View
241
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
8/18/2019 KDS Responsi
1/23
BAB I
PENDAHULUAN
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhurektal di atas 380C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.1,2 Kejang demam terjadi
tanpa disertai infeksi sistem saraf pusat, dan dapat terjadi pada bayi dan anak bulan hingga 0
bulan (! tahun)." sebanyak "#!$ dari seluruh anak mengalami kejang demam,1," dan menjadi
kejadian kejang paling sering yang terjadi pada anak % ! tahun.1 &elson dan 'llenberg
menggunakan data dari NationalC ollaborative Perinatal Project, membagi kejang demam
menjadi skejang demam sederhana dan kompleks. Kejang demam sederhana diartikan sebagai
kejang umum primer yang terjadi kurang dari 1! menit dan tidak berulang dalam " jam. 1," nak
dengan kejang demam sederhana tidak terbukti mengalami peningkatan resiko kematian,
hemiplegia maupun retardasi mental. *erdasarkan e+aluasi follo up, risiko epilepsy setelah
kejang demam sederhana dinyatakan hanya sedikit lebih tinggi disbanding populasi umum.
-ekitar "# $ dari seluruh anak mengalami satu atau lebih kejadian kejang demam
sampai usia ! tahun. *eberapa studi menemukan angka kejadian yang lebih tinggi pada anak
laki#laki daripada anak perempuan, tetapi studi lain tidak sama. i amerika, &elson dan 'llenber
melaporkan perbedaan rasial, yaitu 3.!$ pre+alensi pada kulit putih dan ."$ pada kulit hitam.3
Kejang demam biasanya mulai terjadi pada usia " tahun. /ada anak risiko terbesar adalah
pada usia antara bulan sampai 3 tahun. -tudi berdasarkan populasi yang melibatkan anak yang
tidak diraat di umah -akit telah menemukan baha proporsi dari kejang demam yang
pertama adalah kejang demam kompleks. Kekambuhan (recurrences) dalam konteks ini berarti
lebih dari satu episode kejang demam, berbeda dengan multiple2 yang berarti lebih dari satu
kejang pada sebuah episode demam. *erg at al menyajikan data meta analisis dan menemukan
baha seara umum resiko kekambuhan adalah 3.3$. 4sia yang muda pada saat onset (5 1
tahun) dan riayat keluarga dengan kjang demam diprediksi meningkatkan risiko kekambuhanl.
Kejang fokal, lama dan berulang hanya sedikit meningkatkan risiko.3
BAB III
8/18/2019 KDS Responsi
2/23
LAPORAN KASUS
3.1 IDENTITAS
&ama /asien 6 n. 7
4mur 6 " tahun 9 bulan
** 6 10 kg
-tatus :i;i 6 *ehrman
8/18/2019 KDS Responsi
3/23
air sehari sebelum masuk rumah sakit, konsistensi air dengan sedikit ampas,
frekuensi 3B dalam sehari, arna oklat dan tidak berbau, muntah (#).
3.2.3 Ria!at Pen!a"it Dahulu
iayat kejang sebelumnya disangkal, riayat sakit paru#paru disangkal, riayat
malaria disangkal.
3.2.% Ria!at Kelua#$a
?idak ada riayat kejang dalam keluarga.
3.2.& Ria!at "ehamilan i'u
-elama hamil, ibu pasien dalam keadaan sehat. Kontrol kehamilan rutin di
/uskesmas -erui. iayat minum obat ataupun jamu disangkal.
3.2.( Ria!at "elahi#an
4mur kelahiran ukup bulan, lahir seara spontan di rumah dan ditolong oleh
neneknya, berat badan lahir tidak diingat, langsung menangis.
3.2.) Ria!at ne*natal
enangis kuat, arna kulit merah, langsung minum -@ dan tidak ada gangguan
minum. inum -@ hingga usia bulan dan dilanjutkan susu formula (latogen).
3.2.+ Ria!at imuniai
?idak diketahui ayah pasien.
3.3 PEMERIKSAAN -ISIK
Statu ene#ali
1. Keadaan umum 6 ?ampak sakit sedang
8/18/2019 KDS Responsi
4/23
". Kesadaran 6 Compos entis, :C- 'A!
3. ?anda Aital
a. 6 113 BDmenit
b. espirasi 6 30BDmenit
. -uhu badan 6 3
8/18/2019 KDS Responsi
5/23
Pal/ai 6 -upel, /alpasi superfisial dalam batas normal.
# eparD>ien6 ?idak terabaDtidak teraba
# &yeri tekan abdomen (#)
Pe#"ui 6 ?impani, &yeri ketok (#)G -hifting dullness (#).
8/18/2019 KDS Responsi
6/23
36 dalam batas normal
?horaks6 dalam batas normal
bdomen6 dalam batas normal
'kstremitas6 dalam batas normal
K- e
hinopharingiti
s akut
# @AF ! L &- tpm
mikro
# @nj. paraetamol 3B1!0
mg (@A) (K/)
# @nj. anitidin "B10 mg
(@A)
#
8/18/2019 KDS Responsi
7/23
1
8/18/2019 KDS Responsi
8/23
BAB II
TIN:AUAN PUSTAKA
2.1 De8inii
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal di atas 380C ) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.1
Kejang demam terjadi pada "#$ anak berumur bulan O ! tahun. nak yang pernah
mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang demam kembali tidak termasuk dalam
kejang demam. Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 1 bulan tidak
termasuk dalam kejang demam. *ila anak berumur kurang dari bulan atau lebih dari !
tahun mengalami kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain misalnya infeksi --/,
atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam.1
2.2 Eti*l*$i
'tiologi dan patofisiologi terjadinya kejang demam masih belum jelas. Faktor
hereditas diduga mempunyai peranan. ?erjadinya bangkitan kejang demam tergantung
kepada umur, tinggi serta epatnya suhu meningkat. ?iap anak mempunyai nilai ambang
kejang yang berbeda terhadap kenaikan suhu. %
2.3 Klai8i"ai
Kejang demam dibagi menjadi6 1
1. Kejang demam sederhana (Simple febrile seizure)
". Kejang demam kompleks (Complex febrile seizure)
a. Ke5an$ 6emam e6e#hanaKejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 1! menit, dan umumnya
akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik, tanpa gerakan
fokal. Kejang tidak berulang dalam aktu " jam. Kejang demam sederhana
merupakan 80$ di antara seluruh kejang demam. 1
'. Ke5an$ 6emam "*m/le"
8/18/2019 KDS Responsi
9/23
Kejang demam dengan salah satu iri berikut ini6 1
1. Kejang lama P 1! menit
". Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
3. *erulang atau lebih dari 1 kali dalam " jam
Kejang lama adalah kejang yang berlangsung lebih dari 1! menit atau kejang berulang
lebih dari " kali dan di antara bangkitan kejang anak tidak sadar. Kejang lama terjadi
pada 8$ kejang demam. 1
Kejang fokal adalah kejang parsial satu sisi, atau kejang umum yang didahului kejang
parsial. 1
Kejang berulang adalah kejang " kali atau lebih dalam 1 hari, di antara " bangkitan
kejang anak sadar. Kejang berulang terjadi pada 1$ di antara anak yang mengalami
kejang demam. 1
2.3 Mani8etai Klini
da dua bentuk kejang demam, yaitu kejang demam sederhana dan kejang demam
komplikata. %
a. Kejang demam sederhana 6 kejang demam yang memenuhi modifikasi "#ite#ia
Li;in$t*ne, yaitu 6
1. 4sia bulan hingga tahun.
". >ama kejang berlangsung kurang dari 1! menit.
3. Kejang bersifat umum (general)
. Kejang terjadi dalam aktu 1 jam setelah timbulnya demam.
!. ?idak ada kelainan neurologis baik klinis maupun laboratoris.
. asil pemeriksaan '': normal 1 minggu setelah bangkitan kejang.
b. Kejang demam komplikata 6 diluar modifikasi kriteria >i+ingstone.
2.& Peme#i"aan /enun5an$
8/18/2019 KDS Responsi
10/23
2.&.1 Peme#i"aan la'*#at*#ium
/emeriksaan laboratorium tidak dikerjakan seara rutin pada kejang
demam, tetapi dapat dikerjakan untuk menge+aluasi sumber infeksi penyebab
demam, atau keadaan lain misalnya gastroenteritis dehidrasi disertai demam.
/emeriksaan laboratorium yang dapat dikerjakan misalnya darah perifer, elektrolit
dan gula darah. 1
2.&.2 Pun$i lum'al
/emeriksaan airan serebrospinal dilakukan untuk menegakkan atau
menyingkirkan kemungkinan meningitis. isiko terjadinya meningitis bakterialis
adalah 0,$#,
8/18/2019 KDS Responsi
11/23
Foto X-ray kepala dan penitraan seperti compute tomograp!y scan (C?#
san) atau magnetic resonance imaging (@) jarang sekali dikerjakan, tidak
rutin dan hanya atas indikasi seperti6 1
1. Kelainan neurologik fokal yang menetap (hemiparesis)
". /aresis ner+us A@
3. /apiledema
2.( Dia$n*i < Dia$n*i Ban6in$
iagnosis kejang demam dibuat berdasarkan anamnesis kejang dan pemeriksaan neurologis
yang dalam batas normal. %
iagnosis banding kejang demam adalah 6
# eningitis
# 'nsefalitis
# bses otak
2.) -a"t*# #ii"* te#5a6in!a e/ile/i
Faktor risiko lain adalah terjadinya epilepsi di kemudian hari.
Faktor risiko menjadi epilepsi adalah6 1
1. Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama.
". Kejang demam kompleks
3. iayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung
asing#masing faktor risiko meningkatkan kemungkinan kejadian epilepsi sampai $#
$, kombinasi dari faktor risiko tersebut meningkatkan kemungkinan epilepsi menjadi 10$#
9$ (>e+el @@#"). Kemungkinan menjadi epilepsi tidak dapat diegah dengan pemberian obat
rumat pada kejang demam1
2.) Penatala"anaan
8/18/2019 KDS Responsi
12/23
*iasanya kejang demam berlangsung singkat dan pada aktu pasien datang
kejang sudah berhenti. pabila datang dalam keadaan kejang obat yang paling epat
untuk menghentikan kejang adalah dia;epam yang diberikan seara intra+ena. osis
dia;epam intra+ena adalah 0,3#0,! mgDkg perlahan#lahan dengan keepatan 1#" mgDmenit
atau dalam aktu 3#! menit, dengan dosis maksimal "0 mg. 1
Nbat yang praktis dan dapat diberikan oleh orang tua atau di rumah adalah
dia;epam rektal. osis dia;epam rektal adalah 0,!#0,
untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari
10 kg. tau dia;epam rektal dengan dosis ! mg untuk anak dibaah usia 3 tahun atau
dosis
8/18/2019 KDS Responsi
13/23
Al$*#itma Penatala"anaan Ke5an$
2.).1 Pem'e#ian *'at /a6a aat 6emam
Anti/i#eti"
?idak ditemukan bukti baha penggunaan antipiretik mengurangi risiko
terjadinya kejang demam, namun para ahli di @ndonesia sepakat baha antipiretik
tetap dapat diberikan. osis parasetamol yang digunakan adalah 10 O1! mgDkgDkali
diberikan kali sehari dan tidak lebih dari ! kali. osis @buprofen !#10
8/18/2019 KDS Responsi
14/23
mgDkgDkali ,3# kali sehari. 1 eskipun jarang, asam asetilsalisilat dapat
menyebabkan sindrom eye terutama pada anak kurang dari 18 bulan, sehingga
penggunaan asam asetilsalisilat tidak dianjurkan. 1
Anti"*n;ulan
/emakaian dia;epam oral dosis 0,3 mgDkg setiap 8 jam pada saat demam
menurunkan risiko berulangnya kejang pada 30$#0$ kasus, begitu pula dengan
dia;epam rektal dosis 0,! mgDkg setiap 8 jam pada suhu P 38,! 0C. osis tersebut
ukup tinggi dan menyebabkan ataksia, iritabel dan sedasi yang ukup berat pada
"!#39$ kasus. Fenobarbital, karbama;epin, dan fenitoin pada saat demam tidak
berguna untuk menegah kejang demam. 1
2.).2 Pem'e#ian *'at #umat
A. In6i"ai /em'e#ian *'at #umat
/engobatan rumat hanya diberikan bila kejang demam menunjukkan iri
sebagai berikut (salah satu)6 1
1. Kejang lama P 1! menit
". danya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya
hemiparesis, paresis ?odd, erebral palsy, retardasi mental, hidrosefalus.
3. Kejang fokal
. /engobatan rumat dipertimbangkan bila6
Q Kejang berulang dua kali atau lebih dalam " jam.
Q Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 1" bulan.
Q Kejang demam P kali per tahun
/enjelasan6
Q -ebagian besar peneliti setuju baha kejang demam P 1! menit merupakan
indikasi pengobatan rumat
Q Kelainan neurologis tidak nyata misalnya keterlambatan perkembangan
ringan bukan merupakan indikasi pengobatan rumat
8/18/2019 KDS Responsi
15/23
Q Kejang fokal atau fokal menjadi umum menunjukkan baha anak
mempunyai fokus organik.
B. :eni anti"*n;ulan untu" /en$*'atan #umat
/emberian obat fenobarbital atau asam +alproat setiap hari efektif dalam
menurunkan risiko berulangnya kejang. 1 *erdasarkan bukti ilmiah baha
kejang demam tidak berbahaya dan penggunaan obat dapat menyebabkan efek
samping, maka pengobatan rumat hanya diberikan terhadap kasus selektif dan
dalam jangka pendek. 1 /emakaian fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan
gangguan perilaku dan kesulitan belajar pada 0#!0$ kasus. 1
Nbat pilihan saat ini adalah asam +alproat. /ada sebagian keil kasus,
terutama yang berumur kurang dari " tahun asam +alproat dapat menyebabkan
gangguan fungsi hati. osis asam +alproat 1!#0 mgDkgDhari dalam "#3 dosis,
dan fenobarbital 3# mgDkg per hari dalam 1#" dosis. 1
=. Lama /en$*'atan #umat
/engobatan diberikan selama 1 tahun bebas kejang, kemudian dihentikan
seara bertahap selama 1#" bulan. 1
D. E6u"ai /a6a *#an$ tua
Kejang selalu merupakan peristia yang menakutkan bagi orang tua. /ada
saat kejang sebagian besar orang tua beranggapan baha anaknya telah
meninggal. Keemasan ini harus dikurangi dengan ara yang diantaranya6 1
1. enyakinkan baha kejang demam umumnya mempunyai prognosis baik.
". emberitahukan ara penanganan kejang.
3. emberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali.
. /emberian obat untuk menegah rekurensi memang efektif tetapi harus diinga
adanya efek samping obat.
8/18/2019 KDS Responsi
16/23
2.).3 Be'e#a/a hal !an$ ha#u 6i"e#5a"an 'ila "em'ali "e5an$
1. ?etap tenang dan tidak panik
". Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher
3. *ila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring. *ersihkan
muntahan atau lendir di mulut atau hidung. Ralaupun kemungkinan lidah
tergigit, jangan memasukkan sesuatu kedalam mulut.
. 4kur suhu, obser+asi dan atat lama dan bentuk kejang.
!. ?etap bersama pasien selama kejang
. *erikan dia;epam rektal. an jangan diberikan bila kejang telah berhenti.
a"inai
-ejauh ini tidak ada kontra indikasi untuk melakukan +aksinasi terhadap anak
yang mengalami kejang demam. Kejang setelah demam karena +aksinasi sangat
jarang. ngka kejadian pasa +aksinasi /? adalah #9 kasus per 100.000 anak
yang di+aksinasi sedangkan setelah +aksinasi "!#3 per 100.000. ianjurkan
untuk memberikan dia;epam oral atau rektal bila anak demam, terutama setelah
+aksinasi /? atau . *eberapa dokter anak merekomendasikan parasetamol
pada saat +aksinasi hingga 3 hari kemudian. 1
2.+ P#*$n*i
2.+.1 Kemun$"inan men$alami "e7a7atan atau "elainan neu#*l*$i
Kejadian keaatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah dilaporkan.
/erkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal pada pasien yang
sebelumnya normal. /enelitian lain seara retrospektif melaporkan kelainan neu#
rologis pada sebagian keil kasus, dan kelainan ini biasanya terjadi pada kasus
dengan kejang lama atau kejang berulang baik umum atau fokal.1
2.+.2 Kemun$"inan 'e#ulan$n!a "e5an$ 6emam
8/18/2019 KDS Responsi
17/23
Kejang demam akan berulang kembali pada sebagian kasus. Faktor risiko
berulangnya kejang demam adalah6
1. iayat kejang demam dalam keluarga1,3
". 4sia kurang dari 1" bulan 1,3
3. ?emperatur yang rendah saat kejang1
. Cepatnya kejang setelah demam1
*ila seluruh faktor di atas ada, kemungkinan berulangnya kejang demam
adalah 80$, sedangkan bila tidak terdapat faktor tersebut kemungkinan berulangnya
kejang demam hanya 10$#1!$. Kemungkinan berulangnya kejang demam paling
besar pada tahun pertama.
8/18/2019 KDS Responsi
18/23
BAB I>
PEMBAHASAN
iagnosis kejang demam sederhana pada kasus ini didasarkan pada anamnesis dan
pemeriksaan fisik. /ada anamnesis yang dilakukan terhadap ayah pasien, didapatkan keluhan
kejang hanya satu kali yaitu 30 menit sebelum masuk umah -akit, kejang diaali demam
tinggi, terjadi kekakuan pada seluruh tubuh selama ! menit tanpa disertai penurunan kesadaran.
-etelah dilakukan pemeriksaan fisik, tidak didapatkan tanda#tanda rangsang meningeal maupun
peningkatan tekanan intraranial yang berarti proses terjadi kejang merupaka sebuah proses
ekstrakranial. al ini sesuai teori yang menjelaskan mengenai kriteria diagnosis kejang demam
sederhana yaitu kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 1! menit, dan umumnya
akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokal.
Kejang tidak berulang dalam aktu " jam. Kejang demam sederhana merupakan 80$ di antara
seluruh kejang demam.
/ada pasien rhinofaringitis akut diduga sebagai penyebab terjadinya demam yang
mengakibatkan kejang. iagnosis Kejang demam sederhana et ausa rhinofaringitis akut
didasarakan pada anmnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. /ada anamnesis
didapatkan riayat demam 3 hari yang timbul terus menerus alaupun telah diberikan obat
penurun panas, batuk dan pilek selama 3 hari dengan arian hidung jernih, menret 3B, arna
oklat tidak berbau. /ada pemeriksaan fisik tidak didapatkan pembesaran tonsil maupun
hiperemis dari faring. /ada pemeriksaan thoraks juga tidak ditemukan suara napas tambahan
yang menyingkirkan keurigaan terhadap infeksi saluran napas baah maupun parenkim paru.
asil pemeriksaan laboratorium juga menunjukkan peningkatan leukosit yang berarti terdapat
suatu proses inflamasi atau infeksi.
/enatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini yaitu pemasangan infus dengan
pemberian airan rumatan menggunakan rumus oliday -egar yaitu 10 kg B 100 H 1000D"
jam atau tetes mikro. Cairan yang diberikan berupa kristaloid !1D" &-. /emberian
antipiretik menggunakan paraetamol 1! mgDkg**Dkali pemberian yaitu 3B1!0mg untuk
menegah peningkatan suhu tubuh yang dapat kembali memiu kejang. *erkaitan dengan
diagnosis rhinofaringitis akut, pasien diberikan antibotik berupa efotaksim 3B00mg, yang
dilanjutkan dengan pemberian efiBime syrup "B !0 mg (dosis 10mgDkg**Dkali) saat pasien
8/18/2019 KDS Responsi
19/23
diperbolehkan raat jalan. /asien juga diberikan puyer batuk pilek yang berisi ambroBol dan
hlorpheniramine maleat (C?). /emberian antikon+ulsan dan terapi rumatan pada pasien ini
tidak dilakukan mengingat selama obser+asi 1B" jam pasien tidak mengalami kejang dan
demam berangsur menurun.
/enatalaksanaan pada pasien ini sesuai dengan teori baha sekalipun tidak ditemukan
bukti baha penggunaan antipiretik mengurangi risiko terjadinya kejang demam, namun para
ahli di @ndonesia sepakat baha antipiretik tetap dapat diberikan. osis parasetamol yang
digunakan adalah 10 O1! mgDkgDkali diberikan kali sehari dan tidak lebih dari ! kali.
/emakaian dia;epam oral dosis 0,3 mgDkg setiap 8 jam pada saat demam menurunkan risiko
berulangnya kejang pada 30$#0$ kasus, begitu pula dengan dia;epam rektal dosis 0,! mgDkg
setiap 8 jam pada suhu P 38,!0C. osis tersebut ukup tinggi dan menyebabkan ataksia, iritabel
dan sedasi yang ukup berat pada "!#39$ kasus. /engobatan rumat hanya diberikan bila kejang
demam menunjukkan iri sebagai berikut (salah satu)6 1
1. Kejang lama P 1! menit
". danya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya hemiparesis,
paresis ?odd, erebral palsy, retardasi mental, hidrosefalus.
3. Kejang fokal
. /engobatan rumat dipertimbangkan bila6
Q Kejang berulang dua kali atau lebih dalam " jam.
Q Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 1" bulan.
Q Kejang demam P kali per tahun
/ada pasien dengan kejang demam penting untuk memberikan edukasi kepada orang tua
akan kemungkina terjadinya kejang demam berikutnya. Kejang selalu merupakan peristia yang
menakutkan bagi orang tua. /ada saat kejang sebagian besar orang tua beranggapan baha
anaknya telah meninggal. Keemasan ini harus dikurangi dengan ara yang diantaranya6 1
1. enyakinkan baha kejang demam umumnya mempunyai prognosis baik.
". emberitahukan ara penanganan kejang.
3. emberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali.
. /emberian obat untuk menegah rekurensi memang efektif tetapi harus diinga adanya efek
samping obat.
8/18/2019 KDS Responsi
20/23
Kejadian keaatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah dilaporkan.
/erkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal pada pasien yang sebelumnya
normal. /enelitian lain seara retrospektif melaporkan kelainan neurologis pada sebagian keil
kasus, dan kelainan ini biasanya terjadi pada kasus dengan kejang lama atau kejang berulang baik
umum atau fokal. Kejang demam akan berulang kembali pada sebagian kasus. Faktor risiko
berulangnya kejang demam adalah6
1. iayat kejang demam dalam keluarga1,3
". 4sia kurang dari 1" bulan 1,3
3. ?emperatur yang rendah saat kejang1
. Cepatnya kejang setelah demam1
*ila seluruh faktor di atas ada, kemungkinan berulangnya kejang demam adalah 80$,
sedangkan bila tidak terdapat faktor tersebut kemungkinan berulangnya kejang demam hanya
10$#1!$. Kemungkinan berulangnya kejang demam paling besar pada tahun pertama.
/ada kasus ini, prognosis untuk kekambuhan adalah baik, yang berarti kemungkinan untuk
terjadinya kejang kembali hanya 10#1!$. al ini dikarenakan tidak adanya riayat kejang
demam dalam keluarga, keang tterjadi saat usia P1" bulan dan temperature ukup tinggi saat
terjadi kejang, serta kejang terjadi setelah 3 hari mengalami demam tinggi.
8/18/2019 KDS Responsi
21/23
BAB >
KESIMPULAN DAN SARAN
&.1 KESIMPULAN
/asien ini didiagnosa Kejang demam sederhana et ausa hinofaringitis akut. ?erapi
yang diberikan @AF ! L &- 100 D" jam, @nj paraetamol 3B1!0 mg (@A),
@nj ranitidin "B10 mg (@A), dan @nj efotaBim 3B00mg.
/rognosis pada pasien ini yaitu bonam karena setelah pengobatan pasien pulang
dengan sembuh.
&.2 Sa#an
1. engan penegakkan diagnosis dan penatalaksanaan epat dan tepat akan
mengurangi mortilitas pasien kejang demam.
". elakukan penyuluhan dan menambah pengetahuan kepada masyarakat mengenai
kejang demam.
3. emberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali.
8/18/2019 KDS Responsi
22/23
DATAR PUSTAKA
1. /usponegoro , Ridodo dan @smael -, Konsensus /enatalaksanaan Kejang emam
http6DDidai.or.idDp#ontentDuploadsD"013D0"Dkejang#demam#neurology#"01".pdf ."01"
(diakses6 "" agustus "01!)
". nonim. Febrile sei;ure6 guidline for the neurologi e+aluation of the hild ith a simple
febrile sei;ure. *oule+ard6 merian aademy of pediatris."011G p 390 diakses dari
http6DD.pediatris.orgDgiDontentDfullD1"8D"D389
3. Christoper A.Febrile on+ultion# a pratial guide. Cambridge6 hild de+elopment entre,
addenbrookes hospital."01! iakses dari6 http6DD.epilepsysoietyorg.uk
. enny *, bdul ,etno ,arito >. /edomman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan
anak -4 jayapura.
http://idai.or.id/wp-content/uploads/2013/02/kejang-demam-neurology-2012.pdfhttp://www.pediatrics.org/cgi/content/full/128/2/389http://www.pediatrics.org/cgi/content/full/128/2/389http://idai.or.id/wp-content/uploads/2013/02/kejang-demam-neurology-2012.pdf
8/18/2019 KDS Responsi
23/23
RESPONSI
DI>ISI NEUROLOI
KE:AN DEMAM SEDERHANA ET =AUSA RHINO-ARINITIS AKUT
Oleh4
A#ie P ?euun, S.Ke6 @@9@+%@12+
He#n! P, S.Ke6 2@@+&2@3+@
Rini Ti$i,S.Ke6 @@)@+%@@%9
Pen$u5i4
6#. Renn! H. Ba$u, S/.A
SM- ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT UMUM :A?APURA
-AKULTAS KEDOKTERAN
UNI>ERSITAS =ENDERAASIH
:A?APURA
2@1(
Recommended