4), maka
dengan sendirinya rapat paripurna pengurus Yayasan Rumah Sakit Haji
Medan tanggal 07 Pebruari 2012 dan pembubaran Yayasan Rumah Sakit
Haji Medan ( Vide bukti T.I.II-2/P-10 dan T.I.II-3/P-11) tersebut serta
seluruh turunannya termasuk Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor
78 Tahun 2011 Tentang Pengalihan Pengelolaan Yayasan Rumah Sakit
Haji Medan ( bukti T.I.II-4) dan Berita Daerah Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2011 Nomor 78 tanggal 19 Desember 2011 haruslah dinyatakan
batal demi hukum (null and void) dan menurut hukum dianggap tidak
pernah ada;
Bahwa oleh karena Rapat Paripurna Pengurus Yayasan Rumah Sakit
Haji Medan tanggal 07 Pebruari 2012 batal demi hukum dan dianggap tidak
pernah ada, maka mengakibatkan seluruh produk hukum yang dihasilkan
oleh rapat paripurna pengurus Yayasan Rumah Sakit Haji Medan juga
menjadi batal demi hukum, bahwa dengan batal demi hukumnya hasil-hasil
kesepakatan rapat paripurna pengurus Yayasan Rumah Sakit Haji Medan
tanggal 07 Pebruari 2012 tersebut, maka dengan sendirinya turunan dari
kesepakatan rapat paripurnanya seperti Peraturan Gubernur Sumatera
Utara Nomor 78 Tahun 2011 tentang pengalihan pengelolaan Yayasan
Rumah Sakit Haji Medan dan Berita Daerah Provinsi Sumatera Utara tahun
2011 Nomor 78 tanggal 19 Desember 2011 juga menjadi batal demi hukum
(null and Void) dan dianggap tidak pernah ada;
Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tingkat Pertama dalam
pertimbangannya pada halaman 47 paragraf kedua menyatakan :”Oleh
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 32 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
karena Rapat Paripurna Pengurus Yayasan Rumah Sakit Haji Medan
tanggal 07 Pebruari 2012 dan seluruh produknya telah batal demi hukum,
maka dengan sendirinya para Tergugat juga tidak ada dan atau tidak
pernah melakukan perbuatan melawan hukum , sehingga menurut hemat
Majelis seluruh petitum gugatan Penggugat haruslah ditolak, dengan
menghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam
perkara ini;
Bahwa berdasarkan argumentasi hukum dan pertimbangan hukum
yang dibuat oleh Majelis Hakim Pengadilan Tingkat Pertama tersebut
mengakibatkan setiap perbuatan yang dilakukan oleh setipa orang yang
mengambil alih Pengelolaan Rumah Sakit Haji Medan yang tidak
berdasarkan ketentuan Undang-Undang adalah bertentangan dengan
hukum dan melawan hukum sehingga dapat dikatakan bahwa benar
perbuatan Terbanding I dan Terbanding II yang mengambil alih
pengelolaan Rumah Sakit Haji Medan dengan berdasarkan Peraturan
Gubernur Sumatera Utara Nomor 78 tanggal 19 Desember 2011 adalah
Perbuatan Melawan Hukum, karena prosedur pengambilalihan pengelolaan
Rumah sakit Haji Medan yang dilakukan para Terbanding cacat hukum,
melawan hukum dan mencederai hak-haknya umat Islam;
Menimbang, bahwa Terbanding I dan II semula Tergugat I dan II
telah mengajukan kontra memori banding tanggal Juli 2013 yang pada
pokoknya sebagai berikut :
1. Tentang Hakim keliru dalam menerapkan Hukum.
-Bahwa alasan Pembanding mengajukan keberatan terhadap putusan yang
dimohonkan banding dengan menyebutkan Majelis Hakim Tingkat Pertama
keliru menerapkan hukum dengan menyebutkan pertimbangan hukum yang
bertentangan tidaklah dapat dibenarkan dan harus ditolak sebab dari fakta
yang terurai dalam pertimbangan hukum yang menjadi cikal bakal
pertimbangan dalam mengambil putusan telah relevan dan sesuai dengan
fakta dan bukti yang terungkap dipersidangan dihubungkan dengan
peraturan perundangan yang berlaku;
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 33 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
2. Tentang putusan Judex factie Kontradiktif dalam pertimbangan
hukumnya.
-Bahwa dalam uraian Kontra Memori Banding terhadap alasan pertama
mengajukan upaya hukum banding sesungguhnya telah dijelaskan putusan
dan pertimbangan hukum terhadap perkara yang dimohonkan banding
telah tepat dan benar serta relevan dengan kaidah hukum yang berlaku
sehingga tepat dan cukup alasan bagi Judex Factie Pengadilan Tinggi
Medan untuk menguatkannya;
Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi memeriksa dan
mempelajari dengan seksama berita acara sidang beserta surat-surat yang
tersebut dalam berkas perkara Nomor 44/PDT/2014/PT MDN, turunan
resmi putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 441/Pdt.G/2012/PN.Mdn,
tanggal 25 April 2013 dan setelah pula membaca dan memperhatikan
Memori Banding serta Kontra Memori Banding, maka Pengadilan Tinggi
berpendapat sebagai berikut:
DALAM KONVENSI:
DALAM EKSEPSI:
Menimbang, bahwa Putusan Pengadilan Tingkat Pertama menolak
eksepsi Tergugat I dan Tergugat II dengan pertimbangan pokoknya
sebagai berikut :
Menimbang, bahwa eksepsi Tergugat I dan II mengenai Penggugat
tidak berwenang mengajukan gugatan dengan alasan sebagaimana
diuraikan sebelumnya,menurut majelis Hakim Pengadilan Tingkat Pertama
tidak lagi bersifat ekseptif, karena ha-hal yang dikemukakan Tergugat I dan
Tergugat II selain sudah memasuki ruang lingkup pokok perkara yang
memerlukan pemeriksaan dan pembuktian mengenai kualitas Forum Umat
Islam Sumatera Utara (FUI-SU) sebagai Penggugat, juga substansi perkara
bukanlah menyangkut Gugatan Perwakilan Kelompok (Class Action)
sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2002, sehingga dengan demikian eksepsi
tersebut tidak beralasan maka haruslah ditolak;
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 34 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
Menimbang, bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tingkat Banding
tidak sependapat dengan pertimbangan hukum dan putusan Pengadilan
Tingkat Pertama tentang eksepsi tersebut dengan pertimbangan sebagai
berikut :
Menimbang, bahwa apabila dicermati gugatan Penggugat maka
kedudukan hukum Penggugat dalam mengajukan gugatan adalah
didasarkan karena penggugat merupakan salah satu Badan Amal Sosial
Islam yang menurut Penggugat berhak menerima penyerahan Rumah Sakit
Haji Medan sebagai Harta Benda Tersisa atas pembubaran Yayasan
Rumah Sakit Haji Medan berkepentingan memperjuangkan haknya sebagai
Badan Amal Sosial Islam;
Menimbang, bahwa dalam hukum acara perdata di Indonesia
hanya dikenal gugat organisasi berkaitan dengan Undang-Undang
Lingkungan Hidup, Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan Undang-
Undang Kehutanan atau gugatan perwakilan kelompok sebagaimana diatur
Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Acara
Gugatan Perwakilan Kelompok, oleh karenanya Penggugat yang
merupakan organisasi yang bernama Forum Umat Islam tidak memenuhi
persyaratan sebagai pihak yang mengajukan gugat organisasi ataupun
gugatan Perwakilan Kelompok sebagaimana dimaksudkan dalam
Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 tahun 2002 Tentang Acara
Gugatan perwakilan Kelompok sebagaimana tersebut diatas;
Menimbang, bahwa selain itu Pembanding semula Penggugat juga
tidak memiliki hubungan hukum dan perselisihan hukum dengan
Terbanding semula Tergugat atau setidaknya ada hak subyektif
Penggugat yang dilanggar oleh Tergugat, bahkan Penggugat juga tidak
memiliki hubungan hukum dengan Yayasan Rumah Sakit Haji Medan dan
bukan sebagai Kuasa dari Pengurus yayasan yang telah dibubarkan atau
setidak-tidaknya sebagai Kuasa dari orang perorangan yang berkaitan
langsung dengan pendirian Yayasan tersebut;
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 35 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas
maka eksepsi Tergugat I dan II perihal Penggugat tidak berwenang
mengajukan gugatan terhadap Tergugat I dan II adalah beralasan hukum
sehingga patut dikabulkan;
DALAM POKOK PERKARA
Menimbang, bahwa sebagai konsekwensi yuridis dikabulkannya
eksespsi Tergugat I dan II sebagaimana tersebut diatas maka Pembanding
semula Penggugat dianggap tidak mempunyai kapasitas dan kualifikasi
untuk mengajukan gugatan sebagaimana tersebut diatas sehingga gugatan
pokok perkara ini harus dinyatakan tidak dapat diterima;
DALAM REKONVENSI
Menimbang, bahwa gugatan dalam pokok perkara dinyatakan tidak
dapat diterima, maka gugatan rekonpensi yang didasarkan adanya
perbuatan Tergugat Rekonpensi dalam mengajukan gugatan dalam
Konvensi adalah juga harus dinyatakan tidak dapat diterima;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tersebut di atas, maka putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor
441/Pdt.G/2012/PN Mdn tanggal 25 April 2013 tidak dapat dipertahankan
dan harus dibatalkan, selanjutnya Pengadilan Tinggi akan mengadili sendiri
dengan amar putusan sebagaimana tersebut;
Menimbang, bahwa oleh karena putusan Pengadilan Tingkat
Pertama dibatalkan dan Gugatan dinyatakan tidak dapat diterima, maka
Pembanding semula Penggugat berada dipihak yang kalah, sehingga
harus dihukum untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat
peradilan;
Memperhatikan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947 Tentang
Pengadilan Peradilan Ulangan jo Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009
Tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2006 Tentang
Peradilan Umum, RBG dan peraturan perundang-undangan lain yang
bersangkutan;
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 36 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
M E N G A D I L I :
- Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Penggugat
tersebut;
- Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor
441/Pdt.G/2012 /PN.Mdn tanggal 25 April 2013 yang dimohonkan
banding;
MENGADILI SENDIRI:
DALAM KONVENSI DALAM EKSEPSI
Mengabulkan eksepsi Tergugat I dan Tergugat II tersebut;
DALAM POKOK PERKARA
1. Menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima;
2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara dalam
kedua tingkat peradilan, yang dalam tingkat banding sejumlah
Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah);
DALAM REKONVENSI
1. Menyatakan gugatan Penggugat Rekonpesi tidak dapat diterima;
2. Menghukum Penggugat Rekonpensi untuk membayar biaya
perkara dalam kedua tingkat peradilan, yang dalam tingkat
banding sejumlah Nihil;
Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis
Hakim Pengadilan Tinggi Medan, pada hari : SENIN, tanggal 16 JUNI 2014, oleh kami, A.TH PUDJIWAHONO, S.H., M.Hum, Ketua Pengadilan
Tinggi Medan sebagai Hakim Ketua, H. DJUMALI, SH. dan HERU PRAMONO, S.H., M.Hum., masing-masing sebagai Hakim Anggota,
yang ditunjuk berdasarkan Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi
Medan Nomor 44/PDT2014/PT.MDN tanggal 18 Maret 2014, putusan
tersebut pada hari KAMIS, tanggal 19 JUNI 2014 diucapkan dalam
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Hal. 37 dari 37 Hal. Put. No.44/PDT/2014/PT-MDN.
persidangan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua dengan dihadiri oleh
para Hakim Anggota tersebut, HJ YUDI AGUSTINI, S.H.MH. Panitera
Pengganti tanpa dihadiri oleh kedua belah pihak.
HAKIM-HAKIM ANGGOTA, HAKIM KETUA
Ttd. ttd.
H. DJUMALI, SH A.TH. PUDJIWAHONO, SH.M.Hum
Ttd.
HERU PRAMONO,SH.M.Hum
PANITERA PENGGANTI,
Ttd.
HJ. YUDI AGUSTINI,SH.MH
Perincian biaya:
1. Materai ……………… Rp. 6.000,00
2. Redaksi…….............. Rp. 5.000,00
3. Pemberkasan ……… Rp.139.000,00
Jumlah …………….... Rp.150.000,00 ( seratus lima puluh ribu
rupiah)
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Recommended