View
181
Download
6
Category
Preview:
Citation preview
Universitas Gadjah Mada 1
Bagian VI: JARINGAN LISTRIK
PENGERTIAN
Yang dimaksud dengan jaringan listrik adalah sistem listrik yang terdiri dari hantaran dan
peralatan listrik yang terhubung satu sama lain untuk menyalurkan tenaga llistrik.
SUMBER TENAGA LISTRIK
Tenaga listrik yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan suatu bangunan dapat diperoleh
dari tiga macam sumber tenaga, yaitu:
a. PLN (Perusahaan Listrik Negara)
Aliran ini berasal dari jaringan kota yang dikelola oleh pemerintah, karenanya dalam
distribusi wattnya sangat terbatas pada pemakaian maksimal yang diijinkan.
Keuntungan dari pemakaian sumber tenaga PLN adalah:
Pengadaan awal lebih murah dibandingkan dengan sumber tenaga lainnya.
Dalam operasional tidak membutuhkan biaya perawatan yang berarti.
Tidak menimbulkan dampak yang merugikan seperti pencemaran, getaran,
kebisingan dan lain-lain.
Tidak membutuhkan ruangan khusus untuk pengontrolan.
b. Generator Set (GENSET)
Generator merupakan alat yang mengubah gerakan mekanis menjadi elektris melalui
proses kemagnetan. Sumber tenaga ini dikelola oleh pemilik bangunan dan merupakan
fasilitas bagunan.
Keuntungan dari pemakaian sumber tenaga generator set adalah:
kapasitas KVA yang tidak terbatas.
lamanya tenaga bekerja hanya dibatasi oleh ukuran tangki bahan bakar.
Biaya yang dikeluarkan relatif lebih murah bila diperhitungkan dalam jangka waktu
yang lama.
Kekurangan / kelemahan sumber tenaga generator set adalah:
Memerlukan pemerliharaan yang konstan dan testing yang teratur.
Kesulitan penyimpanan bahan bakar.
Timbul akibat sampingan berupa kebisingan getaran, dan suara dari saluran
pembuangan gas.
Universitas Gadjah Mada 2
c. Baterai (Accumulator)
Baterai sering digunakan untuk mensuptai kebutuhan tenaga listrik dalam keadaan
darurat (emergency) yang sifatnya terbatas, terutama untuk memenuhi kebutuhan
penerangan. Beberapa unit ditempatkan pada individual cabinet atau pada rak untuk
instalasi yang lebih besar dan selalu dilengkapi dengan peralatan automatic charging.
Keuntungan pemakaian sumber tenaga baterai adalah:
Tidak memerlukan ruangan sendiri yang terpisah.
Dapat dipasang pada sistem sentral dengan didistribusikan melatui saluran dari
baterai langsung melalui fasilitas yang ada.
Kerugian/kelemahan sumber tenaga baterai adalah:
Lamanya terbatas.
Mahal.
PENGGUNAAN TENAGA LISTRIK PADA BANGUNAN
Pemakaian tenaga listrik dalam bangunan pada umumnya, dapat dikelompokkan dalam tiga
kategori menurut peruntukkannya, yaitu:
a. Perlindungan bangunan, berupa:
perlindungan terhadap bahaya kebakaran.
perlindungan terhadap petir.
perlindungan terhadap pencemaran.
b. Pengadaan fasilitas, berupa:
pengadaan air bersih, air panas.
pengadaan transportasi dalam bangunan (lift arau eskalator).
pengkondisian udara (AC).
penerangan.
Universitas Gadjah Mada 3
sound system.
telepon.
c. Pelayanan kegiatan konsumen, berupa:
berbagai macam peralatan listrik yang digunakan untuk mendapatkan kemudahan,
efisiensi dan juga kenyamanan.
PERALATAN PEMAKAI TENAGA LISTRIK
Yang dimaksud dengan peralatan pemakai tenaga listrik adalah semua peralatan listrik
yang dipakai untuk mengubah tenaga listrik menjadi tenaga bukan listrik, seperti tenaga
mekanik, kimia, bunyi, cahaya. Ada berbagai macam peralatan pemakai tenaga listrik yang
biasa digunakan dalam bangunan, dan dapat dikelompokkan sesuai dengan
peruntukkannya sebagaimana telah dijelaskan pada bagian penggunaan tenaga listrik di
atas.
PERALATAN LISTRIK
Termasuk peralatan listrik adalah semua alat yang dipakai atau digunakan untuk
membangkitkan, konversi, transmisi, distribusi dan penggunaan tenaga listrik. Macam
peralatan listrik yang umum digunakan dalam bangunan adalah:
Transformator
Switchboard
Panelboard
Sakelar
Peralatan pelindung jalur listrik
TRANSFORMATOR
Transformator adalah peralatan yang digunakan untuk merubah atau mengganti tegangan
arus bolak-balik, menjadi searah. Jika transformator merubah dengan menaikkan tegangan
disebut sebagai transformator step-up, sedang jika merubah dengan menurunkan
tregangan disebut transformator step-down. Transformator memiliki dua set terminal, yaitu
terminal input (terminal pertama) dan terminal output (terminal kedua).
SWITCHBOARD
Switchboard adalah kumpulan saklar, sekering dan atau pemutus arus yang berdiri terpisah
berfungsi untuk merubah / mengalihkan serta memberikan pengamanan terhadap beberapa
aliran listrik yang dihubungkan dengan sumber energi utama. Bisa berfungsi dalam
Universitas Gadjah Mada 4
pendistribusian, dimana tenaga listrik yang masuk dibagibagi dalam unit-unit kecil dengan
pengamanan secukupnya.
PANELBOARD
Pane(board adalah perlengkapan hubung bagi yang pada tempat pelayanannya berbentuk
suatu panel atau kombinasi berbagai panel, dari suatu penghantar atau bukan penghantar
yang dipasang pada suatu rangka yang diperlengkapi dengan peralatan listrik seperti
sakelar, kabel, dsb. yang fungsinya adalah untuk mengontrol dan membagi tenaga listrik
atau mengontrol dan melindungi rangkaian dan alat-alat pemakai tenaga listrik. Panel
merupakan bagian akhir dari rangkaian pendistribusian tenaga listrik. Setelah dari panel
barulah menuju berbagai peralatan pemakai tenaga listrik.
JENIS PANEL LISTRIK
Jenis Panel menurut fungsinya, yaitu:
Panel Hubung Bagi Utama.
Merupakan panel hubung bagi yang menerima tenaga listrik dari saluran utama
konsumen dan membagikannya ke seluruh instalasi konsumen.
Panel Hubung Bagi Sub-instalasi.
Merupakan panel hubung bagi dari suatu instalasi untuk mensuplay listrik kepada satu
konsumen dan instalasi tersebut merupakan bagian dari suatu instalasi yang mensuplay
listrik kepada dua atau lebih konsumen.
Panel Hubung Bagi Cabang.
Merupakan panel hubung bagi yang terletak setetah panel hubung bagi utama atau
setalah panel hubung utama sub-instalasi.
JENIS PANEL MENURUT BENTUK DAN
PEMASANGANNYA
Flush type, dipasang rata dengan permukaan dinding (yang telah diberi finishing), atau
sering disebit dengan istilah in-bow.
Surface type, dipasang dengan sekrup pada permukaan dinding atau kolom, atau
sering disebut dengan istilah out-bow.
Universitas Gadjah Mada 5
SYARAT PEMASANGAN PANEL LISTRIK
Berdasarrkan PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia) 1987, panelboard harus
memenuuhi persyaratan sebagai berikut:
Susunan perlengkapan.
Perlengkapan harus disusun dan dipasang sedemikian rupa, sehingga rapi dan teratur
dengan ruangan yang harus cukup leluasa, dengan demikian pemeliharaan,
pemeriksaan dan pelayanannya dapat dilaksanakan dengan mudah, aman, sedangkan
semua bagian yang penting harus mudah dicapai.
Ruang pelayanan.
Di sekitar peralatan harus terdapat ruang yang cukup luas, sehingga pemeliharaan,
pemeriksaan, perbaikan, pelayanan dan sirkulasi dapat dilakukan dengan mudah dan
aman.
Petunjuk yang harus dipasang.
Harus dipasang tanda-tanda yang jelas dan tidak mudah terhapus sehingga terlihat
pada kelompok mana peralatan disambungkan dan pada terminal mana setiap fasa dan
netral dihubungkan.
SAKELAR
Merupakan alat yang digunakan untuk menghubungkan, memutuskan dan mengubah
rangkaian listrik dalam keadaan berbeban ataupun tidak.
PERALATAN PELINDUNG JALUR LISTRIK
Untuk melindungi isolasi, kabel, saklar dan peralatan lain dari kelebihan muatan dan
korsleting aliran listrik, diperlukan suatu otomat untuk memutus arus. Dua macam peralatan
yang umum digunakan untuk keperluan ini adalah:
Sekering
Merupakan peralatan yang sederhana terdiri dari sambungan atau kawat yang dapat
meleleh pada suhu yang relatif rendah. Sekering tidak hanya dipergunaan pada arus
tetap, tetapi juga untuk memutus kapasitas. Agar diperoleh kapasitas yang aman untuk
menghindarkan korsleting (kort-sluiting) pada ketinggian beban tertentu.
Pemutus arus (circuit breaker)
Merupakan suatu alat elektro mekanis yang mempunyai fungsi melindungi seperti
halnya sekering dengan cara kerja seperti saklar. Dapat dipergunakan sebagai
pengganti saklar dan sekering yang dikombinasikan sehingga dapat
Universitas Gadjah Mada 6
melindungi dan memutus aliran. Kebanyakan pemutus arus diperlengkapi dengan
pemutus yang bekerja secara thermal dan pemutus yang bekerja karena medan
magnet.
Per spiral
Per yang berfungsi sebagai pengganti L-bow untuk membengkokkan pipa PVC sesuai
sudut yang dikehendaki (sering disebut bender).
T-doos, yaitu alat untuk membagi kabel
In-boch doos yaitu alat yang digunakan pada instalasi sound system.
Soket yaitu alat penyambung pipa.
Klem yaitu alat untuk mengikat kabel/pipa.
Fescher yaitu pelindung ujung sekrup agar tidak rusak.
Sekrup Donna-Ball yaitu alat penasang plat penggantung.
SALURAN LISTRIK
Saluran listrik adalah istilah umum untuk susunan yang terdiri dari hantaran beserta
perlengkapan dan alat bantunya, yang berfungsi untuk menghantarkan listrik dari satu titik
ke titik lainnya. Macam saluran listrik yang umum digunakan meliputi:
a. Kabel Terisolasi yang di-expose.
Adalah penggunaan tipe kabel tertentu dimana tidak membutuhkan pelindung dan jalur
untuk penghantar lagi. Sistem ini hanya mengandalkan pada konstruksi kabel itu sendiri
untuk perlindungan secara mekanik maupun panas. Contoh: NM (Romex), AC (BX),
MIC (dengan isolator mineral), ALS dan CS.
b. Kabel Terisolasi Dalam Jalur Terbuka (tray).
Merupakan sistem yang menggunakan penyangga terbuka dan menerus untuk
mendukung kabel. Penyangga yang dinamakan tray ini disokong dari plafon (ceiling)
dengan menggunakan penggantung dan restok gantung. Sistem ini mengandalkan
keamanan baik pada kabel maupun tray-nya.
c. Kabel Terisolasi Dalam Jalur Tertutup.
Sistem ini paling umum digunakan dan dapat diterapkan untuk semua jenis kabel dan
semua jenis fasilitas. Pada dasarnya dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu:
1. Sistem yang dirakit di lapangan.
Yang termasuk dalam kategori ini adalah:
Universitas Gadjah Mada 7
a. Kabel dalam Conduit.
Conduit adalah pelindung kabel berbentuk pipa yang terbuat dari bahan yang tahan
terhadap tekanan mekanis, tahan terhadap panas, tidak menjalarkan nyala api, dan
tahan kelembaban.
Macam Conduit:
Conduit Baja.
— Conduit baja yang rigid, yaitu conduit baja dengan dinding yang tebal. Dapat
digunakan pada semua area termasuk area berbahaya, dimana mungkin terjadi
ledakan.
— Conduit baja sedang, yaitu: conduit baja yang dapat digunakan pada semua
kondisi, kecuali area berbahaya dimana mungkin terjadi ledakan.
— Pipa listrik baja, yaitu: conduit dari baja dengan dinding yang tipis, karenanya
tidak boleh digunakan pada area yang berbahaya.
Conduit Aluminium.
Dibanding dengan conduit dari baja, conduit aluminium memiliki beberapa kelebihan,
yaitu:
— Beratnya lebih ringan dibandingkan dengan conduit baja.
— Ketahanan yang jauh lebih balk terhadap korosi dan pengaruh cuaca.
— Lebih mudah pengerjaannya, sehingga biaya untuk upah buruh jauh lebih rendah.
Flexible Metal Conduit.
Penggunaannya terutama di tempat-tempat yang ada vibrasi atau getaran, karena
dapat mengisolasi suara atau getaran tersebut. Bisa terbuat dari baja, kuningan,
perunggu atau aluminium.
Liquid Tight Flexible Metal Conduit.
Digunakan terbatas pada hubungan dimana fleksibititas dan ketahanan terhadap
cairan (kedap air) dibutuhkan. Terbuat dari metal dengan ditutup jaket ketat dari
cairan.
Non-metalic Conduit.
Terbuat dari bahan bukan metal, bisa dari fiber, PVC, asbestos-cement, dan lain-lain.
b. Floor Raceway.
Yang dimaksud dengan floor raceway adalah semua jenis jalur kabel yang ditempatkan
atau berhubungan dengan struktur lantai. Berfungsi sebgai saluran yang memegang dan
atau menopang kawat, kabel atau rel, yang direncanakan hanya untuk keperluan
tersebut.
Universitas Gadjah Mada 8
2. Sistem yang dirakit di Pabrik.
Sistem ini pada umumnya digunakan terbatas pada saluran listrik cabang. Meliputi
kabel-kabel yang telah dirakit dipabrik dan jalur kabel yang telah dipasangi kabel.
SYARAT-SYARAT PERANCANGAN JARINGAN
INSTALASI LISTRIK YANG EKONOMIS:
Flexibilitas
Jaringan harus memberi kemungkinan untuk penambahan beban, tetapi harus dalam
batas ekonomis, cadangan tambahan beban yang berlebihan (over design) adalah tidak
ekonomis dan merupakan pemborosan.
Handal & Terpercaya
Jaringan instalasi harus dapat diandalkan dan dapat dipercaya, sebab pembebanan
oleh peralatan listrik sering tidak dapat dikontrol. Hal yang perlu diperhatikan adalah
kualitas bahan-bahan instalasi.
Keamanan
Jaringan instalasi harus dirancang sesuai Peraturan Nasional yang berlaku (Peraturan
Umum Instalasi Listrik). Tabung-tabung Instalasi harus mudah dicapai dan bebas
hambatan/halangan fisik.
NOMENKLATUR KABEL
Kode ARTI PENGGUNAAN
N Kabel jenis standard
dengan penghantar Cu
-
NA kabel jenis sandard
dengan penghantar Al
NAYFGbY untuk instalasi dalam tanah
dan di udara
K Kabel dengan selubung timbel NKBA, GPLK untuk instalasi dalam tanah
Y Isolasi atau selubung PVC NYM, NYA untuk instalasi dalam
gedung di ruang kering
Gb Perisai kawat baja pipih dengan
spiral pita baja.
NYFGbY untuk instalasi dalam tanah/di
udara
A Kabel berisolasi tunggal. NYA untuk instalasi dalam gedung
FA Penghantar kawat halus. NYFA, NYFAZ untuk kabel lampu
HY Selubung luar bahan karet buatan. NYMHY untuk instalasi di udara/dalam
pipa (kbel fleksibel)
J Kabel dengan urat warna NYM (J) kabel dengan kawar arde
Universitas Gadjah Mada 9
majemuk hijau kuning.
0 Kabel tanpa urat berwarna majemuk NYM (0) kabel tanpa kawat arde
Universitas Gadjah Mada 10
Bagian VII:
INSTALASI PENANGKAL PETIR
PRINSIP UMUM
Penangkal petir diperlukan sebagi antisipasi bangunan terhadap gangguan yang mungkin
timbul akibat petir. Pada prinsipnya Instalasi Penangkal Petir ialah suatu sistem instalasi
dengan komponen-komponen dan peratatan-peralatan yang secara keseluruhan berfungsi
untuk menetralisir udara di sekitar bangunan agar tidak terjadi petir, sehingga semua
bagian dari bangunan beserta isinya atau bendabenda disekelilingnya terllindungi/terhindar
dari bahaya sambaran petir.
TERJADINYA PETIR
Petir terjadi karena adanya beda potensial pada jenis awan tertentu. Di Indonesia
umumnya terjadi pada awan Cumulus Nimbus (CB). Awan Cumulus Nimbus dapat
berdimensi hingga ketinggian 7,5 km dan berpenampang 1,5 km.
Petir terjadi melalui dua proses, yaitu melalui sambaran perintis dan sambaran
batik. Petir dapat terjadi sempurna apabila kedua sambaran tersebut terjadi.
Sambaran perintis terjadi pada awan Cumulus Nimbus bagian bawah dengan bumi,
maka terjadi petir sempurna.
Dari proses ini dapat disimpulkan bahwa untuk menghindarkan terjadinya petir
disekitar bangunan, perlu proses netralisasi muatan listrik pada udara sekitar
bangunan sehingga tidak terjadi beda potensial muatan listrik. Cara menetralisir-nya
ialah dengan menyamakan muatan di sekitar bangunan dengan muatan bumi.
BAGIAN-BAGIAN PENANGKAL PETIR
Instalasi Penangkal Petir ini terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:
1. Penghantar di atas tanah, ialah penghantar yang dipasang di atas atap sebagai
penangkap petir, berupa elektroda logam yang dipasang tegak dan elektroda logam
yang dipasang mendatar.
2. Penghantar pada dinding atau di dalam bangunan, sebagai penyalur arus petir ke
tanah yang terbuat dari tembaga, baja galvanised atau alumunium.
3. Elektroda-elektroda tanah, seperti :
Universitas Gadjah Mada 11
a. Elektroda pita (stripe), yang ditanam minimum 0,5-1,0 meter dari permukaan
tanah.
b. Elektroda batang, dari pipa atau besi baha profit yang dipancangkan tegak lurus
dalam tanah sedalam sekitar 2 meter.
c. Elektroda pelat, ditanam minimum 50 cm dari permukaan tanah.
FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan dan memasang sistem
penangkal petir adalah:
Keamanan secara teknis, tanpa mengabaikan faktor keserasian Arsitektur, perhatian
urama harus ditujukan kepada diperolehnya nilai perlindungan terhadap sambaran petir
yang efektif.
Penampang hantaran-hantaran pentanahan yang digunakan.
Ketanahan mekanis.
Ketahanan terhadap korosi.
Bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi.
Faktor ekonomis.
Tempat-tempat yang tidak terhindar dari sambaran petir:
Tempat yang basah dan berair.
Tempat yang terbuka seperti lapangan.
Pohon-pohon yang tinggi.
Daerah pinggiran hutan.
Bangunan yang tinggi dan tidak dilengkapi dengan instalasi penangkal petir.
Transformator pada gardu induk listrik.
Tempat-tempat yang terhindar dari sambaran petir, antara lain:
Bangunan yang dilengkapi dengan instalasi penangkal petir.
Kendaraan yang mempunyai karoseri baja.
Dalam hutan yang pohon-pohonnya hampir sama tinggi.
JENIS PENANGKAL PETIR:
1. Penangkal petir konvensional.
Menggunakan logam runcing sebagai terminal bagian atas (spitz) dan kawat BC
sebagai penghantar pentanahan (arde).
Universitas Gadjah Mada 12
2. Penangkal petir extended konvensional.
Menggunakan logam runcing sebagai terminal dan kabel coaxial (dapat menghasilkan
ion lebih banyak) sebagai penghantar pantanahan. Sistem ini dapat ditanam di dalam
komponen bangunan, namun biayanya relatif mahal.
3. Penangkal petir radio-aktif.
Seperti penangkal petir konvensional tetapi ditambah elemen radio aktif yang dapat
menghasilkan ion disekitar ujung runcingnya. Sistem ini jarang dipakai karena cukup
berbahaya dan mahal.
JENIS BAHAN INSTALASI PENANGKAL PETIR
No. Nama Komponen Jenis Bahan Bentuk Ukuran terkecil
1. Penangkap Ion
a. Penangkap tembaga silinder pejal 10 mm
tegak pita pejal 25mm x 3mm
baja galvanis pipa silinder pejal 1 inci
pita pejal 25mm x 3mm
b. Batang tegak tembaga silinder pejal 8 mm
pita pejal 25mm x 3mm
baja galvanis silinder pejal 8 mm
pita pejal 25mm x 3mm
c. Penangkap tembaga silinder pejal 8 mm
datar pita pejal 25mm x 3mm
pilin 50 mm2
baja galvanis silinder pejal 1/2 inci
pita pejal 25mmx 4 m
2. Penghantar tembaga silinder pejal 8 mm
pita pejal 25mmx 3mm
pilin 50 mm
baja galvanis silinder pejal 8 mm
pita pejal
25mm x 3mm
3. Elektroda tembaga silinder pejal 1/2 inci
pentanahan pita pejal 25mm x 4mm
(arde) baja galvanis silinder pejal 1/2 inci
pita pejal 25mm x 4mm
Universitas Gadjah Mada 13
CONTOH PENANGKAL PETIR
PRODUKSI INDELEC
SYSTEM: EXTENDED CONVENTIONAL
Universitas Gadjah Mada 14
Bagian VIII: TELEKOMUNIKASI
PENGERTIAN
Dalam hubungannya dengan eksisnya sebuah bangunan, maka yang dibahas disini adalah
komunikasi antar ruang dalam bangunan, maupun komunikasi dari atau keluar bangunan.
1. Komunikasi dari/keluar bangunan
Untuk hal ini diperlukan jaringan komunikasi yang menghubungkan antara sebuah
bangunan dengan kantor telepon pusat.
2. Komunikasi di dalam bangunan
Dibutuhkan untuk interaksi aktivitas di dalam bangunan, dan ini memerlukan jaringan
tersendiri yang berada pada jaringan khusus dalam bangunan.
Tabel: JARINGAN TELEKOMUNIKASI
MODE WIRED WIRELESS 2 WAYS
COMMUNICATION
LONG DIST SHORT DIST
Fax
Telegraph
Radio comm
PA sistem
Video programme
Audio programme
LAN
MAN
WAN
Telephone
Keterangan:
1. LAN: Local Area Network.
Hubungan antar terminal bangunan gedung, sehingga tidak perlu server. LAN bisa
digunakan untuk Intelegent building, gedung yang dikontrol dan dipantau dengan
computer.
2. MAN: Metropolitan Area Network
Digunakan untuk public service, misalnya tentang berbagai jadwal, biro, dsb.
3. WAN: Wide Area Network
Hubungan antar kawasan
Universitas Gadjah Mada 15
4. Radio Telekomunikasi
Penggunaan : -Komersial, radio konsesi
-Non Komersial, ORARI, RAPT
Sistem Gelombang : - Sky wave frequency, < 30 MHZ
- Direct wave, > 30 MHZ
JENIS TELEKOMUNIKASI
Menurut pemakaiannya telekomunikasi dapat digolongkan menjadi:
1. Umum, dengan mnggunakan radio gelombang pandek/air phone.
2. Pribadi, dengan telephone yang metalui operator.
3. Rahasia, dengan telex yang tak melalui operator
Menurut arahnya, telekomunikasi dibagi menjadi:
1. One way Communication (komunikasi satu arah), seperti: TV, radio, Sound System,
CCTV.
2. Two Way Communication (komunikasi dua arah), seperti : telepon.
Menurut Medianya, telekomunikasi dibagi menjadi:
1. Audio
2. Video
3. Teletext
4. Telegraph
Menurut gelombang pembawanya, telekomunikasi dibagi menjadi:
1. Tanpa kabel (wire less): elektromagnet, cordless, radio telekomunikasi.
2. Dengan kabel (wired): jaringan telepon kota, intercom.
TELEPHONE SYSTEM
Jaringan telephone system dapat dibedakan atas: system langsung dan system tak
langsung
Sistem Langsung
Sistem ini mempunyai hubungan langsung dengan jaringan telephone dari PERUM
Telkom, dan berlangganan langsung ke kantor Telkom. Pada suatu bangunan
Universitas Gadjah Mada 16
berlantai banyak, biasanya dipakai hanya pada tempat/bagian khusus, seperti Manager,
receptionist, humas, dll.
Telephone Terminal Room (Sistem Tak Langsung)
Pada sistem ini dilengkapi dengan suatu ruang yang merupakan:
pusat telekomunikasi yang berhubungan dengan luar bangunan
pusat distribusi telekomunikasi ke seluruh ruang di dalam bangunan.
Di dalam terminal ini dilengkapi dengan:
o Operator Room, ialah ruang untuk para operator telekomunikasi
o Main Distributing Frame, merupakan tempat saluran utama yang menerima secara
langsung incoming feeder cable dari luar (jaringan PT Telkom) untuk kemudian
didistribusikan.
o Centre Relay, merupakan alat untuk penyambung hubungan ke masing-masing
individu telephone, yang dilakukan oleh operator.
o Battery Cabinets, merupakan sumber tenaga untuk sistem telekomunikasi ini. Sistem
ini disebut sistem tak langsung, dikarenakan harus melalui operator (kontrol) terlebih
dahulu. Dan sistem operator ini satu nomor telephone central mempunyai beberapa
cabang.
Riser Shaft Cabinet (RSC), Terdapat berderet secara vertikal pada tiap-tiap lantai. Shaft
gunanya untuk tempat pipa-pipa saluran (conduct) yang berasal dari Main distributing
frame. Cabinet ini adalah terdapat dimana conduct ini ditempatkan untuk dikontrol.
Terminal Box, Terminal-terminal ini dihubungkan dengan center terminal oleh riser
conduct (yang terdapat pada Riser Shaft Cabinet). Terminal box ini dimaksudkan
sebagai alat untuk memberi servis satu atau beberapa ruang yang terletak pada setiap
lantai. Dari terminal box ini, kabel-kabel telephone didistribusikan ke setiap ruang.
Universitas Gadjah Mada 17
KELEBIHAN / KEKURANGAN SISTEM TAK LANGSUNG
Kelemahan:
pembicaraan rahasia dapat didengar operator
nomor telephone banyak, harus menunggu dihubungkan dahulu.
Kebaikan:
biaya sewa murah
mudah pengontrolan
KELEBIHAN / KEKURANGAN SISTEM LANGSUNG
Kelemahan:
biaya mahal, dan sulit pengontrolan serta setiap telephone individu harus dihubungkan
dengan jaringan dari PT Telkom Kebaikan:
untuk percakapan rahasia baik, karena tidak didengar operator
dapat langsung bicara bita ingin berhubungan langsung dengan luar.
TELEX
Adalah Suatu alat komunikasi yang mana berita diterima berujud tulisan, dikirim melalui
suatu alat seperti mesin ketik otomatis. Dalam Alat-I untuk mengirim berita, Alat-II untuk
menerima berita (bergantian dengan alat I).
Cara Kerja:
Semua berita disampaikan dengan ketikan dan jawaban akan diterima kembati dengan
hasit ketikan otomatis dengan alat yang sama.
Nomor pesawat telex tedaftar pada PT Telkom dengan kode-kode tertentu. Pengirim
mengatur gelombang pada alat kirimnya dan mencocokkan frekuensi alat penerima
dengan nomor kodenya, baru terjadi pengiriman berita.
TELEGRAPH
Hampir menyerupai telex, yaitu alat telekomunikasi yang berujud tulisan tetapi harus
dengan perantaraan pos terlebih dahulu.
Universitas Gadjah Mada 18
AIR PHONE
Adalah alat telekomunikasi antar ruang, dengan jarak yang relatif pendek.
Kebaikannya: mudah, sederhana, langsung, hemat.
Kelemahannya: harus bicara keras, jarak relatif pendek.
Cara Pemakaian: Tombol-tombol nomor yang dibutuhkan ditekan, kemudian langsung
bicara.
RADIO GELOMBANG PENDEK
Sebagai alat pemancar lokal pada bangunan tersebut guna memberi tahu suatu
pengumuman atau pangilan, memutar lagu-lagu, dengan sound system yang dapat
ditetakkan pada ceiling diatas corridor, lobby, atau tempat-tempat umum yang dapat
langsung mendengarkan.
Perletakan Jaringan Komunikasi Pada Bangunan
Perletakan jaringan komunikasi pada bangunan pada prinsipnya dibedakan atas dua
bagian:
perletakan secara vertikal
secara horisontal.
Perletakan Vertikal
Ada beberapa macam cara perletakan vertikal dalam ducting.
1. Saluran pipa kabel telephone diantara arus lemah.
2. Saluran pipa kabel radio diantara arus lemah
3. Saluran listrik arus kuat
4. Saluran listrik arus lemah
5. Saluran mekanikal
Universitas Gadjah Mada 19
Perletakan Horisontal
Perletakan kabel telekomunikasi dibedakan atas:
kabel induk melalui saluran vertikal
kabel pembagi /distribusi melatui saluran horisontal di atas ceiling, kemudian kabel
pembagi didistribusi ke individu telepon.
Universitas Gadjah Mada 20
Bagian IX: PENCEGAHAN
BAHAYA KEBAKARAN
PENGERTIAN
Pencegahan bahaya kebakaran atau Fire Protection adalah suatu usaha untuk
mengadakan perlindungan terhadap suatu bangunan bila terjadi kebakaran. Perlindungan
dalam hal ini dimaksudkan sebagai suatu tindakan pencegahan dan pemadaman
kebakaran.
KLASIFIKASI BAHAYA API
1. Klasifikasi A
Bahaya api yang diakibatkan oleh bahan-bahan padat yang mudah terbakar,
misalnya kertas, kain, kayu dst. Bisa dipadamkan dengan semua jenis
pemadam.
2. Klasifikasi B
Kebakaran yang diakibatkan oleh BBM termasuk gas elpiji (bensin, solar, avtur,
bensol). Bisa dipadamkan oleh bahan kimia.
3. Klasifikasi C
Kebakaran yang disebabkan oleh hubungan pendek arus listrik.
KELAS ASAL PENGATASAN
A textile, kertas, kayu, plastik, sampah air atau CO2 padat
B oli, solar, gasoline CO2 atau Tetra-chloride
C listrik CO2 atau Tetrachloride
Upaya Fire protection dapat dibedakan atas: Preventive dan Represive.
PREVENTIVE (Preventif )
Cara pencegahan bahaya kebakaran secara preventif dilakukan dengan upaya mencegah
kebakaran melalui persiapan dengan berbagai perlengkapan antisipasi:
1. Perlengkapan pencegahan.
Adalah perlengkapan yang dirancang dan diadakan secara khusus untuk mencegah
terjadinya kebakaran, misalnya dengan CCTV (close circuit television) sebagai upaya
memonitor keadaan termasuk kemungkinan terjadinya kebakaran.
Universitas Gadjah Mada 21
2. Pemilihan bahan bangunan
Diutamakan menggunakan bahan-bahan yang tidak mudah terbakar pada bangunan
(uncombustible materials) dengan fire severity sesuai dengan persyaratan ruangnya.
Fire severity adalah durasi ketahanan suatu bahan terhadap api. Yang menentukan fire
severity adalah:
a. Jenis bahan.
b. Kekentalan bahan.
Misalnya pada sebuah bank, umumnya disyaratkan fire severity bagi almari besi utama
minimal 2 jam.
3. Isolasi terhadap api.
Dengan cara mengisolir bahan-bahanmudah terbakar jauh dari api. Cara
mengisolir:
Membuat isolasi bahan mudah terbakar terhadap api.
menjauhkan bahan-bahan mudah terbakar dari api.
4. Penempatan bahan-bahan mudah terbakar jauh dari api.
Maksudnya adalah menempatkan bahan-bahan mudah terbakar pada lokasilokasi yang
relatif jauh dari jangkauan api dengan persyaratan optimal.
REPRESIVE (Represif)
Cara pencegahan bahaya kebakaran dengan secara represif adalah berbagai upaya
penyelamatan pada saat terjadi kebakaran. Usaha represive ini meliputi pengadaan alat
pemadam kebakaran serta penunjang lainnya, seperti:
Fire alarm system
Sprinkler system
Fire Detector
Smoke Et Heat Venting
Fire Dumper Et Shutter
Water Supply System
Punch Register
Fire Hydrant
Portable Fire Extinguisher / Chemical Extinguisher.
Universitas Gadjah Mada 22
CARA KERJA FIRE PROTECTION
1. Manual:
Dalam sistem ini bila terjadi kebakaran, seseorang yang melihat atau mengetahuinya
harus menuju ke signal box atau tempat-tempat umum lainnya. Satu sentuhan atau
tarikan manual tertentu dalam box akan menyalakan seluruh tanda bahaya atau
alarm yang dapat terdengar dari seluruh penjuru bangunan, yang selain tanda adanya
bahaya kebakaran juga menjadi peringatan bagi orang-orang yang berada dalam
bangunan untuk melakukan usaha pemadaman yang juga dilakukan dengan peralatan
yang serba manual.
2. Semi Automatic:
Sistem ini merupakan gabungan dari cara kerja Fire Protection sistem manual dengan
Fire Protection sistem otomatis. Bila suatu ketika terjadi kebakaran maka secara
otomatis tanda bahaya kebakaran akan berfungsi, sedangkan tindakan selanjutnya
adalah usaha mengatasi / memadamkan kebakaran tersebut masih dikerjakan dengan
sistem manual.
Universitas Gadjah Mada 23
3. Automatic:
Pada sistem ini semua peralatan bekerja secara otomatis, baik dalam mendeteksi
bahaya kebakaran yang kemudian langsung memberikan tanda bahaya maupun dalam
mengatasi / memadamkan kebakaran. Pada bangunan berlantai banyak kebanyakan
menggunakan sistem otomatis, hal ini selain karena lebih cepat, cara kerjanya juga
lebih efisien.
BERBAGAI JENIS PERALATAN FIRE PROTECTION
1. Fire Alarm System
Sifat cara kerjanya hanya memberita-hukan adanya bahaya kebakaran, baik kepada
penghuni bangunan maupun kepada petugas pemadam kebakaran.
Pada sistem manual, dilakukan dengan menekan switch tanda bahaya kebakaran yang
akan mengoperasikan sistem signal dan membunyikan bell atau horn tanda bahaya.
Pada peralatan otomatis secara otomatis memberikan perintah kepada sistem signal
untuk bekerja membunyikan bel atau horn. Perlengkapan otomatis dilengkapi dengan
detector. Ada 2(dua) macam Detector, yaitu:
Thermal Detector, mendeteksi perubahan suhu ruang dan pada ketinggian suhu
tertentuakan memberi isyarat pada signal-box.
Smoke Detector, mendeteksi kepekatan asap dan pada kepekatan tertentu
kemudian memberikan isyarat ke signal-box.
Perletakan Fire Alarm system di dalam bangunan:
Peralatan yang bekerja secara manual biasanya diletakkan pada jalanjalan keluar,
misalnya tangga darurat.
Peralatan Otomatis biasanya diletakkan di dalam ruang boiler, dapur,
laboratorium, gudang, dll.
Smoke detector biasanya diletakkan pada ruang-ruang yang banyak ditempati
manusia, misalnya lobby, ruang kelas, ruang pertemuan, dll.
Thermal detector ditempatkan pada ruang-ruang yang tidak banyak dikunjungi
manusia dan pada tempat penyimpanan barang-barang yang peka terhadap
panas.
Bell tanda bahaya diletakkan pada ruang-ruang private atau ruang-ruang yang
tidak ramai sehingga bunyi bell dapat terdengar dengan jelas.
Universitas Gadjah Mada 24
Horn (corong) mempunyai suara yang relative tinggi sehingga cocok untuk
ditempatkan di ruang-ruang yang mempunyai angka kebisingan cukup tinggi atau
ramai.
2. Fire Detection System
Ada beberapa alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya api, yaitu:
a. Smoke Detector
Pada prakteknya Smoke Detector umumnya dipasang pada return air duct, pada
ruang-ruang penyimpanan barang-barang bernilai tinggi, dan pada tempat-
tempat yang tidak ada kegiatan manusia. Sebagai sensor dapat dipakai Smoke
Control, bila diaktifkan oleh asap akan membuka vents yang berhubungan dengan
udara luar dan menjalankan kipas yang ada disitu untuk mengeluarkan asap dan
udara panas.
b. Heat detector
Pada hakekatnya sama dengan smoke detector, tetapi tugasnya adalah
mengindera perubahan suhu yang terjadi di dalam ruangan dan kemudian
menunjukkan lokasi kesulitan pada panel kontrol. Prinsipnya adalah menggunakan
thermostat, tube, atau sejenis kabel yang akan putus bila terkena suhu tertentu.
c. CCTV Camera
Alat ini fungsi utamanya adalah sebagai komponen sekuriti sistem dalam
bangunan, tetapi dalam prakteknya dapat membantu pendeteksian akan adanya
api. Kelemahannya adalah bahwa pengoperasian kamera harus terus ada yang
menjaga atau mengawasi.
3. Sprinkler System
Jenis-jenis sprinkler system:
a. Wet Pipe Automatic System
Jaringan sudah berisi air di bawah tekanan agar bisa segera memancar bila katup
sprinkler bekerja atau pecah.
b. Dry Pipe Automatic System
Pipa berisi udara di bawah tekanan. Bila kepala sprinkler pecah/lepas, air mengalir
masuk ke dalam pipa lalu memancar melalui kepalanya.
c. Deluge System
Dengan sprinkler terbuka atau kombinasi terbuka dan tertutup yang dikendalikan
oleh katup mekanis atau hydrolis / deluge valve. Kebutuhan Air untuk sistem ini
sangat besar.
Universitas Gadjah Mada 25
d. Pre-Action System
Merupakan gabungan dari Dry Pipe dan Deluge.
e. Limited Water Supply Pressure Tank System
Letak tangki di basement dengan tekanan 100-110 psi. Digunakan untuk bahaya
kecil, dan tidak lebih dari 5-10 sprinkler raja yang bekerja.
f. Junior System
Merupakan Wet Pipe dengan lubang sprinkler 3/8, dimana tidak boleh lebih dari 3-4
sprinkler yang bekerja.
g. Special System
Dipergunakan bila jumlah air lebih terbatas lagi. Biaya tinggi.
h. Automatic sprinkler system
Merupakan suatu sistem sprinkler yang bekerja secara otomatis dengan pola
pemipaan horizontal yang diletakkan di dekat ceiling atau struktur yang
membutuhkan. Pipa ini dilengkapi dengan outlet dan sprinkler head yang dibuat
dengan sedemikian rupa sehingga ada suhu 135-160 derajat Fahrenheit akan
terbuka secara otomatis dan memancarkan sejumlah air. Jarak sprinkler head
ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya:
Fire Rating dari bangunan.
Konstruksi ceiling.
Jarak balok-balok.
4. Water Supply System
a. Stand Pipe and Hoses
Alat ini fungsinya untuk digunakan oleh personil bangunan sementara menunggu
dari fire department yang lebih terlatih. Stand pipe disyaratkan untuk ditempatkan
di dalam atau di dekat tangga darurat, dengan demikian hoses dapat mencapai
kebakaran di setiap sudut bangunan.
b. Up-Feed Pumping
System ini menggunakan Automatic Controlled Pumping System yang
menghindari elevated tank. Sistem ini akan bekerja secara otomatis
apabila terjadi kebakaran dengan pengaliran secara up feed system.
5. Smoke and Heat Venting
Vents digunakan untuk mengurangi asap dan panas bangunan dan menambah
aksesibilitas bagi pemadam agar dapat mendekat dan langsung bertindak di
sumbernya.
Universitas Gadjah Mada 26
6. Fire dumper dan Shutter
Pada saat terjadi kebakaran, Fire dumper dan Shutter akan menutup berbagai
perlobangan yang terdapat pada partisi tahan terhadap api.
7. Chemical Extinguishing System (Portable Fire Extinguisher)
Alat ini digunakan untuk kebakaran-kebakaran yang kecil. Alat ini berbentuk tabung
pemadam api dengan isi bahan kimia tertentu (CO2 dst).
Penempatan Chemical Extinguisher System:
Satu alat untuk luas lantai 5.000 sqft atau sekitar 464,5 meter persegi.
Mudah dicapai.
Dipasang pada tempat-tempat yang strategic.
Dipasang agar dapat dicapai kurang dari 30 meter di setiap tempat.
Tabel: Kenaikan temperatur terhadap waktu kebakaran
WAKTU KEBAKARAN TEMPERATUR
5 menit 550
10 menit 700
30 menit 800
60 menit 900
2 jam 1.000
4 jam 1.100
8 jam 1.250
Universitas Gadjah Mada 27
Soal Midterm UTILITAS
Pilihlah kerjakan 4 soal saja Nama: .......................................................
Waktu total tersedia 60 menit No mhsw: ..................................................
Closed-book
Lingkari nomor soal terpilih Paraf: ........................................................
1. Jelaskan dengan dilengkapi gambar skematik, bagaimana pengadaan air bersih untuk
suatu bangunan tinggi agar dapat memenuhi persyaratan kesehatan dan teknis?
2. Uraikan berbagai macam sumber air bersih yang potensial untuk dimanfaatkan,
sekaligus berbagai cara untuk mengidentifikasi kualitas air bersih yang layak pakai!
3. Jelaskan dengan skema gambar, bagaimana jaringan sistem pendistribusian air bersih
dingin dan panas yang digunakan pada bangunan berlantai banyak!
4. Jelaskan pengaruh perubahan tekanan pada peralatan dan komponen dalam
bangunan yang diakibatkan oleh pendistribusian jaringan pipa air pada bangunan!
5. Bagaimana cara2 yang dapat dijadikan solusi dalam perancangan gedung agar tak
terjadi "hammer-shock" dan tekanan air yang terlalu tinggi (sehingga "life-cycle"
fixtures dan peralatan yang memanfaatkan fasilitas air dapat diperpanjang)?
6. Jelaskan teknik perhitungan untuk mengukuran kapasitas/volume tanki air bersih pada
puncak bangunan yang digunakan untuk pemakaian 50 orang!
7. Jelaskan dengan dilengkapi gambar skematik mengenai jaringan pembuangan air
kotor dalam bangunan!
8. Bagaimana cara kerja pipa "vent" dan rangkaiannya dengan berbagai fixtures pada
suatu bangunan berlantai banyak?
9. Jelaskan teknik perhitungan untuk mengukur kapasitas/volume "septic-tank" yang
harus tersedia pada bangunan dengan kapasitas 25 orang.
10. Uraikan berbagai macam limbah bangunan beserta pengelompokan pembuangan atau
penyalurannya, agar tidak mencemari lingkungan dan sekaligus ramah lingkungan!
----------------------------------------------------------------------------------- Selamat Bekerja --------- MK
Universitas Gadjah Mada 28
SOAL UJIAN UTILITAS
Nama peserta: ..........
Closed-book No mahasiswa: ......
Waktu total tersedia 100 menit
Paraf dan tanda-tangan : …………….
Pilih dan kerjakan 4 soal (1 soal wajib dan 3 soal pilihan) saja.
Lingkari nomor soal yang terpilih. Setiap soal maksimal bernilai 25 point, sehingga
total nilai maksimal 100 point.
Soal wajib dijawab:
Jelaskan mengenai pembahasan topik yang telah anda uraikan dalam presentasi tugas
kelompok dalam semester ini, sesuai kontribusi yang telah anda berikan dalam kelompok
tugas tsb! Sebutkan juga nomor kelompok / bab dan judul materi presentasi kelompok dan
yang anda kerjakan!
Soal pilihan (pilihlah 3 buah soal saja):
1. Jelaskan sistim pendistribusian air bersih (dengan dilengkapi gambar aksonometrinya)
dalam suatu bangunan berlantai banyak, mulai dari pengadaan dari sumbernya (agar
memenuhi persyaratan kesehatan / teknis), pengolahan / persediaan air, serta distribusi
air bersih dan air panas, peralatan pendukung, "tandon" / "reservoir" air untuk kebutuhan
persediaan penanggulangan kebakaran, dsb.
2. Uraikan cara perhitungan secara ringkas prinsip penyediaan tangki "reservoir" air bersih
di lantai dasar maupun pada "Water-Tower" dengan pertimbangan penggunaan pompa
air otomatis minimal sebuah. Persoalan: suatu bangunan berlantai 6, setiap lantainya
dihuni 20 orang dengan jumlah toilet per-lantainya 5 buah. Hitunglah apabila sistem yang
dipilih adalah "Up-Feed" dan alternativenya, apabila memilih sistem "Down-Feed",
sehingga terlihat perbedaan hasil yang menunjukkan tingkat efektifitas dari masing-
masing sistem distribusi air bersih tsb.
3. Jelaskan sistem pengelolaan dan pembuangan air kotor (limbah padat dan cair) dari
suatu bangunan berlantai banyak, mulai dari sistem bermacam-macam fixturenya
(wastafel, lantai mandi, WC, urinoir, dapur / limbah berminyak, "laundry" / limbah deterjen,
air hujan, dll, dengan memperhatikan metoda pembuangan yang sesuai dengan macam
limbah), cara penyaluran, pengumpulan, pengolahan, dll sehingga cukup aman untuk
diresapkan ke dalam tanah ataupun disalurkan ke jaringan riot kota!
Universitas Gadjah Mada 29
4. Uraikan cara perhitungan secara ringkas prinsip pengolahan air kotor di lantai dasar
bangunan dengan pertimbangan penggunaan "Septik-Tank" minimal sebuah. Persoalan:
suatu bangunan berlantai 6, setiap lantainya dihuni 20 orang dengan jumlah toilet per-
lantainya 5 buah. Hitunglah volume tangki penghancur limbah padat "Septik-Tank", dan
gambarkan pula sistem peresapan lokal dengan metoda horisontal dan alternatifnya, yaitu
sistem peresapan air limbah secara vertikal!
5. Jelaskan berbagai persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam menentukan sistem
pengendalian bahaya kebakaran pada bangunan berlantai banyak. Ada berapa cara /
macam peralatan dan bahan yang biasa digunakan untuk pengendalian bahaya
kebakaran pada bangunan, mulai dari yang portabel sampai dengan yang didistribusikan
menggunakan jaringan di dalam / luar bangunan?
6. Jelaskan persyaratan dan pertimbangan yang dipakai untuk menentukan pemilihan suatu
jenis alat transportasi vertikal pada bangunan berlantai banyak. Uraikan cara kerja setiap
sistem transportasi vertikal pada bangunan (dari berbagai macam alternatif peralatan
transportasi) yang menggunakan enerji listrik (meliputi "Elevator", "Escalator",
"Conveyor", "Dumb-Waiter", dll)! Lengkapi pula dengan gambar dan penjelasan setiap
macam metoda transportasi yang diuraikan!
7. Jelaskan dengan dilengkapi gambar, mengenai persyaratan dan pertimbangan pemilihan
transportasi vertikal dalam bangunan yang tanpa menggunakan enerji listrik, yaitu
"Ramp", tangga manual untuk fasilitas rutin (tangga umum), maupun tangga untuk
fasilitas darurat. Lengkapi dengan berbagai peralatan pendukung yang dibutuhkan untuk
kepentingan keselamatan semua pemakai!
------------------------------------------------------------------------------- Selamat Bekerja --- MKS
Recommended