View
18
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Tuhan YME, atas rahmat dan ridhoNYA,
penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Komisi Informasi
Pusat Tahun Anggaran 2014 ini dapat diselesaikan.
LAKIP Sekretariat Komisi Informasi Pusat ini merupakan perwujudan dan
pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian tugas, fungsi, tujuan, dan sasaran Sekretariat
Komisi Informasi Pusat Tahun Anggaran 2014. LAKIP ini merupakan media untuk
menginformasikan segala pertanggungjawaban upaya-upaya yang telah dilakukan dalam
rangka pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja.
Kinerja diukur berdasarkan penilaian indikator kinerja yang merupakan indikator
keberhasilan pencapaian sasaran strategis sebagaimana telah ditetapkan dalam Renstra dan
dilaksanakan dalam bentuk Penetapan Kinerja.
Dengan demikian LAKIP ini memiliki beberapa fungsi, yaitu : sebagai alat penilaian capaian
kinerja secara kuantitatif; sebagai wujud transparansi serta pertanggungjawaban kepada
masyarakat; sebagai alat kendali dan alat pemacu peningkatan kinerja setiap unsur organisasi
di lingkungan Sekretariat Komisi Informasi Pusat.
Berdasarkan analisis dan evaluasi LAKIP diharapkan semoga laporan ini bermanfaat dan
digunakan sebagai bahan peningkatan dan perbaikan kinerja seluruh jajaran pejabat dan staf
pelaksana di lingkungan Sekretariat Komisi Informasi Pusat, seperti : optimalisasi peran
kelembagaan dan peningkatan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Sekretariat Komisi Informasi Pusat LAKIP Sekretariat Komisi Informasi Pusat ini merupakan perwujudan
dan pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian tugas, fungsi, tujuan,
dan sasaran Sekretariat Komisi Informasi Pusat Tahun Anggaran 2014
2014
Sekretariat Komisi Informasi Pusat Jalan Abdul Muis No.1 Gedung ITC Lantai 5, Jakarta Pusat
1/1/2014
2 | P a g e
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Komisi Informasi Pusat ini
menyajikan berbagai keberhasilan atau capaian strategis Sekretariat Komisi Informasi Pusat
selama tahun 2014 dan beberapa hal yang perlu perbaikan. Berbagai capaian strategis
tersebut tercermin dalam capaian indikator kinerja kegiatan (IKK) maupun analisis kinerja
berdasarkan tujuan dan sasaran yang didasarkan pada target kinerja yang telah ditetapkan
pada RPJMN 2010-2014, Renstra Kemenkominfo 2010-2-14, RKP, dan Penetapan Kinerja.
Capaian kinerja (performance result) tahun 2014 tersebut dibandingkan dengan penetapan
kinerja (performance agreement) tahun 2014 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan
organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kerja ini akan dapat memungkinkan
diidentifikasinya sejumlah celah kinerja (performance gap) untuk perbaikan kinerja dimasa
yang akan datang.
Pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level
sasaran dan realisasi. Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran
digunakan untuk menunjukan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator
kinerjanya, sehingga salah satu keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja tahunan
yang ditetapkan dapat dilihat dengan jelas. Selain itu, untuk dapat memberikan penilaian
yang lebih independen melalui indikator outcome atau minimal output dari kegiatan yang
terkait langsung dengan sasaran yang diinginkan.
Berdsasarkan hasil pengukuran tingkat pencapaian sasaran, Sekretariat Komisi Informasi
Pusat Tahun 2014 memiliki sebanyak 1 (satu) sasaran dengan 2 (dua) indikator. Realisasi
target kinerja menunjukan bahwa hasil pencapaian seluruh sasaran program Sekretariat KIP
pada Tahun 2014 tidak mencapai target yang ditetapkan (90%), bahkan kurang baik dalam
arti di bawah 80% dengan masing-masing indikator mencapai 31,47% dan 54,26%.
Diharapkan pada tahun mendatang dapat lebih ditingkatkan dan harus diupayakan seoptimal
mungkin pencapaiannya.
3 | P a g e
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
RINGKASAN EKSEKUTIF 2
DAFTAR ISI 3
I. PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang 4
B. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi 5
C. Struktur Organisasi 6
II. PERENCANAAN KINERJA 7
A. Rencana Strategis (Renstra) 2010 – 2014 7
B. Penetapan Kinerja Tahun 2014 8
III. AKUNTABILITAS KINERJA 10
A. Capaian Kinerja Organisasi 10
B. Realisasi Anggaran 17
IV. PENUTUP 19
A. Kesimpulan 19
B. Langkah Tindak Lanjut 19
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Perjanjian Kinerja
2. Rencana Kerja Tahun 2014
3. Pengukuran Kinerja
4. Realisasi Anggaran Tahun 2014
4 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komisi Informasi Pusat (KIP) adalah sebuah lembaga mandiri yang berfungsi
menjalankan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik dan peraturan pelaksanaannya serta menetapkan petunjuk teknis standar layanan
informasi publik dan menyelesaikan sengketa informasi publik melalui Mediasi dan/atau
Ajudikasi nonlitigasi.
Dalam menjalankan tugas, fungsi, dan wewenangnya KIP memerlukan dukungan
administratif, keuangan dan tata kelola yang dilaksanakan oleh Sekretariat Komisi.
Sekretariat Komisi Informasi Pusat dilaksanakan oleh Pemerintah dan dipimpin oleh
Sekretaris yang ditetapkan oleh Menteri yang tugas dan wewenangnya di bidang
komunikasi dan informatika berdasarkan usulan Komisi Informasi.
Sekretariat Komisi Informasi Pusat sebagai pedukung administratif dan tata kelola
sebuah lembaga negara berkewajiban menerapkan prinsip good governance dalam
mengelola sumber daya organisasi dan melaksanakan kewenangannya. Lima pilar good
governance yaitu akuntabilitas, keterbukaan dan transparansi, ketaatan pada hukum,
partisipasi masyarakat dan komitmen mendahulukan kepentingan bangsa dan negara.
Akuntabilitas merupakan bentuk kewajiban mempertanggungjawabkan keberhasilan atau
kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
diterapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan
secara periodik, yaitu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Komisi
Informasi Pusat yang memberikan informasi tentang capaian sasaran strategis, capaian
kinerja output dan kinerja finansial kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Pada dokumen Rencana Strategis Kementerian Komunikasi dan Informatika Tahun
2010-2014 disebutkan bahwa Sasaran strategis Sekretariat Komisi Informasi Pusat
adalah Tersedianya Dukungan Teknis dan Manajemen dalam rangka Kelancaran
Pelaksanaan Tugas Komisi Informasi Pusat.
Dalam mewujudkan sasaran tersebut, Sekretariat Komisi Informasi Pusat memiliki
beberapa kendala, antara lain : struktur organisasi yang tidak mengakomodir bidang
5 | P a g e
hukum, persidangan dan kepaniteraan. Artinya Sekretariat Komisi Informasi Pusat
memiliki keterbatasan SDM dalam mendukung kinerja Penyelesaian Sengketa; Tidak
adanya SOP (Standar Operasional Prosedur) yang mengatur tentang Mekanisme Kerja.
B. Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi
1. Kedudukan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik, kedudukan Sekretariat Komisi Informasi Pusat adalah unsur
pendukung administrasi, keuangan dan tata kelola yang membantu Komisi
Informasi Pusat dalam menyelenggarakan kesekretariatan di lingkungan Komisi
Informasi Pusat. Secara operasional Sekretariat Komisi Informasi Pusat
bertanggungjawab kepada Ketua Komisi Informasi Pusat dan secara administratif
bertanggungjawab kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan
Informatika.
2. Tugas
Sekretariat Komisi Informasi Pusat mempunyai tugas melaksanakan dukungan teknis
dan administratif kepada Komisi Informasi Pusat dalam menyelenggarakan tugas,
fungsi, dan wewenangnya.
3. Fungsi
Sekretariat Komisi Informasi Pusat menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan bahan penyusunan perencanaan dan program;
b. Penyediaan dukungan administratif pelayanan pengaduan dan penyelesaian
sengketa informasi publik;
c. Pelaksanaan tugas ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan
kerumahtanggaan; dan
d. Penyiapan bahan dokumentasi dan kepustakaan.
6 | P a g e
C. Struktur Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor
11/PER/M.KOMINFO/03/2011 tanggal 16 Maret 2011 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Struktur Organisasi Sekretariat Komisi Informasi Pusat sebagaimana gambar
berikut ini :
Gambar : Struktur Organisasi Sekretariat Komsi Informasi Pusat
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. Rencana Strategis (Renstra) 2010 - 2014
Sesuai dokumen Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Komunikasi dan Informatika
(kemkominfo) 2010 – 2014, tujuan atau sasaran strategis Sekretariat Komisi Informasi
Pusat Tahun 2010 – 2014 adalah Tersedianya Dukungan Teknis dan Manajemen dalam
rangka Kelancaran Tugas Komisi Informasi Pusat, seperti dapat dijelaskan dalam tabel
berikut:
Sasaran Indikator Target
Keterangan 2010 2011 2012 2013 2014
Tersedianya
Dukung- an
Teknis dan Mana-
jemen dalam
Rangka
Kelancaran
Pelaksana an
Tugas Komisi
Informasi Pusat
Persentase
Peng- aduan
Persesih- an
Masalah Infor-
masi Publik
yang
Terselesaikan
-
75% 80% 85% 90%
Presentase
Lem- baga
Publik yang
Melaksanakan
Kode
Ketentuan
Keterbukaan
Informasi
Publik
- 75% 80% 85% 90%
Berdasarkan tujuan atau sasran strategis tersebut, Sekretariat Komisi Informasi Pusat dapat
secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi 1 s/d 5 tahun kedepan
8 | P a g e
dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Lebih dari itu
perumusan tujuan atau sasaran juga memungkinkan Sekretariat Komisi Informasi Pusat untuk
mengukur sejauh mana visi dan misi organisasi, dalam hal ini Komisi Informasi Pusat, telah
dicapai.
B. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2014
Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen pimpinan yang
mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam
rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang
dikelolanya. Penetapan Kinerja dituangkan dalam suatu dokumen pernyataan
kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja.
Adapun Kinerja secara ringkas dapat dijelaskan sebagai gambaran mengenai tingkat
pencapaian sasaran ataupun tujuan berbasis kinerja, yaitu hasil-hasil yang akan dicapai
oleh instansi pemerintah dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya.
Untuk mengukur sejauh mana Sekretariat Komisi Informasi Pusat telah mencapai tujuan
atau sasarannya, maka ditetapkan indikator kinerja dan target kinerja yang harus dicapai
pada tahun 2014. Indikator Kinerja tersebut merupakan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
Sekretariat Komisi Informasi Pusat. Adapun IKK dan target yang ingin dicapai di tahun
2014 sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja (PK) adalah sebagai berikut:
No Sasaran Indikator Kinerja Target Anggaran (Rp)
1 Tersedianya Dukungan
Teknis dan Manajemen
Dalam Rangka Kelancaran
Pelaksanaan Tugas Komisi
Informasi Pusat
1. Persentase (%)
Penyelesaian
Sengketa Informasi
Publik
90% 14.366.700.000,-
2. Persentase (%) PPID
yang Melaksanakan
Ketentuan
Keterbukaan
Informasi Publik
90%
9 | P a g e
Terdapat perbedaan dan penyesuaian antara IKK yang dicantumkan dalam PK dengan IKK
dalam Renstra. Perbedaan dan penyesuaian tersebut dapat dilihat dalam Tabel Indikator
Kinerja Tahun 2011-2014 di bawah ini. Namun dalam bab Akuntabilitas Kinerja, indikator
kinerja yang akan diakuntabilitaskan realisasinya adalah indikator kinerja menurut
dokumen Penetapan Kinerja.
PERBEDAAN DAN PENYESUAIAN INDIKATOR KINERJA
SEKRETARIAT KOMISI INFORMASI PUSAT TAHUN 2011-2014
TAHUN INDIKATOR KINERJA TARGET
(1) (2) (3)
2011
1. Jumlah Kegiatan Pelaksanaan Program Pengembangan Peran
Komisi Informasi Pusat 12 Paket
2. Persentase (%) Pengaduan Perselisihan Masalah Informasi
Publik yang Terselesaikan 75%
3. Persentase (%) Lembaga Publik yang Melaksanakan Kode Etik
Keterbukaan Informasi Publik 75%
2012
1. Persentase (%) Penyelesaian Sengketa Informasi Publik 80%
2. Persentase (%) Badan Publik yang Melaksanakan Ketentuan
Keterbukaan Informasi Publik 80%
3. Jumlah Kegiatan Pelaksanaan Program Pengembangan Peran
dan Penguatan Kelembagaan Komisi Informasi Pusat 80%
2013
1. Persentase (%) Penyelesaian Sengketa Informasi Publik 85%
2. Persentase (%) PPID yang Melaksanakan Keterbukaan
Informasi Publik 85%
2014
1. Persentase (%) Penyelesaian Sengketa Informasi Publik 90%
2. Persentase (%) PPID yang Melaksanakan Keterbukaan
Informasi Publik
90%
Dari tabel tersebut dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut :
1. Perbedaan dan penyesuaian indikator kinerja tidak bersifat substansi atau tidak merubah
makna dan hanya perubahan nomenklatur
10 | P a g e
2. Target Kinerja yang terus meningkat tanpa mempertimbangkan sumber daya dan
kemampuan yang dimiliki. Hal ini kelak akan sangat mempengaruhi tingkat capaian
kinerja
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
Berdasarkan dokumen Renstra, sasaran yang akan dicapai Sekretariat Komisi Informasi
Pusat adalah Tersedianya Dukungen Teknis dan Manajemen dalam rangka Kelancaran
Pelaksanaan Tugas Komisi Informasi Pusat. Menurut ketentuan tugas dan fungsi Komisi
Informasi Pusat adalah Menjalankan UU Keterbukaan Informasi Publik dan peraturan
pelaksanaannya; menetapkan petunjuk teknis standar layanan informasi publik serta
menyelesaikan sengketa informasi publik melalui mediasi dan/atau ajudikasi nonlitigasi.
Selanjutnya Sasaran yang akan dicapai diukur dengan mengaplikasikan 2 (dua) indikator
kinerja. Pengukuran tingkat capaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan
antara target capaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja
dengan realisasi atau dengan kata lain membandingkan antara target kinerja dengsn
realisasi masing-masing indikator kinerja sasaran. Rincian tingkat capaian kinerja
masing-masing indikator dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Capaian Penyelesaian Sengketa Informasi Publik
Tabel 1: Jumlah Permohonan Pengaduan Sengketa Informasi Publik Tahun 2010-
2014
factor, yaitu jumlah permohonan pengaduan sengketa inforpenyelesaian sengketa p( t
76419 323 377
1354
2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi ke KIP
11 | P a g e
Tabel 2: Jumlah Penyelesaian Sengketa Informasi Publik Tahun 2010-2014
2010 2011 2012 2013 2014
Presentase Penyelesaian Sengketa
51
186
237
125 123
Tabel 1 menunjukan bahwa jumlah permohonan pengaduan sengketa setiap tahun terus
mengalami peningkatan, dengan jumlah tertinggi sebanyak 1354 kasus register yang
terjadi pada tahun 2014 Beberapa faktor yang dianggap berpengaruh terhadap kenaikan
jumlah permohonan pengaduan sengketa informasi antara lain adalah pertma,
meningkatnya kesadaran masyarakat atas haknya sebagai pengguna dan pemohon
informasi; dan kedua, badan publik belum mengimplementasikan UU Keterbukaan
Informasi Publik dengan baik sehingga menimbulkan ketidakpuasan bagi pengguna dan
pemohon informasi publik.
Sedangkan tabel 2 menunjukan bahwa jumlah penyelesaian sengketa mengalami tren
menurun, terutama pada beberapa tahun belakangan ini. Perkembangan jumlah
permohonan pengaduan sengketa yang teregistrasi s/d akhir tahun 2014 sebanyak 2549
kasus. Dari jumlah permohonan sengketa yang dapat diselesaikan s/d akhir tahun 2014
mencapai 722 kasus dengan jumlah tertinggi sebanyak 237 kasus pada tahun 2012. Bila
dihitung secara per tahun, jumlah penyelesaian sengketa informasi secara nominal tidak
mengalami penurunan yang signifikan, bahkan pernah meningkat secara signifikan
sebanyak 237 kasus pada tahun 2012. Namun bila
12 | P a g e
dihitung secara kualitatif capaiannya menurun seiring dengan target kinerja yang terus
mengalami kenaikan.
Secara umum capaian indikator kinerja penyelesaian sengketa informasi publik sampai
dengan akhir tahun 2014 menunjukan adanya penurunan, seperti terlihat dalam tabel 3
berikut :
Tabel 3 : Pengukuran Capaian Indikator Kinerja Penyelesaiang Sengketa
URAIAN s/d 2011 s/d 2012 s/d 2013 s/d 2014
Jumlah Permohonan 495 818 1195 2549
- Jumlah Penyelesaian 237 474 599 722
- Realisasi 47,88% 57,95% 50,13% 28,32%
- Target 75% 80% 85% 90%
- Tingkat Capaian Kinerja 63,84% 72,44% 58,98% 31,47%
Penghitungan capaian indikator kinerja Penyelesaian sengketa dilakukan secara kumulatif
atau sampai dengan tahun 2014. Hal ini disebabkan kasus yang diselesaikan pada tahun
berjalan sebagian atau seluruhnya merupakan saldo kasus tahun lalu.
Tabel 3 di atas menunjukan bahwa capaian kinerja penyelesaian sengketa mengalami
penurunan dari 58,98% pada tahun 2013 menjadi 31,47% pada tahun 2014. Hasil
pengukuran ini menunjukan bahwa capaian indikator penyelesaian sengketa memerlukan
uapaya percepatan, kerja keras dan perhatian tidak hanya dari para Komisioner, namun
juga komitmen dan kerja keras dari seluruh jajaran Komisi Informasi Pusat dalam rangka
mencapai target-target RPJM 2015–2019 di masa mendatang.
Beberapa faktor yang dianggap telah mempengaruhi secara langsung kinerja penyelesaian
sengketa antara lain adalah adanya kekosongan Komisioner pada masa transisi dari
periode 2009-2013 kepada periode 2013-2017 selama 3 bulan; terjadinya anomali
permohonan penyelesaian sengketa sebanyak 1354 kasus register selama tahun 2014; dan
tingginya target kinerja penyelesaian sengketa informasi setiap tahunnya. Selain itu
terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam penyelesaian sengketa informasi:
(1). Ketidaksiapan Badan Publik dalam membenahi dan menata sistem layanan informasi
publik sehingga menimbulkan ketidakpuasan pengguna dan pemohonan informasi
publik;
(2). Belum tersosialisasikannya UU KIP secara mendalam ke Badan Publik secara
13 | P a g e
maksimal;
(3). Komisi Informasi yang belum tebentuk di seluruh provinsi sehingga kewenangan
penyelesaian sengketa di wilayah provinsi menjadi beban Komisi Informasi Pusat;
(4). Kompetensi Petugas pencatat registrasi permohonan penyelesaian sengketa informasi
dalam memilah antara kewenangan Komisi Informasi Pusat dan Komisi Informasi
Provinsi sehingga menyebabkan menumpuknya permohonan informasi;
(5). Kemampuan Panitera Pengganti dalam pemanggilan para pihak secara patut, sehingga
menimbulkan ketidakhadiran para pihak di dalam persidangan. Hal ini menyebabkan
waktu yang panjang dalam penyelesaian sengketa informasi.
(6). Sarana yang tidak memadai dalam menyelesaikan sengketa informasi jarak jauh
(teleconference) menyebabkan tidak terpenuhinya penyelesaian sengketa infomasi
yang cepat sesuai dengan asas penyelesaian sengketa informasi di Komisi Informasi.
(7). Proses penyelesaian 1 (satu) sengketa bisa mengalami beberapa kali persidangan
sehingga membutuhkan waktu yang panjang;
(8). Proses persidangan penyelesaian sengketa melibatkan 4 Komisioner sebagai Majelis
sehingga tidak memungkinkan menggelar 2 (dua) persidangan secara paralel oleh 7
(tujuh) Komisioner;
Beberapa langkah-langkah yang akan dilakukan adalah :
(1). Meningkatkan kuantitas dan kualitas penyuluhan dan bimtek tentang standar layanan
informasi publik kepada badan publik serta pemberian edukasi dan advokasi kepada
masyarakat
(2). Mendorong pembentukan Komisi Informasi di provinsi-provinsi yang belum memiliki
Komisi Informasi
(3). Meningkatkan kemampuan dan kompetensi para petugas terkait penyelesaian sengketa
informasi (panitera pengganti dan petugas register) melalui pemberian pelatihan
(4). Menyediakan sarana penyelesaian sengketa jarak jauh (teleconference)
2. Capaian PPID yang Melaksanakan Ketentuan Keterbukaan Informasi Publik
Wujud dari PPID yang Melaksanakan Ketentuan Keterbukaan Informasi Publik adalah
Badan Publik yang sudah melaksanakan ketentuan keterbukaan informasi publik.
Menurut ketentuan Keterbukaan Informasi Publik bahwa setiap Badan Publik wajib
menunjuk dan mengangkat Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID),
14 | P a g e
menetapkan Daftar Informasi Publik, menyusun SOP layanan informasi publik,
membuat dan mengumumkan laporan tentang layanan informasi publik.
Selama tahun 2011-2014 Komisi Informasi Pusat setiap tahun melakukan Survey untuk
mengetahui tingkat kepatuhan Badan Publik dalam pelaksanaan keterbukaan informasi
publik. Fokus penelitiannya adalah layanan informasi yang wajib disediakan dan
diumumkan secara berkala, informasi yang wajib tersedia setiap saat, dan informasi
yang wajib diumumkan secara serta merta. Survey tersebut dilakukan untuk
kepentingan praktis sesaat, yaitu pemeringkatan badan publik dan bukan monitoring
yang bersifat komprehensif dan secara terus menerus sepanjang waktu 1 tahun. Oleh
karena itu parameter kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui ketaatan badan
publik adalah pembentukan PPID. Apalagi data survey tahun 2014 menunjukan bahwa
dari 414 kuesioner yang dikirim ke badan publik, yang mengembalikan hanya 166 atau
40,10%.
Pembentukan PPID sepenuhnya berada di luar kendali Komisi Informasi Pusat dan
sangat tergantung kepada niat baik (goodwill) Pimpinan Badan Publik. Namun peran
dan dorongan yang telah dilakukan oleh Komisi Informasi Pusat tidak bisa diabaikan
begitu saja, Komisi Informasi Pusat telah memberikan penyuluhan/sosialisasi dan
bimbingan teknis (Bimtek) kepada pimpinan badan public maupun PPID serta
pembelajaran edukasi melalui putusan-putusan sengketa informasi yang mewajibkan
Badan Publik memberikan informasi yang diminta masyarakat sebagai pengguna dan
pemohon informasi.
Sampai dengan Desember Tahun 2014 jumlah Badan Publik yang telah membentuk
PPID mencapai 339 PPID (48,84%) dari 694 Badan Publik yang dapat diintervensi,
dengan rincian tabel 4 sebagai berikut :
Tabel 4. Rekapitulasi Jumlah PPID Tahun 2014
No. Lembaga Jumlah Telah Membentuk
PPID
%
1 Kementerian 34 34 100%
2. Lembaga Non Kementerian 129 41 31,78%
3. Provinsi 34 30 88,23%
4. Kabupaten 399 174 43,60%
15 | P a g e
5. Kota 98 60 61,22%
Jumlah 694 339 48,85%
Berdasarkan tabel 4 di atas jumlah instansi pemerintah yang sudah membentuk PPID
sebanyak 339 instsnsi atau 48,85% dengan rincian instansi pemerintah pusat sebanyak 75
instansi atau 46,01%. Dan instansi pemerintah daerah sebanyak 264 instansi atau 49,72%.
Kondisi ini menunjukan masih diperlukan berbagai langkah dan upaya kerja keras serta
kerjasama di antara instansi terkait.
Dengan demikian capaian indikator kinerja PPID yang Melaksanakan Ketentuan
Keterbukaan Informasi Publik sampai dengan akhir tahun 2014 menunjukan adanya
peningkatan, seperti terlihat dalam tabel 5 berikut :
Tabel 5 : Perkembangan jumlah PPID 2011-2014
URAIAN 2011 2012 2013 2014
Jumlah PPID 154 199 227 339
- Jumlah Badan Publik 519 554 590 694
- Realisasi 29,67% 35,92% 38,47% 48,84%
- Target 75% 80% 85% 90%
- Capaian Kinerja 39,56% 44,90% 45,26% 54,26%
Perkembangan jumlah PPID terhitung sangat lambat. Hal ini mengingat bahwa UU No.14
Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik diberlakukan secara efektif sejak 31
April 20110.
Beberapa kendala yang dihadapi dalam Pembentukan PPID, antara lain adalah :
1. Kurangnya komitmen dan kesadaran pimpinan badan publik terhadap hak dasar
masyarakat atas akses informasi publik
2. Terbatasnya kemampuan SDM dan anggaran badan publik
3. Kurangnya kesadaran dan kemampuan masyarakat sebagai pengguna dan pemohon
informasi sehingga badan publik tidak terdorong untuk melakukan pembenahan dan
penataan terhadap sistem layanan informasi yang dimilikinya.
16 | P a g e
3. Capaian Kinerja Lainnya
Selain pembentukan PPID, UU Keterbukaan Informasi Publik juga mengamanatkan
adanya Komisi Informasi Provinsi dan Komisi Informasi Kabupaten/Kota jika
dibutuhkan. Proses pembentukan Komisi Informasi Provinsi sepenuhnya menjadi
domainnya pemerintah provinsi. Peran Komisi Informasi Pusat hanya menginisiasi,
mengedukasi dan memberikan advokasi melalui Audiensi dengan Kepala Daerah dan
DPRD serta melakukan focus group diskusi (FGD) dengan kelompok-kelompok
masyarakat strategis dalam rangka mendorong dan/atau mempercepat proses pembetukan
Komisi Informasi Provinsi.
Grafik Capaian Pembentukan Komisi Informasi Provinsi
Berdasarkan pada grafik tersebut di atas pada tahun 2011 jumlah Komisi Informasi
Provinsi yang terbentuk sebanyak 11 dari 33 Provinsi atau 33,33% dan bila dikonversi
dengan target 75%, maka realisasi capaian kinerja menjadi 44,44%. Pada tahun 2012
jumlah Komisi Informasi Provinsi yang terbentuk sebanyak 19 dari 34 provinsi atau
55,88% dan bila dikonversi dengan target 80%, maka realisasi capaian kinerja menjadi
69,85%.
Demikian juga tahun 2013 jumlah Komisi Informasi Provinsi yang terbentuk sebanyak
23 dari 34 provinsi atau 67,65% dan bila dikonversi dengan target 85%, maka realisasi
capaian kinerja menjadi 79,58%. Selanjutnya pada tahun 2014 jumlah Komisi Informasi
17 | P a g e
Provinsi yang terbentuk sebanyak 26 dari 34 provinsi atau 76,47% dan bila dikonversi
dengan target 90%, maka realisasi capaian kinerja menjadi 84,97%. Realisasi ini
menjelaskan satu-satunya capaian kinerja yang dianggap berhasil karena mencapai target
di atas 80% adalah kinerja Pembentukan Komisi Informasi Provinsi.
B. Realisasi Anggaran
Pada tahun 2014 Sekretariat Komisi Informasi Pusat mendapat alokasi anggaran sebesar
Rp. 14.366.700.000,-. Dari pagu anggaran sebesar itu, realisasi sampai dengan akhir
Desember 2014 mencapai Rp. 11.830.722.034,- atau 82,35%, dengan rincian sebagai
berikut :
Tabel Realisasi Anggaran Tahun 2014
KODE URAIAN
PAGU REALISASI
% (Rp) (Rp)
3020
Dukungan Managemen dan
Dukungan Teknis Lainnya Komisi
Informasi (KI) Pusat
14.366.700.000 11.830.722.034 82,35%
3020.01.001
Penanganan Sengketa Informasi
Publik Sesuai UU Nomor 14 Tahun
2008
1.709.025.000 1.284.909.374 75,18%
3020.01.002
Pelaksanaan Edukasi Dan Advokasi
Keterbukaan Informasi Publik 1.387.820.000 1.163.863.600 83,86%
3020.01.003
Penguatan Kelembagaan Komisi
Informasi Dan Badan Publik 2.334.825.000 1.727.276.270 73,98%
3020.01.994 Layanan Perkantoran 8.734.030.000 7.479.297.790 85,63%
3020.01.996 Perangkat Pengolah Data Dan
Komunikasi 148.000.000 144.225.000 97,45%
3020.01.997
Layanan Dukungan Teknis
Administrasi Dan Tata Kelola KIP 53.000.000 31.150.000 58,77%
Dibandingkan dengan realisasi anggaran tahun 2013, realisasi anggaran tahun 2014
mengalami penurunan baik dari segi nominal maupun prosentase. Bila pada tahun 2013
dari pagu anggaran sebesar Rp. 13.981.623.000, (ada pemotongan sebesar Rp.
385.077.000,-) mampu diserap sebesar Rp. 12.370.010.626,- atau 88,47%.,-. Namun pada
18 | P a g e
tahun 2014 realisasi anggaran hanya mampu menyerap sebesar Rp. 11.830.722.034,- atau
82,35%.
Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain adalah :
(1). Proses revisi pemotongan anggaran karena kebijakan nasional sehingga menghambat
proses pencairan dana
(2). Adanya penghematan anggaran dari proses pengadaan barang/jasa maupun dalam
pelaksanaan kegiatan
(3). Adanya beberapa kegiatan yang tidak dilaksanakan
19 | P a g e
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Komisi Informasi Pusat
Tahun 2014 menyajikan berbagai capaian strategis yang tercermin dalam capaian
indikator kinerja kegiatan. Berbagai keberhasilan dan kegagalan yang sudah dicapai
sepanjang ditentukan oleh adanya komitmen dan dukungan pimpinan. Selain itu
dukungan kemampuan personil yang memadai juga menjadi salah satu penentu
keberhasilan pencapaian kinerja tahun 2014.
Capaian kinerja ahun 2014 menjelaskan bahwa capaian kedua indikator tidak berhasil
dengan baik, dalam arti tidak mencapai di atas 80%, bahkan ada 1 (satU) indikator yang
capaiannya mengalami penurunan secara drastis. Sedangkan satu indikator lainnya
menunjukan capaian yang meningkat. Beberapa permasalahan yang dihadapi baik
internal maupun eksternal dalam mewujudkan capaian target kinerja sasaran, antara lain
adalah :
1. Belum tersedianya SOP atau mekanisme kerja menjadi hambatan dalam
menyelaraskan pelaksanaan kegiatan
2. Kualitas SDM yang kurang memadai dalam menangani dan pemberian dukungan
tugas-tugas Komisi Informasi
3. Kurangnya pelaksanaaan kegiatan koordinasi pemantauan badan publik dalam
pelaksanaan keterbukaan informasi publik
4. Kurangnya dukungan pimpinan badan publik dalam pengimplementasian UU
Keterbukaan Informasi Publik
B. Saran/Langkah Tindak Lanjut
1. Menyusun berbagai SOP atau mekanisme kerja
2. Meningkatkan kualitas pelatihan dan bimbingan teknis baik kepada jajaran
Sekretariat KIP maupun jajaran instansi pemerintah lainnya
3. Memperluas cakupan sosialisasi untuk lebih mendorong penguatan kelembagaan
dan aktivitas PPID dalam layanan informasi publik
4. Menurunkaan target kinerja dalam RPJMN 2015-2019 vang sebelumnya terlalu
tinggi
Recommended