View
221
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
Avg: 32%
Target: 39%
Realisasi Rasio Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Indonesia masih rendah rata-rata target PMDN dan realisasi PMDN Indonesia dari tahun 2012 s.d sekarang hanya 32%, sedangkan target di tahun 2019 mencapai 39% dari total investasi.
MASIH KECILNYA PEMANFAATAN INDONESIA TERHADAP INVESTASI DUNIA total investasi masuk dunia di tahun 2012 s.d 2016 mencapai 1.576,02 M dan yang masuk ke Indonesia hanya sebesar 1.05%.
FAKTA DAN FENOMENA INVESTASI INDONESIA
Sumber: BKPM
Sumber: UNCTAD, World Investment Report 2017
2 FAKTA DAN FENOMENA INVESTASI INDONESIA
Tidak seimbangnya wilayah investasi antara Jawa (Diatas 50%) dan Luar Jawa
Realisasi Investasi Relatif Rendah Dibandingkan dengan Pengajuan Investasi: perbandingan rata-rata realisasi dan pengajuan investasi pada 2012 s.d. 2016, untuk PMA sebesar 25.5% dan PMDN sebesar 30.1%
Sumber: BKPM Sumber: BKPM
3 KONDISI PERIZINAN USAHA SAAT INI
.d
Belum seluruhnya dilayani
di PTSP
Parsial dan tidak terintegrasi
Sekuensial (berurutan)
Sebagian besar belum
online
Biaya dan waktu perizinan
tidak jelas
Belum ada mekanisme
debottlenecking
Waktu penyelesaian tidak
terukur (kurang dari 1 tahun,
lebih dari 2 tahun, dsb)
4 KONSEPSI PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA
Perubahan
Paradigma
Birokrasi
Dari memberi izin menjadi
melayani (civil servant)
Pengawalan
Penyelesaian
Perzinan
(end to end)
Dilakukan di semua level pemerintahan
(pusat, provinsi, dan daerah)
Reformasi
Perizinan
Peraturan
Berusaha
Lebih sederhana, cepat,
murah, dan pasti
Menerapkan
Sistem
Checklist
Kegiatan berusaha di KEK, FTZ,
KI, KSPN tanpa menunggu
kelengkapan perizinan
Data Sharing
(Debirokratisasi)
Menghilangkan pengulangan
rekomendasi/perizinan
Termasuk
untuk UKM
Menerapkan
Sistem
Terintegrasi
sistem perizinan berusaha
terintegrasi secara elektronik
(online single submission)
1. 2.
3. 4. 5.
melalui
5 TAHAPAN KEBIJAKAN PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA
Keb
ijakan
Reformasi Regulasi (termasuk Koperasi &
UKM) di K/L dan Pemda
Single Submission
TAHAP I
PREPARASI TAHAP II IMPLEMENTASI TAHAP II
Pembangunan & Pengelolaan Sistem
Penyusunan Blueprint dan Roadmap Single Submission
Uji coba
Assesment Peningkatan Infrastruktur IT
Penyediaan gedung tersendiri
SEPT’17 OKT’17 NOV’17 DES’17 FEB’18
Pengawalan Penyelesaian Perizinan (end to end oleh SATGAS Leading Sector)
Data Sharing (diluar kawasan yang telah beroperasi)
JAN’18 MAR’18 dst
Penerapan Sistem Checklist (khusus di kawasan yang telah beroperasi)
8
SATGAS MENGAWAL PENERBITAN
PERIZINAN, DATA SHARING
PERIZINAN, DAN PROSES TIDAK
BERULANG
SIMULASI KEBIJAKAN PERCEPATAN PERIZINAN BERUSAHA
Cheklist PTSP
KEK/FTZ
Pelaku Usaha
PERSIAPAN KONSTRUKSI KOMERSIAL
PPM
sebagai IIC di PTSP
KEK (auto register)
PRA- KONSTRUKSI
Pelaku Usaha
Pelaku Usaha
Persyaratan teknis lainnya
(bila masih diperlukan)
PPM
sebagai IIC di PTSP
(auto register) Checklist PTSP
Daerah
PTSP
Pusat/Daerah
Pelaku Usaha
PPM
sebagai IIC di PTSP
(auto register)
PTSP
Pusat/Daerah
PPM
sebagai IIC di PTSP
(auto register)
KE
K/F
TZ
KA
WA
SA
N
IND
US
TR
I/
PA
RIW
ISA
TA
DIL
UA
R:
PR
OU
DK
SI
BA
RA
NG
DIL
UA
R:
PR
OD
UK
SI
JA
SA
Persyaratan teknis lainnya
(bila masih diperlukan)
Persyaratan teknis lainnya
(bila masih diperlukan)
Persyaratan teknis lainnya
(bila masih diperlukan)
Penyelesaian
Checklist
8
Penyelesaian
Checklist
10
Keterangan:
: sudah integrasi
: proses teknis
: koordinasi
: belum integrasi
INA-TRADE
IMB
Izin Kehutanan
IUJK
Izin Penambangan Izin Usaha Penambangan
E-licensing PPI
NPWP & KSWP
Akta, Direksi & Saham SK Pengesahan
ESDM
PUPERA
LHK
AGRARIA
KEMENAKER
KEUANGAN
PAJAK
PERDAGANGAN
KEUANGAN BEA CUKAI
PERHUBUNGAN
LEMSANEG Digital Signature
Izin Perhubungan
INSW
NIK
Masterlist
KEMKUM
HAM - AHU TKA
KOMINFO
PTSP Pusat
PTSP Daerah
KEMENDAGRI
BPJS
BIG
SISTEM PERIZINAN BERUSAHA TERINTEGRASI SECARA ELEKTRONIK (ONLINE SINGLE SUBMISSION )
SISTEM PERIZINAN BERUSAHA
TERINTEGRASI SECARA
ELEKTRONIK
(ONLINE SINGLE SUBMISSION)
TDP PERINDUSTRIAN
Seluruh data perizinan dan
pemenuhan persyaratan
berusaha di K/L dan Pemda
berada dalam 1 (satu) sistem
perizinan berusaha
terintegrasi.
Penyampaian data dan
informasi secara tunggal
(single submission of data
and information)
Pemrosesan data dan
informasi secara tunggal
dan sinkron (single and
synchronous processing of
data and information)
Pembuatan keputusan secara
tunggal untuk pemberian
Perizinan Berusaha
11
“TERIMA KASIH” INDONESIA
...for better Indonesia
SISTEM PERIZINAN TERINTEGRASI
mudah, pasti, dan murah
13
INSENTIF DAN KEMUDAHAN DI KAWASAN EKONOMI KHUSUS (1/3)
INSENTIF KEMUDAHAN DASAR HUKUM
1.Pengurangan PPh
a.Tax Holiday (Untuk Kegiatan Utama)
• Investasi > Rp 1 T : Pengurangan PPh 20-100% selama 10-25
tahun
• Investasi Rp 500 M – Rp 1 T : Pengurangan PPh 20-100%
selama 5-15 tahun
• Investasi < Rp 500 M: Pengurangan PPh 20-100% selama 5-15
tahun (untuk KEK tertentu yang ditetapkan oleh Dewan Nasional)
b.Tax Allowance (Untuk diluar Kegiatan Utama)
• Pengurangan penghasilan netto 30% dibebankan selama 6 tahun;
• Penyusutan dan amortisasi yang dipercepat;
• Pengenaan PPh atas deviden kepada WP luar negeri sebesar
10%; dan
• Kompensasi kerugian selama dari 5 tahun sampai 10 tahun.
c.PPh Pasal 22 Impor tidak dipungut
• Badan Usaha: PPh 22 impor tidak dipungut atas impor barang
modal paling lama 3 tahun
• Pelaku Usaha: PPh 22 impor tidak dipungut atas impor barang
modal paling lama 2 tahun
2.PPN atau PPnBM
a.PPN atau PPN dan PPnBM tidak dipungut
• Impor barang dari Luar daerah pabean ke KEK
• pemasukan barang dari luar daerah KEK (dalam negeri) ke KEK
1.Pemberlakuan DNI: Pada KEK belum
diberlakukan DNI kecuali untuk persyaratan yang
dicadangkan untuk UMKM dan Koperasi
2.Lalu Lintas Barang:
a.Pemasukan ke KEK belum diberlakukan
ketentuan pembatasan di bidang impor
b.Pengeluaran dari KEK ke TLDDP berlaku
ketentuan pembatasan impor
3.Ketenagakerjaan:
a.Di KEK dibentuk Dewan Pengupahan dan LKS
Tripartit Khusus
b.Hanya 1 Forum SP/SB di setiap perusahaan
c.Pengesahan dan perpanjangan RPTKA di KEK
d.Perpanjangan IMTA di KEK
4.Keimigrasian
a.Visa Kunjungan Saat Kedatangan selama 30
hari dan dapat diperpanjang 5 (lima) kali
masing-masing 30 hari
b.Visa Kunjungan Beberapa Kali (multiple entry)
bagi WNA dan keluarganya;
c.Visa khusus atau izin tinggal bagi WNA yang
memiliki properti di KEK Pariwisata;
d.Visa khusus atau izin tinggal bagi WNA lanjut
usia yang tinggal di KEK Pariwisata
• UU No. 39 Tahun 2009 tentang
Kawasan Ekonomi Khusus
• PP No. 96 Tahun 2015 Tentang
Fasilitas dan Kemudahan di
KEK
• Inpres No. 13 Tahun 2015
tentang Kebijakan Fasilitas
Perdagangan Bebas Di Dalam
Negeri (Inland Free Trade
Arrangement)
• PMK No. 104/PMK.010/2016
tentang Perlakuan Perpajakan,
Kepabeanan, Dan Cukai Pada
Kawasan Ekonomi Khusus
• Perka BKPM No. 8 Tahun 2016
tentang Perubahan Kedua Perka
BKPM No. 14 Tahun 2015
tentang Pedoman dan Tata Cara
Izin Prinsip Penanaman Modal
• Perka BKPM No. 16 Tahun 2015
tentang Pedoman dan Tata Cara
Pelayanan Fasilitas Penanaman
Modal
14
INSENTIF DAN KEMUDAHAN DI KAWASAN EKONOMI KHUSUS (2/3)
INSENTIF KEMUDAHAN DASAR HUKUM
b.Pengembalian PPN
• OP Pemegang paspor luar negeri atas barang yang
dibeli dari toko retail di KEK pariwisata
c.Pembebasan PPnBM
• Penyerahan properti/hunian di KEK pariwisata
3.Kepabeanan
a.Pembebasan BM dalam rangka pembangunan/
pengembangan
• Badan Usaha diberikan pembebasan BM untuk impor
Barang Modal selama 3 tahun
• Pelaku Usaha diberikan pembebasan BM untuk impor
Barang Modal dan bahan baku produksi selama 2 tahun
• Jenis dan jumlah barang ditetapkan oleh administrator
b.Penangguhan BM untuk Pelaku Usaha
• Ditangguhkan BM atas impor bahan baku produksi,
barang modal, pengemas
• Diberlakukan tarif BM 0% atas hasil produksi yang
menggunakan TKDN 40%
4.Cukai: Dibebaskan cukai untuk bahan baku atau bahan
penolong dalam pembuatan barang hasil akhir yang bukan
merupakan barang kena cukai
5.Inland FTA: Pengeluaran barang ke TLDDP dikenai tarif
bea masuk sebesar 0% apabila memiliki TKDN minimal
40%.
5. Pertanahan
a.Pengadaan tanah dapat menggunakan skema
pengadaan tanah bagi kepentingan umum
dengan menggunakan APBN atau APBD
b.Diberikan HPL kepada KEK yang diusulkan oleh
K/L, Pemprov, kabupaten/kota, BUMN/D
c.Pada Badan Usaha/Pelaku Usaha yang
memperoleh HGB atau Hak Pakai dapat
diperpanjang selama 80 tahun setelah dinyatakan
berproduksi/beroperasisecara komersial.
d.Dalam hal kepemilikan hunian/properti,
perpanjangan dan pembaharuan Hak Pakai dapat
diberikan selama 80 tahun pada setelah
hunian/properti telah dimiliki secara sah.
6. Pemilikan Properti bagi Orang Asing di KEK
Pariwisata
a.WNA/badan usaha asing dapat memiliki
hunian/properti di KEK (Rumah Tunggal atau
Satuan Rumah Susun) dengan Hak Pakai atau
Hak Milik atas Satuan Rumah Susun.
b.Pemilik hunian/properti di KEK dapat diberikan
Izin Tinggal dengan Badan Usaha Pengelola KEK
sebagai penjamin.
c.Dapat diberikan pembebasan PPnBM dan PPn
atas barang sangat mewah (luxury);
• PMK No. 176/PMK.011/2009 jo. PMK
No. 76/PMK.011/2012 tentang
Pembebasan Bea Masuk Atas Impor
Mesin Serta Barang Dan Bahan Untuk
Pembangunan Atau Pengembangan
Industri Dalam Rangka Penanaman
Modal
15
INSENTIF DAN KEMUDAHAN DI KAWASAN EKONOMI KHUSUS (3/3)
INSENTIF KEMUDAHAN DASAR HUKUM
6. Kegiatan Utama Pariwisata
a.Pembebasan Bea Masuk
b.PDRI tidak dipungut atas Pemasukan Barang Modal
dari luar daerah pabean
c.Pembebasan cukai sepanjang barang tersebut bahan
baku atau bahan penolong dalam pembuatan barang
hasil akhir yang bukan merupakan barang cukai
d.Toko di KEK Pariwisata dapat berpartisipasi dalam
skema pengembalian PPN bagi pemegang paspor luar
negeri (duty free shop)
7. Perizinan
a.Administrator berwenang menerbitkan izin prinsip
dan izin usaha melalui pelayanan terpadu satu pintu
di KEK
b.Percepatan penerbitan izin selambat-lambatnya 3
jam (dalam hal persyaratan terpenuhi)
c.Penerapan perizinan dan nonperizinan daftar
pemenuhan persyaratan (check list)
16
INSENTIF DAN KEMUDAHAN DI KAWASAN INDUSTRI (1/2)
INSENTIF KEMUDAHAN DASAR HUKUM
1. Pengurangan PPh
a.WPI maju: Sesuai dengan peraturan perundang-
undangan di bidang perpajakan dan kepabeanan
b.Tax Allowance untuk WPI Berkembang:
• Pengurahan penghasilan netto 30% selama 6 th
(5% per th).
• Penyusutan yang dipercepat dan amortisasi yang
dipercepat.
• PPh atas deviden sebesar 10%.
• Kompensasi kerugian selama 8 th.
c.Tax Allowance untuk WPI Potensial I:
• Pengurahan penghasilan netto 30% (5% per th
selama 6 th)
• Penyusutan yang dipercepat atas aktiva
berwujud dan amortisasi yang dipercepat
• PPh atas deviden sebesar 10%
• Kompensasi kerugian selama 10 th.
d.Tax Holiday untuk WPI Potensial II:
• Pengurangan PPh 10% - 100%, Jangka waktu 5-
15 th (Persyaratan perusahaan yang
menanamkan modal baru yang pengesahan
badan hukumnya disahkan setelah 15 Agustus
2015)
1. Perizinan
a.Perusahaan Kawasan Industri
• Pengecualian perizinan yang menyangkut gangguan (HO)
b.Tenant, dikecualikan dari perizinan yang menyangkut:
• Gangguan
• lingkungan
• Lokasi
• tempat usaha
• peruntukan penggunaan tanah
• pengesahan rencana tapak tanah dan
• Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN)
c.Percepatan penerbitan izin selambat-lambatnya 3 jam (dalam
hal persyaratan terpenuhi)
d.Kemudahan Layanan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK)
e.Pengelola Kawasan Industri wajib memfasilitasi pelayanan
perizinan satu pintu untuk memenuhi layanan cepat sesuai
dengan Peraturan BKPM.
2.Kemudahan pembangunan dan pengelolaan tenaga listrik untuk
kebutuhan sendiri dan industri di dalam Kawasan Industri (Permen
ESDM No. 35 Tahun 2013 tentang Tata Cara Perizinan Usaha
Ketenagalistrikan).
3.Penyediaan infrastruktur oleh Pemerintah dan/atau Pemda, seperti
jaringan energi dan kelistrikan, jaringan telekomunikasi, jaringan
sumber daya air dan jaminan pasokan air baku, sanitasi, jaringan
transportasi, perumahan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan
pengembangan, kesehatan, pemadam kebakaran, dan tempat
pembuangan sampah.
• UU No. 3 Tahun 2014 tentang
Perindustrian
• PP No. 142 Tahun 2015
tentang Kawasan Industri
• Permenperin No.39/M-
IND/PER/6/2016 tentang Tata
Cara Pemberian Izin Usaha
Kawasan Industri dan Izin
Perluasan Kawasan Industri
• Permenperin No.40/M-
IND/PER/6/2016 tentang
Pedoman Teknis Kawasan
Industri
• PMK No.105/PMK-10/2016
tentang Pemberian Fasilitas
Perpajakan dan Kepabeanan
Bagi Perusahaan Industri di
Kawasan Industri dan
Perusahaan Kawasan Industri
17
INSENTIF DAN KEMUDAHAN DI KAWASAN INDUSTRI (2/2)
INSENTIF KEMUDAHAN DASAR HUKUM
2. Pembebasan PPN untuk WPI Berkembang, Potensial I, dan
Potensial II atas impor dan/atau penyerahan mesin dan
peralatan pabrik yang merupakan satu kesatuan, baik dalam
keadaan terpasang maupun terlepas, yang digunakan langsung
dalam proses menghasilkan barang, tidak termasuk suku
cadang.
3. Pajak Daerah
Pengaturan insentif daerah sebagaimana ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Contoh:
Pengurangan, keringanan, atau pembebasan Pajak dan
Retribusi berupa:
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan (BPHTB);
Pajak Penerangan Jalan (PPJ) untuk jalan lingkungan di dalam
Kawasan Industri; dan lain lain
4. Kepabeanan (WPI Berkembang, Potensial I, dan Potensial II)
Pembebasan Bea Masuk tahap pembangunan/pengembangan
(kapasitas meningkat 30%):
a.Impor mesin selama 2 th, dapat diperpanjang sesuai jangka
waktu pembangunan/pengembangan.
b.Impor barang dan bahan paling lama 3 th dapat diperpanjang
selama 1 th.
c.Impor mesin yang dibeli di dalam negeri selama 3 th dapat
diperpanjang selama 1 th.
d.Impor barang dan bahan bahan selama 4 th apabila
menggunakan mesin produksi buatan dalam negeri paling
sedikit 30%.
4. Pertanahan
a.diberikan Hak Penggunaan Atas Tanah berupa HGB
b.diberikan Hak Pengelolaan berupa HGB untuk
Perusahaan Industri yang dikelolah oleh BUMN/D
c.dapat diperpanjang sampai 80 tahun.
• Perka BKPM No. 8 Tahun
2016 tentang Perubahan
Kedua Perka BKPM No. 14
Tahun 2015 tentang
Pedoman dan Tata Cara Izin
Prinsip Penanaman Modal
• Perka BKPM No. 16 Tahun
2015 tentang Pedoman dan
Tata Cara Pelayanan
Fasilitas Penanaman Modal
• PMK No. 176/PMK.011/2009
jo. PMK No.
76/PMK.011/2012 tentang
Pembebasan Bea Masuk
Atas Impor Mesin Serta
Barang Dan Bahan Untuk
Pembangunan Atau
Pengembangan Industri
Dalam Rangka Penanaman
Modal
18
INSENTIF DAN KEMUDAHAN DI FREE TRADE ZONE (1/3)
INSENTIF KEMUDAHAN DASAR HUKUM
1. Pemasukan barang ke Kawasan Bebas dari luar
Daerah Pabean:
a.tidak dipungut Pajak Penghasilan Pasal 22
b.pembebasan PPN
c.pembebasan bea masuk
d.pembebasan cukai
2. Pemasukan Barang ke Kawasan Bebas dari tempat lain
dalam Daerah Pabean melalui pelabuhan atau bandar
udara tidak dipungut PPN.
3. Pemasukan dan pengeluaran barang ke Kawasan
Bebas dari Kawasan Bebas lainnya:
a.tidak dipungut Pajak Penghasilan Pasal 22
b.pembebasan PPN
c.pembebasan bea masuk
d.pembebasan cukai
4. Pemasukan Barang ke Kawasan Bebas dari Tempat
Penimbunan Berikat atau Kawasan Ekonomi Khusus:
a.tidak dipungut Pajak Penghasilan Pasal 22
b.tidak dipungut PPN
c.pembebasan bea masuk
d.pembebasan cukai
1. Ketentuan pembatasan (lartas) hanya dapat diberlakukan
atas:
a.pemasukan barang ke Kawasan Bebas dari luar Daerah
Pabean untuk kepentingan perlindungan konsumen atas
barang yang diedarkan di Kawasan Bebas, kesehatan,
keamanan, dan lingkungan hidup; dan
b.pengeluaran barang asal tempat lain dalam Daerah
Pabean atau asal Kawasan Bebas, dari Kawasan Bebas
ke luar Daerah Pabean.
PP No. 10 Tahun 2012 tentang
Perlakuan Kepabeanan,
Perpajakan, dan Cukai Serta Tata
Laksana Pemasukan Dan
Pengeluaran Barang Ke dan Dari
Serta Berada Di Kawasan Yang
Telah Ditetapkan Sebagai Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas
19
INSENTIF DAN KEMUDAHAN DI FREE TRADE ZONE (2/3)
INSENTIF KEMUDAHAN DASAR HUKUM
5. Pengeluaran barang dari Kawasan Bebas ke Tempat Penimbunan
Berikat atau Kawasan Ekonomi Khusus:
a.dalam hal barang merupakan barang asal luar Daerah Pabean:
• tidak dipungut Pajak Penghasilan Pasal 22
• tidak dipungut PPN
• penangguhan bea masuk
• pembebasan cukai
b.dalam hal barang merupakan barang asal Kawasan Bebas atau
barang asal tempat lain dalam Daerah Pabean:
• tidak dipungut PPN
• Pembebasan cukai
6. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/atau Jasa Kena
Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Kawasan Bebas, dibebaskan
dari pengenaan PPN.
7. Penyerahan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/atau Jasa Kena
Pajak di dalam Kawasan Bebas, dibebaskan dari pengenaan PPN.
8. Penyerahan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/atau Jasa Kena
Pajak dari Kawasan Bebas ke Kawasan Bebas lainnya, dibebaskan dari
pengenaan PPN.
9. Penyerahan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari tempat lain dalam
Daerah Pabean ke Kawasan Bebas, tidak dipungut PPN.
10.Penyerahan Jasa Kena Pajak tertentu dari tempat lain dalam Daerah
Pabean ke Kawasan Bebas, tidak dipungut PPN.
11.Penyerahan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/atau Jasa Kena
Pajak tertentu dari Tempat Penimbunan Berikat atau Kawasan Ekonomi
Khusus ke Kawasan Bebas, tidak dipungut PPN.
20
INSENTIF DAN KEMUDAHAN DI FREE TRADE ZONE (3/3)
INSENTIF KEMUDAHAN DASAR HUKUM
12.Atas penyerahan jasa angkutan udara di dalam
Kawasan Bebas, dibebaskan dari pengenaan
PPN.
13.Atas penyerahan jasa telekomunikasi di dalam
Kawasan Bebas, dibebaskan dari pengenaan
PPN.
21
INSENTIF DAN KEMUDAHAN DI KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL
INSENTIF KEMUDAHAN DASAR HUKUM
• KSPN di dalam KEK pemberian insentif mengikuti
ketentuan KEK
• KSPN di luar KEK pemberian insentif mengikuti peraturan
perundang-undangan yang berlaku
• PP Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS)
Tahun 2010-2025 tidak mengatur secara tegas
• KSPN di dalam KEK pemberian kemudahan mengikuti
ketentuan KEK
• KSPN di luar KEK pemberian kemudahan mengikuti
peraturan perundang-undangan yang berlaku
• PP Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) Tahun
2010-2025 tidak mengatur secara tegas
UU No. 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan
22
CONTOH KEGIATAN BERUSAHA DALAM PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN
NO SUB URUSAN PUSAT PROVINSI KABUPATEN/KOTA
1. Manajemen Pendidikan Pengelolaan Pendidikan Tinggi 1.Pengelolaan Pendidikan
menengah
2.Pengelolaan pendidikan khusus
1.Pengelolaan pendidikan dasar
2.Pengelolaan pendidikan anak
usia dini dan non formal
2. Perizinan Pendidikan 1.Penerbitan izin perguruan tinggi swasta
yang diselenggarakan oleh masyarakat.
2.Penerbitan izin penyelenggaraan satuan
pendidikan asing.
1.Penerbitan izin pendidikan
menengah yang diselenggarakan
oleh masyarakat.
2.Penerbitan izin pendidikan khusus
yang diselenggarakan oleh
masyarakat.
1.Penerbitan izin pendidikan dasar
yang diselenggarakan oleh
masyarakat.
2.Penerbitan izin pendidikan anak
usia dini dan pendidikan
nonformal yang diselenggarakan
oleh masyarakat.
3. Upaya Kesehatan 1.Penyelenggaraan registrasi, akreditasi,
dan standardisasi fasilitas pelayanan
kesehatan publik dan swasta.
2.Penerbitan izin rumah sakit kelas A dan
fasilitas pelayanan kesehatan penanaman
modal asing (PMA) serta fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat nasional.
1.Penerbitan izin rumah sakit kelas
B dan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat Daerah provinsi.
1. Penerbitan izin rumah sakit
kelas C dan D dan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat
Daerah kabupaten/kota.
4. Sumber Daya Manusia
(SDM) Kesehatan
1.Penetapan standardisasi dan registrasi
tenaga kesehatan Indonesia, tenaga
kesehatan warga negara asing (TK-WNA),
serta penerbitan rekomendasi
pengesahan rencana penggunaan tenaga
kerja asing (RPTKA) dan izin
mempekerjakan tenaga asing (IMTA).
- 1.Penerbitan izin praktik dan izin
kerja tenaga kesehatan.
23
CONTOH KEGIATAN BERUSAHA DALAM PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN
NO SUB URUSAN PUSAT PROVINSI KABUPATEN/KOTA
5. Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Makanan
Minuman .
1.Pembinaan dan pengawasan industri, sarana produksi
dan sarana distribusi sediaan farmasi, obat tradisional,
alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah
tangga (PKRT), bahan obat, bahan baku alam yang
terkait dengan kesehatan.
1.Penerbitan pengakuan
pedagang besar farmasi
(PBF) cabang dan cabang
penyalur alat kesehatan
(PAK) .
2.Penerbitan izin usaha kecil
obat tradisional (UKOT)
1.Penerbitan apotek, toko obat, toko alat
kesehatan dan optikal.
2.Penerbitan izin usaha mikro obat
tradisional (UMOT).
3.Penerbitan sertifikat produksi alat
kesehatan kelas 1 (satu) tertentu dan
PKRT kelas 1 (satu) tertentu
perusahaan rumah tangga.
4.Penerbitan izin produksi makanan dan
minuman pada industri rumah tangga.
6. Pengembangan Iklim
Penanaman Modal
1.Penetapan bidang usaha yang tertutup dan bidang
usaha yang terbuka dengan persyaratan.
2.Penetapan pemberian fasilitas/insentif di bidang
penanaman modal yang menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat.
3.Pembuatan peta potensi investasi nasional.
4.Pengembangan kemitraan Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) bekerja sama dengan investor
asing.
1.Penetapan pemberian
fasilitas/insentif di bidang
penanaman modal yang
menjadi kewenangan
Daerah provinsi.
2.Pembuatan peta potensi
investasi provinsi.
1.Penetapan pemberian fasilitas/insentif
di bidang penanaman modal yang
menjadi kewenangan Daerah
kabupaten/kota.
2.Pembuatan peta potensi investasi
kabupaten/kota.
7. Kerja Sama Penanaman
Modal
1.Penyelenggaraan kerja sama internasional dengan
negara lain dalam rangka kerja sama bilateral,
regional dan multilateral di bidang penanaman modal.
2.Penyelenggaraan kerja sama antara Pemerintah
Pusat dengan lembaga perbankan
nasional/internasional dan dunia usaha
nasional/internasional.
3.Pengkoordinasian penanaman modal dalam negeri
yang menjalankan kegiatan penanaman modalnya di
luar wilayah Indonesia.
- -
24
CONTOH KEGIATAN BERUSAHA DALAM PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN
NO SUB URUSAN PUSAT PROVINSI KABUPATEN/KOTA
8. Promosi Penanaman
Modal
1.Penyelenggaraan promosi penanaman
modal yang menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat.
1.Penyelenggaraan promosi
penanaman modal yang
menjadi kewenangan Daerah
provinsi.
1.Penyelenggaraan promosi
penanaman modal yang menjadi
kewenangan Daerah
kabupaten/kota
9. Pelayanan Penanaman
Modal
1.Pelayanan penanaman modal yang ruang
lingkupnya lintas Daerah provinsi.
2.Pelayanan penanaman modal terkait
dengan sumber daya alam yang tidak
terbarukan dengan tingkat risiko kerusakan
lingkungan yang tinggi.
3.Pelayanan penanaman modal pada bidang
industri yang merupakan prioritas tinggi
pada skala nasional.
4.Pelayanan penanaman modal yang terkait
pada pelaksanaan strategi pertahanan dan
keamanan nasional.
5.Pelayanan penanaman modal asing.
Pelayanan perizinan dan
nonperizinan secara terpadu
satu pintu:
a.Penanaman modal yang ruang
lingkupnya lintas Daerah
kabupaten/kota;
b.Penanaman Modal yang
menurut ketentuan peraturan
perundangundangan menjadi
kewenangan Daerah provinsi.
1.Pelayanan perizinan dan
nonperizinan secara terpadu 1
(satu) pintu di bidang penanaman
modal yang menjadi kewenangan
Daerah kabupaten/kota.
10, Pengendalian
Pelaksanaan
Penanaman Modal
1.Pengendalian pelaksanaan penanaman
modal yang menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat.
1.Pengendalian pelaksanaan
penanaman modal yang
menjadi kewenangan
DaerahProvinsi.
1.Pengendalian pelaksanaan
penanaman modal yang menjadi
kewenangan Daerah
Kabupaten/Kota.
11. Data dan Sistem
Informasi Penanaman
Modal
1.Pengelolaan data dan informasi perizinan
dan nonperizinan penanaman modal yang
terintergrasi secara nasional.
1.Pengelolaan data dan
informasi perizinan dan
nonperizinan penanaman
modal yang terintergrasi pada
tingkat daerah Provinsi.
1.Pengelolaan data dan informasi
perizinan dan nonperizinan
penanaman modal yang
terintergrasi pada tingkat daerah
Kabupaten/Kota.
25
PENYAMPAIAN KASUS PERMASALAHAN DAPAT DISAMPAIKAN KEPADA:
BAPAK I WAYAN DWI ARDANA, ASISTEN DEPUTI PENGEMBANGAN INVESTASI KEMENKO
BIDANG PEREKONOMIAN
EMAIL: yandwiardana.58@gmail.com
WA: 0813-83567922
ATAU MELALUI:
1. DYAH WAHYU PURBANDARI: dyary.13@gmail.com
2. MARIANTO: mariantowidji@gmail.com
3. YATI RACHMAWATY: yatiry113@gmail.com
4. LORENTA SIAHAAN: lorent4.siahaan@gmail.com
5. NOOR AFIF: noorafiffauzi@gmail.com
6. JUNIARDI NUGROHO: jun.ekon2017@gmail.com
7. ABDUL GHANI: agabdulghani4@gmail.com
8. YESI SRI REZEKI: yesirezeki@gmail.com
Recommended