View
87
Download
3
Category
Preview:
Citation preview
PENDAHULUAN
Infeksi virus dengue merupakan suatu penyakit demam akut yang disebabkan oleh
virus genus Flaviviridae, mempunyai 4 jenis serotype yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan
DEN-4, melalui perantaraan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Keempat
serotype dengue terdapat di Indonesia, DEN-3 merupakan serotype dominan dan banyak
berhubungan dengan kasus berat, diikuti serotype DEN-2.1
Pada saat ini jumlah kasus masih tetap tinggi rata-rata 10-25 per 100.000 penduduk,
namun angka kematian telah menurun bermakna <2%. Umur terbanyak yang terkena
infeksi dengue adalah kelompok umur 4-10 tahun, walaupun makin banyak kelompok
umur lebih tua.1
Infeksi virus dengue pada manusia mengakibatkan suatu spektrum manifestasi klinik
yang bervariasi antara penyakit yang paling ringan tanpa gejala (silent dengue infection),
dengue fever, Dengue Hemorrhagic Fever (DHF/DBD) dan Dengue Shock Syndrome
(DSS/SSD).2 Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria klinis dan laboratorium
(WHO tahun 1997)1:
Kriteria Klinis
Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus –menerus
selama 2-7 hari
Terdapat manifestasi perdarahan, termasuk uji bending positif, petekie, ekimosis,
epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan melena
Pembesaran hati
Syok, ditandai dengan nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi,
hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembap dan pasien tampak gelisah
Kriteria Laboratorium
Trombositopenia (100.000/µl atau kurang)
Hemokonsentrasi, dilihat dari peningkatan hematokrit 20% menurut standar umur
dan jenis kelamin
Dua kriteria klinis pertama disertai trombositopenia dan hemokonsentrasi, serta
dikonfirmasi secara uji serologik hemaglutinasi.1 Setelah satu minggu tubuh terinfeksi
virus dengue, terjadi viremia yang diikuti oleh pembentukan IgM-antidengue. Ig-M hanya
berada dalam waktu yang relative singkat dan akan disusul segera oleh pembentukan IgG.3
1
Mengingat derajat beratnya penyakit bervariasi dan sangat erat kaitannya dengan
pengelolaan dan prognosis, WHO (1975) membagi DBD dalam 4 derajat setelah kriteria
laboratorik terpenuhi, yaitu2 :
Derajat I : Demam mendadak 2-7 hari disertai gejala tidak khas, dan
satu-satunya manifestasi perdarahan adalah tes tourniquet
positif
Derajat II : Derajat I disertai dengan perdarahan spontan di kulit atu
perdarahan yang lain
Derajat III : Derajat II ditambah kegagalan sirkulasi ringan yaitu, denyut
nadi cepat lemah, dengan tekanan nadi yang menurun (20
mmHg atau kurang) atau hipotensi (sistolik ≤ 80 mmHg)
disertai dengan kulit yang dingin, lembap dan penderita
gelisah
Derajat IV : Derajat III ditambah syok berat dengan nadi yang tak teraba
dan tekanan darah yang tidak terukur dapat disertai dengan
penurunan kesadaran, sianosis dan asidosis
Berikut akan dilaporkan kasus dengan diagnosis DHF grade III yang pernah ada di
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Prof. Dr. R. D. Kandou.
Laporan Kasus
2
Identitas
Nama : An. K V
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir/Umur : 15 Februari 2005 / 7712
tahun
Lahir di : Puskesmas
Berat Badan Lahir : 3000 gram
Partus/Oleh : Spontan letak belakang kepala/Bidan
Suku Bangsa : Indonesia
Nama Ibu/Umur : C S/27 tahun Perkawinan I
Pekerjaan Ibu : Swasta
Pendidikan Ibu : SMA
Nama Ayah/Umur : J K/27 tahun Perkawinan I
Pekerjaan Ayah : Swasta
Pendidikan Ayah : SMA
Alamat : Ranomut lingkungan I
Tanggal/Jam MRS : 21 September 2012/12.30
Dikirim Oleh : IRDA dengan diagnosa Tonsilofaringitis + Gizi Buruk
Anamnesis
Anamnesis diberikan oleh ibu penderita
Anak ke 1 dari 1 bersaudara
Family Tree
Keluhan Utama : Panas sejak ± 1 hari SMRS
3
Riwayat Penyakit Sekarang :
Panas dialami sejak ± 1 hari SMRS. Panas tiba-tiba tinggi pada perabaaan. Penderita lalu
dibawa berobat ke dokter oleh ibunya dan diberi obat oleh dokter. Panas turun dengan obat
panas, tapi suhu turun tidak sampai normal dan kemudian panas naik kembali.
Nyeri menelan dialami penderita ± 1 hari SMRS. Nyeri perut dialami sejak ± 1 hari yang
lalu, batuk beringus disangkal, mual dan muntah disangkal, nafsu makan menurun.
BAB/BAK : biasa.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Morbili (+)
Varicella (+)
Pertusis (-)
Diare (+)
Cacing (-)
Batuk/Pilek (+)
Anamnesis Antenatal :
ANC teratur di puskesmas dan dokter sebanyak 9 kali. Saat hamil ibu sehat dan mendapat
suntikan Tetanus Toksoid sebanyak 2 kali.
Riwayat Keluarga :
Hanya penderita yang sakit seperti ini dalam keluarga.
Kepandaian/Kemajuan Bayi :
Pertama kali membalik 3 bulan
Pertama kali tengkurap 3 bulan
Pertama kali duduk 5 bulan
Pertama kali merangkak 6 bulan
Pertama kali berdiri 9 bulan
Pertama kali berjalan 14 bulan
Pertama kali tertawa 3 bulan
Pertama kali berceloteh 3 bulan
Pertama kali memanggil mama 12 bulan
Pertama kali memanggil papa 12 bulan
4
Anamnesis Makanan :
ASI 0-6 bulan
PASI 4-12 bulan
Bubur Susu 6-10 bulan
Bubur Saring - bulan
Bubur Halus 6-10 bulan
Nasi 12 bulan-sekarang
Riwayat Imunisasi :
BCG 1 kali
Polio 3 kali
DTP 3 kali
Campak 1 kali
Hepatitis 3 kali
Keadaan Sosial, Ekonomi dan Lingkungan :
Penderita tinggal di rumah beratap seng, dinding beton, lantai keramik. Terdiri dari 5
kamar, dihuni oleh 10 orang, yaitu 8 orang dewasa dan 2 orang anak-anak. WC/KM di
dalam rumah. Sumber air minum dari sumur. Sumber penerangan listrik dari PLN, sampah
diolah dengan dibakar.
Pemeriksaan Fisik
Tanggal 21 September 2012
Berat Badan : 17 kg
Tinggi Badan : 124 cm
Keadaan Umum : Tampak sakit
Kesadaran : Compos Mentis
Gizi : Buruk
Tanda Vital
Tensi : 90/60 mmHg
Nadi : 150 x/menit
Respirasi : 32 x/menit
5
Suhu : 39,6 °C
Kulit : Warna sawo matang, efloresensi (-), pigmentasi (-), jaringan
parut (-), lapisan lemak kurang, turgor kembali cepat, tonus
otot normal, edema (-)
Kepala : Bentuk mesochepal, ubun-ubun besar menutup, rambut hitam
dan tidak mudah dicabut
Mata : Exophtalmus/Enophtalmus (-), tekanan bola mata normal
pada perabaan, conjungtiva anemis (-), sclera icterik (-),
cornela reflex normal, pupil bulat isokor 3mm-3mm , Refleks
Cahaya +/+ Normal, lensa jernih, gerakan normal
Telinga : Sekret -/-
Hidung : Sekret -/-
Mulut : Bibir sianosis (-), beslag (-), gigi carries (-), selaput mulut
basah, gusi normal, bau pernapasan normal
Tenggorokan : Tonsil T2-T2 hiperemis (+), Faring hiperemis (+)
Leher : Trachea letak ditengah, pembesaran kelenjar (-), kaku kuduk
(-)
Thorax : Bentuk simetris, retraksi (-)
Paru-Paru
Inspeksi : Gerakan simetris kiri = kanan
Palpasi : Stem fremitus kiri = kanan
Perkusi : Sonor kiri = kanan
Auskultasi : Suara pernapasan bronkovesikular, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Jantung : Denyut jantung 150 x/menit, ictus cordis tidak tampak, batas
kiri jantung di linea midclavicularis sinistra, batas kanan
jantung di linea parasternalis dextra, batas atas jantung di ICS
II-III, Bunyi jantung M1>M2, A1>A2, P1<P2, bising (-)
Abdomen : Datar, lemas, BU (+) Normal, lien tidak teraba,hepar tidak
teraba
Genitalia : Laki-laki, normal
Kelenjar : Pembesaran (-)
Anggota gerak : Akral hangat, CRT ≤ 2”
Tulang belulang : Deformitas (-)
Otot-otot : Eutrofi
6
Refleks : Refleks Fisiologis +/+, Refleks Patologis -/-
Laboratorium
Tanggal 21 September 2012
DDR : (-)
Hematokrit : 24 %
Hemoglobin : 8,2 gr/dL
Eritrosit : 4,02 x 106 /mm3
Leukosit : 7.900 /mm3
Trombosit : 250.000 /mm3
Creatinin : 1,0 mg/dL
Urea : 42 mg/dL
Diagnosis Kerja :
Tonsilofaringitis + Gizi Buruk
Penatalaksanaan :
IVFD D 5% (130 ml/kgBB/hr + Δ 2°C) = 120 cc/jam= 40-41 gtt/m
Aclam syr forte 3x1 cth
Sanmol 3x1/2 tab
Valisanbe 3x1 tab
Vit C 1x2 tab
Asam Folat 5 mg 1x1 pulv (H1)
Asam Folat 1 mg 1x1 pulv (H2-dst)
Vit B comp 1x1 tab
Vit A 1 capsul merah
Dumin 250 mg rectal klp
Anjuran Pemeriksaan :
DL, DDR, DC, Na, K, Cl, GDS, Albumin, SGOT, SGPT, Ureum, Creatinin, LED,
kolesterol total, NS1
FOLLOW UP
7
22 September 2012 (hari perawatan ke-1)
Keluhan : Panas menurun, sakit kepala, BAB cair 3 kali
KU= Tampak sakit Kesadaran = Compos Mentis
T= 90/60 mmHg N= 110 x/m R= 28 x/m S= 36,5°C
Kepala : Tidak ada konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada pernapasan
cuping hidung. Tonsil T2 – T2 ada hiperemis, ada faring hiperemis
Thorax : Simetris, tidak ada retraksi, jantung: tidak ada bising, paru: suara
pernapasan bronkovesikular
Abdomen : Datar, lemas, bising usus normal,Hepar dan Lien tidak teraba
Extremitas : Akral hangat, CRT <2”, ada atrofi otot
Hasil Laboratorium
PCV : 26 %
Ns1 : (+)
Na : 132 mEq/L
K : 2,3 mEq/L
Cl : 102 mEq/L
Diagnosa : Tonsilofaringitis+ Diare akut tanpa dehidrasi + Gizi buruk + Infeksi virus
dengue (F2-3)
Terapi : IVFD KAEN 3B+ 10 mg KCL HS = 56-57 mL/jam= 18-19 gtt
Aclam Syr Forte 3x1 cth
Sanmol 3x ½ tab
Valisanbe 3x1 tab
Vit C 1x2 tab
Asam Folat 1x1 mg pulv
Vit B comp. 1x1 tab sensitive expert
PCV
Anjuran : Urinalisis, FL
Setelah koreksi Kalium, Aspar K 3x 112
tab (tab 300 mg)
23 September 2012 (hari perawatan ke-2)
Keluhan : Muntah jika minum obat terapi
8
Demam (+), BAB cair (-)
KU=Tampak sakit Kesadaran=Compos Mentis
T= 90/60 mmHg N= 120 x/m R= 28 x/m S= 39,3° C
Kepala : Tidak ada konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada pernapasan
cuping hidung.
THT : Tonsil T2 – T2 ada hiperemis, ada faring hiperemis
Thorax : Simetris, tidak ada retraksi, jantung: tidak ada bising, paru: suara
pernapasan bronkovesikular
Abdomen : Datar, lemas, bising usus normal,Hepar dan Lien tidak teraba
Extremitas : Akral hangat, CRT <2”, ada atrofi otot
Hasil Laboratorium
PCV : 30%
Pemeriksaan Feses
OBS : (+)
Leukosit : 0-2
Eritrosit : 8-10
Diagnosa : Infeksi virus dengue(F3-4) + Tonsilofaringitis + Diare akut tanpa
dehidrasi + Gizi buruk + Elektrolit imbalance ( K=2,3; Na=132)
Terapi : IVFD D5% (HS) 9-10 gtt/m
Aclam Syr Forte 3x1 cth
Sanmol 3x ½ tab
Valisanbe 3x1 tab
Vit C 1x2 tab
Asam Folat 1x1 mg pulv
Vit B comp. 1x1 tab
Aspar K 3x112
tab
24 September 2012 (hari perawatan ke-3)
Keluhan : Panas tinggi terus menerus, BAB cair (-)
KU=Tampak sakit Kesadaran=Compos Mentis
T= 90/60 mmHg N= 96 x/m R= 28 x/m S= 39,4°C
9
Kepala : Tidak ada konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada pernapasan
cuping hidung. Tonsil T2 – T2 ada hiperemis, ada faring hiperemis
Thorax : Simetris, tidak ada retraksi, jantung: tidak ada bising, paru: suara
pernapasan bronkovesikular
Abdomen : Datar, lemas, bising usus normal,Hepar dan Lien tidak teraba
Extremitas : Akral hangat, CRT <2”, ada atrofi otot
Hasil Laboratorium
Hemoglobin : 9,0 gr/dL
Hematokrit : 27,8 %
Eritrosit : 4,02 x 106 / mm3
Leukosit : 2500 / mm3
Trombosit : 69.000 / mm3
Hitung jenis Leukosit
Eosinophil : 0 %
Basophil : 0 %
Batang : 0 %
Segmen : 27 %
Limphosit : 65 %
Monosit : 0 %
Creatinin : 0,70 mg/dL
Urea : 18,1 mg/dL
Cholesterol : 121 mg/dL
Albumin : 3,43 gr/dL
SGOT : 112 µ/L
SGPT : 36 µ/L
Tubex : (-)
Diagnosa : Infeksi virus dengue (F4-5) + Tonsilofaringitis + Gizi buruk + Elektrolit
Imbalance (K 2,3; Na 132)
Terapi : IVFD D5% HS + suhu 2°C = 69-70 ml/jam = 23-24 gtt/m
Aclam Syr Forte 3x1 cth
10
Sanmol 3x ½ tab
Valisanbe 3x1 tab
Vit C 1x2 tab
Asam Folat 1x1 mg pulv
Vit B comp. 1x1 tab
Aspar K 3x112
tab
Injeksi Omeprazole 2x17 mg IV
Anjuran : DL, DDR, diff count, Blood Smear, SGOT, SGPT, Kolesterol total,
Albumin, Na, Cl, Tubex
Kultur Serum
Konsul Gizi
25 September 2012 (hr perawatan ke-4)
Keluhan : Demam menurun, BAB cair (-), intake, BAK jam 04.00
KU=Tampak sakit Kesadaran=Compos Mentis
T= 90/60 mmHg N= 92 x/m R= 28 x/m S= 36,0°C
Kepala : Tidak ada konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada pernapasan
cuping hidung. Tonsil T1 – T1 hiperemis menurun, faring hiperemis
menurun
Thorax : Simetris, tidak ada retraksi, jantung: tidak ada bising, paru: suara
pernapasan bronkovesikular
Abdomen : Datar, lemas, bising usus normal,Hepar 2-2 cm bac, Lien tidak teraba
Extremitas : Akral hangat, CRT <2”, ada atrofi otot
Hasil Laboratorium
Hematokrit : 30,5 %
Hemoglobin : 10,1 gr/dL
Eritrosit : 4,02 x 106 /mm3
Leukosit : 3.500 /mm3
Trombosit : 74.000 /mm3
Na : 134 mEq/L
K : 3,8 mEq/L
Cl : 109 mEq/L
11
Diagnosa : Demam Dengue (F5-6) + Tonsilofaringitis + Gizi buruk
Terapi : IVFD D5% HS 56-57 ml/jam = 18-19 gtt/m
Sanmol 3x ½ tab klp
Valisanbe 3x1 tab
Vit C 1x2 tab
Asam Folat 1x1 mg pulv
Vit B comp. 1x1 tab
Injeksi Cefotaxime 3x850 mg IV
Injeksi Omeprazole 2x17mg
Anjuran : PCV rutin, DL, Konsul Gizi
Jam 11.15 WITA
Keluhan : Kaki tangan dingin, BAK 6 jam (-), sakit perut
KU=Tampak sakit Kesadaran = Compos Mentis
T= 80/60 mmHg N= 110x/m R=30x/m S= 36,0°C
Kepala : Konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, PCH (-)
Thorax : Simetris, retraksi (-), C/P dbn
Abdomen : Datar, lemas, BU (+) N
H= 2-2 cm bac, L= ttb
Extremitas : Akral dingin, CRT≤2”
Diagnosa : DHF grade III + Gizi Buruk + Tonsilofaringitis
Terapi : O2 1-2 l/m
IVFD RL 20 ml/kg BB secepatnya = 340 ml secepatnya
IVFD Gelofusin 170 ml dalam 1 jam (10 ml/kgBB/1jam)
Injeksi Cefotaxime 3x850 mg
Injeksi Omeprazole 2x17 mg
Pasang kateter tampung urine
Hitung diuresis /jam
PCV/4jam
Cross match PFP+PRC
Jam 11.34 WITA
Keluhan : Kaki tangan dingin, BAB cair (-), Panas (-), Nyeri perut (+)
12
KU=Tampak sakit Kesadaran=Compos Mentis
T=80/60 mmHg N=108x/m R=28x/m S=36,2°C
Kepala : Konjungtiva anemis (-), Sclera ikterik (-), PCH (-)
Pupil bulat isokor diameter 3cm-3cm
Thorax : Simetris, retraksi (-), C/P dbn
Abdomen : Datar, lemas, BU (+) N
H=2-2 cm bac, Lien ttb
Extremitas : Akral dingin, CRT≤2”
Diagnosa : DHF grade III + Gizi Buruk + Tonsilofaringitis
Terapi : O2 1-2 L
IVFD Asering 20 cc/kg BB/jam = 340 cc/ secepatnya sesuai protokol
IVFD Gelofusin 10 cc/kgBB/jam 170 cc/ jam
Injeksi Cefotaxime 3x850 mg
Injeksi Omeprazole 2x17 mg
Pasang kateter, hitung diuresis
PCV/ 4 jam
Cross match FFP & PRC
Jam 11.45
Keluhan : Demam (-), Kejang (-), kaki tangan dingin (-)
KU=tampak sakit Kesadaran=Compos Mentis
TD= 80/50 mmHg N= 94x/m R= 30 x/m S= 36°C
Kepala : Konjungtiva anemis (-), Sclera ikterik (-), PCH (-)
Pupil bulat isokor diameter 3cm-3cm
Thorax : Simetris, retraksi (-), C/P dbn
Abdomen : Datar, lemas, BU (+) N
H=2-2 cm bac, Lien ttb
Extremitas : Akral hangat , CRT≤2”
Diagnosa : DHF grade III + Gizi Buruk + Tonsilofaringitis
Terapi : IVFD Gelofusin 10cc/kgBB/jam = 170 cc
Injeksi Cefotaxime 3x850 mg
Injeksi Omeprazole 2x17 mg
PCV/ 4 jam
Diuresis / jam
13
Jam 12.45
Keluhan : Demam (-), kejang (-)
KU= Tampak sakit Kesadaran = Compos Mentis
TD= 80/50 mmHg N= 92x/m R= 28 x/m S= 36°C
Kepala : Konjungtiva anemis (-), Sclera ikterik (-), PCH (-)
Pupil bulat isokor diameter 3cm-3cm
Thorax : Simetris, retraksi (-), C/P dbn
Abdomen : Datar, lemas, BU (+) N
H=2-2 cm bac, Lien ttb
Extremitas : Akral hangat , CRT≤2”
Diagnosa : DHF grade III + Gizi Buruk + Tonsilofaringitis
Terapi : IVFD Gelofusin 10cc/kgBB/jam = 170 cc
Injeksi Cefotaxime 3x850 mg
Injeksi Omeprazole 2x17 mg
PCV/ 4 jam
Diuresis / jam
Jam 19.45
Keluhan : Demam (-), perdarahan (-), nyeri perut (-)
KU= Tampak sakit Kes = CM
TD= 80/50 mmHg N= 100x/m R= 24 x/m S= 36°C
Kepala : Konjungtiva anemis (-), Sclera ikterik (-), PCH (-)
Pupil bulat isokor diameter 3cm-3cm
Thorax : Simetris, retraksi (-), C/P dbn
Abdomen : Datar, lemas, BU (+) N
H=2-2 cm bac, Lien ttb
Extremitas : Akral hangat , CRT≤2”
Hasil Laboratorium
PCV : 33%
GDS : 86 mg/dL
Diagnosa : DHF grade III + Gizi Buruk + Tonsilofaringitis
14
Terapi : O2 1-2 L
IVFD Asering 7 cc/kgBB/jam = 119 cc/ jam = 39-40 gtt/m
Injeksi Cefotaxime 3x850 mg
Injeksi Omeprazole 2x17 mg
PCV/ 4 jam
Diuresis / jam
Jam 03.45
Keluhan : Demam (-), mual (-), muntah (-)
KU= Tampak sakit Kes = CM
TD= 80/50 mmHg N= 90x/m R= 28 x/m S= 36,2°C
Kepala : Konjungtiva anemis (-), Sclera ikterik (-), PCH (-)
Pupil bulat isokor diameter 3cm-3cm
Thorax : Simetris, retraksi (-), C/P dbn
Abdomen : Datar, lemas, BU (+) N
H=2-2 cm bac, Lien ttb
Extremitas : Akral hangat , CRT≤2”
Diagnosa : DHF grade III + Gizi Buruk + Tonsilofaringitis
Terapi : O2 1-2 L
IVFD Asering 5 cc/kgBB/jam = 119 cc/ jam = 39-40 gtt/m
Injeksi Cefotaxime 3x850 mg
Injeksi Omeprazole 2x17 mg
PCV/ 4 jam
Diuresis / jam
26 September 2012 (hr perawatan ke-5)
Keluhan : Demam (-), mual (-), muntah (-), nyeri perut (-)
KU= tampak sakit Kes :CM
TD= 80/50 mmHg N= 92x/m R=28x/m S=37 °C
Kepala : tidak ada konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada pernapasan
cuping hidung, Pupil bulat isokor 3mm-3mm, RC +/+
Thorax : Simetris, tidak ada retraksi, jantung: tidak ada bising, paru: suara
pernapasan bronkovesikular
Abdomen : Datar, lemas, bising usus normal,Hepar 2-2 cm bac, Lien tidak teraba
15
Extremitas : Akral hangat, CRT <2”, ada atrofi otot, spasme (-), klonus (-), RF +/+
Diagnosis : Post DHF grade III + Gizi buruk + Tonsilofaringitis
Terapi : O2 1-2 L/m
IVFD Asering 5 cc/kg/jam = 85 cc/jam
Injeksi Cefotaxime 3x850 mg IV
Injeksi Omeprazole 2x17 mg IV
PCV/4jam
Diuresis /jam
Anjuran : DL
Jam 07.45
Keluhan : Kaki tangan dingin (-), demam (-)
KU= tampak sakit Kesadaran=Compos Mentis
TD= 80/50 mmHg N= 92x/m R=28x/m S=36,5 °C
Kepala : tidak ada konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada pernapasan
cuping hidung, pupil bulat isokor 3mm-3mm, RC +/+
Thorax : Simetris, tidak ada retraksi, jantung: tidak ada bising, paru: suara
pernapasan bronkovesikular
Abdomen : Datar, lemas, bising usus normal,Hepar 2-2 cm bac, Lien tidak teraba
Extremitas : Akral hangat, CRT <2”, ada atrofi otot, spasme (-), klonus (-), RF +/+
Hasil Laboratorium
PCV : 34%
Diagnosis : Post DHF grade III + Gizi buruk + Tonsilofaringitis
Terapi : O2 1-2 L/m
IVFD Asering 3 cc/kg/jam = 51 cc/jam
Injeksi Cefotaxime 3x850 mg IV
Injeksi Omeprazole 2x17 mg IV
PCV/4jam
Diuresis /jam
Jam 11.45
Keluhan : Kaki tangan dingin (-), panas (-), nyeri perut (-)
16
KU= tampak sakit Kes :CM
TD= 80/50 mmHg N= 88x/m R=28x/m S=36,5 °C
Kepala : tidak ada konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada pernapasan
cuping hidung, Tonsil T1 – T1, Pupil bulat isokor 3mm-3mm, RC +/+
Thorax : Simetris, tidak ada retraksi, jantung: tidak ada bising, paru: suara
pernapasan bronkovesikular
Abdomen : Datar, lemas, bising usus normal,Hepar 2-2 cm bac, Lien tidak teraba
Extremitas : Akral hangat, CRT <2”, ada atrofi otot, spasme (-), klonus (-), RF +/+
Hasil Laboratorium
PCV : 32%
Diagnosis : Post DHF grade III + Gizi buruk + Tonsilofaringitis
Terapi : O2 1-2 L/m
IVFD Asering 8 gtt/m
Injeksi Cefotaxime 3x850 mg IV
Injeksi Omeprazole 2x17 mg IV
PCV/4jam
Diuresis /jam
27 September 2012 (hari perawatan ke-6)
Keluhan : Kaki tangan dingin (-), panas (-), bengkak kedua mata
KU= tampak sakit Kesadaran = Compos Mentis
TD= 80/50 mmHg N= 82x/m R=24x/m S=36,4 °C
Kepala : tidak ada konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada pernapasan
cuping hidung, Pupil bulat isokor 3mm-3mm, RC +/+
Thorax : Simetris, tidak ada retraksi, jantung: tidak ada bising, paru: suara
pernapasan bronkovesikular
Abdomen : Datar, lemas, bising usus normal,Hepar 2-2 cm bac, Lien tidak teraba
Extremitas : Akral hangat, CRT <2”, ada atrofi otot, spasme (-), klonus (-), RF +/+
Hasil Laboratorium
Hematokrit : 26,4 %
Hemoglobin : 8,9 gr/dL
17
Eritrosit : 4,02 x 106 /mm3
Leukosit : 8.200 /mm3
Trombosit : 146.000 /mm3
Diagnosis : Post DHF grade III + Gizi buruk + Tonsilofaringitis
Terapi : O2 1-2 L/m
IVFD Asering 8 gtt/m
Injeksi Cefotaxime 3x850 mg IV
Injeksi Omeprazole 2x17 mg IV
Injeksi lasix 2x8,5mg IV
PCV /4jam
Diuresis/jam
Anjuran : DL
Pindah ruangan
28 September 2012 (hari perawatan ke-8)
Keluhan : Tidak ada demam, kaki tangan tidak dingin, intake (+)
KU= tampak sakit Kes :CM
TD= 90/60 mmHg N= 92x/m R=24x/m S=36 °C
Kepala : tidak ada konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada pernapasan
cuping hidung, Pupil bulat isokor 3mm-3mm, RC +/+
Thorax : Simetris, tidak ada retraksi, jantung: tidak ada bising, paru: suara
pernapasan bronkovesikular
Abdomen : Datar, lemas, bising usus normal,Hepar 2-2 cm bac, Lien tidak teraba
Extremitas : Akral hangat, CRT <2”, ada atrofi otot, spasme (-), klonus (-), RF +/+
Diagnosis : Post DHF grade III + Gizi buruk marasmus Fase stabilisasi hari ke-3 +
Tonsilofaringitis
Terapi : Injeksi Cefotaxime 3x 850mg IV/INT
Injeksi Omepraszole 2x8,5 mg IV/INT
Injeksi Lasix 2x8,5 mg IV/INT
F75 12x150cc
Vit B comp 1x1 tab
Vit C 1x2 tab
Asam Folat 1x1 mg pulv
18
Zinkid 1x1 tab
Makanan lembek 3x1 porsi
Air putih 450cc
29 September 2012 (hari perawatan ke 8)
Keluhan : makan membaik sejak kemarin, BAB (-) 5 hr, BAK lancar, batuk bila
bangun tidur, tidak mau minum F75, muntah (-)
KU= tampak sakit Kes=CM
TD= 90/60 mmHg N= 80x/m R=28x/m S=36 °C
Kepala : tidak ada konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada pernapasan
cuping hidung, Pupil bulat isokor 3mm-3mm, RC +/+
Thorax : Simetris, tidak ada retraksi, jantung: tidak ada bising, paru: suara
pernapasan bronkovesikular
Abdomen : Datar, lemas, bising usus normal,Hepar 1-1 cm bac, Lien tidak teraba
Extremitas : Akral hangat, CRT <2”, ada atrofi otot, spasme (-), klonus (-), RF +/+
Diagnosis : Post DHF grade III + Gizi buruk marasmus fase transisi hari ke-2+
Tonsilofaringitis
Terapi : Injeksi Cefotaxime 3x850 mg IV/INT
Injeksi Omeprazole 2x17 mg IV/INT
Injeksi Lasix STOP
F100 8x250cc atau susu Pediasure 8x200cc
Vit B comp 1x1 tab
Vit C 1x2 tab
Asam Folat 1x1 mg pulv
Zinkid 1x 1 tab
Makanan lembek 3x1 porsi
Air putih 450 ml
30 September 2012 (hari perawatan ke-9)
Keluhan : intake (+), demam (-)
KU= tampak sakit Kesadaran = CM
TD= 110/60 mmHg N= 68x/m R=20x/m S=36 °C
Kepala : tidak ada konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada pernapasan
cuping hidung, pupil bulat isokor 3mm-3mm, RC +/+
19
Thorax : Simetris, tidak ada retraksi, jantung: tidak ada bising, paru: suara
pernapasan bronkovesikular
Abdomen : Datar, lemas, bising usus normal,Hepar 1-1 cm bac, Lien tidak teraba
Extremitas : Akral hangat, CRT <2”, ada atrofi otot, spasme (-), klonus (-), RF +/+
Diagnosis : Post DHF grade III + Gizi buruk marasmus fase transisi +
Tonsilofaringitis
Terapi : Injeksi Cefotaxime 3x850 mg IV/INT
Injeksi Omeprazole 2x17 mg IV/INT
F100 8x250 cc
Pediasure 8x200cc
Vit B comp 1x1 tab
Vit C 1x2 tab
Asam Folat 1x1 mg
Zinkid 1x1 tab
Makanan lembek 3x1 porsi
Air putih 450 ml
1 September 2012 ( hari perawatan ke-10)
Keluhan : Intake (+), demam (-), BAB (-) 6 hari
KU= tampak sakit Kes = CM
TD= 110/70 mmHg N= 80x/m R=24x/m S=36 °C
Kepala : tidak ada konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada pernapasan
cuping hidung, Pupil bulat isokor 3mm-3mm, RC +/+
Thorax : Simetris, tidak ada retraksi, jantung: tidak ada bising, paru: suara
pernapasan bronkovesikular
Abdomen : Datar, lemas, bising usus normal,Hepar 1-1 cm bac, Lien tidak teraba
Extremitas : Akral hangat, CRT <2”, ada atrofi otot, spasme (-), klonus (-), RF +/+
Diagnosis : Post DHF grade III + Gizi buruk marasmus fase transisi hr ke-4 +
Tonsilofaringitis
Terapi : Injeksi Cefotaxime 3x850 mg IV/INT
Injeksi Omeprazole 2x17 mg IV/INT
F100 8x250 cc atau Pediasure 8x200cc
Vit B comp 1x1 tab
Vit C 1x2 tab
20
Asam Folat 1x1 mg
Zinkid 1x1 tab
Makanan lembek 3x1 porsi
Air putih 450 ml
DISKUSI
21
DHF
Diagnosis Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) ditegakan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Demam merupakan tanda utama, terjadi mendadak tinggi, selama 2-7 hari dengan
sebab tidak jelas dan hampir tidak bereaksi terhadap pemberian antipiretik (mungkin hanya
turun sedikit kemudian naik kembali). Bila tidak disertai syok, panas akan turun dan
penderita sembuh sendiri (self limiting). Panas disertai lesu, tidak mau makan, mual dan
muntah. Pada anak besar dapat mengeluh nyeri kepala, nyeri otot dan nyeri perut. Diare
kadang-kadang ditemukan, dan bisa terjadi perdarahan, perdarahan yang paling sering
terjadi adalah perdarahan di kulit dan mimisan.1,2
Dari anamnesis didapatkan keluhan demam terus menerus sejak ± 1 hari sebelum
masuk Rumah Sakit. Penderita dibawa ke dokter dan diberikan obat penurun panas, namun
panas turun tidak sampai suhu normal, lalu panas naik kembali. Penderita juga mengalami
nyeri perut ± 1 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Penderita juga mengalami penurunan
nafsu makan. Penderita juga mengalami diare pada hari I perawatan di Rumah Sakit.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan hepatomegali. Hati yang membesar pada
umumnya dapat diraba pada permulaan penyakit dan pembesaran hati ini tidak sejajar
dengan beratnya penyakit. Dengan kata lain, pembesaran hati pada penderita DBD derajat
IV tidak selalu lebih besar dari penderita DBD derajat II.2,3 Pada penderita ini, terjadi
pembesaran hepar 2-2 cm bac, sejak awal masuk Rumah Sakit sampai hari ke-7 perawatan
di Rumah Sakit. Pada hari yang ke-8 pembesaran hepar turun hingga 1-1 cm bac.
Pada kira-kira 13
kasus DBD setelah demam berlangsung beberapa hari, keadaan
umum pasien tiba-tiba memburuk. Hal ini terjadi pada saat atau setelah demam menurun,
yaitu diantara hari sakit ke 3-7. Pasien sering kali mengeluh nyeri perut saat sebelum syok
timbul.3 Manifestasi syok pada anak yaitu kulit pucat, dingin dan lembap terutama pada
ujung jari kaki, tangan dan hidung. Anak semula rewel, cengeng dan gelisah lambat laun
kesadarannya menurun menjadi apati, sopor dan koma. Perubahan nadi, baik frekuensi
maupun amplitudonya. Tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang. Tekanan
sistolik menurun menjadi 80 mmHg atau kurang, oliguria sampai anuria.2 Pada kasus ini,
pasien mengalami syok pada hari ke-4 perawatan di Rumah sakit (hari sakit ke-5). Demam
turun setelah sehari sebelumnya panas tinggi, dengan akral dingin dan tekanan darah
senilai 80/60 mmHg. Tekanan nadi penderita 20 mmHg.
22
Lama syok singkat pasien dapat meninggal dalam waktu 12-24 jam atau
menyembuh. Tatalaksana syok yang tidak adekuat akan menimbulkan komplikasi asidosis
metabolik, hipoksia, perdarahan gastrointestinal hebat dengan prognosis buruk. Sebaliknya
dengan pengobatan tepat masa penyembuhan cepat sekali terjadi bahkan sering kali tidak
kelihatan. Pasien menyembuh dalam waktu 2-3 hari dan selera makan yang membaik
merupakan petunjuk prognosis baik.3 Pada kasus ini, syok terjadi hanya selama ± 30 menit.
Pada pemeriksaan penunjang, ditemukan trombositopenia, batasan yang diambil
ialah bila terjadi penurunan dibawah 100.000/mm3. Penurunan trombosit berkorelasi
dengan beratnya penyakit, tapi tidak selalu berkorelasi dengan beratnya perdarahan.2 Pada
kasus, mendekati masa syok trombosit menurun hingga 74.000/mm3. Setelah masa syok,
trombosit meningkat menjadi 146.000/mm3.
Ditemukan pula hemokonsentrasi, yaitu terjadi peninggian nilai hematokrit ≥ 20%.
Meningginya hematokrit sangat berhubungan dengan beratnya renjatan. Hemokonsentrasi
selalu mendahului perubahan tekanan darah dan nadi. Oleh karena itu, pemeriksaan
hematokrit secara berkala dapat menentukan saat yang tepat untuk
mengurangi/menghentikan pemberian cairan parenteral atau saat pemberian darah.2 Pada
kasus ini, nilai hematokrit tidak begitu meningkat. Namun pada pemeriksaan Ns1, hasil
menunjukan penderita (+) mengalami infeksi virus dengue.
Kasus DHF grade III atau sindrom syok dengue ialah DHF dengan gejala gelisah,
nafas cepat, nadi teraba kecil, lembut, tekanan nadi menyempit, bibir biru, tangan kaki
dingin, dan tidak ada produksi urin. Penatalaksanaannya yaitu segera beri infus kristaloid
(Ringer Laktat atau NaCl 0,9%) 20 ml/kgBB secepatnya (diberikan dalam bolus selama 30
menit), dan oksigen sekitar 2 L/menit. Apabila syok menetap, diberikan ringer laktat 20
ml/kgBB/jam bersama koloid. Observasi nadi dan tensi tiap 15 menit, hematokrit dan
trombosit tiap 4-6 jam. Periksa elektrolit dan gula darah.3
Apabila dalam waktu 30 menit syok belum teratasi, tetesan ringer laktat belum
sebanyak 20 ml/kgBB, ditambah plasma (Fresh Frozen Plasma) atau koloid (dekstran 40)
sebanyak 10-20 ml/kgBB, maksimal 30 ml/kgBB (koloid diberikan pada jalur infuse yang
sama dengan kristaloid, diberikan secepatnya). Observasi keadaan tubuh, tekanan darah,
keadaan nadi tiap 15 menit, dan periksa hematokrit tiap 4-6 jam. Koreksi asidosis elektrolit
dan gula darah.3
Apabila syok telah teratasi disertai penurunan kadar hemoglobin / hematokrit,
tekanan nadi>20 mmHg, nadi kuat maka tetesan cairan dikurangi menjadi 10 ml/ kgBB/
jam. Volume 10 mL/ kgBB/jam dapat dipertahankan sampai 24 jam atau sampai klinis
23
stabil dan hematokrit menurun < 40%. Selanjutnya cairan diturunkan menjadi sampai 7
ml/kgBB sampai keadaan klinis dan hematokrit stabil. Kemudian secara bertahap cairan
diturunkan 5 ml/kgBB dan seterusnya 3 ml/kgBB. Dianjurkan pemberian cairan tidak
melebihi 48 jam setelah syok teratasi. Observasi klinik tekanan darah, nadi , jumlah urin
dikerjakan tiap jam (usahakan urin ≥1 ml/kgBB/jam, BD urin< 1.020, dan pemeriksaan
hematokrit dan trombosit tiap 4-6 jam sampai keadaan umum baik.3
Apabila syok belum teratasi, sedangkan kadar hematokrit menurun tetapi masih >
40%, berikan darah dalam volume kecil 10 ml/kgBB. Apabila tampak perdarahan massif,
berikan darah segar 20 mL/kgBB dan lanjutkan cairan kristaloid 10 ml/kgBB/jam.
Pemasangan CVP dipertahankan 5-8 cm H2O. Pemasangan CVP pada syok berat kadang-
kadang diperlukan pemasangan sonde lambung tidak dianjurkan.3
Pada kasus ini, saat syok penderita diberikan cairan RL 20 ml/kgBB bersama dengan
gelofusin 10 ml/kgBB/jam. Setelah keadaan pasien mulai stabil diberikan Asering
7cc/kgBB/jam, kemudian 5cc/kgBB/jam, hingga 3cc/kgBB/jam. Setelah stabil, pasien
diberi cairan Asering 8 gtt/m. Penderita diberi O2 1-2 l/m.
Gizi Buruk
Berdasarkan tabel baku rujukan penilaian status gizi anak laki-laki dan perempuan
menurut berat badan dan panjang badan menurut WHO-NCHS 1983, kasus ini termasuk
dalam gizi buruk karena < -3 SD.4 Penatalaksanaan gizi buruk yaitu meliputi:
Zat GiziStabilisasi
(hr 1-7)
Transisi
(hr 8-14)
Rehabilitasi
(minggu ke 3-6)
Energi 80-100 kkal/kgBB/hari
100-150
kkal/kgBB/hr
150-220
kkal/kgBB/hr
Protein 1-1,5 gr/kgBB/hr 2-3 gr/kgBB/hr 3-4 gr/kgBB/hr
Cairan
130 ml/kgB/hr atau
100 ml/kgBB/hr bila
ada edema berat
150 ml/kgBB/hr 150-200 ml/kgBB/hr
Fe
Fe Sulfas ferosus 200mg + 0,25 mg asam folat
- - Beri tiap hari selama
4 minggu untuk anak
umur 6 bulan-5tahun
24
Sirup besi 150 ml
Vit A
<6 bulan 50.000 SI ( ½ kapsul biru)
6-11 bulan 100.000 SI (1 kapsul biru)
1-5 tahun 200.000 SI (1 kapsul merah)
Vitamin lain:
Vit C
Asam Folat
Vit. B
kompleks
BB<5 kg : 50 mg/hari (1 tablet)
BB>5 kg : 100 mg/hari (2 tablet)
5 mg/hari pada hari I, selanjutnya 1 mg/hari
1 tablet/ hari
Mineral mix:
Zinc, Kalium,
Natrium,
Magnesium,
Cuprum
Pemberiannya dicampur ke dalam F-75, F-100 dan F-135
Tabel kebutuhan zat gizi pada anak gizi buruk menurut fase pemberian makanan4,5
Pada penderita gizi buruk diberikan susu F-75 untuk stabilisasi. Bila setiap dosis F-
75 yang diberikan dengan interval 4 jam dapat dihabiskan maka F-75 dapat diganti dengan
F-100. Fase ini disebut fase transisi. Selanjutnya, pada fase rehabilitasi, penderita diberikan
susu F-135.4 Pada kasus ini, penderita mulai diberi susu F-75 pada hari ke-8 perawatan di
RS. Pada hari berikutnya, susu F-75 diganti dengan F-100, yang berarti penderita sudah
memasuki fase transisi.
Tonsilofaringitis
Pada tonsilofaringitis penatalaksanaanya pada kasus diberikan antibiotik, antipiretik
dan analgesik. Pada kasus digunakan aclam sirup forte yg berfungsi sebagai antibiotik,
sanmol sebagai antipiretik dan valisanbe sebagai analgesik.
Diare akut tanpa dehidrasi
Penanganannya1 :
25
Cairan Rehidrasi orallit dengan menggunakan NEW ORALIT diberikan 5-10
mL/kgBB setiap diare cair atau berdasarkan usia, yaitu umur < 1 tahun sebanyak
50-100 mL. umur 1-5 tahun sebanyak 100-200 mL, dan umur diatas 5 tahun
semaunya
Seng elemental diberikan selama 10-14 hari meskipun anak telah tidak mengalami
diare dengan dosis < 6 bulan: 10 mg/hari & > 6 bulan: 20 mg/hari
Nutrisi, yaitu ASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat sesuai
umur tetap diberikan untuk mencegah kehilangan berat badan dan sebagai
pengganti nutrisi yang hilang
Antibiotik diberikan bila ada indikasi, misalnya disentri (diare berdarah) atau
kolera.
DAFTAR PUSTAKA
26
1. Pudjiadi A, Hegar B, Handryastuti S, dkk. Infeksi Virus Dengue: Pedoman
Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2010. hal 141-5.
2. Rampengan TH. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak. Jakarta: EGC; 2007. hal
122-49.
3. Soedarmo S, Garna H, Hadinegoro S, Satari H. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri
Tropis. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2010. hal 155-81.
4. Departemen Kesehatan. Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Jakarta:
Departemen Kesehatan; 2007. hal 12-3.
5. Krisnansari. Mandala of Health: Nutrisi dan Gizi Buruk.
http://kedokteran.unsoed.ac.id/Files/Jurnal/mandala jan 2010 pdf/NUTRISI DAN
GIZI BURUK.pdf. Diunduh tanggal 22 Oktober 2012.
27
Recommended