View
214
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
nvm
Citation preview
KONSEP KELUARGA (TIPE KELUARGA, TUGAS KELUARGA, FUNGSI KELUARGA)
07DEC20101 Comment
HEROdes.SolutionPosted in UncategorizedA. Konsep Keluarga
1. 1. PengertianKeluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling tergantung.(Depkes RI, 1988).Keluarga adalah dua orang atau lebih yang bergabung karena ikatan tertentu untuk berbagi pengalaman dan pendekatan emosional serta mengodentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.(Friedman, 1998).
1. 2. Tipe/Bentuk KeluargaDalam masyarakat ditemukan tipe/bentuk keluarga:
1. Keluarga Inti (Nuclear Family): keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.2. Keluarga Besar (Extended Family): keluarga inti ditambah sanak saudara misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dsb.3. Keluarga Berantai (Serial Family): keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari
satu kali dan merupakan satu keluarga inti.4. Keluarga Duda/Janda (Single Family): keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.5. Keluarga Berkomposisi (Composite): keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara
bersama-sama.6. Keluarga Kabitas (Cahabitation): dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu
keluarga.7. 3. Peran KeluargaPeran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal yang berhubungan dengan posisi dan
situasi tertentu. Berbagai peran ayng terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:
1. Peran ayah sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala rumah tangga, anggota dari kelompok sosialnya dan anggota masyarakat.
2. Peran ibu sebagai isteri, ibu dari anaknya, mengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik dan pelindung bagi anak-anaknya, anggota kelompok social dan anggota masyarakat serta berperan sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarga.
3. Peran anak-anak sebagai pelaksana peran psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental dan spiritual.
4. 4. Fungsi KeluargaFungsi dari keluarga adalah memenuhi kebutuhan anggota individu keluarga dan masyarakat yang lebih
luas, fungsi keluarga adalah:
1. a. Fungsi AfektifMerupakan suatu basis sentral bagi pembentukan dan kelangsungan keluarga. Kebahagiaan keluarga
diukur dengan kekuatan cinta keluarga. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak kegembiraan
dan kebahagiaan seluruh anggota keluarga, tiap anggota keluarga mempertahankan hubungan yang baik.
1. b. Fungsi SosialisasiSosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi
sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Proses sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga
merupakan tempat individu untuk belajar sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar tentang
norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dalam keluarga.
1. c. Fungsi reproduksiKeluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
1. d. Fungsi EkonomiMerupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti makanan,
pakaian dan tempat tinggal.
1. e. Fungsi Perawatan KesehatanKeluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu mencegah terjadi gangguan
kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kesanggupan keluarga untuk melaksanakan
pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan,
membuat keputusan tindakan, memberikan perawatan, memelihara lingkungan dan menggunakan fasilitas
kesehatan.
B. Tahap Perkembangan KeluargaPerkembangan keluarga adalah proses perubahan dari sistem keluarga yang terjadi dari waktu ke waktu
meliputi perubahn interaksi dan hubungan di antara keluarga dari waktu ke waktu. Perkembangan ini
terbagi dalam beberapa tahapan, setiap tahapan memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar
tahapan tersebut dapat dilalui denagn sukses.
Menurut Duvall (1977) siklus kehidupan keluarga terdiri dari 8 tahapan yang mempunyai tugas dan resiko
tertentu pada setiap tahapan perkembangannya. Adapun 8 tahapan perkembangan tersebut adalah:1. Tahap 1 keluarga pemula: dimulai saat individu membentuk keluarga melalui perkawinan.
Tugas perkembangan:1. Membina hubungan intim yang memuaskan kehidupan baru.
2. Membina hubungan dengan teman lain, keluarga lain.
3. Membina keluarga berencana.
Masalah kesehatan: masalah seksual, peran perkawinan, kehamilan yang kurang direncanakan.1. Tahap 2 keluarga dengan kelahiran anak pertama: dimulai sejak anak pertama lahir sampai berusia 30
bulan.
Tugas perkembangan:1. Perubahan peran menjadi orang tua.
2. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga.
3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangannya.
Masalah kesehatan: pendidikan meternitas, perawatan bayi yang baik, pengenalan dan penanganan masalah kesehatan fisik secara dini, imunisasi, tumbuh kembang dan lain-lain.
1. Tahap 3 keluarga dengan anak pra sekolah: dimulai anak pertama berusia 2,5 tahun sampai dengan 5 tahun.
Tugas perkambangan:1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga.
2. Membantu anak bersosialisasi, beradaptasi dengan lingkungan.
3. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain juga harus dipenuhi.
4. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar keluarga.
5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak-anak.
6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.
Masalah kesehatan:1. a. Masalah kesehatan fisik: penyakit menular pada anak.2. b. Masalah kesehatan psikososial: hubungan perkawinan, perceraian.3. c. Persaingan antara kakak adik.4. d. Pengasuhan anak.5. Tahap 4 keluarga dengan anak usia sekolah: dimulia saat anak pertama berusia 6 tahun samapi 13
tahun.
Tugas perkembangan :1. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
2. Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia.
3. Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat.
4. Meningkatkan komunikasi terbuka.
5. Tahap 5 keluarga dengan anak remaja: dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun sampai 19-20 tahun.
Tugas perkembangan:1. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, meningkatkan otonominya.
2. Mempererat hubungan yang intim dalam keluarga.
3. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dn orang tua.
4. Perubahan sistem peran dan peraturan tumbuh kembang keluarga.
Masalah kesehatan: penyalahgunaan obat-obatan dan penyakit jantung.1. Tahap 6 keluarga dengan anak dewasa: dimulai saat anak pertama meninggalkan rumah sampai anak
terakhir, lamanya tergantung dengan jumlah anak atau banyaknya anak belum menikah dan tinggal dalam rumah:
Tugas perkembangan:1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Membantu orang tua yang sedang sakit dan memasuki masa tua
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
Masalah kesehatan:1. a. Masa komunikasi dewasa muda dengan orang tua tidak lancar.2. b. Transisi peran suami istri.3. c. Memberi perawatan.4. d. Kondisi kesehatan kronis5. e. Masalah menopause6. f. Efek dari obat-obatan, merokok, diet dan lain-lain.7. Tahap 7 keluarga dengan usia pertengahan: dimulai saat anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiunan atau salah satu pasangan meninggal.
Tugas perkembangan:1. Mempertahankan kesehatan.
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak.
3. Meningkatkan keakraban pasangan.
Masalah kesehatan:1. a. Promosi kesehatan.2. b. Masalah hubungan dengan perkawinan.3. c. Komunikasi dan hubungan dengan anak cucu dan lain-lain.4. d. Masalah hubungan dengan perawatan.
5. Tahap 8 keluarga dengan usia lanjut: dimulai salah satu meninggal atau pension sampai dengan dua-duanya meninggal.
C. Konsep Keperawatan Keluarga1. 1. PengertianKeperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan pada
keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana(Salviction G. Bailon dan Araciles Maglaya), 1978).
1. 2. Keluarga sebagai Unit PelayananBeberapa hal berikut ini adalah alasan mengapa harus menjadi fokus sentral dari perawatan:
1. Dalam sebuah unit keluarga disfungsi apa saja akan mempengaruhi satu atau lebih anggota keluarga.
2. Ada hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan anggotanya.
3. Melalui perawatan kesehatan keluarga akan meningkat derajat kesehatan secara menyeluruh.
4. Upaya menemukan kasus dalam keluarga dan faktor resiko pada anggota keluarga yang lain.
5. Pemahaman terhadap individu dan fungsinya dipandang dalam konteks keluarga mereka.
6. Keluarga merupakan sistem pendukung vital bagi individu.
7. 3. Peran PerawatPeran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah:
1. a. PendidikPerawat memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga dapat melakukan program
Asuhan Keperawatan Keluarga secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan.
1. b. KoordinatorKoordinasi diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin agar tidak
terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
1. c. PelaksanaPerawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik, maupun di rumah sakit
bertanggung jawab memberikan perawatan langsung.
1. d. Pengawas KesehatanPerawat harus melakukan kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi tentang kesehatan
keluarga.
1. e. KonsultanPerawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah kesehatan.
1. f. KolaborasiPerawat harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan lain untuk
mencapai tahap kesehatan yang optimal.
1. g. FasilitatorPeran disini adalah membantu keluarga di dalm menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat
kesehatannya.
1. h. Modifikasi LingkunganPerawat dapat memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat agar
tercipta lingkungan yang sehat.
1. 4. Proses Keperawatan KeluargaProses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan
menentukan masalah kesehatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan, melakukan intervensi
keperawatan sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi asuhan yang telah diberikan
terhadap keluarga.
Tahap-tahap dalam proses keperawatan:
1. a. PengkajianPengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien atau
keluarga dengan memakai norma-norma kesehatan maupun sosial yang merupakan sistem terintegrasi dan
kesanggupan keluarga untuk mengatasinya.
1. b. Diagnosa KeperawatanDalam menetapkan diagnosa keperawatan keluarga ditetapkan berdasarkan faktor resiko dan faktor
potensial terjadinya penyakit atau masalah kesehatan keluarga serta mempertimbangkan kemampuan
dalam mengatasi masalah kesehatannya.
1. c. PelaksanaanPelaksanaan tindakan didasarkan pada rencana asuhan yang telah disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pelaksanaan tindakan keperawatan adalah sumber daya (keuangan), tingkat pendidikan keluarga,
adat istiadat yang berlaku, respon dan penerimaan keluarga serta sarana yang dimiliki keluarga.
1. d. EvaluasiEvaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Apabila dalam penilaian tujuan tidak
tercapai, maka perlu dicari penyebabnya. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu tujuan tidak
realistis, tindakan keperawatan yang tidak tepat dan faktor yang tidak dapat diatasi.
D. Hipertensi1. Pengertian
Hypertensi adalah meningkatnya tekanan darah baik tekanan sistolik dan diastolic serta merupakan
suatu factor terjadinya kompilikasi penyakitt kardiovaskuler ( Soekarsohardi,1999 : 151 ).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolic diatas standar dihubungkan
dengan usia ( Gede Yasmin,1993 : 191 ).
Dari definisi–definisi diatas dapat disimpulkan bahwa : Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah
baik sistolik maupun diastolic diatas normal sesuai umur dan merupakan salah satu factor resiko
terjadinya kompilkasi penyakit kardiovaskuler.
1. Etiologi
Hipertensi dapat dikelompokan dalam dua kategori :
1. Hipertensi primer artinya belum diketahui penyebabnya yang jelas.
Berbagai faktor yang turut berperan sebagai penyebab hipertensi seperti berrtambahnya usia , factor
psikologis , dan keturunan. Sekitar 90 % hipertensi tidak diketahui penyebabnya .
1. Hipertensi sekunder telah diketahui penyebabnya seperti stenosis arteri renalis, penyakit parekim ginjal, Koartasio aorta. Hiperaldosteron, pheochromositoma dan pemakaian oral kontrasepsi. Adapun
factor pencetus hipertensi seperti, keturunan, jenis kelamin, umur, kegemukan, lingkungan, pekerjaan, merokok, alkohol dan social ekonomi (Susi Purwati , 2000 : 25 )
2. Patofisiologi.
Jantung adalah sistim pompa yang berfungsi untuk memompakan darah keseluruh tubuh, tekanan
teresebut bergantung pada factor cardiac output dan tekanan peririfer. Pada keadaan normal untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan tubuh yang meningkat diperlukan peningkatan cardiac
output dan tekanan perifer menurun .
Konsumsi sodium (garam) yang berlebihan akan mengakibatkan meningkatnya volume cairan dan pre
load sehingga meningkatkan cardiac aouput . Dalam sistim Renin - Angiotensien – aldosteron pada
patogenesis hipertensi, , glandula supra renal juga menjadi factor penyebab oleh karena faktor
hormon
Sistim Renin mengubah angiotensin menjadi angiotensin I kemudian angitensin I menjad angiotensin II
oleh Angitensi Convertion Ensym (ACE)
Angiotensin II mempengaruhi Control Nervus Sistim dan nervus pereifer yang mengaktifkan sistim
simpatik dan menyebabkan retensi vaskuler perifer meningkat . Disamping itu angiotensin II
mempunyai efek langsung terhadap vaskuler smoot untuk vasokonstruksi renalis. Hal tersebut
merangsang adrenal untuk mengeluarkan aldosteron yang akan meningkatkan extra Fluid volume
melalui retensi air dan natrium. Hal ini semua akan meningkatkan tekanan darah melalui
peningkatan cardiac output. (Jurnlistik international cardiovaskuler,1999 ).
1. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi seperti , penyakit jntung koroner, gagal
jantung ,gagal ginjal ,kerusakan mata, dan kerusakan pembuluh darah otak ( Sri Rahayu, 2000 : 22,23 dan
patologi penyakit jantung RSUD.dr Soetomo,1997).
1. Perawatan
Perawatan pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut :
1. Pengaturan diit
2. Berolah raga secara teratur
3. Obat-obatan penurun takanan darah antara lain :
1) Diuretik : Hidrochlortiasid,Furosemid dll.
2) Betabloker roparnolol, dll.
3) Alfabloker : Prazosin dll.
4) Penghambat ACE : Kaptopril dll.
5) Antagonis Kalsium : Diltiasem dll.(farmakologi FKUI,1995)
1. Nutrisi
Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita hipertensi ada beberapa factor yang perlu
diperhatikan yaitu keadaan berat badan, derajat hipertensi,aktifitas dan ada tidaknya komplikasi. Sebelum
pemberian nutrisi pada penderita hipertensi ,diperlukan pengetahuan tentang jumlah kandungan natrium
dalam bahan makanan. Makan biasa ( untuk orang sehat rata-rata mengandung 2800 – 6000 mg per hari ).
Sebagian besar natrium berasal dari garam dapur.
Untuk mengatasi tekanan darah tinggi harus selalu memonitor kadaan tekanan darah serta cara
pengaturan makanan sehari-hari. Secara garis besar ada 4 (empat) macam diit untuk menanggulangi atau
minimal mempertahankan tekanan darah yaitu :
1. Diet rendah garam
Diet rendah garam pada hakekatnya merupakan diet dengan mengkonsumsi. Makanan tanpa garam.Garam
dapur mempunyai kandungan 40% Natrium. Sumber sodium lainnya antara lain makanan yang
mengandung soda kue, baking powder, MSG (Mono Sodium Glutamat), Pengawet makanan atau natrium
bensoat biasanya terdapat dalam saos, kecap, selai, jelli, makanan yang terbuat dari mentega. Penderita
tekanan darah tinggi yang sedang menjalankan diet pantang garam memperhatikan hal sebagai berikut :
1) Jangan menggunakan garam dapur.
2) Hindari makanan awetan seperti kecap, margarie, mentega, keju, trasi, petis, biscuit, ikan asin,
sardensis, sosis dan lain-lain.
3) Hindari bahan makanan yang diolah dengan menggunakan bahan makanan tambahan atau penyedap
rasa seperti saos.
4) Hindari penggunaan beking soda atau obat-obatan yang mengandung sodium.
5) Batasi minuman yang bersoda seperti cocacola, fanta, sprite
1. Diet rendah kolesterol / lemak.
Didalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu kolesterol, trigliserida, dan pospolipid. Sekitar 25 – 50 %
kolesterol berasal dari makanan dapat diarsorbsi oleh tubuh sisanya akan dibuang lewat faeces. Beberapa
makanan yang mengandung kolestero tinggi yaitu daging, jeroan, keju keras, susu, kuning telur, ginjal,
kepiting, hati dan kaviar. Tujuan diet rendah kolesterol adalah menurunkan kadar kolestero serta
menurunkan berat badan bila gemuk. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengatur nutrisi pada
hypertensi adalah :
1) Hindari penggunaan minyak kelapa, lemak, margarine dan mentega.
2) Batasi konsumsi daging, hati, limpa dan jenis jeroan.
3) Gunakan susu full cream.
4) Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir per minggu.
5) Lebih sering mengkonsumsi tahu, tempe, dan jenis kacang-kacang lainnya.
6) Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis-manis seperti sirup, dodol.
7) Lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah – buahan.
1. Diet kalori bila kelebihan berat badan.
Hypertensi tidak mengenal usia dan bentuk tubuh seseorang. Meski demikian orang yang kelebihan berat
badan akan beresiko tinggi terkena hypertensi. Salah satu cara untuk menanggulanginya dengan
melakukan diet rendah kalori, agar berat badannya menurun hingga normal. Dalam pengaturan nutrisi
perlu diperhatikan hal berikut :
1) Asupan kalori dikurangi sekitar 25 % dari kebutuhan energi atau 500 kalori untuk penurunan 0,5 kg
berat badab per minggu.
2) Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi.
3) Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.
Contoh menu untuk penderita hypertensi :
1 piring nasi ( 100 gram ), 1 potong daging ( 50 gram ), 1 mangkok sup ( 130 gram ), 1 potong tempe ( 50
gram ), 1 potong pepaya ( 100 gram ), ( Sri Rahayu, 2000 ).
1. Dampak masalah.
1. Terhadap individu.
1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat.
Hypertensi merupakan penyakit yang tidak diketahui penyebabnya oleh penderita. Kurangnya pengetahuan
klien terhadap penyakit hypertensi, sebagian besar timbul tanpa gejala yang khas.
2) Pola nutrisi dan metabolisme.
Pada penderita hypertensi sering mengalami keluhan kepala pusing dan bila berlangsung lama disertai
mual-mual dan muntah.
3) Psikologi.
Penderita hypertensi biasanya iritabel, mudah marah dan tersinggung.
4) Pola tidur dan istirahat
Pada klien hypertensi mengalami gangguan tidur sering terbangun karena sering sakit kepala dan tegang
pada leher bagian belakang.
5) Pola persepsi dan pengetahuan.
Pada klien hipertensi sering terjadi kebosanan akan prosedur pengobatan yang lama ,diet, olah raga,
merokok, minuman beralkohol.
6) Pada pola tata nilai dan kepercayaan
Klien akan merasa cemas akan kesembuhan penyakitnya dan merasa tidak berdaya dengan keberadaan
sekarang.
1. Terhadap keluarga
1) Merepotkan dalam memberikan perawatan ,pengaturan diet, mengantar kontrol dan manambah
beban biaya hidup yang terus –menerus.
2) Produktifitas menurun. Apabila hipertensi mengena kepala keluarga yang berperan sebagai pencari
nafkah untuk kebutuhan keluarga ,maka akan menghambat kegiatannya sehari-hari untuk kegiatan seperti
semula.
3) Psikologi .
Peran kepala akan diganti oleh anggoata keluarga yang lain.
1. Terhadap masyarakat
Dengan adanya klien hipertensi dimasyarakat memungkinkan terjadi perubahan peran dalam masyarakat
Selain itu akan menimbulkan kecemasan terhadap masyarakat dan akan terjadi ancaman kehilangan salah
satu anggotanya. .
1. Pelayanan kesehatan
Mengamati prevalensi penyakit hipertensi yang semakin meningkat,maka akan terjadi beban pelayanan
kesehatan dimasa yang akan datang.
Recommended