View
232
Download
6
Category
Preview:
Citation preview
Laporan Akhir Kegiatan
PEMBIBITAN KOPI ARABIKA VARIETAS P88, BORBORDAN TIMTIM DALAM UPAYA MENINGKATKAN 50%KETERSEDIAAN BIBIT DI DATARAN TINGGI GAYO
Oleh :
Yufniati ZAIdawanni
Fenty FerayantiFirdaus
M. Ismail
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) NADBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN2011
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : bptp_aceh@yahoo.co.id ; bptp-aceh@litbang.deptan.go.idWebsite:http://nad.litbang.deptan.go.id
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
Karunia-Nya penulis beserta tim telah dapat menyelesaikan laporan akhir kegiatan
Pengkajian Pembibitan kopi arabika varietas P88, borbor dan timtim dalam upaya
meningkatkan 50% ketersediaan bibit di Dataran Tinggi Gayo.
Laporan akhir ini disusun berdasarkan kegitan yang telah dilaksanakan
selama pelaksanaan pengkajian di Kebun Percobaan (KP) Gayo. Kegiatan ini
didukung oleh DIPA BBP2TP TA. 2011. Pengkajian ini merupakan upaya untuk
pemecahan masalah yang dihadapi oleh petani kopi Arabika terutama untuk mencari
teknologi spesifik lokasi yang adaptif dan dapat diterapkan oleh petani guna
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. Usaha tersebut tentunya tidak
mudah dilaksanakan karena menemui berbagai masalah terutama permodalan
petani kopi, sarana dan prasarana penunjang yang terbatas dan lemahnya akses
petani terhadap sumber informasi. Oleh karena itu untuk mencapai kesejahteraan
petani perlu adanya keterpaduan semua sektor dalam membina petani.
Sehubungan dengan pelaksanaan pengkajian, kami sangat berterima kasih
kepada seluruh pihak terutama pegawai KP Gayo yang telah membantu kegiatan
tersebut mulai dari perencanaan hingga akhir kegiatan. Semoga Laporan Akhir
Kegiatan ini bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Banda Aceh, Desember 2011Penanggung Jawab Kegiatan,
Ir. Yufniati ZANIP. 19570304 198303 2 002
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : bptp_aceh@yahoo.co.id ; bptp-aceh@litbang.deptan.go.idWebsite:http://nad.litbang.deptan.go.id
ii
ABSTRAK
Yufniati dkk, Kopi Arabika Varietas P88, Borbor dan Timtim merupakan kopi unggul yangsangat potensial untuk dikembangkan di Dataran Tinggi Gayo khususnya di Kabupaten BenerMeriah. Namun saat ini masih terkendala dalam penyediaan bibit dengan performa yangbaik. Sementara itu pupuk kandang dan kompos limbah kulit kopi belum dimanfaatkansecara optimal oleh petani. Pengkajian ini bertujuan untuk memenuhi ketersediaan bibit kopiArabika varietas P88, Borbor dan Timtim dalam upaya meningkatkan 50% ketersediaan bibitkopi Arabika melalui teknologi pembibitan yang dilaksanakan dari bulan Juni sampai denganbulan Desember 2011. Pengkajian yang dilakukan yaitu perbaikan teknologi budidaya melaluipembibitan kopi Arabika varietas P88, Borbor dan Timtim dengan menggunakan pupukpelengkap cair dan naungan. Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalahRancangan Split Plot Design dengan 3 ulangan. Dari hasil pengamatan diperoleh rata-ratatinggi tanaman pada 30 HSP untuk masing–masing naungan (N) yaitu 6,0 cm dan pada umur60 HSP 7,5 cm. Rata–rata diameter batang umur 30 dan 60 HSP hanya berkisar 1 mm.
Kata Kunci : Varietas Kopi Arabika, naungan, pupuk pelengkap cair
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : bptp_aceh@yahoo.co.id ; bptp-aceh@litbang.deptan.go.idWebsite:http://nad.litbang.deptan.go.id
iii
ABSTRACT
Yufniati et al, Arabica coffee varieties P88, Borbor and Timtim is a very excellent potentialfor development in the Highlands, especially in Bener Meriah district. But it is still constrainedin the provision of seeds with a good performance. Meanwhile, manure and compost coffeeleather waste has not been used optimally by the farmers. This assessment aims to meet theavailability of varieties of Arabica coffee seedlings P88, Borbor and East Timor in an effort toincrease the availability of 50% Arabica coffee seedlings through nursery technologyconducted from June to December 2011. Studies made the improvement of cultivationtechnology through breeding varieties of Arabica coffee P88, Borbor and East Timor by usingcomplementary liquid fertilizer and shade. The design to be used in these experiments weresplit plot design with three replications Design. From the observations obtained by theaverage plant height at 30 HSP for each shade (N) of 6.0 cm and at the age of 60 HSP 7.5cm. Average of average age 30 and a trunk diameter of 60 HSP is only about 1 mm.
Keywords : Varieties of Coffee Arabica, shade, fertilizer liquid supplement
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : bptp_aceh@yahoo.co.id ; bptp-aceh@litbang.deptan.go.idWebsite:http://nad.litbang.deptan.go.id
iv
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN................................................................ i
KATA PENGANTAR....................................................................... ii
RINGKASAN ............................................................................... iii
ABSTRACT .................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................ v
DAFTAR TABEL ........................................................................... vi
I. PENDAHULUAN ............................................. 1
Latar Belakang ............................................. 1
Perumusan Masalah ............................................. 2
Tujuan ............................................. 2
Perkiraan Output
Perkiraan Outcome
Perkiraan Benefit
Perkiraan Dampak
.............................................
.............................................
.............................................
.............................................
.............................................
2
2
2
3
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................. 4
III. METODOLOGI ............................................. 7
Ruang Lingkup ............................................. 7
Lokasi dan waktu penelitian ............................................. 7
Bahan dan Alat ............................................. 7
Rancangan Pelaksanaan percobaan ............................................. 8
Pengamatan dan Analisis Data ............................................. 10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................. 12
V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................. 17
VI. DAFTAR PUSTAKA ............................................. 18
VII. DAFTAR LAMPIRAN ............................................. 20
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : bptp_aceh@yahoo.co.id ; bptp-aceh@litbang.deptan.go.idWebsite:http://nad.litbang.deptan.go.id
5
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kopi merupakan tanaman perkebunan yang menjadi komoditas ekspor
dan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani. Produksi kopi di Indonesia meningkat menjadi lima kali
lebih besar sejak abad ke-20. Hal ini menyebabkan kopi menjadi komoditi
andalan Indonesia dalam meningkatkan devisa dengan volume ekspor mencapai
420.000 ton dan nilai ekspor ±900 juta dolar AS pada tahun 2008.
Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor penting yang diharapkan
mampu memberikan nilai tambah penerimaan devisa baik bagi negara pada
umumnya maupun untuk daerah sentra produksi khususnya. Di Indonesia
daerah–daerah produksi kopi tersebar dihampir semua propinsi dengan sentra
produksi utama yaitu Propinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan,
Lampung, Bengkulu, Sulawesi Selatan, Jateng, Jatim, NTT dan Bali (Direktorat
Jenderal Bina Produksi Perkebunan, 2004).
Perkebunan kopi di Indonesia didominasi oleh perkebunan rakyat dengan
total areal 1,06 juta ha atau 94,14%, sementara areal perkebunan besar negara
39,3 ribu ha (3,48%) dan perkebunan besar swasta 26,8 ribu ha (2,38%). Areal
perkebunan rakyat tersebut dikelola oleh sekitar 2,12 juta kepala keluarga petani
(Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, 2004). Menurut International
Coffee Organization (ICO) tahun 2004, Indonesia merupakan negara penghasil
kopi terbesar keempat di dunia dengan kontribusi sebesar 60% produksi kopi
dunia.
Provinsi Aceh merupakan daerah penghasil kopi Arabika terbesar di
Indonesia dengan pusat pengembangannya terletak di dataran tinggi Gayo yaitu
di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah yang keseluruhannya
merupakan usaha perkebunan rakyat. Pada tahun 2009 luas perkebunan rakyat
di dataran tinggi Gayo adalah 87.492 ha dengan rincian 48.001 ha di Kabupaten
Aceh Tengah dan 39.491 ha berada di Kabupaten Bener Meriah (Dinas
Perkebunan dan Kehutanan Provinsi NAD, 2009). Akan tetapi dari luasan areal
perkebunan rakyat tersebut produksi yang dihasilkan hanya berkisar ±27.444 ton
dengan tingkat produktivitas per hektarnya ±718 kg/tahun. Tingkat produksi dan
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : bptp_aceh@yahoo.co.id ; bptp-aceh@litbang.deptan.go.idWebsite:http://nad.litbang.deptan.go.id
6
produktivitas tersebut masih relatif rendah jika dibandingkan dengan
produktivitas kopi Arabika nasional yang mencapai ±85.236 kg/tahun.
1.2. Perumusan Masalah
Pembibitan merupakan tahapan yang sangat penting dalam budidaya
tanaman kopi karena akan menentukan kemampuan hidup tanaman pada tahap
selanjutnya di lapangan. Bibit yang bermutu merupakan hasil interaksi tanaman
dan faktor lingkungan. Rendahnya produktivitas kopi Arabika di dataran tinggi
Gayo disebabkan oleh belum diterapkannya teknologi budidaya secara benar,
sehingga berpengaruh besar terhadap hasil produksi. Karena itu, upaya
peningkatan produktivitas, mutu dan citarasa melalui varietas–varietas unggulan
terus ditingkatkan.
Kebutuhan bibit bermutu dirasakan menjadi salah satu masalah dalam
peremajaan dan pengembangan kebun petani. Keadaan ini dirasakan petani kopi
di sentra produksi kopi Arabika di dataran tinggi Gayoyang merupakan sentra
produksi kopi Arabika di Provinsi Aceh.
Untuk itu perbaikan teknologi budidaya melalui pembibitan harus
dilakukan dengan tepat sehingga mampu menghasilkan bibit kopi varietas unggul
bermutu sesuai dengan syarat teknis pembibitan.
1.3. Tujuan :
Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi ketersediaan bibit kopi Arabika
varietas P88, Borbor dan Timtim dalam upaya meningkatkan 50% ketersediaan
bibit kopi Arabika melalui teknologi pembibitan.
1.4. Keluaran
Tersedianya bibit kopi Arabika varietas P88, Borbor dan Timtim melalui
teknologi pembibitan sebanyak 8.000 batang per varietas.
1.5. Perkiraan Hasil
Teradopsinya teknologi pembibitan di tingkat petani penangkar dalam
rangka peningkatan pendapatan.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : bptp_aceh@yahoo.co.id ; bptp-aceh@litbang.deptan.go.idWebsite:http://nad.litbang.deptan.go.id
7
1.6. Perkiraan Manfaat dan Dampak
Diharapkan petani petangkar bibit dapat bertambah dari 10 orang
menjadi 15 orang dengan peningkatan pendapatan mencapai 30%.
1.7. Perkiraan Dampak
Meningkatnya produksi dan produktivitas kopi dengan penggunaan ketiga
varietas unggul di dataran tinggi Gayo yang akhirnya meningkatkan pendapatan
petani.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : bptp_aceh@yahoo.co.id ; bptp-aceh@litbang.deptan.go.idWebsite:http://nad.litbang.deptan.go.id
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Permasalahan Kopi di Aceh
Tanaman kopi (Coffea Sp.) merupakan tanaman perkebunan yang
termasuk ke dalam famili Rubiaceae yang memiliki ±100 spesies/jenis, tetapi
hanya dua jenis saja yang banyak di budidayakan dan diperdagangkan yaitu jenis
kopi Arabika dan Robusta. Kedua jenis kopi ini mempunyai perbedaan yang nyata
baik dari segi fisik maupun kualitas buah yang dihasilkan dimana kopi Arabika
menghasilkan kualitas buah kopi yang lebih baik dibandingkan kopi Robusta.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengusahaan kopi di Indonesia pada
umumnya dan di dataran tinggi Gayo khususnya adalah masih rendahnya
produktivitas dan mutu kopi Arabika yang dihasilkan. Untuk itu pemerintah telah
mengeluarkan kebijakan kopi nasional di bidang budidaya kopi. Salah satunya
adalah optimalisasi penggunaan bahan tanam/bibit unggul yang sesuai kondisi
agroklimat tempat penanaman (Retno Hulupi, 1999).
Bibit kopi yang berkualitas baik antara lain memiliki kriteria antara lain
bibit berasal dari pohon induk yang terpilih, tumbuhnya merata, dan tidak
terserang hama penyakit (Joko Roesmanto, 1991). Rendahnya produktivitas dan
mutu kopi arabika disebabkan oleh belum diterapkannya teknologi budidaya
secara benar, sehingga berpengaruh besar terhadap hasil produksi. Oleh karena
itu pembibitan perlu mendapat perhatian khusus, karena bibit yang berkualitas
baik merupakan salah satu faktor yang akan memberikan jaminan produksi
tinggi.
Ketersediaan bibit tanaman yang berkualitas, baik jenis maupun
kondisinya merupakan salah satu modal penting dalam suatu usahatani. Untuk
mendapatkan bibit tanaman berkondisi baik adalah melalui perawatan yang
intensif pada masa-masa pembibitan. Salah satu usaha pemeliharaan yang
penting di pembibitan adalah aspek pemupukan. Tanaman kopi selama masa
pertumbuhannya selalu memerlukan unsur hara, baik unsur hara makro maupun
mikro (Baon, J et. al., 2003).
2.2 Upaya Pembibitan
Tanaman yang dipupuk secara optimal dan teratur akan memiliki daya
tahan yang lebih besar, dengan demikian tanaman tidak mudah dipengaruhi oleh
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : bptp_aceh@yahoo.co.id ; bptp-aceh@litbang.deptan.go.idWebsite:http://nad.litbang.deptan.go.id
9
keadaan yang ekstrim, misalnya kekurangan air pada musim kemarau yang
terlalu panjang, temperatur yang terlalu tinggi atau rendah. Tujuan dari
pemupukan itu sendiri adalah menambah ketersediaan unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman guna meningkatkan produksi baik kualitas maupun
kuantitasnya (Saifuddin Sarief, 1990).
Pemupukan terhadap tanaman dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
pemupukan melalui akar, dan daun. Pada pemupukan melalui akar, proses
penyerapan unsur hara tidak selalu berjalan dengan mulus, sering kali hara
mengalami pengurangan seperti gangguan gulma, penguapan, tercuci atau
terserap oleh partikel lain. Dengan demikian efektivitas dan efesiensi pemupukan
yang diharapkan tidak tercapai.
Pemupukan melalui daun dilakukan untuk menghindari larutnya unsur
hara sebelum dapat diserap oleh akar tanaman atau mengalami fiksasi dalam
tanah yang berakibat tidak dapat diserap oleh tanaman (Djoehana Setyamidjaja,
1986). Adapun kelebihan pemberian pupuk pelengkap cair menurut Muslim
(1993) adalah untuk mengatasi kekurangan hara yang dibutuhkan tanaman
karena pengaruhnya yang cepat dan langsung pada tanaman, lebih efisien
karena jumlah yang diperlukan lebih sedikit dibandingkan melalui tanah atau
akar.
Selain unsur hara, naungan juga berpengaruh terhadap bibit kopi. Bagi
tanaman kopi, naungan diperlukan untuk mengurangi pengaruh buruk akibat
sinar matahari yang terik dan memperpanjang umur produktif (Iskandar, 1988).
Naungan akan mempengaruhi jumlah intensitas cahaya matahari yang mengenai
tanaman yang berguna dalam proses fotosintesis yang maksimal.
Pemerintah bekerjasama dengan Forum Kopi Aceh, Aceh Partnership
Economic Development (APED), Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia dan
BPTP NAD telah melakukan suatu penelitian awal dengan melakukan identifikasi
dan seleksi terhadap 10 varietas kopi Arabika yang dibudidayakan di dataran
tinggi Gayo. Dari hasil penelitian ini telah diperoleh tiga varietas kopi yang sesuai
dengan ketinggian tempat yaitu P88, Borbor, dan Timtim. Adapun identifikasi
ketiga varietas tersebut menurut Surip, et. al (2008) adalah sebagai berikut :
1. P88
Merupakan hasil seleksi individual pada keturunan Catimor koleksi introduksi
dari Thailand yang diuji di Balai Penelitian Kopi Gayo, dapat tumbuh pada
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : bptp_aceh@yahoo.co.id ; bptp-aceh@litbang.deptan.go.idWebsite:http://nad.litbang.deptan.go.id
10
ketinggian >1000 m dpl. Agak tahan terhadap serangan nematoda parasit
dan tahan penyakit karat daun (Hemilea vastatrix). Produktivitas 1.000-1.500
kg/ha untuk populasi 2.000 pohon/ha.
2. Borbor
Merupakan hasil seleksi individual pada keturunan Arabusta Timtim yang
dilakukan oleh petani atau pekebun di Gayo, tahan penyakit karat daun
(Hemilea vastatrix). Dapat tumbuh pada ketinggian >1000 m dpl dengan
produktivitas 1.000-1.500 kg/ha untuk populasi 1.600 pohon/ha.
3. Timtim
Merupakan Arabika asal Timor Timur (sekarang Timor Leste), yang telah
beradaptasi di dataran tinggi Gayo. Ketahanan terhadap penyakit karat daun
(Hemilea vastatrix) antar individu tanaman sangat beragam mulai dari agak
rentan–tahan. Dapat tumbuh pada ketinggian >1000 m dpl dengan
produktivitas 900-1.500 kg/ha untuk populasi 1.600 pohon/ha.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : bptp_aceh@yahoo.co.id ; bptp-aceh@litbang.deptan.go.idWebsite:http://nad.litbang.deptan.go.id
11
III. METODOLOGI
3.1 Ruang Lingkup
Penelitian ini merupakan kegiatan lapangan yang bersifat partisipatif dan
kemitraan antara peneliti/penyuluh BPTP NAD, PPL, kelompok tani serta
melibatkan instansi terkait yaitu Dinas Perkebunan Kabupaten Aceh Tengah, BPP
Kecamatan, Lembaga Desa dan lain-lain. Penelitian yang akan dilakukan yaitu
perbaikan teknologi budidaya melalui pembibitan kopi Arabika varietas P88,
Borbor dan Timtim dengan menggunakan pupuk pelengkap cair dan naungan.
3.2 Waktu dan Lokasi Pengkajian
Pengkajian ini akan dilaksanakan di Kebun Percobaan (KP) Gayo
Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah yang terletak pada ketinggian
>1200 m dpl. Pengkajian dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan bulan
Desember 2011.
Bahan dan Alat
Bahan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah:
- biji kopi varietas P88, Borbor, dan Timtim
- pupuk pelengkap cair
- sarlon/paranet 25%, 50%, dan 75%
- polibag ukuran 15 x 25 cm
- kompos limbah kulit kopi
- insektisida dan fungisida (untuk tindakan preventif terhadap serangan
hama dan penyakit)
Sedangkan alat–alat yang digunakan terdiri dari, meteran, cangkul,
bambu, tali plastik, plat penomoran, jangka sorong serta alat tulis.
3.3 Rancangan Pengkajian
a. Kerangka Pemikiran
Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan
Split Plot Design dengan 3 ulangan. Yang menjadi petak utama adalah
persentase naungan, sedangkan anak petak adalah varietas dan dosis pupuk
pelengkap cair. Notasi perlakuan adalah sebagai berikut :
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : bptp_aceh@yahoo.co.id ; bptp-aceh@litbang.deptan.go.idWebsite:http://nad.litbang.deptan.go.id
12
N1 : 25% P1 : 2,5 ml/1 liter air V1 : Varietas P88
N2 : 50% P2 : 5,0 ml/1 liter air V2 : Varietas Borbor
N3 : 75% P3 : 7,5 ml/1 liter air V3 : Varietas Timtim
dimana :
N = intensitas naungan/paranet
P = dosis pupuk pelengkap cair
V = varietas kopi Arabika
Jadi ada sembilan plot/perlakuan/anak petak untuk tiap petak utama
yang tiap plot/perlakuan terdiri dari 185 bibit tanaman dengan 18 bibit sebagai
sampel. Notasi kombinasi perlakuan adalah sebagai berikut :
N1 N2 N3
V1 P1 V1 P2 V1 P3
V2 P2 V2 P2 V2 P3
V3 P3 V3 P2 V3 P3
Tata letak percobaan dapat dilihat seperti di bawah ini :
BLOK I BLOK II BLOK III
N1 N2 N3
V1 P1 V2 P3 V1 P1 V2 P3 V1 P1 V1 P1 V2 P3 V1 P1 V1 P1
V2 P1 V1 P3 V3 P1 V1 P3 V2 P1 V3 P1 V1 P3 V2 P1 V3 P1
V3 P1 V3 P3 V2 P1 V3 P3 V3 P1 V2 P1 V3 P3 V3 P1 V2 P1
V2 P2 V2 P1 V2 P2 V2 P1 V2 P2 V2 P2 V2 P1 V2 P2 V2 P2
V1 P2 V1 P1 V3 P2 V1 P1 V1 P2 V3 P2 V1 P1 V1 P2 V3 P2
V3 P2 V3 P1 V1 P2 V3 P1 V3 P2 V1 P2 V3 P1 V3 P2 V1 P2
V3 P3 V2 P2 V2 P3 V2 P2 V3 P3 V2 P3 V2 P2 V3 P3 V2 P3
V2 P3 V3 P2 V1 P3 V3 P2 V2 P3 V1 P3 V3 P2 V2 P3 V1 P3
V1 P3 V1 P2 V3 P3 V1 P2 V1 P3 V3 P3 V1 P2 V1 P3 V3 P3
Adapun pelaksanaan kegiatan di lapangan disesuaikan dengan beberapa tahapan
berikut:
a. Persiapan lahan untuk persemaian dan pembibitan serta media tanam
Lahan yang akan digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu
dibersihkan dari gulma, sisa-sisa tumbuhan dan sampah lainnya. Untuk kegiatan
persemaian, terlebih dahulu dibuat bedengan dengan ukuran lebar ±80-120 cm
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : bptp_aceh@yahoo.co.id ; bptp-aceh@litbang.deptan.go.idWebsite:http://nad.litbang.deptan.go.id
13
sedangkan panjang bedengan disesuaikan dengan jumlah biji yang akan disemai
dan tinggi bedengan ±20 cm. Persemaian dilakukan dengan cara membenamkan
biji sedalam ±0,5 cm ke dalam tanah dengan jarak tanam 3 cm x 5 cm.
Persemaian ini dilakukan ±2 bulan.
Media tanam yang akan digunakan adalah campuran dari tanah,kompos
dan pasir dengan perbandingan 3:2:1, sedangkan wadah yang akan digunakan
berupa polibag ukuran 15 cm x 25 cm.
b. Pemindahan bibit ke polibag dan pengaturan bibit
Setelah media tanam siap, selanjutnya pemindahan biji yang telah
berkecambah atau berumur ±2 bulan dari bedeng persemaian ke dalam polibag.
Bibit yang dijadikan bahan penelitian telah dipilih berdasarkan karakteristik
fisiknya yang sama. Ada tiga blok ulangan yang masing–masing bloknya terdiri
dari 27 plot perlakuan yang setiap plot perlakuannya terdiri dari 185 tanaman
sehingga jumlah bibit untuk seluruh plot adalah 5.000 bibit/blok ualangan. Total
bibit seluruhnya 15.000. ( per varietas 5.000 bibit )
c. Pemeliharaan bibit di dalam polibag
Pengendalian terhadap gulma di dalam polibag dilakukan dengan cara
mencabutnya, frekuensi penyiangan disesuaikan dengan keadaan gulmanya.
Kemudian untuk pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan tindakan
preventif dengan cara mengaplikasikan insektisida Decis 25 EC dan fungisida
Dithane M-45 dengan rentang waktu 2 minggu sekali.
d. pelaksanaan perlakuan
Sebelum diberikan perlakuan, terlebih dahulu dilakukan pengukuran awal
terhadap tinggi bibit, jumlah daun bibit dan diameter batang pada setiap plot
perlakuan. Data ini merupakan tolok ukur terhadap pengamatan–pengamatan
selanjutnya. Penggunaan naungan dan pupuk pelengkap cair baru akan
dilakukan dua minggu setelah bibit dipindahkan ke polibag baru. Penggunan
pupuk pelengkap cair dilakukan dengan cara disemprotkan pada daun, batang
sampai basah dan merata. Penyemprotan dilakukan sebanyak empat kali untuk
setiap perlakuan dengan interval 1, 3, 6 dan 9 bulan setelah tanaman (BST).
3.4 Pengamatan dan Analisis Data
Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman yang
meliputi :
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : bptp_aceh@yahoo.co.id ; bptp-aceh@litbang.deptan.go.idWebsite:http://nad.litbang.deptan.go.id
14
- Tinggi tanaman (cm), diukur dari pangkal batang sampai titik tumbuh
tanaman. Pengukuran dilakukan pada saat tanaman berumur 1, 3, 6, dan 9
BST.
- Diameter batang (mm), diukur 3 cm di atas permukaan tanah dengan
menggunakan jangka sorong, yang diukur pada saat tanaman berumur 1, 3,
6, dan 9 BST.
- Jumlah daun (sepasang), dihitung pada saat seluruh daun telah terbuka
secara sempurna. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 1, 3,
6, dan 9 BST.
Data agronomis ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif
menggunakan uji F dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf 0,05%. Untuk
mengukur tingkat kemampuan pengembalian atas biaya usahatani pembibitan
kopi dengan penerapan teknologi introduksi digunakan analisis kelayakan
usahatani berupa R/C Ratio, sedangkan untuk mengetahui atau mengukur
kelayakan teknologi introduksi dalam memberi nilai tambah terhadap teknologi
petani digunakan MBCR (Marginal Benefit Cost Ratio).
Analisis data kelayakan usahatani dianalisis berdasarkan rumus (Rahim, A. &
D.R.D, Hastuti, 2008) :
R/C , dimana:
R/C = Nisbah penerimaan dan biaya
R = Penerimaan (Rp/ha); C = Biaya (Rp/ha)
Dengan keputusan :
R/C > 1, usahatani secara ekonomi menguntungkan
R/C = 1, usahatani secara ekonomi berada pada titik impas (BEP)
R/C < 1, usahatani secara ekonomi tidak menguntungkan (rugi)
Marginal Benefit Cost Ratio (MBCR) dihitung berdasarkan formulasi berikut
(Gupta, P.C. & J.C. O Toole, 1986):
Penerimaan kotor (I) - Penerimaan kotor (P)MBCR =
Total biaya (I) - Total biaya (P)
dimana : I = Teknologi introduksi
P = Teknologi petani
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : bptp_aceh@yahoo.co.id ; bptp-aceh@litbang.deptan.go.idWebsite:http://nad.litbang.deptan.go.id
15
Perhitungan MBCR menjelaskan jika nilainya <2, berarti teknologi introduksi tidak
berpotensi secara ekonomis untuk dikembangkan, sebaliknya jika >2, artinya
teknologi tersebut berpotensi secara ekonomis untuk dikembangkan (Suhaeti dan
Basuno, 2004).
Hasil yang diharapkan dapat diketahui dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Dosis pupuk pelengkap cair yang tepat pada pembibitan kopi Arabika
varietas P88, Borbor dan Timtim
Pengaruh naungan terhadap pertumbuhan bibit kopi Arabika varietas P88,
Borbor dan Timtim
Tersedianya bibit kopi Arabika varietas P88, Borbor dan Timtim sebanyak ±
8.000 batang per varietas.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : bptp_aceh@yahoo.co.id ; bptp-aceh@litbang.deptan.go.idWebsite:http://nad.litbang.deptan.go.id
16
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan koordinasi pada pengkajian Pembibitan Kopi Arabika Varietas
P88, Borbor dan Timtim dalam Upaya Meningkatkan 50% Bibit di Dataran Tinggi
Gayo dilakukan bersama dengan Kepala KP Gayo. Pertemuan ini bertujuan untuk
sinkronisasi rencana kegiatan antara lain lokasi/tempat kegiatan pembibitan
dilaksanakan dan juga menentukan beberapa orang staf KP Gayo yang akan
membantu kegiatan ini di lapangan.
Selain itu juga persiapan lokasi pembibitan yang di mulai dengan
pembersihan lahan dari rumput, sampah dan juga batu-batuan untuk dijadikan
tempat atau bedeng persemaian. Lokasi tempat persemaian merupakan lahan
datar yang tidak terlindung oleh pepohonan sehingga dapat menerima cahaya
matahari secara sempurna
Pembibitan dalam bercocok tanam kopi merupakan langkah yang sangat
penting. Pengadaan bahan tanam tanaman kopi dapat dilakukan melalui dua
cara, yaitu secara generatif menggunakan biji dan secara vegetatif menggunakan
sambungan (grafting/entring) atau stek (cutting). Kedua cara pengadaan bahan
tanam tersebut pada dasarnya sama, yaitu harus melalui dua tahap pembibitan.
Pertama melalui persemaian (pre nursery), kedua melalui pembibitan (main
nursery).
Dalam persemaian kopi sebaiknya areal penyemaian datar dan tidak
tergenang air, dekat dengan sumber air, tanah bebas dari hama dan penyakit,
tata air dan pengudaraan yang baik. Tahapan- tahapan yang dilakukan pada
persemaian kopi ini adalah lahan yang akan digunakan sebagai tempat
persemaian dalam penelitian ini terlebih dahulu dibersihkan dari gulma, sisa-sisa
tumbuhan dan sampah lainnya, kemudian dibuat bedengan dengan ukuran lebar
±80-120 cm sedangkan panjang bedengan disesuaikan dengan jumlah biji yang
akan disemai dan tinggi bedengan ±20 cm. Petak–petak bedengan diberi
pembatas dari papan untuk masing–masing varietas yang akan digunakan
dengan jumlah biji kopi sebanyak 6.000 biji di antara bedengan dibuat jalan
selebar ±40 cm. Arah bedengan utara-selatan. Kemudian lapisan tanah top soil
setelah dihaluskan dimasukan ke dalam masing–masing petak bedengan. Setelah
itu media disiram sampai keadaan jenuh air.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : bptp_aceh@yahoo.co.id ; bptp-aceh@litbang.deptan.go.idWebsite:http://nad.litbang.deptan.go.id
17
4.7.1. Pengamatan Tinggi Tanaman
Pengamatan I tinggi bibit tanaman kopi dilakukan pada umur 30 hari
setelah pindah (HSP), lebih lengkap dapat dilihat pada tabel 1, dimana rata-rata
tinggi tanaman pada semua perlakuan dan varietas tidak terdapat perbedaan
yang nyata. Rata-rata tinggi tanaman sebesar 5,0 cm dan pada umur 60 HSP
paling rendah 6,10 cm dan yang paling tinggi sebesar 8,70 cm dari seluruh
perlakuan pupuk cair dan naungan.
Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman bibit kopi pada umur 30 dan 60 hari setelahpindah (cm)
VarietasPupuk N1 N2 N3
30 HSP 60 HSP 30 HSP 60 HSP 30 HSP 60 HSPV1P1 5.65 6.45 5.25 8.17 6.38 6.61V1P2 5.80 6.45 6.20 6.92 6.36 6.68V1P3 5.88 6.10 6.40 7.79 6.56 6.80
V2P1 6.48 8.70 6.30 8.06 6.50 8.24V2P2 6.39 8.20 6.33 7.97 6.53 7.83V2P3 6.19 7.68 6.32 6.64 6.59 7.79
V3P1 6.30 7.88 6.23 7.06 6.71 8.20V3P2 6.49 8.51 6.35 7.65 6.75 7.76V3P3 6.41 7.63 6.45 7.22 6.48 7.69
Selanjutnya salah satu parameter pertumbuhan bibit kopi yang diamati adalah
diameter batang, secara lebih lengkap dapat dilihat pada table 2.
Tabel 2. Rata-rata diameter batang tanaman bibit kopi pada umur 30 dan 60 harisetelah pindah (mm)
VarietasPupuk N1 N2 N3
30 HSP 60 HSP 30 HSP 60 HSP 30 HSP 60 HSPV1P1 1.00 1.01 1.00 1.01 1.00 1.01V1P2 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00V1P3 1.00 1.01 1.00 1.00 1.00 1.01
V2P1 1.00 1.01 1.00 1.00 1.00 1.01V2P2 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.01V2P3 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
V3P1 1.00 1.01 1.00 1.00 1.00 1.01V3P2 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00V3P3 1.00 1.01 1.00 1.00 1.00 1.00
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : bptp_aceh@yahoo.co.id ; bptp-aceh@litbang.deptan.go.idWebsite:http://nad.litbang.deptan.go.id
18
Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa secara bersama pupuk dan
kombinasi naungan memberikan respon yang sama terhadap diameter batang
tanaman pada seluruh varietas. Penambahan diameter batang dari umur 30 HSP
ke 60 HSP hanya berkisar 0,01 mm.
Tabel 3. Rata-rata jumlah daun bibit tanaman pada umur 30 dan 60 hari setelahpindah (pasang)
VarietasPupuk N1 N2 N3
30 HSP 60 HSP 30 HSP 60 HSP 30 HSP 60 HSPV1P1 1.00 2.00 1.00 2.00 1.00 2.00V1P2 1.00 2.00 1.00 2.00 1.00 2.00V1P3 1.00 2.00 1.00 2.00 1.00 2.00
V2P1 1.00 2.00 1.00 2.00 1.00 2.00V2P2 1.00 2.00 1.00 2.00 1.00 2.00V2P3 1.00 2.00 1.00 2.00 1.00 2.00
V3P1 1.00 2.00 1.00 2.00 1.00 2.00V3P2 1.00 2.00 1.00 2.00 1.00 2.00V3P3 1.00 2.00 1.00 2.00 1.00 2.00
4.7.3. Pengamatan Jumlah Daun
Bibit kopi kedua varietas sama pada umur 30 HST mempunyai satu
pasang daun selanjutnya pada umur 60 HST bertambah menjadi 2 pasang daun
sempurna , artinya bibit kopi memiliki penambahan 1 pasang daun setiap 30 hari.
Penambahan jumlah daun tersebut kemungkinan karena sifat genetik dari kedua
varietas.
Secara keseluruhan, hasil pengamatan secara visual menunjukkan kondisi
tanaman pada awalnya relatif seragam, dimana kotiledon pada bibit sudah pecah
sehingga pada saat bibit diberikan perlakuan sudah mempunyai daun lembaga.
Perkembangan selanjutnya terjadi perbedaan pertumbuhan untuk masing-masing
perlakuan sebagai tanggapan terhadap kondisi lingkungan tempat tumbuh.
Dimana masing-masing jenis tanaman kopi tumbuh sesuai dengan karakteristik
genetiknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumiarsi dan Priyadi (2003), yang
menyatakan bahwa pertumbuhan awal sangat dipengaruhi oleh kondisi bibit
disamping faktor genetik.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : bptp_aceh@yahoo.co.id ; bptp-aceh@litbang.deptan.go.idWebsite:http://nad.litbang.deptan.go.id
19
Gambar 1. Pembuatan bedeng persemaian
Persemaian biji kopi telah dilaksanakan pada tanggal 28 Juni 2011.
Penyemaian biji kopi terbagi atas dua tingkat, yaitu: tingkat perkecambahan, dan
dederan bibit (pemindahan dari perkecambahan). Tempat persemaian biji kopi
mempunyai syarat-syarat antara lain :
Tanah sedapat mungkin dipilih yang agak datar, subur, dan banyak
mengandung bunga tanah.
Dekat perumahan dan sumber air, agar memudahkan pengamatan dan
pemeliharaan pada musim kemarau, terutama dalam melakukan
penyiraman.
Ada pohon pelindung, agar dapat menahan terik matahari dan percikan
air hujan yang lebat, sehingga tidak merusakkan bibit.
Terhindar dari bibit penyakit dan hama, tempat‐tempat yang akan
dipergunakan sebagai persemaian sebaiknya diselidiki terlebih dahulu
terhadap kemungkinan adanya infeksi penyakit dan hama. Sehingga
apabila ada bibit penyakit atau hama harus diadakan pencegahan dan
pemberantasan.
Pada tempat perkecambahan dibentuk bedengan-bendengan dengan
ukuran lebar 1,2 m dan panjang 2,4 m. Selanjutnya pada bedengan itu dilapisi
pasir setebal 5-10 cm, dan di atas bedengan diberi atap. Semua biji dibenamkan
pada lapisan pasir menghadap ke bawah, artinya bagian punggung di atas, dan
bagian perut menghadap ke bawah. Pembenaman dilakukan sedemikian rupa
sehingga bagian teratas kelihatan rata dengan lapisan pasir. Biji dibenamkan
secara berderet dalam satu baris, jarak antara baris larikan yang satu dengan
BedenganPersemaian
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : bptp_aceh@yahoo.co.id ; bptp-aceh@litbang.deptan.go.idWebsite:http://nad.litbang.deptan.go.id
20
lainnya 5 cm. Sedangkan jarak antara biji dengan biji 2,5 cm. Setiap 1 m bisa
memuat 2.0003.000 biji kopi, hal ini sangat tergantung pada besar kecilnya biji
dan jenisnya. Biji yang ditaburkan bisa dengan kulit biji tanduk atau tanpa kulit
tanduk. Tetapi lebih baik biji kopi tersebut dilepas kulit tanduknya, sehingga
mereka akan lebih cepat tumbuh dan tidak menjadi sarang penyakit.
Setelah selesai pembenaman, bijibiji kopi tersebut diberi pasir lagi,
tipis‐tipis saja. Tempat perkecambahan ini harus dijaga supaya tetap lembab.
Untuk menjaga kelembaban biji-biji tersebut, di atas bedengan yang tertutup
pasir tadi diusahakan ditutup dengan lalang atau jerami yang dipotongpotong
antara 0,51 cm, kemudian diadakan penyiraman dua atau tiga kali sehari.
Setelah berumur 48 minggu, biji kopi tersebut akan berkecambah, kemudian
dapat dipindahkan ke persemaian atau tempat dederan.
Proses perkecambahan ini sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim. Di
dataran rendah yang beriklim panas, perkecambahan itu makan waktu 34
minggu. Sedangkan di dataran tinggi yang beriklim dingin perkecambahan
makan waktu 68 minggu.
Varietas Kopi
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : bptp_aceh@yahoo.co.id ; bptp-aceh@litbang.deptan.go.idWebsite:http://nad.litbang.deptan.go.id
21
Gambar 2. Tiga Varietas Kopi Arabika yang digunakan untuk pembibitan.
Gambar 3. Kegiatan persemaian biji kopi Arabika untuk tiga varietas
Dari hasil pengamatan terhadap ketiga varietas kopi arabika (Gayo 1,
Gayo 2, dan P88) yang telah disemai pada tanggal 28 Juni 2011 terlihat telah
tumbuh dengan persentase mencapai 90%, kecuali varietas P88 yang hanya
sekitar 80%. Terlihat benih telah tumbuh sekitar 3 cm muncul di atas permukaan
tanah, dengan demikian alang-alang yang digunakan untuk menutup benih dapat
disisihkan karena benih telah cukup kuat beradaptasi dengan suhu udara mikro
di sekelilingnya.
Selama proses perkecambahan, cotyledoncotyledon dan embrio kecil
pada biji kopi membengkak dengan menghisap endosperma, kemudian akar kecil
(radicula) dan hypocotyl tumbuh. Akhirnya hypocotyl muncul dari tanah dengan
bentuk membungkuk dan berdiri tegak dengan mengangkat cotyledoncotyledon
Persemaian Biji Kopi
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : bptp_aceh@yahoo.co.id ; bptp-aceh@litbang.deptan.go.idWebsite:http://nad.litbang.deptan.go.id
22
yang masih tertutup oleh endosperma dan kulir ari. Pertumbuhan pada tingkat
demikian sering disebut "soldatje" atau serdadu.
Dalam pertumbuhan soldatje itu untuk sementara berhenti tumbuh lebih
kurang 1 bulan. Kemudian mulai tumbuh lagi, yakni cotyledon membesar
sehingga endosperma dan kulit ari sobek kemudian endoscarp lepas. Selanjutnya
cotyledon terangkat seolaholah masih melekat, kemudian terpisah, tumbuh
sepasang keping daun yang disebut "kepel". Semai dalam tingkat ini sudah
berumur 23 bulan, selanjutnya dapat dipindahkan ke persemaian.
Pembibitan adalah tempat atau areal untuk memproses benih menjadi
bibit yang siap tanam di lapangan. Penanaman benih ke lapangan dapat
dilakukan secara langsung dan secara tidak langsung yang berarti harus
disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian.
Tujuan pembuatan pembibitan adalah untuk memperoleh keberhasilan
penanaman baik itu dari segi kualitas dan kuantitas yang diharapkan, penyediaan
bibit siap tanam tepat waktu yaitu di awal musim penghujan. Luas lahan yang
digunakan untuk pembibitan tergantung kebutuhan. Pelaksanaannya meliputi
persiapan lapangan (pemberian batas lapangan yang jelas dan dipetakan).
Pembersihan lahan dari semak dan rumput, pengolahan/pencangkulan tanah
dengan baik dan meratakannya serta pembuatan naungan
Gambar 4. Pembuatan naungan menggunakan sarlon untuk tempat pembibitansetelah pindah tanam dari persemaian
Sarlon/Paranet TempatPembibitan
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : bptp_aceh@yahoo.co.id ; bptp-aceh@litbang.deptan.go.idWebsite:http://nad.litbang.deptan.go.id
23
Gambar 5. Pengisian media pembibitan
Gambar 6. Pengaturan polybag pada bedeng pembibitan
Pengisian media dan pemindahan bibit ke lokasi Pembibitan
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : bptp_aceh@yahoo.co.id ; bptp-aceh@litbang.deptan.go.idWebsite:http://nad.litbang.deptan.go.id
24
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Secara umum pertumbuhan bibit kopi arabika dari ketiga varietas, perlakuan
pupuk dan naungan terlihat baik. Pertumbuhan paling tinggi terlihat pada
varietas P88 dengan naungan 75%.
2. Terjadi interaksi antara varietas, dosis pupuk, dan naungan terhadap tinggi
tanaman, diameter batang, dan jumlah daun.
5.2. Saran
1. Untuk kesinambungan data yang telah diperoleh, perlu kegiatan lanjutan
pada masa yang akan datang agar bibit yang ada di lapangan untuk dilihat
tingkat produktivitas masing-masing perlakuan.
2. Diharapkan bibit varietas P-88 yang telah dihasilkan dari pengkajian ini dapat
disalurkan kepada petani untuk dikembangkan di Dataran Tinggi Gayo.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : bptp_aceh@yahoo.co.id ; bptp-aceh@litbang.deptan.go.idWebsite:http://nad.litbang.deptan.go.id
25
DAFTAR PUSTAKA
AEKI, 1997. Statistik Kopi. Jakarta.
Darmawijaya, I, 1975. Klasifikasi Tanah Kopi. Komisi teknis Perkebunan V.Budidaya Kopi-Coklat. Tretes.
Dinas Perkebunan dan Kehutan Provinsi NAD, 2008. Laporan Tahunan. BandaAceh.
Karim, A. 1996b. Hubungan Antara Elevasi dan Lereng dengan Produksi KopiArabika Catimor di Aceh Tengah. Jurnal Penelitian Pertanian, FakultasPertanian, UISU, Medan.
Karim, A dan Darusman. 1997a. Potensi Bahan Baku Pupuk Organik SumberLokal pada Perkebunan Kopi Organik di Aceh Tengah. Makalah Disajikanpada Seminar Bulanan Fakultas Pertanian Unsyiah, Darusalam, BandaAceh, 22 September 1997.
Nur, A.M, 1992, Pemangkasan Tanaman Kopi. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao,Jawa Timur.
Nur, A.M, 1996. Aspek Agronomi Diversifikasi Kopi Arabika dengan TanamanJeruk Keprok Gayo di Aceh Tengah.
Renes, H. 1989. Arabika Coffee in Aceh Tengah, Projek PPW-LTA 77- Canard/a.Small Holder Coffeee Development in Aceh Tengah, Consultan Report AnAplloed Arabika Coffee Research, May 1985 – Juni 1989.
Retno Hulupi. 2008. Bahan Tanam Kopi Arabika Anjuran Nasional yang SesuaiUntuk Dataran Tinggi Gayo. Panduan Budidaya dan Pengolahan KopiArabika Gayo. Pusat Penelitiab Kopi dan Kakao Indonesia. Jakarta.
Sarief, E S. 1989. Kesuburan dan Pemupukan tanah Pertanian. Pustaka Buana.Bandung. 197 hal.
Sitompul, S. M. Dan B. Guritno. 1995. Analisis pertumbuhan tanaman. GadjahMada University Press, Yogyakarta.
Soekadar Wiryadiputra, 2008. Hama-hama Utama pada Kopi Arabika. PanduanBudidaya dan Pengolahan Kopi Arabika Gayo. Pusat Penelitian Kopi danKakao Indonesia. Jakarta.
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian,Institut Pertanian Bogor. Bogor. 217 hal.
Sofyan Souri, 2001. Penggunaan Pupuk Kandang Meningkatkan Produksi Padi.Folder ARMP. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi PertanianMataram. Mataram.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : bptp_aceh@yahoo.co.id ; bptp-aceh@litbang.deptan.go.idWebsite:http://nad.litbang.deptan.go.id
26
Sumiarsi, N dan D. Priyadi. 2003. Interaksi antara Variasi Konsentrasi Hormondan Interaksi Penyinaran Matahari pada Pertumbuhan Biji Serdang,Agrista 7 (3): 255-258.
Winaryo, 2003. Standart dan Sertifikasi Perkebunan Organik. MakalahDisampaikan pada Ekspose Teknologi PHT di Jogya.
Winaryo, Usman dan S. Mawardi. 1994. Pengaruh Komposisi Bahan Baku danLama Pengomposan Terhadap Kualiatas Kompos. Laporan Penelitian.Proyek Penelitian Kopi Arabika, Balai Penelitian Kopi Gayo, Pondok Gajah,Aceh Tengah.
Recommended