View
536
Download
16
Category
Preview:
Citation preview
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya berkat limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan laporan penelitian tindakan kelas yang
berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode Permainan untuk Menciptakan
Motivasi dan Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas VIII SMP
Muhammadiyah Kota Kediri Tahun Pelajaran 2008/2009” ini dengan lancar.
Laporan penelitian tindakan kelas ini dapat dipakai sebagai bahan bacaan di
perpustakaan sekolah dan juga dapat dipakai sebagai bahan kajian atau bahan perbandingan
dalam pembuatan laporan penelitian lainnya bagi teman sejawat demi peningkatan mutu
pembelajaran.
Dalam proses penyelesaian penulisan laporan penelitian ini, kami dapat mendapat
banyak bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu ucapan terimakasih kami sampaikan dengan
tulus dan sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu sehingga
penelitian ini selesai, antara lain Bapak Kepala Sekolah, rekan-rekan kolaborator penelitian,
segenap dewan guru SMP Muhammadiyah Kota Kediri dan semua pihak yang tidak dapat
kami sebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa masih banyak kelemahan atau kekurangan dalam laporan
penelitian ini, untuk itu demi kesempurnaannya, sangat kami harapakan adanya saran atau
kritik yang bersifat membangun.
Kediri, April 2009
PENELITI
ABSTRAK
Sumiyatun, S.Pd 2009. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode
Permainan untuk Menciptakan Motivasi dan Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran
PKn Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Kediri Tahu Pelajaran 2008/2009”
Kata Kunci : Model Kooperatif, Metode Permainan.
Guna mengatasi dalam bidang pembelajaran disekolah, dimana salah satunya adalah
semakin berkembanganya motivasi belajar siswa, maka perencanaan pengemasan proses
pembelajaran hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga mampu memberikan kesempatan
seluas-luasnya bagi siswa untuk mengembangkan segala kreasi dan potensi yang dimilikinya.
Hal ini mengandung arti bahwa sedapat mungkin dalam proses pembelajaran, guru
menghindari sistem/metode “Teacher Centered”. Karena akan berdampak pada
keterkekangan siswa dalam belajar, sehingga akan timbul kejenuhan belajar, yang mana pada
akhirnya dapat memberikan dampak negatif berupa penurunan motivasi dan prestasi belajar
siswa. Berkaitan dengan hal tersebut, maka penggunaan model dan metode pembelajaran
yang tepat dan efektif sangatlah diperlukan.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka permasalahan yang ingin dikaji dalam
penelitian tindakan ini adalah : a). Apakah pengunaan model pembelajaran kooperatif metode
permainan dapat meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran PKn siswa kelas VIII
SMP Muhammadiyah Kota Kediri tahun pelajaran 2008/2009 ?, b). Apakah penggunaan
model pembelajaran kooperatif metode permainan dapat meningkatkan prestasi belajar pada
mata pelajaran PKn siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Kediri tahun pelajaran
2008/2009 ?.
Tujuan penelitian tindakan ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan model
pembelajaran kooperatif metode permainan dapat meningkatkan motivasi belajar pada mata
pelajaran PKn siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Kediri tahun pelajaran 2008/2009.
Sasaran penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah Kota
Kediri pada semester ganjil tahun pelajaran 2008/2009.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak dua siklus.
Setiap siklus terdiri dari empat tahap : rencana, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi.
Data yang diperoleh berupa lembar observasi kegiatan belajar mengajar, hasil angket siswa
dan hasil penelitian tes formatif pada setiap siklus.
Dari hasil analisis data dapat diketahui bahwa pada akhir tindakan (siklus II), hampir
seluruh siswa (93%) menyatakan bahwa mereka merasa lebih termotivasi untuk belajar PKn
setelah digunakannya metode permainan dalam proses pembelajaran. Sedangkann dari hasil
formatif, dapat diketahui bahwa pada siklus I nilai rata-rata yang dicapai siswa sebesar 73,7
dan pada siklus II meningkat menjadi 81,4.
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah bahwa penerapan
model pembelajaran kooperatif metode permainan dapat meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar pada mata pelajaran PKn siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Kediri tahun
pelajaran 2008/2009.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ............................................................................................................... i
Halaman Pengesahan ..................................................................................................... ii
Kata Pengantar ............................................................................................................... iii
Abstrak ........................................................................................................................... iv
Daftar Isi ........................................................................................................................ v
Daftar Tabel dan Grafik ................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 3
E. Batasan Masalah .............................................................................. 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 5
A. Definisi Pembelajaran ...................................................................... 5
B. Model Pembelajaran ........................................................................ 5
C. Model Pembelajaran Kooperatif ...................................................... 7
D. Metode Permainan ........................................................................... 9
E. Model Permainan TTS ..................................................................... 10
F. Motivasi Belajar ............................................................................... 10
G. Prestasi belajar .................................................................................. 11
H. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ...................................... 11
I. Karakteristik Mata Pelajaran PKn .................................................... 12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 14
A. Setting, Obyek, dan Subyek Penelitian ........................................... 14
B. Rancangan Penelitian....................................................................... 14
C. Instrumen Penelitian ........................................................................ 15
D. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 16
E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 16
F. Perencanaan Tindakan ..................................................................... 17
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN ........................................................ 19
A. Analisis Data Penelitian Persiklus ................................................... 19
B. Pembahasan ..................................................................................... 25
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 29
A. Kesimpulan ...................................................................................... 29
B. Saran ................................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 31
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK
Halaman
Tabel 3.1 : Data Tim Peneliti ....................................................................... 14
Tabel 4.1 : Hasil Observasi aktifitas kelompok siklus I .............................. 20
Tabel 4.2 : Hasil Angket Siklus I ................................................................. 20
Tabel 4.3 : Hasil Observasi aktifitas kelompok siklus II ............................. 23
Tabel 4.4 : Hasil Angket Siklus II ................................................................ 23
Tabel 4.5 : Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus I dan II ............................. 26
Tabel 4.6 : Rekapitulasi Hasil Angket Siklus I dan II.................................. 27
Tabel 4.7 : Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siklus I dan II ........................ 27
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berbagai permasalahan dalam bidang pendidikan kaintannya dengan upaya
meningkatkan kualitas pendidikan di indonesia telah banyak dijumpai khususnya oleh
guru-guru yang merupakan pelaku-pelaku sentral dalam bidang pendidikan. Oleh
karena itu seorang guru hendaknya terus mengupayakan agar permasalahan tersebut
sesegera mungkin menemukan solusi atau pemecahan yang tepat, sehingga proses
pendidikan dapat berjalan pada koridornya, yang pada akhirnya akan mampu
mengangkat kualitas pendidikan pada umumnya.
Dalam proses pembelajaran mata pelajaran PKn, fenomena di lapangan
menunjukan bahwa sebagian besar siswa masih kurang memiliki motivasi belajar,
sehingga hal tersebut berdampak pada rendahnya hasil belajar mereka. Kondisi
tersebut sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor dominan, antara lain adanya
ketidaktepatan seorang guru dalam menerapkan model dan metode pembelajaran yang
digunakan. Dalam hal ini seorang guuru hendaknya memiliki kejelian dalam proses
pembelajaran khususnya kemampuan menyesuaikan model atau metode yang
digunakan dengan karakterisik materi pembelajaran dan karekteristik siswa itu sendiri.
Pada dasarnya belajar memerlukan situasi yang menggembirakan dan tenang.
Ketenangan dalam arti luas meliputi ketenangan lahir maupun batin. Kondisi
lingkungan yang mendukung dan terbebas dari rasa takut pada saat mengikuti proses
pembelajaran akan dapat mengantar siswa untuk mengekspresikan segala
kemampuannya.
Untuk mengatasi permasalahan sebagaimana tersebut diatas, seorang guru
hendaknya pandai mengemas proses pembelajaran, tidak terkecuali pada
pembelajaran mata pelajaran geografi di tingkat SMP menjadi lebih kreatif dan
inovatif. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif metode permainan.
Dalam makalahnya, Drs. Barokah Santoso, M.Pd menyatakan bahwa melalui
metode pembelajaran kooperatif, siswa dapat belajar dan bekerjasama untuk sampai
kepada pengalaman belajar yang optimal. Hal ini berarti seorang siswa akan dapat
secara bebeas mengoptimalkan segala kemampuannya melalui proses interaksi dengan
siswa lainnya, yang mana jika pembelajaran tersebut dikemas dalam bentuk sebuah
permainan (games), maka suasana belajar akan menjadi semakin menarik. Dengan
kondisi yang demikian, diharpkan para siswa akan merasa nyaman dan senang belajar,
pada akhirnya dapat merangsang motivasi belajarnya serta diharapkan akan
berdampak positif bagi peningkatan prestasi belajar.
Berdasarkan uraian-uraian permasalahan sebagaimana tersebut diatas, maka
kami mencoba mengadakan penelitian tindakan kelas dengan mengambil judul
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode Permainan (games) Untuk
Meningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Pkn Siswa Kelas
VIII SMP Muhammadiyah Kota Kediri Tahun Pelajaran 2008/2009”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian permasalahan sebagaimana tersebut diatas, maka masalah
dalam penelitian ini dapat kami rumuskan sebagai berikut :
1. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif metode permainan dapat
meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran PKn siswa kelas VIII SMP
Muhammadiyah Kota Kediri Tahun Pelajaran 2008/2009 ?
2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif metode permainan dapat
meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran PKn siswa kelas VIII SMP
Muhammadiyah Kota Kediri Tahun Pelajaran 2008/2009 ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajarab kooperatif metode
permainan dapat meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran PKn
siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Kediri Tahun Pelajaran
2008/2009.
2. Untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif metode
permainan dapat meningkatkann prestasi belajar pada mata pelajaran PKn
siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Kediri Tahun Pelajaran
2008/2009.
D. Batasan Masalah
Agar permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini tidak biasa, serta adanya
keterbatasan waktu, maka perlu adanya pembatasn masalah sebagai berikut :
1. Pokok bahasan yang dipakai adalah pada kompetensi dasar “Mendeskripiskan
kondisi fisik wilayah dan penduduk”
2. Sasaran penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas VIII B SMP
Muhammadiyah Kota Kediri Tahun Pelajaran 2008/2009.
3. Model permainan yang dipakai adalah Model Teka Teki Silang (TTS).
E. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini, maka diharapkan akan dapat membawa manfaat
khususnya bagi siswa, antara lain :
1. Siswa
Sebagai sarana “belajar sambil bermain“ sehinga akan dapat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, yang pada akhirnya mempu
menumbuhkan motivasi belajar siswa serta materi-materi pembelajaran akan
semakin mudah dikuasai.
2. Guru
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode dan
pengelolaan pembelajaran di kelas sehingga dapat membawa dampak positif
terhadap perkembangan belajar siswa.
3. Bagi Sekolah/Lembaga Pendidikan
Sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan profesionalisme
guru demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Pembelajaran
Pasal 1 Undang-undang No. 20 Tahun 2000 tentang pendidikan nasional
menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Sedangkan menurut Sutomo (1993:120) mengemukakan bahwa pembelajaran
adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang sengaja dilakukan sehingga
memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukan tingkah laku
tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan
tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik,
tetrapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah daya pikir, sikap dan lain-
lain. (Sutomo. 1993:120).
Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang melibatkan peserta didik
atau siswa denga pendidik pada suatu lingkungan belajar sehingga menyebabkan
siswa belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.
B. Model Pembelajaran
Istilah model pembelajaran dibedakan dari istilah strategi, metode atau prinsip
pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak
dimiliki oleh strategi atau mtode tertentu, yaitu rasional teoritik yang ligi yang disusun
oleh penciptanya, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tingkah laku pengajar yang
diperlukan agar model tersebut dapat memberikan hasil dan lingkungan belajar yang
diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Istilah model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran
yang luas dan menyeluruh. Contohnya pada model pembelajaran berdasarkan masalah,
kelompok-kelompok kecil berkerjasama memecahkan suatu masalah yang telah
disepakati oleh siswa dan guru. Ketika guru dan siswa menerapkan model tersebut,
seringkali siswa menggunakan bermacam-macam keterampilan, prosedur pemecahan
masalah dan berpikir kritis.
Model pembelajaran diklasifikasikan menurut :
1. Tujuan pembelajaran.
2. Pola urutannya.
3. Sifat lingkungan belajar.
Pengklasifikasian berdasarkan tujuan terdapat pada model pengajaran
langsung. Sedangkan yang dimaksud dengan pola urutan (sintaks) dari suatu model
pembelajaran adalah pola yang menggambarkan urutan alur tahap-tahap keseluruhan
yang pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan-kegiatan pembelajaran.
Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajran tertentu menunjukan dengan jelas
kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan guru dan siswa. Sintaks memiliki
komponen0komponen yang sama. Contohnya, setiap model pembelajaran diawali
dengan upaya menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa agar terlibat dalam
proses pembelajaran. Setiap model pembelajaran diakhiri dengan tahap menutup
pelajaran yang didalamnya meliputi kegiatan menerangkan pokok-pokok materi
pembelajaran.
Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan sistem pengelolahan dan
lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Misalnya, pada model pembelajaran
kooperatif memerlukan lingkungan belajar yang fleksibel, seperti tersedia meja dan
kursi yang mudah dipindahkan. Pada model pembelajaran diskudi, para siswa duduk
di bangku yang disusun secara melingkar atau seperti tapal kuda, sedangkan pada
model pembelajaran langsung, siswa duduk berhadap-hadapan dengan gurunya.
C. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah proses pembelajaran yang melibatkan siswa
untuk bekerja dalam kelompok-kelompok kecil, siswa belajar dan bekerjasama untuk
mencapai pengalaman belajar yang optimal, baik pengalaman individu maupun
kelompok. )Johnson, 1991).
Sependapat dengan pernyataan tersebut, Setyaningsih (2001:8)
mengemukakan bahwa metode pembelajaran kooperatif memusatkan aktivitas di
kelas pada siswa dengan cara pengelompokan siswa bekerjasama dalam proses
pembelajaran.
Dari dua pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif memiliki tiga karakteristik, yaitu adanya kelompok, aktifitas belajar dan
berkerjasam, dan pengalaman belajar.
Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya sebagai objek belajar tetapi
menjadi subjek belajar karena merekan dpat berkreasi secara maksimal dalam proses
pembelajaran. Dalam pembelajaran ini pula siswa dapat saling menerapkan norma-
norma yang menunjang pencapaian hasil belajar yang tinggi. (Nur, 1996:4).
Pembelajaran kooperatif mempunyai unsur sebagaimana yang disampaikan
Johnson, Johnson dan Smitt dalam Felder (1994:2) sebagai berikut :
1. Ketergantungan Positif
Anggota kelompok harus saling tergantung untuk mencapai tujuan. Jika
ada anggota yang gagal mengerjakan tugasnya maka setiap anggota harus
menerima konsekuensinya.
2. Kemampuan Individual
Seluruh siswa dalam satu kelompok memiliki tanggung jawab melakukan
pekerjaannya dan menguasai seluruh bahan untuk dipelajari.
3. Promosi Tatap Muka Interaktif
Meskipun beberapa kelompok kerja dibagi-bagikan dna dilakukan tiap
individu, beberapa diantaranya harus dilakukan secara interaktif, anggota
kelompok saling memberikan timbal balik.
4. Manfaat dari Penggabungan Keahlian yang Tepat
Siswa didorong dan dibantu untuk mengembangkan dna mempraktekkan
pembangunan kepercayaan, kepemimpinan, pembuatan keputusan,
komunikasi dan konflik manajemen keahlian.
5. Kelompok Proses
Anggota kelompok mengatur kelompok, secara periodik, menilai apa yang
mereka lakukan dengan baik sebagai sebuah kelompok dan
mengidentifikasi perubahan uang akan mereka lakukan agar fungsi mereka
lebih efektif di waktu selanjutnya.
Berdasarkan unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif, Johnson, Johnson
dalam Wahyunu (2001:10) menyebutkan peranan guru dalam pembelajaran kooperatif
sebagai berikut :
1. Menentukan objek pembelajaran.
2. Membuat keputusan menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok
belajar sebelum pembelajaran dimulai.
3. Menerangkan tugas dan tujuan akhir pada siswa.
4. Menguasai kelompok belajar dan menyediakan keperluan tugas.
5. Mengevalusi prestasi siwa dan membantu dengan cara mendiskusikan cara
kerjasama.
Pembelajaran kooperatif akan terlaksana dengan baik jika siswa memiliki
keterampilan-keterampilan kooperatif. Keterampilan-keterampilan kooperatif yang
perlu dimiliki siswa seperti diungkapkan Nur (1996:25) adalah keterampilan yang
menggunakan kesepakatan, menghargai kontribusi, mengambil giliran dan berbagi
tugas, berada dalam kelompok dan tugas, mendorong partisipasi, menyelesaikan tugas
tepat waktunya, mengatasi gangguan, dan menghormati perbedaan individu.
Pembelajaran kooperatif mempunyai tiga tujuan penting, yaitu :
1. Hasil Belajar Akademik
2. Penerimaan terhadap keragaman
3. Pengembangan keterampilan sosial
D. Pembelajaran Kooperatif Metode Permainan
Model permainan dalam sebuah proses pembelajaran PKn adalah suatu
strategipembelajaran yang dapat menciptakan suasana belajar penuh makna yang
dapat di nikamti oleh seluruh siswa serta dapat memotivasi siswa untuk belajar PKn.
Kegiatan dapat di kemas sebagai kegiatan pemahaman konsep atau prinsip baru, atau
sebagai pemantapan konsep atau prinsip baru, atau sebagai pemantapan konsep atau
prinsip ysng telah dimiliki siswa.
Permainan akan berjalan sesuai harapan jika di kelola dengan benar dan waktu
yang tepat .permainan yang di ciptakan seharusnya:
1. Dapat memberikan kesempatan kr=epada siswa untuk bersosialisasi
dengan siswayang lain.
2. Dapat menciptakan susana belajar yang menyenangkan.
3. Dapat menciptakan susana saling berkompetisi.
4. Dapat memahami konsep-konsep atau materi-materi yang telah dipelajari
5. Mudah pelaksanaanya sesuai dengan (sesuai dengan taraf bepikir siswa)
6. Alokasi yang di butuhkan sesuai dengan alokasi tatap muka.
E. Model Permainan Teka-teki Silang(TTS)
Yaitu model permainan yang terdiri dari dari beberapa kolom dan baris,yang
mana pada setiap kolom dan baris terdiri atas beberapa kotak. Dan setisp kotak
mewakili satu huruf. Adapun aturan pemainanya sebagai berikut :
a. Pertanyaan terbagi atas dua kategori.yakni pertnyaan untuk arah mendatar
dan arah menurun
b. Setiap jawaban di anggap benar jika sesuai dengan banyaknya huruf
jawaban sesuai dengan banyaknya kotak pada setiap kolom dan baris.
c. Nilai yang di peroleh akan mencapai maksmal apabila semua jawaban
benar dan saling berhubungan antara arah mendatar.menurun dan menyilag
(diagonal).
F. Motivasi Belajar
Memotivasi dapat di definisikan sebagai tenaga pendorong yang
menyebabakan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Adanya motivai
pada siswa dapat terdeteksiatau terindikasi oleh kuatnya tingkah laku siswa untuk
mencapai tujuan dalam belajarnya. Apabila siswa mempunyai motivasi tinggi maka ia
akan : a) memperlihatkan minat dan mampunyai perhatian, b)bekerja keras dan
memberikan waktu kepada usaha tersebut,serta c) terus bekerja sampai tugas
terselesaikan (Depdiknas,MateriPTBK,2005 :8)
Hal tersebut sesua dengan apa yang diungkapkan oekh Nur (2001:3) bahwa
siswa yang termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang
lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan
mengendapkan materi itu dengan lebih baik.
G. Prestasi Belajar
Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar,
perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi
lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang dituju pada hasil
yang akan di capai siswa dalam proses belajar di sekolah.
Menurut Poerwodarminto (1991:768), prestasi belajar adalah hasil yang di
capai (dilakukan, dikerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan,
hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta
perjuangan yang membutuhkan pikiran.
Berdasarkan uraian di atas dapat di katakan bahwa prestasi belajar yang
dicapai oleh siswa diperoleh dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikainya
setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar.pencapaian hasil belajar tersebut dapat
diketahui dengan mengadakn penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk
mengetahui sejauh mana siswa telh berhasil mengikuti pelajaran yang di berikan oleh
guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam
proses belajar mengajar di sekolah.
H. Faktor-Faktor Yang Mempengarui Belajar
Dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
a. Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang kita sebut faktor individu. Yang
termasuk ke dalam faktor individu antara lain faktor kematangan atau
pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi,dan faktor pribadi.
b. Faktor yang ada pada luar individu yang kita sebut dengan faktor sosial. Yang
termasuk ke dalam faktor sosial antara lain faktor keluarga,keadaan rumah tangga,
guru, dan cara dalam mengajarnya, lingkungan dan kesempatan yang ada atau
tersedia dan motivasi sosial.
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar di atas, menunjukan
bahwa belajar itu merupakan proses yang cukup kompleks. Bagi siswa yang berada
dalam faktor yang mendukung kegiatan belajar akan dapat dilalui dengan lancar dan
pada giliranya akan memperoleh hasil belajar yang baik, begitu juga sebaliknya.
I. Karakteristik Mata Pelajaran PKn
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu, baik dari aspek
kompetensi yang ingin dicapai maupun dari aspek materi yang dipelajari dalam
rangka menunjang tercapainya kompetensi. Ditinjau dari aspek kompetensi yang
ingin dicapai, mata pelajaran PKn memiliki beberapa karakteristik antara lain (1)
PKn merupakan perpaduan dari beberapa disiplin ilmu sosial yakni sosiologi,
geografi, ekonomi, dan sejarah, (2) materi PKn terdiri atas sejumlah konsep,
prinsip dan tema yang berkenan dengan hakekat kehidupan manusia sebagai
makhluk sosial (homo socious), (3) kajian PKn dikembangkan melalui tiga
pendekatan utama, yaitu functional-approach, interdicipliner-approach, dan
multidicipliner-approach.
Pendekatan fungsional digunakan apabila materi kajian lebih dominan
sebagai kajian dari salah satu displin ilmu sosial, dalam hal ini disiplin-disiplin
ilmu sosial yang lain berperan sebagai penunjang dalam kajian materi tersebut.
Pendekatan interdisipliner digunakan apabila materi kajian betul-betul
menampilkan karakter yang dalam pengkajiannya memerlukan keterpaduan dari
sejumlah disiplin ilmu sosial. Pendekatan multi disipliner digunakan apabila materi
kajian memerlukan pendiskripsian yang melibatkan keterpaduan antar/lintas
kelompok ilmu, yaitu ilmu alamiah (natural science) dan humanoria.
Materi PKn senantiasa berkenaan dengan fenomena dinamika sosial,
budaya dan ekonomi yang menjadi bagian integral dalam kehidupan masyarakat
dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, baik dalam skala kelompok
masyarakat, lokal, nasional, regional, maupun global.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting, Obyek, dan Subyek Penilitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah Kota Kediri dengan obyek
penilitian siswa kelas VIII B pada semester ganjil tahun pelajaran 2008/2009. Subyek
dalam penilitian ini adalah guru mata pelajaran PKn SMP Muhammadiyah Kota
Kediri. Adapun subyek penilitian selengkapnya tercantum dalam tabel berikut :
NO. NAMA JABATAN TUGAS
1. Sumiyatun, S.Pd Guru Pkn SMP
Muhammadiyah Kediri
Peneliti
2. Guru Pkn SMP
Muhammadiyah Kediri
Kolaborator
3. Guru Pkn SMP
Muhammadiyah Kediri
Kolaborator
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas,
sehingga termasuk jenis penelitian tindakan (action research) atau disebut juga
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif,
sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan
bagaimana hasil yang diinginkan dapat tercapai.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kolaboratif, dimana seorang
guru sebagai peneliti, dibantu oleh beberapa rekan guru yang lain sebagai kolaborator.
Dalam penelitian ini kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sbagai pengajar tetap dan
dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini
diharapkan dapat diperoleh data yang valid.
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian, maka penelitian
ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemiis dan Taggart (dalam Sugiarti,
1997:6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap
siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan
reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya addalah perencanaan yang sudah
direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian terdiri dari :
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman
guru dalam proses pembelajaran dan disusun untuk tiap siklus. Masing-masing
RPP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan
pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran.
2. Model Permainan Teka-Teki Silang (TTS)
Model Permainan Teka-teki Silang (TTS) ini dugunakan untuk membantu
proses pengumpulan data penelitian.
3. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan kolaborator untuk memeperoleh data
mengenai kondisi belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran.
4. Angket Siswa
Angket siswa digunakan untuk memperoleh data mengenai pendapat atau
tanggapan siswa yang berkaitan dengan proses pembelajaran melalui
pembelajaran model permainan
5. Tes Formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep pada pembelajaran
geografi sesuai dengan kompetensi dasar yang diajarkan. Tes formatif ini
diberikan pada setiap akhir siklus
.
D. Metode Pengumpulan Data
Data-data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan model
pembelajaran kooperatif metode permainan, observasi aktivitas siswa dan guru,
angket siswa serta hasil penilaian tes formatif pada setiap siklus.
E. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran
perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui kondisi belajar/akfifitas siswa selama berlangsungnya proses
pembelajaran yang mana datanya dapat diperoleh dari hasil observasi, dan juga
untuk memperoleh respon siswa berupa pendapat atau tanggapan terhadap kegiatan
pembelajaran kooperatif model permainan TTS yang mana datanya dapat diperoleh
dari angket siswa.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan siswa setelah proses belajar setiap
siklus dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa tes tertulis atau tes
formatif pada setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik
sederhana dengan menggunakan rumus :
Dengan : X,_ = Nilai rata-rata
∑ X = Jumlah semua nilai siswa
∑ w = Jumlah Siswa
F. Perencanaan Tindakan
1. Tahap Pendahuluan
i) Menyusun Rencana Pembelajaran
ii) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa yang berisi pertanyaan-pertanyaan
beserta model peramainan TTS
iii) Menyiapkan instrumen monitoring, yaitu instrumen pengamatan terhadap
aktifitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran
iv) Menyiapkan lembar kerja angket siswa
v) Menyiapkan kelompok yang dibentuk dari gabungan siswa-siswa yang
memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah
vi) Menyiapkan lembar tes formatif
vii) Melakukan sosialisasi kepada siswa tentang penerapan pembelajaran
kooperatif teknik permainan Model TTS
viii) Menyiapkan tujuan dan memotivasi siswa
2. Tahap Pelaksanaan
i) Menyajikan informasi melalui kegiatan pembelajaran melalui model
kooperatif teknik permainan Model TTS
ii) Membimbing kelompok-kelompok bekerja dan belajar
iii) Selama berlangsungnya proses belajar model Outdoor PKn aktifitas
setiap anggota dalam setiap kelompok diamati oleh kolaborator
iv) Memberi angket siswa pada siklus I
v) Pemberian tes Formatif I
vi) Melakukan refleksi hasil pembelajaran siklus I
vii) Menyusun strategi pembelajaran pada siklus II berdasarkan refleksi
siklus I
viii) Melakukan kegiatan pembelajaran pada siklus II
ix) Melakukan observasi terhadap aktifitas setiap anggota dalam setiap
kelompok oleh kolaborator pada siklus II
x) Pemberian angket siswa pada siklus II
xi) Pemberian tes formatif II
xii) Melakukan refleksi hasil pembelajaran siklus II
xiii) Melakukan refleksi akhir tindakan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasannya dari kelas
yang menjadi objek penelitian. Hasil penelitian yang disajikan meliputi hasil observasi
konfisi belajar siswa yang tercemin pada aktifitas setiap anggota dalam setiap kelompok
pada saat mengikuti proses pembelajaran kooperatif model permainan TTS, hasil angket
siswa, dan hasil penilaian tes formatif pada setiap siklus.
A. Analisis Data Penelitian Persiklus
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang
terdiri dari rencana pelaksanaan Model permainan TTS yang tertuang dalam
lembar kerja siswa, Lembar Observasi, hasil angket siswa dan lembar tes
formatif.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan
pada pekan kedua dan ketiga bulan Maret 2009 di kelas VIII B SMP
Muhammadiyah Kota Kediri semester genap tahun pelajaran 2008/2009
dengan jumlah siswa 44 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.
Adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan
bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran bersama-sama dengan
beberapa guru sebagai kolaborator.
Adapun hasil pengamatan kolaborator terhadap kondisi belajar siswa
selama berlangsungnya proses pembelajaran dan hasil angket siswa yang
diberikan pada akhir siklus I disajikan dalam masing-masing tabel sebagai
berikut :
Tabel 4.1 : Hasil pengamatan kolaborator terhadap aktifitas kelompok
selama berlangsungnya proses pembelajaran siklus I
No. Kondisi belajar setiap kelompok selama
Pembelajaran kooperatif model permainan
TTS
Deskripsi Nilai
1. Antusias setiap angota kelompok Baik
2. Interaksi antar anggota kelompok Cukup
3. Kemampuan bekerjasama Cukup
4. Adanya suasana saling berkompetisi Cukup
Tabel 4.2 : Hasil angket siswa siklus I
No. Pertanyaan Jawaban Persentase
1. Apakah pembelajaran
kooperatif model permainan
TTS menyenangkan ?
Ya 76 %
Tidak 24 %
2. Apakah anda merasa lebih
termotivasi untuk belajar PKn
setelah digunakannya metode
pembelajaran kooperatif
model permainan TTS ?
Ya 79 %
Tidak 21 %
Dari kedua tabel diatas memperlihatkan bahwa walaupun baru pada
siklus pertama, antusias siswa terhadap metode pembelajaran kooperatif
model permainan TTS sudah cukup baik, hal ini disebabkan model yang
digunakan sudah sangat dikenal, sedangkan aktifitas siswa meliputi interaksi,
kerjasama dan adanya suasana kompetisi juga sudah tampak (cukup).
Sedangkan dari hasil angket dapat diketahui bahwa siswa merasa lebih
termotivasi untuk belajar PKn juga sudah cukup baik. Kesimpulan bisa
diambil adakah walaupun penggunaan metode pembelajaran kooperatif
model permainan TTS baru dikenal siswa, namun efektifitasnya sudah
terlihat cukup baik, meskipun belum optimal.
Sedangkan dari hasil pemberian tes formatif pada akhir siklus I
diperoleh data menunjukkan bahwa rata-rata nilai yang dicapai siswa sebesar
73,7.
c. Refleksi
Dari hasil analisis data hasil observasi selama proses pembelajaran
siklus I sebagaimana pada table 4.1 dan 4.2 serta pencapaian nilai rata-rata
siswa hasil tes formatif I sebagaimana tersebut diatas, dapat diketahui bahwa
secara umum hasil yang dicapai pada pembelajaran siklus I sudah cukup baik.
Akan tetapi jika dilihat dari tingkat pencapaiannya, maka hal tersebut belum
optimal. Berdasarkan hasil observasi selama proses pembelajaran siklus I,
ditemukan beberapa factor yang mempengaruhinya, antara lain :
Sebagian siswa masih mengandalkan temannya yang
berkemampuan lebih sehingga aspek kerjasama dalam
kelompok kurang maksimal.
Masih kurangnya buku penunjang.
Sebagian besar siswa masih enggan melakukan konsultasi
pada guru.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang
terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Model permainan TTS
yang tertuang dalam Lembar Kerja Siswa, Lembar Observasi, angket siswa
dan lembar tes formatif.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus II dilaksanakan pada
pekan keempat bulan Maret dan pekan pertama bulan April 2009 di kelas
VIII B SMP Muhammadiyah Kota Kediri semester genap tahun pelajaran
2008/2009 dengan jumlah siswa 44 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak
sebagai guru. Adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi)
dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran bersama-sama
dengan beberapa guru sebagai kolaborator.
Langkah-langkah pembelajaran pada siklus II tidak berbeda jauh
dengan pembelajaran siklus I, tetapi ada beberapa aspek yang perlu
diperbaiki. Berdasarkan temuan pada siklus I, maka peneliti melakukan
perbaikan-perbaikan, misalnya memberikan motivasi kepada siswa yang
masih pasif agar mau berusaha dan bekerjasama demi keberhasilan
kelompok,, memberikan tambahan buku penunjang, memberikan motivasi
agar siswa mau berkonsultasi pada gurunya, serta ditambah penggunaan
strategi yang lain sehingga kekurangan pada siklus I tidak terulang pada
siklus II.
Adapun hasil pengamatan kolaborator terhadap kondisi belajar siswa
selama berlangsungnya proses pembelajaran dan hasil angket siswa yang
diberikan pada akhir siklus II disajikan dalam masing-masing tabel sebagai
berikut :
Tabel 4.3 : Hasil pengamatan kolaborator terhadap aktifitas kelompok
selama berlangsungnya proses pembelajaran siklus II
No. Kondisi belajar setiap kelompok selama
Pembelajaran kooperatif model permainan
TTS
Deskripsi Nilai
1. Antusias setiap anggota dalam kelompok Sangat Baik
2. Interaksi antar anggota kelompok Baik
3. Kemampuan bekerjasama Baik
4. Adanya suasana saling berkompetisi Baik
Tabel 4.4 : Hasil angket siswa siklus II
No. Pertanyaan Jawaban Persentase
1. Apakah pembelajaran
kooperatif model permainan
TTS menyenangkan ?
Ya 96 %
Tidak 4 %
2. Apakah anda merasa lebih
termotivasi untuk belajar PKn
setelah digunakannya metode
pembelajaran kooperatif
model permainan TTS ?
Ya 93 %
Tidak 7 %
Dari kedua tabel diatas memperlihatkan bahwa pada siklus kedua,
antusias siswa terhadap metode pembelajaran kooperatif model permainan
TTS makin besar atau sangat baik, sedangkan aktifitas siswa yang meliputi
interaksi, kerjasama, dan adanya suasana berkompetisi juga sudah semakin
baik. Sedangkan dari hasil angket juga menunjukkan perkembangan, yakni
memperlihatkan bahwa hampir semua siswa (96%) menyatakan menyenangi
pembelajaran kooperatif model permainan TTS dan sebanyak 93% merasa
lebih termotivasi untuk belajar lebih giat lagi.
Sedangkan dari hasil pemberian tes formatif II dieroleh data yang
menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan dari 73,7
(pada siklus I) menjadi 81,4 pada siklus II.
Jadi dapat dikatakan bahwa efektifitas penggunaan model permainan
TTS pada siklus II secara keseluruhan mengalami peningkatan jika
dibandingkan pada siklus I. hal ini disebabkan adanya penggunaan strategi
baru sehingga kekurangan pada siklus I tidak terulang pada siklus II. Jadi
pada siklus II ini dapat diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa
penggunaan metode pembelajaran kooperatif model permainan TTS sangat
efektif dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan memacu
motivasi belajar serta mampu meningkatkan penguasaan materi
pembelajaran.
c. Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses pembelajaran kooperatif
model permainan TTS. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan
sebagai berikut :
Selama proses pembelajaran, guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek
yang belum sempurna, tetapi persentasi pelaksanaannya untuk
masing-masing aspek cukup besar.
Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran kooperatif mode permainan
TTS, secara bertahap siswa mampu meningkatkan aspek-
aspek aktifitas dalam kelompok, sehingga hampir semua siswa
merasakan suasana belajar yang menyenangkan, serta
berdampak positif terhadap peningkatan motivasi dan hasil
belajar.
Kekurangan pada siklus sebelumnya sudah mengalami
perbaikan, sehingga pencapaian pada siklus berikutnya
mengalami peningkatan.
Pencapaian hasil pada siklus II menunjukan bahwa
penggunaan metode pembelajaran kooperatif model
permainan TTS sangat efektif dalam menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan dan memacu motivasi serta
prestasi belajar pada mata pelajaran geografi.
d. Revisi Pelaksanaan
Pada siklus II guru telah melaksanakan pembelajaran melalui
pembelajaran kooperatif model permainan TTS dengan baik, dan dilihat dari
aspek aktifitas setiap kelompok, hasil angket siswa dan pencapaian nilai rata-
rata siswa hasil tes formatif, telah menunjukkan bahwa pelaksanaan proses
pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Dengan demikian tidak
diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk
tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang
telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proes pembelajaran melalui
metode pembelajaran kooperatif model permainan TTS pada waktu-waktu
berikutnya dapat ditingkatkan mutu pembelajarannya sehingga siswa
memperoleh pembelajaran bermakna secara komprehensif.
B. Pembahasan
1. Kondisi Belajar Siswa
Kondisi belajar siswa yang dimaksudkan adalah kondisi atau keadaan
selama berlangsungnya proses pembelajaran kooperatif model permianan TTS
yang meliputi aspek-aspek aktifitas setiap siswa dalam setiap kelompok.
Hasil observasi selama kegiatan dalam proses pembelajaran kooperatif
model permainan TTS selama dua siklus disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.7 : Rekapitulasi data hasil observasi Siklus I dan II .
No. Kondisi belajar setiap kelompok selama
pembelajaran kooperatif model permainan
(games)
Deskripsi Nilai
Siklus I Siklus II
1. Antusias setiap anggota dalam kelompok Baik Sangat Baik
2. Interaksi antar anggota kelompok Cukup Baik
3. Kemampuan bekerjasama Cukup Baik
4. Adanya suasana saling berkompetisi Cukup Baik
Table diatas memperlihatkan bahwa pada siklus I, walaupun penggunaan
metode pembelajaran kooperatif model permainan TTS baru dikenal siswa,
efektifitasnya terhadap kondisi belajar siswa sudah terlihat cukup baik, meskipun
masih belum optimal.
Setelah dilakukannya perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan pada siklus
I, maka pada siklus II dapat diperoleh peningkatan yang signifikan. Jadi dapat
dikatakan bahawa efektifitas penggunaan model permainan TTS terhadap
kondisi belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan jika dibandingkan
pada siklus I. Hal ini disebabkan karena adanya penggunaan strategi baru
sehingga kekurangan pada siklus I tidak terualng pada siklus II. Jadi pada siklus
II ini dapat diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa penggunaan metode
pembelajaran kooperatif model permainan TTS sangat efektif dalam
menciptakan kondisi belajar yang aktif dan bermakna.
2. Suasana dan Motivasi Belajar Siswa
Dari hasil angket siswa yang diberikan pada setiap akhir siklus, diperoleh
data yang berupa pendapat atau tanggapan siswa terhadap penerapan metode
pembelajaran kooperatif model permainan TTS dalam proses pembelajaran PKn
seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.6 : Rekapitulasi data hasil angket siswa pada siklus I dan II .
No. Pertanyaan Siklus I Siklus II
1. Apakah pembelajaran
kooperatif permainan TTS
menyenangkan ?
Ya 76 % Ya 96 %
Tidak 24 % Tidak 4 %
2. Apakah Anda merasa lebih
termotivasi untuk belajar
PKn setelah digunakannya
metode pembelajaran
kooperatif model
permainan TTS ?
Ya 79 % Ya 93 %
Tidak 21 % Tidak 7 %
Dari tabel 4.5 dan 4.6 diatas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan
pembelajaran kooperatif model permainan TTS, walaupun baru pada siklus I,
hasilnya sudah menunjukkan bahwa siswa cukup menyenangi pembelajaran
model permainan TTS dan merasa lebih termotivasi untuk belajar PKn lagi.
Pada siklus II, dengan menggunakan strategi lain dan tidak mengulangi
kekurangan pada siklus I, dapat diperoleh dari hasil yang memperlihatkan bahwa
hampir semua siswa menyatakan menyenangi pembelajaran kooperatif model
permainan TTS dan merasa sangat termotivasi untuk belajar PKn.
Hasil angket pada siklus I dan II sebagaimana tersebut diatas sejalan dengan
hasil pencapaian prestasi belajar siswa, yakni ditunjukkan oleh adanya
peningkatan rata-rata hasil pemberian tes formatif I dan II sebagaimanapada
tabel berikut :
Tabel 4.6 : Rekapitulasi data hasil angket siswa pada siklus I, II, dan III .
Siklus I Siklus II
Nilai rata-rata Siswa 73,7 81,4
Jadi dapat dikatakan bahwa penggunaan metode pembelajaran kooperatif
model permainan TTS sangat efektif dalam menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan, memacu motivasi belajar serta mampu membawa peningkatan
terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran PKn.
3. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh pencapaian aspek-aspek aktifitas siswa
dalam setiap kelompok pembelajaran kooperatif model permainan TTS dalam
setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positi terhadap suasana
dan tingkat motivasi belajar siswa, yaitu dapat ditunjukan dengan adanya
persentase pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
4. Aktifitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data dari hasil observasi oleh kolaborator, diperoleh
bahwa aspek-aspek aktifitas siswa ddalam setiap kelompok pada proses
pembelajaran kooperatif model permainan TTS pada pembelajaran PKn sudah
baik, mulai dari antusias, interaksi dan kerjasama serta adanya suasana saling
berkompetisi. Jadi dapat dikatakan bahwa sikap atau respon siswa dalam proses
pembelajaran kooperatif model permainan TTS dapat dikategorikan aktif.
Sedangakan untuk aktifitas guru, selama pembelajaran telah melaksanakan
langkah-langkah pembelajaran melalui model permainan TTS dengan baik. Hal
ini terlihat dari aktifitas guru yang muncul diantaranya aktifitas menjelaskan,
membimbing dan mengamati siswa dalam kegiatan setiap kelompok dalam
proses pemecahan masalah yang tersedia pada lembar kerja siswa yang memuat
model permainan TTS.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus,
dan berdasarkan analisis dan pembahasannya, maka dapat diambil suatu kesimpulan
sebagai berikut :
1. Penggunaan metode pembelajaran kooperatif model permainan TTS
pada pembelajaran PKn dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Kediri tahun pelajaran 2008/2009,
hal ini dapat ditunjukkan dengan data hasil angket siswa pada akhir
siklus II, yaitu sebesar 93% atau sebagian besar siswa menyatakan
merasa sangat termotivasi untuk belajar PKn setelah digunakannya
model pembelajaran metode permainan TTS.
2. Penggunaan metode pembelajaran kooperatif model permainan TTS
pada pembelajaran PKn dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas
VIII SMP Muhammadiyah Kota Kediri tahun pelajaran 2008/2009, hal
ini dapat ditunjukkan dengan data pencapaian nilai rata-rata siswa hasil
tes formatif, yakni pada siklus I sebesar 73,7 dan pada siklus II
meningkat menjadi 81,4.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya, maka agar
proses pembelajaran PKn lebih efektif dan lebih memberikan makna bagi siswa, maka
disampaiakan saran sebagai berikut :
1. Untuk melaksanakan metode pembelajaran kooperatif model permainan
TTS hendaknya dipersiapkan secara matang, serta sesuai dengan topik
atau kompetensi dasar sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal.
2. Dalam rangka menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan
menumbuhkan motivasi belajar siswa serta proses pembelajaran lebih
bermakna bagi siswa, guru hendaknya lebih kreatif dan inovatif dalam
menggunakan berbagai metode dan model pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar
Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka.
Nur, Muhammad. 1996. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI,
Universitas Terbuka
Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindon
Arikunto, Suharsini. 1998. Prosedur Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Remaja Cipta
Sukadinata, Nana Syaodih. 2004. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Lee, W.R. 1985. Language Teaching Games and Contests. London: Oxford University Press.
Sudjana. Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII C
SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TP. 2008/2009
(SASARAN PENELITIAN)
No. No. Induk NAMA No. No. Induk NAMA
1 6605 Agung Leo Setiawan 23 6534 Lidya Surya Christina
2 6606 Ahmad Dastian 24 6535 Linda Vista Zonba Ulthary
3 6520 Amprih Sudarmi 25 6719 Lusi Deviana
4 6652 Aris Wibowo 26 6671 Maya Febrijayanti
5 6784 Bejo Bisono 27 6630 Miftakhul Jannah
6 6653 Dedy Kristanto 28 6781 Nofika Wakyu Lestari
7 6654 Dhani Ridho Cahyono 29 6673 Novi Zulfiana
8 6656 Diah Retno Wuolansari 30 6724 Pamungkas Fitriananta
9 6702 Diante Putri Rahmadita 31 6760 Puji Purwati
10 6704 Dita Dwi Agustina 32 6544 Purvita Muslimin
11 6617 Dwi Adilaga 33 6637 Ratna Sari
12 6569 Eka Arum Sari 34 6545 Ria Vivit Ragil Rahayu
13 6705 Eko Budi Prasetyo 35 6546 Ridho Kuswoyo
14 6710 Esti Dyah Ningrum 36 6726 Rio Eko Nur Cahyono
15 6713 Hardiono 37 6680 Rita Kumalasari
16 6747 Ida Reni Puji Rahayu 38 6682 Siska Hermaniati
17 6748 Indra Prakoso Setiaji 39 6596 Sugiarti
18 6620 Iwan Harianto 40 6771 Titik Puji Astitik
19 6621 Iwan Sugito 41 6776 Umar Agus Purwanto
20 6668 KristinAmbarwati 42 6644 Winda Rusiana
21 6626 Kukuh Sugiarto 43 6690 Yonix Trianggolo
22 6624 Kurnia Ahmad R 44 6558 Yulianto
Nilai Tes Formatif Siklus I
Nomor
Absen Nilai
Keterangan Nomor
Absen Nilai
Keterangan
T TT T TT
1. 77 V 23. 74 V
2. 74 V 24. 80 V
3. 62 V 25. 77 V
4. 75 V 26. 76 V
5. 77 V 27. 62 V
6. 86 V 28. 74 V
7. 73 V 29. 72 V
8. 60 V 30. 86 V
9. 85 V 31. 61 V
10. 74 V 32. 82 V
11. 73 V 33. 63 V
12. 75 V 34. 75 V
13. 79 V 35. 75 V
14. 89 V 36. 63 V
15. 80 V 37. 79 V
16. 69 V 38. 60 V
17. 78 V 39. 77 V
18. 61 V 40. 75 V
19. 75 V 41. 64 V
20. 78 V 42. 78 V
21. 75 V 43. 74 V
22. 73 V 44. 74 V
Rata-rata nilai : 73,7
Keterangan : T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Nilai Tes Formatif Siklus II
Nomor
Absen Nilai
Keterangan Nomor
Absen Nilai
Keterangan
T TT T TT
1. 83 V 23. 80 V
2. 81 V 24. 87 V
3. 72 V 25. 82 V
4. 82 V 26. 83 V
5. 87 V 27. 63 V
6. 92 V 28. 79 V
7. 78 V 29. 79 V
8. 64 V 30. 90 V
9. 88 V 31. 70 V
10. 82 V 32. 92 V
11. 85 V 33. 79 V
12. 80 V 34. 80 V
13. 85 V 35. 84 V
14. 94 V 36. 74 V
15. 90 V 37. 87 V
16. 76 V 38. 70 V
17. 85 V 39. 86 V
18. 64 V 40. 81 V
19. 85 V 41. 75 V
20. 87 V 42. 85 V
21. 77 V 43. 78 V
22. 78 V 44. 76 V
Rata-rata nilai : 81,4
Keterangan : T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
DAFTAR PENGAMATAN AFEKTIF
LEMBAR OBSERVASI TIAP SIKLUS
PENELITI TINDAKAN KELAS DENGAN JUDUL :
“PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE
PERMAINAN UNTUK MENCIPTAKAN MOTIVASI DAN PRESTASI
BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PKn SISWA KELAS VIII SMP
MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2008/2009”
SIKLUS : ..............................
Tanggal Pelaksanaan : ..............................
N
o.
Kondisi Belajar Setiap Kelompok
Selama Pembelajaran Kooperatif
Model Permainan TTS
Persen
tase
Kualifikasi
SB B C K
1. Antusias setiap anggota kelompok
2. Interaksi antar anggota kelompok
3. Kemampuan bekerjasama
4. Adanya suasana saling berkompetisi
Keterangan :
90 – 100% : Sangat Baik (SB)
71 – 89% : Baik (B)
60 – 70% : Cukup (C)
0 – 59% : Kurang (K)
Kediri, ………………
Pengamat I Pengamat II
……………….. ……………….
NIP. ………….. NIP. ………….
DAFTAR PERTANYAAN ANGKET SISWA
PENELITI TINDAKAN KELAS DENGAN JUDUL :
“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE
PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI
BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PKn SISWA KELAS VIII SMP
MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2008/2009”
JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN BERIKUT SESUAI DENGAN YANG
ANDA ALAMI SELAMA MENGIKUTI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PKn
MELALUI PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF METODE PERMAINAN !
1. Menurut pendapat Anda, bagaimana suasana belajar yang Anda rasakan
selama mengikuti pembelajaran mata pelajaran PKn melalui penggunaan
metode permainan ?
a. Menyenangkan
b. Tidak menyenangkan
2. Setelah Anda mengikuti pembelajaran mata pelajaran PKn melalui
penggunaan metode permainan, Apakah motivasi anda untuk belajar mata
pelajaran PKn menjadi bertambah (meningkat) ?
a. Ya
b. Tidak berpengaruh
Recommended