Kuliah 2 Penggolongan Obat Yang Beredar Di Indonesia

Preview:

Citation preview

Penggolongan Obat

Macam-macam Penggolongan Obat

1. Menurut kegunaan obat2. Menurut cara penggunaan obat3. Menurut cara kerjanya4. Menurut sumber obat5. Menurut proses fisiologis & biokimia

dalam tubuh6. Menurut bentuk sediaan7. Menurut undang-undang

Menurut kegunaan obat

Untuk menyembuhkan (terapetik)

Untuk mencegah (profilaksis)

Untuk diagnosis (Medicamentum ad usum internum)

Menurut cara penggunaan obat

Medicamentum ad usum internumPemakaian dalam : melalui oral,

beretiket putih

Medicamentum ad usum externumBeretiket BiruPemakaian luar, melalui :

Implantasi, Injeksi, Membran mukosa, Rektal, Vaginal, Nasal, Opthalmic, Aurical, gargarisma, dll

Menurut cara kerjanya

LokalObat yg bekerja pd jaringan

setempat : pemakaian topikal

SistemikObat yg didistribusikan ke

seluruh tubuh melalui oral

Menurut Sumber Obat

Tumbuhan: digitalis, kina, m.jarak

Hewan : m.ikan, adeps lanae, cera

Mineral : parafin, iod, garam dapur

Sintetis : vit. C,kamfer sintetis

Mikroba/fungi/jamur : antibiotik

Menurut Proses Fisiologis & Biokimia Dalam Tubuh

Obat FarmakodinamisMempercepat/memperlambat

pr.fisiologis/ fungsi biokimia dlm tubuh Hormon, diuretik, hipnotik

Obat KemoterapetikMembunuh parasit dan kuman di dlm

tubuhAntibiotik, antiviral, antifungi

Obat DiagnostikObat pembantu utk melakukan

diagnosisBarium sulfat (sal. Lambung-usus),

Na.ioponat (Sal. Empedu)

Menurut bentuk sediaan

1. Obat cair : Solutio, Mixtura, Suspensi, Emulsi, saturasi, Obat tetes, Sirup, Injeksi, Aerosol

2. Obat setengah padat : Linimentum, Salep, Cream, Pasta, Sabun, Plester

3. Obat Padat : Serbuk, Kapsul, Tablet, Pil, Supositoria,

Menurut undang-undang

1. Narkotika

2. Psikotropika

3. Obat Keras

4. Obat Wajib Apotek

5. Obat Bebas Terbatas

6. Obat Bebas

1. Narkotika / Obat Bius / Daftar OUU No.22 Tahun 1997 No. 35 tahun 2009

Adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi-sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam undang-undang yang kemudian ditetapkan dgn Keputusan Menteri kesehatan

Narkotika

Digolongkan menjadi 3 golongan :

1. Narkotika Golongan I 2. Narkotika Golongan

II3. Narkotika Golongan III

Narkotika Golongan I

Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan

Papaver Somniferum LOpium mentahOpium masakTanaman Koka Daun KokaKokain mentahKokainaTanaman Ganja Tetrahydrocannabinol Heroin

Narkotika Golongan II

Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan

BenzetidinEkgoninHidromorfinolMorfinaOpiumPethidin

Narkotika Golongan III

Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan

DihidrokodeinEtilmorfinaKodeinaDoveri

Ketentuan Narkotika :

Penyerahan Narkotika kepada pasien oleh RS, Apotek, Puskesmas & BP berdasarkan resep dokter

Apotek boleh melayani salinan resep yg mgd narkotika baik yg baru dilayani sebagian/belum dilayani sama sekali, asal apotek tsb menyimpan resep aslinya

Dokter tidak diperbolehkan menambah tulisan iter pada resep-resep yg mgd narkotika

2. PsikotropikaUU No. 5 1997

Adalah zat atau obat , baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku

Psikotropika

Digolongkan menjadi 4 golongan :

1. Psikotropika Golongan I

2. Psikotropika Golongan II

3. Psikotropika Golongan III

4. Psikotropika Golongan IV

1. Psikotropika Golongan I

Hanya dpt digunakan utk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dlm terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan

MeskalinPsilosibina

1. Psikotropika Golongan II

Berkhasiat pengobatan dan dpt digunakan dlm terapi dan/atau utk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan

AmfetaminMetakualonSekobarbital

1. Psikotropika Golongan III

Berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dlm terapi dan/atau utk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindrom ketergantungan

AmobarbitalFlunitrazepamPentobarbitalSiklobarbital

1. Psikotropika Golongan IV

Berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dlm terapi dan/atau utk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan

Alprazolam (Xanax)Bromazepam (Lexotan)Diazepam (Stesplod)KlobazepamKlonazepamKlordiazepoksidLorazepamNitrazepamOksazolamTriazolam

3. Obat Keras / Daftar GUU Obat Keras St.No.419 tgl 22 Desember 1949

Pasal 1 butir a :Obat-obatan yg tdk digunakan utk keperluan

teknik, yg mempunyai khasiat mengobati, menguatkan, membaguskan, mendesinfeksikan dll tubuh manusia, baik dalam bungkusan maupun tidak, yg ditetapkan oleh Secretaris Van Staat, Hoofd Van het Departement Van Gesonheid

Pasal 1 butir k :Obat G adl obat keras yg oleh Sec.V.St didaftar

pd obat yg berbahaya (gevaarlijk, daftar G)

Pembungkusan & Penandaan Obat Keras, SK Dirjen POM a.n. Menkes RI No. 197/ASK/77, pasal 1, tgl 15 Maret 1977

Pd bungkus luar, etiket pd setiap pembungkus obat jadi seperti blister, strip aluminium/cellophan, botol, kotak, doos, kaleng, tube, vial, ampul dr semua obat keras, harus dicantumkan kalimat: “Harus dengan resep dokter”

Pencantuman kalimat tsb diatas hrs dlm bahasa Indonesia, tercetak jelas dgn warna kontras dibandingkan dgn warna dasar pembungkus atau wadahnya

Tanda Khusus Obat Keras Daftar GSK Menkes RI No. 02396/A/SK/VII/86

Lingkaran berwarna merah dgn garis tepi berwarna hitam dengan huruf K yg menyentuh garis tepi

Diameter lingkaran hitam 1,5 cm atau disesuaikan dgn kemasannya

Hanya dapat diperoleh dgn resep dokter di Apotek, RS, BP & Puskesmas

4. Obat Wajib Apotek (OWA) Kepmenkes RI No. 347/MENKES/SK/VII/1990

OWA adl obat keras yg dpt diserahkan oleh Apoteker kepada pasien di Apotek tanpa resep dokter

Merupakan program pemerintah dgn tujuan :Meningkatkan kemampuan masyarakat dlm

menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan (Swamedikasi)

Meningkatkan pelayanan Komunikasi Informasi & Edukasi (KIE) oleh Apoteker

Ketentuan Pelaksanaan OWA

Memenuhi ketentuan & batasan tiap jenis obat per pasien yg disebutkan dlm OWA yg bersangkutan

Membuat catatan pasien serta obat yg telah diserahkan

Memberikan informasi meliputi :Dosis dan aturan pakainyaKontra indikasiEfek sampingHal lain yg perlu diperhatikan pasien

5. Obat Bebas Terbatas / Daftar W (Warschuwing) / OTC (Over The Counter)

Surat edaran Dirjen POM Depkes RI No. 02469/A/VI/ 1983 :Obat jadi dapat diperoleh bebas di apotek atau toko

obat berijin

SK Menkes RI No. 2380/A/SK/VI/83, tgl 15 Juni 1983 :Harus diberi tanda khusus lingkaran biru tua bergaris

tepi hitam dengan diameter 1,5 cm atau disesuaikan dgn kemasannya

Pada wadah atau kemasan harus dicantumkan tanda peringatan berwarna hitam dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar 2 cm atau disesuaikan dengan kemasannya, dan memuat pemberitahuan dengan huruf berwarna putih

6. Obat Bebas

Obat yang dapat diperoleh secara bebas di warung, toko obat dan apotek

SK Menkes RI No. 2380/A/SK/VI/83, tgl 15 Juni 1983 Harus diberi tanda khusus lingkaran hijau

bergaris tepi hitam dengan diameter 1,5 cm atau disesuaikan dgn kemasannya

Recommended