View
404
Download
42
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI JALAN RAYA
Sejarah pembangunan jalan di Indonesia di mulai pada zaman pemerintahan
Belanda dengan di bangunya jalan Deandels dari Anyer di banten Jawa Barat sampai
panarukan di Banyuwangi Jawa Timur sepanjang + 1000 Km. pada akhir abat 18.
Pada tahun (1757-1834) Thomas Telford menciptakan kontruksi jalan yang
dinamakan kontruksi Telford. Kontruksi ini mendasarkan pada gesekan antara batu-batu
yang tersusun pada perkerasan, sehingga batu permukaan yang kasar serta bidang
singgung antara batuan lebih banyak memberikan daya dukung lebih besar.
Mulai tahun 1920 kontruksi perkerasan jalan menggunakan aspal berkembang
pesat. Sedangkan perencanaan geometrik seperti sekarang ini baru di kenal pertengahan
1960 dan mulai berkembang pesat pada tahun 1980.
1.2. DEFINISI JALAN
Dalam undang-undang jalan raya nomor 1371980 bahwa jalan adalah :
1. Suatu perhubungan darat dalam bentuk apapun meliputi segala bagian jalan
termaksuk bangunan perlengkapan yang diperlukan bagi lalu-lintas.
2. Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.
3. Jalan khusus adalah jalan selain jalan yang termasuk diatas.
4. Jalan tol adalah jalan umum yang kepada para pemakainya dikenakan kewajiban
membayar tol.
1.3. KLASIFIKASI DAN FUNGSI JALAN
Klasifikasi jalan berdasarkan peraturan Dirjen Bina Marga nomor 3/1970 :
a. Kelas jalan menurut fungsinya, yaitu sebagai berikut :
1. Jalan utama yaitu jalan yang melayani lalu lintas yang tinggi antara kota-kota
yang penting yang cepat dan berat.
2. Jalan sekunder yaitu jalan yang melayani lalu lintas yang cukup tinggi antara
kota-kota penting dan kota-kota yang lebih kecil dan daerah sekitarnya.
3. Jalan penghubung yaitu jalan untuk keperluan aktifitas daerah yang juga
dipakai sebagai penghubung antara jalan-jalan bergolongan sama atau
berlainan.
b. Kelas jalan menurut penggolongannya, yaitu sebagai berikut :
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 1
1. Jalan Negara yaitu jalan yang menghubungkan ibu kota-ibu kota propinsi dan
dikelola oleh negara.
2. Jalan provinsi yaitu jalan yang selain melayani dalam lingkup provinsi juga
bertugas menghubungkan antara ibu kota-ibu kota provinsi dan dikelola oleh
propinsi.
3. Jalan kabupaten / kota madya adalah jalan yang meliputi lingkungan kabupaten
/ kota madya yang bersangkutan dan dikelola oleh kabupaten / kota madya.
4. Jalan desa yaitu jalan yang meliputi jalan-jalan pada lingkungan desa atau
kecamatan dan dikelola oleh desa / kecamatan
Semua jalan tersebut dibiayai oleh pemerintahan setempat kecuali jalan
negara yang dibiayai oleh Dinas Pekerjaan Umum (Dirjen Bina Marga).
c. Menurut fungsi dan pelayanan berdasarkan UU nomor 3/1980 tentang jalan:
1. Jalan alteri adalah jalan yang terletak di luar pusat perdagangan (out lying
business distrik) dimana jalan ini merupahkan jalan dengan pelayanan yang
tinggi yang diperuntukan bagi lalu lintas dengan ciri perjalanan jarak jauh.
2. Jalan kolektor adalah jalan yang terletak di pusat perdagangan ( centra bisnis
distrik), merupakan jalan yang melayani angkutan pengumpulan / pembagian
dengan ciri perjalanan jarak sedang.
3. Jalan tol yaitu jalan yang terletak di daerah perumahan, dimana jalan ini
melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat.
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 2
a : Jalan alteri
b : Jalan kolektor
c : Jalan local
Gambar I.1. Macam-macam jalan
Bagian-bagian jalan :
a. Daerah manfaat jalan
Yaitu bagian jalan yang meliputi badan jalan, saluran tepi jalan dan
ambang jalan pengaman.
b. Daerah milik jalan
Yaitu bagian dari jalan yang meliputi daerah manfaat jalan dan selajur
tanah Tertentu diluar daerah manfaat jalan.
c. Daerah pengawasan jalan
Yaitu merupahkan tanah tertentu di luar daerah milik jalan yang ada di
bawah pengawasan pembinaan jalan dengan tujuan untuk perluasan jalan
dikemudian waktu.
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 3
a
a
b
b
c
c
c
c
BAB II
KARAKTERISTIK JALAN
2.1. PENDAHULUAN
Dalam perencanaan geometrik jalan terdapat beberapa parameter perencanaan
seperti kendaraan rencana, kecepatan, volume lalu lintas, kapasitas jalan, tingkat
pelayanan, tampang melintang jalan, dan jarak pandang. Parameter ini merupahkan
penentuan tingkat kenyamanan dan keamanan yang di hasilkan oleh suatu bentuk
geometrik jalan.
2.2. TAMPANG MELINTANG
Tampang melitang jalan ialah potongan suatu jalan tegak lurus pada as atau
sumbu jalan yang menunjukan bentuk serta susunan bagian-bagian jalan yang
bersangkutan dalam arah melintang.
2.2.1. Lebar perkerasan
Pada perkerasan jalan terdiri dari dua pengertian yaitu lajur dan jalur lalu lintas, :
a. Jalur dan jumlah lajur
Jalur jalan dapat terdiri dari suatu lajur atau lebih yang di pengaruhi oleh
peramalan kebutuhan volume lalu lintas harian rata-rata ( LHR ) yang akan melalui
jalan tersebut.
b. Lebar lajur dan jalur
Lebar lajur jalan ditentukan oleh ukuran dan kecepatan kendaraan dengan
memperhatikan faktor ekonomi, keamanan dan kenyamanan.
Berdasarkan volume lalu lintas harian rata-rata (LHR) dalam suatu mobil
penumpang (smp) lebar jalur di tetapkan sebagai berikut :
Tabel II.1. Kriteria lebar jalur
LHR (smp) <2000 1500-8000 6000-20000 >20000
Lebar jalan (m)
3,50-6,00 2 x 3,50 2 x 3,50 / 2(2x3,50)
2(2x3,50)
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 4
2.2.2. Bahu Jalan
Bahu jalan adalah daerah yang disediakan di tepi jalan antara perkerasan dengan
kemiringan badan jalan (talud) yang bermanfaat bagi lalu lintas.
Tabel II.2. Kemiringan bahu jalan :
Jenis perkerasan Tanpa kreb Dengan kreb
Aspal 3 % - 4 % 2 %
Kerikil 4 % - 6 % 2 % - 4 %
Rumput 8 % 3 % - 4 %
2.2.3. Kemiringan Jalan dan Drainase
Kemiringan lapisan permukaan berfungsi untuk mengalirkan air hujan diatas
permukaan jalan. Terdapat dua jenis kemiringan, yaitu :
1. One way cross fall
2. Two way cross fall
Tabel II.3. Kemiringan permukaan:
Mutu perkerasanKemiringan melintang
Tanpa kerb Dengan kreb
Tinggi 1 % - 2% 1,5 % min
Menengah 1,5 % – 3 % 2 % min
Rendah 2 % - 4 % -
2.2.4. Median
Median adalah suatu jalur yang memisahkan dua lajur lalu lintas yang
berlawanan arah. Median diperlukan untuk jalan yang memiliki empat lajur. Jenis
permukaan median ada dua (2) macam, yaitu :
Dibuat dengan tanaman rumput untuk lebar > 2,00 m
Diperkeras dengan beton untuk lebar < 2,00 m
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 5
Bentuk median terdapat tiga bentuk, yaitu :
Depressed median
Elevated / raised median
Flushed median
Tabel II.4. Lebar minimum median :
Klasifikasi perencanaan
Standar lebar minimum (m)Lebar minimum
Khusus (m)Dalam kota Luar kota
Type I Klas I 2,50 0,50 2,50
Klas II 2,00 0,50 2,00
Type II Klas I 1,50 0,50 1,00
Klas II 1,50 0,50 1,00
Klas III 1,50 0,50 1,00
2.2.5. Trotoar (side wolk)
Jalan sub-urban dimana lalu lintas pejalan kaki mencapai lebih dari 300 orang /
12 Jam dan lalu lintas lebih dari 1000 kendaraan / 12 jam dianjurkan dilengkapi dengan
lajur pejalan kaki.
Tabel II.5. Lebar marginal Strip Median :
Klasifikasi
perencanaan
Standar minimum
(m)
Lebar khusus minimum
(m)
Type II Klas I 3,00 1,50
Klas II 3,00 1,50
Klas III 1,50 1,00
2.3. PARAMETER PERENCANAAN JALAN
2.3.1. Volume, Kecepatan Rencana, Kapasitas dan Tingkat Pelayanan
a. Volume lalu lintas
Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melintasi satu titik
pengamatan dalam satu satuan waktu. Satuan volume lalu lintas yang umum dipakai
untuk penentuan jumlah dan lebar jalur adalah :
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 6
o Lalu lintas harian rata-rata ada 2 jenis;
1. Lalu lintas harian rata-rata tahunan (LHRT)
LHRT =
2. Lalu lintas harian rata-rata (LHR)
LHR =
Dinyatakan dalam smp / hari / 2arah
o Volume jam perencanaan (VIP)
VIP adalah volume lalu lintas dalam satu jam yang dipakai untuk perencanaan.
VIP = K x LHR atau LHR =
K Mempunyai nilai bervariasi antara 10% - 15% untuk jalan antara kota,
sedangkan untuk jalan dalam kota faktor akan lebih kecil.
b. Kecepatan Rencana
Kecepatan Rencana adalah kecepatan yang ditetapkan untuk perencanaa dimana
korelasi segi-seginya fisik akan mempengaruhi operasi kendaraan.
c. Kapasitas
Kapasitas adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat melewati suatu
penampang jalan pada jalur jalan selama satu jam dengan kondisi serta arus lalu lintas
tertentu.
d. Tingkat Pelayanan
Tingkat pelayanan jalan merupahkan kondisi gabungan yang di tunjukan dari
hubungan V/C dan kecepatan.
2.4. JARAK PANDANG
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 7
Jarak pandang adalah panjang bagian jalan di depan pengemudi yang dapat
dilihat dengan jelas, diukur dari tempat kedudukan pengemudi.
Jarak pandang yang cukup dapat direncanakan dengan penyesuaikan rencananya
ada dua hal yaitu :
1. Jarak yang diperlukan oleh kendaraan untuk berhenti (stoping). Jarak ini berlaku
pada semua jalan.
2. Jarak yang diperlukan untuk melakukan penyiapan (passing). Kendaraan lain sangat
diperlukan pada jalan dua jalur atau tiga jalur.
2.4.1. Jarak Pandang Henti
Jarak pandang henti adalah panjang bagian jalan yang diperlukan oleh
pengemudi untuk menghentikan kendaraannya dengan aman.
Cara pandang henti merupahkan penjumlahan dua bagian jarak, yaitu :
1. Jarak piev yaitu jarak yang ditempuh kendaraan pada saat pengemudi menginjak
rem.
2. Jarak mengerim (breaking distance) yaitu jarak yang diperlukan untuk
menghentikan kendaraan dengan menghinjak rem.
a. Waktu Persepsi dan Reaksi
Waktu persepsi adalah waktu yang diperlukan pengemudi untuk
menyadari adanya halangan pada lintasannya, dan perkiran untuk mengatisipasi
keadaan tersebut dengan keharusan menginjak rem.
b. Jarak Waktu Persepsi dan Reaksi
Jarak Waktu Persepsi dan Reaksi adalah jarak perjalanan kendaraan
selama waktu persepsi dan reaksi.
Dp = 0,278 x v x t
Dimana :
Dp = jarak piev (m)
V = kecepatan kendaraan (m/jam)
T = waktu piev (detik)
c. Jarak Mengerem
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 8
Dp =
2.4.2. Jarak Pandang Menyiap
Jarak pandang menyiap adalah panjang bagian jalan yang diperlukan oleh
pengemudi kendaraan untuk melaksanaka gerakan menyiap kendaraan lain yang lebih
lambat dan lama. Jarak yang ditempuh selama persiapan bergerak untuk menyiap.
Dl = 0,278 x tl
dimana :
tl : waktu yang diperlukan untuk persiapan menyiap (detik)
a : percepatan rata-rata (Km/jam/dt)
v : Kecepatan kendaraan menyiap (Km/jam)
m : Perbedaan kecepatan kendaraan yang disiap dan yang menyiap (Km/jam)
Jarak yang ditempuh kendaraan yang menyiap sewaktu menepati jalur yang
berlawanan arah.
d2 : 0,278 x V x t2
t2 : Waktu kendaraan menyiap berada dilajur berlawanan arah (dt)
2.4.3. Ketinggian Mata Pengemudi dan Halangan
Jarak pandang diukur dari tinggi mata pengemudi kepuncak sebuah obyek.
Untukjarak pandang henti tinggi mata adalah 100cm dan tinggi obyek 10 cm, untuk
jarak pandang menyiap tinggi mata 100 cm dan tinggi obyek adalah 100 cm.
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 9
BAB III
TAHAPAN PERENCANAAN JALAN
3.1. Pendahuluan
Pada bab ini dibahas tentang tahapan perencanaan jalan, meliputi penentuan
trase jalan yang berisi faktor geologi, faktor tataguna lahan, faktor lingkungan, penetuan
stasioning, perencanaan potongan memanjang dan melintang jalan berikut perhitungan
volume galian dan timbunan.
3.2. Penentuan Trase Jalan
3.2.1. Faktor Topografi
Topografi merupakan faktor penting dalam menentukan lokasi jalan dan pada
umumnya mempengaruhi penentuan trase jalan seperti landai jalan, jarak pandang,
penampang pelintang dan lainnya. Bukit, lembah, sungai dan sering memberikan
pembatasan terhadap lokasi dan perencanaan trase jalan. Hal demikian perlu da kaitkan
pada kondisi medan yang direncanakan. Kondisi sangat dipengaruhi oleh hal-hal
sebagai berikut:
o Tikungan
Jari-jari tikungan dan pelebaran tikungan perkerasan sedemikian sehoingga terjamin
keamanan jalannya kendaraan dan pandangan bebas yang cukup luas.
o Tanjakan
Adanya tanjakan yang cukup curam yang mengurangi kecepatan kendaraan dan
kalau tenaga tarif tidak cukup, maka berat kendaraan yang harus dikurangi, berarti akan
mengurangi kapasitas angkut.
Karena itu di usahakan supaya tanjakan dibuat landai sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Tabel III.1. Kemiringan Jalan berdasarkan medan yang dilalui
Golongan medan Lereng melintang
Datar (D) 0,0 - 9,9 %
Bukit (B) 10 - 24,29 %
Gunung (G) >25 %
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 10
3.2.2. Faktor Geologi
Kondisi geologi suatu daerah akan mempengaruhi pemilihan suatu trase jalan,
Adanya daerah yang rawan secara geologis seperti daerah pertanahan atau daerah
bergerak baik vertical maupun horizontal merupahkan daerah yang tidak baik untuk
dibuat sebagai frase jalan dan memaksa rencana trase jalan untuk diubah atau
dipindahkan.
Keadaan tanah dasar dapat mempengaruhi lokasi dan bentuk geometric jalan
misalnya, daya dukung tanah dasar yang jelek dan muka air tanah yang tinggi. Kondisi
iklim juga dapat mempengaruhi penetapan lokasi dan bentuk geometrik jalan.
3.2.3. Faktor Tataguna Lahan
Tataguna lahan merupahkan hal penting mendasar dalam perencanaan suatu
lokasi jalan, untuk itu perlu adanya suatu musyawarah yang berhubungan langsung
masyarakat berkaitan dengan pembahasan tanah sarana transportasi. Dengan demikian
akan merubah kualitas kehidupan secara keseluruhan suatu daerah dan nilai lahannya
akan berwujud lain.
Pembahasan lahan akibat dibangunnya suatu jalan baru yang sering
menimbulkan permasalahan yang rumit dan kotraversial. Pada prinsipnya pembahasan
lahan untuk lokasi jalan sama dengan membeli tanah untuk kegiatan ekonomi lainnya,
yang akan mengganti pengguna sebelumnya.
3.2.4. Faktor Lingkungan
Dalam beberapa tahun terahir ini semakin terbukti bahwa banyak kegiatan
tersebut produktif manusia mempunyai pengaruh tehadap lingkungan.
Pengaruh ini harus dipertimbangkan dalam kaitanya dengan kegiatan terebut
secara keseluruhan, salah satu kegiatan produktif tadi ialah pembanguna sarana jalan.
Oleh karena itu pembangunan jalan harus memperhatikan faktor AMDAL.
3.3. Penetapan Stasiun (stasioning)
Untuk menentukan panjang suatu jalan untuk jarak suatu tempat sampai
ketempat lain pada suatu lokasi jalan perlu digunakan stasioning, yaitu penentuan jarak
langsung yang diukur dari titik awal (sta 0 + 0,00) sampai titik yang dicari stasiunnya.
Dari hasil pengukuran dan perhitungan maka akan didapat titik-titik tertentu yaitu : A;
TC; CT; TS; SCI, dan B serta panjang di LC; d2; Ltl dan d3.
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 11
Gambar III.1. Penentuan Stationing
Misal titik awal suatu rncana jalan adalah A, maka:
Titik A = sta 0 + 0,00
Titik TC = sta A + dl
Titik CT = sta TC + Lc
Titik TSI = staCT + D2
Titik STI = sta TSI + Ltl
Dimana:
A = Titik awal jalan
Dl = Panjang bagian lurus (tangen) dari A sampai TC
TC = Titik awal lengkung
LC = panjang lengkung circle
CT = Titik akhir lengkung circle
D2 = Panjang bagian yang lurus antara Ct sampai TSI
TSI = Titik awal tikungan s-c-s
Lti = Panjang total tikungan s-c-s
STI = Titik akhir tikungan s-c-s
D3 = panjang bagian lurus (tangen) antara StI sampai B
B = Titik akhir jalan
Dalam menghitung stasiun, patok-patok pengukur memanjang yang diluar pato-
patok penting diatasdilakukan dengan cara yang sama. Perhatikan dalam memasang
patok disesuaikan dengan daerahnya.
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 12
BAB IV
HITUNGAN ALINYEMEN
IV.I. Alinyemen Horizontal
Alinyemen horizontal adalah proyeksi sumbu jalan pada bidag horizontal.
IV.I.1. Konsep Dasar Perencanaan Tikungan
Tikungan jalan tediri dari bagian lingkarandan lengkung peralihan. apabila
kendaraan bergerak dengan kecepatan V pada bidang datar, bidang miring dengan
lintasan melengkung maka kendaraan itu akan mengalami gaya sentryfugal dan
sentrypental dan ditentukan :
F = m.a
Dimana:
M : massa (Kg)
A : kecepatan (m/det)
M =
Dimana:
G : Berat kendaraan
G : Gaya grafitasi (g/det)
a =
Dimana:
V : kecepatan kendaran (Km/jam)
R : jari-jari lengkung lintasan (m)
F =
Untuk mempertahankan kendaraan yang melaju pada tikungan tepat berada pada
lintasannya maka diperlukan gaya yang mengimbangi gaya sentrifugal adalah :
o Gaya gesek melintang antara ban dengan permukaan jalan.
o Komponen gaya akibat berat kendaraan yang terjadi pada bidang miring
ditikungan.
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 13
Akibat gesekan antara ban dengan permukaan jalan merupahkan perkalian antara
koefisien melintang dengan gaya horizontal akibat berat kendaraan koefisien gesekan
melintang untuk perencanaan secara matematis dapat dinyatakan dalam persamaan
berikut:
F = 1 - 0,00065 V + 0,192 … untuk V rencana < 80
F = 0,00125 V + 0,24 … untuk V rencana (80 – 112 Km/jam)
G sin α + Fs =
G sin α + F(G cos a =
G sin α + f. G cos a = G x V2 {cos α. f sin α}
G tg α - f.G = G x V2 {l – f tg a)
Jika e = tg a maka;
G.e + F.G =
e + F =
Jika V dinyatakan dalam Km/jam dan R dalam meter dengan memasukan nilai G
= 9,81 m/dt2 maka persamaan tersebut berubah.
(e+f) =
dalam perencanaan geometrik jalan, ketajaman lengkung horizontal dapat dinyatakan
dalam jari-jari lengkung (R) atau dalam lengkung (D) adalah sebagai berikut.
D = 360
Rumus untuk mendapatkan R minimum yaitu :
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 14
R =
Nilai R minimum yang diunakan untuk superelevasi maksimum 8 dan 10 %
dapat dilihat dalam tabel,
IV.I.2. Jarak Pandang Pada Lengkung Horizontal
Dalam perencanaan alinyemen horizontal perseimbangan jarak pandang
sehingga memberikan kenyamanan bagi pengemudi, untuk alinyemen horizontal perlu
pertimbangan jarak pandang yang terdiri dari jarak pandang henti merupakan hal
penting dalam keamanan dan kenyamanan pengemudi.
D =
Dimana :
D : jarak padang minimum (m)
V : kecepatan ( Km/jam)
T : waktu reaksi (at) = 2,5 det
G : 9,8 m/det2f : koefisien gesek pada perkerasan basah dengan nilai :
D = 0,694 N + 0,00394
IV.I.3. Perencanaan Tikungan
Dalam perencanaan tikungan dikenal dua bentuk lengkung dasar yaitu cercle dan
spiral. Dalam perencanaan dikenal lengung penuh ( foil circle) spiral-spiral ( s.s ) dan
spiral circle spiral ( s-c-s ).
1. Bentuk Tikungan Cercle (full Cercle)
Bentuk tikungan ini digunakan pada tikungan yang mempunyai jari-jari sudut
besar dan sudut tangent kecil. Pada tikungan yang tajam dimana jari-jari tikungan kecil
dan super elevasi yang diperlukan besar tikungan yang berbentuk lingkaran akan
menyebabkan perubahan kemiringan melintang yang besar sehingga akan menimbulkan
kesan patah pada tepi perkerasan luar jalan.
Rumus yang dipakai :
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 15
TC = R . tg (1/2) Δ
EC = R . C (1- cos (l/2) A) / cos ½
EC = tc tg ( ¼ ) Δ
LC =
LC = R . tg Δ ½
E = T . tg ( ¼ Δ )
LC = Δ 2 π R / 360
LC = 0,01745 Δ R
Dimana :
Pi STA = nomor stasiun
V = kecepatan rencana (Km/jam )
TC = tangent cercle
A = sudut tangent ( ° )
CT = cIrcle tangent
Tt = jarak antara TC dan Pi (m)
T = panjang bagian tikungan (m)
E = jarak Pi kelengkungan (m)
Gambar IV.1. Diagram Super Elevasi Lengkung Full Circle
Keterangan:
LS = lengkung peralihan fiktif (m)
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 16
Em = kemiringan maksimum relatif
B = lebar perkerasan
En = landai relatif maksimum antara tepi perkerasan harga ini tergantung dengan
kecepatan rencana.
Gambar IV.2. Tikungan Berbentuk Circle
2. Bentuk Tikungan Spiral-Circle-Spiral
Lengkung sepiral merupahkan peralihan dari suatu bagian lurus kebagian circle
rengpanjangnya dengan mempertimbangkan bawah perubahan centripugal dari nol
pada tegangan yang lurus sampai mencapai harga.
F cent =
Ls = 0,022* - 2,727
Keterangan :
LS = Panjang lengkung spiral (m)
V = Kecepatan rencana (ditetapkan Km/jam)
TC = Tangen circle
Ct = Circle tangen
A = Sudut tangen (diukur dari gambar trace
dalam derajat)
TT = Jarak antara TC dan PI (m)
L = Panjang bagian tikungan (m)
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 17
½ β
E = Jarak PI ke lengkung (m)
R = Jari - jari circle (m)
C = perubahan kecepatan (m/dt3), di Indonesia
Harga C dianjurkan 0,35-04 m/dt3
E = Superelevasi
Jari-jari yang di ambil untuk tikungan S-C-S harus sesuai dengan kecepatan
rencana dan tidak mengakibatkan adanya kemiringan yang melebihi dari harga yang
ditetapkan :
Kemiringan maximum jalan antara kota 0,10
Kemiringan maximum jalan dalam kota 0,08
Jari-jari lengkung minimum dengan setiap kecepatan rencana dapat di tentukan oleh :
R = 0,40
Keterangan :
V = Kecepatan rencana (ditetapkan Km/jam)
R = Jari-jari lengkung minimum (m)
Fm = Koefisien gesekan melintang maximum
e = Super elevasi / miring tikungan 0 %
e = 0,40
Ls = 0,022 - 2,727
QS =
ΔC = Δ – 2 QS
LC =
LC > LS min (25m)
L = 2LS = LC
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 18
X= LS –
Y =
QS = (Radial).
LS = 2R.QS
2 rad = 3602 1 rad = 57,2958o
QS = 28,648
K = X - R sin ΔS
P = Y-R (l – cos ΔS)
Tt = (r + p ) sec
Et = (R + P) sec
Masuk rumus :
ΔC = Δ - 205°
LC =
LS = 2LS + LC(m)
Tt = (R + P)tg + R(m)
Et = (R + P)sec - R(m)
Apabila LS < LS min (25m) maka bentuk tikungan S – S
3. Bentuk Tikungan Spiral-spiral
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 19
Gambar IV.3. Tikungan Berbentuk Spiral-spiral
Langkah Perhitungan lengkung S-S
e = 0,4
LSmin = 0,022* - 2,727
QS = .LS
ΔC = β - 2.QS
Gambar IV.4. Diagram Super elevasi Spiral C Spiral ( S – C – S )
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 20
½ β
Gambar IV.5. Potongan Melintang Super elevasi
LC =
LC = 0 ; ΔC = 0
QS =
LS =
LS =
L = 2 . LS
X = LS –
Y =
P = P * LS ; K - K * LS
Tt = (R + P)tg + K
Et = (R + P)tg – R.C
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 21
Gambar IV.6. Diagram Super elevasi S –S
IV.II. ALINYEMEN VERTIKAL
Alinyemen vertical sangat berhubungan dengan biaya pembangunan biaya
pengoprasian kendaraan serta jumlah lalulintasnya. Kemampuan pendaki dari kendaraan
dipengaruhi panjang pendakian. (panjang kritis landai) dan besarnya landai.
Tabel IV.1. Landai maximum dan panjang minimum landai.
Landai max % 3 4 5 6 7 8 19 12
Panjang Kritis (m) 480 330 250 200 170 150 135 120
Landai max hanya digunakan apabila pertimbangan biaya sangat memaksa dan hanya
untuk jarak pendek. Panjang kritis landai merupakan panjang yang masih memungkinkan
tanpa mengakibatkan gangguan jalannnya arus lalulintas, dan panjang mi hanya di
perbolehkan mengakibatkan pengurangan kecepatan max sebesar + 25 Km/jam.
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 22
Besar landai
IV.III. LENGKUNG VERTIKAL
Adalah lengkung yang dipengaruhi untuk perajihan secara berangsur-angsur dari suatu
landai kelandaian berikutnya.
a. Lengkung vertikal cembung
Ev = Penyimpangan titikpotong kedua tangent kelengkungan vertical.
Gambar IV.7. Lengkung vertikal cembung
b. Lengkung vertikal cekung
Dalam menentukan harga A = gl - g2 ada dua cara :
bila % ikutserta dihitung maka rumusnya seperti di atas
Y1 =
Pada bagian puncak Ev = Y1 = - (ΔL/8) untuk X = 1/2 * L dan Δ = (g2-gl)
Bila % sudah dimasukan dalam rumus :
Y1 = ec =
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 23
-g2 +g2
-g1
+g1
+g2
+g1
EVSb. Y
Sb. X
BAB V
PERANGKAT BANTU
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
Dalam pekerjaan perencanaan geometrik jalan, ada beberapa cara pengerjaannya. Cara
pengerjaannya, antara lain ;
1. Metode / cara manual, cara pengerjaan desain dan perhitungan semuanya masih
menggunakan cara manual, tanpa bantuan software dari komputer.
2. Metode / cara modern, cara pengerjaan desain dan perhitungan semuanya sudah
menggunakan bantuan software dari computer.
Adapun yang akan dibahas adalah, bagaimana mendesain sebuah jalan / perencanaan
geometrik jalan dengan menggunakan bantuan software dari computer. Langkah-langkah
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 24
dalam membuat desain sebuah jalan dengan AUTOCAD CIVIL 3D 2011, adalah sebagai
berikut :
V.I. EXPORT FILE
Sebelum penggambaran kedalam Autocad 3D Civil metric, terlebih dahulu diexport dari
Autocad 3D Civil Imperial, dengan tahapan seperti berikut:
1. Buka program Autocad civil 3d imperial, karena data yang didapat masih berupa data
yang masih dalam ukuran inhci (`), sehingga perlu di export terlebih dahulu kedalam
ukuran meter (m).
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 25
Gambar V.1. Tampilan autocad civil 3d 2011
2. Buka file data yang telah diperoleh.
Gambar V.2. Menu open
3. Pilih file yang akan dibuat desainnya.
Gambar V.3. Pemilihan file
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 26
4. Setelah dibuka dalam Autocad 3D Civil Imperial, ketik W kemudian tekan Enter
Gambar V.4. Gambar kontur
5. Terlihat dialog yang tergambar seperti dibawah ini, Klik Select objek.
Gambar V.5. Perintah pilih file
6. Blok semua gambar yang akan di export kedalam bentuk metric.
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 27
Gambar V.6. Pilihan file
7. Pilih folder yang akan dipilih untuk tempat menyimpan data yang akan diexport tersebut.
Gambar V.7. Penyimpanan file
8. Tulis nama dan tempatkan file tersebut, kemudian klik OK.
Gambar V.8. Penyimpanan file
9. Klik OK untuk mengexport semua data gambar yang telah dipilih .
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 28
Gambar V.9. Akhir Perintah Export file
10. Klik “ Yes “ untuk mengakhiri langkah Export file yang telah dilakukan.
Gambar V.10. Autocad 3d civil 2011(metric)
11. Buka AUTOCAD 3D CIVIL ( METRIC) dalam program yang dalam ukuran meter.
Gambar V.11. Autocad 3d civil 2011(metric)
12. Klik insert untuk memasukkan gambar yang akan diubah dalam ukuran meter.
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 29
Gambar V.12. Insert file
13. Muncul dialog yang tergambar seperti dibawah ini, klik Browse untuk memilih file
yang akan di masukkan, pilih file yang telah diexport sebelumnya dari Autocad 3D
Civil Imperial, Klik Ok untuk mengakhiri dialog dan memasukkan gambar tersebut.
Gambar V.13. Insert gambar
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 30
V.I. DESAIN TRASE JALAN
Dalam mendesain trase sebuah jalan baru, ada beberapa hal yang harus di perhitungkan,
seperti desain tikungan , lebar jalan, jumlah lajur, jenis pemilihan tipe jalan sesuai dengan
medan yang akan dilalui jalan tersebut.
Langkah-langkah dalam mendesain sebuah jalan dengan mmeggunakan Autocad 3D
Civil, antara lain adalah sebagai berikut ;
A. MENENTUKAN ALIGNMENT JALAN
1. Home, plih menu Alignment untuk menentukan jenis trase yang akan didesain.
Gambar V.I.1. Alignment
2. Tentukan desain kriteria jalan yang akan direncanakan, buat layer untuk memisahkan item
satu dengan yang lainnya,
Gambar V.I.2. Design Criteria
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 31
3. Muncul dialog-dialog yang terlihat seperti dalam gambar dibawah ini, didalam menu layer
klik “ New”- tentukan nama dan warna layer untuk member notasi pada layer tersebut –
klik OK untuk mengakhiri dialog dan memulai menggambar desain jalan tersebut.
Gambar V.I.3. Pilihan jenis layer
4. Muncul toolbar yang memuat menu-menu yang berfungsi untuk membuat sebuah trase
jalan, dalam menu tersebut pilih menu – “ Tangen-tangen ( with curves)
Gambar V.I.4. Tangen-tangen (with curve)
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 32
5. Hasil yang diperoleh adalah seperti gambar dibawah ini. Agar jarak antar STA tidak
terlalu dekat maka jarak STA tersebut dapat di edit dengan cara, klik salah satu STA,
kemudian klik kanan, pilih “ Edit Alignment Labels”, dan diganti dengan jarak yang
standar dengan aturan penulisan STA.
`
Gambar V.I.5. Pengeditan label
B. MEMBUAT SURFACE DARI DATA KONTUR
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan dalam Perencanaan Geometrik Jalan dengan
menggunakan Autocad 3D Civil adalah membuat surface dari data kontur yang telah tersedia,
langkah-langkah dalam pembuatan surface dari data kontur adalah sebagai berikut :
1. Pilih menu Home – klik surface – create surface, akan muncul dialog seperti gambar
yang tercantum dalam gambar berikutnya.
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 33
Gambar V.I.6. Create surface
2. Dalam perintah yang muncul seperti gambar dibawah ini tentukan layer Surface yang
telah dipilih, dengan cara, Klik New – Ganti nama dan warna dasar untuk layer surface
yang telah dipilih – Klik OK.
Gambar V.I.7. Penentuan layer
3. Plih menu modify – Klik Surface – Klik Add Data – pilih Data Contour
Gambar V.I.8. Data contour
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 34
4. Kemudian akan muncul dialog seperti gambar dibawah ini, karena semua dibuat otomatis,
maka Klik OK.
Gambar V.I.9. Data countur
5. Blok semua gambar kemudian tekan Enter, maka komputer akan memproses data-data
yang masuk, untuk menentukan surface.
Gambar V.I.10. Pemilihan countur
6. Hasil dari tahap pembuatan surface adalah sebagai berikut dan bisa dilanjutkan untuk
pembuatan profil memanjang dari perencanaan geometrik jalan tersebut.
Gambar V.I.11. Hasil surface
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 35
C. MEMBUAT PROFIL MEMANJANG
Dalam menentukan dan membuat profil memanjang dari sebuah jalan dengan
menggunakan Autocad 3d Civil, perlu melalui tahapan yang harus ditempuh, perlu
diperhatikan dalam mendesain sebuah jalan harus memperhatikan kelandaian atau tingginya
jalan tersebut, semua ketentuan untuk mendesain geometric jalan sudah ditetapkan dalam
peraturan yang dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan Umum, yaitu SNI- Perencanaan Jalan
Perkotaan dan SNI – Perenjaan Jalan Antar Kota. Dengan mengacu dari ketentuan tersebut
dapat dibuat bagian- bagian atau model jalan yang sesuai untuk medan yang akan dilalui oleh
jalan tersebut. Setelah didapat data-data yang cukup terutama data konturnya, salah satunya
dengan menentukan profil memanjang. Langka-langkah dalam membuat profil memanjang
adalah sebagai berikut :
1. Pilih menu Home – Pilih Profile- Klik Create Surface Profile, sehingga akan muncul
dialog perintah seperti gambar berikutnya.
Gambar V.I.12. Create surface profil
2. Dalam dialog perintah seperti gambar berikut, Pilih Surface yang dibuat – Klik Add –
Klik Draw in profile view
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 36
Gambar V.I.13. Pemilihan data
3. Klik Create profile view kemudian klik pada bagian luar dari kotak atau gambar yang
sudah dibuat. Hasil dari pembuatannya adalah sebagai berikut, gambar tersebut harus
masih dilengkapi dengan gambar aligment jalannya.
Gambar V.I.14. Profil memanjang
4. Setelah profil dari kondisi tanah sudah tergambar, maka dapat dibuat profil dari desain
jalan yang direncakan. Cara untuk menggambar profil memanjang suatu jalan adalah :
Home – Klik Profile – pilih Profile Creation Tools
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 37
Gambar V.I.15. Profile creations tools
5. Tentukan desain kriteria dan layer dari profil jalan yang digambar. Dengan cara Klik
Design Criteria – Edit data yang diperlukan, setelah data sudah sesuai dengan yang
ditetapkan Klik Profile Layer – Base layer name – New – diubah pada bagian Layer name
dan color – Klik OK
Gambar V.I.16. Design criteria
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 38
Gambar V.I.17. Penentuan layer
6. Klik didalam gambar profil tanah tersebut kemudian terlihat menu untuk membuat
aligment profile untuk menentukan desain jalan tersebut. Klik Draw Tangents With
Curves – gambar profil memanjang jalan tersebut sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan dengan kriteria dalam mendesain sebuah geometrik jalan, hasilnya akan
terlihat seperti gambar dibawah ini.
Gambar V.I.18. Draw tangents with curves
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 39
D. MENDESAIN BAGIAN-BAGIAN JALAN
Didalam peraturan SNI Geometri Jalan Perkotaan, ketetapan untuk menentukan desain
jalan sudah tercantum didalamnya, sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk mendesain
jalan terutama bagian-bagian jalan.
Untuk mendesain bagian-bagian jalan dengan menggunakan Autocad 3D Civil, dapat
dilakukan dengan beberapa tahapan cara, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Home – Pilih menu Assembly – Create Assembly - Klik Assembly Layer ( untuk
mengubah ) – Klik Base Layer Name – diubah layer name dan color.
Gambar V.I.19. Create assembly
2. Selain dengan menggunakan cara yang sebelumnya juga dapat menggunakan menu Tool
Palettes, dengan cara Klik menu Tool Palettes – pilih bagian-bagian jalan yang ditentukan
- Klik pada bagian layar yang masih kosong, didalam menu ini telah tersedia beberapa
jenis bentuk bagian-bagian jalan atau dapat digambar dengan menggunakan Polyline,
apabila desain bagian-bagian jalan yang diinginkan belum tersedia .
Gambar V.I.20. Bagian-bagian jalan
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 40
3. Setelah bagian-bagian jalan tergambar, langkah berikutnya memplotkan gambar Assembly
ke dalam alignment yang telah digambar, dengan cara :
- Home – Klik Corridor – Create Simple Corridor – Corridor Layer – Base Layer Name
– New – Edit Nama layer dan Warna – Klik OK.
Gambar V.I.21. Create corridor
Gambar V.I.22. Penentuan layer
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 41
Hasilnya adalah sebagai berikut :
Gambar V.I.23. Bentuk jalan
E. MEMBUAT POTONGAN MELINTANG JALAN
Penggambaran potongan melintang suatu jalan sangat penting, karena digunakan untuk
mengetahui bagaimana desain jalan yang akan dibangun, untuk mengetahui apakah jalan
tersebut banyak membutuhkan pekerjaan galian atau pekerjaan timbunan.
Langkah-langkah dalam menggambar potongan melintang suatu jalan ( Cross Sections ),
adalah sebagai berikut :
1. Klik kanan Koridor yang telah digambar sebelumnya, akan muncul menu Corridor-
Corridor, pilih Sample line – Klik Alignment yang telah digambar sebelumnya.
Gambar V.I.24. Create sample line
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 42
2. Terlihat menu Sample Line Tools, pilih By range of stations – tentukan data yang
diinginkan pada menu yang terlihat pada gambar dibawah ini – Klik OK – Klik OK.
Gambar V.I.25.Pemilihan jarak sta
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 43
Lebar daerah sebelah kiri pada jalan yang ditinjau
Lebar daerah sebelah kiri pada jalan yang ditinjau
Jarak antar STA yang ditinjau
3. Tentukan surface target yang diinginkan, dengan cara Klik kanan Koridor yang telah
digambar pilih Corridor Properties – Klik Target – Edit Surface Target – Pilih Surface
yang telah dibuat sebelumnya – Klik OK.
Gambar V.I.26. Target surface
Hasil dari Sample Line adalah sebagai berikut :
Gambar V.I.27. Create sample line
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 44
4. Klik Sections Views – Pilih Create Multiple Views – Klik Create Sections Views – Klik
pada layar yang masih kosong.
Gambar V.I.28. Create sections views
Hasil dari proses Sections Views adalah sebagai berikut :
Gambar V.I.29. Cross sections
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 45
F. MEMBUAT SUPERELEVASI
Dari setiap jenis perencanaan jalan apabila terdapat suatu tikungan harus ditentukan
juga Superelevasinya. Langkah-langkah untuk membuat Superelevasi dengan Autocad 3D
Civil, adalah sebagai berikut :
1. Klik kanan Koridor yang telah digambar sebelumnya – Klik Superelevation –
Calculate/Edit Superelevation – Next - Next – Next – Superelevation Wizard - Next -
Next – Next – Finish.
Gambar V.I.30. Create sample line
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 46
2. Superelevation – Superelevation View – Klik pada layar yang masih kosong. Hasil yang
diperoleh adalah sebagai berikut :
Gambar V.I.31. Create sample line
Apabila gambar Superelevasi sudah tergambar maka semua tahapan penggambaran
sudah selesai. Yang perlu diperhatikan dalam penggambaran dengan menggunakan Autocad
3D Civil 2011, adalah tahapan yang harus berurutan, karena semua tahapan tersebut ada
keterkaitannya antara gambar satu dengan yang lainnya.
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 47
BAB VI
HASIL PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
Berpedoman pada teori-teori yang sudah diperoleh dari pertemuan kuliah dan dari
buku-buku literature yang berkaitan dengan Perencanaan Geometrik Jalan. Maka hasil yang
diperoleh dari perencanaan yang meliputi perhitungan koordinat jalan, perhitungan tikungan
yang digunakan, adalah sebagai berikut :
Tabel.VI.I. Perhitungan Koordinat Perencanaan Geometrik Jalan
Titik Lebar TinggiKoordinat
X YA 0 0 0 0P1 167.75 51.539 167.75 51.539
P2 336.628 175.926 504.378 -124.387
B 103.475 62.319 607.853 -186.706
Trase Jalan
Sudut trase0 =(arc tan tinggi/lebar)
Panjang (m) Azimut (α)0 Sudut jalan (∆)0
A-P1 17.079 175.49 73 P1-P2 27.592 379.83 118 44.671
P2-B 31.059 120.79 59 3.467
TitikJarak tiap Titik Koordinat
Horizontal VertikalX Y
a b c d f
A 0 0 0 0
P1 167.75 51.539 167.75 51.539
P2 336.628 175.926 504.378 -124.387
B 103.475 62.319 607.853 -186.706
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 48
Trase Jalan Sudut
trase0 =arc tan (c/b)
Panjang (m) √(b2+c2) Azimut (α)0 Sudut jalan (∆)0
g h i j k
A-P1 17.079 175.49 73 44.671
P1-P2 27.592 379.83 118 3.467
P2-B 31.059 120.79 59
Tabel.VI.II. Perhitungan alinyement Horisontal
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 49
PI_No. 10 11 12 13 SatuanSTA 1+000. 1+178.57 1+561.01 1+680.69
X Y
d0.00
0 178.570 382.440 119.680 - mV 40.000 40.000 40.000 40.000 Km/Jam
0 0' 0.0'' 44 40' 15” 3 28' 1.2'' 3 28' 1.2'' o ' ''
0.000 44.671 3.467 3.467 o
0.000 22.335 1.734 1.734 o
n 2.500 2.500 2.500 2.500 mR 339.822 339.822 164.767 164.767 mc 0.400 0.400 0.400 0.400 e 0.015 0.015 0.031 0.031 m/m
Ls min 6.314 6.314 13.023 13.023 mLs 33.333 33.333 33.333 33.333 m
Ls SS 2.000 264.942 9.970 9.970 ms 2.810 2.810 5.796 5.796 o/''' -5.620 39.051 -8.124 -8.124
Lc min 0.000 264.810 128.396 128.396 mLc -33.317 231.492 -23.351 -23.351 m
Tikungan S-S S-S S-S S-S
Lc dipakai 0 0 0 0
Ls dipakai 2.000 264.942 9.970 9.970
x 2.000 260.916 9.969 9.969
y 0.002 34.427 0.101 0.101
p -0.406 34.019 -0.741 -0.741
k -14.652 244.264 -6.661 -6.661
Tt /T -14.652 397.771 -1.699 -1.699 mEt /E -0.406 64.308 -0.666 -0.666 m
Sta TS 1+014.652 +780.799 1+562.709 1+682.389 Sta SC - - - - Sta CS - - - - Sta ST 1+002. 1+443.512 1+570.98 1+690.66
Tugas Perencanaan Geometrik Jalan Tahun 2012 50
Recommended