View
9
Download
3
Category
Preview:
Citation preview
Tugas Kuliah Classroom Observation and Product Development
Dengan Bu Ratu Ilma
LAPORAN OBSERVASI 1
PENERAPAN PMRI PADA MATERI PENGUKURAN WAKTU DI KELAS 2A
SD IBA
Disusun oleh : Umi Puji Lestari
International Master Program on Mathematics Education (IMPoME) 2013,
Universitas Sriwijaya
Email: umipujilestari86@gmail.com
Tim Observer : Umi Puji Lestari dan Sari Saraswati
A. Pendahuluan
Salah satu topik penting yang diajarkan di sekolah dasar adalah pengukuran
waktu. Topik ini secara bertahap diberikan sejak kelas satu hingga kelas lima. Secara
spesifik, materi pengukuran waktu di kelas dua merupakan lanjutan materi di kelas
satu. Jika pada saat di kelas satu siswa hanya dikenalkan pada berbagai macam
penanda waktu dan pengukuran waktu dengan hasil bulat, maka di kelas dua
(khususnya di IBA), materi ini ditingkatkan pada penggunaan alat ukur jam baik dari
membaca jam yang menunjukkan waktu tepat maupun membaca jam yang
menunjukkan waktu setengah.
Dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya siswa sering menggunakan
pengukuran waktu khususnya jam, mulai dari penentuan jam berapa mereka bangun
tidur, berangkat ke sekolah, istirahat di sekolah, pulang sekolah, dan masih banyak
aktivitas lain yang menggunakan pengukuran waktu. Pengalaman-pengalaman siswa
yang berhubungan dengan pengukuran waktu ini dapat menjadi titik awal mereka
untuk mempelajari konsep pembacaan jam yang menunjukkan waktu tepat maupun
waktu setengah. Selanjutnya mereka dapat menginvestigasi kegunaan jarum pendek
maupun panjang dalam jam.
Dalam PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia), masalah-masalah
sehari-hari di atas dapat menjadi konteks untuk mulai membelajarkan siswa tentang
konsep pembacaan jam yang menunjukkan waktu tepat hingga pembacaan jam yang
menunjukkan waktu setengah. Seperti yang telah disampaikan oleh Treffers dan
Goffree (dalam Wijaya, 2011:33) bahwa konteks berperan sebagai alat untuk
membentuk konsep (concept forming), dalam hal ini konsep pembacaan jam yang
Tugas Kuliah Classroom Observation and Product Development
Dengan Bu Ratu Ilma
menunjukkan waktu tepat maupun waktu setengah dan konteks sebagai alat untuk
mengembangkan model (model forming), dalam hal ini strategi-srategi untuk
menginvestigasi kegunaan jarum pendek dan panjang pada pembacaan waktu.
Melalui konteks ini, diharapkan pembelajaran tentang pengukuran waktu akan lebih
bermakna sehingga siswa lebih paham dan tertarik untuk belajar matematika.
Mengingat pentingnya pembelajaran pengukuran waktu dengan pendekatan
PMRI ini maka perlu dibuat desain pembelajaran yang secara rinci dituliskan dalam
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) untuk kemudian dilaksanakan dalam
pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, kami beserta guru mitra (wali kelas 2A)
berkolaborasi untuk mendesain pembelajaran pengukuran waktu ini dengan
pendekatan PMRI. Rincian bagaimana proses pengembangan desain (preliminary
design), pelaksanaan pembelajaran (teaching experiment), dan analisis
pengembangannya (retrospective analysis) dijelaskan di desain pembelajaran di
bagian selanjutnya.
B. Tujuan Perancangan Observasi
Tujuan kegiatan perancangan desain pembelajaran dan observasi ini adalah
sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan materi pengukuran waktu dengan pendekatan PMRI di
kelas 2A SD IBA Palembang
2. Memberikan pengalaman bagi tim observer untuk merancang dan
mengimplementasikan pembelajaran materi pengukuran waktu dengan
pendekatan PMRI.
C. Desain Pembelajaran
Materi yang diajarkan dalam pembelajaran ini adalah pengukuran waktu.
Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan di kelas 2A SD IBA Palembang. Adapun
tahap-tahap yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah preliminary design (analisis
kurikulum, penentuan indikator dan tujuan pembelajaran), dilanjutkan dengan
teaching experiment (penerapan desain pembelajaran) dan melakukan retrospective
analysis (refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan) yang dijelaskan
sebagai berikut.
Tugas Kuliah Classroom Observation and Product Development
Dengan Bu Ratu Ilma
1. Preliminary design
Agar pembelajaran yang kami laksanakan sesuai dengan kurikulum
matematika yang berlaku di kelas 2 SD IBA maka tahap pertama yang kami
laksanakan adalah menganalisis kurikulum. Analisis meliputi penentuan materi
ajar, tujuan pembelajaran, dan indikator pembelajaran.
Berdasarkan silabus, standar kompetensi yang akan kami ajarkan adalah
melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500. Sedangkan
kompetensi dasarnya yaitu menggunakan alat ukur waktu dengan satuan jam.
Karena waktu yang dialokasikan hanya dua jam pelajaran yang masing-masing
selama 35 menit, maka kami hanya menentukan dua indikator dalam
pembelajaran tersebut, yaitu membaca jam yang menunjukkan waktu tepat dan
membaca jam yang menunjukkan waktu setengah.
Setelah menentukan indikator pembelajaran, kegiatan selanjutnya adalah
mendesain isi dari kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Kami memilih
konteks kegiatan sehari-hari siswa seperti bangun tidur, berangkat sekolah, dan
pulang sekolah sebagai titik awal (use of context) menemukan konsep pembacaan
waktu tepat. Sedangkan konteks waktu istirahat di sekolah sebagai konteks untuk
menemukan cara membaca jam yang menunjukkan waktu setengah.
Di awal pembelajaran, guru akan menstimulus siswa dengan pertanyaan-
pertanyaan yang berkaitan dengan pembacaan jam. Sedangkan di kegiatan inti,
siswa akan dikelompokkan menjadi enam kelompok. Masing-masing kelompok
akan mendiskusikan penyelesaian berbagai masalah dalam LKS (Lembar
Kegiatan Siswa) yang kemudian akan dipresentasikan dan ditanggapi oleh
kelompok lain. Di akhir pelajaran, bersama guru, siswa akan menyimpulkan
materi yang telah dipelajari. Hal ini bertujuan untuk menciptakan interactivity
baik siswa dengan guru, antar siswa, maupun siswa dengan sumber belajar.
Selain itu, siswa juga dapat mengkonstruksi pemahaman sendiri terhadap
masalah yang diberikan sehingga bermanfaat untuk bergerak ke proses
matematisasi selanjutnya (students’ contribution).
Keterkaitan antar pengetahuan/konsep dengan materi lain (intertwining of
learning strands) dalam pembelajaran ini akan dimunculkan pada saat siswa
menginvestigasi cara membaca jam yang menunjukkan waktu setengah. Dalam
Tugas Kuliah Classroom Observation and Product Development
Dengan Bu Ratu Ilma
kaitannya dengan proses matematisasi yang dibangun siswa melalui penggunaan
model (use of model) selama pembelajaran maka disusunlah sebuah iceberg
materi pengukuran waktu pada gambar 1 berikut.
Gambar 1. Iceberg
Berdasarkan gambar 1 di atas, diketahui bahwa masalah yang berkaitan
dengan pembacaan jam dalam kehidupan sehari-hari menjadi konteks dalam
pembelajaran pengukuran waktu. Siswa memperhatikan dan mengikuti lagu yang
diputarkan oleh guru tentang aktifitas yang dilakukan siswa pada pukul tujuh.
Setelah itu, guru juga memutarkan animasi yang berkaitan dengan aktifitas siswa
yang terjadi pada pukul delapan dan sepuluh. Sebagai model of siswa melakukan
percobaan untuk mengatur letak jarum jam yang menunjukkan pukul tujuh,
delapan, sepuluh, satu, dan setengah sembilan. Selain itu, siswa juga mencoba
membaca gambar jam yang menunjukkan pukul tiga dan setengah dua belas.
Selama diskusi, guru juga akan mengeksplor mengapa pada pukul tujuh, jarum
pendek di angka tujuh dan jarum panjang di angka dua belas. Begitu juga untuk
waktu-waktu lain nya.
Dalam kegiatan ini, aktivitas dan jawaban yang mungkin muncul dari siswa
sebagai berikut :
Tugas Kuliah Classroom Observation and Product Development
Dengan Bu Ratu Ilma
a. Untuk menunjukkan pukul tujuh, siswa akan meletakkan jarum pendek pada
angka tujuh dan jarum panjang pada angka dua belas
b. Untuk menunjukkan pukul tujuh, siswa akan meletakkan jarum pendek pada
angka dua belas dan jarum panjang pada angka tujuh
c. Untuk menunjukkan pukul delapan, siswa akan meletakkan jarum pendek
pada angka delapan dan jarum panjang pada angka dua belas
d. Untuk menunjukkan pukul delapan, siswa akan meletakkan jarum pendek
pada angka dua belas dan jarum panjang pada angka delapan
e. Untuk menunjukkan pukul sepuluh, siswa akan meletakkan jarum pendek
pada angka sepuluh dan jarum panjang pada angka dua belas
f. Untuk menunjukkan pukul sepuluh, siswa akan meletakkan jarum pendek
pada angka dua belas dan jarum panjang pada angka sepuluh
g. Untuk menunjukkan pukul satu, siswa akan meletakkan jarum pendek pada
angka satu dan jarum panjang pada angka dua belas
h. Untuk menunjukkan pukul satu, siswa akan meletakkan jarum pendek pada
angka satu dan jarum panjang pada angka satu
i. Untuk menunjukkan pukul setengah sembilan, siswa akan meletakkan jarum
pendek di tengah-tengah angka delapan dan sembilan dan jarum panjang pada
angka enam
j. Untuk menunjukkan pukul setengah sembilan, siswa akan meletakkan jarum
pendek di tengah-tengah angka sembilan dan sepuluh dan jarum panjang pada
angka enam
k. Untuk menunjukkan pukul setengah sembilan, siswa akan meletakkan jarum
pendek di angka enam dan jarum panjang di tengah-tengah antara angka
delapan dan sembilan
l. Siswa dapat menjelaskan bahwa jarum pendek menunjukkan jam dan jarum
panjang menunjukkan menit
m. Siswa menjelaskan bahwa jarum pendek menunjukkan menit dan jarum
panjang menunjukkan jam.
Proses matematisasi berikutnya terjadi di model for, yaitu ketika siswa
menuliskan hasil percobaannya kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan di
LKS maupun pertanyaan-pertanyaan dari guru yang mengarah pada kesimpulan
Tugas Kuliah Classroom Observation and Product Development
Dengan Bu Ratu Ilma
bahwa jarum pendek menunjukkan jam dan jarum panjang menunjukkan menit.
Kemampuan ini merupakan bentuk formal matematika yang diharapkan.
Setelah menyusun desain pembelajaran, kami menuliskan desain tersebut
ke dalam bentuk RPP dan LKS, yang kemudian dikonsultasikan kepada guru
mitra kelas 2A pada hari Kamis, 12 September 2013. Berdasarkan pendapat guru
mitra, perangkat pembelajaran sudah sesuai dengan ketentuan dan tidak ada
yang perlu direvisi.
2. Teaching experiment
Sesuai dengan diskusi kami pada saat pra observasi dengan Ibu Fitri
Rustini, S.Pd, wali kelas 2A, observasi pertama kami laksanakan pada hari
Senin, 16 September 2013. Sesuai dengan desain pembelajaran yang telah kami
susun, Ibu Fitri mengajarkan materi Pengukuran Waktu menggunakan alat
peraga jam.
Pada observasi pertama ini, observasi dilakukan oleh observer yang
terdiri atas Umi Puji Lestari dan Sari Saraswati. Observer melakukan
pengamatan, mengambil beberapa gambar, dan merekam aktivitas guru dan
siswa selama proses pembelajaran. Observer menggunakan kamera untuk
mengambil gambar dan video kamera untuk merekam. Kegiatan ini berlangsung
kurang lebih 70 menit. Berikut akan kami bahas lebih jauh mengenai proses
belajar mengajar yang telah berlangsung.
a. Kegiatan awal/apersepsi
Setelah membuka dengan salam, guru meminta ketua kelas untuk
memimpin doa. Kemudian setelah mempersiapkan media pembelajaran
maupun alat peraga, guru memotivasi siswa tentang pentingnya mengenal
waktu dalam kehidupan sehari-hari dengan tanya jawab dan memutarkan
video lagu yang berjudul “Jam Tujuh” selama empat menit. Berikut petikan
lagu tersebut.
Lonceng telah berbunyi
Tanda jam tujuh pagi
Aku bingung sendiri
Takut terlambat lagi
Tugas Kuliah Classroom Observation and Product Development
Dengan Bu Ratu Ilma
...........
Selamat pagi bu guru
Ingin mendapat ilmu harus disiplin waktu
...........
Pada saat diputarkan lagu, siswa mencoba untuk ikut bernyanyi karena
terdapat teks dan syairnya pun cukup mudah diikuti. Pada lampiran video 1,
terlihat antusiasme siswa untuk ikut bernyanyi.
b. Kegiatan inti
1. Eksplorasi
Guru membagi siswa dalam 6 kelompok dimana masing-masing
kelompok terdiri atas 4 atau 5 siswa. Hal ini dilakukan dengan meminta
siswa berhitung urut satu sampai enam, kemudian siswa yang
mendapatkan nomor yang sama berkumpul menjadi satu kelompok.
Berikut adalah gambar saat guru membagi kelompok dan pada saat siswa
berkumpul sesuai dengan kelompok masing-masing.
Gambar 2.Guru membagi kelompok Gambar 3.Siswa berkumpul per kelompok
Setelah tiap kelompok berkumpul, siswa dibagikan alat peraga jam
tiruan. Kemudian guru meminta masing-masing kelompok untuk mencoba
menunjukkan arah jarum jam yang menunjuk pukul tujuh, sesuai dengan
isi lagu sebelumnya. Semua kelompok dapat menunjukkan arah jarum
pendek maupun panjang dengan tepat dan antusias. Berikut salah satu
gambar perwakilan kelompok yang menunjukkan jawaban kelompoknya
secara antusias dan benar.
Tugas Kuliah Classroom Observation and Product Development
Dengan Bu Ratu Ilma
Gambar 4. Siswa menunjukkan jawaban secara antusias
Guru melanjutkan pembelajaran dengan memutar video animasi
tentang penggunaan jam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam animasi
tersebut, dikenalkan aktivitas-aktivitas yang biasanya terjadi pukul tujuh,
pukul delapan, dan pukul sepuluh. Kemudian guru menambahkan contoh
waktu istirahat yang biasanya dimulai pukul setengah dua belas.
Secara berkelompok, siswa kembali mencoba mengatur letak jarum
jam pada alat peraga yang menunjukkan pukul tujuh, pukul delapan, pukul
sepuluh, dan pukul setengah dua belas.
Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) kepada masing-masing
kelompok. Setelah menuliskan nomer kelompok dan nama anggota
kelompok, siswa mendiskusikan persoalan yang disajikan dalam LKS.
Pada awal kerja kelompok, masih ada beberapa siswa yang tidak
terlibat dalam diskusi. Mereka asyik dengan mainannya, mengobrol
dengan teman sebelahnya, bahkan ada yang melihat-lihat majalah dinding
di belakang kelas. Akan tetapi, siswa lebih tertib setelah dikondisikan guru
baik dengan berbagai macam tepuk seperti “tepuk satu”, “tepuk dua”, dan
“tepuk diam” maupun dengan sedikit ancaman, bagi yang tidak rapi maka
tidak istirahat. Berikut disajikan gambaran suasana pada saat diskusi
kelompok setelah dikondisikan oleh guru.
Tugas Kuliah Classroom Observation and Product Development
Dengan Bu Ratu Ilma
Gambar 5. Suasana saat diskusi kelompok
Meskipun sebagian besar siswa lebih tertib, tetapi di pertengahan
masih ada satu kelompok yang didominasi oleh satu orang dalam
pengerjaan soal sehingga teman yang lain tidak ikut terlibat dalam diskusi.
Dengan bimbingan dari guru, akhirnya semua anggota kelompok tersebut
lebih aktif dalam diskusi.
Pada saat mendiskusikan penggunaan waktu tepat, secara umum siswa
tidak mengalami kesulitan. Bahkan mereka dapat mengerjakannya dalam
waktu yang sangat cepat. Hanya saja, ada beberapa kelompok yang masih
kesulitan menuliskan waktu yang dimaksud dalam notasi jam dan menit.
Selain itu, siswa perlu waktu yang lebih lama untuk mendiskusikan
penggunaan waktu setengah. Akan tetapi, dengan bimbingan guru, siswa
dapat memahami penggunaan waktu setengah. Berikut gambar pada saat
guru membimbing diskusi siswa.
Gambar 6. Guru membimbing diskusi siswa
Tugas Kuliah Classroom Observation and Product Development
Dengan Bu Ratu Ilma
2. Elaborasi
Setelah selesai mengerjakan LKS, dengan semangat dan percaya diri
perwakilan kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompok mereka. Sementara itu, kelompok lain memperhatikan
dan memberikan tanggapan. Berikut disajikan gambar pada saat
perwakilan siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka.
Gambar 7. Presentasi hasil diskusi kelompok
Pada soal nomer 1 dan 4, ada 4 kelompok yang memiliki jawaban
sama, sedangkan dua kelompok masih tertukar antara letak jarum panjang
dan pendek. Misalkan pada soal nomer 4, soal yang dimaksud adalah
pukul 01.00, tetapi siswa menjawab seperti pada gambar berikut.
Gambar 8. Jawaban siswa
Pada soal nomer 2 dan 3, mulai terjadi perbedaan cara menuliskan
jawaban. Ada kelompok yang menuliskan dengan notasi jam dan menit,
ada yang menuliskan dengan huruf. Contoh perbedaan jawaban siswa
ditunjukkan pada gambar berikut.
Tugas Kuliah Classroom Observation and Product Development
Dengan Bu Ratu Ilma
Gambar 9. Contoh perbedaan cara menuliskan jawaban
Pada saat presentasi dan memberikan tanggapan, siswa belum bisa
menyampaikannya sendiri sehingga membutuhkan pertanyaan-pertanyaan
dari guru untuk mengarahkan diskusi siswa. Pada saat itu, guru juga masih
kurang mengeksplor argumentasi siswa misalnya tentang perbedaan cara
menuliskan jawaban.
3. Konfirmasi
Setelah selesai presentasi, guru mengecek pemahaman siswa dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan. Guru menunjukkan letak jarum jam
pada alat peraga, siswa menyebutkan waktu yang ditunjukkan. Selain itu,
guru juga meminta siswa untuk maju ke depan mengatur letak jarum jam
yang menunjukkan waktu tertentu sesuai dengan instruksi guru. Siswa
antusias untuk menjawab maupun maju ke depan seperti yang ditunjukkan
dalam gambar berikut.
Gambar 10. Siswa antusias maju ke depan
c. Kegiatan akhir
Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing kemudian bersama guru
menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Tugas Kuliah Classroom Observation and Product Development
Dengan Bu Ratu Ilma
3. Retrostective analysis
Setelah kegiatan pembelajaran selesai, kami dan Ibu Fitri melakukan analisis
retrospektif yang bertujuan untuk merefleksi dan menganalisis proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan dan juga membandingkan antara desain
pembelajaran yang telah dibuat dengan kenyataan yang terjadi pada saat
pembelajaran.
Secara garis besar, pembelajaran terlaksana dengan lancar. Sesuai dengan
pengamatan dan wawancara dengan siswa, siswa terlihat lebih antusias karena
adanya video lagu dan animasi maupun penggunaan alat peraga berupa jam tiruan.
Mereka asyik mengikuti lagu dan memutar-mutar jarum jam karena sesuai dengan
dunia bermain mereka.
Dalam pembelajaran ini, interactivity sudah cukup terbangun, terlihat dari
aktivitas diskusi antar siswa untuk menyelesaikan masalah dan tanya jawab antara
guru dan siswa. Siswa juga kurang aktif dalam menemukan bahwa jarum pendek
menunjukkan jam dan jarum panjang menunjukkan menit. Hal ini menunjukkan
bahwa students’ contribution nya kurang muncul dalam proses pembelajaran.
Sedangkan use of model ditunjukkan pada saat siswa menggunakan alat peraga
untuk menunjukkan waktu tertentu. Akan tetapi, siswa mengalami sedikit
kesulitan pada saat menentukan waktu setengah. Hal ini mungkin dikarenakan
kurangnya mengkaitkan materi ini dengan pecahan. Dalam hal ini, intertwining
belum tercapai.
Dalam kegiatan belajar mengajar tersebut, juga terdapat beberapa masalah
diantaranya adalah sulitnya mengkondisikan siswa dalam kerja kelompok. Guru
sudah cukup kreatif mengkondisikan siswa dengan berbagai macam “tepuk”,
seperti “tepuk satu”, “tepuk dua”, dan “tepuk diam”. Akan tetapi, masih ada
sedikit ancaman untuk mengkondisikan siswa yang masih ramai.
Pada saat mendiskusikan penggunaan waktu tepat, secara umum siswa tidak
mengalami kesulitan. Bahkan mereka dapat mengerjakannya dalam waktu yang
sangat cepat. Hanya saja, ada beberapa kelompok yang masih kesulitan
menuliskan waktu yang dimaksud dalam notasi jam dan menit. Selain itu, siswa
perlu waktu yang lebih lama untuk mendiskusikan penggunaan waktu setengah.
Tugas Kuliah Classroom Observation and Product Development
Dengan Bu Ratu Ilma
Akan tetapi, dengan bimbingan guru, siswa dapat memahami penggunaan waktu
setengah.
Pada saat presentasi dan memberikan tanggapan, siswa belum bisa
menyampaikannya sendiri sehingga membutuhkan pertanyaan-pertanyaan dari
guru untuk mengarahkan diskusi siswa. Pada saat itu, guru juga masih kurang
mengeksplor argumentasi siswa misalnya tentang perbedaan cara menuliskan
jawaban.
Berdasarkan jawaban dari siswa, mereka kurang rapi dan kurang tepat dalam
menggambar jarum jam karena tidak menggunakan penggaris. Oleh karena itu,
guru perlu menekankan kepada siswa supaya menggunakan penggaris pada saat
menggambar jarum jam sehingga jawaban siswa lebih tepat dan rapi.
Selain itu, berdasarkan jawaban siswa, ada perbedaan penulisan jawaban atas
permasalahan dalam LKK. Hal ini disebabkan karena kurang sempurnanya LKK
yang dibuat sehingga instruksi yang ada kurang dipahami oleh siswa. Selain itu,
LKK yang dibuat kurang aplikatif pada pendekatan PMRI sehingga proses
penemuan sendiri oleh siswa kurang muncul dalam proses pembelajaran.
D. Kesimpulan
Berdasarkan desain dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan di kelas
2A SD IBA Palembang, kami simpulkan sebagai berikut.
1. Melalui konteks yang real, pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa
2. Dengan menggunakan lagu dan animasi membuat siswa lebih tertarik
3. Perlu pendesainan LKS yang lebih baik sehingga dapat mengarahkan siswa
pada penemuan
Daftar Pustaka
Wijaya, Ariyadi. 2011. Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Zulkardi. 2002. Developing A Learning Environment on Realistic Mathematics
Education for Indonesia Student Teachers
Recommended