View
235
Download
2
Category
Preview:
Citation preview
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
1/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
2/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
3/103
Problem yang dibahas dalam
Filsafat Ilmu Pengetahuan:
Problem Epistemologis tentang ilmu
Problem metafisis (ruang-waktu,asumsi-asumsi, kausalitas Dll.)
Problem metodologis tentang ilmu
Problem logis tentang Ilmu
Problem etis tentang ilmu
Problem estetis tentang Ilmu
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
4/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
5/103
Sumber Pengetahuan (Ted
Hondrich, 1995. 935):
1. Persepsi (Perception).
2. Reason (rasio): Deduction, induction,abduction; dialectic
3. Introspection
4. Sumber lain: Intuition, telepathy,clairfoyance, precognition.
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
6/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
7/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
8/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
9/103
F. Bacon (1561-1626) menyebut filsafat
sebagai the great mother of the sciences
(ibu agung dari ilmu-ilmu)
The queen of all sciences (ratu dari ilmu-
ilmu
Hrndry Sidwick (1839-1900) Scientia
Scientiarum (ilmu dari Ilmu-ilmu)
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
10/103
Pengetahuan prailmiah = commonsense = pengetahuaneksistensial
Filsuf Sophis (yang mempermasalahkan segala sesuatu,mempertanyakan pengetahuan; pendiri epistemologi)
Relativisme (Protagoras): manusia individu ukuransegalanya
Epistemology : episteme (pengetahuan) + logos (teori,ilmu) = pengetahuan sistematis mengenai pengetahuan(Theory of knowledge)
Plato dan Aristoteles menanggapi pandangan para sofis(ada pengetahuan yang tetap dan abadi)
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
11/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
12/103
Teori Kebenaran:
1. T. Korespondensi (the correspondence theory of truth). AristotelesVeritas est adequatio intellectus et rhei
2. T. Konsistensi atau koherensi (the Concistence theory of truth)
3. T. Pragmatis (The Pragmatic theory of truth). Tokoh pragmatisme
Amerika Charles Sander Pierce (1834-1914);m William James(1842-1920); John Dewey (1859-19 ), Kemanfaatan, kegunaan,efekltivitas yang menetukan kebenaran. James Something is trueit is works. Ilmu dilihat sebagai problem solving. Ilmu sebagaiinstrumen(talisme).
4. T. Performatif atau tindak bahasa (John Langshaw Austin (1911-1960)
5. T. Paradigmatis (berdasarkan aturan paradigma yang digunakan)
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
13/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
14/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
15/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
16/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
17/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
18/103
Susunan ilmu pengetahuan (hirarkhi) yang didasarkan atas logika ilmiah menurut
Comte dapat dilukiskan sebagai berikut: (Osbern Richard, 2001: 135).
Tata Logis Tata yang benar-benar di dapat
(kompleksitas)
Matematika 1 6
Astronomi 2 5
Fisika 3 4Kimia 4 3
Biologi 5 2
Sosiologi 6 1
.
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
19/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
20/103
Makna verfikasi adalah:
Satu proposisi hanya berarti bila proposisi itu dapat dibuktikanbenar-salahnya. Misalnya, kalau saya katakan, bahwa , ada tuyuldi dalam kelas, atau Si Ali sakit karena santet, maka pernyataan itudinyatakan tidak ilmiah karena tuyul dan santet itu tidak dapatdiverifikasi (tidak dapat dibuktikan).
Ada bentuk-bentuk kebenaran logis dan bentuk-bentuk kebenaranfaktual. Kebenaran logis dan matematis adalah kebenaran yangsifatnya rasional, sedangkan kebenaran faktual jastifikasinya(pembenarannya) adalah verifikasi fakta yang dapat dilakukan olehorang yang indranya baik (normal).
Kebenaran faktual hanya dapat dibuktikan melalui pengalaman
indrawi (verifikasi). (bandingkan dengan Osborne, 2001; 149). Dari pembahasan di atas dapat dirumuskan asumsi-asumsi yang
terkandung dalam paradigma positivisme itu melalui tabel berikut,(bandingkan dengan Smith, 1998; 76,. Lubis, ):
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
21/103
Asumsi Definisi Implikasi
Naturalisme Positivis mengakui pandangan
bahwa fenomena alam sama
(manusia secara prinsip sama
dengan hewan, dan alam fisis),
karenanya metode ilmu
alam dapat diterapkan pada ilmu
sosial-budaya (unification of
method, kesatuan metode
ilmiah)
Ilmu hanya sosial-budaya bertolak
dari tingkah laku, dan institusi
masyarakat yang
teramati. Dalam cara yang sama
manusia dapat diteliti sebagai proses
kimia atau biologi. Ilmu alam
menjadi model untuk penelitian
sosial-budaya
Fenomenalis
me
Ilmu pengetahuan hanya bersum
ber dari fenomena yang dapat
diamati (fisikalisme), hal yang
abstrak dan metafisik berada di
luar ilmu pengetahuan
Realitas dibatasi pada yang dapat
dilihat diraba, disentuh, didengar dan
dicium saja. Kesadaran, motivasi,
tujuan hidup/kebahagiaan adalah hal
yang subyektif (ada dalam pikiran)
saja.
Nominalisme Konsep universal sebagai
gambaran
murni sulit diterima karena
hanya
didasarkan pada fakta
individual. Konsep adalah suatu
nama/sebutan kebahasa-
an yang disepakati.
Semua konsep dan Ide yang tidak
didasarkan atas pengamatan lang-
sung tidak bermakna. Konsep:
kesadaran, keadilan, jiwa, makna/
tujuan hidup dinyatakan tidak
bermakna
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
22/103
Atomisme Atomisme adalah pendekatan
khusus untuk mendefinisikan
obyek studi. Objek dapat
dipecah dalam bagian-bagian
kecil. Objek merupakan jumlah
total dari komponen atomiknya.
Unit terkecil yang dapat diobservasi
menjadi fokus riset. Dalam
penelitian sosiologi ia bertolak dari
individu;
masyarakat dipandang tidak lain dari
kumpulan individu-individu.
Hukum-
hukum
ilmiah
Tujuan ilmu pengetahuan adalah
nememukan hukum (nomotetis).
Bertolak dari observasi terhadap
fenomena alam dicari
empirical-regularity. Hukum
ilmiah adalah
pernyataan umum yang dapat
menjelaskan keberaturan
pengalaman pada tempat dan
waktu yang berbeda
Pencarian hukum ilmiah diadopsi
oleh
ilmuwan sosial dengan asumsi
keteraturan empiris, misalnya:
merokok menyebabkan kanker
paru-paru. Biasanya dirumuskan:
jika p maka q.
Fakta dan
Nilai
Fakta dan nilai dilihat sebagai
dua hal yang berbeda/terpisah.
Fakta dapat diobservasi, diukur
dan diverifikasi. Nilai-nilai
termasuk penilaian subyektif,
tuntutan tentang apa yang
seharusnya tidak boleh masuk
dalam wilayah ilmu
pengetahuan
Para ahi ilmu sosial-budaya yang
menerima asumsi ini menyatakan
bahwa proposisi ilmiah bebas dari
nilai.
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
23/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
24/103
3. Menjelaskan kenormalan patologi
Ada beberapa situasi yang bersifat kebetulan dan sementara yangbisa mengacaukan keteraturan peristiwa. Kita harus dapatmembedakan situasi normal yang menjadi dasar bagi kesimpulan-kesimpulan teoritis. Dapat kita bendingkan dengan pemikirandengan metode ideal-tipikasl dari Max Weber. Yang riil akan selaluterlihat orisinal dalam kompleksitasnya, akan tetapi bisa pula kitamencari struktur dan ciri khas yang menonjol .
4. Menjelaskan masalah sosial secara sosial.Satu peristiwa sosial tidak hanya dapat dijelaskan melalui keinginanindividual yang sadar namun juga melalui peristiwa atau tindakansosial sebelumnya. Semua tindakan kolektifmemiliki satisugnifikansi dalam sebuah sistem interaksi dan sejarah. Inilah yangdisebut dengan metode fungsionalis.
5. Mempergunakan metode komparatif secara sistematisdemonstrasi sosiologis.
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
25/103
old paradigm (paradigma lama) yang pandangannyaterlalu ekstrem dan mengandung beberapa ciri dan kelemahan antara lain:
menyingkirkan hegemoni agama (Kristen) pada zaman Pertengahandengan menggantinya dengan hegemoni ilmu pengetahuan (PaulFeyerabend, 1975). Reduksi realitas pada fakta yang teramati telahmenyingkirkan dimensi dan perspektif lain, dan memandangmanusia hanya sebagai obyek, pandangan ini tidak dapat
dibenarkan; positivisme telah menciptakan satu model rasionalitas ilmiah(rasionalitas instrumental menurut Habermas) denganmenyingkirkan model rasionalitas lain. Selama tiga dasawarsaterakhir proyek-proyek besar dan kebenaran absolut dan iderasionalisme Pencerahan (modern) mulai berantakan diserang dariberbagai sisi oleh perkembangan fisika kuatum, postrukturalis dandekonstruksionis (tentang postrukturalis & Dekonstruksionis akandibahas secara khusus pada kuliah selanjutnya).
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
26/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
27/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
28/103
Untuk memberikan gambaran lebih lengkap tentang perbedaan antarailmu-ilmu empiris dengan nonempiris dapat dilihat pada tabel berikut:
No Kelompok Ilmu
Subjek-Objek Metode Tujuan
1 IlmuFormal(apriori)
- Obyeknya Dunia III
- Universal- Deduktif- axiomatis - Kepastian
- Universalitas
2 IlmuAlam
- Obyek anorganis- Jarak S-O
- Empiris- Deduktif- Induktif
- Eksplanasi kausal-mekanis
- Prediksi, -Retrodiksi- Nomotetis
3 IlmuHayat
- Obyek organik - Empiris:- Deduktif- Induktif
- Eksplanasi- Fungsional
4 IlmuSosial
- Manusia danMasyarakat
- Empiris- Deduktif
- Induktif- Intuitif- Fenomenologis- Hermeneutis
- Eksplanasi- Kualitatif
- Verstehen
5 IlmuBudaya(termasukCulturalStudiesberkembang tahun
1980-an)
- Manusia danbudaya/ Kar-yanya(Cultur-al studies:Budaya pop,budaya mas-sa,budaya tinggi,buda-ya kulit hi-
tam, budayapinggiran dll).
- Empiris- Fenomenologi, -Hermeneutika, -Semiotika, -Framing, dll.
- Deskripsi,- Retrodiksi- Verstehen- Kualitatif
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
29/103
The Basic Beliefs (metaphysics) of alternative Inquiry Paradigms
Item Positivis
m
Postpositivism Critical Theory et.
al.
Constructivism
Onto
lo-gy
Naive
realism-
Critical realism-
real reality but onlyimperfectly andprobabilis-tically
apprehend-able
Historical realism-
virtual reality shapedby social, political,cultural, economic,
ethnic, and gendervalues
Relativism-local
and specificconstructed realities
Episte-
molo
gy
Dualist,objectivist
; findings
true
Modifieddualist/objectivist,
critical tradition/
community, findingsprobably true
Transactional/sub-jectivist, value-
madiated findings
Transactional/subjectivist; created
findings
Meto
-dolo
gy
Experime
ntal/manipulative,
verification ofhypothesi
s; chieflyquantitati
vemethods
Modified
experimental/ma-nipulative; critical
multiplism;falsification ofhypotheses, may
include qualitativemethods
Dialogic/ dialectical Hermeneutical/
dialectical
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
30/103
Perbedaan doktrin pronaturalis (Paradigma positivisme) dan antinaturalis
(Anti Positivisme) :
Problem Ilmu-ilmu Alam/ Biologi Ilmu Sosial-Humaniora
1 Generalisasi Ya: Uniformitas alam Tidak: Keunikan & heterogenitas
2 Eksperimen Ya: Terkontrol Tidak/sulit dikontrol
3 Kebaruan Statis Dinamis
4 Kompleksitas
Tidak rumit/dapat diisolasi Kompleks/sulit diisolasi
5 Prognosa/
prediksi
Ya Sulit
6 Obyektivitas
Ya Tidak: interaksi subjek-obyek
7 Holisme Tidak (tapi atomistis) Ya (Ganzheit)
8 Interpretasi/Intuisi
Tidak Ya
9 Nominalis-
Esensialis
Nominalis: konsep umum
hanya nama (wakil) fakta-fakta individual
Esensialis: memahami
10
Kuantitatif Ya Tidak ( tapi kualitatif)
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
31/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
32/103
Paradigma metaf is ik, memerankan beberapa fungsi: Untuk menentukan masalah ontologi (realitas, obyek)
yang menjadi fokus atau obyek kajian ilmiah darikomunitas ilmuwan tertentu. Misalnya dalam paradigmaPositivisme dalam sosiologi obyek yang dikaji adalah
fakta sosial Menunjuk pada komunitas ilmuwan tertentu bagaimana
mereka menemukan realitas atau obyek (problemontologi) yang menjadi pusat perhatiannya.
Menunjuk kepada ilmuwan yang berharap untuk
menemukan sesuatu yang sunguh-sungguh ada sesuaidengan pandangan (1) dan (2). (Bandingkan denganRitzer; 2002; 5).
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
33/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
34/103
Paradigma Konstruk; adalah konsepyang paling sempit dari ketiga paradigmayang dikemukakan Masterman. Untuk
menjelaskan paradigma konstruk iamemberikan contoh: pembangunanreaktor nuklir merupakan paradigmakonstruk dalam fisika nuklir, mendirikan
laboratorium menjadi paradigma konstrukbagi psikologi eksperimental(behaviorisme) dan seterusnya.
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
35/103
Pergeseran paradigma ilmiah itu mengandung beberapaunsur/pengertian:
Munculnya cara berpikir baru mengenai masalah masalah baru
Dapat berupa prinsip yang selalu hadir, akan tetapi tidak kitakenal/sadari (bandingkan dengan dimensi yang teka terungkapmenurut Michel Polanyi)
Paradigma baru tidak dapat diterapkan kecuali denganmeningggalkan paradigma lama (prinsip incommonsurab le)
Paradigma baru selalu dihadapi/ditanggapi dengan kecurigaan danpermusuhan (ingat tantangan terhadap Giordano Bruno dan GelileoGalilei sewaktu mereka mengajukan teori heliosentris yangmenggeser teori geosentris yang didukung oleh tokoh-tokoh gereja)
(Smith, Linda & W. Raeper,2000, 247).
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
36/103
Dalam sosiologi menurut George Ritzer setidaknya adatiga paradigma yang bersaing dengan beberapa varianteori yang dipayunginya. Paradigma itu antara lain:
paradigma fakta sosial dengan variannya: a) teorifungsionalisme struktural; b) teori konflik; c) teori sistem;
d) teori siologi makro. Paradigma Definisi sosial dengan varian teori yang
dipayunginya antara lain: a) teori aksi (action thory); b)interaksionisme simbolik (simbolic interactionism); c)fenomenologi (Phenomenology).
Paradigma perilaku sosial yang dikenal juga denganpendekatan behavioris. Varian teorinya adalah, a)Sosilogi tingkah-laku (behavioral sociology); b) teoriexhange atau teori pertukaran Ritzer, 2002).
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
37/103
Skema Revolusi ilmiah Kuhn
(Smith;1998; ):
. Pra paradigma
Paradigma A normal Science
Anomalies Crisis Scientific
Revolution Paradigma B
I H ki k k b h iki K h t l h
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
38/103
Ian Hacking mengemukakan bahwa pemikiran Kuhn telah
menghancurkan beberapa gagasan penting dalam ilmu pengetahuan
(khususnya positivisme), antara lain:
1. Realisme ilmiah: di mana ilmu pengetahuan dianggap sebagai upaya untukmenemukan/menjelaskan suatu dunia nyata, bahwa kebenaran teori adalahsesuai dengan realitas/ obyek apa adanya, dengan demikian teori adalahpencerminan realitas tanpa keterlibatan subjek di dalamnya.
2. Demarkasi, maksudnya ada garis batas yang jelas dan tegas antara teori
ilmiah dengan non-ilmiah atau jenis keperca-yaan lainnya.3. Kumulasi, yang mengandung pengertian bahwa ilmu penge-tahuanberkembang secara kumulatif dan berkembang berdasarkan apa yangsudah diketahui dan berdasarkan paradigma sebelumnya.
4. Pemilahan antara teori dengan observasi, karena tidak ada keterkaitanantara teori/paradigma dengan observasi.
5. Fundasionalisme, karena adanya pandangan bahwa observasi dan
eksperimen merupakan fundasi terpercaya bagi kebenaran hipotesa danteori (karena dapat diverifikasi).
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
39/103
6. Struktur deduktif teori, yakni bahwa pengujian atas teori-teoriberlangsung dengan cara mendeduksi laporan-laporan observasidari postulat-postulat teoretis.
7. Presisi, yakni bahwa konsep-konsep ilmiah memiliki ketepatan danmemiliki makna yang pasti.
8. Penemuan dan pembenaran, yakni bahwa antara kontekspembenaran dan konteks penemuan adalah dua hal yang benar-benar terpisah. Dalam ilmu pengetahuan harus benar-benardipisahkan secara tegas antara dimensi sosial, histo-ris, psikologisdi mana suatu penemuan dilakukan dengan basis logismetodologisyang mengukuhkan kepercayaan pada fakta-fakta yang ditemukan.
9. Kesatuan ilmu pengetahuan, yakni bahwa ilmu pengetahuan
ditegakkan di atas fundasi (bahasa, obyek, metode) yang sama.Paradigma positivisme (metode ilmu alam) menjadi modelterpercaya dan dapat diandalkan bagi semua ilmu pengetahuan(Hacking, 1981: 1-2).
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
40/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
41/103
Critical Theory
Generasi I Teori Kritis menghasilkan karakter Teorisbb :
1. Teori bersifat historis, maksudnya teori didasarkanatas situasi mesyarakat yang kongkrit, lalumelakukan kritik terhadap kondisi masyarakat yang
tidak adil dan tidak manusiawi.2. Teori Kritis bersifat kritis terhadap
pandangan/teorinya sendiri
3. Metode dialektik yang digunakan memunculkankecurigaan terhadap kondisi masyarakat aktual.
4. Teori tidak bersifat kontemplatif tapi bertujuanpraxis, di mana teori mendorong transformasimasyarakat yang hanya mungkin bisa diterapkanmelalui praxis
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
42/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
43/103
Keterkaitan antara pengetahuan dengan Kepentingan:
No Kelompok
Ilmu
Tujuan Kepentingan
1 Empiris
Analitis (Ilmu
alam &
PositivismeIlmu Sosial
Nomotetis (rasio
Instrumental)
Teknis &
Penguasaan,Kontrol
alam/manusia
2 Historis-
Hermeneutis
(Sejarah-ilmu
Humaniora)
Menangkap
makna
Perluasan
Intersubyektivitas,
saling memahami &
Komunikasi
3 Kritis-
Refleksif
(Filsafat,
Psikoanalisa,
K, Ideologi)
Refleksi diri
dan
Lingkungan
kekuasaan
Pencerahan,
Emansipatoris
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
44/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
45/103
Pandangan
PositivismeLogis
Rasionalisme
Kritis
Teori Kritis
Ilmu bebas
nilai
Mendukung ilmu
bebas nilai
Menolak: Pandangan itu
ideologis
dan menyembunyikan
kepentingan yang
ada di dalamnya
Verifikasisebagai
dasar
validitas
ilmiah
Ditolak: Validitasilmiah didasarkan
pada putusan
ilmuwan untuk
menyepakati
dasarnya
Ditolak: Validitas diarahkan oleh rasionalitas-
kepentingan
ilmuwan/manusia
Persoalan
basis (fakta
atomiksebagai basis
pernyataanilmiah)
Konsensus
ilmuwan yang
menentukanbahwa pernyataan
(teori) sesuaidengan realitas
Pengamatan tidak bebas
nilai, Kepentingan untuk
menguasai alam menjadidasar
ilmu-ilmu alam. Hasilpenelitian diarahkan oleh
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
46/103
Teori Ilmiah Teori Kritis1 Tujuan Nomotetis,
Manipulasi dunia
eksternal
Mencerahkan,
Emansiparoris,
menemukan
kepentingan
sejati
masyarakat2 Struktur
kognitif
Mengobyektivasi,
merepresentasikanobyek
Refleksi, teori
merupakanbgn dari obyek
yg
dideskripsikan3 Konfirmasi Empiri &
Verifikasi sbg
Justifikasi
Scr Kognitif
diterima jika
mampu
bertahan oleh
proses
evaluasi; teori
benar-benar
refleksif
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
47/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
48/103
Emancipatory Politics Life Politics
1 Pembebasan kehidupan sosial
dari tradisi dan adat-istiadat
Keputusan keputusan politik yang keluar dari
kebebasan memilih dan kekuasaan generati
(kekuatan sebagai kemampuan transformatif)
2 Pengurangan atau penghapusan
eksploitasi, ketidaksamaan dan
penindasan. Perhatian terhadap
pendistribusian yang divisive
terhadap
kekuasaan.sumberdaya.
Pembentukan bentuk-bentuk kehidupan yang
dapat dibenarkan secara moral akan
mendukung aktualisasi diri dalam konteks
global
3 Kataatan terhadap prinsip-
prinsip keadilan, persamaan,
dan partisipasi
Pengembangan etika tentang bagaimana
kita harus hidup dalam tatanan
postradisional serta terhadap permasalahan
eksistensial
A i E i t l i P kti
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
49/103
Asumsi Epistemologi Praktis
(Pragmatisme):
1. Tidak ada dasar epistemilogi yang pasti bagi
ilmu pengetahuan (antifundasionalisme).
2. Pengetahuan adalah kepingan-kepingan
pengalaman.3. Ilmu pengetahuan adalah konstruksi kognitif
& interaksi yang berkaitan dgn lingkungan.
4. Kebenaran ilmu pengetahuan ditentukan
oleh kegunaan praktisnya.
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
50/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
51/103
Upaya untuk membebaskan diri dari dogmatisme ajaran Marx telahmemunculkan berbagai pandangan baru yang berkembang seperti:
bukan kebutuhan manusia yang menentukan proses produksi melainkankebutuhan itu sendiri diciptakan, agar hasil-hasil produksi bisa laku;perkembangan teknologi ternyata menuruti hukum-hukumnya sendiri danlepas dari kontrol manusia;
kebahagiaan yang ditawarkan industri konsumsi ternyata kebahagiaansemu, karena ternyata membuatnya semakin tergantung pada benda-benda (pemilikan) dan menghilangkan nilai pada dirinya sendiri;
bekerja bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pengembangandiri, akan tetapi merupakan keterpaksaan untuk memenuhi kebutuhan yangdiciptakan;
teknologi modern ternyata bukan memanusiakan manusia akan tetapi
sebaliknya semakin memperbudaknya; kemajuan sarana komunikasi ternyata mengisiolosi manusia dan bukanmeningkatkan interaksi dan komunikasi individu (Magnis. 1992; 169).
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
52/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
53/103
T. Feminis
Ada tiga faktor yang membantu terciptanya gelombangaktivitas feminis akhir-akhir ini antara lain: Berkembangnya pemikiran kritis pada tahun 1960-/1970an.
Kemarahan aktivis perempuan yang terhimpun dalam gerakananti perang, penegakan hak-hak sipil, gerakan mahasiswa yang
hanya bertujuan menentang menentang sikap seksis dan liberaldi dalam gerakan tersebut.
Pengalaman kaum perempuan dalam menghadapi prasangkadan diskriminasi yang mereka alihkan menjadi tuntutan upahdan pendidikan yang lebih tinggi (Ritzer dan Goodman, 2004:
98).
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
54/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
55/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
56/103
Janet Chavetz mengemukakan beberapa unsur yangterdapat dalam teori sosiologi feminis sebagai berikut:
1. Masalah jenis kelamin sentral dalam semua teori
2. Hubungan jenis kelamin tidak dipandang sebagai
masalah3. Hubungan jenis kelamin tidak dipandang sebagai
alamiah dan kekal
4. Kriteria teori sosiologi feminis dapat digunakan untukmenentang, meniadakan atau mengubah suatu statusquo yang merugikan atau merendahkan derajatperempuan (Olenburger & Helen A. Moore, 1996: 45).
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
57/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
58/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
59/103
Richardson dan Taylor menyusun lima metode feminis sebagaimanadikamukakan oleh Judith Cook dan Mary Margaret Fonow sebagai berikut:
1. Memperkenalkan tentang adanya pengaruh gender (male biased)ketimpangangender dalam semua kegiatan sosial manusia.
2. Menyingkapkan bagaimana hubungan gender dengan system lain yangmempengaruhi perbedaan seperti: ras, kelas sosial, etnis, umur dan lain sebagainya.
Ada pengalaman dan harapan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan antarakelas, ras kulit putih dengan kulit hitam dan berwarna.
3. Meningkatkan dan menyebarkan kesadaran (conciuosness rising) yang diyakinidapat membantu memperkecil atau menghilangkan ketidak adilan/penindasanterhadap kaum perempuan.
4. Memikirkan dan mengubah pandangan dualisme antara si peneliti dengan obyekyang diteliti dengan pandangan yang dialogis, partisipatif. Karena tuntutuanobtektivitas ilmiah ternyata membuat hubungan yang tidak sejajar (tidak adil). Dialog
dan sikap kritis diperlukan untuk memahami perspektif, pengalaman dan harapankaum perempaun.
5. Menekankan perlunya pemberdayaan dan transformasi yang secara tidak langsungtelah menimbulkan berbagai kritik.
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
60/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
61/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
62/103
Table 1. 2 Interpretive Paradigms (Denzin & Yvonna, 1998; 27):
Paradigm/Theory Kriteria Bentuk teori Tipe Narasi
Positivist/postpo
sitivist
Internal, validitas
eksternal
Logical-deductive,
ilmiah, grounded
(teori dari dasar)
Laporan ilmiah
Konstruktivis Keterpercayaan,
ckredibilitas, dapat
ditransfer,
konfirmabilitas
Formal-substantif Interpretasi, studi
kasus, ethnografik,
fiksi
Feminist Lokal, pengalaman
hidup, dialok,
Kepedulian,akuntabilitas, ras, klas,
gender,
reflesivitas, praxis,
perasaan, didasarkan
fakta nyata
Kritis, standpoint Essei, historis, .
tulisan
eksperimentasi
Ethnic Afrosentris,
pengalaman hidup,
dialog, keprihatinan,
akuntabilitas, ras,
klass,gender
Standpoint, kritis,
historis
Essei, cerita, drama
Marxist Teori emansipatoris,
dapat difalsifikasi,
dialogis, ras, klas,
gender
historis-kultural,
economis
Historis, ekonomis,
analisis sosial-
budaya
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
63/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
64/103
Pengertian Modernitas
Menurut G. Simmel, Weber : modernitas adalah
proses yang melahirkan negara industri
kapitalis modern. Modernitas merangkum
pengertian yang sistem sosial, ekonomi, politikyang muncul di Barat sejak abad 18.
Posmodernitas berarti yang muncul setelah
modernitas (kebudayaan posmodern yng
muncul setelah kebudayaan modern).Posmodern bisa juga disebut sebagai cara
berpikir baru.
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
65/103
modernisasi
Modernisasi proses perubahan sosial-
ekonomi (budaya) yg diakibatkan
perkembangan ilmu pengetahuan &
teknologi (industrialisasi) Posmodernisme adalah gerakan
kebudayaan kapitalis lanjut(late capitalism,
postindustrial, consumer society, trans-national capitalism).
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
66/103
Dalam perspektif Cultural Studies, politik budaya feminis dapat
dibagi secara luas setidaknya dalam lima kategori yang bersaing:1. Politik liberal dan feminis liberal yang menekankan pentingnya
persamaan dan kesmpatan dalam bidangbidang seperti:pekerjaan, akses pendidikan, perawatan anak. Dalam pandanganini menekjankan individualitras perempuan tanpa berfokus padaperbedaan mereka dengan kaum laki-laki.
2. Politik budaya yang terpusat pada perempuan, dipihak lainmemusatkan perhatian pada perspektif yang mengistemewakankaum perempuan. Keanekaragaman politik budaya kaumperempuan ditujukan sebagai upaya menulis ulang sejatrahperempuan dari perspektif mereka
3. Feminis Marxis melihat gender sebagai fenomena budaya.Perbedaan dalam praktek kebudayaan tidak dilihat sebagai tandaadanya perbedaan esensial antara kedua jenis kelamin tersebut.Perbedaan gender dilihat sebagai bagaimana perbedaan itubermanfaat bagi kapitalisme.
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
67/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
68/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
69/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
70/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
71/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
72/103
6 Francois
Lyotard
Abad informasi, Menolak
universalitas & grand-
narrative, little/mini-narrative
7 Jacques Derrida Menolak metafisika
kehadiran, Menolak
Logosentrisme, dekonstruksi
8 Michel Foucault Kuasa dan kebenaran,
episteme, diskursus,
9 Roland Barthes Semiotics, Ideologi,
10 Richard Rorty Antifundasionalis, menolak
teori cermin, kontigensi
11 Jean Budrillard Simulacra, hyperreality,
Menurut teoritisi sosial postmodern era postmodern
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
73/103
ditandai oleh beberapa hal berikut:
1. Globalitas: Bangsa-bangsa dan wilayah semakin terhubung satusama lain sehingga mengaburkan perberdaan antara wilayah danbangsa dan wilayah maju (Dunia Pertama) dengan bangsa danwilayah terbelakang (Dunia Ketiga). Dengan Era informasi tidakada satu Negara atau wilayah pun di dunia yang dapat mengurungdiri dalam batas geografisnya.
2. Lokalitas: kecendrungan global berdampak langsung padalingkungan lokal, sehingga memungkinkan kita untuk memahamidinamika global dengan mempelajari manifestasi lokal. Dalampemikiran posmodernis dimensi local dan global merupakan dua halyang berjalan beriringan , karena itu sering juga disebut globalparadoks. Dari satu sisi era informasi cendrung menghilangkan hal-hal yang bersifat lokal, akan tetapi di sis lain memungkinkan hal-hal
yang bersihat local itu memasuki wilayah nasional dan gobal.Contoh jelas paradoks ini dapat kita lihat bagaimana TV selama duapuluh empat jam menyuguhkan masalah global, akan tetapi juga TVlokal menyiarkan masalah dan budaya lokal ke dunia internasional.
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
74/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
75/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
76/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
77/103
10. Lahirnya Gerakan sosial baru: akhir-akhir inibermunculan berbagai gerakan akar rumput yangmendorong berbagai perubahan sosial progresif, sepertigerakan perempuan, gerakan perempuan kulit hitam,gerakan anti kolonialisme, gerakan lingkungan hidup,
gerakan kaun lesbian, gay dan lain-lain.Gerakan ini tidakselalu tepat dengan analisis oposisi biner atau analisishitam-putih, namun yang jelas gerakan ini menuntutperubahan sosial baru, menuntut penghargaan padaperbedaan etnis, budaya, agama dan lain-lain. Gerakansosial baru ini sangat berkembang dalam kajianmultikuturalisme.
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
78/103
11. Kritik terhadap narasi besar: Lyotard mengemukakan bahwa pada erapostmodern kepercayaan pada penjelasan makro atau cerita besar/ cerita.agung sejarah seperti diungkapkan oleh Marx, dilektika Roh model Hegel,kemajuan yang dipercayai oleh modernitas sudah tidak relevan lagi.Posmodernitas lebih mempercayai pada polivokalitas, keanekaragamandaripada keseragaman, mengharagai perbedaan, dan interpersonal..Posmodern menolak bentuk pemikiran yang monodimensional yang
otoritarian. Posmodern menurut Lyotard lebih menekankan danmempercayai narasi kecil tentang masalah sosial, cerita tentang masalahkehidupanm dan perjuangan pada tingkat budaya, etnis, bahasa yangbersifat lokal.
12. Otherness (ke-liyan-an) : Pemikir postmodernis memberikan ruang danpenghargaan pada kelompok yang selama ini terpinggirkan(termarjinalkan). Penghargaan pada kel;ompok atau suara yang
terpinggirkan selama ini, berkaitan erat dengan munculnya gerakan danperjuangan hak-hak sipil serta penghargaan pada multikutural(isme) akhir-akhir ini.
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
79/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
80/103
Barry Smart dalam, Postmodernity(1993) membedakan
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
81/103
y , y ( )
tiga pendirian yang berbeda dikalangan postmodernis:
1. Tipe Moderat: Postmodern(isme) sebagai lanjutanmodern(isme). Kekurangan pada modernisme dicobaatasi oleh postmodernisme . Tokohnya J. Habermas,Daniel Bell (postindustrial Society)
2. Postmodernis ekstrem/Radikal: ada keterputusan antaramasyarakat/pemikiran modern dengan postmodern.Tokoh yang termasuk ini: Francios Lyotard, Jeanbaudrillard, M. Foucault, J. Derrida, Gilles Deleuze, FelixQuattari, Richard Rorty
3. Modern dan Posmodern sebagai pilihan dalammelihat/menjelaskan masalah social-budaya
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
82/103
Ciri Filsafat Posmodern
1. Berubah dari ilmu pengetahuan universal(metanarasi, grandnarrative) ke narasi yangbersifat lokal mini/little narative)
2. Menolak rasionalitas yg universal. Rasionalitas
selalu dikondisikan dalam narasi partikular,tradisi, dan intitusi dan praksis tertentu
3.Posmodern menolak kesatuan, totalisasi, danskema universal dengan merayakan pluralitas,perbedaan, fragmentasi, dan kompleksitas
4. Menolak individu yg otonom dan rasionalitas ygtransenden. Individu senantiasa terkait denganlingkungan budaya, bahasa, sejarah
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
83/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
84/103
Ciri Kebudayaan Posmodern (Zygmunt Bauman, 1992) :
1. Pluralistis2. Berjalan di atas perubahan yg konstan
3. Kurang dlm otoritas universal
4. Hieterarkhis & Permainan
5. Merujuk pada Polivalensi penafsiran
6. Dominasi media & Pesan-pesannya
7. Anti esensialis (semua tanda-tanda)
8. Didominasi pemirsa, pembaca
Bauman membedakan Tipe Intelektual modern (legislator) & Tipe
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
85/103
Bauman membedakan Tipe Intelektual modern (legislator) & Tipe
postmodern (Interpreter)
Tipe Legislator:1. Memiliki kewenangan mengatasi perbedaan
2. Pendapat legislator benar & mengikat
3. Otoritas karane ilmu yg lebih unggul
4. Ilmuwan memiliki akses yg lebih baik pd ilmu
5. Ilmuwan pemilik kolektif atas pengetahuan yg dihasilkan6. Ilmu dianggap berhubungan langsung dg perbaikan sosial
7. Ilmuwan tdk terikat dgn tradisi lokal serta menjastifikasinya.
8. Ilmuwan melakukan kontrol thdp aturan & aplikasi ilmu
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
86/103
Tipe Interpreter:
1. Interpreter menafsirkan ide-ide dlm komunitas2. Interpreter tidak berorientasi mencari ide terbaik, tujuannya utk
memfasilitasi komunikasi bebas antar komunitas
3. Interpreter berusaha mencegah distorsi dlm komunikasi
4. Interpreter perlu pemahaman yg dalam & luas
5. Interpreter perlu menjaga keseimbangan antar tradisi yg
berlawanan
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
87/103
Perbedaan modern dgn
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
88/103
g
Posmodern
No MODERN POSMODERN
1 Narasi Besar Narasi Kecil
2 Obyektivisme Naturalisme
3 Pemusatan (centring) Tersebar,lokalitas,perbedaan,the other
4 Monisme Pluralisme,multivokal
5 Mataerialisme Semiosis, interpretatif
6 Dunia Cetak Elektronik
7 Mekanistik Nonmekanistik
8 Linear Nonlinear
9 Deterministik Nondeterministik
10 Mekanika Newton Mekanika kuantum
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
89/103
Perbedaan modern dgn posmodern (Eduardo P Schetti dalam
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
90/103
Perbedaan modern dgn posmodern (Eduardo P. Schetti dalam
Kuper, Adam & Jessica Kuper, 1996, 653) :
No Modernity Postmodernity
1 Scintific knowledge
(pengetahuan ilmiah)
Wisdom (kearifan, pengetahuan cultural)
2 Grand-theory (teori besar,
metanarasi)
Relative cultural corpuses (teori-teori
kecil, kesatuan cultural kecil)
3 Universalism
(universalisme)
Particularism (paticulturalisme
4 Mono-vokality
(monovikalitas)
Poly-vocality (polivokalitas)
5 Symbolic meaning (Makna
simbolik)
Simulacra (simulacra, citraan)
6 Coherence (koherensi) Fragmentation (fragmentasi)
7 Holism (holisme,
keseluruhan)
Pastiche ( rangkaian potongan-potongan)
8 History Histories (sejarah, sejarah, keragaman)
9 Rational ego (ego rasional) Libidinal self ( hasrat, keinginan)
10 Intelectual (intelektual) Tactile
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
91/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
92/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
93/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
94/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
95/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
96/103
Pengantar Ke PemikiranPosmodernis: Lyotard
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
97/103
Posmodernis: Lyotard
Gagasan Teori Kritis:
Pada Teori kritis sudah dikemukakan kritik tokohnya pada ilmu pengetahuan &Kebudayaan modern.
Max Horkheimer & Theodor Adorno, Dialectic of Enlightenment(1944) mengkritikdorongan untuk menguasai alam dan dominasi kapitalisme lanjut adalah satu bentukfasisme barbar dan irasional. Teori kritis sudah tidak mempercayai Narasi modern.
Melalui buku itu Habermas membedakan:
a) tindakan instrumental & strategis: tujuannya keberhasilan dlm relasinya denganlingkungan (fisik-sosial)
B) tindakan komunikatif: tujuan bukan kepentingan ehois, tapi untuk mendapatkansaling pemahaman
Habermas melalui teori komunikatifnya mengusulkan untuk menggantikansubyektivitas & rasionalitas yang monologis dengan konsep yang dialogis
Habermas sudah mengemukakan tentang keberagaman rasionalitas & diskursus.
Tanpa terjebak pada relativisme/skeptisisme dgn asumsi: rasionalitas komunikatifkarena pencapaian kesepahaman tanpa tekanan diantara subyek yang bertemu &bertindak. (Habermas masih mempercayai keunggulan rasionalitas- Neonitszchean
justru melihat kekurangannya).
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
98/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
99/103
Jean Francois Lyotard (1924
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
100/103
Jean Francois Lyotard (1924-
Lahir di Versailles tahun 1924- Belajar Filsafat dan sastra di Sorbonne
Ia dipengaruhi oleh Kant , Husserl (buku pertamanya Laphenomenologie (1954)
Ia pernah mengajar di Algeria, pengalaman inimembuatnya menjadi seorang ilmuwan & politisi ygradikal. Skembalinya di Prancis ia bergabung dengankelompok Socialisne ou Barbarie (kiri dan anti perang. Iamengritik dan menyatakan Marxisme tidak lagi memadai.
Tahun 1966 Ia keluar dari Socialisme ou Barbarie Ia menjadi dosen di Universitas Nanterre dan aktif
terlibat dlm gerakan mahasiswa 1968 dan politik oposisi
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
101/103
Tahun 1971 ia menyelesaikan DisertasinyaDiscourse Figure dan ia diangkat menjadi
profesor filsafat di Vincennes University.
Karyanya:1. Discours Figure (1971)
2. Derive a partirr de Marx et Freud (1973),
3. Des dispositifs pulsionels (1973)
4. Economic Libidinale (1974)
5. The Postmodern Condition
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
102/103
7/23/2019 filsafat-ilmu-lengkap.ppt
103/103
2. Pemberian hak istimewa pada hal-hal yang bersifat lokal danvernakuler (daerah), ini diterjemahkan sebagai seorangdemokrat dan populis yang menghancurkan hierarkhi simbolikdi kalangan akademisi dan intelektual serta seni (perbedaanseni tinggi dan populer).
3. Peralihan dari bentuk upaya diskursif ke arah bentuk budaya
figural yang tampak dalam penekanan dan imaji visual danbukan kata-kata, proses primer ego dan bukan prosessekunder, apresiasi dengan cara membenamkan/ melibatkandiri dan bukan dengan cara mengambil jarak dari penontonyang tidak memihak (Lash, 1988),
4. Aspek ini ditangkap sebagai fase budaya dangkalposmodern
(Jameson, 1984).
Recommended