View
214
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
KABUPATEN PACITAN
2018
Drs. WINDARTOKepala Pelaksana BPBD
Kabupaten Pacitan
BENCANA
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis (UU 24/2007)
2
JENIS BENCANA (UU 24/2007)
ALAM
NON ALAM
SOSIAL3
BENCANA ALAM
Bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang disebabkan oleh alam antara
lain berupa gempabumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan,
angin topan, dan tanah longsor
4
BENCANA NON ALAM
Bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau rangkaian peristiwa
nonalam yang antara lain berupa
gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi, dan wabah penyakit.
5
BENCANA SOSIAL
Bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh
manusia yang meliputi konflik
sosial antarkelompok atau
antarkomunitas masyarakat,
dan teror.
6
A
N
C
A
M
A
N
1.GEMPA
2.LONGSOR
3.KEKERINGAN
4.KEBAKARAN HUTAN LAHAN
5.BANJIR
6.ANGIN KENCANG
7.GELOMBANG PASANG ABRASI
8.EPIDEMI WABAH PENYAKIT
9.TSUNAMI
10.KEGAGALAN TEKNOLOGI
11.KONFLIK SOSIAL 7
8
MANAJEMEN BENCANA
MANAJEMEN
RESIKO
BENCANA
MANAJEMEN
KEDARURATAN
MANAJEMEN
PEMULIHAN
PENCEGAHAN
DAN MITIGASI
KESIAPSIAGAAN
9
DEFINISI
MANAJEMEN BENCANA
Segala upaya atau kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka pencegahan,
mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat
dan pemulihan berkaitan dengan
bencana yang dilakukan pada sebelum,
pada saat dan setelah bencana.
10
A. Pencegahan (prevention)
B. Mitigasi (mitigation)
C. Kesiapan (preparedness)
D. Peringatan Dini (early warning)
E. Tanggap Darurat (response)
F. Bantuan Darurat (relief)
G. Pemulihan (recovery)
H. Rehablitasi (rehabilitation)
I. Rekonstruksi (reconstruction)11
• Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengurangi atau menghilangkan risiko bencana,
baik melalui pengurangan ancaman bencana
maupun kerentanan pihak yang terancam bencana
(UU no. 24/2007).
12
1. Membuat Peta Daerah Bencana
2. Mengadakan dan Mengaktifkan Isyarat-Isyarattanda bahaya
3. Menyusun Rencana Umum tata ruang
4. Menyusun Perda mengenai syarat keamanan, bangunan pengendalian limbah dsb.
5. Mengadakan peralatan/perlengkapan Ops. PB
6. Membuat Prosedur tetap, PetunjukPelaksanaan, Petunjuk Teknis PB.
7. Perbaikan kerusakan lingkungan
13
Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan
peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana
(UU no. 24/2007)
STRUKTURAL
NON
STRUKTURAL
Perbaikan dan pembangunan sarana
prasarana umum, misal : chekdam,
bendungan, tanggul, jalan dll
Penyusunan regulasi misal : RTRW,
RTDR, Perda PB, Perbup, SOP, dll14
Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang
tepat guna dan berdaya guna (UU no. 24/2007).
Misalnya: Penyiapan sarana komunikasi, pos komando,
penyiapan lokasi evakuasi, Rencana Kontinjensi, dan
sosialisasi peraturan / pedoman penanggulangan bencana.
Upaya untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian
langkah secara tepat, efektif
dan siap siaga
15
Serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera
mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan
terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang
berwenang (UU no. 24/2007).
Pemberian peringatan dini :
- Mudah dipahami dan menjangkau masyarakat
- Segera, tepat waktu
- Tegas tidak membingungkan
- Bersifat resmi
Upaya memberikan
tanda peringatan
akan kemungkinan terjadinya
bencana
16
Serangkaian kegiatan yang dilakukan dengansegera pada saat kejadian bencana untukmenangani dampak buruk yang ditimbulkan,meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasikorban, harta benda, pemenuhan kebutuhandasar, perlindungan, pengurusan pengungsi,penyelamatan, serta pemulihan prasarana dansarana (UU no. 24/2007)
Upaya pada saat bencana
Untuk menanggulangi dampak
Yang ditimbulkan bencana.17
Perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik
atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada
wilayah pasca-bencana dengan sasaran utama untuk
normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat. (UU no. 24/2007)
Upaya untuk membantu
Masyarakat untuk
Memperbaiki rumah,
Fasilitas umum & sosial,
Dan menghidupkan roda
Perekonomian.
18
Pembangunan kembali semua prasarana dan
sarana, kelembagaan pada wilayah pasca-
bencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun
masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan
berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial
dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban dan
bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala
aspek kehidupan bermasyarakat.
Program untuk perbaikan
fisik, sosial, dan ekonomi
untuk mengembalikan
kehidupan masyarakat
pada kondisi yang
sama atau lebih baik.
19
Pengurangan Risiko
Mitigasi
Pembangunan
Bantuan Darurat
20
Difokuskan pada analisis risikobencana, ancaman, kerentanan dankemampuan masyarakat.
Tujuan utama untuk meningkatkankemampuan untuk mengelola danmengurangi risiko, dan jugamengurangi terjadinya bencana,dilakukan bersama oleh semuaparapihak (stakeholder) denganpemberdayaan masyarakat.
21
Difokuskan pada pengenalan daerahrawan ancaman bencana dan polaperilaku individu / masyarakat yangrentan terhadap bencana.
Tujuan utama memitigasi terhadapancaman bencana dilakukan secarapembuatan struktur bangunan,sedangkan mitigasi terhadap polaperilaku yang rentan melalui relokasipermukiman, peraturan-peraturanbangunan dan penataan ruang.
22
Difokuskan pada saat kejadian
bencana melalui pemberian bantuan
darurat berupa: pangan,
penampungan, kesehatan.
Tujuan utama penanganan adalah
untuk meringankan penderitaan
korban, kerusakan ketika terjadi
bencana dan segera mempercepat
pemulihan.
23
Difokuskan pada faktor-faktor
penyebab dan proses terjadinya
kerentanan masyarakat terhadap
bencana.
Tujuan utama untuk peningkatan
kemampuan masyarakat di berbagai
aspek non-struktural (misalnya
pengentasan kemiskinan, peningkatan
kualitas hidup, pemilikan lahan, akses
terhadap modal, inovasi teknologi)
24
1. Bukan hanya tanggap darurat tetapi juga keseluruhanmanajemen risiko & pembangunan.
2. Perlindungan sebagai bagian hak asasi dan bukansemata kewajiban pemerintah.
3. Dengan demokratisasi dan otonomi daerah PBtanggungjawab Pemda , masyarakat dan dunia usaha
4. PB bukan hanya tanggungjawab pemerintah tetapi jugaurusan bersama masyarakat dan dunia usaha.
25
REGULASI KEGIATAN PENANGGULANGAN
BENCANA:
Pasal 27 Point (b) UU No. 24 Tahun 2007 bahwa setiaporang berkewajiban melakukan penanggulangan bencana
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 131 Tahun 2003tentang Pedoman Penanggulangan Bencana dan Pengungsidi daerah
Peraturan Kepala BNPB No. 4 Tahun 2008 tentangPedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana
Peraturan Kepala BNPB No. 17 Tahun 2011 tentangPedoman Relawan Penanggulangan Bencana
Keputusan Kepala BNPB No. 1 Tahun 2012 tentangpedoman desa/ kelurahan tangguh
Peraturan Kepala BNPB No. 11 Tahun 2014 tentang PeranSerta Masyarakat dalam Penyelenggaraan PenanggulanganBencana
Peraturan Kepala BNPB No. 12 Tahun 2014 tentang PeranSerta Lembaga Usaha dalam PenyelenggaraanPenanggulangan Bencana
26
PRINSIP PRINSIP PENANGGULANGAN
BENCANA (UU 24/2007)
Cepat & Tepat
Prioritas
Koordinasi & Keterpaduan
Berdaya guna & Berhasil guna
Transparansi & Akuntabilitas
Kemitraan
Pemberdayaan
Non diskriminatif
Non Proletisi
Peran dan Fungsi Instansi Pemerintahan
Terkait Dalam melaksanakan
penanggulangan becana di daerah akan
memerlukan koordinasi dengan sektor.
(Perka BNPB No 4 Tahun 2008)
28
Secara garis besar dapat diuraikan peran lintas sektor sebagaiberikut :
1. Sektor Pemerintahan, mengendalikan kegiatan
pembinaan pembangunan daerah.
2. Sektor Kesehatan, merencanakan pelayanan
kesehatan dan medik termasuk obat-obatan dan para
medis.
3. Sektor Sosial merencanakan kebutuhan pangan,
sandang, dan kebutuhan dasar lainnya untuk para
pengungsi
4. Sektor Pekerjaan Umum, merencanakan tata ruang
daerah, penyiapan lokasi dan jalur evakuasi, dan
kebutuhan pemulihan sarana dan prasarana.
29
5. Sektor Perhubungan, melakukan deteksi dini dan
informasi cuaca/meteorologi dan merencanakan
kebutuhan transportasi dan komunikasi
6. Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral,
merencanakan dan mengendalikan upaya mitigatif di
bidang bencana geologi dan bencana akibat ulah
manusia yang terkait dengan bencana geologi
sebelumnya
7. Sektor Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
merencanakan pengerahan dan pemindahan korban
bencana ke daerah yang aman bencana.
8. Sektor Keuangan, penyiapan anggaran biaya
kegiatan penyelenggaraan penanggulangan bencana
pada masa pra bencana 30
9. Sektor Kehutanan, merencanakan dan
mengendalikan upaya mitigatif khususnya
kebakaran hutan/lahan.
10. Sektor Lingkungan Hidup, merencanakan
dan mengendalikan upaya yang bersifat
preventif, advokasi, dan deteksi dini dalam
pencegahan bencana.
11. Sektor Kelautan merencanakan dan
mengendalikan upaya mitigatif di bidang
bencana tsunami dan abrasi pantai.
31
12. Sektor Lembaga Penelitian dan Pendidikan
Tinggi, melakukan kajian dan penelitian
sebagai bahan untuk merencanakan
penyelenggaraan penanggulangan bencana
pada masa pra bencana, tanggap darurat,
rehabilitasi dan rekonstruksi.
13. TNI/POLRI membantu dalam kegiatan
SAR, dan pengamanan saat darurat
termasuk mengamankan lokasi yang
ditinggalkan karena penghuninya
mengungsi.
32
PERAN DAN POTENSI MASYARAKAT
1. Masyarakat
Masyarakat sebagai pelaku awal penanggulangan
bencana sekaligus korban bencana harus mampu
dalam batasan tertentu menangani bencana sehingga
diharapkan bencana tidak berkembang ke skala yang
lebih besar.
2. Swasta
Peran swasta belum secara optimal diberdayakan.
Peran swasta cukup menonjol pada saat
kejadian bencana yaitu saat pemberian bantuan
darurat. Partisipasi yang lebih luas dari sektor
swasta ini akan sangat berguna bagi peningkatan
ketahanan nasional dalam menghadapi bencana.
33
3. Lembaga Non-Pemerintah
Lembaga-lembaga Non Pemerintah pada
dasarnya memiliki fleksibilitas dan kemampuan
yang memadai dalam upaya penanggulangan
bencana. Dengan koordinasi yang baik
lembaga Non Pemerintah ini akan dapat
memberikan kontribusi dalam upaya
penanggulangan bencana mulai dari tahap
sebelum, pada saat dan pasca bencana.
4. Perguruan Tinggi / Lembaga Penelitian
Penanggulangan bencana dapat efektif dan efisien
jika dilakukan berdasarkan penerapan
ilmupengetahuan dan teknologi yang tepat. Untuk
itu diperlukan kontribusi pemikiran dari para ahli
dari lembaga-lembaga pendidikan dan penelitian.34
5. Media
Media memiliki kemampuan besar untuk membentuk
opini membangun ketahanan masyarakat menghadapi
bencana melalui kecepatan dan ketepatan dalam
memberikan informasi kebencanaan berupa peringatan
dini, kejadian bencana serta upaya penanggulangannya,
serta pendidikan kebencanaan kepada masyarakat.
6. Lembaga Internasional
Pada dasarnya Pemerintah dapat menerima
bantuan dari lembaga internasional, baik pada saat pra
bencana, saat tanggap darurat maupun pasca bencana.
Namun demikian harus mengikuti peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
35
Peran Relawan
pada Saat Tidak Terjadi Bencana
1. Pada saat tidak terjadi bencana, relawan dapat berperan
dalam kegiatan:
a. Pengurangan Risiko Bencana atau mitigasi, antara lain melalui:
Penyelenggaraan pelatihan-pelatihan bersama masyarakat
Penyuluhan kepada masyarakat
Penyediaan informasi untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam rangka pengurangan risiko
bencanaPeningkatan kewaspadaan masyarakat.
b. Pelatihan, antara lain pelatihan dasar/lanjutan manajemen,
pelatihan teknis kebencanaan, geladi dan simulasi bencana
36
A. KESIAPSIAGAAN, ANTARA LAIN MELALUI:
PEMANTAUAN PERKEMBANGAN ANCAMAN DAN KERENTANAN
MASYARAKAT
PENYULUHAN, PELATIHAN, DAN GELADI TENTANG
MEKANISME TANGGAP DARURAT BENCANA
PENYEDIAAN DAN PENYIAPAN BARANG PASOKAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN DASAR
PENYEDIAAN DAN PENYIAPAN BAHAN, BARANG, DAN
PERALATAN UNTUK PEMENUHAN PEMULIHAN PRASARANA DAN
SARANA
PENYIAPAN LOKASI EVAKUASI
B. PERINGATAN DINI, ANTARA LAIN MELALUI PEMASANGAN DAN
PENGUJIAN SISTEM PERINGATAN DINI DI TINGKAT
MASYARAKAT
2. Pada situasi terdapat potensi bencana, relawan dapat berperan
dalam kegiatan:
37
PADA SAAT TANGGAP DARURAT RELAWAN DAPAT MEMBANTU DALAM
KEGIATAN:
1. KAJI CEPAT TERHADAP CAKUPAN WILAYAH YANG TERKENA,
JUMLAH KORBAN DAN KERUSAKAN, KEBUTUHAN SUMBER
DAYA, KETERSEDIAAN SUMBER DAYA SERTA PREDIKSI
PERKEMBANGAN SITUASI KE DEPAN
2. PENCARIAN, PENYELAMATAN DAN EVAKUASI WARGA
MASYARAKAT TERKENA BENCANA
3. PENYEDIAAN DAPUR UMUM
4. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR BERUPA AIR BERSIH,
SANDANG, PANGAN, DAN LAYANAN KESEHATAN TERMASUK
KESEHATAN LINGKUNGAN
5. PENYEDIAAN TEMPAT PENAMPUNGAN/HUNIAN SEMENTARA
Peran Relawanpada Saat Tanggap Darurat
38
6. Perlindungan kepada kelompok rentan dengan
memberikan prioritas pelayanan
7. Perbaikan/pemulihan darurat untuk kelancaran
pasokan kebutuhan dasar kepada korban bencana
8. Penyediaan sistem informasi untuk penanganan
kedaruratan
9. Pendampingan psikososial korban bencana
10. Kegiatan lain terkait sosial, budaya dan keagamaan
11. Kegiatan lain terkait kedaruratan.
39
1. Undang-Undang nomor : 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana.
Undang-uandang tersebut mempunyai makna sebagai berikut :
a. Penanggulangan Bencana merupakan hak sekaligus tanggung jawab
bersama seluruh pemangku kepentingan yang diatur peraturan
dibawahnya.
b. Pemerintah sebagai penanggung jawab Penanggulangan Bencana
dengan peran aktif masyarakat dan lembaga-lembaga usaha
nasional.
c. Perlindungan Masyarakat terhadap Bencana dimulai sejak Pra
Bencana, Pada saat Bencana, Pasca Bencana secara terencana,
terpadu dan terkoordinir.
d. Membangun masyarakat Tangguh dan tahan dalam menghadapi
bencana.
e. Membangun system Penanggulangan Bencana yang handal melalui
kelembagaan yang kuat, pendanaan yang memadahi.
f. Mengintegrasikan penanggulangan bencana dalam setiap rencana
pembangunan.
40
2. Undang Undang Nomor : 23 Tahun 2014 tanggal 30 September 2014
tentang Pemerintahan Daerah bahwa Trantibum dan Perlindungan
masyarakat adalah urusan wajib Pemerintah Daerah sehingga
menjadi standart pelayanan minimal.
3. Permendagri Nomor : 10 Tahun 2010 tentang Penugasan Satuan
Linmas dalam Penanganan Ketentraman, Ketertiban dan Keamanan
Penyelenggaraan Pemilu pada pasal 1 butir 1 yaitu : Satuan Linmas
adalah warga masyarakata yang disiapkan dan dibekalipengetahuan
serta keterampilan untuk melaksanakan kegiatan penanganan
Bencana guna mengurangi dan memperkecil akibat bencana, serta
ikut memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban
Masyarakat kegiatan social kemasyarakatan.
4. Permendagri Nomor : 84 Tahun 2014 tanggal 28 Nopember 2014
tentang Penyelenggaraan Perlindungan Masyarakat
41
Pengertian Satuan Linmas berdasarkan Permendagri nomor : 10 Tahun
2010 memiliki beberapa unsur kata yaitu :
1. Warga masyarakat,
2. Yang disiapkan dan dibekali pengetahuan serta keterampilan,
3. Penanganan bencana dan mengurangi / memperkecil Resiko
Bencana,
4. Ikut memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban
masyarakat,
5. Ikut dalam kegiatan social masyarakat.
42
PENGERTIAN
PERAN ANGGOTA SAT LINMAS DALAM PENAGGULANGAN BENCANA.
1. Pada saat Pra Bencana.
a. Pada saat pra bencana dengan tujuan mengurangi Resiko Bencana
bersifat Preventif meliputi Pencegahan, Mitigasi Penanggulangan
Bencana dan kesiap-siagaan seluruh elemen masyarakat.
b. Anggota LINMAS bisa berperan sebagai salah satu anggota masyarakat
memberi saran, masukan/pertibangan pada masyarakat
dilingkungannya maupun Pemerintah dalam hal ikut dalam
perencanaan pembangunan Desa.
c. Dalam Mitigasi Bencana anggota LINMAS juga berperan aktif sebagai
contoh : Mengingatkan pemilik bangunan/pohon yang sudah berpotensi
akan tumbang /roboh seandainya bencana datang.
d. Melatif diri dan lingkungannya supaya selalu siap dan waspada dalam
menghadapi setiap bencana.
e. Mampu menyampaikan keinginan Pemerintah.
43
2. Pada saat Tanggap Darurat.
a. Membunyikan tanda peringatan/tanda bahaya yang sudah disepakati
masyarakat ( missal : Kentongan/Lonceng dll ).
b. Pengkajian Darurat dengan cepat serta memprioritaskan hal-hal yang
bersifat mendesak dan harus segera ditindak lanjuti, hubungi
Insatansi terkait yang berwenang menangani peristiwa tersebut dan
bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat yang peduli.
c. Rencana kasi penyelamatan jiwa manusia sebagai prioritas
disesuaikan dengan kemampuan peralatan dan Sumber Daya
Manusia yang terlatih kemudian baru harta benda untuk mengurangi
tingkat kerugian.
d. Memberlakukan segala kegiatan dalam keadaan tanggap darurat.
Anggota SATLINMAS harus mampu memberi, menenangkan
warga/korban sambil menunggu perintah dari atasannya. Contoh Pak
Camat/Pak/Bu Lurah.
44
3. Pada saat Pasca Bencana.
Setelah Bencana terjadi dan tanggap darurat telah
berakhir maka fase berikutnya : Rehabilitasi dan
Rekonstruksi dalam hal ini peran anggota SATLINMAS
lebih terkoordinir dengan kewilayahan dalam memberikan
data-data yang otentik dan valid. Data yang valid akan
menjadi dasar aparat kewilayahan dalam member data
kepada Pemerintah yang diatasnya untuk ditindak lanjuti.
45
46
Recommended