View
229
Download
8
Category
Preview:
Citation preview
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN
TINGKAT STRES ORANGTUA DARI ANAK AUTIS
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi salah satu syarat
Memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Program Psikologi
Oleh:
Agustin Tri Susilowati
NIM : 019114031
FAKULTAS PSIKOLOGI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Skripsi ini saya persembahkan untuk
Bapak, Ibu, Kakakku Unyil & Noi,
Adikku Thonkie & Wenny, dan seluruh
anak istimewa yaitu anak-anak Autis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
”Akan lebih menarik apabila salah melakukan sesuatu ketimbang selalu
benar-kesalahan membuatmu mencari lebih jauh, dan belajar lebih
banyak”
-haward buten-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
Samubarang kabeh katitahake endah ing wayah kang wus kapesthekake,
mlah atine padha kaparingan kalenggahan, nanging manungsa ora biasa
nyumurupi pakaryaning Allah wiwit-wiwitan nganti wekasan
-Kohelet 3: 11-
Mulane aja padha sumelang ing bab dina sesuk, amarga dina sesuk iku
kadunungan kasusahan dhewe, kasusahan sadina, wus cukup kanggo
sadina ((
-mateus 6:34-.
Padha bungaha sajroning pengarep-arep, disabar sajroning karupekan,
dimantep anggomu ndedonga! ((
-Rum 12:12-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memeuat karya atau bagian karya orang laian, kecuali yang telah disebut dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 Januari 2007
Penulis
Agustin Tri Susilowati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Agustin Tri Susilowati (2006). Hubungan antara Dukungan Sosial dan Tingkat Stres Orangtua dari Anak Autis. Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini adalah penelitian korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dukungan sosial dan tingkat stres orangtua dari anak autis. Penelitian ini menggunakan 2 skala yaitu Skala Dukungan Sosial SDS) dan Skala Tingkat Stres (STS) yang masing-masing terdiri dari 50 item. Pengujian validitas alat ukur menggunakan profesional judgement dan uji reliabilitasnya dengan Alpha Cronbach. Koefisien reliabilitas Skala Dukungan Sosial (SDS) sebesar 0,970 dan Skala Tingkat Stres (STS) sebesar 0,962.
Metode pengambilan sampel penelitian adalah purpose sampling. Sampel diambil sebanyak 50 subyek yang berasal dari orangtua anak autis dimana anaknya sekolah di SLB Citra Mulia Mandiri atau SLB Negeri 1 Wonosari.
Uji hipotesis penelitian ini menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dengan program SPSS versi 12.0 for windows. Hasil uji hipotesis diperoleh koefisien korelasi -0,607. Hipotesis penelitian ini diterima dan signifikan. Nilai negatif koefisien korelasi menunjukkan hubungan negatif. Jadi, ada hubungan negatif antara dukungan sosial dan tingkat stres orangtua anak autis. Semakin tinggi dukungan sosial yang diterima, maka semakin rendah tingkat stres yang dirasakan dan sebaliknya. Kata kunci: Dukungan sosial, tingkat stres, dan orangtua anak Autis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Agustin Tri Susilowati (2006). The Relationship between Social Supports and the Stress Level from Parents of Children with Autisms. Faculty of Psychology Sanata Dharma University.
This research is a correlation research, which has purpose to know whether there is a relation between social supports and stress level from parents of children with autisms or not. This research using 2 scales those are: Social Supports Scale and the Stress Level scale, which each of scale has 50 items. Validation test scale use professional judgment and the reliability test with Alpha Cronbach. The Reliability of Social Supports Scale is 0, 970 and the Stress Level scale is 0, 962.
This research using purpose sampling method. There were 50 subjects who are parents of children with autisms that are studying in SLB Citra Mulia Mandiri or SLB Negeri 1 Wonosari.
Hypothesis test this research using correlation technique Person Product Moment with SPSS version 12.0 program for windows. Hypothesis test resulted -0,607 for correlation coefficient. Hypothesis of this research was accepted and significantly. The negative score in this correlation showed that there is a negative relationship between social supports and stress level from parents of children with autisms. The higher social supports will be, the lower stress level will be, or on its contrary. The keywords are: social supports, stress level, and parents of children with autisms.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat
dan karunia serta pertolonganNya yang telah diberikan, sehingga penyusunan
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baiak.
Selama penyusunan skripsi ini penulis telah menerima banyak masukkan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena ini pada kesempatan ini penulis
mengucapakan banyak terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini:
1. Ibu ML. Anantasari, S.Psi. M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberi bimbingan dan petunjuk dari awal hingga terselesainya skripsi ini.
2. Ibu A. Tanti Arini, S.Psi dan bapak C. Wijoyo Adinugroho, S.Psi sekalu dosen
penguji skripsi yang telah membantu saya untuk lebih memahami hasil
penelitian saya.
3. Bapak Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si selaku dekan fakultas Psikologi yang
telah mengizinkan penelitian ini berlangsung.
4. Direktur & Pengurus Diklat RSJD Soejarwadi Klaten yang telah mengizinkan
mengadakan ujicoba alat tes. Bu Eko, Bu Harmi (bimbingannya), Bapak
Wayan, Bu Anik, Bu Ulfa, Bapak Muchlis, Bapak Haryono, Bu Santi & Bu
Pras Terimakasi atas keramahan dan informasinya.
5. Ibu Maryani, Bapak Eko & PakDhe, Bu Ninis dan seluruh Staf pengajar,
Bapak Samidi terimakasih atas dukungan dan partisipasinya. Orangtua anak
autis yang telah berpartisipasi dan membantu saya mengenal lebih jauh
tentang anak autis. Mama Ilham, Mama & Mapa Josua, Mama Mario, Mama
Aji, Mama Putri, Papa e Rian dan seluruh orangtua yang gak bisa aku sebut
satu persatu. Anak-anak istimewa yang tak kan pernah kulupakan: Roy (kamu
ramah sekali), puput, Sarah, Henry, Josua, Ilham, Aji, Mario, Wira, Antonie
(makasi pelukannya), Bagas, Rian, & Jefri.
6. Bu Eni & Staf pengajar SLB Citra Mulia Mandiri Yogyakarta.. Terimakasih
sudah diizinkan untuk melakukan penelitian, keramahan, dan informasinya.
Seluruh orangtua yang berperanserta dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Bu Tri, Bu Susi, Bu Prita dan seluruh Guru SLB Negeri 1 Wonosari…..
Terimakasih sudah diizinkan untuk melakukan penelitian, keramahan, dan
informasinya. Mama Ihsan makasih informasinya. Seluruh orangtua yang
berperanserta dalam penelitian ini.
8. My family: Bapak&Ibu Terimakasih atas segala pengorbanan yang diberikan
kepadaku. Terimakasih atas limpahan kasih sayang yang telah membentukku
menjadi sekarang ini I love you…….. saudara-saudaraku yang cantik dan
cakep: mb. Sulis (Unyil), mb. Tina (Nokieman), Caturrrrrr (Thonkiecie) dan
adik kecilku yang tlah hilang Wenny (Kucrut) I love u all.
9. Sikung (alm) & Mbah Uti terimakasi atas doa-danya dan wejangannya. Bu’D
Sri, P’D Mul, P’D Hanono & Bu’D Tegal, P’D Haryadi & Bu’D Warni, Om
Agus & Bulik Dayan, Lik Hesti & Lik Mardi, Lik Titik & Lik Tamir, Lik
Doso & mb Yayuk (he..he..he.. akhirnya aku bisa, matur nuwun gih). Buat
sepupu-sepuku yang cantik & cakep (Trah Sastro):mb Siwi & Joko Gedek, mb
Nunuk & m’ Agung “Jumingun ‘, m’ Joko “Jokek” & mb Nur, m’Nungku
“Nungkek” & mb Nana, mb Yayan & m’ Eko “Lemot”, m’Caryo “Kngacir”
& mb Melta, m’Wida, m’Rio “Kasino”, Rian, Gayuh “Momo”, Rut
“Gondut”, Fredi “Kompret”, Beta “Kobet” (makasi ya dah nganter-nganter
aku kemana-mana), Ida “Idut”, Adi “Tison” (Alm.), Wisnu “Nonot”, Ari “
Olive” dan Dwi ”Klinting”. (he…he..he.. kalian tu berharga banget buat
hidupku dan sumber inspirasiku. I love u all). Keponakanku yang cuakep dan
cuantik: Praz “Manthuk”, Ian “Ichunk”, Arin “G. Ampel”, Fanny “G.
Tegal”, Mirecle “Etel gretel” & Ngacir Jr. Bravo Trah Sastro Suyono…Sing
rukun ya.. (he..he..he..).
10. Dnee & MASlow (makasi ya dah menemani aku di saat suka & duka). Dyna
pembimbing spiritualku yang selalu mendoakanku disetiap waktu. Dewi (aneh
ya wi kita kok bisa ketemu lagi), Evi (inget ma taruhan kita yang dulu ye…),
Nining (kapan kita bisa diskusi lagi). Ita & Elis (akhirnya aku bisa nyusul
kalian he..he..he..).
11. Temen-temen kos: Ci Anol, mb. Dewi, Yanti & m’Doni, mb. Hebi, mb. Tutik
& dedeknya, mb icha, Tiwi, Wiwin, mb Tutik& mb Utri, mb. Pipit, mb Sari &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
mb Een, mb Yanti &Tutik, mb Lia. Makasi dah ngisi hari-hariku di Yogya….
Fajar (makasi dukungan & informasinya). Otir (makasi dah nganter ke SLB
ya).
12. M’Muji (kenapa kalo ketemu ngledek trus. But makasi dah bri semangat dari
ledekannya), m’Doni terimakasih dah mo photokopiin bahanku yang seabrek.
m’ Gandung & mb. Nanik makasi banyak ya. Special buat p’ gie, makasih ya
atas keramahnya dan bantuanya.
13. Teman-teman KKN: Anita “Nyit-nyit”, Dessy “Gapuro”, Ilko “Ilce”,
Ngadiono “Ngat-ngat”, Uun “Paman Dolit”, & Maria “Putri Balsem”.
He…he…he.. akhirnya aku bisa nyusul kalian…
14. Anak-anak kelas A: Eli, Etik, Farah (yang telah mau menemani belu ketika mo
ujian makasie ya). Tias (bogor), Sisca, Sapti, Rani, Dewi, Yuni, Nopek, Lina,
Wilis, Nina, Silva, Anas, Lala, Dedy, Tyo, Adi, Kris, Eko, Kobo, Pati, Jule,
Vera, Agus, Fedriyan, Andre, Diana, Tari, Vinda, Nana, Selly, Ela, Mansya,
Via, Uul, Anita, Chintia, Tias, Awan, Ariska, Bayu, Tejo, Debby, Nuke,
Yayak, Hastin, Lintang, Merlin, & Ita. (Maaf kalo ada yang kelewatan)
Makasi dukungan dan saya sangat menikmati perjuangan kita dulu. Teman-
teman beda kelas: Icha, Rani, Ninik, Iin, Lia, Anes, mb Ajeng, Dhini, dan
lain-lain. Pokoknya yang kenal sama Belu Berarti itu temanku he....he...he...
15. Teman-temen Gerejaku: Ika, Endah, m’ Aan & mb Sari, m Aga, m Wawan,
Noel, Bom-Bom, Fafan, Lia, m’Ujup & mb Lia, Adit, Adit Puguh & Bagus,
Ijub, Fajar, Adi, Anggun, Lukas, Natalia, Gama dll. Abiz banyak banget.
Temen Komselku: Kak Ina, Vera, Kak Lisbet, & Ci Dessy. Terimakasi doa-
doanya.
16. Pihak SMP Kristen 1 Klaten yang telah memberi saya kelonggaran untuk
menyelesaikan kuliah saya dan yang telah mendukung saya.
17. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat
saya sebutkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul……………………………………………………………….. i
Halaman Persetujuan Pembimbing................................................................... ii
Halaman Pengesahan.………………………………………………………... iii
Halaman Persembahan..................................................................................... iv
Halaman Moto.................................................................................................. v
Pernyataan Keaslian Karya.............................................................................. vii
Abstrak............................................................................................................. viii
Abstract............................................................................................................ ix
Kata Pengantar................................................................................................. x
Daftar Isi.......................................................................................................... xiii
Daftar Gambar............................................................................................... xvi
Daftar Tabel ................................................................................................. xvii
Daftar Lampiran........................................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang...……………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah.……………………………………………….…. 6
C. Tujuan Penelitian.…………………………………………….…….. 6
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………... 6
BAB II. LANDASAN TEORI………………………………………………. 9
A. Stres………………………………………………………………….. 9
1. Pengertian Stres…………………………………………………. 9
2. Indikator Stres ……………………………………….………….. 11
3. Penilaian Kognitif terhadap Stres …………...…………………. 14
4. Sumber Stres ……………………………………………….…... 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
B. Orangtua…………………………………………………………….. 17
1. Pengertian Orangtua……………………………………………. 17
2. Penyesuaian Diri Orangtua……………………………………... 17
C. Autis………………………………………………………………… 21
1. Pengertian Autis………………………………………………… 21
2. Penyebab Autis…………………………………………………. 22
3. Kriteria Autis………………………………………………....... 24
D. Faktor Penyebab Stres Orangtua dari Anak Autis…….…......……… 25
E. Dukungan Sosial…………………………………………………….. 31
1. Pengertian Dukungan Sosial……………………………………. 31
2. Aspek Dukungan Sosial ……………………………………….... 32
3. Sumber Dukungan Sosial …………………………………….... 33
4. Manfaat Dukungan Sosial ………..……………………………. 34
F. Dukungan Sosial dan Tingkat Stres Orangtua dari Anak Autis……... 34
G. Hipotesis…...………………………………………………………… 38
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN…………………………………… 41
A. Jenis Penelitian………………………………………………………. 41
B. Variabel Penelitian…………………………………………………... 41
C. Subyek Penelitian dan Pengambilan………………………………… 42
D. Definisi Operasional…………………………………......................... 42
1. Dukungan Sosial…...……………………………......................... 43
2. Stres….…................…………………………….......................... 44
E. Metode Pengumpulan Data……………………….…......................... 45
1. Dukungan Sosial…...……………………………......................... 45
a Penyusunan Butir Pernyataan…...………..…......................... 45
b Pemberi Skor…..……………………………......................... 46
2. Tingkat Stres…..……...…………………………......................... 47
a Penyusunan Butir Pernyataan………………......................... 47
b Pemberi Skor…..……………………………......................... 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas…..…………………………...... 49
1. Uji Validitas…..…………………………………......................... 49
2. Uji Analisa Data…..………………….…………......................... 50
3. Uji Reliabilitas…..………………………………......................... 50
G. Metode Analisis Data…..……………………………......................... 51
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…..……………...... 53
A. Persiapan Penelitian…..……………………………........................... 53
1. Perizinan…..………………………………….…......................... 53
2. Pelaksanaan Uji Coba Penelitian…..……..…………………....... 53
3. Skala Dukungan Sosial…..……………………............................ 54
4. Skala Tingkat Stres…..…….……………………......................... 55
B. Pelaksanaan Penelitian…..…..………………………......................... 57
C. Hasil Penelitian…..…………………………….................................. 57
1. Uji Asumsi…..……………………………................................... 57
a Uji Normalitas…..…………..………………......................... 57
b Uji Linearitas…..……………………………......................... 58
2. Uji Hipotesis…..…………………………………........................ 59
D. Pembahasan…..…………………………………...…......................... 60
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN…..……………………………........ 66
A. Kesimpulan…..……………………………........................................ 66
B. Saran…..……………………………................................................... 67
Daftar Pustaka…..…………………………………...………......................... 69
LAMPIRAN…..……………………………................................................... 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Alur Pemikiran Penelitian.............................................. 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Blue Print Sebelum Uji Coba Skala Dukungan Sosial...................... 46
Tabel 2. Spesifikasi item Skala Dukungan Sosial Sebelum Uji Coba............. 46
Tabel 3. Penskoran Item Favorabel dan Unfavorabel …..………................... 47
Tabel 4. Blue Print Sebelum Uji Coba Skala Tingkat Stres…………............ 48
Tabel 5. Spesifikasi item Skala Tingkat Stres Sebelum Uji Coba ….............. 48
Tabel 6. Penskoran Item Favorabel dan Unfavorabel.……………................. 49
Tabel 7. Nomor-Nomor Item yang Sahih dan Gugur Skala Dukungan Sosial 54
Tabel 8. Blue Print Skala Dukungan Sosial (Setelah Uji Coba)....….............. 55
Tabel 9. Nomor-Nomor Item yang Sahih dan Gugur Skala Tingkat Stres...... 55
Tabel 10. Blue Print Skala Tingkat Stres (Setelah Uji Coba)....….................. 56
Tabel 11. Rangkuman Hasil Uji Normalitas …..…………....…..................... 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Skala Uji Coba..………….………………………………........................ 74
2. Data Uji Coba…..…...……………………….…………......................... 83
3. Uji Beda dan Reliabilitas Item…..…..…………………......................... 114
a. Uji Beda dan Reliabilitas Item Skala Dukungan Sosial…..……….. 115
b. Uji Beda dan Reliabilitas Item Skala Dukungan Sosial……..…….. 123
4. Skala Penelitian…..……………………...…………............................... 132
5. Data Penelitian…..……………………………………........................... 140
6. Uji Asumsi…..…………………………..…………............................... 162
a. Uji Normalitas…..…………………………….................................. 163
b. Uji Linearitas…..………………………………............................... 164
7. Uji Hipotesis…..……………………………........................................... 165
8. Perizinan…..………………………….………………............................ 167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orangtua pasti bahagia bila anak mereka lahir dengan selamat, sehat
tanpa kekurangan apapun. Mereka mengharapkan anaknya berkembang
sempurna, akan tetapi tidak semua dapat berkembang sempurna. Ada anak-anak
yang mengalami gangguan perkembangan, salah satunya autis.
Istilah autis diperkenalkan oleh seorang Psikolog Austria, yang bernama
Leo Kanner pada tahun 1943 (Attwood, 2005). Autis merupakan
ketidakmampuan berinteraksi dengan orang lain, mengalami gangguan berbahasa
yang ditunjukan dengan penguasaan yang tertunda, ecolalia, mutism, pembalikan
kalimat, aktivitas bermain yang repetitif dan stereotipik, rute ingatan kuat dan
keinginan obsetif untuk mempertahankan keteraturan dalam lingkungan. Autis
digolongkan dalam gangguan pervasif atau Pervasive Developmental Disorders
(Safaria, 2005).
Autis memiliki ciri-ciri seperti berikut ini: menghindari kontak mata, tidak
suka dipeluk, mengisolasi diri, tidak menyukai suara tertentu, menyukai kegiatan
yang rutin dan bila terjadi perubahan sedikit akan membuatnya merasa gelisah,
cemas dan tantrum. Anak menyukai gerakan yang ritmik, seperti berputar,
melompat, flapping, melihat benda yang berputar dan lain-lain, serta mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
ganguan dalam bahasa, mereka tidak mampu memahami arti bahasa verbal
maupun nonverbal (Coleman & Broen, 1997).
Orangtua kadang kurang peka dengan gangguan perkembangan ini.
Mereka menganggap gangguan ini sebagai keterlambatan perkembangan biasa.
Namun, ketika perkembangan anak tidak menunjukkan kemajuan bahkan
mengalami kemunduran mereka baru sadar bahwa anaknya mengalami gangguan
dalam perkembangan. Orangtua melakukan banyak pemeriksaan pada anaknya
(Danuadmaja, 2003).
Orangtua mengalami syok bercampur perasaan sedih, takut, kuatir, cemas,
dan marah ketika mendengar hasil pemeriksaan yang menyatakan anaknya
mengalami gangguan autis. Perasaan tidak percaya bahwa anaknya mengalami
autis kadang-kadang menyebabkan orangtua mencari dokter lain untuk
menyangkal diagnosa dokter terdahulu, bahkan sampai berulang kali berganti
dokter. Mereka dihadapkan pada fakta yang objektif dari beberapa sumber.
Mereka merasa terpukul dan terpaksa menerima kepahitan yang menimpa
anaknya. Bagaimana tidak, jika anak yang mereka sangat cintai menderita
gangguan yang menyebabkan tidak berkembang secara kognitif, emosi, dan sosial
seperti anak-anak yang lain (Safaria, 2005).
Reaksi emosional orangtua yang muncul ketika pertama kali mengetahui
anak memiliki gangguan autis adalah hal yang wajar. Setiap orangtua yang
menghadapi diagnosis autis bagi anaknya pasti menunjukkan reaksi emosi yang
kuat, karena ini merupakan persoalan yang sangat sulit bagi orangtua dan terpaksa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
harus diterima. Bila orangtua tidak memahami dan menyadari emosi-emosi dalam
dirinya, akan membuat mereka tidak mampu mengendalikan reaksi emosinya.
Mereka terjebak dalam lingkaran gejolak emosi-emosi, sehingga mereka
mengalami banyak dampak negatif, baik fisik maupun psikologis. Mereka
mengalami depresi, kecemasan, kekuatiran, perasaan putus asa, atau stres yang
dapat menimbulkan pengaruh secara fisik dengan memunculkan penyakit stres
seperti maag, migran, stroke, lesu, dan letih (Safaria, 2005).
Puspita (2005) mengutarakan hal yang sama tentang kondisi psikologis
dari orangtua dari anak autis. Setiap orangtua mengalami proses yang sangat sulit
untuk dapat menerima kenyataan. Banyak orang yang sebelum sampai pada tahap
penerimaan diri mengalami ketidak berdayaan, depresi, dan sering berkembang
menjadi stres berkepanjangan ataupun sakit secara fisik.
Proses penerimaan diri orangtua membutuhkan waktu yang relatif lama,
bahkan dapat berlangsung bertahun-tahun. Orangtua mengalami jatuh bangun
untuk menyelesaikan tiap-tiap tahap. Mereka merasakan perasaan yang tidak
menyenangkan sehingga mereka sering merasa sangat lelah dan stres. Penelitian
ini menggunakan subjek orangtua yang memiliki masa pendampingan terhadap
anaknya antara 1 sampai 6 tahun, sebab orangtua masuk pada fase awal dari
penerimaan diri. Orangtua dipenuhi perasaan cemas, takut, kecewa, marah, sedih,
gelisah, merasa bersalah, dan perasaan negatif lain yang campur aduk. Perasaan
negatif yang campur aduk membuat mereka terkena stres.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Sarafino (dalam Smet, 1994) berpendapat stres adalah suatu kondisi hasil
transaksi antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan persepsi antara
tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber-sumber daya sistem
biologis, psikologis dan sosial dari seseorang.
Dampak dari stres dapat dikurangi dengan cara menciptakan lingkungan
yang mendukung. Dukungan dari keluarga dan teman akan menciptakan suasana
yang menyenangkan. Dukungan sosial menurut Johson dan Johson (dalam Taifur,
2003) adalah keberadaan orang lain yang dapat diandalkan untuk dimintai
bantuan, dorongan, dan penerimaan apabila individu mengalami kesulitan atau
masalah.
Dukungan sosial sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan individu,
mengingat individu adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan satu sama
lain. Kurang atau tidak tersedianya dukungan sosial akan menjadi individu merasa
tidak berharga dan terisolasi. Keadaan tersebut memungkinkan terjadinya
berbagai masalah dalam kehidupan. Sebaliknya dukungan sosial akan memberi
pengalaman pada individu bahwa dirinya dicintai, dihargai, dan diperhatikan
(Neizel, dkk, 1998).
Dukungan sosial terdiri dari dukungan emosi, instrumental, informatif
dan penghargaan/penilaian (Smet, 1994). Dukungan sosial dari lingkungan di
sekitar akan memberi pengaruh positif bagi diri individu. Sarason (dalam Taifur,
2003) menemukan bahwa individu yang memiliki dukungan sosial tinggi akan
memiliki harga diri yang tinggi dan konsep diri yang baik, sehingga mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
memiliki pandangan yang optimis terhadap kehidupan. Dukungan sosial dapat
meningkatkan kepercayaan diri (Balimulia, 2003) dan kepuasan hidup
(Tavipamartiwi, 2002). Potensi di atas sangat dibutuhkan oleh individu
menghadapi kondisi yang stressful.
Taylor (dalam Smet, 1994) menyatakan bahwa tingkat stres dapat
mempengaruhi kondisi kesehatan. Orang yang tingkat stres tinggi memiliki
kemungkinan mengalami ganguan fisik maupun psikologis, sedang dukungan
sosial memiliki hubungan secara tidak langsung dengan tingkat stres. Adanya
dukungan sosial dapat membantu orangtua menghadapi persoalan, sehingga
memberi pengaruh positif dengan kondisi kesehatannya.
Penelitian ini memilih dukungan sosial sebagai variabel bebas karena
peneliti ingin membuktikan dukungan sosial masih berfungsi bagi orangtua anak
autis dalam menghadapi stressor. Orangtua anak autis mengalami masalah yang
terlalu berat dan sering membuat mereka menjadi stres, sehingga dukungan sosial
belum tentu cukup membantu mereka dalam mengatasi stres.
Penelitian ini menggunakan subjek orangtua anak autis, karena mereka
sangat rentan terkena stres. Stres dapat disebabkan oleh masalah-masalah mereka
yang belum terselesaikan dan masalah-masalah baru, sehingga mereka
membutuhkan dukungan sosial dari orang disekitarnya untuk menopang mereka
dalam mengatasi masalah. Dukungan sosial sebagai faktor eksternal dapat
membantu mereka untuk bertahan hidup dalam dunia yang penuh dengan
problematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Stres dapat mempengaruhi kondisi kesehatan orangtua anak autis.
Orangtua yang tingkat stresnya tinggi memiliki kemungkinan terkena penyakit
fisik maupun psikis. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi diri
sendiri maupun anak autis, karena anak autis sangat membutuhkan perhatian dan
energi yang ekstra. Perhatian yang ekstra ini hanya terjadi bila orangtua memiliki
kondisi yang prima. Permasalahan di atas menunjukkan pentingnya dilakukan
penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara dukungan sosial dan tingkat stres
orangtua dari anak autis.
B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang di atas, peneliti membuat rumusan masalah penelitian
sebagai berikut: Adakah hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat stres
orangtua dari anak autis?
C. Tujuan Penelitian.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
dukungan sosial dan tingkat stres orangtua dari anak autis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah wacana yang terkait dengan ilmu psikologi, yang berfokus
pada pembahasan tentang dukungan sosial dan tingkat stres orangtua dari
anak autis.
b. Penelitian ini seyogyanya dapat digunakan sebagai literatur dalam
pelaksanaan penelitian yang relevan di masa yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Penulis dapat mengetahui hubungan antara dukungan sosial dan
tingkat stres orangtua dari anak autis.
b. Bagi orangtua dari anak autis.
Jika penelitian ini terbukti, diharapkan dapat meningkatkan
kesadaran orangtua dari anak autis untuk saling mendukung sehingga
dapat membantu mengurangi tekanan yang dihadapi dan mencari
pemecahan masalahnya.
c. Bagi masyarakat
Jika penelitian ini terbukti, diharapkan kesadaran masyarakat
untuk memberi dukungan sosial kepada orangtua dari anak autis
meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Stres
1. Pengertian stres
Stres adalah situasi yang menuntut seseorang di luar batas kemampuannya
untuk beradaptasi (Handoyo, 2001). Pendapat senada disampaikan oleh Robbins
(2003) stres adalah kondisi dinamik yang didalamnya individu dikonfrontasikan
dengan suatu peluang, kendala (constraints) atau tuntutan (demands) yang terkait
dengan apa yang sangat diinginkan hasilnya, dan dipersepsikan sebagai tidak pasti
dan penting. Halonen dan Santrock (1999) menyatakan stres merupakan respon
individu terhadap keadaan atau kejadian yang mengancam (stressor) dan
menganggu kemampuan koping.
Sarafino (1997) mendefinisikan stres menurut 3 sudut pandang antara lain
sebagai berikut:
a. Stres sebagai stimulus
Individu melihat dalam referensi orang terhadap sumber atau
penyebab kegelisahan dan tekanan sebagai kejadian atau keadaan yang
menyebabkan stres. Keadaan atau kejadian yang membuat kita merasa
terancam atau terganggu, sehingga menghasilkan perasaan tertekan disebut
stressor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
b. Stres sebagai respon
Sarafino memfokuskan pada reaksi terhadap stressor. Individu secara
cepat akan merespon stimulus yang diterimanya. Respon yang dihasilkan
dapat berupa fisik, seperti: jantung berdebar, mulut kering, perut mual,
berkeringat, maupun psikologi berupa perilaku, kognitif, dan emosional.
Cannon dalam teori Fight or flight menyatakan bahwa tubuh
melakukan reaksi untuk melawan tekanan yang berbahaya. Tubuh secara
cepat terangsang dan termotivasi melalui sistem saraf simpatik dan endorin,
sehingga individu selalu merespon setiap stimulus yang diterimanya. Respon
dapat berupa menghindar (flight) atau menghadapi (fight) (Sarafino, 1997).
Pendapat senada disampaikan oleh Selye tahun 1936 (dalam Sarafino,
1997) menyatakan bahwa oragnisme dihadapkan stressor akan mendorong
dirinya sendiri untuk melakukan tindakan. Usaha diatur oleh kelenjar
adrenalin yang akan mengaktifkan sistem saraf simpatik. Selye membagi 3
tahap yang disebut General Adaption System (GAS), yaitu: (1) Tahap reaksi
alarm (alarm reaction) merupakan upaya mempersiapkan diri untuk melawan
stres. (2) Tahap resisten (resistance reaction) merupakan tahap tubuh
melakukan penyesuaian pada keadaan yang menimbulkan stres. (3) Tahap
kelelahan (exhoustion reaction) terjadi ketika tubuh sudah tidak mampu lagi
untuk memberi respon dalam melawan keadaan stres (Sarafino, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Jadi dapat disimpulkan stres merupakan reaksi individu terhadap
stimulus yang mengancam. Respon yang dilakukan disebut dengan
ketegangan (strain).
c. Stres sebagai transaksi
Stres adalah hubungan antara individu dengan lingkungan yang
merupakan kelanjutan dari interaksi dan penyesuaian diri. Stres tidak hanya
stimulus atau respon, namun sebuah proses yang mana individu sebagi agen
aktif yang dapat mempengaruhi dampak dari stressor terhadap perilaku,
kognitif, dan emosional.
Sarafino (1997) menyimpulkan bahwa stres merupakan suatu kondisi hasil
transaksi orang atau lingkungan membawa individu merasa ketidaksesuaian-nyata
atau tidak-dengan tuntutan dari situasi dan sumber daya biologis, psikologi atau
sistem sosial.
Pengertian stres yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu keadaan
yang menuntut dan membebani individu baik secara fisiologis maupun psikologis
yang menimbulkan tegangan, sehingga membuat individu berusaha untuk
mengatasi.
2. Indikator stres
Indikator stres menurut Robbins (2003) adalah sebagai berikut.
a. Fisiologis yang berupa sakit kepala, tekanan darah naik, sakit liver.
b. Psikologis yang berupa gelisah, depresi penurunan kepuasan.
c. Perilaku yang berupa produktifitas, perpindahan, tidak hadir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Cox (dalam Handoyo, 2001; Gibson, 1984) mengemukakan indikator stres
adalah sebagai berikut.
a. Fisiologis yaitu menyebabkan gangguan pada kesehatan fisik yang berupa
penyakit yang sudah diderita sebelumnya atau memicu timbulnya penyakit
tertentu.
b. Kognitif yaitu ketidakmampu mengambil keputusan, kurang kosentrasi dan
peka terhadap ancaman.
c. Perilaku yaitu peningkatan konsumsi alkohol dan rokok, tidak nafsu
makan/makan berlebihan, penyalahgunaan obat-obatan, menurun semangat
untuk berolahraga yang berakibat pada pola diet dan timbulnya beberapa
penyakit. Stres dapat meningkatkan intensitas kecelakaan baik di rumah, di
tempat kerja, dan di jalan.
d. Psikologi yaitu kegelisahan, kelesuan, kebosanan, depresi, kelelahan,
kekecewaan, kehilangan kesabaran, harga diri yang rendah dan agresi.
Sarafino (1997) memecahan gejala psikologi menjadi lebih spesifik lagi
menjadi gejala emosional. Ia membagi 4 tanda individu mengalami stres
antaralain sebagai berikut:
a. Fisiologis yaitu detak jantung dan pernafasan rata-rata meningkat dengan
segera, gemetar terutama pada kaki dan tangan. migran, sakit kepala, pegal di
leher, darah tinggi, gangguan makan dan kebiasaan tidur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
b. Emosional yaitu marah-marah, sedih, cemas, phobia, depresi, tidak bahagia,
mood (suasana hati) yang buruk, putus asa, tampak lesu dan pasif, konsep diri
rendah serta suka menyalahkan diri.
c. Kognitif yaitu ganguan dalam pola berpikir.
d. Interpersonal yaitu sikap permusuhan, menarik diri, tidak ramah, mudah
tersinggung, acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan menurun, mudah
mengingkari janji, senag mencari kesalahan orang lain, menutup diri, agresif,
dan tidak peka terhadap lingkungan sekitar.
Jadi, dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
indikator stres yaitu sebagai berikut:
a. Fisiologis berupa sakit kepala, migran, detak jantung meningkat, tekanan
darah naik, pucat, pernafasan rata-rata meningkat (terengah-engah), gemetar
pada kaki dan tangan, berkeringat, pegal pada leher dan punggung, insomnia,
lelah, dan gangguan pencernaan.
b. Emosional berupa gelisah, cemas, kuatir, kecewa, panik, bosan, lesu, marah,
sedih, mood (suasana hati) yang buruk, depresi, putus asa, tidak sabar,
menyalahkan diri, dan rendah diri.
c. Kognitif berupa gangguan dalam pola berpikir, susah kosentrasi, terfokus
pada satu hal saja sehingga susah diajak berpikir yang lain, mudah lupa, pola
berpikir yang kaku, dan tidak mampu mengambil keputusan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
d. Perilaku berupa peningkatan konsumsi alkohol, rokok, obat-obatan, tidak
nafsu makan, makan berlebihan, menarik diri, penurunan semangat olahraga,
sukar tidur, banyak tidur, malas, dan penurunan produktifitas.
e. Interpersonal berupa sikap permusuhan, menarik diri, tidak ramah, mudah
tersinggung, acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan menurun, mudah
mengingkari janji, senag mencari kesalahan orang lain, menutup diri, agresif,
dan tidak peka terhadap lingkungan sekitar.
3. Penilaian kognitif terhadap stres
Penilaian terhadap stres terjadi pada proses kognitif dari individu,
biasanya disebut sebagai penilaian kognitif (appraisal cognitive). Penilaian
kognitif (appraisal cognitive) merupakan transaksi yang menggeneralisasikan dari
kondisi stres yang meliputi penafsiran. Penilaian kognitif (appraisal cognitive)
mengandung 2 unsur penting yaitu tuntutan yang mengancam dan sumberdaya
yang ada untuk menghadapi tuntutan (Sarafino, 1997).
Penilaian kognitif (appraisal cognitive) terdiri dari 2 jenis penilaian yaitu
penilaian awal (primary appraisal) dan penilaian sekunder (secondary appraisal).
Penilaian awal (primary appraisal) terjadi ketika individu menghadapi
lingkungan baru atau berubah. Proses ini merupakan proses individu memberi arti
kejadian atau situasi tersebut. Situasi atau kejadian mungkin memiliki efek yang
positif atau netral ataupun negatif. Situasi yang memberi efek positif disebut
eustress sedang yang bersifat negatif disebut distres. Setelah penilaian awal
terhadap hal-hal yang memiliki potensi terjadi stres, penilaian sekunder
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
(secondary appraisal) dilakukan. Penilaian sekunder (secondary appraisal)
merupakan penafsiran/pengukuran terhadap kemampuan koping dan sumber-
sumbernya, serta apakah mereka akan dapat/tidak menghadapi kerusakan,
ancaman, dan tantangan terhadap kejadian (Taylor, 1999).
Sarafino (1997) menyatakan penilaian kognitif sangat dipengaruhi oleh
dua faktor yaitu faktor personal dan situasi. Faktor personal dapat berupa
kemampuan intelektualitas, motivasi, kepribadian, dan konsep diri. Sedang, faktor
situasi berupa tuntutan, masa transisi, ambigusitas, terkontrol, dan desirability.
Penilaian di atas mempengaruhi individu dalam menghadapi stressor.
Individu memiliki banyak cara dalam merespon stres meliputi fisiologis, kognitif,
emosional dan perilaku. Perbedaan respon individu dalam menghadapi stres
tergantung dari pengalaman, usia, jenis kelamin, pendidikan, latar belakang etnik,
tingkat sosial ekonomi dan status perkawinan dari individu tersebut (Perimutter,
dkk, 1992).
Penilaian kognitif memberi pengaruh sangat besar pada diri individu,
karena penilaian tersebut secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
kondisi psikologisnya.
4. Sumber stres
Keadaan atau situasi yang dapat menjadi sumber stres disebut stressor.
Rice (1992) menggolongkan macam stressor sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
a. Stressor individu merupakan sumber stres yang berasal dari faktor internal,
seperti kepribadian, sikap terhadap stres, dan faktor kognitif (penilaian
terhadap stres).
b. Stressor interpersonal adalah sumber stres yang berhubungan dengan proses
interaksi dengan orang lain. Proses ini akan menimbulkan masalah yang
menyebabkan terjadi ketegangan secara fisik, sehingga memicu sekresi
hormon stres dalam tubuh, seperti adrenalin, noradrenalin, dan cortisol.
c. Stressor sosial merupakan sumber stres yang berasal dari kehidupan sosial,
seperti perubahan sosial yang cepat, kepadatan penduduk, kepadatan
pemukiman, keramaian, kemacetan, pertikaian antara kelompok masyarakat,
kerusuhan, kenaikan biaya hidup, tingkat kriminalitas yang tinggi, dan sebagai
kaum minoritas.
d. Stressor lingkungan fisik merupakan sumber stres yang disebabkan oleh
kondisi lingkungan fisik disekitar individu. Stressor ini sering dialami oleh
individu, sehingga mereka mampu beradaptasi dan melakukan koping stres.
Stressor ini, seperti bencana alam, banjir, cuaca, temperatur, kecepatan angin,
kebisingan, polusi, dan bencana yang berasal dari teknologi.
e. Stressor organisasi merupakan sumber stres terjadi pada setting khusus yaitu
organisasi atau perusahaan. Jenis stressor yang timbul dapat bersifat struktural
maupun kultural, seperti stres pada pekerjaan, jadwal kerja padat, struktur
tugas berat, kebijakan perusahan yang negatif, dan budaya organisasi yang
destruktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
B. Orangtua
1. Pengertian orangtua
Arti kata orangtua dalam kamus Psikologi dan Psikoanalitik karya
Haracebenglish (1958) adalah organisme yang menghasilkan keturunan atau ayah
dan ibu. Sedang dari Kamus Bahasa Indonesia karya Salim (1991) mendifinisikan
orangtua sebagai ayah dan ibu kandung.
Utama (Nafaola, 2004; Kartono, 1992) berpendapat orangtua adalah
seorang pria dan wanita yang berjanji kepada Tuhan untuk hidup bersama sebagai
pasangan suami-istri, dan bersedia memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu
dari anak yang akan dilahirkan. Perjanjian ini terikat dalam perkawinan.
Kesimpulan, orangtua merupakan individu yang memiliki tanggung jawab
sebagai ayah atau ibu terhadap kesejahteraan anak-anaknya.
2. Penyesuaian diri orangtua
Perubahan yang terjadi dalam hidup sering menyebabkan orang menjadi
stres. Perubahan status dari lajang menjadi menikah dan memiliki anak
merupakan tantangan cukup berat. Tidak jarang orang menjadi stres, karena
mereka kurang mampu melakukan penyesuaian diri terhadap statusnya sebagai
orangtua.
Status orangtua menuntut individu untuk melakukan perubahan yang
dramatis. Perubahan yang terjadi dalam diri mereka adalah perubahan sikap,
peran, dan nilai. Perubahan ini membuat mereka mengorbankan kebahagiaan dan
kepuasan mereka (Hurlock, 1990). Santrock (2002) menambahkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
kesuksesan menjadi orangtua dapat dicapai bila memiliki komitmen waktu
menjadi orangtua dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan perkembangan
anaknya.
Tugas orangtua adalah membina dan mengatur kehidupan anak-anaknya.
Kehidupan anak menjadi tanggung jawab orangtua. Tanggung jawab menurut
Mangunsong (dalam Sumampouw dan Setiasih, 2003) memiliki beberapa bentuk
keterlibatan antara lain yaitu, (a) Orangtua bertanggung jawab sebagai pengambil
keputusan. Orangtua memiliki hak dan tanggung jawab mengambil keputusan
tentang hal-hal yang berkenaan dengan kehidupan anak-anaknya. (b) Orangtua
bertanggung jawab sebagai orangtua. Tanggung jawab ini meliputi penyesuaian
diri orangtua, sosialisasi anak, dan memperhatikan hubungan antar anak-anaknya.
(c) Orangtua bertanggung jawab sebagai guru. Proses pendidikan anak tidak
hanya terjadi di sekolah saja, namun terjadi rumah juga. Orangtua bertanggung
jawab untuk membina dan mendidik anak-anaknya di rumah. (d) Orangtua
bertanggung jawab sebagai advokat. Orangtua bertanggung jawab dalam memberi
pembelaan bagi anak-anaknya, terutama bagi anaknya yang memiliki
keterbatasan. Keterbatasan anak sering membuat posisi anak dirugikan, sehingga
orangtua bertanggung jawab membela kepentingan anaknya.
Pekerjaan menjadi orangtua bukan pekerjaan yang mudah karena
pekerjaan ini menyita banyak waktu dan tenaga mereka. Penyesuaian diri sangat
dibutuhkan oleh orangtua. Ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dapat
menyebabkan orangtua mengalami gangguan kesehatan baik fisik maupun psikis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Penyesuaian diri orangtua memiliki pengaruh terhadap kondisi psikologis
orangtua. Banyak faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri orangtua antara
lain:
a. Sikap pada masa kehamilan.
Penyesuaian ini dipengaruhi oleh sikap calon ayah seperti penerimaan
dan pemahaman suami terhadap perubahan biologis dan psikologis istri.
Kehamilan merupakan pelaksanaan fungsi biologis secara normal, namun fase
ini terjadi ketidakseimbangan psikologis. Ketidakseimbangan psikologis
sering dibarengi perasaan bimbang, ragu, suasana hati yang labil, tertekan,
dan cemas. Efek ketidakseimbangan psikologis kadang belum hilang setelah
anaknya lahir.
Penyesuaian diri wanita sangat dipengaruhi oleh kondisi
kehamilannya. Wanita hamil mengalami kondisi menyenangkan dan dapat
menerima perubahan peran cenderung mudah menyesuaian diri dibanding
dengan wanita hamil yang mengalami kesusahan dan menolak perannya.
Wanita ini tidak jarang berperilaku menyimpang seperti merokok, tidak mau
dekat dengan anak dan lain-lain (Mappiare, 1983).
b. Sikap terhadap peran
Sikap ini terkait dengan tingkat usia orangtua dan konsep peran yang
dianut. Orangtua muda cenderung mengambil keputusan secara mudah,
sedang orangtua yang lanjut usia cenderung mengutamakan tanggung jawab
dan memiliki keinginan untuk mengarahkan anak-anak mereka. Penyesuaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
diri dengan anak-anak mereka cendrung lebih mudah daripada orangtua yang
agak lanjut usia. Penyesuaian diri orangtua yang menganut konsep modern
cenderung lebih mudah dibanding dengan orangtua yang menganut konsep
konservatif, karena konsep keluarga modern terjalin kerja sama antar anggota
keluarga (Mappiare, 1983).
c. Harapan orangtua
Harapan orangtua terkait dengan jenis kelamin, penampilan fisik,
sikap dan budi perkerti, kecakapan, bakat, minat, dan segala hal yang dinilai
baik. Orangtua akan cenderung mudah beradaptasi jika ciri-ciri anak
mendekati konsep ideal (Mappiare, 1983).
d. Perasaan-perasaan layak sebagai orangtua
Perasaan tidak layak menjadi orangtua sering menghantui orangtua
saat menghadapi persoalan anak. Penyebab orangtua merasa kurang layak
menjadi orangtua antara lain karena kurang latihan atau pengalaman dalam
menjalankan perannya, bingung menentukan cara mendidik anak, dan kondisi
anak yang mengalami hambatan mental. Kondisi ini mempengaruhi dalam
keberhasilan penyesuian diri. Bila orangtua tidak berhasil melakukan
penyesuaian diri akan menyebabkan mereka depresi, frustasi, dan stres yang
berkepanjangan (Mappiare, 1983).
e. Sikap terhadap perubahan peran
Sikap terhadap perubahan peran memberi pengaruh dalam pencapaian
penyesuaian orangtua. Menjadi orangtua merupakan masa kritis, yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
memaksa terjadinya perubahan struktur dan peran dalam keluarga. Perubahan
yang radikal sering membuat orangtua diliputi rasa, cemas, takut, gelisah,
kuatir, dan lama-kelamaan berkembang menjadi stres. Perasaan negatif ini
sangat mengganggu proses penyesuian diri dari orangtua (Mappiare, 1983).
Dari urai di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penyesuian diri sangat
terkait dengan tingkat stres. Orangtua yang mampu melakukan penyesuaian diri
akan terbebas dari stres. Sebaliknya, orangtua yang kurang mampu menyesuaikan
diri akan mudah terkena stres.
C. Autis
1. Pengertian Autis
Autis diambil dari kata Yunani autos yang artinya aku. Mönk (dkk, 1989)
mengemukakan autis adalah suatu hambatan perkembangan yang sudah nampak
pada tahun-tahun pertama, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: sejak lahir
mempunyai kontak sosial yang terbatas, perhatian terpusat pada benda mati,
tenggelam pada penghayatan taktil kinestetis, ingatan yang baik namun tegar dan
fantasi kurang. Kurang sosial menurut Wurst (Mönk, dkk, 1989) disebabkan
karena kecemasan, tidak terlindung, keraguan, terasing, dan ketidakmampuan
mengarti kondisi sosial.
Autis merupakan ketidakmampuan berinteraksi dengan orang lain,
mengalami gangguan berbahasa yang ditunjukkan dengan penguasaan yang
tertunda, ecolalia, mutism, pembalikan kalimat, aktivitas bermain yang repetitif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dan stereotipik, rute ingatan kuat, dan keinginan obsetif untuk mempertahankan
keteraturan dalam lingkungan. Autis digolongkan dalam gangguan pervasif atau
Pervasive Developmental Disorders (Safaria, 2005). Autis merupakan gangguan
pervasif yang mencakup gangguan dalam komunikasi verbal dan non verbal,
interaksi sosial, perilaku dan emosi (Sugiarto, Prambahan, & Pratitis, 2004).
Anak autis adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan yang
mencakup gangguan dalam berkomunikasi, berinteraksi sosial, berperilaku, dan
emosi. Gangguan ini mulai muncul pada tiga tahun pertama kehidupan dan
memiliki kecenderungan menetap. Gangguan ini tidak dapat hilang sepenuhnya,
namun hanya dapat diminimalisir dengan terapi-tarapi yang ada.
2. Penyebab Autis
Berikut ini dugaan penyebab autis dan diagnosa medisnya adalah sebagai
berikut:
a. Gangguan susunan saraf.
Ditemukan pada otak penderita autis mengalami kelainan pada otak.
Ada tiga lokasi di otak mengalami kelainan neuro-anatomis. Kelainan itu
muncul pada Lobus Patietalis, Cerebellum dan Sistem Limbik. 43%
penyandang autis mengalami kelainan Patietalis yang menyebabkan anak
bersikap cuek pada lingkungan (Handojo, 2001).
Kelainan yang terjadi di Cerebellum (otak kecil) terutama pada Lobus
VI dan VII. Tugas dari Cerebellum adalah bertanggung jawab dalam proses
sensoris, daya ingat, berpikir belajar, dan proses atensi. Bila bagian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
mengalami kelainan dapat menghambat dalam proses kognitifnya. Cerebellum
anak ditemukan jumlah sel Purkinye yang sedikit sehingga terjadi gangguan
keseimbangan Serotonim dan Dopamin. Ketidakseimbangan Serotonim dan
Dopamin menyebabkan kekacauan lalu-lintas impuls otak (Handojo, 2001).
Kelainan dalam Sistem Limbik ( Hippocampus dan Amygdala) dapat
menyebabkan ganggauan fungsi emosi, gangguan pada rangsang sensoris,
gangguan dalam fungsi belajar dan daya ingat, sehingga membuat kesulitan
dalam menyimpan informasi baru (Handojo, 2001).
b. Gangguan pencernaan.
Seorang pasien autis bernama Parker Beck mengeluh gangguan
pencernaan pada tahun 1997. Anak tersebut diperiksa dan ditemukan bahwa ia
mengalami kekurangan enzim Sekretin. Setelah ia mendapat suntikan enzim
Sekretin, ia mengalami kemajuan (Danuatmaja, 2003).
c. Peradangan dinding usus.
Hasil pemerikasaan endoskopi sejumlah anak autis yang mengalami
pencernaan buruk, ditemukan peradangan usus. Peradangan tersebut diduga
disebabkan virus campak. (Danuatmaja, 2003).
d. Faktor genetik.
Peneliti menemukan 20 gen yang terkait dengan autis. Namun, gejala
ini muncul jika terjadi kombinasi dari banyak gen (Danuatmaja, 2003).
Hasil penelitian ditemukan bahwa pada saudara sekandung anak autis
mempunyai kemungkinan sekitar 3% dinyatakan autis. Para peneliti juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
menemukan bahwa peluang anak laki-laki untuk menyandang autis lebih
besar dibanding anak perempuan (Coleman & Broen, 1997).
e. Keracunan logam berat.
Hasil tes laboratorium dari rambut dan darah anak autis ditemukan
kandungan logam berat dan beracun. Logam berat yang terdapat dalam tubuh
anak autis seperti Arsenik (As), Antimoni (Sb), Kadmium (Cd), air raksa (Hg),
dan timbal (Pb). Logam-logam ini merupakan racun otak yang sangat berat.
Selain penyebab di atas masih ada penyebab lainnya seperti yang
diutarakan oleh Kamphaus dan Frick (1996). Mereka berpendapat bahwa
pendarahan, infeksi pada saat hamil, penggunaan obat-obatan pada saat hamil,
berat badan yang sedikit pada usia gestational, hyperbilirubinemia, dan genetik
sebagai faktor penyebab autis.
3. Kriteria Autis
Autis merupakan gangguan perkembangan yang muncul pada usia 2 tahun
pertama kehidupan. Kriteria autis menurut The Diagnostic and Statistical manual
of Mental disoder IV (DSM-IV) sebagai berikut:
a). Terdapat paling sedikit enam pokok dari kelompok (1), (2), dan (3) yang meliputi paling sedikit dua pokok dari kelompok (a), paling sedikit satu pokok dari kelompok (b) dan paling sedikit satu pokok dari kelompok (c). 1). Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang ditunjukkan oleh paling sedikit dua di
antara yang berikut ini: (a). Ciri gangguan yang jelas dalam penggunaan berbagai perilaku non verbal (bukan
lisan) seperti kontak mata, ekspresi wajah, gestur, dan gerak isyarat untuk melakukan interaksi sosial.
(b). Ketidakmampuan membina hubungan pertemanan sebaya yang sesuai dengan tingkat perkembangannya.
(c). Ketidakmampuan turut merasakan kegembiraan orang lain. (d). Kekurangmampuan dalam berhubungan emosional secara timbal balik dengan orang
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2). Gangguan kualitatif dalam berkomunikasi yang ditunjukkan oleh paling sedikit salah satu yang berikut ini: (a). Keterlambatan atau kekurangan secara menyeluruh dalam berbahasa lisan (tidak
disertai usaha untuk mengimbanginya dengan penggunaan gestur atau mimik muka sebagai cara alternatif dalam berkomunikasi).
(b). Ciri gangguan yang jelas pada kemampuan untuk memulai atau melanjutkan pembicaraan dengan orang lain meskipun dalam percakapan sederhana.
(c). Penggunaan bahasa yang repetitif (diulang-ulang) atau stereotip (meniru-niru) atau bersifat idiosinkratik (aneh).
(d). Kurang beragamnya spontanitas dalam permainan pura-pura atau meniru orang lain yang sesuai dengan tingkat perkembangan.
3). Pola minat perilaku yang terbatas, repetitif, dan stereotip seperti yang ditunjukkan oleh paling tidak satu dari yang berikut ini: (a). Meliputi keasyikan dengan satu atau lebih minat yang terbatas atau stereotip yang
bersifat abnoramal baik dalam intensitas maupun fokus. (b). Kepatuhan yang tampaknya didorong oleh rutinitas atau ritual spesifik (kebiasaan
tertentu) yang nonfungsional (tidak berhubungan dengan fungsi). (c). Perilaku gerakkan stereotip dan repetitif (seperti terus menerus membuka membuka-
menutup genggaman, memuntir jari atau tangan atau menggerakkan tubuh dengan cara kompleks).
(d). Keasyikan yang terus menerus terhadap bagian-bagian dari sebuah benda. b). Perkembangan abnormal atau terganggu sebelum usia 3 tahun seperti ditunjukkan oleh
keterlambatan atau fungsi yang abnormal pada paling sedikit satu dari bidang-bidang berikut ini: (1) interaksi sosial, bahasa yang digunakan dalam perkembangan sosial, (2) bahasa yang digunakan dalam komunikasi sosial, atau (3) permainan simbolik atau imajinatif.
c). Sebaiknya tidak disebut dengan istilah Gangguan Rett, Gangguan Intergratif kanak-kanak, atau sindrom Asperger.
D. Faktor penyebab stres orangtua dari anak autis
Stres adalah respon individu terhadap keadaan dan kejadian yang
mengancam (stressor) dan menganggu kemampuan koping (Halonen dan
Santrock, 1999). Holmes dan Rahe (Taylor, 1999) membuat rating stressor.
Mereka menemukan bahwa perubahan kondisi kesehatan dan perilaku anggota
keluarga menempati peringkat kesebelas dalam mempengaruhi orang untuk stres.
Ini berarti bahwa anak autis dapat menyebabkan orangtua mereka mengalami
stres.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Anak autis memberi pengaruh yang besar bagi orangtua baik kondisi fisik
dan psikologisnya. Orangtua sering merasa tertekan dan tak jarang berkembang
menjadi stres yang berkepanjangan (Puspita, 2005).
Hal-hal yang terkait antara anak autis dan kondisi mental orangtua akan
dijelaskan sebagai berikut ini
1. Gangguan fungsi
Autis adalah gangguan perkembangan anak yang mencakup gangguan
komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku. Ketiga hal ini merupakan modal
hidup dalam lingkungan sosialnya. Orang yang mengalami gangguan tersebut
otomatis tidak dapat hidup di lingkungan sosialnya. Ini yang menyebabkan
orangtua merasa pesimis akan masa depan anaknya, sehingga menyebabkan
mereka sangat tertekan.
2. Perilaku anak yang liar
Anak autis sering berperilaku yang liar dan tak terkendali. Anak autis
sering mengamuk tanpa ada sebab yang jelas. Perilakunya biasa muncul kapan
saja dan dimana saja, sehingga orangtua kehilangan kesabaran, marah,
jengkel, dan sedih. Perasaan ini berlangsung terus-menerus, sehingga orangtua
merasa kelelahan dan sangat stres menghadapi kondisi anaknya tersebut.
3. Masa depan anak autis
Orangtua sering kuatir dengan masa depan anaknya. Mereka diliputi
perasaan kuatir, takut, cemas, dan gelisah. Mereka takut anaknya nanti tidak
dapat hidup secara layak. Mereka takut anaknya ditolak dalam masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
karena keterbatasan anaknya. Mereka kuatir dengan kondisi anaknya tersebut
ketika mereka tidak dapat lagi disamping anaknya. Perasaan negatif ini dapat
menggerogoti kesehatan fisik dan psikologis orangtua. Orangtua menjadi
mudah marah, sedih, sensitif, rendah diri, dan tak jarang mereka mengalami
penurunan kesehatan. Mereka mengalami depresi dan stres (Puspita, 2005).
4. Persepsi yang salah tentang autis
Banyak orangtua anak autis tidak mendapat informasi yang benar
tentang gangguan autis, sehingga mereka salah langkah dan tidak jarang
mereka menyalahkan diri mereka. Kurangnya informasi dapat membuat
orangtua memiliki persepsi yang negatif dengan keadaan anaknya. Pesepsi
orangtua yang negatif memperburuk kondisi psikisnya, karena persepsi
negatif akan menyebabkan orangtua merasa cemas, depresi, frustasi, dan stres
(Safaria, 2005).
Persepsi masyarakat terhadap anaknya juga memberi kontribusi
memicu stres orangtua anak autis. Persepsi yang berkembang dalam
masyarakat adalah autis disebabkan oleh kurang hangatnya orangtua dan
kesalahan pola asuh orangtua (Handojo, 2001). Persepsi ini semakin
memojokkan posisi orangtua. Masyarakat beranggapan anak autis adalah anak
nakal, kurang diajar, dan bersikap sinis terhadap anak autis. Perilaku ini dapat
membuat orangtua terpukul dan tertekan, karena orangtua merasa kurang
mendapat dukungan dari orang disekitarnya. Meskipun orangtua mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
bahwa penyebab sikap masyarakat seperti itu karena kurangnya informasi
tentang autis.
5. Harapan orangtua terhadap anak
Setiap orangtua memiliki harapan besar kepada buah hatinya. Harapan
orangtua dapat berupa harapan untuk memiliki anak berjenis kelamin tertentu,
sehingga orangtua akan berusaha keras dan tak jarang mereka menambah
jumlah anak demi memenuhi harapan mereka. Harapan yang tidak dapat
terpenuhi sering membuat orangtua merasa frustasi dan tertekan (Mappiare,
1983).
Harapan orangtua tentang kondisi anak ideal memberi pengaruh besar
pada kondisi orangtua. Konsep ideal terkait dengan penampilan fisik, sikap
dan budi perkerti, kecakapan, bakat, minat, dan segala hal yang dinilai baik
(Mappiare, 1983). Namun, pada kenyataan anak mereka didiagnosa autis.
Anak mereka mengalami keterbatasan dalam emosi, kognitif, dan sosial
membuat orangtua mengalami reaksi emosinal negatif dan berkembang
menjadi stres (Safaria, 2005).
6. Masalah keuangan
Kondisi keuangan merupakan salah satu sumber ketahanan terhadap
stres. Kondisi keuangan sangat mempengaruhi orang dalam menghadapi stres,
karena uang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka,
seperti pangan, sandang, papan, pemelihara kesehatan, hiburan, dan lain-lain
(Sheridan dan Radmacher, 1992).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Forman (1993) mengemukakan bahwa beban biaya hidup yang besar
ini memberi tekanan yang besar. Sekarang ini biaya hidup semakin
meningkat. Orangtua dituntut untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dan
masih harus mencari biaya tambahan untuk membiayai terapi anaknya. Terapi
yang ada saat ini relatif mahal, sehingga orangtua merasa tertekan.
7. Perasaan-perasaan tidak layak
Perasaan tidak layak mejadi orangtua muncul ketika orangtua mulai
menyalahkan diri mereka. Mereka berpikir bahwa merekalah yang
menyebabkan gangguan autis. Dalam benak mereka dipenuhi pertanyaan-
pertanyaan seperti, mengapa saya?, salah siapa?, apa dosa saya?, dan lain-lain.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut membuat orangtua anak autis semakin merasa
bersalah dan tidak layak menjadi orangtua. Perasaan-perasaan akan memberi
efek negatif dengan kondisi emosional orangtua, sehingga mereka sering
merasa depresi dan stres (Puspita, 2005).
8. Proses penerimaan diri
Orangtua masih dalam proses menuju penerimaan diri. Fase ini
diawali dengan perasaan syok. Perasaan syok muncul ketika orangtua
mengetahui anaknya didiagnosa autis. Perasaan ini menimbulkan dampak
fisik, seperti lemas, dingin, dada sesak, mual, dan pingsan. Orang diliputi
perasaan negatif yang campur aduk (Safaria, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Sesudah perasaan syok mulai teratasi, berganti muncul berbagai rasa
di bawah ini.
a). Limbung, tidak tahu harus berbuat apa, merasa tidak berdaya.
b). Merasa bersalah, menyalahkan diri sendiri.
c). Marah pada diri sendiri, pasangan, anak autis tersebut, bahkan kepada
Tuhan.
d). Sedih, putus asa yang berkembang menjadi depresi dan stres
berkepanjangan.
e). Merasa diperlakukan tidak adil.
f). Tidak percaya pada fakta dan pindah dari dokter satu ke dokter lain untuk
menegaskan bahwa dokter itu salah dan terjadi tawar-menawar diagnosa.
g). Menolak fakta atau kenyataan dan bersikukuh bahwa anaknya tidak
bermasalah.
h). Menerima kenyataan.
Sebelum sampai fase penerimaan, pada umumnya orangtua mengalami
perasaan tak berdaya, depresi dan sering berkembang menjadi stres
berkepanjangan (Puspita, 2005).
Proses orangtua dalam menyesuaikan diri dengan kehadiran anak yang
sangat istimewa ini menuntut energi yang ekstra besar. Proses ini sering
diwarnai dengan reaksi emosional negatif seperti takut, sedih, marah, cemas,
gelisah, kuatir, putus asa, dan kecewa. Reaksi emosional ini harus dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dikenali dan diatasi. Orangtua yang tidak mampu mengatasinya akan
mengalami depresi dan stres (Sarafia, 2005).
Orangtua anak autis memiliki kemungkinan besar terkena stres. Sedang,
faktor penyebab stres orangtua anak autis antara lain gangguan fungsi pada
anaknya, perilaku liar anak, masa depan anaknya, persepsi yang salah tentang
anaknya, harapan yang besar kepada buah hatinya, masalah keuangan, munculnya
perasaan tidak layak menjadi orangtua, dan orangtua masih dalam proses
penerimaan diri. Tingkat stres yang dimiliki tiap orangtua pasti berbeda
tergantung dengan potensi diri mereka dan dukungan sosial yang mereka terima.
E. Dukungan Sosial
1. Pengertian dukungan sosial.
Dukungan sosial adalah keberadaan orang lain yang dapat diandalkan
untuk dimintai bantuan, dorongan dan penerimaan ketika individu mengalami
kesulitan atau masalah (Handoyo, 2001). Sarafino (1997) berpendapat bahwa
dukungan sosial menimbulkan perasaan bahagia, nyaman, dihargai, diperhatikan,
dicintai, dan merasa terbantu bagi individu yang menerimanya. Menurut Taylor
(1999) dukungan sosial mengandung perasaan cinta, perhatiaan, penghargaan,
penilaian, dan menjadi bagian dari jaringan komunikasi.
Holenen & Santrock (1999) berpendapat bahwa dukungan sosial
merupakan informasi dan umpan balik dari orang lain yang berupa cinta,
perhatian, penghargaan, dan penilaian serta termasuk dalam jaringan sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Senada dengan Holenen dan Santrock, Smet (1994) menyatakan bahwa dukungan
sosial adalah bantuan yang diberikan seseorang kepada orang lain, meliputi
bantuan material, mendorong adanya ungkapan perasaan ataupun pemberian
nasehat.
House (dalam Cooper, dkk, 2001) dukungan sosial merupakan tindakan
dari orang lain yang bersifat menolong atau membantu dengan melibatkan aspek
dukungan emosional, dukungan penghargaan, bantuan instrumental, dan
dukungan informasi yang dapat menyokong individu dalam mengatasi
masalahnya.
Pengertian dukungan sosial yang akan digunakan penelitian ini adalah
diterimanya bantuan atau pertolongan dari orang sekitar.
2. Aspek dukungan sosial
Dukungan sosial memiliki aspek yaitu.
a. Instrumental adalah bantuan langsung, pinjaman, pertolongan.
b. Informatif adalah nasehat, petunjuk, saran, umpan balik.
c. Emosional adalah ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian terhadap orang
yang bersangkutan, misalnya: umpan balik, penegasan.
d. Penghargaan/penilaian adalah ungkapan hormat (penghargaan) positif untuk
orang tersebut. Dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan/perasaan
individu dan perbandingan positif orang itu dengan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
3. Sumber dukungan sosial
Taylor (1999) mengemukakan sumber dukungan sosial berasal dari
keluarga, teman, kontak sosial dan komunitas.
a. Keluarga
Keluarga adalah kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan
manusia. Dalam keluarga akan terjalin ikatan batin antara anggota keluarga
yang satu dengan yang lain. Keluarga dapat dijadikan tempat mengeluh dan
bercerita masalah-masalah yang sedang dihadapi, sehingga dapat membantu
mengurangi ketegangan akibat masalah yang dihadapi dengan memberikan
perhatian emosional dan membantu menyelesaikan masalah.
b. Teman
Teman yang menjadi sumber dukungan adalah teman dekat atau
akrab. Orang-orang yang dekat akan membentuk suatu kelompok.
Pembentukan kelompok memiliki 3 elemen yaitu kegiatan, interaksi, dan
perasaan yang berhubungan satu sama lain. Semakin banyak kegiatan yang
dilakukan bersama akan semakin besar perasaan kebersamaan dalam
kelompok. Mereka melakukan interaksi tidak hanya karena kedekatan fisik
saja, namun untuk mengurangi dan memecahkan masalah.
c. Kontak sosial dan komunitas
Sumber dukungan ini diperoleh individu melakukan interaksi dan
menjadi bagian dari kelompok masyarakat. Kelompok ini lebih besar daripada
kelompok yang dibuat oleh teman akrab, tetapi memiliki kesamaan yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
interaksi yang terjalin bukan karena kedekatan fisik, tetapi juga untuk
mengurangi dan memecahkan masalah dengan memberi dukungan moril
maupun material.
4. Manfaat dukungan sosial
Dalam Sarafino (1997) dukungan sosial memiliki manfaat yang berbeda-
beda sesuai dengan bentuk dukungan yang diberikan. Manfaat tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut:
a. Dukungan instrumental berupa bantuan fisik sehingga dapat mengurangi
beban atau kesulitan yang dihadapi.
b. Dukungan informatif dapat membantu individu memperoleh informasi yang
dibutuhkan, membantu dalam mencari jalan keluar dari kesulitan yang
dihadapi, dan memperoleh solusi dari kesulitan.
c. Dukungan emosional dapat membuat orang merasa nyaman, tentram, merasa
ada dalam lingkungan dan dicintai pada saat menghadapi kondisi stressful.
d. Dukungan penghargaan/penilaian dapat membangun harga diri individu,
kompetensi, merasa berharga, meningkatkan kepercayaan diri dan konsep diri.
F. Dukungan sosial dan tingkat stres orangtua dari anak autis
Orangtua dari anak autis mengalami banyak masalah, baik masalah
pengasuhan anak, pendidikan anak, pekerjaan, keuangan keluarga, dan ditambah
masalah yang ditimbulkan lingkungan sosialnya. Masalah-masalah yang dihadapi
tak jarang menimbulkan tekanan. Mereka selalu dihadapkan pada kondisi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
stressful. Tingkat stres orangtua anak autis berbeda satu dengan yang lain. Salah
satu faktor yang terkait dengan tingkat stres adalah dukungan sosial yang diterima
oleh orangtua anak autis tersebut (Smet, 1994).
Dukungan sosial sangat dibutuhkan oleh setiap orang, tak terkecuali
orangtua dari anak autis. Sumber dukungan sosial orangtua anak autis berasal dari
pasangan hidup, keluarga, teman, rekan, masyarakat dan komunitas sosialnya
seperti, komunitas pemerhati autis, keagamaan, organisasi, hobi dan lain-lain.
Sumber dukungan ini merupakan hasil relasi yang dilakukan oleh orangtua anak
autis dengan lingkungan sosialnya. Relasi yang dibina akan memberi
kemungkinan untuk memperoleh dukungan yang dapat mereka gunakan ketika
menghadapi kesulitan/hambatan.
Dukungan sosial yang diterima orangtua anak autis memiliki aspek antara
lain, instrumen, informasi, emosional, dan penghargaan atau penilaian (Fauzisah,
dkk, 1999). Aspek-aspek dukungan sosial dapat membantu orangtua anak autis
menghadapi problematika hidup.
Aspek instrumental merupakan bantuan langsung, pinjaman, pertolongan
(Cooper, dkk, 2001). Bantuan ini dapat membantu menyelesaikan masalah dan
dapat menambah waktu rekreasi dan hiburan, sehingga secara langsung
membantu orangtua anak autis mereduksi stres (Sheridan dan Radmacher, 1992).
Aspek informatif merupakan bantuan yang berupa nasehat, petunjuk,
saran, umpan balik (Cooper, dkk, 2001). Orangtua membutuhkan bantuan ini
untuk mengurangi keambiguan situasi. Situasi yang ambigu dan tidak terkontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
sering menyebabkan orangtua anak autis mudah terkena stres. Bantuan ini
membantu mereka mencari informasi yang dibutuhkan sehingga mereka tidak
salah langkah dan tidak timbul masalah baru. Bantuan ini juga membantu mereka
mencari jalan keluar/solusi sehingga mempermudah mereka melakukan koping
stres. Informasi yang mereka terima akan membuat mereka merasa lebih rileks
dan tenang (Sheridan dan Radmacher, 1992).
Aspek emosional merupakan ungkapan empati, kepedulian dan perhatian
terhadap orang yang bersangkutan (Cooper, dkk, 2001). Bantuan ini sangat
bermanfaat bagi orangtua anak autis, karena mereka sedang dalam proses
penerimaan diri. Proses yang dialaminya sering menyebabkan mereka merasa
sangat sedih, marah, gelisah, kecewa, marasa bersalah, takut, cemas, tak berdaya,
rendah diri, dan perasaan negatif lainnya. Dukungan yang diberikan akan
membantu mereka untuk bangkit dari keterpurukan, sebab dukungan ini dapat
membuat mereka merasa dicintai, diperhatikan, dikuatkan, dan diterima. Perasaan
ini dapat membuat mereka merasa lebih damai, bahagia, nyaman, tentram, merasa
ada dalam lingkungan, dan rileks, sehingga ketahanan terhadap stres dan
kemampuan koping stresnya meningkat (Sarafino, 1997).
Aspek penghargaan atau penilaian merupakan bantuan yang berupa
ungkapan hormat (penghargaan) positif, dorongan maju, persetujuan dengan
gagasan/perasaan individu dan perbandingan positif orang itu dengan orang lain
(Cooper, dkk, 2001). Orangtua anak autis membutuhkan dukungan ini, karena
mereka marasa terpuruk. Mereka mengalami krisis kepercayaan diri, merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
tidak mampu, tidak berharga, dan tidak jarang menganggap diri mereka sebagai
manusia yang selalu dirundung kemalangan. Dukungan ini sangat bermanfaat
untuk mereka, sebab dukungan ini dapat membangun harga diri individu,
kompetensi, merasa berharga, meningkatkan kepercayaan diri dan konsep diri
(Safarino, 1997). Potensi dalam diri ini membantunya menghadapi situasi yang
penuh tekanan.
Sarason (dalam Taifur, 2003) menemukan bahwa individu yang memiliki
dukungan sosial tinggi akan memiliki harga diri yang tinggi dan konsep diri yang
baik, sehingga orangtua anak autis memiliki pandangan yang optimis terhadap
kehidupan. Sikap optimis menyebabkan mereka terbebas dari pikiran negatif yang
dapat menggangu kesehatannya dan mampu menilai tuntutan/hambatan/kesulitan
secara lebih positif, sehingga mereaka tidak mudah terkana stres.
Pendapat senada disampaikan oleh Nietzel (2002) menyatakan dukungan
sosial dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kepercayaan kepada orang lain.
Rasa percaya pada diri sendiri dan orang lain dapat membantu orangtua untuk
menghadapi kondisi yang penuh stressful, karena orangtua akan memiliki
keyakinan bahwa mereka mampu mengatasi hambatan, tantangan, dan tuntutan
dan tentu saja akan menumbuhkan penerimaan diri terhadap apapun yang terjadi
pada dirinya. Potensi-potensi yang diterima orangtua dari dukungan sosial dapat
digunakan untuk menghadapi situasi yang penuh stressful. Potensi-potensi yang
dimiliki oleh orangtua dapat mengurangi dampak stres seperti frustrasi,
kecemasan, depresi dan phobia (Taylor, 1999).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Sarafino (Smet, 1994) menyatakan dukungan sosial yang tinggi memberi
pengaruh positif dalam kesehatan individu, karena dukungan sosial dapat
meningkatkan harga diri, konsep diri, kepercayaan diri, dan kepuasan terhadap
hidup. Ini dapat menyebabkan orangtua dari anak autis memiliki pikiran yang
positif, optimis, dan penuh dengan gairah atau semangat hidup. Potensi yang
dimiliki dapat membantu orangtua dalam menghadapi kondisi yang penuh
stressor, sehingga mereka memiliki toleransi terhadap stres lebih baik dan
membuat tingkat stres mereka lebih rendah dibanding orangtua dengan dukungan
sosial yang rendah.
G. Hipotesis
Ada hubungan negatif antara dukungan sosial dengan tingkat stres
orangtua dari anak autis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Gambar 1 Kerangka Alur Pemikiran Penelitian
Dukungan Sosial dari - Pasangan hidup. - Keluarga/kerabat - Teman. - Orang disekitarnya
Merasa dicintai, diakui, diterima, didukung, dihargai, dan dipercaya, merasa tenang, santai.
Tingkat Stres Rendah
Orangtua dari anak autis yang mendapat dukungan sosial cukup tinggi.
Orangtua dari anak autis Tidak mendapat dukungan sosial.
Merasa tidak dicintai, tidak diakui, ditolak, sendirian, tidak dihargai, dan tidak dipercaya, tegang.
Tingkat Stres Tinggi
- Mendapat bantuan fisik, pertolongan langsung, layanan
- Mendapat informasi, nasehat, saran, petunjuk, solusi.
- Mendapat perhatian, cinta, penguatan.
- Mendapat pengakuan, penghargaan, penghormatan.
- Tidak mendapat bantuan fisik, pertolongan langsung, layanan
- Tidak mendapat informasi, nasehat, saran, petunjuk, solusi.
- Tidak mendapat perhatian, cinta, penguatan.
- Tidak mendapat pengakuan, penghargaan, penghormatan.
Aspek Dukungan Sosial: -Instrumental -Informatif -Emosional -Penghargaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian ini adalah penelitian korelasional, sebab penelitian ini ingin
mengetahui sejauhmana satu variabel terkait dengan variabel yang lain. Penelitian
ini bertujuan untuk mencari tahu ada atau tidak hubungan dukungan sosial dan
tingkat stres orangtua dari anak autis.
B. Variabel penelitian
Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan
penelitian. Variabel yang menjadi obyek dalam penelitian ini ada 2 macam, yaitu:
1. Variabel bebas atau independent variable (x)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dukungan sosial.
2. Variabel tergantung atau dependent variable (y)
Variabel tergantung atau variabel akibat merupakan variabel yang
dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel tergantung dalam penelitian ini
adalah tingkat stres.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
C. Subjek penelitian dan pengambilan
Subjek dalam penelitian ini adalah ayah dan atau ibu dari anak autis yang
anaknya mengikuti terapi di klinik atau sekolah khusus autis. Subjek yang dipilih
adalah ayah dan atau yang telah mendampingi anak autis selama 1-6 tahun.
Subjek penelitian diambil dari tempat-tempat terapi autis. Subyek penelitian ini
terdiri dari 22 orang ayah dan 28 orang ibu.
Teknik pengambilan sampel (sampling) pada penelitian ini adalah purpose
sampling. Purpose sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan ciri-ciri
atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Aswar, 2003).
D. Definisi operasional
Definisi operasional merupakan batasan atau spefisikasi dari variabel-
variabel yang secara konkret berhubungan dengan realitas yang diukur dan
diamati dalam suatu penelitian.
Definisi operasional harus berdasar pada sifat-sifat dari variabel dan dapat
diamati, sehingga memberi peluang bagi peneliti lain untuk melakukan pengujian
ulang. Definisi ini juga bertujuan untuk menghindari kesesatan dalam
menentukan alat pengumpulan data.
Definisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu,
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
1. Dukungan sosial
Dukungan Sosial adalah diterimanya bantuan atau pertolongan dari
orang sekitar. Dukungan sosial akan diukur dengan menggunakan skala
dukungan sosial yang terungkap melalui 4 aspek yaitu.
a). Instrumental adalah bantuan langsung yang berupa bantuan fisik,
pinjaman, layanan, dan uang.
b). Informatif berupa nasehat, saran, petunjuk, umpan balik, informasi, dan
bimbingan.
c). Emosional berupa empati, kepedulian, perhatian, nasehat yang
menyebabkan perasaan nyaman, aman, dan diterima.
d). Penghargaan berupa penghargaan (hormat) positif, dorongan maju,
persetujuan, perbandingan dengan individu yang lain terkait dengan
kompetensinya, kata-kata yang membesarkan hati (pujian), umpan balik
yang positif.
Sumber dukungan sosial masuk dalam pernyataan item skala
dukungan sosial. Sumber dukungan sosial yang diterima orangtua anak autis
berasal dari pasangan hidup, keluarga/kerabat, teman, dan orang disekitarnya.
Dukungan sosial dilihat dari tinggi rendahnya jumlah skor total yang
diperoleh dari skor skala. Jumlah skor yang tinggi menunjukkan tingginya
dukungan sosial, sebaliknya jumlah skor yang rendah menunjukkan
rendahnya dukungan sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2. Stres
Stres adalah suatu keadaan yang menuntut dan membebani individu
baik secara fisiologis maupun psikologis yang menimbulkan tegangan,
sehingga membuat individu berusaha untuk mengatasi. Tingkat stres akan
diukur menggunakan skala tingkat stres yang terungkap melalui indikator
yaitu.
a). Fisiologis berupa sakit kepala, migran, detak jantung meningkat, tekanan
darah naik, pucat, pernafasan rata-rata meningkat (terengah-engah),
gemetar pada kaki dan tangan, berkeringat, pegal pada leher dan
punggung, insomnia, lelah, dan gangguan pencernaan.
b). Emosional berupa gelisah, cemas, kuatir, kecewa, panik, bosan, lesu,
marah, sedih, mood (suasana hati) yang buruk, depresi, putus asa, tidak
sabar, menyalahkan diri, dan rendah diri.
c). Kognitif berupa gangguan dalam pola berpikir, susah kosentrasi, terfokus
pada satu hal saja sehingga susah diajak berpikir yang lain, mudah lupa,
pola berpikir yang kaku, dan tidak mampu mengambil keputusan.
d). Perilaku berupa peningkatan konsumsi alkohol, rokok, obat-obatan, tidak
nafsu makan, makan berlebihan, menarik diri, penurunan semangat
olahraga, sukar tidur, banyak tidur, malas, dan penurunan produktifitas.
e). Interpersonal berupa sikap permusuhan, menarik diri, tidak ramah, mudah
tersinggung, acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan menurun,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
mudah mengingkari janji, senag mencari kesalahan orang lain, menutup
diri, agresif, dan tidak peka terhadap lingkungan sekitar.
Tingkat stres dilihat dari tinggi rendahnya jumlah skor total yang
diperoleh dari skor skala. Jumlah skor yang tinggi menunjukkan tingginya
tingkat stres, sebaliknya jumlah skor yang rendah menunjukkan rendahnya
tingkat stres.
E. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data penelitian adalah skala psikologi. Skala
merupakan alat ukur yang memiliki karakteristik khusus yang membedakannya
dari berbagai bentuk alat pengumpulan data seperti angket (questionaire), daftar
isian, inventori, dan lain-lain (Azwar, 2003).
Skala yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 macam yaitu (1) Skala
dukungan sosial dan (2) Skala tingkat stres.
1. Dukungan sosial
a Penyusunan butir pernyataan
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
dukungan sosial. Skala ini terdiri dari 70 item yang dikembangkan dari 4
aspek tujuan, yaitu instrumental, informatif, emosional, dan pengahargaan.
Skala disusun berdasarkan skala Likert, dengan empat alternatif
yaitu “Sangat Sesuai” (SS), “Sesuai” (S), “Tidak Sesuai” (TS), dan
“Sangat Tidak Sesuai” (STS). Peneliti hanya mencantumkan empat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
alternatif jawaban supaya dapat menghindari kemungkinan subjek
memilih jawaban yang netral.
Tabel 1
Blue print sebelum uji coba
Item No
Aspek Favorabel Unfavorabel
Total
1 Instrumental 9 (12,85%)
9 (12,85%)
18 (25,7%)
2 Informatif 8 (11,45%)
8 (11,45%)
16 (22,9%)
3 Emosional 9 (12,85%)
9 (12,85%)
18 (25,7%)
4 Penghargaan 9 (12,85%)
9 (12,85%)
18 (25,7%)
Jumlah 35 (50%)
35 (50%)
70 (100%)
Tabel 2
Spesifikasi item sebelum uji coba
Item No
Aspek Favorabel Unfavorabel
Total
1 Instrumental 9; 18; 25; 29; 35; 47; 48; 56; dan 61.
2; 6; 14; 31; 38; 42; 54; 65; dan 68.
18
2 Informatif 1; 10; 19; 22; 39; 43; 53; dan 58.
5; 13; 28; 32; 45; 49; 50; dan 64.
16
3 Emosional 3; 7; 15; 20; 24; 44; 51; 62; dan 67.
11; 17; 26; 34; 36; 40; 57; 59; dan 69.
18
4 Penghargaan 4; 12; 16; 33; 37; 41; 52; 60; dan 70.
8; 21; 23; 27; 30; 46; 55; 63; dan 66
18
Jumlah 70
b Pemberian skor
Skor untuk pernyataan yang bersifat favorabel bergerak dari 4-1
sesuai jawaban subjek, yaitu dari sangat sesuai sampai sangat tidak sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Pernyataan yang bersifat unfavorabel bergerak dari 1-4 sesuai dengan
jawaban yang diberikan subjek, yakni dari sangat sesuai sampai sangat
tidak sesuai.
Tabel 3
Penskoran item favorabel dan unfavorabel
skor Alternatif jawaban Favorabel Unfavorabel
Sangat Sesuai 4 1 Sesuai 3 2
Tidak Sesuai 2 3 Sangat Tidak Sesuai 1 4
2. Tingkat stres
a Penyusunan butir pernyataan
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala tingkat
stres. Skala ini terdiri dari item yang dikembangkan dari 5 indikator yang
berdasarkan ciri-ciri orang yang tingkat stres tinggi dan tingkat stres
rendah. Indikator stres adalah fisiologis, emosional, kognitif, perilaku, dan
interpersonal.
Skala disusun berdasarkan skala Likert, dengan empat alternatif
yaitu “Selalu” (SL), “Seringkali” (SR), “Kadang-kadang” (KD), dan
“Tidak Pernah” (TP). Peneliti hanya mencantumkan empat alternatif
jawaban supaya dapat menghindari kemungkinan subjek memilih jawaban
yang netral.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 4
Blue print sebelum uji coba
Item No
Indikator Favorabel Unfavorabel
Total
1 Fisiologis 9 (11,25%)
9 (11,25%)
18 (22,5%)
2 Emosional 9 (11,25%)
9 (11,25%)
18 (22,5%)
3 Kognitif 8 (10%)
8 (10%)
16 (20%)
4 Perilaku 7 (8,75%)
7 (8,75%)
14 (17,5%)
5 Interpersonal 7 (8,75%)
7 (8,75%)
14 (17,5%)
Jumlah 40 (50%)
40 (50%)
80 (100%)
Tabel 5
Spesifikasi item sebelum uji coba
Item No
Indikator Favorabel Unfavorabel
Total
1 Fisiologis 6; 11; 22; 34; 38; 48; 52; 61; dan 74.
5; 19; 26; 36; 42; 55; 59; 78; dan 79.
18
2 Emosional 4; 17; 32; 37; 41; 47; 53; 62; dan 70.
7; 12; 21; 25; 27; 39; 58; 75; dan 77.
18
3 Kognitif 8; 13; 31; 35; 40; 51; 63; dan 71.
3; 20; 23; 28; 43; 54; 60; dan 68..
16
4 Perilaku 2; 18; 24; 29; 49; 64; dan 66.
9; 14; 33; 44; 57; 69; dan 72.
14
5 Interpersonal 10; 15; 45; 50; 56; 65; dan 80.
1; 16; 30; 46; 67; 73; dan 76.
14
Jumlah 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
b Pemberian skor
Skor untuk pernyataan yang bersifat favorabel bergerak dari 4-1
sesuai jawaban subjek, yaitu dari sangat sesuai sampai sangat tidak sesuai.
Pernyataan yang bersifat unfavorabel bergerak dari 1-4 sesuai dengan
jawaban yang diberikan subjek, yakni dari sangat sesuai sampai sangat
tidak sesuai.
Tabel 6
Penskoran item favorabel dan unfavorabel
skor Alternatif jawaban Favorabel Unfavorabel
Selalu 4 1 Seringsekali 3 2
Kadang-kadang 2 3 Tidak pernah 1 4
F. Pengujian validitas dan reliabilitas
Validitas dan reliabilitas merupakan tingkatan mutu dari seluruh proses
pengumpulan data dalam penelitian. Pengujian validitas dan reliabilitas perlu
dilakukan sebelum suatu alat ukur digunakan dalam suatu penelitian, supaya alat
ukur dapat benar-benar mengukur apa yang diukur dan memiliki ketepatan dalam
mengukur.
1. Uji Validitas
Validasi adalah ukuran yang melihat sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsinya. Tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
pengujian validitas adalah untuk mengetahui skala psikologi menghasilkan
data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurannya (Aswar, 2003).
Pengujian validitas dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas
isi merupakan validitas diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan
analisis rasional atau lewat profesional judgement. Profesional judgement
dalam penelitian ini dilakukan oleh dosen pembimbing.
2. Uji Analisis Item
Uji analisis item digunakan untuk mengetahui seberapa cermat alat
ukur dapat melakukan fungsi ukurnya. Prosedur seleksi item berdasar pada
data empiris. Kualitas item diukur dengan analisis butir dengan menggunakan
parameter daya beda atau daya diskriminasi item. Daya diskriminasi item
adalah sejauh mana item mampu membedakan antara individu yang memiliki
dan yang tidak memiliki artibut yang diukur (Aswar, 2003).
Pengujian daya diskriminasi item dilakukan dengan komputasi
koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan kriteria yang relevan.
Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi item total (rxy). Syarat yang
digunakan seleksi item adalah item-item tersebut menghasikan korelasi positif
dan signifikan.
3. Uji Reliabilitas
Reliabilitas mengacu pada konsistensi hasil pengukuran, yaitu
keajegan hasil pengukuran skala (Aswar, 2003). Skala dianggap reliabel bila
skala tersebut memunculkan hasil yang relatif sama pada subjek yang sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
pada satu kesempatan yang berbeda atau pada kelompok yang berbeda, namun
memiliki karakteristik sama.
Uji reliabilitas penelitian ini mnegunakan pendekatan konsistensi
internal melalui prosedur Alpha Cronbach yang dinyatakan dalam koefisien
alpha. Prosedur ini dipilih karena memiliki nilai praktis dan efisiensi yang
tinggi. Prosedur ini hanya didasarkan pengukuran satu kali dari sekelompok
individu sebagian subjek atau single trial administration (Aswar, 2003).
Prinsip metode pengujian tunggal adalah pengujian kosistensi antar
bagian atau kosistensi antar item dalam tes. Reliabel berarti bahwa tingginya
kosistensi antar komponen-komponen yang membentuk tes secara
keseluruhan. Nilai reliabilitas skala yang memuaskan apabila koefisien Alpha
mencapai 0,900 (Aswar, 2003).
G. Metode analisis data
Analisa data dilakukan bertujuan untuk menyederhanakan data kedalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Penelitian ini dalam
menganalisa data menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment.
Analisa data dilakukan dengan program SPSS versi 12.0 for windows.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
1. Perizinan
Sebelum melakukan uji coba dan penelitian, peneliti meminta
perizinan dari instansi-instansi untuk melaksanakan uji coba dan penelitian di
instansi tersebut. Peneliti memperoleh surat keterangan penelitian dari
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma sebanyak 4 kopi dengan
nomor surat 87a/D/KP/psi/USD/2006. Surat keterangan penelitian tersebut
ditujukan kepada Tumbuh Kembang Anak RSJD dr. RM Soejarwadi Klaten,
Pengobatan Alternatif Akupuntur bagi Autisme Hiperaktif dan IQ lemah
Arogya Mitra Klaten, SLB Citra Mulia Mandiri Yogyakarta, dan SLB N 1
Wonosari.
2. Pelaksanaan Uji Coba
Uji coba alat tes dilakukan sebelum melaksanakan penelitian. Uji coba
ini bertujuan untuk mengetahui daya beda item dan reliabilitas alat penelitian
yang akan digunakan dalam penelitian.
Uji coba alat tes dilaksanakan selama dua minggu sejak 4–16
September 2006 bagi orangtua dari anak autis yang anaknya mengikuti terapi
di Arogya Mitra dan orangtua dari anak autis yang anaknya mengikuti terapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
di bagian Tumbuh kembang RSJD dr. RM Soejarwadi, Klaten. Jumlah
subyek uji coba adalah 50 orang yang masing-masing mengisi 70 item skala
dukungan sosial dan 80 item skala tingkat stres.
3. Skala Dukungan Sosial
Hasil analisis item uji coba diperoleh item-item yang sahih dan item
yang gugur dari skala dukungan sosial sebagai berikut,
Tabel 7
Nomor-nomor item yang sahih dan gugur
Nomor item Sahih 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 10; 11; 12; 13; 14; 15; 16; 17; 18;
19; 20; 21; 22; 23; 24; 25; 26; 27; 28; 29; 30; 31; 32; 33; 34; 35; 36; 37; 38; 39; 40; 41; 42; 43; 44; 45; 46; 47; 48; 49; 50; 51; 52; 53; 54; 55; 56; 57; 58; 59; 60; 61; 62; 63; 64; 65; 66; 67; 68; 69; dan 70.
Gugur 9 Hasil seleksi item-item skala dukungan sosial diperoleh 69 item yang
sahih dan 1 item yang gugur. Item gugur karena item-item tidak memiliki
korelasi positif dan signifikan dengan item total.
Hasil uji reliabilitas berdasarkan koefisien alpha dari Cronbach
diperoleh koefisien alpha bernilai 0,970. Ini berarti item-item pada skala
dukungan sosial cukup reliabel karena nilai koefisien reliabilitasnya lebih
besar dari 0,900.
Hasil uji daya beda item dan reliabilitas diperoleh item yang tersisa
dan layak uji sebanyak 69 item. Item-item masih diseleksi supaya mendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
hasil penelitian yang lebih maksimal. Proses seleksi menggunakan daya beda
antara 0,447-0,817 dan diperoleh item yang lolos sebanyak 50 item. Berikut
ini adalah Blue print skala yang item-itemnya sudah diuji untuk penelitian.
Tabel 8
Blue Print Skala Dukungan Sosial (Setelah Uji Coba)
Item No Aspek Favorabel Unfavorabel
Total
1 Instrumental 18; 21; 26; 35; 40; dan 43.
2; 3; 9; 23; 29; 31; 46; dan 49.
14
2 Informatif 1; 6; 14;16; 32; dan 44.
8; 13; 15; 24; dan 38.
11
3 Emosional 4; 10; 17; 36; 33; dan 48.
7; 12; 19; 25; 27dan 41.
12
4 Penghargaan 11; 28; 30; 37; 42 dan 50.
5; 20; 22; 34; 39; 45; dan 47.
13
Jumlah 24 26 50
4. Skala Tingkat Stres
Hasil analisis item uji coba diperoleh item-item yang sahih dan item
yang gugur dari skala tingkat stres sebagai berikut,
Tabel 9
Nomor-nomor item yang sahih dan gugur
Nomor item Sahih 1; 2; 4; 6; 7; 8; 9; 10; 11; 12; 13; 14; 15; 17; 18; 19; 20;
22; 23; 24; 25; 26; 27; 28; 30; 31; 32; 33; 35; 36; 37; 38; 39; 40; 41; 42; 43; 44; 45; 46; 47; 48; 49; 51; 52; 53; 54; 55; 57; 58; 60; 61; 62; 63; 64; 65; 67; 68; 69; 70; 71; 72; 73; 74; 75; 76; 77; 78; 79; dan 80.
Gugur 3; 5; 16; 21; 29; 34; 50; 56; 59; dan 60.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Hasil seleksi item-item skala tingkat stres diperoleh 80 item yang
sahih dan 10 item yang gugur. Item gugur karena item-item tidak memiliki
korelasi positif dan signifikan dengan item total.
Hasil uji reliabilitas berdasarkan koefisien alpha dari Cronbach
diperoleh koefisien alpha bernilai 0,962. Ini berarti item-item pada skala
Tingkat stres cukup reliabel karena nilai koefisien reliabilitasnya lebih besar
dari 0,900.
Hasil uji daya beda item dan reliabilitas diperoleh item yang tersisa
dan layak uji sebanyak 70 item. Item-item masih diseleksi supaya mendapat
hasil penelitian yang lebih maksimal. Proses seleksi menggunakan daya beda
antara 0,362-0,773 dan diperoleh item yang lolos sebanyak 50 item. Berikut
ini adalah Blue print skala yang item-itemnya sudah diuji untuk penelitian.
Tabel 10
Blue Print Skala Tingkat Stres (Setelah Uji Coba)
Item No
Indikator Favorabel Unfavorabel
Total
1 Fisiologis 3; 23; 30; 33; dan 38.
13; 21; 27; 35; dan 50.
10
2 Emosional 22; 26; 29; 39; dan 44.
13; 24; 36; 48;dan 49.
10
3 Kognitif 6; 20; 25; 32; dan 45.
4; 9; 10; 15; dan 37.
10
4 Perilaku 2; 8; 11; 31; dan 40.
7; 17; 19; 43; dan 46.
10
5 Interpersonal 5; 14; 18; 34; dan 41.
1; 16; 28; 42; dan 47.
10
Jumlah 25 25 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 6-17 Oktober 2006. Sampel
penelitian adalah ayah dan ibu dari anak autis yang anaknya sekolah di SLB Citra
Mulia Mandiri Yogyakarta dan orangtua dari anak autis yang anaknya sekolah di
SLB N 1 Wonosari. Sampel penelitian ini adalah 22 orang ayah dan 28 orang ibu.
C. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
Uji asumsi dilakukan sebelum melakukan analisis data untuk menguji
hipotesis dengan Person Product Moment. Uji asumsi dilakukan untuk
memeriksa apakah data yang terkumpul memenuhi syarat untuk sebuah
korelasi. Syarat-syarat pengukuran korelasi adalah memiliki normalitas
sebaran data penelitian dan linearitas hubungan antar variabel penelitian dari
data yang sudah diperoleh.
Uji normalitas sebaran data dan uji linearitas dilakukan untuk
memeriksa pemenuhan kedua persyaratan tersebut.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi
pengambilan sampel dan distribusi sebaran skor mengikuti distribusi
normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan program SPSS versi 12 for
windows dengan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Program ini
dipilih karena program ini dapat digunakan untuk data ordinal (Tim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Penelitian dan pengembangan wahana komputer, 2003). Bila p>0,05
berarti distribusi data penelitian berdistribusi normal, sebaliknya jika
p<0,05 berarti distribusi data yang ada tidak berdistribusi normal (Tim
Penelitian dan pengembangan wahana komputer, 2004).
Hasil analisis didapatkan nilai p = 1,128 untuk variabel dukungan
sosial, yang berarti probalitasnya lebih dari taraf signifikasi 5% (0,157)
dan p= 1,057 untuk variabel tingkat stres, yang berarti probalitasnya lebih
dari taraf signifikasi 5% (0,214). Hasil analisis menunjukan bahwa
distribusi kedua variabel, yaitu dukungan sosial dan tingkat stres adalah
normal (lihat tabel 11).
Tabel 11
Rangkuman Hasil Uji Normalitas
Variabel N Kolmogorov-Smirnov Taraf Signifikasi
X (Dukungan sosial)
1,128 0,157
Y(Tingkat stres)
50
1,057 0,214
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah terdapat korelasi
yang linear antara variabel dukungan sosial dan tingkat stres orangtua dari
anak autis. Uji linearitas menggunakan bantuan dari program SPSS versi
12 for windows. Bila nilai F>Ftabel berarti distribusi data penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
berdistribusi normal, sebaliknya jika F<Ftabel berarti distribusi data yang
ada tidak berdistribusi normal (Trihendradi, 2005).
Hasil analisis kedua variabel diperoleh F=27,990 yang lebih besar
dari Ftabel yang bernilai (27,990>Ftabel 7,19) pada taraf signifikasi 1%.
Hasil analisis menunjukan bahwa hubungan kedua variabel penelitian
adalah berupa garis lurus atau bersifat linear yang signifikan.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian ini, yaitu
ada hubungan antara dukungan sosial dan tingkat stres orangtua dari anak
autis. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson
Product Moment melalui program SPSS versi 12 for windows.
Hasil analisis hipotesis (one-tailed test) menunjukan koefisien korelasi
Pearson (rxy) sebesar -0,607 dan korelasi dinyatakan signifikan untuk taraf
1%, sebab nilai rxy yang diperoleh lebih besar dari nilai rtabel untuk taraf
signifikasi 1%(0,354).
Nilai negatif pada koefisien korelasi (r) menunjukkan arah hubungan
negatif. Hal ini berarti semakin rendah dukungan sosial yang dirasakan oleh
individu dan semakin tinggi tingkat stres dan sebaliknya, semakin tinggi
dukungan sosial yang dirasakan oleh individu dan semakin rendah tingkat
stres.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima, yaitu
ada hubungan negatif antara dukungan sosial dan tingkat stres orangtua dari
anak autis.
D. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
dukungan sosial dan tingkat stres orangtua anak autis. Hasil uji hipotesis
diperoleh koefisien korelasi sebesar -0,607 sehingga hipotesis penelitian diterima
dan signifikan. Jadi, ada hubungan negatif antara dukungan sosial dan tingkat
stres orangtua anak autis. Semakin rendah dukungan sosial yang diterima
orangtua dari anak autis, maka semakin tinggi tingkat stres, dan sebaliknya.
Dari hasil penelitian ini ditemukan sumber dukungan sosial orangtua anak
autis berasal dari pasangan hidup, keluarga, teman, rekan, masyarakat dan
komunitas sosialnya seperti, komunitas pemerhati autis, keagamaan, organisasi,
hobi dan lain-lain. Sumber dukungan diperoleh mereka jika mereka berinteraksi
dengan orang lain, dan menjalin hunbungan interpersonal yang intim/dekat.
Orangtua yang mampu berinteraksi akan memiliki peluang memperoleh
dukungan sosial. Namun, sayangnya masih banyak dari mereka belum mampu
berinteraksi sosial, sehingga banyak dari mereka belum memperoleh dukungan
sosial dan mereka menjadi rentan terkena stres.
Peneliti menemukan pertemuan antara orangtua anak autis dapat
membantu mengurangi beban mereka. Perasaan senasip dapat meningkatkan rasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
solidaritas diantara mereka dan saling mendukung, sehingga beban mereka terasa
berkurang. Dukungan sosial ini dapat pula meningkatkan potensi diri dan
kemempuan dalam mengatasi stres.
Dukungan sosial terdiri dari aspek antara lain instrumental, informatif,
emosional, dan penghargaan. Aspek-aspek dukungan sosial dapat membantu
orangtua anak autis dalam menghadapi stressor.
Pertama, aspek instrumental merupakan bantuan fisik, pinjaman, dan
pertolongan langsung. Bantuan ini membantu orangtua anak autis menyelesaikan
masalahnya, misalnya ketika mereka kesulitan keuangan, ada orang yang bersedia
memberi pinjaman dan masalah keuangan dapat diatasi. Ketika mereka terlilit
masalah, ada orang yang bersedia membantu. Bantuan instrumental dapat pula
berupa kegiatan bersama seperti piknik, rekreasi, menyalurkan hobi, dan kegiatan
yang bersifat memberi hiburan. Bantuan ini dapat menambah waktu rekreasi dan
membuat tubuh terasa rileks dan tenang, sehingga membantu mereduksi stres
(Sheridan dan Radmacher, 1992).
Kedua, aspek informatif adalah bantuan yang berupa nasehat, informasi,
petunjuk, tips, saran, dan umpan balik. Bantuan ini membantu orangtua anak autis
dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan, sehingga mereka tidak salah
dalam mengambil langkah dan dapat mengurangi perasaan cemas karena situasi
yang tidak pasti, ambigu, dan diluar kontrol mereka. Bantuan ini membantu
mereka memperoleh masukan dari orang lain dan solusi dari masalah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
dihadapinya. Dukungan ini mempermudah mereka dalam melakukan koping stres
(Sheridan dan Radmacher, 1992).
Ketiga, aspek emosional ialah bantuan yang berupa empati, kepedulian,
penerimaan, penguatan, dan perhatian. Dukungan ini sangat dibutuhkan orangtua
anak autis, karena mereka merasa terpuruk. Dukungan ini membuat orangtua
anak autis merasa diterima, dicintai, nyaman, tenang, tentram, dan bahagia.
Perasaan yang ditimbulkan dari dukungan ini dapat meningkatkan ketahanan
terhadap stres dan mereka mampu melakukan koping stres secara optimal
(Sarafino, 1997).
Dukungan emosional secara tidak langsung dapat mengobarkan semangat
orangtua anak autis, karena mereka merasa tidak sendiri dan ada orang lain yang
bisa diandalkan. Semangat tersebut dapat meningkatkan potensi-potensi diri
mereka untuk menghadapi tantangan hidup.
Keempat, aspek penghargaan adalah bantuan yang berupa ungkapan
hormat, pengakuan, penghargaan positif, dorongan maju, dan persetujuan
terhadap gagasan atau perasaan orangtua anak autis. Dukungan ini membuat
orangtua anak autis merasa dihormati, diakui, dipercayai, dan dihargai. Dukungan
ini dapat meningkatkan kepercayaan diri, rasa percaya kepada orang lain,
memperbaiki konsep diri mereka, meningkatkan kinerja mereka, meningkatkan
harga diri, dan keyakinan diri mereka. Potensi tersebut dapat membantu mereka
menghadapi masalah mereka (Sarafino, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Orangtua anak autis yang menerima dukungan sosial akan memiliki
konsep diri yang baik dan harga diri yang tinggi. Konsep diri yang baik akan
membuat mereka lebih mengenal diri dan menerima diri mereka. Mereka
mengetahui potensi dalam diri mereka, sehingga mereka mampu melakukan
koping stres (Taifur, 2003).
Orangtua anak autis yang telah menerima diri memiliki pandangan optimis
terhadap perjalanan hidupnya. Sikap optimis akan membuat mereka berpikir
positif, sehingga mereka memiliki toleransi terhadap stressor dan terhindar dari
stres (Taifur, 2003).
Dukungan sosial yang diterima orangtua anak autis dapat meningkatkan
rasa percaya diri dan rasa percaya kepada orang lain. Kepercayaan diri yang
tinggi dapat membuat mereka merasa yakin bahwa mereka mampu menghadapi
segala hambatan/tantangan. Kepercayaan diri dapat menumbuhkan penerimaan
diri dan mengetahui potensi diri untuk menghadapi tantangan hidup.
Orangtua anak autis yang percaya kepada orang lain memiliki kesempatan
untuk terbebas dari tekanan, sebab mereka mengeluarkan apa yang mengganjal
dalam diri mereka kepada orang lain. Mereka menjadi lebih terbuka kepada orang
lain. Hubungan interpersonal yang terjalin membantu mereka dalam proses
katarsis dan memperoleh penguatan dari orang lain.
Orangtua anak autis yang kurang mendapat dukungan sosial memiliki
peluang besar terkena dampak dari stres seperti cemas, depresi, frustasi, phobia,
dan gangguan somatis (Taylor, 1994). Mereka memiliki pikiran yang negatif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
sehingga pandangan hidup mereka menjadi pesimis dan memiliki perasaan yang
sangat sensitif. Meraka mudah marah, tersinggung, sedih, takut, cemas, kuatir,
dan perasaan negatif lainnya. Konsep diri mereka rendah membuat mereka tidak
percaya diri, tertutup, tidak percaya pada orang lain, dan tidak memiliki semangat
hidup. Mereka menjadi mudah untuk terkena stres, sebab mereka tidak memiliki
ketahanan terhadap stres.
Hasil pembahasan di atas membuktikan bahwa dukungan sosial masih
berfungsi bagi orangtua anak autis dalam mengatasi stres. Dukungan sosial yang
tinggi dapat membuat mereka merasa diterima, diperhatikan, dihargai, dan
dicintai sehingga konsep diri, kepercayaan diri, dan efikasi diri mereka
berkembang. Reaksi emosianal yang positif ini akan membuat mereka terbebas
dari perasaan yang penuh tekenan atau stres. Jadi, dukungan sosial yang tinggi
akan membuat orangtua dapat mengatasi stressor dan terbebas dari stres.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil uji hipotesis penelitian menghasilkan koefisien korelasi sebesar
-0,607, ini menujukkan bahwa hipotesis penelitian diterima dan signifikan. Jadi,
ada hubungan negatif antara dukungan sosial dan tingkat stres orangtua anak
autis. Semakin rendah dukungan sosial yang dirasakan oleh orangtua dari anak
autis, maka semakin tinggi tingkat stres, dan sebaliknya, semakin tinggi
dukungan sosial yang dirasakan oleh individu, maka semakin rendah tingkat stres.
B. Saran
Penelitian ini masih memiliki kekurangan yang disebabkan keterbatasan
peneliti. Beberapa saran untuk pembaca dan peneliti selanjutnya, yaitu
1. Saran bagi peneliti selanjutnya
a. Penelitian ini masih memiliki kekurangan dalam identitas subjek. Saya
menyarankan untuk melengkapi kriteria identitas subyek, seperti peran
dalam keluarga, pekerjaan, tingkat pendidikan, latar belakang budaya,
status sosial ekonomi, dan lain-lain. Identitas subjek dapat digunakan
dalam memperkaya hasil penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
b. Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam proses pengambilan data yang
tidak langsung kepada subjek penelitian. Saran saya peneliti selanjutnya
seyogyanya melakukan pengambilan data secara langsung kepada subjek
penelitian supaya validitas data dapat dipertanggungjawabkan.
c. Peneliti menemukan bahwa orangtua anak autis merasa bebannya
berkurang ketika mereka berinteraksi dengan orangtua anak autis yang
lain. Interaksi yang terjalin antar orangtua anak autis ini masuk dalam
aspek network (jaringan sosial). Namun, aspek jaringan sosial (network)
ini belum diungkap secara mendalam oleh peneliti. Oleh karena itu
peneliti selanjutnya diharapkan dapat memasukkan aspek network
(jaringan sosial) sebagai sumber dukungan sosial.
2. Saran bagi pembaca
a Orangtua yang memiliki anak kebutuhan khusus, terutama anak autis
mempunyai kesadaran untuk saling mendukung sehingga dapat membantu
mengurangi tekanan yang dihadapi dan mencari pemecahan masalahnya.
Orangtua dari anak autis seyogyanya membina hubungan interpersonal
supaya memperoleh dukungan sosial dari orang lain.
b Bagi masyrakat umum seyogyanya memberikan dukungan yang berupa
dukungan instrumental, dukungan informatif, dukungan emosianal, dan
dukungan penghargaan. Dukungan yang diberikan kepada orangtua anak
autis sangat membantu orangtua anak autis mengurangi tingkat stresnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
DAFTAR PUSTAKA
American Psychiatric Association. (1994). The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disoder (4th ed). Washington, DC: Author.
Attwood, T. (2005). Sindrom Asperger. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta. Aswar, S. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Putra Pelajar. Balimulia, S. O. (2003). Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Kepercayaan
Diri pada Remaja Tuna Daksa di Pusat Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (PRSBD) prof. Dr. Soeharso, Jebres Surakarta. Skripsi Program Studi Strata 1 Psikologi. Universitas Sanata dharma.
Coleman, J.C. & Broen, W.E. (1997). Abnormal Psychology and Modern Llife (4th
ed). Illionois: Scott Foresman and co. Cooper, C. L., Dewe, P. J., dan O’Driscoll, M. P., (2001). Organizational Sstress: A
Review and Critique of Theory, Research, and Applications. California: Sage Publications.
Danuatmaja, B. (2003). Terapi Anak Autis di Rumah. Jakarta. Puspa Swara. Fauzan, S. Prihanto, S. dan Sukamto, M.E. 1990. Hubungan antara Kemampuan
Manajemen Waktu dan Dukungan Sosial Suami dengan Tingkat Stres pada Ibu Berperan Ganda. Anima: Indonesian Psychological Journal vol. 15. No. 1, hal 33-51.
Forman, S. G. (1993). Coping Skills Interventions for Children and Adolescents. San
Francisco: Jossey-Bass Publishers. Halonen, J. S. dan Santrock. J.W. (1999). Psychology Contexts and Applications (3rd
ed). New york: McGrawhill (482-515). Handojo, Y. (2002). Autisme. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. Handoyo, S. (2001). Stres pada Masyarakat Surabaya. Insan media psikologi. Vol. 3,
no. 2. hal: 61-74. Haracebenglish. (1958). Comprehensive Dictionary of Psychological and
Psychoanalical Terms. Inggris: Longman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Hurlock, E. B. (1990). Psikologi Perkembangan suatu Pendapat Sepanjang Rentang Kehidupan (edisi ke-5). Jakarta: Erlangga.
Kamphous, R. W., & Frick, P. J. (1996). Clinical Assessment of Child and Adolescent
Personality and Behavior. Boston: Allyn & Bacon. Tavipamartiwi, W. (2002). Hubungan Dukungan Sosial dengan Kepuasan Hidup
Usia Lanjut pada para Suster Tarekol Fransiskan Sukabumi. Skripsi S1 Program Studi Psikologi. Skripsi Program Studi Strata 1 Psikologi. Universitas Sanata Dharma.
Mappiare, A. (1983). Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha nasional. Mönks, F. J., Knoers, A. M. P., dan Haditono, S. (1989). Psikologi Perkembangan :
Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Nofaola, M. (2004). Sikap Orangtua terhadap Anak Mereka yang Mengalami Down
Sydrome. Skripsi S1 Program Studi Psikologi. Skripsi Program Studi Strata 1 Psikologi. Universitas Sanata Dharma.
Nietzel, M. T., Berntein, D. A., Kramen. G. P., Milich, R., (2002). 6th edition,
Introduction to Clinic Psycholog., New Jersey: Prentice Perimutter, M., dan Hall, E. (1992). Adulth Developmental and Again (2nd ed). New
york: John wiley & son. Inc. Puspita, D., (2005). Peran Keluarga pada Penanganan Individu Autistic Spectrum
Disorder. www.puterakumbara.org/rm/peran_ortu.shtml. Rice. L. P. (1992). Stress and Health. California: Brooks/Cole Publishing. Robbins, S.P. (2003). Perilaku Organisasi Jilid 2 (Edisi ke 9). Jakarta: Indeks. Safaria, T. (2005). Autisme Pemahaman Baru untuk Hidup Bermakna bagi Orangtua.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Salim, P. dan Salim, Y. (1990). Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta:
Modern English Press. Santrock, J. W. (2002). Life-span Developmental:Perkembangan Masa Hidup jilid 2
(edisi ke-5). Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Sarafino, E. P. (1997). Health Psychology: Biopsychosocial Interactions (3rd ed). New york: John Wiley &son, Inc.
Sheridan dan Radmacher. (1992). Health Psychology Challenging to Biomedical
Model. New york: John Wiley &son, Inc. Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan, Jakata: Grasindo. Sugiarto, S., Prambahan, Dwi S., Pratitis, dan Niken T. (2004). Pengaruh Social
Story terhadap Kemampuan Berinteraksi Sosial terhadap Anak Autis. Jurnal Anima Vol. 19, No. 3, 250-270.
Sumampouw, A. dan Setiasih. (2003). Profil Kebutuhan Remaja Tuna Rungu. Jurnal
Anima Vol. 18, No. 3, 376-392. Taylor, S. E. (1999). Health Psychology (4th ed). New york: McGrawhill. Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer. (2003). Pengolahan Data
Statistik dengan 11.25 Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer. Jakarta: Infotek.
Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer. (2004). Pengolahan Data
Statistik dengan 12.00. Yogyakarta: Andi Offset. Toifur, dan Prawitasari, J. E. (2003). Hubungan antara Status Sosial Ekonomi,
Orientasi Religius, dan Dukungan Sosial dengan Burnout pada Guru Sekolah Dasar di Kabupaten Cilacap. Sosiohumanika, 16A(3). 511-527.
Trihendradi, C. (2005). Statistik Inferen Teori Dasar dan Aplikasinya Menggunakan
SPSS 12. Yogyakarta: Penerbit Andi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Jenis kelamin : L/P Status perkawinan : Orangtua tunggal/menikah Anak didiagnosa autis tahun :_ _ _ _
SKALA 1 Petunjuk:
Dibawah ini ada pernyataan-pernyataan yang terkait dengan hal-hal
yang anda alami sehari-hari. Anda diminta untuk memilih salah satu alternatif
jawaban yang sesuai keadaan diri anda, dengan cara memberi tanda silang
(X) pada kolom yang tersedia. Adapun alternatif jawaban yang tersedia
adalah:
SS, bila Anda SANGAT SESUAI dengan pernyataan tersebut.
S, bila Anda SESUAI dengan pernyataan tersebut.
TS, bila Anda TIDAK SESUAI dengan pernyataan tersebut.
STS, bila Anda SANGAT TIDAK SESUAI dengan pernyataan tersebut.
Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah ataupun
penilaian baik dan buruk. Kerahasian anda kami jamin, untuk itu kami sangat
mengharapkan dan menghargai keterbukaan anda. Pastikan anda telah
mengisi keseluruhan pernyataan
1. Keluarga saya memberikan informasi penting tentang gangguan perkembangan anak saya.
SS S TS STS 2. Pasangan hidup saya mendahulukan keperluan lain daripada keperluan
saya. SS S TS STS
3. Teman-teman saya tidak pernah membiarkan saya merasa sendirian. SS S TS STS
4. Saya merasa teman-teman menanggapi positif pendapat saya. SS S TS STS
5. Teman-teman saya tidak mau berbagi tips dengan saya. SS S TS STS
6. Orang-orang di sekitar saya membiarkan saya menyelesaikan masalah-masalah saya sendiri.
SS S TS STS 7. Teman-teman menyedikan waktu untuk mendengarkan keluh kesah saya.
SS S TS STS 8. Pasangan hidup saya mencemooh hasil kerja saya.
SS S TS STS 9. Ketika saya membutuhkan uang, ada orang yang memberi pinjaman
kepada saya. SS S TS STS
10. Saya mendapat nasehat dari teman-teman saya. SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
11. Saya merasa terpojok dengan nasehat yang diberikan orang di sekitar. SS S TS STS
12. Keluarga saya menghormati segala keputusan saya. SS S TS STS
13. Pasangan hidup saya sering memberi kritikan pedas. SS S TS STS
14. Ketika saya sedih, tidak ada orang yang menghibur saya. SS S TS STS
15. Pasangan hidup saya menyanyangi saya. SS S TS STS
16. Keluarga saya menghargai segala hasil usaha saya. SS S TS STS
17. Teman-teman saya masa bodoh dengan masalah-masalah saya. SS S TS STS
18. Setiap hari libur keluarga saya menyempatkan untuk datang menjenguk saya dan anak saya.
SS S TS STS 19. Teman-teman saya berbagi tips dengan saya.
SS S TS STS 20. Saya merasa kerabat saya berusaha menguatkan hati saya.
SS S TS STS 21. Orang-orang mengejek kondisi anak saya.
SS S TS STS 22. Pasangan hidup saya mengajak saya untuk mendiskusikan
perkembangan anak saya dan kejadian yang saya alami sehari-hari. SS S TS STS
23. Orang-orang di sekitar saya sering meremehkan kemampuan saya. SS S TS STS
24. Keluarga saya merasa empati terhadap kondisi saya. SS S TS STS
25. Saya dan pasangan hidup saya berkerjasama dalam memelihara anak-anak kami.
SS S TS STS 26. Saya merasa tertolak dalam lingkungan saya.
SS S TS STS 27. Teman-teman tidak memberi tanggapan ketika saya mengeluarkan
pendapat. SS S TS STS
28. Terapis anak saya kurang membimbing saya dalam menghadapi perilaku anak saya.
SS S TS STS 29. Orang-orang disekitar saya siap membantu menjaga anak-anak saya,
ketika saya sedang sibuk. SS S TS STS
30. Saya merasa orang lain tidak menyukai saya bila saya membuka diri. SS S TS STS
31. Pasangan hidup saya tidak mau berbagi tugas dengan saya dalam
memelihara anak saya. SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
32. Saya merasa kecewa dengan informasi dari teman-teman saya. SS S TS STS
33. Orang-orang di sekitar saya memberi kepercayaan kepada saya. SS S TS STS
34. Teman-teman saya tidak mau mendengarkan keluh kesah saya. SS S TS STS
35. Orang-orang disekitar saya siap membantu saya ketika saya mengalami kesulitan.
SS S TS STS 36. Saya merasa pasangan saya tidak peduli dengan saya.
SS S TS STS 37. Orang-orang di sekitar saya mengakui kemampuan saya.
SS S TS STS 38. Keluarga saya masa bodoh dengan kondisi saya.
SS S TS STS 39. Terapis anak saya membimbing saya menghadapi gangguan
perkembangan anak saya. SS S TS STS
40. Orang-orang di sekitar saya mempergunjingkan (gosip) kehidupan pribadi saya.
SS S TS STS 41. Pasangan hidup saya selalu memompa semangat saya, ketika saya
terpuruk. SS S TS STS
42. Orang-orang di sekitar saya tidak mau memberi pinjaman kepada saya. SS S TS STS
43. Teman-teman saya memberikan informasi lengkap tentang segala hal yang saya butuhkan.
SS S TS STS 44. Saya merasa tidak dibeda-bedakan oleh orang di sekitar saya.
SS S TS STS 45. Terapis anak saya kurang memberi informasi tentang kondisi anak saya.
SS S TS STS 46. Orang-orang di sekitar saya menjatuhkan saya.
SS S TS STS 47. Keluarga saya berada disamping saya ketika saya mengalami masa-masa
sulit. SS S TS STS
48. Pasangan hidup saya mendahulukan keperluan saya dibanding keperluan yang lain.
SS S TS STS 49. Pasangan hidup saya sering mengajak saya berdebat tentang
perkembangan anak saya. SS S TS STS
50. Saran-saran yang saya terima kurang membantu mengatasi masalah saya.
SS S TS STS 51. Pasangan hidup saya menerima saya apa adanya.
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
52. Saya merasa dihargai oleh teman-taman saya. SS S TS STS
53. Keluarga saya mencarikan sumber-sumber bacaan yang membantu saya memahami kondisi anak saya.
SS S TS STS 54. Keluarga saya meninggalkan saya ketika saya menghadapi masa-masa
sulit. SS S TS STS
55. Pendapat saya sering diabaikan oleh orang-orang di sekitar saya. SS S TS STS
56. Ketika saya sedih, ada orang yang menghibur saya. SS S TS STS
57. Keluarga saya tidak empati dengan kondisi saya. SS S TS STS
58. Terapis anak saya menjelaskan kondisi anak secara lengkap. SS S TS STS
59. Saya merasa pasangan hidup saya tidak menyayangi saya. SS S TS STS
60. Teman-teman saya memperhatikan pendapat saya. SS S TS STS
61. Orang-orang di sekitar saya bersedia meminjamkan barang-barang, ketika saya membutuhkannya.
SS S TS STS 62. Teman-teman saya menanyakan kabar keluarga saya.
SS S TS STS 63. Orang-orang di sekitar saya tidak percaya kepada saya.
SS S TS STS 64. Keluarga saya memberi informasi yang salah tentang kondisi anak saya.
SS S TS STS 65. Teman-teman saya menolak memberi pinjaman uang kepada saya, ketika
saya membutuhkan uang. SS S TS STS
66. Saya merasa tidak dihormati dalam keluarga saya. SS S TS STS
67. Teman-teman menyedikan waktu untuk mendengarkan keluh kesah saya. SS S TS STS
68. Keluarga saya tidak mau membantu menjaga anak-anak saya, ketika saya sedang ada acara mendadak.
SS S TS STS 69. Teman-teman saya membenci saya.
SS S TS STS 70. Pasangan hidup saya memuji hasil usaha saya.
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
SKALA 2
Petunjuk: Dibawah ini ada pernyataan-pernyataan yang terkait dengan hal-hal
yang anda alami sehari-hari. Anda diminta untuk memilih salah satu alternatif
jawaban yang sesuai keadaan diri anda, dengan cara memberi tanda silang
(X) pada kolom yang tersedia. Adapun alternatif jawaban yang tersedia
adalah:
SL, bila Anda SELALU dengan pernyataan tersebut.
SR, bila Anda SERING dengan pernyataan tersebut.
KD, bila Anda KADANG-KADANG dengan pernyataan tersebut.
TP, bila Anda TIDAK PERNAH dengan pernyataan tersebut.
Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah ataupun
penilaian baik dan buruk. Kerahasian anda kami jamin, untuk itu kami sangat
menharapkan dan menghargai keterbukan anda. Pastikan anda telah mengisi
keseluruhan pernyataan.
1. Saya memandang orang lain secara positif. SL SR KD TP
2. Saya malas berolahraga. SL SR KD TP
3. Saya tidak melamun. SL SR KD TP
4. Saya merasa putus asa. SL SR KD TP
5. Kepala saya tidak sakit. SL SR KD TP
6. Saya menderita insomnia/susah tidur. SL SR KD TP
7. Saya merasa mood atau suasana hati saya bagus. SL SR KD TP
8. Saya hanya terpaku pada satu hal/masalah. SL SR KD TP
9. Saya berhati-hati dalam bertindak. SL SR KD TP
10. Saya tidak suka berteman dengan orang baru. SL SR KD TP
11. Tekanan darah saya naik. SL SR KD TP
12. Saya pantang menyerah menghadapi masalah saya. SL SR KD TP
13. Saya mudah lupa. SL SR KD TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
14. Saya makan teratur. SL SR KD TP
15. Saya mendiamkan dan mengacuhkan orang lain. SL SR KD TP
16. Saya mengakui kekeliruan saya. SL SR KD TP
17. Saya merasa ketakutan. SL SR KD TP
18. Saya ceroboh. SL SR KD TP
19. Punggung dan leher saya terasa rileks. SL SR KD TP
20. Saya bisa berpikir jernih. SL SR KD TP
21. Saya tidak dihantui perasaan bersalah. SL SR KD TP
22. Denyut jantung saya cepat. SL SR KD TP
23. Saya bisa kosentrasi. SL SR KD TP
24. Saya susah tertawa. SL SR KD TP
25. Saya merasa percaya diri. SL SR KD TP
26. Tekanan darah saya stabil/normal. SL SR KD TP
27. Saya merasa mampu berbuat sesuatu. SL SR KD TP
28. Saya merasa otak saya bisa menerima informasi baru. SL SR KD TP
29. Saya banyak tidur. SL SR KD TP
30. Saya membuka diri kepada lingkungan sosial saya. SL SR KD TP
31. Saya melamun. SL SR KD TP
32. Saya suka menyalahkan diri saya. SL SR KD TP
33. Saya rajin mengerjakan sesuatu. SL SR KD TP
34. Saya sukar buang air besar/sembelit. SL SR KD TP
35. Pikiran saya kacau. SL SR KD TP
36. Saya menarik nafas teratur. SL SR KD TP
37. Saya marah-marah. SL SR KD TP
38. Punggung dan leher saya terasa tegang. SL SR KD TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
39. Saya merasa sangat bersemangat. SL SR KD TP
40. Saya merasa otak seperti beku. SL SR KD TP
41. Saya merasa sedih. SL SR KD TP
42. Saya dapat tidur nyenyak. SL SR KD TP
43. Saya dapat melihat suatu masalah dari sudut yang lain. SL SR KD TP
44. Saya tersenyum dan tertawa. SL SR KD TP
45. Saya mudah tersinggung. SL SR KD TP
46. Saya menepati janji saya. SL SR KD TP
47. Saya merasa rendah diri. SL SR KD TP
48. Nafas saya terengah-engah. SL SR KD TP
49. Saya malas melakukan apa-apa. SL SR KD TP
50. Saya merasa orang lain tidak dapat dipercaya. SL SR KD TP
51. Saya susah kosentrasi. SL SR KD TP
52. Saya sakit kepala. SL SR KD TP
53. Saya merasa kehilangan kesabaran. SL SR KD TP
54. Saya bisa memecahkan perhatian saya pada 2 atua lebih hal dalam satu waktu.
SL SR KD TP 55. Denyut jantung saya normal.
SL SR KD TP 56. Saya merasa bahwa masalah yang muncul karena kesalahan orang lain.
SL SR KD TP 57. Saya berolahraga.
SL SR KD TP 58. Saya sabar menghadapi cobaan.
SL SR KD TP 59. Tangan dan kaki saya tidak gemetar.
SL SR KD TP 60. Saya merasa saya mudah mengingat sesuatu.
SL SR KD TP 61. Badan saya terasa pegal-pegal.
SL SR KD TP 62. Saya merasa gelisah.
SL SR KD TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
63. Saya tidak mampu mengambil keputusan. SL SR KD TP
64. Saya mudah panik. SL SR KD TP
65. Saya ingkar janji. SL SR KD TP
66. Porsi makan saya berubah. SL SR KD TP
67. Saya bersahabat dengan semua orang. SL SR KD TP
68. Saya bisa mengambil keputusan. SL SR KD TP
69. Saya bisa mengontrol gerakan saya. SL SR KD TP
70. Suasana hati saya mudah berubah. SL SR KD TP
71. Saya merasa otak saya tidak dapat menerima informasi baru. SL SR KD TP
72. Saya tidur teratur. SL SR KD TP
73. Saya ramah pada orang lain. SL SR KD TP
74. Tangan dan kaki saya gemetar. SL SR KD TP
75. Saya merasa tentram. SL SR KD TP
76. Saya merasa orang disekitar saya dapat dipercaya. SL SR KD TP
77. Saya merasa bahagia. SL SR KD TP
78. Saya buang air besar secara teratur. SL SR KD TP
79. Saya merasa sehat. SL SR KD TP
80. Saya malas berinteraksi dengan lingkungan saya. SL SR KD TP
TERIMA KASIH ATAS KERJASAMANYA
TUHAN MEMBERKATI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
3. UJI BEDA DAN RELIABILITAS ITEM
a. UJI BEDA DAN RELIABILITAS ITEM SKALA
DUKUNGAN SOSIAL
b. UJI BEDA DAN RELIABILITAS ITEM SKALA
TINGKAT STRES
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
a. UJI BEDA ITEM DAN RELIABILITAS SKALA DUKUNGAN SOSIAL Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
item1 3,12 ,799 50 item2 2,84 ,842 50 item3 2,82 ,629 50 item4 2,82 ,661 50 item5 3,12 ,521 50 item6 2,86 ,904 50 item7 3,00 ,571 50 item8 3,20 ,670 50 item9 3,06 ,818 50
item10 3,04 ,605 50 item11 3,02 ,589 50 item12 3,02 ,714 50 item13 2,92 ,829 50 item14 3,06 ,652 50 item15 3,32 ,794 50 item16 3,14 ,729 50 item17 2,98 ,654 50 item18 2,74 ,751 50 item19 2,96 ,533 50 item20 3,18 ,661 50 item21 2,72 ,858 50 item22 3,10 ,735 50 item23 2,84 ,650 50 item24 2,90 ,707 50 item25 3,18 ,873 50 item26 3,00 ,639 50 item27 3,04 ,493 50 item28 3,08 ,601 50 item29 3,06 ,712 50 item30 3,00 ,535 50 item31 3,12 ,824 50 item32 2,98 ,515 50 item33 2,94 ,767 50 item34 3,00 ,535 50 item35 3,00 ,639 50 item36 3,00 ,948 50 item37 2,94 ,586 50 item38 3,16 ,710 50 item39 3,04 ,727 50 item40 2,90 ,839 50 item41 3,26 ,828 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
item42 2,96 ,638 50 item43 3,00 ,700 50 item44 2,98 ,622 50 item45 3,04 ,638 50 item46 2,98 ,589 50 item47 3,00 ,833 50 item48 2,62 ,830 50 item49 2,56 ,760 50 item50 2,80 ,606 50 item51 3,20 ,881 50 item52 3,02 ,553 50 item53 2,90 ,763 50 item54 3,14 ,756 50 item55 3,00 ,571 50 item56 2,94 ,712 50 item57 2,88 ,689 50 item58 3,06 ,740 50 item59 3,20 ,639 50 item60 2,92 ,601 50 item61 2,94 ,470 50 item62 2,92 ,528 50 item63 3,06 ,620 50 item64 2,86 ,700 50 item65 2,92 ,665 50 item66 3,16 ,618 50 item67 2,88 ,521 50 item68 2,96 ,699 50 item69 3,04 ,533 50 item70 3,04 ,638 50
Jumlah total 209,46 27,622 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Pearson Correlation ,692(**) Sig. (1-tailed) ,000
item1
N 50 Pearson Correlation ,669(**) Sig. (1-tailed) ,000
item2
N 50 Pearson Correlation ,460(**) Sig. (1-tailed) ,000
item3
N 50 Pearson Correlation ,360(**) Sig. (1-tailed) ,005
item4
N 50 Pearson Correlation ,452(**) Sig. (1-tailed) ,000
item5
N 50 Pearson Correlation ,639(**) Sig. (1-tailed) ,000
item6
N 50 Pearson Correlation ,746(**) Sig. (1-tailed) ,000
item7
N 50 Pearson Correlation ,576(**) Sig. (1-tailed) ,000
item8
N 50 Pearson Correlation -,003 Sig. (1-tailed) ,492
item9
N 50 Pearson Correlation ,698(**) Sig. (1-tailed) ,000
item10
N 50 Pearson Correlation ,626(**) Sig. (1-tailed) ,000
item11
N 50 Pearson Correlation ,307(*) Sig. (1-tailed) ,015
item12
N 50 Pearson Correlation ,566(**) Sig. (1-tailed) ,000
item13
N 50 Pearson Correlation ,702(**) Sig. (1-tailed) ,000
item14
N 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Pearson Correlation ,817(**) Sig. (1-tailed) ,000
item15 N 50
Pearson Correlation ,697(**) Sig. (1-tailed) ,000
item16 N 50
Pearson Correlation ,659(**) Sig. (1-tailed) ,000
item17 N 50
Pearson Correlation ,374(**) Sig. (1-tailed) ,004
item18 N 50
Pearson Correlation ,654(**) Sig. (1-tailed) ,000
item19 N 50
Pearson Correlation ,602(**) Sig. (1-tailed) ,000
item20 N 50
Pearson Correlation ,555(**) Sig. (1-tailed) ,000
item21 N 50
Pearson Correlation ,745(**) Sig. (1-tailed) ,000
item22 N 50
Pearson Correlation ,352(**) Sig. (1-tailed) ,006
item23 N 50
Pearson Correlation ,611(**) Sig. (1-tailed) ,000
item24 N 50
Pearson Correlation ,644(**) Sig. (1-tailed) ,000
item25 N 50
Pearson Correlation ,729(**) Sig. (1-tailed) ,000
item26 N 50
Pearson Correlation ,670(**) Sig. (1-tailed) ,000
item27 N 50
Pearson Correlation ,283(*) Sig. (1-tailed) ,023
item28 N 50
Pearson Correlation ,682(**) Sig. (1-tailed) ,000
item29 N 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Pearson Correlation ,665(**) Sig. (1-tailed) ,000
item30 N 50
Pearson Correlation ,617(**) Sig. (1-tailed) ,000
item31 N 50
Pearson Correlation ,675(**) Sig. (1-tailed) ,000
item32 N 50
Pearson Correlation ,530(**) Sig. (1-tailed) ,000
item33 N 50
Pearson Correlation ,716(**) Sig. (1-tailed) ,000
item34 N 50
Pearson Correlation ,594(**) Sig. (1-tailed) ,000
item35 N 50
Pearson Correlation ,645(**) Sig. (1-tailed) ,000
item36 N 50
Pearson Correlation ,655(**) Sig. (1-tailed) ,000
item37 N 50
Pearson Correlation ,698(**) Sig. (1-tailed) ,000
item38 N 50
Pearson Correlation ,292(*) Sig. (1-tailed) ,020
item39 N 50
Pearson Correlation ,413(**) Sig. (1-tailed) ,001
item40 N 50
Pearson Correlation ,683(**) Sig. (1-tailed) ,000
item41 N 50
Pearson Correlation ,783(**) Sig. (1-tailed) ,000
item42 N 50
Pearson Correlation ,698(**) Sig. (1-tailed) ,000
item43 N 50
Pearson Correlation ,753(**) Sig. (1-tailed) ,000
item44 N 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Pearson Correlation ,388(**) Sig. (1-tailed) ,003
item45 N 50
Pearson Correlation ,678(**) Sig. (1-tailed) ,000
item46 N 50
Pearson Correlation ,592(**) Sig. (1-tailed) ,000
item47 N 50
Pearson Correlation ,362(**) Sig. (1-tailed) ,005
item48 N 50
Pearson Correlation ,376(**) Sig. (1-tailed) ,004
item49 N 50
Pearson Correlation ,447(**) Sig. (1-tailed) ,001
item50 N 50
Pearson Correlation ,684(**) Sig. (1-tailed) ,000
item51 N 50
Pearson Correlation ,748(**) Sig. (1-tailed) ,000
item52 N 50
Pearson Correlation ,479(**) Sig. (1-tailed) ,000
item53 N 50
Pearson Correlation ,664(**) Sig. (1-tailed) ,000
item54 N 50
Pearson Correlation ,762(**) Sig. (1-tailed) ,000
item55 N 50
Pearson Correlation ,583(**) Sig. (1-tailed) ,000
item56 N 50
Pearson Correlation ,454(**) Sig. (1-tailed) ,000
item57 N 50
Pearson Correlation ,374(**) Sig. (1-tailed) ,004
item58 N 50
Pearson Correlation ,601(**) Sig. (1-tailed) ,000
item59 N 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Pearson Correlation ,634(**) Sig. (1-tailed) ,000
item60 N 50
Pearson Correlation ,639(**) Sig. (1-tailed) ,000
item61 N 50
Pearson Correlation ,586(**) Sig. (1-tailed) ,000
item62 N 50
Pearson Correlation ,593(**) Sig. (1-tailed) ,000
item63 N 50
Pearson Correlation ,493(**) Sig. (1-tailed) ,000
item64 N 50
Pearson Correlation ,530(**) Sig. (1-tailed) ,000
item65 N 50
Pearson Correlation ,579(**) Sig. (1-tailed) ,000
item66 N 50
Pearson Correlation ,618(**) Sig. (1-tailed) ,000
item67 N 50
Pearson Correlation ,756(**) Sig. (1-tailed) ,000
item68 N 50
Pearson Correlation ,476(**) Sig. (1-tailed) ,000
item69 N 50
Pearson Correlation ,679(**) Sig. (1-tailed) ,000
item70 N 50 * Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
RELIABILITAS SKALA DUKUNGAN SOSIAL
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 209,46 762,988 27,622 70
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
,970 ,972 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
b. UJI BEDA ITEM DAN RELIABILITAS SKALA TINGKAT STRES Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N Item1 1,68 ,819 50 Item2 2,24 ,744 50 Item3 2,78 ,887 50 Item4 1,58 ,499 50 Item5 2,54 ,734 50 Item6 1,64 ,722 50 item7 2,28 ,671 50 Item8 1,84 ,681 50 Item9 1,74 ,828 50 Item10 1,52 ,580 50 Item11 1,44 ,675 50 Item12 1,76 ,938 50 Item13 2,16 ,710 50 Item14 2,28 ,904 50 Item15 1,74 ,565 50 Item16 2,28 ,858 50 Item17 1,84 ,681 50 Item18 2,04 ,605 50 Item19 2,60 ,700 50 Item20 2,20 ,639 50 Item21 2,46 ,788 50 Item22 1,88 ,849 50 Item23 2,14 ,700 50 Item24 1,72 ,730 50 Item25 1,84 ,817 50 Item26 1,68 ,713 50 Item27 2,08 ,778 50 Item28 1,88 ,799 50 Item29 2,18 ,720 50 Item30 1,86 ,756 50 Item31 2,04 ,605 50 Item32 2,10 ,678 50 Item33 2,22 ,764 50 Item34 1,78 ,708 50 Item35 1,94 ,620 50 Item36 1,90 ,614 50 Item37 2,08 ,665 50 Item38 2,16 ,584 50 Item39 2,14 ,700 50 Item40 1,78 ,764 50 Item41 2,36 ,693 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Item42 2,30 ,814 50 Item43 2,28 ,701 50 Item44 2,14 ,670 50 Item45 2,02 ,473 50 Item46 1,80 ,782 50 Item47 2,06 ,935 50 Item48 1,66 ,658 50 Item49 2,04 ,638 50 Item50 1,98 ,654 50 Item51 2,00 ,670 50 Item52 2,10 ,580 50 Item53 2,04 ,493 50 Item54 2,56 ,675 50 Item55 1,76 ,687 50 Item56 1,96 ,755 50 Item57 2,84 ,650 50 item58 2,10 ,763 50 Item59 2,48 1,015 50 Item60 2,16 ,681 50 Item61 2,24 ,555 50 Item62 2,08 ,665 50 Item63 1,96 ,533 50 Item64 2,10 ,763 50 Item65 1,56 ,611 50 Item66 2,06 ,626 49 Item67 1,84 ,710 50 Item68 2,06 ,712 50 Item69 2,02 ,742 50 Item70 2,32 ,621 50 Item71 1,68 ,621 50 Item72 2,10 ,863 50 Item73 1,84 ,817 50 Item74 1,64 ,749 50 Item75 2,04 ,669 50 Item76 2,28 ,757 50 Item77 2,08 ,695 50 Item78 1,88 ,773 50 Item79 2,00 ,670 50 Item80 1,74 ,664 50 Jumlah total 161,66 28,652 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Pearson Correlation ,567(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item1 N 50
Pearson Correlation ,556(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item2 N 50
Pearson Correlation ,187 Sig. (1-tailed) ,096
Item3 N 50
Pearson Correlation ,476(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item4 N 50
Pearson Correlation ,191 Sig. (1-tailed) ,092
Item5 N 50
Pearson Correlation ,563(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item6 N 50
Pearson Correlation ,423(**) Sig. (1-tailed) ,001
item7 N 50
Pearson Correlation ,518(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item8 N 50
Pearson Correlation ,381(**) Sig. (1-tailed) ,003
Item9 N 50
Pearson Correlation ,497(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item10 N 50
Pearson Correlation ,376(**) Sig. (1-tailed) ,004
Item11 N 50
Pearson Correlation ,461(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item12 N 50
Pearson Correlation ,554(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item13 N 50
Pearson Correlation ,409(**) Sig. (1-tailed) ,002
Item14 N 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Pearson Correlation ,362(**) Sig. (1-tailed) ,005
Item15 N 50
Pearson Correlation ,273 Sig. (1-tailed) ,028
Item16 N 50
Pearson Correlation ,519(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item17 N 50
Pearson Correlation ,490(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item18 N 50
Pearson Correlation ,318(*) Sig. (1-tailed) ,012
Item19 N 50
Pearson Correlation ,657(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item20 N 50
Pearson Correlation ,071 Sig. (1-tailed) ,311
Item21 N 50
Pearson Correlation ,393(**) Sig. (1-tailed) ,002
Item22 N 50
Pearson Correlation ,673(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item23 N 50
Pearson Correlation ,609(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item24 N 50
Pearson Correlation ,670(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item25 N 50
Pearson Correlation ,558(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item26 N 50
Pearson Correlation ,572(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item27 N 50
Pearson Correlation ,694(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item28 N 50
Pearson Correlation ,050 Sig. (1-tailed) ,366
Item29 N 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Pearson Correlation ,553(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item30 N 50
Pearson Correlation ,492(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item31 N 50
Pearson Correlation ,562(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item32 N 50
Pearson Correlation ,558(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item33 N 50
Pearson Correlation ,277 Sig. (1-tailed) ,026
Item34 N 50
Pearson Correlation ,568(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item35 N 50
Pearson Correlation ,648(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item36 N 50
Pearson Correlation ,690(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item37 N 50
Pearson Correlation ,593(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item38 N 50
Pearson Correlation ,572(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item39 N 50
Pearson Correlation ,685(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item40 N 50
Pearson Correlation ,601(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item41 N 50
Pearson Correlation ,578(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item42 N 50
Pearson Correlation ,441(**) Sig. (1-tailed) ,001
Item43 N 50
Pearson Correlation ,479(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item44 N 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Pearson Correlation ,474(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item45 N 50
Pearson Correlation ,678(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item46 N 50
Pearson Correlation ,607(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item47 N 50
Pearson Correlation ,518(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item48 N 50
Pearson Correlation ,713(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item49 N 50
Pearson Correlation ,237 Sig. (1-tailed) ,049
Item50 N 50
Pearson Correlation ,745(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item51 N 50
Pearson Correlation ,633(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item52 N 50
Pearson Correlation ,506(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item53 N 50
Pearson Correlation ,353(**) Sig. (1-tailed) ,006
Item54 N 50
Pearson Correlation ,532(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item55 N 50
Pearson Correlation ,187 Sig. (1-tailed) ,097
Item56 N 50
Pearson Correlation ,458(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item57 N 50
Pearson Correlation ,661(**) Sig. (1-tailed) ,000
item58 N 50
Pearson Correlation ,237 Sig. (1-tailed) ,049
Item59 N 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Pearson Correlation ,585(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item60 N 50
Pearson Correlation ,526(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item61 N 50
Pearson Correlation ,772(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item62 N 50
Pearson Correlation ,435(**) Sig. (1-tailed) ,001
Item63 N 50
Pearson Correlation ,773(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item64 N 50
Pearson Correlation ,612(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item65 N 50
Pearson Correlation ,265 Sig. (1-tailed) ,033
Item66 N 49
Pearson Correlation ,489(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item67 N 50
Pearson Correlation ,425(**) Sig. (1-tailed) ,001
Item68 N 50
Pearson Correlation ,641(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item69 N 50
Pearson Correlation ,647(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item70 N 50
Pearson Correlation ,540(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item71 N 50
Pearson Correlation ,506(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item72 N 50
Pearson Correlation ,562(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item73 N 50
Pearson Correlation ,467(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item74 N 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Pearson Correlation ,721(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item75 N 50
Pearson Correlation ,386(**) Sig. (1-tailed) ,003
Item76 N 50
Pearson Correlation ,651(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item77 N 50
Pearson Correlation ,491(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item78 N 50
Pearson Correlation ,377(**) Sig. (1-tailed) ,003
Item79 N 50
Pearson Correlation ,455(**) Sig. (1-tailed) ,000
Item80 N 50 * Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
RELIABILITAS SKALA TINGKAT STRES
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
162,57 819,167 28,621 80
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
,962 ,963 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Jenis kelamin : L/P Status perkawinan : Orangtua tunggal/menikah
Anak didiagnosa autis tahun :_ _ _ _
SKALA 1 Petunjuk:
Dibawah ini ada pernyataan-pernyataan yang terkait dengan hal-hal
yang anda alami sehari-hari. Anda diminta untuk memilih salah satu alternatif
jawaban yang sesuai keadaan diri anda, dengan cara memberi tanda silang
(X) pada kolom yang tersedia. Adapun alternatif jawaban yang tersedia
adalah:
SS, bila Anda SANGAT SESUAI dengan pernyataan tersebut.
S, bila Anda SESUAI dengan pernyataan tersebut.
TS, bila Anda TIDAK SESUAI dengan pernyataan tersebut.
STS, bila Anda SANGAT TIDAK SESUAI dengan pernyataan tersebut.
Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah ataupun
penilaian baik dan buruk. Kerahasian anda kami jamin, untuk itu kami sangat
mengharapkan dan menghargai keterbukaan anda. Pastikan anda telah
mengisi keseluruhan pernyataan
1. Keluarga saya memberikan informasi penting tentang gangguan perkembangan anak saya.
SS S TS STS 2. Pasangan hidup saya mendahulukan keperluan lain daripada keperluan
saya. SS S TS STS
3. Orang-orang di sekitar saya membiarkan saya menyelesaikan masalah-masalah saya sendiri.
SS S TS STS 4. Teman-teman menyedikan waktu untuk mendengarkan keluh kesah saya.
SS S TS STS 5. Pasangan hidup saya mencemooh hasil kerja saya.
SS S TS STS 6. Saya mendapat nasehat dari teman-teman saya.
SS S TS STS 7. Saya merasa terpojok dengan nasehat yang diberikan orang di sekitar.
SS S TS STS 8. Pasangan hidup saya sering memberi kritikan pedas.
SS S TS STS 9. Ketika saya sedih, tidak ada orang yang menghibur saya.
SS S TS STS 10. Pasangan hidup saya menyanyangi saya.
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
11. Keluarga saya menghargai segala hasil usaha saya.
SS S TS STS 12. Teman-teman saya masa bodoh dengan masalah-masalah saya.
SS S TS STS 13. Teman-teman saya berbagi tips dengan saya.
SS S TS STS 14. Saya merasa kerabat saya berusaha menguatkan hati saya.
SS S TS STS 15. Orang-orang mengejek kondisi anak saya.
SS S TS STS 16. Pasangan hidup saya mengajak saya untuk mendiskusikan
perkembangan anak saya dan kejadian yang saya alami sehari-hari. SS S TS STS
17. Keluarga saya merasa empati terhadap kondisi saya. SS S TS STS
18. Saya dan pasangan hidup saya berkerjasama dalam memelihara anak-anak kami.
SS S TS STS 19. Saya merasa tertolak dalam lingkungan saya.
SS S TS STS 20. Teman-teman tidak memberi tanggapan ketika saya mengeluarkan
pendapat. SS S TS STS
21. Orang-orang disekitar saya siap membantu menjaga anak-anak saya, ketika saya sedang sibuk.
SS S TS STS 22. Saya merasa orang lain tidak menyukai saya bila saya membuka diri.
SS S TS STS 23. Pasangan hidup saya tidak mau berbagi tugas dengan saya dalam
memelihara anak saya. SS S TS STS
24. Saya merasa kecewa dengan informasi dari teman-teman saya. SS S TS STS
25. Teman-teman saya tidak mau mendengarkan keluh kesah saya. SS S TS STS
26. Orang-orang disekitar saya siap membantu saya ketika saya mengalami kesulitan.
SS S TS STS 27. Saya merasa pasangan saya tidak peduli dengan saya.
SS S TS STS 28. Orang-orang di sekitar saya mengakui kemampuan saya.
SS S TS STS 29. Keluarga saya masa bodoh dengan kondisi saya.
SS S TS STS 30. Pasangan hidup saya selalu memompa semangat saya, ketika saya
terpuruk. SS S TS STS
31. Orang-orang di sekitar saya tidak mau memberi pinjaman kepada saya. SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
32. Teman-teman saya memberikan informasi lengkap tentang segala hal yang saya butuhkan.
SS S TS STS 33. Saya merasa tidak dibeda-bedakan oleh orang di sekitar saya.
SS S TS STS 34. Orang-orang di sekitar saya menjatuhkan saya.
SS S TS STS 35. Keluarga saya berada disamping saya ketika saya mengalami masa-masa
sulit. SS S TS STS
36. Pasangan hidup saya menerima saya apa adanya. SS S TS STS
37. Saya merasa dihargai oleh teman-taman saya. SS S TS STS
38. Keluarga saya meninggalkan saya ketika saya menghadapi masa-masa sulit.
SS S TS STS 39. Pendapat saya sering diabaikan oleh orang-orang di sekitar saya.
SS S TS STS 40. Ketika saya sedih, ada orang yang menghibur saya.
SS S TS STS 41. Saya merasa pasangan hidup saya tidak menyayangi saya.
SS S TS STS 42. Teman-teman saya memperhatikan pendapat saya.
SS S TS STS 43. Orang-orang di sekitar saya bersedia meminjamkan barang-barang, ketika
saya membutuhkannya. SS S TS STS
44. Teman-teman saya menanyakan kabar keluarga saya. SS S TS STS
45. Orang-orang di sekitar saya tidak percaya kepada saya. SS S TS STS
46. Teman-teman saya menolak memberi pinjaman uang kepada saya, ketika saya membutuhkan uang.
SS S TS STS 47. Saya merasa tidak dihormati dalam keluarga saya.
SS S TS STS 48. Teman-teman menyedikan waktu untuk mendengarkan keluh kesah saya.
SS S TS STS 49. Keluarga saya tidak mau membantu menjaga anak-anak saya, ketika saya
sedang ada acara mendadak. SS S TS STS
50. Pasangan hidup saya memuji hasil usaha saya. SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
SKALA 2
Petunjuk: Dibawah ini ada pernyataan-pernyataan yang terkait dengan hal-hal
yang anda alami sehari-hari. Anda diminta untuk memilih salah satu alternatif
jawaban yang sesuai keadaan diri anda, dengan cara memberi tanda silang
(X) pada kolom yang tersedia. Adapun alternatif jawaban yang tersedia
adalah:
SL, bila Anda SELALU dengan pernyataan tersebut.
SR, bila Anda SERING dengan pernyataan tersebut.
KD, bila Anda KADANG-KADANG dengan pernyataan tersebut.
TP, bila Anda TIDAK PERNAH dengan pernyataan tersebut.
Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah ataupun
penilaian baik dan buruk. Kerahasian anda kami jamin, untuk itu kami sangat
menharapkan dan menghargai keterbukan anda. Pastikan anda telah mengisi
keseluruhan pernyataan.
1. Saya memandang orang lain secara positif. SL SR KD TP
2. Saya malas berolahraga. SL SR KD TP
3. Saya menderita insomnia/susah tidur. SL SR KD TP
4. Saya hanya terpaku pada satu hal/masalah. SL SR KD TP
5. Saya tidak suka berteman dengan orang baru. SL SR KD TP
6. Saya mudah lupa. SL SR KD TP
7. Saya merasa ketakutan. SL SR KD TP
8. Saya ceroboh. SL SR KD TP
9. Saya bisa berpikir jernih. SL SR KD TP
10. Saya bisa kosentrasi. SL SR KD TP
11. Saya susah tertawa. SL SR KD TP
12. Saya merasa percaya diri. SL SR KD TP
13. Tekanan darah saya stabil/normal. SL SR KD TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
14. Saya merasa mampu berbuat sesuatu. SL SR KD TP
15. Saya merasa otak saya bisa menerima informasi baru. SL SR KD TP
16. Saya membuka diri kepada lingkungan sosial saya. SL SR KD TP
17. Saya melamun. SL SR KD TP
18. Saya suka menyalahkan diri saya. SL SR KD TP
19. Saya rajin mengerjakan sesuatu. SL SR KD TP
20. Pikiran saya kacau. SL SR KD TP
21. Saya menarik nafas teratur. SL SR KD TP
22. Saya marah-marah. SL SR KD TP
23. Punggung dan leher saya terasa tegang. SL SR KD TP
24. Saya merasa sangat bersemangat. SL SR KD TP
25. Saya merasa otak seperti beku. SL SR KD TP
26. Saya merasa sedih. SL SR KD TP
27. Saya dapat tidur nyenyak. SL SR KD TP
28. Saya menepati janji saya. SL SR KD TP
29. Saya merasa rendah diri. SL SR KD TP
30. Nafas saya terengah-engah. SL SR KD TP
31. Saya malas melakukan apa-apa. SL SR KD TP
32. Saya susah kosentrasi. SL SR KD TP
33. Saya sakit kepala. SL SR KD TP
34. Saya merasa kehilangan kesabaran. SL SR KD TP
35. Denyut jantung saya normal. SL SR KD TP
36. Saya sabar menghadapi cobaan. SL SR KD TP
37. Saya merasa saya mudah mengingat sesuatu. SL SR KD TP
38. Badan saya terasa pegal-pegal. SL SR KD TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
39. Saya merasa gelisah. SL SR KD TP
40. Saya mudah panik. SL SR KD TP
41. Saya ingkar janji. SL SR KD TP
42. Saya bersahabat dengan semua orang. SL SR KD TP
43. Saya bisa mengontrol gerakan saya. SL SR KD TP
44. Suasana hati saya mudah berubah. SL SR KD TP
45. Saya merasa otak saya tidak dapat menerima informasi baru. SL SR KD TP
46. Saya tidur teratur. SL SR KD TP
47. Saya ramah pada orang lain. SL SR KD TP
48. Saya merasa tentram. SL SR KD TP
49. Saya merasa bahagia. SL SR KD TP
50. Saya buang air besar secara teratur. SL SR KD TP
TERIMA KASIH ATAS KERJASAMANYA
TUHAN MEMBERKATI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
6. UJI ASUMSI
a. UJI NORMALITAS
b. UJI LINEARITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
a. Uji Normalitas
NPar Tests
N Mean Std.
Deviation Minimum Maximum DS 50 151,48 17,604 90 188 TS 50 98,02 21,750 55 154
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
DS TS N 50 50
Mean 151,48 98,02 Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 17,604 21,750
Absolute ,160 ,149 Positive ,088 ,149
Most Extreme Differences Negative -,160 -,070 Kolmogorov-Smirnov Z 1,128 1,057 Asymp. Sig. (2-tailed) ,157 ,214
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
b. Uji Linieritas Regression ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Regression 8538,450 1 8538,450 27,990 ,000(a)
Residual 14642,530 48 305,053
1
Total 23180,980 49 a Predictors: (Constant), DS b Dependent Variable: TS Coefficients(a)
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig. (Constant) 211,611 21,612 9,791 ,000 1
DS -,750 ,142 -,607 -5,291 ,000 a Dependent Variable: TS
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate 1 ,607(a) ,368 ,355 17,466
a Predictors: (Constant), DS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
UJI HIPOTESA
Correlations
DS TS Pearson Correlation 1 -,607(**)
Sig. (1-tailed) . ,000
DS
N 50 50Pearson Correlation -,607(**) 1
Sig. (1-tailed) ,000 .
TS
N 50 50** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Recommended