View
84
Download
2
Category
Preview:
Citation preview
KASUS HEMOGLOBIN
Anggota :
MASAYU (08061181320025 )
MEITHA IMINIAR (08061381320011)
RULLI GUSNITA (08061281320007)
SHELA ANGGRAINI (08061181320013)
WIDYA WULANDARI (08061281320019)
PENGERTIAN HEMOGLOBIN
Hemoglobin adalah suatu kompleks protein yang ditemukan pada sel darah merah, terdiri dari Fe (besi/Irron) dan bertindak sebagai agen yang membawa molekul O2 dalam darah pada manusia maupun hewan. Hemoglobin menjemput O2 di paru-paru dan menyalurkannya ke jaringan,dimana tiap sel pada jaringan membutuhkan suplai oksigen untuk aktifitasnya.
STRUKTUR
STRUKTUR HEME
HEMOGLOBIN
Hemoglobin campuran heme dan globin.
Heme : Atom besi (Fe3+) yang terikat pada porfirin
Globin : Protein globular di mana heme-atom besi tertanam bahan kimia yang
utama yang mengikat oksigen.
Jenis umum dari hemoglobin terdiri dari dua subunit:
a. Dua subunit alpha (α) b. Dua subunit beta (β)
STRUKTUR HEMOGLOBIN
Terdiri rantai globin alpha dari 141 asam amino rantai beta globin merupakan 146 asam mino.
Kedua protein globin memiliki struktur tersier dan sekunder yang sama memiliki 8 segmen heliks masing-masing.
Setiap rantai globin terdiri dari 1 Hemme molekul yang terdiri dari cincin porfirin yang mengandung 4 molekul pirol dihubungkan bersama siklis bersama dengan ligan ion besi yang terikat pada pusat.
FUNGSI HEMOGLOBIN
Menurut Depkes RI adapun fungsi hemoglobin antara lain:
1. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan- jaringan tubuh.
2. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh jaringan- jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.
3. Membawa CO2 dari jarinngan- jaringan tubuh
sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk di buang
FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI KADAR HEMOGLOBIN
Kecukupan Besi dalam Tubuh Metabolisme Besi dalam Tubuh
JENIS MUTASI HEMOGLOBIN
Mutasi ini secara luas dibagi kedalam 2 garis umum.
a. Merusak atau mengganggu produksi protein subunit globin α atau β (thalassemia)
b. Memproduksi struktur protein globin yang abnormal (kelainan Hb/ Hb Variant)
1. THALASEMIA
Akibat dari ketidakseimbangan pembuatan rantai asam amino yang membentuk hemoglobin yang dikandung oleh sel darah merah.Ketidakseimbangan dalam rantai protein globin alfa dan beta, yang diperlukan dalam pembentukan hemoglobin, disebabkan oleh sebuah gen cacat yang diturunkan. Untuk menderita penyakit ini, seseorang harus memiliki 2 gen dari kedua orang tuanya. Jika hanya 1 gen yang diturunkan, maka orang tersebut hanya menjadi pembawa tetapi tidak menunjukkan gejala-gejala dari penyakit ini.
2 jenis yang utama adalah Alfa-thalassemia (melibatkan rantai alfa)Beta-thalassemia (melibatkan rantai beta).
THALASEMIA Α
bila mengalami penurunan atau tidak memiliki sintesis globulin α.
Gen globulin α terletak pada kromoson 16 sedangkan
globulin
KLASIFIKASI THALLASEMIA Α
a. Silent Carrier State
Gangguan pada 1 rantai globin alfa. Keadaan ini tidak timbul gejala sama sekali atau sedikit kelainan berupa sel darah merah yang tampak lebih pucat.
b. Alfa Thalasemia Trait
Gangguan pada 2 rantai globin alpha. Penderita mengalami anemia ringan dengan sel darah merah hipokrom dan mikrositer, dapat menjadi carrier
c. Hb H Disease
Gangguan pada 3 rantai globin alfa. Penderita dapat bervariasi mulai tidak ada gejala sama sekali, hingga anemia yang berat yang disertai dengan perbesaran limpa.
d. Alfa Thalassemia Mayor
Gangguan pada 4 rantai globin alpha. Thalasemia tipe ini
merupakan kondisi yang paling berbahaya pada thalassemia tipe
alfa. Kondisi ini tidak terdapat rantai globin yang dibentuk sehingga
tidak ada HbA atau HbF yang diproduksi.
THALLASEMIA Β
Thalasemia beta terjadi jika terdapat mutasi pada satu atau dua rantai globin beta yang ada.
KLASIFIKASI THALASEMIA Β
a. Beta Thalasemia Trait. Memiliki satu gen normal dan satu gen yang bermutasi. Penderita mengalami anemia ringan yang ditandai
dengan sel darah merah yang mengecil (mikrositer).
b. Thalasemia Intermedia. Kondisi ini kedua gen mengalami mutasi tetapi masih
bisa produksi sedikit rantai beta globin. Penderita mengalami anemia yang derajatnya
tergantung dari derajat mutasi gen yang terjadi.
c. Thalasemia Mayor. Kondisi ini kedua gen mengalami mutasi sehingga tidak
dapat memproduksi rantai beta globin.
DIAGNOSIS THALASEMIA
Keluhan umumnya muncul pada usia 6 bulan Dilakukan pemeriksaan fisis yang meliputi bentuk muka
mongoloid (facies Cooley), ikterus, gangguan pertumbuhan, splenomegali dan hepatomegali.
Pemeriksaan penunjang laboratorium yang dilakukan meliputi : Hb bisa sampai 2-3 g%, gambaran morfologi eritrosit ditemukan mikrositik hipokromik, sel target, anisositosis berat dengan makroovalositosis, mikrosferosit, polikromasi, basophilic stippling, benda Howell-Jolly, poikilositosis dan sel target.
Pemeriksaan khusus : Hb F meningkat 20%-90%, elektroforesis
TERAPI THALASEMIA
Sampai saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan thalasemia secara total
1. Pengobatan terhadap penyakit
Tranfusi darah, splenektomi, induksi sintesa rantai globin, transplantasi sumsum tulang dan terapi gen.
2. Komplikasi
Mencegah kelebihan dan penimbunan besi, pemberian kalsium, asam folat, imunisasi.
TERAPI THALLASEMIA
Pemberian vitamin C 100-250 mg/hari untuk meningkatkan ekskresi besi dan hanya diberikan pada saat kelasi besi saja.
Vitamin E 200-400 IU/hari untuk 12 memperpanjang umur sel darah merah.
2. HB VARIANT (KELAINAN HB)
Sebagian besar terdiri dari mutasi salah pembacaan kode genetik sehingga membuat salah pengekspresian asam amino yang menyebabkan terjadi pergantian asam amino pada protein globin, menghasilkan suatu yang tidak normal yang disebut dengan kelainan Hb tetramer. Secara tidak biasa, Hb yang mengalami kelainan berhubungan dengan penghilangan, banyak asam amino yang terganti, mutasi pada kodon stop (terlalu cepat atau terlewat) dan kesalahan pada proses pascatranslasi
UNSTABLE VARIANTS (KELAINAN BENTUK TIDAK STABIL)
Kelainan jenis ini diketahui merupakan cacat Heinz body hemolytic anemia bawaan dari lahir. Mutasi merubah sedikit langkah pada proses pembentukan globin, yaitu pelipatan (Folding) pada subunit, interaksi heme, dimerisasi atau tetramerisasi dapat mengurangi kesetabilan hemoglobin. Bunn dan Forget, memberikan informasi mengenai ketidakstabilan pada penyakit HbS (sicle cell): pergantian asam amino pada kotak heme, gangguan pada struktur sekunder, pergantian bagian hidrofobik pada sub unit, penghilangan asam amino dan elongasi pada sub unit .
KELAINAN HEMOGLOBIN
HEMOGLOBIN KOLN
kelompok hemoglobin varian yang disebabkan oleh mutasi pada rantai globin beta
Terjadi pergantian residu valin dengan metionin pada posisi kodon 98,
menyebabkan ketidakstabilan hemoglobin
Kasus : Hemoglobin koln dengan defisiensi besi
Pasien : Anak usia 3 tahun Diagnosis : Anemia Hasil pemeriksaan darah : - Kadar Hb : 10,0 g/Dl -Jumlah eritrosit : 6,37 x 106 /µl -V.eritrosit rerata : 54,2 fl - Kandungan Hb eritrosit rerata : 15,7 pg - Retikulosit : 700/µl dengan immature
reticulocyte (IRF) 17.7% (normal: 1.4-14.6%) dan Ret-He 24.2 pg (normal: > 25 pg).
Adanya Hemoglobin Koln pada pasien dibuktikan dengan temuan fraksi Hemoglobin Koln dan bite cells.
Hemoglobin Koln mempunyai afinitas tinggi terhadap oksigen menyebabkan hipoksia jaringan sehingga memicu produksi eritrosit dan menyebabkan terjadi eritrositosis.
Kadar besi serum, TIBC, dan saturasi transferin adalah 26 μg/dL, 440 μg/dL dan 5.9%, menunjukkan adanya defisiensi besi
Retikulositopenia dengan IRF tinggi menunjukkan adanya eritropoiesis inefektif yang umum ditemukan pada anemia defisiensi besi.
PATOGENESIS HEMOGLOBIN KOLN
subsitusi rantai globin beta berupa pergantian valin dengan metionin
pada kodon 98
gangguan ikatan heme dan globin
hemoglobin teroksidasi menjadi methemoglobin
heme (Fe3+)
Heinz bodies
globin
dipirol
bite cell
bilirubin
Urine gelap kehitaman
GEJALA KLINIS
Anemia hemolitik yang ditandai dengan : Ikterus episodik, Urin berwarna gelap kehitaman, Splenomegali Keadaan ini dapat dipicu oleh adanya infeksi
dan pemberian obat yang bersifat oksidatif seperti sulfonamida, piridium dan antimalaria.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
HEMATOLOGI Pemeriksaan terhadap Nilai eritrosit rerata
(NER) NER normal (-) Defisiensi besi NER menurun (+) Defisiensi besi akibat
hemoglobinuri
&hemosiderinuria
Kimia Pemeriksaan terhadap adanya hemolisis intravaskular
(+) jika : kadar haptoglobin serum dan hemopeksin serum serta hemosiderinuria dan hemoglobinuria menurun
Kimia1. Kadar bilirubin serum (terutama bilirubin
indirek) dan laktat dehidrogenase dapat meningkat.
2. Gejala adanya hemolisis intravaskular dapat ditemukan, seperti penurunan kadar haptoglobin serum dan hemopeksin serum serta hemosiderinuria dan hemoglobinuria.
3. Tekanan oksigen bisa menurun karena afinitas terhadap oksigen meningkat.
PEMERIKSAAN KHUSUS
Tes Denaturasi Panas untuk menilai ketidakstabilan
hemoglobin cara : Hemolisat + buffer (Tris-HCl buffer)
diinkubasi (500 C)di waterbath selama 120 menit. periksa tabung dimenit ke 60, 90 dan 120 untuk melihat adanya presipitasi.
Tes stabilitas Isopropanol Untuk menilai ketidakstabilan
hemoglobinCara : Menginkubasi campuran hemolisat yang
dibuat dari darah EDTA segar dan larutan
isopropanol 17% (37°C) selama 30 menit.
Periksa tabung pada menit ke-5, 20 dan 30 untuk melihat adanya presipitasi dan flokulasi
C. UJI HEINZ BODIESUntuk melihat adanya heinz bodies yang
berasal dari denaturasi dan presipitasi dari hemoglobin unstable dari inkubasi lama.
Cara :Hb diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam,
lalu dibuat sediaan hapus untuk melihat adanya heinz bodies
Elektroforesis HemoglobinUntuk mendiagnosis Hemoglobin unstable Positif jika ditemukan pola pita kecil antara Hb
A dan Hb A2
Analisis DNA Positif jika ditemukan mutasi pada rantai globin beta, berupa substitusi valin dengan metionin pada kodon 98
HASIL
Pemeriksaan hematologi didapatkan a.Anemia mikrostik hipokrom b.Anisopoikilositosis dengan bite sel c. Sel pensil d. Peningkatan eritrosit dan
retikulositopenia dengan peningkatan IRF serta
penurunan Ret-He. e. Nilai besi serum dan saturasi transferin
m e menurun dengan peningkatan TIBC
Pemeriksaan hemoglobin: Didapatkan fraksi Hemoglobin Koln
Recommended