View
231
Download
12
Category
Preview:
Citation preview
UNIVERSITAS INDONESIA
HUBUNGAN PENGETAHUAN, AKTIVITAS FISIK, DAN
FAKTOR LAIN TERHADAP KONSUMSI AIR MINUM PADA
MAHASISWA FKM UI TAHUN 2012
SKRIPSI Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar akademis
Sarjana Gizi
DIKA ANING DIYANI
0806460755
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI ILMU GIZI
UNIVERSITAS INDONESIA
JULI 2012
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
v Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmatNya,
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ‘Hubungan Pengetahuan,
Aktivitas Fisik, dan Faktor Lain terhadap Konsumsi Air Minum pada mahasiswa
FKM UI Tahun 2012’. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi
salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Gizi pada Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia. Pada kesempatan kali ini, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Pembimbing Akademik penulis, Ibu Triyanti, SKM, MSc yang telah
memberikan pengarahan, bimbingan, dan penjelasan selama pembuatan
proposal.
2. Ir. Asih Setiarini, MSc dan Iih Supiasih, SKM, MARS yang telah
meluangkan waktunya untuk menjadi penguji dan saran yang diberikan
untuk penyelesaian tulisan ini.
3. Ketua Departemen Gizi, yaitu Prof. Kusharisupeni, dr, Msc, DR. yang
telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
4. Seluruh dosen dan staf Fakultas Kesehatan Masyarakat UI yang telah
memberikan bekal ilmu dan bantuan akademik selama ini.
5. Orangtua penulis, Karyadi, S.Pd dan karyani yang selalu memberikan
dukungan baik materi, moral dan doa sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Serta adikku, Muhammad Akhmal Dwi
Cahyadi yang selalu memberikan keceriaan di tengah pembuatan skripsi
ini.
6. Teman se-pembimbing akademik : Vicky Riyana, Fiky Rahayu, Amanda
Graciela, Ranti K Susilo, Kartika, Satrio, Nina, dan Choirunnisa atas kerja
sama dan semangat yang diberikan selama pembuatan skripsi ini.
7. Sahabat penulis Vidia Nuarista, Hayyu Sari, Luh Anggi, Dita Anitya, Suci
Anggraini yang telah membantu penulis mengumpulkan data di tengah
kesibukan mereka membuat skripsi.
8. Teman Baik penulis, Tri Okta dan Afiatul Rahmi yang memberikan
semangat tersendiri saat penulis merasa putus asa di tengah pengerjaan
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
vi
Universitas Indonesia
skripsi ini. Teman tempat saling bertukar pendapat dan berbagi keceriaan
setiap minggunya.
9. Teman-teman Program Studi Gizi FKM UI 2008 dan teman-teman FKM
UI angkatan 2008, atas persahabatan dan pengalaman berharga yang
penulis dapatkan di FKM UI
10. Karyawan Pusat Info Kesehatan Masyarakat FKM UI dan Perpustakaan
Universitas Indonesia yang telah mendukung dalam pencarian referensi
dalam penulisan skripsi
11. Semua pihak yang telah berjasa dan tidak dapat disebutkan namanya satu
per satu.
Penulis sadar bahwa skripsi ini kurang dari sempurna, sehingga penulis
bersedia diberikan saran dan masukan yang bersifat membangun demi
perbaikan skripsi ini. Atas perhatian yang diberikan, penulis mengucapkan
terima kasih.
Depok, Juli 2012
Penulis
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
viii Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama Mahasiswa : Dika Aning Diyani
NPM : 0806460755
Program Studi : Gizi
Judul : Hubungan Pengetahuan, Aktivitas Fisik, dan Faktor Lain terhadap
Konsumsi Air Minum pada Mahasiswa FKM UI Tahun 2012
Air merupakan salah satu unsur penting tubuh dan salah satu zat gizi makro selain
karbohidrat, lemak, dan protein. Namun, air sering dilupakan sehingga tanpa disadari banyak
remaja yang mengalami dehidrasi ringan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan aktivitas fisik, pengetahuan dan faktor lainnya dengan konsumsi air putih pada
mahasiswa FKM UI. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian dilaksanakan
pada bulan April 2012 di FKM UI dengan total sampel 123 orang yang diambil dengan
simpel random sampling. Variabel independen yang diambil adalah karakteristik responden
(jenis kelamin, uang saku, pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, dan luas permukaan
tubuh), pengetahuan, kebiasaan, cara mendapatkan air minum, dan aktivitas fisik. Konsumsi
air minum diperoleh dengan pengisian FFQ semi kuantitatif sementara variabel lainnya
diperoleh dengan pengisian kuesioner. Untuk luas permukaan tubuh diperoleh dari perkalian
dengan rumus Du Bois antara berat badan yang diambil dengan timbangan seca dan tinggi
badan yang diambil dengan microtoise. Analisis bivariat dilakukan dengan uji chi square.
Terdapat 49,6% responden yang konsumsi air minumnya masih kurang dengan rata-rata
minum 2.233 ml/hari. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa konsumsi air minum
mempunyai hubungan signifikan dengan aktivitas fisik, kebiasaan minum dan pengetahuan.
Mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kebiasaan minum yang baik
sehingga dapat menyadari pentingnya air bagi tubuh.
Kata kunci : Konsumsi air minum, mahasiswa, pengetahuan,
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
ix Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name : Dika Aning Diyani
NPM : 0806460755
Study Program : Nutrition
Title : The Relationship of Knowledge, Physical Activity, and
Other Factors on Drinking Water Consumption in FKM
UI Students in 2012
Water is one important element of the body and one of the macro nutrients
other than carbohydrates, fats, and proteins. However, water is often forgotten that
many teens who unwittingly mild dehydration. The purpose of this study was to
determine the relationship of physical activity, knowledge and other factors with
the consumption of water in FKM UI students. The study design was cross
sectional. The experiment was conducted in April 2012 in FKM UI with total
sample 123 people are taken by simple random sampling. Independent variables
taken are the characteristics of the respondents (gender, allowances, parental
education, parental employment, and body surface area), knowledge, habits, how
to get drinking water, and physical activity. Consumption of drinking water is
obtained by semi-quantitative FFQ while the other variables obtained by filling a
questionnaire. Body surface area obtained from the multiplication formula of Du
Bois weight taken with Seca scales and height are taken with microtoise. Bivariat
analysis is carried out by chi square test. There were 49.6% of respondents still
lack drinking water consumption by an average drink 2233 ml / day. The results
of statistical tests indicate that the consumption of drinking water has a significant
relationship with physical activity, drinking habits and knowledge. Students are
expected to increase the knowledge of good and drinking habits so as to realize
the importance of water for the body.
Key words: drinking water consumption, students, knowledge
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
x Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .................................................. iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH......................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
ABSTRACT....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR .................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3
1.3 Pertanyaan Penelitian............................................................................ 4
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................ 5
1.6 Ruang Lingkup ..................................................................................... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 7
2.1 Air ........................................................................................................ 7
2.1.1 Fungsi Air .............................................................................. 7
2.1.2 Distribusi Air Dalam Tubuh ................................................... 8
2.1.3 Keseimbangan Cairan............................................................. 9
2.1.4 Kebutuhan Air ........................................................................ 11
2.1.5 Jenis Minuman yang dianjurkan ............................................. 12
2.1.5 Efek Ketidakseimbangan Cairan ............................................. 13
2.2 Penilaian Konsumsi Makan .................................................................. 15
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi ....................................... 16
2.3.1 Jenis Kelamin ......................................................................... 16
2.3.2 Umur ...................................................................................... 17
2.3.3 Pengetahuan ........................................................................... 18
2.3.4 Aktivitas Fisik ........................................................................ 18
2.3.5 Persen Lemak Tubuh .............................................................. 19
2.3.6 Tingkat Pendidikan ................................................................ 20
2.3.7 Luas Permukaan Tubuh .......................................................... 20
2.3.8 Ekonomi ................................................................................ 21
2.3.9 Ketersediaan........................................................................... 22
2.3.10 Konsumsi Makanan .............................................................. 22
2.3.11 Kebiasaan Minum ................................................................ 24
2.3.12 Musim .................................................................................. 24
2.4 Remaja ................................................................................................. 24
2.5 Kerangka Teori ..................................................................................... 26
BAB 3 KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, HIPOTESIS . 27
3.1 Kerangka Konsep ................................................................................. 27
3.2 Definisi Operasional ............................................................................ 29
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
xi
Universitas Indonesia
3.3 Hipotesis .............................................................................................. 32
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 33
4.1 Desain Penelitian .................................................................................. 33
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 33
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 33
4.3.1 Populasi Penelitian ................................................................. 33
4.3.2 Sampel Penelitian ................................................................... 34
4.4 Pengumpulan Data ................................................................................ 35
4.4.1 Sumber dan Jenis Data ........................................................... 35
4.4.2 Instrumen Penelitian ............................................................... 36
4.4.3 Cara Pengumpulan Data ......................................................... 36
4.5 Pengolahan Data ................................................................................... 36
4.5.1 Pengolahan Data Pengetahuan ................................................ 36
4.5.2 Pengolahan Data Antropometri............................................... 36
4.5.3 Pengolahan Data Aktivitas Fisik ............................................. 37
4.5.4 Pengolahan Data FFQ ............................................................ 38
4.6 Manajemen Data ................................................................................... 38
4.7 Analisis Data ........................................................................................ 39
4.7.1 Analisis Data Univariat .......................................................... 39
4.7.2 Analisis Data Bivariat ............................................................ 39
BAB 5 HASIL PENELITIAN ........................................................................... 40
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................................... 40
5.2 Hasil Analisis Univariat ....................................................................... 41
5.2.1 Gambaran Konsumsi Air Minum ........................................... 42
5.2.2 Gambaran Karakteristik Responden....................................... 43
5.2.3 Gambaran Aktivitas Fisik ...................................................... 50
5.2.4 Gambaran Kebiasaan Minum ................................................ 51
5.2.5 Gambaran Pengetahuan ......................................................... 52
5.2.6 Gambaran Cara Mendapatkan Air Minum ............................. 53
5.3 Hasil Analisis Bivariat ......................................................................... 54
5.3.1 Hubungan Karakteristik Responden dengan Konsumsi Air
Minum ................................................................................. 54
5.3.2 Hubungan Aktivitas Fisik Responden dengan Konsumsi Air
Minum ................................................................................. 58
5.3.3 Hubungan Kebiasaan Responden dengan Konsumsi Air
Minum ................................................................................. 58
5.3.4 Hubungan Pengetahuan Responden dengan Konsumsi Air
Minum ................................................................................. 59
5.3.5 Hubungan Cara Mendapatkan Air Minum dengan Konsumsi
Air Minum ........................................................................... 60
BAB 6 PEMBAHASAN .................................................................................... 61
6.1 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 61
6.2 Gambaran Konsumsi Air Minum ......................................................... 61
6.3 Hubungan Karakteristik Responden dengan Konsumsi Air Minum ...... 63
6.3.1 Hubungan Jenis Kelamin dengan Konsumsi Air Minum ........ 63
6.3.2 Hubungan Luas Permukaan dengan Konsumsi Air Minum .... 64
6.3.3 Hubungan Pendidikan Orangtua dengan Konsumsi Air
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
xii
Universitas Indonesia
Minum ................................................................................. 65
6.3.4 Hubungan Pekerjaan Orangtua dengan Konsumsi Air Minum66
6.3.5 Hubungan Uang Saku dengan Konsumsi Air Minum ............. 67
6.4 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Konsumsi Air Minum ..................... 67
6.5 Hubungan Kebiasaan dengan Konsumsi Air Minum ............................ 69
6.6 Hubungan Pengetahuan dengan Konsumsi Air Minum ........................ 70
6.7 Hubungan Cara Mendapatkan Air Minum dengan Konsumsi Air
Minum ................................................................................................. 72
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 73
7.1 Kesimpulan ......................................................................................... 73
7.2 Saran ................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
xiii Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Tabel 2.2 Keseimbangan Air ............................................................................. 10
Tabel 2.3 Kehilangan air tubuh dan akibatnya ................................................... 14
Tabel 2.4 Luas Permukaan (m2) untuk berbagai tinggi dan berat badan ............. 21
Tabel 2.5 Kandungan Air di beberapa jenis makanan ........................................ 23
Tabel 5.1 Distribusi Responden berdasarkan Konsumsi Air Minum Mahasiswa
FKM UI Tahun 2012 .......................................................................... 42
Tabel 5.2 Distribusi Konsumsi Air berdasarkan Jenis Minuman ......................... 42
Tabel 5.3 Distribusi Responden menurut Usia .................................................... 43
Tabel 5.4 Distribusi Responden menurut Jurusan ............................................... 44
Tabel 5.5 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa FKM UI
Tahun 2012 ........................................................................................ 44
Tabel 5.6 Distribusi Responden berdasarkan Luas Permukaan Mahasiswa FKM
UI Tahun 2012 ................................................................................... 45
Tabel 5.7 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Pendidikan Terakhir Ayah
Mahasiswa FKM UI Tahun 2012 ........................................................ 46
Tabel 5.8 Distribusi Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir Ayah
Mahasiswa FKM UI Tahun 2012 ........................................................ 46
Tabel 5.9 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Pendidikan Ibu Mahasiswa
FKM UI Tahun 2012 .......................................................................... 47
Tabel 5.10 Distribusi Responden berdasarkan Pendidikan Ibu Mahasiswa FKM UI
Tahun 2012 ........................................................................................ 47
Tabel 5.11 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan Ayah Mahasiswa
FKM UI Tahun 2012 .......................................................................... 48
Tabel 5.12 Distribusi Responden berdasarkan Pekerjaan Ayah Mahasiswa FKM
UI Tahun 2012 ................................................................................... 48
Tabel 5.13 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan Ibu Mahasiswa
FKM UI Tahun 2012 .......................................................................... 49
Tabel 5.14 Distribusi Responden berdasarkan Pekerjaan Ibu Mahasiswa FKM UI
Tahun 2012 ........................................................................................ 49
Tabel 5.15 Distribusi Responden berdasarkan Uang Jajan Mahasiswa FKM UI
Tahun 2012 ........................................................................................ 50
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
xiv
Universitas Indonesia
Tabel 5.16 Distribusi Responden berdasarkan Aktivitas Fisik Mahasiswa FKM UI
Tahun 2012 ........................................................................................ 51
Tabel 5.17 Distribusi Responden berdasarkan Kebiasaan Minum Mahasiswa FKM
UI Tahun 2012 ................................................................................... 51
Tabel 5.18 Distribusi Responden berdasarkan Pengetahuan Mahasiswa FKM UI
Tahun 2012 ........................................................................................ 53
Tabel 5.19 Distribusi Persentase Jawaban Benar dan Salah pada Soal Pengetahuan
Mahasiswa FKM UI Tahun 2012 ........................................................ 53
Tabel 5.20 Distribusi Responden berdasarkan Cara Mendapatkan Air Minum
Mahasiswa FKM UI Tahun 2012 ........................................................ 53
Tabel 5.21 Distribusi Responden menurut Kategori Jenis Kelamin dan Konsumsi
Air Minum pada Mahasiswa FKM UI Tahun 2012 ............................. 54
Tabel 5.22 Distribusi Responden Menurut Luas Permukaan dan Konsumsi Air
Minum pada Mahasiswa FKM UI Tahun 2012 ................................... 55
Tabel 5.23 Distribusi Responden menurut Pendidikan Ayah dan Konsumsi Air
Minum pada Mahasiswa FKM UI Tahun 2012 ................................... 55
Tabel 5.24 Distribusi Responden menurut Pendidikan Ibu dan Konsumsi Air
Minum pada Mahasiswa FKM UI Tahun 2012 ................................... 56
Tabel 5.25 Distribusi Responden menurut Pekerjaan Ayah dan Konsumsi Air
Minum pada Mahasiswa FKM UI Tahun 2012 ................................... 56
Tabel 5.26 Distribusi Responden menurut Pekerjaan Ibu dan Konsumsi Air
Minum pada Mahasiswa FKM UI Tahun 2012 ................................... 57
Tabel 5.27 Distribusi Responden menurut Uang Saku dan Konsumsi Air Minum
pada Mahasiswa FKM UI Tahun 2012................................................ 57
Tabel 5.28 Distribusi Responden menurut Aktivitas Fisik dan Konsumsi Air
Minum pada Mahasiswa FKM UI Tahun 2012 ................................... 58
Tabel 5.29 Distribusi Responden menurut Kebiasaan dan Konsumsi Air Minum
pada Mahasiswa FKM UI Tahun 2012................................................ 59
Tabel 5.30 Distribusi Responden menurut Pengetahuan dan Konsumsi Air Minum
pada Mahasiswa FKM UI Tahun 2012................................................ 59
Tabel 5.31 Distribusi Responden menurut Cara Mendapatkan Air Minum dan
Konsumsi Air Minum pada Mahasiswa FKM UI Tahun 2012 ............. 60
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
xv
Universitas Indonesia
Gambar 2.1 Alur Normal Masukan Cairan Tubuh dan Mekanisme
Pengeluarannya ..................................................................................10
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
xvi Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Hasil Uji Statistik
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan salah satu unsur penting tubuh dan salah satu zat gizi makro
selain karbohidrat, lemak, dan protein. Manusia bisa bertahan berminggu-minggu
tidak makan, namun manusia tidak bisa hidup jika tidak minum walau hanya
beberapa hari saja (Wardlaw, 2007).
Namun, konsumsi air sering disepelekan begitu saja. Padahal menurut
Howard Falks, seorang ahli kegemukan, kurang cukup minum air bisa
menyebabkan kelebihan lemak pada tubuh, akibat lainnya adalah pertumbuhan
dan kesehatan otot menjadi kurang normal, kurang efisiennya fungsi pencernaan
dan organ, racun dalam tubuh akan bertambah dan timbul rasa sakit pada otot
serta persendian (Cahanar dan Suhandar, 2006). Jika terus menerus kurang cukup
minum, bisa menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi bisa melemahkan anggota gerak,
hipotonia, hipotensi, dan takikardia, kesulitan berbicara, bahkan terkadang juga
sampai pingsan (Je´quier dan Constant, 2009). Dehidrasi yang terjadi terus
menerus juga bisa meningkatkan resiko penyakit batu ginjal, infeksi saluran
kencing, kanker usus besar, konstipasi, obesitas, stroke pembuluh darah otak, dan
gangguan lain (Permanasari, 2010). Frank Yatsu dari Universitas Houston, Texas
(AS) menambahkan bahwa pengentalan darah yang terjadi akibat kekurangan
minum membuat aliran darah menjadi berat. Hal tersebut merupakan awal dari
timbulnya stroke (Cahanar dan Suhandar, 2006). Tubuh akan mencapai batasnya
saat 20% air dalam tubuh hilang, saat itulah semua organ dalam tubuh tidak akan
bekerja dan bisa berakibat pada kematian (Rinzler, 2006).
Sebaliknya, bila terlalu banyak mengkonsumsi air juga akan berdampak
tidak baik. Efek samping yang mungkin timbul akibat minum air dalam jumlah
terlalu banyak adalah timbul rasa mual. Selain itu konsumsi air yang berlebih akan
mempengaruhi keseimbangan elektrolit, yang bisa mengakibatkan tubuh tidak
berfungsi dengan baik. Efek lain yang muncul antara lain ginjal tidak akan bisa
mengeluarkan air dalam tubuh yang berlebih tersebut, selain itu akan timbul sakit
kepala, pandangan akan mengabur, kejang dan juga bisa menimbulkan kematian
(Wardlaw, 2007).
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
2
Sebuah penelitian di Brazil, mendapatkan hasil yaitu sebesar 22% pada atlet
remaja ternyata masih mengkonsumsi air di bawah jumlah yang cukup (Sousa,
2007). Penelitian lain di Hongkong menunjukkan hasil bahwa 50% subjek
penelitian minum air kurang dari 8 gelas, dan bahkan 30% di antaranya minum
kurang dari 5 gelas. Survei serupa juga dilakukan di Singapura yang dilakukan
Polytechnic dan Asian Food Informat ion Centre yang menunjukkan sebagian
besar remaja umur 15-24 tahun tidak minum dalam jumlah yang cukup. Rata-rata
laki-laki minum 6 gelas air per hari, sementara perempuan minum 6-7 gelas per
hari, masih kurang dari jumlah yang dianjurkan yaitu 2 liter per hari atau setara
dengan 8 gelas per hari (Briawan et al, 2011).
Penelitian di Indonesia yang dilakukan pada remaja SMA di Bogor
mendapatkan hasil sebesar 37,3% remaja yang minum kurang dari 8 gelas per hari
(Briawan, Sedayu dan Ekayanti, 2011). Selain pada remaja SMA, penelitian
mengenai konsumsi air juga dilakukan di kalangan mahasiswa yang memperoleh
hasil bahwa sebesar 61% mahasiswa masih kurang mengonsumsi air minum
(Rosmaida, 2011).
Kebutuhan air seseorang tergantung dari aktivitas. Pada orang dewasa
kebutuhan air akan meningkat menjadi 2,5 L untuk sedentary activity dan 3,2 L
untuk aktivitas fisik sedang, Sementara orang dewasa yang aktivitas fisiknya lebih
tinggi dan tinggal di lingkungan panas membutuhkan 6 L (Sawka et al, 2005).
Pengetahuan merupakan aspek penting yang mempengaruhi terbentuknya
tindakan seseorang termasuk dalam konsumsi air minum. Banyak penelitian yang
telah membuktikan hubungan antara pengetahuan dan konsumsi air antara lain
penelitian AFIC (1998), Hardinsyah, et al (2008), Rosmaida (2011) dan Sedayu
(2008).
Kebutuhan air seseorang juga bergantung pada berbagai hal salah satunya
jenis kelamin. Menurut data Asian Food Information Centre (2000), perempuan
hanya meminum 5-6 gelas cairan per hari sementara laki-laki minum 6-8 gelas per
hari. Data ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Krant dan Graubard (2010)
yang meneliti total intake cairan pada anak-anak dan remaja di Amerika Serikat
tahun 2005-2006, bahwa intake total cairan laki-laki lebih banyak daripada
perempuan
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
3
Penentuan kebutuhan air untuk orang sehat juga dapat didasarkan pada luas
permukaan tubuh (Proboprastowo dan Dwiriyani, 2004). Hal lain yang lebih
banyak dan lebih sering mempengaruhi keinginan untuk minum dibandingkan
dengan adaptasi fisiologi adalah kebiasaan (Primana, 2009 dalam Rachma, 2009).
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Indonesia oleh The Indonesian
Regional Hydration Study (THIRST) tahun 2008 yang mendapatkan hasil bahwa
responden yang mengalami dehidrasi ringan lebih banyak terjadi pada kelompok
usia remaja (49,5%) sementara kelompok dewasa sebesar 42,5%. Padahal usia
remaja dan dewasa adalah usia yang produktif yang masih mengalami proses
pertumbuhan dan di usia tersebut aktivitas fisik sedang dalam tahap yang tinggi
sehingga membutuhkan zat gizi yang cukup sesuai kebutuhan. Jika gangguan
akibat kekurangan konsumsi air minum terjadi terus menerus dapat
mengakibatkan kurang konsentrasi dan mempengaruhi prestasi belajar.
Hampir sepertiga populasi di Indonesia adalah remaja dan dewasa, maka
pencegahan terhadap dehidrasi sangat penting dilakukan. Semakin dini
pencegahan, maka kondisi kesehatan usia produktif ini juga akan lebih baik, yang
nantinya menghasilkan kemampuan fisik, mental, stamina dan kesehatan yang
lebih baik. Alasan dipilihnya mahasiswa FKM UI sebagai responden karena
mahasiswa FKM UI memenuhi beberapa syarat antara lain mahasiswa FKM
memiliki berat badan dan tinggi badan yang beragam, berasal dari kalangan sosial
ekonomi yang beragam, selain itu tempat mereka tinggal saat ini juga beragam
sehingga pemilihan tempat penelitian di FKM UI dirasa sesuai.
1.2 Rumusan Masalah
Air merupakan salah satu unsur penting tubuh dan merupakan salah satu zat
gizi makro. Namun, konsumsi air lebih sering dilupakan dibandingkan zat gizi
makro lainnya. Konsumsi cairan yang kurang dapat menyebabkan
ketidakseimbangan cairan yang dapat mengakibatkan buruknya performa fisik,
stamina, kesehatan dan pikiran.
Dari penelitian THIRST pada tahun 2008, menunjukkan bahwa pada
kalangan remaja terdapat 49,5% yang mengalami dehidrasi ringan. Sementara
penelitian lain menyebutkan bahwa prevalensi konsumsi air yang kurang pada
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
4
siswa SMA adalah sebesar 37,3% siswa dan pada mahasiswa sebesar 61%. Untuk
mendukung penelitian sebelumnya yang menunjukkan besarnya prevalensi remaja
yang konsumsi airnya kurang, maka pada penelitian ini meneliti lebih lanjut
mengenai konsumsi air minum di kalangan remaja pada mahasiswa FKM UI.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, pertanyaan penelitian yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran konsumsi air minum pada mahasiswa FKM UI ?
2. Bagaimana gambaran karakteristik mahasiswa FKM UI (jenis kelamin,
luas permukaan tubuh, tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua,
uang saku) ?
3. Bagaimana gambaran aktivitas fisik mahasiswa FKM UI ?
4. Bagaimana gambaran cara mendapatkan air minum mahasiswa FKM UI ?
5. Bagaimana gambaran pengetahuan gizi terkait air pada mahasiswa FKM
UI ?
6. Bagaimana gambaran kebiasaan terkait minum pada mahasiswa FKM UI ?
7. Adakah hubungan antara karakteristik responden dan konsumsi air minum
pada mahasiswa FKM UI ?
8. Adakah hubungan antara aktivitas fisik dan konsumsi air minum pada
pada mahasiswa FKM UI ?
9. Adakah hubungan cara mendapatkan air minum dan konsumsi air minum
pada mahasiswa FKM UI ?
10. Adakah hubungan pengetahuan gizi terkait air dengan konsumsi air
minum pada mahasiswa FKM UI ?
11. Adakah hubungan antara kebiasaan terkait dengan minum dengan
konsumsi air minum pada mahasiswaFKM UI ?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Mengetahui hubungan aktivitas fisik, pengetahuan dan faktor lainnya
dengan konsumsi air minum pada mahasiswa FKM UI.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
5
Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran konsumsi air minum pada mahasiswa FKM UI.
2. Mengetahui gambaran karakteristik mahasiswa FKM UI (jenis kelamin,
luas permukaan tubuh, tingkat pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua,
dan uang saku).
3. Mengetahui gambaran aktivitas fisik mahasiswa FKM UI.
4. Mengetahui gambaran kebiasaan terkait minum pada mahasiswa FKM UI.
5. Mengetahui gambaran cara mendapatkan air minum pada mahasiswa FKM
UI.
6. Mengetahui gambaran pengetahuan gizi terkait air pada mahasiswa FKM
UI.
7. Mengetahui hubungan antara karakteristik responden dengan konsumsi air
minum.
8. Mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan konsumsi air minum.
9. Mengetahui hubungan antara kebiasaan minum dengan konsumsi air
minum.
10. Mengetahui hubungan cara mendapatkan air minum dengan konsumsi air
minum.
11. Mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi dengan konsumsi air
minum.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi responden
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan remaja
tentang konsumsi air dengan benar serta dapat meningkatkan kesadaran
mereka akan pentingnya konsumsi air dengan benar sehingga perilaku
mereka ikut berubah. Selain itu responden yang terlibat dapat
memberitahukan informasi ini kepada teman-teman mereka lainnya yang
bukan responden sehingga sedikit demi sedikit dapat merumah perilaku
konsumsi air mereka.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
6
2. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan dari penelitian ini dapat mendorong peneliti lain untuk
meneliti tentang konsumsi air yang saat ini masih sedikit jumlahnya. Lebih
jauh lagi agar bisa mengembangkan penelitian serupa mengenai konsumsi
air yang dihubungkan dengan hal lainnya seperti penyakit ginjal, kanker,
atau jantung.
1.6 Ruang Lingkup
Penelitian ini menggunakan desian penelitian cross-sectional (potong
lintang) yaitu untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik, pengetahuan, dan faktor
lainnya dengan konsumsi air minum pada mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia tahun 2012. Subyek dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia angkatan 2009,
2010, dan 2011. Penelitian ini dilakukan untuk melihat kecenderungan konsumsi
air minum pada usia remaja yang merupakan usia produktif dan masih mengalami
pertumbuhan ditambah lagi pada usia tersebut aktivitas fisiknya cenderung tinggi
sehingga kebutuhan zat gizi yang diperlukan jumlahnya harus cukup.
Pengambilan data dilaksanakan pada bulan April 2012 di Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Pengambilan data dilakukan dengan pengisisan kuesioner, dan FFQ
serta dilakukan pula pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui
luas permukaan tubuh respoden. Pada penelitian ini juga dibantu dengan
perangkat lunak dalam menganalisis data.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
7 Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air merupakan komponen terbesar yang menyusun tubuh manusia, sekitar
50-70% dari berat badan manusia terdiri dari air. Sebesar 73% dari jaringan bebas
lemak tersusun dari air sementara pada jaringan adiposa mengandung air sekitar
20% (Wardlaw dan Hampl, 2007).
2.1.1 Fungsi Air
Air mempunyai beberapa fungsi dalam proses vital tubuh, antara lain :
a) Pelarut dan alat angkut
Pelarut adalah fungsi utama air di dalam tubuh. Karena
kemampuannya yang unik, sebagai pelarut, air menjadi medium yang
mudah dan cocok untuk mengangkut zat gizi ke sel-sel tubuh dan untuk
membuang sisa metabolisme. Tanpa adanya mekanisme yang cocok dan
efisien tersebut, makanan untuk sel tidak mungkin dapat terangkut. (Stare
and McWilliams, 1984).
b) Reaktan
Air merupakan reaktan yang berpartisipasi langsung dalam
berbagai reaksi yang berbeda pada tubuh. Selama reaksi berlangsung,
molekul air cenderung lebih sering berpisah dan menyumbangkan atom
hydrogen, ion hydrogen, atom oksigen, ion oksida, gugus hidroksil, atau
ion hidroksida untuk reaktan lain pada reaksi tersebut. Misalnya pada
reaksi hidrolisis molekul yang lebih besar seperti polisakarida, lemak dan
protein dengan air. Molekul yang lebih besar dibagi menjadi molekul-
molekul yang lebih kecil. Selama reaksi hidrolisis, atom hydrogen yang
berasal dari molekul air melekat pada salah satu produk paling kecil dari
reaksi, sementara kelompok hidroksil yang mengandung atom-atom yang
tersisa dari molekul air asli melekat pada produk lain dari reaksi (Guthrie
dan Picciano, 1995).
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
8
Universitas Indonesia
c) Pelumas
Air merupakan salah satu jenis cairan yang bertindak sebagai
pelumas di beberapa bagian tubuh terutama sendi, di mana cairan synovial
membuat pergerakan semakin mudah dan meminimalkan keausan tulang
(Guthrie dan Picciano, 1995).Sifat air yang tidak mudah mampat ditambah
dengan sifat yang mengalir memungkinkan untuk air menjadi bantalan
pergerakan sendi dan memudahkan gerakan. Contoh lainnya adalah pada
saat mengunyah dan menelan makanan. Air liur yang tersusun dari air,
melumasi makanan di mulut sehingga membantu proses menelan. (Stare
dan McWilliams, 1981).
d) Fasilitator Pertumbuhan
Sebagai bagian dari jaringan tubuh yang diperlukan untuk
pertumbuhan, air juga berfungsi sebagai zat pembangun (Almatsier, 2004).
e) Pengatur Suhu
Suhu tubuh harus selalu dijaga untuk mempertahankan hidup dan
air memegang peran penting dalam hal ini. Kelebihan panas pada tubuh
dapat dicegah dengan penguapan air melalui kulit. Proses pengeluaran air
dari dalam tubuh terjadi terus menerus, kecuali dalam beberapa situasi
yang berbeda misalnya tergantung dari lingkungan dan aktivitas otot. Saat
di dalam ruangan pun proses penguapan tetap terjadi namun sering kali
tidak disadari dan biasanya cairan yang keluar bisa sampai secangkir atau
lebih per hari. Tentu saja pada lingkungan yang panas dan aktivitas fisik
yang tinggi, cairan yang keluar akan lebih banyak karena tubuh harus
mempertahankan suhu tubuhnya (Almatsier, 2004).
f) Peredam Benturan
Air melindungi beberapa organ penting tubuh sehingga organ
tersebut terlindung dari benturan antara lain mata, jaringan saraf, dalam
kantung ketuban, dll (Almatsier, 2004).
2.1.2 Distribusi Air dalam Tubuh
Keluar masuknya air dalam sel tubuh melalui membran sel. Air
yang berada dalam sel disebut cairan intraselular. Namun, ketika air
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
9
Universitas Indonesia
tersebut sudah keluar dari sel, disebut cairan ekstraselular. Cairan
ekstraselular ini dibagi menjadi dua, yaitu cairan interstisial dan cairan
intervaskular. Cairan interstisial adalah cairan yang berada diantara sel-sel
tubuh. Fungsinya adalah penyalur dari sel ke darah (Wardlaw dan Hampl,
2007).
Sekitar 60% total air tubuh yang ada di dalam sel membentuk
cairan intraseluler. Sisanya terdapat di luar sel yang kemudian membentuk
cairan ekstraseluler. Cairan ekstraseluler ini kemudian dibagi lagi menjadi
dua kelompok, 80% membentuk cairan intravascular antara lain cairan
yang merupakan komponen darah, cairan dalam jantung, pembuluh darah
arteri, pembuluh darah vena dan pembuluh darah kapiler, sisanya sebanyak
20% membentuk cairan interstisial yang antara lain cairan dalam jaringan
otak, cairan dalam mata, cairan synovial, dan cairan yang digunakan dalam
sekresi (saliva, empedu, lambung, mucus). (Piliang dan Djojosoebaggio,
1996).
2.1.3 Keseimbangan Cairan
Keseimbangan cairan tubuh adalah seimbangnya jumlah cairan
yang masuk dan keluar tubuh. Melalui mekanisme keseimbangan ini tubuh
berusaha mempertahankan jumlah cairan agar selalu tetap (Almatsier,
2004).
Dalam keadaan normal, kehilangan air melalui urine, feses, dan
pernapasan serta melalui keringat akan berkisar antara 1900-2400 ml
setiap hari pada manusia dewasa yang hidup di 4 musim. Jumlah tersebut
akan selalu menyamai jumlah konsumsi air setiap hari karena dalam
keadaan normal jumlah air yang dikonsumsi sama dengan jumlah air yang
diekskresi. Karena tubuh tidak mempunyai tempat menyimpan air, maka
air yang berada dengan kandung kemih tidak digunakan untuk
metabolisme tetapi harus diekskresi melalui urine. Agar tubuh tetap sehat,
jumlah ar yang keluar selama 24 jam tersebut harus segera diganti.
(Piliang dan Djojosoebagio, 1996).
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
10
Universitas Indonesia
Sumber: Piliang, Wiranda G. Dan Soewondo Djojosoebagio. 1996. Fisiologi Nutrisi
Volume 1
Gambar 2.1 Alur normal masukan cairan tubuh serta mekanisme
pengeluarannya
Sumber masukan air manusia berasal dari air putih, minuman, dan
dari makanan. Air yang berasal dari makanan ada antara lain karena air
’bawaan’ (kandungan air yang tinggi pada jenis makanan tertentu seperti
buah dan sayur), proses pemasakan, dan produksi metabolisme. Semua
air dari berbagai sumber tersebut digabung menjadi total asupan air.
Tabel 2.1 Keseimbangan Air
Masukan Air Jumlah (ml) Ekskresi/Keluaran
Air
Jumlah (ml)
Cairan 550-1500 Ginjal 500-1400
Makanan 700-1000 Kulit 450-900
Air metabolic 200-300 Paru-paru 350
Feses 150
1450-2800 1450-2800 Sumber : Whitney, E.N, dan S.R. Rolfes, Understanding Nutrition, 1993 dalam Almatsier, Sunita,
Prinsip Dasar Ilmu Gizi, 2000.
Setiap hari tubuh harus mengeluarkan minimal 500 ml air lewat
urine sebagai produk sisa metabolisme tubuh. Di luar jumlah ini,
pengeluaran air disesuaikan dengan jumlah air yang masuk. (Almatsier,
2000). Pada kondisi normal, ginjal dapat memproduksi urine sebanyak
900-1400 ml per hari, bergantung pada banyaknya konsumsi cairan. Jika
konsumsi berlebihan, pengeluarannya pun akan meningkat. Air yang
Cairan yang dicerna Urine
Makanan yang dicerna Feses
Keringat
Air metabolis Pernapasan
Air
Tubuh
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
11
Universitas Indonesia
keluar melalui feses dan saluran pernapasan setiap harinya adalah
sebanyak kurang lebih 200 ml dan 300 ml. Namun, untuk pengeluaran
lewat saluran pernapasan dapat berubah tergantung dengan kondisi
ketinggian tempat seseorang berada dan olahraga karena tubuh
membutuhkan oksigen yang cepat hilang dengan meningkatkan respirasi.
Bila kehilangan air melalui saluran pernapasan cukup banyak, maka
pengeluaran air melalui urine akan menurun. (Piliang dan Djojosoebagio,
1996).
2.1.4 Kebutuhan Air
Kebutuhan air setiap manusia ditentukan dari banyaknya air yang
hilang dari tubuh. Setiap waktunya jumlah air yang hilang tidak selalu
sama tergantung dari jumlah simpanan air dalam jaringan dan kebutuhan
air yang diperlukan untuk mengatur temperatur tubuh (Piliang dan
Djojosoebagio, 1996). Ditambahkan, Benyamin Candra setiap
meningkatnya suhu udara, kebutuhan air pun akan meningkat sebanyak
setengah liter (Cahanar dan Suhandar, 2006).
Wanita usia 19 tahun ke atas direkomendasikan mengkonsumsi air
sebanyak 11 gelas (2,7 liter) per hari dan pria usia 19 tahun ke atas
sebanyak 15 gelas (3,7 liter) per hari. Jumlah ini adalah kombinasi dari
cairan dan makanan. Jika dilihat dari cairan saja, pria di rekomendasikan
mengkonsumsi 13 gelas (3 liter) per hari dan wanita 9 gelas (2,2 liter) per
hari. Minimal, orang dewasa membutuhkan 1-3 liter cairan per hari untuk
mengganti jumlah cairan yang keluar. (Wardlaw dan Hampl, 2007). Air
sebanyak 8 gelas sebanding dengan 2400 ml air. Jumlah tersebut dirasa
paling mendekati jumlah air yang hilang dari tubuh setiap harinya.
(Rinzler, 2006).
Standar untuk menghitung kebutuhan air setiap orang ada 3
(Chidester dan Spangler, 1997), yaitu :
1. 30 ml/kg berat badan.
2. 1 ml/kkal energi yang dikonsumsi per individu.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
12
Universitas Indonesia
3. 100 ml/kg untuk 10 kg berat badan pertama, 50 ml untuk 10 kg
berat badan kedua, dan 15 ml untuk kgberat badan yang tersisa.
Namun, dari ketiga standar tersebut yang nomer 3 adalah standar
yang dirasa paling sesuai. Menurut penelitian yang dilakukan pada lansia
selama 3 hari, hasil yang ditunjukkan pada standar nomer 3 menunjukkan
hasil yang lebih realistik walaupun perhitungannya masih tidak memakai
data tinggi badan sehingga tidak bisa dipakai pada orang yang obese.
Sementara, jika standar nomor 1 dipakai, maka orang yang underweight
kebutuhan airnya akan rendah dan dibawah jumlah minimal yang
dianjurkan. Hasil yang ditunjukkan jika memakai standar nomor 2 juga
akan bermasalah jika konsumsi individu tersebut rendah. Maka hasil yang
harus dikonsumsi juga akan rendah.
Formula untuk menghitung kebutuhan air dengan perkiraan yang
tepat dan sesuai untuk populasi, kelompok masyarakat dan mungkin
individu hendaknya perlu mempertimbangkan faktor waktu luang, suhu
lingkungan, level aktivitas, pakaian, dan factor lainnya. Sementara formula
seperti itu saat ini belum ada, pengembangan formula seperti itu bisa
memberikan sesuatu yang semakin mendekati perkiraan kebutuhan
(Gradijean, 2004).
2.1.5 Jenis Minuman yang dianjurkan
Air putih merupakan minuman yang paling baik dibandingkan
jenis minuman lain seperti kopi, jus, atau minuman berpemanis lainnya.
Kopi dan alkohol bisa menyebabkan tubuh kehilangan lebih banyak air.
Jus dan minuman berpemanis lain bisa menambah kalori jika diminum
sepanjang hari (Paajanen, 2007). Selain itu menurut penelitian Cornwell
dan Anna mendapatkan hasil bahwa pemilihan air minum dapat membuat
orang cenderung memilih makanan yang sehat.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
13
Universitas Indonesia
2.1.6 Efek Ketidakseimbangan Cairan
Ketidakseimbangan cairan terjadi pada saat dehidrasi (kehilangan
air dalam jumlah yang berlebihan ) dan intoksikasi air (kelebihan air)
(Almatsier, 2004).
2.1.6.1 Dehidrasi
Dehidrasi merupakan keadaan di mana tubuh kekurangan
masukan air atau tubuh kehilangan air dalam jumlah yang banyak.
(Piliang dan Djojosoebagio, 1996). Jika seseorang tidak cukup
minum, maka tubuh akan memberi sinyal haus agar kita tahu. Tetapi
mekanisme rasa haus ini tidak selalu bisa diandalkan terutama pada
saat latihan olahraga, pada saat bayi, saat sakit, dan saat usia lanjut.
Karena itu seorang atlet dianjurkan untuk menimbang badan
sebelum dan setelah pertandingan untuk mengetahui jumlah cairan
yang hilang. Untuk setiap ½ kg berat badan yang berkurang
dianjurkan minum 2 ½ - 3 gelas air. Keadaan lain yang
mengharuskan seseorang untuk diingatkan agar banyak minum
adalah orang lanjut usia dan saat sakit apalagi yang disetai demam,
muntah, diare dan respirasi yang meningkat. (Wardlaw dan Hampl,
2007)
Tanda awal dehidrasi adalah haus, rasa kering yang
dirasakan di mulut karena sel pada gusi, lidah dan pipi kehilangan
air. Tanda kedua adalah berkurangnya urine. Jika tanda ini tidak
diindahkan, maka jaringan tubuh semakin lama akan kering atau
tubuh sudah mulai dehidrasi. Jika sudah mengalami hal tersebut dan
tidak segera mengkonsumsi air, maka kita tidak dapat bertahan.
(Rinzler, 2006)
Saat tubuh kekurangan 1-2% air dari berat badan, akan
ditandai dengan rasa haus. Bila 4% air hilang, otot kehilangan
kekuatan dan ketahanan. Saat sudah 10-12% air hilang, daya tahan
panas berkurang dan hasilnya lemas. Tubuh bisa mengalami koma
bahkan kematian saat sudah 20% air hilang (Wardlaw dan Hampl,
2007).
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
14
Universitas Indonesia
Tabel 2.3 Kehilangan air tubuh dan akibatnya
Kehilangan air tubuh
(% berat air tubuh)
Akibat
0
2
4
6
8
10
15
20
Rasa haus
Rasa haus yang hebat, sedikit gelisah dan perasaan
tertekan, kehilangan nafsu makan
Hemokonsentarsi meningkat
Performa fisik menurun
Kecepatan terganggu, kulit memerah, tidak sabar,
kelelahan dan sukar tidur, apatis, mual, emosi yang
tidak stabil
Kesemutan pada lengan, tangan, dan kaki, sakit kepala,
meningkatnya suhu tubuh, denyut nadi dan respirasi
Pernapasan meningkat, pusing, cyanosis (tubuh
membiru karena kekurangan oksigen)
Bicara tidak jelas
Tubuh lemah dan mental terganggu
Otot kejang, kesulitan menjaga keseimbangan dengan
mata tertutup, ketidakmampuan umum
Mengigau, lidah membengkak
Peredaran darah terganggu, ditandai dengan
hemokonsentrasi dan volume darah menurun, fungsi
ginjal terganggu
Ketidakmampuan menelan
Penglihatan berkurang
Mata cekung, sakit saat buang air kecil
Tuli, kulit mati rasa
Kelopak mata menegang
Tidak diproduksinya urine
Batas kelangsungan hidup
Kematian Sumber : Wardlaw dan Hampl, Perspetive in Nutrition, 2007
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
15
Universitas Indonesia
2.1.6.2 Keracunan Air
Ginjal tidak akan mampu menerima air dengan jumlah yang
berlebihan. Hal ini akan mengakibatkan volume cairan sel
meningkat dan zat-zat dalam sel akan ikut terlarut. Sel-sel di seluruh
bagian tubuh akan rusak termasuk otak. Penglihatan menjadi kabur,
perasaan bingung, dan koordinasi tidak sempurna. Keadaan lainnya
yang lebih parah adalah sakit kepala, rasa mual dan muntah, lemah,
tubuh gemetar, kejang-kejang, koma dan akhirnya meninggal.
(Piliang dan Djojosoebagio, 1996).
Sangat sedikit orang yang berisiko keracunan air tetapi
masalah ini menyertai beberapa penyakit dan orang dengan
gangguan mental. Atlet juga bisa mengalami hal ini apabila mereka
minum terlalu banyak air padahal keringat yang mereka keluarkan
tidak banyak. (Wardlaw dan Hampl, 2007). Pemberian garam pada
tahap awal mampu mencegah gejala tersebut selain itu konsumsi air
juga harus dihentikan. (Piliang dan Djojosoebagio, 1996).
2.1 Penilaian Konsumsi Makan
Salah satu metode yang digunakan untuk penilaian konsumsi
makan adalah metode frekuensi makanan. Metode frekuensi makanan
digunakan untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi beberapa
bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu seperti hari,
minggu, bulan, dan tahun. Bahan makanan yang ada dalam daftar
kuesioner adalah bahan makanan yang cukup sering dikonsumsi
responden. Pada dasarnya, metode ini dibuat untuk memberikan gambaran
informasi konsumsi makanan secara kualitatif. Tapi dengan ditambahkan
ukuran porsi dan pengenalan kuesioner mandiri, metode ini menjadi semi-
kuantitatif, mengikuti energi dan zat gizi lain yang dipilih. Kuesioner
frekuensi makanan semikuantitatif telah banyak digunakan sebagai alat
untuk menilai konsumsi makanan, bahkan di beberapa negara digunakan
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
16
Universitas Indonesia
pada survey gizi nasional mereka (Supariasa, Bakri dan Fajar, 2002;
Gibson, 2005).
Kelebihan metode FFQ :
Relatif murah dan sederhana
Dapat dilakukan sendiri oleh responden
Tidak membutuhkan latihan khusus
Dapat membantu menjelaskan hubungan antara penyakit dan
kebiasaan makan
Kekurangan metode FFQ:
Tidak dapat untuk menghitung intake zat gizi sehari
Sulit mengembangkan kuesioner pengumpulan data
Cukup menjemukan bagi pewawancara
Perlu membuat percobaan pendahuluan untuk menentukan jenis bahan
makanan yang akan masuk dalam daftar kuesioner
Responden harus jujur dan mempunyai motivasi tinggi.
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Air
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan air seseorang.
Diantaranya adalah jenis kelamin, usia, ukuran tubuh, aktivitas fisik, temperatur
dan kelembaban, konsumsi makanan, genetik, pertumbuhan, kebiasaan,
ketersediaan, serta faktor eksternal yang meliputi karakteristik keluarga, sosial dan
budaya.
2.2.1 Jenis Kelamin
Total cairan tubuh pada laki-laki muda sekitar 60% dari berat badan,
sementara pada wanita adalah 50% dari berat badan. Hal ini terjadi karena laki-
laki memiliki otot (kaya akan cairan) dari pada wanita (Wiseman, 2002). Oleh
karena itu, kebutuhan air pada laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan wanita.
Asian Food Information Centre (2000) menyatakan bahwa perempuan
mengkonsumsi cairan yang lebih rendah daripada laki-laki. Wanita hanya minum
5-6 gelas cairan per hari sementara laki-laki minum 6-8 gelas cairan per hari.
Penelitian di Amerika pada remaja menunjukkan bahwa total intake air pada laki-
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
17
Universitas Indonesia
laki lebih tinggi dibandingkan wanita. Intake air ini meliputi total asupan air, air
dar minuman dan makanan tapi tidak dari intake air putihnya (Kant et al, 2009).
Sementara menurut Bredbenner et al (2009) rata-rata konsumsi cairan untuk laki-
laki adalah 2939 + 922 ml, sedangkan pada perempuan 2250 + 581 ml. Atau
secara umum konsumsi cairan rata-rata pada laki-laki lebih besar daripada
perempuan. Penelitian lainnya oleh NHNES III menghasilkan bahwa konsumsi
rata-rata cairan remaja laki-laki usia 14-18 tahun adalah 3400 ml per hari
sedangkan pada remaja perempuan dengan usia yang sama hanya 2500 ml per
hari. (IOM, 2004). Hasil berbeda ditunjukkan oleh Sousa et al (2007) yang
meneliti atlet remaja di Brazil. Total konsumsi cairan atlet perempuan
menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki baik dalam jumlah
cairan maupun semua airnya.
2.2.2 Umur
Kebutuhan air pada anak-anak lebih tinggi dari orang dewasa. Mereka
harus mengkonsumsi 1,5 ml air untuk setiap kalori yang mereka konsumsi. Hal ini
terjadi selain karena kandungan air pada tubuh anak yang lebih tinggi, juga karena
fungsi ginjal mereka yang belum sempurna sehingga memerlukan air untuk
membantu mengeluarkan sisa metabolisme tubuh (Piliang dan Djojosoebagio,
1996). Oleh karena itu anak-anak sangat peka terhadap kehilangan air.
Menurut penelitian pada populasi orang dewasa di Amerika Serikat pada
tahun 2005-2006 (Kant et al, 2009) menghasilkan bahwa intake air putih,
minuman dan total konsumsi air mengalami penurunan seiring dengan
pertambahan usia. Penelitian lainnya oleh di Paris yang membandingkan intake
cairan antara anak-anak, remaja, dewasa dan lansia (Bellisle et al, 2010)
menghasilkan bahwa total intake cairan pada kelompok anak, remaja dan dewasa
mengalami peningkatan dan menurun kembali pada kelompok lansia namun
peningkatan tersebut tidak terlalu signifikan. Hasil berbeda ditunjukkan oleh IOM
(2004) yang menunjukkan bahwa total intake air meningkat seiring dengan
bertambahnya usia pada laki-laki.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
18
Universitas Indonesia
2.2.3 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan ini menggunakan panca indera
manusia yaitu indera penglihatan, penciuman, pendengaran, perasa dan peraba.
Tetapi sebagian besar dihasilkan oleh indera penglihatan (mata) dan pendengaran
(telinga). Pengetahuan ini merupakan aspek penting yang mempengaruhi
terbentuknya tindakan seseorang. Apabila perilaku seseorang tidak didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tersebut tidak akan bertahan lama.
(Notoatmodjo, 1993).
Penelitian di Singapura oleh Asian Food Information Centre (AFIC) pada
tahun 1998 menunjukkan bahwa walaupun sebagian besar sampel memiliki
pengetahuan yang baik tentang air, tetapi total asupan air yang mereka konsumsi
ternyata masih di bawah jumlah yang dianjurkan. Hasil studi oleh PERGIZI
PANGAN Indonesia, Departemen Gizi Masyarakat (Fakultas Ekologi Manusia,
IPB) dan Danone Aqua Indonesia mengenai kebiasaan minum dan hidrasi pada
remaja dan dewasa di dua wilayah ekologi yang berbeda (Hardinsyah et al, 2008)
menunjukkan bahwa rata-rata setengah remaja dan dewasa yang menjadi
responden mempunyai tingkat pengetahuan tentang air minum kategori sedang
dan rendah. Hal tersebut cukup sebanding dengan banyaknya sampel yang
menderita dehidrasi ringan yaitu sebanyak 24,75% pada kelompok remaja di
dataran tinggi dan di dataran rendah 41,70%. Sementara pada kelompok dewasa
proporsi dehidrasi ringan di dataran tinggi 15,40% dan di dataran rendah 24,00%.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosmaida (2011) yang dilakukan
pada mahasiswi dan Sedayu (2008) yang dilakukan pada anak SMA menunjukkan
ada hubungan signifikan antara pengetahuan gizi tentang cairan terhadap total
konsumsi cairan seseorang. Semakin tinggi pengetahuannya maka akan semakin
tinggi total konsumsi airnya.
2.2.4 Aktivitas Fisik
Menurut Depdiknas (2008), aktivitas fisik adalah gerakan tubuh karena
otot meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi atau kalori. Aktivitas fisik
akibat kontraksi otot-otot rangka yang mengakibatkan pengeluaran tenaga. Yang
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
19
Universitas Indonesia
termasuk dalam aktivitas fisik adalah aktivitas waktu kerja, waktu senggang, dan
aktivitas sehari-hari. Sedangkan latihan fisik adalah aktivitas fisik yang
direncanakan dan dilakukan dengan terstruktur. (Adisapoetra, 2008 dalam
Rosmaida, 2011). Aktivitas tubuh selalu mengeluarkan cairan dalam bentuk
keringat, urine, feses dan melalui pernapasan. Latihan-latihan berat selama
beberapa hari tanpa diimbangi dengan pergantian air secara cepat akan
mengakibatkan dehidrasi yang parah. Hal ini karena kecepatan kehilangan air
melalui keringat lebih cepat daripada kemampuan lambung menampung jumlah
penggantian air (lambung mengosongkan 1 liter air setiap jam) (Piliang dan
Djojosoebagio, 1996). Ditambahkan lagi menurut Berning (2007) kebutuhan
cairan berbanding lurus dengan aktivitas tubuh, semakin berat aktivitas yang
dikerjakan, semakin banyak pula kebutuhan cairannya.
Penelitian di Amerika pada orang dewasa menunjukkan bahwa aktivitas
luang memiliki hubungan dengan intake air putih dan total asupan air. Sementara
aktivitas yang tinggi memiliki hubungan dengan air dari minuman dan total
asupan air, semakin tingginya jumlah air yang diasup dari minuman dan total
asupan airnya. Dengan kata lain aktivitas fisik memiliki hubungan dengan asupan
air (Kant et al, 2009).
Penelitian lainnya oleh Brake (2001) menunjukkan adanya kenaikan
konsumsi air minum pada pekerja yang aktif dan penelitian tersebut diperkuat lagi
oleh penelitian Brake (2002) yang menyimpulkan bahwa kebutuhan cairan pekerja
meningkat setelah beban kerja ditambahkan (penambahan shift dan stress kerja).
2.2.5 Persen Lemak Tubuh
Jumlah cairan tubuh total + 55-60% dari berat badan, persentase tersebut
berhubungan juga dengan jumlah lemak tubuh, jenis kelamin dan umur. Namun,
jumlah lemak tubuh memberikan pengaruh terbesar terhadap jumlah cairan tubuh.
Kandungan air dalam sel otot lebih tinggi dibandingan dengan pada sel lemak,
sehingga total cairan tubuh pada orang gemuk (obese) lebih rendah daripada orang
yang tidak obese. (FKUI, 2007). Pada orang gemuk, perbandingan kandungan air
dengan lemak adalah 50% : 50%, pada orang kurus adalah 67% : 7%, sementara
pada orang yang normal adalah 60% : 16% (Karsin, 2004). Penelitian di Amerika
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
20
Universitas Indonesia
pada populasi orang dewasa menunjukkan bahwa Indeks Massa Tubuh memiliki
hubungan positif dengan asupan air dari minuman dan total asupan airnya (Kant,
Grauband dan Atchinson, 2009).
2.2.6 Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan proses menuju perubahan yaitu merubah tingkah
laku seseorang maupun masyarakat. Tugas pendidikan adalah memberikan dan
atau meningkatkan pengetahuan/pengertian, memunculkan sikap positif dan
memberikan atau meningkatkan keterampilan masyarakat/individu tentang aspek
tertentu sehingga dicapailah masyarakat yang berkembang. Tujuannya adalah
mengubah perilaku seseorang ke arah perilaku yang menguntungkan atau sesuai
dengan norma yang seharusnya (Notoatmodjo,1993). Penelitian di Amerika pada
populasi orang dewasa menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara
semakin tingginya pendidikan dengan peningkatan total intake air (Kant et al,
2009).
2.2.7 Luas Permukaan Tubuh
Menurut Marsetyo dan Kartasapoetra (1991), besarnya energi basal
metabolisme (BMR) salah satunya dipengaruhi oleh luas permukaan tubuh.
Bidang permukaan tubuh orang yang bertubuh besar akan lebih luas daripada
orang yang bertubuh kecil. Bila bidang permukaan tubuh seseorang luas, maka
jaringan aktif yang terdapat pada tubuhnya juga lebih besar dan luas. Menurut
AUB dan DU BOIS (1916) rumus untuk menghitung luas permukaan adalah :
A = x x 71,84
Di mana A = luas permukaan badan (m2)
H = tinggi badan seseorang (cm)
W = berat badan (kg)
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
21
Universitas Indonesia
Tabel 2.3 Luas Permukaan (m2) untuk berbagai tinggi (cm) dan berat badan
(kg)
Tinggi
Badan Berat Badan (kg)
(cm) 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80
180 - 1,49 1,57 1,64 1,71 1,77 1,83 1,89 1,95 2,00
175 1,36 1,46 1,53 1,60 1,67 1,73 1,79 1,85 1,91 1,96
170 1,34 1,43 1,50 1,57 1,63 1,69 1,75 1,81 1,86 1,91
165 1,31 1,40 1,47 1,54 1,60 1,66 1,72 1,78 1,83 1,88
160 1,29 1,37 1,44 1,50 1,56 1,62 1,68 1,73 1,78 1,83
155 1,26 1,33 1,40 1,46 1,52 1,58 1,64 1,69 1,74 1,79
150 1,23 1,30 1,36 1,42 1,48 1,54 1,60 1,65 1,70 1,75
145 1,20 1,27 1,33 1,39 1,45 1,51 1,56 1,61 1,66 1,71
140 1,17 1,24 1,30 1,36 1,42 1,47 1,52 1,57 - -
Sumber : Suhardjo Cs (1988) dalam Marrsetyo dan Kartasapoetra (1991)
Jumlah panas yang hilang berbanding lurus dengan luas permukaan tubuh
seseorang dan berbanding terbalik dengan jumlah lemak yang terdapat dalam
kulit. Panas yang keluar tersebut akan melewati kulit dan dilepaskan melalui
keringat (Piliang da Djojosoebagio, 1996).
2.2.8 Ekonomi
Pekerjaan berhubungan dengan pendapatan seseorang, faktor ini sangat
menentukan kuantitas dan kualitas makanan (Suhardjo, 1989). Sementara
pendapatan mempengaruhi jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi keluarga.
Semakin banyak seseorang memiliki uang, semakin baik makanan yang
diperolehnya (Berg, 1986 dalam Putri, 2009). Hal tersebut dibuktikan dengan
penelitian pada tahun 1957 di Amerika Serikat yang menunjukkan keluarga
dengan pendapatan tinggi mengkonsumsi lebih banyak zat gizi dibandingkan
dengan keluarga yang pendapatannya rendah. (Eppright et al, 1978). Namun
menurut Suhardjo (1989), meningkatnya pendapatan seseorang dapat mengubah
pangan yang dikonsumsi. Namun, pengeluaran uang untuk pangan yang lebih
banyak tersebut tidak menjamin keberagaman makanan atau minuman yang
dikonsumsi. Yang berubah biasanya adalah pangan yang dibeli cenderung lebih
mahal dari yang sebelumnya. (Suhardjo, 1989)
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
22
Universitas Indonesia
Pendapatan seseorang digunakan untuk pengeluaran keperluan rumah
tangga yang salah satunya keperluan pangan. Sementara keperluan rumah tangga
yang lainnya pun sama pentingnya dengan keperluan untuk pangan sehingga
pendapatan tersebut harus dibagi-bagi dengan memperhatikan harga dan tarif
untuk setiap keperluan (Baliwati, 2004)
Uang saku merupakan bagian tanggung jawab orangtua terhadap
kebutuhan keluarga Jumlah uang saku seseorang tergantung dari pendapatan
orangtua dan usia anak. Melalui uang saku, status sosial ekonomi seseorang dapat
diukur. Semakin besar pendapatan orangtua, maka uang saku yang diberikan pada
anak juga semakin besar (Azizah, 1997 dalam Skriptiana, 2009).
2.2.9 Ketersediaan
Faktor lain yang berpengaruh terhadap konsumsi pangan adalah kendala
dalam penyediaan bahan pangan tersebut. Tersedianya pangan tersebut
dipengaruhi juga oleh produksi pangan dan pengeluaran uang untuk keperluan
pangan. (Marsetyo dan Kartasapoetra, 1990). Orang yang hidup sendirian
menghabiskan lebih banyak makanan dibandingkan dengan keluarga yang terdiri
dari dua orang atau lebih. Mereka mengkonsumsi semua kelompok makanan
kecuali susu, namun diet mereka tidak lebih baik. Pada satu atau lebih zat gizi,
mereka hanya memenuhi setengah dari jumlah yang dianjurkan (Eppright, 1978).
Harga makanan yang dibeli di luar rumah lebih mahal dibandingkan dengan
makanan yang sudah tersedia di rumah. Menurut hasil penelitian Bellisle et al
(2010), 80% asupan air dari total asupan dikonsumsi saat di rumah. Hal ini sama
di setiap kelompok umur yang berbeda. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa ketersediaan air di rumah atau tempat tinggal juga dapat berpengaruh pada
total asupan airnya.
2.2.10 Konsumsi Makanan
Sumber utama air terdapat dalam bahan makanan baik yang dalam bentuk
cairan ataupun bahan makanan yang sering dikonsumsi. Konsumsi minuman
berupa teh, kopi, sirup, susu dan minuman lainnya mencapai konsumsi sampai
lebih dari 1 liter setiap harinya atau rata-rata sebanyak 1.100 ml – 1.200 ml per
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
23
Universitas Indonesia
hari. (Piliang dan Djojosoebagio, 1996). Seluruh makanan mengandung air yang
berbeda antara satu bahan makanan dengan yang lainnya. Kandungan air yang
tertinggi ada pada sayuran dan buah yang jumlahnya hampir sama dengan jenis
minuman. Makanan lain yang mengandung air antara 50-75% antara lain kentang,
ayam, daging. Sementara selai, madu, biskuit, dan beberapa lemak yang sering
dijumpai secara umum mengandung air kurang dari 35% (Wardlaw dan Hampl,
2007).
Tabel 2.4 Kandungan Air di beberapa jenis makanan
Makanan Air (%)
Tomat 95
Selada 95
Susu 89
Jeruk 87
Apel 86
Kentang 75
Pisang 75
Ayam 64
Daging 50
Roti 38
Selai 28
Madu 20
Margarine 16
Biskuit 4
Minyak 0
Sumber: Wardlaw dan Hampl. 2007. Perspective in Nutrition
Selain itu, air juga dapat diperoleh melalui proses oksidasi dari bahan
makanan. Proses oksidasi 100 gram lemak akan menghasilkan 107 gram air,
sedagkan 100 gram karbohidrat dan 100 gram protein akan menghasilkan 55 gram
dan 41 gram air. Air yang dihasilkan ini biasa disebut air metabolis. Air ini harus
diperhatikan dalam menghitung kebutuhan air dan menetapkan keseimbangan
cairan tubuh. Dari setiap 100 kkal makanan bisa menghasilkan 10-14 gram air
atau kira-kira 300-350 ml per hari. (Piliang dan Djojosoebagio, 1996).
Penelitian di Amerika di kelompok usia dewasa menunjukkan bahwa
asupan air total berbanding terbalik dengan energi dari lemak tetapi berhubungan
positif dengan serat makanan, kafein, alkohol, dan diet berkualitas (Kant,
Graubard dan Atchinson, 2009).
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
24
Universitas Indonesia
2.2.11 Kebiasaan Minum
Kebiasaan adalah perilaku yang dipraktekkan berulang-ulang (Rachma,
2009). Kebiaaan minum yang baik adalah minum kapanpun bahkan di tengah saat
kita makan, selain itu saat bangun pagi untuk memperbaiki dehidrasi yang
dihasilkan saat tidur, selain itu air harus diminum sebelum olahraga dan pada
orang yang kekurangan konsumsi buah dan sayur (Bangmathelidj, 2007 dalam
Rachma, 2009). Kebiasaan baik lain yang berkaitan dengan minum adalah minum
sebelum merasa haus direkomendasikan oleh klinik Cleveland dan CDC, selalu
membawa bekal minum selama bepergian, minum sebelum dan setelah
berolahraga, sebisa mungkin selalu memilih air putih dibandingkan dengan jenis
minuman lain, selalu minum sebelum dan sesudah makan, serta saat makan dan
menghindari minuman yang mengandung alkohol dan kafein (Porter, 2011).
Survei yang dilakukan di Singapura oleh AFIC (1999), menghasilkan
kebiasaan minum rata-rata penduduk di Singapura terkait dengan konsumsi air
ternyata tidak baik. Kebiasaan itu antara lain minum hanya ketika haus, tidak
minum cukup ketika berolahraga, dan alasannya adalah lupa dan tidak mau sering
ke toilet.
2.2.12 Musim
Temperatur lingkungan dan kelembaban akan mempengaruhi pengeluaran
panas tubuh. Pada temperatur dan kelembaban yang rendah, panas akan
dikeluarkan melalui radiasi dan konduksi. Tapi jika temperatur lingkungan dan
kelembabannya naik, panas akan diluarkan juga melalui keringat. Karena panas
tubuh tidak akan keluar dengan baik melalui radiasi dan konduksi. Akan berbeda
pada seseorang yang tinggal di tempat dengan ketinggian tertentu di atas
permukaan laut, kecepatan respirasinya akan meningkat supaya kebutuhan
oksigen tubuh dapat terpenuhi. Sehingga kehilangan cairan melalui respirasi juga
akan lebih besar dari normal.
2.4 Remaja
Remaja didefinisikan sebagai periode manusia hidup mulai dari usia 11 –
21 tahun. Pada periode ini, manusia mengalami perubahan besar dalam hal
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
25
Universitas Indonesia
biologis, emosi, sosial dan kognitif dari anak-anak menuju dewasa. Kematangan
secara fisik, emosi, dan kognitif juga didapatkan saat periode ini. Kebanyakan
orang dewasa melihat masa remaja adalah fase di mana semua hal menjadi tidak
masuk akal di mana setiap anak pasti akan mengalaminya. Seyangnya, pemikiran
tersebut merugikan bagi masa perkembangan mereka yang penting (Brown,
2005).
Saat remaja, seseorang mengalami hal yang serupa pada saat balita,
termasuk membangun identitas diri dan mampu memisahkan antara peran
orangtua dan anggota keluarga lainnya. Perjuangan menjadi seorang remaja yang
mandiri harus disertai dengan dukungan ekonomi dan emosional keluarga. Selain
itu, remaja juga merupakan masa di mana mereka menyesuaikan diri dengan
tubuh mereka yang baru karena dalam hal bentuk, ukuran, dan fisiologi berubah.
Saat kebiasaan remaja yang tidak irasional terlihat dan dipikirkan sebagai usaha
penting dan terlihat memukau dari seluruh masa perkembangannya, remaja bisa
dijadikan sosok yang unik, positif dan merupakan salah satu bagian utuh dari
perkembangan manusia (Brown, 2005).
Perubahan secara fisik, biologis, dan kognitif berakibat langsung terhadap
status gizinya. Pertumbuhan dan perkembangan fisik yang dialami remaja
membuat kebutuhan energi, protein, vitamin dan mineralnya juga ikut meningkat.
Gabungan masa remaja dan dewasa muda merupakan salah satu titik kritis
dipandang dari segi kesehatan. Pada masa ini kepercayaan, sikap, dan perilaku
seseorang terkait kesehatan diadopsi dan kemudian diperkuat. Dalam tahap
kehidupan ini pula akses seseorang untuk berinteraksi dengan pengalaman yang
baik atau yang merusak kesehatan lebih bebas. Mereka mulai menentukan pilihan
gaya hidupnya yang nantinya akan berpengaruh jangka panjang terhadap
kesehatannya di tahun kehidupan mereka selanjutnya (McKenzie, 2007). Pada
masa remaja, ketergantungan dan kedekatan seseorang dengan orangtua yang
terjadi pada masa kanak-kanak dan awal sekolah akan berubah menjadi
kemandirian dan keinginan berinteraksi dengan teman sebaya (Smet, 1994).
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
26
Universitas Indonesia
2.5 Kerangka Teori
Modifikasi dari : Berning (2007) dalam Rosmaida (2009); Brown (2005); Worthington-
Roberts, B.S. dan S.R. Rodwell Williams (2000) dalam Almatsier, Soetadjo dan Soekarti
(2011)
Aktivitas Fisik
Iklim
Karakteristik individu (umur,
jenis kelamin, berat badan,
tinggi badan)
Konsumsi makanan
Genetik
Pertumbuhan
Penggunaan obat
Status Kesehatan
Kebiasaan
Faktor Eksternal : Media Massa, teman
sebaya, Pengetahuan Makanan dan
gizi, karakteristik keluarga, norma
social dan budaya, kesukaan,
pengalaman
Ketersediaan
Konsumsi Air
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
27 Universitas Indonesia
BAB 3
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep
Pada penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah konsumsi air.
Sementara yang menjadi variabel independen adalah karakteristik responden
antara lain jenis kelamin, luas permukaan tubuh (berat badan dan tinggi badan),
tingkat pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua dan uang saku, pengetahuan
responden mengenai air khususnya, ketersediaan sumber air, dan tingkat aktivitas
reponden. Alasan pemilihan variabel-variabel di atas karena pada penelitian-
penelitian sebelumnya menyatakan bahwa beberapa variabel tersebut memiliki
hubungan dengan konsumsi air seseorang.
Sementara variabel lainnya pada kerangka teori seperti iklim, konsumsi
makanan, genetik, status kesehatan, pertumbuhan, penggunaan obat, serta faktor
eksternal lainnya yang secara teori memiliki pengaruh terhadap kosumsi
Kebiasaan Minum
Konsumsi Air
Minum
Pengetahuan
Karakteristik Responden :
Jenis Kelamin
Berat badan dan tinggi
badan (luas permukaan tubuh)
Pendidikan Orangtua
Pekerjaan Orangtua
Uang jajan
Aktivitas Fisik
Akses cara mendapatkan air
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
28
Universitas Indonesia
seseorang tapi dalam penelitian ini tidak diteliti. Untuk variabel iklim dianggap
homogen karena semua responden tinggal di Indonesia yang iklimnya sama.
Konsumsi makanan tidak diteliti karena pada penelitian kali ini membatasi
sumber air dari minuman dikarenakan keterbatasan waktu dan biaya. Variabel
genetik tidak diteliti karena terlalu suit untuk dilakukan. Variabel pertumbuhan
tidak diteliti karena semua responden berada pada kelompok remaja yang
diasumsikan pertumbuhannya homogen. Untuk status kesehatan tidak diteliti
karena penelitian ini mengeksklusikan orang yang sedang sakit dan hanya yang
sehat yang diteliti hal ini yang sejalan dengan penggunaan obat karena orang sehat
yang diteliti sehingga tidak menggunakan obat. Untuk faktor lingkungna yang
tidak diteliti seperti media massa tidak diteliti karena semua mahasiswa
diasumsikan menerima paparan informasi air melalui media massa, teman sebaya
tidak diteliti karena pada kelompok usia remaja teman sebaya sangat berpengaruh
sehingga dianggap homogen, norma sosial dan budaya tidak diteliti karena,
kesukaan dan pengalaman dianggap homogen sehingga variabel-variabel tersebut
tidak diteliti dalam penelitian ini.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
29
Universitas Indonesia
3.3 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
1 Konsumsi air minum Jumlah air yang
dikonsumsi
responden yang
diperoleh dari
beberapa jenis
minuman baik
kemasan bermerk
maupun yang dibuat
sendiri di rumah.
FFQ semi kuantitatif Pengisian FFQ
semikuantitatif
1. Cukup > median
2. Kurang <
median
Ordinal
2 Jenis Kelamin Perbedaan sex yang
didapat sejak lahir
Kuesioner Pengisisan
Kuesioner
1. Laki-laki
2. Perempuan
Nominal
3 Luas Permukaan
Tubuh
Hasil dari perkalian
dengan
menggunakan rumus
Du Bois dengan
menggunakan data
berat badan dan
tinggi badan
responden
1. Timbangan Injak
(seca)
2. Microtoise
Pengukuran
Antropometri
1. Besar > mean
2. Kecil < mean
Ordinal
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
30
Universitas Indonesia
4. Pendidikan Orang tua Jenjang pendidikan
formal terakhir yang
pernah diikuti
orangtua (ayah dan
ibu) mahasiswi.
Kuesioner Pengisian
Kuesioner
1. Tinggi, jika
responden tamat
Diploma/Perguru
an Tinggi.
2. Rendah, jika
reponden tidak
pernah
sekolah/tidak
tamat SD/MI,
tamat SD/MI,
tamat
SLTP/MTs dan
SLTA/MA.
Ordinal
5. Pekerjaan Ayah Kegiatan pokok
sehari-hari ayah
mahasiswi untuk
mendapatkan uang.
Kuesioner Pengisian
Kuesioner
1. Pegawai
Pemerintah
2. Pegawai Non
Pemerintah
Nominal
5. Pekerjaan Ibu Kegiatan pokok
sehari-hari ibu
mahasiswi untuk
mendapatkan uang.
Kuesioner Pengisian
Kuesioner
1. Bekerja
2. Tidak Bekerja
Ordinal
6. Uang Saku Uang yang diberikan
orangtua secara
teratur di luar uang
transportasi
Kuesioner Pengisian
Kuesioner
1. Tinggi > median
2. Rendah <
median
Ordinal
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
31
Universitas Indonesia
7. Aktifitas fisik Skor aktivitas fisik
sehari-hari dari
responden yang
meliputi indeks
kegiatan waktu
bekerja, saat
diperjalanan, di
rumah dan waktu
luang yang diukur 1
minggu terakhir dan
minimal dilakukan
selama 10 menit.
International Physical
Activity
Questionnaire (IPAQ)
Pengisian
Kuesioner
1. Tinggi : > 3000
MET
menit/minggu
2. Sedang : 600-
3000 MET
menit/minggu
3. Rendah : <599
MET
menit/minggu
Ordinal
9. Cara mendapatkan air
minum
Gambaran akses
dalam memenuhi
kebutuhan air setiap
harinya (membeli
atau tidak membeli)
Kuesioner Pengisian
Kuesioner
1. Tidak membeli
2. Membeli
Nominal
10. Pengetahuan Pemahaman remaja
tentang fungsi dari
zat gizi dan sumber
zat gizi air dan cairan
Kuesioner Pengisian
Kuesioner
1. Baik : > mean
2. Kurang : < mean
Ordinal
11. Kebiasaan Minum Pola perilaku yang
berkaitan dengan
minum yang
diperoleh dari pola
praktek yang biasa
dilakukan.
Kuesioner Pengisian
Kuesioner
1. Baik > mean
2. Kurang baik <
mean
Ordinal
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
32
Universitas Indonesia
3.4 Hipotesis
1. Ada hubungan antara karakteristik responden (jenis kelamin, luas
permukaan tubuh, pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, dan uang
saku) dengan konsumsi air minum.
2. Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan konsumsi air minum.
3. Ada hubungan antara cara mendapatkan air minum dengan konsumsi air
minum.
4. Ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan konsumsi air minum.
5. Ada hubungan antara kebiasaan minum dengan konsumsi air minum.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
33 Universitas Indonesia
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif dengan studi Cross Sectional (potong lintang) yaitu penelitian yang
dilakukan pada saat yang bersamaan antara variabel independen dan variabel
dependen. Artinya pada penelitian ini tiap responden hanya diobservasi sekali
saja, variabel bebas dan variabel terikat diukur pada saat yang bersamaan dan
menurut keadaan atau status waktu diobservasi (Notoatmodjo, 2002). Alasan
peneliti menggunakan metode Cross Sectional adalah peneliti ingin mengetahui
hubungan antara pengetahuan, aktivitas fisik, dan faktor lain terhadap konsumsi
air minum pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
tahun 2012.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1 Populasi Penelitian
Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FKM UI
pada tahun akademik 2011/2012. Populasi studi dalam penelitian ini adalah
seluruh mahasiswa S1 reguler FKM UI angkatan 2009, 2010, dan 2011 yang
terdaftar sebagai mahasiswa aktif. Dipilihnya ketiga angkatan tersebut karena
subjek penelitian ini adalah kelompok remaja dan pada ketiga angkatan itu
mahasiswa yang usianya masih berada pada kelompok usia remaja lebih banyak
dari angkatan lainnya.
Kriteria Inklusi
1. Responden tercatat sebagai mahasiswa aktif S-1 reguler di FKM UI Depok
tahun ajaran 2011/2012.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
34
Universitas Indonesia
2. Respoden berusia di bawah 22 tahun (remaja).
3. Bersedia untuk menjadi sampel penelitian.
Kriteria Eksklusi
1. Responden sedang dalam kondisi sakit.
2. Responden sedang mengkonsumsi obat-obatan berdasarkan resep dokter
atau obat yang dijual bebas.
4.3.2 Sampel Penelitian
Untuk mendapatkan besar sampel minimal digunakan rumus uji hipotesis proporsi
populasi tunggal menurut Lemeshow (1997) sebagai berikut :
Keterangan :
n = jumlah sampel
= 1,96 pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 5%
= kekuatan uji (power of test) 95% = 1,64
P1 = proporsi remaja yang cukup mengkonsumsi air dengan pengetahuan
tinggi (Sedayu, 2010) = 2,4%
P2 = proporsi remaja yang cukup mengkonsumsi air dengan pengetahuan
rendah (Sedayu, 2010) = 15,6%
Berdasarkan perhitungan dengan rumus di atas diperoleh jumlah sampel
minimal 120 mahasiswa. Pada saat pengambilan data sampel yang didapat
berjumlah 123 orang. Sampel diambil dengan cara simpel random sampling yang
diacak dengan program komputer.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
35
Universitas Indonesia
4.4. Pengumpulan Data
4.4.1 Sumber dan Jenis Data
Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh 123
mahasiswa FKM UI. Data primer yang diambil antara lain :
1. Data karakteristik individu (jenis kelamin, berat badan, tinggi badan),
pengetahuan gizi, cara mendapatkan air minum yang diperoleh dengan
cara mengisi kuesioner. Untuk data berat badan digunakan timbangan Seca
dan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise. Pengetahuan
tentang air diperoleh dari jumlah soal yang dijawab benar oleh responden
dari 12 soal yang diberikan. Sedangkan kebiasaan diperoleh dengan
menjumlahkan skor tiap nomor, jika C1-C9 menjawab a maka nilainya 2,
b nilainya 1, dan c nilainya 0. Sedangkan C10, hanya jawaban yang
bernilai 1, yang lainnya bernilai 0.
2. Data aktivitas fisik diperoleh dengan pengisian kuesioner aktivitas fisik
internasional yang sudah diterjemahkan. Ada 4 data aktivitas fisik yang
dinilai, yaitu aktivitas fisik pada saat bekerja, di rumah, waktu luang, dan
olahraga. Masing-masing kegiatan memiliki tiga kategori aktivitas yang
dibedakan, yaitu berjalan, aktivitas sedang dan aktivitas berat. Masing-
masing aktivitas ini memiliki nilai Metabolic Equivalent (MET). Nilai
MET untuk berjalan adalah 3,3; aktivitas sedang adalah 4 dan aktivitas
berat 8. Skor masing-masing kegiatan merupakan hasil dari perkalian nilai
MET, waktu (menit) dan waktu (hari). Skor MET total didapat dari
penjumlahan masing-masing skor aktivitas.
3. Data konsumsi air minum yang diperoleh dengan pengisian FFQ semi
kuantitatif. Pada kuesioner tersedia jenis minuman yang sering dikonsumsi
terdiri dari minuman kemasan dan minuman rumah. Selanjutnya tersedia
kolom untuk mengisi merk (khusus untuk minuman kemasan), ukuran
setiap kali minum dan frekuensi per hari, perminggu, dan per bulan yang
bisa diisi salah satu.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
36
Universitas Indonesia
4.4.2 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
dan FFQ. Kuesioner digunakan untuk mengetahui karakteristik individu,
kebiasaan, aktivitas fisik, kemudahan akses, dan pengetahuan. Sedangkan FFQ
digunakan untuk mengetahui pola konsumsi minum responden. Instrumen yang
dipakai untuk mengetahui luas permukaan tubuh adalah timbangan seca dan
microtoise untuk mengukur berat badan dan tinggi badan.
4.4.3 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dibantu dua orang rekan
mahasiswa dari program studi gizi FKM UI semester 8 yang sebelumnya telah
diberikan pengarahan mengenai cara pengisian kuesioner dan pengukuran
antropometri.
4.5 Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan menurut variabel-variabel sebagai
berikut :
4.5.1 Pengolahan Data Pengetahuan
Soal pengetahuan yang ada pada kuesioner berjumlah 12 pertanyaan.
Setiap pertanyaan yang benar akan diberi skor 1 dan yang salah akan diberi skor
0. Dari total skor jawaban yang benar akan dijumlahkan dan kemudian akan
dibagi total soal yaitu 12 kemudian dikalikan 100% sehingga akan didapatkan
nilai total pengetahuan.
4.5.2 Pengolahan Data Antropometri
Data tinggi dan berat badan yang diperoleh kemudian dikalkulasikan dengan
rumus AUB dan DU BOIS (1916) :
A = x x 71,84
Di mana A = luas permukaan badan (m2)
H = tinggi badan seseorang (cm)
W = berat badan (kg)
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
37
Universitas Indonesia
Untuk mendapatkan jumlah luas permukaan tubub responden. Perhitungan
matematis luas permukaan tubuh menggunakan perangkat lunak komputer
sehingga didapatkan hasil luas permukaan tubuh responden. Dari hasil tersebut
kemudian dikelompokkan menjadi besar dan kecil.
4.5.3 Pengolahan Data Aktivitas Fisik
Pengolahan data aktivitas fisik menggunakan perangkat lunak komputer.
Waktu dalam menit dan hari dikalikan dengan nilai MET masing-masing jenis
aktivitas fisik sehingga didapatkan hasil berupa skor berjalan, aktivitas sedang
dan aktivitas berat. Skor tersebut akan dijumlahkan sehingga didapatkan skor
MET total. Setelah itu aktivitas fisik responden akan dikategorikan menjadi 3
kategori, tinggi, sedang, dan rendah dengan beberapa kriteria, yaitu :
1. Tinggi : ada dua kriteria aktivitas responden bisa dikatakan tinggi, yaitu :
a. aktivitas fisik berat minumal 3 hari yang nilai Total aktivitas fisiknya
paling tidak mencapai 1500 MET-enit/minggu
atau
b. total 7 hari atau lebih dari kombinasi berjalan, aktifitas fisik sedang atau
aktivitas fisik berat yang nilai total aktivitas fisiknya paling tidak 3000
MET-menit/minggu
2. Sedang : Pola aktivitas fisik seseorang dikatakan sedang jika memenuhi kriteria
:
a.aktivitas fisik berat selama 3 hari atau lebih yang minimal dilakukan
selama 20 menit/hari
Atau
b. aktivitas fisik sedangdan/atau berjalan selama 5 hari atau lebih yang
minimal dilakukan selama 30 menit/hari.
Atau
c. Kombinasi berjalan, aktivitas fisik sedang atau aktivitas fisik berat
selama 5 hari atau lebih yang nilai total aktivitas fisiknya minimal 600
MET-menit/hari.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
38
Universitas Indonesia
3. Rendah :Aktivitas fisik dikatakan rendah jika tidak memenuhi kriteria yang di
atas (tinggi dan sedang).
4.5.4 Pengolahan Data FFQ
FFQ yang dipakai adalah FFQ semi-kuantitatif. Perhitungan dilakukan
dengan mengalikan ukuran setiap minum dengan total minum per hari, namun jika
tidak dikonsumsi setiap hari maka akan dikali total minuman sesuai dengan yang
diisi (per bulan/ perminggu) dibagi jumlah hari kotak yang diiisi (dibagi 7 juga
per minggu dan dibagi 30 jika perbulan). Hasil dari masing-masing minuman akan
ditotal sehingga didapat rata-rata konsumsi air minum per harinya.
4.5 Manajemen Data
Pada penelitian ini penulis menggunakan tahap-tahap pengolahan data
sebagai berikut :
1. Mengkode Data (data coding)
Data coding adalah kegiatan mengklasifikasikan data dan memberi kode
untuk masing-masing kelas secara mutually exclusive dan exhaustive
sesuai dengan tujuan dikumpulkannya data.
2. Menyunting Data (data editing)
Penyuntingan data sebaiknya dilakukan di lapangan. Hal ini bertujuan agar
data yang salah atau diragukan dapat ditelusuri kembali kepada responden
yang bersangkutan. Penyuntingan data dilakukan oleh peneliti atau
anggota tim peneliti sendiri atau oleh penyedia di lapangan yang sudah
diberi pelatihan terlebih dahulu.
3. Membuat Struktur Data (data structure) dan file data sesuai dengan
analisis data yang dilakukan da jenis perangkat software yang digunakan.
Pada saat mengembangkan struktur data bagi masing-masing variable
peneliti menetapkan nama, skala (angka, huruf, campuran), dan jumlah
digit termasuk jumlah decimal untuk data numeric. Dalam membuat
struktur data daan data file jangan lupa membuat nomor identifikasi (ID)
yang sudah dicantumkan pada kuesioner.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
39
Universitas Indonesia
4. Memasukkan Data (data entry)
Pada tahap ini, data dimasukkan ke dalam computer dan dicek dengan
menggunakan perangkat lunak komputer yang kemudian diolah serta
dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak computer.
5. Membersihkan data (data cleaning)
Pada tahap ini, dilakukan pemeriksaan data yang sudah dimasukkan
datanya ke dalam computer. Pada tahap ini, data yang ternyata tidak
sesuai, tidak diperlukan, ataupun bias, dapat dibuang karena pada tahap ini
tidak dapat dilakukan intervensi terhadap data.
4.6 Analisis Data
Data yang dikumpulkan dianalisis dengan bantuan perangkat lunak dalam
program computer. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas
fisik, pengetahuan, dan faktor lainnya terhadap konsumsi air. Analisa data
dilakukan dalam dua tahap sebagai berikut :
4.6.1 Analisis Univariat
Analisis Univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi
frekuensi reponden. Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran pada
masing-masing variabel yang meliputi gambaran karakteristik responden,
pengetahuan, kebiasaan minum, cara mendapatkan air minum, dan aktivitas fisik.
Sejauh mungkin dimanfaatkan juga uji-uji statistik deskriptif yang sesuai, setelah
dianalisis tabel frekuensinya, selanjutnya dilakukan interpretasi secara deskriptif.
4.6.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
antara variabel dependen dan variable independen. Uji statistik yang digunakan
adalah uji chi-square, karena variabel dependen dan independennya termasuk
dalam jenis variable kategorik. Untuk itu, maka tabel yang digunakan disesuaikan
antar kolom dan baris dengan jumlah kategori dari masing-masing variable yang
akan diuji. Pada dasarnya Chi-square dapat digunakan untuk melihat perbedaan
antara frekuensi yang diamati dengan frekuensi yang diharapkan. Uji statistik ini
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
40
Universitas Indonesia
menuntut jenis data hitung/diskrit yang siap diolah dalam bentuk proporsi/jenis
data dengan skala nominal/ordinal. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
:
Keterangan :
= chi square (kai kuadrat)
Ο = nilai yang diobservasi
Ε = nilai ekspektasi (harapan)
Derajat kepercayaan (CI 95%) bila nilai p < 0,05 maka hasil perhitungan
statistik bermakna (signifikan), artinya ada hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependennya. Sedangkan bila nilai p> 0,05 maka hasil
perhitungan statistiktidak bermakna berarti tidak ada hubungan antara variable
independen dengan variabel dependennya.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
40 Universitas Indonesia
BAB 5
HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKMUI)
merupakan salah satu dari 12 fakultas yang ada di Universitas Indonesia.
Berdasarkan SK Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan No 153/1965,
FKM-UI didirikan pada tanggal 1 Juli 1965. Sebagai bagian dari Universitas
Indonesia yang mempunyai visi sebagai Universitas Riset, FKM-UI mempunyai
visi sebagai pusat pendidikan dan penelitian di bidang keilmuan kesehatan
masyarakat di Indonesia dan mempunyai peran yang penting bagi perkembangan
kesehatan masyarakat di Indonesia khususnya dan di tingkat regional maupun
internasional pada umumnya.
Sejak awal berdiri, FKM-UI telah berperan dalam menghasilkan lulusan
Sarjana (S1), Magister (S2), maupun Doktor (S3) yang berkualitas dan unggul
guna memenuhi kebutuhan tenaga-tenaga di bidang kesehatan masyarakat baik
dalam pelayanan kesehatan, riset, maupun pendidikan kesehatan masyarakat.
Metode pendidikan yang dikembangkan adalah case study, review literatur,
praktik lapangan, dan lain-lain.
Program Sarjana (S1) reguler terdiri dari program studi Gizi dan Program
studi Kesehatan Masyarakat. Program Kesehatan Masyarakat terdiri dari beberapa
peminatan, yaitu Biostatistik, Epidemiologi, Informatika Kesehatan, Kesehatan
Lingkungan, kesehatan Reproduksi, Keselamatan, dan Kesehatan Kerja,
Manajemen Asuransi Kesehatan, Manajemen Informasi Kesehatan, Manajemen
Pelayanan Kesehatan, Manajemen Rumah Sakit, Promosi Kesehatan. Mahasiswa
program ini sekurang-kurangnya wajib mengambil 144 SKS yang terdiri dari 40%
mata kuliah wajib universitas dan 60% mata kuliah wajib peminatan dan mata
kuliah pilihan.
Program Magister (S2) terdiri dari Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat (MKM), Program Studi Epidemiologi (M.Epid), Program Studi
Kajian Administrasi Rumah Sakit (MARS), Program Studi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (MKKK).
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
41
Universitas Indonesia
Program Doktor (S3) terdiri dari Program Studi Ilmu Kesehatan
masyarakat, Ilmu Epidemiologi. Dengan peminatan Epidemiologi Klinik dan
Epidemiologi Komunitas.
Selain itu tersedia juga Program Internasional Dual Master Degree yang
bekerjasama dengan Griffith University, Australia. Lulusan program ini akan
memiliki gelar MKM dari UI dan Master of Health Management dari GU. Unttuk
tahap awal tersedia dua kekhususan peminatan yaitu Manajemen Kesehatan
Daerah (Regional Health Management) dan Environmental Health Epidemiology
dan Risk Management.
Di dalam FKM UI terdapat 6 gedung, namun gedung yang digunakan
untuk proses perkuliahan ada 5 gedung, yaitu gedung A, gedung C, gedung D,
gedung F, dan gedung G. Sementara gedung B digunakan untuk administrasi.
FKM UI mempunyai dua kantin dan koperasi mahasiswa. Fasilitas lain yang ada
di FKM UI adalah ruang kuliah yang dilengkapi LCD, AC, dan komputer;
perpustakaan; laboratorium untuk praktikum mahasiswa, lapangan olahraga dan
lapangan parkir.
FKM UI berbatasan dengan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam (FMIPA) dan Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK), selain itu juga berbatasan
dengan Pusat Kesehatan Mahasiswa (PKM), rektorat, dan balairung. FKM UI
juga dekat dengan stasiun kereta,jalan raya margonda dan pusat perbelanjaan.
5.2 Hasil Analisis Univariat
Hasil analisis univariat berikut ini terdiri dari konsumsi air minum,
karakteristik responden (jenis kelamin, luas permukaan, pendidikan orangtua,
pekerjaan orangtua, dan uang saku), aktivitas fisik, pengetahuan, kebiasaan, dan
cara mendapatkan minum.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
42
Universitas Indonesia
5.2.1 Gambaran Konsumsi Air Minum
Data konsumsi air minum diperoleh dari ukuran setiap minum dari
beberapa minuman dalam sehari yang terdapat dalam FFQ semi kuantitatif. Hasil
yang diperoleh kemudian dibagi menjadi dua kategori yang terdiri dari cukup dan
kurang. Konsumsi air minum dikategorikan berdasarkan nilai median, kurang jika
< median dan cukup jika > median. Penggunaan nilai median sebagai acuan
karena data yang diperoleh mempunyai distribusi yang tidak normal. Distribusi
konsumsi air minum akan dipaparkan dalam tabel berikut :
Tabel 5.1 Distribusi Responden berdasarkan Konsumsi Air Minum
Mahasiswa FKM UI Tahun 2012
Konsumsi Air Minum n % Mean Median SD Min-Maks
Cukup (> 2091 ml) 62 50,4 2233 2091 821,89 673,3-5650
Kurang (< 2091 ml) 61 49,6
Total 123 100
Dari tabel 5.1 di atas menunjukkan bahwa dari 123 responden terdapat
50,4% yang konsumsi minumnya cukup atau sebanyak 62 orang. Sementara
49,6% lainnya atau sebanyak 61 orang konsumsi air minumnya kurang. Rata-rata
konsumsi air minum responden adalah 2233+821,89 ml sementara mediannya
adalah 2091 ml. Konsumsi air minum paling sedikit adalah 673,3 ml sedangkan
yang terbanyak adalah 5650 ml.
Tabel 5.2 Distribusi Konsumsi Air berdasarkan Jenis Minuman
Jenis Minuman Mean + SD Median Min-Maks
Air Putih (ml) 1779+718,59 1680 500-5000
Teh (ml) 134,43+157,5 75,9 0-990
Susu (ml) 175,33+172,4 138,6 0-755,7
Kopi (ml) 38,82+76,89 0 0-480
Jus (ml) 43,67+74,35 0 0-480
Softdrink (ml) 18,31+60,15 0 0-500
Minuman Berelektrolit (ml) 28,89+97,91 0 0-990
Lainnya (ml) 138,33+151,48 71,4 0-500
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
43
Universitas Indonesia
Tabel 5.2 merupakan tabel yang memuat distribusi konsumsi air setiap
harinya menurut jenis minuman yang ada pada kuesioner. Pada tabel terlihat
bahwa, konsumsi air putih merupakan jenis minuman yang paling banyak
dikonsumsi responden dengan rata-rata 1.779 ml perhari. Jumlah minimal air
putih yang dikonsumsi adalah 500 ml dan jumlah maksimal adalah 5000 ml.
Sementara minuman lainnya, tidak semuanya dikonsumsi responden setiap
harinya yang dapat dilihat dari jumlah minimal minuman yaitu 0 dengan jumlah
maksimal yang dikonsumsi bervariasi. Minuman terbanyak kedua yang
dikonsumsi responden adalah susu dengan rata-rata 175,33 ml per hari. Sementara
minuman yang paling sedikit dikonsumsi adalaj soft drink dengan rata-rata 18,31
ml per hari. Pada tabel terlihat minuman lainnya, minuman lainnya yang lebih
sering dikonsumsi responden adalah yogurt dengan rata-rata konsumsi per harinya
sebanyak 138,33 ml.
5.2.2 Gambaran Karakteristik Reponden
Karakteristik responden yang akan dianalisis meliputi jenis kelamin, luas
permukaan, pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, dan uang saku. Sementara
itu gambaran usia dan jurusan responden hanya akan dilihat distribusinya saja
tanpa dianalisis lebih lanjut. Hasil distribusi reponden merurut usia dan jurusan
akan disajikan pada tabel berikut :
Tabel 5.3 Distribusi Responden menurut Usia
Usia n %
17 4 3,3
18 22 17,9
19 39 31,7
20 40 32,5
21 18 14,6
Total 123 100
Pada tabel 5.3 terlihat bahwa usia mahasiswa yang menjadi responden
berkisar antara 17-21 tahun. Karena memang usia yang diinginkan penulis adalah
remaja yang usianya di bawah 22 tahun. Sementara jumlah terbanyak adalh
responden yang berusia 20 tahun (32,5%) tetapi tidak jauh berbeda dengan yang
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
44
Universitas Indonesia
berusia 19 tahun (31,7%). Responden yang jumlahnya paling sedikit adalah
responden dengan usia 17 tahun yang hanya 4 orang (3,3%).
Tabel 5.4 Distribusi Responden menurut Jurusan
Jurusan n %
Gizi 37 30,1
Kesehatan Masyarakat 86 69,9
Total 123 100
Tabel 5.4 memperlihatkan perbedaan umlah responden menurut jurusan.
Di Fakultas Kesehatan Masyarakat, hanya terdapat dua jurusan yaitu Gizi dan
Kesehatan Masyarakat. Jumlah mahasiswa pada kedua jurusan tersebut berbeda
dan perbedaan jumlahnya cukup jauh. Bisa terlihat dari tabel di atas, responden
yang kuliah di jurusan gizi sebanyak 37 orang (30,1%), sementara responden yang
kuliah di jurusan kesehatan masyarakat sebanyak 86 orang (69,9%).
5.2.2.1 Gambaran Jenis Kelamin
Jenis kelamin dikelompokkan menjadi dua, yaitu laki-laki dan perempuan.
Berikut adalah distribusi jenisa kelamin pada responden :
Tabel 5.5 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa FKM
UI Tahun 2012
Jenis Kelamin n %
Laki-laki 28 22,8
Perempuan 95 77,2
Total 123 100
Dari data pada tabel 5.5 di atas, terlihat bahwa responden yang berjenis
kelamin laki-laki ada 22,8% atau sebanyak 28 orang dari total 123 responden.
Sementara sisanya yaitu 77,2% berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 95
orang.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
45
Universitas Indonesia
5.2.2.2 Gambaran Luas Permukaan
Luas permukaan didapatkan dari hasil perkalian antara berat badan dan
tinggi badan responden dengan menggunakan rumus Du Bois (1916). Hasil dari
perkalian tersebut dikategorikan menjadi dua, yaitu besar dan kecil. Kategori
tersebut menggunakan nilai mean sebagai acuan karena distribusi yang dihasilkan
normal. Luas permukaan responden dikatakan besar jika > mean sedangkan
dikategorikan kecil jika < mean. Distribusi luas permukaan responden akan
disajikan pada tabel berikut :
Tabel 5.6 Distribusi Responden berdasarkan Luas Permukaan Mahasiswa
FKM UI Tahun 2012
Luas Permukaan n % Mean Median SD Min-Maks
Besar (> 152,178 m2) 58 47,2
152,178 151,2 15,47 126,3-206 Kecil (< 152,178 m
2) 65 52,8
Total 123 100
Menurut distribusi tabel 5.6, didapatkan hasil dari 123 responden, 47,2%
diantaranya atau sebanyak 58 orang memiliki luas permukaan besar sementara
sisanya 65 orang atau sekitar 52,8% memiliki luas permukaan tubuh yang kecil.
Rata-rata luas permukaan yang didapat adalah 152,18 m2 dengan standar deviasi
15,47 m2 dan mediannya adalah 151,2 m
2. Luas permukaan tubuh paling kecil
responden adalah 126,3 m2 dan luas permukaan yang terbesar adalah 206 m
2.
5.2.2.3 Gambaran Pendidikan Orangtua
a. Pendidikan Ayah
Pendidikan ayah respoden terdiri dari SD, SMP, SMA/sederajat dan
Perguruan Tinggi yang meliputi D1, D2, D3, D4, S1, S2, dan S3. Dari hasil
tersebut akan dikategorikan lagi menjadi dua yaitu tinggi dan rendah. Pendidikan
ayah dikatakan tinggi jika lulusan Perguruan Tinggi sedangkan rendah jika
lulusan SD, SMP atau SMA/sederajat. Tabel berikut akan menyajikan distribusi
pendidikan ayah :
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
46
Universitas Indonesia
Tabel 5.7 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Pendidikan Ayah
Mahasiswa FKM UI Tahun 2012
Pendidikan Ayah n %
SD 4 3,3
SMP 9 7,3
SMA/sederajat 46 37,4
Perguruan Tinggi 64 52
Total 123 100
Menurut hasil yang didapatkan pada tabel 5.7, dari 123 responden
Responden yang ayahnya lulusan perguruan tinggi ada 64 orang atau sekitar 52%,
4 orang lulusan SD atau sekitar 3,3%, 9 orang lainnya lulusan SMP atau sekitar
7,3%, dan 6 orang lulusan SMA atau sederajat atau sekitar 37,4%.
Tabel 5.8 Distribusi Responden berdasarkan Pendidikan Ayah Mahasiswa
FKM UI Tahun 2012
Pendidikan Ayah n %
Tinggi 64 52
Rendah 59 48
Total 123 100
Tabel 5.8 merupakan pendidikan ayah yang telah dikategori menjadi 2,
dari 123 responden Responden yang ayahnya termasuk ke dalam kelompok
pendidikan tinggi ada 64 orang atau sekitar 52% yang terdiri dari lulusan
Perguruan Tinggi. Sementara sisanya 48% atau sebanyak 59 orang masuk ke
dalam kelompok pendidikan rendah
b. Pendidikan Ibu
Pendidikan ibu respoden terdiri dari SD, SMP, SMA/sederajat dan
Perguruan Tinggi yang meliputi D1, D2, D3, D4, S1, S2, dan S3. Dari hasil
tersebut akan dikategorikan lagi menjadi dua yaitu tinggi dan rendah. Pendidikan
ibu dikatakan tinggi jika lulusan Perguruan Tinggi sedangkan rendah jika lulusan
SD, SMP atau SMA/sederajat. Tabel berikut akan menyajikan distribusi
pendidikan ibu :
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
47
Universitas Indonesia
Tabel 5.9 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Pendidikan Ibu
Mahasiswa FKM UI Tahun 2012
Pendidikan Ibu n %
SD 9 7,3
SMP 9 7,3
SMA/sederajat 56 45,5
Perguruan Tinggi 49 39,8
Total 123 100
Tabel 5.9 menunjukkan bahwa dari 123 reponden, responden yang
pendidikan ibunya lulusan perguruan tinggi ada sebanyak 49 orang atau sekitar
39,8%, 9 orang atau sekitar 7,3% ibunya merupakan lulusan SD, 9 orang (7,3%)
lainnya merupakan lulusan SMP, dan 56 orang (45,5%) merupakan lulusan
SMA/sederajat.
Tabel 5.10 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Pendidikan Ibu
Mahasiswa FKM UI Tahun 2012
Pendidikan Ibu n %
Tinggi 49 39,8
Rendah 74 60,2
Total 123 100
Tabel 5.10 menunjukkan pendidikan ibu yang telah dikategorikan menjadi
dua. Responden yang pendidikan ibunya masuk dalam kelompok tinggi ada
sebanyak 49 orang atau sekitar 39,8%, sementara sisanya 74 orang (60,2%) masuk
ke kelompok pendidikan rendah.
5.2.2.4 Gambaran Pekerjaan Orangtua
a. Pekerjaan Ayah
Data pekerjaan ayah yang didapatkan terdiri darii beberapa jenis,
diantaranya karyawan swasta, PNS, Pedagang/Wiraswasta, dll. Hail tersebut akan
dikategorikan lagi menjadi 2, yaitu pemerintah dan non-pemerintah. Pekerjaan
ayah yang masuk dalam kategori pemerintah terdiri dari PNS, polisi/TNI, dan
pensiunan PNS. Sementara sisanya akan masuk pada kategori non-pemerintah.
Tabel berikut akan menyajikan distribusi responden menurut pekerjaan ayah :
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
48
Universitas Indonesia
Tabel 5.11 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan Ayah
Mahasiswa FKM UI Tahun 2012
Pekerjaan Ayah n %
Karyawan Swasta 24 19,5
PNS 31 25,2
Polisi/TNI 5 4,1
Pedagang/Wiraswasta 28 22,8
Buruh 7 5,7
Pensiunan 7 5,7
Petani 2 1,6
Dosen 3 2,4
Guru 3 2,4
Tidak Bekerja 9 7,3
Lainnya 4 3,3
Total 123 100
Tabel 5.11 menunjukkan distribusi jenis pekerjaan ayah responden.
Sebanyak 31 orang (25,2%) bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), 5 orang
(4,1%) bekerja sebagai Polisi/TNI, 7 orang (5,7%) pensiuanan PNS, 4 orang
(19,5%) bekerja sebagai karyawan swasta, , 28 orang (22,8%) bekerja sebagai
pedagang/wiraswasta, 7 orang (5,7%) bekerja sebagai buruh, 2 orang (1,6%)
bekerja sebagai petani, 3 orang (2,4%) bekerja sebagai dosen dan guru, 9 orang
(7,3%) tidak bekerja, dan 4 lainnya memiliki pekerjaan sebagai notaris, dokter,
freelance, dan satpam.
Tabel 5.12 Distribusi Responden berdasarkan Pekerjaan Ayah Mahasiswa
FKM UI Tahun 2012
Pekerjaan Ayah n %
Pemerintah 36 29,3
Non Pemerintah 87 70,7
Total 123 100
Tabel 5.12 merupakan tabel yang menunjukan pekerjaan ayah yang telah
dikategori menjadi dua. Jumlah responden yang pekerjaan ayahnya masuk ke
pegawai pemerintah ada sebanyak 36 orang (29,3%), sementara sisanya 87 orang
(70,7%) masuk kelompok non pemerintah.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
49
Universitas Indonesia
b. Pekerjaan Ibu
Data pekerjaan ibu yang didapatkan dari pengisian kuesioner antara lain dosen,
guru, karyawan swasta, dll. Hasil tersebut akan dikaategorikan menjadi bekerja
dan tidak bekerja. Ibu yang memiliki pekerjaan akan masuk dalam kategori
bekerja sementara yang tidak memiliki pekeerjaan akan masuk dalam kategori
tidak bekerja. Tabel berikut akan menyajikan distribusi pekerjaan ibu responden :
Tabel 5.13 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan Ibu
Mahasiswa FKM UI Tahun 2012
Pekerjaan Ibu n %
Dosen 3 2,4
Guru 7 5,7
Karyawan Swasta 5 4,1
Kepala Sekolah 2 1,6
Pedagang/Wiraswasta 7 5,7
Petani 2 1,6
PNS 19 15,4
Tidak Bekerja 75 61
Lainnya 3 2,4
Total 123 100
Tabel 5.13 menunjukkan jenis pekerjaan ibu mahasiswa FKM UI tahun
2012. Sebanyak 3 orang (2,4%) yang bekerja sebagai dosen, 7 orang (5,7%)
bekerja sebagai guru dan pedagang/wiraswasta, 5 orang (4,1%) bekerja sebagai
karyawan swasta, 2 orang (1,6%) bekerja sebagai kepala sekolah dan petani, 19
orang (15,4%) bekerja sebagai PNS, dan 3 orang sisanya bekerja sebagai buruh,
honorer, dan konsultan. Sementara sisanya 75 orang (61%) tidak bekerja.
Tabel 5.14 Distribusi Responden berdasarkan Pekerjaan Ibu Mahasiswa
FKM UI Tahun 2012
Pekerjaan Ibu n %
Bekerja 48 39
Tidak Bekerja 75 61
Total 123 100
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
50
Universitas Indonesia
Tabel 5.14 merupakan pekerjaan ibu yang telah dikategorikan menjadi
dua. Terdapat 48 orang atau 39% ibu responden yang bekerja, sementara sisanya
75 orang (61%) tidak bekerja.
5.2.2.5 Gambaran Uang Saku
Data uang saku yang diperoleh merupakan uang jajan diluar dari uang
transportasi yang dihitung per hari. Uang saku tersebut akan dikategorikan
menjadi dua yaitu besar dan kecil. Kategori ini berdasarkan nilai median karena
data yang dihasilkan memiliki distribusi yang tidak normal. Uang saku dikatakan
tinggi jika > median, sementara rendah jika > median. Berikut ini adalah tabel
yang menyajikan distribusi menurut uang saku responden :
Tabel 5.15 Distribusi Responden berdasarkan Uang Jajan Mahasiswa FKM
UI Tahun 2012
Uang Saku n % Mean Median SD Min-Maks
Tinggi (> Rp 20.000,-) 50 40,7 22300 20000 13200 5000-83333
Rendah (< Rp 20.000,-) 73 59,3
Total 123 100
Tabel 5.15 menunjukkan distribusi responden berdasarkan uang jajan
mahasiswa FKM UI tahun 2012. Dari tabel dapat dilihat bahwa uang jajan yang
masuk kategori tinggi ada sebanyak 50 orang (40,7%) dan sisanya 73 orang
(59,3%) rendah. Rata-rata uang jajan mahasiswa FKM adalah Rp 22.300,-. Uang
jajan terendah adalah sebesar Rp5.000,- dan yang tertinggi adalah sebesar
Rp83.333,-.
5.2.3 Gambaran Aktivitas Fisik
Data aktivitas fisik diperoleh dari perhitungan skor total aktivitas fisik
(MET) yang menggunakan kuesioner internasional. Waktu dalam menit dan hari
akan dikalikan dengan nilai MET masing-masing jenis aktivitas fisik sehingga
akan didapatkan hasil berupa skor berjalan, aktivitas sedang dan aktivitas berat.
Skor tersebut akan dijumlahkan sehingga akan didapatkan skor MET total. Dari
data nilai MET dan waktu setiap aktivitas tersebut, aktivitas fisik akan
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
51
Universitas Indonesia
dikategorikan menjadi 3 yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Distribusi aktivitas
responden akan disajikan pada tabel berikut :
Tabel 5.16 Distribusi Responden berdasarkan Aktivitas Fisik Mahasiswa
FKM UI Tahun 2012
Aktivitas n %
Tinggi 70 56,9
Sedang 37 30,1
Rendah 16 13
Total 123 100
Tabel 5.16 menunjukkan distribusi berdasarkan aktivitas fisik mahasiswa
FKM UI tahun 2012. Sebanyak 70 orang (56,9%) memiliki aktivitas tinggi, 37
orang (30,1%) memiliki aktivitas sedang dan sisanya 16 orang (13%) memiliki
aktivitas yang rendah.
5.2.4 Gambaran Kebiasaan Minum
Kebiasaan minum diperoleh dari total skor dari 9 pertanyaan pada
kuesioner. Indeks kebiasaan dikategorikan berdasarkan nilai median menjadi baik
dan kurang baik. Penggunaan nilai mean sebagai acuan karena distribusi yang
didapatkan merupakan distribusi normal. Kebiasaan baik jika > mean dan kurang
baik jika < mean. Tabel yang akan menyajikan distribusi kebiasaan responden
akan disajikan berikut ini :
Tabel 5.17 Distribusi Responden berdasarkan Kebiasaan Mahasiswa FKM
UI Tahun 2012
Kebiasaan n % Mean Median SD Min-Maks
Baik (> 13,36) 57 46,3 13,36 13 2,05 8,0-18
Kurang Baik (< 13,36) 66 53,7
Total 123 100
Tabel 5.17 menunjukkan distribusi kebiasaan mahasiswa FKM UI tahun
2012.Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 57 orang responden (46,3%) memiliki
kebiasaan baik dan 66 orang (53,7%) sisanya memiliki kebiasaan yang kurang
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
52
Universitas Indonesia
baik. Dari tabel juga dapat dilihat nilai median 13 dan rata-rata sebesar
13,36+2,05. Sementara skor terendah adalah 8 dan yang tertinggi adalah 18.
5.2.5 Gambaran Pengetahuan
Data pengetahuan didapatkan melalui skoring setiap pertanyaan dari 12
pertanyaan yang akan dijumlah kemudian dibagi 12 dan dikalikan 100 sehingga
akan mendapatkan nilai total. Data tersebut dikategorikan menjadi 2 yaitu baik
dan kurang berdasarkan nilai mean. Nilai mean digunakan sebagai acuan karena
distribusi yang didapatkan normal. Nilai dikatakan baik jika > mean dan kurang
jika < mean. Distribusi nilai pengetahuan responden akan disajikan pada tabel
berikut :
Tabel 5.18 Distribusi Responden berdasarkan Pengetahuan Mahasiswa FKM
UI Tahun 2012
Pengetahuan N % Mean Median SD Min-Maks
Baik (> 73,85) 75 61 73,85 75 12,55 33,3-100
Kurang (< 73,85) 48 39
Total 123 100
Menurut tabel 5.18, dari 123 responden 75 orang (61%) memiliki
pengetahuan yang baik sementara sisanya 48 orang (39%) memiliki pengetahuan
yang kurang baik. Rata-rata pengetahuan responden adalah 73,85 dan mediannya
75. Nilai terendah yang didapat responden adalah 33,3 sementara yang tertinggi
adalah 100.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
53
Universitas Indonesia
Tabel 5.19 Distribusi Persentase Jawaban Benar dan Salah pada Soal
Pengetahuan Mahasiswa FKM UI Tahun 2012
No Soal Jawaban
Benar Salah
1 Zat Gizi 76,4% 23,6%
2 Fungsi Air 67,5% 32,5%
3 Sumber Air 54,5% 45,5%
4 Kandungan Air 99,2% 0,08%
5 Kebutuhan Air 76,4% 23,6%
6 Kebutuhan Air 97,6% 2,4%
7 Waktu Minum 64,2% 35,8%
8 Anjuran Minum 95,1% 4,9%
9 Pengeluaran Air Tubuh 92,7% 7,3%
10 Batas Akhir Dehidrasi 48% 52%
11 Gejala Dehidrasi 67,5% 32,5%
12 Akibat Dehidrasi 47,2% 52,8%
Pada tabel 5.19 terlihat persentase jawaban benar dan salah seluruh
reponden dari semua soal pengetahuan yang diberikan. Soal yang paling banyak
di jawab benar adalah soal nomor 4 yaitu dengan persentase jawaban benar
99,2%. Sedangkan soal yang paling banyak dijawab salah adalah soal nomor 12
dengan persentase sebesar 52,8%.
5.2.6 Gambaran Cara Mendapatkan Air Minum
Cara mendapatkan air minum akan dikategorikan menjadik tidak membeli
dan membeli. Tabel berikut akan memaparkan distribusi cara mendapatkan air
minum.
Tabel 5.20 Distribusi Responden berdasasrkan Cara Mendapatkan Air
Minum Mahasiswa FKM UI Tahun 2012
Cara Mendapatkan Minum n %
Tidak Membeli 81 65,9
Beli 42 34,1
Total 123 100
Tabel 5.20 mengenai cara responden mendapatkan air minum saat berada
di rumah (tempat tinggal). Hasil pada tabel terlihat bahwa dari 123 reponden 42
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
54
Universitas Indonesia
diantaranya atau sebesar 34,1% harus membeli setiap ingin mendapatkan air
minum, sedangkan sisanya 81 orang atau 65,9% tidak membeli.
5.3 Hasil Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Hubungan tersebut meliputi hubungan
antara karakteristik individu dengan konsumsi air minum, hubungan antara
aktivitas fisik dengan konsumsi air minum, hubungan antara kebiasaan dengan
konsumsi air minum, hubungan antara pengetahuan dengan konsumsi air minum,
dan hubungan antara cara mendapatkan air minum dengan konsumsi air minum.
Hubungan antara kedua variabel tersebut dianalisis dengan menggunakan uji Chi-
Square.
5.3.1 Hubungan Karakteristik Responden dengan Konsumsi Air Minum
Hubungan antara karakteristik responden dengan konsumsi air minum
akan dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel 5.21 Distribusi Responden menurut Kategori Jenis Kelamin dan
Konsumsi Air Minum pada Mahasiswa FKM UI Tahun 2012
Jenis
Kelamin
Konsumsi Air Minum Total
OR 95% CI P value Cukup Kurang
n % n % n %
Laki-laki 16 57,1 12 42,9 28 100 1,42 0,6 - 3,32
0,551
Perempuan 46 48,4 49 51,6 95 100
Jumlah 62 50,4 61 49,6 123 100
Dari analisis hubungan antara jenis kelamin dengan konsumsi air minum
diperoleh hasil bahwa konsumsi air minum yang kurang banyak terdapat pada
perempuan dengan presentase 51,6%, sementara responden yang berjenis kelamin
laki-laki sebesar 42,9%. Hasil uji statistik yang dilakukan diperoleh nilai p=0,551
yang dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara jenis kelamin
dengan konsumsi air minum.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
55
Universitas Indonesia
Tabel 5.22 Distribusi Responden Menurut Luas Permukaan dan Konsumsi
Air Minum pada Mahasiswa FKM UI Tahun 2012
Luas
Permukaan
Konsumsi Air Minum Total
OR 95% CI P value Cukup Kurang
n % n % n %
Besar 30 51,7 28 48,3 58 100 1,105 0,544 – 2,244
0,924
Kecil 32 49,2 33 50,8 65 100
Jumlah 62 50,4 61 49,6 123 100
Dari hasil analisis hubungan antara luas permukaan dengan konsumsi air
minum diperoleh bahwa konsumsi air minum yang kurang terdapat pada
mahasiswa yang luas permukaan tubuhnya kecil yaitu sebesar 33 orang atau
50,8%, sementara mahasiswa yang luas permukaan tubuhnya besar ada sebanyak
28 orang atau sebesar 48,3%. Dari hasil analisis pula diketahui p=0,924 yang
berarti tidak ada hubungan signifikan antara luas permukaan tubuh dengan
konsumsi air minum.
Tabel 5.23 Distribusi Responden menurut Pendidikan Ayah dan Konsumsi
Air Minum pada Mahasiswa FKM UI Tahun 2012
Pendidikan
Ayah
Konsumsi Air Minum Total
OR 95% CI P value Cukup Kurang
n % n % n %
Tinggi 33 51,6 31 48,4 64 100 1,101 0,54-2,23
0,931
Rendah 29 49,2 30 50,8 59 100
Jumlah 62 50,4 61 49,6 123 100
Dari analisis hubungan antara Pendidikan Ayah dengan Konsumsi air
minum diperoleh hasil bahwa mahasiswa yang konsumsi air minumnya kurang
lebih banyak pada mahasiswa yang tingkat pendidikan ayahnya rendah yaitu
sebesar 50,8% atau sebanyak 31 orang dibandingkan dengan yang tingkat
pendidikannya tinggi dengan presentase 50,8% atau sebanyak 30 orang. Dari uji
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
56
Universitas Indonesia
statistik diperoleh pula nilai p=0,931 yang berarti tidak ada hubungan yang
signifikan antara pendidikan ayah dengan konsumsi air minum.
Tabel 5.24 Distribusi Responden menurut Pendidikan Ibu dan Konsumsi Air
Minum pada Mahasiswa FKM UI Tahun 2012
Pendidikan
Ibu
Konsumsi Air Minum Total
OR 95% CI P value Cukup Kurang
N % n % n %
Tinggi 28 57,1 21 42,9 49 100 1,569 0,76-3,25
0,302
Rendah 34 45,9 40 54,1 74 100
Jumlah 62 50,4 61 49,6 123 100
Dari analisis hubungan antara pendidikan ibu dengan konsumsi air minum
diperoleh hasil bahwa konsumsi air minum yang kurang lebih banyak terjadi pada
mahasiswa dengan tingkat pendidikan ibu yang rendah yaitu sebanyak 40 orang
atau 54,1% sementara mahasiswa dengan tingkat pendidikan ibu yang tinggi ada
sebanyak 21 orang atau 42,9%. Dari uji statistik diperoleh nilai p=0,302 yang
berarti tidak ada hubungan signifikan antara pendidikan ibu dengan konsumsi air
minum.
Tabel 5.25 Distribusi Responden menurut Pekerjaan Ayah dan Konsumsi
Air Minum pada Mahasiswa FKM UI Tahun 2012
Pekerjaan
Ayah
Konsumsi Air Minum Total
OR 95% CI P value Cukup Kurang
n % n % n %
Pemerintah 22 61,1 14 38,9 36 100 1,846 0,84-4,07
0,184
Non Pemerintah 40 46 47 54 87 100
Jumlah 62 50,4 61 49,6 123 100
Dari analisis hubungan antara pekerjaan ayah dengan konsumsi air minum
diperolhe hasil bahwa konsumsi air minum yangkurang banyak terjadi pada
mahasiswa yang pekerjaan ayahnya ada pada kelompok non-pemerintah yaitu
sebesar 47 orang (54%), sementara mahasiswa yang pekerjaan ayahnya pada
kelompok pemerintah terdapat sebesar 14 orang (38,9%). Dari uji statistik
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
57
Universitas Indonesia
diperoleh nilai p=0,184 yang berarti tidak ada hubungan signifikan antara
pekerjaan ayah dengan konsumsi air minum.
Tabel 5.26 Distribusi Responden menurut Pekerjaan Ibu dan Konsumsi Air
Minum pada Mahasiswa FKM UI Tahun 2012
Pekerjaan Ibu
Konsumsi Air Minum Total
OR 95% CI P value Cukup Kurang
n % n % n %
Bekerja 26 54,2 22 45,8 48 100 1,28 0,62-2,65
0,630
Tidak Bekerja 36 48 39 52 75 100
Jumlah 62 50,4 61 49,6 123 100
Dari analisis hubungan pekerjaan ibu dengan konsumsi air minum
diperoleh hasil bahwa konsumsi lebih banyak pada mahasiswa yang ibunya tidak
bekerja yaitu sebesar 39 orang (52%), sementara mahasiswa yang ibunya bekerja
sebesar 22 orang (45,8%). Dari uji statistik diperoleh nilai p=0,63 yang berarti
tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan konsumsi air
minum.
Tabel 5.27 Distribusi Responden menurut Uang Saku dan Konsumsi Air
Minum pada Mahasiswa FKM UI Tahun 2012
Uang Saku
Konsumsi Air Minum Total
OR 95% CI P value Cukup Kurang
N % n % n %
Tinggi 29 58 21 42 50 100 1,674 0,81-3,46
0,226
Rendah 33 45,2 40 54,8 73 100
Jumlah 62 50,4 61 49,6 123 100
Dari analisis hubungan antara uang saku dengan konsumsi air minum
diperoleh hasil bahwa konsumsi air yang kurang terdapat pada mahasiswa yang
uang sakunya rendah yaitu sebesar 54,8% atau 40 orang, sementara mahasiswa
yang uang sakunya tinggi hanya 42% atau sebesar 21 orang. Dari uji statistik
diperoleh nilai p=0,226 yang berarti tidak ada hubungan signifikan antara uang
saku dengan konsumsi air minum.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
58
Universitas Indonesia
5.3.2 Hubungan Aktivitas Fisik Responden dengan Konsumsi Air Minum
Hubungan antara aktivitas fisik dengan konsumsi air minum dianalisis
dengan uji chi-square berdasarkan nilai MET dan waktu tiap aktvitas. Berikut ini
akan disajikan tabel hasil analisis antara aktivitas fisik dengan konsumsi air
minum.
Tabel 5.28 Distribusi Responden menurut Aktivitas Fisik dan Konsumsi Air
Minum pada Mahasiswa FKM UI Tahun 2012
Aktivitas
Fisik
Konsumsi Air Minum Total
OR 95% CI P value Cukup Kurang
N % n % n %
Tinggi 38 54,3 32 45,7 70 100 0,024
Sedang 21 56,8 16 43,2 37 100 0,905 0,4-2,02
Rendah 3 18,8 13 81,2 16 100 5,146 1,35-19,66
Jumlah 62 50,4 61 49,6 123 100
Dari analisis hubungan aktivitas fisik dengan konsumsi air minum
diperoleh hasil bahwa konsumsi air minum yang kurang lebih banyak terdapat
pada mahasiswa yang aktivitas fisiknya rendah yaitu sebesar 81,2% atau sebanyak
13 orang, sedangkan mahasiswa yang aktivitasnya sedang sebesar 43,2% (16
orang) dan mahasiswa yang aktivitasnya tinggi sebesar 45,7% (32 orang). Dari
uji statistik diperoleh p=0,024 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara
aktivitas fisik dengan konsumsi air minum. Sementara nilai OR nya adalah 0,905
dan 5,146 yang berarti mahasiswa yang aktivitas fisiknya rendah memiliki resiko
5,146 lebih besar daripada mahasiwa yang tingkat aktivitasnya tinggi dan
mahasiswa yang aktivitasnya sedang memiliki resiko 0,905 lebih besar daripada
mahasiswa yang aktivitasnya tinggi.
5.3.3 Hubungan Kebiasaan Responden dengan Konsumsi Air Minum
Hubungan antara kebiasaan dengan konsumsi air minum dianalisis
menggunakan tabulasi silang antara kedua variabel tersebut dengan menggunakan
uji chi-square. Berikut adalah tabel yang menyajikan hasil analisis kebiasaan
dengan konsumsi air minum.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
59
Universitas Indonesia
Tabel 5.29 Distribusi Responden menurut Kebiasaan dan Konsumsi Air
Minum pada Mahasiswa FKM UI Tahun 2012
Kebiasaan
Konsumsi Air Minum Total
OR 95% CI P
value Cukup Kurang
N % n % n %
Baik 35 61,4 22 38,6 57 100 2,298 1,113- 4,743
0,037
Kurang Baik 27 40,9 39 59,1 66 100
Jumlah 62 50,4 61 49,6 123 100
Dari analisis hubungan antara kebiasaan dengan konsumsi air minum
diperoleh hasil bahwa mahasiswa yang konsumsi air minumnya kurang banyak
terdapat pada mahasiswa yang kebiasaan minumnya kurang baik yaitu sebesar
59,1% (39 orang), sementara mahasiswa yang kebiasaannya baik ada sebesar
38,6% (22 orang). Dari hasil analisis juga diperoleh p=0,037 yang berarti ada
hubungan signifikan antara kebiasaan dengan konsumsi air minum. Sementara
nilai OR yang diperoleh adalah 2,298 yang berarti resiko mahasiswa yang
kebiasaan minumnya kurang baik 2,298 lebih besar dibandingkan dengan
mahasiswa yang kebiasaan minumnya baik.
5.3.4 Hubungan Pengetahuan Responden dengan Konsumsi Air Minum
Dalam analisis Chi-Square juga dianalisis hubungan antara pengetahuan
responden dengan konsumsi air minum. Berikut adalah tabel yang akan
menyajikan hasil analisis antara pengetahuan dan konsumsi air minum.
Tabel 5.30 Distribusi Responden menurut Pengetahuan dan Konsumsi Air
Minum pada Mahasiswa FKM UI Tahun 2012
Pengetahuan
Konsumsi Air Minum Total
OR 95% CI P value Cukup Kurang
n % n % n %
Baik 45 60 30 40 75 100 2,735
1,29-
5,79
0,013
Kurang 17 35,4 31 64,6 48 100
Jumlah 62 50,4 61 49,6 123 100
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
60
Universitas Indonesia
Dari analisis hubungan antara pengetahuan dan konsumsi air minum
diperoleh hasil bahwa konsumsi air minum yang kurang lebih banyak terjadi pada
mahasiswa yang pengetahuaannya kurang yaitu sebanyak 31 orang atau sebesar
64,6% sedangkan yang pengetahuannya baik sebanyak 30 orang (40%). Dari hasil
uji statistik diperoleh nilai p=0,013 yang berarti ada hubungan signifikan antara
pengetahuan dan konsumsi air minum. Sementara nilai OR dari hasil uji statistik
adalah 2,735 yang berarti mahasiswa yang pengetahuannya rendah memiliki
resiko 2,735 lebih besar daripada mahasiswa yang pengetahuaanya baik.
5.3.5 Hubungan Cara Mendapatkan Air Minum Responden dengan
Konsumsi Air Minum
Hubungan antara cara mendapatkan air minum dengan konsumsi air
minum dianalisis dengan uji Chi-Square. Tabel berkut adalah tabel hasil analisis
antara cara mendapatkan air minum dengan konsumsi air minum.
Tabel 5.31 Distribusi Responden menurut Cara Mendapatkan Air Minum
dan Konsumsi Air Minum pada Mahasiswa FKM UI Tahun 2012
Cara
Mendapatkan
Air Minum
Konsumsi Air Minum Total
OR 95%
CI P value Cukup Kurang
n % n % n %
Tidak
Membeli 37 45,7 44 54,3 81 100 0,572 0,2 -1,2 0,205
Membeli 25 59,5 17 40,5 42 100
Jumlah 62 50,4 61 49,6 123 100
Dari analisis hubungan antara cara mendapatkan air minum dengan
konsumsi air minum, diperoleh hasil bahwa mahasiswa yang tidak membeli air
minum sebesar 54,3% (44 orang) konsumsi air minumnya kurang, sedangkan
yang membeli sebanyak 17 orang (40,5%) konsumsi air minumnya kurang. Dari
uji statistik didapatkan pula hasil nilai p=0,205 yang berarti tidak ada hubungan
bermakna antara cara mendapatkan air minum dengan konsumsi air minum.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
61 Universitas Indonesia
BAB 6
PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini terdapat kekurangan akibat keterbatasan yang peneliti
alami. Pada saat pengambilan data beberapa responden sedang dalam masa Ujian
Tengah Semester (UTS) sehingga hal ini juga bisa mempengaruhi konsentrasi
mereka.
Selain itu dalam penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional.
Metode ini tidak bisa melihat hubungan sebab akibat antara variabel independen
dengan variabel dependen. Sehingga peneliti hanya bisa melihat hubungan antar
variable tersebut dalam populasi.
Pengumpulan data konsumsi air minum dilakukan dengan pengisian FFQ-
semikuantitatif. Dalam prakteknya, metode ini hanya bisa menggambarkan air
dari beberapa jenis minuman yang ada dalam daftar tidak bisa menggambarkan
asupan air dari makanan yang lebih bisa digambarkan melalui metode recall 24
jam karena terbatasnya waktu dan biaya peneliti. Selain itu dalam penentuan
ukuran setiap minum juga kurang akurat karena ukuran setiap minum seseorang
belum tentu sama.
6.2 Gambaran Konsumsi Air Minum
Berdasarkan tabel 5.1, dapat diketahui bahwa dari penelitian ini terdapat
49,6% responden yang kurang konsumsi air minumnya. Hasil ini lebih rendah dari
hasil penelitian yang dilakukan Rosmaida (2011) pada mahasiswa asrama UI yang
menunjukkan bahwa terdapat 61% mahasiswa yang kurang konsumsi air
minumnya. Perbedaan ini terjadi karena pengambilan data yang diambil juga
berbeda, pada penelitian Rosmaida (2011) data konsumsi air minum diambil
dengan cara mengisi kuesioner (pertanyaan) sedangkan penelitian ini mengambil
data dengan pengisian frekuensi minum dalan satu bulan (FFQ).
Tetapi, hasil penelitian ini lebih tinggi persentasenya jika dibandingkan
dengan penelitian Briawan, Sedayu dan Ekayanti (2011) yang mendapatkan hasil
37,3% dari subjek penelitian yang konsumsi airnya kurang. Timbulnya hasil yang
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
62
berbeda terjadi karena cut off point yang diambil pada dua penelitian berbeda.
Dalam penelitian ini konsumsi air minum dikatakan kurang jika kurang dari
median yaitu sebesar 2091 ml dan cukup jika lebih besar atau sama dengan
median, sementara penelitian Briawan, Sedayu dan Ekayanti (2011) memakai
standar 8 gelas per hari dan hanya konsumsi air putihnya saja.
Pada penelitian ini didapatkan juga hasil rata-rata konsumsi air minum
sebesar 2233+821,89 ml. Hasil ini lebih tinggi dari rata-rata konsumsi air minum
pada penelitian Briawan, Sedayu dan Ekayanti (2011) sebesar 1927+704 ml.
Perbedaan hasil yang didapat mungkin terjadi karena perbedaan pengambilan
data, pada penelitian Briawan, Sedayu dan Ekayanti (2011) pengambilan data
yang diambil dengan cara recall 2x24 jam, sementara pada penelitian ini
menggunakan frekuensi minum dalam 1 bulan terakhir (FFQ). Pada recall, data
yang didapat adalah data konsumsi air minum pada 2 hari yang peneliti inginkan,
biasanya pada weekend dan weekday. Sementara FFQ data yang didapat berupa
frekuensi dan rata-rata jumlah yang dikonsumsi setiap kali minum dalam kurun
waktu tertentu,pada penelitian ini 1 bulan terakhir.
Cut off point pada penelitian ini merupakan nilai median dari distribusi
data yang didapat pada penelitian yaitu 2.091 ml. Nilai median dipakai karena
belum adanya standar kebutuhan air minum yang sudah diakui. Karena kebutuhan
air minum dipengaruhi oleh aktivitas seseorang dan suhu lingkungan sehingga
tidak selalu sama pada setiap orang. Oleh sebab itu pada penelitian kali ini nilai
median yang dipakai untuk menyesuaikan dengan keadaan responden yang
diambil. Penggunaan angka tersebut masih berada dalam batas air minum yang
dianggap cukup oleh WHO yaitu antara 2-5 liter untuk orang yang bukan atlet.
Pada tabel 5.2 lebih lanjut disajikan distribusi air minum pada penelitian
ini yang terdiri dari air putih, teh, susu, kopi, jus, softdrink, minuman
berelektrolit, dan minuman lain. Hasilnya adalah jenis minuman yang dikonsumsi
paling banyak oleh responden adalah air putih yang rata-rata mencapai
1779+718,59 ml. Jika dihitung konsumsi air putih menyumbang sekitar 79,67%
dari total konsumsi air minum per hari. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Bellisle, F et al (2010), Briawan, Sedayu dan Ekayanti (2011)
Rosmaida (2011), dan AFIC (1999) bahwa dari total konsumsi air, konsumsi air
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
63
putih adalah konsumsi yang paling tinggi dibandingkan konsumsi jenis minuman
lainnya seperti jus, teh, susu, kopi, dll. Untuk pilihan minuman lain yang ada pada
daftar FFQ yang disajikan, rata-rata responden mengisi dengan yogurt sebagai
jenis minuman yang sering dikonsumsi di luar pilihan minuman yang diberikan.
6.3 Hubungan Karakteristik Responden dengan Konsumsi Air Minum
Hubungan yang akan dijelaskan pada bagian ini adalah hubungan jenis
kelamin dengan konsumsi air minum, hubungan luas permukaan dengan konsumsi
air minum, hubungan pendidikan orangtua dengan konsumsi air minum,
hubungan pekerjaan orangtua dengan konsumsi air minum, dan hubungan uang
jajan dengan konsumsi air minum.
6.3.1 Hubungan Jenis Kelamin dengan Konsumsi Air Minum
Menurut Wiseman (2002), kebutuhan air pada laki-laki lebih banyak
daripada perempuan karena total cairan tubuh pada laki-laki muda lebih banyak
dari pada perempuan yaitu sekitar 60% sedangkan pada perempuan sekitar 50%.
Hal tersebut juga mempengaruhi jumlah otot pada tubuhnya. Karena cairan
banyak terdapat pada otot, sehingga semakin banyak cairan tubuh seseorang akan
diikuti dengan semakin banyak otot yang terdapat pada tubuhnya.
Pada hasil uji statistik, diperoleh nilai p>0,05 (p=0,551) yang dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan proporsi kejadian konsumsi air yang
kurang antara laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Rosmaida (2011), namun berbeda dengan hasil penelitian Briawan,
Sedayu dan Ekayanti (2011) yang menyatakan ada hubungan bermakna antara
konsumsi air dengan jenis kelamin.
Bila melihat persentase responden yang kurang kosnusmsi air minumnya
antara laki-laki dan perempuan, kejadian lebih banyak terjadi pada perempuan
yaitu sekitar 51,6%, sedangkan pada laki-laki 42,9%. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa ada kecenderungan perempuan lebih banyak kurang mengonsumsi air
minum dibandingkan laki-laki. Hal ini masih sejalan penelitian NHANES yaitu
laki-laki mengkonsumsi air minum lebih banyak daripada perempuan (IOM,
2004).
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
64
Tidak ditemukannya hubungan yang bermakna mungkin disebabkan
karena pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Briawan, Sedayu dan Ekayanti
(2011), konsumsi air yang dipakai adalah konsumsi air total dari makanan dan
minuman, sedangkan pada penelitian ini konsumsi air yang diambil hanya dari
minuman saja. Menurut Piliang dan Djojosoebagio (1996), sumber utama air
dalam tubuh terdapat dalam bahan makanan baik yang dalam bentuk cairan
ataupun bahan makanan yang sering dikonsumsi. Untuk memenuhi kebutuhan air
setiap harinya, tidak harus dipenuhi dalam bentuk air minum, karena pada
makanan padat pun umumnya mengandung air bebas. Penelitian di Singapura
oleh AFIC (1999), menyebutkan bahwa laki-laki lebih sering mengonsumsi buah
dan hidangan penutup untuk memenuhi kebutuhan cairannya.
6.3.2 Hubungan Luas Permukaan dengan Konsumsi Air Minum
Kebutuhan manusia akan air, ditentukan berdasarkan banyaknya air yang
keluar dari tubuh melalui beberapa cara. Kehilangan cairan ini berbeda dari waktu
ke waktu tergantung pada jumlah simpanan air di jaringan dan air yang digunakan
untuk mengatur temperatur tubuh. Jika kedua variabel tersebut diabaikan, maka
kebutuhan air untuk mempertahankan kondisi normal tergantung pada luas
permukaan tubuh dan masukan kalori. Jumlah panas yang hilang berbanding lurus
dengan luas permukaan tubuh dan berbanding terbalik dengan jumlah lemak pada
kulit. Panas yang keluar dari tubuh akan melewati kulit dan dilepaskan melalui
keringat (Piliang dan Djojosoebagio, 1996; Proboprastowo dan Dwiriyani, 2004).
Setelah dilakukan uji statistik, ternyata luas permukaan tubuh tidak
memiliki hubungan yang bermakna dengan konsumsi air minum (p=0,924).
Walaupun hasil yang diperoleh tidak ada hubungan yang bermakna, namun jika
melihat bahwa responden yang luas permukaan tubuhnya kecil cenderung kurang
mengkonsumsi air minum yaitu sebesar 50,8% sedangkan responden yang
memiliki luas permukaan lebih besar hanya sebesar 48,3%, hasil ini sejalan
dengan teori yang ada.
Tidak adanya hubungan bermakna bisa terjadi karena sumber konsumsi air
yang dimaksudkan pada teori tidak hanya dari minuman namun dari makanan
juga, sedangkan pada penelitian sumber air dari makanan tidak diperhitungkan
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
65
karena hanya berasal dari minuman saja. Karena menurut penelitian Briawan,
Sedayu, dan Ekayanti (2011) asupan air dari makanan menyumbang 25,3% dari
total konsumsi air. Ditambahkan lagi oleh Piliang dan Djojosoebagio (1996),
sumber utama air dalam tubuh terdapat dalam bahan makanan baik yang dalam
bentuk cairan ataupun bahan makanan yang sering dikonsumsi. Untuk memenuhi
kebutuhan air setiap harinya, tidak harus dipenuhi dalam bentuk air minum,
karena pada makanan padat pun umumnya mengandung air bebas. Maka dari itu,
perlu ada penelitian lanjutan mengenai hubungan luas permukaan tubuh dengan
konsumsi air secara keseluruhan.
6.3.3 Hubungan Pendidikan Orangtua dengan Konsumsi Air Minum
Dari analisis hubungan antara Pendidikan Ayah dengan Konsumsi air
minum diperoleh hasil bahwa mahasiswa yang konsumsi air minumnya kurang
lebih banyak pada mahasiswa yang tingkat pendidikan ayahnya rendah yaitu
sebesar 50,8% dibandingkan dengan yang tingkat pendidikannya tinggi dengan
presentase 50,8%. Dari uji statistik diperoleh pula nilai p>0,05 (p=0,931) yang
berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ayah dengan
konsumsi air minum.
Hasil yang tidak jauh berbeda juga ditunjukkan dari analisis hubungan
antara pendidikan ibu dengan konsumsi air minum diperoleh hasil bahwa
konsumsi air minum yang kurang lebih banyak terjadi pada mahasiswa dengan
tingkat pendidikan ibu yang rendah yaitu sebanyak 40 orang atau 54,1%
sementara mahasiswa dengan tingkat pendidikan ibu yang tinggi ada sebanyak 21
orang atau 42,9%. Dari uji statistik diperoleh nilai p>0,05 (p=0,302) yang berarti
tidak ada hubungan signifikan antara pendidikan ibu dengan konsumsi air minum.
Sementara hasil berbeda ditunjukkan pada penelitian di Amerika pada
populasi orang dewasa yang menunjukkan adanya hubungan yang bermakna
antara tingkat pendidikan dan total intake air (Kant et al, 2009). Penelitian ini
sejalan dengan penyataan Notoatmodjo (1993), bahwa pendidikan bertujuan untuk
mengubah perilaku seseorang ke arah yang menguntungkan atau yang seharusnya
dalam hal ini perilaku minum yang sesuai dengan yang dianjurkan.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
66
Hasil yang berbeda tersebut terjadi karena pada penelitian di Amerika
pendidikan yang digunakan adalah tingkat pendidikan responden sendiri sehingga
mempengaruhi total intake air, sedangkan peneliti menggunakan tingkat
pendidikan orangtua yang diduga bukan merupakan faktor langsung yang
mempengaruhi konsumsi air minum anak. Karena pada masa remaja, seseorang
akan lebih suka berinteraksi dengan teman dan lingkungan sosial dibandingkan
dengan keluarga. Dan pada masa ini, mereka akan menentukan sendiri pilihan
gaya hidup yang nantinya akan berpengaruh pada masa mendatang (Smet, 1994;
McKenzie, 2007).
6.3.4 Hubungan Pekerjaan Orangtua dengan Konsumsi Air Minum
Dari analisis hubungan antara pekerjaan ayah dengan konsumsi air minum
diperoleh hasil bahwa konsumsi air minum yang kurang banyak terjadi pada
mahasiswa yang pekerjaan ayahnya ada pada kelompok non-pemerintah yaitu
sebesar 54%, sementara mahasiswa yang pekerjaan ayahnya pada kelompok
pemerintah terdapat sebesar 38,9%. Dari uji statistik diperoleh nilai p>0,05
(p=0,184) yang berarti tidak ada hubungan signifikan antara pekerjaan ayah
dengan konsumsi air minum. Hasil yang tidak jauh berbeda juga ditunjukkan dari
analisis hubungan pekerjaan ibu dengan konsumsi air minum diperoleh hasil
bahwa konsumsi lebih banyak pada mahasiswa yang ibunya tidak bekerja yaitu
sebesar 52%, sementara mahasiswa yang ibunya bekerja sebesar 45,8%. Dari uji
statistik diperoleh nilai p>0,005 (p=0,630) yang berarti tidak ada hubungan yang
signifikan antara pekerjaan ibu dengan konsumsi air minum.
Menurut Suhardjo (1989), pekerjaan berhubungan dengan pendapatan
seseorang, faktor ini akan menentukan kuantitas dan kualitas makanan seseorang.
Sementara pendapatan mempengaruhi jenis dan jumlah makanan yang
dikonsumsi, semakin banyak uang seseorang, maka akan semakin baik kualitas
makanan yang diperoleh (Berg, 1986 dalam Putri, 2009). Hal tersebut dibuktikan
dengan penelitian pada tahun 1957 di Amerika Serikat yang menunjukkan
keluarga dengan pendapatan tinggi mengkonsumsi lebih banyak zat gizi
dibandingkan dengan keluarga yang pendapatannya rendah. (Eppright et al, 1978).
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
67
Tidak adanya hubungan yang bermakna antara pekerjaan orangtua dan
konsumsi air minum terjadi karena pekerjaan orangtua tidak mencerminkan
langsung kepada tingkat ekonomi seseorang, tetapi harus melalui tingkat
pendapatan terlebih dahulu baru akan diketahui tingkat ekonomi seseorang.
Dengan kata lain, tingkat ekonomi seseorang lebih tercermin pada pendapatan
dibandingkan pekerjaan.
6.3.5 Hubungan Uang Saku dengan Konsumsi Air Minum
Dari analisis hubungan antara uang saku dengan konsumsi air minum
diperoleh hasil bahwa konsumsi air yang kurang terdapat pada mahasiswa yang
uang sakunya rendah yaitu sebesar 54,8%, sementara mahasiswa yang uang
sakunya tinggi hanya 42%. Dari uji statistik diperoleh nilai p>0,05 (p=0,226) yang
berarti tidak ada hubungan signifikan antara uang saku dengan konsumsi air
minum.
Uang saku merupakan bagian tanggung jawab orangtua terhadap
kebutuhan keluarga Jumlah uang saku seseorang tergantung dari pendapatan
orangtua dan usia anak. Melalui uang saku, status sosial ekonomi seseorang dapat
diukur. Semakin besar pendapatan orangtua, maka uang saku yang diberikan pada
anak juga semakin besar (Azizah, 1997 dalam Skriptiana, 2009).
Hasil yang menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna bisa
terjadi karena uang saku yang dimaksudkan peneliti adalah uang saku di luar uang
transportasi, jadi uang tersebut tidak hanya digunakan untuk membeli minuman
saja, namun untuk membeli makanan atau keperluan lainnya yang juga penting.
Selain itu menurut Suhardjo (1989),meningkatnya pendapatan seseorang dapat
mengubah makanan yang dikonsumsi, namun pengeluaran yang lebih banyak
tidak menjamin keberagaman, biasanya yang berubah adalah makanan yang dibeli
cenderung lebih mahal sehingga dalam kualitas tidak terlalu berbeda dengan yang
pendapatannya sedikit.
6.4 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Konsumsi Air Minum
Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh karena otot meningkatkan
pengeluaran melalui tenaga dan energi (kalori). Aktivitas fisik akibat kontraksi
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
68
otot rangka mengakibatkan pengeluaran tenaga. Aktivitas fisik adalah aktivitas
pada waktu kerja, waktu senggang, dan aktivitas sehari-hari (Adisapoetra, 2008
dalam Rosmaida, 2011).
Dari analisis hubungan aktivitas fisik dengan konsumsi air minum
diperoleh hasil bahwa konsumsi air minum yang kurang lebih banyak terdapat
pada mahasiswa yang aktivitas fisiknya rendah yaitu sebesar 81,2% atau sebanyak
13 orang, sedangkan mahasiswa yang aktivitasnya sedang sebesar 43,2% dan
mahasiswa yang aktivitasnya tinggi sebesar 45,7%. Dari uji statistik diperoleh
nilai p<0,05 (p=0,024) yang berarti ada hubungan yang bermakna antara aktivitas
fisik dengan konsumsi air minum. Penelitian tersebut berbeda dengan hasil
penelitian Rosmaida (2011) yang menunjukkan tidak adanya perbedaan proporsi
antara konsumsi air dengan aktivitas fisik. Perbedaan hasil tersebut disebabkan
karena pada penelitian Rosmaida (2011), kuesioner aktivitas fisik yang dipakai
adalah kuesioner Baecke sedangkan penelitian ini menggunakan IPAQ.
Hasil di atas sejalan dengan penelitian di Amerika pada orang dewasa
menunjukkan bahwa aktivitas pada waktu luang memiliki hubungan dengan
intake air putih dan total asupan air. Sementara aktivitas yang tinggi memiliki
hubungan dengan air dari minuman dan total asupan air, semakin tinggi aktivitas
maka jumlah air yang diasup dari minuman dan total asupan airnya juga akan
semakin tinggi. Dengan kata lain aktivitas fisik memiliki hubungan dengan
asupan air (Kant et al, 2009).
Penelitian lainnya oleh Brake (2001) juga menunjukkan hasil yang sejalan
yaitu adanya kenaikan konsumsi air minum pada pekerja yang aktif dan penelitian
tersebut diperkuat lagi oleh penelitian Brake (2002) yang menyimpulkan bahwa
kebutuhan cairan pekerja meningkat setelah beban kerja ditambahkan
(penambahan shift dan stress kerja).
Hasil tersebut juga sejalan dengan pernyataan Berning (2007) bahwa
kebutuhan cairan berbanding lurus dengan aktivitas tubuh, semakin berat aktivitas
yang dikerjakan, maka semakin banyak pula kebutuhan cairannya karena semakin
banyak cairan tubuh yang keluar melalui keringat. Kehilangan cairan tersebut
akan memicu rasa haus yang mendorong seseorang untuk minum.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
69
6.5 Hubungan Kebiasaan dengan Konsumsi Air Minum
Kebiasaan adalah perilaku yang dipraktekkan berulang-ulang (Rachma,
2009). Kebiaaan minum yang baik adalah minum kapanpun bahkan di tengah saat
kita makan, saat bangun pagi juga baik untuk memperbaiki dehidrasi yang
dihasilkan saat tidur, selain itu air harus diminum sebelum olahraga dan pada
orang yang kekurangan konsumsi buah dan sayur (Bangmathelidj, 2007 dalam
Rachma, 2009).
Dari analisis hubungan antara kebiasaan dengan konsumsi air minum
diperoleh hasil bahwa mahasiswa yang konsumsi air minumnya kurang banyak
terdapat pada mahasiswa yang kebiasaan minumnya kurang baik yaitu sebesar
59,1%, sementara mahasiswa yang kebiasaannya baik ada sebesar 38,6%. Dari
hasil analisis juga diperoleh nilai p<0,05 (p=0,037) yang berarti ada hubungan
signifikan antara kebiasaan dengan konsumsi air minum.
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian di Singapura oleh AFIC (1999)
bahwa sebanyak 70% responden minum hanya ketika haus, 20% respodennya
lupa untuk minum, hasilnya rata-rata konsumsi air minum responden kurang dari
jumlah yang dianjurkan. Penelitian lain yang sejalan adalah penelitian Brake
(2001) yang mendapatkan hasil bahwa tanpa ‘program minum’ yang dibuat pada
penelitian ini, responden yang berprofesi sebagai pekerja tambang hanya akan
mampu mengganti 1,5 cairan mereka yang hilang. Padahal pekerjaan mereka
membutuhkan cairan yang sangat banyak sebagai pengganti akibat aktivitas da
temperatur lingkungan tempat kerja yang tinggi.
Kebiasaan yang dipakai dalam kuesioner yang dipakai menggunakan
kebiasaan minum yang baik yang direkomendasikan oleh klinik Cleveland dan
CDC, yaitu minum sebelum merasa haus, selalu membawa bekal minum selama
bepergian, minum sebelum dan setelah berolahraga, sebisa mungkin selalu
memilih air putih dibandingkan dengan jenis minuman lain, selalu minum
sebelum dan sesudah makan, serta saat makan dan menghindari minuman yang
mengandung alkohol dan kafein (Porter, 2011).
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
70
6.6 Hubungan Pengetahuan dengan Konsumsi Air Minum
Menurut Notoatmodjo (1993), pengetahuan merupakan hasil tahu setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan ini
menggunakan panca indera manusia yaitu indera penglihatan, penciuman,
pendengaran, perasa dan peraba. Tetapi sebagian besar dihasilkan oleh indera
penglihatan (mata) dan pendengaran (telinga). Pengetahuan adalah aspek yang
penting yang bisa mempengaruhi tindakan seseorang. Apabila perilaku seseorang
tidak didasarkan pada pengetahuan dan kesadaran maka perilaku tersebut tidak
akan bertahan lama.
Pertanyaan nomor 1 merupakan pertanyaan mengenai zat gizi yang
memiliki fungsi penting bagi manusia. Sebanyak 76,4% responden menjawab
dengan benar yaitu air dan karbohidrat. Sementara sisanya hanya menjawab air
saja.
Pertanyaan nomor 2 merupakan pertanyaan mengenai fungsi air bagi
tubuh. Sebanyak 67,5% responden menjawab benar yaitu pengatur suhu.
Sementara 29,3% menjawab untuk regenerasi sel dan sisanya menjawab sebagai
sumber energi.
Pertanyaan nomor 3 merupakan pertanyaan mengenai sumber cairan tubuh
manusia. Sebanyak 54,5% responden menjawab benar yaitu berasal dari makanan
dan minuman. Sementara sisanya menjawab dari minuman saja.
Pertanyaan nomor 4 merupakan pertanyaan mengenai kandungan air
terbanyak pada makanan. Sebanyak 99,2% responden menjawab benar yaitu pada
jeruk, mangga, dan pepaya. Sementara sisanya menjawab pada selai, madu, dan
minyak.
Pertanyaan nomor 5 merupakan pertanyaan mengenai faktor yang
mempengaruhi kebutuhan air manusia. Sebanyak 76,4% menjawab benar yaitu
jenis kelamin dan aktivitas fisik. Sementara sisanya menjawab aktivitas fisik saja.
Pertanyaan nomor 6 merupakan pertanyaan mengenai perbandingan
kebutuhan air antara atlet dan bukan atlet. Sebanyak 97,6% reponden menjawab
benar yaitu lebih banyak. Sementara sisanya menjawab sama saja dengan orang
biasa.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
71
Pertanyaan nomor 7 merupakan pertanyaan mengenai saat yang tepat
untuk minum. Sebanyak 64,2% menjawab benar yaitu sebelum merasa haus.
Sementara 17,9% menjawab saat haus dan sisanya menjawab saat mulut terasa
kering.
Pertanyaan nomor 8 merupakan pertanyaan mengenai anjuran minum yang
baik. Sebanyak 95,1% menjawab benar yaitu 8 gelas/hari. Sementara sisanya
menjawab 7 gelas/hari.
Pertanyaan nomor 9 merupakan pertanyaan mengenai cara air keluar saat
suhu udara tinggi. Sebanyak 92,7% menjawab benar yaitu melalui kulit (keringat).
Sementara 6,5% menjawab melalui urinedan sisanya menjawab melalui
pernafasan.
Pertanyaan nomor 10 merupakan pertanyaan mengenai batas waktu
maksimal tubuh dapat bertahan tanpa air. Sebanyak 48% responden menjawab
benar yaitu 3 hari. Sementara 35% menjawab 1 hari dan sisanya menjawab 2 hari.
Pertanyaan nomor 11 merupakan pertanyaan mengenai gejala awal
dehidrasi. Sebanyak 67,5% responden menjawab benar yaitu haus. Sementara
24,4% responden menjawab pusing dan sisanya menjawab sakit tenggorokan.
Pertanyaan nomor 12 merupakan pertanyaan mengenai akibat apabila
kekurangan air terus menerus. Sebanyak 47,2% menjawab benar yaitu susah
berkonsentrasi. Sementara 52% menjawab denyut nadi akan menurun dan sisanya
menjawab nafsu makan meningkat.
Hasil analisis hubungan antara pengetahuan responden dengan konsumsi
air minum didapatkan bahwa pada responden yang pengetahuannya rendah
terdapat 64,6% yang konsumsi air minumnya kurang, sementara pada responden
yang pengetahuannya baik terdapat 40% yang konsumsi air minumnya kurang.
Dari hasil uji statistik menunjukkan nilai p<0,05 (p=0,013) maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan konsumsi
air minum. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sedayu
(2008) dan Rosmaida (2010) bahwa pada remaja dengan tingkat pengetahuan baik
cenderung mengkonsumsi air yang cukup dibandingkan dengan remaja yang
pengetahuannya kurang. Hasil yang tidak jauh berbeda juga ditunjukan pada
penelitian PERGIZI PANGAN Indonesia, Departemen Gizi Masyarakat (Fakultas
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
72
Ekologi Manusia, IPB) dan Danone Aqua Indonesia mengenai kebiasaan minum
dan hidrasi pada remaja dan dewasa di dua wilayah ekologi yang berbeda
(Hardinsyah et al, 2008) yang menunjukkan bahwa setengah dari responden yang
ikut memiliki pengetahuan tentang air yang kurang dan sejalan dengan banyaknya
sampel yang ternyata menderita dehidrasi. hasil yang ditunjukkan pada penelitian
di Singapura oleh Asian Food Information Centre (AFIC) pada tahun 1998
berbeda, yaitu orang yang pengetahuannya baik tetapi asupan airnya belum
memenuhi jumlah yang dianjurkan.
6.7 Hubungan antara Cara Mendapatkan Air Minum dengan Konsumsi Air
Minum
Konsumsi pangan dipengaruhi oleh tersedianya bahan pangan dan juga
pengeluaran uang untuk keperluan pangan. Makanan yang dijual membutuhkan
biaya yang lebih banyak dibandingkan dengan makanan yang sudah tersedia di
rumah (Marsetyo dan Kartasapoetra, 1990). Pada penelitian yang dilakukan
Bellisle et al (2010) didapatkan hasil, bahwa 80% asupan air dari total asupan
dikonsumsi pada saat di tempat tinggal. Hal ini juga terjadi pada penelitian oleh
AFIC (1999) yang 56% responden menjawab bahwa rumah adalah tempat utama
mendapatkan air. Berarti faktor tersedianya air di tempat tinggal berpengaruh pada
total asupan air seseorang.
Namun, analisis hubungan antara cara mendapatkan air minum dengan
konsumsi air minum, diperoleh hasil bahwa mahasiswa yang tidak membeli air
minum sebesar 54,3% konsumsi air minumnya kurang, sedangkan yang membeli
sebanyak 40,5% konsumsi air minumnya kurang. Dari uji statistik didapatkan pula
hasil nilai p>0,05 (p=0,205) yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara
cara mendapatkan air minum dengan konsumsi air minum.
Banyaknya mahasiswa yang tidak harus membeli minuman ketika di
rumah namun konsumsi air minumnya kurang membuat peneliti menganalisis
lebih lanjut antara hubungan cara mendapatkan air minum dengan pengetahuan.
Hasilnya adalah banyak dari responden yang tidak membeli minum memiliki
pengetahuan yang kurang yaitu sebesar 43,2%. Dari hasil tersebut banyak
responden yang konsumsi airnya kurang pada reponden yang tidak perlu membeli
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
73
minuman saat di rumah karena pengetahuan responden tersebut yang masih
kurang. Sehingga belum menyadari pentingnya air untuk tubuh. Pengetahuan ini
merupakan aspek penting yang mempengaruhi terbentuknya tindakan seseorang.
Apabila perilaku seseorang tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka
perilaku tersebut tidak akan bertahan lama. (Notoatmodjo, 1993).
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
73 Universitas Indonesia
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian hubungan pengetahuan, aktivitas fisik, dan
faktor lainnya dengan konsumsi air minum pada mahasiswa FKM UI tahun 2012
dapat disimpulkan bahwa :
1. Responden yang konsumsi air minumnya kurang sekitar 49,6%.
2. Terdapat 22,8% responden berjenis kelamin laki-laki dan 77,2%
berjenis kelamin perempuan.
3. Responden yang memiliki luas permukaan tubuh yang besar ada
sekitar 47,2% sedangkan responden yang luas permukaannya kecil
ada sekitar 52,8%.
4. Sebagian besar pendidikan ayah responden masuk ke dalam
kategori tinggi yaitu sekitar 52%. Sedangkan pendidikan ibu
responden sebagian besar berpendidikan rendah yaitu sebanyak
60,2%.
5. Sebagian besar pekerjaan ayah responden masuk dalam kategori
non pemerintah yaitu sebanyak 70,7%. Sedangkan pekerjaan ibu
responden sebagian besar adalah tidak bekerja yaitu sebanyak 61%.
6. Sebagian besar responden memiliki uang saku rendah yaitu
sebanyak 59,3%.
7. Berdasarkan penelitian, sebagian besar mahasiswa memiliki
aktivitas fisik tinggi yaitu sebesar 56,9%, 30,1% memiliki aktivitas
sedang dan sebanyak 13% memiliki aktivitas rendah. Melalui uji
statistik didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan
antara aktivitas fisik dengan konsumsi air minum (p=0,024).
8. Kebiasaan responden yang baik yang berhubungan dengan minum
ada sebesar 46,3% sedangkan responden yang kebiasaannya kurang
baik ada sebanyak 53,7%. Pada uji statistik ditemukan adanya
hubungan yang signifikan antara kebiasaan dengan konsumsi air
minum (p=0,037).
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
74
9. Sebagian besar tingkat pengetahuan mengenai air pada mahasiswa
adalah baik yaitu sebesar 61% sedangkan yang pengetahuannya
rendah sebanyak 39%. Dari hasil uji statistik dihasilkan bahwa ada
hubungan signifikan antara pengetahuan dengan konsumsi air
minum (p=0,013).
10. Responden yang mendapatkan air minum dengan membeli ada
sebanyak 34,1% sedangkan yang tidak membeli sebanyak 65,9%.
11. Tidak ada hubungan signifikan antara karakteristik responden
(jenis kelamin, luas permukaan, pendidikan orangtua, pekerjaan
orangtua, dan uang saku) dan cara mendapatkan air minum dengan
konsumsi air minum.
7.2 Saran
1. Bagi Penelitian dan Peneliti Lain
Peneliti lain sebaiknya melakukan penelitian yang lebih mendalam
mengenai konsumsi air terutama dari makanan, karena sumber air tidak hanya dari
minuman saja. Hal tersebut bisa dilakukan dengan food recall.
2. Bagi Remaja khususnya Mahasiswa FKM UI
1. Remaja sebaiknya meningkatkan pengetahuan mengenai air terutama
akibat dari dehidrasi sehingga dapat menyadari pentingnya konsumsi air
minum yang cukup dan mengutamakan konsumsi yang baik yaitu air
putih.
2. Remaja sebaiknya menyadari bahwa seiring tingginya aktivitas fisik baik
di waktu luang, saat di rumah maupun saat di tempat bekerja (kuliah)
maka akan semakin banyak pula kebutuhan air minum yang harus di
konsumsi.
3. Remaja tetap mempertahankan kebiasaan minum jika sudah baik serta
meningkatkan menjadi lebih baik lagi bila belum baik. Kebiasaan minum
yang paling penting adalah minum saat belum merasa haus.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
73 Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Adisapoetra, Iskandar. 2008. Masalah dan Strategi Aktivitas Fisik Masyarakat.
Jakarta : Seminar pra widyakarya pangan dan gizi
Anonim. Air Minum termasuk Masalah Gizi. Dilihat pada 8 Juli 2012.
http://www.hd.co.id/info-kesehatan/air-minum-termasuk-masalah-gizi
Asian Food Information Centre (AFIC). 1999. Singapore Drinking Habits Survey.
Dilihat pada 8 Maret 2012.
http://www.afic.org/hydration.php?news_id=91&start=0%category_id=29
&parent_id=29&arcyear=&arcmonth
Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Almatsier, Sunita, Susirah Soetardjo, dan Moesijanti Soekarti. 2011. Gizi
Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta : IKAPI.
Arisman. 2007. Buku Ajar Ilmu Gizi, Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Baliwati, Yayuk Farida et al. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Depok : Penebar
Swadaya.
Bell, AC. et al. 2005. Contribution Of ‘Noncore’ Foods And Beverages To The
Energy Intake And Weight Status Of Australian Children. European
Journal of Clinical Nutrition (2005) 59, 639-645. Diunduh tanggal 12
Januari 2012.
Bellisle, F. et al. 2010. A Study of Fluid Intake from Beverage in a Sample of
Healthy French Children, Adolescents and Adults. European Journal of
Clinical Nutrition (2010) 64,350-355. Diunduh tanggal 25 Januari 2012.
Berning Jaqueline et al. 2007. Perspective in Nutrition. New York : McGrave-
Hill.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
74
Universitas Indonesia
Bossingham, Mandi J. et al. 2005. Water Balance, Hydration Status, And Fat-Free
Mass Hydration In Younger And Older Adults. Am J Clin Nutr
2005;81:1342–50. Diunduh tanggal 5 Januari 2012.
Brake,Rick. 2001. Fluid Consumption, sweat rates and Hydration status of
thermally-stressed underground miners and the implications for heat
illness and shortened. Health and Safety Conf. Townsville, 2001. Qld
Mining Council, Brisbane.
Briawan, Dodik, Tyas Rara Sedayu dan Ikeu Ekayanti. 2011. Kebiasaan Minum
dan Asupan Cairan Remaja di Perkotaan. Jurnal Gizi Klinik Indonesia
Vol 8, No. 1, Juli 2011; 36-41. Diunduh tanggal 13 Januari 2012.
Brown, Judith E. 2005. Nutrition Through the Life Cycle, Second Edition. USA :
Thompson Wadsworth.
Cahanar, R dan Irwan Suhanda. 2006. Makan Sehat Hidup Sehat. Jakarta:
Penerbit Buku Kompas
Chidester, June C. Dan Alice A. Spangler. 1997. Fluid Intake in the
Institutionalized Elderly. Journal of American Dietetic Assosiation; Jan
1997; 97, 1; ProQuest pg. 23. Diunduh tanggal 12 Januari 2012.
Eppright, Ercel et al. 1978. Teaching Nutrition. Iowa, USA : The Iowa State
University Press.
Grandjean, A. 2004. Water Requirement, Impinging Factor And Recommended
Intake. Geneva : WHO. http://www.who.int.
Gibson, Rosalind S. 2005. Principles of Nutritional Assesment 2nd
Edition. New
York : Oxford University Press, Inc.
Guthrie, Helen A. dan Mary Frances Picciano. 1995. Human Nutrition. USA :
Von Hoffmann Press, Inc.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
75
Universitas Indonesia
Hardinsyah. 2012. Air Sebagai Zat Gizi Esensial, Asupan, dan Masalahnya di
Indonesia. Seminar Nasional Pangan dan Gizi. Jakarta : Seminar Nasional
Pangan dan Gizi. Balai Kartini.
Hardinsyah et al. 2008. Studi Kebiasaan Minum Dan Hidrasi Pada Remaja Dan
Dewasa Di Dua Wilayah Ekologi Yang Berbeda. PERGIZI PANGAN
Indonesia, Departemen Gizi Masyarakat (Fakultas Ekologi Manusia, IPB)
dan Danone Aqua Indonesia.
Je´quier E. dan Constant F. 2009. Water As An Essential Nutrient: The
Physiological Basis Of Hydration. European Journal of Clinical Nutrition.
European Journal of Clinical Nutrition (2010) 64, 115-123. Diunduh
tanggal 25 Januari 2012.
Kant, Ashima K. dan Barry I. Graubard. 2010. Contributors Of Water Intake In
US Children And Adolescents: Associations With Dietary And Meal
Characteristics—National Health And Nutrition Examination Survey
2005–2006.Am J Clin Nutr 2010;92:887-96. Diunduh tanggal 25 Januari
2012.
Kant, Ashima K. et al. 2009. Intakes Of Plain Water, Moisture In Foods And
Beverages, And Total Water In The Adult US Population—Nutritional,
Meal Pattern, And Body Weight Correlates: National Health And
Nutrition Examination Surveys 1999–2006. Am J Clin Nutr 2009;90:655-
63. Diunduh tanggal 25 Januari 2012.
Krummel, Debra A. dan Penny M. Kris-Etherton. 1996. Nutrition in Women’s
Health. Maryland : Aspen Publisher, Inc.
McKenzie, James F. et al. 2007. Kesehatan Masyarakat: Suatu Pengantar, Edisi
4. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Marsetyo dan Kartasapoetra. 1991. Ilmu Gizi (Korelasi Gizi, Kesehatan dan
Produktivitas Kerja). Jakarta : Pineka Cipta.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
76
Universitas Indonesia
Murakami, K. et al. 2007. Association Between Dietary Fiber, Water And
Magnesium Intake And Functional Constipation Among Young Japanese
Women. European Journal of Clinical Nutrition (2007) 61, 616-662.
Diunduh tanggal 12 Januari 2012.
Notoatmodjo, Soekidjo. 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu
Perilaku Kesehatan. Yogyakarta : ANDI OFFSET.
Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta : Rineka Cipta.
Pajanen, Terri. 14 Juni 2007. Health Benefits of Drinking Water.
http://suite101.com/article/drinking-up-your-water-a23556
Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (UPK-PKB).
2007. Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam-Basa; Fisiologi,
Patofisiologi, Diagnosis dan Tatalaksana. Jakarta : Balai Penerbit FK-UI.
Permanasari, Indira. 2010. Jangan Abaikan Dehidrasi. Dilihat pada 23 Januari
2012. http://keluargasehat.wordpress.com/2010/04/08/jangan-abaikan-
dehidrasi/
Piliang, Wiranda G. dan Soewondo Djojosoebagio. 1996. Fisiologi Nutrisi
Volume I. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Porter, Lisa. 2011. What is The Proper Fluid Intake for a Day ? Dilihat tanggal 8
Maret 2012. http://www.livestrong.com/article/437627-what-is-the-
proper-fluid-intake-for-a-day/
Primana. 2009. Kebutuhan Air pada Olahraga.www.samallcrab.com.
Proboprastowo S M, Dwiriyani C M. 2004. Angka Kecukupan Air dan Elektrolit.
Jakarta: Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi.
Putri, Anggraini. 2009. Hubungan antara Asupan Makanan, Aktivitas di Waktu
Senggang, dan Jenis Kelamin dengan Status Gizi Lebih pada Anak-anak
di SD Vianney Jakarta Barat Tahun 2009. Skripsi. FKM UI.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
77
Universitas Indonesia
Rachma, Paramita. 2009. Kebiasaan Minum, Kebutuhan Cairan, dan
Kecenderungan Dehidrasi Siswi Sekolah Dasar. Departemen Gizi
Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor.
Rinzler, Carol Ann. 2006. Nutrition for Dummies, 4th
Edition. Indiana : Wiley
Publishing, Inc.
Riyadi, H. 2001. Metode Penilaian Status Gizi secara Antropometri [Diktat].
Bogor : Jurusan Gizi Mayarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Rosmaida. 2011. Hubungan Faktor Internal dan Eksternal dengan Konsumsi Air
Putih pada Remaja Penghuni Asrama Mahasiswa UI Depok Tahun 2011.
Skripsi. FKM UI.
Sawka, Michael N.,Samuel N. Cheuvron, dan Robert Carter. 2005. Human Water
Needs. Nutrition Reviews; Jun 2005; 63,6; Proquest; pg S30. Diunduh
tanggal 25 Januari 2012.
Sedayu, Tyas R. 2010. Pengetahuan, Sikap dan Konsumsi Cairan serta
Hubungannya dengan Pemenuhan Kebutuhan Cairan pada Remaja SMA
Negeri 2 Bogor. Skripsi. FEM IPB.
Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2008. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid
I. Jakarta : Dian Rakyat.
Skriptiana, Noor Rizqi. 2009. Hubungan antara Pengetahuan Gizi, Teman
Sebaya, Media Massa dan Faktor Lain dengan Konsumsi Minuman
Ringan Berkarbonasi pada Siswa-Siswi SMPIT Nurul Fikri Tahun 2009.
Skripsi. FKM UI.
Smet, Bart. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta : Pt Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Sousa, Eliene F. De et al.2007. Assessment Of Nutrient And Water Intake Among
Adolescents From Sports Federations In The Federal District, Brazil.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
78
Universitas Indonesia
British Journal of Nutrition (2008), 99, 1275-1283. Diunduh tanggal 12
Januari 2012.
Stare Frederick J. dan Margaret McWilliams. 1984. Living Nutrition 4th Edition.
USA : John Wiley & Sons, Inc.
Stookey, JD. 2001. Original Communication : Energy Density, Energy Intake and
Weight Status in a Large Free-Living Sample of Chinese Adults: Exploring
the Underlying Roles of Fat, Protein, Carbohydrate, Fiber and Water
Intakes. European Journal of Clinical Nutrition (2001) 55, 349+359.
Diunduh tanggal 12 Januari 2012.
Suhardjo. 1989. Socio (Sosio) Budaya Gizi. Bogor : IPB PAU Pangandan Gizi.
Supariasa, Bakri B, dan Fajar I. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Vilaca K.H.C. et al. 2009. Effect of Fluid and Food Intake on Body Composition
Evaluation of Elderly Person. The Journal of Nutrition, Health and
Aging. Mar 2009; 13, 3; ProQuest pg. 183. Diunduh tanggal 12 Januari
2012.
Wardlaw, Gordon M. dan Jeffrey S. Hampl. 2007. Perspective in Nutrition,
Seventh Edition. New York : The Mc Graw Hill Companies, Inc.
Wiseman, Gerald. 2002. Nutrition and Health. New York : Taylor & Francis Inc.
Worthington-Roberts, B.S. dan S.R. Rodwell Williams. 2000. Nutrition
Throughout the Life Cycle, ed 4, hal 274. McGraw-Hill International Ed,.
Singapore.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
No Responden :
Tanggal :
DEPARTEMEN GIZI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
KUESIONER PENELITIAN
Salam, perkenalkan nama saya Dika Aning Diyani, mahasiswi jurusan
Program Studi Ilmu Gizi, FKM UI, angkatan 2008. Saya sedang melakukan
penelitian mengenai hubungan pengetahuan, aktivitas fisik dan faktor lainnya
dengan konsumsi air pada mahasiswa FKM UI. Saya meminta kesediaan
anda untuk menjadi responden (orang yang diteliti) dalam penelitian saya dan
mengisi semua pertanyaan pada kuesioner ini. Kuesioner ini akan dijaga
kerahasiaannya dan hanya diketahui oleh saya sebagai peneliti. Kejujuran
dan kelengkapan data dari anda dalam mengisi kuesioner ini sangat
membantu kelancaran penelitian ini.
Lembar Persetujuan Dengan ini saya yang bernama ..................................... bersedia
untuk menjadi responden yang akan diukur berat badan dan tinggi badan
serta bersedia mengisi kuesioner penelitian ini dengan jawaban sebenar-
benarnya dan apabila ada kekurangan di kemudian hari, maka saya bersedia
dihubungi kemballi untuk dimintai informasi lebih lanjut.
A. Karakteristik
Diisi Petugas
A1. Nama
A2. Peminatan/Angkatan
A3.
Tanggal lahir
Umur …………………….. tahun
A4.
Jenis kelamin
1. Laki-laki
2. Perempuan
A5.
Alamat
A6.
No Hp
No Telepon
A7. Berat Badan …………kg (diisi petugas)
Tinggi Badan …………cm (diisi petugas)
Luas permukaan tubuh …………m2 (diisi petugas)
A8. Pendidikan terakhir ayah
A9. Pendidikan terakhir ibu
A10. Pekerjaan ayah
A11. Pekerjaan ibu
A12.
Rata-rata uang jajan
(di luar uang
transportasi)
(isi salah satu)
Rp........................./hari
Rp ........................./minggu
Rp........................./bulan
Tanda Tangan
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
No Responden :
Petunjuk : Lingkari salah satu jawaban yang sesuai
B. Pengetahuan Diisi petugas
B1. Manakah yang memiliki fungsi penting bagi manusia ?
1. Air 2. Karbohidrat 3. Kedua jawaban di atas benar
B2. Apakah fungsi air bagi tubuh ? 1. Regenerasi sel 2. Pengatur Suhu 3. Sumber energi
B3. Manakah yang merupakan sumber cairan tubuh? 1. Makanan 2. Minuman 3. Kedua jawaban di atas benar
B4. Manakah makanan yang kandungan airnya paling banyak ?
1. Jeruk, mangga, pepaya 2. Selai, madu, minyak 3. Ikan, ayam, telur
B5 Apakah yang membuat kebutuhan air setiap orang berbeda-beda ?
1. Jenis kelamin 2. Aktivitas fisik 3. Keduanya jawaban di atas benar
B6. Kebutuhan air untuk atlet .... dibanding yang bukan atlet.
1. Lebih banyak 2. Sama 3. Lebih sedikit
B7. Kapankah saat yang tepat untuk minum ? 1. Saat haus 2. Sebelum merasa haus 3. Saat mulut terasa kering
B8. Berapa gelas dalam sehari anjuran minum yang baik ?
1. 6 2. 7 3. 8
B9. Pada suhu tinggi, lewat cara apakah air paling banyak keluar ?
1. Urine 2. Kulit (keringat) 3. Pernafasan
B10 Selama maksimal berapa lama tubuh mampu bertahan tanpa air ?
1. 3 hari 2. 2 hari 3. 1 hari
B11. Apa gejala awal dehidrasi ? 1. Haus 2. Pusing 3. Sakit tenggorokan
B12. Apa akibatnya bila tubuh kekurangan air terus menerus ?
1. Susah konsentrasi 2. Nafsu makan meningkat 3. Denyut nadi menurun
(Lingkari salah satu jawaban yang sesuai)
C. KEMUDAHAN AKSES Diisi Petugas
C1. Saat ini anda tinggal di mana ? 1. Dengan orangtua 2. Sendiri (kos/kontrak)
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
No Responden :
C2. Apakah di tempat tinggal anda selalu tersedia
air minum (ada dispenser atau sumber air lain) ?
1. Selalu
2. Kadang-kadang
C3. Apakah anda harus selalu membeli air minum ketika sedang di rumah (tempat tinggal)?
1. Ya 2. Tidak
C4. Berapa jarak terdekat dari tempat tinggal ke toko tempat membeli makanan atau minuman ?...................................... meter
(Lingkari salah satu jawaban yang sesuai)
D. Kebiasaan Minum Diisi Petugas
D1. Apakah anda selalu membawa air minum setiap bepergian ?
1. Selalu 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah
D2. Apakah anda selalu minum ketika bangun tidur ? 1. Selalu 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah
D3. Apakah anda selalu minum ketika sebelum makan ? 1. Selalu 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah
D4. Apakah anda selalu minum saat makan ? 1. Selalu 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah
D5. Apakah anda selalu minum setelah makan ? 1. Selalu 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah
D6. Apakah anda selalu minum sebelum berolah raga ? 1. Selalu 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah
D7. Apakah anda selalu minum setelah berolah raga ? 1. Selalu 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah
D8. Apakah anda selalu minum saat di kelas (ruangan ber-AC) ?
1. Selalu 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah
D9. Diantara minuman di bawah ini, manakah yang anda pilih pertama kali saat haus ? (pilih 1)
1. Air putih 2. Kopi/teh 3. Softdrink 4. Jus 5. Susu 6. Lainnya, sebutkan.......
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
No Responden :
E. (lanjutan)
KUESIONER AKTIVITAS FISIK INTERNASIONAL (IPAQ)
Bagian I: KULIAH dan PEKERJAAN LAIN
Pertanyaan selanjutnya mengenai aktivitas fisik yang dilakukan selama
seminggu terakhir dari pekerjaan Anda. (tidak termasuk di perjalanan
ke tempat kerja)
1. Berapa hari dalam seminggu yang Anda gunakan untuk
melakukan aktifitas fisik berat seperti mengangkat beban berat
atau menaiki tangga ?
_____ hari per minggu
Tidak ada Lanjut ke pertanyaan 3
2. Berapa lama biasanya Anda melakukan pekerjaan berat tersebut ?
_____ jam per hari _____ menit per hari
3. Minimal aktivitas selama 10 menit . Berapa hari yang Anda
gunakan untuk melakukan aktifitas fisik sedang seperti
mengangkat beban ringan, saat bekerja ? (jangan masukkan
jalan kaki di dalamnya)
_____ hari per minggu
Tidak ada Lanjut ke pertanyaan 5
4. Berapa lama biasanya Anda melakukan pekerjaan sedang tersebut ?
_____ jam per hari _____ menit per hari
5. Berapa hari Anda berjalan kaki selama paling tidak 10 menit
selama anda bekerja? (tidak termasuk jalan kaki yang Anda
lakukan dari dan ke tempat kerja)
_____ hari per minggu
Tidak jalan kaki Lanjut ke BAGIAN II:
TRANSPORTASI
6. Berapa lama biasanya Anda berjalan kaki tersebut ? _____ jam per hari _____ menit per hari
Aktivitas fisik yang berat adalah aktivitas fisik yang membutuhkan kerja fisik yang keras dan membuat Anda lebih sulit bernapas dari biasanya.
Aktivitas fisik yang sedang adalah aktivitas fisik yang membutuhkan kerja fisik yang sedang dan membuat Anda sedikit lebih sulit bernapas dari biasanya
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
No Responden :
BAGIAN II: TRANSPORTASI Bagian ini mengenai bersepeda atau berjalan kaki yang mungkin
Anda lakukan untuk pergi dari dan ke tempat kerja, untuk melakukan
tugas, atau pergi dari satu tempat ke tempat lain.
7. Selama seminggu terakhir, berapa hari Anda bersepeda
untuk pergi dari satu tempat ke tempat lain paling tidak
selama 10 menit ?
_____ hari per minggu
Tidak bersepeda Lanjut ke pertanyaan 9
8. Berapa lama biasanya Anda bersepeda tersebut ?
_____ jam per hari _____ menit per hari
9. Selama seminggu terakhir, berapa hari Anda berjalan kaki untuk pergi dari satu tempat ke tempat lain paling tidak selama 10 menit ?
_____ hari per minggu
Tidak berjalan kaki Lanjut ke BAGIAN III:
PEKERJAAN RUMAH
10. Berapa lama biasanya Anda berjalan kaki tersebut ?
_____ jam per hari _____ menit per hari
BAGIAN III: PEKERJAAN RUMAH
Bagian ini mengenai aktivitas fisik yang mungkin Anda lakukan selama seminggu terakhir baik di dalam maupun di sekitar rumah Anda.
11. Hanya aktivitas fisik di lakukan minimal selama 10 menit . berapa hari yang Anda gunakan untuk melakukan aktifitas fisik berat di halaman rumah Anda?
_____ hari per minggu
Tidak ada Lanjut ke pertanyaan 13
12. Berapa lama biasanya Anda melakukan aktivitas fisik berat
tersebut ?
_____ jam per hari _____ menit per hari
13. Hanya aktivitas fisik dilakukan minimal selama 10 menit .
Selama seminggu terakhir, berapa hari yang Anda gunakan
untuk melakukan aktifitas fisik sedang seperti mengangkat
beban ringan, menyapu, atau membersihkan jendela di
halaman rumah Anda?
_____ hari per minggu
Tidak ada Lanjut ke pertanyaan 15
14. Berapa lama biasanya Anda melakukan aktivitas fisik sedang tersebut ? _____ jam per hari _____ menit per hari
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
No Responden :
15. Hanya aktivitas fisik di lakukan selama minimal 10 menit. Selama seminggu terakhir, berapa hari Anda melakukan aktifitas fisik sedang seperti mengangkat beban ringan, menyapu, menyikat lantai, atau membersihkan jendela di dalam rumah Anda?
_____ hari per minggu
Tidak ada Lanjut ke BAGIAN IV: REKREASI,
OLAH RAGA DAN WAKTU LUANG
16. Berapa lama biasanya Anda melakukan aktivitas fisik sedang tersebut ?
_____ jam per hari _____ menit per hari
BAGIAN IV: REKREASI, OLAH RAGA DAN WAKTU LUANG Bagian ini mengenai semua aktivitas fisik yang Anda lakukan selama
seminggu terakhir untuk rekreasi, berolah raga, berlatih, atau
bersantai. Jangan masukkan aktivitas fisik yang telah Anda sebutkan.
17. Tanpa meperhitungkan jalan kaki yang telah Anda sebutkan,
selama 7 hari terakhir, berapa hari Anda berjalan kaki paling
tidak 10 menit saat waktu luang ?
_____ hari per minggu
Tidak berjalan kaki Lanjut ke
pertanyaan 19
18. Berapa lama biasanya Anda berjalan kaki ?
_____ jam per hari _____ menit per hari
19. Hanya aktivitas fisik dilakukan selama minimal 10 menit.
Selama 7 hari terakhir, berapa hari Anda melakukan aktifitas fisik berat seperti aerobik, berlari, bersepeda, atau berenang saat waktu luang?
_____ hari per minggu
Tidak ada Lanjut ke pertanyaan 21
20. Berapa lama biasanya Anda melakukan aktifitas fisik berat tersebut?
_____ jam per hari _____ menit per hari
21. Hanya aktivitas fisik dilakukan selama minimal 10 menit.
Selama 7 hari terakhir, berapa hari Anda melakukan aktifitas fisik sedang seperti bersepeda santai, atau berenang saat waktu luang?
_____ hari per minggu
Tidak ada Lanjut ke KUESIONER
FREKUENSI MINUM
22. Berapa lama biasanya Anda melakukan aktifitas fisik sedang tersebut? _____ jam per hari _____ menit per hari
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
No Responden :
KUESIONER FREKUENSI MINUM
MINUMAN RUMAH MERK
UKURAN
SETIAP MINUM
(1 gelas aqua =
240 ml)
FREKUENSI MINUM
PER HARI
(KALI)
PER MINGGU
(KALI)
PER BULAN
(KALI)
Air putih
Susu
Jus
Teh
Kopi
MINUMAN KEMASAN
Susu
.....................
.....................
Jus
.....................
.....................
Teh
......................
......................
Kopi
.....................
.....................
Soft drink
.....................
.....................
Minuman Berelektrolit
.....................
.....................
Lainnya, sebutkan
..................................
..................................
..................................
SELESAI
TERIMA KASIH ATAS KESEDIAAN ANDA UNTUK MENGISI KUESIONER
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Jenis kelamin dan Konsumsi Air Minum
jeniskelamin * kosumsi1 Crosstabulation
kosumsi1
Total 1 2
jeniskelamin 1 Count 16 12 28
% within jeniskelamin 57.1% 42.9% 100.0%
2 Count 46 49 95
% within jeniskelamin 48.4% 51.6% 100.0%
Total Count 62 61 123
% within jeniskelamin 50.4% 49.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .658a 1 .417
Continuity Correctionb .355 1 .551
Likelihood Ratio .660 1 .417
Fisher's Exact Test .520 .276
Linear-by-Linear Association .653 1 .419
N of Valid Casesb 123
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,89.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for jeniskelamin
(1 / 2) 1.420 .607 3.322
For cohort kosumsi1 = 1,00 1.180 .805 1.729
For cohort kosumsi1 = 2,00 .831 .519 1.329
N of Valid Cases 123
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Pendidikan Ayah dan Konsumsi Air Minum
pendidikanayah * kosumsi1 Crosstabulation
kosumsi1
Total 1 2
pendidikanayah 1 Count 33 31 64
% within pendidikanayah 51.6% 48.4% 100.0%
2 Count 29 30 59
% within pendidikanayah 49.2% 50.8% 100.0%
Total Count 62 61 123
% within pendidikanayah 50.4% 49.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .071a 1 .789
Continuity Correctionb .007 1 .931
Likelihood Ratio .071 1 .789
Fisher's Exact Test .857 .466
Linear-by-Linear Association .071 1 .790
N of Valid Casesb 123
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 29,26.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
pendidikanayah (1,00 / 2,00) 1.101 .543 2.235
For cohort kosumsi1 = 1,00 1.049 .738 1.491
For cohort kosumsi1 = 2,00 .953 .667 1.360
N of Valid Cases 123
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Pendidikan Ibu dan Konsumsi Air Minum
pendidikanibu2 * kosumsi1 Crosstabulation
kosumsi1
Total 1 2
pendidikanibu2 1 Count 28 21 49
% within pendidikanibu2 57.1% 42.9% 100.0%
2 Count 34 40 74
% within pendidikanibu2 45.9% 54.1% 100.0%
Total Count 62 61 123
% within pendidikanibu2 50.4% 49.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1.478a 1 .224
Continuity Correctionb 1.064 1 .302
Likelihood Ratio 1.482 1 .223
Fisher's Exact Test .270 .151
Linear-by-Linear Association 1.466 1 .226
N of Valid Casesb 123
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 24,30.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
pendidikanibu2 (1,00 / 2,00) 1.569 .758 3.247
For cohort kosumsi1 = 1,00 1.244 .880 1.758
For cohort kosumsi1 = 2,00 .793 .539 1.166
N of Valid Cases 123
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Pekerjaan Ayah dan Konsumsi Air Minum
pekerjaanayah31 * kosumsi1 Crosstabulation
kosumsi1
Total 1 2
pekerjaanayah31 1 Count 22 14 36
% within pekerjaanayah31 61.1% 38.9% 100.0%
2 Count 40 47 87
% within pekerjaanayah31 46.0% 54.0% 100.0%
Total Count 62 61 123
% within pekerjaanayah31 50.4% 49.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 2.333a 1 .127
Continuity Correctionb 1.767 1 .184
Likelihood Ratio 2.348 1 .125
Fisher's Exact Test .166 .092
Linear-by-Linear Association 2.314 1 .128
N of Valid Casesb 123
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17,85.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
pekerjaanayah31 (1,00 /
2,00)
1.846 .837 4.075
For cohort kosumsi1 = 1,00 1.329 .940 1.879
For cohort kosumsi1 = 2,00 .720 .458 1.132
N of Valid Cases 123
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Pekerjaan Ibu dan Konsumsi Air Minum
pekerjaanibu1 * kosumsi1 Crosstabulation
kosumsi1
Total 1 2
pekerjaanibu1 1 Count 26 22 48
% within pekerjaanibu1 54.2% 45.8% 100.0%
2 Count 36 39 75
% within pekerjaanibu1 48.0% 52.0% 100.0%
Total Count 62 61 123
% within pekerjaanibu1 50.4% 49.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .445a 1 .505
Continuity Correctionb .233 1 .630
Likelihood Ratio .446 1 .504
Fisher's Exact Test .580 .315
Linear-by-Linear Association .442 1 .506
N of Valid Casesb 123
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23,80.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
pekerjaanibu1 (1,00 / 2,00) 1.280 .619 2.647
For cohort kosumsi1 = 1,00 1.128 .794 1.603
For cohort kosumsi1 = 2,00 .881 .605 1.285
N of Valid Cases 123
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Uang Saku dan Konsumsi Air Minum
uangsaku1 * kosumsi1 Crosstabulation
kosumsi1
Total 1 2
uangsaku1 1 Count 29 21 50
% within uangsaku1 58.0% 42.0% 100.0%
2 Count 33 40 73
% within uangsaku1 45.2% 54.8% 100.0%
Total Count 62 61 123
% within uangsaku1 50.4% 49.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1.943a 1 .163
Continuity Correctionb 1.465 1 .226
Likelihood Ratio 1.950 1 .163
Fisher's Exact Test .200 .113
Linear-by-Linear Association 1.927 1 .165
N of Valid Casesb 123
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 24,80.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for uangsaku1
(1,00 / 2,00) 1.674 .809 3.461
For cohort kosumsi1 = 1,00 1.283 .908 1.813
For cohort kosumsi1 = 2,00 .766 .521 1.128
N of Valid Cases 123
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Aktivitas Fisik dan Konsumsi Air Minum
aktivitas * kosumsi1 Crosstabulation
kosumsi1
Total 1 2
aktivitas 1 Count 38 32 70
% within aktivitas 54.3% 45.7% 100.0%
2 Count 21 16 37
% within aktivitas 56.8% 43.2% 100.0%
3 Count 3 13 16
% within aktivitas 18.8% 81.2% 100.0%
Total Count 62 61 123
% within aktivitas 50.4% 49.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 7.432a 2 .024
Likelihood Ratio 7.923 2 .019
Linear-by-Linear Association 3.856 1 .050
N of Valid Cases 123
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 7,93.
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95,0% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step
1a
aktivitas 6.303 2 .043
aktivitas(1) -.100 .409 .060 1 .807 .905 .405 2.019
aktivitas(2) 1.638 .684 5.736 1 .017 5.146 1.347 19.663
Constant -.172 .240 .513 1 .474 .842
a. Variable(s) entered on step 1: aktivitas.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Cara Mendapatkan Air Minum dan Konsumsi Air Minum
kemudahan * kosumsi1 Crosstabulation
kosumsi1
Total 1 2
kemudahan 1 Count 37 44 81
% within kemudahan 45.7% 54.3% 100.0%
2 Count 25 17 42
% within kemudahan 59.5% 40.5% 100.0%
Total Count 62 61 123
% within kemudahan 50.4% 49.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 2.121a 1 .145
Continuity Correctionb 1.603 1 .205
Likelihood Ratio 2.131 1 .144
Fisher's Exact Test .184 .103
Linear-by-Linear Association 2.104 1 .147
N of Valid Casesb 123
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20,83.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for kemudahan (1,00 / 2,00) .572 .269 1.217
For cohort kosumsi1 = 1,00 .767 .544 1.083
For cohort kosumsi1 = 2,00 1.342 .884 2.038
N of Valid Cases 123
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Cara mendapatkan air minum dan Pengetahuan
pengetahuanbaru * kemudahan Crosstabulation
kemudahan
Total 1 2
pengetahuanbaru 1 Count 46 29 75
% within pengetahuanbaru 61.3% 38.7% 100.0%
2 Count 35 13 48
% within pengetahuanbaru 72.9% 27.1% 100.0%
Total Count 81 42 123
% within pengetahuanbaru 65.9% 34.1% 100.0%
Pengetahuan dan Konsumsi Air Minum
pengetahuan1 * kosumsi1 Crosstabulation
kosumsi1
Total 1 2
pengetahuan1 1 Count 45 30 75
% within pengetahuan1 60.0% 40.0% 100.0%
2 Count 17 31 48
% within pengetahuan1 35.4% 64.6% 100.0%
Total Count 62 61 123
% within pengetahuan1 50.4% 49.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 7.076a 1 .008
Continuity Correctionb 6.126 1 .013
Likelihood Ratio 7.155 1 .007
Fisher's Exact Test .010 .006
Linear-by-Linear Association 7.018 1 .008
N of Valid Casesb 123
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23,80.
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 7.076a 1 .008
Continuity Correctionb 6.126 1 .013
Likelihood Ratio 7.155 1 .007
Fisher's Exact Test .010 .006
Linear-by-Linear Association 7.018 1 .008
N of Valid Casesb 123
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23,80.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
pengetahuan1 (1,00 / 2,00) 2.735 1.291 5.794
For cohort kosumsi1 = 1,00 1.694 1.108 2.590
For cohort kosumsi1 = 2,00 .619 .438 .877
N of Valid Cases 123
Luas Permukaan Tubuh dan Konsumsi Air Minum
luasbaru * kosumsi1 Crosstabulation
kosumsi1
Total 1 2
luasbaru 1 Count 30 28 58
% within luasbaru 51.7% 48.3% 100.0%
2 Count 32 33 65
% within luasbaru 49.2% 50.8% 100.0%
Total Count 62 61 123
% within luasbaru 50.4% 49.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .076a 1 .782
Continuity Correctionb .009 1 .924
Likelihood Ratio .076 1 .782
Fisher's Exact Test .857 .462
Linear-by-Linear Association .076 1 .783
N of Valid Casesb 123
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 28,76.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for luasbaru
(1,00 / 2,00) 1.105 .544 2.244
For cohort kosumsi1 = 1,00 1.051 .740 1.491
For cohort kosumsi1 = 2,00 .951 .665 1.360
N of Valid Cases 123
Kebiasaan Minum dan Konsumsi Air Minum
kebiasaanbaru * kosumsi1 Crosstabulation
kosumsi1
Total 1 2
kebiasaanbaru 1 Count 35 22 57
% within kebiasaanbaru 61.4% 38.6% 100.0%
2 Count 27 39 66
% within kebiasaanbaru 40.9% 59.1% 100.0%
Total Count 62 61 123
% within kebiasaanbaru 50.4% 49.6% 100.0%
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 5.139a 1 .023
Continuity Correctionb 4.352 1 .037
Likelihood Ratio 5.177 1 .023
Fisher's Exact Test .030 .018
Linear-by-Linear Association 5.097 1 .024
N of Valid Casesb 123
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 28,27.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
kebiasaanbaru (1,00 / 2,00) 2.298 1.113 4.743
For cohort kosumsi1 = 1,00 1.501 1.052 2.142
For cohort kosumsi1 = 2,00 .653 .445 .959
N of Valid Cases 123
Hubungan pengetahuan..., Dika Aning Diyani, FKM UI, 2012
Recommended