View
9
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
KEANEKARAGAMAN GASTROPODA
DI PERAIRAN LITORAL PULAU PENGUJAN
KABUPATEN BINTAN
Denny Sanjaya Putra
Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, dennywelbeck1991@gmail.com
Henky Irawan
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, henkyirawan.umrah@gmail.com
Andi Zulfikar
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, andizulfikar@rocketmail.com
ABSTRAK
Putra, D S. 2015. Keanekaragaman Gastropoda di Perairan Liotral Pulau
Pengujan Kabupaten Bintan. Skripsi. Tanjungpinang: Jurusan Ilmu
Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja
Ali Haji. Pembimbing 1: Henky Irawan, S.Pi., MP., M.Sc. Pembimbing 2:
Andi Zulfikar, S.Pi., MP.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai
keanekaragaman gastropoda yang ada di perairan litoral Pulau Pengujan
Kabupaten Bintan. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai
Februari 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
random sampling / metode acak. Jumlah titik sampling yang didapat berjumlah 38
titik sampling dengan plot sampling berukuran 1x1m2
. Setiap plot sampling
meliputi pangambilan sample gastropoda, pengukuran parameter perairan dan
sample sedimen. Hasil pengamatan gastropoda ditemukan 9 spesies gastropoda
pada perairan litoral Pulau Pengujan. Hasil analisis menunjukkan
keanekaragaman dengan nilai 1,97 yang merupakan katagori sedang berdasarkan
indeks keanekaragaman, nilai keseragaman berjumlah 0,89 dengan katagori tinggi
berdasarkan indeks keseragaman sedangkan untuk nilai dominansi berjumlah 0,16
dan dikatagorikan dominansi rendah berdasarkan indeks dominansi.
Kata Kunci: Keanekaragaman, Keseragaman, dominansi, Gastropoda,
Perairan Litoral, Pulau Pengujan.
2
KEANEKARAGAMAN GASTROPODA
DI PERAIRAN LITORAL PULAU PENGUJAN
KABUPATEN BINTAN
Denny Sanjaya Putra
Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, dennywelbeck1991@gmail.com
Henky Irawan
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, henkyirawan.umrah@gmail.com
Andi Zulfikar
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, andizulfikar@rocketmail.com
ABSTRACT
Putra, D S. 2014 Gastropod Diversity in Waters Litoral Pengujan Island Bintan
Regency. Thesis. Tanjungpinang: Marine Sciences Department, Marine
Sciences and Fhiseries Faculty, University of Maritim Raja Ali Haji.
Advisor: Henky Irawan, S.Pi., MP., M.Sc. Co-advisor: Andi Zulfikar S.Pi.,
MP.
This study aimed to obtain information about the diversity of gastropods in
littoral waters Pengujan Island of Bintan Regency. This study was conducted in
January and February 2015. The method used in this research is the method of
random sampling / random method. The number of sampling points obtained
amounted to 38 plots measuring 1x1 m2
. Each plots sampling involves taking a
sample of gastropods, measurement and parameters and sample the waters and
sediments. The observation of 9 species of gastropods found in littoral waters
Pengujan Island. The analysis showed diversity with a value of 1,97 which is the
category was based in the index of diversity, uniformity value amounted to 0,89
with a high category because the value is close to 1 based index uniformity while
for dominance value amounted to 0,16 and low dominance categorized as value
closer 0 (zero) based on dominance index.
Keywords: Diversity, Uniformity, Dominance, Gastropods, Aquatic Litoral,
Pengujan Island
3
PENDAHULUAN
Pulau Pengujan adalah salah
satu Pulau yang terdapat di
Kabupaten Bintan. Nama lain Pulau
Pengujan yaitu Selat Bintan II
sedangkan Selat Bintan I yaitu Desa
Pengujan yang berbatasan langsung
dengan daratan Pulau Bintan. Pulau
ini memiliki pantai yang cukup
menawan hati dan pantai di Pulau ini
memiliki nilai ekonomis yang cukup
tinggi dikarenakan masyarakat Pulau
Pengujan ini banyak tergantung oleh
hasil lautnya seperti Crustacea dan
Gastropoda
Perairan Pulau Pengujan
memiliki wilayah intertidal atau
litoral yang cukup luas. Perairan
litoral adalah daerah yang berada
diantara pasang tertinggi dan surut
terendah. Daerah ini merupakan
daerah yang langsung berbatasan
dengan darat. Radiasi matahari,
variasi temperatur dan salinitas
mempunyai pengaruh yang lebih
berarti untuk daerah ini dibandingkan
dengan daerah laut lainnya. Daerah
pantai ini merupakan daerah yang
kaya akan jenis organismenya
khususnya gastropoda. Dilihat dari
substrat dasarnya pantai litoral terdiri
atas substrat berbatu, berpasir dan
berlumpur.
Gastropoda adalah hewan
bertubuh lunak yang berjalan
menggunakan perutnya dan dapat
hidup pada berbagai substrat seperti
substrat berbatu, berpasir hingga
substrat berlumpur. Gastropoda juga
memiliki peranan yang sangat dalam
rantai makanan di perairan
gastropoda merupakan hewan dasar
pemakan detritus dan serasah yang
jatuh dan mensirkulasi zat-zat yang
jatuh ke air guna untuk mendapatkan
makanan. Keanekaragaman
gastropoda pada perairan litoral
Pulau Pengujan dapat
menggambarkan bagaimana keadaan
parameter perairan di Pulau Pengujan
ini.
Pentingnya peranan ekologis
ekosistem yang ada di perairan litoral
Pulau Pengujan serta biota yang
berasosiasi di dalamnya khususnya
gastropoda dan peranan penting
gastropoda dalam rantai makanan di
perairan. Keberadaan gastropoda di
perairan litoral Pulau Pengujan
belum mempunyai data informasi
mengenai keanekaragaman
4
Gastropoda di perairan litoral Pulau
Pengujan. Oleh karena itu data
informasi komunitas gastropoda
sangat penting sehingga peneliti
melakukan kajian mengenai
keanekaragaman gastropoda di
Perairan Litoral Pulau Pengujan.
METODE
Penelitian ini telah di
laksanakan pada bulan Januari –
Februari 2015. Tempat penelitian di
perairan litoral Pulau Pengujan
Kabupaten Bintan Provinsi
Kepulauan Riau.
Peta Pulau Pengujan di dapat
dari citra SPORT tahun 2007
didigitasi untuk mendapatkan citra
vektor kemudian citra vektor ini
dimasukkan ke software visual
sampling plan versi 7 lalu diacak
menggunakan software ini agar
mendapatkan titik-titik koordinatnya.
Titik koordinatnya berjumlah 38 dan
bisa dilihat pada lampiran 7. Menurut
ahli statistik Sudjana (1992),
pendekatan kepada normal ini makin
baik jika ukuran sampel (n) makin
besar. Biasanya untuk n ≥ 30, maka
pendekatan ini sudah bisa berlaku.
Apabila populasi yang disampel
sudah berdistribusi normal, maka
rata-rata sampel juga berdistribusi
normal meskipun ukuran sampel n ≤
30.
Penentuan Metode Sampling
Metode sampling yang
digunakan pada penelitian ini
menggunakan metode random
sampling, yaitu pemilihan lokasi
sampling dilakukan secara acak
sederhana yang digunakan untuk
memilih sampel dari populasi dengan
cara sedemikian rupa sehingga setiap
anggota populasi mempunyai
peluang yang sama besar untuk
diambil sebagai sampel. Tujuan
tersebut dilakukan pada daerah
perairan litoral Pulau Pengujan
sebagai lokasi pengambilan sampel.
Pengambilan sampel dilakukan di
daerah litoral dan pada saat kondisi
5
surut hal ini untuk mempermudah
dalam pengamatan gastropoda.
Teknik penentuan lokasi plot
sampel menggunakan teknik random
atau metode acak. Dimana
pengacakan lokasi plot sampelnya
dibantu dengan menggunakan
software visual sampling plan versi 7
dengan mendigitasikan peta litoral
Pulau Pengujan kemudian di
masukkan dalam bentuk SHP yang
selanjutnya titik koordinat sampling
di acak menggunakan visual
sampling plan versi 7 dan titik
sampling disajikan dalam bentuk
peta (gambar) dan koordinat (data).
Lokasi terdiri dari 38 titik
sampling ( koordinat ) yang di acak
di seluruh perairan litoral Pulau
Pengujan dengan ukuran plot 1x1 m2.
Titik sampling akan ditampilkan
dalam bentuk tabel dan gambar
wilayah litoral Pulau Pengujan akan
ditampilkan dalam bentuk peta
seperti pada penentuan lokasi
pengamatan di atas.
Pengolahan Data
Kelimphan Gastropoda
Kelimpahan Gastropoda
merupakan gambaran banyaknya
jenis Gastropoda yang ditemukan
pada setiap stasiun / titk sampling.
Untuk menghitung kelimpahan
dilakukan perhitungan berdasarkan
metode yang diajukan oleh Krebs
(1985) dalam Satria (2014):
Kelimpahan=
Keanekaragaman
Untuk mengetahui
keanekaragaman jenis biota perairan
menggunakan indeks Shannon-
Wienner (H’) ( Fachrul, 2007 ),
dengan rumus:
H’= -
Dimana :
H’ = Indeks keanekaragaman
Shannon-wienner
Pi = ni/N
ni = jumlah individu jenis ke i
N = jumlah total individu
S = Jumlah genera/Spesies
6
Keseragaman
Keseragaman dapat dikatakan
sebagai keseimbangan yaitu
komposisi individu tiap spesies yang
terdapat dalam suatu komunitas.
Rumus indeks keseragaman (
Fachrul, 2007 ).
E =
Dengan :
E : Indeks Keseragaman
S : Jumlah keseluruhan dari spesies
H’ : Keanekaragaman maksimum
ln S digunakan untuk hewan
bentik/hewan yang bergerak lambat
H’ max akan terjadi apabila
ditemukan dalam suasana dimana
semua spesies melimpah. Nilai
indeks keseragaman (E), dengan
kisaran antara 0 dan 1. Nilai 1
menggambarkan keadaan semua
spesies melimpah ( Fachrul, 2007 ).
Dominansi
Menurut Odum (1997) dalam
Fachrul (2007) untuk mengetahui
dominansi jenis tertentu di Perairan
dapat digunakan Indeks Dominansi
Simpson dengan persamaan berikut :
D =
2
Dimana : D = Indeks dominansi
Simpson
ni = Jumlah individu
jenis ke i
N = Jumlah total
individu seluruh jenis
S = jumlah jenis
Nilai Indeks Dominasi berkisar
antara 0-1.
Semakin besar nilai indeks
semakin besar kecenderungan salah
satu spesies mendominasi populasi.
Suatu komunitas mempunyai
keanekaragaman jenis tinggi jika
komunitas itu tersusun oleh banyak
spesies (jenis) dengan kelimpahan
spesies yang sama. Sebaliknya jika
komunitas itu tersusun oleh sangat
sedikit spesies, dan jika hanya sedikit
saja spesies yang dominan, maka
keanekaragamannya rendah (
Soegianto, 1994 ).
Analisis Data
Data hasil pengolahan jumlah
jenis gastropoda, kelimpahan,
keanekaragaman, keseragaman dan
dominansi gastropoda perairan
dibandingkan dengan kriteria pada
indeks keanekaragaman, indeks
7
keseragaman, indeks dominansi lalu
dibahas. Data hasil pengolahan
parameter perairan dibandingkan
dengan standart baku mutu (
KEPMEN LH no 51 tahun 2004
lampiran 3 ). Hasil dari perhitungan
data sedimen di input menggunakan
software GRADISTAT untuk
mendapatkan penggolongan tekstur
butiran sedimen dan Segitiga
Shepardnya.
Hasil dan Pembahasan
Hasil
Dari hasil penelitian di perairan
litoral Pulau Pengujan terdapat 38
plot dari 38 plot tersebut terdapat 2
plot yang kosong yang tidak
ditemukannya biota Gastropoda
diduga plot tersebut tidak
mendapatkan penyebaran
gastropodanya dan pendugaan
lainnya yaitu gastropoda telah
ditangkap oleh masyarakat.
Sedangakan dari identifikasi
gastropoda yang ditemukan pada
lokasi penelitian terdapat 9 jenis
gatropoda yang ditemui yaitu
Pugilina cochlidium, Laevistrombus
turturella, Gibberulus gibberulus,
Neverita didyma, Mitrella alvarezi,
Cymbiola nobilis, Turbo bruneus,
Cerithium nodulosum, Tectus
niloticus. Jenis gastropoda yang
banyak ditemukan adalah Gibberulus
gibberulus. Berikut tabel gastropoda
yang ditemui dari 38 plot di perairan
litoral Pulau Pengujan beserta jumlah
individunya.
Sumber : Data Primer
Kelimpahan Gastropoda
Berdasarkan hasil penelitian
di perairan litoral Pulau Pengujan
didapatkan data hasil perhitungan
kelimpahan gastropoda yang
dicantumkan dalam tabel berikut.
Jenis Gastropoda Jumlah
(ni)
Leavistrombus
turturella 41
Gibberulus gibberulus 64
Cymbiola nobilis 17
Neverita didyma 29
Pugilina cochlidium 56
Mitrella alvarezi 17
Turbo bruneus 10
Cerithium nodulosum 11
Tectus niloticus 9
TOTAL 254
8
Indeks Keanekaragaman, Indeks
Keseragaman dan Indeks
Dominansi Gastropoda
Keterangan : Jumlah Gastropoda
254, LN Spesies 2,20
Sumber : Data Primer
Pembahasan
Berdasarkan tabel hasil
perhitungan kelimpahan gastropoda
dapat dilihat kelimpahan dan
proporsi tertinggi adalah jenis
Gibberulus gibberulus dengan
jumlah 64 kelimpahan 16.800/hektar
dengan proporsi 25,20%, diikutri
oleh Pugilina cochlidium dengan
jumlah 56 kelimpahan 14.700/hektar
dan proporsi 22,05%, Leavistrombus
turturella dengan jumlah 41
kelimpahan 10.800/hektar
dan
proporsi 16,14%, Neverita didyma
dengan jumlah 29 kelimpahan
7.600/hektar dan proporsi 11,42%
kemudian Cymbiola nobilis dan
mitrella alvarezi memiliki jumlah,
kelimpahan dan proporsi yang sama
yaitu dengan jumlah 17 kelimpahan
4.500/hektar dan proporsi 6,69%,
Cerithium nodulosum dengan jumlah
11 kelimpahan 2.900/hektar m2
dan
proporsi 4,33%, Turbo bruneus
dengan jumlah 10 kelimpahan
2.600/hektar dan proporsi 3,94 dan
Tectus niloticus dengan jumlah 9
kelimpahan 2.400/hektar dan
proporsi 3,54%.
Jenis
Gastropoda
Juml
ah kelimpahan
Kelimpa
han
Propor
si
(ni) ind/m2 Ind/hektar %
Laevistromb
us turturella 41 1.08
10.800 16.14
Gibberulus
gibberulus 64 1.68 16.800 25.20
Cymbiola
nobilis 17 0.45 4.500 6.69
Neverita
didyma 29 0.76 7.600 11.42
Pugilina
cochlidium 56 1.47
14.700 22.05
Mitrella
alvarezi. 17 0.45
4.500 6.69
Turbo
bruneus 10 0.26 2.600 3.94
Cerithium
nodulosum 11 0.29
2.900 4.33
Tectus
niloticus 9 0.24 2.400 3.54
TOTAL 254 6.68 66.800 100.00
Indeks Nilai Katagori
Keanekaragaman
Gastropoda 1.97 Sedang
Keseragaman
Gastropoda 0.89 Tinggi
Dominansi
Gastropoda 0.16 Rendah
9
Gastropoda jenis Gibberulus
gibberulus memiliki nilai
kelimpahan dan proporsi yang paling
tinggi, hal ini dikarenakan jenis
tersebut memiliki habitat yang hidup
di daerah sekitaran padang lamun
yang membuat jenis tersebut
mendapatkan konsumsi oksigen
terlarut yang baik, sehingga
membuat pertumbuhan dan proses
reproduksi jenis tersebut juga baik.
Kelimpahan tertinggi ini juga diduga
karena spesies tersebut telah mampu
beradaptasi dan cocok hidup pada
lingkungan tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa spesies tersebut
mempunyai kisaran yang cukup luas
terhadap faktor lingkungan, mampu
berkembang biak dengan cepat dan
disebabkan oleh cara penyebaran
yang luas serta mempunyai jelajah
yang digunakannya untuk mencari
dan memanfaatkan sumber daya
yang diperlukan. Menurut Odum (
1993 ) jenis yang dominan sebagian
besar mengendalikan arus energi dan
kuat sekali mempengaruhi
lingkungan.
Sedangkan untuk Gastropoda
jenis Tectus niloticus memiliki nilai
kelimpahan dan proporsi yang paling
rendah, hal ini dikarenakan jenis
tersebut memiliki habitat yang hidup
di daerah hamparan berbatuan,
sehingga diduga jenis tersebut lebih
rentan terhempas oleh ombak yang
membuat terjadinya kerusakan fisik
pada jenis Gastropoda tersebut. Hal
ini menunjukkan bahwa spesies
tersebut mempunyai kisaran yang
rendah terhadap faktor lingkungan,
tidak mampu berkembang biak
dengan cepat dan cara penyebaran
atau daya jelajahnya untuk mencari
dan memanfaatkan sumber daya
yang diperlukan tidak cukup luas.
Indeks keanekaragaman, indeks
kesergaman, dan indeks dominansi
gastropoda.
Berdasarkan tabel indeks
keanekaragaman, indeks
keseragaman dan indeks dominansi
dapat dilihat nilai keanekaragaman
yaitu sebesar 1,97, terkait dengan
nilai kategori indeks
keanekaragaman maka diperoleh
nilai H’ 1 ≤ H’ ≤ 3, sehingga dapat
disimpulkan bahwa nilai indeks
keanekragaman gastropoda di
perairan litoral Pulau Pengujan ini
10
memiliki nilai keanekaragaman
dengan katagori sedang. Hal ini
dikarenakan kualitas parameter
perairan masih dalam keadaan
normal dan baik serta mempunyai
tekstur sedimen yaitu pasir berkerikil
yang mendukung dan baik bagi
gastropoda. Menurut Odum, (1971)
dalam Wijayanti, (2007),
menyatakan bahwa jenis substrat
dasar merupakan komponen yang
sangat penting bagi kehidupan
organisme benthos. Nybakken (1992)
menyatakan dari semua pantai
pasang surut, pantai berbatu yang
tersusun dari bahan yang keras
merupakan daerah yang paling padat
mikroorganisme dan mempunyai
keragaman terbesar untuk jenis
hewan maupun tumbuhan.
Indeks keseragaman ( E ) pada
perairan litoral Pulau Pengujan
memiliki nilai 0.89 atau hampir
dengan 1 sehingga indeks
keseragaman di perairan Litoral
Pulau Pengujan ini memilki nilai
katagori tinggi. Hal ini berkesusaian
dengan yang dinyatakan oleh Brower
et al. (1990) dalam Satria (2014)
dimana apabila nilai E mendekati 1 (
> 0,6 ) berarti keseragaman populasi
tinggi. Nilai keseragaman yang
diperoleh tergolong tinggi
dikarenakan dari 9(sembilan) jenis
Gastropoda yang ditemukan terdapat
7(tujuh) jenis Gastropoda yang
mempunyai nilai kelimpahan yang
merata.
Indeks dominansi ( D )
gastropoda di perairan litoral Pulau
Pengujan memeliki nilai 0.16 yang
merupakan katagori dominansi
rendah. Dikarenakan indeks
dominansi berkisar antara 0 – 1.
Semakin besar nilai indeks semakin
besar kecenderungan salah satu
spesies mendominasi populasi.
Suatu komunitas mempunyai
keanekaragaman jenis tinggi jika
komunitas itu tersusun oleh banyak
spesies (jenis) dengan kelimpahan
spesies yang sama. Sebaliknya jika
komunitas itu tersusun oleh sangat
sedikit spesies, dan jika hanya sedikit
saja spesies yang dominan, maka
keanekaragamannya rendah (
Soegianto, 1994 ).
Nilai dominansi tergolong
rendah dikarenakan dari 9(jenis)
Gastropoda yang ditemui hanya
terdapat 2(dua) jenis Gastropoda
yang memiliki nilai kelimpahan
11
tinggi dan berbeda jauh nilai
kelimpahannya dari 7(tujuh) jenis
lainnya.
Parameter Perairan
Suhu
Suhu merupakan faktor yang
sangat penting dalam mengatur
kehidupan organisme perairan.
Dewiyanti (2004), menyatakan
keberadaan suatu spesies dan
keadaan seluruh kehidupan suatu
komunitas cenderung bervariasi
dengan berubahnya suhu. Dari hasil
pengukuran diperoleh nilai suhu
berkisar 28,4 0C – 31,36
0C. Kisaran
nilai rata-rata suhu ini masih
tergolong baik bagi kehidupan
Gastropoda, hal ini berkaitan dengan
yang dikatakan oleh Odum, (1996)
dalam Satria, (2014), bahwa kisaran
suhu yang layak untuk pertumbuhan
dan reproduksi Gastropoda pada
umumnya adalah 25-320C. Suhu juga
mempunyai pengaruh terhadap
keanekaragaman, keseragaman dan
dominansi hewan gastropoda. Hal ini
juga sesuai dengan ketentuan
KEPMEN LH No.51 ( 2004 ) yang
menyatakan nilai suhu yang baik
untuk perairan berkisar 280C - 32
0C.
Salinitas
Fluktuasi salinitas di daerah
intertidal disebabkan oleh dua hal,
yaitu hujan lebat dan penguapan
yang besar. Perubahan salinitas
berpengaruh pada proses difusi dan
osmotik. Dari hasil pengukuran
diperoleh nilai salinitas berkisar
antara 31,13‰ – 32,56‰. Menurut
Dharmawan (1995) dalam Satria
(2014) salinitas yang optimal untuk
kehidupan Gastropoda berada pada
kisaran 28-34‰, sehingga berkaitan
dengan hasil nilai salinitas yang
didapat dari pengukuran dilapangan
maka dapat dikatakan bahwa nilai
salinitas pada pada perairan litoral
Pulau Pengujan tergolong baik bagi
Gastropoda.
Derajat Keasaman ( pH )
pH sangat penting sebagai
parameter kualitas air karena
mengontrol tipe dan laju kecepatan
reaksi beberapa bahan air. Dari hasil
diperoleh nilai derajat keasaman ( pH
) berkisar antara 7,46 – 8,13. Hasil
pengukuran pH ini terbilang baik
untuk biota khususnya gastropoda.
Hal ini sesuai yang dikatakan oleh
Odum, (1996) dalam Satria, (2014),
12
bahwa Gastropoda umumnya
membutuhkan pH air antara 6,5-8,5
untuk kelangsungan hidup dan
reproduksi. Selain itu hal ini juga
sesuai oleh KEPMEN LH No.51
(2004) yang menyatakan bahwa pH
yang baik untuk biota laut adalah 7 -
8,5. Derajat keasaman ( pH ) perairan
akan berpengaruh terhadap
gastropoda bila pH rendah atau asam
( Martosudarmo dan Utaminingsih,
1989 dalam Pratikto dan Rochaddi,
2006 ).
Oksigen Terlarut ( DO )
Kandungan oksigen
merupakan suatu faktor yang sangat
penting di dalam suatu ekosistem
perairan. Hal ini dikarenakan oksigen
terlarut merupakan kebutuhan dasar
bagi organisme akuatik termasuk
bentos untuk proses respirasi. Dari
hasil pengukuran yang dilakukan
diperoleh nilai oksigen terlarut ( DO
) berkisar antara 6,73 – 7,9 mg/L.
Hasil pengukuran DO ini terbilang
baik untuk biota benthos khususnya
gastropoda. Hal ini sesuai dengan
yang dikatakan Levinton, (1982)
dalam Sitorus, (2008), Kehidupan di
air dapat bertahan jika ada oksigen
terlarut minumum sebanyak 4 mg/L,
selebihnya tergantung kepada
ketahanan organisme, derajat
keaktifan, kehadiran pencemar,
temperatur air dan sebagainya.
Jumlah oksigen terlarut meningkat
sejalan dengan menurunya suhu dan
menurun dengan naiknya salinitas.
Hal ini juga sesuai dengan KEPMEN
LH No.51, 2004 yang menyatakan
bahwa kandungan oksigen terlarut
yang mendukung untuk kehidupan
biota perairan adalah > 5 mg/L, maka
dapat dikatakan bahwa nilai oksigen
terlarut di periran litoral Pulau
Pengujan terbilang baik untuk biota
khususnya gastropoda.
Sedimen
Setelah sampel sedimen yang
diperoleh pada 38 plot di perairan
litoral Pulau Pengujan dianalisis di
laboraturium FIKP UMRAH dan di
input menggunakan software
Gradistat maka didapatlah jenis
sedimen dengan tekstur pasir
berkerikil dengan nama sedimen
pasir sangat halus dan kerikil sangat
halus. Tekstur jenis ini baik untuk
kehidupan gastropoda. Sesuai yang
dikatakan Bangen, (1994) dalam
13
Rasyid, (2001), Jenis sedimen
berkaitan dengan kandungan oksigen
dan ketersediaan nutrien dalam
sedimen. Pada jenis sedimen yang
Tabel 8. Jenis Habitat Gastropoda
Pada Sedimen
berpasir kandungan oksigen relatif
lebih besar di bandingkan dengan
sedimen yang lebih halus, karena
pada sedimen berpasir terdapat pori
udara yang memungkinkan
terjadinya pencampuran yang lebih
intensif dengan air di atasnya.
Welch (1952), dalam
Wijayanti (2007), menjelaskan
bahwa substrat didasar perairan akan
menentukan kelimpahan dan
komposisi jenis dari hewan benthos.
Selanjutnya Odum (1971), dalam
Wijayanti (2007), menambahkan
bahwa jenis substrat dasar
merupakan komponen yang sangat
penting bagi kehidupan organisme
benthos.
Pada masing-masing jenis
Gastropoda yang ditemui memiliki
habitat pada sedimen yang berbeda-
beda, ada yang berada diatas
permukaan sedimen, dibawah atau
didalam sedimen, dan ada juga yang
menempel pada sedimen. Hal ini
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
perhitungan didapatkan hasil data
kelimpahan total dan proporsinya
yaitu kelimpahan dan proporsi
tertinggi adalah jenis Gibberulus
gibberulus dengan jumlah 64
kelimpahan 1,68 m2 dengan proporsi
25,20%, dan proporsi kelimpahan
terendah yaitu dengan jenis Tectus
Jenis
Gastropoda
Habitat pada Sedimen
Di
atas
Menem
pel
Di
dalam
Leavistromb
us turturella
Gibberulus
gibberulus
Cymbiola
nobilis
Neverita
didyma
Pugilina
cochlidium
Mitrella
alvarezi
Turbo
bruneus
Cerithium
nodulosum
Tectus
niloticus
14
niloticus dengan jumlah kelimpahan
0,24 m2 dengan proporsi 3,54 %.
Nilai keanekaragaman
Gastropoda di Perairan Litoral Pulau
Pengujan ini tergolong dalam
kategori sedang dengan nilai 1,97
karena H’ 1 ≤ H’ 3. Nilai
Keseragaman mencapai 0,89 atau
mendekati 1 sehingga dikatagorikan
keseragaman tinggi. Sedangkan nilai
Dominansi mencapai 0,16 atau
mendekati 0 sehingga dikatagorikan
indeks dominansi rendah.
Saran
Berdasarkan penelitian yang
telah dilaksanakan, didapatkan hasil
data kelimpahan dan proporsi
Gastropoda tertinggi adalah jenis
Gibberulus gibberulus. Oleh karena
itu peneliti memberikan saran yaitu
perlu adanya penelitian lanjutan
mengenai Kajian kualitas parameter
perairan terhadap kelimpahan
Gibberulus gibberulus yang ada di
perairan litoral Pulau Pengujan.
DAFTAR PUSTAKA
Akdinbemperi, 2009. Laporan Biola
http// Iptek – Akdinbemperi.
Blogspot.com/2009/06/Lapora
n Biola. Html. di Unduh 21-12-
2013
Dahuri, R. (2003). Keanekaragaman
Hayati Laut; Aset
Pembangunan Berkelanjutan
Indonesia. PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Dewiyanti, I. 2004. Struktur
Komunitas Molluska
(Gastropoda dan Bivalvia)
Serta Asosiasinya pada
Ekosistem Mangrove di
Kawasan Pantai Ulee-Lheue
Banda Aceh. Skripsi. IPB
Bogor.
Effendi. H.2003.Telaah Kualitas Air
Bagi Pengelolaan Sumberdaya
dan Lingkungan
Perairan.Kanisius: Yogyakarta
Fachrul, M.F, 2007, Metode
Sampling Bioekologi.
Jakarta
Handayani, E.A. (2006),
Keanekaragaman Jenis
Gastropoda di Pantai
Randusanga Kabupaten Brebes
Jawa Tengah, Skripsi, FMIP
Universitas Negeri Semarang,
Semarang.
Odum, E. P, 1993, Dasar-Dasar
Ekologi, Terjemahan Tjahjono
15
Samingan, Yogyakarta; Gajah
Mada University Press
Pratikto, I. dan Rochaddi, B. 2006.
Ekologi Perairan Delta Wulan
Demak Jawa Tengah : Korelasi
Sebaran Gastropoda dan Bahan
Organik Dasar di Kawasan
Mangrove, Jurnal Ilmu
Kelautan Universitas
Diponogoro, Semarang.
Rasyid, F. 2001. Sebaran dan
Asosiasi Makroinfauna pada
Ekosistem Padang Lamun di
Perairan Teluk Harun, Teluk
Lampung, Lampung Selatan.
Skripsi. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Institut
Pertanian Bogor : Bogor.
Riniatsih, I. dan E. W. Kushartono,
2009, Substrat Dasar dan
Parameter Oseanografi sebagai
Penentu Keberadaan
Gastropoda dan Bivalvia di
Pantai
Sluke Kabupaten Rembang, Jurnal
Ilmu Kelautan Universitas
Diponegoro, Semarang.
Romimohtarto, K dan Juwana. 2009.
Biologi Laut. Jakarta:
Djambatan.
Sari, A. 2011. Analisis Struktur
Komunitas Bivalvia Pada
Beberapa Kondisi Kawasan
Mangrove Di Kecamatan
Sinjai Timur Dan Sinjai Utara
Kabupaten Sinjai. Tesis.
Universita Hasanuddin.
Makassar.
Satria, M. 2014. Keanekaragaman
dan Distribusi Gastropoda di
Perairan Desa Berakit
Kabupaten Bintan, (skripsi).
Fakultas Kelautan dan
Perikanan. UMRAH.
Tanjungpinang.
Silalahi, J. 2009. Analisis Kualitas
Air dan Hubungannya dengan
Keanekaragaman Vegetasi
Akuatik di Perairan Balige
Danau Toba. Tesis. Universitas
Sumatra Utara, Medan.
Sitorus, D.(2008), Keanekaragaman
dan Distribusi Bivalvia Serta
Kaitanny Dengan Faktor
Fisika-Kimia di Perairan
Pantai Labu Kabupaten Deli
Serdang, Tesis, Sekolah
Pascasarjana-Biologi,
Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Recommended