View
294
Download
5
Category
Preview:
Citation preview
7/28/2019 Divertikulosis Fix
1/23
DIVERTIKULOSIS
Penyakit divertikular (atau diverticulosis) merupakan keadaan di mana terdapat banyak
penonjolan mukosa yang menyerupai kantong (divertikula) yang tumbuh dalam ususbesar, khususnya kolon sigmoid tanpa adanya inflamasi.
EPIDEMIOLOGI
Kejadian divertikulosis pada wanita sedikit lebih banyak dengan perbandingan antara
pria : wanita adalah 1 : 1,5. Insidens tertinggi pada usia 40 tahun dan 50-an. Insidens
tertinggi di negara-negara barat dimana terjadi pad 50% dari warga yang berusia lebih
dari 60 tahun.1
Pada pemeriksaan kolonoskopi terhadap 876 pasien di RS Pendidikan Makassar,
ditemukan 25 pasien (2,85%) penyakit divertikular dengan perbandingan laki-laki dan
perempuan 5:3, umur rata-rata 63 tahun dengan presentase terbanyak pada kelompok
umur 60-69 tahun. Hematokezia merupakan gejala terbanyak dan lokalisasinya
terutama di kolon bagian kiri (kolon sigmoid dan kolon descendens).
7/28/2019 Divertikulosis Fix
2/23
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
Penyebab terjadinya divertikulosis ada 2 yaitu :
1. Peningkatan tekanan intralumen
Diet rendah serat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan
intralumen kolon sehingga menyebabkan herniasi mukosa melewati
lapisan dinding otot kolon yang menebal dan memendek (sebuah
kondisi yang disebut-mychosis).
Menurut Painterdan Burkittpada tahun 1960, penyebab terjadinya
divertikulosis adalah kurangnya serat dan rendahnya residu dalam
makanan yang dikonsumsi sehingga menyebabkan perubahan milieu
interior dalam kolon. Pendapat ini diperkuat oleh penelitian-penelitian
selanjutnya dimana terbukti bahwa kurangnya serat dalam makanan
merupakan faktor utama terjadinya divertikular sehingga disebut
sebagai penyakit defisiensi serat.
Terdapat 2 jenis serat :
- Serat yang larut dalam air, di dalam usus terdapat dalam bentuk
yang menyerupai agar-agar yang lembut.
- Serat yang tidak larut dalam air, melewati usus tanpa mengalami
perubahan bentuk.
Kedua jenis serat tersebut membantu memperlunak feses sehingga
mudah melewati usus. Serat juga mencegah konstipasi. Konsumsi
makanan yang berserat tinggi, terutama serat yang tidak larut
(selulosa) yang terkandung dalam biji-bijian, sayur-sayuran dan buah-
buahan akan berpengaruh pada pembentukan tinja yang padat dan
besar sehingga dapat memperpendek waktu transit feses dalam kolon
dan mengurangi tekanan intraluminal yang mencegah timbulnya
divertikel.
7/28/2019 Divertikulosis Fix
3/23
2. Kelemahan otot dinding kolon
Penyebab lain terjadinya divertikulosis adalah terdapat daerah yang
lemah pada dinding otot kolon dimana arteri yang membawa nutrisi
menembus submukkosa dan mukosa. Biasanya pada usia tua karena
proses penuaan yang dapat melemahkan dinding kolon.
Faktor Resiko Divertikulosis
- Pertambahan Usia
Pada usia lanjut terjadi penurunan tekanan mekanik/ daya regang
dinding kolon sebagai akibat perubahan struktur jaringan kolagen
dinding usus.
- Konstipasi
Konstipasi menyebabkan otot-otot menjadi tegang karena tinja yang
terdapat di dalam usus besar. Tekanan yang berlebihan menyebabkan
titik-titik lemah pada usus besar menonjol dan membentuk divertikula.
- Diet rendah serat
Pada mereka yang kurang mengkonsumsi makanan berserat, akan
menyebabkan penurunan massa feses menjadi kecil-kecil dan keras,
waktu transit kolon yang lebih lambat sehingga absorpsi air lebih
banyak dan output yang menurun menyebabkan tekanan dalam kolon
meningkat untuk mendorong massa feses keluar mengakibatkan
segmentasi kolon yang berlebihan. Segmentasi kolon yang berlebihan
akibat kontraksi otot sirkuler dinding kolon untuk mendorong isi lumen
dan menahan pasase dari material dalam kolon merupakan salah satu
faktor penyebab terjadinya penyakit divertikular. Pada segmentasiyang meningkat secara berlebihan terjadi herniasi mukosa/submukosa
dan terbentuk divertikel.
- Gangguan jaringan ikat
Gangguan jaringan ikat seperti pada sindrom Marfan dan Ehlers
Danlos dapat menyebabkan kelemahan pada dinding kolon.
7/28/2019 Divertikulosis Fix
4/23
PATOGENESIS
Divertikel saluran cerna paling sering ditemukan di kolon, khususnya di
sigmoid. Divertikel kolon adalan divertikel palsu karena terdiri dari mukosa yang
menonjol melalui mukosa otot seperti hernia kecil. Divertikel sejati jarang
ditemukan di kolon. Divertikel ini disebut divertikel pulsi karena disebabkan oleh
tekanan tinggi di usus bagian distal ini. Besarnya dapat beberapa millimeter
hinga dua sentimeter; leher divertikel atau pintunya biasanya sempit, tetapi
mungkin lebar. Kadang terbentuk fekolit (batu feses) didalamnya.5
Divertikulosis sigmoid sering disertai obstipasi yang dipengaruhi oleh diet,
terutama makanan kurang berserat. Patogenesis dipengaruhi tekanan
intralumen dan defek dinding sigmoid. Tekanan intralumen bergantung pada
kepadatan feses yang meningkat bila kekurangan serat.5
Dikenal 3 gambaran anatomi penyakit divertikular yang khas :3,9
- Penyakit Predivertikular :
Menunjukkan hipertrofi dari kedua otot sirkular dan longitudinal (taenia
coli) dengan tanpa disertai dengan penonjolan kantong yang dapat
diperlihatkan. Menebalnya taenia sering menyebabkan pemendekan
dan pengerutan dinding kolon yang bersangkutan.
- Divertikulosis :
Adanya penonjolan kantung dengan diameter 1mm sampai dengan
beberapa sentimeter yang menonjol ke dalam jaringan lemak perikolik
atau appendices epiploicae. Kelainan ini khususnya terdapat di antara
taenia mesenterika dan antimesenterika, jarang di taenia
antimesenterium.
Secara histologist, dinding kantong hanya terdiri dari mukosa dan
submukosa dan biasanya tanpa lapisan otot sama sekali dan tanpa
disertai dengan inflamasi. Sering kantong berisi feses yang mungkin
tidak dapat segera dikeluarkan sebab leher divertikel lebih sempit dari
kantongnya.10
7/28/2019 Divertikulosis Fix
5/23
(a) (b)
Gambar 6. (a) Gambaran makroskopis divertikulosis
(b) Gambaran mikroskopis divertikulosis.
Dikutip dari kepustakaan no 10
- Divertikulitis :
Merupakan peradangan sekunder dari satu atau lebih divertikel yang
terjadi bila feses yang ada di dalam kantong mengalami pemadatan
dan kemudian disertai dengan infeksi sekunder e. coli dan organism
enteric lainnya. Sering terjadi perforasi kecil pada kantong.3,9
Sebuah divertikulum merupakan penonjolan pada titik-titik yang lemah,
biasanya pada titik dimana pembuluh nadi (arteri) masuk ke dalam lapisan otot
dari usus besar. Kejang (spasme) diduga menyebabkan bertambahnya
tekanan dalam usus besar, sehingga akan menyebabkan terjadinya lebih
banyak divertikula dan memperbesar divertikula yang sudah ada.11,12,13,14
Divertikulosis terbentuk bila mukosa dan lapisan submukosa kolon
mengalami herniasi sepanjang dinding muskuler yang mengalami kelemahan
yaitu pada titik tempat masuknya arteri ke dalam usus akibat tekanan
intraluminal yang tinggi, volume kolon yang rendah (isi kurang mengandung
serat), dan penurunan kekuatan otot dalam dinding kolon (hipertrofi muskuler
akibat massa fekal yang mengeras). Divertikulum menjadi tersumbat dan
kemudian terinflamasi bila obstruksi terus berlanjut. Inflamasi cenderung
menyebar ke dinding usus sekitar, mengakibatkan timbulnya kepekaan dan
spastisitas kolon. Abses dapat terjadi, menimbullkan peritonitis, sedangkan
erosi pembuluh darah (arterial) dapat menimbulkan perdarahan.Divertikulanya
sendiri tidak berbahaya, tetapi tinja yang terperangkap di dalamnya bukan saja
7/28/2019 Divertikulosis Fix
6/23
bias menyebabkan perdarahan, tetapi juga menyebabkan peradangan dan
infeksi sehingga timbul diverticulitis.11,12,13,14
(a) (b)
Gambar 7. (a) Diverticulosis yang berkembang menjadi diverticulitis
(dikutip dari kepustakaan no 15)
(b) Divertikel dengan tinja yang terperangkap di dalamnya
(dikutip dari kepustakaan no 16)
7/28/2019 Divertikulosis Fix
7/23
GEJALA KLINIS
Kebanyakan penderita divertikulosis tidak menunjukkan gejala. Tetapi
beberapa ahli yakin bila bahwa seseorang mengalami nyeri kram, diare, dan
gangguan pencernaan lainnya, yang tidak diketahui penyebabnya, bias
dipastikan penyebabnya adalah divertikulosis. Gejala klinis yang bisa
ditemukan
- Sebagian besar asimptomatik
- Divertikulosis yang nyeri :
a. Nyeri pada fossa iliaka kiri
b. Konstipasi
c. Diare.
- Divertikulosis akut :
a. Malaise
b. Demam
c. Nyeri dan nyeri tekan pada fossa iliaka kiri dengan atau tanpa
teraba massa.
d. Distensi abdomen
-Perforasi : Peritonitis + gambaran diverticulitis
- Obstruksi usus besar :
a. Konstipasi absolute
b. Distensi
c. Nyeri kolik abdomen
d. Muntah
- Fistula : ke kandung kemih, vagina, atau usus halus
- Perdarahan saluran cerna bagian bawah : spontan dan tidak nyeri
7/28/2019 Divertikulosis Fix
8/23
DIAGNOSIS
Anamnesis yang cermat sering sudah dapat menentukan diagnosis,
harus ditanyakan tentang perubahan pola defekasi, frekuensi, dan
konsistensi feses.
Dalam anamnesis tentang nyeri perut perlu dibedakan antara nyeri
kolik dan nyeri menetap, serta hubungannya dengan makan dan dengan
defekasi. Perlu pula ditanyakan warna tinja, terang atau gelap, bercampur
lender atau darah, dan warna darah segar atau tidak. Juga perlu ditanyakan
apakah terdapat rasa tidak puas setelah defekasi, bagaimana nafsu makan,
adakah penurunan nafsu makan, dan rasa lelah.5
Gejalan dan tanda yang sering ditemukan pada kelainan kolon adalah
dyspepsia, hematokezia, anemia, benjolan, dan obstruksi karena radang dan
keganasan.
Pada divertikulosis 80% penderita tidak bergejala (asimptomatik).
Keluhan lain yang bias didapat adalah nyeri, obstipasi, dan diare oleh karena
adanya gangguan motilitas dari sigmoid.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan nyeri tekan local ringan dan
sigmoid sering dapat diraba sebagai struktur padat. Tidak ada demam
maupun leukositosis bila tidak ada radang. Bisa teraba tegang pada kuadran
kiri bawah, dapat teraba massa seperti sosis yang tegang pada sigmoid yang
terkena. Pada pemeriksaan fisis dilakukan rectal touch ke dalam rectum
untuk mengetahui adanya nyeri tekan, penyumbatan, maupun darah.
Didapatkan juga keadaan umum tidak terganggu dan tanda sistemik juga
tidak ada.5
Pada foto roentgen, barium tampak divertikel dengan spasme local
dan penebalan dinding yang menyebabkan penyempitan lumen.
7/28/2019 Divertikulosis Fix
9/23
Gejala Klinis Diverticulosis Gejala Klinis Diverticulitis
Konstipasi Nyeri akut pada kuadran kri bawah (93-
100%)
Nyeri Abdomen : akibat kontraksi
segmental yang berlebihan dari kolon
Demam (57-100%)
Tanda-tanda divertikulosis akut :
Iregularitas usus dan interval diare, nyeri
dangkal dan kram pada kuadran kiri
bawah dari abdomen dan demam ringan
Nausea, Vomiting
Pada inflamasi local diverticula berulang,
usus besar menyempit pada striktur
fibrotic, yang menimbulkan kram, feses
berukuran kecil-kecil, dan peningkatan
konstipasi.
Teraba Massa
Perdarahan samar dapat terjadi,
menimbulkan anemia defisiensi besi
Konstipasi
Malaise Diare
7/28/2019 Divertikulosis Fix
10/23
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang pada divertikulosis adalah Barium Enema dan
Kolonoskopi. Sensitivitas barium enema sangat tinggi, bahkan polip kecil saja
dapat terdeteksi. Pemeriksaan barium enema dapat menilai kolon secara
keseluruhan terutama jika terdapat suatu patologi di kolon bagian distal yang
menghalangi masuknya kolonoskop retrograde. Sedangkan manfaat utama
kolonoskopi adalah dimungkinkannya pemeriksaan maupun intervensi kolon
secara menyeluruh. Pada saat ditemukan suatu tumor ataupun polip, dapat
dilakukan biopsy juga.7
(A) (B)
Gambar 8. (A) Barium Enema with Extensive Sigmoid Diverticulosis.(B) Colonoscopy view of Diverticula
Dikutip dari kepustakaan no 7.
Barium Enema juga dapat menunjukkan adanya spasme segmental
dan penebalan otot yang mempersempit lumen dan memberikan gambaransaw-toothed appearance. Namun pemeriksaan barium enema kontraindikasi
dilakukan pada fase akut diverticulitis. Selain itu USG Abdomen memiliki
sensitivitas sekitar 69-89% dan spesifisitas sekitar 75-100% dimana pada
pemeriksaan USG Abdomen dapat ditemukan gambaran penebalan dinding
7/28/2019 Divertikulosis Fix
11/23
kolon dan massa kistik. USG Abdomen juga sangat berguna untk
menyingkirkan kelainan pada pelvis dan ginekologi.16,17
Gambar 9. Gambaran USG Abdomen pada kasus diverticulitis : Findings reveal an
outpouching arising from the descending kolon, with thickened wall, and a echogenic
halo around it.
Dikutip dari kepustakaan 17
Gambar 10. Hasilpemeriksaan kolonoskoopi pada divertikulosis dan diverticulitis
Dikutip dari kepustakaan no 16
CT-Scan dapat memberikan gambaran yang lebih definitive dengan
evaluasi keadaan usus dan mesenterium yang lebih baik dibandingkan
7/28/2019 Divertikulosis Fix
12/23
pemeriksaan lainnya. Pada pemeriksaan CT scan dapat ditemukan penebalan
kolon, streaky mesenteric fat dan tanda abses/phlegmon.Tetapi CT-Scan tidak
memungkinkan untuk melakukan intervensi seperti saat dilakukannya
kolonoskopi.
Gambar 11. Gambar CT Scan yang menunjukkan diverticulitis
Dikutip dari kepustakaan no 16
7/28/2019 Divertikulosis Fix
13/23
DIFERENSIAL DIAGNOSIS
a. Sindrom Usus Iritatif(Ir r i table bowel syn drome)
Merupakan suatu penyakit gastrointestinal fungsional dengan gejala
nyeri perut, distensi abdomen, gangguan pola defekasi tanpa adanya
gangguan organik. Banyak faktor yang menyebabkan sindrom ini antara
lain: gangguan motilitas usus, intoleransi makanan, abnormal itas sensoris,
hipersensitifitas visceral, paska infeksi usus, dan abnormalitas dari
interaksi aksis brain-gut Diagnosis IBS sendiri didasarkan pada
konsensus yang tervaiidasi dan tidak ada pemeriksaan khusus untuk
menegakkan diagnosis dari IBS tersebut Saat ini yang digunkan adalah
Kriteria Rome II yang didasarkan pada adanya keluhan berupa:
- Rasa tidak nyaman atau nyeri yang teiah berlangsung selama 12
minggu (tidak perlu berurutan) dan telah berlangsung dalam 12 bulan
terakhir dan tidak bisa dijelaskan oleh adanya abnormalitas secara
kelainan struktur maupun biokimiawi.
- Terdapat 2 dari 3 hal berikut:
Nyeri hilang setelah defekasi
Perubahan frekuensi dari defekasi (diare atau konstipasi)
Perubahan bentuk feses.
Kriteria lain yang digunakan untuk diagnosis IBS adalah Kriteria
Manning dimana criteria ini telah dibandingkan dengan algoritmadiagnosis IBS yang lain seperti Kriteria Rome I, Kriteria Rome II dan
Kriteria Kruis. Adapun Kriteria Manning untuk diagnosis IBS antara lain:
1. Onset nyeri berhubungan dengan perubahan frekuensi BAB
7/28/2019 Divertikulosis Fix
14/23
2. Keluhan BAB berlendir berhubungan dengan onset nyeri
abdomen
3. Nyeri berkurang setelah BAB
4. Perut kembung (abdominal bloating)
5. Sensasi tidak puas saat BAB lebih dari 25% massa BAB
6. Diare disertai mukus lebih dari 25% pada waktu tersebut
b. Penyakit Inflamasi Usus (Inflamatory Bowel disease)
Merupakan penyakit inflamasi yang melibatkan saluran cerna
dengan penyebab pastinya sampai saat ini belum diketahui. Secara garis
besar, IBD terdiri dari 3 jenis:
- Kolitis ulseratif
- Penyakit Crohn (Crohn's Disease)
- Indeterminate colitis
Gejala klinis yang paling umum adalah: Diare kronis yang disertai
dengan atau tanpa nyeri perut dan hematokezia. Untuk membedakan
dengan divertikulosis, dapat dilakukan pemeriksaan kolonoskopi. Pada
kolonoskopi didapatkan: lesi inflamasi pada kolon (hiperemis, ulserasi,
dll), lesi mudah berdarah, ada keterlibatan rektum, dll.
7/28/2019 Divertikulosis Fix
15/23
Gambar 12. Pemeriksaan Kolonoskopi IBD; dari kiri-kanan : 1. Tampak ulserasidari ileum terminalis, 2. Gambar Chrons Disease, 3. Colitis berat dengan
mukosa grossly demuded dan perdarahan aktif.Dikutip dari kepustakaan 18
Gambar 13. Perbandingan gambaran mukosa kolon sehat dengan kolon IBDDikutip dari kepustakaan no 18
b. Karsinoma Kolorektal
Karsinoma kolorektal umumnya juga teijadi pada usia di atas 50
tahun. Adapun keluhan yang paling sering adaiah berupa: perubahan pola
BAB, heraatokezia, dan konstipasi. Pada kasus karsinoma kolorektal yang
perkembangannya lamban, keluhan dan tanda-tanda fisik yang timbul
seperti gejala obstruksi. Pada obstruksi parsiaJ awalnya ditandai dengan
nyeri abdomen, namun pada obstruksi total dapat menyebabkan nausea,
vomiting, distensi abdomen, dan obstipasi. Untuk membedakan dengan
divertikulosis, periu dilakukan pemeriksaan kolonoskopi.
7/28/2019 Divertikulosis Fix
16/23
Gambar 14. Gambaran Ca Recti pada pemeriksaan kolonoskopiDikutip dari kepustakaan 19
PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa1,11,12,13,14,20
a. Nyeri dan AsimptomatikDiet tinggi serat (buah, sayuran, roti gandum, kulit padi)
Tingkatkan asupan cairan
b. Divertikulitis akut
Antibiotik dan istirahatkan usus
Drainase yang dipandu radiologi untuk abses local
Pada kasus divertikulosis asimptomatik diberikan modifikasi diet
berupa makanan atau suplemen tinggi serat untuk mencegah konstipasi
dan diberikan intake cairan yang cukup. Pemberian tambahan serat
sekitar 30-40 gram/hari atau pemberian laktulosa yang dapat
meningkatkan massa feses (sebagai osmotic laksatif pada divertikulosis
simptomatik yaitu 2x15ml/hari.
Pada kasus diverticulitis, usus diistirahatkan dengan menunda
asupan oral, memberikan cairan intravena, dan melakukan pemasangan
NGT bila ada muntah atau distensi abdomen, memperbanyak makan
sayur dan buah-buahan, mengurangi makan daging dan lemak,
antispasmodic seperti propantelin bromide (Pro-Banthine) dan
oksifensiklimin (daricon) dapat diberikan, dan antibiotic spectrum luas
diberikan selama 7-10 hari.
2. Pembedahan1,3,7,9,11,19,20
7/28/2019 Divertikulosis Fix
17/23
Pasien yang memerlukan operasi segera adalah yang
menunjukkan tanda-tanda peritonitis atau obstruksi loop tertutup.
Dilakukan dengan cara reseksi segmen usus yang sakit, biasanya kolon
sigmoid, dan pengangkatan kolon (kolostomi) tepat di sebelah proksimal
titik reseksi. Rektum biasanya ditutup dengan stapler.
Pembedahan elektif kolon sebelah kiri tanpa peritonitis : reseksi
segmen yang terlibat dan sambungkan ujung-ujungnya (anastomosis
primer). Pembedahan darurat kolon sebelah kiri dengan peritonitis difus :
reseksi segmen yang terlibat, tutup usus distal (yaitu rectum bagian atas)
dan keluarkan usus proksimal sebagai ujung kolostomi (prosedur
Hartmann). Pada pembedahan darurat pada kasus divertikulosis dengan
komplikasi seperti abses yang luas, peritonitis, obstruksi komplit, dan
perdarahan berat. Pada kasus ini dilakukan pembedahan 2 kali dimana
pada operasi pertama dilakukan pembersihan cavum peritoneum, reseksi
segmen kolon yang terkena, dan dilakukan kolostomi temporer kemudian
beberapa bulan dilakukan operasi kedua dan pada operasi ini dilakukan
penyambungan kembali kolon (re-anastomosis).
Gambar 15. Gambaran prosedur operasi 2 tahap dengan HartmannProsedur dan Prosedur operasi 3 tahap pada diverticulitis
Dikutip dari kepustakaan 21
7/28/2019 Divertikulosis Fix
18/23
Pembedahan darurat kolon sebelah kiri dengan peritonitis minimal
atau tanpa peritonitis: Reseksi segmen yang terlibat dan sambungkan
ujung-ujungnya (anastomosis primer).
Pada kasus divertikulosis raksasa, dilakukan reseksi divertikula yang dilanjutkan
dengan reseksi segmen kolon yang terlibat Pada beberapa kasus dapat dilakukan
reseksi divertikula saja yang disebut diverticulectomy. Namun tindakan ini tidak dianjurkan
karena jika terdapat suatu massa pada kolon, akan memicu suatu reaksi inflamasi dan
pengangkatan seluruhnya dari sumber inflamasi yang akan menyebabkan komplikasi
adalah hal yang terpenting.
KOMPLIKASI
Berikut komplikasinya yang dapat muncul pada divertikulosis adalah :
Perdarahan rektum (hematokezia)
Perdarahan merupakan komplikasi yang jarang teijadi, dilaporkan
sekitar 3-5% penderita dengan divertikulosis mengalami perdarahan
rektum Jika sebuah divertikula mengalami perdarahan, maka dapat
muncul hematokezia. Perdarahan bisa bersifat berat, tetapi juga bisa
berhenti dengan sendirinya dan tidak memerlukan penanganan khusus.
Perdarahan terjadi karena sebuah pembuluh darah yang kecil di dalam
sebuah divertikula menjadi lcmah dan akhirnya pecah.
Abses, Perforasi, dan Peritonitis
Infeksi yang menyebabkan tcrjadinya divertikulitis seringkali
mereda dalam beberapa hari setelah antibiotik diberikan. Divertikulitis
paling umum teijadi pada kolon sigmoid (95%). Hal ini telah diperkirakan
bahwa kira-kira 20% pasien dengan divertikulosis mengalami divertikulitis
pada titik yang sama. Divertikulitis paling umum teijadi pada usia lebih dari
60 tahun. Insidensnya kira- kira 60% pada individu dengan usia lebih dari
80 tahun. Predisposisi kongenital dicurigai bila terdapat gangguan pada
individu yang berusia di bawah 40 tahun.
7/28/2019 Divertikulosis Fix
19/23
Gambar 16. Gambar Makroskopis Divertikulitis kolonDikutip dari kepustakaan 16
Patogenesis pasti dari divertikulitis masih belum pasti, diduga
akibat adanya obstruksi dan statis pada pseudodivertikulum yang
mengalami hipertrofi menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteridan teijadi iskemik lokal pada jaringan kolon. Adapun bakteri penyebab
divertikulitis seperti bakteri- bakteri anaerob antara lain: bakteroides,
peptostreptokokkus, klostridium, dan fusobakterium sp., dan beberapa
bakteri aerob gram negatif lainnya seperti E.coli, dan streptokokus.
Stadium Divertikulitis Menurut Hinchey's criteria :
- Stadium 1: Abses perikolika ukuran < 4 cm atau abses mesenterium
tanpa peritonitis
- Stadium 2: Abses perikolika ukuran > 4 cm atau abses mesenterium
dengan keterlibatan organ pelvis.
- Stadium 3: Divertikulitis dengan perforasi akibat ruptur abses
peridivertikular dan menyebabkan peritonitis purulen
- Stadium 4: Ruptur divertikulum tanpa inflamasi, atau ruptur
divertikulum tanpa obstruksi ke dalam cavum peritoneum disertai
dengan kontaminasi feses
7/28/2019 Divertikulosis Fix
20/23
Gambar 17. Stadium Divertikulitis menurut criteria HincheyDikutip dari kepustakaan no 21
Divertikulitis dapat terjadi pada serangan akut atau mungkin
menetap sebagai infeksi yang kontinyu dan lama. Jika infeksi semakin
memburuk, maka akan terbentuk abses di dalam kolon. Abses merupakan
suatu daerah terinfeksi yang berisi nanah (abses perikolika) dan bisa
menyebabkan pembengkakan serta kerusakan jaringan. Kadang
divertikula yang terinfeksi akan membentuk lubang kecil, yang disebut
perforasi. Perforasi ini memungkinkan mengalirnya nanah dari kolon dan
masuk ke dalam cavum peritoneum. Jika absesnya kecil dengan ukuran 4 cm tanpa peritonitis. Drainase perkutaneus ditujukan untuk
mengurangi nyeri, kontrol leukositosis, dan perbaikan dapat terlihat
setelah beberapa hari post drainase.
Abses yang besar akan menimbulkan masalah yang serius jika
infeksinya bocor dan mencemari daerah di luar kolon. Infeksi akan
menyebar ke dalam rongga perut sehingga menyebabkan peritonitis.
Peritonitis dapat disebabkan oleh ruptur abses peridivertikular atau
berasal dari ruptur kantung divertikulum. Sekitar 1-2% kasus pasien
dengan divertikulosis dapat menagalami peritonitis. Peritonitis
memerlukan tindakan pembedahan darurat untuk membersihkan cavum
7/28/2019 Divertikulosis Fix
21/23
abdome dan membuang bagian kolon yang rusak. Tanpa
pembedahan, peritonitis bisa berakibat fatal.
Gambar 18. Gambaran Pneumoperitoneum pada kasus perforasidivertikulosis
Dikutip dari kepustakaan 16
Gambar 19. Gambar divertikula kolon sigmoid dengan perforasi (PemeriksaanCT-Scan, Operasi, dan Post-op dengan end-colostomy)
Dikutip dari kepustakaan 22
- Arrowheads point to free air
- Arrows points to collection of fluid around bowel loops
- Black arrows point to pericolonic fascial infiltration
Sigmoid diverticulosis Perforated diverticula with
peritonitis
Post op end colostomy Perforation
7/28/2019 Divertikulosis Fix
22/23
Fistula
Fistula merupakan hubungan jaringan yang abnormal di anlara 2
organ atau di antara organ dan kulit Jika pada suatu infeksi jaringan yang
roengalami kerusakan bersinggungan satu sama lain, kadang kedua
jaringan tersebut akan menempel, sehingga terbentuklah fistula. Jika
infeksi karena diverticulitis menyebar keluar kolon, maka jaringan kolon
bisa menempel ke jaringan di dekatnya. Organ yang paling sering terkena
adalah kandimg kemih membentuk fistula kolovesika, kemudian usus
halus dan kulit Fistula yang paling sering terbentuk adalah fistula di antara
kandung kemih dan kolon (fistula kolovesika) dan fistula antara kolon dan
vagina (fistula kolovagina). Fistula kolovesika lebih sering ditemukan pada
pria. Fistula ini menyebabkan infeksi saluran kemih (sistitis) yang berat
dan menahun. Kelainan ini bisa diatasi dengan pembedahan untuk
mengangkat fistula dan bagian kolon yang terkena.
Gambar 20. Divertikulosis kolon dengan mikro dan makro perforasi keorgan sekitarnya yang dapat membentuk fistula.
Dikutip dari kepustakaan 21
7/28/2019 Divertikulosis Fix
23/23
Obstruksi Usus
Jaringan fibrosis akibat infeksi bisa menyebabkan penyumbatan
kolon parsial maupun total. Jika hal ini teijadi, maka kolon tidak mampu
mendorong isi usus secara normal. Obstruksi dapat juga disebabkan
karena pembentukan abses atau edema, akibat striktur kolon setelah
serangan divertikulitis rekurens. Obstruksi pada usus halus juga umum
teijadi khususnya pada keadaan dimana terbentuk abses peridivertikular
yang berukuran besar. Obstruksi total memerlukan tindakan pembedahan
segera. Obstruksi usus hanya teijadi pada sekitar2% kasus divertikulosis.
Obstruksi usus biasanya dapat sembuh sendiri dan berespon terhadap
terapi konservatif.
PROGNOSIS
Penyakit divertikular merupakan keadaan jinak, tetapi memiliki
mortalitas dan morbiditas yang signifikan akibat komplikasi. Sekitar 10-20%
pasien dengan divertikulosis dapat berkembang menjadi divertikulitis atau
perdarahan dalam beberapa tahun. Perforasi dan peritonitis dapat
menyebabkan angka kematian hingga 35% dan memerlukan tindakan bedah
segera.
Recommended