View
88
Download
17
Category
Preview:
DESCRIPTION
resistivity log
Citation preview
RESISTIVITY LOG INDUCTION
Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata KuliahPraktikum Analisa Logging pada Semester III
KELOMPOK II
KETUA : FERDIANSYAH (1303031)ANGGOTA : ANDINI WIDIASTI (1303004)
ABDUL ROHMAN (1303007)OGI SYAPUTRA (1303009)ANGGA MAHENDRA (1303032)
PRAKTIKUM ANALISA LOGGINGPROGRAM STUDI TEKNIK EKSPLORASI PRODUKSI MIGAS
POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karna berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Analisis Logging ini. Tidak lupa juga shalwat beriring salam kita ucapkan kepada
Nabi besar Muhammad SAW serta para pengikutnya hingga akhir zaman.
Logging merupakan metode yang sangat penting dalam tahap eksplorasi
minyak dan gas bumi. Karna pada metode ini kita dapat menentukan posisi dan
besar perlapisan yang mengandung minyak dan gas bumi sehingga pada akhirnya
kita dapat menentukan volume dari hidrokarbon yang akan diproduksikan.
Sehingga bagi kami Prodi Teknik Eksplorasi Produksi Migas sangat penting untuk
dapat memahami bagai mana proses ini berlangsung.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya pada seluruh pihak yang telah meluangkan waktunya dalam
membantu kami demi terselesaikannya tugas makalah Analisis Logging ini. Kami
semua menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan. Demi tercapainya kesempurnaan di
kemudian hari. kami mohon atas kritik dan sarannya agar tercapainya
kesempurnaan dimasa yang akan datang.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat membantu kami agar
lebih paham dan juga bermanfaat untuk mahasiswa Politeknik Akamigas
Palembang.
Palembang, 20 September 2014
Kelompok 8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Tujuan ..................................................................................... 2
1.3 Manfaat ................................................................................... 2
1.4 Rumusan Masalah...................................................................... 2
1.5 Metode Penulisan .................................................................... 2
BAB II DASAR TEORI
2.1 Dasar dari Analisa Well Logging .............................................. 3
2.2 Jenis-Jenis ................................................................................ 4
2.3 Log Listrik ................................................................................ 8
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Log Listrik Induksi ( Induction Metho ) ................................. 13
3.2 Prinsip Kerja alat Inductio Log ............................................... 15
3.3 Calibration ............................................................................... 19
3.4 Limitation/Operation/presentation............................................. 19
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ............................................................................. 15
4.2 Saran ........................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Dasar dari Analisa Well Logging
Metode logging pada dasarnya suatu operasi yang dilakukan untuk
mendapatkan sifat-sifat fisik batuan reservoir sebagai fungsi kedalaman lubang
bor yang dinyatakan dalam bentuk grafik. Operasi ini menggunakan suatu
instrument khusus (sonde) yang diturunkan ke dalam lubang bor menggunakan
kabel (wireline) pada saat lubang bor terisi fluida pemboran.
Tujuan utama kegiatan well logging antara lain :
1. Menentukan formasi yang mengandung hidrokarbon (reservoir).
2. Menentukan ketebalan lapisan produktif.
3. Menentukan jenis lithologi formasi (sandstone, limestone, shale).
4. Menentukan geometri dan kontinuitas reservoir (A) melalui korelasi
batuan antar sumur.
5. Menentukan jumlah minyak mula-mula ditempat (OOIP) dan
produktivitas sumur.
6. Menentukan sifat fisik batuan reservoir (Ø dan Sw).
Oleh karena itu, log dari sumur pemboran mempunyai peranan yang sangat
penting untuk pencarian hidrokarbon dan sekaligus untuk mengetahui sejauh
mana penyebarannya dengan melakukan suatu interpretasi dari analisa log baik
secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Dengan demikian nantinya diharapkan
kesimpulan hasil interpretasi tidak akan menyimpang jauh dari kondisi yang
sebenarnya.
Logging merupakan metode pengukuran besaran-besaran fisik batuan
reservoir terhadap kedalaman lubang bor. Sesuai dengan tujuan logging yaitu
menentukan besaran-besaran fisik batuan reservoir (porositas, saturasi air formasi,
ketebalan formasi produktif, lithologi batuan) maka dasar dari logging itu sendiri
adalah sifat-sifat fisik atau petrofisik dari batuan reservoir itu sendiri, yaitu sifat
listrik, sifat radioaktif, dan sifat rambat suara (gelombang) elastis dari batuan
reservoir.
2.2 Jenis-Jenis Logging
2.2.1 Log while drilling
Logging while drilling (LWD) merupakan suatu metode pengambilan data
log dimana loggingdilakukan bersamaan dengan pemboran. Hal ini dikarenakan
alat logging tersebut ditempatkan di dalam drill collar. Pada LWD, pengukuran
dilakukan secara real time oleh measurement while drilling. Bagian LWD yang
paling penting yaitu Sensorlogging bawah lubang bor.
sebuah sistem transmisi data, dan sebuah penghubung permukaan.
Sensor logging ditempatkan di belakang drill bit, tepatnya pada drill
collars (lengan yang berfungsi memperkuat drill string) dan aktif selama
pemboran dilakukan (Bateman,1985). Sinyal kemudian dikirim ke permukaan
dalam format digital melalui pulse telemetry melewati lumpur pemboran dan
kemudian ditangkap oleh receiver yang ada di permukaan (Harsono,1997).
Sinyal tersebut lalu dikonversi dan log tetap bergerak dengan pelan selama proses
pemboran. Logging berlangsung sangat lama sesudah pemboran dari beberapa
menit hingga beberapa jam tergantung pada kecepatan pemboran dan jarak antara
bit dengan sensor di bawah lubang bor.
Layanan yang saat ini disediakan oleh perusahaan penyedia jasa LWD
meliputi gamma ray, resistivity, densitas, neutron, survei lanjutan (misalnya
sonik). Tipe log tersebut sama (tapi tidak identik) dengan log sejenis yang
digunakan pada wireline logging. Secara umum, log LWD dapat digunakan sama
baiknya dengan log wireline logging dan dapat diinterpretasikan dengan cara yang
sama pula. Meskipun demikian, karakteristik pembacaan dan kualitas data kedua
log tersebut sedikit berbeda.
Log LWD mempunyai sejumlah keunggulan dibandingkan dengan
wireline logging yaitu Data yang didapat berupa real-time informasi-Informasi
tersebut dibutuhkan untuk membuat keputusan penting selama pemboran
dilakukan seperti menentukan arah dari mata bor atau mengatur casing.Informasi
yang didapat tersimpan lebih aman. Hal ini karena informasi tersebut disimpan di
dalam sebuah memori khusus yang tetap dapat tetap diakses walaupun terjadi
gangguan pada sumur.Dapat digunakan untuk melintas lintasan yang sulit. LWD
tidak menggunakan kabel sehingga dapat digunakan untuk menempuh lintasan
yang sulit dijangkau oleh wireline logging seperti pada sumur horizontal atau
sumur bercabang banyak (high deviated well).
2.2.2 Mud log
Mud logging merupakan analisa cutting bor yang keluar bersamaan dengan
lumpur pemboran dan data pengukuran parameter pemboran. proses
mensirkulasikan dan memantau perpindahan mud dan cutting pada sumur selama
pemboran. terdapat dua tugas utama dari seorang mud logger yaitu
Memantau parameter pengeboran dan memantau sirkulasi
gas/cairan/padatan dari sumur agar pengeboran dapat berjalan dengan
aman dan lancar.
Menyediakan informasi sebagai bahan evaluasi bagi petroleum
engineering department.
Mud-logging unit akan menghasilkan mud logyang akan dikirim ke kantor
pusat perusahaan minyak. Mud log tersebut meliputi
Pembacaan gas yang diperoleh dari detektor gas atau kromatograf.
Pengecekan terhadap ketidak hadiran gas beracun (H2S, SO2).
Laporan analisis cutting yang telah dideskripsi secara lengkap.
Rate of Penetration (ROP)Indikasi keberadaan hidrokarbon yang terdapat
di dalam sampel.
Mud log merupakan alat yang berharga untuk petrofisis dan geologi di
dalam mengambil keputusan dan melakukan evaluasi. menyatakan bahwa mud
log digunakan untuk hal – hal berikut ini
Identifikasi tipe formasi dan litologi yang dibor.
Identifikasi zona yang porous dan permeable.
Picking of coring, casing, atau batas kedalaman pengeboran akhir.
Memastikan keberadaan hidrokarbon sampai pada tahap membedakan
jenis hidrokarbon tersebut apakah minyak atau gas Deskripsi Cutting.
Pekerjaan lain dari seorang mud logger adalah melakukan
deskripsi cutting. Cutting merupakan material hasil hancuran batuan oleh mata
bor yang dibawa oleh lumpur pemboran ke permukaan. Sebagian sampel
dimasukkan ke dalam plastik polyethene sebagai sampel basah sementara
sebagian sampel lain yang telah dicuci dan dikeringkan dikenal sebagai sampel
kering. Sampel yang telah dibersihkan diamati di bawah mikroskop yang ada
di mud-logging unit. Hasil deskripsi kemudian diserahkan ke kantor pusat
pengolahan data.Agar informasi tersebut berguna maka ada standar deskripsi baku
yang harus dilakukan.
2.2.3 Wireline log
Wireline log merupakan log yang dilakukan sesudah proses pengeboran
( open hole. Prinsip dasar wireline log adalah mengukur parameter sifat-sifat fisik
dari suatu formasi pada setiap kedalaman secara kontinyu dari sumur pemboran.
Adapun sifat-sifat fisik yang diukur adalah potensial listrik batuan/kelistrikan,
tahanan jenis batuan, radioaktivitas, kecepatan rambat gelombang elastis,
kerapatan formasi (densitas), dan kemiringan lapisan batuan, serta kekompakan
formasi yang kesemuanya tercermin dari lubang bor.
Well Logging dapat dilakukan dengan dua cara dan bertahap yaitu:
1. Openhole Logging
Openhole logging ini merupakan kegiatan logging yang dilakukan pada
sumur/lubang bor yang belum dilakukan pemasangan casing. Pada umumnya
pada tahap ini semua jenis log dapat dilakukan.
2. Casedhole Logging
Casedhole logging merupakan kegiatan logging yang dilakukan pada
sumur/ lubang bor yang sudah dilakukan pemasangan casing. Pada tahapan ini
hanya log tertentu yang dapat dilakukan antara lain adalah log Gamma ray,
Caliper, NMR, dan CBL.
Secara kualitatif dengan data sifat-sifat fisik tersebut kita dapat menentukan
jenis litologi dan jenis fluida pada formasi yang tertembus sumur. Sedangkan
secara kuantitatif dapat memberikan data-data untuk menentukan ketebalan,
porositas, permeabilitas, kejenuhan fluida, dan densitas hidrokarbon.
Gambar 1. Skematik diagram dari pengaturan wireline logging
Applikasi Cased Hole Logging :
1. Evaluasi semen
2. Perforasi
3. Monitoring reservoar
4. Production Logging
5. Evaluasi korosi
2.1. Log Listrik
Log listrik merupakan suatu plot antara sifat-sifat listrik lapisan yang
ditembus lubang bor dengan kedalaman. Sifat-sifat ini diukur dengan berbagai
variasi konfigurasi elektrode yang diturunkan ke dalam lubang bor. Untuk batuan
yang pori-porinya terisi mineral-mineral air asin atau clay maka akan
menghantarkan listrik dan mempunyai resistivity yang rendah dibandingkan
dengan pori-pori yang terisi minyak, gas maupun air tawar. Oleh karena itu
lumpur pemboran yang banyak mengandung garam akan bersifat konduktif dan
sebaliknya.
Pada umumnya log listrik dapat dibedakan menjadi dua jenis:
1. Resistivity Log
2. Spontaneous Potensial Log (SP Log)
2.1.1. Log SP
Log SP adalah rekaman perbedaan potensial listrik antara elektroda di
permukaan dengan elektroda yang terdapat di lubang bor yang bergerak naik –
turun.Supaya SP dapat berfungsi maka lubang harus diisi oleh lumpur konduktif.
Log SP digunakan untuk :
1) Identifikasi lapisan permeabel
2) Mencari batas-batas lapisan permeabel dan korelasi antar sumur
berdasarkan lapisan itu.
3) Menentukan nilai resistivitas air formasi (Rw)
4) Memberikan indikasi kualitatif lapisan serpih.
Pada lapisan serpih, kurva SP umumnya berupa garis lurus yang disebut
garis dasar serpih, sedangkan pada formasi permeabel kurva SP menyimpang dari
garis dasar serpih dan mencapai garis konstan pada lapisan permeabel yang cukup
tebal yaitu garis pasir. Penyimpangan SP dapat ke kiri atau ke kanan tergantung
pada kadar garam air formasi dan filtrasi lumpur (Rider, 2002).
Gambar 2. Karakteristik Log Sp (G. Asquith , 1976 )
Log SP hanya dapat menunjukkan lapisan permeable, namun tidak dapat
mengukur harga absolute dari permeabilitas maupun porositas dari suatu formasi.
Log SP sangat dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti resistivitas formasi,
air lumpur pemboran, ketebalan formasi dan parameter lainnya. Sehingga jika
salinitas komposisi dalam lapisan lebih besar dari salinitas lumpur maka kurva SP
akan berkembang negative, dan jika salinitas komposisi dalam lapisan lebih kecil
dari salinitas lumpur maka kurva SP akan berkembang positif. Dan apabila
salinitas komposisi dalam lapisan sama dengan salinitas lumpur maka defleksi
kurva SP akan menunjukkan garis lurus sebagaimana pada shale (G. Asquith,
1976).
2.1.2 Resistivity Log (Log Tahanan Jenis)
Resistivity log adalah suatu alat yang dapat mengukur tahanan batuan
formasi beserta isinya, yang mana tahanan ini tergantung pada porositas efektif,
salinitas air formasi, dan banyaknya hidrokarbon dalam pori-pori batuan..
Resistivitas formasi adalah salah satu parameter utama yang diperlukan untuk
menentukan saturasi hidrokarbon suatu formasi. Arus listrik dapat mengalir di
dalam formasi batuan dikarenakan konduktivitas dari air yang dikandungnya.
Batuan kering dan hidrokarbon merupakan insulator yang baik kecuali beberapa
jenis mineral seperti graphite dan sulfide besi. Oleh sebab itu, formasi di bawah
tanah memilki resistivitas yang dapat diukur secara terbatas karena air yang
terkandung di dalam pori-pori atau yang terserap dalam molekul lempung.
Resistivitas dari formasi tergantung pada : resistivitas air formasi, jumlah air
formasi yang ada, struktur geometri pori-pori. Resistivitas (tahanan jenis) bahan
adalah tahanan yang terukur antara dua sisi permukaan sebuah bahan pada
temperatur tertentu.
Resistivity logging adalah metode well logging yang bekerja dengan
karakteristik batuan atau sedimen dalam lubang bor dengan mengukur resistivitas
listriknya. Resistivity adalah properti materi mendasar yang mewakili seberapa
kuat material menentang aliran arus listrik.
Kegunaan dari log resistivity yaitu :
1. Interpretasi pintas deteksi hidrokarbon.
2. Penentuan kejenuhan air (SW ).
3. Penentuan diameter rembesan di dalam formasi.
4. Penentuan resistivitas air (RW ) di tempat asal (insitu).
Didalam pengukuran resistivity log, biasanya terdapat tiga jenis ‘penetrasi’
resistivity, yakni shallow (borehole), medium (invaded zone) dan deep (virgin)
penetration. Perbedaan kedalaman penetrasi ini dimaksudkan untuk menghindari
salah tafsir pada pembacaan log resistivity karena mud invasion (efek lumpur
pengeboran) dan bahkan dapat mempelajari sifat mobilitas minyak.
Sebagaimana yang kita ketahui untuk mengantisipasi pressure (e.g. pore
pressure), saat pengeboran biasanya dipompa oil based mud atau water based
mud. Sebagai contoh, jika kita menggunakan water based mud (resistivity rendah)
sebagai lumpur pemboran, kemudian lumpur tersebut meng-invasi reservoir yang
mengandung minyak, maka kita akan mendapatkan profil deep penetration
resistivity lebih tinggi daripada shallow-medium penetration resistivity.
Jika medium penetration dan deep penetration mirip (tidak ada efek invasi),
maka situasi ini mengindikasikan minyak didalam reservoir tersebut sangat susah
untuk mobile (hal ini kurang bagus dalam production). Hal ini dapat ditunjukan
pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.1.2Profil Zona Invasi yang Ideal
Skematik lingkungan sumur bor :
dh Diameter lubang
di Diameter Invasi (bagian dalam /flushed zone)
dj Diameter Invasi (bagian luar /invaded zone)
Δrj Jari-jari Invaded Zone
hmc Ketebalan kerak lumpur
Rm Resistivitas lumpur
Rmc Resitivitas kerak lumpur
Rmf Resitivitas filtrat lumpur
Rxo Resitivitas Flushed Zone
Sxo Saturasi air pada Flushed Zone
Rs Resitivitas shoulder
Rt Resistivitas Uninvaded zone
Rw Resistivitas air formasi
Sw Saturasi air pada Uninvaded Zone
persamaan (rumus) dasar yang perlu diketahui dalam pengukuran logging
yaitu dengan menggunakan persamaan Archie. Persamaan Archie memegang
peranan penting, hal tersebut dapat dilihat dengan adanya resistivitas air (Rw)
yang didapat dari Lithologi Tools, resistivitas batuan yang dijenuhi air kurang dari
100 % (Rt) dari Resistivity Tools dan porositas (Ø) dari Porosity Tools.
Penggabungan dari harga masing-masing logging menghasilkan persamaan
Archie dengan tujuan mendapatkan harga saturasi air.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Log Listrik Induksi ( Induction Methode )
Log Listrik Pertama kali ditemukan pada tahun 1927 oleh CONRAD
SCHLUMBERGER. Log ini secara baik dapat membedakan formasi yg
mengandung HC. Daerah yg memiliki kandungan HC tinggi akan menampilkan
harga Log Listrik yg tinggi. Pada awal penemuannya, metode yg digunakan oleh
Log Listrik ini adalah dgn menginjeksikan secara langsung arus listrik ke formasi
yg akan diselidiki.
Hingga saat ini, metode electrical log yg digunakan terbagi atas dua yaitu
Injeksi langsung arus listrik dan metode imbas medan listrik (Induction). Metode
Induction adalah metode tidak langsung, dimana alat membuat medan listrik,
medan listrik ini kemudian mengimbas formasi dimaksud. Peralatan yg
menggunakan Teknik injeksi langsung arus listrik sering dinamakan degan
LATEROLOG.
Secara fisik, metode direct current injection dan Induction dapat dilihat
pada gambar diatas. Untuk alat direct injection susunan tahanan jenis dianggap
sebagai susunan serial. Untuk alat induction susunan tahanan jenis dianggap
sebagai susunan parallel dari harga tahanan jenis lumpur, daerah terinvasi, dan
daerah tidak terinvasi. Konsep ini menjadi penting guna mengetahui kelebihan
dan kekurangan masing-masing alat.
Prinsip kerja log listrik degan metode injeksi arus ke formasi, dibagi atas
dua bagian, yaitu Normal Injeksi dan Lateral Injeksi. Alat yg menggunakan
prinsip Normal injeksi, salah satu elektroda potensial berada di permukaan
sedangkan yg menggunakan prinsip Lateral kedua elektroda potensial berada di
dalam lubang sumur.
Induction log direkayasa untuk mengukur resistivity batuan dalam sumur yang berisi fresh mud atau oil-based mud dan dipakai untuk mendeteksi adanya lapisan yang mengandung hidrokarbon. Alat ini direkayasa berdasarkan teknologi pendeteksian ranjau yang dikembangkan semasa PD kedua. Dengan menganalisa log resistivitas kita dapat membedakan mana batuan yang mengandung cairan
yang konduktif dan mana yang non-konduktif. Dengan rumus Archie dapat dihitung water saturation, dengan memakai data resistivitas
Rt = aRw / Fm Sw2
dimana:
Rt = resistivitas batuan
Rw = resistivitas air formasi
Sw = persentase air dalam pori-pori
F = formation resistivity factor = a/ Fm
F = porositas batuan
N = 2 saturation exponent
M = 2 cementation exponent
a = 1 untuk calcite; a=0.62 untuk sands
dinamakan cementation factor.
3.2 Prinsip kerja alat induction.
Alat induction menentukan resistivitas dengan cara mengukur konduktivitas
batuan. Dalam kumparan transmitter dialirkan arus bolak balik berfrekwensi
tinggi dengan amplituda konstan yang akan menimbulkan medan magnit dalam
batuan. Medan magnit ini menimbulkan arus Eddy atau arus Foucault yang dalam
fig. 1 dinamakan ground loop. Besar arus ini sebanding dengan konduktivitas
batuan: makin besar konduktivitas, makin besar arus Foucault.
Arus Foucault akan menimbulkan Secondary Magnetic Field yang
mengiduksi sebuah emf (electromotive force) kedalam kumparan receiver. Besar
emf ini sebanding dengan besar arus Foucault dan karena itu sebanding dengan
konduktivitas batuan. Maka dengan mengukur besar emf, kita dapat mengukur
besar konduktivitas.
Resistivitas berbanding terbalik dengan konduktivitas:
RILD = 1000/CILD
dimana:
RILD - resistivitas [ohmm]
CILD - konduktivitas [mmho/m]
Prinsip kerja log listrik dgn metode induksi arus ke formasi, alat log listrik
akan membuat medan listrik di dekat sumber arus (prinsip Faraday). Medan
listrik yg dibentuk ini akan mengganggu kestabilan medan listrik (pasif) formasi.
Saat alat dimatikan, Formasi yg telah terganggu tadi balik menginduksi tool dan
ditangkap oleh receiver medan listrik.
Prinsip kerja alat ini menguntungkan bila digunakan pada kondisi dimana
arus listrik tidak dapat diinjeksikan secara langsung.
Mirip dengan log listrik direct Injection (laterolog), Log listrik Induksi juga
dibagi atas inverstigasi dalam (deep induction log) dan investigasi dangkal
(medium induction log). Keduanya dibedakan berdasarkan jarak spasi penerima
(deep induction 1 meter spasi, medium induction 0,7 meter spasi). Log listrik
induksi dalam sering disebut dgn ILD (Induction Log Dep) sedangkan untuk
dangkal sering disebut dgn ILM (Induction Log Medium)
Pengukuran deep induction/ ILD memakai spasi antara transmitter dan
receiver yang berbeda dengan spasi pada pengukuran medium induction ILM.
Alat induction standard yang dikenal sebagai 6FF40/28 memakai 6 kumparan ,
yang direkayasa berpasangan untuk menaikkan focusing sehingga mendapatkan
vertical resolution yang diinginkan. ILD punya spasi transmitter/receiver sebesar
40 inci. ILM punya spasi transmitter/receiver sepanjang 28 inci.Idealnya
pengukuran deep bekerja dalam uninvaded zone saja sedangkan pengukuran
medium bekerja da lam transition zone serta sebagian flushed zone.
SFL – elektroda elektroda Spherically Focused Log juga
dipasang dalam alat induction. Pengukuran SFL harus
dikoreksi terhadap pengaruh borehole serta pengaruh
invasi. Ini akan dibahas dalam bab 6.0 Log MWD –
measurement while drilling, tidak terpengaruh oleh efek
invasi sebab pengukuran dilakukan segera sesudah drilling
namun sebelum invasi terjadi. Proses pemberian peran yang
lebih besar pada kumparan yang terletak ditengah alat dibanding
peran yang diberikan pada kumparan kumparan di ujung alat
dinamai deconvolution. Alat Phasor Induction yang lebih
modern memakai x signal untuk melakukan koreksi non-
lineardeconvolution. Pada alat induction sebelumnya, x-
signal ini tidak dipakai.
AIT – array induction tool – mengukur 28 buah signal dengan memakai 8
array.Fig. 4 dan 5 memperlihatkan persentase signal pada berbagai jarak kedalam
batuan disekitar alat. Sinyal sinyal yang diterima AT10 : 50% berasal dari batuan
dalam jarak 10” pertama dari dinding induction sonde (100% sinyal AT10 berasal
dari 30” pertama). 50% AT90 sinyal berasal dari 90” pertama, oleh karena itu
mempunyai depth of investigation yang lebih dalam.Depth of investigation
ditentukan pada titik 50%.
3.3. Calibration
Alat induction secara reguler dikalibrasi dengan mempergunakan resistor
yang presisi yang telah diketahui konduktivitasnya dan dipasang dalam lingkaran
disekitar alat. Alat induction-nya sendiri diletakkan diudara kira-kira 2 meter dari
permukaan tanah untuk mendapatkan kondisi non-conductive environment.
Sebelumnya,suatu pengukuran harga “zero” dilakukan dengan mencopot
resistor tadi dari lingkaran, sehingga didapatkan harga yang dinamakan “sonde
error”, yaitu konduktivitas yang dikontribusikan oleh alat itu sendiri. Di lapangan
dilakukan before/after survey calibration dengan internal resistor.
3.4 LIMITATION/OPERATION/PRESENTATION
A. Limitation.
Alat induction direkayasa untuk mengukur secara akurat resitivitas batuan
yang harganya kurang dari 20 ohmm (50 mmhos). Accuracy berkurang dalam
kisaran harga antara 20-200 ohmm. Untuk harga lebih dari 200 ohmm (5
mmhos) kesalahan pengukuran cukup besar sehingga memerlukan koreksi yang
2.1 Depth of Investigation dan Vertical Resolution.
besar. Seringkali besar sonde error sendiri berharga 3-4mmhos Sehingga kalau
kesalahan ini dikurangkan dari raw signal yang harganya 200 ohmm atau 5
mmhos maka diperlukan koreksi yang mendekati 100% sehingga data yang
direkam punya nilai confidence yang makin kecil.
Makin besar resistivitas alias makin kecil konduktivitas batuan maka alat
induction akan lebih suka mengukur mud yang lebih konduktif.
Phasor induction akan bisa mengatasi sebagian masalah ini, yaitu dengan
memakai x-signal. Oleh karena hal hal diatas, alat induction beroperasi paling
baik bila lumpur pemboran tinggi resistivitasnya, yaitu bila dipakai fresh mud, oil
based mud atau udara.Penempatan dan polaritas kumparan kumparan receivers
mempengaruhi jauhnya depth of investigation serta vertical resolution alat
induction.
B. Skin effect.
Bila batuan sangat conductive, arus ground loop besar dan medan magnit
yang ditimbulkannya juga lebih kuat. Medan magnit ini menginduksikan emf
extra kedalam kumparan receiver. Emf extra ini “out of phase” dengan emf yang
diinduksikan langsung oleh oleh kumparan transmitter. Saling pengaruh antara
ground loops ini menyebabkan berkurangnya sinyal konduktifvitas yang terrekam
oleh alat induction alias harga resistivitas yang terukur lebih tinggi dari
resistivitas yang sebenarnya. Ini dinamakan “skin effect”.
Skin berbanding terbalik terhadap konduktivitas batuan, magnetic
permeability dan transmitter frequency. Makin tinggi frequency, skin makin
kecil. Koreksi terhadap skin effect hanya dilakukan pada kurva ILD. Skin pada
ILM lebih kecil karena spasi antara kumparan transmitter/receiver lebih pendek.
4. Tool Combinations.
Alat induction dapat dipakai sendirian, namun biasanya bersama dengan
alat sonic diatasnya dan alat Gamma Ray diujung paling atas. Log resistivity
biasanya merupakan log yang pertama dilakukan dalam sumur baru karena lebih
murah dan tidak memakai sumber radioaktif.
5. Tipe tipe alat induction.
DIT-D standard Dual Induction Tool
DIT-E Phasor Dual Induction Tool. Alat ini mengukur sinyal yang in-phase
(resistive) dan yang quadrature (dielectric).
AIT array induction tool.
Alat AIT mengukur 28 sinyal dengan memakai 8 array. Sebuah transmitter
bekerja pada 3 buah frekwensi yang berbeda. Diukur sinyal sinyal yang in-phase
dan yang quadrature. Alat AIT mengukur sinyal AT10 (10” kedalam batuan),
AT20 (20” kedalam batuan) dst sampai AIT90. Kombinasi dari sinyal sinyal ini
dipakai untuk mengukur harga Rt. Perhitungan Rt dapat tidak akurat bila timbul
micro annulus.
6. Log Quality Control/Corrections/Interpretation
A. LQC/Interpretation
Permeability secara kwalitatif dapat ditunjukkan oleh adanya separasi harga
ILD,ILM dan SFLU. Diambil asumsi bahwa mud filtrate telah menggusur semua
formation water dari flushed zone, sehingga harga SFLU lebih tinggi dari ILD.
ILM mengukur resistivitas transition zone yang sebagian sudah dimasuki oleh
mud filtrate, sehingga harga ILM ada diantara ILD dan SFLU. Profile
ILD<ILM<SFLU harus terlihat pada log Induction, karena ini berarti syarat
Rmf/Rw > 2.5 terpenuhi (lihat figure dibawah ini )
Biasanya kurva SP menyimpang ke kiri dimuka zona yang permeable
karena Rmf > Rw (mud filtrate lebih tawar dari pada air formasi). Perhatikan
apakah ada derau/noise dalam kurva SP.
Resistivitas batuan yang terukur merupakan fungsi dari:
1. Resistivitas air formasi.
2. Perubahan litologi.
3. Perubahan porositas
4. Perubahan resistivitas mud filtrate, yang sering terjadi antara beberapa
“logging suite”.
Diasumsikan bahwa batuan dan hidrocarbon tidak menghantarkan arus listrik.
Kalau ada profile ILD> ILM>SFLU maka besar kemungkinan ada h/c dalam
batuan.
7. Environmental correctionns
Pengukuran resistivitas uninvaded zone Rt dipengaruhi oleh 3 elemen : lumpur
dengan resistivitas Rm, flushed zone dengan resistivitas Rxo dan lapisan
tetangga dengan resistivitas Rs. Harga Rt bisa lebih besar atau lebih kecil dari
harga resistivitas yang terukur ILD dan ILM. Lumpur, invaded zone dan
uninvaded zone terlihat oleh induction log sebagai 3 buah resistivitas yang
paralel (lihat figure dibawah ini).
Kalau dipakai fresh mud, hanya sedikit arus Foucault yang mengalir melalui
lumpur dan flushed zone. Pengaruh lumpur dan flushed zone harus dihilangkan.
Koreksi koreksi berikut harus dilakukan dalam urutan
yang diperlihatkan.
Induction log perlu dikoreksi terhadap:
1. Borehole corrections: mud resistivity dan borehole
size (figure 11)
2. Tool standoff corrections (figure 11)
3. Bed thickness dan shoulder bed corrections (fig.12)
4. Invasion corrections (figure 13)
SFLU log juga perlu koreksi terhadap mud resistivity dan
borehole size.
8. Harga log yang biasa terrekam:
Harga resistivitas batuan tergantung pada volume air yang mengisi pori-
pori batuan dan salinitasnya. Air tadi bisa berupa air formasi (Rw) atau mud
filtrate
(Rmf). Berdasarkan asumsi bahwa minyak dan gas tidak menghantarkan arus
listrik maka penurunan resistivitas batuan bisa dipastikan timbul karena adanya
air yang konduktif atau shale yang konduktif. Alat Induction direkayasa untuk
mengukur resistivitas batuan dibawah 200 ohmm (5 mmhos)
Kelebihan alat Log listrk metode induksi :
1. Bekerja baik pada lubang dgn lumpur sangat resistive (>3000 ohmm),
lubang dgn lumpur foam, bahkan lubang tanpa lumpur.
2. Bekerja baik pada lumpur Fresh Mud.
Kekurangan alat Log listrk metode induksi :
3. Kurva yg dihasilkan tidak sebaik Laterolog (resolusi yg dihasilkan
kurang baik).
4. Hanya bekerja pada formasi dgn harga tahanan jenis batuan < 200
ohmm (semakin besar harga tahanan jenis batuan formasi maka
kesalahan pembacaan alat yg terjadi makin besar).
Peralatan Log elektrik yg menggunakan prinsip elektrode Lateral lebih
unggul dibandingkan degan yang menggunakan prinsip elektrode Normal .
Data log Normal tidak bisa membandingkan data jika tebal lapisan kurang dari
1.5 kali panjang spasi jarak elektrode arus dan potensial.
Log Normal yg digunakan tidak dapat membedakan lapisan tipis dgn
ketebalan kurang dari 1.5 jarak spasi elektrode. Hal berbeda ditunjukkan oleh
lateral log yg masih mampu membedakan lapisan tipis bila ketebalan formasi
kurang dari 1.5 jarak spasi elektrode.
Dari gambar dibawah dapat disimpulkan bahwa induction log (ILD) kurang
sensitif terhadap lapisan tipis dibandingkan Laterolog (LLD/LL3)
Kegunaan Log Tahanan Jenis
1. Mengetahui Fluida Formasi
2. Mengetahui Invasi dari lumpur dalam Formasi. Ini penting dikatahui guna
tindakan selanjutnya saat sumur akan diproduksikan (apakah perlu di
stimulasi)
3. Dapat menghitung Saturasi Air formasi melalui persamaan
Dimana harga Rt dapat diperoleh dari data ILD atau LLD, harga Rxo
diperoleh dari MSFL, LLS, atau ILM. Harga Rmf dapat dihitung di permukaan,
demikian juga dgn harga Rw. Ini mensyaratkan bahwa untuk mendapatkan Sw,
log listrik dalam (ILD/LLD) dan log listrik dangkal (ILM/LLS/MSFL) harus
diakuisisi bersamaan.
[Rxo/Rt]5/8
Sw = ------------- [Rmf/Rw]5/8
DAFTAR PUSTAKA
http://gede-siddiarta.blogspot.com/2011/11/analisa-well-logging-untuk
penentuan.html
http://gede-siddiarta.blogspot.com/2011/10/teori-dasar-logging.html
http://adungrahma.blogspot.com/2012/05/instrumentasi-perekaman-
lubang-bor.html
http://gede-siddiarta.blogspot.com/2011/10/teori-dasar-logging.html
http://iatmiuir.webs.com/apps/blog/show/4689441-penilaian-formasi
http://diafebriyandids.wordpress.com/2014/02/14/pemilihan-kombinasi-
logging-untuk-identifikasi-lapisan-produktif
http://digilib.unila.ac.id/128/11/BAB%20III.pdf
Recommended