View
3
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL
A. Produk Domestik Regional Bruto
KAJIAN
FISKAL
REGIONAL
Triwulan II 2019
Penyusun: Penanggung Jawab: Sudarmanto I Ketua Tim: Iwan Teguh Setiawan I Editor: I Anang R. I Haris Y I Desain Grafis: Dandy I Anggota: Sunoto. I Ketur Arya U. I Tulus Eko W. I Tukima I Kusumo Adi W. I
i
Puji syukur kami panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, Kajian Fiskal
Regional (KFR) Provinsi Maluku Triwulan II
Tahun 2019 dapat disusun dan diselesaikan
sesuai waktu yang telah ditentukan.
Penyusunan KFR ini adalah amanah
yang harus dilaksanakan oleh Kanwil Ditjen
Perbendaharaan pada setiap triwulan, guna
mengetahui kinerja sosial ekonomi
masyarakat dan kinerja fiskal daerah untuk
periode satu triwulan. Penyusunan KFR ini juga sebagai media pembelajaran yang sangat
berharga bagi segenap insan Ditjen Perbendaharaan dalam mengembangkan dan
meningkatkan kompetensinya.
Proses penyusunan KFR ini, merupakan tantangan yang harus dilalui, khususnya dalam
memaksimalkan pengumpulan data/informasi yang tersebar diberbagai instansi dan media
massa untuk selanjutnya dianalisis, sehingga kajian yang dihasilkan dapat komprehensif dan
aktual.
Kami menyadari bahwa hasil penyusunan KFR ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik, saran, masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan
dan penyempurnaan KFR ini.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyususnan KFR ini sehingga dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah
ditetapkan. Semoga Tuhan Yang Maha Pemurah akan membalas semua pengorbanan dan
kebaikannya Bapak/Ibu sekalian.
Kami berharap, semoga KFR ini dapat bermanfaat bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah lingkup Provinsi Maluku, akademisi dan pihak-pihak yang berkompeten dalam
kegiatan ekonomi regional di provinsi maluku, serta masyarakat Maluku pada umumnya, guna
meningkatkan kegiatan sosial ekonomi masyarakat Maluku yang lebih baik.
Ambon, 12 Agustus 2019
Plt. Kepala Kantor Wilayah
Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku
Sudarmanto
ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………. ii
I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1
A. Produk Domestik Regional Bruto………….…………………………............ 1
B. Inflasi ……………………………..…………………………………………….. 2
C. Indikator Kesejahteraan……………….………………………………........... 3
II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI PELAKSANAAN APBN 7
A. Pendapatan Negara……………….………………………………………….. 8
B. Belanja Negara………………………………………………………………… 10
C. Prognosis Realisasi APBN…………………………………………………… 12
III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI PELAKSANAAN APBD 13
A. Pendapatan Daerah…………………………………………………………… 14
B. Belanja Daerah………………………………………………………………… 17
C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2019…………. 18
IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI PELAKSANAAN
ANGGARAN KONSOLIDASI (APBD DAN APBD
19
A. Laporan Pemerintah Konsolidasian…………………………………………. 19
B. Pendapatan Konsolidasian…………………………………………………… 20
C. Belanja Konsolidasian………………………………………………………… 21
D. Analisis Kontribusi Belanja Pemerintah Terhadap PDRB………………… 22
V. BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH 23
A. Inflasi Maluku: Dari Tiket Pesawat Hingga Beras Mahal.........…………… 23
B. Perkembangan Pembangunan Blok Masela..……… ................…………. 25
LAMPIRAN………………………………………………………………………………… 26
1
A. PRODUK DOMESTIK REGIONAL
BRUTO
Triwulan II Tahun 2019, PDRB Maluku dibawah target.
Perekonomian Maluku pada Triwulan II
2019 yang diukur berdasarkan Produk
Domestik Regional Bruto atas dasar harga
berlaku mencapai Rp11,44 triliun dan atas
harga konstan 2010 mencapai Rp7,70
triliun. Ekonomi Maluku triwulan II 2019
tumbuh 6,09% (yoy), lebih tinggi bila
dibandingkan dengan tingkat nasional
yang sebesar 5,07% (yoy).
Pertumbuhan perekonomian ini
didukung oleh hampir semua lapangan
usaha kecuali Pertambangan dan
Penggalian yang mengalami kontraksi
sebesar 4,60 %. Pertumbuhan tertinggi
dicapai oleh kategori konstruksi sebesar
8,96%; diikuti oleh penyediaan akomodasi,
makan dan minum sebesar 7,98% dan
perdagangan besar dan eceran, reparasi
mobil dan sepeda motor sebesar 7,91%.
Dari sisi Pengeluaran, pertumbuhan
tertinggi dicapai oleh Komponen
Pengeluaran Konsumsi LNPRT yang
tumbuh sebesar 11,65%.
Struktur PDRB Provinsi Maluku
menurut lapangan usaha atas dasar harga
berlaku pada triwulan II tahun 2019 tidak
menunjukkan perubahan yang berarti.
Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan; Lapangan Usaha
Admintsrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib; dan Lapangan
Usaha Perdagangan Besar-Eceran dan
Reparasi Mobil Sepeda-Motor masih
mendominasi PDRB Provinsi Maluku di
triwulan II tahun 2019.
Bila dilihat dari penciptaan sumber
pertumbuhan ekonomi Maluku triwulan II
tahun 2019 (yoy), Lapangan Usaha
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib memiliki
sumber pertumbuhan tertinggi sebesar
1,58%; diikuti Lapangan Usaha Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan sebesar 1,40%;
dan Lapangan Usaha Perdagangan
sebesar 1,17 %.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan
ekonomi triwulan II tahun 2019 terhadap
triwulan II tahun 2018 (yoy) terjadi pada
beberapa komponen pengeluaran.
Target dan Realisasi PDRB Maluku
2018 - 2019 (yoy)
Grafik
I.1
Sumber: BPS Provinsi Maluku
2
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh
Komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT
sebesar 11,65%; diikuti oleh Pengeluaran
Konsumsi Rumah Tangga sebesar 7,04 %
dan Pembentukan Modal tetap Bruto
sebesar 4,79 %.
Struktur PDRB Provinsi Maluku
menurut Pengeluaran atas dasar harga
berlaku triwulan II tahun 2019 masih
didominasi oleh Pengeluaran Konsumsi
Rumah Tangga yang mencakup lebih dari
separuh PDRB Provinsi Maluku.
Komponen lainnya yang memberikan
peran besar terhadap PDRB secara
berturut-turut adalah PMTB, Ekspor Luar
Negeri dan Impor Luar Negeri.
Berdasarkan dokumen Kebijakan
Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (KUA) tahun 2019, Provinsi
Maluku mempunyai target pertumbuhan
ekonomi pada tahun 2019 sebesar 6,20%,
sementara realisasi triwulan II tahun 2019
sebesar 6,09%. Artinya Pemerintah
Provinsi Maluku perlu mengambil langkah
untuk mencapai target pertumbuhan yang
diharapkan.
B. Inflasi
Inflasi di Provinsi Maluku diwakili oleh
2 kota yaitu Kota Ambon dan Kota Tual.
Inflasi Maluku sampai dengan Juni 2019
(ytd) sebesar 3,24% lebih tinggi dari
tingkat nasional sebesar 2,05%. Pada
bulan Juni (mtm) terjadi inflasi sebesar
0,49% lebih rendah dari tingkat nasional
yang sebesar 0,55%. Dan inflasi tahunan
(yoy) mencapai 4.10% lebih tinggi dari
inflasi nasional 3,28%.
Pada Juni 2019 terjadi inflasi di Kota
Ambon sebesar 0,42% akibat terjadinya
kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK)
dari 133,89 pada Mei 2019 menjadi 134,45
pada Juni 2019. Inflasi tahun kalender
Inflasi Maluku dan Indonesia
2018 - 2019 (mtm)
Grafik
I.2
Sumber: BPS Provinsi Maluku
Inflasi Maluku dan Indonesia
2018 - 2019 (ytd)
Grafik
I.3
Sumber: BPS Provinsi Maluku
Mei 2019 Juni 2019 mtm ytd yoy
Umum 133,89 134,45 0,42 3,24 4,01
Bahan Makanan 136,67 136,23 -0,32 5,42 -3,62
Makanan Jadi, Minuman, Rokok 129,68 132,14 1,90 6,62 12,81
Perumahan, Air, Listrik, Gas 127,60 127,80 0,16 0,03 2,60
Sandang 130,60 134,63 3,09 5,82 8,07
Kesehatan 122,62 123,01 0,32 1,33 2,43
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 137,75 137,69 -0,04 0,21 1,44
Trasnsportasi, Komunikasi dan Jasa 144,75 144,49 -0,18 3,67 9,70
Sumber: BPS Provinsi Maluku
Tabel I.1 IHK Kota Ambon Juni 2019
IHK Inflasi Juni 2019Kelompok Pengeluaran
3
Kota Ambon pada Juni 2019 sebesar
3,24% dan inflasi tahun ke tahun (Juni
2019 terhadap Juni 2018) sebesar 4,01%.
Pada Juni 2019 di Kota Tual terjadi
inflasi sebesar 1,15% akibat adanya
kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK)
dari 159,00 pada Mei 2019 menjadi 160,83
pada Juni 2019. Inflasi tahun kalender
Kota Tual pada Juni 2019 sebesar 3,24%
dan inflasi tahun ke tahun (Juni 2019
terhadap Juni 2018) sebesar 4,99%.
Kelompok bahan makanan dan
sandang masih menjadi penyumbang
terbesar inflasi Maluku. Hal ini terkait
dengan peningkatan permintaan selama
dan pasca bulan Ramadhan (Mei-Juni
2019). Angkutan udara juga masih
mengalami inflasi meskipun tercatat
adanya penurunan tingkat inflasi pada
Bulan Juni 2019.
Target Inflasi Maluku (ytd) sesuai
dengan dokumen KUA tahun 2019
sebesar 1,06-1,86%. Sedangkan TPID
Maluku menargetkan inflasi Maluku (yoy)
sebesar 3,5%±1%. Dari target tersebut,
realisasi sampai dengan Juni 2019
menunjukkan bahwa inflasi di Provinsi
Maluku perlu segera mendapatkan
perhatian.
C. INDIKATOR KESEJAHTERAAN
Indikator Kesejahteraan masyarakat
dapat diukur dengan tingkat kemiskinan,
tingkat ketimpangan (gini rasio) dan tingkat
pengangguran terbuka pada suatu daerah.
1. Tingkat Kemiskinan
Tingkat kemiskinan di Maluku terus
mengalami perbaikan. Tingkat Kemiskinan
Kemiskinan Maluku – Indonesia
2018 - 2019
Grafik
I.4
Sumber: BPS Provinsi Maluku
Mei 2019 Juni 2019 mtm ytd yoy
Umum 159,00 160,83 1,15 3,24 4,99
Bahan Makanan 173,65 179,41 3,32 8,87 7,00
Makanan Jadi, Minuman, Rokok 168,24 168,51 0,16 0,43 1,55
Perumahan, Air, Listrik, Gas 125,5 125,76 0,21 0,75 1,85
Sandang 167,9 167,92 0,01 3,02 4,53
Kesehatan 162,83 163,34 0,31 2,09 3,09
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 124,81 125,02 0,17 0,50 1,17
Transportasi, Komunikasi dan Jasa 184,96 182,09 -1,55 -4,18 10,55
Tabel I.2 IHK Kota Tual Juni 2019
IHK Inflasi Juni 2019Kelompok Pengeluaran
Sumber: BPS Provinsi Maluku
Untuk menjaga tingkat inflasi, Tim Pengendalai Inflasi Daerah (TPID) dan pemda harus memperhatikan ketersediaan 2 kelompok penyumbang inflasi yaitu bahan makanan dan transpor. Khusus bahan makanan, perlu diwaspadai terkait dengan kondisi cuaca yang kurang bersahabatdan juga mendekati hari raya natal dan tahun baru pada triwulan IV. Beberapa rekomendasi yang dapat diberikan kepada TPID antara lain: Mengatur stock barang khususnya
bahan makanan terutama ikan akibat cuaca yang kurang bersahabat, memperlancar arus distribusi barang dengan memanfaatkan Tol Laut, membangun konektivitas antar daerah di wilayah Maluku dengan memanfaatkan berbagai moda transportasi (kapal laut dan pesawat udara), memperbanyak kerjasama dengan penyedia transportasi khususnya pada hari-hari besar keagamaan
4
pada periode 2014-2019 di Provinsi
Maluku menunjukkan tren yang semakin
menurun dari waktu ke waktu. Apabila
dibandingkan antara periode Maret 2019
yang tingkat kemiskinannya sebesar 17,69
% ke Maret 2018 yang tingkat
kemiskinannya 18,12 % terjadi penurunan
persentase kemiskinannya sebesar
0,43%. Dalam empat tahun terakhir
(September 2015 sampai dengan Maret
2019), persentase penduduk miskin
berkurang 1,67%.
Bila dibandingkan dengan nasional,
kemiskinan di Provinsi Maluku masih
cukup tinggi. Pada Maret 2019 jumlah
penduduk miskin Maluku sebanyak
316.651 jiwa atau sebesar 17,69%, lebih
tinggi dari tingkat nasional sebesar 9,41 %.
Tingkat Kemiskinan Maluku berada pada
peringkat 4 dari 34 Provinsi di Indonesia.
Penyebab tingginya kemiskinan di Provinsi
Maluku antara lain karena perekonomian
Maluku masih mengandalkan APBN dan
APBD sebagai pendorong utama
(Rijoly:2019), infrastruktur yang belum
memadai; konektivitas antar pulau yang
belum baik; tingkat pendidikan yang
rendah, dan investasi yang rendah di
Provinsi Maluku. (Kaplale:2012)
(Mahulauw, Santosa, Mahardika: 2016).
Sementara Dana Desa belum dapat
dimanfaatkan untuk menekan kemiskinan
dengan melihat indikator penduduk miskin
di desa yang mengalami kenaikan 0,19 %
pada Bulan Maret 2019 dibandingkan
Bulan Maret 2018.
Berdasarkan data Kebijakan Umum
Anggaran 2019 Provinsi Maluku, angka
kemiskinan Maluku dipatok pada 17,19%.
Angka kemiskinan terakhir masih jauh dari
target yang diharapkan oleh Pemerintah
Provinsi Maluku.
2. Gini Ratio
Maluku mempunyai tingkat
ketimpangan yang lebih baik daripada
tingkat nasional. Gini Ratio Provinsi
Maluku pada Maret 2019 tercatat sebesar
0,324. Angka ini menurun sebesar 0,002
poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio
Bulan September 2018. Gini Ratio Maluku
lebih baik dari tingkat nasional yang
sebesar 0,382. Hal ini menunjukkan bahwa
ketimpangan antara penduduk kaya dan
penduduk miskin di wilayah Maluku lebih
rendah dibandingkan dengan tingkat
nasional.
Turunnya Gini Ratio Maluku
menunjukkan penguatan perekonomian
Gini Ratio Maluku – Indonesia
2018 - 2019
Grafik
I.5
Sumber: BPS Provinsi Maluku
5
penduduk. Hal ini merefleksikan
peningkatan pendapatan kelompok
penduduk bawah hasil dari upaya
pemerintah dengan menggelontorkan
beragam skema perlindungan dan bantuan
sosial di bidang pendidikan, kesehatan,
dan kesejahteraan lainnya yang dijalankan
oleh pemerintah.
Berdasarkan dokumen Kebijakan
Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (KUA) tahun 2019, Provinsi
Maluku mempunyai target ketimpangan
regional sebesar 0,325. Diharapkan
dengan penguatan perekonomian
penduduk kelas menengah dan
peningkatan pendapatan kelompok
penduduk bawah yang lebih cepat dari
kelompok penduduk berpedapatan 20%
teratas akan dapat memengaruhi
perbaikan tingkat ketimpagan pengeluaran
di Maluku.
3. Ketenagakerjaan
Jumlah angkatan kerja di Maluku pada
Februari 2019 tercatat sebanyak 764.939
orang, berkurang sebanyak 7.235 orang
atau terjadi penurunan angkatan kerja
sebesar 0,94 %. Sementara jumlah
penduduk yang bekerja di Maluku pada
Februari 2019 sebanyak 712.118 orang,
berkurang sebanyak 3.098 orang
dibanding keadaan Februari 2018 yang
tercatat sebanyak 715.216 orang.
Jumlah penganggur pada Februari
2019 di Maluku tercatat sebanyak
52.821 orang mengalami penurunan
sebanyak 4.137 orang atau sebesar
7,26 % dibanding keadaan Februari
2018 yang tercatat sebanyak 56.958
orang. Dengan demikian, Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) Maluku
mengalami penurunan dari 7,38 % pada
Februari 2018 menjadi 6,91% pada
Februari 2019.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
adalah indikator yang dapat digunakan
untuk mengukur tingkat penawaran tenaga
kerja yang tidak digunakan atau tidak
terserap oleh pasar kerja. Jika dilihat
berdasarkan wilayah, TPT di perkotaan
cenderung lebih tinggi dibanding TPT di
perdesaan. Pada Februari 2019, TPT di
perkotaan sebesar 10,37 persen,
sedangkan TPT di perdesaan sebesar
Komposisi Tenaga Kerja Maluku
2018 - 2019
Grafik
I.6
Sumber: BPS Provinsi Maluku
Tingkat Pengangguran Terbuka
Maluku – Indonesia 2018 - 2019
Grafik
I.7
Sumber: BPS Provinsi Maluku
6
4,32 persen. Dibanding setahun yang lalu,
terjadi penurunan tingkat pengangguran di
perkotaan namun di perdesaan terjadi
peningkatan, yaitu TPT di perkotaan turun
sebesar 2,07 persen poin, dan TPT di
perdesaan naik sebesar 0,85 persen poin.
Sesuai dokumen Kebijakan Umum
Anggaran 2019 Provinsi Maluku, angka
pengangguran di Maluku diharapkan tidak
lebih dari 7,16%. Angka pengangguran
pada periode terakhir telah memenuhi
target yang diharapkan oleh Pemerintah
Provinsi Maluku. Namun perlu
mendapatkan perhatian pula bahwa pada
periode Bulan Agustus angka
pengangguran Maluku cenderung
mengalami kenaikan.
TPT Kota dan Desa di Maluku
2017 - 2019
Grafik
I.8
Sumber: BPS Provinsi Maluku
Sumber: BPS Provinsi Maluku
Dalam rangka pencapaian perekonomian yang optimal harus didukung dengan SDM yang memadai
(Fitriani,2018). Provinsi Maluku perlu memberikan perhatian lebih terhadap bidang-bidang kesehatan, pendidikan,
investasi dan pemberdayaan usaha kecil dan wirausaha (Moeheriono,2005; Suhartini,2018; Zakaria,2018).
Direkomendasikan kepada Pemerintah Provinsi Maluku untuk:
a. Memperluas jangkauan dan pelayanannya misal memberikan subsidi secara langsung, pemberian beasiswa
prestasi dan optimalisasi DAK Fisik dan Dana Desa untuk bidang pendidikan dan kesehatan.
b. Mendorong terciptanya iklim penanaman modal terpercaya dan berdaya saing, kondusif dan responsif melalui
kepastian regulasi dan kebijakan daerah.
c. Pelatihan kerja, pengembangan sertiftikasi kompetensi dan kurikulum menyesuaikan pasar.
d. Pemberdayaan usaha kecil bagi wirausaha dari pemerintah dan kemudahan fasilitas yaitu akses modal kerja,
pembimbingan teknis dan pendampingan dengan optimalisiasi program KUR dan Pembiayaan UMi.
7
Realisasi Belanja APBN wilayah Maluku
Triwulan II Tahun 2019 belum optimal.
Realisasi Pendapatan APBN di Provinsi
Maluku sampai dengan triwulan II tahun
2019, mencapai Rp817,35 miliar atau
34,08% dari estimasi pendapatan 2019.
Angka ini tumbuh 7,66% dari triwulan II
tahun 2018. Sementara realisasi belanja
sebesar Rp9.339,44 miliar atau 43,86%
dari pagu yang disediakan. Angka ini lebih
tinggi dibanding triwulan II tahun 2018.
Sehingga sampai akhir triwulan II tahun
2019 terjadi defisit sebesar Rp8.522,09
miliar meningkat dibanding triwulan II
tahun 2018.
Pagu 2018 Pagu 2019
A. PENDAPATAN NEGARA 2.398,57 759,17 2.398,40 817,35
I. PENERIMAAN PERPAJAKAN 2.398,57 599,30 2.150,33 647,12
1. Penerimaan Pajak DN 2.259,25 599,00 1.991,83 646,71
2. Pajak Perdagangan Internasional 139,32 0,30 158,50 0,41
II. PNBP 159,87 248,07 170,23
III. HIBAH - - - -
B. BELANJA NEGARA 20.567,78 8.862,12 21.292,37 9.339,44
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 8.057,75 2.578,96 8.339,64 2.962,43
1. Belanja Pegawai 2.641,51 1.227,19 2.785,53 1.363,62
2. Belanja Barang 3.168,38 843,92 3.117,09 1.122,59
3. Belanja Modal 2.232,92 503,68 2.419,55 471,11
4. Pembayaran Kewajiban Utang - - 17,48 -
5. Subsidi - - - -
6. Belanja Hibah - - - -
7. Belanja Bantuan Sosial 14,94 4,17 - 5,12
8. Belanja Lainnya - - - -
II. TRANSFER KE DAERAH 11.546,54 5.708,49 11.830,22 5.707,50
1. Dana Perimbangan 11.438,04 5.654,24 11.747,95 5.666,36
a. Dana Transfer Umum 8.251,22 4.743,68 8.465,91 4.866,63
1) Dana Bagi Hasil 292,53 104,62 268,57 86,27
2) Dana Alokasi Umum 7.958,69 4.639,06 8.197,34 4.780,36
b. Dana Transfer Khusus 3.186,82 910,56 3.282,03 799,73
1) DAK Fisik 1.867,54 251,48 1.816,27 127,86
2) DAK Non Fisik 1.319,27 659,08 1.465,76 671,88
2. Dana Insentif Daerah (DID) 108,50 54,25 82,27 41,14
3. Dana Otonomi Khusus - - - -
III. DANA DESA 963,49 574,67 1.122,51 669,51
C. SURPLUS/DEFISIT (18.169,21) (8.102,95) (18.893,97) (8.522,09)
Sumber: OMSPAN, Simtrada (diolah)
s.d Akhir Triwulan II Tahun 2018 dan Tahun 2019
Tahun 2018 Tahun 2019
(dalam miliar Rp)
Uraian
Pagu dan Realisasi APBN Provinsi Maluku
8
A. Pendapatan Negara
Pendapatan Negara di Maluku Tumbuh 7,66%.
Pendapatan Negara di Provinsi Maluku
sampai dengan triwulan II tahun 2019,
mencapai Rp817,35 miliar. Sebagian
besar pendapatan ini disumbang oleh
Penerimaan Perpajakan yang sebesar
79,17% dari total pendapatan negara di
triwulan II tahun 2019 ini.
1. Pendapatan Perpajakan
Sampai dengan akhir triwulan II 2019,
realisasi pendapatan pajak sebesar
Rp647,12 milyar atau 30,09% dari target
yang ditetapkan. Angka ini meningkat
7,98% dibanding triwulan yang sama
tahun 2018. Pendapatan pajak sampai
triwulan ini dipengaruhi oleh Pajak
Penghasilan (PPh) yang mampu tumbuh
11,81% dan Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) yang mampu tumbuh 4,10% dari
periode yang sama tahun sebelumnya.
a) Pajak Penghasilan (PPh)
Realisasi PPh sampai dengan triwulan
II tahun 2019 sebesar Rp380,13 miliar
tumbuh 11,81% dari triwulan II tahun
2018. Penerimaan PPh di Provinsi Maluku
memiliki trend yang relatif sama selama
empat tahun terakhir. Kenaikan cukup
tinggi terjadi pada tahun 2017 dimana
terdapat kebijakan tax amnesty pada
triwulan kedua tahun tersebut.
b) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Realisasi PPN di Provinsi Maluku pada
triwulan II 2019 sebesar Rp264,13 miliar,
atau tumbuh 4,10% dibanding dengan
penerimaan triwulan II tahun 2018. Tren
realisasi PPN di Provinsi Maluku tidak
mengalami perubahan selama empat
tahun terakhir. Penerimaan terbesar PPN
tercatat terealisasi di wilayah Kota Ambon.
Kabupaten Maluku Tengah dan
Kabupaten Maluku Tenggara.
c) Pajak Penjualan Barang Mewah
(PPnBM)
Realisasi penerimaan PPnBM di
Maluku sampai dengan triwulan II tahun
2019 sebesar Rp370,30 juta merupakan
peningkatan dibanding penerimaan
sampai triwulan II tahun 2018 yang
sampai triwulan tersebut belum ada
Realisasi PPh di Provinsi Maluku
2017-2019
Grafik
II.1
Sumber: spanint.kemenkeu.go.id
Realisasi PPN di Provinsi Maluku
2017-2019
Grafik
II.2
Sumber: spanint.kemenkeu.go.id
9
realisasi. Kondisi ini mengindikasikan
bahwa konsumsi barang yang termasuk
dalam kategori barang mewah di Maluku
berfluktuasi dari tahun ke tahun.
d) Penerimaan Cukai
Realisasi penerimaan Cukai di Provinsi
Maluku selama triwulan II 2019 sebesar
Rp25 juta atau mengalami penurunan
sebesar 78,34% dibanding penerimaan
pada triwulan II tahun 2018. Penerimaan
Cukai berasal dari Kota Ambon sebagai
pintu gerbang utama lalu lintas
perdagangan Provinsi Maluku.
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP)
Sampai dengan akhir triwulan II 2019,
realisasi PNBP mencapai Rp170,23 miliar
atau sudah mencapai 68,62% dari target
yang diharapkan. Angka ini lebih tinggi
6,48% dibanding triwulan II tahun 2018.
Peningkatan signifikan pada realisasi
PNBP ini disebabkan dicatatnya
Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU)
sebesar Rp59,82 miliar.
a) PNBP Pendapatan Kesehatan,
Perlindungan Sosial dan Keagamaan.
Realisasi PNBP Pendapatan
Kesehatan, Perlindungan Sosial dan
Keagamaan sampai dengan triwulan II
2019 sebesar Rp30,45 miliar, atau
turun 5,65% dibanding triwulan II tahun
2018. Pendapatan terbesar berasal
dari Pendapatan Kesehatan terutama
dari pendapatan dari BPJS Kesehatan
pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Lanjutan (FKTL) sebesar Rp18,15
miliar.
Realisasi PPnBM di Provinsi Maluku
2017-2019
Grafik
II.3
Sumber: spanint.kemenkeu.go.id
Realisasi Cukai di Provinsi Maluku
2017-2019
Grafik
II.4
Sumber: spanint.kemenkeu.go.id
Untuk dapat memenuhi target Penerimaan Pajak
di Maluku direkomendasikan :
1. Mengingat profil perpajakan di Maluku yang lebih
dari 50% disumbangkan oleh pemungutan pajak
belanja negara (APBN dan APBD), maka petugas
pajak pajak dapat bekerjasama dengan Pengelola
Keuangan APBN dan APBD untuk mematuhi
kewajiban perpajakan,
2. Melakukan ekstensifikasi ke pusat-pusat ekonomi
di luar kota Ambon yang belum tersentuh oleh
petugas pajak.
3. Menggali potensi perpajakan dari dana desa yang
jumlahnya lebih dari Rp1,12 triliun rupiah di tahun
2019.
10
b) PNBP Pendapatan Pendidikan,
Budaya, Riset dan Teknologi.
Realisasi PNBP Pendapatan
Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi
sampai dengan triwulan II 2019 sebesar
Rp17,15 miliar turun 73,44% dari triwulan
II 2018. Hal ini dipengaruhi oleh turunnya
pendapatan biaya pendidikan yang turun
dari Rp57,49 miliar pada Triwulan II 2018
menjadi RpRp16,49 miliar pada Triwulan
II 2019. PNBP Pendapatan Pendidikan,
Budaya, Riset dan Teknologi sebagian
besar disumbang oleh Pendapatan
Pendidikan terutamanya Pendapatan
Biaya Pendidikan sebesar Rp16,49 miliar.
B. Belanja Negara
Realisasi belanja negara di Maluku mencapai 43,86% dari Pagu.
Pagu untuk belanja negara di tahun
2019 sebesar Rp21,29 triliun. Realisasi
sampai dengan triwulan II 2019 sebesar
Rp9,34 triliun. Realisasi sampai dengan
triwulan II 2019 ini meningkat 5,39%
dibanding dengan triwulan yang sama
tahun 2018. Realisasi belanja negara
sampai dengan triwulan II di Maluku tidak
menunjukkan tren perubahan semenjak
tahun 2016.
1. Belanja Pemerintah Pusat
Belanja pemerintah pusat terealisasi
sebesar Rp2,96 triliun atau 36,52% dari
pagu yang disediakan. Realisasi terbesar
oleh belanja pegawai sebesar Rp1,36
triliun atau 48,95% dari pagu. Belanja
barang terealisasi 36,01% atau Rp1,12
triliun sementara untuk belanja modal
terealisasi 19,47% atau Rp0,47 triliun dari
pagu yang disediakan. Sedangkan
realisasi belanja bantuan sosial sampai
akhir triwulan II tahun 2019 mencapai
29,27% atau Rp5,12 miliar.
Presentase belanja negara pada
triwulan II diharapkan telah mencapai
paling kurang 40% dari jumlah pagu yang
disediakan. Hal ini untuk memastikan
Realisasi PNBP 4253 di Maluku
2017-2019
Grafik
II.5
Realisasi PNBP 4254 di Maluku
2017-2019
Grafik
II.6
Sumber: spanint.kemenkeu.go.id
Realisasi Belanja Pusat di Maluku
2017-2019
Grafik
II.7 k
Sumber: spanint.kemenkeu.go.id
Sumber: spanint.kemenkeu.go.id
11
bahwa seluruh kegiatan pemerintahan
telah terbiayai dengan semestinya.
Dengan pelaksanaan anggaran yang
terarah diharapkan pencapaian tujuan
pembangunan dapat dibiayai dengan
dana yang memadai disetiap tahap
triwulannya.
Dengan melihat data realisasi belanja
negara di Maluku selama empat tahun
sebelumnya, diketahui bahwa realisasi
belanja pegawai dan belanja barang
cenderung mengalami peningkatan,
sementara belanja modal memiliki
kecenderungan untuk menurun.
Mengingat pertumbuhan ekonomi di
Maluku dinilai masih sangat tergantung
dari pengeluaran APBN, maka rendahnya
realisasi belanja modal perlu menjadi
perhatian khusus untuk lebih mendorong
perekonomian Maluku dimasa yang akan
datang.
2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Transfer ke Daerah dan Dana Desa
sampai triwulan II 2019 terealisasi Rp5,70
triliun atau 48,25% dari total pagu yang
disediakan. Dana Bagi Hasil tersalurkan
32,12% atau Rp86,27 miliar sedangkan
realisasi DAU mencapai 58,32% atau
sebesar Rp4,78 triliun. Untuk Dana
Transfer Khusus, DAK Fisik telah
tersalurkan 7,04% atau 127,86 miliar
sedangkan DAK Non Fisik mencapai
45,84% atau Rp671,88 miliar. Dana
Insentif Daerah (DID) telah tersalurkan
50%nya yaitu Rp41,14 miliar sedangkan
Dana Desa telah tersalurkan sebesar
Rp669,51 miliar atau 59,64% dari pagu
yang tersedia.
3. Badan Layanan Umum
Pada tahun 2019 terdapat tiga satuan
kerja yang menerapkan pola pengelolaan
keuangan Badan Layanan Umum yaitu
Universitas Pattimura Ambon, Rumah
Sakit Tk II dr. J.A. Latumeten Ambon dan
Rumah Sakit Bayangkara Ambon.
Diharapkan dengan menjadi satker BLU
akan dapat memberikan pelayanan
-
2.000,00
4.000,00
6.000,00
DBH DAU DF DNF DID DD
mili
ar r
up
iah
2017 2018 2019
BLU 2017 2018
Pendapatan 122.654.307.619 118.943.662.528
Belanja 290.164.512.413 304.119.427.514
Aset 2.406.930.562.981 2.488.940.624.392
Pendapatan 35.627.145.808 44.367.281.833
Belanja 34.914.570.650 43.410.268.130
Aset 40.125.752.346 41.443.920.185
Pendapatan 16.637.966.300 14.518.082.733
Belanja 17.879.788.254 18.286.780.144
Aset 24.197.561.799 27.396.183.494
Sumber: Kanwi l DJPb Provins i Maluku
Universitas Pattimura
RS dr JA Latumeten
RS Bhayangkara
Posisi Keuangan BLU di Provinsi Maluku
Realisasi Dana Transfer dan Dana
Desa di Provinsi Maluku 2017-2019
Grafik
II.8
Sumber: spanint.simtrada.go.id
Meskipun secara realisasi, belanja pemerintah
pusat Triwulan II 2019 mengalami peningkatan dari
Triwulan II 2018, namun secara persentase masih
dibawah target. Untuk itu direkomendasikan kepada
satuan kerja untuk dapat meningkatkan realisasi
belanja, terutama belanja barang dan belanja modal
yang dapat menjadi pendorong perekonomian di
Maluku.
12
kepada masyarakat dengan lebih baik,
lebih bersaing namun tetap memegang
prinsip efisiensi dan produktivitas.
Dengan melihat perkembangan aset,
realisasi pendapatan dan belanja tahun
2017-2018 menunjukkan bahwa
penerapan pengelolaan keuangan
sebagai BLU akan memberikan peluang
kepada satker-satker tersebut untuk lebih
mengembangkan diri dan meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat.
4. Manajemen Investasi Pusat
Terdapat 2 pinjaman Pemerintah
Provinsi Maluku yang merupakan hasil
restrukturisasi telah lunas, sementara 2
pinjaman merupakan induk perjanjian
masih dalam proses restrukturisasi.
Sedangkan PDAM Kota Ambon memiliki 2
perjanjian dalam proses penghapusan.
C. Prognosis Realisasi APBN
Realisasi APBN di Maluku tahun 2019 diperkirakan optimal pada triwulan IV tahun 2019.
Jika dalam suatu deret terdapat
gerakan naik ataupun turun dalam jangka
panjang, maka deret tersebut deret yang
mengandung unsur kecenderungan
(Makridakis, dkk., 1999). Berdasarkan hal
tersebut penyusunan prognosis realisasi
APBN menggunakan aplikasi Minitab®
dengan metode Double Exponential
Smooting (hasil sebagaimana dalam
lampiran) dengan hasil proyeksi
sebagaimana tabel dibawah ini. Hasil
proyeksi tersebut sejalan dengan kondisi
penerimaan perpajakan sampai triwulan II
2019 tumbuh cukup baik, mengingat
target yang cukup besar. Sementara dari
sisi belanja, adanya efisiensi dan
penghematan alamiah dari sisa kontrak,
diperkirakan belanja negara sampai
dengan triwulan IV akan mencapai sekitar
98,37% atau Rp12.943,40 miliar.
(miliar rupiah)
Pagu
Rp Rp % Rp %
Pendapatan Negara 2.150,33 817,35 38,01% 2.050,78 95,37%
Belanja Negara 21.292,37 9.339,44 43,86% 20.945,40 98,37%
Surplus/Defisit (19.142,04) (8.522,09) 44,52% (18.894,63) 98,71%
Sumber: Kanwi l DJPb Provins i Maluku; Minitab v14
UraianRealisasi s.d Triwulan II 2019 Perkiraaan Realisasi s.d Triwulan IV 2019
Prognosis Realisasi APBN Lingkup Provinsi Maluku
s.d Triwulan IV Tahun 2019
No Debitur Nomor Perjanjian Keterangan
1 Pemprov Maluku RDI-358/DP3/1999 Hak Tagih Pemerintah sebesar
Rp59.017.326.533,02 (cut off date
restrukturisasi sehingga dari semester
sebelumnya hak tagih tetap)
2 Pemprov Maluku PRJ-139/MK.11/1983 Hak Tagih Pemerintah sebesar
Rp10.000.030,00 (cut off date
restrukturisasi sehingga dari semester
sebelumnya hak tagih tetap)
3 Pemprov Maluku AMA-155/PRJ-139B Hak Tagih Pemerintah sebesar Rp0,00
4 Pemprov Maluku AMA-164/RDI-358/2012 Hak Tagih Pemerintah sebesar Rp0,00
5 PDAM Kota Ambon 12/029/IBRD/PP Hak Tagih Pemerintah sebesar Rp0,00
6 PDAM Kota Ambon SLA-12/029/IBRD/PP Hak Tagih Pemerintah sebesar
Rp589.182.544,00
Sumber: Kanwil DJPb Provinsi Maluku
Daftar Penerusan Pinjaman di Wilayah Kerja Kanwil DJPb Provinsi Maluku 2019
Pemerintah Provinsi Maluku diharapkan dapat segera
menyampaikan surat pengajuan kembali debt swap
sebagai bentuk restrukturisasi pinjaman sebelum
tanggal 28 September 2019 agar tidak menambah
beban pada APBD
13
Realisasi Belanja APBD wilayah Maluku
Triwulan II Tahun 2019 belum optimal.
Wilayah Maluku terdiri atas dua belas
pemerintah daerah (pemda)
provinsi/kabupaten/kota. Secara umum
realisasi Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) pemda lingkup
Provinsi Maluku mengalami penurunan
dibandingkan periode yang sama tahun
2018. Realisasi APBD agregat pemda di
wilayah Maluku sampai dengan Triwulan II
Tahun 2019, adalah sebagaimana tabel
III.1 dibawah ini:
Realisasi pendapatan mengalami penurunan 3,63%.
Pendapatan secara agregat sampai
dengan triwulan II tahun 2019 mencapai
Rp6,05 triliun (41% dari target), mengalami
penurunan dibandingkan triwulan II 2018
yang sebesar Rp6,28 triliun. Penurunan
realisasi pendapatan ini dipengaruhi oleh
pendapatan transfer dari Pemerintah
Pusat yang mengalami penurunan 5,81%,
meskipun Pendapatan Asli Daerah (PAD)
mengalami kenaikan sebesar 6,36% dan
Lain-lain pendapatan Daerah yang sah
mengalami kenaikan sebesar 54,49%.
ALOKASI REALISASI ALOKASI REALISASI
14,440.33 6,284.90 14,771.17 6,056.58
1,508.69 331.88 1,324.26 353.00
Pendapatan Transfer 12,529.99 5,862.13 12,845.84 5,563.17
Transfer Pemerintah Pusat 12,361.40 5,822.18 12,644.98 5,483.82
Dana Bagi Hasil Pajak 243.47 99.98 185.84 56.33
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 98.36 - 98.75 22.87
Dana Alokasi Umum 7,958.69 4,431.61 8,197.34 4,552.35
Dana Alokasi Khusus 3,192.76 837.46 3,276.51 404.44
Dana Insentif Daerah 868.12 453.13 886.54 447.83
Transfer Pemerintah Provinsi 168.19 21.84 200.86 79.35
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang sah 401.65 90.89 601.07 140.41
13,518.84 4,072.93 13,066.48 3,711.95
Belanja Pegaw ai 4,570.46 1,929.52 4,791.56 1,962.53
Belanja Barang 4,075.42 958.38 3,905.98 1,032.83
Belanja Bunga 1.50 - 4.47 2.08
Belanja Subsidi 17.55 4.97 23.92 10.74
Belanja Hibah 980.18 612.71 808.55 329.22
Belanja Bantuan Sosial 65.93 17.08 78.12 25.65
3,764.67 530.16 3,398.25 334.16
43.14 20.11 55.63 14.73
905.57 354.61 2,025.82 436.43
Jumlah Belanja Dan Transfer 14,424.41 4,427.53 15,092.30 4,148.38
Surplus/Defisit 15.92 1,857.36 (321.13) 1,908.20
896.63 322.45 383.53 319.99
912.55 2,179.81 62.41 2,228.19
Tabel III.1
(dalam milar rupiah)
Realisasi APBD Lingkup Provinsi Maluku sd. Triwulan II
Sumber : BPKAD/DPPKAD pemda lingkup Provinsi Maluku, SIKD (diolah)
URAIAN2018 2019
Pendapatan
PAD
Belanja Tak Terduga
Transfer Pemerintah Daerah
Belanja Modal
Belanja
SILPA
Pembiayaan Netto
14
Realisasi Belanja dan Transfer mengalami penurunan 6,30%.
Capaian Belanja dan Transfer secara
agregat sampai dengan akhir triwulan II
tahun 2019 sebesar Rp4,14 triliun (27,49%
dari pagu) mengalami penurunan
dibandingkan triwulan II 2018 yang
sebesar Rp4,42triliun. Penurunan realisasi
belanja dan transfer ini antara lain
dipengaruhi oleh Belanja Hibah yang
mengalami turun sebesar 46,27% dan
Belanja Modal yang turun sebesar 36,97%,
meskipun Belanja Pegawai, Belanja
Barang dan Transfer Pemerintah Daerah
mengalami kenaikan.
A. PENDAPATAN DAERAH
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Sampai dengan akhir triwulan II 2019,
realisasi PAD pemda lingkup Maluku
adalah sebesar Rp351,71 miliar atau
26,56% dari target yang telah ditetapkan.
Dari total realisasi PAD, porsi terbesar
berasal dari pendapatan pajak daerah
yaitu sebesar 63,69%, diikuti Lain-lain PAD
yang sah dengan porsi sebesar 19,50%.
Sedangkan porsi terkecil adalah
pendapatan restribusi dengan porsi
sebesar 16,81%. Sampai dengan
triwulan II 2019 belum terdapat realisasi
untuk PAD yang berasal dari hasil
pengelolaan kekayaan daerah.
Jika dilihat realisasi per pemda,
realisasi PAD terbesar adalah pada
Pemerintah Provinsi Maluku dengan
realisasi PAD sebesar Rp171,41 miliar
atau 48,74% dari total PAD seluruh pemda
lingkup Maluku. Realisasi PAD tersebut
jauh lebih tinggi dari Kota Ambon yang
sebesar Rp81,82 miliar atau 23,26% dari
total PAD seluruh Pemda. Dengan
demikian, total realisasi pada 10 pemda
yang lain hanya 28% dari total PAD. Hal ini
menunjukkan adanya kesenjangan yang
cukup besar dalam realisasi pendapatan
PAD antara Pemprov Maluku dan Kota
Ambon dengan pemda-pemda yang lain.
Kemandirian Fiskal Maluku menunjukkan perbaikan
Kemandirian fiskal tercermin dari
perbandingan antara PAD dengan total
pendapatan. Perbandingan PAD dan Total
Pendapatan Agregat Pemda di Maluku
pada Triwulan II Tahun 2019 sebesar
5,83% atau naik dari triwulan II 2018 yang
sebesar 5,28%. Hal ini menunjukkan
bahwa meskipun masih rendah namun
kemandirian fiskal pemda di Maluku telah
menunjukkan perbaikan. Rendahnya PAD
disebabkan oleh Pemda-Pemda di Maluku
belum sepenuhnya menggali secara
Realisasi PAD Per Pemda dan Komposisi
PAD di Provinsi Maluku Triwulan II 2019
Grafik
III.1
15
maksimal sumber-sumber PAD. Kekayaan
yang melimpah di Maluku tidak menjamin
PAD yang diterima menjadi lebih baik.
Infrastruktur yang masih kurang,
konektivitas antar pulau yang belum baik
dan kualitas SDM menjadi salah satu
penyebab investor tidak mau
menanamkan modalnya di Maluku
(Kaplale;2012).
a. Penerimaan Pajak Daerah
Realisasi Pajak Daerah Mengalami Kenaikan 13,05%
Realisasi pajak daerah pemda lingkup
Provinsi Maluku sampai dengan triwulan II
2019 adalah sebesar Rp224,01 miliar
(37,73% dari target), mengalami kenaikan
13,05% dibandingkan realisasi triwulan II
2018 yang tercatat sebesar Rp198,16
miliar. Jika dilihat per pemda, realisasi
terbesar adalah pada Pemerintah Provinsi
Maluku sebesar Rp147,04 miliar namun
mengalami penurunan 1,07%
dibandingkan triwulan II 2018. Sedangkan
pemda dengan kenaikan realisasi pajak
daerah terbesar dibandingkan dengan
periode triwulan II 2018 adalah Pemda
Maluku Tenggara dengan kenaikan
107,87%, diikuti oleh Kota Ambon dengan
kenaikan 95,24%. Kenaikan penerimaan
pajak daerah di Kota Ambon merupakan
keberhasilan yang dilakukan oleh Kota
Ambon dalam menggali potensi
pendapatan daerah antara lain melalui
optimalisasi pajak rumah indekos.
BPPRD Ambon Optimalisasi Pajak Rumah Indekos
Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) kota Ambon melakukan optimalisasi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pajak rumah indekos. Kepala BPPRD Ambon Roy de Fretes, di Ambon, Sabtu (13/4/2019), mengatakan, objek usaha rumah indekos menjadi salah satu potensi yang digali untuk meningkatkan pendapatan sektor pajak daerah.
(Sumber: https://www.tribun-maluku.com)
b. Penerimaan Restribusi Daerah
Realisasi Restribusi Daerah Mengalami Penurunan 13,05%
Realisasi restribusi daerah pemda
lingkup Provinsi Maluku sampai dengan
triwulan II 2019 adalah sebesar
Rp59,11miliar (24,42% dari target),
mengalami penurunan 13,05%
6 Pemda dengan Realisasi Pajak Daerah
Terbesar Triwulan II Tahun 2019 (miliar)
Grafik
III.2
6 Pemda dengan Realisasi Restribusi
Daerah Terbesar Triwulan II Tahun 2019
(miliar)
Grafik
III.3
Untuk dapat meningkatkan kemandirian fiskal dan mengatasi kesenjangan PAD antar pemda, Pemda di Maluku harus dapat memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah dengan menarik investor-investor agar dapat menanamkan modalnya, yang diiringi dengan perbaikan infrastruktur dan peningkatan SDM yang ada di Maluku.
16
dibandingkan realisasi triwulan II 2018. Hal
ini dipengaruhi oleh penurunan restribusi
daerah pada Pemerintah Provinsi Maluku
yang turun sebesar 50,25%, meskipun
pada beberapa pemda mengalami
kenaikan yang signifikan seperti pada Kota
Ambon sebesar 11,82% dan Kabupaten
Maluku Tengah sebesar 462,6%.
Kenaikan restribusi yang sangat signifikan
pada Kabupaten Maluku Tengah sebagian
besar merupakan kontribusi dari Restribusi
Pelayanan Kesehatan RSUD yang
mengalami kenaikan dari Rp876,98 juta
pada Triwulan II 2018 menjadi Rp7,8 miliar
pada Triwulan II 2019.
c. Lain-Lain PAD yang Sah
Realisasi Lain-Lain PAD Yang Sah Mengalami Kenaikan 1,00%
Realisasi Lain-Lain PAD Yang Sah
sampai dengan triwulan II 2019 adalah
sebesar Rp69,86 miliar, mengalami
kenaikan 1,00% dibandingkan realisasi
triwulan II 2018. Jika dilihat per pemda,
realisasi terbesar adalah pada Kota
Ambon sebesar Rp13,96 miliar dan
mengalami kenaikan yang sangat
signifikan sebesar 850,1% dibandingkan
triwulan II 2018. Realisasi Lain-Lain PAD
yang sah terbesar selanjutnya adalah
Kabupaten Maluku Tenggara sebesar
Rp13,83 miliar yang mengalami kenaikan
sebesar 5,37% dibandingkan triwulan II
2018. Kenaikan Realisasi Lain-Lain PAD
yang sah yang sangat signifikan pada Kota
Ambon sebagian besar merupakan
kontribusi dari Pendapatan Dana Kapitasi
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang
mengalami kenaikan dari Rp99,02 juta
pada Triwulan II 2018 menjadi Rp8,04
miliar pada Triwulan II 2019.
2. Pendapatan Transfer
Realisasi Pendapatan Transfer Mengalami Penurunan 5,10%
Realisasi pendapatan transfer sampai
dengan triwulan II 2019 adalah sebesar
Rp5,56 Triliun yang terdiri dari Transfer
Pemerintah Pusat sebesar Rp5,48 Triliun
dan Transfer Pemerintah Provinsi sebesar
Rp79,35 miliar. Dari grafik di atas dapat
dilihat, hal ini sebagian besar dipengaruhi
oleh realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK)
yang mengalami penurunan yang sangat
signifikan sebesar 51,71%. Penurunan
DAK ini disebabkan oleh adanya
perubahan mekanisme penyaluran Dana
6 Pemda dengan Realisasi Lain-Lain PAD
Yang Sah Terbesar Triwulan II Tahun 2019
(miliar)
Grafik
III.4
Transfer Pemerintah Pusat Triwulan II
Tahun 2018-2019 (miliar)
Grafik
III.5
17
Bantuan Operasional Penyelenggaraan
Pendidikan Anak Usia Dini (BOP PAUD)
yang semula disalurkan sekaligus menjadi
2 tahap (semesteran). Sementara pada
DAK Fisik disebabkan adanya
penambahan dokumen persyaratan
penyaluran yaitu review APIP yang
menyebabkan pemda baru melengkapi
dokumen persyaratan menjelang batas
akhir upload dokumen ke OMSPAN,
sehingga realisasi DAK Fisik Tahap I tidak
termasuk dalam realisasi Triwulan II 2019.
3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang
Sah
Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Mengalami Kenaikan 54,49%
Dari 12 pemda, hanya 4 pemda yang
terdapat realisasi Lain-Lain Pendapatan
Daerah Yang Sah. Realisasi terbesar
adalah pada Kabupaten Maluku Tengah
yaitu sebesar Rp104,45 miliar atau 43,66%
dari target. Secara total, realisasi Lain-Lain
Pendapatan Daerah Yang Sah lingkup
Provinsi Maluku Triwulan II 2019 yaitu
sebesar Rp140,41 miliar mengalami
kenaikan dibandingkan Triwulan II 2018
sebesar Rp90,89 miliar. Namun demikian,
realisasi tersebut masih rendah jika
dibandingkan target yang telah ditetapkan.
B. BELANJA DAERAH
1. Belanja Daerah Berdasarkan Jenis
Belanja
Realisasi Belanja Daerah Mengalami Penurunan 8,86%
Secara total realisasi belanja daerah
Triwulan II 2019 adalah sebesar Rp3,71
Triliun atau 28,41% dari pagu. Realisasi
tersebut lebih rendah dibandingkan
Triwulan II 2018 sebesar Rp4,07 Triliun.
Hal ini menunjukkan bahwa kinerja
penyerapan APBD pemda di Maluku
belum optimal, mengingat realisasi pada
beberapa belanja dibawah target realisasi
triwulan II yaitu 40%. Realisasi pada
belanja barang mencapai 26,44% dan
1. Untuk mencegah terjadinya penundaan DAU, pemda harus menyampaikan laporan realisasi anggaran secara tepat waktu yaitu maksimal tanggal 20 setiap bulannya melalui Sistem Informasi Keuangan Daerah SIKD)
2. Agar DAK Fisik dapat disalurkan, pemda segera merealisasikan DAK Fisik Tahap I yang telah disalurkan dan segera meng-upload dokumen persyaratan dalam aplikasi OMSPAN.
Target & Realisasi Lain-lain Pendapatan
Daerah Yang Sah Per Pemda (miliar)
Grafik
III.6
Target & Realisasi Lain-lain Pendapatan
Daerah Yang Sah Per Pemda (miliar)
Grafik
III.7
18
sedangkan belanja modal baru mencapai
9,83%. Rendahnya realisasi Belanja
Barang dan Belanja Modal dipengaruhi
oleh proses pengadaan barang dan jasa
yang lambat termasuk barangnya belum
tersedia dalam e-katalog.
2. Belanja Daerah Berdasarkan Fungsi
Realisasi Belanja Fungsi Pendidikan dan Fungsi Kesehatan mengalami kenaikan lebih dari 25%, sementara fungsi yang lain mengalami penurunan
Dalam struktur realisasi belanja daerah
lingkup Provinsi Maluku, proporsi terbesar
jika diuraikan per fungsi adalah Fungsi
Pelayanan Umum (37,10%), diikuti Fungsi
Pendidikan (24,14%) dan Fungsi
Perumahan dan Permukiman (14,26%).
Dari tabel diatas dapat dilihat, jika
dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya, realisasi belanja pada
sebagian besar fungsi mengalami
penurunan kecuali Fungsi Pendikan dan
Fungsi Kesehatan. Realisasi belanja
Fungsi Pendidikan sampai dengan
Triwulan II 2019 mencapai Rp1 Triliun,
mengalami kenaikan 25,04%
dibandingkan Triwulan II 2018. Hal ini
menunjukkan pemda-pemda di Maluku
memfokuskan belanja daerah pada
pengembangan sumber daya manusia.
C. PROGNOSIS REALISASI APBD
SAMPAI DENGAN AKHIR TAHUN
2019
Realisasi Pendapatan diproyeksikan sebesar 91,38%, sementara Belanja diproyeksikan sebesar 90,09%
Seperti tahun-tahun sebelumnya,
kemungkinan target PAD tidak dapat
tercapai, namun demikian hal tersebut
dapat ditutup dari realisasi pendapatan
transfer. Sementara itu, adanya efisiensi
dan penghematan alamiah dari sisa
kontrak serta kendala dalam proses
pengadaan barang dan jasa, kemungkinan
menyebabkan belanja daerah tidak
terserap seluruhnya. Hal ini sejalan
dengan perhitungan forecasting
menggunakan metode Double Exponential
Smooting dengan aplikasi MiniTab® (hasil
sebagaimana dalam lampiran) dengan
hasil proyeksi sebagaimana tabel dibawah
ini.
Terkait dengan belanja daerah, dapat direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1.Proses pembayaran hak-hak ASN , terutama gaji dan tunjangan dapat dilakukan secara tepat waktu.
2.Percepatan proses pengadaan barang dan jasa serta koordinasi dengan LKPP terkait permasalahan
pengadaan dengan e-katalog
Realisasi Belanja Daerah Per Fungsi
Triwulan II 2018-2019 (miliar)
Grafik
III.8
Pagu
Rp Rp % Rp %
Pendapatan 14,771.17 6,056.58 41.00% 13,497.20 91.38%
Belanja 15,092.30 4,148.38 27.49% 13,596.50 90.09%
Surplus/Defisit (321.13) 1,908.20 -594.21% (99.30) 30.92%
Sumber : BPKAD/DPPKAD pemda lingkup Provinsi Maluku, SIKD (diolah)
UraianRealisasi sd. Triwulan II 2019 Realisasi sd. Triwulan IV 2019
Tabel III.2
Proyeksi Realisasi APBD Lingkup Provinsi Maluku sd. Triwulan IV 2019
(dalam milar rupiah)
19
A. LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KONSOLIDASIAN
Pendapatan Konsolidasian Mengalamai Kenaikan 7,92% dan Belanja Konsolidasian Mengalami Peningkatan 7,74%
Realisasi Pendapatan Pemerintah
Konsolidasian Provinsi Maluku Triwulan II
2019 adalah sebesar Rp1,17 Triliun, naik
7,92% dibandingkan dengan triwulan II
2018 yang sebesar Rp1,08 Triliun.
Sementara itu, realisasi Belanja
Pemerintah Konsolidasian Provinsi Maluku
Triwulan II 2019 adalah sebesar Rp7,78
Triliun naik 7,74% dibandingkan dengan
triwulan II tahun 2018 yang sebesar
Rp7,22 Triliun. Naiknya pendapatan
pemerintah konsolidasian dipengaruhi oleh
pendapatan bukan pajak yang tumbuh
sebesar 29,94% dan pendapatan
perpajakan mengalami kenaikan sebesar
1,98%. Sementara itu naiknya Belanja
Konsolidasian dipengaruhi oleh kenaikan
yang sangat signifikan Transfer sebesar
211,10%, meskipun Belanja Pemerintah
mengalami penurunan 2,13%. Kenaikan
Transfer yang sangat siginifikan
dipengaruhi oleh kenaikan realisasi Dana
Desa dan realisasi transfer daerah,
khususnya Transfer Bantuan ke Desa.
Triwulan II 2018
Pusat Daerah Konsolidasi Kenaikan % Realisasi
817.35 5,933.31 1,170.35 7.92% 1,084.49
647.12 224.01 871.13 1.98% 854.21
170.23 128.98 299.21 29.94% 230.28
- 116.61 - - -
- 5,463.70 - - -
9,339.44 4,025.11 7,784.24 7.74% 7,224.73
2,962.44 3,780.74 6,743.18 -2.13% 6,890.09
6,377.00 244.37 1,041.06 211.10% 334.64
(8,522.09) 1,908.20 (6,613.89) 7.71% (6,140.24)
- 319.99 319.99 17.88% 271.45
Penerimaan Pembiayaan Daerah - 341.68 341.68 19.39% 286.19
Pengeluaran Pembiayaan Daerah - 21.69 21.69 47.11% 14.74
Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan Anggaran (8,522.09) 2,228.19 (6,293.90) 7.24% (5,868.79)
Sumber : LKPK Tingkat Provinsi Maluku
Belanja Negara
Belanja Pemerintah
Transfer
Surplus/Defisit
Pembiayaan
URAIANTriwulan II 2019
Pendapatan Negara
Tabel IV.1
Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian
Tingkat Wilayah Provinsi Maluku s.d. Triwulan II Tahun 2019
(dalam miliar rupiah)
Transfer
Pendapatan Perpajakan
Pendapatan Bukan Pajak
Hibah
20
B. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN
1. Analisis Proporsi dan Perbandingan
Proporsi Pendapatan Perpajakan Mengalami Penurunan 4,34%
Dalam pembentukan pendapatan
pemerintah konsolidasian, proporsi
pendapatan perpajakan pada Triwulan II
2019 adalah sebesar 74,43%, mengalami
penurunan 4,34% dibandingkan proporsi
Triwulan II 2018 yang sebesar 78,77%.
Sebaliknya, proporsi pendapatan bukan
pajak mengalami kenaikan sebesar 4,34%
dari Triwulan II 2018 yang sebesar 21,23%
menjadi 25,57% pada Triwulan II 2019.
Proporsi pendapatan bukan pajak yang
mengalami kenaikan, di tengah kenaikan
realisasi pendapatan perpajakan,
mengindikasikan pendapatan
konsolidasian di Provinsi Maluku semakin
membaik. Hal ini menunjukkan pemerintah
pusat dan pemerintah daerah telah
berhasil menggali pendapatan selain
perpajakan yang selama ini menjadi
sumber utama pendapatan pemerintah.
2. Analisis Perubahan
Realisasi Pendapatan Perpajakan tumbuh 1,98% sama halnya dengan Pendapatan Bukan Pajak yang tumbuh 29,94%
Pendapatan perpajakan pada triwulan II
2019 tercatat sebesar Rp871,13 miliar,
mengalami kenaikan sebesar 1,98%
dibandingkan triwulan II tahun 2018 yang
tercatat sebesar Rp854,21 miliar.
Kenaikan pendapatan perpajakan
konsolidasian dipengaruhi oleh kenaikan
pendapatan perpajakan pemerintah pusat
antara lain dari pajak penghasilan yang
tumbuh sebesar 11,81% dan pajak
pertambahan nilai yang tumbuh sebesar
4,1%. Sementara itu pendapatan bukan
pajak triwulan II 2019 tercatat sebesar
Rp299,21 miliar, mengalami kenaikan
sebesar 29,94% dibandingkan triwulan II
2018 yang sebesar Rp230,28 miliar.
Kenaikan pendapatan bukan pajak
konsolidasian dipengaruhi oleh
pendapatan PNBP pemerintah pusat yaitu
dari pencatatan pendapatan BLU.
Kenaikan Lain-Lain PAD yang Sah
sebesar 3,03% pada pemerintah daerah
juga memberikan kontribusi pada kenaikan
pendapatan bukan pajak tersebut.
Proporsi Pendapatan Konsolidasian
Maluku Triwulan II 2018- 2019
Grafik
IV.1
Sumber: LKPK Provinsi Maluku (diolah)
go.id
Perubahan Pendapatan Konsolidasian
Maluku Triwulan II 2018- 2019
Grafik
IV.2
Sumber: LKPK Provinsi Maluku (diolah)
go.id
21
C. BELANJA KONSOLIDASIAN
1. Analisis Proporsi dan Perbandingan
Proporsi Belanja Konsolidasian Terbesar adalah Belanja Pegawai yaitu sebesar 49,33%
Proporsi belanja konsolidasian triwulan
II 2019 terbesar adalah belanja pegawai
dengan porsi sebesar 49,33%, diiukuti oleh
belanja barang sebesar 31,96%, kemudian
belanja modal dengan porsi sebesar
11,94%. Jenis belanja dengan porsi
terkecil adalah belanja pembayaran bunga
yaitu sebesar 0,03%. Jika dibandingkan
Triwulan II 2018, proporsi belanja pegawai
dan Belanja Barang Triwulan II 2019
mengalami peningkatan, sedangkan
belanja modal mengalami penurunan. Hal
ini disebabkan oleh kenaikan gaji pokok
PNS/TNI/Polri dan pelaksanaan Pemilihan
Umum/Pemilihan Presiden pada bulan
April 2019.
Dari grafik IV.4 dibawah ini dapat dilihat,
belanja pegawai terdiri dari 41,00% belanja
pemerintah pusat dan 59,00% belanja
pemerintah daerah, belanja barang terdiri
dari 52,08% belanja pemerintah pusat dan
47,92% belanja pemerintah daerah.
Sementara itu, meskipun alokasi belanja
modal pemerintah daerah lebih besar dari
belanja modal pemerintah pusat, namun
proporsi belanja modal pemerintah daerah
yang sebesar 41,50% lebih kecil
dibandingkan belanja modal pemerintah
pusat yang sebesar 58,50%. Hal ini
menunjukkan pemerintah daerah lebih
lambat dalam merealisasikan belanja
modal yang telah dialokasikan dalam
APBD.
2. Analisis Perubahan
Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Subsidi, Belanja Bantuan Sosial mengalami kenaikan, sementara Belanja Modal, Belanja Hibah dan Belanja Tak Terduga mengalami penurunan.
Belanja Pemerintah Konsolidasian
Triwulan II 2019 secara agregat
mengalami penurunan 2,13%, meskipun
Perbandingan Belanja Konsolidasian
Maluku Triwulan II 2019
Grafik
IV.4
Sumber: LKPK Provinsi Maluku (diolah)
Proporsi Belanja Konsolidasian Maluku
Triwulan II 2019
Grafik
IV.3
Sumber: LKPK Provinsi Maluku (diolah)
Untuk meningkatkan pendapatan konsolidasian, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Koordinasi yang intensif antara aparat pajak dan pengelola keuangan APBN dan APBD.
2. Mendorong para pengusaha dimanapun domisilinya sepanjang melaksanakan kegiatan sektor riil di Maluku, maka harus memiliki NPWP Maluku.
3. Melakukan ekstensifikasi ke pusat-pusat ekonomi di luar kota Ambon yang belum tersentuh oleh aparat pajak
22
belanja pegawai, Belanja Barang, Belanja
Subsidi, Belanja Bantuan Sosial
mengalami kenaikan. Penurunan realisasi
belanja pemerintah tersebut sebagian
besar dipengaruhi penurunan realisasi
belanja modal konsolidasian yang turun
dari 31,13% dari Rp1,16 triliun pada
triwulan II 2018 menjadi Rp805,26 miliar
pada triwulan II 2019.
Hal ini disebabkan realisasi belanja
modal yanng rendah pada semua
pemerintah daerah. Pemerintah Provinsi
Maluku yang memiliki pagu belanja modal
sebesar Rp769,85 miliar (22,65% dari total
belanja modal seluruh pemda di Maluku),
sampai dengan Triwulan II 2019, baru
terealisasi sebesar Rp41,52 miliar (5,39
dari pagu). Berdasarkan keterangan dari
BPKAD, hal ini antara lain disebabkan
adanya transisi kepemimpinan di
Pemerintah Provinsi Maluku.
D. ANALISIS KONTRIBUSI BELANJA PEMERINTAH TERHADAP PDRB
Rasio Kontribusi Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB Mengalami Peningkatan
Pada triwulan II 2019, rasio belanja
pemerintah konsolidasian terhadap PDRB
Maluku adalah sebesar 43,43%,
mengalami kenaikan 0,33% jika
dibandingkan dengan rasio pada triwulan II
2018 yang sebesar 43,10%. Disisi lain
PDRB Maluku Triwulan I 2019 justru
mengalami pertumbuhan sebesar 6,09%.
Hal ini menunjukkan bahwa pada triwulan
II tahun 2019 terdapat komponen
pengeluaran lain yang lebih
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
Maluku. Berdasarkan data BPS Maluku,
pada Triwulan II 2019 pertumbuhan
tertinggi dicapai oleh komponen
Pengeluaran Konsumsi LNPRT dan
Pengeluaran Konsumsi rumah tangga.
Namun demikian, rasio belanja
konsolidasian terhadap PDRB yang cukup
besar menunjukkan ekonomi di Maluku
sebagian besar digerakkan oleh
pengeluaran pemerintah baik pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah.
Uraian Triwulan II 2018 Triwulan II 2019
Belanja Konsolidasi Triwulan II (Tidak Akumulatif) 4,566.22 4,967.73
PDRB (Harga Berlaku) 10,593.72 11,438.22
Rasio Belanja Konsilidasi Terhadap PDRB (%) 43.10% 43.43%
Sumber : LKPK Tingkat Provinsi Maluku dan BPS Maluku (diolah)
Tabel IV.2
Rasio Belanja Konsolidasi Terhadap PDRB Provinsi Maluku
Triwulan II Tahun 2018-2019
(dalam miliar rupiah)
Perbandingan Belanja Konsolidasian
Maluku Triwulan II 2018- 2019
Grafik
IV.5
Sumber: LKPK Provinsi Maluku (diolah)
Untuk mengoptimalkan realisasi APBN dan APBD perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.Mempercepat proses pengadaan barang/jasa dan koordinasi dengan LKPP jika terdapat permasalahan.
2.Segera melakukan reviu terhadap dokumen pelaksanaan anggaran untuk mengetahui hal-hal yang perlu disesuaikan.
3.Jika diperlukan segera melakukan revisi dokumen pelaksanaan anggaran.
23
A. Inflasi Maluku: Dari Tiket Pesawat Hingga Beras Mahal
Tingginya harga tiket pesawat berdampak pada tingginya inflasi di Maluku
Bulan Juni 2019 Provinsi Maluku
mengalami defisit (yoy) 4,10%. Lebih tinggi
dari target Tim Pengendali Inflasi Daerah
(TPID) Provinsi Maluku sebesar 3,5%±1%.
Gubernur Provinsi Maluku, Murad Ismail,
mengungkapkan bahwa tingginya harga
tiket pesawat terbang dari dan ke Maluku
dalam setahun terakhir berdampak pada
tingginya inflasi di Maluku, bahkan
melebihi rata-rata nasional. (Kabar Timur
Edisi Sabtu, 27 Juli 2019).
Semenjak 2015 hingga 2017, inflasi di
Provinsi Maluku tergolong terkendali
bahkan mengalami tren penurunan.
Tekanan muncul pada akhir tahun 2018
dimana harga tiket pesawat terbang dari
dan ke Provinsi Maluku melonjak sangat
tinggi sehingga mendorong inflasi. Terlebih
kenaikan harga tiket pesawat tersebut
masih terus berlanjut hingga pertengahan
tahun 2019. Kenaikan harga tiket telah
memukul sektor pariwisata dan sektor-
sektor pendukungnya seperti transportasi,
penyediaan makanan dan minuman serta
MICE (Meeting, Incentive, Convention, and
Exhibition).
Data yang dihimpun dari laporan
triwulanan Bank Indonesia Perwakilan
Maluku, dan BPS Provinsi Maluku,
kelompok yang dominan menyumbang
inflasi triwulan II tahun 2019 di Maluku
adalah kelompok bahan pangan jadi
dengan porsi 11,5% dan kelompok
angkutan udara dengan porsi 9,79%.
Melihat faktor pendorong inflasi di
Maluku, Pemerintah Provinsi Maluku harus
berupaya untuk menjamin ketersediaan
pasokan komoditas pangan di pasar
domestik, meningkatkan pasokan dan
produksi bahan pangan dari sumber lokal.
Ketergantungan bahan pokok dari luar
provinsi harus mulai dikurangi terlebih
Sumber: BI Perwakilan Provinsi Maluku
Kelompok Penyumbang Inflasi
di Maluku Grafik
V.2
Inflasi Maluku dan Indonesia
2014-2019 Grafik
V.1
Sumber: BI Perwakilan Provinsi Maluku
Sumber: BI Perwakilan Provinsi Maluku
24
mengingat wilayah Maluku yang dikelilingi
wilayah perairan menyebabkan
transportasi barang cukup tergantung
dengan kondisi cuaca.
Berdasarkan Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor 106 Tahun 2019,
hanya 20 rute penerbangan antarprovinsi
di Maluku yang mengalami penurunan
tarif, namun penurunan itu tidak terasa di
Provinsi Maluku. Untuk kelompok
angkutan udara harus terdapat kebijakan
khusus dan radikal untuk wilayah timur
Indonesia. Terbukti bahwa janji
Kementerian Perhubungan dan pihak
maskapai untuk menurunkan harga tiket
pesawat udara tidak terasa di Maluku.
Harga tiket satu tahun terakhir ini
mempertajam lonjakan inflasi. Hal ini
menyebabkan banyak orang enggan
terbang. Sejumlah penerbangan dari dan
menuju Ambon selama satu tahun terakhir
sepi penumpang. Bahkan Batik Air
rute Ambon-Surabaya dan Ambon-
Makassar terpaksa ditutup.
Gubernur mengharapkan adanya
perhatian pemerintah pusat. Transportasi
diwilayah gugus kepulauan menjadikan
pesawat udara sebagai alternatif tercepat
untuk transportasi antar daerah. Tercatat
63 rute penerbangan domestik dari dan ke
Maluku mengalami kenaikan signifikan
hingga tiga kali lipat semenjak tahun 2018.
Hal ini mendorong inflasi di Maluku
semakin tinggi melebihi sasaran inflasi
yang ditetapkan TPID Provinsi Maluku,
bahkan lebih tinggi dibandingkan inflasi
nasional yang hanya 3,28%. Apabila
Pemerintah dan stakeholder terkait tidak
mengambil langkah-langkah yang
signifikan terhadap kelompok-kelompok
penyumbang inflasi tertinggi, maka
diperkirakan inflasi di Maluku selama tahun
2019 akan melampaui angka 3,5%.
TPID Provinsi Maluku telah mengambil
langkah dalam mengendalikan inflasi di
Maluku. Rapat koordinasi terkait
ketersediaan pasokan dan pengendalian
harga bahan pokok, mendukung terbitnya
perda untuk pelelangan ikan dan budidaya
ikan lokal. TPID juga menyelenggarakan
sosialisasi dan inspeksi gabungan
pengendalian harga pasar dan distributor
bahan pokok. Akhir Juni 2019 juga
dilaksanakan program penanggulangan
hama virus Gemini tanaman holtikultura di
Maluku.
Inflasi yang berlebihan dapat mengakibatkan
berkurangnya investasi di suatu negara,
mendorong kenaikan suku bunga pinjaman,
menurunnya minat masyarakat untuk
menabung,dan konsekuensi larinya modal ke
luar wilayah (Pohan, 2008). Dari hasil penelitian
Inflasi terbukti berpengaruh negatif terhadap
PAD Maluku (Bugis, 2013), Inflasi juga
berpengaruh terhadap investasi di suatu daerah
(Restayani; Miyasto, 2016).
Beberapa hal yang dapat dilakukan pemda
dalam mengatasi inflasi adalah sebagai berikut:
1. Saat ini harga tiket pesawat sudah mulai
mengalami penurunan. Oleh karena itu,
pemda khususnya Dinas Parwisata harus
mengintensifkan kegiatan-kegiatan dalam
rangka mempromosikan pariwisata Maluku.
2. Menjaga pasokan bahan makanan dan
memanfaatkan distribusi barang melalui tol
laut.
25
B. Perkembangan Pembangunan Blok Masela
Pemerintah Provinsi Maluku telah melakukan langkah-langkah agar Blok Masela beroperasi sesuai rencana
Sektor pertambangan di Maluku hingga
saat ini belum memberikan andil yang
besar terhadap ekonomi, namun sektor ini
mempunyai potensi yang cukup besar
untuk beberapa tahun kedepan. Sampai
dengan tahun 2015 pendapatan dari sektor
pertambangan hanya didominasi oleh
Galian C yaitu penambangan batu kali,
batu pecah, batu karang dan krikil.
Beberapa tahun kedepan potensi yang ada
adalah blok Masela yang merupakan
tambang gas yang cadangannya cukup
besar yang diharapkan dapat merubah
perekonomian Maluku
Blok Masela yang terletak di Laut
Arafura, Maluku memiliki potensi sangat
besar. Berdasarkan data Lemigas tahun
2015, cadangan terbukti Blok Masela
mencapai 10,73 trillion cubic feet (tcf).
Data dari SKK Migas menyebutkan,
Blok Masela mempunyai potensi investasi
langsung sebesar US$15,5 milyar, potensi
pendapatan Rp1.616 triliun dan potensi
penyerapan tenaga kerja langsung
sebanyak 7.686 tenaga kerja langsung dan
100.000 tenaga kerja tidak langsung.
Apabila blok Masela beroperasi potensi
tersebut diharapkan dapat memberikan
multiplier effect bagi masyarakat Maluku
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dan kesejahteraan masyarakat.
Dengan potensi yang sangat besar
tersebut, Pemerintah Provinsi Maluku telah
melakukan langkah-langkah untuk
menjaga agar operasi Blok Masela dapat
beroperasi sesuai jadwal. Gubernur
Maluku, Murad Ismail di masa awal
jabatannya telah bertemu dengan pihak
SKK Migas dan INPEX selaku operator.
Dalam pertemuan tersebut dibahas
agenda kerja pengelolaan Blok Masela.
Rencananya, tahap konstruksi akan
dimulai tahun 2022, dan tahap produksi
dimulai tahun 2027 hingga 2055. Pihak
INPEX sangat berharap adanya dukungan
Pemprov terutama dalam penyediaan
lahan, tata ruang dan amdal.
Langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan
oleh pemerintah:
1. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah
melalui kebijakan investasi perlu menjaga
agar blok masela dapat beroperasi sesuai
dengan rencana.
2. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah
meningkatkan belanja fungsi pendidikan
pada APBN dan APBD yang digunakan
untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia
khususnya di bidang pertambangan.
3. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah
perlu meningkatkan belanja modal pada
APBN dan APBD dalam rangka penyediaan
infrastruktur pendukung di sekitar Blok
Masela.
4. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah
perlu melakukan langkah-langkah untuk
mengantisipasi dampak sosial dan
lingkungan di wilayah sekitar Blok Masela.
26
1. Hasil proyeksi Pendapatan APBD dengan Double Exponensial Smooting
menggunakan aplikasi Minitab®
2. Hasil proyeksi Belanja APBD dengan Double Exponensial Smooting
menggunakan aplikasi Minitab®
27
1. Hasil proyeksi Pendapatan APBN dengan Double Exponensial Smooting
menggunakan aplikasi Minitab®
2. Hasil proyeksi Pendapatan APBN dengan Double Exponensial Smooting
menggunakan aplikasi Minitab®
Recommended