View
281
Download
10
Category
Preview:
DESCRIPTION
Â
Citation preview
1Vol. 63 | Apr-Mei 2015
Money&IEMPOWERING ENTREPRENEUR
Vol. 63 Apr-Mei 2015 @MNImagz
Money & I Magazine
www.the-mni.com
MUSIC & BUSINESS
I WAYAN BALAWAN Jazz UntukSemua
HEALTHY LIVING
5 LANGKAH MUDAHMEMULAI GAYA HIDUP VEGETARIANBeberapa Tips memudahkan anda menjadi vegetaris
I WAYAN BALAWAN Jazz UntukSemua
HEALTHY LIVING
5 LANGKAH MUDAHMEMULAI GAYA HIDUP VEGETARIANBeberapa Tips memudahkan anda menjadi vegetaris
2 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
3Vol. 63 | Apr-Mei 2015
4 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
ARIF RAHMAN@LITERATURNEGERI
From the Editor
Ada satu kejadian menarik di awal tahun 2015 lalu, ketika saya bersama
rekan-rekan mahasiswa AKUBANK (Sekolah Akuntansi Keuangan dan
Perbankan) menggelar event kompetisi akuntansi yang kami labeli dengan
nama Student Competition Accounting Talent (SCAT). Rencananya, ini akan
jadi event rutin kami setiap awal tahun.
Kompetisi ini khusus untuk anak-anak SMU dari kelas 10-12. Materi soalnya relatif
beragam, mulai dari soal akuntansi dasar yang sudah didapatkan oleh siswa kelas 10,
sampai dengan akuntansi perusahaan dagang yang baru didapatkan materi ajarnya oleh
siswa kelas 12. Hal inilah yang membuat kami yakin bahwa pemenangnya nanti, besar
BELAJAR DARI PEMENANG “STUDENT COMPETITION ACCOUNTING TALENT”
Amru, pemenang Student Competition Talent
2015, bersama guru pembimbingnya dan Ketua
Juri Vira P (Dosen Akuntansi AKUBANK)
5Vol. 63 | Apr-Mei 2015
kemungkinan dari siswa kelas 12 yang
notabene sudah mendapatkan semua materi
pembelajaran di sekolah.
Sistem penilaiannya, kami sesuaikan
dengan sistem penilaian ujian nasional
(UN). Dengan harapan, cara ini membantu
mereka khususnya yang kelas 12 agar
familiar dengan sistem ini, sebelum mereka
menempuh UN. Di mana, skornya untuk
jawaban benar 4 poin, jawaban salah minus 1
poin dan tidak menjawab 0.
Saya sendiri terlibat sebagai salah satu
tim penilai, dan cukup kaget ketika hasil
rekapitulasi nilai justru menyebutkan
Amrullah, seorang siswa kelas 10 dari SMU
Muhammadiyah yang muncul sebagai
pemenang. Sama seperti kami, Amrullah
pun kaget ketika MC acara memanggilnya
sebagai pemenang untuk naik ke panggung.
Pasalnya Amru, demikian panggilannya,
justru mengalahkan kakak-kakak kelasnya
yang justru berada di peringkat 2 dan 3.
Amru menang dengan total nilai terpaut
sangat tipis.
Penasaran dengan hasil ini, saya pun
membuka kembali lembar jawaban dari 3
orang pemenang dan mengomparasikannya.
Bobot soal dibuat beragam. Dari soal
akuntansi yang mudah sampai yang tersulit.
Beberapa soal tersulit ditempatkan di 10
nomer soal terakhir dari 40 soal yang ada.
Dari lembar jawaban, ternyata Amru banyak
melewati soal-soal di 10 nomor terakhir.
Sementara runner up dan peringkat ketiga,
justru menjawab semua dari 10 soal tersulit
terakhir dan banyak di antaranya justru salah
dan menjadikan nilai mereka minus.
Saya pun kemudian membuat simulasi. Jika
saja, sejumlah soal sulit yang dijawab salah
oleh peringkat 2 dan 3 dihindari, maka
mereka akan mendapatkan skor 0, dan tidak
akan mengurangi total nilai yang mereka
miliki. Hal ini akan mengubah klasifikasi
juara. Amru akan turun ke peringkat 2 dan
siswa yang memperoleh peringkat 2 akan
naik menjadi juaranya.
Nyatanya, Amru yang menjadi pemenangnya.
Amru yang duduk di kelas 10 dan baru
mendapatkan materi ajar akuntansi dasar,
memilih fokus untuk menjawab soal-soal
yang dikuasainya saja, serta menghindari
risiko yang tidak perlu dengan menjawab
soal-soal yang tidak dikuasainya. Cara ini,
justru membawanya menjadi kampiun.
Cara Amru memenangkan kompetisi,
menjadi representatif dari gambaran era
saat ini dengan sejumlah aturan main
barunya. Dulu orang bekerja sekeras-
kerasnya. Sekarang cara lama ini telah usang.
Dulu orang menebar jargon-jargon manis
pemasaran, sekarang cara tua ini tak lagi laku
dipasarkan.
Coba perhatikan, dulu orang berbisnis
haruslah punya modal keuangan yang cukup,
dan kebanyakan diperoleh dari pinjaman
(umumnya bank), menyewa sebuah toko
dan kemudian model bisnisnya adalah retail.
Namun sekarang segala sesuatunya menjadi
semakin spesifik. Aturan main berubah
semakin komplek dan ketat. Dalam situasi
seperti ini, maka tahu aturan main dan
memanfaatkan sistem adalah cara terbaik
untuk menjadi pemenang. Bahkan ketika kita
lebih junior sekalipun.
Dalam industri musik, perubahan yang
terjadi justru sangat frontal. Karir sebagai
musisi di era 90-an sangat menggiurkan
secara finansial. Namun sekarang, situasinya
berbalik, ketika kemajuan teknologi
memungkinkan semua orang berkarya
dengan mudah sebagai musisi. Namun bukan
berarti kemudian profesi ini kehilangan
peminat, namun justru semakin laku dikejar.
Hanya bedanya adalah cara bermain di
industri musik saat ini tidak lagi sama dengan
era 90-an.
Dalam Special Feature kali ini, kami
mengangkat industri musik di Bali sebagai
tajuk utama edisi kali ini. Peluang seperti
apakah yang bisa diperoleh lewat bisnis
memproduksi suara ini. Karena faktanya,
sejumlah musisi Bali ternyata ada yang
mampu menembus kancah nasional,
bahkan internasional, nama Balawan
adalah salah satunya. Karena itulah kami
juga menghadirkan profilnya dalam rubrik
interview. Semoga sajian kami bermanfaat,
selamat membaca.
Jabat Erat,
Arif Rahman
6 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
Mahal, rumit dan butuh banyak talenta, inilah gambaran dari
industri animasi. Dan sekarang, industri ini bukan hanya milik
negara-negara maju, tapi juga jadi peluang bagi negara-negara
berkembang. Siapkah kita berkompetisi?
Publisher Alex P. Chandra (PT. BPR Sri Artha Lestari); Chief Operations Arif Rahman; Public Relations Manager Erry Yoga Sugama; Head of Contents Arif Rahman: Editorial Support Putera Adnyana; Designer Renata Diandara; Photographer Baruna; Money & I Magazine is published monthly by PT. BPR Sri Artha Lestari, Jalan Teuku Umar 110 Denpasar, Bali, Indonesia. Tel: +62 361 246-706; Fax: +62 361 246-705. No part of this publication may be reproduced or transmitted in any form or by any means, electronic or mechanical, including photocopy, recording or any information storage or retrieval system without permission in writing from PT. BPR Sri Artha Lestari. While the editors do their utmost to verify information published, they do not accept responsibility for its absolute accuracy; Editorial & Advertising E-mail: mni.magazine@yahoo.com. Tel: +62 361 784-3244.
I WAYAN BALAWAN
Photographer : IB Baruna
Design Cover : Renata Diandara
18ENTREPRENEURFESTIVAL 2015Pesta wirausaha yang
menghadirkan sejumlah
pebisnis terbaik dari
Bali. Siapakah peraih the
Best Entrepreneur of The
Year?
30 36 71
04 From the Editor
08 Contributors
10 Follow Me On Twitter
12 Snapshot :
Festival Omed-omedan
14 BPR Lestari 7th Shared
Value
28 Event : Linkage Program
CIMB Niaga dan BPR
Lestari
48 Traveller Notes : Tokyo
68 Front of Mind : Perry Chen, Kickstarter 80
60 Intermeso : Have You
Loved Enough?
64 Event : Arisan Lestari,
Zumba Cantik
56 Healthy Living : 7 Alasan
Melakukan Zumba
76 Community : Stand Uo
Comedy Indo Bali
78 Teenlit Corner :
Jensen’s Story
Lifestyle : 5 Most Expensive Pens
Contents
Special FutureRaih Mimpi Lewat Dunia Animasi
Interview : Agung Oka SAnimasi JepangMade in Bali
Interview : Ge PamungkasSi Komik 1000 Suara
BELUM
7Vol. 63 | Apr-Mei 2015
8 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
Alex P Chandra Chairman BPR Lestari dan juga
publisher majalah M&I, memulai
karir sebagai profesional banker
di BCA selama 8 tahun sebelum
akhirnya memutuskan untuk
mendirikan bisnisnya sendiri
BPR Lestari, perusahaan
yang dibawanya menjadi BPR
terbesar di Bali dalam waktu 5
tahun.
Note From A FriendMenjadi Kaya Itu Gampangp.16
Growth StrategiesMenjadi Kaya Itu Gampangp.58
LeadershipTidak Ada Makan Siang yang Gratisp.16
LeadershipTidak Ada Makan Siang yang Gratisp.16
Smart FamilySekolahnya Cuman Having Fun Saja, Ya?p.58
Smart FamilySekolahnya Cuman Having Fun Saja, Ya?p.58
InsightSocial Biz Modelp.58
InsightJensen Storyp.58
YuswohadyMerupakan penulis dari sekitar
40 buku mengenai pemasaran.
Pernah bekerja selama 12
tahun di MarkPlus Inc dengan
posisi terakhir sebagai
Chief Executive. Di bidang
keorganisasian Yuswohady
pernah menjadi Sekretaris
Jendral Indonesia Marketing
Association (IMA).
Pribadi BudionoUlasannya erat terkait dengan
kepemimpinan yang banyak di
adopsi dari sejumlah pemikir
besar. Direktur Utama BPR
Lestari ini mengintrepretasikan
dengan memberikan alternatif
solusi pada permasalahan
yang kerap dihadapi bangsa ini
khususnya yang ada di Bali.
Suzanna ChandraSmart Family adalah rubrik yang
diasuh oleh Managing Director
- Lestari Living ini. Wanita yang
pernah menimba pengalaman
hidup di Australia ini dengan
lugas memaparkan bagaimana
kiat cerdik untuk mengelola
keuangan dan investasi
khususnya di property.
I Made Wenten BPerannya sebagai Direktur di
BPR Lestari membawanya
dekat dengan human
resource & development.
Pengetahuannya akan hal
tersebut dipaparkan dalam
rubrik Growth Strategies,
bagaimana membangun karir
dan kompeten dalam dunia
kerja.
Samantha ChandraMenjadi blogger sejak
tahun 2008, dan menuliskan
rekaan imajinasinya di www.
adriannaandevan.blogspot.com.
Hingga saat ini, lebih dari 30
episode sudah di tuliskannya.
Sejak vol. 37, majalah ini
menayangkan ceritanya secara
berkala.
Denny SantosoAdalah seorang ahli diet, nutrisi,
dan fitnes. Aktif menyebarkan
cara diet sehat dan berolahraga
yang benar melalui www.
PanduanDiet.com, twitter
@dennysantoso, serta Buku
Rahasia Diet. Denny Santoso
juga founder www.SixReps.
com, jejaring sosial bagi fitness
mania.
Hary SusantoMovie reviewer, horror and
thriller mania. Blognya www.
movienthusiast.com yang
mengulas soal film meraih
sejumlah penghargaan tahun
2013 lalu. Blog tersebut saat
ini sudah dikunjungi lebih
dari 2 juta kali. Hary memiliki
perspektif unik soal film yang
di-review-nya.
Contributors
9Vol. 63 | Apr-Mei 2015
BE THE NEXT GEN L 6!!!
KESEMPATAN TERBATAS
HANYA 12 ORANG
Beasiswa meliputi- Biaya pendaftaran
- Biaya SPP/UKT
- Biaya Wisuda
- Biaya Hidup
- Kesempatan mengikuti pelatihan
Seminar dari BPR Lestari
Gen L merupakan program beasiswa dari BPR Lestari
untuk biaya perkuliahan dan biaya hidup bagi siswa-
siswi berprestasi namun kurang mampu secara ekonomi.
“Salah satu misi dari BPR Lestari adalah menjadi force
for good untuk pengembangan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat Bali dan saya percaya, pendidikan adalah
salah satu prasyarat mutlak untuk membangun Bali yang
sejahtera.” - Alex P Chandra, Chairman BPR Lestari
Dayu Mas 08174745003
Lily 082144730058
PERSYARATAN
• Lulus SMU/SMK/Sederajat pada tahun 2014 atau 2015
berdomisili di wilayah bali (Pendaftaran dapat dilakukan mulai
dari semester genap tahun ajaran 2014/2015.
• Diterima sebagai mahasiswa Universitas Udayana tahun ajaran
2015/2016 (non ekstensi).
• Berprestasi di bidang akademik & non akademik.
• Bersedia dan menyetujui semua persyaratan dan ketentuan
program-program Generasi Lestari.
• Mengisi formulir pendaftaran yang dapat di-download di
www.bprlestari.com atau diambil di seluruh kantor BPR Lestari.
• Copy KTP dan KK, foto berwarna setengah badan ukuran 4x6
sebanyak 2 lembar.
• Copy transkrip nilai yang telah dilegalisir (NEM dan STTB) atau
surat keterangan lulus.
• Copy raport SMU/SMK kelas 1,2,3 yang telah dilegalisir.
• Copy sertifikat penghargaan yang pernah diraih.
• Copy rekening pembayaran listrik/air/telepon 3 bulan terakhir.
• Copy kartu tanda mahasiswa & bukti telah diterima
di Universitas Udayana (Jika sudah diterima sebagai mahasiswa).
• Formulir pendaftaran yang sudah diisi beserta dokumen
pendaftaran lainnya selambat-lambatnya diserahkan tanggal
29 Mei 2015 di Kantor BPR Lestari Teuku Umar Jl.Teuku Umar
No. 110 Denpasar Bali
(0361) 246 706
TANYA LESTARI
www.bprlestari.com
CEPAT, BERSAHABAT.
10 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
Alex PC 212@alex_lestari
Kerobokan - Kuta Bali
alexpchandra.com
5,885
tweets
87 2,461TWEETS FOLLOWING FOLLOWERS
Follow Now
Alex PC 212
Alex PC 212
Alex PC 212
Alex PC 212
Alex PC 212
Kaya adalah jika pendapatan dari investasi melebihi biaya hidup pada lifestyle yang diinginkan.
Kata kuncinya investasi dan lifestyle.
Kita bisa ‘kaya’ lebih cepat jika hidupnya sederhana.
Jadi untuk menjadi kaya jawabannya bukan semata menjadi pengusaha. Karyawan juga bisa kaya, pengusaha banyak yang bangkrut.
Mengapa start-up dilarang menggunakan pinjaman bank? Karena usahanya belum menentu, cashflownya unpredictable, gimana bisa membayar angsuran?
@alex_lestari
@alex_lestari
@alex_lestari
@alex_lestari
@alex_lestari
Alex PC 212@alex_lestari
Kerobokan - Kuta Bali
alexpchandra.com
TWEETS FOLLOWING FOLLOWERS
11Vol. 63 | Apr-Mei 2015
12 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
OBSSESIVETO CUSTOMER VALUEOBSESI TERHADAP NILAI-NILAI PELANGGAN
13Vol. 63 | Apr-Mei 2015
OBSSESIVETO CUSTOMER VALUE
14 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
Kedua anak saya, Sammy
dan Tasya kebingungan
setengah mati dengan
tugas dari sekolahnya
tentang entrepreneurship.
Mereka diharuskan menciptakan produk,
menciptakan sesuatu yang baru, berinovasi.
Kebingungan kedua anak saya itu sama
dengan kebingungan ribuan orang yang
bercita-cita menjadi entrepreneur. Apa lagi
sesuatu baru yang harus diciptakan? Yang
orang lain belum mengerjakannya? Yang
belum ada di pasaran?
Buat saya, inovasi merupakan esensi dari
entrepreneurship. Hmmm, bukan cuma
itu, inovasi adalah heart and soul sebuah
perusahaan. Tanpanya, sebuah perusahaan
akan seperti tubuh tanpa jiwa. Berinovasi
INOVASI ... FASTER, BETTER, OR CHEAPER
Alex P. Chandra@alex_lestari
Komisaris BPR Lestari & Founder of Lestari Group
www.alexpchandra.com
“ Inovasi bukan menciptakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Itu invention. We don’t have to re-invent the wheel. Inovasi adalah sebuah disiplin yang bisa dipelajari oleh setiap orang, setiap pebisnis.”
ww
w.freestockphotos.nam
eNOTE FROM A FRIEND
15Vol. 63 | Apr-Mei 2015
merupakan keharusan. Dan tugas serta
tanggung jawabnya ada pada level pemimpin
bisnis.
Saya menyederhanakan inovasi sebagai
segala sesuatu yang bisa kita lakukan
terhadap produk atau jasa, sehingga menjadi
lebih cepat (faster), lebih baik (better) atau
lebih murah (cheaper). Faster, Better or
Cheaper. Pilih salah satu, atau salah dua.
Kalau bisa ketiga-tiganya, the world is yours.
Bagaimana caranya ?Cari penderitaan yang ada di pasar. Temukan
cara lain yang bisa membuat penderitaan
itu kita hilangkan. Air Asia mendapatkan
cara memanfaatkan kursi kosong yang ada
dalam setiap flight-nya dengan dijual murah.
Sehingga penumpang punya kesempatan
terbang murah, dan Air Asia dapat mengisi
penuh pesawat-pesawatnya. Kemudian
secara tepat memposisikan dirinya dengan
low cost airline. Air Asia secara cerdik sukses
mengatasi penderitaan ‘terbang mahal’. And
now everyone can fly, demikian katanya.
Setiap pengusaha yang pernah mengajukan
pinjaman ke bank, pasti merasa frustasi
dengan lambatnya loan approval. Begitu
ketatnya, bank melakukan verifikasi
dan analisa. Begitu jelimet-nya proses
pengambilan keputusan. Tidak ada satu pun
bank yang berani mengklaim berapa lama
sebuah pinjaman akan diputus. Approved or
not approved?
Kalau saja BPR Lestari berhasil mengatasi
‘penderitaan’ ini, membuat proses loan
menjadi lebih sederhana, dan pengambilan
keputusan yang cepat, di lain sisi tetap
prudent, tetap hati-hati, dan kemudian
mengkomunikasikan dengan baik “Kredit
Enggak Pake Lama”, misalnya. Maka saya
optimis, inovasi diproses agar lebih cepat,
akan membuat bisnis BPR Lestari meledak.
Cari ‘penderitaan’ yang ada di pasar, temukan
cara mengatasi ‘penderitaan’ itu. Tidak perlu
sesuatu yang baru, cara lama diperbaiki
menjadi lebih baik, lebih cepat atau lebih
murah. Pilih salah satu atau salah dua, tidak
perlu ketiga-tiganya.
Inovasi tidak terjadi di laboratorium. Inovasi
terjadi di pasar. “Innovation happened in
market place”, demikian kata Peter Drucker.
Inovasi bukan menciptakan sesuatu yang
tidak ada menjadi ada. Itu invention. We don’t
have to re-invent the wheel. Inovasi adalah
sebuah disiplin yang bisa dipelajari oleh
setiap orang, setiap pebisnis.
Cari ‘penderitaan’ yang ada di pasar,
kemudian perbaiki cara yang sudah ada,
terapkan continuous and never ending
improvement. ATM (Amati, Tiru dan
Modifikasi) cara-cara yang dilakukan oleh
orang lain, baik kompetitor di industri kita
ataupun cara-cara yang dilakukan oleh
pemain di industri lain. Dan kita siap ber-
inovasi.
Di Jalan Bumbak dekat rumah saya, ada toko
yang menjual barang-barang kebutuhan
sehari-hari. Saya sering belanja di sana,
membeli Magnum Ice Cream, soda, dan potato
chip. Tokonya besar, lebarnya hampir 15
meter. Parkirnya juga bagus. Namun tokonya
sepi. Saya bilang sama kedua anak saya,
harusnya tokonya dibagi 3 saja. Pertama,
buat berjualan barang-barang kebutuhan
sehari-hari. Toko itu terlalu besar, jadi
sepertiganya saja cukup.
Kemudian raknya ditata lebih baik, glass
window-nya dibersihkan setiap hari supaya
kinclong. Oh ya, lampunya ditambah agar
lebih terang, terutama di malam hari.
Toko lainnya, disewakan saja buat orang yang
berjualan buah-buahan, dengan konsep yang
sama. Tokonya harus bersih, rapi tertata,
kacanya bening dan lampunya terang.
Dan toko yang satunya disewakan atau
diusahakan buat berjualan roti.
Sekarang di lokasi usahanya itu, orang bisa
belanja Magnum Ice Cream, membeli buah dan
roti sekaligus, integrated. Saya jamin omzet
usaha tadi minimal 3 kali lipat dari usahanya
sekarang.
Oh ya, kalau sekarang tutup jam 5 sore,
perpanjang bukanya menjadi sampai jam 8-9
malam. Omzetnya pasti akan bertambah lagi.
That is innovation. That is entrepreneurship.
Anak saya kebingungan. Mereka bilang,
“Bukan seperti itu yang diajarkan di sekolah”.
Nah lho?
Cari ‘penderitaan’ yang ada di pasar, perbaiki cara yang sudah ada, terapkan continuous and never ending improvement. ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi) cara-cara yang dilakukan oleh orang lain, baik kompetitor di industrI kita ataupun cara-cara yang dilakukan oleh pemain di industri lain. Dan kita siap ber-inovasi.
NOTE FROM A FRIEND
16 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
Hadiah Utama Jumbo WOW BPR Lestari
Nangkring Di Garasi
Rumah Henry Satex
Senin pagi (27/4), Henry Satex masih tidak percaya sebuah mobil Toyota Kijang
All New Grand Innova baru berwarna putih cemerlang telah terparkir rapi di
dalam garasi rumahnya di bilangan Diponegoro, Denpasar. Menariknya lagi,
mobil tersebut dihiasi oleh pita berwarna biru dan oranye layaknya sebuah
hadiah khusus untuk dirinya. Ya, mobil Toyota Kijang All New Grand Innova
tersebut memang hadiah spesial dari BPR Lestari untuk Henry Satex. Bukan tanpa alasan,
pria yang berprofesi sebagai wirausahawan ini keluar sebagai pemenang utama di program
Undian Tabungan Jumbo WOW Periode I Tahun 2015.
“Awalnya sempat ragu, ketika ada marketing dari BPR Lestari menghubungi saya dan
menyampaikan kalau nomor undian saya keluar sebagai pemenang mobil. Saya sempat
tidak percaya, tapi ternyata ini beneran,”
papar Henry. Ia juga sempat mengaku
kalau sebelumnya, ia sudah sempat
memenangkan hadiah LED TV dan
liburan ke Shanghai, sehingga ia tidak
berekspektasi bisa memenangkan hadiah
utama.
Hampir lebih dari enam tahun, Henry
menjadi nasabah setia BPR Lestari.
“Pelayanan Lestari sangat memuaskan.
17Vol. 63 | Apr-Mei 2015
JUMBO WOW
Saya juga sangat diuntungkan dengan
adanya Tabungan Jumbo. Selain bunganya
yang tinggi, Tabungan Jumbo juga bebas
biaya RTGS dan transfer ke semua bank,”
ungkapnya. Henry juga sangat memuji
keberadaan Kartu First Ladies yang
memberikan banyak keuntungan untuk
istrinya. Ia berharap BPR Lestari juga
mengeluarkan kartu khusus untuk pria.
Sebelum tiba di garasi rumah Henry Satex,
BPR Lestari melakukan konvoi hadiah
utama Tabungan Jumbo di seputar jalanan
kota Denpasar. Penyerahan hadiah utama
ini pun dilakukan langsung secara resmi
oleh Direktur BPR Lestari, Pribadi Budiono
di kediaman Henry Satex. Sebelumnya,
pengundian Tabungan Jumbo Wow 2015
Periode I telah diselenggarakan di BPR
Lestari WR Supratman pada Kamis (16/4).
Total sebanyak 56 hadiah dilepas oleh BPR
Lestari dalam program undian Jumbo Wow
2014, yakni 1 unit Toyota Kijang All New
Grand Innova, 5 paket couple amazing tour
Hongkong – Shen Zhen – Macau, dan 50
Samsung LED TV.
“Hadiah Tabungan Jumbo tahun ini
masih sama banyaknya dengan periode
sebelumnya. Jadi tingkatkan saldo Anda,
maka kesempatan untuk memenangkan
hadiah-hadiah keren di program Undian
Tabungan Jumbo Wow pun semakin besar,“
terang Erry Yoga Sugama, selaku Public
Relations BPR Lestari.
Awalnya saya ragu ketika
ditelpon marketing saya
kalau nomor undian saya
keluar sebagai pemenang
mobil. Saya sempat tidak
percaya, tapi ternyata ini
beneran.
- Henry Satex
18 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
Dalam satu kesempatan,
saya diundang oleh Berita
Satu untuk sebuah acara
TV talkshow yang bagi saya
sangat inspiring. Saya diminta
membahas sepak terjang seorang gadis
belasan tahun membangun bisnis online,
namanya Chloe Purnama. Yang istimewa
adalah model bisnis yang dibesut Chloe,
yaitu social biz model. Mengembangkan
bisnis online oleh teen sudah biasa di
Indonesia, tapi bisnis online yang diramu
dengan misi kepedulian sosial, itu yang
masih tidak biasa.
PEDULI
Chole hidup dalam sebuah keluarga yang
hangat dan bahagia. Seperti umumnya
keluarga bahagia, masa kanak-kanaknya
menyenangkan. Everything is perfect.
Namun, titik balik terjadi saat Clida, salah
satu adik kembarnya meninggal dunia
akibat kanker ganas di otak. Peristiwa
memilukan ini mengubah hidup dan
pandangan Chloe dan keluarganya.
Nuraninya terketuk. Sejak saat itu spirit
memberi dan berbaginya membuncah.
Dorongan yang kuat untuk memberi
manfaat kepada orang lain, terutama
mereka yang berkekurangan akhirnya
membawa Chloe kepada bisnis online
shop. Misinya mulia, berdagang di ranah
online kemudian menyumbangkan hasilnya
INSIGHT
YuswohadyPraktisi Pemasaran dan ex. Sekjen Indonesia Marketing Association
www.yuswohady.com
Social Biz Model
untuk orang-orang yang membutuhkan.
Bagi Chloe memberi kepada orang yang
berkekurangan adalah obat paling mujarab
atas kedukaan luar biasa yang ia alami,
karena kehilangan sang adik.
Awalnya Chloe menjual produk-produknya
(mulai dari produk fashion, kosmetik, hingga
beragam aksesoris) melalui grup-grup BBM
yang dia ikuti. Dengan tekun ia mengetuk
hati teman-temannya untuk membeli
produk-produk yang ia tawarkan sekaligus
membantu sesama. Bisnis online Chloe
mulai menggeliat setelah ia memanfaatkan
Instagram (cek: @chloepurnama). Dengan
modal akun Instagram dan ketekunan
melayani pelanggan, dalam waktu dua
tahun bisnis online Chloe sudah mencapai
omzet ratusan juta perak.
STORY-TELLING
Membuka toko online melalui blog atau
Instagram mah gampang, semua orang
bisa. Apa susahnya membuat blog atau
membuka akun Instagram. Yang sulit
adalah mendatangkan traffic dan merayu
netizen untuk berkunjung. Nah, akun
Instagram Chloe memiliki daya magnet
yang luar biasa dalam menarik netizen,
karena memiliki cool factor dan elemen
story-telling yang kuat. Apa story-telling
tersebut? Tak lain adalah idealisme dan
social biz yang melandasi model bisnisnya.
“ Bisnis tak melulu
mengeruk keuntungan
sebesar - besarnya,
tapi perlu dilandasi oleh
prinsip-prinsip memberi
dan berbagi yang
meneduhkan”
19Vol. 63 | Apr-Mei 2015
INSIGHT
“Chloe ingin menolong
orang-orang yang tak
beruntung dengan uang
hasil jerih payahnya
sendiri.”
Inilah yang namanya business with
principles. Bisnis yang tak melulu mengeruk
keuntungan sebesar-besarnya, tapi
dilandasi oleh prinsip-prinsip memberi
dan berbagi yang meneduhkan. Bagi
bisnis Chloe, spirit of giving inilah sumber
magnet untuk menarik konsumen. Bisnis
yang dijalani Chloe mengandung nilai-
nilai mulia yang mampu membentuk
emotional connection antara brand
dengan konsumen. Emotional connection
inilah yang menjadi dasar terbentuknya
relationship, loyalty, bahkan evangelism
di kalangan konsumennya. Emotional
connection ini pula yang memicu word of
mouth dan positive viral di kalangan netizen
yang tersentuh oleh ide mulia di balik bisnis
tersebut.
Sepak terjang Chloe, mengingatkan saya
pada TOMS Shoes di Amerika Serikat
yang mengusung model bisnis yang kira-
kira sama. TOMS yang didirikan oleh
Blake Mycoskie ini menggunakan apa
yang disebut model bisnis One for One
yang sukses luar biasa. Intinya, untuk
satu pasang sepatu yang terjual, TOMS
mendonasikan satu pasang sepatu lain
untuk anak-anak yang tidak beruntung di
Argentina, Ethiopia, Rwanda, Guatemala,
dan lain-lain. Dengan mengandalkan
word of mouth dan para evangelists
fanatik sebagai alat pemasaran ampuh,
TOMS meraup sukses luar biasa hingga
merambah kategori lain, seperti kacamata
dan baju. Seperti halnya Chloe, TOMS
mengandalkan kekuatan story-telling
dengan sebuah misi bisnis yang sangat
mulia.
THE MORE YOU GIVE, THE MORE YOU GET
Upaya mulia Chloe memberi pelajaran
berharga pada kita betapa kepedulian
kepada sesama bisa menjadi “roh” bagi
kesuksesan sebuah bisnis. Coba saja
kalau bisnis online Chloe murni mencari
profit, seperti umumnya bisnis-bisnis online
yang lain, pasti siapa pun tak akan peduli.
Mungkin juga saya tak akan menulis artikel
ini. Namun, ketika pilar-pilar bisnisnya
dibangun di atas spirit of giving yang luar
biasa maka dunia pun menoleh kepadanya.
Istilah kerennya Mestakung, semesta
mendukung. Barangkali karena pengaruh
Mestakung pula saya menulis artikel ini.
Saya percaya pada hukum Tuhan, bahwa
ketika Anda berbuat kebajikan dan
memberi kemanfaatan luar biasa pada
orang-orang di sekitar Anda, maka mereka
akan membalasnya dengan kebajikan dan
kemanfaatan yang jauh lebih luar biasa.
“The more you give, the more you get”.
Ketika Google misalnya, memberikan
kemanfaatan luar biasa kepada kita semua
(contohnya, cari alamat gang di Jakarta
begitu gampangnya dengan Google Map
dan gratis lagi), maka kita pun akan balik
berupaya menyukseskan Google. Tak
heran jika Google kini menjadi salah satu
perusahaan tersukses di dunia. Sekali lagi,
Mestakung. Karena itu janganlah ragu-ragu
untuk give more ke orang lain, karena pasti
Anda akan get more dari mereka.
Prinsip “the more you give, the more you
get” begitu gampang diucapkan, tapi amat
sulit dijalankan. Untuk mewujudkannya
dibutuhkan ketulusan, kejujuran pada diri
sendiri, dan keikhlasan. Dan terus terang,
selama sejam saya di acara talkshow Berita
Satu, saya (Nama: Yuswohady. Umur:
kepala empat. Dikenal sebagai: pakar
bisnis dan pemasaran) belajar ketulusan,
kejujuran, dan keikhlasan yang luar biasa
dari seorang gadis berusia 13 tahun. Wow!
Dan ingat tiga hal inilah “jantung” dari social
biz model.
ww
w.bp.blogspot.com
20 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
Proses digitalisasi di segala bidang berhasil membawa pita kaset dan tape player ke
museum lebih cepat. Saat ini hampir tidak ada lagi yang menggunakan teknologi
tersebut, sama seperti ketika piringan hitam digeser oleh teknologi pita kaset. Padahal,
musisi sangat menggantungkan hidupnya dari dua sumber utama. Pertama, penjualan
kaset tape-nya, kedua ketika perform di panggung. Namun revolusi ini, tidak serta merta
mematikan mereka yang tetap konsisten berkarya.
Jika berkaca pada sejarah, di tahun 80-an, penjualan album seorang musisi bisa menembus angka
200-300 ribu copy. Ebit G Ade melalui album Camelia-nya merupakan salah satu musisi yang paling
laris ketika itu. Di era 90-an, Iwan Fals dengan album Sarjana Muda sukses melambungkan single
INDUSTRIYang Tak Lekang
Oleh Jaman
SPECIAL FEATURE
21Vol. 63 | Apr-Mei 2015
hits Oemar Bakrie hingga menembus angka
satu juta copy. Bahkan ketika krisis moneter
terjadi tahun 1997 silam, industri musik
nyaris tidak terkena dampaknya. Di era ini,
ramai-ramai Sheila on 7, Dewa, Padi, Slank
dan Radja menembus 1 juta copy. Dan di
era 2000-an Peterpan malah membukukan
rekor penjualan 2 juta copy. Jika saja per
satu album musisi mendapatkan seribu
rupiah saja, maka setidaknya band-band ini
membukukan minimal satu miliar hanya dari
penjualan albumnya saja.
Fenomena ini juga terjadi di daerah.
Satu dekade terakhir industri musik di
Bali menggairahkan, khususnya lagu
bergenre Pop Bali yang sangat diminati.
Ayu Laksmi memulainya di tahun 90-an,
wanita dari Singaraja ini menjadi artis
Bali pertama yang sanggup go nasional,
dijuluki Lady Rocker bersama Nicky Astria.
Pasca Ayu Laksmi, industri musik di Bali
seolah hilang dari peredaran, baru pada
tahun 2003, band Superman Is Dead (SID)
kembali menghidupkan nama musisi Bali.
Keberhasilan SID melakukan penetrasi pasar
berhasil membawa mereka hingga tampil
di mancanegara. Inilah trigger bangkitnya
industri musik di Bali.
Era BergantiNamun saat ini, ketika teknologi mengalami
kemajuan, peluang lain dalam industri musik
justru muncul dari sisi yang berbeda, bahkan
lebih variatif. Penjualan album bukan lagi
target utama, bahkan hanya dengan merilis
satu single lagu saja, seorang musisi bisa
mencapai tingkat popularitas yang tinggi.
Saat ini, band seperti D’ Massive, The Rock,
dan Samson, mampu mengantongi miliaran
rupiah hanya lewat aktivasi ringback tone
lagu-lagu mereka, belum lagi dari tarif per
sekali manggung. Sementara di satu sisi,
yang menawarkan jasa dengan biaya tidak
lebih dari 1 juta rupiah dan digarap secara
profesional. Televisi pun dengan senang hati
menayangkan klip tersebut. Menjualnya di
internet pun, nyaris tidak kena biaya. Saat
ini, biaya transportasi akomodasi promosi
ke daerah-daerah juga sangat murah. Inilah
yang kemudian menjadikan bisnis di industri
ini menjadi demikian sederhana dan orang
beramai-ramai ikut berkecimpung di industri
ini.
Belum lagi dari ringback tones, sebelum
pemerintah menghentikan layanan jual
ringback tones, Samson dengan lagu Kenangan
Terindah kabarnya diaktivasi 2.1 juta kali,
dan lagu Ruang Rindu dari Letto mencapai
3.2 juta kali untuk dijadikan nada tunggu.
Padahal, satu kali aktivasi setidaknya bertarif
Rp. 5000 – 7000 / bulan, maka uang yang
berputar di RBT untuk satu buah lagu bisa
mencapai Rp. 10 miliar. Diperkirakan uang
yang beredar di bisnis RBT mencapai lebih
dari 1,3 triliun. Wow, hanya untuk nada
tunggu yang akan didengarkan orang lain,
masyarakat kita membelanjakan dananya
hingga mencapai triliunan rupiah.
Namun lepas dari sisi komersialnya, tidak
sedikit bermunculan musisi yang berkarya
karena idealisme seninya. Sekalipun
pasarnya tidak besar, namun mereka sanggup
bertahan dan tampil menawan. Salah satu
yang paling mencuri perhatian adalah
Balawan. Pemuda Bali ini dikenal karena
kecintaannya pada seni musik tradisional
yang dikombinasikan dengan warna modern.
Hingga hari ini, Balawan tetap produktif
berkarya di tengah ketatnya persaingan di
industri ini. Kuncinya, jika mampu merespon
perubahan dengan positif, maka untuk tetap
bertahan bukanlah misi yang mustahil.
dunia televisi berlomba-lomba menayangkan
hiburan live music, dari yang pagi hari sampai
di jam prime time.
Berdasarkan survei, rating televisi
mengalami kenaikan signifikan dengan
menampilkan para artis atau musisi tersebut.
Demikian pula dengan penjualannya dalam
format MP3 atau digital, menjadi bintang
iklan, soundtrack film atau sinetron, dan
banyak lagi. Inilah era baru industri musik
tanah air, menggeliat, dan menjadi tuan
dirumah sendiri.
Hampir setiap waktu, ada artis-artis baru
yang bermunculan menggeser yang lama.
Sementara yang baru pun tengah diantri oleh
banyak musisi lain yang menunggu peluang
dan saat yang tepat bisa naik panggung
menggeser yang tengah ada. Kemajuan
teknologi digital menjadikan industri di
bisnis ini demikian sederhana, terasa mudah,
namun tetap menggiurkan.
Bayangkan, jika musisi dulu membutuhkan
setidaknya 10 lagu untuk direkam dalam
satu album yang nantinya berupa kaset.
Proses rekaman dan mixing yang lama
dan membutuhkan biaya besar, karena
perlengkapannya memang tidak murah,
kemudian promosi keliling daerah yang biaya
transportasinya mahal dan pembuatan video
klip yang juga menghabiskan dana besar.
Sekarang, seorang musisi bisa populer
bahkan hanya dengan satu single saja.
Recording saat ini dapat dilakukan di studio
kecil dengan kualitas sudah cukup baik.
Distribusinya dalam bentuk digital berformat
MP3 dan sejenisnya yang bisa dijual lewat
internet dan diputar oleh radio-radio secara
gratis. Pembuatan video klip pun ternyata
tidak mahal. Untuk durasi 1-3 menit ada
SPECIAL FEATURE
22 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
Inilah industri yang tek lekang oleh zaman, pelakunya hilir mudik berganti. Peminatnya tak pernah putus
setiap generasi. Bahkan ketika kemajuan teknologi mengambil peran besar pada revolusi industri musik,
toh tidak mematikan mereka yang tahu bagaimana caranya berkarya. Di Bali, inilah deretan seniman yang
kerap menghibur masyarakat banyak lewat karya merdu mereka.
MEREKA YANG TETAP BERKARYAMEREKA YANG TETAP BERKARYA
Julukannya Lady Rocker, menasional
di tahun 1989, namun gagal di album
keduanya yang dirilis tahun 1993. Sejak
itu Ayu lebih banyak tampil di kafé-kafé
dan sempat tampil sebagai salah satu
pemeran di film besutan Garin Nugroho
Under the Tree. Dan belakangan mulai
bangkit kembali bermusik, namun kali ini
tidak dengan lagu-lagu yang dulu pernah
mempopulerkannya, namun bernuansa
etnik relijius berjudul Svara Semesta.
Lelaki bernama lengkap I Dewa Gede
Budjana ini mungkin tidak tepat disebut
sebagai musisi yang go nasional, namun
memang meniti dan mencapai puncak
karirnya di ibukota. Terlahir bukan dari
keluarga musisi dan belajar gitar secara
otodidak. Pria kelahiran Klungkung ini
memulai karirnya dengan lagu Nusa
Damai yang meraih award prestisius
di tahun 1984. Selepas pendidikan
akademiknya, Budjana memutuskan
merantau ke Jakarta dan belajar musik
Jazz dengan Jack dan Indra Lesmana.
Belakangan pada tahun 1994 bergabung
dengan grup band Gigi dan melahirkan
banyak karya bersama band yang
digawangi oleh Armand Maulana
tersebut.
Nama Didi Kempot boleh jadi bergaung
di Jawa tengah, tapi nama Widi Widiana
berani disejajarkan untuk daerah Bali.
Konsisten menelurkan album pop
berbahasa Bali, tidak berlebihan untuk
menyebut Widi sebagai pelopornya.
Saat ini sudah begitu banyak musisi lain
yang mengikuti rekam jejaknya, dan juga
menuai kesuksesan yang sama, sebut saja
seperti Dek Ulik.
Nama Didi Kempot boleh jadi bergaung
di Jawa tengah, tapi nama Widi Widiana
berani disejajarkan untuk daerah Bali.
Konsisten menelurkan album pop
berbahasa Bali, tidak berlebihan untuk
menyebut Widi sebagai pelopornya.
Saat ini sudah begitu banyak musisi lain
yang mengikuti rekam jejaknya, dan juga
menuai kesuksesan yang sama, sebut saja
seperti Dek Ulik.
Nama Didi Kempot boleh jadi bergaung
di Jawa tengah, tapi nama Widi Widiana
berani disejajarkan untuk daerah Bali.
Konsisten menelurkan album pop
berbahasa Bali, tidak berlebihan untuk
menyebut Widi sebagai pelopornya.
Saat ini sudah begitu banyak musisi lain
yang mengikuti rekam jejaknya, dan juga
menuai kesuksesan yang sama, sebut saja
seperti Dek Ulik.
23Vol. 63 | Apr-Mei 2015
Sama seperti Budjana, sebagai musisi
perangkatnya adalah gitar. I Wayan
Balawan yang lahir di Gianyar, 9
September 1973 adalah pemusik Jazz
Indonesia. Balawan adalah seorang gitaris
Jazz yang namanya melejit dan semakin
difavoritkan di Indonesia dengan teknik
bermain gitar Touch Tapping Style. Balawan
membentuk Batuan Ethnic Fusion yang
mengusung eksplorasi musik tradisional
Bali.
Band yang mempopulerkankan punk rock
di Indonesia, mengawali karir dari Kuta
dan hits lewat tembangnya Kuta Rock
City. Personilnya tiga pemuda yakni Bobby
Kool (lead vocal, guitar, a dog lover and a
graphic designer), Eka Rock (laid back bass
and backing vocal), dan Jrx (drummer).
Terbentuk sejak tahun 1995 dan populer
ditahun 2003-an, sudah mengeluarkan
beberapa album yang sebagian besar
terjual laris di pasaran. Lebih jauh
mengenal SID dapat dilihat pada interview
kami bersama Vokalis mereka Bobby.
Made Bawa, nama itu mungkin asing
bagi Anda, namun jika menyebut Lolot,
maka publik di Bali umumnya mengenal
nama tersebut. Pria kelahiran Denpasar
ini mampu menjual albumnya hingga
60.000 keping, bahkan beberapa sumber
menyebut 75.000 keping untuk album
debutnya yang beredar pada bulan
April 2003, Gumine Mangkin. Semua
lagu-lagunya dibawakan dengan bahasa
Bali. Cuma bedanya, yang ini dbawakan
dengan gaya punk rock, tidak pop seperti
lagu berbahasa Bali lainnya.
Band yang dibentuk tahun 1996 ini
awalnya hanya memiliki dua personil,
Robi dan Dankie. Namun, belakangan
personil nya bertambah maka
terbentuklah Navicula. Aliran musiknya
grunge terpengaruh dari band Nirvana.
Tahun 2004 lalu band ini menandatangani
kontrak dengan Sony-BMG, sebuah major
label yang menangani album ke 4. Namun
album ke-5, mereka sampai dengan yang
terbaru kembali di jalur indie.
Terlahir dengan nama I Made Murdita,
di Denpasar 1982. Namun kemudian
lebih dikenal dengan nama Nanoe Biroe.
Hampir sama dengan Lolot, Nanoe Biroe
juga berhasil menjual albumnya yang
pertama “Suba Kadung Metulis” hingga
48.000 ribu copy. Dan diikuti dengan
munculnya komunitas fans mereka
yang disebut Beduda. Selain lewat
musiknya, lelaki berambut gimbal ini juga
berhasil menjual merchandise nya, dan
bisa dibilang musisi dengan penjualan
merchandise yang bagus. Mulai dari
stiker, pin, emblem, t-shirt, kemeja, boxer
sampai gesper dan topi. Bahkan fans-nya
sekarang tidak hanya ada di Bali, namun
sudah ada Beduda Lombok, Banyuwangi,
Bandung, Yogya, Manado, Palu dan
Lampung.
24 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
INTERVIEW | BALAWANINTERVIEW | BALAWAN
“Talenta tanpa dibarengi latihan itu mustahil”
- Balawan
25Vol. 63 | Apr-Mei 2015
INTERVIEW
I Wayan Balawan
Jazz Untuk Semua
Balawan meraih sebuah gitar di hadapannya. Jari-jarinya mulai meraba-raba senar seraya
memasang kuda-kuda. Lantas, ia pun memainkan sebuah tembang populer milik John Legend
bertajuk All of Me. Bunyi merdu permainan gitarnya berbaur dengan suara khas vokal Balawan.
Suasana studionya di Balawan Music Training Centre itu pun mendadak melankolis dibuatnya.
Menariknya untuk memproduksi nada-nada
indah tersebut, Balawan tidak memetik gitarnya
seperti kebanyakan gitaris lakukan. Justru
Balawan memencet senar-senar gitarnya
bak tengah memainkan sebuah piano. Ia
menerapkan sebuah teknik berbeda di sana, yang kemudian
menjadi ciri khas seorang Balawan, yakni touch tapping style.
Teknik ini memungkinkan delapan jari aktifnya bermain lincah di
antara senar-senar gitar. Melalui teknik itulah, julukan sebagai
pemilik magic fingers disandangnya.
Di Indonesia, Balawan dapat dikatakan sebagai pelopor teknik
touch tapping style. Bahkan di setiap gelaran musik, Balawan
menjadi satu-satunya musisi Indonesia yang kerap bermain
menggunakan dua gagang gitar. Praktis, kemampuan Balawan
dalam mengeksplor teknik bermusik membuat namanya mendunia
dan disejajarkan dengan para gitaris kelas dunia seperti Eric
Monterain, Steve Vai, dan Eddie Van Hallen. Teknik touch tapping
style yang diterapkan Balawan sejatinya adalah
pengembangan dari teknik touch system yang
pertama kali digagas oleh Jimmy Webster.
Di luar negeri, teknik ini sudah banyak
dikembangkan oleh gitaris-gitaris kondang,
seperti Merle Travis, Mark Laughlin, Eddie
Van Hallen, dan Eric Monterain. Di tangan
balawan, touch tapping style yang dimainkan
merupakan a la nya sendiri.
Tidak hanya touch tapping style yang
membuat permainan Balawan punya magnet
tersendiri. Pria yang bernama lengkap I Wayan
Balawan ini juga senang mengeksplorasi
musik etnik dan mengolaborasikannya ke
dalam permainan jazz-nya. Puncaknya adalah
saat Balawan membentuk sebuah grup musik
etnik Bali bernama Batuan Ethnic Fusion,
26 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
di mana musisi-musisi yang
tergabung di dalamnya berasal
dari kampung halaman Balawan
sendiri, yakni di Desa Batuan,
Gianyar. Pun mereka adalah
kawan-kawan semasa kecilnya,
antara lain I Wayan Suastika,
Wayan Sudarsana, Nyoman
Marcono, Nyoman Suwidha,
Gusti Agung Bagus Mantra,
Gusti Agung Ayu Risna Dewi,
dan Ito Kurdhi.
Batuan Ethnic Fusion mampu
mengawinkan instrumen
musik tradisional Bali, seperti
kendang, rindik, cengceng,
suling, reong, dan genggong,
dengan instrumen musik
modern semisal drum, flute,
gitar, keyboard, bahkan bass
sekalipun. Bunyi-bunyian
yang diproduksinya pun
begitu fantastis dan mampu
memberikan warna baru di
ranah musik jazz. Balawan
sendiri membentuk Batuan
Ethnic Fusian pada tahun 1997,
tahun di mana ia kembali ke
Indonesia usai merantau di
Australia dan mendapatkan
gelar Diploma of Music dari The
Australian Institute of Music.
Di Negeri Kangguru, Balawan
mendapatkan beasiswa selama
tiga tahun untuk belajar musik,
terutama memperdalam teknik
bergitarnya. Pria kelahiran
9 September 1973 ini juga
sempat berkarir sebagai gitaris
profesional di Sidney selama
dua tahun.
Musik telah menjadi bagian
hidup seorang Balawan
sejak usianya masih 8 tahun.
Gamelan Bali lah yang menjadi
awal perkenalan Balawan
dengan dunia musik. Melalui
gamelan Bali, ia belajar
tentang harmonisasi nada-
nada pentatonik dan teknik
kecepatan bermain. Menginjak
usia remaja, Balawan mulai
kepincut dengan alat musik
gitar. Tak tanggung-tanggung,
Balawan juga bereksperimen
dengan aliran musik rock. Musik
Deep Purple dan The Beatles
pun kerap dibawakannya.
Bahkan, ia sempat punya band
rock di masa SMA yang sering
membawanya ikut kompetisi
musik bergengsi di zamannya.
Sepanjang karir bermusiknya,
Balawan telah merilis lima
album studio. Diawali dengan
peluncuran album debut
bertajuk GloBALIsm pada
tahun 1999, di mana juga
menyertakan kolaborasi apiknya
bersama Batuan Ethnic Fusion.
Di bawah label rekaman Chico
& Ira Productions, album ini
diproduseri langsung oleh Dewa
Budjana. Album ini terbilang
sangat idealis, karena mampu
menampilkan daya eksplorasi
musik baru oleh Balawan
bersama Batuan Ethnic Fusion.
Sementara pada tahun 2001,
Balawan merilis album self-
Touch tapping style,
khas ala Balawan
1
1
INTERVIEW
27Vol. 63 | Apr-Mei 2015
titled-nya yang direkam di
stasiun RRI (Radio Republik
Indonesia) di Denpasar dan
dibantu oleh Jimmy Sila
bersama Acoustic Music
Records, sebuah label rekaman
asal Jerman.
Album keduanya ini bisa
dikatakan memiliki kombinasi
antara musikalitas standard
dan musik tradisional Bali.
Lagu Bali populer seperti Putri
Cening Ayu dibawakannya
dengan teknik touch tapping
pada gitar bersenar 12 di
dalam album ini. Magic Fingers
keluaran 2005 merupakan
album ketiga Balawan yang
mampu membuatnya dikenal
luas oleh penikmat musik tanah
air. Semua Bisa Bilang menjadi
tembang paling favorit di album
tersebut.
Balawan selalu wara-wiri
mengharumkan nama
Indonesia di panggung-
panggung musik dunia. Sudah
puluhan festival musik berskala
Internasional disambanginya,
seperti East Meet West Gitarren
Festival Edenkoben Germany
(2000), Open Strings Guitar
Festival Osnabrueck Germany
(2000), Tour International Guitar
Nights in 12 Cities in Germany
(2001), Hell Blues Festival in
Trondheim Norway September
(2001), Hell Blues Festival in
Trondheim Norway (September
2005), Australian Tour 4 Cities
with Batuan Ethnic Fusion
(Oktober 2005), Pop Asia
Fukuoka Japan (October 2005),
Tokyo Asia music Market Tokyo
Japan (2005), dan lain-lain.
Kini Balawan tidak hanya
berekspresi di atas panggung
dan di dalam studio rekaman,
melainkan suami dari Ni Gusti
Ayu Kamaratih ini juga tengah
mengelola sebuah sekolah
musik yang diinisiasinya sendiri
sejak tahun 2013, bernama
Balawan Music Training
Centre (BMTC). Di sekolah
yang berlokasi di bilangan
Suli, Denpasar itu pula,
reporter Money & I Magazine
berkesempatan mewawancarai
beliau. Dalam obrolan hangat
sepanjang 45 menit tersebut,
peraih penghargaan The Icon
di ajang Entrepreneur Festival
“KALAU SAYA YANG
SEKARANG INI ADALAH
KOMPILASI DARI SEMUA
YANG SAYA DENGARKAN
ITU. NAH, KALAU ADA
ORANG YANG MAU NIRU
STYLE MUSIK SAYA, BISA
SAJA. LATIHAN GITAR
SAJA 8 JAM SETIAP HARI
BARENG SAYA.”
INTERVIEW
2015 yang digelar Money &
I Magazine dan BPR Lestari
beberapa bulan lalu itu, tidak
hanya menceritakan seputar
karir musiknya. Melainkan,
Balawan juga turut menguraikan
ide-ide terpendamnya untuk
sebuah misi mengembangkan
potensi musisi-musisi jazz di
Bali. Berikut petikan wawancara
panjangnya!
Sedang sibuk apa akhir-akhir ini Bli Balawan?
Ada beberapa undangan
untuk mengisi acara musik
dan workshop, semacam klinik
gitar di sekolah-sekolah musik,
seperti di Sumatra dan Jawa.
28 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
INTERVIEW
Masih sering manggung di festival jazz di ibukota, semisal Java Jazz?
Untuk yang tahun lalu memang tidak ikut
serta. Malah rencanya saya ingin membuat
festival musik jazz dengan branding
sendiri di Bali. Niatnya sih festival ini akan
digratiskan, biar semua orang lokal bisa
menikmati musik jazz serta memberikan
kesempatan bagi musisi-musisi lokal jazz
untuk turut unjuk gigi.
Sekarang sudah banyak festival jazz
bertebaran di Indonesia, apalagi di Bali.
Saya takutnya jika festival-festival ini sudah
semakin besar tidak lagi merangkul musisi-
musisi lokal dan mereka hanya akan jadi
penonton di daerah mereka sendiri.
Maksudnya terlalu banyak mengundang musisi luar negeri ketimbang musisi lokal?
Bukan masalah banyak musisi luar
atau bagaimana, tetapi sekali lagi balik
ke tujuan festival itu sendiri seperti
apa. Apakah festival itu memang ingin
mengembangkan potensi lokal atau hanya
sekadar mengeksploitasi. Bisa saja kan
hanya ingin mengeksploitasi, menjual
nama dengan embel-embel Bali supaya
dapat duit. Semestinya kan festival itu
harus bisa melakukan sesuatu demi
masyarakat lokal tanpa semata-mata hanya
mengeruk keuntungan. Harus benar-benar
memperhatikan timbal balik ke lokalnya
itu seperti apa. Saya sangat ingin, apabila
nanti ada musisi jazz ibukota datang
mengisi festival ke sini, kalau bisa ia tidak
bawa band-nya sendiri, tetapi coba ajak
musisi lokal di sini untuk mengiringinya.
Kan itu bisa membuat mereka ikut
mengembangkan diri. Mereka akhirnya
tidak akan jadi penonton saja, tetapi
mendapatkan pembelajaran diri.
Menarik sekali konsepnya. Apakah ada inspirasi lain yang mengilhami Anda untuk membuat festival dengan spirit semacam itu?
Saya terinspirasi dari apa yang Djaduk
Ferianto lakukan lewat Ngayogjazz. Itu
benar-benar festival jazz yang mampu
melebur dengan wisata budaya. Ngayogjazz
itu setiap tahunnya pindah-pindah tempat
di Yogyakarta, dari satu desa ke desa lain.
Mereka bisa bikin empat panggung di satu
desa, di mana salah satunya menampilkan
potensi budaya lokal, sehingga turis-
turis yang hadir juga bisa menikmatinya.
Dan semuanya itu gratis. Bahkan kini
penontonnya sudah mencapai puluhan ribu.
Kenapa Jazz selalu identik sebagai musik yang eksklusif dan segmented?
Jazz itu sesungguhnya musik yang
mudah masuk dengan unsur-unsur tradisi,
pun dengan sistem gotong royong dan
kebersamaan. Jazz itu sebenarnya musik
orang miskin, bukan musik orang kaya.
Merunut sejarahnya kan Jazz itu dulu
sangat identik dengan zaman perbudakan
kulit hitam. Tetapi sekarang berbeda. Kalau
sekarang mindset-nya sudah diubah, di
mana Jazz mulai sengaja dieksklusifkan,
sehingga segmennya pun terkesan hanya
untuk kelas atas. Saya melihat kenapa
bisa dirancang seperti itu, karena untuk
dijadikan sebagai produk komersil, Jazz
tidak bisa dijual dengan mudah seperti
halnya musik pop. Bisa jadi itu yang bikin
dia dibuat mahal, agar bisa balance dengan
29Vol. 63 | Apr-Mei 2015
INTERVIEW
“Kalau ada orang yang mau niru style musik saya, bisa saja. Latihan gitar saja 8 jam setiap hari bareng saya. Tetapi seluruh kompilasi yang saya dengarkan dari sejak kecil hingga sekarang, itulah yang tidak bisa mereka copy. Secara teknik mungkin mereka bisa tiru, tetapi secara musikalitas tidak ..”
capaian musik pop. Musisi Jazz kan jarang
ada yang bisa jual CD banyak. Kayak album
saya misalnya laku 20.000 copy saja sudah
bagus banget, bandingkan dengan pop
yang bisa jutaan copy. Cuma bedanya,
meskipun album saya terjual hanya 20.000
keping, tetapi album saya yang keluaran
tahun 1999 itu masih dicetak dan beredar
hingga sekarang. Kalau album pop, meski
mampu terjual hingga jutaan keping, tapi
biasanya hanya akan ramai dicari sampai
6 bulan saja. Setelah itu enggak ada orang
yang beli lagi. Apalagi kalau sering diputar
di radio, pasti malas untuk beli lagi. Nah,
kalau album jazz ini malah bisa dijual lebih
lama.
Di Bali sendiri, apakah banyak potensi untuk musik jazz?
Sebenarnya potensi jazz di Bali sangat
besar, hanya saja masih banyak musisi
Bali yang sudah terlanjur berada di zona
nyaman. Banyak kan sekarang penyanyi
jazz yang nyanyi di pub untuk menghibur
wisatawan. Dari sana, mereka sudah bisa
menghasilkan dan hidup sewajarnya.
Banyak dari mereka pikirannya menjadi
tertutup. Mereka tidak mau mencoba
peluang lain. Tetapi kalau banyak ada
festival-festival jazz di Bali, sebenarnya
diharapkan pikiran mereka pun bisa mulai
terbuka. Jadi mereka punya kesempatan
untuk merambah panggung-panggung
yang lain, selain hanya bermain untuk turis.
Sejak kapan Anda tertarik bermain gitar?
Awalnya terpengaruh dari lingkungan
teman-teman SMA kakak saya yang sering
datang ke rumah, nongkrong sambil main
gitar. Di situ kemudian saya tertarik untuk
belajar main gitar. Sementara untuk musik
itu sendiri dari sejak SD saya sudah mulai
mempelajarinya, yakni lewat gamelan Bali.
Selain musik tradisional, saya sebenarnya
dulu juga lebih suka pop. Ya musiknya
Iwan Fals, Gombloh, pokoknya lagu-
lagu evergreen. Seiring banyak bergaul,
memberikan banyak pengaruh terhadap
referensi musik saya. Saya punya paman
juga ada yang suka musik oldies, bahkan
dangdut sekalipun.
Kalau saya yang sekarang ini adalah
kompilasi dari semua yang saya dengarkan
itu. Nah, kalau ada orang yang mau niru
style musik saya, bisa saja. Latihan gitar
saja 8 jam setiap hari bareng saya. Tetapi
seluruh kompilasi yang saya dengarkan
dari sejak kecil hingga sekarang, itulah
yang tidak bisa mereka copy. Secara teknik
mungkin mereka bisa tiru, tetapi secara
musikalitas tidak bisa. Itu sekali lagi yang
akan membedakanya adalah proses jam
terbang.
Apa yang menarik dari Jazz? Mengapa Anda begitu menyukainya?
Jazz itu sebenarnya lebih freedom. Pas
era rock, kalau orang cari melodi pasti
harus persis betul dengan kasetnya kan.
Mau niru melodi lagunya siapa kan harus
persis kayak di kasetnya. Tapi kalau jazz
itu enggak. Kita yang malah disuruh
berimprovisasi, bikin melodi sendiri,
istilahnya ngarang sendiri. Beda lagi
dengan musik klasik yang mengedepankan
disiplin. Orang yang main klasik dituntut
harus bisa baca not balok, main dengan
jari-jari yang benar, hingga posisi tangannya
harus diperhatikan. Nah, yang paling susah
itu adalah kombinasi dari semua musik itu.
Bagaimana bisa disiplin dan improve itu.
Jazz memang yang paling susah. Semakin
kita belajar semakin kita goblok. Itu yang
kemudian buat kita terus penasaran untuk
mencoba dan enggak akan ada kata
berhenti untuk belajar.
Bagaimana awalnya Anda tertarik menguasai teknik Touch Tapping Style dan menjadikannya sebagai ciri bergitar seorang Balawan?
Dari pengalaman saya saat belajar di
Sidney sekitar tahun 1992, banyak yang
saya temukan orang jago main gitar.
Kemudian saya berpikir, bagaimana
ya caranya supaya saya bisa selevel
dengan mereka, tapi punya style berbeda.
Saya menyebutnya identical. Oke, saya
ngomongin musik secara universal ya.
Kenapa musik negara-negara lain bisa
mendunia? Kenapa musik Indonesia tidak?
Itu karena kita tidak berani membawa
identitas bangsa sendiri. Mungkin karena
terlalu banyak aspeknya.
Musik Indonesia itu belum mampu
menemukan identical-nya seperti apa,
terlalu banyak identitas keragaman di
dalamnya. Jadi saya berpikir bagaimana ya
caranya agar saya punya identical sendiri.
Saya putuskan untuk memulainya saja
kalau begitu dari Bali. Saya mendapatkan
kesempatan untuk tampil di sebuah
festival jazz di Jerman pada tahun 2002
lalu. Sebelum mendapatkan undangan itu,
saya sempat mengirimkan mereka video
VHS yang berisikan permainan musik
saya. Ketika mereka dengarkan, katanya
musik saya beda. Waktu itu saya mainkan
lagu-lagu Bali dengan menggunakan gitar.
30 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
INTERVIEW
Penampilan Balawan
berduet dengan Alex P
Chandra, Chairman BPR
Lestari di ajang Entrepreneur
Festival 2015 lalu
2
Padahal saingan saya banyak
dari lima benua. Di situ saya
bertemu banyak musisi yang
datang dari berbagai budaya
dengan identical-nya masing-
masing.
Mengenai tapping style itu
tekniknya sudah saya pelajari
sejak saya suka main rock.
Bahkan sebelum sempat saya
tahu teknik ini, saya sudah
berimajinasi kalau suatu saat
nanti saya akan memainkan
gitar dengan semua jari saya.
Waktu di Sidney ada orang
yang bilang teknik yang saya
mainkan itu pernah juga
dilakukan oleh seorang musisi
di Amerika. Barulah kemudian
Orang yang langsung melejit ke
atas, jatuhnya nanti juga tidak
mengenakan. Sama halnya
ketika kita naik lift, terus kalau
jatuh langsung ke lantai paling
bawah. Kalau naik tangga, pasti
saat jatuh juga akan pelan-pelan,
dari satu anak tangga ke anak
tangga lain, enggak mungkin
langsung ke bawah.
Apa yang membuat Anda terdorong untuk mendirikan sekolah musik?
Potensi talenta bermusik
sangat banyak di Bali. Meski
begitu saya perhatikan daya
kreasi anak-anak semakin
berkurang. Kurikulum
di sekolahnya membuat
mereka tidak mendapatkan
kesempatan bermain dan
mengenal lingkungannya di
sekitar. Sebenarnya orang
tua diharapkan untuk bisa
mendukung aktivitas kreatif
anaknya, tidak hanya akademik
di sekolah.
Di sini, saya ingin anak-anak,
orang dewasa pun bisa berkreasi
dan mempelajari musik. Saya
buatkan semacam space untuk
opera musical, agar mereka juga
bergaul dan menggali potensi
diri saat tampil. Siapa pun
sebenarnya bisa menguasai alat
musik. Tidak ada kata terlambat
untuk belajar. Ada orang yang
sudah punya talenta dan hanya
dengan sedikit polesan latihan
saja sudah bisa menguasai. Ada
juga orang yang benar-benar
tekun mempelajari musik dari
saya tahu teknik tapping style
ini sudah sedemikian populer
di sana. Saya sempat belajar
dengan beberapa musisi yang
menggunakan teknik ini juga.
Kalau di Indonesia sekarang
sudah banyak yang bisa teknik
tapping style. Banyak juga
yang menggunakan teknik
ini sambil memainkan musik
saya. Saya tidak masalah
jika ada yang ingin copycat
dan ingin menjadi Balawan.
Ada satu yang perlu diresapi,
untuk menjadi saya seperti
sekarang itu harus berproses.
Enggak ada yang instan. Orang
kan maunya yang instan dan
enggak mau mengikuti proses.
Tapi yang seperti ini malah
enggak bisa bertahan lama.
31Vol. 63 | Apr-Mei 2015
INTERVIEW
nol dan mampu menguasainya.
Intinya adalah latihan. Talenta
tanpa dibarengi latihan itu
mustahil. Selain itu juga harus
didukung oleh lingkungan. Anak-
anak sejak dini sebenarnya
harus sudah diperkenalkan
dengan suasana musik. Enggak
perlu muter musik keras-keras
di rumah. Cukup putarkan radio
atau musik dengan volume kecil,
sehingga mampu melatih sense
of feeling, harmonisasi di alam
bawah sadar mereka.
Apa yang melatarbelakangi terbentuknya Batuan Ethnic Fusion?
Itu karena saya ingin menggali
potensi musisi tradisional dan
mensejajarkan mereka dengan
musisi-musisi instrument
lainnya. Mereka jarang sekali
diapresiasi. Masak cuma orang
yang jago gitar saja yang
diapresiasi, sementara yang jago
main kendang dan rindik tidak.
Saya saring beberapa musisi
tradisional di daerah Batuan
yang jago dan saya ajak main
di atas panggung, sejajar sama
rata dengan musisi manapun.
Dengan pola-pola musik
tradisional yang mereka punya,
saya coba berkolaborasi
dan mengeksplor berbagai
macam nada. Hasilnya ada
pengembangan musik di
sana. Mereka pun jadinya
bisa berbagai macam nada,
di samping pola tradisional.
Grup ini akhirnya juga bisa
menunjukan kepada dunia
luar, kalau gamelan Bali bisa
seperti ini lho, enggak cuma
Gong Kebyar. Jadi saya juga
ingin menunjukan di mata
dunia, bahwa musik Bali
itu memungkinkan untuk
dikembangakan dengan sesuatu
yang baru.
Apakah tidak takut jika pengembangan musik tersebut justru direspon secara negatif oleh masyarakat lokal?
Ya suka dan enggak suka
kan sah-sah saja ya. Sempat
memang ada yang enggak
suka dengan eksplorasi musik
yang saya tawarkan di album
Globalism. Tapi itu enggak
masalah. Musik itu you are what
you hear. Perkembangan musik
itu seiring dengan intelegensi
dan referensi musik orang itu
sendiri. Di Bali, kalau misalnya
kita dengernya gamelan saja,
mungkin hanya musik itu saja
yang bisa buat kita nyaman.
Atau mungkin hanya dengar
musik rock saja, itu yang mereka
bilang nyaman, sementara yang
lain sampah. Jadi bisa ibaratkan
jika ada langit di musik itu di
atasnya lagi masih ada langit.
Apa project baru Anda untuk ke depannya?
Saya banyak utang album baru
nih. Materi juga sudah ada
sebenarnya. Selain itu juga
akan bikin album kolaborasi
dengan musisi trio asal Amerika,
mungkin nanti albumnya akan
dijual di iTunes.
32 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
SMART FAMILY
“ Dampak yang terjadi
jika ada diskon adalah
“penyesalan”. Karena
adanya dorongan
diskon, maka banyak
barang yang dibeli
secara impulse.”
Suzanna ChandraManaging Director, Lestari Living
Hubungan Istimewa Antara Ibu-Ibu Dengan Diskon
Senin sore merupakan salah satu
jadwal rutin nge-gym saya di
Celfit. Kejadiannya saat Senin
lalu usai latihan, saya bergegas
ke tempat parkir. Ketika turun
di escalator, saya melihat papan informasi
Food Mart yang memang diletakkan di ujung
escalator. Biasanya, saya sih “cuek” dengan
informasi-informasi tersebut. Tetapi kali ini,
ada informasi yang membuat saya mundur
beberapa langkah untuk memperhatikan sign
board tersebut. Di situ tertulis, “Diskon 30% “
untuk semua daging dan seafood pada Senin,
20 April 2015. Wow, what a great offer.
Saya langsung cek tanggal (untuk
memastikan) bahwa hari ini adalah 20 April.
Kemudian, tanpa pikir panjang, kaki saya
melangkah masuk ke supermarket. Saya
belanja beberapa potong daging sapi (steak
www.huffingtonpost.com
33Vol. 63 | Apr-Mei 2015
SMART FAMILY
cut) termasuk daging impor, daging ayam, dan
cumi-cumi. Kali ini, harga tidak terlalu saya
lirik , karena secara tidak sadar, saya sudah
mengalkulasi bahwa dengan 30% diskon,
pasti harga jauh lebih murah dari gerai yang
lain.
Selesai berbelanja, di mobil saya baru
berkesempatan berpikir, kenapa saya jadi
beli ikan dan daging hari ini ya? Dan apa
benar dengan diskon ini saya untung ? Kok
iya sampai tidak memperhatikan harga lagi
dan beli beberapa potong steak cut daging.
Sekedar info saja, bahwa saya tidak pintar
masak steak, kadang daging impor yang
mahal yang katanya pasti empuk dan gurih
saat saya yang masak, tetap saja agak alot.
Saya sampai tersenyum-senyum sendiri dan
agak “malu hati” dengan efek diskon 30%
terhadap perilaku saya. Luar biasa sekali
pengaruh diskon terhadap perilaku belanja,
kayaknya kalau enggak belanja, kok ya
merasa rugi.
Kalau dianalisa lebih jauh, apa sih yang
membuat saya “khilaf”? Saya pikir, seperti
kebanyakan ibu yang berbelanja kebutuhan
rumah tangga, diskon sebesar 30% pada
daging adalah sangat jarang . Kebanyakan
yang ditawarkan adalah harga khusus untuk
daging atau produk tertentu, tetapi 30%
untuk semua tipe daging jarang terjadi.
Saya ingat, saya merasa beruntung banget
membaca iklan promo tersebut.
Oleh karena itu, pada saat supermarket
memberikan offer tersebut, saya
menyebutnya “offer dahsyat” yang rasanya
kalau tidak dipergunakan, kok ya merasa rugi.
Apa yang terjadi di supermarket? Biasanya
bukan cuma barang diskon saja yang masuk
keranjang, beberapa kebutuhan lain yang
“normal price” juga ikut masuk keranjang. Kan
sudah di supermarket, sekalian saja deh.
Kenapa 30%? Bagaimana dengan diskon
10%? Biasanya akan lewat saja, karena
10% kok ya biasa banget. Kalau 15%? 20%?
Hmm, maybe yes and maybe no. Sepertinya
ada “threshold” atau “suatu takaran” untuk
menjadikan suatu diskon itu menarik atau
cuma dianggap “angin lalu” saja.
Teman-teman sekalian terutama kaum ibu,
mungkin sering menerima sms undangan
belanja dengan penawaran menarik, misalnya
kartu kredit Bank Mega dengan Carefour
Visa-nya yang melakukan penawaran 10%
discount atas pembelanjaan semua groceries
di Carefour pada tanggal tertentu.
Pada saat menerima sms tersebut, biasanya
yang terlintas adalah penghematan
belanja mingguan atau dua mingguan
atau bulanan sebesar 10%. Biasanya, ini
akan menggerakkan pembelanja untuk
memanfaatkan penawaran tersebut pada
hari yang ditentukan. Darimana saya tahu
ini? Well, Carefour biasanya akan penuh
banget pada hari itu. Saya juga akan berada
di antrian tersebut. Jadi “threshold” untuk
belanja groceries itu paling tidak 10% discount
baru menarik.
Lain halnya kalau diskon 10% ditawarkan
untuk Departemen Store Matahari, atau
berbagai produk garment lainnya. Diskon
10% tersebut bukanlah sesuatu yang spesial,
hampir dipastikan diskon tersebut tidak
akan mengubah seseorang yang bukan calon
pembeli menjadi pembeli.
Cerita akan berbeda kalau diskon pada
produk garment menjadi 30% bahkan 50%.
Nah, hampir dipastikan bahwa yang bukan
calon pembeli pun, akan menyempatkan
“Penawaran yang
dilakukan oleh
berbagai department
store adalah double
atau combined offers.
Hal ini yang membuat
para pembeli tidak
jadi pulang”
34 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
SMART FAMILY
diri melihat-lihat dengan seksama. Kita akan
melihat pembeli berkeliling keliling dengan
serius.
Penawaran yang dilakukan oleh berbagai
department store adalah double atau combined
offers. Misalnya, pada saat kita membayar atas
pembelanjaan barang diskon akan diberikan
kupon senilai 50 ribu rupiah yang bisa dipakai
untuk pembelian selanjutnya dengan minimal
pembelanjaan sejumlah 100 ribu rupiah.
Biasanya ada tambahan informasi bahwa
kupon hanya berlaku pada hari yang sama.
Wow, belanja 100 ribu hanya perlu membayar
50 ribu? Cobaan ini sedemikian besarnya,
sehingga pembeli tidak jadi pulang, melainkan
memulai “pencarian” -nya lagi, karena kupon-
kupon senilai 50 ribu rupiah itu ibaratnya
adalah uang yang kalau tidak digunakan saat
itu juga akan “hangus”. Sepertinya “bodoh”
sekali kalau kita tidak menggunakan kupon
tersebut. Siklus seperti ini bisa terus berulang,
sampai beberapa kali. Alhasil, kita menambah
beberapa kantong belanjaan, yang kebanyakan
adalah “bukan” barang kebutuhan.
Pertanyaan saya adalah apakah dengan diskon
itu berarti penghematan? Ataukah sebaliknya
pemborosan?
Apakah dengan adanya 10% diskon berarti
pengeluaran bulanan berkurang 10%? Atau
malah menambah, karena secara psikologis,
lewat diskon 10% maka bisa belanja ekstra,
yang ujung-ujungnya pengeluaran malah
bertambah. Dampak yang terjadi adalah
“penyesalan”. Karena adanya dorongan diskon,
maka banyak barang yang dibeli secara
impulse.
Yang anehnya lagi, walaupun saya mengerti
semengertinya fakta ini, tetap saja saya
berbelanja lebih kalau ada diskon. Sepertinya
ada suatu hubungan istimewa antara saya
dengan berbagai diskon. Maunya tidak belanja,
tetapi pada saat ada tulisan 30% SALE atau
50% SALE, kaki ini kok ya melangkah masuk,
walaupun sudah menguatkan diri hanya
akan lihat-lihat saja. Biasanya tetap saja ada
kantung belanjaan yang bertambah. Hadeuuh,
gimana nih?
www.dreamstime.com
35Vol. 63 | Apr-Mei 2015
36 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
LEADERSHIP
“ Jika saya bisa, kamu juga bisa”
- Chairul Tanjung
Anda mungkin sering
mendengar pernyataan
klasik ini, bahwa hidup
Anda untuk lima sampai
sepuluh tahun dari sekarang
ditentukan oleh buku-buku yang Anda baca
dan dengan siapa Anda bergaul. Sadarkah
kita, dua hal dalam pernyataan di atas akan
mampu mempengaruhi hidup kita semua,
dimulai dari sekarang untuk lima sampai
sepuluh tahun mendatang?
Pertama, buku yang kita baca merupakan
representasi berbagai input yang kita
masukkan ke dalam otak kita. Kalau dari
sekarang kita membaca buku mengenai
perkembangan diri dan motivasi, secara
otomatis pikiran dan ucapan akan dipandu
oleh segala ilmu-ilmu yang terkandung
di dalamnya. Hal ini jelas mempengaruhi
pemikiran dan cara pandang, cara
berbicara, cara bersikap, cara bertindak,
dan cara kita menyelesaikan berbagai
persoalan. Apa yang kita baca saat ini
merupakan manifestasi dan investasi besar
dalam hidup. Buku bacaan itu nantinya
akan sangat mempengaruhi output yang
dikeluarkan dari dalam pikiran kita.
MENTORING
Pribadi BudionoDirektur Utama BPR Lestari
ww
w.fr
eeim
ages
colle
ctio
n.co
m
37Vol. 63 | Apr-Mei 2015
LEADERSHIP
Kedua adalah dengan siapa Anda bergaul.
Siapa teman Anda akan menentukan
Anda ke depannya. Tentunya semua
orang memilih untuk menjadi pribadi yang
berhasil. Apa yang harus kita lakukan
untuk menjadi pribadi yang berhasil.
“Duduklah bersama orang-orang besar,
bertanyalah kepada orang-orang pandai
dan bergaulah dengan orang-orang cerdik”.
Jadikan mereka panutan, jadikan mereka
sebagai mentor. Ini akan membawa hidup
Anda untuk lima sampai sepuluh tahun
mendatang.
Untuk itu, kita harus pandai-pandai memilih
orang yang tepat dalam menjalin hubungan
dan relasi. Jika salah bergaul, salah
memilih teman akan mempengaruhi diri
kita di masa depan. Pilihlah orang-orang
yang tepat dalam hidup Anda. Bergaulah
dengan orang-orang yang bisa membakar
semangat, motivasi, dan bisa memberi
inspirasi Anda.
Saya sungguh beruntung bisa bertemu
orang-orang besar. Tahun 1999, enam
belas tahun yang lalu pertama kalinya
saya bertemu seseorang. Orang yang
sangat saya kagumi, inspiratif, banyak
mempengaruhi cara berpikir dan cara
pandang saya ke depan. Orang itu adalah
Chairul Tanjung.
Chairul Tanjung yang sering akrab dipanggil
CT ini adalah seorang pengusaha muda di
Indonesia dewasa ini. Pada usia yang relatif
masih muda, yakni 34 tahun, beliau sudah
bisa mengakuisisi Bank Mega. Saat ini
binisnya sudah menggurita, mulai dari Trans
TV, Trans7, Bank Mega, Carefour, Trans
Studio, dan sejumlah perusahaan besar
lainnya. Beliau seperti manusia bertangan
emas dalam cerita dongeng. Apa yang
beliau sentuh seakan-akan langsung
berubah menjadi emas.
Kedudukan saya dulu selaku pimpinan di
Bank Mega Cabang Denpasar membuat
saya sering sekali mendampingi beliau saat
berkunjung ke Bali. Kesempatan tersebut
tidak saya sia-siakan. Saya bisa belajar
banyak dari beliau, saya selalu bertanya
banyak hal. Saya bertanya kegiatan sehari-
harinya, mulai dari bangun pagi, bekerja,
hingga kembali ke rumah. Apa yang
dilakukannya dan bagaimana ia mengatur
waktunya. Bagaimana beliau membentuk
timnya, bagaimana mengelola perusahaan
yang begitu banyak dan besar, bagaimana
mengelola orang yang berjumlah ribuan
orang. Mimpi yang sudah dicapai, mimpi
yang belum dicapai, dan masih banyak hal
lagi.
CT menceritakan rahasia keberhasilan yang
dibangun dari nol atau tidak memiliki modal
sampai menjadi besar. Beliau bukan dari
keluarga kaya, bukan anak presiden atau
pejabat, bukan anak konglomerat, semua
dimulai dari kecil. Ketekunan, kegigihan,
dan pantang menyerahlah yang membuat
CT menjadi besar sekali. Pesannya kepada
saya, “Pribadi, ijka saya bisa, kamu juga
bisa.” Pesan beliau, membesarkan hati
saya.
Walaupun saya tidak minta izin kepada
beliau, secara diam-diam, CT saya jadikan
mentor dalam hidup saya. Apa yang beliau
lakukan, akan saya lakukan juga. Saya
percaya keberhasilan seseorang itu pasti
meninggalkan jejak. Saya tinggal mengikuti
jejak beliau, jejak cara berpikir, jejak cara
bekerja, jejak cara pandang, jejak cara
menyelesaikan masalah, dan jejak-jejak
lainnya.
Salah satu pesan beliau yang selalu saya
ingat, “Pribadi, untuk menjadi berhasil
bekerjalah sedikit lebih awal, pulang sedikit
lebih akhir, bekerja sedikit lebih keras,
bekerja sedikit lebiih cerdas dari yang lain.
Ini dilakukan secara konsisten dan tentunya
tidak lupa berdoa, saya percaya suatu saat
kamu menjadi berhasil.” Resep sederhana
dari seorang mentor ini yang saya lakukan.
Saya lakukan dalam mengelola perusahaan
di mana saya bekerja, BPR Lestari. Apa
yang saya peroleh dari seorang CT, saya
terapkan di BPR Lestari.
“Untuk menjadi berhasil bekerjalah sedikit lebih awal, pulang sedikit lebih akhir, bekerja sedikit lebih keras, bekerja sedikit lebih cerdas dari yang lain dan tentunya tidak lupa berdoa. Saya percaya suatu saat Anda menjadi berhasil”
38 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
Mentor adalah seseorang yang pernah
mencapai tingkat tertentu dalam bidangnya,
sehingga dia bisa membagikan rahasia
keberhasilannya kepada orang-orang.
Jika saat ini Anda telah sampai di tingkat
direktur di bidang marketing, misalnya tugas
Anda adalah membawa orang-orang yang
Anda pimpin sampai di titik mana Anda
telah berdiri sekarang ini. Sebagai seorang
pakar marketing, Anda tentu tahu benar
seluk-beluk tentang dunia marketing; apa
hambatan terbesarnya dan kendala apa
yang akan dihadapi kebanyakan orang di
depan sana, kemudian bagaimana cara
mengatasinya. Buku-buku apa yang
mesti dibaca. Strategi yang mana harus
dijalankan. Bahkan Anda paham sekali
apa keuntungan yang bisa didapat oleh
seseorang yang sukses di bidang tersebut.
Anda bisa menjelaskan secara rinci karena
Anda sudah dulu melewati jalan itu. Anda
punya banyak pengalaman yang belum
diketahui orang-orang. Para pemimpin yang
berfungsi sebagai mentor perlu memastikan
bahwa apa yang dikatakan, bahkan cara-
cara yang dicontohkan kepada bawahannya
sudah jelas.
Orang melakukan apa yang dilihatnya. Jadi,
izinkan mereka menyaksikan Anda dalam
memberi model terhadap apa yang Anda
ingin mereka pelajari. Berilah contoh yang
akurat dalam keterampilan, perencanaan
yang baik, penetapan visi yang tajam, dan
seterusnya. Lalu, keterlibatan Anda dalam
memantau dan mendampingi mereka
sangat penting. Ini memungkinkan Anda
tahu dengan pasti bahwa mereka sudah
melakukan segalanya dengan tepat dan
akan mengecap keberhasilan sebagaimana
yang sudah Anda alami sendiri.
LEADERSHIP
Orang melakukan
apa yang dilihatnya.
Jadi izinkan mereka
menyaksikan Anda dalam
memberi model terhadap
apa yang anda ingin
mereka pelajari.
www.tumblr.com
39Vol. 63 | Apr-Mei 2015
40 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
TRAVELLER NOTE I INDIA
Puttaparthi
Puttaparthi adalah kota yang letaknya di distrik Anantapur, Andhra
Pradesh. Dikenal juga dengan sebutan Gollapalli. Kota ini dikenal
sebagai tempat kelahiran salah satu tokoh spiritual yang sangat
populer di dunia Sai Baba
LAND OF SUNSHINE AND COLOUR
INDIAPhotography by Surya
41Vol. 63 | Apr-Mei 2015
TRAVELLER NOTE I INDIA
42 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
TRAVELLER NOTE I INDIA
43Vol. 63 | Apr-Mei 2015
Wisata Religi
Puttaparthi sebagai kota kelahiran Sai
Baba, menjadikan tempat ini kerap di
kunjungi oleh wisatawan yang datang
dengan tujuan beribadah.
Untuk menjangkau kota ini relatif tidak
sulit, bebagai akomodasi terlah tersedia
dengan infrastruktur yang baik. Namun
>
suhu di kota ini relatif panas, bisa mencapai
34-42 derajat celcius. Pada bulan Maret
dan Juli adalah masa-masa cuaca panas
yang mungkin bisa dihindari bagi Anda
yang hendak datang ke kota ini. Kawasan
wisata yang menarik lainnya adalah
Hanuman Temple, Sathyabhama Temple
dan Village Mosque.
TRAVELLER NOTE I INDIA
Demographics>
44 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
“The Masterpiece”
SEBUAH PERSEMBAHAN
KARYA UNTUK SAHABAT
Dihadiri oleh pakar pemasaran Hermawan Kartajaya,
dimeriahkan oleh lantunan lagu dari Joy Tobing --pemenang
Indonesian Idol, menampilkan 110 kebaya yang
diperagakan oleh 80 peragawati dari model profesional,
serta 30 perempuan sosialita. Inilah salah satu ajang
fashion show paling meriah di Bali. Persembahan 6 tahun
perjalanan karir Shinta Chrisna, yang dipersembahkannya
untuk para sahabat, karena atas dukungan mereka lah
nama Shinta Chrisna dikenal sebagai salah satu desainer
populer di kancah nasional. Sebagian dari karya-karyanya,
kami tampilkan dalam lembar foto-foto berikut.
FASHION
45Vol. 63 | Apr-Mei 2015
46 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
MOVIE REVIEW
Title of DescDescription
Ugiasperupta vende at estem voluptatem
harum hic totae. Nem et laccusam, tem
in conserum rem in nos delibus asperio.
Faciati buscit, odipid untiae est, qui des
volupitatem ent lab is ditatin ulparum endae
veliqui aut ipsapernat.
Illanimust pos aut is ipsae aut explandae
pres consediatur atioste pa dolor
aboratemque ius.
Ugianih illitat essitatium quam aut magnat.
Fugiae molest eatempo ssintem int fugit,
soluptae nitae occatem in pedi que volorior
accuptatiur apicipsam nias nostrum
simporeperi doluptatur sust occuscil invent
aut ut quiam veligentur?
Buscime volorro con cum nisquia nihitem
sa nullupi tiatqui aute nos volor aut
voloriosam corum que con eost, tem.
Onsequibus re rem dolori bearit lates ni
sendita vereror iberum hil eossit porem.
Officimet ariam, ut ipistorpor aped que pa
consedisquam ent eliquosandit dem. Uga.
Aped molor magnis eos explam velibus aut
peraeperum rectatum etus escim aut anda
nonsequ iatquia vit velesti conserit, odisit,
nullend estiure molore, eatios sumquia quo
7.5
Cerita
Akting
Penyutradaraan
Hary SusantoMovie Reviewer, Horror & Thriller Mania
www.movienthusiast.com
47Vol. 63 | Apr-Mei 2015
MOVIE REVIEW
qui ratur? Quisimp oreicat eliquaectota
auteseque nihic totas prepudi odigni
alignate la consequosame nissum
facearunt aut dolorem ex est am quaecus
dis consequ iberum nos accum, cor
modios eatur? Qui beri ut hitissum etur?
Quibeatur?
Ciis verro illum eria prerers pelendam eos
etur? Must, a nonest, omnissit moluptatis
core rem re ea que con eius evel minctas
seque perchil maxim qui quatatiist,
sequaes non repudae cum nossequ
amusame ex et et litas eosam as sam
es sedigen ienisci isquia doloreres
dolorporibea eum volut labo. Gia dolor
sitae volor as es voluptatet dolor alit
accustis eaque etur, sinvenis magnam,
qui bea dolendi ut dolupiet experor
porrumquas iderita quibus, que quae etus
am volore net, nonet facipientur?
Essuntio. Nam, sim qui simpor rem que
non coruntu scipsan dipsand ellorum que
repudandae voluptatem fuga. Et qui odita
qui nonsequi asperestrum laccupta nem
volorem. Et, ut que nossendeniet pelicab
orepeliquo ommolor esendig entiundita
nos isim facipit que core doluptaspit,
velestio consequiae sa vel mi, quibus,
voloreicat ut volupti volorpore, aut
volupti corem et qui nimin conseca
borepudis di dolorum nos cullabo. Imus
miliand ellorro berita nis earitius dit,
ullam faccuptus evendel laboreptatis
reici velitaque poreperest etur, coriorem.
Nam, quibus etum rem harum vel et
eaquo volorepe experum eum et omnim
faccae. Dam, odis parcil ma quoditibus,
omnim quae. Est venetus abo. Ant odipiti
volorem nonseque doloratiam dolorestium
lam consedit quatem labore, nobitae. Nam
que seditatis eari a corpore, aut il eium
consequo il invenim illorem solut magnatus
volessim alignatur asperspid que eatem
ide nonemos apic te pro eius, ea voles
mod mi, ommolorpos nonsequ idenimi
lluptas dolupit et est, vendeliquis dita
vollacimet etur re, cuptasperro torum alia
de verro tem elibus qui res moluptas quam
esti doluptat quibus et ea consequam
voluptaquam adigeni mustibusci od quam,
ad et dolo officid enimi, vernam es ad quo
estis acea dolest, qui quibusae occab is
dellacc umquam qui conet lignatio cupienis
sequatu sdaeperferum la quas estiis ute
volorum verferunt.
Ilitati blam reiciur, quis nonse ipicilit
opta num quo enihit odiatem perrum
repudigene nulpa vit ra nis minullia
doluptas voluptatinus dolore voluptur,
coreper aepellaut quas ut od est, omnia
que eaquiam sed et eatiber itatem vent
dolorro quae. Sequatiasped moluptatibus
eost vidunt eium simet facest doluptas ium
quiatur sum ea il modis et laccus incient
voloriant apitibus asperfe restio. Itatis pres
cum facerfe rspercilit volorum rerrore rferibe
rspienihilis molut anim quidem re volorem
con essi adi coria quat fugiatem velitatiat
et faccae presti dolo volorest, optur minto
et et modis res rem aliquate quaepreperum
sector aut aut voluptaes ex et labores quod
et expelenis molupicia id qui cone nimodi
non nos ulparitia voluptatiat.
Fera net quam dolupta tibus, sunt vita
quiam non non et que cor acea vere cum
rerferibus simust, sa voluptatio moloria
quis millandi qui odis dolo omnihil enihit
eaque pa se dollit eum cone officabo. Atet
preprestis qui qui denim abo. Nam num a
quibea incilit aquiatecae preic te ipsaped
maximod itatur?
Rumendaepel molestion nim que volupta
temqui sim repudis sunt fuga. Itatia quatem
que pa perum volum fugiae comnimp
orendebis doluptam sero molor sitaspe
labo. Sedipsu ntiatur, ut id moluptur, ipis
sin estor aliam, sandam niscips aescia
volupie nditatempor ad ulpa qui qui
ulluptae nisti inveliae net dolores pa cuptatu
sdaecae reprovi delenimi, sant, quam,
invellaut ea sus pel minctati autatem illorit
asintiant idiat vitibus daectur, nobis nobitas
itatem eaturitatur assit adi a nemodita de
doluptatur aut odipienist peditas destiis
deseque dolores explam nat es quatquati
sita aut es dentias mil evero iliquam
ventisquia sus, exeriatur ressequiam nonet
et et od
“Lorem Ipsum Sil Dolor Amet wokeifjas insafiedre sawlawe ke asiwnd” - Stephen Hawking
48 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
GROWTH STRATEGIES
“ Perusahaan yang tidak memiliki peluang kesejahteraan yang baik, serta peluang karir yang tidak luas, akan kurang memiliki daya tarik. Hal ini menyebabkan orang-orang baik memilih untuk pindah ke tempat lain yang lebih menjanjikan
Beberapa waktu yang lalu, kita diminta untuk memberikan training di sebuah BPR yang letaknya
di daerah Sempidi. Mereka meminta kita untuk memberikan materi tentang target dan insentif
untuk seluruh karyawan mereka.
Pada saat menyusun materi kita merasa tertantang sedikit, karena range level
audiens-nya sendiri begitu lebar. Dari staff junior sampai level direksi. Sebelum
materi disusun, kita coba cari tahu apa kira-kira yang diharapkan mereka dari
training yang akan diselenggarakan ini. Yang mereka inginkan adalah karyawan
memahami kenapa mereka dibebankan target. Bukan hanya dibebankan, tetapi
targetnya meningkat setiap tahun. Selain karyawan memahami kenapa diberikan target,
mereka juga ingin karyawan memiliki motivasi yang kuat dalam mencapai target tersebut.
I Made Wenten BDirektur BPR Lestari
GROWOR DIE ?“Perusahaan yang tumbuh akan memiliki keunggulan serta peluang yang lebih baik daripada perusahaan yang tidak tumbuh. Perusahaan yang tumbuh akan mendatangkan manfaat kepada semua pihak”
49Vol. 63 | Apr-Mei 2015
GROWTH STRATEGIES
serta manajemen bersemangat saat
mendengarkan kata “target”. Dan mereka
menyambut gembira kata “target”, bukannya
menggurutu.
Pernah saya denger ada pendapat seperti
ini, “Kenapa kita diberi target tinggi-tinggi
toh kalau perusahaan maju yang untung
pemiliknya”. Dan kadang juga ada selentingan
kalau manajemen atau pemilik berkomentar,
“Dikasih (gaji) segitu saja sudah cukup,
ngapain tambah banyak lagi?”.
Perusahaan yang tumbuh akan memiliki
keunggulan serta peluang yang lebih
baik daripada perusahaan yang tidak
tumbuh. Perusahaan yang tumbuh akan
mendatangkan manfaat serta kebaikan
kepada semua pihak yang terkait.
Kepada karyawan.
Perusahaan yang tumbuh dari sisi bisnis
akan memiliki kekuatan finansial yang lebih
baik. Dengan kekuatan finansial yang lebih
baik, maka perusahaan memiliki peluang
untuk memberikan kesejahteraan yang lebih
baik kepada karyawan. Perusahaan yang
tumbuh juga akan memiliki peluang untuk
menyediakan kesempatan karir yang lebih
luas kepada karyawannya. Jadi perusahaan
yang tumbuh berarti peluang karir serta
kesejahteraan yang lebih baik.
Kepada Customer.
Perusahaan yang tumbuh dari sisi bisnis
akan memiliki kualitas pelayanan yang
lebih baik. Sehingga customer akan memiliki
kemungkinan untuk mendapatkan pelayanan
yang lebih baik di perusahaan yang tumbuh
daripada perusahaan yang tidak tumbuh.
Buat Perusahaan atau organisasi itu sendiri.
Perusahaan yang tumbuh akan memiliki
peluang untuk membentuk organisasi yang
lebih kuat dan berkualitas. Hal ini disebabkan
karena perusahaan yang tumbuh di-support
oleh karyawan yang memiliki kesejahteraan
yang lebih baik. Dan perusahaan yang
tumbuh memiliki uang yang lebih banyak
untuk meningkatkan kualitas organisasi.
Pernahkah kita melihat sebuah perusahaan
yang sudah berdiri lama dan sudah tidak
berkembang sejak lama, bagaimana suasana
perusahaan tersebut? Biasanya suasananya
suram, karyawan tidak bersemangat dan
iklim kerjanya tidak bagus.
Hal ini karena perusahaan itu tidak tumbuh,
maka perusahaan tersebut tidak akan
memiliki kemampuan untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota timnya. Uangnya dari
mana? Lha wong bisnisnya tidak tumbuh,
pendapatan juga tidak tumbuh dong.
Kalau tidak tumbuh, dari mana uang untuk
meningkatkan gaji?
Perusahaan yang tidak memiliki peluang
kesejahteraan yang baik, serta peluang karir
yang tidak luas, akan kurang memiliki daya
tarik. Hal ini menyebabkan orang-orang baik
memilih untuk pindah ke tempat lain yang
lebih menjanjikan. Sehingga yang tersisa
adalah orang-orang yang biasa-biasa saja,
atau orang yang tidak bagus.
Lebih parah lagi, perusahaan ini akan memilki
kesulitan untuk merekrut karyawan baru
yang berkualitas. Di samping karena orang-
orang tidak tertarik, juga karena perusahaan
tidak bisa bayar.
Nah, bayangkan kalau ini terjadi dalam jangka
waktu yang lama. Maka dapat dipastikan
bahwa perusahaan ini akan menjadi tua dan
kemudian. So, Grow or Die!
Setelah kita mengetahui apa yang mereka
inginkan. Selanjutnya materi kita susun, dan
kita beri judul Grow Or Die.
Materi kita mulai dengan topik bahwa
“Perusahaan itu Harus Tumbuh”. Topik ini
kita pilih dengan tujuan agar semua anggota
tim memiliki pengertian dan pemahaman
yang sama, antara karyawan, manajemen,
dan juga pemilik. Dengan adanya
pemahaman tersebut diharapkan karyawan
GROWwww.bp.blogspot.com
50 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
FITNESS
“ Hasil akhir dari mengurangi makan dan lapar adalah kegemukan dan apabila diteruskan efek sampingnya adalah pada organ-organ tubuh termasuk penuaan dini
Denny SantosoPraktisi kesehatan & kebugaran
Dari zaman dahulu sampai
sekarang, banyak makan
adalah sebab dari kegemukan.
Tetapi apakah mengurangi
makan, diet ketat sambil
berlapar-lapar dapat menguruskan badan?
Ternyata jawabannya adalah “tidak”.
Berlapar-lapar justru menggemukkan badan.
Tubuh kita didesain sedemikian rupa,
sehingga mampu untuk menjaga dirinya
dari kematian. Contohnya adalah apabila
kita tidak makan dalam waktu yang cukup
lama, maka hasil akhirnya adalah kematian.
Karena tubuh berusaha supaya dia tidak
mati, maka otak memberikan sinyal ke tubuh
dalam bentuk lapar, yang intinya adalah
menyuruh kita untuk segera mengonsumsi
makanan, supaya tetap hidup, dan tidak
membahayakan kondisi tubuh.
Tetapi apa yang terjadi kalau kita mengurangi
makan dan menahan lapar lebih lama
lagi? Tubuh akan langsung bereaksi untuk
menjaga supaya tidak mati dan metabolisme
tubuh akan diperlambat semaksimal
mungkin. Ingat, untuk membakar lemak
diperlukan metabolisme yang tinggi. Jadi
kondisi ini jelas berlawanan dengan apa
yang kita inginkan, yaitu membakar lemak
Ketika Mengurangi Makan = Gemuk
51Vol. 63 | Apr-Mei 2015
FITNESS
supaya kurus. Diperlambat supaya tubuh
tidak terlalu boros membuang energi yang
membahayakan nyawa.
Setelah itu, tubuh memang benar akan
menggunakan lemak sebagai cadangan
energi di waktu kritis. Tetapi perlu kita ingat,
cadangan energi adalah cadangan yang akan
digunakan di saat-saat terakhir. Jadi otak
memberikan sinyal lain ke tubuh, supaya
pada saat kritis seperti ini, makanan apapun
yang kita makan untuk diubah menjadi lemak
untuk mempertebal cadangan energi kita.
Berarti sekali lagi, hasil akhir dari mengurangi
makan dan lapar adalah kegemukan.
Apabila diteruskan, efek sampingnya adalah
kerusakan pada organ-organ tubuh termasuk
penuaan dini. Hal ini juga yang mendasari
adanya efek samping yoyo dalam diet, yaitu di
mana setelah kita berhasil menurunkan berat
badan sekian kilogram, tetapi tidak lama lagi
berat badan akan kembali naik cukup secara
derastis lagi.
Karena pada waktu kita kelaparan, memang
semuanya dibakar yang akhirnya menjadikan
berat kita turun, tetapi sinyal otak adalah
ubahlah semua makanan yang masuk pada
saat itu menjadi lemak.
Jadi, aturlah diet Anda sebaik mungkin. Diet
bukan berarti tidak makan atau mengurangi
frekuensi makan. Pilihan makananlah yang
harus diperbaiki, bukan dikurangi.
Ingat ! Untuk membakar lemak kita memerlukan metabolisme tubuh yang tinggi”
“
ww
w.picjum
bo.com
52 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
ATLANTISGENEPenulis : AG Riddle
Penulis : Dale CarnegieThe Secret of Making People Like You
Di kejauhan Antartika, sekitar seratus lima puluh kilometer
dari lepas pantai, ditemukan sebuah kapal selam yang diduga
merupakan milik Nazi. Kapal tersebut mencuat dari suatu
struktur yang terkubur dalam sebongkah gunung es. Para ilmuwan
dari Immari gempar, mereka menduga struktur tersebut adalah Kota
Atlantis yang hilang.
Di tempat lain, seorang mantan agen CIA, David Vale, mendapat
pesan bersandi yang memuat informasi tentang rencana serangan
teroris bernama Protokol Toba. Dengan petunjuk itu, ia berangkat ke
Jakarta. Bersama organisasi antiteroris tempatnya bekerja sekarang,
Menara Jam, ia menyelidikinya. Penyelidikan tersebut membawa
David bertemu Kate Warner, ahli genetis brilian yang sedang
mencoba mengobati autisme.
Dua dari subjek penelitian Kate diculik oleh Immari. Organisasi itu
menduga bahwa Kota Atlantis yang ditemukan itu berisi manusia-
manusia Atlantis yang sedang berhibernasi dan menunggu waktu
yang tepat untuk terbangun. Satu-satunya jalan keluar untuk
mencegah kepunahan umat manusia dari ancaman manusia Atlantis
adalah dengan menemukan Gen Atlantis.
Siapa pun tentu selalu ingin dikenang dan mempunyai kesan
positif sejak pertama kali berkenalan. Namun, tak semua
orang bisa melakukan hal ini karena banyak hal-hal kecil
yang penting tetapi disepelekan.
Buku ini akan menambah wacana sekaligus mengajak Anda untuk
mengupas berbagai rahasia tentang berhubungan dengan orang
lain yang telah lama dilupakan. Hal-hal kecil yang sesungguhnya
sangat berpengaruh luar biasa besar. Membangun kepercayaan
diri , membuat kesan pertama yang tidak bisa dilupakan, rahasia
senyum yang memukau, bagaimana menaruh minat terhadap
orang lain dengan tulus, menjadi pembicara yang baik, bagaimana
menjadi pendengar yang baik, hal-hal yang tidak boleh dilakukan
dalam berhubungan dengan orang lain, dan masih banyak yang
lainnya.
BOOK REVIEW
53Vol. 63 | Apr-Mei 2015
Penulis : Ernest Hemingway
Penulis : Kang Rozi
The Old Man and The Sea
Create a Different Mindset
BOOK REVIEW
The Old Man and The Sea berkisah tentang Santiago, seorang
nelayan tua yang berpengalaman. Namun di suatu waktu,
ia melewatkan delapan puluh empat hari tanpa menangkap
seekor ikan pun. Di masyarakat, ia kemudian disebut sebagai salao,
yaitu bentuk terburuk dari ketidakberuntungan.
Pada suatu hari, Santiago pergi berlayar sendirian ke Gulf Stream,
yang terletak di Samudra Atlantik. Gulf Stream sendiri terkenal
dengan arus derasnya. Siangnya, umpannya dimakan oleh ikan marlin
yang berukuran sangat besar. Ia tak mampu menarik tali kailnya,
malah justru ia yang ditarik oleh ikan itu.
Hal itu berlangsung berhari-hari. Meskipun ia terluka, lapar dan lelah,
ia tetap bertahan. Ia merasa sangat senang dengan keberhasilannya
mendapat ikan marlin yang berukuran besar. Ia membayangkan
betapa mahalnya harga ikan itu bila dijualnya di pasar.
Bertahun-tahun The Old Man and The Sea dikenang orang sebagai
karya sastra klasik versi baru karena gaya penulisannya yang khas.
Buku ini dianggap membawa pengaruh yang sangat kuat terhadap
gaya penulisan fiksi dalam dunia sastra abad 20 sehingga layak
menjadi rujukan hingga kini. Nikmati cetakan terbarunya, bacaan
yang menarik di waktu senggang.
Setiap orang di dunia ini tentunya memiliki impian masing-
masing. Mungkin, Anda pernah gagal dalam mewujudkan
impian. Lalu, apa yang Anda lakukan? Menyerah? Terus
berjuang? Atau malah membiarkan hidup mengalir bagaikan air?
Kegagalan memang pahit. Namun, tak ada kesuksesan tanpa
kegagalan. Jangan hanya sekadar bermimpi, tetapi wujudkan mimpi
Anda. Lalu bagaimana cara meraih kesuksesan di tengah persaingan
ketat yang terjadi di dunia ini?
Buku ini berusaha mengupas berbagai hal yang menuntun Anda
menjadi orang yang luar biasa dan unggul dalam hal belajar,
bisnis, dan unggul dalam segala hal. Dengan membaca dan
mengaplikasikannya, Anda akan mampu bersaing dan menciptakan
hal baru sehingga kegagalan tak lagi menjadi masalah yang terus
menghantui. So, segera beli buku ini dan siapkan diri untuk bersaing
melawan arus kehidupan!
54 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
INTERMESO
Be a Great Employee, Not a Good Employee
Saya yakin semua orang punya cita-
cita menjadi wirausahawan. Apalagi
di tempat saya bekerja saat ini,
beberapa teman-teman memutuskan untuk
resign demi menekuni keahlian mereka dan
menjadi wirausaha. Lalu bagaimana dengan kita-kita yang
“ternyata” harus bernasib sebagai “karyawan”? Mungkinkah
kita bisa mewujudkan cita-cita atau mapan secara finansial
dengan status karyawan? Mungkin banget lho!
By. Ina Lestari
55Vol. 63 | Apr-Mei 2015
INTERMESO
Competitive Advantage
Never Ending Learning Comfort Zone, Of Course Not
Talk to Them
Set a Goal
Creativity is a MustCompetitive Advantage alias kelebihan. Semua
manusia di dunia ini pasti punya kelebihan, apapun
itu, sekecil apapun itu. List down semua kelebihan
Anda dan asah mana yang akan sangat bermanfaat
dalam menunjang pekerjaan Anda. Hobi ngerumpi itu
juga kelebihan lho. Berarti menjadi marketing bisa jadi
salah satu pilihan untuk berkarier. Intinya be an expert,
apapun kelebihan Anda itu.
Setiap dikirim ke workshop atau seminar-seminar, Anda merasa
sudah pintar dan ilmu itu biasa-biasa saja, bukan menggurui,
tapi saya yakin Anda akan sangat bosan menekuni hari-hari
Anda dengan pikiran-pikiran seperti itu. Selalu ada pembelajaran
dalam setiap kegiatan kita, walaupun itu cuma sekedar duduk
ikut seminar. Tips yang sederhana adalah tulis daily activity Anda
selama bekerja dan coba cocokkan dengan bahasan seminar,
temukan korelasinya. Jadikan curiosity sebagai lifestyle anda.
Tantang diri Anda setiap hari dengan selalu mengubah cara
kerja, cara memecahkan masalah, cara mencari nasabah, atau
cara-cara kerja lainnya. Tulis semua itu dalam daily activity
Anda. Kesempatan bisa datang tiba-tiba dan Anda pasti siap
jika terbiasa dengan tantangan. Pertama kali Anda pasti sulit,
karena tak nyaman, tapi percayalah rasa tak nyaman itu suatu
hari worth it.
Anda harus ingat bahwa organisasi maupun perusahaan besar manapun tidak
akan punya cukup mata dan waktu untuk memperhatikan karyawannya demi
mempromosikan Anda. Jika Anda yakin, siap dan mampu, maka Anda harus
berani untuk mengajukan diri Anda sendiri pada posisi yang Anda inginkan.
Jangan pernah menunggu apalagi berharap seseorang melihat Anda untuk
sukses, karena penantian Anda pasti sia-sia.
Tentukan tujuan Anda, tulis, dan review setiap hari. Goal Anda bukan hanya dalam
bidang pekerjaan saja lho, tapi dalam seluruh bidang kehidupan seperti kesehatan,
finansial, marriage, pensiun, dan lainnya. Menetapkan tujuan dalam segala bidang
kehidupan membantu Anda me-review apakah pekerjaan Anda sekarang memang
sudah tepat atau apakah kualitas “karyawan” Anda perlu ditingkatkan, sehingga
perusahaan berkenan membayar Anda lebih “mahal”
Believe me, posisi puncak masih banyak yang kosong. Jika Anda hanya karyawan,
jadilah Great Employee, karena Good Employee sudah banyak bertebaran.
Hari gini Anda mau jadi biasa-biasa saja? Oh please, orang tidak akan
mengingat Anda, jika Anda adalah sosok yang “datar-datar” saja.
Kreatif tidak harus membuat Anda jago melukis, jago desain, jago
musik, atau lainnya. Kreatif bisa berarti Anda punya cara-cara unik
dalam menyelesaikan atau mengerjakan proyek-proyek kantor Anda.
Buatlah sesuatu yang khas, sehingga teman kerja Anda atau nasabah
Anda tahu bahwa itu adalah karya Anda. Buat hasil kerja Anda mampu
menjadi marketing bagi diri Anda sendiri.
56 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
GALLERY
Satu lagi karakter
superhero dari Marvel
diangkat ke layar
lebar. Kali ini adalah Ant-Man,
karakter superhero yang punya
kemampuan tak ubahnya
seekor semut. Eitss, bukan
berarti punya karakter mirip
semut membuat superhero ini
lemah. Sebaliknya, superhero ini
memiliki segala kekuatan hebat
dari semut yang tidak pernah
dibayangkan oleh manusia.
Premis filmnya sendiri tentang
seorang pencuri bernama Scott
Lang yang harus membantu
ilmuwan sekaligus gurunya
bernama Dr. Hank Pym untuk menjaga
temuan canggihnya dari penjahat dunia.
Scott mendapatkan suntikan serum
ciptaan Hank yang membuat tubuhnya
mengecil layaknya semut. Anehnya,
semakin kecil tubuh Scott, kekuatan
yang dimilikinya pun semakin berlipat-
lipat. Dengan serum tersebut, Hank
menjadikan Scott sebagai manusia
super yang punya misi untuk menjaga
perdamaian dunia. Film ini disutradarai
oleh Peyton Reed dan diproduseri oleh
Kevin Feige. Paul Rudd didaulat untuk
memerankan karakter Scott Lang,
sementara aktor kawakan Michael
Douglas untuk peran Dr. Hank Pym.
MOVIE
Director : Peyton Reed
Released Date : 17 July 2015
Cast : Paul Rudd, Michael Douglas, Evangeline Lilly
ANT-MAN
57Vol. 63 | Apr-Mei 2015
GALLERY
Bagi Anda yang menggunakan kamera tanpa fitur
WiFi pasti kerap mengalami kerepotan ketika
harus menransfer hasil foto dari kamera ke
smartphone Anda. Oleh sebab itulah, card reader
terbaru keluaran Apacer yang bernama Apacer
AM702 hadir untuk memudahkan kinerja Anda. Dirancnag
dengan 2 port USB dan 2 slot kartu memori, Apacer AM702
memungkinkan Anda untuk tidak perlu lagi repot menggunakan
PC atau laptop hanya untuk sekadar memindahkan hasil
foto dari kamera. Ini lantaran port USB yang dimiliki APacer AM702
terdiri dari port USB 2.0 standard dan micro USB. Terlebih dengan
ketersediaan slot untuk kartu memori microSD dan kartu memori SD
memudahkan segalanya. Anda cukup menancapkan Apacer AM702 ke
smartphone atau pun tablet Anda yang sudah mendukung fitur OTG
(On-The-Go). Dengan begitu, Anda bisa langsung memindahkan hasil
foto jepretan kamera Anda dari kartu memori ke ruang penyimpanan
internal smartphone atau tablet.
Producer : Jacquire King
Musician : James Bay
Perkenalkan pendatang baru yang begitu menjanjikan tahun ini, James
Bay hadir dengan album debut bernuansakan “blues rock” bertajuk
Chaos and The Calm. Bay punya gaya musik berbeda, terlebih
dengan warna suara “British voice” nya yang khas serta petikan gitarnya
yang brilian. Chaos and The Calm menawarkan komposisi musik yang lirih
secara emosional. Musiknya bisa meledak-ledak di beberapa kesempatan
lewat hentakan tempo kencang, serta mampu mengalun melankolis di saat
temponya melambat. Ada 12 tembang pada versi album regulernya,
serta tambahan 4 lagu bonus pada versi deluxe-nya. Let It Go jadi single
pertama Bay, di mana menawarkan atmosfer musik yang kalem dan
penuh lirik puitis. Sementara untuk single kedua jatuh pada Hold Back
the River yang dimainkan dengan beat lebih cepat dan sangat easy listening.
Secara kesuluruhan, lagu-lagu dalam Chaos and The Calm merefleksikan
tema hubungan percintaan. Tentunya, album yang diproduseri Jacquire King
menawarkan nuansa melankolis yang tak biasa.
Singles from Chaos on the Calm :
• Let it Go
• Hold Back the River
MUSIC
GADGETS
Chaos and The Calm
AM702
58 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
HEALTHY LIVING
5 LangkahMudah Memulai
Gaya HidupVegetarian
59Vol. 63 | Apr-Mei 2015
HEALTHY LIVING
Ingat, buah dan sayuran adalah menu utama
Konsumsi protein alternatif
Tenang, Anda masih bisamengonsumsi karbohidrat
Kreatif terhadapmenu makanan
Teliti membaca label makanan
Hal terpenting yang perlu diperhatikan ketika Anda memutuskan
untuk menjadi vegetarian adalah Anda harus siap untuk mengubah
mindset di otak Anda tentang makanan. Jangan lagi memikirkan
daging sebagai primadona dalam menu makanan Anda. Cobalah
latih diri Anda untuk lebih menyukai buah dan sayuran sebagai
hidangan utama Anda setiap hari. Buah dan sayuran tidak hanya
kaya vitamin dan nutrisi, tetapi bahan makanan ini juga dapat
langsung dinikmati tanpa harus melalui proses pemasakan terlebih
dahulu.
Banyak ketakutan yang beranggapan bahwa seorang vegetarian
juga dilarang untuk mengonsumsi karbohidrat. Itu salah besar.
Anda masih bisa mengonsumsi karbohidrat, karena zat ini sangat
vital perananya dalam membangkitkan tenaga di dalam tubuh
Anda. Tidak harus makan nasi putih, Anda juga bisa mengonsumsi
kentang, ubi-ubian, dan beras merah sebagai alternatif yang lebih
sehat.
Kalau Anda berpikir hidup sebagai seorang vegetarian itu monoton,
di mana makanan yang dikonsumsi hanya itu-itu saja, maka
Anda salah besar. Banyak vegetarian sejati bereksperimen dan
kreatif terhadap menu makanannya tanpa harus melanggar aturan
vegetarian. Mereka sering menyiapkan menu berbeda setiap hari
dnean mengombinasikan berbagai macam buah dan sayuran.
Selain itu bisa juga dengan mengganti dressing Salad sendiri dan
bereksperimen dengan resep masakan khusus vegetarian. Anda
pun bisa membuat menu vegetarian yang menarik di rumah, tanpa
harus sering ke restoran vegetarian.
Seperti diketahui di pasaran lebih banyak menu makanan non
vegetarian yang dijual ketimbang yang vegetarian. Itu sebabnya
Anda harus hati-hati berbelanja makanan di swalayan maupun di
pasar. Anda harus membaca label makanannya terlebih dahulu
dan memperhatikan komposisi kandungannya. Pastikan tidak ada
kandungan hewaninya.
Siapa bilang sebagai vegetarian, Anda tidak bisa mendapatkan
protein yang memadai? Protein tidak selalu berasal dari bahan
makanan hewani. Kacang-kacangan, cokelat, dan biji-bijian
adalah beberapa bahan makanan yang bersifat nabati, di mana
menyimpan proten altenatif yang luar biasa.
Pernahkah Anda terbesit
keinginan untuk menjadi
seorang vegetarian? Seiring
dengan banyaknya orang
yang sudah melek akan
pentingnya gaya hidup sehat, jumlah
penganut vegetarian pun semakin
bertambah. Ini lantaran gaya hidup
seorang vegetarian tidak jauh dari pola hidup sehat. Bagi mereka yang baru memulainya
barangkali memang sangat sulit. Terutama bagaimana untuk tidak tergoda dengan daging.
Seperti diketahui, vegetarian itu sendiri merupakan aliran atau paham yang menjalankan
pola hidup sehat tanpa mengonsumsi bahan makanan bersifat hewani, melainkan hanya
yang bersifat nabati. Menjadi vegetarian itu sejatinya adalah pilihan dan tidak boleh lantaran
paksaan, sehingga meringankan mereka untuk menjalani setiap tahapannya. Berikut ini ada
beberapa tips untuk memudahkan langkah Anda sebagai seorang vegetarian, terutama bagi
yang benar-benar pemula !
60 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
INFO NIAGA
WujudkanBentuk Tubuh dan Kulit Idaman Wanita Masa Kini
Jerawat, keriput, wajah kusam,
komedo, hingga kenaikan berat
badan adalah beberapa persoalan
yang kerap menghantui penampilan wanita.
Persoalan ini menjadi semakin serius, ketika
berimbas pada kepercayaan diri wanita
yang ikut menurun. Tak heran, keinginan
untuk memiliki kulit putih bersih dan tubuh
langsing begitu besar di kalangan wanita.
Dua faktor itulah dipercaya sebagai penentu
kesuksesan wanita dalam menampilkan
outer beauty mereka. Nah, untuk
mendapatkan tubuh ideal dan kulit sehat
tentu wanita harus melakukan perawatan
ekstra. Olivia Slimming and Skincare pun
hadir di Denpasar demi menjawab semua
persoalan wanita tersebut.
Sebagai sebuah klinik kecantikan, Olivia
Slimming and Skincare menawarkan
berbagai jenis perawatan yang membantu
Anda untuk mempercantik kulit dan wajah
serta melangsingkan tubuh. Mulai dari
perawatan spot removal, hair removal,
peeling, facial, mesoterapi, injeksi
whitening, slimming treatment, dan masih
banyak lagi. Tidak hanya ragam perawatan
yang lengkap, Olivia juga menjamin teknik
dan peralatan yang digunakan lebih modern
dan canggih.
Sebelum dibuka di Bali pada awal tahun
2014 lalu, Olivia Slimming and Skincare
sejatinya sudah lebih dahulu berpusat
di Jakarta. Didirikan pertama kali pada
tahun 2011 oleh dr. Olivia Pusparini,
Olivia Slimming and Skincare Mendambakan tubuh langsing
dan kulit kencang yang sehat
bersinar bukan lagi sekadar impian.
Olivia Slimming and Skincare bisa
mewujudkannya.
61Vol. 63 | Apr-Mei 2015
INFO NIAGA
“ Di Olivia, kita sebagai dokter membimbing
pasien untuk memilih apa kebutuhan
mereka. Keluhan apa, yang diinginkan
apa, lalu kita berikan saran”
klinik kecantikan ini pun begitu populer berkat pelayanan
prioritasnya terhadap pelanggan, lengkapnya jenis treatment
yang ditawarkan, serta kepercayaan penuh pelanggan. “Olivia
merambah ke Bali karena saya lihat banyak permintaan
untuk itu. Banyak yang merasa teknik treatment yang mereka
peroleh di klinik-klinik kecantikan lain di Bali masih kurang
up to date seperti di Jakarta. Ya, saya pun merasa kalau ada
teknik dan treatment yang baru pasti jatuhnya ke Jakarta
dulu,” terang dr. Olivia Pusparini.
Olivia memiliki dokter yang ahli di bidangnya serta siap
memberikan konsultasi terbaik demi mengetahui kebutuhan
pasien. Bahkan dr.Olivia sendiri setiap satu bulan sekali akan
datang secara khusus ke Bali untuk membantu treatment
pasien. “Di Olivia, kita sebagai dokter membimbing pasien untuk
memilih apa kebutuhan mereka. Keluhan apa, yang diinginkan apa,
lalu kita berikan saran untuk tindakan treatment yang cocok seperti ini.
Kita tidak akan memaksa mereka. Karena dokter di sini juga bertindak
sebagai konsultan dan membantu mereka mendapatkan hasil yang
memuaskan,” ungkap dr. Olivia
Di klinik Olivia pusat Jakarta pun, dr. Olivia kerap mendapatkan pasien
yang datang jauh dari luar kota, seperti dari Medan, Bali, Papua, dan
lain-lain. Inilah yang mendorong dr. Olivia untuk mendirikan cabang
berikutnya di Bali. Otomatis klinik Olivia yang berlokasi di Jalan
Batanghari No.37 Renon itu pun akan selalu mendapatkan berbagai
update teknik dan treatment selayaknya Olivia Jakarta. Usut punya
usut ternyata Olivia Slimming and Skincare tidak hanya ada satu di
Bali, tetapi juga telah dibuka cabang lainnya di kawasan Teuku Umar
Denpasar.
Di Olivia Slimming and Skincare, para dokter selalu mengedukasi
pasien bahwa tidak ada hasil maksimal yang diperoleh secara instan.
Usai menjalani treatment diharapkan pasien untuk bisa menjaga gaya
hidup sehatnya. “Misalnya dalam kasus Slimming Treatment, jangan
62 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
Dr. Olivia Pusparindi
Kerap mendapatkan pasien yang datang jauh dari
luar kota, seperti dari Medan, Bali, Papua, dan
lain-lain. Inilah yang mendorong Dr. Olivia untuk
mendirikan cabang berikutnya di Bali.
63Vol. 63 | Apr-Mei 2015
INFO NIAGA
sampai pasien tidak mengubah pola gaya
hidupnya. Mereka harus meninggalkan
kebiasaan buruk, agar tidak mengalami
Yoyo Syndrome, di mana tubuh yang
tadinya kurus akibat treatment kemudian
gemuk lagi lantaran yang bersangkutan
tidak mampu menjaga pola makan,” ujar dr.
Olivia. Mengedukasi pasien dan mengubah
kebiasaan buruknya menjadi salah satu
prioritas yang diterapkan oleh dokter-dokter
di Olivia Slimming and Skincare.
Tidak perlu lagi khawatir dengan kualitas
obat, Olivia Slimming and Skincare
meracik sendiri obat khusus berdasarkan
resep dokter. Olivia memperhatikan betul
keaslian obat serta produk treatment
yang tidak memberi efek negatif untuk
kulit sensitif. “Obatnya kita racik sendiri,
supaya bisa cocok dengan kulit sensitif
dan tidak mengakibatkan alergi. Kita juga
menghindari bahan yang mengandung
detergen dan parfum. Kita punya krim
khusus yang teksturnya mirip gel dan
sangat cocok untuk kulit sensitif,” papar
dr. Olivia. Selain itu, bagi mereka yang
mengikuti Slimming Treatment juga
akan diberikan minuman herbal khusus
yang dapat membantu memperbaiki
metabolisme di dalam tubuh mereka.
Di samping Slimming Treatment dan
Facial, Tanam Benang atau Thread Lift
juga menjadi primadona di Olivia Sliming
and Skincare. Metode tanam benang
ini dilakukan dengan cara menanamkan
benang protein PDO (Polydioxanone) pada
kulit. Benang ini nantinya akan diserap oleh
kulit dan larut dalam kulit secara perlahan.
Tanam benang ini mampu merangsang
pembentukan kolagen, sehingga kulit pun
terasa lebih kencang.
dr. Olivia lewat Olivia Slimming and
Skincare berharap bisa terus membantu
wanita Indonesia untuk selalu percaya
diri dengan penampilannya serta mampu
menerapkan gaya hidup sehat di
keseharian mereka. “Jangan sampai karena
jerawat saja, kita jadi minder dan kurang
percaya diri, sehingga berimbas pada
kualitas pekerjaan kita lainnya,” pungkas dr.
Olivia yang merupakan lulusan Kedokteran
Trisakti dan Kulit Institute ini.
“Dr.Olivia lewat Olivia Slimming and Skincare berharap bisa terus membantu wanita Indonesia untuk selalu percaya diri dengan penampilannya serta mampu menerapkan gaya hidup sehat di keseharian mereka “
64 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
Spirit “One for One” Sepasang Sepatu TOMSDi balik brand sepatu slip on paling hits dalam satu
dekade terakhir ini, TOMS mengemban sebuah
misi sosial mulia untuk anak-anak kurang mampu di
seluruh dunia.
FRONT OF MIND
Di saat kebanyakan entrepreneur
sukses selalu beriorentasi
utama pada profit, berbeda
dengan founder sepatu slip-on
TOMS, Blake Mycoskie yang
justru terjun sebagai seorang entrepreneur
lantaran termotivasi untuk membantu
sesama. Blake bisa dibilang merupakan satu
dari sekian banyak social entrepreneur yang
berhasil menciptakan solusi inovatif untuk
persoalan sosial melalui jalan kewirausahaan.
Melalui TOMS, Blake berusaha mewujudkan
misi kemanusiaannya, yakni mendonasikan
sepatu baru untuk anak-anak kurang mampu
di seluruh dunia. Semenjak awal kemunculan
TOMS, Blake telah memperkenalkan sebuah
konsep sosial bertajuk “one for one”, di mana
setiap sepasang sepatu TOMS yang kita
beli, maka akan ada sepatu baru yang akan
disumbangkan kepada anak-anak yang
membutuhkan. Jadi sederhananya bisa
dikatakan bahwa dengan membeli produk
TOMS yang asli sama dengan kita ikut
mewujudkan misi sosial TOMS itu sendiri.
Ide bisnis kewirausahaan sosial semacam
TOMS ini ditemukan Blake secara tidak
sengaja dalam petualangannya. Blake
memang seorang petualang sejati. Bahkan
dalam perjalanannya melancong ke berbagai
negara, ia bisa tidur dengan mendirikan
tenda atau malah tinggal di pinggir sungai.
Menariknya lagi demi memuaskan hasrat
berpetualangnya, ia nekat mengikuti sebuah
kompetisi reality show TV keliling dunia, yakni
Amazing Race.
Nah, pada tahun 2006, Blake yang saat itu
masih berumur 29 tahun berkunjung ke
Argentina. Di sanalah secara tidak sengaja,
ia menemukan sepatu khas Argentina yang
disebut Alpargata. Ia merasa takjub, karena
sebelumnya tidak pernah menjumpai desain
sepatu seperti Alpargata. Sepatu tersebut
punya model berbentuk lipatan-lipatan kain.
Ketika itu, insting kewirausahaan Blake
belum muncul. Meski ia sempat penasaran
dengan sepatu tersebut, tetapi belum sampai
ke arah rencana bisnis.
Anehnya, sepulang Blake dari Argentina,
ada pikiran-pikiran yang mengusiknya.
Pikiran-pikiran seputar persoalan sosial yang
menimpa banyak anak di Argentina, maupun
di dunia, yakni mereka yang tidak punya
sepatu akan rentan terserang penyakit.
Ia sangat tersentuh mendapati anak-
anak miskin di Argentina yang tidak bisa
menggunakan sepatu saat pergi ke sekolah,
karena tidak mampu membelinya. Bayangkan
anak-anak kurang mampu tersebut harus
ke sekolah dengan banyak luka dan infeksi
pada kakinya lantaran tidak beralas kaki. Hal
inilah yang terus membuatnya berpikir untuk
mencari solusi. Blake berusaha mencari cara
alternatif selain menggalang donasi secara
langsung, sehingga munculkan ide untuk
mengaplikasikan kewirausahaan sosial.
Kewirausahaan sosial ala Blake Mycoskie ini
pun diwujudkan lewat produk sepatu merek
TOMS. Blake pun menawarkan konsep “One
for One for a Better Tomorrow”. Melalui konsep
tersebut, ia ingin memproduksi massal sepatu
65Vol. 63 | Apr-Mei 2015
66 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
FRONT OF MIND
Blake berhasil
menyalurkan 10.000
pasang sepatu
ke Argentina dan
ratusan ribu sepatu
TOMS disalurkannya
juga ke berbagai
pelosok di seluruh
dunia.
yang desainnya terinspirasi dari sepatu
Alpargata tersebut, kemudian menjualnya.
Nah, setiap penjualan satu pasang sepatu
akan membantunya untuk menyumbangkan
satu pasang sepatu lainnya kepada anak-
anak yang membutuhkan. Berangkat dari
konsep itu pula, nama merek TOMS tercetus,
yang notabene merupakan singkatan dari
“Tomorrow”
Konsep mulia dari TOMS pun akhirnya
terdengar luas. Padahal awalnya ia hanya
bermodalkan 250 pasang sepatu Alpargata
ke Amerika serta lewat strategi bisnis
sederhana yang melibatkan bantuan
beberapa mahasiswa dan pelajar. Bisnis
ini pun membuahkan hasil, di mana Blake
berhasil menyalurkan 10.000 ribu pasang
sepatu ke Argentina.
Puncaknya pada tahun 2010, di mana bisnis
sosialnya tersebut benar-benar sukses
besar. Itu ditandai dengan keberhasilannya
dalam menyumbangkan ratusan ribu sepatu
TOMS ke berbagai pelosok di seluruh dunia.
Hingga tahun ini, sudah jutaan pasang sepatu
dibagikan secara gratis kepada anak-anak
yang membutuhkan.
Tak lebih dari 5 tahun, TOMS yang hanya
industri rumahan ini bisa cepat melesat.
Artis-artis tenar dunia pun menggunakan
produknya. Semuanya berkat ide serta misi
Blake yang sangat mulia.
Bagi Blake, menjadi seorang wirausahawan
sosial tidak hanya dalam rangka untuk
menolong orang lain, tetapi juga mampu
menolong dirinya sendiri. TOMS tidak hanya
menyumbangkan sepatu gratis kepada
anak-anak di sleuruh dunia, tetapi juga
menjadi penopang kehidupannya sendiri.
Berkat kesuksesan TOMS, Blake kerap
diundang menjadi pembicara di kampus-
kampus maupun konferensi di seluruh dunia
untuk menginspirasi kaum muda dalam
mempraktekan bisnis sosial.
Pada tahun 2011, Blake juga menawarkan
inisiatif baru dengan memberikan sepasang
kaca mata dari hasil penjualan kaca mata
yang diproduksinya. Ia juga memperlakukan
hal yang sama terhadap buku yang ditulisnya.
Blake punya harapan besar untuk melihat
masa depan dipenuhi dengan usaha sosial
yang peduli pada sekitar.
67Vol. 63 | Apr-Mei 2015
ISSUESosialita : Kumpul Coworkers
Startup : Kul kul
Lifestyle :5 Most Expensive in the World
Faye Scarlet Alund
youth, woman & netizen
NEXTGENERATION
April - Mei 2015youth, woman & netizen
NEXTGENERATION
April - Mei 2015
Dorong Kolaborasi KomunitasLewat Kumpul
Dorong Kolaborasi KomunitasLewat Kumpul
68 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
SOCIALITA
Melalui kumpul, Faye Scarlet
Alund ingin mendorong
terciptanya atmosfer kolaborasi
antar komunitas di kota
Denpasar
Meja-meja kayu panjang
dan kursi-kursi empuk
ala kantoran mengisi tiap
sudut ruangan Kumpul
Coworking Space. Ada
seorang pria yang sibuk menatap layar
monitor laptop di hadapannya. Sambil
mendengarkan dentuman musik yang
mengalun lewat headset, pria tersebut
seolah tak membiarkan kebosanan
menghampirinya. Ada pula beberapa orang
yang larut dalam sebuah percakapan
mengasyikan seputar ide-ide dan project
baru mereka. Di sudut lainnya, belasan
orang berkumpul mengikuti sebuah
kelas penulisan kreatif. Mereka tampak
bersemangat mendiskusikan hal-hal yang
mampu mengasah passion mereka.
Beginilah wajah Kumpul Coworking
Space selama empat bulan terakhir.
Wajah yang dipenuhi semangat berkreasi
para entrepreneur dan freelancer di kota
Denpasar. Faye Scarlet Alund selaku
founder Kumpul tak menyangka coworking
space yang diinisiasinya bersama sang
suami Dennis Alund cepat menerima
respon positif, padahal baru dibuka di awal
Februari 2015 lalu. Bagi para pekerja lepas
yang rutinitasnya tidak terbatas oleh waktu
dan aturan kantor, seperti entrepreneur,
freelancer, dan penggiat startup, tentu
memandang konsep coworking space
sebagai alternatif ruang kerja yang
menjanjikan.
“Konsep coworking space itu sendiri
sebenarnya lebih cenderung open space.
69Vol. 63 | Apr-Mei 2015
SOCIALITA
Lebih ke ruang terbuka yang mendorong
orang-orang dari berbagai disiplin
pekerjaan untuk berkolaborasi. Kalau sudah
dikotak-kotakan, disekat dengan dinding,
mereka justru malas untuk berkolaborasi,”
terang Faye. Ya, coworking space bukanlah
kantor pada umumnya yang memiliki
dinding pembatas antara satu departemen
dengan departemen lain. Justru, coworking
space ingin menumbuhkan iklim berkumpul,
bekerja sama, dan saling bertukar ide.
Ini sesuai dengan makna di balik nama
Kumpul itu sendiri. Oleh karena itu bagi
wanita kelahiran Jakarta, 5 November 1980
ini, sebuah kolaborasi menjadi goal utama
dari keberadaan coworking space.
Ketertarikan Fay terhadap konsep
coworking space pertama kali muncul saat
Libus aliqui sitatur sinctota quis
conse comnist, similla nihillabo.
Menectet lab iliquis nimetum alis a
dolent essit, tem volupti ncillaboria
de nobis molestruwm reicimi, cor
mos.
- Libus Aliqui sinctota quis
ia dan suaminya bekerja di sebuah LSM
kemanusiaan. Ketika itu mereka ditugaskan
untuk membantu para penderita HIV/
AIDS di Zimbabwe. Mereka pun berkantor
dengan fasilitas seadanya saja di sana.
“Kita berada di sebuah district dengan
fasilitas kantor yang minim. Kantornya
polos tanpa sekat. Kita bekerja di satu meja
yang sama, tidak ada pembatas antara
satu departemen dengan departemen
yang lain,” jelas Dennis. Dalam pekerjaan
sosial tersebut, Fay fokus menangani hal-
hal yang menyangkut psikologi, konseling,
community support, dan health education.
Sementara Dennis bertanggung jawab
untuk urusan logistic.
Fay mengaku bekerja dengan banyak
orang dari berbagai negara dan disiplin
pekerjaan di dalam satu ruangan tanpa
sekat memberikannya banyak pengalaman
dan wawasan terhadap fokus bidang rekan
kerjanya. “Bisa dibilang dengan kondisi
kantor seperti itu, pekerjaan kita menjadi
lebih efektif. Banyak wawasan baru yang
kita dapatkan dari dokter dan perawat,
mereka pun sebaliknya. Kita jadi tahu teknik
pengobatan apa, mereka pun tahu hal lain
di luar bidangnya. Banyak inspirasi baru
muncul,” papar Fay. Perempuan berwajah
oriental ini percaya bahwa dengan sharing
satu tempat untuk bekerja dan mau
bercampur baur dengan orang-orang di
dalamnya akan mendorong terjadinya
sebuah hubungan untuk kolaborasi. “And I
thought it would be cool to have space like
that,” ucapnya.
70 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
SOCIALITA
Berbeda dengan coworking
space di Bali pada umumnya,
Kumpul justru menjadikan
komunitas lokal sebagai
target pasar utamanya.
Bagi Fay dan Dennis, bekerja di sebuah
coworking space tidak sama dengan
bekerja di rumah atau di kafe. Ada
beberapa freelancer yang mungkin lebih
nyaman bekerja dengan menggunakan
piyamanya di rumah dan tanpa harus
merogoh kocek. Tapi, fasilitas yang
didapatkan pun dipastikan tidak
seprofesional yang diharapkannya.
“Mungkin bisa tidak efektif bagi orang-
orang yang perlu koneksi internet yang
cepet banget. Dan bagi yang sudah
berkeluarga, privasi dalam bekerja pun
semakin berkurang, terutama ketika
perhatian terpecah antara menyelesaikan
pekerjaan atau menemani anak bermain,”
ungkap Fay.
Pun terjadi pada mereka yang memilih
bekerja di kafe, biaya yang dikeluarkan
hanya untuk membeli bercangkir-cangkir
kopi pun akan membengkak setiap
bulannya. Sesungguhnya persoalan utama
untuk freelancer yang bekerja di rumah
maupun di kafe adalah mereka akan
terisolasi dari orang-orang profesional
di sekitar mereka. “Mereka akan butuh
effort lebih untuk bisa terhubung
dengan profesional-profesional lainnya.
Adanya sebuah koneksi itu sebetulnya
sangat baik untuk membantu kita dalam
mengembangkan diri, baik secara
profesional maupun personal. Itu yang
hanya bisa temukan lewat coworking
space,”sambung Fay.
71Vol. 63 | Apr-Mei 2015
SOCIALITA
HUBUNGKAN KOMUNITAS
Konsep coworking space bukan suatu
yang baru di Bali. Tercatat lebih dari
lima coworking space yang tersebar di
daerah Seminyak dan Ubud. Pendirinya
pun kebanyakan berasal dari ekspatriat
dan memang menargetkan pasar
untuk kalangannya saja. Fay sendiri
sesungguhnya belum tahu kalau ide yang
didapatkannya dari pengalaman selama
menjadi relawan di Zimbabwe tersebut
bernama coworking space.
“Ternyata coworking space itu menjadi
fenomena baru di Amerika pada tahun
2006. Sebelumnya kita belum pernah
dengar istilah tersebut, namun memang
sempat terpikirkan ide seperti ini. Saat
kita pulang ke Indonesia dan di Jakarta
mulai saya temukan seperti coworking
space. Nah, sepindahnya ke Bali juga kami
temukan konsep tersebut di Ubud. Persis
dengan apa yang kami impikan,” imbuh
Dennis. Saat itulah Fay berpikir bahwa
bisnis sejenis coworking space ternyata
juga bisa sustainable.
Berbeda dengan coworking space di Bali
pada umumnya, Kumpul justru menjadikan
komunitas lokal sebagai target pasar
utamanya. Meski dalam perjalanannya,
separuh pengunjung Kumpul juga berasal
dari kalangan ekspatriat Sanur. Fay punya
misi untuk menghubungkan seluruh
komunitas di Denpasar lewat Kumpul. Ibu
dari Maya dan Sara ini pun fokus mengajak
komunitas-komunitas lokal untuk turut
memanfaatkan fasilitas coworking space di
Kumpul.
“Setelah kami riset kecil-kecilan, untuk
bisa memulai coworking space memang
harus bisa merangkul komunitas di sekitar.
Saya pikir komunitas-komunitas lokal
punya potensi yang besar,” ujar wanita
yang berdomisili di renon ini. Perempuan
berambut pendek ini pun berusaha untuk
menarik antusiasme komunitas, baik lewat
promo-promo khusus Kumpul untuk WNI
maupun gelaran workshop dan event
tertentu.
Tidak mudah bagi Fay untuk bisa langsung
masuk dan mengenal komunitas-komunitas
di Bali. Bahkan pernah hampir setahun
semenjak kepindahannya di Bali pada
72 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
SOCIALITA
2011 lalu, ia belum tahu banyak tentang
keberadaan komunitas-komunitas kreatif
maupun sosial di Bali. Tapi ia dan Denis tak
patah semangat. Hingga akhirnya sebuah
creative hub bernama Rumah Sanur tertarik
dengan konsep coworking space Kumpul
dan meminta mereka agar ikut bergabung
di dalam keluarga Rumah Sanur. Impian Fay
dan Dennis untuk merealisasikan Kumpul
kian terwujud. Kumpul pun berbagi tempat
dengan beberapa usaha kreatif, sepeti kafe,
gallery, dan concept store di Rumah Sanur
yang berada di Jalan Danau Poso No. 51
A Semawang, Sanur. “Rumah Sanur ini
seperti ya rumah untuk entrepreneur dan
insan kreatif, seperti keluarga untuk kami.
Di sini kami saling membantu untuk bisa
berkembang,” cetus Fay.
SPIRIT SOSIAL
Usai menamatkan pendidikan SI di Jurusan
Psikologi, Universitas Atmajaya, Fay
memutuskan untuk mencicipi karir di dunia
LSM. Bukan tanpa alasan, LSM baginya
merupakan salah satu jalan karir yang
ia percaya bisa memberikan kontribusi
untuk perubahan dan sosial sekitarnya.
“Tergantung pilihan hidup orang masing-
masing. Apakah kita ingin kerja untuk bikin
orang kaya tambah kaya atau kerja untuk
sesuatu yang benar-benar kita percaya.
Saat itu pilihan salah satunya bagi saya
adalah LSM,” ucapnya.
Hampir lebih dari 8 tahun, Fay berkarir
dari satu LSM ke LSM lain, baik berasal
dari dalam negeri maupun luar negeri.
73Vol. 63 | Apr-Mei 2015
SOCIALITA
Wanita yang mendapatkan gelar Master
untuk Peace and Conflict Study di The
University of Sidney ini pernah bertugas
sebagai relawan di Ambon, Aceh,
Pakistan, Zimbabwe, dan Yemen. “Banyak
pengalaman berharga yang saya dapatkan
dan mungkin akan sangat seru kalau ditulis
jadi buku ya. Sebenarnya yang bikin saya
was-was kalau bertugas di daerah konflik.
Takut ada peluru nyasar,” serunya penuh
tawa.
Ide pendirian Kumpul sejatinya juga
selaras dengan idealisme Fay yang ingin
ikut berkontribusi pada pengembangan
komunitas lokal. “Saya memilih model
bisnis ini motivasi awalnya bukan for the
shake of making money. Kalau cuma cari
uang untuk profit enggak akan sesuai
Kita ingin mengembangkan
hubungan dengan komunitas. Kita
tidak pernah tahu hal - hal positif
apa yang akan dihasilkan lewat
koneksi dan kolaborasi tersebut.
- Faye Scarlet Alund
dengan hati saya dan Dennis,”tegasnya.
Meski terdengar idealis, Fay tetap
realistis untuk mengemas impiannya ke
dalam bentuk model bisnis yang mampu
berkesinambungan. “Kalau tidak dibuatkan
model bisnis, takutnya akan terhenti di
tengah jalan dan kita juga enggak bisa
menyokong diri sendiri. Kita tidak mau pilih
model charity, takutnya kalau donornya
berhenti, otomatis semua yang telah dirintis
juga ikut berhenti,” tambah Fay.
Di samping dunia sosial, Fay juga punya
passion yang kuat dalam hal berjejaring.
Itu yang membuat ia punya mimpi besar
untuk Kumpul agar bisa membuat orang-
orang datang untuk berkolaborasi. Ia
dan Dennis percaya, ketika orang-orang
berkumpul akan menghasilkan sesuatu
yang positif. “Oleh karena itu, kita ingin
mengembangkan hubungan dengan
komunitas. Kita tidak pernah tahu hal-hal
positif apa yang akan dihasilkan lewat
koneksi dan kolaborasi tersebut. Coworking
space itu bukan semata meja, kursi,
dan internet yang enak. Tapi orang mau
datang kemari, karena ingin berkoneksi
dan berkolaborasi untuk menghasilkan
ide-ide yang tak pernah mereka duga,”
pungkasnya di akhir wawancara dengan
Money & I Magazine.
74 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
STARTUP
Marketing Communication Startup Racikan Lokal
Kulkul
Empat anak muda Bali
berkumpul menciptakan sebuah
sistem komunikasi pemasaran
digital yang berfilosofi Kulkul
Di Bali, Kulkul dikenal
sebagai alat komunikasi
tradisional yang membantu
menyebarkan informasi
ke tengah-tengah
masyarakatnya. Alat yang umumnya terbuat
dari bambu ini bekerja dengan cara dipukul
beberapa kali, sehingga menghasilkan
bunyi-bunyian yang direspon sebagai kode
tertentu oleh masyarakat. Berangkat dari
peranan Kulkul sebagai alat komunikasi
sosial inilah menginspirasi Anggha Sanjaya,
Barayuda Gautama, Dhika Putra, dan Tirta
Keniten untuk menggunakan nama tersebut
sebagai brand usaha mereka.
“Kami memutuskan untuk memakai nama
Kulkul demi mengangkat identitas Bali. Di
samping, karena spirit yang dibawa oleh
Kulkul itu sendiri sama dengan visi dan
misi yang kami miliki,” terang Anggha yang
bertanggung jawab pada hal-hal teknis
seperti interface hingga user experience
di Kulkul. Kulkul adalah salah satu startup
Bali yang berhasil mendapatkan fasilitas
inkubasi bisnis dari Balai Diklat Industri
Denpasar (BID). Empat anak muda lulusan
diploma Informatika, Wearness Education
Centre ini tengah merintis sebuah brand
startup company yang fokus pada
marketing communication strategy.
Anggha mengungkapkan bahwa startup
company-nya ini memang cenderung
banyak mengambil project yang
bersentuhan langsung dengan para pelaku
bisnis, terutama berkaitan dengan strategi
digital komunikasi pemasaran. “Banyak
permintaan akan proyek programming yang
cenderung berhubungan dengan marketing,
digital marketing. Kenapa kita enggak bikin
satu paket internet marketing saja. Dan
tercetus bikin satu aplikasi layanan,” terang
Dhika Putra selaku Chef Operation Manager
75Vol. 63 | Apr-Mei 2015
STARTUP
di Kulkul. Adapun jasa yang mereka
tawarkan, meliputi internet marketing
consultant, web design & development,
desktop & mobile apps development, logo
& product and company branding.
Meski telah saling mengenal dan
berkolaborasi di berbagai project startup
sejak 2011, keempat pemuda ini awalnya
belum memiliki satu payung usaha yang
mengikat mereka. “Dulu kami enggak ada
benderanya. Awalnya ada project, kita bikin
bareng-bareng. Lalu kita berpikir kenapa
enggak bikin satu bendera saja, supaya
klien juga lebih yakin dengan kinerja dan
profesionalitas kita serta secara hukum
pun akan kuat jika punya satu badan usaha
bersama. Maka tercetuslah pendirian Kulkul
pada 2014 lalu,” papar Anggha.
Meski secara resmi brand Kulkul
mengudara baru satu tahun, namun
pergerakan bisnis mereka cukup memberi
sinya positif. Bahkan, Kulkul menciptakan
sebuah aplikasai layanan bernama Gatra.
Gatra sendiri merupakan sebuah aplikasi
layanan email blast, di mana sistemnya
mampu mengirimkan email secara massal
dengan cepat dan mudah. Aplikasi layanan
ini mengingatkan kita pada aplikasi email
blast semacam Mail Chimp.
“Ide Gatra ini berawal dari banyaknya klien
kami yang berasal dari villa maupun hotel
yang sering punya kendala di marketing,
terutama dalam hal sistem email blast.
Mereka tahu ada beberapa aplikasi
yang bisa membantu kendala mereka
tersebut, tetapi ketika dicoba malah sangat
membingungkan. Nah, dari sana kami coba
menawarkan solusi dengan sistem email
blast yang lebih sederhana lewat Gatra,”
ujar Barayuda Gautama yang bertugas
sebagai Business Relations di Kulkul
Pemilihan nama Gatra untuk produk
aplikasi mereka tersebut juga dipikirkan
secara matang. Dengan pertimbangan
bahwa nama aplikasi harus memiliki
korelasi dengan brand startup company
mereka. Dipilihlah nama Gatra yang berarti
“kabar”. “Sehingga orang dengar nama
Gatra dan Kulkul punya kesan identik,” kata
Tirta Keniten yang mengurusi hal teknis di
76 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
STARTUP
“Kita ingin Gatra ini bisa memberikan efek positif bagi para wirausawahan dan bisa sounding merek UMKM mereka di sini.”
Kulkul, seperti email dan server.
Cara kerja Gatra pun hampir sama dengan
aplikasi email blast pada umumnya, hanya
saja fitur-fiturnya lebih disederhanakan.
Pengguna baru bisa memulainya dengan
registasi akun terlebih dahulu, baru
kemudian bisa login dan mendaftar
subscriber mereka. Kemudian langsung bisa
merancang marketing campaign dan memilih
template yang diinginkan. Usai email dikirim
secara massal akan ada notifikasi yang
melaporkan seberapa banyak email yang
telah sampai dan dibaca oleh alamat-alamat
email tujuan.
Selain dirancang user-friendly, Gatra juga
memungkinkan para pengembang dan
pengguna untuk bisa mengakses sistem
API-nya, sehingga membuat para pengguna
dengan lebih mudah mengintegrasikan
dengan sistem yang mereka punya dan
mengeksplorasi aplikasi Gatra. “Sistem
aplikasi ini memang tidak mudah dan kami
terus berusaha menyempurnakannya.
Sistem API masih kami terus sempurnakan
dan mencoba alternatif untuk memasukan
sistem API pihak ketiga ke dalam Gatra,”
kata Anggha. Aplikasi ini pun targetnya
dipasarkan untuk perusahaan-perusahaan
perhotelan, villa, maupun travel agent di Bali.
Aplikasi ini baru akan launching pada bulan
Juni 2015 dan akan ada versi trial di awal
rilisnya.
Menariknya Kulkul juga mendesain Gatra,
agar mendukung perkembangan bisnis
UMKM. Barayuda mengatakan bahwa pada
layanan free untuk Gatra sengaja diberikan
ruang bagi para pelaku UMKM, agar bisa
saling mempromosikan bisnis mereka. “Kita
ingin Gatra ini bisa memberikan efek positif
bagi para wirausawahan dan bisa sounding
merek UMKM mereka di sini,” jelasnya.
Meski tanpa kendala teknis yang siginifikan,
tetapi Kulkul sendiri merasa masih butuh
resource development dalam hal ini
pendanaan untuk menyempurnakan produk
Gatra mereka. Beruntung BID tertarik dengan
presentasi Gatra dan memberikan fasilitas
inkubasi bisnis untuk mereka. “Di sini kami
ingin belajar banyak, cari pengalaman dan
relasi, agar produk kami bisa kuat secara
bisnis,” pungkas Anggha. NG
77Vol. 63 | Apr-Mei 2015
AKUBANK
info@akubank.co.id
Investasi hanya
/org
Rp. 1 JutaFina Kaska (0852-3752-6899)
AKUBANK CERTIFIED DEVELOPMENTCLASS
Saturday, 30 Mei 2015
09.00 - Selesai
BerryBiz Business HotelJalan Sunset Road No. 111 Kuta
Seorang Teller yang kompeten, bertanggung jawab dalam merepresentasikan
kualitas layanan sebuah perusahaan. Karenanya teller harus memiliki
kemampuan interpersonal yang baik untuk melayani pelanggan dengan
prima. Dan disaat bersamaan, Teller juga harus teliti, cekatan dan jujur.
Kombinasi ini memerluekan keterampilan yang terpadu untuk menciptakan
Teller yang handal.
Description
SMART TELLERWHAT IS SERVICE & HOW TO IMPROVE
WITH SRI SUMAHARDANI - AKUBANK EXCLUSIVE TRAINER
78 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
Don’t you love the feeling when you’re just sitting there, waiting for a story to
be told?
I shifted in my seat, trying to find a good position to hear the story. When
Old Jensen cleared his throat and crossed his wrinkly legs, I got a feeling
that it was going to be quite a long story.
“It all started hundres years ago,” he started dramatically. “Believe it or
not, the Sprites were once good friends with the witches.”
“Seriously?” I couldn’t help exclaiming.
“Adrianna, please!” Evan said sharply.
“Right. Sorry. Go on, Jensen.”
“There was this witch,” Jensen continued, “her name was Katherine. She
was once a very sweet girl, and a great friend of the sprites. Actually,
she was friends with my great-great uncle Timothy, who died of food
poisoning...
Jensen’s StoryEpisode 26
“When the war with the humans started, the witches were one of the few
who fought back. We, sprites, peace loving creatures, decided to retreat
back into the woods, far away from the humans. Some humans who
were not involved in the war came with us. We offered them shelter and
protection from the war, and they offered us their friendship. We made
this village, near the woods, for the humans to live. My ancestors were
really serious in protecting these humans, and I will do just the same,” Old
Jensen explained.
“But, what about the witches?” I interrupted.
“I’m getting there, sweetheart. So, while the Sprites hid during the
war, some of us actually fought back. The witches and the wizards, the
warlocks, the dragons. Also the elves,” Jensen sighed sadly.
“They lost, of course, against the sudden attack of the humans and their
high technology. Katherine, was one of the greatest witch who fought
bravely against the humans, to save her kind. She was a really skilled
witch...”
“Wait! Sorry for interrupting--again. But, Evan here told me there is some
path of magic? So, was Katherine learning the path of witches, or she was
a witch that was learning a path of some other kind of magic--?”
Evan rolled his eyes. “You’re an embarrassment.”
“Sorry,” I snapped at him, “I don’t remember you teaching me all this
properly.”
“See, for some races, there wre special exceptions. The witch and wizards
are the only ones that can use the path of wizardry, although it is almost
the same as sorcery. Get it?” Jensen answered.
79Vol. 63 | Apr-Mei 2015
teenlitcornerSamantha Chandra
www.adriannaandevan.blogspot.com
she was going to avenge her family’s death. She
asked the sprites if they wanted to help her. To
join forces with her.”
“Avenge?” I croaked.
“Yeah. To the human kind. But the sprites said
no, of course. We were thinking about all the
humans that we were still protecting here,”
Jensen replied quickly.
“And then, she disappeared,” Evan concluded,
a glimpse of grim understanding flashed on his
face.
“Yes. She left us the next day, without a word.
We tried not to talk about it, and we’ve never
heard from her since,” Jensen said gloomily.
“Now, people call her the Red Witch.”
I was a bit slow to respond. I frowned as I see
Evan’s worried face. “What is wrong?”
“Don’t you get it, Adrianna?” Evan said, “this is
dangerous times, for everyone.”
“Why is it--oh,” my voice faltered. A horrible
thought just occured to me. “She’s somewhere,
hiding, plotting something against the humans.
Isn’t she?”
Evan nodded grimly, even though I didn’t need
him to tell me that it was the truth.
“I told you, it’s not a pretty story,” Jensen said
quietly, his spotted skin glowed strangely under
the chandeliers light in the tree.
“I can’t believe his,” I breathed, “and no one’s
ever told me? My dad? Evan, did you know
something about this?” I turned to face Evan.
Evan shrugged. “I had some guessess. But this
is all new to me.” “And... what does Celia needs
I nodded. “What about the warlocks?”
“Oh, I don’t know much about them,” Jensen
shuddered, “the warlock community is a
mysterious one, shows up only on interesting
occasions.”
“Okay,” I replied, even though I didn’t actually
get his statement. “Back to Katherine?”
“Right,” Jensen took a deep breath. “Katherine’s
family died in the war. Her sisters, her mother,
her father. Everyone she knew was gone. Can
you imagine? All because of the war, that poor
girl. The years passed, and all of the creatures
went into hibernation, except for the sprites
here, who were still protecting these humans.
They slowly died, one by one, by age. I, myself,
is not a full sprite, you know. I don’t even have
half of sprite blood. But I am a descendant...
and I’ve heard of stories. I heard, Katherine also
didn’t hibernate, she chosed to practice her
magic. But during these times, I’ve heard that
she pracitced... dark magic.” Jensen stopped to
add the dramatical effect. I held my breath in
enthusiasm.
“Anyway... Katherine showed up here a few
years later after the war. It was my father who
saw her. People said she looked... different.
She was still beautiful. Enchanting.. But people
said there was something creepy about her.
She was no longer smiling, there were no more
warmness in her eyes. She was, well, cold.”
I crouched forward so I could hear Jensen
better, shuddering with the imagination of
Katherine. Jensen was such a good storyteller,
when he talked he sent shivers down my spine.
“What did she do here?”
“Well,” Jensen’s voice was absent, as if he didn’t
feel our presence in the room. “She told us that
to do with all of this?” I said frantically, “she’s in
terrible danger, isn’t she?” I grasped Evan’s arm
tightly.
Evan let go of my grasp, his eyes flickered
cautiously. Oh, right. I reminded myself. I need to
watch my words in front of Jensen. But it was too
late. “Who’s Celia?” Jensen asked.
“Nothing,” I quickly answered.
Jensen frowned. “It’s okay. You can tell me. I’ll
do anything to help.”
For a second, I was about to trust him. I was
considering to tell him about everything.
About Celia, the Red Witch, the search, the
phantom, everything. I could see he was a good
person. Or sprite. Or whatever.
But you never know, a part of me reminded. That
was when Evan stood up. “I’m sorry, but we
really need to go,” he said, his voice was tight.
“Adrianna’s parents are probably worried. We
don’t want to worry them. Thank you so much
for your story. It will give me a lot of stuff to
write about the Red Witch for my papers.”
And with that, Evan nodded slightly, took his
bag, and gestured me to leave.
“It’s been a pleasure to meet you,” I quickly
said, and hurried to the door, where Evan was
waiting. Old Jensen looked confused. “You seem
like you were enjoying yourselves before. Now,
you’re in such a rush. What’s wrong?”
“It’s nothing. I just don’t want to worry my
parents. I want to see them now--and...”
“Adrianna, we’re going.” Evan tugged my arm.
“Thank you!” I said, and Evan dragged me out of
the door. NG
80 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
LIFESTYLE
Aurora Diamante
Caran D’ache 1010 Diamonds
5 Most Expensive Pens in the World
Merek pena asal Italia ini menjual produknya dengan harga yang cukup fantastis,
yakni sebesar US$ 1,4 juta atau Rp 17,8 milar. Dirancang dengan penuh
kemewahan, pena ini dibalut dengan detail berlian dari DeBeers yang notabene
sebuah perusahaan berlian terbaik di dunia. Selain itu, berlian tersebut juga
dilengkapi dengan rhodium (logam warna perak) serta emas 18 karat pada bagian
ujungnya. Kesan mewah dan elegan benar-benar terpancar dari pena ini.
Dengan detil desain yang kompleks, pena merek Caran d’Ache 1010 Diamonds
ini dibungkus soleh lapisan emas putih dan dikelilingi oleh 850 berlian murni dan
batu zamrud 24,61 karat. Menariknya lagi bagian ujung pulpen ini juga dibuat
dari emas 18 karat. Desain pena pun dibalut oleh rhodium dan diukir apik, agar
tampil lebih unik dan elegan. Harga pulpen ini mencapai US$ 1 juta atau sekitar
Rp 12 miliar.
5 Most Expensive Pens in the World
Aurora Diamante
Caran D’ache 1010 Diamonds
81Vol. 63 | Apr-Mei 2015
LIFESTYLE
Limited Edition Mystery Masterpiece
Caran d’ache Gotica Pen
Merek pena asal Italia ini menjual produknya dengan harga yang cukup fantastis, yakni sebesar US$ 1,4 juta atau Rp 17,8 milar.
Dirancang dengan penuh kemewahan, pena ini dibalut dengan detail berlian dari DeBeers yang notabene sebuah perusahaan
berlian terbaik di dunia. Selain itu, berlian tersebut juga dilengkapi dengan rhodium (logam warna perak) serta emas 18 karat
pada bagian ujungnya. Kesan mewah dan elegan benar-benar terpancar dari pena ini.
Harga satu Caran d’Ache Gotica Pen mencapai US$ 406 ribu atau sekitar Rp 4,9 miliar. Pena
ini dirancang dengan rhodium serta detail-detail kompleks yang eksklusif. Lapisan emas 18
karat juga turut mempercantik pena ini. Diperkirakan hanya tersedia 1.140 buah Caran
d’Ache Gotica Pen di dunia.
Heaven GoldDengan detil desain yang kompleks, pena merek Caran
d’Ache 1010 Diamonds ini dibungkung soleh laposan emas
putih dan dikelilingi oleh 850 berlian murni dan batu zamrud
24,61 karat. Menariknya lagi bagian ujung pulpen ini juga
dibuat dari emas 18 karat. Desain pena pun dibalut oelh
rhodium dan diukir apik, agar tampil lebih unik dan elegan.
Harga pulpen ini mencapai US$ 1 juta atau sekitar Rp 12
miliar.
Limited Edition Mystery Masterpiece
Caran d’ache Gotica Pen
Heaven Gold
82 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
SALES OF
THE MONTH
Warung BENDEGADISC 15% Setiap pembelanjaan
BALE UDANG MANG ENGKINGDISC 15%
KASIH IBU GENERAL HOSPITAL DISC 5% Setiap pembelian obat
DISC 10% Untuk kamar dan laboratorium
KRISNA MODA BOUTIQUEDISC 15% Setiap pembelanjaan
BALI NUSA - Traditional Bali HandwovenDISC 10% Pembelian cash/ debit BCA
BALIBEACH GOLFFree only DISC 10% From published rate
Disc invalid package & tournament
ERHACLINICDISC 20% Setiap Peeling Treatment
Berlaku Senin - Jumat
RUMAH SAKIT BALIMEDDISC 10% biaya kamar, DISC 5% biaya obat, DISC 10% total biaya lab & rontgent (khusus
rawat inap)
SILOAM HOSPITALSDISC 20% Pemeriksaan Radiologi ,
DISC 10% Kamar Rawat Inap, Medical Check Up Regular dan Obat
CEMPAKA TEXTILE & BORDIRDISC 10% ALL PRODUCTS
THE ORANGE - BAKERY RESTAURANTDISC 10% F&B ONLY
Untuk minimal belanja Rp. 100.000,-
Warung OLEDISC 15% All items (kecuali rokok)
PRODIA - LABORATORIUM KLINIKDISC 8% Semua permeriksaan
DISC 10% untuk panel check up, panel check up plus
TAMAN AIR SPALOWEST PRICE
BUMBU DESADISC 15% untuk semua jenis makanan dan
minuman
SECTOR - BAR & RESTAURANTDISC 15% From published rates
Invalid for alcohol drink & buffet package
ADIBI SALON & SPADISC 10% Setiap pembelian produk salon & spa
DISC 5% Sulam Alis Eyeliner dan bibir
KAMPOENG VILLADISC 10%
CASHBACK 10% Setelah tamu check out
LLUVIA SPADISC 50% All Treatment
Jam 09.00 - 17.00
KOPI BALI HOUSE DISC UP TO 20%
WARUNG CASA LOCADISC 15% Setiap pembelanjaan min Rp.
100.000,-
BALISTUNGDISC 30% biaya pendidikan bulan pertama
DISC 10% bulan selajutnya
TROPICANA BEAUTY SPA & SALONDISC 50% Massage, reflexology & facial
treatment
RUMAH LULUR BALI TANGIDISC 15% All treatment dan setiap pem-
belanjaan
BabyLandDISC 10% kecuali produk tertentu
BAKSO LAPANGAN TEMBAK SENAYANDISC 10% untuk setiap pembelanjaan
AMARIS HOTEL TEUKU UMAR DENPASARSPECIAL Rate Rp. 325.000,- /room /night
BLACK CANYONDISC 10% F&B All Day Kecuali Merchandise
Minuman Botol dan Kaleng, khusus di outlet Teu-ku Umar, airport dan Discovery Shopping Mall
WARUNG ONGANDISC 10% F&B
XO SUKI & CUISINEDISC 15% untuk menu Suki dan 10% untuk
menu a la carteMinimal belanja Rp. 150.000,-
MIRACLE Aesthetic ClinicDISC 10% All treatment
BALI BAKERYDISC 10% Kecuali merchandise
HOUSE OF DURADISC 30% FACE TREATMENT
DISC 20% Selain face treatment
FIVELEMENTSDISC 30% Beauty Ritual Menu
DISC 10% untuk makanan saja di Sakti Dining Room
CAHYA DEWI SALON, SPA & BRIDALDISC 15% semua produk treatment
MOOIJ BOUTIQUEDISC 15% Untuk semua item produk
TBIDISC 25%
Untuk Biaya Kursus
LARISSA AESTHETIC CENTERDISC 10% Skin rejuvenation
LITAMA JEWELRYDISC 15% untuk berlian ready stock
DISC 40% untuk berlian dengan pesanan
5ASEC TEXTILE EXPERTDISC 20% Setiap Transaksi
BALI BRASCODISC 50% untuk Spa
DISC 30% untuk salon & nailDISC 10% untuk boutique & factory outlet
QUANTUM SARANA MEDIKDISC 10% Untuk medical check up lab
DISC 5% No lab
83Vol. 63 | Apr-Mei 2015
NEW MELATI - SALON, BRIDALDISC 10% ALL TREATMENT
Invalid promo lainnya
INUL VIZTADISC 15% Untuk ruang karaoke, makanan,
dan minuman
DEZIRE AESTHETIC CLINICDISC 30% untuk semua perawatan
RUMAH SAKIT SURYA HUSADADISC 20% Rawat Inap
DISC 10% Medical Check Up
WARUNG KAYU APIDISC 10% Untuk semua jenis makanan dan
minuman
TIFARA AESTHETIC & WELLNESSDISC 15% untuk semua perawatan kecuali
injection dan pembelian produk
BERRYBIZ HOTELSDISC 50% untuk kamar dan 10% untuk f&b
WA Salon, Spa & Butik KebayaDISC 20% untuk salon dan 10% untuk butik
Tropical An International RestaurantDISC 20% untuk makanan dan minuman
OCEAN SPADISC 20%
untuk treatment
SALON RUDY HADI SUWARNODISC 10%
untuk semua treatment
Anyar KebayaDISC 15% khusus untuk Produk kebaya
Nu-Mi Aesthetic & WellnessDISC 20% treatment non-medis & Disc 10% treatment medis kecuali pembelian produk
AROMA FUSION RESTAURANTDISC 20%
untuk makanan dan minuman
FITCLUBDISC 25%
(Single Membership) dan DISC 25% + Free 3 Personal Training Session (Couple Membership)
khusus keanggotaan setahun
AUTO BRIDALDISC 50% Paint Protector & Anti Karat
DISC 20% Cuci Mobil
ELY’S KITCHENDISC 10%
Untuk Makanan dan Minuman
COCO BISTRODISC 20%
untuk Makanan dan Minuman
ZUSHIODADISC 10%
untuk menu sushi dan ramen
ULTIMATE NUTRITIONDISC 20% untuk Produk
LESTARI TENUN IKATDISC 10% All Item
OCEAN Asian Cuisine RestaurantDISC 20% untuk makanan dan minuman
TROPIC SPADISC 20% untuk treatment
BALONKUDISC 10% All items
Transaksi min Rp. 500.000,-
D’STAR Bar & RestoDISC 20% F&B
RUTH DESSERTS CAFEDISC 15%
ALL MENU
RUMAH SEHATDISC 15% Spa,
DISC 10% Skin Care & SalonDISC 5% Resto
LESTARI FIRST LADIES MERUPAKAN
PROGRAM DARI BPR LESTARI YANG
MEMBERIKAN BENEFIT KEPADA NASABAH
LESTARI FIRST, KHUSUSNYA PARA IBU
BERUPA DISCOUNT BELANJA YANG
MENGUNTUNGKAN.
JOIN US TO GET PRIVILEGE!
Nikmati
Semua
Keuntungannya
Bersama Kami
84 Vol. 63 | Apr-Mei 2015
Recommended