View
306
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan pengumpulan data dilapangan, akan menghasilkan angka-angka yang
disebut data kasar.penyebutan dengan istilah data kasar menunjukkan bahwa data itu belum
diolah dengan teknik statistik tertentu. Jadi, data-data itu masih berwujud sebagaimana data
itu diperoleh yang biasanya berupa skor. Skor-skor tersebut dapat pula disebut dengan istilah
skor kasar, yang artinya sama dengan data kasar. Agar dapat memberikan gambaran yang
bermakna, data-data itu haruslah disajikan kedalam tampilan yang sistematis. Ada sejumlah
cara yang dapat dipilih untuk menampilkan data hasil pengukuran dalam kerja penelitian.
Penyajian data yang mana yang sebaiknya dipilih tergantung jenis data, selera peneliti, dan
tujuan penampilan data itu sendiri. (Burhan Nurgiyantoro dkk, 2004:31).
Data yang kita cari harus sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan teknik sampling
yang benar, kita sudah mendapatkan strategi dan prosedur yang akan kita gunakan dalam
mencari data di lapangan. Pada bagian ini, kita akan membahas jenis data apa saja yang dapat
kita pergunakan untuk penelitian kita. Yang pertama ialah data sekunder dan yang kedua
ialah data primer.
Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan
mengumpulkan; sedang data primer adalah data yang hanya dapat kita peroleh dari sumber
asli atau pertama. Jika data sekunder dapat kita peroleh dengan lebih mudah dan cepat karena
sudah tersedia, misalnya di perpustakaan, perusahaan-perusahaan, organisasi-organisasi
perdagangan, biro pusat statistik, dan kantor-kantor pemerintah; maka data primer harus
secara langsung kita ambil dari sumber aslinya, melalui nara sumber yang tepat dan yang kita
jadikan responden dalam penelitian kita.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari pengumpulan data ?
2. Apa Saja Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ?
3. Bagaimana cara pengambilan sampel dalam pengumpulan data ?
4. Apa saja alat pengumpul data yang digunakan ?
5. Bagaimana cara menggunakan dan membaca grafik ?
6. Apa saja jenis-jenis grafik yang dapat digunakan dalam pengumpulan data ?
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian dari pengumpulan data.
2. Dapat mengetahui metode yang digunakan dalam pengumpulan data.
3. Dapat mengetahui cara pengambilan sampel dalam pengumpulan data.
4 Dapat mengetahui alat pengumpul data yang digunakan.
5. Dapat mengetahui cara menggunakan dan membaca grafik.
6. Dapat mengetahui jenis-jenis grafik yang dapat digunakan dalam pengumpulan data.
1.4 Manfaat
1. Untuk mengetahui pengertian dari pengumpulan data.
2. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam pengumpulan data.
3. Untuk mengetahui cara pengambilan sampel dalam pengumpulan data.
4 Untuk mengetahui alat pengumpul data yang digunakan.
5. Untuk mengetahui cara menggunakan dan membaca grafik.
6. Untuk mengetahui jenis-jenis grafik yang dapat digunakan dalam pengumpulan data.
BAB II
Pembahasan
2.1 Pengertian Pengumpulan Data
Data artinya informasi yang didapat melalui pengukuran-pengukuran tertentu, untuk
digunakan sebagai landasan dalam menyusun argumentasi logis menjadi fakta. Sedang fakta
itu sendiri adalah kenyataan yang telah diuji kebenarannya secara empirik, antara lain melalui
analisis data (Fathoni, 2006:104).
Menurut Sugiono (2010:62) “metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah pengumpulan data.”
Tanpa mengetahui metode pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang di tetapkan.
Sedangkan pendapat Suharsimi Arikunto (2010:265) “mengumpulkan data adalah
pekerjaan yang penting dalam langkah penelitian, terutama apabila peneliti menggunkana
metode yang memiliki cukup besar celah untuk dimasuki unsur minat peneliti.”
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan sangat
penting dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang
memiliki kredibilitas tinggi, dan sebaliknya. Oleh karena itu, tahap ini tidak boleh salah dan
harus dilakukan dengan cermat sesuai prosedur dan ciri-ciri penelitian kualitatif
(sebagaimana telah dibahas pada materi sebelumnya). Sebab, kesalahan atau
ketidaksempurnaan dalam metode pengumpulan data akan berakibat fatal, yakni berupa data
yang tidak credible, sehingga hasil penelitiannya tidak bisa dipertanggungjawabkan. Hasil
penelitian demikian sangat berbahaya, lebih-lebih jika dipakai sebagai dasar pertimbangan
untuk mengambil kebijakan publik.
Misalnya, jika peneliti ingin memperoleh informasi mengenai persepsi guru terhadap
kurikulum yang baru, maka teknik yang dipakai ialah wawancara, bukan observasi.
Sedangkan jika peneliti ingin mengetahui bagaimana guru menciptakan suasana kelas yang
hidup, maka teknik yang dipakai adalah observasi. Begitu juga jika, ingin diketahui mengenai
kompetensi siswa dalam matapelajaran tertentu, maka teknik yang dipakai adalah tes, atau
bisa juga dokumen berupa hasil ujian. Dengan demikian, informasi yang ingin diperoleh
menentukan jenis teknik yang dipakai (materials determine a means). Itu pun masih
ditambah dengan kecakapan peneliti menggunakan teknik-teknik tersebut. Bisa saja terjadi
karena belum berpegalaman atau belum memiliki pengetahuan yang memadai, peneliti tidak
berhasil menggali informasi yang dalam, sebagaimana karakteristik data dalam penelitian
kualitatif, karena kurang cakap menggunakan teknik tersebut, walaupun teknik yang dipilih
sudah tepat. Solusinya terus belajar dan membaca hasil-hasil penelitian sebelumnya yang
sejenis akan sangat membantu menambah kecakapan peneliti.
2.2 Metode Pengumpulan Data
Didalam statistic dikenal dengan dua cara pengumpulan data, yaitu cara sensus dan cara
sampling.
a. Sensus.
Sensus adalah kegiatan pengambilan data dari semua elemen/anggota dari suatu
populasi. Data yang diperoleh tersebut merupakan hasil pengolahan sensus disebut sebagai
data yang sebenarnya (true value), atau sering juga disebut parameter. Misalnya : hasil
sensus penduduk tahun 1981 memberikan data sebenarnya mengenai penduduk Indonesia
(jumlahnya menurut jenis kelamin, menurut umur, menurut pendidikan, menurut lapangan
kerja dan agama), dan sensus pegawai negeri tahun 1974 memberikan data sebenarnya
mengenai jumlah menurut pendidikan, menurut daerah, pusat dan lain sebagainya. sensus
pertanian dan sensu industri, masing-masing memberikan data sebenarnya tentang keadaan
permasalahan pertanian dan industri.
Perlu diperhatikan disini ialah bahwa cara sensus biayanya mahal serta memerlukan
banyak waktu dan tenaga. Sebetulnya cara ini tidak efisien. Oleh karenanya, menurut
rekomendasi PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) kepada para negara anggotannya, sensus
penduduk pada tahun 1971, 1980, 1990 dan 2000), sedangkan sensus industri dan pertanian
masing-masing cukup sekali dalam 5 tahun.
Kelebihan dan Kekurangan Sensus
No KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Dapat diketahui gambaran
sebenarnya dari suatu populasi
Biaya, waktu dan tenaga yang
dibutuhkan sangat besar
2. Dapat diperoleh kerangka sampel
(sample frame) yang berguna untuk
survey
Kesalahan dari petugas
(nonsampling error) sulit
diperkirakan
3. Tidak mempunyai sampling error Jenis data yang diperoleh terbatas
(kesalahan karena pengambilan
sampel)
dan sifatnya sederhana (tidak
mendalam)
b. Sampling
Sampling adalah cara pengumpulan data apabila yang diselidiki berupa sampel dari suatu
populasi. Data yang didapat dari hasil sampling merupakan data perkiraan (estimated value).
Jadi, jika dari 100 perusahaan hanya akan diselidiki 10 saja, maka hasil dari penyelidikannya
merupakan suatu perkiraan. Misalnya : perkiraan jumlah karyawan, perkiraan jumlah
modal, perkiraan jumlah produksi, perkiraan rata-rata modal dan lain-lain. Jika nilai yang
dihitung berdasarkan seluruh elemen populasi disebut parameter, maka data yang dihitung
tersebut berdasarkan sample tersebut.
Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Sampel (Survei)
No KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Biaya, waktu dan tenaga yang
dibutuhkan jauh lebih sedikit
Gambaran tentang populasinya hanya
merupakan taksiran
2. Kesalahan dari sampling error dapat
diukur
Memerlukan kerangka sampel
3. Karakteristik/jenis data yang tercakup
lebih banyak dan terinci
Metode pengambilan sampel tidak
terlalu tepat
2.3 Cara Pengambilan Sampel
Pada dasarnya ada dua cara pengambilan sample yaitu secara acak (random) dan bukan acak
(nonrandom).
a. Cara acak (random)
Dengan teknik ini, peneliti dapat menentukan derajat kepercayaan terhadap sebuah
sampel. Selain itu, perbedaan dalam menafsirkan parameter populasi dengan statistik sampel
dapat diperkirakan.
Adapun 5 cara dalam pengambilan sampel yang dilakuan secara random yaitu:
1. Pengambilan acak sederhana (Simple random sampling)
Merupakan sistem pengambilan sampel secara acak dengan menggunakan undian atau
tabel angka random. Tabel angka random merupakan tabel yang dibuat dalam komputer
berisi angka-angka yang terdiri dari kolom dan baris, dan cara pemilihannya dilalukan secara
bebas.Pengambilan acak secara sederhana ini dapat menggunakan prinsip pengambilan
sampel dengan pengembalian ataupun pengambilan sampel tanpa pengembalian.
Kelebihan: mengatasi bias yang muncul dalam pemilihan anggota sampel, dan kemampuan
menghitung standard error.
Kekurangan: tidak adanya jaminan bahwa setiap sampel yang diambil secara acak akan
merepresentasikan populasi secara tepat.
2. Pengambilan acak secara sistematis (Systematic random sampling)
Merupakan sistem pengambilan sampel yang dilakukan dengan menggunakan selang
interval tertentu secara berurutan. Misalnya, jika ingin mengambil 1000 sampel dari 5000
populasi secara acak, maka kemungkinan terpilihnya 1/5. Diambil satu angka dari interval
pertama antara angka 1-5, dan dilanjutkan dengan pemilihan angka berikutnya dari interval
selanjutnya.
Kelebihan: lebih praktis dan hemat dibanding dengan pengambilan acak sederhana.
Kekurangan: tidak bisa digunakan pada penelitian yang heterogen karena tidak mampunya
menangkap keragaman populasi heterogen.
3. Pengambilan acak secara sistematis (Systematic random sampling)
Merupakan sistem pengambilan sampel yang dilakukan dengan menggunakan selang
interval tertentu secara berurutan. Misalnya, jika ingin mengambil 1000 sampel dari 5000
populasi secara acak, maka kemungkinan terpilihnya 1/5. Diambil satu angka dari interval
pertama antara angka 1-5, dan dilanjutkan dengan pemilihan angka berikutnya dari interval
selanjutnya.
Kelebihan: lebih praktis dan hemat dibanding dengan pengambilan acak sederhana.
Kekurangan: tidak bisa digunakan pada penelitian yang heterogen karena tidak mampunya
menangkap keragaman populasi heterogen.
4. Pengambilan acak berdasar lapisan (Stratified random sampling)
Merupakan sistem pengambilan sampel yang dibagi menurut lapisan-lapisan tertentu
dan masing-masing lapisan memiliki jumlah sampel yang sama.
Kelebihan: lebih tepat dalam menduga populasi karena variasi pada populasi dapat terwakili
oleh sampel.
Kekurangan: harus memiliki informasi dan data yang cukup tentang variasi populasi
penelitian, kadang-kadang ada perbedaan jumlah yang besar antar masing-masing strata.
5. Pengambilan acak berdasar area (Cluster sampling)
Merupakan sistem pengambilan sampel yang dibagi berdasarkan areanya. Setiap area
memiliki jatah terambil yang sama.
Kelebihan: lebih tepat menduga populasi karena variasi dalam populasi dapat terwakili dalam
sampel. Kekurangan: memerlukan waktu yang lama karena harus membaginya dalam area-
area tertentu.
b. Tidak acak (Non-random sampling)
Masing-masing anggota tidak memiliki peluang yang sama untuk terpilih anggota sampel,
macam-macam sampel non-random yaitu :
1. Pengambilan sesaat (Accidental/haphazard sampling)
Merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan tiba-tiba berdasarkan
siapa yang ditemui oleh peneliti. Misalnya, reporter televisi mewawancarai warga yang
kebetulan sedang lewat.
Kelebihan: praktis.
Kekurangan: belum tentu responden memiliki karakteristik yang dicari oleh peneliti.
2. Pengambilan menurut jumlah (Quota sampling)
Merupakan pengambilan anggota sampel berdasarkan jumlah yang diinginkan oleh
peneliti.
Kelebihan: praktis karena jumlah sudah ditentukan dari awal.
Kekurangan: adalah bias, belum tentu mewakili seluruh anggota populasi.
3. Pengambilan menurut tujuan (Purposive sampling)
Merupakan pemilihan anggota sampel yang didasarkan atas tujuan dan pertimbangan
tertentu dari peneliti.
Kelebihan: tujuan dari peneliti dapat terpenuhi.
Kekurangan: belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang ada.
4. Pengambilan beruntun (Snow-ball sampling)
Merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan sistem jaringan
responden. Mulai dari mewawancarai satu responden. Kemudian, responden tersebut akan
menunjukkan responden lain dan responden lain tersebut akan menunjukkan responden
berikutnya. Hal ini dilakukan secara terus-menerus sampai dengan terpenuhinya jumlah
anggota sampel yang diingini oleh peneliti.
Kelebihan: bisa mendapatkan responden yang kredibel di bidangnya.
Kekurangan: memakan waktu yang cukup lama dan belum tentu mewakili keseluruhan
variasi yang ada.
2.4 Alat Pengumpulan Data
Apabila metode pengumpulan datanya sudah ditentukan, kemudian ditentukan untuk
memperoleh data dari objek yang akan diteliti. Alat atau divice untuk memperoleh
keterangan dari objek atau elemen antara lain :
1. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya.
Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup
terperinci dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban (kuesioner tertutup)
atau memberikan kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioner terbuka).
Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti penyerahan
kuesioner secara pribadi, melalui surat, dan melalui email. Masing-masing cara ini memiliki
kelebihan dan kelemahan, seperti kuesioner yang diserahkan secara pribadi dapat
membangun hubungan dan memotivasi respoinden, lebih murah jika pemberiannya dilakukan
langsung dalam satu kelompok, respon cukup tinggi. Namun kelemahannya adalah organisasi
kemungkinan menolak memberikan waktu perusahaan untuk survey dengan kelompok
karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut.
Jenis-jenis kuesioner:
a. Dari cara menjawab: (1) kuesioner terbuka, yamg memberi kesempatan kepada
responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri, (2) kuesioner tertutup, yang
sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
b. Dari jawaban yang diberikan: (1) kuesioner langsung, yaitu responden menjawab
tentang dirinya, (2) kuesioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang
orang lain.
c. Dari bentuknya: (1) pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner
tertutup, (2) check list, yaitu sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan
tanda check pada kolom yang sesuai, (3) rating-scale atau skala bertingkat, yaitu
sebuah pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukan ke tingkatan-tingkatan
misalnya, mulai dari sangat setuju, setuju, sampai tidak setuju.
d. Dari cara/media memberi pertanyaan: (1) kuesioner individu, dengan metode ini
periset secara langsung bertatap muka dengan responden yang disurvei, (2) kuesioner
melalui internet, survei ini di jalankan dengan membagi surat berisi kuesioner kepada
responden yang akan diteliti.
2. Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau
pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan
interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka
maupun melalui telpon.
Adapun jenis-jenis wawancara antara lain:
a) secara fisik:
wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan oleh pewawancara dia
benar-benar mengetahui informasi yang dibutuhkan dan telah menentukan daftar
dari pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan pada responden,
wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dimana responden
diberikan kebebasan mengekspresikan pikiran atau tanggapannya dengan lebih bebas
b) berdasarkan pendekatan atau cara
wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan secaratatap muka,
wawancara tidak langsung adalah wawancara yang dilakukan bukan secara
tatap muka, melainkan melalui saluran komunikasi jarak jauh misalnya: telepon,
imternet atau radio.
c) Berdasarkan sistem kegiatan yang dilaksanakan
wawancara berstandar adalah wawancara yang direncanakan berdasarkan pedoman
atau daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dulu,
wawancara tidak berstandar adalah wawancara yang tidak direncanakan berdasarkan
pedoman atau daftar pertanyaan yang dipersiapkan terlebih dulu,
wawancara sambil lalu adalah wawancara yang objek sasarannya tidak diseleksi
terlebih dulu melalui metode sampling tertentu tetapi dipilih secara aksidental
d) berdasarkan pertanyaan yang digunakan
wawancara terbuka adalah wawancara yang menggunakan kuesioner terbuka,
kuesioner yang memberikan keleluasaan kepada responden untuk memberikan
sjawaban dengan bebas tanpa dibatasi alternatif jawaban yang ditentukan,
wawancara tertutup adalah wawancara yang menggunakan kuesioner tertutup,
kuesioner yang alternatif jawabannya telah disediakan,
wawancara semi tertutup adalah wawancara dengan menggunakan kuesioner yang
memberikan kesempatan kepada responden untuk mengemukakan jawaban lain atau
keterangan tambahan disamping alternative jawaban yang tersedia.
Kelebihan dan kekurangan wawancara secara tatap muka dan wawancara via phone.
a. Wawancara Tatap Muka
Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain :
Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden
Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan baru
Bisa membaca isyarat non verbal
Bisa memperoleh data yang banyak
Sementara kekurangannya adalah :
Membutuhkan waktu yang lama
Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di beberapa daerah
terpisah
Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan
Pewawancara perlu dilatih
Bisa menimbulkan bias pewawancara
Responden bias menghentikan wawancara kapanpun
b. Wawancara via phone
Kelebihan
Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka
Bisa menjangkau daerah geografis yang luas
Anomalitas lebih besar dibanding wawancara pribadi (tatap muka)
Kelemahan
Isyarat non verbal tidak bisa dibaca
Wawancara harus diusahakan singkat
Nomor telpon yang tidak terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang tidak terdaftar pun
dihilangkan dari sampel
3. Observasi
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah
cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain
untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data,
jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut:
Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.
Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.
Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi
umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.
Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya. Penggunaan
pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan
antara lain :
Pertama. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat
hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau
sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai
perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dantidak menggantungkan data dari
ingatan seseorang;
Kedua. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik tidak dapat
berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal. Adakalanya
subjek tidak mau berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau peneliti, baik karena
takut, karena tidak ada waktu atau karena enggan. Dengan pengamatan langsung, hal di atas
dapat ditanggulangi. Selain dari keuntungan yang telah diberikan di atas, pengamatan secara
langung sebagai salah satu metode dalam mengumpulkan data, mempunyai kelemahan-
kelemahan.
4.5 Menggunakan Dan Membaca Grafik
Selama pendidikan nulai dari sekolah lanjutan hingga menjadi mahasiswa, anda telah
banyak belajar bermacam-macam grafik. Dalam sub-bab ini, akan dipaparkan beberapa hal
penting untuk diingat dalam menggunakan dan membaca grafik :
1. Grafik batang, atau yang dikenal juga dengan sebutan histogram dipakai untuk
menekankan perbedaan tingkat nilai dan beberapa aspek. Grafik jenis ini merupakan
grafik yang paling sederhana, sangat mudah untuk dipahami dan hanya
menggambarkan data dalam bentuk batang. Panjangnya batang menggambarkan
presentase dari data, sedangka lebarnya semuanya berukuran sama. Tetapi umumnya
data yang dapat diperbandingkan tidak terlalu banyak, maksimalnya hanya delapan
data. Untuk lebih memperjelas perbandingan antara batang yang satu dengan yang
lainnya diperlukan warna-warna yang berbeda.
contoh grafik batang
2. Grafik garis, pada umumnya sering digunakan untuk menggambarkan suatu
perkembangan atau perubahan dari waktu ke waktu.
Contoh grafik garis
3. Grafik lingkaran yaitu penyajian dari data statistik dengan menggunakan gambar yang
berbentuk lingkaran atau gambaran naik turunnya data berupa lingkaran untuk
menggambarkan persentase dari nilai total atau nilai keseluruhan.
Contoh grafik lingkaran
Tujuan pembuatan grafik yaitu untuk menunjukkan perbandingan, informasi yang
kualitatif dengan cepat dan sederhana. Data-data dalam bentuk uraian deskriptif yang ruwet
dan juga kompleks bisa disederhanakan dengan menggunakan grafik. Jadi, jika sebuah grafik
sulit dibaca atau dipahami berarti akan kehilangan manfaatnya yang berharga.
Fungsi grafik yaitu untuk menggambarkan data-data dalam bentuk angka (data
kuantitatif) secara teliti dan menerangkan perkembangan serta perbandingan suatu obyek
ataupun peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. Jadi dapat disimpulkan
fungsi grafik:
1. Menggambarkan data kuantitatif dengan teliti.
2. Menerangkan perkembangan, perbandingan suatu obyek ataupun peristiwa yang
saling berhubungan secara singkat dan jelas. Grafik disusun berdasarkan prinsip-
prinsip matematika dengan menggunakan data-data yang komparatif.
4.6 Bentuk Grafik
Adapun macam-macam bentuk grafik yaitu sebagai berikut :
1. Single Line Chart (Grafik Garis Tunggal)
Single line chart (grafik garis tunggal) adalah grafik yang terdiri dari satu garis untuk
menggambarkan perkembangan satu hal/kejadian. Diagram garis biasanya digunakan untuk
menyajikan data statistik yang diperoleh berdasarkan pengamatan dari waktu ke waktu secara
berurutan.
Sumbu X menunjukkan waktu-waktu pengamatan, sedangkan sumbu Y menunjukkan nilai
data pengamatan untuk suatu waktu tertentu. Kumpulan waktu dan pengamatan membentuk
titik-titik pada bidang XY, selanjutnya kolom dari tiap dua titik yang berdekatan tadi
dihubungkan dengan garis lurus sehingga akan diperoleh diagram garis atau grafik garis. .
Grafik garis atau diagram garis dipakai untuk menggambarkan data berkala. Grafik garis
dapat berupa grafik garis tunggal maupun grafik garis berganda. Misalnya pertumbuhan
jumlah pengunjung.
Grafik 1. 1 Hasil jumlah pengunjung
2. Multiple Line Chart (Grafik Garis Berganda)
Multiple line chart (grafik garis berganda) adalah grafik yang terdiri dari beberapa garis
untuk menggambarkan perkembangan beberapa hal/kejadian sekaligus. Misalnya
perkembangan ekspor menurut perkembangannya
Tabel 1. 1 Penjualan HipotetisToko “Terang”selama Delapan Tahun Terakhir.
Jenis
Barang2000 2001 2002
200
32004
200
52006 2007
Televisi 20 30 35 40 50 65 70 85
Radio 25 45 50 60 65 75 80 90
Kulkas 30 50 60 75 85 90 95 100
Grafik 1. 2 Jumlah Penjualan “Terang” menurut Jenis Barang
3. Multiple Component Line Chart (Grafik Garis Komponen Berganda)
Multiple Component Line Chart (Grafik Garis Komponen Berganda) adalah grafik
yang serupa dengan grafik berganda,akan tetapi garis yang teratas/terakhir menggambarkan
jumlah (total) dari komponen-komponen, sedangkan garis lainnya menggambarkan masing-
masing komponen.
Tabel 1. 2Jumlah Pesawat Terbang menurut Kepemilikan selama Enam Tahun (Unit)
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 20070
102030405060708090
100
TelevisiRadioKulkas
Grafik 1. 3Jumlah Pesawat Terbang menurut Kepemilikan selama Enam Tahun (Unit)
4. Multiple Percentage Component Line Chart (Grafik Garis Presentase
Komponen Berganda)
Multiple percentage component line chart (grafik garis presentase komponen berganda)
adalah grafik yang serupa dengan grafik garis komponen berganda, hanya masing-masing
dinyatakan sebagai presentase terhadap jumlah (total), sehingga garis teratas (terakhir)
merupakan garis yang menunjukkan 100%.
Tabel 1. 3 Data Presentase Realisasi Kredit Kepemilikan Rumah melalui BTN selama Enam
Tahun
Grafik 1.
4 Presentase realisasi Kredit Kepemilikan Rumah melalui BTN menurut Jenisnya
5. Bar Chart (Grafik Batang)
Bar chart (grafik batang) umumnya digunakan untuk menggambarkan perkembangan
nilai suatu objek penelitian dalam kurun waktu tertentu. Diagram batang menunjukkan
keterangan-keterangan dengan batang-batang tegak atau mendatarsecara vertikal dan sama
lebar dengan batang-batang terpisah.
Bar chart (grafik batang) pada dasarnya sama fugsinya dengan grafik garis yaitu untuk
menggambarkan data berkala. Grafik batang juga terdiri dari grafik batang tunggal dan grafik
batang ganda.
Jenis-jenis diagram grafik batang (bar chart) antara lain sebagai berikut :
1. single bar chart (grafik batang tunggal);
2. multiple bar chart (grafik batang berganda);
3. multiple companent bar chart (grafik batang komponen berganda);
4. multiple precentage component bar chart (grafik batang presentase komponen
berganda); dan
5. net balanced bar chart (grafik batang berimbang netto).
Kelebihan Pengguanaan Bar Chart adalah pengguaan yang paling sederhana dan
paling umum.
Kekurangan Pengguanaan Bar Chart adalah sebagai berikut :
a. diagram batang hanya disajikan data yang telah dikelompokkan atas atribut dan
kategori; dan
b. diagram batang tidak dapat menampilkan datum dari tiap orang atau benda yang
dicatat(sebut saja data individual.
a. Single Bar Chart (Grafik Batang Tunggal)
Grafik 1. 5 Hasil Penjualan Hipotetis Harapan Kita selama Tujuh Tahun
*Sebagian data dari
Tabel 1.1
b. Multiple Bar Chart (Grafik Batang Berganda)
Grafik 1. 6 Jumlah Hasil
Penjualan Toko “Terang”
*Sebagian data dari Tabel 1.2
Jenis Barang 2000 2001
2002 2003 2004 2005 2006 2007
Televisi 20 30 35 40 50 65 70 85
2005 2006 20070
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Televisi
Radio
Kulkas
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
60
80
100
120
140
160
Hasil Pen-jualan
Radio 25 45 50 60 65 75 80 90
Kulkas 30 50 60 75 85 90 95 100
c. Multiple Companent Bar Chart (Grafik Batang Komponen Berganda)
Tabel 1. 4 Calon Pemilih warga DKI Jakarta pada Pemilu 1999 menurut Indentitas
Penduduk dan Wilayah
Grafik 1. 7 Calon Pemilih warga DKI Jakarta pada Pemilu 1999 menurut Indentitas
Penduduk dan Wilayah
d. Multiple Precentage Component Bar Chart (Grafik Batang Presentase
Komponen Berganda)
Grafik 1. 8 Nilai Ekspor dan Impor Migas, Indonesia
*Sebagian data dari Tabel 1.2
Jenis Barang 1992 %
Televisi 20 26,67
Radio 25 33,33
Kulkas 30 40
Jumlah 75 100
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Kulkas
Radio
Televisi
e. Net Balanced Bar Chart (Grafik Batangan Berimbang Netto)
Tabel 1. 5 Nilai Ekspor dan Impor termasuk Migas, Indonesia, 1992-1997 (Juta US$)
Grafik 1. 9 Selisih Ekspor-Impor Indonesia (Juta US$)
Tahun Ekspor Impor
1988 19218.5 13248.5
1989 22158.9 16359.6
1990 25675.3 21837
1991 29142.4 25868.8
1992 33967 27279.6
1993 36823 28327.8
1994 40053.4 31983.5
1995 45418 40628.7
1996 49814.8 42928.5
1997 53443.6 59148.4
6. Grafik Pictogram
Pictogram adalah grafik data yang menggunakan gambar atau lambang dari data itu
sendiri dengan skala tertentu.
Contoh :
Penduduk dunia pada akhir abad ke-20 diperkirakan :
1) Afrika : 350 Jt jiwa
2) Amerika : 500 jt jiwa
3) Asia : 2.000 jt jiwa
4) Eropa : 600 jt jiwa
5) Jerman : 50 jt jiwa
6) Uni Soviet : 250 jt jiwa
Dalam bentuk pictogram digambarkan sbb:
7. Kartogram ( Grafik Berupa Peta)
Kartogram atau peta statistik adalah grafik data berupa peta yang menunjukkan
kepadatan penduduk, curah hujan, hasil pertanian, hasil pertambangan dsb.
Contoh :
TABEL 2.10 PEMASARAN TELEVISI PERUSAHAAN “X”, SEMESTER I, 1990
Daerah Pemasaran Jumlah
Semarang
Yogyakarta
Purwokerto
Tegal
Pati
Surakarta
500.000
400.000
300.000
300.000
200.000
350.000
Dalam bentuk kartogram peta statistik tersebut digambarkan sebagai berikut:
Peta Pemasaran Televisi Perusahaan “X”, Semester I, 1990
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan penting dalam kegiatan penelitian
dan dilakukan setelah peneliti selesai membuat desain penelitian sesuai dengan masalah yang
akan diteliti. Pengambilan data primer dalam survei menggunakan kuesioner, observasi, dan
wawancara. Pengambilan Dapat dilakukan dengan pengolahan data yang terbagi menjadi
beberapa yaitu pengolahan data manual dan secara elektromagnetik, dan diaplikasikan dalam
bentuk grafik yang diambil data melalui metode sampling dan sensus agar data yang
didapatkan lebih akurat. Hal ini dilakukan agar penelitian atau analisa yang dilakuakan akan
mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Recommended